BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini peneliti mengemukakan bagaimana hasil dari penelitian tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Siswa dikelas ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan guru untuk meningkatkan keterampilan memeragakan dinamika lagu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DALAM PRESTASI, TERAMPIL DALAM KARYA DAN BUDAYA, BERWAWASAN IPTEK, BERLANDASKAN IMTAQ.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Saptosari,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Ada pun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan tahapan pada setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus siklus yang

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada kelas XII jurusan TFL (Teknik Fabrikasi Logam) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Penerapan Metode Drill pada Surat-Surat Pendek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan. Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik)

Grafik Hasil Belajar Sebelum Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan formal yang berada di Desa Durungbanjar Kecamatan Candi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Diagram Persentase ketuntasan siswa pada prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan wawancara dan observasi. awal, yaitu pembelajaran yang berlangsung secara alamiah, kemudian dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

53 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah SMA Batik 1 Surakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang berada di Jl. Slamet Riyadi No.445. SMA BATIK 1 Surakarta menerapkan kurikulum 2013. Sejarah perkembangan SMA Batik 1 Surakarta sangat erat hubungannya dengan Koperasi Batik Batari. Koperasi tersebut didirikan oleh sekumpulan pengusahan Batik. Semakin berkembangnya Batik Batari tersebut menimbulkan suatu gagasan untuk menyisihkan keuntungannya untuk kepentingan Sosial dengan mendirikan sebuah Yayasan dengan nama Yayasan Pendidikan Batik Batari yang direalisasikan denagn berdirinya SMA Batari. Bersamaan dengen perkembangan, Koperasi Batik Batari pecah menjadi 3 (tiga) koperasi primer yaitu : Koperasi Batari, Koperasi PPBS dan KPN. Karena perpecahan koperasi tersebut, maka nama Batari hanya merupakan bagian saja, sehingga untuk menghilangkan kesan tersebut maka nama SMA dan SMP Batari diubah menjadi SMA dan SMP Batik. SMA Batik 1 Surakarta yang sebelumnya bernama SMA Batari ini didirikan pada tanggal 1 Oktober 1957 dengan status Sekolah Swasta yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Batik. Tujuan dari Yayasan ini adalah mendorong dan mendidik anak didiknya untuk sanggup bekerja mandiri, percaya kepada kemampuan sendiri dan mempertebal rasa tanggung jawab serta menjaga kesehatan jasmani dan rokhani sehingga menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada tahun 1966 SMA Batik 1 Surakarta berhasil memperoleh status bersubsidi dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 26 Maret 1966 No. 1238/135/BIII/1966 dengan Kepala SMA Batik 1 Surakarta telah mengalami pergantian selama beberapa kali. 53

54 Berikut adalah daftar nama kepala SMA Batik 1 Surakarta sejak tahun 1957 hingga sekarang. 1. Tahun 1957 1958 : Bapak Soekarno 2. Tahun 1958 1960 : Bapak Drs. Mardie AS., BA 3. Tahun 1960 1964 : Bapak Prof. A. Wasit Aulawi, MA. 4. Tahun 1965 1966 : Bapak Prof. Dr. H.M. Soleh Muntasir 5. Tahun 1966 1968 : Bapak Drs. Mardie AS., BA 6. Tahun 1968 1993 : Bapak Ahmad Syukri, SH. 7. Tahun 1993 1998 : Bapak Sumedi Supardi, B.Sc. 8. Tahun 1998 2006 : Bapak Drs. H. Mahfudz Wasyim 9. Tahun 2006 Sekarang : Bapak Drs. Literzet Sobri, M.Pd. Pada tahun 1972 SMA Batik 1 mendapatkan kewenangan untuk menguji sendiri kelulusan siswanya. Tahun 1983 SMA Batik 1 Surakarta memperoleh status di samakan dengan Surat Keputusan (SK) Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah tertanggal 17 Januari 1983 dengan No. 007/C/Kep/1983. Hingga akreditasi 5 (lima) tahun SMA Batik 1 Surakarta mempertahankan status disamakan, dikuatkan dengan SK Dirjen Dikdasmen tanggal 26 Januari 1990 No. 009/C/Kep/I/1990 dengan Nomor Piagam akreditasi A.03 b.64 tanggal 24 Januari 1990. Status disamakan tetap dipertahankan pada tahun 1999 dengan nomor A.031333U tanggal 5 April 1999. Pada perkembangannya tanggal 28 April 2004 status SMA Batik 1 Surakarta berubah menjadi terkreditasi dengan peringkat A (Amat Baik). Hal ini didasarkan pada Keputusan Sidang Badan Akreditasi Sekolah Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 28 April 2004. SMA BATIK 1 Surakarta juga memiliki visi dan misi sebagai berikut : a. Visi SMA Batik 1 Surakarta Mewujudkan Lembaga Pendidikan Menengah Umum Swasta yang Unggul dengan bertumpu pada peningkatan Iman dan Taqwa, Penanaman disiplin dan tertingkatnya Prestasi (IDASI).

55 b. Misi SMA Batik 1 Surakarta 1) Menyelenggarakan pendidikan menengah umum yang berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat kini dan mendatang. 2) Mengembangkan pembentukan generasi muda yang islami, bertaqwa dan berakhlak mulia. 3) Membentuk generasi muda yang berdisiplin tinggi, bertanggung jawab, mandiri dan tetap santun 4) Senantiasa mengupayakan tercapainya optimalisasi prestasi bidang akademik, olahraga, seni budaya maupun skill 5) Menanamkan prinsip hidup berilmu-amaliyah dan beramal-amaliah B. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus) Sebelum melaksanakan proses penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan. Dari lima kelas XI IPS, kelas XI IPS 4 dijadikan objek penelitian atas pertimbangan dari guru mata pelajaran Sejarah Ibu Tri Sasriani yang juga merupakan wali kelas di XI IPS 4. Kelas XI IPS 4 memiliki kondisi yang sama dengan kelas XI IPS lainnya. Kelas ini dipilih karena menjadi kelas yang diwalikan sendiri oleh ibu Dra. Tri Sasriani selaku guru sejarah sekaligus menjadi kolabolator peneliti dalam penelitian ini. Dalam observasi awal dapat diketahui sebagai berikut: 1. Ditinjau dari segi peserta didik a. Antusias siswa pada mata pelajaran sejarah masih tergolong rendah karena berdasarkan hasil wawancara peneliti pada beberapa siswa masih banyak siswa yang memiliki anggapan bahwa pelajaran sejarah adalah pelajaran yang membuat siswa mudah mengantuk karena siswa hanya terpaku mendengarkan sebuah cerita. b. Siswa juga masih menganggap sejarah merupakan pelajaran dimana siswa harus menghafalkan banyak teori, materi, tanggal-tanggal penting dan juga hari-hari yang penting dalam sejarah dunia maupun Indonesia.

56 c. Nilai hasil belajar siswa pada ranah kognitif berdasarkan kondisi awal hasil belajar dari proses yang dilakukan peneliti, siswa yang memiliki nilai di atas KKM 75 berjumlah 20 orang dari 47 siswa atau sekitar 42,55% (Nilai Hasil Belajar Ranah Kognitif Prasiklus : 136) Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar Sejarah Ranah Kognitif Prasiklus No Kriteria Jumlah Presentase 1 Lulus 19 40,42% 2 Tidak Lulus 28 59,58% Total 47 100% Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Ranah Kognitif Prasiklus d. Nilai sikap yang ditunjukan siswa selama proses pembelajaran belangsung sudah baik. Siswa XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta memiliki karakteristik nilai yang baik pada aspek kedisiplinan, kesopanan, tanggung jawab, dan juga memperhatikan pembelajaran dengan cukup baik.

57 Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Belajar Sejarah Ranah Afektif Prasiklus No Kriteria Nilai Jumlah Presentase 1 Sangat Baik A - 00,00% 2 Baik B 27 57,44% 3 Cukup Baik C 20 42,56% 4 Kurang Baik D - 00,00% Total 47 100% Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Ranah Afektif Prasiklus Tabel 4.3 Aspek Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Prasiklus No Aspek Nilai A B C D 1 Kedisiplinan 0% 93,61% 8,51% 0% 2 Kesopanan 0% 59,58% 40,42% 0% 3 Kerja Sama 0% 12,77% 87,23% 0% 4 Tanggung Jawab 12,77% 48,93% 38,30% 0% 5 Memperhatikan 0% 44,69% 55,31% 0%

58 Berdasarkan tebel di atas dapat diketahui hasil belajar siswa pada aspek ranah afektif prasiklus sebagai berikut: 1) Kedisiplinan Pada aspek kedisiplinan siswa belum ada yang mendapatakan nilai A atau sangat baik mayoritas siswa mendapatkan nilai B atau baik sebesar 93,51% dan sisanya mendapat nilai C atau cukup sebesar 8,51% dikarenakan siswa belum mengetahui bahwa pada hari itu guru yang mengajar dikelas akan digantikan oleh peneliti membuat siswa mengulurulur waktu untuk masuk ke dalam kelas setelah istirahat. 2) Kesopanan Pada aspek kesopanan siswa mendapatkan nilai B atau baik sebesar 59,58% dilihat dari gaya bicara di dalam kelas dan menghormati yang berlaku sebagai guru pada pembelajaran sisanya mendapatkan nilai C atau cukup 40,42% dikarenakan siswa kurang menghormati guru dengan banyak mengobrol dengan teman sebangku dan bermain gadget. 3) Kerja Sama Pada aspek kerja sama 12,77% siswa mendapat nilai B atau baik karena dalam pembelajaran individual siswa berusaha mengendalikan kelas agar siswa yang lain belajar dengan kondusif contohnya ada beberapa siswa yang berteriak meminta siswa yang lain untuk diam sebagian lagi mendapatkan nilai C atau cukup 87,23% dikarenakan pembelajaran dengan cara kovensional metode ceramah dan aktif tanya jawab belum mampu membuat rasa kerja sama siswa dengan siswa lain timbul. Metode ceramah dan tanya jawab yang digunakan dalam pembelajaran kurang memicu siswa untuk bekerja sama dalam membahas atau mendiskusikan materi yang sedang dipelajari dengan teman sebangku atau dengan siswa yang lain.

59 4) Tanggung Jawab Pada aspek tanggung jawab siswa yang mendapatkan nilai A atu sangat baik sebesar 12,77% ditunjukan dengan siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, sebanyak 48,93% mendapatkan nilai B atau baik dikarenakan sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan baik walaupun masih kurang aktif dalam bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dan sebanyak 38,30% mendapatkan nilai C atau cukup dikarenakan belum berkonsentrasi dalam pembelajaran yang berlangsung. 5) Memperhatikan Pada aspek memperhatikan sebesar 44,69% siswa mendapat nilai B atau baik karena secara siswa sudah memperhatikan peneliti yang berperan sebagai guru saat pembelajaran berlangsung dan sisanya 55,31% masih mendapatkan nilai C atau cukup baik dikarenakan siswa yang hanya diberikan ceramah dapat dengan leluasa saling mengobrol atau melakukan pekerjaan lain selain memperhatikan penelitisaat mengajar. 2. Ditinjau dari guru Pada prasiklus peneliti mengambil alih seluruh pembelajaran di dalam kelas dan guru sejarah berindak sebagai observer sekaligus kolabolator dalam penelitian. a. Pada saat pelaksanaan prasiklus penguasaan kelas yang dilakukan oleh peneliti masih lemah. Hal tersebut disebabkan oleh jam mata pelajaran yang ditetapkan setelah istirahat dan perkenalan peneliti terhadap siswa. Namun guru sejarah membantu untuk mengendalikan kelas agar lebih kondusif. b. Peneliti dan guru sejarah berkolaborasi dalam memberikan penjelasan materi kepada siswa. Peneliti sebagai penyampai materi dan guru sejarah membantu peneliti dalam memberikan penguatan materi.

60 c. Hasil belajar masih lebih cenderung pada penialaian ranah kognitif sedangkan pada ranah afektif sudah terlaksana namun belum maksimal dan penilaian pada ranah psikomotorik belum tersentuh sama sekali. d. Metode yang digunakan dalam pembelajaran adalalah matode ceramah dengan pembelajaran aktif interaktif tanya jawab. Dalam pembelajaran siswa yang duduk di depan lebih memperhatikan dan banyak merespon guru dibanding siswa yang duduk pada bagian belakang. Melalui deskripsi prasiklus yang telah diperoleh tersebut sebagian besar aspek menuju kriteria keberhasilan pembelajaran masih kurang dan belum mencapai tujuan pembelajaran sejarah secara maksimal. Menyikapi masalah tersebut peneliti bersama guru sejarah selaku kolabolator menyusun sebuah tindakan untuk menanggulangi permasalahan kelas dan meingkatkan hasil pembelajaran sejarah pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016, dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick dalam membantu siswa mencapai peningkatan hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Peneliti dan guru sejarah menyepakati bahwa pada pelaksanaan tindakan materi yang dipelajari pada siklus I adalah Perkembangan Organisasi Kebangkitan Nasional sedangkan pada siklus II materi yang dipelajari adalah Sumpah Pemuda. C. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan dalam 2 siklus, namun jika pada akhir siklus 2 hasil belajar belum menunjukan kesesuaian dengan target yang ditetapkan, maka peneliti bersama-sama kolabolator melakukan refleksi untuk mempersiapkan siklus 3 yang masing-masing terdiri atas 4 tahapan, yaitu 1. Perencanaan Tindakan, 2. Pelaksanaan Tindakan, 3. Observasi dan Intepretasi dan 4. Evaluasi dan Refleksi Tindakan a. Siklus I Berdasarkan data Prasiklus sebelum pembelajaran sejarah siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016, maka presentase

61 hasil belajar sejarah harus ditingkatkan menggunakan model pembelajaran yang lebih menarik sehingga memotivasi siswa untuk belajar dan pada akhirnya dapat meingkatkan hasil belajar siswa. a. Perencanaan Siklus I Kegiatan perencanaan tindakan dilaksanakan pada hari Selasa 2 Februari 2016 di ruang guru SMA Batik 1 Surakarta. Guru bersama peneliti berkolaborasi mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti, guru, dan Niken Ayu Rahmawati selaku observer sepakat bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan 3 kali pertemuan pada hari Jumat 5 Februari 2 x 45 menit jam pelajaran dan Senin 1 x 45 menit jam pelajaran yang dikhususkan bagi siswa untuk mengerjakan soal evaluasi ranah Kognitif. Tahapan perencanaan tindakan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Menyiapkan Kelas Kelas yang digunakan sebagai tempat penelitian tindakan adalah kelas XI IPS 4. 2) Menyiapkan Materi Dalam penelitian tindakan ini berdasarkan silabus dan kompetensi dasar : Menganalisis peran Sumpah Pemuda bagi kehidupan kebangsaan pada masa itu dan masa kini subpokok materi yang diberikan pada penelitian tindakan ini adalah Perkembangan Organisasi Kebangkitan Nasional Indonesia 3) Manyiapkan Instrumen Penelitian Peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang berguna untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran dalam siklus I berlangsung, yaitu : Lembar aktivitas guru, lembar aktivitas siswa, soal evaluasi hasil belajar ranah kognitif, lembar penilaian siswa ranah afektif dan psikomotorik serta mempersiapkan materi yang akan digunakan dalam pembelajaran (Lihat Lampiran).

62 4) Menyiapkan perangkat pembelajaran Peneliti dibantu Ibu Tri Sastiani selaku guru mata pelajaran sejarah peminatan kelas XI IPS 4 dan kolabolator menyiapkan silabus mata pelajaran sejarah peminatan kelas XI, kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disesuaikan dengan sintak pembelelajaran yang mengimlementasikan pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick dan mendiskusikan skenario pelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick. b. Pelaksanaan Siklus I Siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan selama satu minggu pada hari Jumat 5 Februari 2016 dan Senin 8 Februari 2016 di kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat dengan durasi 2x45 menit dan pertemuan kedua diadakan pada hari Senin dengan durasi 1x45 menit karena kelas yang digunakan peneliti diwalikelaskan langsung oleh Ibu Tri Sasriani sebagai guru sejarah sekaligus kolabolator yang harus memberikan wejangan bagi siswa dan pada hari Senin dikhususkan untuk melaksanakan tes. Sesuai dengan kesepakatan pada rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I, tahap tindakan dilakukan oleh peneliti dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick. Berikut tabel tahapan pembelajaran dapat dilihat pada halaman selanjutnya.

63 Tabel 4.4 Sintak Pembelajaran Kooperatif Teknik Question Student Have dan Talking Stick TAHAP KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA WAKTU Tahap 1 Pendahuluan Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa Memeriksa kehadiran siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa Memberikan apersepsi menarik perhatian siswa pada materi yang akan dibahas (Perkembangan Organisasi Kebangkitan Nasional) Ketua kelas menyiapkan kelas dan memimpin berdoa bersama Siswa memberitahukan siapa yang tidak masuk pada hari tersebut Siswa melakukan kegiatan sesuai intruksi guru 10 Menit Tahap 2 Kegiatan Inti Mengamati (Langkah 1 QSH) Menampilkan video mengenai Jalan Kebangkitan Nasional yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu mengenai Perkembangan Organisasi Kebangkitan Nasional Memperhatikan video yang ditampilkan di depan kelas 10 Menit

64 Menanya (Langkah 2 QSH) Membagikan kolom pertanyaan kepada siswa Siswa dibagi menjadi 5 kelompok 30 menit (Langkah 3 QSH) (Langkah 4 QSH) Mengumpulkan Informasi (Langkah 5 QSH) (Langkah 1 Talking Stick) (Langkah 2 Talking Stick) Membimbing masing-masing siswa dalam kelompok untuk memuliskan pertanyaan di atas sebuah kartu. Setelah itu membimbing siswa mengoreksi pertanyaan Mengkoreksi dan menyeleksi pertanyaan yang telah dikumpulkan Menyampaikan teknis model pembelajaran Talking Stick kepada peserta didik. Memberikan tongkat kepada salah seorang siswa Masing-masing siswa membuat pertanyaan mengenai materi yang dipelajari Kartu tersebut dikoreksi oleh teman satu kelompok Mengumpulkan pertanyaan yang telah dikoreksi kepada guru Mendengarkan penjelasan guru Mengikuti jalannya permainan 20 menit Memberikan abaaba berhenti Menghentikan perputaran tongkat Mengasosiasikan (Langkah 3Talking Stick) Menyuruh siswa yang mendapatkan tongkat untuk berdiri Memberikan pertanyaan yang telah di seleksi kepada pemegang tongkat Mengikuti intruksi guru Mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan siswa dapat bertanya pada kelompok 10 menit 10 menit

65 Mengkomunikasikan (Langkah 4 Talking Stick) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan Menjawab pertanyaan yang diajukan guru Tahap 3 Penutup Membuat refleksi kesimpulan dan Memberikan soal tes kognitif Berdoa dan mengucap salam penutup Menyimpulkan bersama guru Mengerjakan soal tes kognitif Berdoa dan menjawab salam guru 15 menit 30 menit c. Observasi Tindakan Siklus I 1) Proses Pembelajaran Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi dan penilaian terhadap aktifitas siswa dan aktifitas guru berdasarkan catatan lapangan Jumat, 5 Februari 2016 dan lembar observasi dapat disimpulkan pada observasi kegiatan guru, pengamatan aktivitas guru/peneliti dalam mengimplenentasikan model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have (QSH) dan Talking Stick (TS) dalam pembelajaran sejarah pada siklus I : a. Pada tahap mengorganisasikan kelas peneliti menyiapkan kelas menyuruh siswa untuk berdoa dan membagikan kelas ke dalam kelompok belajar. Kelas dibagi dalam 5 kelompok satu kelompok beranggotakan 9-10 siswa b. Pada tahap mengamati langkah pertama QSH peneliti memutar video Mengenal Kebangkitan Nasional sesuai dengan materi yang dipelajari pada siklus I yaitu Organisasi Kebangkitan Nasional. c. Pada tahap menanya langkah kedua QSH peneliti memberikan intruksi mengenai model pembelajaran QSH lalu membagikan kolom pertanyaan QSH. Langkah ketiga QSH peneliti meminta

66 siswa untuk menuliskan pertanyaan pada lembar yang telah disediakan. Langkah keempat QSH membimbing siswa untuk menuliskan pertanyaan mengenai materi dipelajari. Langkah kelima QSH peneliti mengoreksi pertanyaan yang telah diselesai dikoreksi oleh siswa d. Pada tahap mengumpulkan informasi langkah pertama Talking Stick peneliti memberikan penjelasan mengenai permainan Talking Stick. Langkah kedua laking stick peneliti memutarkan lagu mengiringi permainan Talking Stick e. Pada tahap menalar peneliti memberikan pertanyaan yang sebelumnya sudah dikoreksi oleh siswa f. Pada tahap mengkomunikasikan langkah keempat Talking Stick peneliti memberikan penghargaan pada peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan dan meluruskan jawaban siswa dengan menyuruh siswa lain memberikan tepuk tangan (Catatan Lapangan Siklus I : 153-158) Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam implementasi model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have (QSH) dan Talking Stick (TS) dalam pembelajaran sejarah siklus I adalah sebagai berikut: a. Pada tahap mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar siswa dalam kelas dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 9-10 siswa per kelompok b. Pada tahap mengamati langkah pertama QSH siklus I siswa memperhatikan video Mengenal Kebangkitan Nasional namun masih ada siswa yang mengamati video sambil mengobrol besama siswa lainnya (Catatan Lapangan Siklus I : 153-158) c. Pada tahap menanya langkah kedua QSH siswa menerima kolom pertanyaan dan mendengarkan intruksi peneliti pada proses ini siswa masih ada yang tidak memperhatikan

67 terutama siswa yang duduk di bangku belakang. Siswa juga belum begitu paham dengan model Question Student Have dijalankan karena model ini baru diterapkan dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta, maka dari itu siswa perlu menyesuaikan diri dan memakan waktu cukup banyak. Langkah ketiga QSH ketika menuliskan pertanyaan ke dalam kolom pertanyaan siswa mengalami kesulitan dan banyak siswa yang mencontek pertanyaan yang milik siswa yang lain, seperti pada kelompok 1 pertanyaan yang diajukan oleh Arif Muhson Ramdan dan Ferlya Normalasari mereka sama-sama mempertanyakan mengenai kapan berdirinya Pertai Komunis Indonesia, pada kelompok 3 pertanyaan yang diajukan oleh Reynaldi Deva dan Thania yang menyakan mengenai latar belakang PKI, Ayu Ramadani dan Khoirun Nikmah yang mempertanyakan mengenai gerakan infiltrasi, Chalmastriza dan Zhulian yang mepertanyakan tujuan dari PKI. Pada Kelompok 4 pertanyaan M.Alfan Haidar, Dadang Haryoko, Faizka Hayu mempertanyakan mengenai tujuan didirikan Taman Siswa, pertanyaan Rian Bagus dan Irsyad mempertanyakan mengenai Indishe Partij. Pada kelompok 5 pertanyaan Denny Kusuma Negara dan Ariefullah mempertanyakan tujuan didirikannya Sarekat dagang Islam/Sarekat Islam (Catatan Lapangan Siklus I : 153-158 dan Bukti Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I : 190-194). Langkah keempat QSH siswa masih belum serius dalam mengoreksi pertanyaan milik anggota kelompoknya dapat dilihat dari ketrangan di atas bahwa siswa membenarkan semua pertanyaan yang dituliskan siswa satu kelompoknya. d. Pada tahap mengumpulkan informasi langkah kelima QSH siswa mengumpulkan semua pertanyaan kepada peneliti,

68 ketidak seriusan siswa dalam langkah-langkah pembelajaran ini membuat waktu yang ada banyak habis terbuang. Langkah pertama TS siswa mendengarkan intruksi guru. Langkah kedua TS siswa menerima stick dari guru (Catatan Lapangan Siklus I : 153-158). e. Pada tahap menalar langkah ketiga TS stick siswa diberikan pertanyaan untuk dijawab pada langkah inilah siswa masih enggan untuk menjawab karena kurang mengerti materi yang dipelajari sekaligus malu untuk mengutaraan pendapat (Catatan Lapangan Siklus I : 153-158) f. Pada tahap mengkomunikasikan langkah keempat TS stick siswa dipersilakan untuk menjawab pertanyaan pada psoses ini siswa menyampaikan informasi dengan masih belum jelas dan harus dibantu dengan penguatan dari guru. 2) Hasil Belajar Siswa Berikut presentase keberhasilan siswa pada hasil belajar siklus I : a. Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Sejarah Ranah Kognitif Siklus I No Kriteria Jumlah Presentase 1 Lulus 37 78,72% 2 Tidak Lulus 10 21,28% Total 47 100%

69 Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I Dari data tersebut dapat diketahui bahwa dari ranah kognitif siswa pada siklus I Prsenentase yang lulus sudah jauh lebih baik dibanding presentase kelulusan pada tahap prasiklus yaitu sebesar 78,72% sedangkan sisanya sebesar 21,28% siswa masih belum lulus dalam mengerjakan soal evaluasi kognitif yang diberikan oleh peneliti. Pada diagram menunjukan presentase hasil belajar siswa ranah kognitif meningkat setelah dilakukannya tindakan dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick pada tahap ini (Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Siklus I :181 ) b. Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus I Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Belajar Sejarah Ranah Afektif Siklus I No Kriteria Nilai Jumlah Presentase 1 Sangat Baik A 8 17,02% 2 Baik B 35 74,47% 3 Cukup Baik C 4 8,51% 4 Kurang Baik D - 00,00% Total 47 100%

70 Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus I Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pada siklus I hasil belajar siswa pada ranah afektif meningkat. Hal tersebut terjadi kerana pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick membutuhkan kerja sama dan tanggung jawab kelompok yang baik. Pada penialaian ranah afektif juga peneliti, kolabolator dan observer telah melihat bagaimana proses pembelajaran yang terjadi di kelas bahwa sebesar 17,02% siswa memiliki sikap yang sangat baik dalam proses pembelajaran lalu sebagaian siswa sebesar 74,47% siswa memiliki sikap yang baik, mengikuti pembelajaran dalam kelompok dengan baik, dan sisanya sebesar 8,51% masih cukup baik dikarenakan kurangnya perhatian siswa pada peneliti saat menjelaskan pembelajaran membuat beberapa siswa kurang aktif dalam kelompok belajar. (Data Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa : 182) Tabel 4.7 Aspek Penilaian Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus I No Sikap Nilai A B C D 1 Kedisiplinan 8,51% 89,37% 2,12% 0% 2 Kesopanan 4,26% 87,23% 8,57% 0% 3 Kerja Sama 4,25% 72,47% 21,28% 0% 4 Tanggung Jawab 4,25% 68,09% 27,65% 0% 5 Memperhatikan 14,90% 53,20% 31,90% 0%

71 Berdasarkan tabel pada halaman sebelumnya dapat diketahui bahwa penialaian afektif/sikap siswa dinilai berdasarkan beberapa aspek, yaitu: 1) Kedisiplinan Pada aspek kedisiplinan dapat diketahui sebesar 8,51% siswa mendapatkan nilai A atau sangat baik karena dalam kesiapan belajar siswa sudah dapat terlihat sedangkan mayoritas kelas sebesar 89,37% mendapat nilai B atau Baik dan sisanya mendapat nilai C atau cukup sebesar 2,12% karena keterlambatan masuk ke dalam kelas. 2) Kesopanan Pada aspek kesopanan sebesar 4,26% siswa mendapatkan nilai A karena siswa karena siswa tidak banyak bicara dan cenderung memerhatikan peneliti dengan baik sedangkan mayoritas siswa mendapatkan nilai B atau baik sebesar 87,23% karena siswa cenderung ramai dan masih belum fokus dalam pembelajatan namun masih mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan sisanya sebesar 8,57% mendapatkan nilai C atau cukup karena dalam proses pembelajaran masih bermain-main dan mengucapkan kata yang kasar. 3) Kerja Sama Pada aspek kerja sama sebesar 4,25% mendapatkan nilai A atau sangat baik karena dapat bekerja sama kelompok dan mengorganisasikan kelompok dengan baik sedangkan mayoritas 72,47% mendapatkan nilai B atau baik karena dalam proses kerja sama kelompok tidak mendominasi namun tidak bermain-main sisanya bebesar 21,28% siswa masih mendapatkan nilai C atau cukup dikarena kerja sama kelompok yang belum baik kurang memperhatikan peneliti dalam mennjelaskan model pembelajaran yang digunakan sehingga dalam pengerjaan tugas yang diberikan

72 oleh peneliti masih kebingungan dan seringkali harus di jelaskan berulang-ulang. 4) Tanggung Jawab Pada aspek tanggung jawab sebesar 4,25% siswa mendapatkan nilai A atau sangat baik karena sebagai anggota kelompok dapat bertanggung jawab kepada kelompok dan tugas yang diberikan sedangkan sebesar 68,09% mendapatkan nilai B atau baik karena sudah dapat mengerjakan dengan baik perintah yang diintruksikan oleh peneliti sisanya sebesar 27,65% mendapatkan nilai C atau cukup dikarenakan dalam pengerjaan tugas masih bercanda bersama siswa yang lain sehingga intruksi dari peneliti tidak dilaksanakan dengan benar. 5) Memperhatikan Pada aspek memperhatikan sebesar 14,90% siswa mendapatkan nilai A karena memperhatikan pembelajaran dengan baik mulai dari penjelasan dari peneliti hingga proses pembelajaran yang mengimplementasikan model kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick sedangkan lebih dari setengah kelas sebesar 53,20% mendapatkan nilai B karena memperhatikan seluruh proses pembelajaran dengan baik walaupun ada yang kurang paham siswa masih mau untuk bertanya dan sisanya sebesar 31,90% siswa mendapatkan nilai C karena dalam pembelajaran siswa masih diselingi dengan bermain gedged dan mengobrol. (Lembar Nilai Kelompok Ranah Afektif Siswa : 184-186)

73 c. Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Belajar Sejarah Ranah Psikomotorik Siklus I No Kriteria Nilai Jumlah Presentase 1 Sangat Baik A 3 6,38% 2 Baik B 17 36,18% 3 Cukup Baik C 27 57,44% 4 Kurang Baik D - 00,00% Total 47 100% Gambar 4.5 Diagram Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siklus I Dari data tabel dapat diketahui bahwa perolehan nilai hasil belajar siswa pada Ranah Psikomotorik sudah menunjukan peningkatan ditunjukan dengan sebesar 6,38% siswa sudah menunjukan memiliki keterampilan yang sangat baik dengan mendapatkan nilai A saat pembelajaran berlangsung 36,18% siswa memiliki keterampilan yang baik atau mendapat predikat B serta 57,44% siswa masih kurang terampil dalam menyampaikan materi dan belum memiliki rasa percaya diri yang baik (Data Ranah Psikomotor Siswa Siklus : 183) Berikut merupakan aspek penilaian hasil belajar siswa ranah psikomotorik pada siklus I dapat dilihat pada halaman selajutnya.

74 Tabel 4.9 Aspek Hasil Belajar Siswa Pada Ranah Psikomotorik Siklus I No. Aspek Nilai A B C D 1 Kemampuan Presentasi 51,08% 46,80% 2,12% 0% 2 Percaya Diri 36,18% 61,70% 2,12% 0% 3 Menarik Perhatian Kelas 23,40% 72,34% 4,26% 0% 4 Kemampuan Bicara (Artikuasi) 31,91% 65,96% 2,12% 0% Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penialaian psikomotorik siswa dinilai berdasarkan beberapa aspek, yaitu: 1) Kemampuan Presentasi Pada kemampuan presentasi mayoritas siswa mendapat nilai A atau sangat baik sebesar 51,08% dikarenakan siswa sudah mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti secara lengkap dan jelas sedangkan sebesar 46,80% siswa mendapatkan nilai B atau baik siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dengan baik namun masih harus di luruskan oleh peneliti sisanya sebesar 2,12% mendapatkan nilai C atau cukup karena belum tepat dalam menjawab pertanyaan. 2) Percaya Diri Pada aspek percaya diri sebesar 31,18% siswa mendapatkan nilai A atau sangat baik karena dalam menjawab pertanyaan sudah benar dan yakin pada jawabannya sebesar 61,70% mendapatkan nilai B atau baik karena mampu menjawab pertanyaan dan sisanya 2,12% siswa mendapat nilai C atau cukup masih ragu dalam menjawab pertanyaan. 3) Menarik Perhatian Kelas Pada aspek menarik perhatian kelas sebesar 23,40% siswa mendapatkan nilai A atau sangat baik dikarenakan dalam menjawab pertanyaan siswa dapat mengalihkan perhatian siswa yang lain kepadanya sedangkan sebesar 72,34% siswa mendapatkan nilai B atau baik karena dalam menjawab pertanyaan masih pendapatkan perhatian dari siswa dan sisanya

75 2,12% mendapatkan nilai C atau cukup karena belum bisa mengalihkan perharian siswa lain kepadanya. 4) Artikulasi (Kemampuan Berbicara) Pada aspek kemampuan bicara siswa 31,91% siswa mendapatkan nilai A atau sangat baik karena dapat menyampaikan jawaban dengan jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti sebesar 65,96% memiliki kemampuan berbicara yang baik walaupun masih kaku dalam menyampaikan sehingga masih sulit untuk dimengerti dan sisanya 2,12% siswa belum memiliki kemampuan bicara yang jelas dikerenakan suara yang terlalu kecil sehingga sulit dipahami (Lembar Penialaian Hasil Belajar Kelompok Ranah Psikomotorik : 187-189) d. Refleksi Tindakan Siklus I Hasil refleksi kegiatan pembelajaran yang menerapkan implementasi pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick di kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta sebagai berikut : 1) Pada tahap mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar dalam sintak kooperatif guru pada siklus I. Pembagian kelompok belajar masih terlalu sedikit sehingga jumlah anggota kelompok yang banyak membuat siswa tidak kondusif dalam pembelajaran dan tidak semua siswa ikut aktif dalam kerja sama kelompok 2) Pada tahapan mengamati langkah pertama QSH siswa mengamati video untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa namun pada tahap ini belum berhasil karena beberapa siswa terlihat tidak memperhatikan video yang diputar 3) Pada tahapan menanya langkah kedua QSH siswa mulai kebingungan mendapatkan kolom pertanyaan siswa sulit mengerti intruksi yang diberikan oleh guru sehingga banyak siswa yang bertanya secara pribadi dan akhirnya memakan waktu yang cukup banyak. Langkah ketiga QSH dalam menuliskan pertanyaan siswa masih terlihat bingung banyak siswa yang mencontek sehingga pertanyaan yang dibuat banyak kesamaan. Langkah keempat QSH

76 dalam mengoreksi pertanyaan yang dimiliki anggota kelompok lainnya siswa juga belum bisa membedakan pertanyaan yang layak untuk dipertanyakan dan tidak layak untuk dipertanyakan. 4) Pada tahap mengumpulkan informasi langkah pertama Talking Stick siswa sudah terlihat antusias dengan permainan namun pada langkah kedua Talking Stick siswa yang mendapatkan tongkat cenderung tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diberikan sehingga melempar kembali tongkat yang dipegang kepada siswa yang lain dan membuat banyak waktu yang terbuang. 5) Pada tahap menalar langkah ketiga Talking Stick jawaban dari siswa masih kurang lengkap sehingga peneliti masih harus menambahkan jawaban agar dapat dipahami seluruh siswa 6) Pada tahap mengkomunikasikan langkah keempat Talking Stick karena banyak pertanyaan yang sulit dijawab maka proses penyampaian informasi kepada seluruh siswa menjadi tidak maksimal hanya siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi mampu menarik perhatian kelas dan mampu mengkomunikasikan dengan baik. Secara umum pelaksanaan dan hasil siklus I sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan pratindakan walaupun keterlaksanaan sintak belum sepenuhnya berhasil dan harus diperbaiki kembali. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang terjadi pada siklus I dapat dilihat pada tabel di halaman berikutnya

77 Tabel 4.10 : Deskripsi Kualitatif Kondisi Awal (Pra Siklus) dan Siklus I No. Uraian Tindakan Pratindakan Siklus I 1. Tindakan Guru Menerapkan model pembelajaran aktif ceramah dan tanya jawab 2. Proses Pembelajaran Pendahuluan dimulai dengan berdoa, mengucapkan salam, mengorganisasikan kelas, mengabsen siswa, dan memberikan apersepsi Kegiatan Inti : Pada tahap menyajikan informasi guru menjelaskan materi yang dibahas. Pada tahap ini guru mempersilakan siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami dan guru dapat melempar pertanyaan guna mengetahui kemampuan siswa Guru mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tejnik Question Student Have dan Talking Stick Pendahuluan dimulai dengan berdoa, mengucapkan salam, mengorganisasikan kelas, mengabsen siswa, dan memberikan apersepsi Kegiatan Inti : (Langkah 1 QSH) Pada tahap menyajikan informasi guru menampilkan video mengenai perkembangan organisasi kebangkitan nasional untuk menarik siswa bertanya (Langkah 2 QSH) Pada tahap menanya guru membagikan kolom pertanyaan kepada siswa (Langkah 3 QSH) Siswa menuliskan pertanyaan pada kolom yang disediakan. Karena kurangnya pengetahuan akan materi yang dibahas kebanyakan siswa membuat pertanyaan seputar berdirinya organisasi kebangkitan nasional, tujuan berdirinya

78 organisasi kebangkitan nasional, pendiri organisasi kebangkitan nasional, dan akhir dari organisasi tersebut (Langkah 4 QSH) Siswa memberikan kartu miliknya kepada teman satu kelompoknya secara estafet untuk dikoreksi pada tahap ini siswa masih banyak yang kebingungan untuk menilai pertanyaan temannya (Langkah 5 QSH) Peneliti mengoreksi pertanyaan yang telah dikumpulkan. Pada tahapan ini siswa yang banyak dan pemahaman siswa yang kurang terhadap model yang digunakan membuat peneliti kesulitan mengkoreksi dan cukup menghabiskan waktu (Langkah 1 TS) Peneliti memberikan petunjuk mengenai teknik permainan Talking Stick pada tahap ini siswa mulai antusias (Langkah 2 TS) Peneliti memberikan stick pada siswa pertama (Langkah 3 TS) Pada langkah pembelajaran Talking Stick masih banyak siswa yang takut

79 untuk memegang stick karena takut tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan (Langkah 4 TS) Kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan. Siswa lama dalam menjawab pertanyaan yang diajukan walaupun siswa sudah berani menjawab namun beberapa siswa masih terlihat ragu dengan jawabannya 3. Penutup Pada saat refleksi sebagaian siswa yang duduk pada barisan depan sudah memperhatikan pelajaran sedangkan dibarisan paling belakang masih banyak yang mengobrol Pada saat evaluasi siswa mengerjakan soal yang diberikan namun siswa masih mencontek pekerjaan teman dan membuka buku Pada saat refleksi siswa lebih kondusif dan mendengarkan penjelasan peneliti Pada saat evaluasi siswa terlihat fokus mengerjakan walaupun bberapa siswa masih terlihat sulit untuk mengerjakan soal yang diberikan Sumber : Data primer hasil kegiatan refleksi kondisi awal dan siklus I Masalah dan kesalahan tersebut diharapkan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya, sehingga proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat semakin meningkat. Deskripsi Hasil Siklus I Hasil yang dicapai pada siklus I sudah lebih baik dari yang dicapai pada pratindakan, tetapi belum mencapai harapan yang telah ditentukan. Berikut

80 perbandingan data hasil belajar siswa ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa pada pratindakan dan siklus I. Tabel 4.11 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif, Afektif Dan Psikomotorik prasiklus dan siklus I No. Hasil Belajar Prasiklus Siklus I 1 Ranah Kognitif 40,42% 78,72% 2 Ranah Afektif 53,20% 91,49% 3 Ranah Psikomotorik 00,00% 42,56% Manurut data tabel di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I. Hal ini dapat dilihat dari presentase keberhasilan yang menunjukan pada peningkatan. Hasil belajar siswa ranah kognitif pada tahapan prasiklus presentase keberhasilan siswa sebesar 40,42% kemudian meningkat menjadi 78,72% setelah dilaksanakan siklus I dengan rata-rata 78,62 dengan nilai tertinggi 90. Dalam ranah afektif peningkatan juga terjadi sebelumnya presentase keberhasilan siswa sebesar 53,20% pada prasiklus menjadi 91,49% di siklus I. Dalam ranah psikomotorik peningkatan terjadi sebelumnya presentasi keberhasilan ranah psikomotorik siswa adalah 0% karena dalam pembelajaran ceramah dan tanya jawab siswa pasif dalam pembelajaran kemudian setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 42,56%. Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus dan Siklus I

81 Dari data yang di hasilkan menunjukan sudah tercapainya keberhasilan pada ranah afektif dan psikomotorik, namun pada ranah kognitif hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti, kolabolator, dan observer memutuskan untuk melanjutkan ke siklus II, dengan dilakukan perbaikan oleh peneliti dan kolabolator sebagai berikut: 1) Menyiapkan siswa untuk lebih kondusif lalu menjelaskan mengenai pelaksanaan model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick, agar siswa sungguh-sungguh memahami langkahlangkah model pembelajaran dengan baik. 2) Memperkecil kelompok agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan tidak membuang waktu 3) Memotivasi siswa agar melaksanakan kerja kelompok dengan baik dan memberikan stimulan agar siswa mampu membuat pertanyaan sendiri 4) Mengubah teknik permainan Talking Stick yang semula siswa yang mendapat tongkat harus menjawab pertanyaan menjadi siswa yang mendapat tongkat dapat memilih temannya yang lain untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. b. Siklus II Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I implementasi model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick dalam pelaksanaannya masih ditemukan banyak kekurangan, sehingga harus diperbaiki dalam siklus II, yaitu: 1) Pada pembagian kelompok belajar peneliti membagi siswa kedalam kelompok yang lebih kecil yang semula peneliti membagi kelas ke dalam 5 kelompok pada siklus II peneliti membagi kelas ke dalam 8 kelompok agar pembelajaran lebih kondusif dan kerja kelompok lebih efektif. 2) pada tahap mengamati video peneliti menggunakan video Film Pendek Sumpah Pemuda sekaligus memberikan stimulus untuk memancing rasa ingin tahu siswa. 3) Pada langkah 2 QSH siswa diminta untuk memiliki pertanyaan saat kolom pertanyaan dibagikan. 4) Pada langkah 3 QSH siswa diberikan kesempatan untuk menuliskan

82 pertanyaan tersebut. 5) Peneliti membimbing siswa mengoreksi pertanyaan milik siswa yang lain dengan cara memberikan aba-aba agar semua siswa dalam kelompok dapat mengkoreksi pertanyaan temannya dengan benar. 6) pada langkah 1 TS peneliti menjelaskan teknik permainan Talking Stick yang semula siswa yang mendapatkan stick harus menjawab pertanyaan menjadi siswa yang mendapatkan stick harus menunjuk siswa lain untuk menjawab pertanyaan. 7) Pada langkah 2 TS waktu pemutaran tongkat dikurangi sehingga tidak menghabiskan waktu. 8) Pada langkah QSH 4 peneliti menyuruh siswa untuk memiliki pengetahuan mengenai sumpah pemuda dari sumber lain seperti buku dan internet agar dalam menjawab pertanyaan siswa sudah memahami materi. 9) Peneliti bersama siswa bersama-sama mengambil hikmah yang dapat diambil dari pembelajaran sehingga siswa dapat memaknai materi Sumpah Pemuda bagi kehidupan bangsa Indonesia masa itu dan masa kini dan dapat menghayati keteladanan pemimpin. Kegiatan siklus II diawali pada hari Rabu, 10 Februari 2016 ketika peneliti, kolabolator, dan observer mengadakan diskusi membahas masalah yang ditemukan dan menentukan pelaksanaan siklus II. Pelaksanan siklus II dilakukan dalam 2 pertemuan, yaitu Jumat 12 Februari 2016 jam ke-4 dan ke-5, Senin 15 Februari 2016 jam ke-2 dengan melalui 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. a. Perencanaan Siklus II Berdasarkan hasil yang diperoleh pada kegiatan pembelajaran siklus I Peneliti dan guru sejarah selaku kolabolator mendiskusikan perencanaan siklus II untuk perbaikan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai sintak kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick. Perbaikan yang dilakukan adalah: 1) Peneliti menjelaskan langkah-langkah model kooperatif teknik Question Student Have dan talksing stick lebih mendalam termasuk pembagian waktunya sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan. 2) Menggunakan waktu secara lebih efektif dalam kerja kelompok

83 3) Memberikan stimulan kepada siswa agar siswa memiliki pertanyaan dari dirinya sendiri 4) Memberikan motivasi kepada siswa untuk konsentrasi dalam pembelajaran sehingga ketika disebutkan namanya untuk menjawab pertanyaan siswa dapat menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat. 5) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran siklus II, lembar penilaian afektif dan psikomotorik siswa, soal dan lembar jawaban tes kognitif siswa. 6) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan sintak model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick, materi dan sumber belajar. b. Pelaksanaan Siklus II Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan, selam satu minggu yaitu pada hari Jumat 12 Februari 2016 dan 15 Februari 2016 di kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta. Pertemuan pertama dilaksanakan selama 2x45 menit, pertemuan kedua dilaksanakan selama 1x45 menit dan dikhususkan untuk mengerjakan soal tes. Sesuai dengan kesepakatan yang telah disetuji oleh peneliti dan kolabolator pada rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada siklus II materi yang akan dipelajari adalah Sumpah Pemuda pada tahap ini peneliti mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick guna meningkatkan hasil belajar siswa yang belum mencapai ketuntasan pada siklus I. Berikut tahapan pembelajaran model kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick dapat dilihat pada halaman berikutnya.

84 Tabel 4.12 Sintak pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick pada siklus II TAHAP KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA WAKTU Tahap 1 Pendahuluan Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa Ketua kelas menyiapkan kelas dan memimpin berdoa bersama 10 Menit Memeriksa kehadiran siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa Siswa memberitahukan siapa yang tidak masuk pada hari tersebut Memberikan apersepsi menarik perhatian siswa pada materi yang akan dibahas (Sumpah Pemuda) Siswa melakukan kegiatan sesuai intruksi guru Tahap 2 Kegiatan Inti Mengamati Menampilkan video mengenai Peristiwa Sumpah Pemuda yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu mengenai Sumpah Pemuda Memperhatikan video yang ditampilkan di depan kelas Siswa dibagi menjadi 5 kelompok 10 Menit Menanya (Langkah 1 QSH) Membimbing masing-masing siswa dalam kelompok untuk memuliskan pertanyaan di atas sebuah kartu. Masing-masing siswa membuat pertanyaan mengenai materi yang dipelajari 30 menit

85 (Langkah 2 QSH) Setelah itu membimbing siswa mengoreksi pertanyaan Kartu tersebut dikoreksi oleh teman satu kelompok (Langkah 3 QSH) Mengumpulkan Informasi (Langkah 1 Talking Stick) Mengkoreksi dan menyeleksi pertanyaan yang telah dikumpulkan Menyampaikan teknis model pembelajaran Talking Stick kepada peserta didik. Mengumpulkan pertanyaan yang telah dikoreksi kepada guru Mendengarkan penjelasan guru 20 menit (Langkah 2 Talking Stick) Memberikan tongkat kepada salah seorang siswa Mengikuti jalannya permainan (Langkah 3 Talking Stick) Memberikan abaaba berhenti Menghentikan perputaran tongkat Menyuruh siswa yang mendapatkan tongkat untuk berdiri dan menunjuk salah seorang siswa lain untuk menjawab pertanyaan yang akan diajukan Mengikuti intruksi guru Menunjuk siswa lainnya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan Mengasosiasikan (Langkah 4 Talking Stick) Memberikan pertanyaan yang telah di seleksi kepada siswa yang ditunjuk Mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan siswa dapat bertanya pada kelompok 10 menit

86 Mengkomunikasikan (Langkah 5 Talking Stick) Tahap 3 Penutup Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan Bersama-sama dengan siswa mengambil hikmah dari pembelajaran materi Sumpah Pemuda sehingga siswa dapat mengambil nilainilai dari pembelajaran Membuat refleksi kesimpulan dan Memberikan soal tes kognitif Menjawab pertanyaan yang diajukan guru Menyimpulkan bersama guru Mengerjakan soal tes kognitif 10 menit 15 menit 30 menit Berdoa dan Berdoa dan mengucap salam menjawab salam penutup guru Sumber: Data Primer sintak model kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick c. Observasi Tindakan Siklus II 1) Proses Pembelajaran Observasi yang dilakukan oleh peneliti dan observer bagaimana implementasi model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta. Observasi dilakukan menggunkan alat bantu berupa lembar observasi aktifitas guru dan siswa pada siklus II. Hasil Observasi kegiatan guru pada catatan lapangan dan lembar observasi Jumat, 12 Februari 2016 dalam kegiatan pembelajaran sejarah dengan mengimlementasikan Question Student Have dan Talking Stick pada siklus II : model kooperatif teknik

87 a. Pada tahap mengorganisasikan kelas peneliti mengelompokan kelas kedalam 8 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa b. Pada tahap mengamati langkah pertama QSH peneliti memutarkan video Film Pendek Sumpah Pemuda yang sesuai materi yang dipelajari yaitu Sumpah Pemuda c. Pada tahap menanya langkah kedua QSH guru memberikan stimulan dan motivasi kepada siswa untuk dapat menggali infomasi mengenai materi Sumpah Pemuda. Langkah ketiga QSH peneliti membimbing siswa dalam menuliskan pertanyaan mengenai matei Sumpah Pemuda. Langkah keempat QSH peneliti membimbing siswa untuk mengoreksi pertanyaan milik anggota kelompoknya. Langkah kelima QSH peneliti mengoreksi kembali pertanyaan yang diajukan siswa pada tahap ini peneliti dapat mengoreksi pertanyaan lebih cepat dibanding pada siklus sebelumnya (Catatan Lapangan Siklus II : 200-203). d. Pada tahap mengumpulkan informasi langkah pertama TS peneliti menjelaskan aturan permainan yang baru di mana siswa yang mendapatkan stick/tongkat harus menunjuk temannya yang lain untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti. Langkah kedua TS peneliti memberikan stick pada siswa pertama dan memutar lagu e. Pada tahap menalar langkah ketiga TS peneliti menghentikan lagu, menyuruh siswa yang mendapatkan tongkat untuk menunjuk siswa yang lain untuk menjawab pertanyaan yang diajukan f. Pada tahap mengkomunikasikan peneliti meluruskan pemahaman siswa (Catatan Lapangan Siklus II : 200-203) Pada observasi kegiatan siswa dalam implementasi model kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick dalam

88 pembelajaran sejarah siklus II siswa sudah mengetahui tahapan model kooperatif model kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick sehingga pembelajaran lebih efektif berikut adalah hasil pengamatan siklus II: a. Pada tahap mengorganisasikan kelas siswa dibagi menjadi 8 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa b. Pada tahap mengamati langkah pertama QSH siswa antusias mengamati video Film Pendek Sumpah Pemuda yang sesuai dengan materi Sumpah Pemuda, banyak siswa yang sudah banyak bertanya pada tahap ini (Catatan Lapangan Siklus II : 200-203) c. Pada tahap menanya langkah kedua QSH siswa mendapatkan kolom pertanyaan QSH dari peneliti. Langkah ketiga QSH siswa menuliskan pertanyaan pada kolom pertanyaan QSH pada tahap ini pertanyaan yang diajukan sudah beragam dan menarik walaupun masih ada beberapa pertanyaan yang sama. Pada kelompok 1 pertanyaan yang sama dipertanyakan oleh Ahmad Fuady dan Ana Sepiya yang mempertanyakan mengenai alasan W.R Soepretman menciptakan lagu Indonesia Raya, sedangkan pertanyaan menarik diajukan oleh Rian Bagas, Ulya Alicia Islamei, dan Tika Ayu. Kelompok 2 mempertanyakan pertanyaan yang menarik diajukan oleh Lutfiyah dan M.Wahid Nur Faiz. Kelompok 4 pertanyaan menarik diajukan oleh Bagus Puncak, Irsyad, dan Suryo Adi. Kelompok 6 pertanyaan manarik diajukan oleh Thania Audria dan M.Irfan Aji Bawono. Kelompok 7 pertanyaan menarik diajukan oleh Arum Damayanti (Catatan Lapangan Siklus II : 200-203 dan Bukti Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II : 227:234). Langkah keempat QSH siswa sudah faham dengan model

89 yang digunakan sehingga dapat mengoreksi pertanyaan yang dimiliki temannya dengan benar. d. Pada tahap mengumpulkan informasi langkah kelima QSH siswa mengumpulkan pertanyaan kepada peneliti dengan dan siswa terlihat membaca buku sebelum Talking Stick dimulai e. Pada tahap menalar langkah pertama TS siswa mendengarkan penjelasan peneliti mengenai peraturan TS. Langkah kedua TS siswa sudah memiliki rasa percaya diri untuk memulai TS. Langkah ketiga TS siswa sudah siap untuk menerima pertanyaan yang diajukan oleh peneliti f. Pada tahap mengkomunikasikan langkah keempat TS siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan benar (Catatan Lapangan Siklus II : 200-203) Proses pembelajaran siklus II siswa sudah aktif menggali informasi mengenai materi sumpah pemuda sehingga pertanyaan yang dibuat oleh siswa lebih beragam walaupun masih ada sebagian kecil siswa yang memiliki pertanyaan yang sama. Dalam proses Talking Stick dikarenakan strategi permainan yang diperbarui siswa lebih aktif mencari informasi sehingga ketika mendapatkan pertanyaan siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dengan cepat dan benar dikarenakan kesiapan materi yang dipelajari. 2) Hasil Belajar Siswa Setelah melakukan tindak lanjut dari pembelajaran pada siklus II terjadi perubahan terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta. Berikut presentase keberhasilan siswa pada hasil belajar siklus I dapat dilihat pada halaman berikutnya.

90 a. Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Tabel 4.13 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II No Aspek Jumlah Presentase 1 Lulus 45 95,74% 2 Tidak Lulus 2 4,26% Total 47 100% Gambar 4.7 Diagram Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pada ranah kognitif siswa di siklus II sudah peningkatan yang signifikan dan memenuhi kriteria ketuntasan yang diinginkan oleh peneliti. Diagram menunjukan presentase hasil belajar siswa ranah kognitif meningkat sebesar 95,74% telah mencapai kelulusan dengan kata lain nilai siswa yang melebihi KKM sudah mengalami peningkatan yaitu rata-rata nilai siswa setelah diimplementasikannya model kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick pada siklus II adalah 90,04. Dua siswa yang memiliki nilai dibawah KKM diberikan remedial oleh peneliti berupa remedial liasan dengan menggunakan pertanyaan yang belum dijawab dengan sempurna pada soal evaluasi siklus II. (Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Siklus II : 218)

91 b. Hasil Belajar Sejarah Siswa Ranah Afektif Tabel 4.14 Deskripsi Hasil Belajar Sejarah Ranah Afektif Siklus II No Kriteria Nilai Jumlah Presentase 1 Sangat Baik A 26 55,31% 2 Baik B 21 44,69% 3 Cukup Baik C - 00,00% 4 Kurang Baik D - 00,00% Total 47 100% Gambar 4.8 Diagram Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus II Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pada siklus II hasil belajar siswa pada ranah afektif meningkat. Hal tersebut terjadi kerana pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick membutuhkan kerja sama dan tanggung jawab kelompok yang baik disamping itu juga siswa mulai mengerti tanggung jawabnya sebagai anggota kelompok. Diagram di atas memperlihatkan bahwa presentase nilai afektif siswa telah mencapai nilai A atau sangat baik dengan presentase 55,31% dan sisanya 44,69% telah mencapai nilai B atau baik (Hasil Data Ranah Afektif Siswa Siklus II : 219)

92 Berikut tabel penialaian aspek afektif siswa pada siklus II: Tabel 4.15 Penilaian aspek afektif siswa siklus II No Aspek Nilai A B C D 1 Kedisiplinan 14,90% 85,10% 0% 0% 2 Kesopanan 14,90% 85,10% 0% 0% 3 Kerja Sama 21,28% 78,72% 0% 0% 4 Tanggung Jawab 40,42% 59,58% 0% 0% 5 Memperhatikan 95,74% 6,39% 0% 0% Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penialaian afektif/sikap siswa dinilai berdasarkan beberapa aspek dapat dilihat seperti berikut ini: 1) Kedisiplinan Pada aspek kedisiplinan sebanyak 14,90% siswa mendapat A atau sangat baik dan sebanyak 85,10% siswa mendapat nilai B atau baik dilihat dari segi berpakaian dan ketepatan waktu pada saat masuk ke dalam kelas. 2) Kesopanan Pada aspek kesopanan sebanyak 14,90% siswa mendapat nilai A atau sangat baik dan sisanya sebanyak 85,10% mendapat nilai B atau baik pada penilaian sikap dilihat dari aktifitas siswa di dalam kelas dari segi interaksi berbicara kepada teman sejawat, perilaku kepada guru, dan intensitas izin keluar kelas. 3) Kerja Sama Pada aspek kerja sama sebanyak 21,28% mendapat nilai A atau sangat baik karena memiliki sikap kerja sama yang sangat baik dan berperan aktif dalam kelompok dan sebanyak 78,72% mendapat nilai B atau baik sebagaian siswa pada siklus II memiliki

93 kerja sama yang baik dalam kelompoknya sehingga waktu yang dibutuhkan dalam kerja kelompok tidak terbuang sia-sia. 4) Tanggung Jawab Pada aspek tanggung jawab sebesar 40,22% siswa mendapatkan nilai A atau sangat baik dikarenakan sangat terlihat pertanggung jawabannya dalam kelompok seperti mengkoordinasi anggota kelompok untuk ikut aktif dalam bekerja dan tidak bermain-main dan sebesar 59,58% siswa mendapatkan nilai B atau baik karena pada saat bekerja kelompok siswa menunjukan keseriusan dalam pembelajaran yang diintruksikan oleh guru. 5) Memperhatikan Pada aspek memperhatikan sebesar 95,74% siwa mendapatkan nilai A atau sangat baik karena manunjukan rasa antusiasme yang tinggi terhadap pembelajaran terutama pada saat mengamati video, membuat pertanyaan pada kolom Question Student Have dan menjawab pertanyaan pada saat permainan Talking Stick. Sebesar 6,39% siswa mendapatkan nilai B atau baik karena dalam proses pembelajaran sudah memperhatikan namun belum serius seperi siswa yang lainnya (Sumber: Lembar Penialaian Kelompok Ranah Afektif Siswa Siklus II) c. Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik Siklus II Tabel 4.16 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siklus II No Kriteria Nilai Jumlah Presentase 1 Sangat Baik A 20 42,55% 2 Baik B 25 53,20% 3 Cukup Baik C 2 4,25% 4 Kurang Baik D - 00,00% Total 47 100%

94 Gambar 4.9 Diagram Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siklus II Dari data di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai hasil belajar siswa pada Ranah Psikomotorik mengalami peningkatan ditunjukan dengan sebesar 42,55% siswa mendapatkan nilai A atau sangat baik karena siswa sudah merasa bahwa pembelajaran ini menyenagkan sehingga siswa mulai dapat aktif dalam pembelajaran sejarah di dalam kelas, sebesar 53,20 siswa mendapatkan nilai B atau baik dan hanya sebesar 4,25% siswa yang mendapatkan nilai C atau cukup baik. Hal tersebut menunjukan bahwa dalam ranah psikomotorik implementasi model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta dalam aspek kemampuan menyampaikan informasi, percaya diri, menarik perhatian kelas, dan kemampuan dalam berbicara. Tabel 4.17 Penilaian Aspek Psikomotorik Siswa Siklus II No. Aspek Nilai A B C D 1 Kemampuan Menyampaikan Informasi 36,18% 55,31% 8,51% 0% 2 Percaya Diri 27,66% 68,09% 4.25% 0% 3 Menarik Perhatian Kelas 14,90% 74,47% 10,63% 0% 4 Kemampuan Bicara 12,78% 85,10% 2,12% 0%

95 Berdasarkan tabel pada halaman sebelumnya dapat diketahui bahwa penialaian afektif siswa dinilai berdasarkan beberapa aspek, yaitu: 1) Kemampuan Presentasi Pada aspek kemampuan presentasi sebesar 36,% siswa mendapatkan nilai A atau sangat baik dilihat dari kesesuaian dan kecepatan jawaban siswa atas petanyaan yang diajukan, sebesar 55,31% siswa mendapatkan nilai B atau baik dilihat dari kesesuaian jawaban yang diajukan walaupun masih belum tepat dan harus diluruskan kembali, dan sebesar 8,51% siswa mendapat nilai C atau cukup baik dikarenakan jawaban dipresentasikan belum benar dan dalam menjawab pertanyaan masih dibanu oleh kelompok belajar 2) Percaya Diri Pada aspek percaya diri sebesar 27,66% siswa mendapat nilai A atau sangat baik dilihat dari hasil observasi siswa berani mengamukakan jawaban dan bertanya kepada guru selama proses pembelajaran, sebesar 68,09% mendapat nilai B atau baik dilihat dari sudah beraninya menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan sisanya 4,25% siswa mendapatkan nilai C atau cukup dikarenakan masih takut untuk menjawab pertanyaan karena takut jawaban yang dimilikinya salah 3) Menarik Perhatian Kelas Pada aspek menarik perhatian kelas nilai A atau sangat baik diperoleh oleh siswa sebesar 14,90% melalui observasi terlihat siswa sudah dapat mengalihkan perhatian kelas kepadanya dengan cara mempresentasikan jawaban menggunkan gerak tubuh, sebesar 74,47% siswa mendapat nilai B atau baik terlihat dari cara mempresentasikan jawaban dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan sebesar 10,63% siswa mendapat nilai C atau cukup dikarenakan siswa hanya mampu menyampaikan jawaban secara sederhana.

96 d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi serta hasil belajar sejarah siswa ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh pada akhir siklus II, peneliti dan kolabolator melakukan analisis sebagai berikut: 1) Pada tahap mengamati langkah pertama QSH video yang ditampilkan mengenai Sumpah Pemuda seluruh siswa memperhatikan dengan seksama dan mendapatkan stimulan melalui video yang diberikan 2) Pada tahap menanya langkah kedua QSH siswa telah mengerti mengenai teknik pembelajaran yang digunakan sehingga waktu dapat digunakan secara efektif langkah ketiga QSH peneliti memberikan motivasi untuk membuat siswa semakin mencoba menggali permasalahan yang ada pada materi pembelajaran sehingga peserta didik mampu membuat pertanyaan yang beragam dan tidak meniru pertanyaan siswa lainnya 3) Pada tahap mengumpulkan informasi langkah keempat QSH dan mengasosiasi langkah kelima QSH siswa dapat mempersingkat waktu karena hampir seluruh siswa sudah siap menerima pertanyaan sehingga siswa siap untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pemegang tongkat dalam teknik Talking Stick 4) Siswa kondusif dalam pembelajaran karena kelompok belajar yang kecil membuat semua siswa memiliki konsentrasi yang tinggi kepada tugasnya di dalam kelompok 5) Siswa sudah jarang terlihat memainkan gatged siswa lebih konsentrasi pada pembelajaran yang berlangsung

97 Tabel 4.17 : Deskripsi Kualitatif Siklus I dan Siklus II No Uraian Siklus I Siklus II Tindakan Guru telah mengimplementasikan 1 model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick 2 Proses pembelajaran Sintak pembelajaran kooperatif telah berjalan yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, dan memotivasi siswa. Peneliti membagi siswa dalam 5 kelompok. (Tindakan : Langkah Pada tahap menyajikan 1 QSH) informasi guru menampilkan video mengenai perkembangan organisasi kebangkitan nasional untuk menarik siswa bertanya (Tindakan : Langkah 2 QSH) (Tindakan : Langkah 3 QSH) Pada tahap menanya guru membagikan kolom pertanyaan kepada siswa Siswa menuliskan pertanyaan pada kolom yang disediakan. Karena kurangnya pengetahuan akan materi yang dibahas kebanyakan siswa membuat pertanyaan seputar berdirinya organisasi kebangkitan nasional, tujuan berdirinya organisasi kebangkitan nasional, pendiri organisasi Guru telah mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick Sintak pembelajaran kooperatif telah berjalan yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran apersepsi dan motivasi siswa Tahap menyajikan informasi guru menampilkan video mengenai Sumpah Pemuda dan memberikan stimulan kepada siswa peneliti menyuruh siswa menganalisis video agar mudah membuat pertanyaan Pada tahap menanya guru membagikan kolom pertanyaan kepada siswa Siswa menuliskan pertanyaan pada kolom pertanyaan yang telah disediakan. Pada tahap ini siswa tertarik dengan materi pelajaran membuat pertanyaan yang sudah beragam seperti mengapa dahulu di Indonesia menggunakan ejaan lama?

98 (Tindakan :Langkah 4 QSH) (Tindakan : Langkah 5 QSH) (Tindakan : Langkah 1 TS) (Tindakan : Langkah 2 TS) (Tindakan : Langkah 3 TS) (Tindakan : Langkah 4 TS) kebangkitan nasional, dan akhir dari organisasi tersebut Siswa memberikan kartu miliknya kepada teman satu kelompoknya secara estafet untuk dikoreksi pada tahap ini siswa masih banyak yang kebingungan untuk menilai pertanyaan temannya Peneliti mengoreksi pertanyaan yang telah dikumpulkan. Pada tahapan ini jumlah siswa yang banyak dan pemahaman siswa yang kurang terhadap model yang digunakan membuat peneliti kesulitan mengkoreksi dan cukup menghabiskan waktu Peneliti memberikan petunjuk mengenai teknik permainan Talking Stick pada tahap ini siswa mulai antusias Peneliti memberikan stick pada siswa pertama Pada langkah pembelajaran Talking Stick masih banyak siswa yang takut untuk memegang stick karena takut tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan Kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan. Siswa cenderung lama dalam menjawab pertanyaan yang diajukan Siswa memberikan kartu pada temannya untuk dikoreksi secara estafet siswa sudah mulai terbiasa dengan model ini sehingga dalam mengoreksi tidak membutuhkan waktu yang lama Peneliti mengoreksi pertanyaan yang telah dikumpulkan. Kolom pertanyaan siswa yang sudah dikoreksi oleh siswa membuat peneliti mudah mengoreksinya kembali Peneliti memberikan petunjuk mengenai teknik permainan Talking Stick pada tahap ini siswa mulai antusias dan terlihat siap menerima pertanyaan Peneliti memberikan stick pada siswa pertama Pada langkah ini siswa sudah tidak takut untuk mendapatkan stick dan melemparkan pertanyaan kepada temannya Pada langkah ini siswa terlihat lebih siap karena siswa dengan cepat menjawab pertanyaan yang diajukan

99 walaupun siswa sudah berani menjawab namun beberapa siswa masih terlihat ragu dengan jawabannya 3. Penutup Pada saat refleksi siswa Pada saat refleksi siswa lebih kondusif dan lebih kondusif dan mendengarkan penjelasan peneliti mendengarkan penjelasan peneliti Pada saat evaluasi Pada saat evaluasi siswa terlihat fokus siswa terlihat fokus mengerjakan walaupun bberapa siswa masih mengerjakan soal yang diberikan terlihat sulit untuk mengerjakan soal yang diberikan Sumber : Data primer hasil kegiatan refleksi kondisi awal dan siklus II Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kualitas kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan dalam bekerja sama kelompok dan hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik Deskripsi Hasil Siklus II Selama dilakukan tindakan pada siklus II, kualitas pembelajaran mengalami peningkatan dalam hal pemahaman langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick dibandingkan dengan siklus I. Hal ini menunjukan bahwa pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Berikut perbandingan hasil belajar pada siklus I dan siklus II : Tabel 4.18 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif, Afektif Dan Psikomotorik siklus I dan siklus I I No. Hasil Belajar Siklus I Siklus II 1 Ranah Kognitif 78,72% 95,74% 2 Ranah Afektif 91,49% 100% 3 Ranah Psikomotorik 42,56% 95,75% Sumber: Data Primer peningkatan hasil belajar siklus I dan siklus II

100 Hasil belajar ranah kognitif siklus I dengan rata-rata 78,62 meningkat menjadi 90,04 pada siklus II. Pada ranah afektif rata-rata hasil belajar siswa 76,06 pada siklus I dan 84,36 pada siklus II sedangkan pada ranah psikomotorik ratarata hasil belajar siswa 70,64 pada siklus I dan 82,45 pada siklus II. Hasil belajar siswa berhasil meningkat setelah dilaksanakannya siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dalam diagram batang sebagai berikut: Gambar 4.10 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Implementasi model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick di kelas XI IPS 4 SMA BATIK 1 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 Pembelajaran pada hakikatnya merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk menyampaiakan pelajaran kepada siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber-sumber belajar lainya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Interaksi dua arah dari seseorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah merupakan target yang diharapkan dari pembelajaran (Khomsiyah, 2012:27). Fungsi esensi dari sejarah adalah mengajarkan apa yang telah dilakukan orang lain (Kartodirjo, 1992:15).