Sampel kering daun Kumis kucing. Maserasi. Analisis dengan KLT dan KCKT. Pelarut Terpilih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Diagram alir proses maserasi

LAMPIRAN. Dilakukan fraksinasi 800 ml ekstrak dengan 800 ml klorform, dihasilkan:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

Gambar 1. Alat kromatografi gas

B. Kontrol negatif C. Sediaan ekstrak pegagan D. Sediaan pegagan segar E. Sediaan air rebusan pegagan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

Contoh Perhitungan Faktor Retardasi (Rf)

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...vi. DAFTAR ISI.vii. DAFTAR GAMBAR.ix. DAFTAR TABEL.xi. DAFTAR LAMPIRAN xii. INTISARI xiii.

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

5. Media Mekanisme kerja antimikroba Pengukuran aktivitas antibiotik Ekstraksi Kromatografi Lapis Tipis

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisa proksimat serbuk daun dan ranting jarak pagar kering. diulangi hingga diperoleh bobot tetap.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

Gambar 2. Daun Tempuyung

Lampiran 1 Hasil Determinasi Tanaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III. METODE PENELITIAN.. 22 A. Bahan dan Alat 22 B. Alur Penelitian 22 C. Analisis Hasil.. 25 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Data dan perhitungan analisis proksimat Padina australis

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Buah asam gelugur, rimpang lengkuas, dan kencur. Persiapan contoh. Serbuk contoh

Gambar 5. Penampakan Fisik dan Struktur Granul Bumbu Penyedap Rasa Spirulina pada berbagai Konsentrasi Natrium Alginat

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

Lampiran 1 Pohon mangrove Api-api (Avicennia marina) Lampiran 2 Perhitungan analisis proksimat daun Api-api (Avicennia marina)

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

3 Percobaan dan Hasil

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

: Jamu Flu Tulang. Jamu. Jamu Metampiron. Metampiron ekstraksi. 1-bubuk. Jamu. 2-bubuk. Tabel 1 Hasil Reaksi Warna Dengan pereaksi FeCl3

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab III Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) Gambar 4 Twin trough chamber (a) dan flat bottom chamber (b)

Lampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl. Alat KCKT. Syringe 50 µl. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

AKTIVITAS LARVASIDA FRAKSI POLAR EKSTRAK ETANOL DAUN INGGU

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Tabel Perhitungan Waktu Standar

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK ETANOL DAUN INGGU

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Fan 1 Fan 2 Fan 3 Fan 4 1A 57A 111A 155A 1B 57B 111B 155B 1C 57C 111C 155C 1D 57D 111D 155D

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

Sampel basah. Dikeringkan dan dihaluskan. Disaring

SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN FLAVONOID DAN ALKALOID PADA KALUS. TANAMAN POHPOHAN (Pilea trinervia W.) YANG DIINDUKSI DENGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KLT-BIOAUTOGRAFI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 96% DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Perubahan konsentrasi fase gerak metanol pada metode gradien KCKT ekstrak etanol 70% S. arvensis Solo.

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

Transkripsi:

LAMPIRAN 15

16 Lampiran 1 Diagram alir kerja Kadar Air Sampel kering daun Kumis kucing Uji Fitokoimia Maserasi Maserasi kloroform Maserasi etanol Analisis dengan KLT dan KCKT Pelarut Terpilih RAL Perancangan Percobaan dengan 3 k-1 Desain Fraksional Faktorial (9 kombinasi yang mewakili dari 27 kombinasi yang ada) Rendemen Ekstrak Kering dan Kadar Sinensetin pada Sembilan Pengamatan Yang Terwakili Analisis Regresi Kondisi Optimum Ekstraksi

17 Lampiran 2 Rancangan percobaan ekstraksi Sinensetin untuk seluruh kombinasi perlakuan Pelarut Terpilih 2 jam 2 kali 0.5g/100ml 4 jam 2 kali 8 jam 2 kali 2 jam 2 kali Pelarut 1g/100ml 4 jam 2 kali 8 jam 2 kali 2 jam 2 kali 1.5g/100ml 4 jam 2 kali 8 jam 2 kali

18 Lampiran 3 Kadar air daun kumis kucing Ulangan Bobot (g) Sebelum Pengeringan Setelah Pengeringan Kadar Air (%) 1 3.0045 2.7187 9.51 2 3.0068 2.7107 9.85 3 3.0010 2.7230 9.26 Rerata 9.54 Contoh perhitungan Penentuan kadar air ulangan 1 a - b Kadar air = 100% a 3.0045 2.7187 = 100% 3.0045 = 9.51% Lampiran 4 Rendemen ekstrak Rendemen ekstrak kloroform Ulangan Bobot (g) Contoh yang ditimbang Ekstrak kering Rendemen (%) 1 0.5017 0.0176 3.88 2 0.5014 0.0246 5.42 3 0.5023 0.0249 5.48 Rendemen ekstrak etanol Ulangan Rerata 4.93 Bobot (g) Contoh yang ditimbang Ekstrak kering Rendemen (%) 1 0.5007 0.0285 6.29 2 0.5022 0.0267 5.88 3 0.5005 0.0297 6.56 Rerata 6.24 Contoh perhitungan Penentuan rendemen ekstrak kloroform ulangan 1 bobot kering (g) Rendemen = 100% (1 kadar air) bobot contoh (g) 0.0176 g = 100% (1 9.54%) 0.5017 g = 3.88%

19 Lampiran 5 Hasil analisis dengan kromatografi lapis tipis menggunakan fase gerak etil asetat:metanol (9:1) Contoh Ulangan Jumlah bercak yang dihasilkan Rf Rerata Standar 1 1 0.76 0.78 2 1 0.80 3 1 0.78 Ekstrak Kloroform 1 1 0.91 0.92 2 0.93 3 0.91 1 2 0.76 0.78* 2 0.79 3 0.78 Ekstrak Etanol 1 1 0.91 0.92 2 0.93 3 0.91 1 2 0.76 0.78* 2 0.80 3 0.78 Ket = Rf yang mendekati Rf standar sinensetin Lampiran 6 Penentuan konsentrasi sinensetin dan kadar sinensetin berdasarkan area dibawah puncak yang terbentuk hasil analisis dengan metode KCKT Observasi Bobot contoh yang ditimbang (g) Waktu retensi (menit) Area di bawah puncak Volume larutan (ml) Fp Konsentrasi sinensetin (ppm) Kadar sinensetin (mg/g) Standar 9.253 8221344 - - 20.0000 - CHCl 3 1 0.0172 9.263 49880 100 5 0.6067 3.53 CHCl 3 2 0.0175 9.300 22116 10 50 2.6901 1.54 CHCl 3 3 0.0168 9.227 12130 10 50 1.4754 0.88 EtOH 1 0.0191 9.133 730578 10 5 8.8864 4.65 EtOH 2 0.0256 9.127 794597 10 5 9.6650 3.78 EtOH 3 0.0214 9.113 800508 10 5 9.7369 4.55 Rerata (mg/g) 1.98 4.33 Contoh perhitungan Penentuan konsentrasi sinensetin dalam contoh (observasi CHCl 3 2) Konsentrasi contoh = Area di bawah puncak contoh konsentrasi standar fp Area di bawah puncak standar 22116 10 ml 5 ml = 20 ppm 8221344 1ml 1ml = 2.6901ppm

20 Lampiran 7 Hasil analisis rancangan acak lengkap One-way ANOVA: kadar versus perlakuan Source DF SS MS F P perlakuan 1 8.24 8.24 7.74 0.050 Error 4 4.26 1.06 Total 5 12.50 S = 1.032 R-Sq = 65.91% R-Sq(adj) = 57.39% Lampiran 8 Hasil perolehan rendemen ekstrak kering hasil ekstraksi dari sembilan kombinasi perlakuan Obsv Nisbah Waktu Jumlah Ulangan Contoh yang Ekstrak Rendemen ditimbang kering (%) 1 0.5 2 1 1 0.5006 0.0382 8.44 2 0.5006 0.0392 8.66 2 0.5 4 3 1 0.5003 0.0559 12.35 2 0.5004 0.0522 11.53 3 0.5 8 2 1 0.5000 0.0479 10.59 2 0.5001 0.0490 10.83 4 1.0 2 3 1 1.0001 0.0732 8.09 2 1.0001 0.0730 8.07 5 1.0 4 2 1 1.0004 0.0772 8.53 2 1.0002 0.0771 8.52 6 1.0 8 1 1 1.0008 0.0744 8.22 2 1.0007 0.0758 8.37 7 1.5 2 2 1 1.5003 0.0954 7.03 2 1.5005 0.1000 7.37 8 1.5 4 1 1 1.5004 0.1000 7.37 2 1.5008 0.0983 7.24 9 1.5 8 3 1 1.5003 0.1191 8.78 2 1.5003 0.1233 9.09 Rerata (%) 8.55 11.94 10.71 8.08 8.53 8.30 7.20 7.30 8.93 Contoh perhitungan observasi 1 bobot kering (g) Rendemen = 100% (1 kadar air) bobot contoh (g) 0.0382 g = 100% (1 9.54%) 0.5006 g = 8.44%

21 Lampiran 9 Kromatogram standar sinensetin (d) (e) Kromatogram standar 0.5 ppm 1 ppm 2.5 ppm (d) 5 ppm (e)10 ppm (f) 21.58 ppm. (f)

22 Lampiran 10 Area di bawah puncak standar sinensetin Konsentrasi (ppm) Area di bawah puncak 0.50 175079 1.00 302997 2.50 691883 5.00 1310047 10.00 2858776 21.58 6207707 Lampiran 11 Kromatogram sinensetin pada contoh dengan KCKT Kromatogram sinensetin dengan nisbah:pelarut 0.5 g:100 ml, waktu 2 jam, dan jumlah ekstraksi 1x ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3.

23 Lanjutan Lampiran 11 Kromatogram sinensetin dengan nisbah:pelarut 0.5 g:100 ml, waktu 4 jam, dan jumlah ekstraksi 3x ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3. Kromatogram sinensetin dengan nisbah:pelarut 0.5 g:100 ml, waktu 8 jam, dan jumlah ekstraksi 2x ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3.

24 Lanjutan Lampiran 11 Kromatogram sinensetin dengan nisbah:pelarut 1 g:100 ml, waktu 2 jam, dan jumlah ekstraksi 3x ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3. Kromatogram sinensetin dengan nisbah:pelarut 1 g:100 ml, waktu 4 jam, dan jumlah ekstraksi 2x ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3.

25 Lanjutan Lampiran 11 Kromatogram sinensetin dengan nisbah:pelarut 1 g:100 ml, waktu 8 jam, dan jumlah ekstraksi 1x ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3. Kromatogram sinensetin dengan nisbah:pelarut 1.5 g:100 ml, waktu 2 jam, dan jumlah ekstraksi 2x ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3.

26 Lanjutan Lampiran 11 Kromatogram sinensetin dengan nisbah:pelarut 1.5 g:100 ml, waktu 4 jam, dan jumlah ekstraksi 1x ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3. Kromatogram sinensetin dengan nisbah:pelarut 1.5 g:100 ml, waktu 8 jam, dan jumlah ekstraksi 3x ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3.

27 Lampiran 12 Hasil perolehan % SBR dan Q-hitung Obsv Nisbah Waktu Jumlah Ulangan Kadar SB %SBR Q-hitung 1 0.5 2 1 1 3.5 2 4.06 0.29 7.57 0.7857 3 3.94 2 0.5 4 3 1 3.51 2 3.22 0.22 6.36 0.6591 3 3.66 3 0.5 8 2 1 3.69 2 5.98 1.28 28.38 0.9301 3 3.85 4 1.0 2 3 1 4.91 2 5.23 0.22 4.26 0.7442 3 5.34 5 1.0 4 2 1 4.54 2 4.88 0.77 14.98 0.7687 3 6.01 6 1.0 8 1 1 4.3 2 4.53 0.96 19.32 0.8701 3 6.07 7 1.5 2 2 1 5.28 2 4.96 0.75 15.95 0.7762 3 3.85 8 1.5 4 1 1 4.7 2 5.05 0.21 4.36 0.9720 3 4.69 9 1.5 8 3 1 4.56 2 4.56 5.77x10-3 0.13 3 4.55 Contoh perhitungan observasi 1 Simpangan baku = n i = 1 2 ( xi X ) n 1 2 = (3.50 3.83) + (4.06 3.83) + (3.94 3.83) = 0. 29 3 1 Simpangan baku %SBR = 100% X 0.29 = 100% 3.83 = 7.57% 2 2

28 Lanjutan Lampiran 12 Q-hitung = X 2 X X n X 1 1 atau Q-hitung = X n X X n X n 1 1 Q-hitung = 3.94 3.50 = 0. 7857 4.06 3.50 Q-tabel (0,05;3) = 0.970 Q-hitung < Q-tabel (0.05;3), maka data yang dicurigai sebagai pencilan dapat diterima Lampiran 13 Penentuan konsentrasi sinensetin dan kadar sinensetin dari sembilan kombinasi perlakuan dengan volume 10 ml dan faktor pengenceran 5 kali Obsv Ulangan Bobot contoh yang ditimbang (g) Area dibawah puncak Konsentrasi sinensetin (ppm) Kadar sinensetin (mg/g) 1 1 0.0382 870679 15.5011 4.06 2 0.0392 867982 15.4543 3.94 2 1 0.0559 1108689 19.6381 3.51 2 0.0522 1078724 19.1173 3.66 3 1 0.0479 995092 17.6636 3.69 2 0.0490 1063298 18.8492 3.85 4 1 0.0732 2180063 38.2602 5.23 2 0.0730 2222766 39.0025 5.34 5 1 0.0772 1994532 35.0354 4.54 2 0.0771 2144176 37.6364 4.88 6 1 0.0744 1821055 32.0201 4.30 2 0.0758 1956522 34.3747 4.53 7 1 0.0954 2875987 50.3564 5.28 2 0.1000 2833573 49.6192 4.96 8 1 0.1000 2683422 47.0094 4.70 2 0.0983 2630239 46.0850 4.69 9 1 0.1191 3100145 54.2526 4.56 2 0.1233 3215063 56.2501 4.56 Rerata (mg/g) 4.00 3.59 3.77 5.28 4.71 4.42 5.12 4.69 4.56 Contoh perhitungan Penentuan konsentrasi sinensetin dalam contoh observasi 1 Konsentrasi contoh = Area di bawah puncak ± intersep faktor pengenceran slope 870679+ 21139 5 ml = 287662 1ml = 15.5011ppm

29 Lanjutan Lampiran 13 Penentuan kadar sinensetin dalam contoh observasi 1 Konsentrasi contoh volume larutan (ml) Kadar contoh = Bobot contoh yang ditimbang (g) 15.5011 mg 10 ml = 1000 ml 0.0382 g = 4.06 mg/g

2