BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Objek yang digunakan sebagai penelitian dalam skripsi adalah PT. Dipta

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. perdagangan lebih tepatnya sebagai distributor triplek/plywood dan pipa

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

Analisa Biaya Pemasaran

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

BAB IV HASIL PENELITIAN

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut

Contoh laporan keuangan koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

LAPORAN LABA RUGI KONVEKSI CANDRA CONVECTION Per 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) ,00 PPh 15%

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

LAMPIRAN A. Faktur Pembelian

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. dengan 8 orang karyawan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan hanya tidak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,

TUGAS TERSTRUKTUR MATAKULIAH AUDITING 2 CONTOH AUDIT PLAN PERUSAHAAN DEALER

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan ini terletak di jalan

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

2017, No tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tenta

Transkripsi:

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha furniture yang memproduksi berbagai produk kursi. Perusahaan ini berkedudukan di Jl. Kepatihan Industri No.10 Gresik. Produk yang dihasilkan adalah Olympic dan Frontline dimana dalam setiap bulannya akan berganti ganti jenis model dan warna. Visi perusahaan adalah untuk menjadi perusahaan furniture yang maju dan berkembang pesat. Manajemen memulai transformasi dari organisasi tingkatan tradisional menuju ke sebuah organisasi yang lebih fleksibel. Membuat mimpi menjadi nyata untuk konsumen melalui merk dan produk yang dijual. 4.1.2 Lokasi Perusahaan Lokasi perusahaan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu usaha, terutama menjamin efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mempertimbangkan keadaan lokasi yang akan ditempati untuk mendirikan perusahaan. 46

47 Adapun alasan PT. Masa Manunggal Mandiri dalam memilih lokasi di Jl. Kepatihan Industri No. 10 adalah sebagai berikut : 1. Faktor Tempat Lokasi perusahaan berada tepat tidak jauh dari Jalan Raya, sehingga lokasi ini memiliki tempat yang strategis yang mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap. 2. Faktor Tenaga Kerja Jika ditinjau dari segi lokasi, tenaga kerja mudah didapatkan karena letak perusahaan berada dikawasan industri dan akses jalan selalu dilalui masyarakat sekitar, sehingga mudah diketahui oleh pencari kerja. 3. Faktor Transportasi Kelancaran transportasi mudah dijangkau oleh karyawan. 4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan Sebagai kelengkapan menjalankan administrasi didalam perusahaan diperlukan adanya suatu organisasi yang baik, hal ini dimaksudkan agar setiap bagian organisasi menjalankan tugasnya tidak mengganggu tugas dari bagian lainnya. Adapun struktur organisasi PT. Masa Manunggal Mandiri adalah sebagai berikut :

48 Gambar 4.1 STRUKTUR ORGANISASI PT. Masa Manunggal Mandiri Komisaris Direktur Utama Ka. Bagian Produksi Ka. Bagian Keuangan Ka. Bagian Pemasaran Pengawasan Produksi Kasir Penjualan Petugas Gudang Pembukuan Distribusi Maintanance Keterangan : Garis Komando Sumber : Data Perusahaan

49 Adapun uraian tugas dan tanggung jawab masing masing bagian dijelaskan sebagai berikut: 1. Komisaris a. Mengangkat dan memberhentikan pimpinan sesuai dengan rapat dewan komisaris. b. Memberikan dana investasi kepada perusahaan dan membubarkan perusahaan sesuai dengan kondisi perusahaan. c. Memberikan pertimbangan dan kebijaksanaan khusus kepada pimpinan bilamana diperlukan. 2. Direktur Utama a. Mengangkat dan memberhentikan kepala kepala yang dianggap tidak produktif. b. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kelangsungan hidup perusahaan. c. Memberikan masukan dan kebijakan bilamana diperlukan para kepala bagian. 3. Kepala Bagian Produksi a. Membuat rencana kerja dan melakukan proses produksi. b. Memberikan pertimbangan dan saran yang berguna pada masing masing bagian dibawahnya. c. Membuat perencanaan dan realisasi atas biaya produksi untuk diajukan kepada kepala bagian keuangan.

50 Kepala bagian produksi membawahi beberapa bagian yang terlibat dalam proses produksi antara lain : 1. Pengawas Produksi - Melakukan pengawasan terhadap jalannya proses produksi yang harus sesuai dengan rencana kerja yang ada. - Melakukan pengawasan terhadap para karyawan yang terlibat dalam proses produksi. - Membuat perhitungan jam kerja lembur karyawan bilamana diperlukan. - Memberikan tindakan dan peringatan kepada karyawan yang mangkir dalam menyelesaikan pekerjaan. 2. Petugas Gudang - Menyediakan perlengkapan dan alat alat kerja yang dibutuhkan keryawan dalam proses produksi. - Menyediakan BBM, pelumas dan spare parts bilamana diperlukan. - Membuat laporan harian pemakaian BBM, pelumas, spare parts dan perlengkapan lainnya yang digunakan selama proses produksi. - Membuat laporan persediaan produk jadi yang ada digudang. 3. Maintanance - Bertanggung jawab terhadap kinerja mesin produksi dan membuat laporan jam kerja mesin.

51 - Bertanggung jawab terhadap kerusakan mesin melakukan perbaikan terhadap mesin bila terjadi kerusakan. - Membuat laporan pemakaian spare parts dan melaporkannya pada bagian gudang. 4. Kepala Bagian Keuangan a. Membuat laporan posisi keuangan rutin setiap bulannya dan dilaporkan kepada Direktur Utama. b. Memberikan pertimbangan rencana anggaran biaya yang dibuat oleh masing masing kepala bagian. Kepala bagian keuangan membawahi beberapa bagian antara lain : 1. Kasir - Melakukan semua pembayaran pembayaran tunai kepada supplier. - Melakukan pembayaran pembayaran kepada para karyawan (gaji, premi, bonus, tunjangan dan lain lain ). - Melakukan pembayaran pembayaran rutin perusahaan (pajak, astek, listrik, air, telepon dan lain lain ). 2. Pembukuan - Melakukan pencatatan terhadap transaksi transaksi keuangan. - Mencatat semua penerimaan dan pengeluaran baik kas maupun bank.

52 5. Kepala Bagian Pemasaran a. Memonitoring fluktuasi harga dipasaran. b. Melakukan usaha usaha dan strategi strategi pemasaran dan penjualan yang dapat meningkatkan hasil penjualan. c. Membuat laporan hasil penjualan secara berkala dan melaporkannya kepada pimpinan. 4.1.4 Tujuan Perusahaan Setiap perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai. Penentuan tujuan oleh perusahaan merupakan pedoman penentuan arah kegiatan perusahaan yang sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Demikian pula PT. Masa Manunggal Mandiri mempunyai tujuan yaitu : 1. Tujuan Jangka Pendek a. Meningkatkan volume pendapatan b. Memperluas daerah pemasaran 2. Tujuan Jangka Panjang a. Mencapai keuntungan semaksimal mungkin b. Ekspansi perusahaan c. Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

53 4.2 Analisis Data 4.2.1 Laporan Keuangan Perusahaan Adapun laporan keuangan PT. Masa Manunggal Mandiri untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut :

54 TABEL 4.1 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI NERACA PER 31 DESEMBER 2011 AKTIVA PASSIVA AKTIVA LANCAR HUTANG LANCAR KAS Rp 26.333.600 HUTANG DAGANG Rp 398.565.876 BANK Rp 295.080.162 HUTANG PAJAK Rp 83.269.917 PIUTANG DAGANG Rp 620.387.281 PIUTANG LAIN-LAIN Rp 7.541.800 TOTAL HUTANG Rp 481.835.793 PERSEDIAAN BARANG Rp 834.653.032 TOTAL AKTIVA LANCAR.. Rp 1.783.995.875 AKTIVA TETAP EKUITAS INVENTARIS KANTOR Rp 40.200.000 MODAL SAHAM Rp 300.000.000 AKM. PENYU. INVENTARIS KANTOR Rp (21.736.271) LABA (RUGI) S/D TAHUN 2010 Rp 407.308.907 Rp 18.463.729 LABA (RUGI) BERJALAN Rp 642.481.571 KENDARAAN Rp 50.000.000 AKM. PENYU. KENDARAAN Rp (20.833.333) TOTAL MODAL Rp 1.349.790.478 Rp 29.166.667 TOTAL AKTIVA TETAP. Rp 47.630.396 TOTAL AKTIVA Rp 1.831.626.271 TOTAL PASSIVA Rp 1.831.626.271 Sumber Data : Data Diolah

55 TABEL 4.2 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI LAPORAN LABA / RUGI PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2011 PENDAPATAN : PENJUALAN Rp 7.424.369.168 HARGA POKOK PENJUALAN : PERSEDIAAN BARANG AWAL Rp 804.558.708 PEMBELIAN Rp 6.417.287.272 Rp 7.221.845.980 PERSEDIAAN BARANG AKHIR 2011 Rp (834.653.032) TOTAL HPP Rp (6.387.192.948) LABA BRUTO Rp 1.037.176.220 BIAYA OPERASIONAL : BIAYA GAJI KARYAWAN Rp 134.000.000 BIAYA KEPERLUAN KANTOR Rp 3.692.440 BIAYA LISTRIK Rp 40.835.650 BIAYA TELPON Rp 7.704.600 BIAYA SPARE PART KENDARAAN Rp 13.667.267 BIAYA TRANSPORTASI Rp 22.112.500 BIAYA PERJALANAN DINAS Rp 13.441.202 BIAYA LAIN - LAIN Rp 14.990.000 BIAYA ADMINISTRASI BANK Rp 1.994.900 BIAYA PENYUSUTAN INVENTARIS KANTOR Rp 8.040.000 BIAYA PENYUSUTAN KENDARAAN Rp 5.000.000 TOTAL BIAYA USAHA Rp (265.478.558) LABA USAHA Rp 771.697.662 PENDAPATAN JASA GIRO Rp 1.347.772 PAJAK JASA GIRO Rp 269.555 PENDAPATAN JASA GIRO Rp 1.617.327 LABA USAHA SEBELUM PAJAK. Rp 773.314.989 PAJAK PENGHASILAN Rp (130.833.417) LABA / ( RUGI ) NETTO SETELAH PAJAK. Rp 642.481.571 Sumber Data : Data Diolah

56 TABEL 4.3 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TAHUN 2011 Jumlah Peredaran Bruto Tahun 2011 Penghasilan Kena Pajak Rp 7.424.369.168 Rp 773.314.989 1 PKP yang memperoleh fasilitas : ( Rp 4.800.000.000 : Rp 7.424.369.168 ) X Rp 773.314.000 = Rp 499.962.639 2 PKP yang tidak memperoleh fasilitas : Rp 773.314.989 - Rp 499.962.639 = Rp 273.352.350 PPh Terutang : 50% X 25% X Rp 499.962.639 = Rp 62.495.330 25% X Rp 273.352.350 = Rp 68.338.088 Rp 130.833.417 PPh Terutang = Rp 130.833.417 PPh 25. = Rp (47.563.500) Kurang Bayar Rp 83.269.917 Sumber Data : Data Diolah

57 TABEL 4.4 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI LAPORAN PERUBAHAN MODAL PER 31 DESEMBER 2011 MODAL MODAL AWAL Rp 300.000.000 LABA USAHA S/D TAHUN 2010 Rp 407.308.907 MODAL USAHA Rp 707.308.907 LABA / ( RUGI ) TAHUN 2011 Rp 642.481.571 TOTAL MODAL AKHIR... Rp 1.349.790.478 Sumber Data : Data Diolah

58 TABEL 4.5 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI PERHITUNGAN AKTIVA DAN PENYUSUTAN PER 31 DESEMBER 2011 NO NAMA BARANG TAHUN HARGA AKM. PENYUSUTAN NILAI BUKU METODE TARIF PENYUSUTAN NILAI BUKU PEROLEHAN PEROLEHAN PENYUSUTAN PENYUSUTAN TAHUN 2011 PER DES 2011 I INVENTARIS KANTOR 1 KOMPUTER SERVER JUN 2010 Rp 3.675.000 Rp 1.454.688 Rp 2.220.313 GL I 20% Rp 735.000 Rp 1.485.313 2 STAVOL MOTOR 500 VA MASUGAWA JUN 2010 Rp 210.000 Rp 83.125 Rp 126.875 GL I 20% Rp 42.000 Rp 84.875 3 MS. WINDOWS XP HOME JUN 2010 Rp 1.175.000 Rp 465.104 Rp 709.896 GL I 20% Rp 235.000 Rp 474.896 4 MONITOR LCD SAMSUNG 943+18.5" JUN 2010 Rp 1.300.000 Rp 514.583 Rp 785.417 GL I 20% Rp 260.000 Rp 525.417 5 UPS ICA 682 B 1200 VA JUN 2010 Rp 1.445.000 Rp 571.979 Rp 873.021 GL I 20% Rp 289.000 Rp 584.021 6 POMPA UNTUK SUMUR JULI 2010 Rp 4.100.000 Rp 1.537.500 Rp 2.562.500 GL I 20% Rp 820.000 Rp 1.742.500 7 MEJA KANTOR AGT 2010 Rp 670.000 Rp 237.292 Rp 432.708 GL I 20% Rp 134.000 Rp 298.708 8 MESIN PRINTER AGT 2010 Rp 750.000 Rp 265.625 Rp 484.375 GL I 20% Rp 150.000 Rp 334.375 9 EXH FAN AGT 2010 Rp 2.486.000 Rp 880.458 Rp 1.605.542 GL I 20% Rp 497.200 Rp 1.108.342 10 AC KANTOR AGT 2010 Rp 4.826.000 Rp 1.709.208 Rp 3.116.792 GL I 20% Rp 965.200 Rp 2.151.592 11 KOMPUTER JUL 2010 Rp 8.850.000 Rp 3.318.750 Rp 5.531.250 GL I 20% Rp 1.770.000 Rp 3.761.250 12 PRINTER LQ-2190 JUL 2010 Rp 4.900.000 Rp 1.837.500 Rp 3.062.500 GL I 20% Rp 980.000 Rp 2.082.500 13 AC KANTOR JAN 2011 Rp 1.938.000 Rp 484.000 Rp 1.454.000 GL I 20% Rp 387.600 Rp 1.066.400 14 LEMARI KABINET 2 PINTU NOP 2011 Rp 1.400.000 Rp 233.333 Rp 1.166.667 GL I 20% Rp 280.000 Rp 886.667 15 CPU NOP 2011 Rp 2.475.000 Rp 103.125 Rp 2.371.875 GL I 20% Rp 495.000 Rp 1.876.875 SUB TOTAL Rp 40.200.000 Rp 13.696.271 Rp 26.503.729 Rp 8.040.000 Rp 18.463.729 II KENDARAAN 1 MOBIL COLD DIESEL 100 PS JUN 2010 Rp 50.000.000 Rp 15.833.333 Rp 34.166.667 GL II 10,00% Rp 5.000.000 Rp 29.166.667 SUB TOTAL Rp 50.000.000 Rp 15.833.333 Rp 34.166.667 Rp 5.000.000 Rp 29.166.667 TOTAL Rp 90.200.000 Rp 29.529.604 Rp 60.670.396 Rp 13.040.000 Rp 47.630.396 Sumber Data : Data Diolah -

59 4.2.2 Koreksi Fiskal Atas Perbedaan Tetap Terhadap pengakuan dan biaya yang terjadi pada PT. Masa Manunggal Mandiri periode 2011 diatas, akan dilakukan evaluasi dan analisa lebih lanjut sehingga dapat diketahui pendapatan dan biaya atau beban yang diperkenankan dalam undang undang pajak penghasilan yang berlaku yaitu : a. Biaya Lain lain Biaya Lain - Lain Rp 14.990.000 Biaya Perjamuan Tamu ( Koreksi Positif ) Rp (5.384.600) Jumlah Setelah Dikoreksi Rp 9.605.400 Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008, seperti yang disebutkan dalam Pasal 9 ayat 1 Undang Undang PPh, yang menyebutkan semua jenis biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan atau dibebankan oleh perusahaan untuk kepentingan pribadi atau yang bukan merupakan objek pajak maka harus dikoreksi positif.

60 b. Biaya Perjalanan Dinas Biaya Perjalanan Dinas Rp 13.441.202 Biaya Rekreasi Dirut dan Keluarga ( Koreksi Positif ) Rp (4.500.000) Jumlah Setelah Dikoreksi Rp 8.941.202 Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008, seperti yang disebutkan dalam Pasal 9 ayat 1 Undang Undang PPh, yang menyebutkan semua jenis biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan atau dibebankan oleh perusahaan untuk kepentingan pribadi atau yang bukan merupakan objek pajak maka harus dikoreksi positif. c. Pendapatan Jasa Giro Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008, Pendapatan jasa giro sebesar Rp. 1.617.327,00 menurut Undang undang perpajakan tidak dapat dikreditkan karena pendapatan tersebut sudah dikenakan PPh bersifat final sehingga perlu dilakukan koreksi fiskal negatif.

61 4.2.3 Koreksi Fiskal Atas Perbedaan Waktu Dari analisa perbedaan waktu akan dapat diketahui perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya tertentu menurut undang undang pajak penghasilan yang terdapat pada PT. Masa Manunggal Mandiri. Adapun kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan penyusutan aktiva tetap adalah sebagai berikut: a. Biaya Penyusutan Kendaraan Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008, Seperti yang sudah tercantum dalam Pasal 11 dan 11A mengenai tarif Penyusutan. Dalam biaya penyusutan kendaraan terdapat perbedaan tarif secara komersial pada table 4.5 dikenakan tarif 10% dengan masa manfaat 10 tahun menggunakan metode garis lurus sedangkan secara perpajakan pada table 4.6, kendaraan dikenakan tarif 12,5% ( kelompok 2 ) dengan masa manfaat 8 tahun. Sehingga perlu dilakukan koreksi negatif. Biaya Penyusutan Sebelum Koreksi ( Komersial ) Rp 5.000.000 Koreksi Negatif Rp 1.250.000 Biaya Penyusutan Setelah Koreksi ( Fiskal ) Rp 6.250.000 b. Biaya Penyusutan Inventaris Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008, Seperti yang sudah tercantum dalam

62 Pasal 11 dan 11A mengenai tarif Penyusutan. Sehingga untuk biaya penyusutan inventaris juga terdapat perbedaan tarif, secara komersial pada table 4.5 dikenakan tarif sebesar 20% dengan masa manfaat 5 tahun, sedangkan secara perpajakan pada table 4.6 inventaris dikenakan tarif 25% ( kelompok I ) dengan masa manfaat 4 tahun. Sehingga perlu dilakukan koreksi negatif. Biaya Penyusutan Sebelum Koreksi ( Komersial ) Rp 8.040.000 Koreksi Negatif Rp 2.010.000 Biaya Penyusutan Setelah Koreksi ( Fiskal ) Rp 10.050.000 Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat Daftar Penyusutan aktiva Tetap pada PT. Masa Manunggal Mandiri Tahun 2011, pada tabel berikut ini:

63 TABEL 4.6 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI PERHITUNGAN AKTIVA DAN PENYUSUTAN PER 31 DESEMBER 2011 NO NAMA BARANG TAHUN HARGA AKM. PENYUSUTAN NILAI BUKU METODE TARIF PENYUSUTAN TAHUN 2011 NILAI BUKU PER DES 2011 PEROLEHANPEROLEHAN PENYUSUTAN PENYUSUTAN KOMERSIAL KOREKSI +(-) FISKAL KOMERSIAL FISKAL I INVENTARIS KANTOR 1 KOMPUTER SERVER JUN 2010 Rp 3.675.000 Rp 1.454.688 Rp 2.220.313 GL I 25% Rp 735.000 Rp (183.750) Rp 918.750 Rp 1.485.313 Rp 1.301.563 2 STAVOL MOTOR 500 VA MASUGAWA JUN 2010 Rp 210.000 Rp 83.125 Rp 126.875 GL I 25% Rp 42.000 Rp (10.500) Rp 52.500 Rp 84.875 Rp 74.375 3 MS. WINDOWS XP HOME JUN 2010 Rp 1.175.000 Rp 465.104 Rp 709.896 GL I 25% Rp 235.000 Rp (58.750) Rp 293.750 Rp 474.896 Rp 416.146 4 MONITOR LCD SAMSUNG 943+18.5" JUN 2010 Rp 1.300.000 Rp 514.583 Rp 785.417 GL I 25% Rp 260.000 Rp (65.000) Rp 325.000 Rp 525.417 Rp 460.417 5 UPS ICA 682 B 1200 VA JUN 2010 Rp 1.445.000 Rp 571.979 Rp 873.021 GL I 25% Rp 289.000 Rp (72.250) Rp 361.250 Rp 584.021 Rp 511.771 6 POMPA UNTUK SUMUR JULI 2010 Rp 4.100.000 Rp 1.537.500 Rp 2.562.500 GL I 25% Rp 820.000 Rp (205.000) Rp 1.025.000 Rp 1.742.500 Rp 1.537.500 7 MEJA KANTOR AGT 2010 Rp 670.000 Rp 237.292 Rp 432.708 GL I 25% Rp 134.000 Rp (33.500) Rp 167.500 Rp 298.708 Rp 265.208 8 MESIN PRINTER AGT 2010 Rp 750.000 Rp 265.625 Rp 484.375 GL I 25% Rp 150.000 Rp (37.500) Rp 187.500 Rp 334.375 Rp 296.875 9 EXH FAN AGT 2010 Rp 2.486.000 Rp 880.458 Rp 1.605.542 GL I 25% Rp 497.200 Rp (124.300) Rp 621.500 Rp 1.108.342 Rp 984.042 10 AC KANTOR AGT 2010 Rp 4.826.000 Rp 1.709.208 Rp 3.116.792 GL I 25% Rp 965.200 Rp (241.300) Rp 1.206.500 Rp 2.151.592 Rp 1.910.292 11 KOMPUTER JUL 2010 Rp 8.850.000 Rp 3.318.750 Rp 5.531.250 GL I 25% Rp 1.770.000 Rp (442.500) Rp 2.212.500 Rp 3.761.250 Rp 3.318.750 12 PRINTER LQ-2190 JUL 2010 Rp 4.900.000 Rp 1.837.500 Rp 3.062.500 GL I 25% Rp 980.000 Rp (245.000) Rp 1.225.000 Rp 2.082.500 Rp 1.837.500 13 AC KANTOR JAN 2011 Rp 1.938.000 Rp 484.000 Rp 1.454.000 GL I 25% Rp 387.600 Rp (96.900) Rp 484.500 Rp 1.066.400 Rp 969.500 14 LEMARI KABINET 2 PINTU NOP 2011 Rp 1.400.000 Rp 233.333 Rp 1.166.667 GL I 25% Rp 280.000 Rp (70.000) Rp 350.000 Rp 886.667 Rp 816.667 15 CPU NOP 2011 Rp 2.475.000 Rp 103.125 Rp 2.371.875 GL I 25% Rp 495.000 Rp (123.750) Rp 618.750 Rp 1.876.875 Rp 1.753.125 SUB TOTAL Rp 40.200.000 Rp 13.696.271 Rp 26.503.729 Rp 8.040.000 Rp (2.010.000) Rp 10.050.000 Rp 18.463.729 Rp 16.453.729 II KENDARAAN 1 MOBIL COLD DIESEL 100 PS JUN 2010 Rp 50.000.000 Rp 15.833.333 Rp 34.166.667 GL II 12,50% Rp 5.000.000 Rp (1.250.000) Rp 6.250.000 Rp 29.166.667 Rp 27.916.667 SUB TOTAL TOTAL Sumber Data : Diolah Rp 50.000.000 Rp 15.833.333 Rp 34.166.667 Rp 5.000.000 Rp (1.250.000) Rp 6.250.000 Rp 29.166.667 Rp 27.916.667 Rp 90.200.000 Rp 29.529.604 Rp 60.670.396 Rp 13.040.000 Rp (3.260.000) Rp 16.300.000 Rp 47.630.396 Rp 44.370.396

64 Koreksi Fiskal Atas Perhitungan Laba Rugi TABEL 4.7 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI LAPORAN LABA - RUGI '' FISKAL '' PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2011 KOMERSIAL KOREKSI FISKAL FISKAL POSITIF NEGATIF PENDAPATAN : PENJUALAN Rp 7.424.369.168 Rp - Rp - Rp 7.424.369.168 HARGA POKOK PENJUALAN Rp (6.387.192.948) Rp - Rp - Rp (6.387.192.948) LABA BRUTO.. Rp 1.037.176.220 Rp - Rp - Rp 1.037.176.220 BIAYA OPERASIONAL ; BIAYA GAJI KARYAWAN Rp 134.000.000 Rp - Rp - Rp 134.000.000 BIAYA KEPERLUAN KANTOR Rp 3.692.440 Rp - Rp - Rp 3.692.440 BIAYA LISTRIK Rp 40.835.650 Rp - Rp - Rp 40.835.650 BIAYA TELPON Rp 7.704.600 Rp - Rp - Rp 7.704.600 BIAYA SPARE PART KENDARAAN Rp 13.667.267 Rp - Rp - Rp 13.667.267 BIAYA TRANSPORTASI Rp 22.112.500 Rp - Rp - Rp 22.112.500 BIAYA PERJALANAN DINAS Rp 13.441.202 Rp 4.500.000 Rp - Rp 8.941.202 BIAYA LAIN - LAIN Rp 14.990.000 Rp 5.384.600 Rp - Rp 9.605.400 BIAYA ADMINISTRASI BANK Rp 1.994.900 Rp - Rp - Rp 1.994.900 BIAYA PENYUSUTAN INVENTARIS KANTOR Rp 8.040.000 Rp - Rp 2.010.000 Rp 10.050.000 BIAYA PENYUSUTAN KENDARAAN Rp 5.000.000 Rp - Rp 1.250.000 Rp 6.250.000 TOTAL BIAYA USAHA. Rp 265.478.558 Rp 9.884.600 Rp 3.260.000 Rp 258.853.958 LABA USAHA Rp 771.697.662 Rp (9.884.600) Rp (3.260.000) Rp 778.322.262 PENDAPATAN JASA GIRO BERSIH Rp 1.617.327 Rp - Rp (1.617.327) Rp - LABA USAHA SEBELUM PAJAK. Rp 773.314.989 Rp 9.884.600 Rp (4.877.327) Rp 778.322.262 PAJAK PENGHASILAN Rp (130.833.417) Rp 130.833.417 Rp - Rp - LABA USAHA SETELAH PAJAK. Rp 642.481.571 Rp 140.718.017 Rp (4.877.327) Rp 778.322.262 - - Sumber Data : Diolah

65 TABEL 4.8 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PER - 31 DESEMBER 2011 Jumlah Peredaran Bruto Tahun 2011 Penghasilan Kena Pajak Rp 7.424.369.168 Rp 778.322.262 1 PKP yang memperoleh fasilitas : ( Rp 4.800.000.000 : Rp 7.424.369.168 ) X Rp 778.322.000 = Rp 503.200.409 2 PKP yang tidak memperoleh fasilitas : Rp 778.322.262 - Rp 503.200.409 = Rp 275.121.853 PPh Terutang : 50% X 25% X Rp 503.200.409 = Rp 62.900.051 25% X Rp 275.121.853 = Rp 68.780.463 Rp 131.680.514 PPh Terutang = Rp 131.680.514 PPh 25. = Rp (47.563.500) Kurang Bayar Rp 84.117.014 Sumber Data : Diolah Untuk Tahun Pajak 2011 ada beberapa tarif untuk menghitung Pajak Terutang, yaitu : Tarif bagi Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap yaitu sebesar 25%. Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp. 50.000.000.000 ( lima puluh miliar rupiah ) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen ) dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp. 4.800.000.000 ( empat miliar delapan ratus juta rupiah ).

66 Karena peredaran bruto tahun 2011 sebesar Rp. 7.424.369.168,00 (lebih dari Rp. 4.800.000.000,00) sesuai tabel 4.3 Maka perhitungan tarif pajak penghasilan adalah menghitung terlebih dahulu dasar pengenaan sesuai tarif pajak penghasilan Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008 sesuai dengan yang sudah dijelaskan dalam Undang - Undang Pajak Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) dan Pasal 31E yaitu dengan perhitungan sebagai berikut : Pertama, menghitung bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto: Rp. 4.800.000.000,00 dibagi peredaran bruto Rp. 7.424.369.168,00 dikalikan dengan laba bersih Rp. 773.314.000,00 hasilnya Rp.499.962.639,00. Kedua, menghitung bagian penghasilan kena pajak sisanya yaitu : Laba bersih Rp. 773.314.000,00 dikurangi dengan hasil bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto Rp. 499.962.639,00, maka hasilnya adalah Rp. 273.352.350,00. Untuk menghitung pajak terutang adalah sebagai berikut : Pertama, dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 31 E yaitu hasil dari perhitungan bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto sebesar Rp. 499.962.639,00 dikalikan 50% dikalikan 25% hasilnya Rp.62.495.330,00.

67 Kedua, dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 17 yaitu hasil dari perhitungan bagian penghasilan kena pajak sisanya sebesar Rp.273.352.350,00 dikalikan 25% hasilnya Rp. 68.338.088,00. Jadi total pajak terutang tahun 2011 adalah sebesar Rp. 130.833.417,00. Dan kurang bayar atas pajak penghasilan adalah sebesar Rp.83.269.917,00 yang diperoleh dari pajak terutang sebesar Rp. 130.833.417,00 dikurangi angsuran PPh pasal 25 tahun 2011 sebesar Rp. 47.563.500,00. Setelah dikoreksi fiskal, perhitungan pajak penghasilan mengalami perubahan pada tabel 4.8 Yaitu pajak terutang dihitung dari laba fiskal sebesar Rp. 778.322.262,00, dengan perhitungan sebagai berikut : Pertama, menghitung bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto: Rp. 4.800.000.000,00 dibagi peredaran bruto Rp. 7.424.369.168,00 dikalikan dengan laba bersih Rp. 778.322.000,00 hasilnya Rp.503.200.409,00 Kedua, menghitung bagian penghasilan kena pajak sisanya yaitu : Laba bersih Rp. 778.322.262,00 dikurangi dengan hasil bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto Rp. 503.200.409,00, maka hasilnya adalah Rp. 275.121.853,00. Untuk menghitung pajak terutang adalah sebagai berikut : Pertama, dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 31 E yaitu hasil dari prhitungan bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto sebesar Rp.503.200.409,00 dikalikan 50% dikalikan 25% hasilnya Rp.62.900.051,00.

68 Kedua, dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 17 yaitu hasil dari perhitungan bagian penghasilan kena pajak sisanya sebesar Rp.275.121.853,00 dikalikan 25% hasilnya Rp. 68.780.463,00. Jadi total pajak terutang tahun 2011 adalah sebesar Rp. 131.680.514,00. Dan kurang bayar atas pajak penghasilan adalah sebesar Rp.84.117.014,00 yang diperoleh dari pajak terutang sebesar Rp. 131.680.514,00 dikurangi angsuran PPh pasal 25 tahun 2011 sebesar Rp. 47.563.500,00. Dari hasil diatas dapat dihitumg Pajak Penghasilan Pasal 25 menurut Undang Undang PPh yang harus dibayar sendiri setiap bulannya untuk tahun 2012. Sehingga PPh Pasal 25/29 ( kurang bayar ) terdapat selisih Rp.83.269.917,00 dikurangi Rp. 84.117.014,00 sama dengan Rp.847.097,00.

69 TABEL 4.9 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 PER - 31 DESEMBER 2011 Jumlah Peredaran Bruto Tahun 2011 Penghasilan Kena Pajak Rp 7.424.369.168 Rp 778.322.262 1 PKP yang memperoleh fasilitas : ( Rp 4.800.000.000 : Rp 7.424.369.168 ) X Rp 778.322.000 = Rp 503.200.409 2 PKP yang tidak memperoleh fasilitas : Rp 778.322.262 - Rp 503.200.409 = Rp 275.121.853 PPh Terutang : 50% X 25% X Rp 503.200.409 = Rp 62.900.051 25% X Rp 275.121.853 = Rp 68.780.463 PPh Terutang Rp 131.680.514 Angsuran PPh 25 Tahun 2012 Rp 131.680.514 X 1/12 = Rp 10.973.376 Sumber Data : Diolah Pada tabel 4.9 Untuk perhitungan angsuran PPh 25 tahun 2011 terdapat peraturan baru yaitu tarif bagi Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang dalam tahun 2011 sebesar 25%. Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp.50.000.000.000,00 ( lima puluh miliar ) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% ( lima puluh persen ) dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp. 4.800.000.000,00 ( empat miliar delapan ratus juta rupiah ). Sehingga perhitungan angsuran PPh pasal 25 PT. Masa Manunggal Mandiri adalah sebagai berikut :

70 Karena peredaran bruto tahun 2011 sebesar Rp. 7.424.369.168,00 (lebih dari Rp. 4.800.000.000,00) sesuai tabel 4.9 Maka perhitungan tarif pajak penghasilan adalah menghitung terlebih dahulu dasar pengenaan sesuai tarif pajak penghasilan Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008 sesuai dengan yang sudah dijelaskan dalam Undang - Undang Pajak Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) dan Pasal 31E yaitu dengan perhitungan sebagai berikut : Pertama, menghitung bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto: Rp. 4.800.000.000,00 dibagi peredaran bruto Rp. 7.424.369.168,00 dikalikan dengan laba bersih Rp. 778.322.000,00 hasilnya Rp.503.200.409,00 Kedua, menghitung bagian penghasilan kena pajak sisanya yaitu : Laba bersih Rp. 778.322.262,00 dikurangi dengan hasil bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto Rp. 503.200.409,00, maka hasilnya adalah Rp. 275.121.853,00. Untuk menghitung pajak terutang adalah sebagai berikut : Pertama, dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 31 E yaitu hasil dari prhitungan bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto sebesar Rp.503.200.409,00 dikalikan 50% dikalikan 25% hasilnya Rp.62.900.051,00.

71 Kedua, dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 17 yaitu hasil dari perhitungan bagian penghasilan kena pajak sisanya sebesar Rp.275.121.853,00 dikalikan 25% hasilnya Rp. 68.780.463,00. Jadi total pajak terutang tahun 2011 adalah sebesar Rp. 131.680.514,00. Dan kurang bayar atas pajak penghasilan adalah sebesar Rp.84.117.014,00 yang diperoleh dari pajak terutang sebesar Rp. 131.680.514,00 dikurangi angsuran PPh pasal 25 tahun 2011 sebesar Rp. 47.563.500,00. Dari hasil pajak terutang tersebut dibagi 12 sehingga angsuran PPh pasal 25 yang dibayar perbulan untuk tahun 2012 sebesar Rp.10.973.400,00. ( Pembulatan)

72 TABEL 4.10 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI LAPORAN LABA / RUGI PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2011 PENDAPATAN : PENJUALAN Rp 7.424.369.168 HARGA POKOK PENJUALAN : PERSEDIAAN BARANG AWAL Rp 804.558.708 PEMBELIAN Rp 6.417.287.272 Rp 7.221.845.980 PERSEDIAAN BARANG AKHIR 2011 Rp (834.653.032) TOTAL HPP... Rp (6.387.192.948) LABA BRUTO Rp 1.037.176.220 BIAYA OPERASIONAL : BIAYA GAJI KARYAWAN Rp 134.000.000 BIAYA KEPERLUAN KANTOR Rp 3.692.440 BIAYA LISTRIK Rp 40.835.650 BIAYA TELPON Rp 7.704.600 BIAYA SPARE PART KENDARAAN Rp 13.667.267 BIAYA TRANSPORTASI Rp 22.112.500 BIAYA PERJALANAN DINAS Rp 13.441.202 BIAYA LAIN - LAIN Rp 14.990.000 BIAYA ADMINISTRASI BANK Rp 1.994.900 BIAYA PENYUSUTAN INVENTARIS KANTOR Rp 8.040.000 BIAYA PENYUSUTAN KENDARAAN Rp 5.000.000 TOTAL BIAYA USAHA Rp (265.478.558) LABA USAHA. Rp 771.697.662 PENDAPATAN JASA GIRO Rp 1.617.327 LABA USAHA SEBELUM PAJAK.. Rp 773.314.989 PAJAK PENGHASILAN Rp (131.680.514) LABA / ( RUGI ) NETTO SETELAH PAJAK Rp 641.634.474 Sumber Data : Diolah Laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 641.634.474,00 merupakan selisih laba sebelum pajak secara komersial sebesar Rp. 771.697.662,00 ditambah pendapatan jasa giro Rp. 1.617.327,00 dikurangi dengan PPh terutang yang dihitung berdasarkan laba sebelum pajak secara fiskal sebesar Rp. 131.680.514,00.

73 TABEL 4.11 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI LAPORAN PERUBAHAN MODAL PER 31 DESEMBER 2011 MODAL MODAL AWAL Rp 300.000.000 LABA USAHA S/D TAHUN 2010 Rp 407.308.907 MODAL USAHA Rp 707.308.907 LABA / ( RUGI ) TAHUN 2011 Rp 641.634.474 TOTAL MODAL AKHIR. Rp 1.348.943.381 Sumber Data : Diolah Laporan perubahan modal mengalami perubahan yaitu besarnya modal akhir secara komersial sebesar Rp. 1.349.790.478,00 menjadi sebesar Rp. 1.348.943.381,00 setelah dikoreksi fiskal, hal ini terjadi karena pengaruh dari Laporan Laba Rugi yang mengalami perubahan laba tahun 2011 sebesar Rp. 642.481.571,00 menjadi Rp. 641.634.474,00 setelah dikoreksi fiskal.

74 TABEL 4.12 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI NERACA "FISKAL" PER 31 DESEMBER 2011 AKTIVA PASSIVA AKTIVA LANCAR HUTANG LANCAR KAS Rp 26.333.600 HUTANG DAGANG Rp 398.565.876 BANK Rp 295.080.162 HUTANG PAJAK Rp 84.117.014 PIUTANG DAGANG Rp 620.387.281 PIUTANG LAIN-LAIN Rp 7.541.800 TOTAL HUTANG Rp 482.682.890 PERSEDIAAN BARANG Rp 834.653.032 TOTAL AKTIVA LANCAR.. Rp 1.783.995.875 AKTIVA TETAP EKUITAS INVENTARIS KANTOR Rp 40.200.000 MODAL SAHAM Rp 300.000.000 AKM. PENYU. INVENTARIS KANTOR Rp (21.736.271) LABA (RUGI) S/D TAHUN 2010 Rp 407.308.907 Rp 18.463.729 LABA (RUGI) BERJALAN Rp 641.634.474 KENDARAAN Rp 50.000.000 AKM. PENYU. KENDARAAN Rp (20.833.333) TOTAL MODAL Rp 1.348.943.381 Rp 29.166.667 TOTAL AKTIVA TETAP. Rp 47.630.396 TOTAL AKTIVA Rp 1.831.626.271 TOTAL PASSIVA Rp 1.831.626.271 Sumber Data : Diolah

75 Pengaruh koreksi fiskal di neraca adalah perubahan rekening hutang pajak sebesar Rp. 83.269.917,00 menjadi sebesar Rp. 84.117.014,00 setelah dikoreksi fiskal. 4.3 Interpretasi 4.3.1 Analisa Pengaruh Perbedaan Pengakuan Pendapatan dan Biaya Terhadap Laporan Keuangan Perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya antara akuntansi dan perpajakan disebabkan karena adanya perbedaan tetap dan perbedaan waktu seperti yang telah diuraikan diatas. Oleh karena itu, perlu dilakukan koreksi atas penyesuaian penyesuaian sehingga akan dihasilkan laporan keuangan yang bersifat khusus, yaitu laporan keuangan fiskal. Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya antara ketentuan yang terdapat dalam Undang - Undang No. 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan akan berpengaruh terhadap laba sebelum pajak yang diperoleh perusahaan, yaitu antara komersial sebesar Rp.642.481.571,00 dan Rp. 641.634.474,00 sehingga terdapat selisih laba sebelum pajak sebesar Rp.847.097,00 Disamping itu, Laporan Laba Rugi mengalami perubahan penempatan akun yaitu akun pendapatan jasa giro sebesar Rp. 1.617.327,00 secara komersial penambahan hasilnya diikutkan pada perhitungan pajak terutang, yang seharusnya secara fiskal pendapatan jasa giro

76 penambahannya tidak diikutkan pada perhitungan pajak terutang tetapi menjadi penambah laba usaha setelah pajak. Akibat dari perubahan laporan laba rugi, laporan perubahan modal mengalami perubahan besarnya modal akhir yang secara komersial sebesar Rp. 1.349.790.478,00 Menjadi sebesar Rp. 1.348.943.381,00 setelah dikoreksi fiskal. Sehingga di neraca akun laba tahun 2011 secara komersial sebesar Rp. 642.481.571,00 menjadi sebesar Rp. 641.634.474,00 Setelah dikoreksi fiskal. Disamping itu, adanya perubahan laba tahun 2011 yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap besarnya perhitungan pajak penghasilan secara komersial kurang bayar tahun 2011 sebesar Rp.130.833.417,00 menjadi sebesar Rp. 131.680.514,00 sehingga pada neraca secara komersial akun hutang pajak sebesar Rp. 83.269.917,00 menjadi sebesar Rp. 84.117.014,00 Secara fiskal. Kesalahan perhitungan Pajak Terutang dan kesalahan dalam pencatatan di Neraca, dan Laba Rugi, berakibat Laporan Perubahan Modal ( Ekuitas ) tidak dapat dipertanggungjawabkan.