BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus ( kondisi awal ) Kondisi awal di SDN 02 Kupen khususnya di kelas 5 pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Pra Siklus Kondisi pra siklus sebelum dilakukan tindakan di SD Negeri Sidokumpul Kecamatan Guntur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara yang berjumlah 20 orang siswa, terhadap materi perubahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SDN Kumpulrejo 03 khususnya di kelas IV pada mata pelajaran IPS guru lebih sering menggunakan metode ceramah. Guru mendominasi pembicaraan dan buku masih merupakan sumber belajar utama. Di lihat dari hasil evaluasi dengan Kompetensi Dasar Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya di kelas IV, dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ( 60). Dari 17 siswa terdapat 3 siswa yang memenuhi KKM (11%). Sementara itu 14 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (89%), dengan skor maksimal 75 dan skor minimal 35. Selanjutnya peneliti dan guru kelas berkolaborasi mencari masalah yang menyebabkan 89% siswa nilainya masih dibawah KKM. Masalah tersebut adalah ketika guru menjelaskan materi dari 17 siswa yang mendengarkan penjelasan guru hanya 2 siswa yang berani bertanya tentang materi yang disampaikan. Sedangkan siswa yang lain cenderung jenuh tidak mendengarkan penjelasan guru. Kondisi pembelajaran yang berpusat pada guru seperti ini membuat siswa pasif terhadap pembelajaran sehingga siswa kesulitan mengembangkan potensinya yang berdampak pada hasil belajar siswa. Dari hasil belajar siswa pada tingkat penguasaan materi oleh siswa terhadap materi pembelajaran baru tercapainya 2 indikator dari 6 indikator yang diberikan. Maka peneliti dan guru mengambil kesimpulan untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran Think Pair share dan pendekatan Inkuiri. Nilai KKM juga ditingkatkan guru agar siswa termotivasi untuk mencapai nilai KKM tersebut. Nilai KKM dinaikkan menjadi 75. Berdasarkan data hasil ulangan dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa, siswa kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga pada semester I tahun ajaran 2016-2017, hasil ulangan siswa dengan Kompetensi Dasar Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya yang 36

sebagian besar masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditingkatkan yaitu 75. Berikut ini adalah tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS tentang Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Pra Siklus NO Standar Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase Angka Ketuntasan 1. 60 Tidak Tuntas 14 89% 2. 60 Tuntas 3 11% Jumlah 17 100% Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan pembelajaran IPS dengan kompetensi Dasar Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya pada siswa kelas IV SDN Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga yang berjumlah 17 siswa. Data ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPS dengan KKM 60 tercatat 3 siswa atau 11% dinyatakan tuntas dan 14 siswa atau 89% tidak tuntas. Selain itu skor maksimal yang dicapai siswa sebesar 75 dan skor minimal sebesar 35 dengan rata-rata kelas 52,66 dan standar deviasi sebesar 11,74. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian siswa pada skor maksimal sudah tinggi sebesar 75 namun terdapat perbedaan yang cukup jauh dengan skor minimal yang diperoleh siswa sebesar 35, hal ini menyebabkan standar deviasi cukup tinggi yaitu 11,74. Standar deviasi yang tinggi menunjukkan penyimpangan nilai siswa yang tinggi pula. Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran sebagai berikut: 37

11% 89% Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus Dari gambar diagram lingkaran di atas dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar sebesar 89% siswa belum tuntas. Dengan kondisi seperti ini penulis melakukan penelitian tindakan kelas sesuai rencana seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dan Pendekatan Inkuiri yang akan dilaksanakan dalam dua siklus (1 siklus 1 pertemuan). 4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya (lampiran 1), media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, dan gambar pahlawan, perangkat evaluasi yang meliputi rubric penilaian dan butirbutir soal, serta lembar observasi pelaksanaan RPP. 38

4.2.1 Implementasi Tindakan dan Observasi Implementasi Tindakan Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dengan menggunakan Model TPS dan Pendekatan Inkuiri. Peneliti bersama guru menyepakati untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari satu kali pertemuan pembelajaran pertemuan siklus I ini dilaksanakan dengan waktu 3X35 Menit dengan uraian sebagai berikut: Pertemuan I Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 oktober 2016 dengan Kompetensi Dasar Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya. Pada pertemuan pertama terdapat tiga indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu Menjelaskan pentingnya memiliki sikap kepahlawanan dan patriotisme, Memberi contoh rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari, Menunjukkan sikap positif terhadap para pahlawan dalam membela bangsa dan negara. Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang telah di desain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi dan motivasi. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan memberikan pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan tokoh-tokoh pahlawan, kegiatan motivasi dengan memberikan pujian kepada siswa yang berani mengungkapkan jawaban yang dibagikan keseluruhan kelas kemudian pengajar menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran dengan diterapkan langkahlangkah model TPS dan pendekatan inkuiri. 39

Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, pengajar meminta siswa menyimak materi pembelajaran yang akan dilaksanakan menjelaskan materi tentang pengertian semangat kepahlawanan dan pengertian semangat cinta tanah air. Dari materi tersebut secara berkelompok siswa melakukan diskusi untuk menjawab soal soal yang diberikan sebelumnya. Selama kegiatan tersebut berlangsung, pengajar berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa untuk menemukan pengertian semangat kepahlawanan dan semangat cinta tanah air dikehidupan sehari-hari. Setelah mendapat pengarahan dari pengajar, kemudian mereka berdiskusi dengan kelompoknya untuk menemukan pengertian, jawaban yang ditemukan kemudian ditulis di kertas jawaban yang telah dibagikan sebelumnya. Secara bergantian sesuai dengan kelompok masing-masing mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Selama kegiatan ini berlangsung, pengajar melakukan penilaian proses. Untuk memantapkan siswa mengenai materi yang dipelajari, pengajar memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses Think Pair Share dan Pendekatan Inkuiri dalam menemukan pengertian semangat kepahlawanan dan semangat cinta tanah air. Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran, Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal hal yang belum dipahami. Kegiatan Akhir Pengajar bersama sama dengan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang pengertian semangat kepahlawanan dan semangat cinta tanah air yang telah dijelaskan oleh pengajar dalam pembelajaran TPS dan Pendekatan Inkuiri. Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut. Pengajar juga menyampaikan pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut dan 40

materi pertemuan sebelumnya, karena dalam pertemuan selanjutnya akan dilakukan evaluasi. Hasil Observasi Hasil observasi/pengamatan terhadap implementasi RPP (lampiran 5) pada siklus I ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan, item pernyataan pada lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 22 item terdiri dari: perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, manajemen kelas dan penilaian. Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dapat dilihat pada penjelasan berikut: Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil pengamatan aktifitas siswa pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan dengan bimbingan guru. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya penyampaian tujuan pembelajaran terlalu cepat, kesimpulan belum dilakukan seluruhnya bersama siswa, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan dan motivasi terhadap siswa masih kurang. 41

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran jangan terlalu cepat, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan. Refleksi Siklus I Hasil kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I berupa hasil instrument implementasi RPP, tahapan ini dengan menganalisis skor hasil belajar IPS siswa. Pada siklus I ini menunjukkan bahwa dari seluruh kegiatan telah dilakukan secara optimal, dengan demikian langkah pembelajaran melalui model TPS dan Pendekatan Inkuiri dapat berlangsung dengan efektif. Hasil belajar IPS pada siklus I, diperoleh dari pengukuran tes formatif. Tes dilakukan pada akhir pembelajaran, hasil belajar IPS dapat dilihat dari table berikut ini: Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus I NO Standar Ketuntasan Jumlah Angka Ketuntasan Siswa Persentase 1. 75 Tidak Tuntas 7 42% 2. 75 Tuntas 10 58% Jumlah 17 100% 42

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan pembelajaran IPS dengan kompetensi Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya pada siswa kelas IV SDN Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga yang berjumlah 17 siswa. Data ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPS dengan KKM 75 tercatat 10 siswa atau 58% dinyatakan tuntas dan 7 siswa atau 42% tidak tuntas. Selain itu skor maksimal yang dicapai siswa sebesar 85 dan skor minimal sebesar 55 dengan rata-rata kelas 72 dan standar deviasi sebesar 11,74. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian siswa pada skor maksimal sudah tinggi sebesar 85 namun terdapat perbedaan yang cukup jauh dengan skor minimal yang diperoleh siswa sebesar 55, hal ini menyebabkan standar deviasi cukup tinggi yaitu 11,74. Standar deviasi yang tinggi menunjukkan penyimpangan nilai siswa yang tinggi pula. Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran sebagai berikut: 58% 42% Tidak Tuntas Tuntas Sumber : Data Primer Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak 58%. Walaupun persentase ini sudah cukup besar namun belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II. 43

Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I untuk ditingkatkan pada siklus II adalah sebagai berikut: 4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang semangat kepahlawanan dan cinta tanah air, pahlawan-pahlawan bangsa dan menghargai jasajasa pahlawan, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, gambar para pahlawan, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk sekali pertemuan. 4.3.1 Implementasi Tindakan dan Observasi Implementasi Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus ini berlangsung selama 3x35 menit dalam sekali pertemuan. Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut: Kegiatan Awal Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 02 November 2016. Pada kegiatan awal pembelajaran, siswa dan guru mengawalinya dengan mengucap salam, berdoa dan mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran, melakukan presensi dan melakukan apersepsi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi siswa berkenaan dengan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya siswa termotivasi karena mendapat pujian dari guru.siswa menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran pada hari itu. Kegiatan Inti Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan siswa menyimak topik tentang tokoh para pahlawan bangsa, asal pahlawan sampai cara menghargai jasa-jasa para 44

pahlawan. Siswa menerima pertanyaan dari guru, siswa secara individu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa mendiskusikan gambar pahlawan yang diperlihatkan oleh guru secara berpasangan, siswa menyampaikan hasil diskusi berpasangan, siswa membentuk kelompok 2 orang, siswa berdiskusi tentang cara menghargai jasa-jasa para pahlawan kemudian masing-masing dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas, masing-masing kelompok menanggapi hasil presentasi temannya dari kelompok lain, siswa dan guru membuat kesimpulan dari hasil diskusi tersebut. Kegiatan Penutup Pada akhir pembelajaran, siswa mengerjakan tes formatif tentang semangat kepahlawanan dan cinta tanah air. Siswa yang memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan dari guru, Dan yang terakhir guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang sudah dijelaskan. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Hasil Observasi Observasi dilakukan terhadap implementasi RPP siklus II dilaksanakan dengan meminta bantuan kolaborator (guru kelas 4) yaitu Ibu Sisfitika Dwi Winandya untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Observasi implementasi RPP dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan RPP secara detil disajikan dalam lampiran 14 Berdasarkan lampiran tersebut, nampak bahwa guru telah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model TPS dan Pendekatan Inkuiri. Hal ini dibuktikan oleh seluruh kegiatan (100%) yang terdiri dari 17 aktifitas telah dilaksanakan oleh guru dengan baik, dengan demikian pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model TPS dan Pendekatan Inkuiri dapat berjalan dengan optimal. 45

Refleksi Siklus II Implementasi RPP siklus II telah dilaksanakan sesuai dengan RPP. Dengan demikian model pembelajaran TPS dapat berlangsung secara efektif, yang ditandai dengan 17 aktivitas pembelajaran telah dilaksanakan semua. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, guru observer, dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Think pair Share dan pendekatan Inkuiri bagi guru kelas, observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share dan pendekatan inkuiri kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian keaktifan pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa. Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus II NO Standar Ketuntasan Jumlah Angka Ketuntasan Siswa Persentase 1. 75 Tuntas 15 90% 2. 75 Tidak Tuntas 2 10% Jumlah 17 100% Sumber: Data P rimer 46

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa siswa yang telah mencapai KKM 75 ada 15 siswa (90%), sedangkan yang belum mencapai KKM 75 sebanyak 2 siswa (10%). Jika di lihat dari jumlah siswa yang telah tuntas jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak tuntas. Perbandingan ketuntasan tersebut dapat digambarkan dengan lebih jelas dengan menggunakan diagram seperti disajikan melalui gambar 4.3 berikut ini. 10% 90% Tuntas Tidak Tuntas Sumber : Data Primer Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus II Dari gambar 4.3 diagram lingkaran diatas, nampak bahwa siswa yang telah tuntas ditunjukkan oleh lingkaran yang besar dan siswa yang tidak tuntas digambarkan dengan lingkaran yang kecil. Hal ini menunjukkan adanya perbandingan antara siswa yang tuntas dan siswa tidak tuntas. Berdasar hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus II, maka kelebihan yang diperoleh adalah: 1. Rancangan pembelajaran berupa RPP sudah tersusun dengan baik 2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe model TPS dan Pendekatan Inkuiri. 47

3. Ada kesesuaian antara rencana pembelajaran dengan implementasi RPP dalam pembelajaran 4. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat. 5. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat terbantu oleh teman pasangannya. Dalam pembelajaran juga ditemui kekurangan-kekurangan yakni pengelolaan waktu yang belum tepat dilakukan oleh guru. Kekurangan tersebut di atasi dengan guru membatasi waktu dalam berbagi, agar waktu untuk evaluasi tidak terlalu sedikit, supaya siswa dapat berkonsentrasi dengan tenang dan dapat mengerjakan dengan benar. 4.4 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Think Pair Share dan Pendekatan Inkuiri pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya bagi siswa kelas IV SDN Kumpulrejo 03 pada semester I tahun ajaran 2016-2017. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini. Ketuntasan Belajar Tidak Tuntas Tabel 4.4 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % 14 89% 10 58% 2 10% Tuntas 3 11% 7 42% 15 90% Jumlah 17 100% 17 100% 17 100% 48

Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, pada pra siklus 89% siswa tidak tuntas dan 11% siswa tuntas, siklus I 42% siswa tidak tuntas dan 58% siswa tuntas serta pada siklus II 10% siswa tidak tuntas dan 90% siswa tuntas. Hal ini dapat digambarkan pada gambar diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar di bawah ini. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Pra Siklus Siklus I Siklus II Tuntas Tidak Tuntas Gambar 4. 4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada PraSiklus Siklus I dan Siklus II Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat perolehan skor maksimal juga meningkat yaitu pada prasiklus sebesar 75 pada siklus I menjadi 85 dan pada siklus II meningkat menjadi 95. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar grafik perbandingan skor maksimal berikut ini. 49

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 95 85 75 Pra Siklus Siklus I Siklus II Skor maksimal Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Skor Maksimal pada PraSiklus, Siklus I dan Siklus II Adapun perolehan skor minimal juga meningkat yaitu pada prasiklus sebesar 35 pada siklus I meningkat menjadi 55 dan pada siklus II meningkat menjadi 72. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar grafik perbandingan skor minimal berikut ini. 50

80 70 72 60 50 55 40 30 20 10 0 35 Pra Siklus Siklus I Siklus II Skor minimal Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Skor Minimal pada PraSiklus, Siklus I dan Siklus II Kemudian pada skor rata-rata pada tiap siklus juga mengalami peningkatan yaitu pada prasiklus skor rata-rata sebesar 52,66 meningkat menjadi 72 dan pada siklus II meningkat menjadi 83,23. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar grafik perbandingan skor rata-rata berikut ini. 51

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra Siklus Skor Maksimal Siklus I Siklus II Skor Maksimal Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Skor Rata-rata pada PraSiklus, Siklus I dan Siklus II Pada standar deviasi di setiap siklus yang terus mengalami penurunan dari pra siklus sebesar 11,74 menurun menjadi 4,11 pada siklus I dan pada siklus II turun menjadi 2,52. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpangan skor pada setiap siklus semakin menurun. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini. 52

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Standar Deviasi pada PraSiklus, Siklus I dan Siklus II 4.5 Pembahasan hasil penelitian 4.5.1 Pembahasan Siklus I Model TPS yaitu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir secara mandiri dan selanjutnya berpasangan guna menyampaikan hasil pemikiran kepada rekannya dalam satu kelompok. Yatim Riyanto (2010:274) Pendapat yang serupa juga disampaikan Mulyatiningsih (2011:233) model TPS merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan cara sharing pendapat antar siswa. Model ini dapat digunakan sebagai umpan balik materi yang diajarkan guru. Senada dengan itu menurut Kagan, 1994 dalam Eggan (2012:134) TPS adalah model kerja kelompok yang meminta siswa individual didalam pasangan belajar untuk menjawab pertanyaan dari guru kemudian berbagi jawaban itu dengan seseorang rekan. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas IV SDN Kumpulrejo 03 kota Salatiga terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa 53

setelah diadakan pembelajaran dengan model pembelajaran Think Pair Share dan Pendekatan Inkuiri, pada sebelum diadakan tindakan skor rata-rata 52,66 dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus I skor rata-rata menjadi 72 dengan skor tertinggi 85 dan skor terendah 55. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran telah berhasil baik dengan indikator keberhasilannya 58% dari jumlah siswa sebanyak 17 siswa, dan pada siklus I ini hasil belajar siswa sudah meningkat, tetapi masih ada yang belum tuntas dengan persentase 42%. Walaupun persentase ini sudah meningkat namun belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II. Perolehan hasil belajar pada siklus I ini masih belum optimal, beberapa kekurangan dalam penelitian tindakan siklus I ini antara lain dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, sehingga siswa kurang mengerti apa yang harus dia pahami ketika pembelajaran, selain itu pemberian kesimpulan pada akhir pembelajaran perlu dilakukan bersama-sama siswa, perlu dilakukan penataan tempat duduk agar ketika pembelajaran siswa dapat terlayani semua, dalam manajemen waktu pembelajaran perlu ditingkatkan sehingga pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Semua siswa harus beraktifitas positif dalam pembelajaran sehingga siswa memperoleh manfaat pembelajaran melalui model pembelajaran Think Pair Share dan Pendekatan Inkuiri ini. 4.5.2 Pembahasan Siklus II Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan baik peran guru, prosentase pembelajaran maupun prosentase ketuntasan belajar. Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Dari kegiatan refleksi teridentifikasi bahwa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, selain itu pemberian kesimpulan pada akhir pembelajaran belum dilakukan bersamasama dengan siswa. penataan tempat duduk yang kurang optimal, kemudian kurang tepatnya manajemen waktu pembelajaran. Belum semua siswa beraktifitas positif dalam pembelajaran. 54

Selanjutnya pada siklus II penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada kekurangan di siklus I. Selama proses pembelajaran, siswa tampak lebih beraktifitas positif. Pada penelitian siklus I ketuntasan hasil belajar sebesar 58% dan skor rata-rata 72 dengan skor tertinggi 85 dan skor terendah 55. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 90% dan skor rata-rata meningkat menjadi 83,23 dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah 72. Meskipun belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar karena telah memenuhi standar ketuntasan belajar 90%. Sampai pada perbaikan hasil belajar siklus II, masih ditemukan beberapa siswa dalam satu kelas yang belum berhasil mencapai KKM. Hal ini bukan karena kemampuan siswa yang kurang dalam pembelajaran namun karena kurang aktif ketika diskusi bersama dibanding dengan siswa yang lain sehingga mempengaruhi nilai proses mereka. 4.5.3 Pembahasan Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Pada kondisi awal (pra siklus) sebelum diadakan penelitian tindakan di kelas IV SDN Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga skor rata-rata 52,66 dengan skor tertinggi 75 dan skor terendah 35, dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus I skor rata-rata menjadi 72 dengan skor tertinggi 85 dan skor terendah 55. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan tingkat keberhasilan 58% dari jumlah siswa sebanyak 17 siswa, tetapi masih terdapat 42% siswa belum tuntas sehingga perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus II. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 90% dan skor rata-rata meningkat menjadi 83,23 dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah 72. Meskipun belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar ketuntasan belajar 90%. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa apabila pembelajaran menerapkan model pembelajaran think pair share dan pendekatan inkuiri maka hasil 55

belajar IPS bagi siswa kelas IV di SD Negeri Kumpulrejo 03 pada semester I tahun ajaran 2016-2017 akan meningkat. 56