(Total Suspended Solid) dan Kekeruhan (Turbidity) dapat dilihat pada beberapa tabel

Transkripsi

1 8 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasl Peneltan Hasl dar beberapa peneltan penglahan ar permukaan selkan Mataram dengan menggunakan Flter bermeda pasr, zelt, kerkl, dengan parameter TSS (Ttal Suspended Sld) dan Kekeruhan (Turbdty) dapat dlhat pada beberapa tabel d bawah Data Pengujan TSS Dar hasl peneltan pada labratrum untuk varas I, II, dan III menggunakan Flter dengan tga meda yang dantaranya :pasr, zelt, dan kerkl. Dmana,tap - tap varas memlk tngg atau ketebalan masng - masng yatu : varas I pasr zelt = 25 cm = 25 cm kerkl = 25 cm varas tl Pasr = 20 cm Zelt =0 cm Kerkl=25cm varas III pasr zelt = 0 cm =20 cm kerkl = 25 cm Untuk perbandngan knsentras antara nlet dan utlet dapat dlhat pada Tabel dan pada gambar dbawah.

2 9 Tabel 4.1 hasl pengujan knsentras TSS dan Effseans (%) varas I waktu (/45 ment) nlet (mg/l) utlet (mg/l) (%) effsans ( sumber : hasl peneltan, 2007) - nlet -* utlet waktu tnggal (ment) Gambar 4.1 Penurunan knsentras TSS pada varas I Tabel 4.2 hasl pengujan knsentras TSS dan Effseans (%) varas II Waktu (/45 effsans ment) nlet (mg/l) utlet (mg/l) (%) ( sumber : hasl peneltan, 2007)

3 j 400 B> 00 C t \ - nlet ; -* utlet X waktu tnggal (ment) 270 Gambar 4.2 Penurunan knsentras TSS pada varas II Tabel 4. hasl pengujan knsentras TSS dan Effseans (%) varas III VARIASI III waktu (/45 ment) nlet (mg/l) utlet (mg/l) effsans (%) ( sumber : hasl peneltan, 2007) 450, I- l -j 00 }-!> 250 {- «200 j-- I- 150 f- 100 U- - nlet t utlet J waktu tnggal (ment) 270 Gambar 4. Penurunan knsentras TSS pada varas III

4 Data Pengujan Kekeruhan Dar hasl data peneltan labratrum untuk varas I, II, dan III menggunakan Flter dengan tga meda yang dantaranya : pasr, zelt, dan kerkl. Dmana,tap - tap varas memlk tngg atau ketebalan masng - masng yatu : varas I pasr zelt = 25 cm = 25 cm kerkl = 25 cm varas II Pasr = 20 cm Zelt =0 cm Kerkl = 25 cm varas III pasr zelt = 0 cm = 20 cm kerkl = 25 cm Untuk perbandngan knsentras antara nlet dan utlet dapat dlhat pada Tabel dan padagambar dbawah. Tabel 4.4 hasl pengujan knsentras kekeruhan dan Effseans (%) varas I VARIASI I waktu (/45 ment) nlet (mg/s02) utlet (mg/s02) effsans (%)

5 - -.. ~ n vm c" 250 L * «j= 200 «150 VI nlet! V ^ S J! utlet! waktu tnggal (ment) 270 Gambar 4.4 Penurunan knsentras Kekeruhan pada varas I Tabel 4.5 Knsentras kekeruhan dan Effseans (%) varas II waktu (/45 ment) nlet (mg/s02) utlet (mg/s02) effsans (%) , 2500 ^ ^ *_ % t 2000 "JT 1500 \ nlet ; -- utlet; "-x "* ^^, ^K^--- : ; waktu tnggal ( ment) 270 Gambar 4.5 Penurunan knsentras kekeruhan pada varas II

6 4 Tabel 4.6 Knsentras kekeruhan dan Effseans (%) varas III VARIASI III waktu (/45 ment) nlet (mg/s02) utlet (mg/s02) effsans (%) \-* nlet I utlet! waktu tnggal (ment) Gambar 4.6 Penurunan knsentras Kekeruhan pada varas III 4.1. Data Pengujan Kehlangan Tekanan (Head lss) Dar hasl peneltan pengukuran kehlangan tekanan (Head lss) untuk varas I, II, dan III pada Flter dengan meda pasr, zelt, dan kerkl yang memlk tngg atau ketebalan masng - masng ddapat suatu data hasl yatu : Tabel 4.9 Kehlangan Tekanan (Headlss) Sampel Varas Ppa Tngg awal (cm) Tngg Meda (cm) Tngg Permukaan ar (ppa) Head Lss (cm) c b c b 1 c/b 75 0/25 12cm 2cm c/b 75 0/25 1cm 5cm I c/b 75 0/25 1cm 5cm c/b 75 0/25 1cm 5cm c/b 75 0/25 15cm 7cm c/b 75 0/25 14cm 6cm c/b 75 0/25 18cm 4cm c/b 75 0/25 18cm 4cm 57 46

7 > en * u r -* en *k t» 0. ct ^4 t I s & CT CT ^1 t -a t = = ~4 t 0. CT CT ^1 t CD J CT R f t vl -vl t CT CT f C vl 00 *>. p». ) -t en a P r P C "1 M C* 00 0) X c C cr V) h CD 0) (T P H w CD C C/ CD -vl C/ C c C " T 01 P c C CL P a f) X C a ^^ 6s >5 N *""' C t/s 00 1 < 00 P head lss (cm) -» N> C J> ) -g T -' -6' CD 0) cr 9 S cr P ~.*>. -P> -~j W c CD cr c 9 CD (TQ V) ->> P 01 CD H 00 W t/5 J C/ a 0 C6 CD. <0 p C 0. P c TJ a> I CD C p D. ^5 CD t $ CD P I -t P </ ^ Head lss (cm) -* w * en > I w\ n - D -a C 0 v II / l» > II l. \! r

8 - 45 E (A XJ effsens penurunan (%) - ppa c jj -» ppab jj Gambar 4.9 Hubungan TSS terhadap Headlss - varas III I ppa c -* ppa b 10 ^ effsens penurunan (%) Gambar 4.10 Hubungan Kekeruhan terhadap Headlss - varas _^_ ~-» 40?n [ - ppa c W- ppa b l effsens penurunan (%) Gambar 4.11 Hubungan Kekeruhan terhadap Headlss - varas II,^gg/<

9 46 B I 40 =5 20 «0.»» *" * m a m effsens penurunan (%) -* ppa C -» ppa b Gambar 4.12 Hubungan Kekeruhan terhadap Headlss - varas III 4.2 Analsa data Untuk analsa data dar hasl peneltan dlakukan dengan menggunakan pengujan uj statstk yatu Analyss f Varence (ANVA) satu jalur, dmana analss n merupakan pendekatan yang memungknkan dgunakannya data sampel untuk menguj apakah nla dar dua atau lebh rerata ppulas yang tdak dketahu adalah sama (Damanhur,2001) Analsa data TSS (Ttal Suspended Sld) Analsa data Knsentras TSS dengan menggunakan uj statstk yatu uj ANVA yang bertujuan untuk mengetahu perbedaan yang sgnfkan antara knsentras TSS pada nlet dengan utlet. Dar hasl perhtungan analsa statstk untuk ketga varas, maka untuk tu dperleh hasl data pada tabel 4.7 dbawah n: Tabel 4.7 PengujanANVA Varas Tebal meda terhadap efsens remval TSS Varas F htung F tabel Kesmpulan varas sgnfkan varas II sgnfkan varas III sgnfkan Analsa Data kekeruhan Untuk analsa data kekeruhan menggunakan pengujan uj statstk yatu uj ANVA yang bertujuan untuk mengetahu perbedaan antara kekeruhan pada nlet

10 47 dengan kekeruhan pada utlet. Dar hasl perhtungan statstk, untuk tu maka dperleh hasl dbawah n: Tabel 4.8 Pengujan ANVA Varas Tebal meda terhadap efsens remval Kekeruhan Varas F htung F tabel Kesmpulan varas sgnfkan varas II sgnfkan varas III sgnfkan 4. Pembahasan Dlhat dar hasl peneltan yang sudah dlakukan dengan menggunakan reaktr flter bermeda pasr, zelt, dan kerkl dengan sstem alran kntnyu dalam menurunkan kadar knsentras kekeruhan dan TSS, dengan ttk pengamblan sampel pada utlet, pada setap sampel untuk kekeruhan dlakukan dua kal pengujan (Dupl). Untuk hasl peneltan sepert yang terdapat pada Tabel , yang dlakukan uj statstk menggunakan ANVA satu jalur, dmana menunjukkan bahwa terjad penurunan kadar TSS dan Kekeruhan yang sgnfkan antara knsentras pada nlet dan utlet, dapat dlhat pada gambar terjadnya penurunan kadar TSS dan Kekeruhan, sehngga terjad perbedaan sgnfkan antara knsentras TSS dan Kekeruhan pada nlet dan utlet. Untuk selanjutnya akan dbahas mengena kenakan dan penurunan kadar knsentras masng-masng parameter, yatu sebaga berkut: 4..1 Penurunan Kekeruhan Pada peneltan yang dlakukan dengan menggunakan ar baku dar Selkan Mataram yang terletak djalan Kabupaten Sleman Ygyakarta, maka dketahu varas ketebalan meda dengan kecepatan alran yang knstan untuk dgunakan dalam panglahan ar. Pada percbaan varas Idengan ketebalan meda flter pasr = 25 cm, zelt = 25 cm, dan kerkl = 25 cm ddapatkan efsens penurunan kekeruhan sebesar 2% - 80,28%. Untuk hasl penurunan kekeruhan maksmal terjad pada jam ke lma sebesar 80,28 %. Kemudan dar data yang dperleh duj dengan ANVA untuk

11 48 memperleh perbedaan sgnfkan antara knsentras nlet dan utlet, dperleh bahwa terjad perbedaan sgnfkan untuk penglahan n. Untuk percbaan varas II dengan ketebalan meda yatu pasr =20 cm, zelt = 0 cm dan kerkl = 25 cm, ddapatkan efsens penurunan kekeruhan sebesar 44,85% - 9,28%, dmana untuk hasl maksmal terdapat pada jam ke enam sebesar 9,28%. Selanjutnya dlakukan pengujan varas III dengan ketebalan meda pasr =0 cm, zelt = 20 cm, dan kerkl = 25 cm, ddapat efsens penurunan knsentras kekeruhan sebesar,% - 8,46%, dmana terjad penurunen maksmal pada jam ke tga sebesar 8,46%. Untuk prses turun dan naknya kandungan kekeruhan yang terjad pada percbaan n dkarenakan perubahan yang terjad adanya penurunan kemampuan meda sarng dalam menyarng partkel - partkel halus yang terkandung dalam ar permukaan.untuk penurunan kemampuan meda dalam menyarng dsebabkan adanya prses penghalang secara bertahap dar celah meda flter. BegtUpun yang dungkapkan leh ( Almasduk & Agus Slamet,2002) bahwa penyarngan terjad dmana gumpalan - gumpalan atau lumpur yang menyebabkan terjadnya kekeruhan tertahan atau tersarng pada lapsan meda flter, pada saat tertentu dmana hlangnya tekanan (Head lss) atau terjadnya penurunan efektftas flter dsebabkan karena adanya lapsan lumpur pada bagan atas dar sarngan (meda) yang menghalang celah meda flter, maka sarngan (meda) harus dcuc kembal (backwash). Untuk hasl terbak adalah pada varas II yatu dengan penurunan kadar kekeruhan maksmal pada jam ke enam sebesar 9,28%. Dengan melhat pada Tabel maka terlhat bahwa tngkat kekeruhan ar Selkan Mataram yang dalrkan melalu flter akan mengalam penurunan. Hal n dsebabkan partkel - partkel yang terkandung dalam ar Selkan Mataram akan tersarng terutama partkel - pertkel yang berukuran lebh besar darpada pr pasr, sedangkan partkel - partkel yang berukuran sama atau mendekat ukuran pr akan mengendap d sela-sela pr pasr dengan sendrnya, dengan adanya benturan partkel antara ar Selkan Mataram dengan butran pasr akan mengendapkan partkel - partkel yang akhrnya tertahan pada permukaan butran pasr. Menurut Metcalf & Eddy(1991), Prses fltras pada sarngan pasr terdr dar beberapa mekansme yatu starnng (penyarngan), sedmentatn (pengendapan), mpactn (benturan),

12 49 nterceptn (penahanan), adhetn (pelekatan), xhemcal and physcal adsrptn, flcculatn, dan blgcal grwth. Ddalam prses fltras yang dlakukan selan terjad perstwa screenng, terjad pula perstwa adsrps, yatu prses dmana substans mlekul mennggalkan larutan dan bergabung pada permukaan zat padat leh katan fsk dan kma. Substans mlekul atau bahan bahan yang dserap dsebut adsrbat, dan zat padat penyerapnya dsebut adsrben. Prses adsrbs dapat menggunakan zelt yang dgunakan untuk menyshkan senyawa-senyawa armatk dan senyawa rgank tertentu ( Pada pengujan hasl kekeruhan tabel 4.4 varas I, effsens (%) pada waktu pengamblan sampel pertama terdapat hasl utlet yang mnus (utlet >nlet) dkarenakan akbat butran - butran puth yang terdapat pada zelt yang dalam pencucan kurang maksmal Penurunan Kadar Ttal Suspended Sld (TSS) Tdak jauh beda dengan penjelasan yang telah dungkapkan dalam pembahasan parameter kekeruhan datas untuk TSS. Penurunan kadar knsentras dapat terjad d dalam flter, adapun mekansme fsk yatu prses screenng (penyarngan). Prses n akan meremval partkel - partkel yang lebh besar dar pr atau celah meda flter (Al Masduk & Agus Slamet,2002), pada saat ar baku yang mengandung TSS n melewat meda flter maka akan tertahan pada pr - pr atau celah - celah mada flter yang akan mengalam prses blg yatu terdegradas leh bakter. Pada percbaan varas I dengan menggunakan ketebalan meda pasr = 25 cm, zelt = 25 cm,dan kerkl = 25 cm dengan kecepatan alran yang knstan atau sama dperleh efsens penurunan kadar TSS sebesar 44% - 98 %, dmana penurunan maksmal terjad padajam ke lmadengan sebesar 98%. Dalam percbaan berkutnya menggunakan varas ketebalan yang berbeda, pada setap pergantan varas ketebalan dlakukan pencucan terhadap meda flter, hal n dlakukan agar partkel - partkel yang menempel pada meda flter dapat dhlangkan pada saat pencucan yang kemudan dlakukan pengaktfan meda zelt dengan secara fsk menggunakan ven 200 C C. Pada percbaan varas II dengan menggunakan ketebalan meda pasr = 20cm, zelt = 0cm, dan kerkl = 25 cm, dengan kecepatan alran knstan atau sama dperleh efsens penurunan TSS

13 sebesar % - 99%, dmana terjad penurunan kadar TSS maksmal pada jam ke enam sebesar 99%. Untuk selanjutnya pada percbaan varas III dengan menggunakan ketebalan meda pasr =0 cm, zelt =20 cm dan kerkl =25 cm dperleh efsens penurunan kadar TSS sebesar 7% - 97%, dmana penurunan kadar TSS maksmal terjad pada jam ke lma sebesar 97%. Waktu kntak merupakan hal yang sangat menentukan dalam prses adsrps. Gaya adsrps mlekul dar suatu zat terlarut akan menngkat apabla waktu kntak dengan karbn aktf makn lama. Waktu kntak yang lama memungknkan prses dfus dan penempelan mlekul zat terlarut yang teradsrps berlansung lebh bak. (Reynld 1982). Pernyataan tersebut sesua dengan hasl percbaan dan analsa yang telah dlakukan datas, dmana semakn lama waktu kntak yang terjad dalam flter, maka maka hasl yang ddapat juga semakn bak. Dalam pengujan ANVA satu jalur yang dlakukan terhadap ketga varas ketebalan untuk knsentras TSS, ddapat semua varas mengalam perbedaan yang sgnfkan antara nlet dan utlet. Dar beberapa uraan datas dapat dketahu bahwa terjad penurunan kadar TSS pada setap varas ketebalan flter maka ddapat pada varas II yang merupakan palng efektf sebaga meda sarng pada penglahan ar baku Selkan Mataram, yatu dengan efsens penurunan TSS sebesar % - 99%, dan rata - rata efsens penurunan yakn sebesar 85,%. Berdasarkan pada PP n.82 tahun 2001 kelasll tentang pengellaan kualtas ar dan pengendalan pencemaran ar untuk parameter TSS yang djnkan sebesar 50 mg/l. Jka dlhat dar hasl penglahan yang telah dlakukan menggunakan flter dengan meda pasr, zeit,dan kerkl untuk ketga varas yatu dengan penurunan kadar maksmal d utlet dbawah 50 mg/l, maka dapat dkatakan hasl tersebut sudah dbawah ambang batas yang dtentukan Kehlangan Tekanan (Head Lss) Sepert penjelasan datas mengena terjadnya penurunan atau penngkatan dalam efektftas suatu flter sangat dpengaruh leh kehlangan tekanan pada meda flter dmana penurunan kemampuan meda flter untuk menyarng dsebabkan adanya prses penghalang secara bertahap dar celah meda flter. Begtupun yang dungkapkan leh ( Almasduk &Agus Slamet,2002) bahwa penyarngan terjad dmana gumpalan - gumpalan atau lumpur yang menyebabkan terjadnya kekeruhan

14 51 tertahan atau tersarng pada lapsan meda flter, pada saat tertentu dmana hlangnya tekanan (Head lss). Dlhat dar data peneltan yang dperleh datas terdapat pada gambar bahwa penngkatan kehlangan energ (head lss) suatu meda maka mengakbatkan terjadnya penurunan kualtas ar terprduks(agus Slamet & Al Masduk, 2002). Selan tu juga pemsahan materal tersuspens dalam suatu bed meda berpr adalah bukan sekedar prses penjarngan atau penangkapan suspens yang sederhana dan untuk pemsahan sld bergantung pada mekansme transprtas sepert gravtas, penahanan, dfus (penyebaran), sedmentas dan prses - prses hdrdnamk. Jka pada suatu saat suspens telah dtransfer kedalam suatu bed, maka suspens n dtahan ddalamnya dengan nlekansme penjeptan akbat gaya fsk - kmaw dan ntermlekuler yang mrp dengan prses kagulas. Dengan demkan suatu bed meda berpr mampu memsahkan partkel - partkel yang jauh lebh kecl darpada ukuran rngga dalam bed tersebut. (Karlsruhe, 1990)