DINAMIKA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN INDUSTRI KAITANNYA DENGAN PDRB SEKTOR INDUSTRI DI JABODETABEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DINAMIKA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN INDUSTRI KAITANNYA DENGAN PDRB SEKTOR INDUSTRI DI JABODETABEK"

Transkripsi

1 J. Tanah Lngk., 17 (2) Oktober 2015: ISSN DINAMIKA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN INDUSTRI KAITANNYA DENGAN PDRB SEKTOR INDUSTRI DI JABODETABEK An Analyss of a Change of Land Use Industry Relaton to Growth Domestc Product n the Greater Jakarta Area Dew Setyowat 1)*, Khursatul Munbah 2), dan Seta Had 3) 1) Program Stud Ilmu Perencanaan Wlayah, Sekolah Pascasarjana IPB Dramaga, Bogor ) Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanan, Jl. Merant Kampus IPB Dramaga, Bogor ABSTRACT The development of ndustral areas n Jabodetabek developed rapdly snce the begnnng of The rapd urban development n the Greater Jakarta resulted n the emergence of new areas on the outskrts of the cty as a contaner for the growth of actvtes, such as ndustral areas. Ths condton occurs because of the lmted supply of urban land on a large scale, especally for ndustral actvtes. The purpose of ths study was to analyze changes n land use to non-ndustral land to ndustral land and ts relaton to the GDP n Jabodetabek ndustry and analyzes the factors that affect the ndustral sector GDP. The method used n ths research are the survey, GIS analyss and regresson. The results showed that changes n land use (converson) non ndustry to 1998 to the Year 2012 are n Bekas largest by land use type housng, open space, and rce felds. Changes n land use non ndustry to postvely correlate wth changes n the ndustral sector GDP n Jabodetabek.. Varables are a strong nfluence on the formaton of GDP ndustral sector, s a varable raw materal. The development of ndustral stes n Greater Jakarta tends to follow them man road network forease of accessblty. Keywords: Dstrbuton of ndustral land, Jabodetabek, ndustry ABSTRAK Pengembangan kawasan ndustr d Jabodetabek berkembang pesat sejak awal Perkembangan perkotaan yang pesat d Jabodetabek mengakbatkan munculnya daerah-daerah baru d pnggran sebaga penampung pertumbuhan kegatan kota tersebut, dantaranya adalah daerah ndustr. Konds n terjad karena adanya keterbatasan penyedaan lahan d perkotaan dalam skala besar terutama untuk kegatan ndustr. Tujuan peneltan n adalah menganalss perubahan penggunaan lahan dar lahan non ndustr ke lahan ndustr dan katannya dengan PDRB ndustr d Jabodetabek serta menganalss faktor-faktor yang berpengaruh terhadap PDRB sektor ndustr. Metode yang dgunakan pada peneltan n adalah metode survey, analss SIG dan regres. Hasl peneltan memperlhatkan bahwa perubahan penggunaan lahan (konvers) non ndustr ke ndustr tahun 1998 sampa tahun 2012 terbesar terdapat d Kabupaten Bekas dengan jens penggunaan lahan permukman, ruang terbuka, dan persawahan. Perubahan penggunaan lahan non ndustr ke ndustr berkorelas postf dengan perubahan PDRB sektor ndustr d Jabodetabek. Varabel yang berpengaruh kuat terhadap pembentukan PDRB sektor ndustr, adalah varabel bahan baku. Pengembangan lokas ndustr d Jabodetabek cenderung mengkut jarngan jalan utama untuk kemudahan aksesbltas. Kata kunc: Sebaran lahan ndustr, Jabodetabek, ndustr PENDAHULUAN Pengembangan kawasan ndustr d Jabodetabek berkembang pesat sejak awal tahun 1970 oleh Badan Usaha Mlk Negara (BUMN) sebaga reaks terhadap penngkatan penanaman modal d bdang perndustran. Untuk mendorong pembangunan ndustr dlakukan pembangunan kawasan ndustr, hal tersebut datur dalam Peraturan Pemerntah No.24 Tahun 2009 tentang kawasan ndustr. Serng dengan menngkatnya perkembangan nvestas, maka pada saat tu munculah kawasan-kawasan ndustr baru sepert beberapa tempat d Jabodetabek (Kwanda, 2000). Kawasan ndustr baru tersebut antara lan: kawasan ndustr Pulo Gadung Jakarta, kawasan ndustr Jababeka Bekas, kawasan ndustr Sentul Bogor, kawasan ndustr Pasar Kems Tangerang. Kota Jakarta pada tahun 1980 an mengalam pertumbuhan sangat pesat, sehngga mengakbatkan sultnya mencar lahan bag pengembangan kegatan maupun untuk penyedaan sarana dan prasarana. Akbatnya banyak kegatan ndustr dan permukman darahkan pembangunannya ke daerah pnggran atau kotakota d sektar Jakarta, sepert Bogor, Depok, Tangerang, Bekas. Tujuannya adalah tentunya untuk mengurang beban Kota Jakarta. Hal n menmbulkan zona ndustr yang sudah ada sejak tahun 1970, sehngga d Jabodetabek mengalam perkembangan pesat (Tjahjat, 1995). *) Penuls Korespondens: Telp ; Emal. dewsetyowat69@yahoo.co.d 83

2 Dnamka Perubahan Penggunaan Lahan Industr Katannya dengan PDRB Sektor Industr (Setyowat, D., K. Munbah, dan S. Had) Peranan kawasan ndustr d kawasan Jabodetabek dalam perekonoman nasonal untuk beberapa tahun ke depan dnla mash akan tetap tngg. Sektor ndustr pengolahan secara nasonal menngkat, sesua data PDB (Produk Domestk Bruto) Indonesa, BPS menurut presentase kontrbus sektoral dar 22.3 (tahun 1993) menjad 23.6 (tahun 2013) akan menngkatkan pula pertumbuhan sektor-sektor tersebut d Jabodetabek. Tumbuhnya kegatan ndustr menmbulkan munculnya kawasan ndustr atau zona ndustr. Pertumbuhan sektor ndustr d suatu wlayah tdak terlepas dar peran daerah belakangnya (hnterland). Namun demkan hal tersebut dapat menmbulkan adanya pergeseran fungs kota nt (nodal), DKI Jakarta dar pusat manufaktur menjad kegatan jasa-jasa, termasuk keuangan (fnance). Sementara tu, kegatan manufaktur bergeser ke arah pnggran kota (Frman, 1996). Secara fsk proses restruktursas dtanda dengan perubahan penggunaan lahan (land use) bak d kota nt (nodal) maupun d pnggran. Kawasan pusat kota mengalam perubahan penggunaan lahan yang sangat ntensf dar kawasan permukman menjad kawasan bsns, perkantoran, perhotelan dan sebaganya. D lan phak, kawasan pnggran kota terjad alh fungs (konvers) pengunaan lahan secara besar-besaran dar tanah pertanan subur ke kawasan ndustr dan permukman berskala besar (Frman, 1996). Industralsas d kawasan pnggr kota tumbuh bersamaan dengan pengembangan perekonoman kota (Grotewold, 1971). Peneltan-peneltan sebelumnya yang berlokas d Jabodetabek tentang ndustr belum banyak mengkaj tentang faktor-faktor apa yang mempengaruh PDRB sektor ndustr d Jabodetabek. Tujuan peneltan n adalah (1) menganalss perubahan penggunaan lahan non ndustr ke lahan ndustr dan katannya dengan PDRB ndustr, dan (2) menganalss faktor-faktor nternal yang berpengaruh terhadap PDRB sektor ndustr. BAHAN DAN METODE Peneltan n dlaksanakan d wlayah Jabodetabek, kabupaten atau kota antara lan DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekas, Kota Bekas, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Depok dan Kota Tangerang Selatan. Data yang dgunakan dalam peneltan n terdr data sekunder dan data prmer. Data sekunder yang dgunakan antara lan: rencana tata ruang wlayah (RTRW), data statstk wlayah, Peraturan Presden No.54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabek, penggunaan lahan RBI Jabodetabek tahun 1998 dan 2012, serta stud-stud lteratur lannya. Sedangkan data prmernya adalah pengamatan lapangan, observas, wawancara serta dokumentas vsual berupa foto atau gambar. Identfkas Perubahan Penggunaan Lahan Industr Analss n dgunakan untuk mengetahu perubahan penggunaan lahan non ndustr ke lahan ndustr d Jabodetabek dengan menggunakan peta penggunaan lahan dar Badan Pertanahan Nasonal (BPN) Tahun 1998 dan Pengolahan data dengan melakukan proses overlay (tumpang tndh) antara peta penggunaan lahan dua tahun tersebut dengan menggunakan software ArcGIS 10. Analss Faktor-Faktor yang Mempengaruh PDRB Sektor Industr Analss Korelas Analss korelas adalah metode statstk yang dgunakan untuk mengetahu derajat hubungan lnear antara dua varabel atau lebh yang bersfat kuanttatf. Adanya perubahan sebuah varabel dsebabkan oleh perubahan varabel lan, koefsen perubahannya dnyatakan dalam koefsen korelas. Semakn besar koefsen korelas maka akan semakn besar keterkatan perubahan suatu varabel dengan varabel yang lan (Sudjana, 1989). Nla korelas berksar antara -1 dan 1. Apabla r = -1 artnya korelas negatf sempurna, r = 0 artnya tdak ada korelas dan r = 1 artnya korelasnya sangat kuat. Analss korelas dgunakan untuk mengetahu keterkatan antara perubahan penggunaan lahan non ndustr ke lahan ndustr dengan perubahan PDRB ndustr. Hal n dnyatakan dalam rumus: (Sudjana, 1989). Σ (Y - Y) 2 - Σ (Y - Ŷ ) 2 r 2 = Σ (Y - Y) 2 r 2 r r Y Ŷ Y X n xy Analss Bplot n X 2 ( X ) 2 n Y 2 ( Y ) 2 = koefsen determnas = koefsen korelas = varabel tak bebas = persamaan regres Y atas X = rata-rata varabel Y = varabel bebas = jumlah data Analss bplot merupakan suatu upaya deskrptf melalu pereduksan segugus data dalam tamplan dua atau tga dmens. Melalu analss bplot akan dperoleh vsualsas dar varabel dalam bentuk grafk bdang datar. Melalu tamplan dua dmens n dapat dvsualsaskan hubungan antar varabel. Pengolahan data analss bplot n dlakukan dengan software Mntab. Kolnearty antar varabel dgambarkan oleh seberapa besar sudut yang terbentuk antar varabel, semakn besar sudut antar varabel semakn tdak terdapat korelas. Analss n dgunakan untuk mengetahu varabel-varabel faktor yang mempengaruh PDRB Sektor ndustr. Analss Regres n X Y ( X )( Y ) Analss regres merupakan sebuah teknk statstk yang dgunakan untuk menggambarkan hubungan antar varabel yang dekspreskan dalam bentuk persamaan. Analss regres yang dgunakan adalah regres berganda yang memberkan penjelasan tentang hubungan antara varabel ndependen dan varabel dependen. Pengolahan 84

3 J. Tanah Lngk., 17 (2) Oktober 2015: ISSN data kemudan dlakukan dengan software Mntab dengan analss regres. Varabel analss regres tersebut yatu: Y = Varabel dependen, dalam peneltan n PDRB (juta rupah) C = Constant X1 = Varabel bahan baku (rupah) X2 = Varabel jumlah tenaga kerja sektor ndustr (orang) X3 = Varabel laju pertumbuhan PDRB sektor ndustr () X4 = Varabel panjang jalan (m) X5 = Varabel penjualan/ pengurangan kendaraan (rupah) HASIL DAN PEMBAHASAN Analss Perubahan Penggunaan Lahan Industr Tahun Sebaran lahan ndustr tahun 1998 dan 2012 dsajkan pada Gambar 3 dan 4. Analss perubahan penggunaan lahan dar ndustr ke non ndustr pada tahun 1998 hngga tahun 2012 dapat dlhat pada Tabel 1. Secara umum, perubahan penggunaan lahan dar non ndustr ke ndustr terbesar terdapat d Kabupaten Bekas yatu dar seluas 4, ha pada tahun 1998 menjad 5, ha pada tahun Hal n merupakan ndkas berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Bekas No 13 Tahun 1998 yang menetapkan Kabupaten Bekas sebaga zona ndustr. Demkan pula, perubahan penggunaan lahan untuk Kota Tangerang, pada tahun 2012 terjad kenakan yang pesat dar luas lahan ndustr yatu sebesar 6.66 ( ha) pada tahun 1998 menjad (3, ha). Luas lahan ndustr d Kabupaten Tangerang pada tahun 1998 seluas (1, ha) menjad (4, ha) pada tahun Konds n terjad karena Kabupaten Bekas, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang merupakan kawasan yang berbatasan langsung dalokaskan sebaga kawasan ndustr. Selan tu, dsebabkan karena harga lahan yang relatf murah untuk pengembangan ndustr, serta keterbatasan Kota Jakarta untuk perluasan ndustr. Wlayah DKI Jakarta, merupakan lokas strategs bag tumbuhnya sektor ndustr selan sebaga bukota negara juga memlk kemudahan aksesbltas sarana dan prasarana menuju pusat koleks dan dstrbus. Hal n menyebabkan terjadnya pertambahan luas lahan ndustr d 5 (lma) wlayah Kota DKI Jakarta. Pertambahan luas lahan ndustr yang cukup besar terjad d Jakarta Pusat, yatu seluas ha pada tahun 1998 menjad ha pada tahun Demkan pula Jakarta Barat juga terjad pertambahan luas lahan ndustr yang pesat, yatu seluas ha pada tahun 1998 menjad 1, ha pada tahun Namun demkan d DKI Jakarta ada juga yang mengalam pertambahan luas lahan non ndustr yatu Kota Jakarta Selatan. D Kota Jakarta Selatan pertambahan luas lahan non ndustrnya mengalam kenakan, dar 14, ha pada tahun 1998 menjad 132, ha pada tahun Gambar 1 memperlhatkan bahwa presentase luas lahan non ndustr terbanyak terdapat d Kabupaten Bogor pada tahun 1998 dan Hal n karena Kabupaten Bogor memlk keterkatan antar wlayah d Jabodetabek membuat adanya hubungan sehngga setap kabupaten/kota yang terkat terus berkembang. Dtambah lag alran nvestas asng dan dalam neger membuat banyaknya lahan non ndustr terus berkembang, msalnya perumahan, perdagangan dan jasa. Namun d Kabupaten Bogor mash juga banyak terdapat lahan non ndustr lan sepert persawahan, perkebunan dan tanah terbuka, sebesar 297,945 ha. Gambar 2 memperlhatkan bahwa luas lahan ndustr d Kabupaten Bekas palng luas d antara kabupaten/ kota lannya d Jabodetabek. Hal n merupakan ndkas berlakunya Perda Kabupaten Bekas No 13 Tahun 1998 yang menetapkan Kabupaten Bekas sebaga zona ndustr. Selan tu juga trend lokas ndustr pada abad n menempat daerah pnggran yang berbatasan dengan kotakota besar. Kecenderungan n terjad sejak tahun 1899 dmana ndustr d kota-kota utama daerah terus menurun dan ndustr d daerah pnggran terus menngkat (Ktagawa dan Bogue, 1955 dalam Lonsdale dan Brownng, 1971). Tabel 1. Perubahan penggunaan lahan non ndustr dan ndustr tahun d Jabodetabek NO KOTA / Non Industr Industr Non Industr Industr KABUPATEN (ha) (ha) (ha) (ha) 1 Jakarta Selatan 14, , Jakarta Tmur 16, , , , Jakarta Pusat 4, , Jakarta Barat 11, , , Jakarta Utara 11, , , , Kabupaten Bogor 298, , , , Kota Bogor 10, , Kabupaten Bekas 133, , , , Kota Bekas 8, , Kota Depok 18, , Kabupaten Tangerang 96, , , , Kota Tangerang 17, , , Kota Tangerang Selatan 19, , Total 661, , , ,

4 Dnamka Perubahan Penggunaan Lahan Industr Katannya dengan PDRB Sektor Industr (Setyowat, D., K. Munbah, dan S. Had) Gambar 1. Perbandngan presentase luas lahan non ndustr tahun 1998 dan 2012 Gambar 2. Perbandngan presentase luas lahan ndustr tahun 1998 dan tahun 2012 Analss RTRW Kabupaten/ Kota d Jabodetabek dan Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekjur terkat sektor ndustr Hasl analss RTRW Kabupaten/ Kota d Jabodetabek dan Perpres No.54/ 2008, ada beberapa hal yang perlu d perhatkan dalam kebjakan sektor ndustr d Jabodetabek, yatu: (1) Pengembangan lahan ndustr harus sesua dengan peruntukkan lahan dalam RTRW Kabupaten/ Kota, (2) Membatas pembangunan ndustr baru pada lahan ndustr eksstng, dan (3) Dlarang membangun ndustr yang mencemarkan lngkungan dan banyak menggunakan ar. Ketga hal tersebut sangat pentng d perhatkan dalam pengembangan sektor ndustr d Jabodetabek. Analss Sebaran Lahan Industr Gambar 3 menunjukkan sebaran lahan ndustr tahun 1998 dan 2012 cenderung berada d sektar jarngan jalan utama yang menghubungkan antar kota dan lntas provns. Pada tahun 1998 lahan ndustr d Jakarta belum menyebar secara merata dan luas lahan ndustr mash relatf kecl. Hal n terjad karena pada saat tu dukungan prasarana dasar mash belum memada dan keterbatasan lahan. Sementara tu pada tahun 1998 sebaran lahan ndustr d Kabupaten Bekas terlhat cenderung menyebar. Hal n karena tersedanya lahan untuk pengembang ndustr dan dukungan dar RTRW Kabupaten Bekas. Lahan ndustr d Jakarta banyak terdapat d wlayah Jakarta Utara terutama terkonsentras d dekat pelabuhan, mengkut jarngan transportas ke arah Barat (Tangerang) dan ke arah Tmur (Bekas). Daya tark ndustr berkembang cukup pesat d wlayah Tmur. Hal n karena kemudahan aksesbltas yang menghubungkan antar kabupaten/kota d Jabodetabek. Hasl analss overlay antara peta sebaran lahan ndustr 1998 dan 2012 menunjukkan terjadnya pertambahan alh fungs lahan non ndustr ke ndustr. Pertambahan penggunaan lahan tersebut dperuntukkan bag penggunaan lahan ndustr. Hasl overlay antara lahan ndustr dengan penggunaan lahan dapat dlhat pada Gambar 4. Hasl overlay peta pada Gambar 4 dapat d sajkan dalam Gambar 5. Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa pertambahan alh fungs lahan ke ndustr terbesar adalah permukman (5,794 ha), kemudan dkut persawahan (4,658 ha) dan tanah terbuka (4,595 ha). Alh fungs lahan ndustr dar perkebunan memlk jumlah palng kecl yatu seluas 18 ha. 86

5 J. Tanah Lngk., 17 (2) Oktober 2015: ISSN (a) (b) Gambar 3. Perbandngan sebaran lahan ndustr tahun 1998 (a) dan 2012 (b) Gambar 5. Pertambahan lahan non ndustr ke ndustr d jabodetabek tahun Gambar 4. Hasl overlay lahan ndustr dengan penggunaan lahan Analss Keterkatan antara Perubahan Penggunaan Lahan Non Industr ke Industr dengan perubahan PDRB Industr Analss korelas dgunakan untuk mengetahu ada tdaknya hubungan antara perubahan penggunaan lahan non ndustr ke ndustr dengan perubahan PDRB ndustr d Jabodetabek pada tahun 1998 hngga tahun Hasl analss korelas ddapat nla r =0.632 menunjukkan terdapat korelas yang postf antara perubahan penggunaan lahan non ndustr ke ndustr dengan perubahan PDRB ndustr dmana perubahan penggunaan lahan non ndustr ke ndustr akan dkut oleh perubahan PDRB ndustr. 87

6 Dnamka Perubahan Penggunaan Lahan Industr Katannya dengan PDRB Sektor Industr (Setyowat, D., K. Munbah, dan S. Had) Hubungan Antara PDRB Sektor Industr dengan Varabel-Varabel Internal yang Mempengaruh Sektor Industr Berdasarkan pedoman prakts penghtungan PDRB Kabupaten/Kota (BPS, 2003), varabel-varabel nternal yang mempengaruh PDRB sektor ndustr yang akan dtunjukkan oleh bplot adalah (V1) bahan baku, (V2) barang yang dhaslkan, (V3) luas lahan ndustr, (V4) jumlah tenaga kerja, (V5) pajak, (V6) laju pertumbuhan PDRB ndustr atas dasar harga konstan, (V7) panjang jalan, (V8) pembelan/penambahan dan pembuatan/ perbakan barang modal tanah dan (V9) penjualan/ pengurangan kendaraan. Kolnearty antar varabel nternal dgambarkan oleh seberapa besar sudut yang terbentuk antar varabel, semakn besar sudut antar varabel semakn tdak terdapat korelas. Dar Gambar 6, varabel-varabel nternal yang mempunya sudut terkecl, yatu varabel V1 V2, V3, V4, V5, V8, artnya adalah ke enam varabel tersebut satu sama lan mempunya korelas. Analss bplot dlakukan lag terhadap kelompok varabel V1- V2- V3, dan V4V5, V8, karena memlk sudut terkecl, sehngga ddapat varabel-varabel nternal yang tdak memlk korelas yatu (1) bahan baku (V1), (2) jumlah tenaga kerja (V4), (3) laju pertumbuhan PDRB ndustr (V6), (4) panjang jalan (V7), dan 5) penjualan/ pengurangan kendaraan (V9). Tabel 2. Varabel nternal yang mempengaruh proses pembentukkan PDRB No Varabel Internal Nla P 1 Bahan Baku Jumlah tenaga kerja Laju Pertumbuhan PDRB Panjang Jalan Penjualan/ Pengurangan Kendaraan Keterangan: Nla P < 0.01, artnya berpengaruh nyata Model yang dperoleh memberkan gambaran bahwa perubahan nla bahan baku berbandng lurus dengan PDRB ndustr dmana setap penambahan 1 trlyun rupah bahan baku akan menngkatkan PDRB sektor ndustr sebesar Rp. 395,000,000,-. Kenakan PDRB sektor ndustr sebesar (a) Gambar 6. Grafk bplot varabel-varable yang mempuya sudut terkecl yang mempengaruh PDRB sektor ndustr Analss Regres Analss penentuan faktor-faktor yang mempengaruh PDRB sektor ndustr dlakukan dengan menggunakan analss regres antara PDRB sektor ndustr dan varabel-varabel yang tdak memlk korelas d atas, sehngga menghaslkan persamaan regres: PDRB = V V V V V9 Dar persamaan regres tersebut d atas, dapat dsmpulkan bahwa pada taraf kepercayaan 90, hanya varabel bahan baku (V1) saja yang mempunya pengaruh terhadap PDRB sektor ndustr. Persamaan regres dapat dsajkan pada Gambar 7. Dar hasl analss regres terlhat bahwa nla probablty untuk bahan baku < 0.01, yang artnya berpengaruh kuat terhadap pembentukkan PDRB sektor ndustr. (b) Gambar 7. Analss regres (a) varabel bahan baku, dan (b) tenaga kerja Koefsen determnas dgunakan untuk melhat sejauh mana varabel bebas mampu menerangkan keragaman terkatnya. Hasl analss regres untuk varabel bahan baku pada Gambar 7a menunjukkan bahwa koefsen determnas (R 2 ) sebesar 75.1, yang berart varabel bebas dalam model dapat menjelaskan keragaman varabel terkat sebesar 75.1 dan ssanya dterangkan varabel bebas lannya d luar model. Pada Gambar 7b menunjukkan hasl analss regres varabel nternal tenaga kerja, nla koefsen determnasnya (R 2 ) sebesar 48.7 berart bahwa varabel bebas dalam model dapat menerangkan keragaman varabel terkat sebesar 48.7 dan ssanya djelaskan varabel bebas lannya d luar model. 88

7 PDRB J. Tanah Lngk., 17 (2) Oktober 2015: ISSN Hasl analss regres varabel penjualan/ pengurangan kendaraan pada Gambar 9 menunjukkan nla koefsen determnasnya (R 2 ) sebesar 1.1, artnya varabel bebas dalam model dapat menerangkan keragaman varabel terkat sebesar 1.1, ssanya dterangkan varabel bebas lan d luar model. (a) (b) Gambar 8. Analss regres varabel laju, pertumbuhan PDRB (a), dan varabel panjang jalan (b) Hasl analss regres varabel nternal laju pertumbuhan PDRB menunjukkan nla koefsen determnasnya (R 2 ) sebesar 14.4 artnya varabel bebas dalam model dapat menerangkan keragaman varabel terkat sebesar 14.4, ssanya dterangkan varabel bebas lan d luar model. Selengkapnya dapat dsajkan pada Gambar 8a. Hasl analss regres varabel nternal panjang jalan pada Gambar 8b menunjukkan nla koefsen determnasnya (R 2 ) sebesar 0.5 artnya varabel bebas dalam model dapat menerangkan keragaman varabel terkat sebesar 0.5, ssanya dterangkan varabel bebas lan d luar model. SIMPULAN Dar hasl analss peneltan datas, maka dapat dambl beberapa kesmpulan, yatu: 1. Proses ekspans perkotaan wlayah Jabodetabek dan aglomeras ndustr memcu konvers lahan dar non ndustr ke ndustr. Konvers terbesar dar jens penggunaan lahan permukman dan tanah terbuka. Dan konvers d pnggran Jakarta terbanyak d Kabupaten Bekas kemudan Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang, 3. Terdapat hubungan yang kuat antara perubahan penggunaan lahan non ndustr ke ndustr dengan perubahan PDRB ndustr d Jabodetabek. 4. Dar 9 varabel yang duj pengaruhnya terhadap pembentukkan PDRB sektor ndustr hanya bahan baku yang berpengaruh nyata untuk pembentukan PDRB sektor ndustr DAFTAR PUSTAKA Frman, T Urbansas, persebaran penduduk dan tata ruang d Indonesa. Makalah dsampakan pada Pertemuan Pembangunan Daerah-Daerah Penyangga Pusat Pertumbuhan WIlayah Jakarta Kantor Menter Negara Kependudukan/ BKKBN, Jakarta, Maret Grotewold, A The growth of ndustral core areas and patterns of world trade. Jurnal Assocaton of Amercan Geographers, June: Kwanda, T Pengembangan kawasan ndustr d Indonesa. Jurnal Dmens Teknk Arstektur., 28 (1) : PDRB= V Ftted Lne Plot PDRB = V V9 R 2 = S R-Sq 1.1 R-Sq(adj) 0.0 Lonsdale, R.E., and C.E. Brownng Rural-urban locatonal preferences of Southern manufactures. Jurnal Assocaton of Amercan Geographers, June: Sudjana Metoda Statstka. Penerbt Tarsto, Jakarta. Tjahjat, B Arah pengembangan kota-kota baru dalam perspektf kebjaksanaan tata ruang. Makalah dsampakan pada Semnar Strateg Pengembangan Kota-Kota Baru d Indonesa: Mengkaj Masalah dan Solusnya, Jakarta Jun Gambar 9. Analss regres varabel penjualan/ pengurangan kendaraan 89

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y. ANALISIS KORELASI (ANALISIS HUBUNGAN) Korelas Hubungan antar kejadan (varabel) yang satu dengan kejadan (varabel) lannya (dua varabel atau lebh), yang dtemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900 Apabla dua

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Kualtas telah menjad karakterstk utama dalam oransas atau perusahaan aar dapat berkemban lebh bak la dalam bdan produks d suatu oransas atau perusahaan. Hal n dpenaruh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET 3. Sejarah dan Kegatan Operasonal Perusahaan 8 3.. Sejarah Perkemangan Kantor Perwaklan Bank Indonesa Wlayah I (Sumut & Aceh) 8 3. Struktur Organsas dan Deskrps Tugas Kantor

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor, Nopember 05 ISSN 085-789 Pemodelan Regres Varabel Moderas Dengan Metode Sub-Group Regresson Modelng of Moderatng Varable wth a Method of Sub Group Rsna Septawat, Des

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB IV TRIP GENERATION

BAB IV TRIP GENERATION BAB IV TRIP GENERATION 4.1 PENDAHULUAN Trp Generaton td : 1. Trp Producton 2. Trp Attracton j Generator Attractor - Setap tempat mempunya fktor untuk membangktkan dan menark pergerakan - Bangktan, Tarkan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL EXPORT COMPETITIVENESS ANALYSIS OF NATURAL RUBBER INDONESIA IN THE INTERNATIONAL MARKET Yog Rahmad Syahputra 1, Suard

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneltan n penuls bermaksud untuk menelt bagamana pengaruh perubahan kebjakan moneter terhadap jumlah kredt yang dberkan oleh bank pada beberapa kelompok bank berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TNR 1 space 1.15 LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL IV TNR 1 Space.0 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN 1 PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN Pembmbng: Surtkant, SE., M.S Penuls: Ecatarna Febola Annsa Program Stud Akuntans Fakultas Ekonom Unverstas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan : Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Itasa & Y Angran Dep. Statstka FMIPA-IPB Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL

PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL Tan Wahyu Utam, Indah Manfaat Nur Unverstas Muhammadyah Semarang, emal : tan.utam88@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam BAB LANDASAN TEORI Pengertan Regres Istlah regres dperkenalkan oleh seorang yang ernama Francs Gulton dalam makalah erjudul Regresson Towerd Medacraty n Heredtary Stature Menurut hasl peneltan elau, meskpun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci