5. Floating Point Arithmetic

dokumen-dokumen yang mirip
Arsitektur dan Organisasi

DASAR KOMPUTER REPRESENTASI DATA

PERTEMUAN MINGGU KE-3 REPRESENTASI DATA

PEMECAHAN MASALAH DENGAN C 32 BIT FLOATING POINT BINARY CONVERTER

STEI Institut Teknologi Bandung

09/01/2018. Prio Handoko, S. Kom., M.T.I.

Bab 10 Penyajian Data Integer dan Bilangan Floating Point 10.1 Pendahuluan

Sistem Digital (410206)

1. Integer Interger adalah data numerik yang tidak mengandung pecahan, dan disajikan dalam memori komputer sebagai angka bulat. Mengacu pada obyek

ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER

Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2013

Standard IEEE 754 & Big Endian Litle Endian

Basic Arithmetic Computing. Team Dosen Telkom University 2016

Representasi Bilangan Digital (Bagian 2)

REPRESENTASI DATA. Arsitektur Komputer

REPRESENTASI dan ALUR PEMROSESAN DATA

Bab 3. Aritmetika Komputer

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD April 2018

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Aritmatika Komputer. Bab 9 4/29/2014

Bab 5. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

KOMPETENSI DASAR : MATERI POKOK : Sistem Bilangan URAIAN MATERI 1. Representasi Data

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER

Arsitektur dan Organisasi

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357.

CSG2F3 Sistem dan Logika Digital (SLD) REPRESENTASI DATA. Tim Dosen SLD KK Telematika FIF Telkom University

Dr. novrina

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

9.3. ARITMATIKA INTEGER

Arsitektur Komputer. Pertemuan ke-2 - Aritmatika Komputer >>> Sistem bilangan & Format Data - Perkembangan Perangkat Keras Komputer

Representasi Data. M. Subchan M

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1

Arithmatika Komputer. Pertemuan - 2

KESALAHAN DAN KEAKURATAN

Pokok Pokok Bahasan :

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

Pertemuan Ke-6 ARITMATIKA KOMPUTER

Pertemuan ke 9 Aritmatika Komputer. Computer Organization Eko Budi Setiawan

ARITMATIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2011

Struktur dan Organisasi Data 2 STRUKTUR DATA

Tipe Data dan Operator dalam Pemrograman

ARITHMETIC CODING. Arithmetic Coding

Sistem-Sistem Bilangan Sistem-Sistem Bilangan secara matematis: Contoh-2: desimal: biner (radiks=2, digit={0, 1}) Bilangan. Nilai

PERTEMUAN : 2 SISTEM BILANGAN

Type Data terdiri dari : - Data Tunggal : Integer, Real, Boolean dan Karakter. - Data Majemuk : String

Arsitektur & Organisasi Komputer. Aritmatika Komputer. Pertemuan I I

Sistem Bilangan dan Konversinya. Oleh : Agus Pribadi

Penerapan Floating Point Unit Sebagai Co-processor yang Diimplementasikan dengan Menggunakan FPGA

BAB II SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN

Minggu 11. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

Representasi Data Digital (Bagian 1)

BAB V RANGKAIAN ARIMATIKA

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC

Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Adder juga sering disebut rangkaian

Arsitektur Komputer Pertemuan - 1 By HendraNet

Kekeliruan Dalam Komputasi Saintifik

BAB I DASAR KOMPUTER DIGITAL

Dalam konvensi tersebut dijumpai bahwa suatu bilangan yang tidak disertai indeks berarti bilangan tersebut dinyatakan dalam desimal atau basis-10.

SISTEM BILANGAN DAN KONVERSI BILANGAN. By : Gerson Feoh, S.Kom

Sistem Bilangan. Rudi Susanto

BAB III DAN DASAR-DASAR MATEMATIKA. FTI-Universitas Yarsi

MODUL 1 SISTEM BILANGAN

BAB 1 TIPE DATA. Selain itu terdapat operasi MOD (Modulo) adalah sisa dari pembagian Contoh : 27 MOD 4 = 3

BAB 1 TIPE DATA. Struktur Data 1. Sederhana : Array dan Record 2. Majemuk terdiri atas Linier Non Linier

Sistem DIGITAL. Eka Maulana., ST, MT, M.Eng

Pecahan. mendapatkan setengah sehingga = 1. 2

Tipe Data dan Variabel. Dosen Pengampu Muhammad Zidny Naf an, M.Kom

MATERI 2 SISTEM BILANGAN DAN REPRESENTASI DATA

Berbagai Macam Bilangan

BAB I SISTEM BILANGAN OLEH : GANTI DEPARI JPTE FPTK UPI BANDUNG

BILANGAN PECAHAN. A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai

Arsitektur dan Organisasi Komputer

PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A

Lecturer: Abdusy Syarif. Undergraduate Course Informatics Engineering Dept. Universitas Mercu Buana. Tipe Data

Catatan Kuliah Analisis Numerik Pertemuan 1 : 10 Februari 2015 Sri Istiyarti Uswatun Chasanah G Oleh : Dr.Ir.Sri Nurdiati, M.

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD Maret 2018

8/4/2011. Microprocessor & Microcontroller Programming. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan

Review Kuliah Sebelumnya

BAB 4 PENGENALAN BAHASA C

Kuliah#11 TKC205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017

Struktur Data adalah : suatu koleksi atau kelompok data yang dapat dikarakteristikan oleh organisasi serta operasi yang didefinisikan terhadapnya.

SD kelas 4 - MATEMATIKA PECAHAN (K13 REVISI 2016)UJI KOMPETENSI PECAHAN (K13 REVISI 2016)

GALAT DALAM KOMPUTASI NUMERIK

BAB 3 ALGORITMA DAN MODEL 2K FFT-IFFT CORE

Bilangan Desimal bilangan yang memiliki basis 10. Bilangan tersebut adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 Bilangan Biner bilanganyang memilikibasis

II. REPRESENTASI DATA

TIPE DATA, VARIABLE, dan OPERATOR DELPHI

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

SISTEM BILANGAN DAN SANDI

DATA PADA BAHASA C TIPE DATA

Penggunaan Sistem Bilangan dan Pengkodean -3-

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK

Variabel, Operator Dan Ekspresi. Agus Priyanto, M.Kom

Bilangan Bertanda (Sign Number)

Transkripsi:

5. Floating Point Arithmetic 5.1. Bentuk Bilangan Floating Point Bilangan Floating Point memiliki bentuk umum : + m * b e, dimana m (disebut juga dengan mantissa), mewakili bilangan pecahan dan umumnya dikonversi ke bilangan binernya, e mewakili bilangan exponent nya, sedangkan b mewakili radix (basis) dari exponent. Gambar 5.1. Contoh : Pada gambar diatas, menunjukkan tentang panjang bit pada bilangan floating point m = 23 bit, e = 8 bit, dan S (bit sign) = 1. Jika nilai yang tersimpan di S adalah 0, maka bilangan tersebut adalah positif dan jika nilai yang tersimpan pada S adalah 1, maka bilangan tersebut adalah negatif. Bilangan exponent pada contoh diatas, hanya dapat digunakan pada bilangan positif 0 hingga 255. Untuk dapat menggunakan bilangan exponent negatif dan positif, nilai bulat yang disebut dengan bias, dikurangkan dengan bilangan pada kolom exponent dan menghasilkan bilangan exponent akhir. Misalkan pada contoh diatas menggunakan bias = 128, maka bilangan exponent akhirnya memiliki range antara 128 (disimpan sebagai 0 pada kolom exponent) hingga +127 (disimpan sebagai 255 pada kolom exponent). Berdasarkan bentuk seperti ini, bilangan exponent +4 dapat digunakan dengan menyimpan 132 pada kolom exponent, sedangkan bilangan exponent 12 dapat digunakan dengan menyimpan 116 pada kolom exponent. Anggap b = 2, maka bilangan floating point seperti 1,75 dapat menggunakan salah satu dari bentuk umum seperti pada gambar berikut: 1

Gambar 5.2. 5.2. Macam macam bentuk bilangan floating point Untuk mempermudah operasi bilangan floating point dan menambah tingkat presisinya, maka bilangan tersebut dibuat dalam bentuk ternormalisasi (normalized forms). Suatu bilangan floating point telah ternormalisasi jika most significant bit (MSB) dari mantissanya adalah 1. Karena itu, diantara ketiga bentuk diatas dari bilangan 1,75, maka bentuk yang telah ternormalisasi adalah bentuk yang paling atas, dan disarankan untuk digunakan. Karena nilai MSB dari bilangan Floating Point yang telah ternormalisasi selalu 1, maka bit ini tidak disimpan, sehingga nilai mantissa yang tersimpan adalah 1.m. Sehingga untuk bilangan floating point bukan nol yang ternormalisasi memiliki bentuk ( 1) S * (1.m) * 2 e 128 5.3. Aritmetika Floating Point Penjumlahan / Pengurangan Hal yang sulit dari penjumlahan dua bilangan exponent adalah jika bilanganbilangan tersebut memiliki bentuk exponensial yang berbeda. Unutk memecahkannya, maka sebelum ditambahkan bilangan exponensialnya harus disetarakan terlebih dahulu, atau bilangan dengan nilai exponent lebih kecil disamakan dulu ke bilangan exponent yang sama dengan bilangan lain. Langkah langkah yang dilakukan untuk menambah/mengurangkan dua bilangan floating point 1. Bandingkan kedua bilangan, dan ubah ke bentuk yang sesuai pada bilangan dengan nilai exponensial lebih kecil 2. Lakukan operasi penjumlahan / pengurangan 2

3. Lakukan normalisasi dengan menggeser nilai mantissa dan mengatur nilai exponensialnya Contoh : Jumlahkan dua bilangan floating point 1,1100 * 2 4 dan 1,1000 * 2 2 1. Sesuaikan : 1,1000 * 2 2 diubah menjadi 0,0110 * 2 4 2. Jumlahkan : hasil penjumlahan 10,0010 * 2 4 3. Normalisasi : hasil setelah dinormalisasi adalah 0,1000 * 2 6 ( dianggap bit yang diijinkan setelah koma adalah 4) Operasi penjumlahan/pengurangan dua bilangan floating point diilustrasikan dengan skema seperti pada gambar berikut : Gambar 5.3. Skema penjumlahan/pengurangan bilangan floating point 5.4. Perkalian Perkalian dari dua bilangan floating point dengan bentuk X = m x * 2 a dan Y = m x * 2 b setara dengan X * Y = (m x * m y ) * 2 a+b Algoritma umum untuk perkalian dari bilangan floating point terdiri dari tiga langkah : 1. Hitung hasil exponensial dengan menjumlahkan nilai exponent dari kedua bilangan 2. Kalikan kedua bilangan mantissa 3. Normalisasi hasil akhir 3

Contoh : Perkalian antara dua bilangan floating point X = 1,000 * 2 2 dan Y = 1,010 * 2 1 1. Tambahkan bilangan exponennya : 2 + ( 1) = 3 2. Kalikan mantissa: 1,0000 * 1,010 = 1,010000 Hasil perkaliannya adalah 1,0100 * 2 3 Perkalian dari dua bilangan floating point diilustrasikan menggunakan skema seperti tampak pada gambar berikut : Gambar 5.4. Skema perkalian bilangan floating point 5.5. Pembagian Pembagian dari dua bilangan floating point dengan bentuk X = m x * 2 a dan Y = m x * 2 b setara dengan X / Y = (m x / m y ) * 2 a b Algoritma umum untuk pembagian dari bilangan floating point terdiri dari tiga langkah : 1. Hitung hasil exponensial dengan mengurangkan nilai exponent dari kedua bilangan 2. Bagi kedua bilangan mantissa 3. Normalisasi hasil akhir Contoh : Pembagian antara dua bilangan floating point X = 1,0000 * 2 2 dan Y = 1,0100 * 2 1 1. Kurangkan bilangan exponennya : 2 ( 1) = 1 2. Bagi mantissa: 1,0000 / 1,0100 = 0,1101 4

Hasil pembagiannya adalah 0,1101 * 2 1 Pembagian dari dua bilangan floating point diilustrasikan menggunakan skema seperti tampak pada gambar berikut : Gambar 5.5. Skema pembagian bilangan floating point 5.6. Floating Point standard IEEE IEEE membuat dua bentuk bilangan floating point standard. Bentuk basic dan bentuk extended. Pada tiap bentuk tersebut, IEEE menentukan dua format, yaitu single precision dan double precision format. Single precision format adalah model 32bit sedangkan double precision format adalah 64bit. Pada single extended format setidaknya menggunakan 44 bit, sedangkan pada double extended format setidaknya menggunakan 80 bit. Pada single precision format, mengijinkan penggunaan bit tersembunyi, kolom exponentnya adalah 8bit. Bentuk single precision ditunjukkan pada gambar berikut. Gambar 5.6. IEEE single precision Format Jika jumlah bit bilangan exponent adalah 8, maka nilainya memiliki 256 kombinasi, diantara angka angka tersebut, dua kombinasi digunakan sebagai nilai khusus: 1. e = 0 bernilai nol (jika m = 0) dan nilai terdenormalisasi (jika m 0) 5

2. e = 255 bernilai + (jika m = 0) dan nilai tak terdefinisi (jika m 0) m = 0 m 0 e = 0 0 Terdenormalisasi e = 255 + Tidak Terdefinisi Tabel 5.1. IEEE Double Precision Format Bentuk ini memiliki kolom exponent 11 bit dan kolom nilai mantissa sebesar 52 bit. Bentuknya seperti tampak pada gambar. Gambar 5.7. IEEE double precision format Karakteristik Single Precision Double Precision Panjang dalam bits 32 64 Bagian pecahan dalam bits 23 52 Bit tersembunyi 1 1 Panjang Exponent dlm bits 8 11 Bias 127 1023 Range 2 128 3,8 x 10 38 2 1024 9,0 x 10 307 Nilai ternormalisasi terkecil 2 126 10 38 2 1022 10 308 Tabel 5.2. Karakteristik dari IEEE single dan double floating point format 6