Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons"

Transkripsi

1 Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons 96

2 97

3 98 Lampiran 2. Pembuatan Larutan untuk Uji Toksisitas terhadap Larva Artemia salina Leach A. Membuat Larutan Stok Diambil 20 mg sampel kemudian dilarutkan dalam pelarut hingga volumnya 2 ml untuk membuat larutan stok (induk). Perhitungan: M stok = 20 mg 2 ml = 20 mg L = 10 mg L = mg/l = ppm Jadi larutan stok yang tersedia mempunyai konsentrasi ppm dalam volum 2 ml = 2000 µl B. Membuat Larutan 1000 ppm Digunakan rumus pengenceran: V larutan x M larutan = V stok x M stok V stok = V larutan x M larutan M stok

4 99 Dibuat larutan 1000 ppm dalam volum 5 ml, sehingga: V stok = 5 ml x 1000 ppm ppm = 0,5 ml = 500 µl Jadi, larutan stok yang diambil sebanyak 500 µl C. Membuat Larutan 100 ppm Dibuat larutan 100 ppm dalam volum 5 ml, sehingga: V stok = 5 ml x 100 ppm ppm = 0,05 ml = 50 µl Jadi, larutan stok yang diambil sebanyak 50 µl D. Membuat Larutan 10 ppm Dibuat larutan 10 ppm dalam volum 5 ml, sehingga: V stok = 5 ml x 10 ppm ppm = 0,005 ml = 5 µl Jadi, larutan stok yang diambil sebanyak 5 µl

5 100 Lampiran 3. Perhitungan LC 50 Ekstrak Etanol dan Metanol Spons Genus Haliclona Grant, 1836 A. Ekstrak Etanol 1) Hasil Uji Larva Ekstrak Ekstrak kasar etanol Jumlah Larva yang Mati 0 ppm 10 ppm 100 ppm 1000 ppm Ulangan Persen mortalitas Keterangan : Jumlah larva tiap konsentrasi 10 ekor (total larva pada tiga konsentrasi adalah 30 ekor) 2) Tabel Pembantu Perhitungan LC 50 Konsentrasi Log C % Mortalitas (ppm) (x) (y) x 2 y 2 xy Jumlah Keterangan : % Mortalitas adalah tingkat kematian larva Artemia salina L. yang dihitung dengan cara menjumlahkan larva yang mati pada tiap konsentrasi dibagi total larva dikalikan 100 % 3) Perhitungan gradien (m) m = xy 1 n ( x y ) x 2 1 n ( x)2 m = m = (6 190) (6) m = 80 2 = 40

6 % Mortalitas 101 4) Perhitungan konstanta (b) b = 1 ( y m x) n b = 1 ( ) 3 b = b = b = 16, 66 5) Persamaan garis lurus Persamaan garis lurus menjadi: y = 40x 16,66 6) Grafik garis lurus, y = 40x 16, Grafik Log Konsentrasi Ekstrak Etanol vs % Mortalitas Larva y = 40x R² = Log Konsentrasi Ekstrak

7 102 7) Menghitung LC 50 Nilai LC 50 diperoleh dari anti log x, dengan x merupakan logaritma konsentrasi bahan toksik pada y = 50, sehingga menjadi: 50 b m 50 ( 16,66) ,66 40 = 66,66 40 = 1,67 LC 50 = inv log 1,67 = 10 1,67 = 46,77 (Ekstrak etanol spons genus Haliclona Grant, 1836 tergolong toksik) B. Ekstrak Metanol 1) Hasil Uji Larva Ekstrak Ekstrak kasar metanol Jumlah Larva yang Mati 0 ppm 10 ppm 100 ppm 1000 ppm Ulangan Persen mortalitas 0 23,33 83, Keterangan : Jumlah larva tiap konsentrasi 10 ekor (total larva pada tiga konsentrasi adalah 30 ekor) 2) Tabel Pembantu Perhitungan LC 50 Konsentrasi Log C % mortalitas (C) (x) (y) x 2 y 2 xy , ,29 23, , ,89 166, Jumlah 6 206, ,18 489,99 Keterangan : % Mortalitas adalah tingkat kematian larva Artemia salina L. yang dihitung dengan cara menjumlahkan larva yang mati pada tiap konsentrasi dibagi total larva dikalikan 100 %

8 103 3) Perhitungan gradien (m) m = xy 1 n ( x y ) x 2 1 n ( x)2 m = 489, m = (6 206,66) (6)2 489,99 413,32 m = 76, = 38,34 4) Perhitungan konstanta (b) b = 1 ( y m x) n b = 1 (206,66 38,34 6) 3 b = ,66 230,04 b = ,38 b = 7, 79 5) Persamaan garis lurus Persamaan garis lurus menjadi: y = 38,34x 7,79

9 % Mortalitas 104 6) Grafik garis lurus, y = 38,34x 7,79 Grafik Log Konsentrasi Ekstrak Metanol vs % Mortalitas Larva y = 38.34x R² = Log Konsentrasi Ekstrak Metanol 7) Menghitung LC 50 Nilai LC 50 diperoleh dari anti log x, dengan x merupakan logaritma konsentrasi bahan toksik pada y = 50, sehingga menjadi: 50 b m 50 ( 7,79) 38, ,79 38,34 = 57,79 38,34 = 1,51 LC 50 = inv log 1,51 = 10 1,51 = 32,36 (Ekstrak metanol spons genus Haliclona Grant, 1836 tergolong toksik)

10 105 Lampiran 4. Perhitungan LC 50 Hasil Partisi Ekstrak Metanol Spons Genus Haliclona Grant, 1836 A. Ekstrak n-heksana 1) Hasil Uji Larva Ekstrak Ekstrak n-heksana Jumlah Larva yang Mati 0 ppm 10 ppm 100 ppm 1000 ppm Ulangan Persen mortalitas 0 3,33 13,33 70 Keterangan : Jumlah larva tiap konsentrasi 10 ekor (total larva pada tiga konsentrasi adalah 30 ekor) 2) Tabel Pembantu Perhitungan LC 50 Konsentrasi Log C % Mortalitas (ppm) (x) (y) x 2 y 2 xy , ,09 3, , ,69 26, Jumlah 6 86, ,99 Keterangan : % Mortalitas adalah tingkat kematian larva Artemia salina L. yang dihitung dengan cara menjumlahkan larva yang mati pada tiap konsentrasi dibagi total larva dikalikan 100 % 3) Perhitungan gradien (m) m = xy 1 n ( x y ) x 2 1 n ( x)2 m = 239, (6)2 (6 86,66) m = 239,99 173,32 m = 66, = 33,34

11 % Mortalitas 106 4) Perhitungan konstanta (b) b = 1 ( y m x) n b = 1 (86,66 33,34 6) 3 b = ,66 200,04 b = ,38 b = 37,79 5) Persamaan garis lurus Persamaan garis lurus menjadi: y = 33,34x 37,79 Grafik garis lurus, y = 33,34x 37, Grafik Log Konsentrasi Ekstrak Partisi n-heksana vs % Mortalitas Larva y = 33.34x R² = Log Konsentrasi Ekstrak n-heksana

12 107 6) Menghitung LC 50 Nilai LC 50 diperoleh dari anti log x, dengan x merupakan logaritma konsentrasi bahan toksik pada y = 50, sehingga menjadi: 50 b m 50 ( 37,79) 33, ,79 33,34 = 87,79 = 2, 63 33,34 LC 50 = inv log 2,63 = 10 2,63 = 426,58 ppm (Ekstrak partisi n-heksana spons genus Haliclona Grant, 1836 tergolong toksik) B. Ekstrak kloroform 1) Hasil Uji Larva Ekstrak Ekstrak kloroform Jumlah Larva yang Mati 0 ppm 10 ppm 100 ppm 1000 ppm Ulangan Persen mortalitas 0 6,67 76,67 90 Keterangan : Jumlah larva tiap konsentrasi 10 ekor (total larva pada tiga konsentrasi adalah 30 ekor)

13 108 2) Tabel Pembantu Perhitungan LC 50 Konsentrasi Log C % Mortalitas (ppm) (x) (y) x 2 y 2 xy , ,49 6, , ,29 153, Jumlah 6 173, ,78 430,01 Keterangan : % Mortalitas adalah tingkat kematian larva Artemia salina L. yang dihitung dengan cara menjumlahkan larva yang mati pada tiap konsentrasi dibagi total larva dikalikan 100 % 3) Perhitungan gradien (m) m = xy 1 n ( x y ) x 2 1 n ( x)2 m = 430, (6 173,34) (6)2 m = 430,01 346,68 m = 83, = 41,67 4) Perhitungan konstanta (b) b = 1 ( y m x) n b = 1 (173,34 41,67 6) 3 b = ,34 250,02 b = ,68 b = 25,56

14 % Mortalitas 109 5) Persamaan garis lurus Persamaan garis lurus menjadi: y = 41,67x 25,56 6) Grafik garis lurus, y = 41,67x 25,56 Grafik Log Konsentrasi Ekstrak Partisi Kloroform vs % Mortalitas Larva y = 41.67x R² = Log Konsentrasi Ekstrak Kloroform 7) Menghitung LC 50 Nilai LC 50 diperoleh dari anti log x, dengan x merupakan logaritma konsentrasi bahan toksik pada y = 50, sehingga menjadi: 50 b m 50 ( 25,56) 41, ,56 41,67 = 75,56 41,67 = 1,81 LC 50 = inv log 1,81 = 10 1,81 = 64,57 (Ekstrak partisi kloroform spons genus Haliclona Grant, 1836 tergolong toksik)

15 110 C. Ekstrak air 1) Hasil Uji Larva Ekstrak Ekstrak air Jumlah Larva yang Mati 0 ppm 10 ppm 100 ppm 1000 ppm Ulangan Persen mortalitas 0 6,67 46,67 90 Keterangan : Jumlah larva tiap konsentrasi 10 ekor (total larva pada tiga konsentrasi adalah 30 ekor) 2) Tabel Pembantu Perhitungan LC 50 Konsentrasi Log C % Mortalitas (ppm) (x) (y) x 2 y 2 xy , ,49 6, , ,09 93, Jumlah 6 143, ,58 370,01 Keterangan : % Mortalitas adalah tingkat kematian larva Artemia salina L. yang dihitung dengan cara menjumlahkan larva yang mati pada tiap konsentrasi dibagi total larva dikalikan 100 % 3) Perhitungan gradien (m) m = xy 1 n ( x y ) x 2 1 n ( x)2 m = 370, (6 143,34) (6)2 m = 370,01 286,68 m = 83, = 41,67

16 % Mortalitas 111 4) Perhitungan konstanta (b) b = 1 ( y m x) n b = 1 (143,34 41,67 6) 3 b = ,34 250,02 b = ,68 b = 35,56 5) Persamaan garis lurus Persamaan garis lurus menjadi: y = 41,67x 35,56 6) Grafik garis lurus, y = 41,67x 35, Grafik Log Konsentrasi Ekstrak Partisi Air vs % Mortalitas Larva y = 41.67x R² = Log Konsentrasi Ekstrak Air

17 112 7) Menghitung LC 50 Nilai LC 50 diperoleh dari anti log x, dengan x merupakan logaritma konsentrasi bahan toksik pada y = 50, sehingga menjadi: 50 b m 50 ( 35,56) 41, ,56 41,67 = 85,56 41,67 = 2,05 LC 50 = inv log 2,05 = 10 2,05 = 112,20 (Ekstrak partisi air spons genus Haliclona Grant, 1836 tergolong toksik)

18 113 Lampiran 5. Kromatogram Hasil Kromatografi Lapis Tipis dengan Berbagai Fase Gerak A. Eluen etil asetat : n-heksana B. Eluen etanol : etil asetat Keterangan: Keterangan: (1) Etil asetat : n-heksana (1 : 9) (1) Etanol : etil asetat (7 : 3) (2) Etil asetat : n-heksana (2 : 8) (2) Etanol : etil asetat (8 : 2) (3) Etil asetat : n-heksana (3 : 7) (4) Etil asetat : n-heksana (8 : 2) (5) Etil asetat : n-heksana (9 : 1)

19 114 C. Eluen etil asetat : kloroform Keterangan: (1) Etil asetat : kloroform (2 : 8) (2) Etil asetat : kloroform (3 : 7) (3) Etil asetat : kloroform (5 : 5) (4) Etil asetat : kloroform (6 : 4) (5) Etil asetat : kloroform (7 : 3) (6) Etil asetat : kloroform (8 : 2) (7) Etil asetat : kloroform (9 : 1) D. Eluen Kloroform : n-heksana Keterangan: (1) Kloroform : n-heksana (5 : 5) (2) Kloroform : n-heksana (6 : 4) (3) Kloroform : n-heksana (7 : 3) (4) Kloroform : n-heksana (8 : 2) (5) Kloroform : n-heksana (9 : 1) Etil asetat : kloroform (7 : 3)

20 115 Lampiran 6. Perhitungan Harga Rf Hasil KLT Ekstrak Kental Kloroform dengan Berbagai Campuran Eluen Retardation Faktor (Rf) Rf = Jarak yang ditempuh oleh masing masing komponen Jarak yang ditempuh oleh fase gerak A. Perhitungan Rf dengan eluen etil asetat : n-heksana 1) Perbandingan 1 : 9 (4 noda) 2) Perbandingan 2 : 8 (4 noda) Noda 1: Rf = 0,3 2 = 0,035 Noda 1: Rf = = 0,235 8,5 8,5 Noda 2: Rf = 0,5 3,8 = 0,059 Noda 2: Rf = = 0,447 8,5 8,5 Noda 3: Rf = 0,8 4,4 = 0,094 Noda 3: Rf = = 0,518 8,5 8,5 Noda 4: Rf = 1,3 4,9 = 0,153 Noda 4: Rf = = 0,576 8,5 8,5 3) Perbandingan 3 : 7 (4 noda) 4) Perbandingan 8 : 2 (2 noda) Noda 1: Rf = 0,4 7,2 = 0,047 Noda 1: Rf = = 0,847 8,5 8,5 Noda 2: Rf = 3,7 8,1 = 0,435 Noda 2: Rf = = 0,953 8,5 8,5 Noda 3: Rf = 4,8 8,5 = 0,565 Noda 4: Rf = 5,6 8,5 = 0,659 5) Perbandingan 9 : 1 (2 noda) Noda 1: Rf = 7,6 8,5 = 0,894 Noda 2: Rf = 8,2 8,5 = 0,965

21 116 B. Perhitungan Rf dengan eluen etanol : etil asetat 1) Perbandingan 7 : 3 (1 noda) 2) Perbandingan 8 : 2 (1 noda) Noda 1: Rf = 8,0 7,7 = 0,941 Noda 1: Rf = = 0,906 8,5 8,5 C. Perhitungan Rf dengan eluen etil asetat : kloroform 1) Perbandingan 2 : 8 (3 noda) 2) Perbandingan 3 : 7 (2 noda) Noda 1: Rf = 1,5 1,5 = 0,176 Noda 1: Rf = = 0,176 8,5 8,5 Noda 2: Rf = 5,2 5,5 = 0,612 Noda 2: Rf = = 0,647 8,5 8,5 Noda 3: Rf = 5,7 8,5 = 0,671 3) Perbandingan 5 : 5 (2 noda) 4) Perbandingan 6 : 4 (2 noda) Noda 1: Rf = 7,2 5,3 = 0,847 Noda 1: Rf = = 0,624 8,5 8,5 Noda 2: Rf = 8,2 7,9 = 0,965 Noda 2: Rf = = 0,929 8,5 8,5 5) Perbandingan 7 : 3 (3 noda) 6) Perbandingan 8 : 2 (2 noda) Noda 1: Rf = 5,2 0,9 = 0,612 Noda 1: Rf = = 0,106 8,5 8,5 Noda 2: Rf = 6,2 8,3 = 0,729 Noda 2: Rf = = 0,946 8,5 8,5 Noda 3: Rf = 8 8,5 = 0,941 7) Perbandingan 9 : 1 (2 noda) Noda 1: Rf = 6,5 8,5 = 0,765 Noda 2: Rf = 8,0 8,5 = 0,941

22 117 D. Perhitungan Rf dengan eluen kloroform : n-heksana 1) Perbandingan 5 : 5 (3 noda) 2) Perbandingan 6 : 4 (2 noda) Noda 1: Rf = 0,5 1,2 = 0,059 Noda 1: Rf = = 0,141 8,5 8,5 Noda 2: Rf = 1,6 3,0 = 0,188 Noda 2: Rf = = 0,353 8,5 8,5 Noda 3: Rf = 3,5 8,5 = 0,412 3) Perbandingan 7 : 3 (3 noda) 4) Perbandingan 8 : 2 (4 noda) Noda 1: Rf = 0,2 0,4 = 0,024 Noda 1: Rf = = 0,047 8,5 8,5 Noda 2: Rf = 1,7 2,2 = 0,200 Noda 2: Rf = = 0,259 8,5 8,5 Noda 3: Rf = 2,8 2,7 = 0,329 Noda 3: Rf = = 0,318 8,5 8,5 5) Perbandingan 9 : 1 (4 noda) Noda 1: Rf = 0,4 8,5 = 0,047 Noda 2: Rf = 1,7 8,5 = 0,200 Noda 3: Rf = 2,4 8,5 = 0,282 Noda 4: Rf = 3,0 8,5 = 0,353 Noda 4: Rf = 3,3 8,5 = 0,388

23 118 Lampiran 7. Kromatogram Hasil KLT Penggabungan dengan Fase Gerak Etil Asetat : n-heksana (2 : 8) F 1 F 2 F 3 F 4 F 5

24 119 Lampiran 8. Perhitungan Harga Rf Hasil KLT Penggabungan Kromatografi Kolom Ekstrak Kental Kloroform Retardation Faktor (Rf) Rf = Jarak yang ditempuh oleh masing masing komponen Jarak yang ditempuh oleh fase gerak A. Perhitungan Rf Fraksi 1 (1 noda) Noda 1: Rf = 4,3 8,5 = 0,506 B. Perhitungan Rf Fraksi 2 (1 noda) Noda 1: Rf = 3,8 8,5 = 0,447 C. Perhitungan Rf Fraksi 3 (1 noda) Noda 1: Rf = 2,5 8,5 = 0,294 D. Perhitungan Rf Fraksi 4 (2 noda) Noda 1: Rf = 2,0 8,5 = 0,235 Noda 2: Rf = 1,5 8,5 = 0,176 E. Perhitungan Rf Fraksi 5 (1 noda) Noda 1: Rf = 0,8 8,5 = 0,090

25 120 Lampiran 9. Perhitungan LC 50 Fraksi Hasil Kromatografi Kolom A. Fraksi 1 1) Hasil Uji Larva Ekstrak Ulangan Jumlah Larva yang Mati 0 ppm 10 ppm 100 ppm 1000 ppm Fraksi Persen mortalitas ,33 80 Keterangan : Jumlah larva tiap konsentrasi 10 ekor (total larva pada tiga konsentrasi adalah 30 ekor) 2) Tabel Pembantu Perhitungan LC 50 Konsentrasi Log C % Mortalitas (ppm) (x) (y) x 2 y 2 xy , ,69 126, Jumlah 6 163, ,69 386,66 Keterangan : % Mortalitas adalah tingkat kematian larva Artemia salina L. yang dihitung dengan cara menjumlahkan larva yang mati pada tiap konsentrasi dibagi total larva dikalikan 100 % 3) Perhitungan gradien (m) m = xy 1 n ( x y ) x 2 1 n ( x)2 m = 386, (6 163,33) (6)2 m = 386,66 326, m = 60 2 = 30

26 % Mortalitas 121 4) Perhitungan konstanta (b) b = 1 ( y m x) n b = 1 (163, ) 3 b = , b = ,67 b = 5,56 5) Persamaan garis lurus Persamaan garis lurus menjadi: y = 30x 5,56 6) Grafik garis lurus, y = 30x 5, Grafik Log Konsentrasi Fraksi 1 vs % Mortalitas Larva y = 30x R² = Log Konsentrasi Fraksi 1

27 122 7) Menghitung LC 50 Nilai LC 50 diperoleh dari anti log x, dengan x merupakan logaritma konsentrasi bahan toksik pada y = 50, sehingga menjadi: 50 b m 50 ( 5,56) ,56 30 = 55,56 30 = 1,85 LC 50 = inv log 1,85 = 10 1,85 = 70,79 ppm (Ekstrak Fraksi 1 spons genus Haliclona Grant, 1836 tergolong toksik) B. Fraksi 2 1) Hasil Uji Larva Ekstrak Ulangan Jumlah Larva yang Mati 0 ppm 10 ppm 100 ppm 1000 ppm Fraksi Persen mortalitas 0 6,67 43,33 86,67 Keterangan : Jumlah larva tiap konsentrasi 10 ekor (total larva pada tiga konsentrasi adalah 30 ekor) 2) Tabel Pembantu Perhitungan LC 50 Konsentrasi Log C % Mortalitas (ppm) (x) (y) x 2 y 2 xy , ,49 6, , ,49 86, , ,69 260,01 Jumlah 6 136, ,67 353,34 Keterangan : % Mortalitas adalah tingkat kematian larva Artemia salina L. yang dihitung dengan cara menjumlahkan larva yang mati pada tiap konsentrasi dibagi total larva dikalikan 100 %

28 123 3) Perhitungan gradien (m) m = xy 1 n ( x y ) x 2 1 n ( x)2 m = 353, (6 136,67) (6)2 m = 353,34 273, m = 80 2 = 40 4) Perhitungan konstanta (b) b = 1 ( y m x) n b = 1 (136, ) 3 b = , b = ,33 b = 34,44 5) Persamaan garis lurus Persamaan garis lurus menjadi: y = 40x 34,44

29 % Mortalitas 124 6) Grafik garis lurus, y = 40x 34,44 Grafik Log Konsentrasi Fraksi 2 vs % Mortalitas Larva y = 40x R² = Log Konsentrasi Fraksi 2 7) Menghitung LC 50 Nilai LC 50 diperoleh dari anti log x, dengan x merupakan logaritma konsentrasi bahan toksik pada y = 50, sehingga menjadi: 50 b m 50 ( 34,44) ,44 40 = 84,44 40 = 2,11 LC 50 = inv log 2,11 = 10 2,11 = 128,82 ppm (Ekstrak Fraksi 2 spons genus Haliclona Grant, 1836 tergolong toksik)

30 125 C. Fraksi 3 1) Hasil Uji Larva Ekstrak Ulangan Jumlah Larva yang Mati 0 ppm 10 ppm 100 ppm 1000 ppm Fraksi Persen mortalitas 0 6,67 36,67 73,33 Keterangan : Jumlah larva tiap konsentrasi 10 ekor (total larva pada tiga konsentrasi adalah 30 ekor) 2) Tabel Pembantu Perhitungan LC 50 Konsentrasi Log C % Mortalitas (ppm) (x) (y) x 2 y 2 xy , ,49 6, , ,69 73, , ,29 219,99 Jumlah 6 116, , Keterangan : % Mortalitas adalah tingkat kematian larva Artemia salina L. yang dihitung dengan cara menjumlahkan larva yang mati pada tiap konsentrasi dibagi total larva dikalikan 100 % 3) Perhitungan gradien (m) m = xy 1 n ( x y ) x 2 1 n ( x)2 m = (6 116,67) (6)2 m = ,34 m = 66, = 33,33

31 % Mortalitas 126 4) Perhitungan konstanta (b) b = 1 ( y m x) n b = 1 (116,67 33,33 6) 3 b = ,67 199,98 b = ,31 b = 27,77 5) Persamaan garis lurus Persamaan garis lurus menjadi: y = 33,33x 27,77 6) Grafik garis lurus, y = 33,33x 27, Grafik Log Konsentrasi Fraksi 3 vs % Mortalitas Larva y = 33.33x R² = Log Konsentrasi Fraksi 3 7) Menghitung LC 50 Nilai LC 50 diperoleh dari anti log x, dengan x merupakan logaritma konsentrasi bahan toksik pada y = 50, sehingga menjadi:

32 b m 50 ( 27,77) 33, ,77 33,33 = 77,77 33,33 = 2,33 LC 50 = inv log 2,33 = 10 2,33 = 213,79 ppm (Ekstrak Fraksi 3 spons genus Haliclona Grant, 1836 tergolong toksik) D. Fraksi 4 1) Hasil Uji Larva Ekstrak Ulangan Jumlah Larva yang Mati 0 ppm 10 ppm 100 ppm 1000 ppm Fraksi Persen mortalitas 0 3, ,33 Keterangan : Jumlah larva tiap konsentrasi 10 ekor (total larva pada tiga konsentrasi adalah 30 ekor) 2) Tabel Pembantu Perhitungan LC 50 Konsentrasi Log C % Mortalitas (ppm) (x) (y) x 2 y 2 xy , ,09 3, , ,29 219,99 Jumlah 6 96, ,38 263,32 Keterangan : % Mortalitas adalah tingkat kematian larva Artemia salina L. yang dihitung dengan cara menjumlahkan larva yang mati pada tiap konsentrasi dibagi total larva dikalikan 100 %

33 128 3) Perhitungan gradien (m) m = xy 1 n ( x y ) x 2 1 n ( x)2 m = 263, (6)2 (6 96,66) m = 263,32 193, m = 70 2 = 35 4) Perhitungan konstanta (b) b = 1 ( y m x) n b = 1 (96, ) 3 b = , b = ,34 b = 37,78 5) Persamaan garis lurus Persamaan garis lurus menjadi: y = 35x 37,78

34 % Mortalitas 129 6) Grafik garis lurus, y = 35x 37,78 Grafik Log Konsentrasi Fraksi 4 vs % Mortalitas Larva y = 35x R² = Log Konsentrasi Fraksi 4 7) Menghitung LC 50 Nilai LC 50 diperoleh dari anti log x, dengan x merupakan logaritma konsentrasi bahan toksik pada y = 50, sehingga menjadi: 50 b m 50 ( 37,78) ,78 35 = 87,78 35 = 2,51 LC 50 = inv log 2,51 = 10 2,51 = 323,59 ppm (Ekstrak Fraksi 4 spons genus Haliclona Grant, 1836 tergolong toksik)

35 130 E. Fraksi 5 1) Hasil Uji Larva Ekstrak Ulangan Jumlah Larva yang Mati 0 ppm 10 ppm 100 ppm 1000 ppm Fraksi Persen mortalitas 0 13,33 16,67 63,33 Keterangan : Jumlah larva tiap konsentrasi 10 ekor (total larva pada tiga konsentrasi adalah 30 ekor) 2) Tabel Pembantu Perhitungan LC 50 Konsentrasi Log C % Mortalitas (ppm) (x) (y) x 2 y 2 xy , ,69 13, , ,89 33, , ,69 189,99 Jumlah 6 93, ,27 236,66 Keterangan : % Mortalitas adalah tingkat kematian larva Artemia salina L. yang dihitung dengan cara menjumlahkan larva yang mati pada tiap konsentrasi dibagi total larva dikalikan 100 % 3) Perhitungan gradien (m) m = xy 1 n ( x y ) x 2 1 n ( x)2 m = 236, (6)2 (6 93,33) m = 236,66 186, m = 50 2 = 25

36 % Mortalitas 131 4) Perhitungan konstanta (b) b = 1 ( y m x) n b = 1 (93, ) 3 b = , b = ,67 b = 18,89 5) Persamaan garis lurus Persamaan garis lurus menjadi: y = 25x 18,89 6) Grafik garis lurus, y = 25x 18, Grafik Log Konsentrasi Fraksi 5 vs % Mortalitas Larva y = 25x R² = Log Konsentrasi Fraksi 5

37 132 7) Menghitung LC 50 Nilai LC 50 diperoleh dari anti log x, dengan x merupakan logaritma konsentrasi bahan toksik pada y = 50, sehingga menjadi: 50 b m 50 ( 18,89) ,89 25 = 68,89 25 = 2,76 LC 50 = inv log 2,76 = 10 2,76 = 575,44 ppm (Ekstrak Fraksi 5 spons genus Haliclona Grant, 1836 tergolong toksik)

38 133 Lampiran 10. Kromatogram Lapis Tipis Uji Kemurnian Fraksi 1 Keterangan: A. Fase gerak etil asetat : n-heksana (7 : 3) B. Fase gerak etil asetat : n-heksana (1 : 9) C. Fase gerak kloroform : n-heksana (1 : 1) D. Fase gerak etanol : n-heksana (7 : 3)

39 134 Lampiran 11. Perhitungan Harga Rf Uji Kemurnian Fraksi 1 Retardation Faktor (Rf) Rf = Jarak yang ditempuh oleh masing masing komponen Jarak yang ditempuh oleh fase gerak A. Perhitungan Rf dengan eluen etil asetat : n-heksana (7 : 3) Rf = 7,0 8,5 = 0,824 B. Perhitungan Rf dengan eluen etil asetat : n-heksana (1 : 9) Rf = 3,5 8,5 = 0,412 C. Perhitungan Rf dengan eluen kloroform : n-heksana (1 : 1) Rf = 3,0 8,5 = 0,353 D. Perhitungan Rf dengan eluen etanol : n-heksana (7 : 3) Rf = 7,8 8,5 = 0,918

40 135 Lampiran 12. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi 1. Pereaksi Pendeteksi Flavonoid Pereaksi H 2 SO 4 50 % Sebanyak 50 ml asam sulfat pekat dipipet dengan pipet volum, kemudian dituangkan ke dalam labu ukur 100 ml yang telah berisi sedikit aquades. Selanjutnya, aquades ditambahkan ke dalam labu ukur sampai tanda batas. 2. Pereaksi Pendeteksi Alkaloid Pereaksi Mayer Larutan A : sebanyak 1,36 g HgCl 2 dilarutkan dalam 60 ml aquades. Larutan B : sebanyak 0,5 g KI dilarutkan dalam 10 ml aquades Larutan A dan B dicampur dan diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 100 ml sampai tanda batas, disimpan dalam botol coklat. Pereaksi Dragendroff Larutan A: sebanyak 0,85 g bismuth nitrat ditambahkan 2 ml asam klorida pekat dan 10 ml aquades. Larutan B: sebanyak 8 g kalium iodida ditambahkan 10 ml aquades. Larutan A dicampur dengan larutan B dengan perbandingan 1 : 1 dan disimpan dalam botol. Jika akan digunakan, 5 ml larutan stok ditambahkan 7 ml asam klorida pekat ke dalam 5 ml aquades.

41 Pereaksi Pendeteksi Triterpenoid Pereaksi Lieberman Burchard Sebanyak 5 ml asam asetat anhidrat dicampur dengan asam sulfat pekat sambil didinginkan, kemudian campuran tersebut ditambahkan ke dalam 50 ml etanol dalam keadaan dingin. 4. Pereaksi Pendeteksi Tanin/Polifenol Pereaksi FeCl 3 1 % Sebanyak 1 gram besi (III) klorida ditimbang dalam gelas beker, kemudian dilarutkan dengan akuades. Larutan ini kemudian dituang ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan akuades sampai tanda batas.

42 Lampiran 13. Hasil Uji Fraksi 1 Terhadap Sel Hela 137

43 138 Sampel Ulangan Rerata % Inhibisi µg/ml ODI ODII ODIII ,246 0,249 0,281 0,259 31, ,328 0,275 0,288 0,297 21, ,314 0,292 0,327 0,311 17, ,281 0,302 0,316 0,300 20,65 62,5 0,316 0,310 0,295 0,307 18, ,287 0,299 0,315 0,300 20,48 31,25 0,319 0,303 0,312 0,311 17,56 19,53 0,284 0,314 0,300 0,299 20,74 15,52 0,333 0,280 0,294 0,302 19,95 7,81 0,314 0,319 0,356 0, ,90 0,338 0,357 0,340 0,345 8,65 1,95 0,322 0,31 0,350 0, Kontrol Sel 0,376 0,378 0,379 0,378 0,00

44 % Daya hambat 139 Lampiran 14. Perhitungan IC 50 Fraksi 1 Terhadap Sel Hela Daya Hambat terhadap Sel HeLa Ukan y = 0.016x R² = Konsentrasi F 1 (µg/ml) Berdasarkan grafik dapat ditentukan nilai IC 50, dengan perhitungan sebagai berikut. y = 0,016x + 15,00 Jika y = 50, maka 50 15,00 0,016 = 2187,5 ppm Jadi, IC 50 Fraksi 1 adalah 2187,5 ppm.

45 140 Lampiran 15. Kromatogram Fraksi 1 Spons Genus Haliclona Grant, 1836 Puncak M + Waktu Retensi (menit) % Area Senyawa yang diduga ,901 3,91 Metil dodekanoat ,414 2,60 Metil heksadekanoat ,419 6,85 Dekil metil ptalat ,929 26,67 Mono(2-etilheksil)-1,2- Benzenadikarboksilat

46 141 Lampiran 16. Hasil Spektroskopi Massa Senyawa-senyawa Fraksi 1 Ekstrak Kloroform Spons Genus Haliclona Grant, 1836 Puncak 1

47 Puncak 2 142

48 Puncak 3 143

49 Puncak 4 144

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker Lampiran. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Pereaksi pendeteksi Flavonoid Pereaksi NaOH 0% Sebanyak 0 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahap pemanasan sehingga dapat menghindari terjadinya kerusakan komponen

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahap pemanasan sehingga dapat menghindari terjadinya kerusakan komponen 55 BAB V ASIL PENELITIAN DAN PEMBAASAN 5.1 Uji Pendahuluan 5.1.1 Ekstraksi spons genus aliclona Grant, 1836 Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserasi. Maserasi dipilih karena

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi, sedangkan penelitian eksperimental meliputi uji toksisitas dan

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi, sedangkan penelitian eksperimental meliputi uji toksisitas dan 42 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua rancangan penelitian, yaitu: deskriptif eksploratif dan eksperimental. Penelitian deskriptif eksploratif meliputi isolasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Waktu Penelitian Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun dari tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi senyawa aktif yang terkandung dalam spons Clathria (Thalysias) sp,

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi senyawa aktif yang terkandung dalam spons Clathria (Thalysias) sp, 45 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua rancangan penelitian, yaitu : deskriptif eksploratif dan eksperimental. Penelitian deskriptif eksploratif meliputi isolasi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. dilakukan di daerah

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Juli 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Perairan Lampung Selatan, analisis aktivitas antioksidan dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan

Lebih terperinci

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi 3 2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong dan Badan Tenaga Atom

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

3 Percobaan dan Hasil

3 Percobaan dan Hasil 3 Percobaan dan Hasil 3.1 Pengumpulan dan Persiapan sampel Sampel daun Desmodium triquetrum diperoleh dari Solo, Jawa Tengah pada bulan Oktober 2008 (sampel D. triquetrum (I)) dan Januari 2009 (sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung Lawu. Sedangkan pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Biologi dan Kimia

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai 40 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali menunjukkan bahwa sampel tumbuhan yang diambil di

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di 30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biofarmaka, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong dari bulan April 2008

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air Pemilihan Eluen Terbaik Pelat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang digunakan adalah pelat aluminium jenis silika gel G 60 F 4. Ekstrak pekat ditotolkan pada pelat KLT. Setelah kering, langsung dielusi dalam

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2010 di Area Perlindungan Laut Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada

Lebih terperinci

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: Jenny Virganita NIM. M 0405033 BAB III METODE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis Roem) yang diperoleh dari daerah Tegalpanjang, Garut dan digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji 19 BAB III METODOLOGI Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji pendahuluan golongan senyawa kimia, pembuatan ekstrak, dan analisis kandungan golongan senyawa kimia secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di dua tempat yang berbeda, yaitu: 1. Tempat pengambilan sampel dan preparasi sampel dilakukan di desa Sembung Harjo Genuk Semarang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi 2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian 15 HN DN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengendalian Serangga Hama dan iodegradasi UPT. alai Penelitian dan Pengembangan iomaterial LIPI dan Laboratorium Parasitologi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk,

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk, Lampiran. Persiapan Media Bakteri dan Jamur Media Trypticase Soy Agar (TSA) Sebanyak g bubuk TSA dilarutkan dalam ml akuades yang ditempatkan dalam Erlenmeyer liter dan dipanaskan pada penangas air sambil

Lebih terperinci

Lampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian

Lampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian LAMPIRAN 13 14 Lampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian Serbuk daun kepel Ekstrak kental metanol Penentuan kadar air dan kadar abu Maserasi dengan metanol Ditambah metanol:air (7:3) Partisi dengan

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN Novitaria 1*, Andi Hairil Alimuddin 1, Lia Destiarti 1 1 Progam Studi Kimia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

UJI TOKSISITAS TERHADAP FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK DIKLORMETANA BUAH BUNI

UJI TOKSISITAS TERHADAP FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK DIKLORMETANA BUAH BUNI UJI TOKSISITAS TERHADAP FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK DIKLORMETANA BUAH BUNI (Antidesma bunius (L). Spreng) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BST) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br) IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br) Hindra Rahmawati 1*, dan Bustanussalam 2 1Fakultas Farmasi Universitas Pancasila 2 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Lebih terperinci

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander Nelda Fitria 1, Hilwan Yuda Teruna 2, Yum Eryanti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia FMIPA Universitas Riau 2 Dosen Jurusan Kimia FMIPA

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Agustus 2006 sampai Juli 2007, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Uji fitokimia kulit batang Polyalthia sp (DA-TN 052) Pada uji fitokimia terhadap kulit batang Polyalthia sp (DA-TN 052) memberikan hasil positif terhadap alkaloid,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika FMIPA dan Laboratorium Biomasa Terpadu Universitas Lampung.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Proses Ekstraksi Pengumpulan, pengeringan dan simplisia kulit batang R. mucronata Proses penyaringan setelah maserasi Pemisahan ekstrak dengan pelarut menggunakan rotary evaporator

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni untuk mengetahui aktivitas penangkap radikal dari isolat fraksi etil asetat ekstrak etanol herba

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan karakteristik dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas zat yang digunakan. Dari hasil pengujian, diperoleh karakteristik zat seperti yang tercantum

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Bioaktivitas Ekstrak Kasar Kayu Teras Suren Contoh uji yang digunakan dalam penelitian didapatkan dari Desa Cibadak, Sukabumi. Sampel daun dikirim ke Herbarium Bogoriense,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi

Lebih terperinci

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN UJI TOKSISITAS EKSTRAK DARI KULIT BATANG Aglaia glabrata DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) Karina Agust 1, Asep Supriadin 2, Mimin Kusmiyati 3 1,2 Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat 47 LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat Biji Alpukat - Dicuci dibersihkan dari kotoran - Di potong menjadi

Lebih terperinci

Oleh: Niluh Putu Febrina Astarini. Prof. Dr. Perry Burhan, M.Sc Dra. Yulfi Zetra, MS Jurusan Kimia-ITS 2010

Oleh: Niluh Putu Febrina Astarini. Prof. Dr. Perry Burhan, M.Sc Dra. Yulfi Zetra, MS Jurusan Kimia-ITS 2010 MINYAK ATSIRI DARI KULIT BUAH Citrus grandis, Citrus aurantium (L.) dan Citrus aurantifolia (RUTACEAE) SEBAGAI SENYAWA ANTIBAKTERI DAN INSEKTISIDA Oleh: Niluh Putu Febrina Astarini (1406100015) Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

UJI BIOAKTIFITAS EKSTRAK LIPID DALAM Zymomonas mobilis DENGAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)

UJI BIOAKTIFITAS EKSTRAK LIPID DALAM Zymomonas mobilis DENGAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) UJI BIOAKTIFITAS EKSTRAK LIPID DALAM Zymomonas mobilis DENGAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) Oleh ELOK WIDAYANTI 1406 201 808 PROGRAM MAGISTER KIMIA FMIPA ITS Surabaya 2008 Divisio Sub Divisio

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Sterilisasi Alat dan Bahan Sterilisasi alat dilakukan sebelum semua peralatan digunakan, yaitu dengan cara membungkus semua peralatan dengan menggunakan kertas stensil kemudian di

Lebih terperinci

Sampel basah. Dikeringkan dan dihaluskan. Disaring

Sampel basah. Dikeringkan dan dihaluskan. Disaring 34 Lampiran 1 Diagram alir penelitian Sampel basah Determinasi Dikeringkan dan dihaluskan Serbuk kering Kadar air & kadar abu Maserasi dengan n-heksana Disaring Diuapkan Ekstrak n-heksana Residu Maserasi

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Desikator. H 2 SO 4 p.a. pekat Tanur pengabuan

3 METODOLOGI. Desikator. H 2 SO 4 p.a. pekat Tanur pengabuan 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2011 sampai dengan Juni 2011. Sampel anemon laut (Stichodactyla gigantea) diambil disekitar kawasan Pulau Pramuka, Taman Nasional

Lebih terperinci

UJI TOKSISITAS FRAKSI DARI SPONGS LAUT Xestospongia DENGAN METODE BRINE SHRIMP TEST (BST)

UJI TOKSISITAS FRAKSI DARI SPONGS LAUT Xestospongia DENGAN METODE BRINE SHRIMP TEST (BST) UJI TOKSISITAS FRAKSI DARI SPONGS LAUT Xestospongia DENGAN METODE BRINE SHRIMP TEST (BST) Oleh: FRANSISCHA GALUH KARTIKASARI 15060002 Dosen Pembimbing: Awik Puji Dyah Nurhayati S.Si, M.Si Drs. Agus Wahyudi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Sebanyak 5 kg buah segar tanaman andaliman asal Medan diperoleh dari Pasar Senen, Jakarta. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat - Beaker glass 1000 ml Pyrex - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex - Maserator - Labu didih 1000 ml Buchi - Labu rotap 1000 ml Buchi - Rotaryevaporator Buchi R 210 - Kain

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Juni 2014. Lokasi penelitian dilakukan di berbagai tempat, antara lain: a. Determinasi sampel

Lebih terperinci

UJI FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL TANAMAN KESEMBUKAN (Paederia foetida Linn.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

UJI FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL TANAMAN KESEMBUKAN (Paederia foetida Linn.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST UJI FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL TANAMAN KESEMBUKAN (Paederia foetida Linn.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST Datin An Nisa Sukmawati 1, Elok Kamilah Hayati 1, Roihatul Muti ah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Serangga Uji Bahan Tanaman Uji Penyiapan Tanaman Pakan

BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Serangga Uji Bahan Tanaman Uji Penyiapan Tanaman Pakan BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Pemisahan dengan VLC Hasil pemisahaan dengan VLC menggimakan eluen heksan 100% sampai diklorometan : metanol (50 : 50) didiperoleh 11 fraksi. Pengujian KLT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Juli sampai Oktober 2013. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Sawit

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran

Lebih terperinci

: Jamu Flu Tulang. Jamu. Jamu Metampiron. Metampiron ekstraksi. 1-bubuk. Jamu. 2-bubuk. Tabel 1 Hasil Reaksi Warna Dengan pereaksi FeCl3

: Jamu Flu Tulang. Jamu. Jamu Metampiron. Metampiron ekstraksi. 1-bubuk. Jamu. 2-bubuk. Tabel 1 Hasil Reaksi Warna Dengan pereaksi FeCl3 3-ekstraksi 21 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi 1 : Wantong 2 : Flu Tulang 3 : Remurat 4. 2. Uji 4.2.1 Uji Reaksi Warna Hasil uji reaksi warna terhadap metampiron jamu 1, jamu 2 dan jamu 3 dapat

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Pengumpulan dan Persiapan Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus champeden Spreng yang diperoleh dari Kp.Sawah, Depok, Jawa Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam yang didapatkan

Lebih terperinci

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) Nadia Rahma Kusuma Dewi*, Hadi Kuncoro, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman,

Lebih terperinci

ISOLASI SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK N-HEKSANA BATANG PRANAJIWA

ISOLASI SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK N-HEKSANA BATANG PRANAJIWA ISOLASI SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK N-HEKSANA BATANG PRANAJIWA (Euchresta horsfieldii (Lesch) Benn) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIKANKER

Lebih terperinci

Lampiran 3. Identifikasi golongan senyawa metabolit sekunder dari miselium dan filtrat kultur empat isolat L. edodes

Lampiran 3. Identifikasi golongan senyawa metabolit sekunder dari miselium dan filtrat kultur empat isolat L. edodes Lampiran 3. Identifikasi golongan senyawa metabolit sekunder dari miselium dan filtrat kultur empat isolat L. edodes a. Uji alkaloid Uji alkaloid dengan teknik KLT dilakukan dengan menggunakan fase diam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN L1.1 DATA RENDEMEN EKSTRAK Dari hasil percobaan diperoleh data rendemen ekstrak sebagai berikut: Jumlah Tahap Ekstraksi 2 3 Konsentrasi Pelarut (%) 50 70 96 50 70 96 Tabel L1.1

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Persiapan sampel Sampel kulit kayu Intsia bijuga Kuntze diperoleh dari desa Maribu, Irian Jaya. Sampel kulit kayu tersedia dalam bentuk potongan-potongan kasar. Selanjutnya,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SENYAWA TOKSIK EKSTRAK METANOL SPONS Clathria (Thalysias) sp DAN UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTIKANKER TERHADAP SEL HeLa

IDENTIFIKASI SENYAWA TOKSIK EKSTRAK METANOL SPONS Clathria (Thalysias) sp DAN UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTIKANKER TERHADAP SEL HeLa TESIS IDENTIFIKASI SENYAWA TOKSIK EKSTRAK METANOL SPONS Clathria (Thalysias) sp DAN UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTIKANKER TERHADAP SEL HeLa PUTU LAKUSTINI CAHYANINGRUM NIM 1292061002 PROGRAM MAGISTER PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA TOKSIK DARI DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) I G. A. Gede Bawa

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA TOKSIK DARI DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) I G. A. Gede Bawa ISSN 1907-9850 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA TOKSIK DARI DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) I G. A. Gede Bawa Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran e-mail : gung_bawa@kimia.unud.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Pengumpulan Bahan Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah daun steril Stenochlaena palustris. Bahan penelitian dalam bentuk simplisia, diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel PBAG di lingkungan sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan daerah Cipaku.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Sampel Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar Bringharjo Yogyakarta, dibersihkan dan dikeringkan untuk menghilangkan kandungan air yang

Lebih terperinci

REAKSI KURKUMIN DAN ETIL AMIN DENGAN ADANYA ASAM

REAKSI KURKUMIN DAN ETIL AMIN DENGAN ADANYA ASAM REAKSI KURKUMIN DAN ETIL AMIN DENGAN ADANYA ASAM leh : Nur Mei Rohmawati 1406 100 007 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNLGI SEPULUH NPEMBER SURABAYA 2010 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pembuatan Media Pertumbuhan. Untuk membuat larutan f/2-si Guillard, sebelumnya terlebih dahulu disiapkan

Lampiran 1. Pembuatan Media Pertumbuhan. Untuk membuat larutan f/2-si Guillard, sebelumnya terlebih dahulu disiapkan LAMPIRAN 63 Lampiran 1. Pembuatan Media Pertumbuhan a. Media f/2-si Guillard Untuk membuat larutan f/2-si Guillard, sebelumnya terlebih dahulu disiapkan larutan stok dengan komposisi seperti dalam Tabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, pengambilan lima sampel yang dilakukan dengan cara memilih madu impor berasal Jerman, Austria, China, Australia, dan Swiss yang dijual

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) Gloria Sindora 1*, Andi Hairil Allimudin 1, Harlia 1 1 Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SPONS Hyrtios erecta TERHADAP LARVA UDANG Artemia salina L.

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SPONS Hyrtios erecta TERHADAP LARVA UDANG Artemia salina L. Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Volume 2, Nomor, Mei 2 IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SPONS Hyrtios erecta TERHADAP LARVA UDANG Artemia salina L. Rr. Anisa Hernindya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi senyawa hasil ekstraksi dari bawang putih sebagai alternatif green inhibitor korosi pada kondisi yang sesuai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.) Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.) Gambar 1. Tumbuhan gambas (Luffa acutangula L. Roxb.) Gambar 2. Biji Tumbuhan Gambas (Luffa acutangula L. Roxb.) Lampiran 2. Gambar Mikroskopik

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah mengekstrak polipeptida dari ampas kecap melalui cara pengendapan dengan

Lebih terperinci

Buah asam gelugur, rimpang lengkuas, dan kencur. Persiapan contoh. Serbuk contoh

Buah asam gelugur, rimpang lengkuas, dan kencur. Persiapan contoh. Serbuk contoh LAMPIRAN 20 Lampiran 1 Bagan alir penelitian Buah asam gelugur, rimpang lengkuas, dan kencur Persiapan contoh pencucian perajangan pengeringan penggilingan Serbuk contoh Penetapan kadar air Ekstraksi air

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN. iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN DEKLARASI.... v KATA PENGANTAR.... vi DAFTAR ISI.. viii DAFTAR GAMBAR.. x DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR LAMPIRAN..

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman dengan kode AGF yang diperoleh dari daerah Cihideng-Bandung. Penelitian berlangsung

Lebih terperinci