CARA LAIN PEMBUKTIAN TEOEMA ARZELA-ASCOLI DAN HUBUNGANNYA DENGAN EKSISTENSI PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL (SUATU KAJIAN TEORITIS)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

SILABUS MATAKULIAH TEORI INTEGRAL (MAA 525)

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

II. LANDASAN TEORI ( ) =

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

F. RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

KALKULUS MULTIVARIABEL II

MA3231 Analisis Real

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I..

MA3231 Analisis Real

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

Analisis Riil II: Diferensiasi

SYARAT SYARAT FUNGSI DI RUANG METRIK AGAR RUANG METRIKNYA MEMILIKI ATSUJI COMPLETION

MODUL RESPONSI MAM 4222 KALKULUS IV

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

Bagian 1 Sistem Bilangan

MA3231 Analisis Real

BAB VI. PENGGUNAAN INTEGRAL. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

ANALISIS KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI

SISTEM BILANGAN REAL

1 SISTEM BILANGAN REAL

Muhafzan FUNGSI KONTINU. Muhafzan, Ph.D

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

MA3231 Analisis Real

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

TKS 4003 Matematika II. Nilai Ekstrim. (Extreme Values) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA - UNIVERSITAS PENDIDKAN INDONESIA

FUNGSI KONTINU. sedemikian sehingga jika x adalah titik dari A (c), maka f (x) berada pada Vg (f (c)). (Lihat Gambar 5.1.1).

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

Misal, dan diberikan sebarang, terdapat sehingga untuk setiap

10. TEOREMA NILAI RATA-RATA

2 BARISAN BILANGAN REAL

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

1 SISTEM BILANGAN REAL

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pengantar : Induksi Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MATEMATIKA TEKNIK (E3-1)

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

Kalkulus Diferensial week 09. W. Rofianto, ST, MSi

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK

Nilai Ekstrim. (Extreme Values)

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

a home base to excellence Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1

MA3231 Analisis Real

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN LIMIT FUNGSI DAN LIMIT BARISAN PADA TOPOLOGI REAL

BAB I INTEGRAL TAK TENTU

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

HUBUNGAN ANTARA TURUNAN PARSIAL DAN KEKONTINUAN FUNGSI DENGAN DUA PEUBAH IRYANTO

SISTEM BILANGAN REAL

Keterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real. Lina Nurhayati, Universitas Sanggabuana

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

APLIKASI INTEGRAL 1. LUAS DAERAH BIDANG

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

KALKULUS MULTIVARIABEL II

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

Zulfaneti Yulia Haryono Rina F ebriana. Berbasis Penemuan Terbimbing = = D(sec x)= sec x tan x, ( + ) ( ) ( )=

URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN

Luas daerah yang dibatasi oleh beberapa kurva dapat ditentukan dengan menghitung integral tertentu.

= F (x)= f(x)untuk semua x dalam I. Misalnya F(x) =

KALKULUS MULTIVARIABEL II

Bagian 2 Matriks dan Determinan

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

PATH-CONNECTED SPACE

BARISAN BILANGAN REAL

FUNGSI DAN LIMIT FUNGSI

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

YOHANA SUWANDI NIM 83950

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan

KENDALI OPTIMAL PERMAINAN NON-KOOPERATIF KONTINU SKALAR DUA PEMAIN DENGAN STRATEGI NASH TUGAS AKHIR. Oleh : M.LUTHFI RUSYDI

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

BAB I TEOREMA TEOREMA LIMIT BARISAN

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

STRUKTUR ALJABAR: RING

BAB III SUB BARISAN DAN TEOREMA BOLZANO-WEIERSTRASS

Nughthoh Arfawi Kurdhi, M.Sc Department of Mathematics FMIPA UNS

Transkripsi:

CARA LAIN PEMBUKTIAN TEOEMA ARZELA-ASCOLI DAN HUBUNGANNYA DENGAN EKSISTENSI PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL SUATU KAJIAN TEORITIS) Sufri Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Kampus Pinang Masak Jl. Raya Jambi-Ma.Bulian KM.15 Mendalo Darat Jambi 36361 ABSTRAK Tujuan utama dari tulisan ini adalah untuk mengetahui cara lain dalam membuktikan teorema Arzela Ascoli sehingga memudahkan untuk memahami substansi dari teorema tersebut. Teorema Azela-Ascoli dapat dijadikan dasar untuk memahami tentang eksistensi penyelesaian suatu persamaan diferensial. Teorema Azela- Ascoli berbunyi sebagai berikut : Misalkan K ruang metrik kompak, f n fungsi bernilai nyata real) kontinu pada K, dan f n barisan terbatas titik demi titik dan ekuikontinu pada K, maka i). f n terbatas seragam pada K, ii). f n memuat sub-barisan yang konvergen seragam pada K. Dalam tulisan ini akan dibuktikan bagian i) dan ii). Khusus bagian ii) akan dibuktikan dengan cara lain setelah dibuktikan dengan cara yang konvensional. Selanjutnya teorema ini akan dikaitkan dengan teorema Peano dengan tujuan untuk memahami peranan kedua teorema tersebut terhadap eksistensi penyelesaian persamaan diferensial. Kata-kata kunci : Ruang Metrik Kompak, Terbatas titik demi titik, Ekuikontinu, Terbatas seragam, dan konvergen seragam I. PENDAHULUAN Teorema Arzela-Ascoli merupakan salah satu teorema penting dalam matematika analisis. Teorema Arzela-Ascoli bersama-sama dengan teorema Peano sering dikaitkan dengan eksistensi penyelesaian persamaan diferensial biasa. Banyak pemasalahan dalam penyelesaian persamaan diferensial yang berbentuk : dy/dx = fx,y)... 1) dengan syarat awal yx o ) = y o... 2) dengan f fungsi bernilai nyata real) yang terdefinisi pada R 2. Penyelesaian persamaan 1) dengan syarat awal persamaan 2) dimaksudkan adalah suatu fungsi, katakan g dengan domain memuat suatu interval x o -, x o +, sehingga gx o ) = y o dan g x) = f x, gx), dengan x x o 3) Melalui pengintegralan persamaan 3) ekuivalen dengan, gx) = y o + f t, gt) dt, dengan x x o... 4) dengan batas atas dan bawah integrasi berturut-turut adalah x dan x o. Berdasarkan uraian di atas muncul suatu pertanyaan tentang eksistensi dari penyelesaian persamaan 1) dan 2) apakah ekuivalen dengan eksistensi suatu fungsi, katakan g yang memenuhi persamaan 4) untuk suatu nilai. Sekarang akan dicari syarat kecukupan bagi fungsi f yang menjamin adanya eksistensi) dan ketunggalan dari fungsi g yang memenuhi persamaan 4). 1

II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini terlebih dahulu dikemukakan beberapa pengertian tentang berbagai istilah yang berkaitan dengan fokus pembahasan. Definisi 1 : Misalkan keluarga fungsi yang memuat fungsi f i ; i = 1,2,3,4,5,... terdefinisi pada interval a, b dikatakan terbatas seragam, jika terdapat suatu bilangan B 0, sedemikian hingga f i x) B, untuk setiap x a, b dan untuk setiap i. Goldberg, 1976 dan Rudin 1976) Definisi 2 : Misalkan keluarga fungsi yang memuat fungsi f i ; i = 1,2,3,... terdefinisi pada interval tertutup a, b disebut ekuikontinu pada a, b, jika diberi 0, terdapat 0, sehingga untuk setiap i, f i dan x, y a, b dengan x y, berlaku fx) fy). Royden, 1989 dan Apostol, 1974 ) Definisi 3 : Ruang Metrik M, dikatakan kompak jika M, lengkap dan terbatas total. Goldberg, 1976 dan Soemantri, 1988) Definisi 4 : Misalkan himpunan A subset dari ruang metrik M, dan 0. Suatu himpunan berhingga X = {x 1, x 2, x 3,..., x n } disebut suatu jaringan epsilon - net) untuk himpunan X, jika untuk setiap titik a A, terdapat x X, sedemikian hingga da, x ). Simon, 1963) Definisi 5 : Himpunan A subset dari ruang metrik M, disebut terbatas seragam, jika A memiliki jaringan epsilon - net) untuk setiap 0. Simon, 1963) Kelima definisi di atas akan digunakan sebagai dasar untuk membuktikan teorema-teorema yang berkaitan dengan fokus penelitian. III. PEMBAHASAN Pembahasan dalam penelitian ini akan dimulai dengan membuktikan teorema-teorema berikut. Teorema 1 : Keluarga fungsi yang memuat fungsi-fungsi kontinu f i ; i = 1,2,3,... terdefinisi pada interval a, b kompak relatif dalam ruang metrik C a, b ekuikontinu. jika dan hanya jika terbatas seragam dan Bukti : Misalkan keluarga fungsi itu dan f i adalah fungsi kontinu dan terdefinisi pada a, b untuk setiap i, akan dibuktikan kompak relatif dalam C a, b, jika dan hanya jika terbatas seragam dan ekuikontinu. i). Dibuktikan syarat perlu yaitu, jika kompak relatif dalam C a, b maka terbatas seragam dan ekuikontinu. Misalkan kompak relatif dalam C a, b, maka untuk setiap 0 terdapat - net berhingga f i ; i = 1,2,3,..., n dalam. Karena adalah keluarga fungsi kontinu dan terdefinisi pada a, b maka untuk setiap i, f i terbatas pada a, b, artinya terdapat B i 0 sedemikian hingga f i x ) B i untuk setiap x a, b. Berdasarkan - net jika diberikan sembarang f, maka terdapat sekurangkurangnya satu g, sedemikian hingga : df, g) = maksimum f x ) gx) /3, untuk setiap x a, b Karena f x ) gx) f x ) gx) /3, maka f x ) gx) + /3 B i + /3 B, dengan B = maksimum {B 1, B 2, B 3,..., B n } + /3. Dengan demikian diperoleh pernyataan berikut, terdapat B 0, sehingga untuk setiap x a, b dan untuk setiap f i berlaku f x ) B. Ini menunjukkan terbatas seragam. Selanjutnya berikut ini akan ditunjukkan ekukontinu sebagai berikut, karena untuk setiap f i i 2

= 1, 2, 3,..., n ) dalam - net kontinu pada a, b, maka f i kontinu seragam pada a, b, ini berarti jika diberikan 0 maka terdapat i 0 dan untuk setiap x 1, x 2 a, b dengan x 1 x 2 i berlaku f i x 1 ) f i x 2 ) /3. Selanjutnya jika diberikan sembarang f, maka dapat dipilih f i sedemikian hingga d f, f i ) /3 dan jika x 1 x 2 dengan = minimum 1, 2, 3,..., n ), maka akan diperoleh ketidaksamaan berikut, f x 1 ) f x 2 ) f x 1 ) f i x 1 ) + f i x 1 ) f i x 2 ) + f i x 2 ) f x 2 ) /3 + /3 + /3 =. Hasil terakhir ini menunjukkan keluarga fungsi ekuikontinu pada a, b. ii). Dibuktikan syarat cukup, yaitu jika keluarga fungsi tebatas seragam dan ekuikontinu pada a, b maka keluarga fungsi kompak relatif dalam C a, b. Misalkan keluagra fungsi terbatas seragam dan ekuikontinu pada a, b, menurut teorema untuk membuktikan keluarga fungsi kompak relatif dalam m C a, b cukup ditunjukkan keluarga fungsi terbatas total pada a, b, artinya harus dapat ditunjukkan, apabila diberi 0, maka terdapat - net yang berhingga untuk keluarga fungsi dalam C a, b. Karena keluagra fungsi tebatas seragam dan ekuikontinu pada a, b maka diperoleh, 1. Terdapat k 0, sehingga untuk setiap x a, b dan f berlaku f x) k. 2. Untuk setiap 0 maka terdapat 0, sehingga untuk setiap x 1, x 2 a, b dan untuk setiap f dengan x 1 x 2 berlaku f x 1 ) f x 2 ) /5. Untuk menunjukkan eksistensi jaringan epsilon - net) berhingga untuk keluarga fungsi dalam Ca, b, interval a, b dibagi sepanjang sumbu X menjadi n subinterval yang panjngan setiap subinterval lebih kecil dari. Sebut titik-titik ujung subinterval dengan x o, x 1, x 2,..., x n sehingga dapat ditulis, a = x o x 1 x 2... x n = b. Melalui titiktitik ini dilukis garis-garis vertikal yang sejajar sumbu Y. Dengan jalan yang sama interval -k, k pada sumbu Y dibagi menjadi p subinterval yang panjang setiap subinterval lebih kecil dari /5. Sebut titik-titik ujung subinterval dengan y o, y 1, y 2,..., y p sehingga dapat ditulis, -k = y o y 1 y 2... y p = k. Melalui titik-titik ini dilukis garis-garis horizontal yang sejajar sumbu X. Dengan proses ini persegi panjang a x b, -k y k terpartisi menjadi np sel dengan sisi horizontalnya dan sisi vertikalnya /5, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini, 3

Y y = fx) y = ux) k = y p /5 X x 0 x k x n -k = y 0 Setiap fungsi f dikaitkan dengan suatu garis poligon y = ux), dengan y = ux) berpuncak di titiktitik yang berbentuk x k, x l ) dan di setiap titik x k a, b berlaku f x k ) u x k ) /5. Dengan demikian dapat ditulis, i). f x k ) u x k ) /5 ii). f x k + 1 ) u x k + 1 ) /5 iii). f x k ) u x k + 1 ) /5 Dengan mengkontruksi ketiga pertidaksamaan di atas diperoleh, u x k ) u x k + 1 ) u x k ) f x k ) + f x k ) f x k + 1) + f x k + 1 ) u x k + 1 ) /5 + /5 + /5 = 3/5. Karena y = ux) linier di antara titik-titik x k dan x k + 1, maka untuk setiap x x k, x k + 1 akan berlaku u x k ) u x) 3/5. Misalkan x a, b dan x k pada sub interval yang paling dekat ke x dari kiri, maka dapat ditulis, f x k ) u x) f x) f x k ) + f x k ) u x k ) + u x k ) u x) /5 + /5 + 3/5 = 5/5 = Ini menunjukkan himpunan garis-garis poligon y = ux) membentuk -net bagi keluarga fungsi. Karena setiap u nilainya ditentukan di n+1) titiktitik x o, x 1, x 2,..., x n, maka dengan demikian terdapat sejumlah berhingga garis-garis poligon y = ux). Selanjutnya untuk setiap i, ux i ) harus merupakan salah satu dari p+1) bilangan-bilangan y o, y 1, y 2,..., y p. Oleh karena itu terdapat paling banyak p+1) n + 1 fungsi u. Artinya terdapat sejumlah berhingga cakram Vu,/5) yang masingmasing berdiameter lebih kecil dari, dan gabungan semua cakram ini pasti memuat keluarga fungsi. Ini menunjukkan keluarga fungsi terbatas total pada a, b, dengan kata lain keluarga fungsi kompak relatif dalam Ca, b. Teorema 2 Arzela-Ascoli) Jika K ruang metrik kompak, f n fungsi bernilai riil kontinu pada K, f n barisan terbatas titik demi titik dan ekuikontinu pada K, maka i). f n terbatas seragam pada K, ii). f n memuat sub-barisan yang konvergen seragam pada K. 4

Bukti i). Diberikan 0, karena f n ekuikontinu pada K, maka terdapat 0, sehingga untuk semua x dan y di dalam K dengan dx,y) dan untuk semua n N berlaku, f n x ) f n x)... 1) Karena K kompak maka terdapat titik-titik yang cacahnya berhingga, katakan p 1, p 2, p 3,..., p r yang semuanya dalam K, sehingga dapat ditulis, K N p i ), dengan N p i ) = {x dp i, x) }, i = 1, 2, 3,...,r. i = 1 Karena f n terbatas titik demi titik pada K, maka terdapat bilangan riil M i sehinggaf n p i ) M i untuk semua n N. Ambil M = maksimum { M 1, M 2, M 3,, M r } dan untuk sebarang x K terdapat suatu i dengan 1 i r sehingga xn p i ). Jadi berdasarkan 1) berlaku f n x ) f n p i ) untuk semua n N. Dengan demikian untuk sembarang x K dan sembarang n N berlaku, f n x ) f n p i ) f n x ) f n p i ) f n x ) f n p i ) + M +. Pertidaksamaan terakhir ini menunjukkan f n terbatas seragam pada K, artinya i) terbukti. ii). Karena K ruang metrik kompak, maka K memuat subhimpunan terbilang yang rapat dense) pada K. Karena f n terbatas titik demi titik pada K dan E subhimpunan terbilang di dalam K maka f n memuat suatu subbarisan, katakan f n k sehingga f n k x) konvergen di setiap x E. Misalkan 0 dan ambil 0, karena E rapat dalam himpunan kompak K, maka terdapat titik-titik anggota E yang cacahnya berhingga, sebut saja dengan x 1, x 2,..., x s, sehingga dapat ditulis, K N x i )... 2) Guna memudahkan penulisan sebut f n k = h k. untuk membuktikan subbarisan h k konvergen seragam pada K dapat ditunjukkan dengan argumentasi berikut. Karena h k konvergen di setiap titik anggota E, maka masing-masing barisan bilangan h k x 1 ), h k x 2 ), h k x 3 ),..., h k x n ) adalah konvergen. Menurut kriteria Cauchy sesuai dengan 0 di atas terdapat P, sehingga untuk n P dan m P, berlaku h n x j ) h m x j )., untuk j = 1, 2, 3,..., s... 3) Berdasarkan 2) untuk sembarang x K terdapat suatu q dengan 1 q s, sehingga x N x q ), juga berdasarkan 1) dan karena h k adalah suatu fungsi anggota barisan f n tentu berlaku, h k x ) h k x q )., untuk setiap k N 4) Jika n p dan m p dan dengan memperhatikan 3) dan 4) diperoleh, h n x ) h m x) h n x ) h n x q ) + h n x q ) h m x q ) + h m x q ) h m x) + + = 3. Dengan demikian dapat dikatakan, untuk setiap 0 yang diberikan terdapat p sedemikian hingga untuk setiap n p, m p, dan x K berlaku, h n x ) h m x) 3. Hal ini menunjukkan barisan f n k = h k konvergen seragam pada K. Bukti lain dari ii) Diberikan 0, Karena K kompak, maka terdapat subhimpunan terbilang katakan E yang rapat dalam K E K). Oleh karena itu terdapat x 1, x 2, x 3,..., x s E, sehingga dapat ditulis K N x i ) ; i = 1, 2, 3,..., s. Karena E K, K kompak, dan barisan f n terbatas titik demi titik pada K, akibatnya f n juga terbatas titik demi titik pada E. Selanjutnya karena E 5

himpunan terbilang maka E dapat disajikan dalam bentuk E = p 1, p 2, p 3,.... Dengan demikian f n p 1 ) adalah barisan bilangan terbatas pada R himpunan bilangan nyata) atau di R 2 Kartesius), jadi f n bidang p 1 ) pasti memuat subbarisan yang konvergen, sebut barisan itu f 1 n p 1 ) ; n N himpunan bilangan asli). Demikian juga f 1 n p 2 ) adalah barisan terbatas, berarti f 1 n p 2 ) memuat subbarisan yang konvergen, sebut barisan itu dengan f 2 n p 2 ), demikian seterusnya proses ini dikerjakan sehingga dapat disajikan dalam bentuk berikut. S : f 1 f 2 f 2 f 3 f 4 f 5... S 1 : f 11 f 12 f 13 f 14 f 15 f 16 konvergen di p 1 S 2 : f 21 f 22 f 23 f 24 f 25 f 26 konvergen di p 2 S 3 : f 31 f 32 f 33 f 34 f 35 f 36 konvergen di p 3 S n 1 : f n 1 1 f n 1 2 f n 1 3 f n 1 4 f n 1 5 f n - 1 6 konvergen di p n - 1 S n : f n 1 f n 2 f n 3 f n 4 f n 5 f n 6 konvergen di p n Perhatikan bahwa barisan-barisan S, S 1, S 2, S 3,..., S n 1, S n di atas bersifat S 1 adalah subbarisan S, S 2 subbarisan dari S 1, S 3 subbarisan S 2 dan S n subbarisan S n 1 untuk setiap n = 2, 3, 4,... dengan S n konvergen di p n. Sebut barisan f 11, f 22, f 33, f 33, dengan Z, sehingga dapat ditulis, Z : f 11, f 22, f 33, f 33,. Jelas Z adalah subbarisan dari S = f n, kecuali mungkin n-1) suku pertama dari Z. Jadi suku-suku dari Z merupakan subbarisan dari S n, berarti f n n, f n + 1,n + 1, f n + 2,n + 2, f n 4 3,n + 3,... adalah subbarisan dari S n dengan demikian semuanya konvergen di p n. Akibatnya Z juga konvergen di p n ; n = 1, 2, 3,... Karena E = p 1, p 2, p 3,..., maka Z konvergen pada E. Jadi telah ditemukan Z subbarisan dari S = f n yang konvergen di setiap titik anggota E. Selanjutnya akan dibuktikan Z konvergen seragam pada K. Sebut Z = g k ; k N subbarisan dari f n. Karena f n ekuikontinu pada K, maka barisan Z = g k ekuikontinu pada K, berarti untuk setiap x,y K, dengan d x,y) dan untuk setiap k N berlaku, g k x ) g k y) /3... 1) Z = g k konvergen di x 1, x 2, x 3,..., x s E, maka terdapat p N sehingga untuk setiap k dan l yang lebih besar dari p k p dan l p) berlaku, g k x i ) g l x i ) /3....2) Ambil sembarang x K, maka terdapat m dengan 1 m s, sedemikian hingga x N x m ), akibatnya d x, x m ), sehingga berlaku g m x ) g m x m ) /3... 3) Berdasarkan 1), 2), dan 3) dan untuk setiap k p dan l p diperoleh, g k x ) g l x) = g k x ) g k x m ) + g k x m ) - g l x m) + g l x m ) - g l x) g k x ) g k x m ) + g k x m ) - g l x m ) + g l x m ) - g l x) /3 + /3 + /3 = Jadi dapat disimpulkan jika diberi 0, tedapat p sehingga untuk setiap k p, l p, dan untuk setiap x K berlaku g k x ) g l x). Ini menunjukkan barisan Z = g k konvergen seragam pada K. Teorema 3 : Misalkan fx,y) terdefinisi dan kontinu pada suatu domain bidang G. Maka sekurang-kurangnya terdapat satu kurva integral kurva penyelesaia dari persamaan diferensial dy/dx = fx,y) lewat melalui setiap titik x 0, y 0 ) pada G. Dengan kata lain teorema ini mengatakan, jika diberikan sebarang titik x 0,y 0 ) dapat dibuat himpunan kompak G G sedemikian hingga x 0, 6

y 0 ) G G, maka terdapat paling sedikit satu kurva penyelesaian dari persamaan diferensial dy/dx = fx,y) lewat melalui titik x 0, y 0 ) G G. Bukti : Diberikan sebarang himpunan kompak G G dan sebarang titik x 0, y 0 ) G, karena f kontinu pada G, maka f terbatas pada G G. Oleh karena itu terdapat bilangan K > 0, sehingga untuk setiap x, y) G berlaku fx,y) K. Pada bidang G lukis garis-garis dengan koefisien arah K dan K yang keduanya melalui titik x 0, y 0 ). Lukis garis-garis x = a dan x = b a < x 0 < b), sehingga dengan cara ini akan terlukis dua segitiga sama kaki yang salah satu titik sudutnya bersekutu di titik x 0, y 0 ). Selanjutnya dikontruksi suatu keluarga garis-garis poligon disebut garis Euler Rudin, 1976) yang bersesuaian dengan persamaan diferensial dy/dx = fx,y) dengan cara sebagai berikut. a. Lukis garis melalui titik x 0, y 0 ) dengan kemiringan fx 0, y 0 ). Pada garis ini ambil sembarang titik x 1,y 1 ) dengan x 1 a, b. b. Lukis garis yang melalui titik x 1,y 1 ) dengan kemiringan fx 1,y 1 ). Pada garis ini ambil titik x 2,x 2 ), dengan x 2 a, b. c. Demikian seterusnya proses ini dilanjutkan sampai tak berhingga kali. Selanjutnya dikontruksi suatu barisan yang terdiri dari garis-garis Euler tersebut yang melalui titik x 0, y 0 ). Sebut barisan ini dengan Q n, jelas untuk setiap n, Q n pasti berada di dalam daerah segitiga yang terbentuk, karena kemiringan masingmasing segmen garis pembangun Q n tidak akan melebihi K dan tidak akan kurang dari K. Dari keluarga garis-garis Euler yang terbentuk di atas, dibuat barisan garis-garis Euler dengan sifat ukuran terpanjang dari segmen garis yang membangun Q n mendekati nol 0), apabila n mendekati tak berhingga n ). Dengan prinsip di atas misalkan n adalah suatu fungsi dengan grafik Q n. Ini berarti Q n terdefinisi pada a, b. Karena persamaan garis yang melalui x 0, y 0 ) dengan kemiringan K adalah y = Kx x o ) + y o, dengan mengambil M = maksimum Ka x o ) + y o, Kb x o ) + y o, maka untuk setiap x a, b dan untuk setiap n N berlaku, n M. Ini menunjukkan n terbatas seragam pada a, b, akibatnya n juga terbatas titik demi titik pada a, b. Selanjutnya akan ditunjukkan n ekuikontinu pada a, b dengan cara sebagai berikut. Ambil sembarang n dan x, x a, b, dengan d x, x ), untuk x x x atau x x x, berarti x ) dan x ) bernilai paling besar atau terletak paling jauh pada daerah segitiga yang sebangun di atas sebab kemiringannya K. Karena d x, x ), maka dapat ditulis i). x x K atau x x /K. ii). x x o x dengan x x, akibatnya x x o dan x o x. Berdasakan i) dan ii) diperoleh ktidaksamaan berikut,x ) x ) x ) x o )+x o ) x ) /2K + /2K = 2/2K =/K. Jadi untuk setiap 0 dapat diambil = /2K, sedemikian hingga untuk semua x,y a, b, dengan d x, x ), berlaku, n x) n y), untuk semua n N himpunan bilangan asli)). Ini menunjukkan barisan fungsi n ekuikontinu pada a, b. Karena barisan fungsi n terbatas titik demi titik dan ekuikontinu pada a, b, maka menurut teorema Arzela-Ascoli, barisan n passti memuat subbarisan katakan yang konvwergen seragam ke suatu fungsi katakan x) pada a, b. Misalkan x) = lim untuk n mendekati tak berhingga, ini berarti y = x) melalui titik x o,y o ) G G. 7

Selanjutnya akan ditunjukkan kurva y = x) memenuhi persamaan diferensial dy f x, y) pada interval a,b), artinya harus dx ditunjukkan > 0 dan sembarang titik x, x a, b) dan x x cukup kecil maka berlaku, ) x') f x', x' )) x' <,.... 1) untuk n yang cukup besar dan x x cukup kecil pernyataan 1) ekuivalen dengan, 9 ) f x', x' )) x' <,... 2) Sebelum membuktikan kurva y = x) dy dx memenuhi persamaan diferensial f x, y) pada interval a,b), terlebih dahuli akan dibuktikan keekuivalenan persamaan 1) dan 2). Bukti : a. 1) 2) Misalkan 9 lim x), maka n ) x' ) x') x' lim n, ini berarti tuk sembarang > 0 terdapat p N, sehingga untuk semua n P berlaku, ) x' ) x') x'....... 3) untuk menyederhanakan, sebut A ) x' ) x') x', dan C = fx, x )), B =... 4) Berdasarkan 4), persamaan 3) dapat ditulis, B - C A - B + A - C + = 2, ini membuktikan 1) 2) b. 2) 1) Telah diketahui bahwa B - A ; B - C, bedasarkan dua pernyataan ini dapat ditulis A - C A - B + B - C + = 2, ini membuktikan 2) 1). Berdasarkan a) dan b) disimpulkan persamaan 1) ekuivalen dengan persamaan 2). Selanjutnya misalkan y = x ), karena fungsi f kontinu maka untuk setiap > 0 terdapat > 0, sedemikian hingga fx,y) fx,y ) < atau fx,y ) - < fx,y) < fx,y ) +, asalkan x x < 2 dan y y < 4K.... 5) Perhatikan bahwa himpunan titik-titik x,y) yang memenhi pertidaksamaan 5) adalah suatu persegi panjang, sebut persegi panjang itu dengan Q. Misalkan N cukup besar, sehingga untuk semua n > N, panjang maksimum segmen garis yang membangun L n < dan x) < K. Ini berati semua garis-garis Euler L n dengan n > N akan terletak dalam persegi panjang Q, sebab L n < untuk setiap n> N, dengan 0 < < 2, seperti yang diilustrasikan dalam gambar berikut. Y y+4k Q kurvy = x)+k y y = ) y = x) kurv y = x)-k y-4k X 0 x-2 x x+2 8

Andaikan titik a 0,b 0 ), a 1,b 1 ), a 2,b 2 ),., a k+1, b k+1 ), adalah titik-titik puncak segemensegmen garis pembangun L n, dengan a 0 x < a 1 < a 2 <... < a k < x a k+1, maka dapat ditulis, a 1 ) - a 2 ) - x ) = a 1 x ) fa 0, b 0 ) a 1 ) = a 2 a 1 ) fa 1, b 1 ).... 6) a I+1 ) - x ) - a i ) = a i=1 a i ) fa i, b i ) a k ) = x a k ) fa k, b k ) dengan i = 1,2,..., k-1). Dari 5) dan 6) dan jika x x < akan diperoleh, x )) < ) x' - fx,... 8) Jelas terlihat bahwa bentuk pertidaksamaan 8) ekuivalen dengan bentuk pertidaksamaan 2). Dengan demikian terbukti bahwa y = x) merupakan penyelesaian persamaan diferensial dy dx fx,y). [fx,y )-]a 1 -x )< [fx,y )+]a 1 -x ) [fx,y )-]a 2 -a 1 ) < [fx,y )+]a 2 -a 1 ) [fx,y )-]a 3 -a 2 ) < [fx,y )+]a 3 -a 2 ) [fx,y )-]a i+1 -a i ) < [fx,y )+]a 1+1 -a i ) [fx,y )-]x -a k ) < [fx,y )+]x -a k ) a 1 ) - x ) < a 2 ) - a 1 ) < a 3 ) - a 2 ) < a 1+1 ) - a i ) < x ) - a k ) < Jika seluruh pertidaksamaan ini dijumlahkan, dan x x < maka akan diperoleh, [fx,y )-]x -x ) < x ) - x ) < [fx,y )+]x -x ).... 7) krena y = x ), maka bentuk persamaan 7) dapat ditulis menjadi, ) x' fx,y ) - < < fx,y ) + fx, x )) - < x )) + ) x' < fx, IV. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa, 1.Teorema Azela-Ascoli dapat dijadikan dasar untuk memahami teorema eksistensi tentang penyelesaian suatu persamaan diferensial. 2. Dengan teorema Arzela-Ascoli dan teorema Peano dapat dipahami tentang eksistensi penyelesaian suatu persamaan diferensial. Daftar Pustaka Apostol, L., 1974, Mathematical Analysis. Addison- Wesley Publishing Company, Massachusetts Goldberg, R., 1976, Methods of Real Analysis, John Wiley & Sons, New York Royden, H.L., 1989, Real Analysis, Macmillan Publishing Company, New York Rudin, W., 1976, Principles of Mathematical Analysis, McGraw-Hill International Book Company, Ltd, Singapore 9

Simmon, G.F., 1963, Introduction to Topology and Modern Analysis, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd, Tokyo Soemantri, R., 1988, Analisis Real I, Penerbit Karunika Jakarta, Universitas terbuka, Jakarta 10