Pada Sinyal Kontinyu dan Diskrit

dokumen-dokumen yang mirip
TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM. Kuliah 5 Sistem LTI. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB II LANDASAN TEORI

PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 2 SISTEM LINEAR TIME-INVARIANT (LTI)

Isyarat dan Sistem. Sistem adalah sebuah proses yang menyusun isyarat input x(t) atau x[n] ke isyarat output y(t) atau y[n].

PENGENALAN KONSEP DASAR SINYAL S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

SISTEM WAKTU DISKRIT, KONVOLUSI, PERSAMAAN BEDA. Pengolahan Sinyal Digital

PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 1 ISYARAT DAN SISTEM

TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM. B a b 2 S i s t e m. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

MODUL 5 OPERASI KONVOLUSI

Transformasi Fourier 3.4 Transformasi Fourier

1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut. 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada

Karena deret tersebut konvergen pada garis luarnya, kita dapat menukar orde integrasi dan penjumlahan pada ruas kanan.

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

REPRESENTASI ISYARAT ISYARAT FOURIER

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

TE Sistem Linier. Sistem Waktu Kontinu

Isyarat dan Sistem TE200

RepresentasiSistem. (b) Sistem dengan sinyal input dan sinyal output banyak(lebih dari satu)

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT

KULIAH 9 FILTER DIGITAL

ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 4230

SINYAL DAN SISTEM DALAM KEHIDUPAN

Kuliah 8 KONVOLUSI DAN KORELASI

TE Sistem Linier

KERANGKA BAHAN AJAR. Mata Kuliah : Sistem Linier Semester: 3 Kode: TE-1336 sks: 3 Jurusan : Teknik Elektro Dosen: Yusuf Bilfaqih

Bab Persamaan Beda dan Operasi Konvolusi

SISTEM PENYAMA ADAPTIF DENGAN ALGORITMA GALAT KUADRAT TERKECIL TERNORMALISASI

KALKULUS MULTIVARIABEL II

1. TRANSLASI OPERASI GEOMETRIS 2. ROTASI TRANSLASI 02/04/2016

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

MODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL

BAB II DASAR TEORI. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan teori teori yang diperlukan untuk

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.

Matematika Logika Aljabar Boolean

SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL DISKRIT UNTUK MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MATLAB ABSTRAK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Kelandaian maksimum untuk berbagai V R ditetapkan dapat dilihat dalam tabel berikut :

LECTURE NOTES MATEMATIKA DISKRIT. Disusun Oleh : Dra. D. L. CRISPINA PARDEDE, DEA.

BAB II LANDASAN TEORI

TEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA

Aljabar Boole. Meliputi : Boole. Boole. 1. Definisi Aljabar Boole 2. Prinsip Dualitas dalam Aljabar

SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL DISKRIT UNTUK MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MATLAB ABSTRAK

King s Learning Be Smart Without Limits

Bab 2. Tinjauan Pustaka. 2.1 Pendahuluan. 2.2 Bunga Majemuk

KALKULUS MULTIVARIABEL II

Bab 2. Teori Pendukung. 2.1 Pendahuluan. 2.2 Future Life Time

MODUL 1 Nama Percobaan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pertemuan : 7 Materi : Integral Garis dan Teorema Dasar Integral Garis Bab III. Integral Kalkulus Dari Vektor

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

Logika Matematika Teori Himpunan

Invers Transformasi Laplace

SIMULASI TAPIS FINITE IMPULSE RESPONSE (FIR) DENGAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT)

02-Pemecahan Persamaan Linier (1)

TOPIK 2. Medan Listrik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

TRANSFORMASI GEOMETRI

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

By : MUSAYYANAH, S.ST, MT

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Pengantar Vektor. Besaran. Vektor (Mempunyai Arah) Skalar (Tidak mempunyai arah)

MODUL 2 SINYAL DAN SUARA

3. Jika y1 = y2 (garis horisontal), maka (a) x = x + 1 dan y tetap (b) gambar titik (x,y) di layar (c) Selesai

Perkalian Titik dan Silang

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

Asuransi Jiwa

Bilangan Riil, Nilai Mutlak, Fungsi

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

GERAK LURUS. Posisi Materi Kecepatan Materi Percepatan Materi. Perpindahan titik materi Kecepatan Rata-Rata Percepatan Rata-Rata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II

Pembentukan Pohon Pencarian Solusi dalam Persoalan N-Ratu (The N-Queens Problem)

03/08/2015. Sistem Bilangan Riil. Simbol-Simbol dalam Matematikaa

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT

Open Source. Not For Commercial Use. Vektor

Aljabar Boolean. IF2120 Matematika Diskrit. Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB. Rinaldi Munir - IF2120 Matematika Diskrit

Bab. Bilangan Bulat. SUmber buku: bse.kemdikbud.go.id

BAB I PENDAHULUAN. sangat padat (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan sebagainya)

Bab 5 Potensial Skalar. A. Pendahuluan

MODUL I SINYAL WAKTU DISKRIT. X(n) 2 1,7 1,5

KALKULUS MULTIVARIABEL II

Bahan Ajar untuk Guru Kelas 6 Oleh Sufyani P

BAB III OUTPUT PRIMITIF

MATEMATIKA BISNIS DAN MANAJEMEN JILID 1

Operasi Bertetangga KONVOLUSI. Informatics Eng. - UNIJOYO log.i. Citra kualitas baik: mencerminkan kondisi sesungguhnya dari obyek yang dicitrakan

BAB VI FILTER DIGITAL

Isyarat. Oleh Risanuri Hidayat. Isyarat. Bernilai real, skalar Fungsi dari variabel waktu Nilai suatu isyarat pada waktu t harus real

Seri Pendidikan Aktuaris Indonesia Ruhiyat

BAB VI FILTER DIGITAL

PEMROGRAMAN DAN METODE NUMERIK Semester 2/ 2 sks/ MFF 1024

2.1. Filter. Gambar 1. Bagian dasar konverter analog ke digital

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STMIK PARNA RAYA MANADO TAHUN 2010

Deret Fourier untuk Sinyal Periodik

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA-FREDHOLM NONLINEAR MENGGUNAKAN FUNGSI BASIS BARU ABSTRACT

BAB V DISTRIBUSI NORMAL. Deskripsi: Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep distribusi normal dalam pengukuran.

Transkripsi:

Konvolusi Pada Sinyal Kontinyu dan Diskrit Konvolusi Kontinyu Keluaran sistem dengan tanggapan impuls t) dan masukan x(t) dapat direpresentasikan sebagai: εx( τε ) δ ( t y ( t) τε ) allτ y ( t) t (2.4) atau dapat juga dinyatakan: y ( t) = x( t Kedua rumusan diatas dikenal sebagai integral konvolusi. Untuk dua fungsi sembarang x(t) dan t) maka integral konvolusi r(t) dapat dinyatakan sebagai: r(t) t) * t) t Konvolusi kontinyu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a) Komutatif x(t)*y(t) = y(t)*x(t) r xy (t) = r yx (t) b) Distributif x(t)*[y(t) ± z(t)] = [x(t)*y(t)] ± [x(t)*z(t)] r xy (t) = r yx (t) ± r xz (t) c) Asosiatif x(t)*[y(t)*z(t)] = [x(t)*y(t)]*z(t) Untuk memperjelas penggunaan integral konvolusi disajikan contoh sebagai berikut: Contoh soal 2.5: Dua buah isyarat mempunyai rumusan sebagai berikut: x(t) = 0<t< 0, t lainnya dan, 0

t) = <t<2 0, t lainnya Carilah sinyal r(t) yang merupakan hasil konvolusi dua isyarat tersebut. Penyelesaian: Untuk mencari nilai konvolusi kedua isyarat kontinyu digunakan: r(t) t) * t) t Pada rumus diatas dapat dilihat bahwa untuk mencari nilai r(t) diperlukan sinyal x( dan sinyal t-. maka, x(t) = 0<t< 0, t lainnya x( = 0<p< 0, p lainnya sedangkan t- dapat dicari sebagai berikut: t- = <t-p<2 0, t-p lainnya yang dibutuhkan adalah fungsi h dalam p maka: t- = -2+t<p<-+t 0, p lainnya Untuk mempermudah diilustrasikan sebagai berikut: x( t- - p - 2 p t-2 t- p Gambar 2.2 Sinyal x(, dan t- Pada gambar diatas sinyal t- adalah sinyal - yang tergeser sejauh t. Dari rumusan integral konvolusi dapat dilihat bahwa sinyal - dijalankan dari - sampai +. Nilai integral konvolusi dapat dibagi menjadi beberapa kasus penggal waktu t yaitu: Pada saat t<

Pada saat <t<2 Pada saat 2<t<3 Pada saat t>3 Untuk memperjelas keempat kasus ini x( dan t- digambarkan dalam satu sumbu y(. y( y( t- x( t- x( t-2 t- p t-2 t- p y( (a) y( (b) x( t- x( t- t-2 t- p (c) t-2 t- p (d) Gambar 2.3 (a) Sinyal x( dan t- pada saat t< (b) Sinyal x( dan t- pada saat <t<2 (c) Sinyal x( dan t- pada saat 2<t<3 (d) Sinyal x( dan t- pada saat t>3 Hasil konvolusi r(t) pada tiap penggal waktu tersebut adalah sebagai berikut a) Pada saat t< Pada periode ini sinyal t- belum sampai ke titik awal x( maka: t r(t) = 0 2

b) Pada saat <t<2 Pada saat <t<2 batasan bawah integral konvolusi berdasar Gambar 2.2 (b) adalah 0 dengan batas atas t-. = t 0 x( t = t 0 ()() r(t) = t- c) Pada saat 2<t<3 Pada saat 2<t<3 batasan bawah integral konvolusi berdasar Gambar 2.2 (c) adalah t-2 dengan batas atas. = t 2 x( t = t 2 ()() r(t) = -(t-2) = 3-t d) Pada saat t<3 Pada waktu ini t- sudah meninggalkan batas akhir x( sehingga: t r(t) = 0 Dengan demikian hasil konvolusi secara keseluruhan adalah sebagai berikut: r(t) = t- <t<2 3-t 2<t<3 0, t lainnya r(t) t- 3-t 2 3 t Gambar 2.4 Sinyal r(t) hasil konvolusi x(t) dan t) 3

Konvolusi Diskrit Konvolusi diskrit antara dua sinyal x(n) dan n) dapat dirumuskan sebagai berikut: r(n) n) * n) x(k)n - k) (2.5) Komputasi tersebut diselesaikan dengan merubah indeks waktu diskrit n menjadi k dalam sinyal x[n] dan h[n]. Sinyal yang dihasilkan x[k] dan h[k] selanjutnya menjadi sebuah fungsi waktu diskrit k. Langkah berikutnya adalah menentukan h[n-k] dengan h[k] merupakan pencerminan dari h[k] yang diorientasikan pada sumbu vertikal dan h[n-k] merupakan h[ki] yang digeser ke kanan dengan sejauh n. Saat pertama kali hasil perkalian x[k]k[n-k] terbentuk, nilai pada konvolusi x[n]*v[n] pada titik n dihitung dengan menjumlahkan nilai x[k]h[n-k] sesuai rentang k pada sederetan nilai integer tertentu. Untuk lebih jelasnya diperlihatkan dalam contoh berikut. Contoh soal 2.6: Dua buah isyarat diskrit x(n) dan y(n) mempunyai representasi sebagai berikut: x(n) = n = -,0, 0, n lainnya sedangkan, n= y(n) = 2, n=2 0, n lainnya carilah r(n) n)*y(n). Penyelesaian: Untuk mencari nilai r(n) adalah sebagai berikut: r(n) n) * y(n) x(k)y(n - k) dari rumusan tersebut dibutuhkan x(k) dan y(n-k). Nilai x(k) didapat dengan mengganti indeks n menjadi k. x(k) = k = -,0, 0, k lainnya Sedangkan y(n-k) adalah sebagai berikut : k=n- y(n-k) = 2, k=n-2 0, n lainnya 4

Nilai r(n) dievaluasi untuk setiap n. a) Untuk n= - x(k) = δ(k+) + δ(k) + δ(k-) y(--k) = 2δ(k+3) + δ(k+2) r(n) n) * y(n) r(-) x(k)y(n - k) r(-) =... + x(-3)y(-3) + x(-2)y(-2)+x(-)y(-)+x(0)y(0)+... r(-) = 0 b) Untuk n= 0 x(k) = δ(k+) + δ(k) + δ(k-) y(--k) = 2δ(k+2) + δ(k+) r(n) n) * y(n) r(0) x(k)y(-- k) x(k)y(-- k) x(k)y(n - k) r(0) =... + x(-2)y(-2)+x(-)y(-)+x(0)y(0)+x()y()... =...+(0)(2) +()() +()(0)+()(0)+... r(0) = c) Untuk n= x(k) = δ(k+) + δ(k) + δ(k-) y(--k) = 2δ(k+) +δ(k) r() =... + x(-2)y(-2)+x(-)y(-)+x(0)y(0)+x()y()+x(2)y(2)+... r() =...+(0)(0)+()(2)+()()+()(0)+(0)(0)+... r() = 3 d) Untuk n= 2 x(k) = δ(k+) + δ(k) + δ(k-) y(--k) = 2δ(k) +δ(k-) r() =... + x(-2)y(-2)+x(-)y(-)+x(0)y(0)+x()y()+x(2)y(2)+... r() =...+(0)(0)+()(0)+()(2)+()()+(0)(0)+... r() = 3 5

e) Untuk n= 3 x(k) = δ(k+) + δ(k) + δ(k-) y(--k) = 2δ(k-) +δ(k-2) r() =... x(-2)y(-2)+x(-)y(-)+x(0)y(0)+x()y()+x(2)y(2)+ + x(3)y(3)+... r() =...+(0)(0)+()(0)+()(0)+()(2)+(0)()+(0)(0)... r() = 2 f) Untuk n= 4 x(k) = δ(k+) + δ(k) + δ(k-) y(--k) = 2δ(k-2) +δ(k-3) r() =... x(-2)y(-2)+x(-)y(-)+x(0)y(0)+x()y()+x(2)y(2)+ + x(3)y(3)+... r() =...+(0)(0)+()(0)+()(0)+()(0)+(0)(2)+(0)()... r() = 0 Jadi secara keseluruhan hasil konvolusi antara x(n) dan n) adalah: r(n)= δ(n)+3δ(n-)+ 3δ(n-2)+2δ(n-3) x(k) y(k) 2-3-2-2 3 k -3-2 - 2 3 k (a) y(-k) y(n-k) 2 2-3-2-2 3 k -3-2 - 2 3 k (b) r(n) 3 2-3-2-2 3 (c) 4 5 n 6

Gambar 2.5 (a) Sinyal x(k) dan y(k) (b) Sinyal y(-k) dan y(n-k) pada saat n= (c) Sinyal hasil konvolusi r(n) 7