BAB IV ANALISA PERMASALAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA PERMASALAHAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA PERMASALAHAN 4.1. Konsep dan Teori Menurut Ilmu Perkuliahan Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan Adam Smith tahun Inti konsep adalah bagaimana output akan berubah apabila bersama input berubah. Istilah atau kata Produktivitas muncul pada artikel Francois Quesnay tahun 166, ekonom Perancis. Kemudian pada tahun 1883, Littre adalah Faculty of produce. Beberapa definisi produktvitas antara lain : a. Menurut Sumarth tahun 199, Produktivitas total adalah rasio antara tangible output dengan tangible input. b. Menurut Gordon K.C.Chen adalah perbandingan antara output yang diproduksi dengan unit sumberdaya yang digunakan selama proses. Output yang diukur merupakan agregat output produksi sedangkan inputnya adalah segala bentuk sumberdaya yang digunakan dalam proses. Dalam produktivitas, berhubungan dengan efektivitas dalam mencapai hasil dan menggunakan sumberdaya dengan efisien. c. Menurut Kendrick dan Cremer, produktivitas merupakan definisi fungsional untuk produktivitas parsial, produktivitas total dan faktor total produktivitas. d. Menurut Siegel, produktivitas berkenaan dengan sekumpulan perbandingan antara output dengan input. 24

2 e. Menurut Rome Conference, European Productivity Agency, Th. 1958, yaitu : 1. Produktivitas adalah derajat efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan elemen produksi. 2. Di atas semuanya produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada. f. Berdasarkan Piagam Produktivitas Oslo tahun 1994, antara lain : 1. Produktivitas adalah konsep yang universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk kebutuhan semakin banyak orang, dengan menggunakan sumberdaya yang sesedikit mungkin. Produktivitas didasarkan pada pendekatan multi disiplin yang secara efektif merumuskan tujuan, rencana, pengembangan dan pelaksanaan cara-cara produktif, dengan menggunakan sumber-sumber daya secara efisien namun tetap mempertahankan kualitas. 2. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan menggunakan ketrampilan, modal, teknologi, manajemen, informasi, energy dan sumber-sumber daya lainnya untuk perbaikan mutu kehidupan yang mantap bagi seluruh manusia melalui pendekatan konsep produktivitas secara total. g. Pengertian produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional RI yang dirumuskan tahun 1983, ialah : 1. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan produktivitas mengandung sikap mental yang selalu mempunyai 25

3 pandangan bahwa kehidupan hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. 2. Produktivitas dan Produksi merupakan dua pengertian yang berbeda. Peningkatan Produksi menunjukkan penambahan jumlah hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara produksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas tetap atau menurun. 3. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk : a) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan meningkat dengan menggunakan sumber daya (input) yang sama. b) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya (input) yang lebih sedikit. c) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya (input) yang relatif lebih kecil 4. Sumber daya manusia memegang peranan yang utama dalam proses peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia. Secara umum Produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang dan jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Misalnya saja Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output / input. Masukan sering dibatasi dengan 26

4 masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa : Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang- barang. Produktivitas juga diartikan sebagai : a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil b. Perbedaan atara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum. Maka Produktivitas dapat dihitung sebagai berikut Hubungan Produktivitas Dengan Efisiensi dan Efektifitas Efektivitas berorientasi pada hasil atau keluaran (output) yang lebih baik dan efisiensi berorientasi pada Input dan sering digunakan secara bersamaan, sehingga sering mengaburkan arti sesungguhnya. Beberapa definisi dari efektivitas dan efisiensi : Efektivitas merupakan derajat pencapaian output dari sistem produksi Efisiensi adalah ukuran yang menunjuk sejauh mana sumber-sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Jika efektivitas berorientasi pada hasil atau keluaran (output) yang lebih baik dan efisiensi berorientasi pada masukan (input) yang lebih sedikit, maka produktivitas berorientasi pada keduanya. Jika efektivitas membandingkan hasil yang dicapai dan efisiensi membandingkan masukan sumber daya yang digunakan maka produktivitas membandingkan hasil 2

5 yang dicapai dan sumber daya yang digunakan, yang dapat dihitung dengan rumus : Prinsip Manajemen dalam Produktivitas adalah : Efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan sumber daya Produktivitas adalah kombinasi dari efektivitas dan efisiensi Kesalahan Pengertian Mengenai Produktivitas Pertama, Produktivitas bukanlah produksi atau yang merupakan ukuran dari produksi. Produksi adalah unjuk laku dan hasil-hasil yang dicapai adalah komponen - komponen dari usaha-usaha produktivitas. Antara produksi dengan produktivitas haruslah dibedakan. Kalau produksi berdimensi satu dan berhubu ngan dengan pertanyaan how much?, maka produktivitas memiliki dua dimensi dan berhubungan dengan pertanyaaan how well?. Jadi peningkatan produksi tidak otomatis meningkatkan produktivitas, bahkan produksi dapat meningkat sedangkan produktivitas menurun. Produksi tertuju dengan aktivitas produksi barang/jasa. Sedangkan produktivitas tertuju dengan efisien penggunaan sumber (input) dalam produksi barang/jasa (output) Kedua, Produktivitas bukan efisiensi. Pengertian efisiensi selalu berorientasi ke input. Tindakan yang efisien berarti menghemat penggunaan input atau dapat mendekati suatu standar tertentu. Ketiga, produktivitas bukan pengukuran kerja (work measurement ). Konsep pengukuran kerja bertujuan untuk mengetahui jumlah jam kerja yang dibutuhkan 28

6 oleh seorang pekerja dalam menyelesaikan suatu tugas yang sesuai dengan suatu standar tertentu. Keempat, produktivitas bukan profitabilitas. Konsep profitabilitas merupakan konsep finansial yang diperoleh dengan mengurangi nilai penjualan dengan nilai biaya. Karena dinyatakan dalam nilai (rupiah) maka nilai profitabilitas sangat dipengaruhi oleh variabel harga (baik harga input maupun harga output). Pada umumnya faktor-faktor yang menentukan tingkat harga berada di luar kontrol perusahaan. Suatu perusahaan disebut produktif kalau dapat mempertahankan tingkat output dengan penggunaan input yang semakin berkurang atau meningkatkan output dengan tidak menambah input. Jadi masalah hubungan input dan output berada dalam kontrol perusahaan. Dalam situasi pasar barang yang disebutkan di atas dapat saja terjadi suatu perusahaan yang tidak produktif akan mengalami kerugian yang besar. Sebaliknya perusahaan yang produktif meskipun pasar sedang lesu tetap dapat mencapai laba positif. Dari uraian terdahulu dapat diketahui bahwa konsep produktivitas adalah hubungan antara output dan input. Jadi orientasi bukan tertuju hanya pada output atau pada input melainkan kepada keduanya. Oleh karena itu konsep produktivitas adalah lebih luas dari konsep-konsep yang hanya berorientasi pada satu segi saja. (seperti efisiensi, produksi dan efektivitas). Jadi dalam kegiatan pengukuran produktivitas maka perlu diukur baik output maupun input. Hubungan antara output dan input biasanya dinyatakan dalam rasio atau indeks (perbandingan rasio dengan rasio). Dapat pula hubungan itu dinyatakan dalam fungsi produksi (seperti dalam bentuk Cobb-Douglas). 29

7 4.1.4 Komponen Dalam Produktivitas Komponen dalam produktivitas mencakup : 1. Output, yaitu semua produk produk utama dan sampingan 2. Input, diantaranya : a. Tenaga kerja : buruh langsung, buruh tak langsung b. Modal : investasi, mesin, peralatan, dll c. Energi : listrik, gas, batubara, dl d. Informasi : harga pasar, standar-standar,peraturan, dll e. Bahan baku : langsung dan tak langsung f. Data : yang akan diproses sehingga menghasilkan informasi Sehingga produktivitas perusahaan dapat dihitung sebagai berikut : Ps adalah produktivitas sistem. Dalam perhitungan ini, baik output maupun input harus dikuantifikasikan. Output: Positif : menghasilkan penerimaan Negatif : menimbulkan pengeluaran Input Menjadi biaya/pengeluaran Ps dapat dinaikkan dengan cara : 1. Kualitas unsur-unsur penyebut diperbaiki 2. Pengendalian input Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara : 1. Menaikkan output dengan input tetap 2. Menurunkan input dengan output tetap 3. Menaikkan output dan menurunkan input 30

8 4. Menurunkan input dengan tajam dan menurunkan output 5. Menaikkan output dengan tajam dan menaikkan input Dari kelima cara di atas, maka cara ketiga yaitu dengan menaikkan output sekaligus menurunkan input adalah cara yang terbaik. Produktivitas seringkali diidentifikasi dengan efisiensi dalam arti suatu rasio antara keluaran (output) dan masukan (input). Sebagai ukuran efisiensi, produktivitas kerja manusia, maka rasio tersebut umumnya berbentuk keluaran yang dihasilkan oleh aktivitas kerja dibagi dengan jam kerja (man hours) yang dikontribusikan sebagai sumber masukan dengan rupiah atau unit produksi lainnya sebagai dimensi tolak ukurannya. Masih ada pula sumber masukan lainnya yang tidak bisa atau sulit untuk dinilai dan diukur besarnya, akan tetapi cukup penting dalam penentuan tingkat produktivitas kerja. Faktor ini dikenal sebagai masukan bayangan (invisible input), antara lain : Tingkat pengetahuan (degree of knowledge) Kemampuan teknis (technical skill) Metodologi kerja dan pengaturan organisasi (managerial skill) Motivasi kerja Berdasarkan hal-hal tersebut, produktivitas secara umum akan diformulasikan sebagai berikut : 31

9 4.1.5 Siklus Produktivitas Peningkatan Produktivitas bukanlah suatu pekerjaan yang sekali jadi, tetapi merupakan suatu proses. Proses yang berkelanjutan sehingga merupakan suatu siklus yang kita sebut sebagai Siklus Produktivitas. Gambar 4.1 Siklus Produktivitas Sebuah perusahaan yang akan menjalankan program produktivitas secara formal, pertama kali haruslah melakukan pengukuran produktivitas. Setelah tingkat produktivitas diketahui, kita akan mengevaluasi atau membandingkannya dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya. Berdasarkan pada evaluasi ini tingkat produktivitas yang ditargetkan, direncanakan, baik rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang. Untuk mengetahui seberapa jauh perbaikan tersebut membawa hasil, maka haruslah dilakukan pengukuran produktivitas kembali. Jadi siklus ini berlanjut sepanjang program produktivitas dijalankan di dalam perusahaan atau organisasi tersebut. 4.2 Pengukuran Produktivitas Pengukuran Produktivitas merupakan satu cara untuk meningkatkan produktivitas. Hasil pengukuran pada suatu waktu merupakan patokan bagi peningkatan produktivitas di waktu yang akan datang. 32

10 Manfaat pengukuran produktivitas untuk tingkat perusahaan diantaranya : a. Perusahaan dapat menilai efisiensi penggunaan sumberdaya dalam menghasilkan barang atau jasa. b. Berguna untuk perencanaan sumberdaya baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. c. Dapat dipakai untuk menyusun kembali tujuan ekonomi dan non ekonomi perusahaan. d. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat produktivitas pada saat ini dapat direncanakan target tingkat produktivitas di masa mendatang. David Bain mengemukakan alasan mengapa sulit untuk mendesain, melaksanakan dan mengambil manfaat dari ukuran yang berarti itu karena : a. Ukuran cendrung terlalu luas b. Ukuran biasanya berorientasi pada aktivitas daripada berorientasi pada hasil yang dicapai c. Perusahaan biasanya segan untuk melakukan pengukuran terhadap penggunaan sumber. Dalam dunia usaha dan organisasi pelayanan kadangkadang timbul keseganan untuk melakukan pengukuran terhadap sumbersumber yang dimaksudkan untuk menaksir kemajuan perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya Kriteria Pengukuran Produktivitas yang berarti Pengukuran produktivitas yang lebih teliti dan lebih berguna dalam meningkatkan produktivitas tersebut, menurut David Bain, hendaknya memenuhi beberapa 33

11 kriteria yang dapat membantu kita untuk memiliki ratio produktivitas berarti, seperti berikut di bawah ini : a. Validitas (keabsahan) Ukuran yang valid adalah ukuran yang dapat secara tepat menggambarkan perubahan dari input menjadi output dalam proses yang sebenarnya. b. Completeness (kelengkapan) Kelengkapan berhubungan dengan ketelitian dengan mana seluruh output atau hasil yang didapat dan input dari sumber yang digunakan dapat diukur dan termasuk didalam ratio produktivitas tersebut. Misalnya dalam menentukan manhours pada suatu perusahaan manufacturing, kita tidak dapat melihat dari jam kerja pekerja langsung saja tetapi juga harus melihat jam kerja dari pekerja tidak langsungnya sebagai input sumber. c. Comparability (dapat dibandingkan) Produktivitas adalah ukuran relatif. Kita mengukur lalu membandingkannya sekarang dengan kemarin, bulan ini dengan bulan lalu, atau tahun ini dengan tahun lalu. d. Timeliness (waktu yang tepat) Memastikan bahwa data yang dihasilkan cukup tepat bagi manager untuk mengambil tindakan bila ada persoalan yang timbul. Pengukuran produktivitas dimaksudkan sebagai alat yang efektif bagai manajemen, sehingga harus dikomunikasikan pada setiap manager yang bertanggungjawab pada bidangnya.dalam waktu yang secepat-cepatnya tetapi masih dalam batas-batas yang masih praktis untuk dilakukan. 34

12 4.2.2 Tipe Dasar Pengukuran Produktivitas Menurut J. Sumanth, beberapa tipe dasar pengukuran produktivitas adalah o Produktivitas Parsial Adalah perbandingan antara output dengan salah satu faktor input. Disebut juga produktivitas factor tunggal. Misalnya produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial bagi input tenaga kerja yang diukur berdasarkan rasio output terhadap tenaga kerja. o Produktivitas Dua Faktor Adalah perbandingan antara output bersih dengan input tenaga kerja dan kapital, dimana input bersih adalah output total dikurangi jumlah nilai barang dan jasa yang dibeli. o Produktivitas Total Adalah perbandingan agregat output dengan agregat input 4.3 Metode Pengukuran Produktivitas Model Marvin E. Mundel Dengan metoda ini Indeks Produktivitas dapat diukur sebagai berikut : Dimana : o IP = Index Productivity o AOMP = Aggregated Output, Measured Period, yaitu total Output pada waktu pengukuran. 35

13 o RIMP = Resource Input, Measured Period yaitu Total Input yang digunakan pada waktu pengukuran. o AOBP = Aggregated Outputs, Base Period yaitu Total Output pada waktu dasar pengukuran. o RIBP = Resource Inputs, Base Period yaitu Total Input yang digunakan pada waktu dasar pengukuran. AOMP/RIMP disebut sebagai Current Performance Index (CPI) pada waktu pengukuran. AOBP/RIBP disebut sebagai Base Performance Indeks (BPI) pada waktu dasar. AOMP/AOBP disebut sebagai Output Index (OI) yaitu perbandingan pada waktu pengukuran dengan waktu dasar pengukuran. RIMP/ RIBP disebut sebagai Input Index (II) yaitu perbandingan input pada waktu pengukuran dengan pada waktu dasar pengukurannya. Jadi pengukuran ini pada dasarnya adalah membandingkan antara produktivitas pada waktu pengukuran dengan pada waktu dasarnya. Indeks Produktivitas pada waktu dasar pengukuran adalah 100, sehingga indeks produktivitas pada waktu pengukuran ada tiga macam, yaitu : 1. IP < 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran lebih kecil dibandingkan dengan produktivitas waktu dasar pengukuran. 2. IP = 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran sama dengan produktivitas waktu dasar pengukuran. 3. IP > 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran lebih besar dibandingkan dengan produktivitas waktu dasar pengukuran. 36

14 Semakin baik produktivitas suatu perusahaan berarti semakin naik IP-nya (diatas 100) Metode Pengukuran Produktivitas Parsial Pengukuran produktivitas parsial akan mengukur produktivitas unit proses secara spesifik sehingga lebih obyektif, mudah dipantau, dipelihara dan diperbaiki. Produktivitas keseluruhan akan baik jika produktivitas parsialnya baik. Jadi peningkatan produktivitas total dapat dilakukan dengan memperbaiki produktivitas parsial. Metode pengukuran produktivitas parsial : 1. Model APC 2. Habberstad Productivity Wheel 3. Objective Matrix (OMAX) Metode OMAX (Objective Matrix) Model sistem penilaian ini pertama kali dikembangkan di Oregon State University oleh seorang profesor produktivitas di Departement of Industrial Engineering yaitu James L. Riggs. OMAX adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas dari tiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut. Model pengukuran produktivitas OMAX mengatasi masalah- masalah kerumitan dan kesulitan pengukuran produktivitas dengan mengkombinasikan seluruh criteria produktivitas yang penting dalam suatu bentuk matrix yang terpadu dan saling terkait satu sama lain, sehingga mudah untuk dikomunikasikan. 3

15 Dalam pengukuran kinerja, metode ini dipergunakan dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada saat pengukuran kinerja yang didalamnya terdapat unsur manusia. Permasalahannya adalah pengaruh sifat manusia yang sulit diukur. Hal tersebut diatasi dengan menerjemahkan kinerja manusia ke dalam sesuatu yang lebih kuantitatif. Langkah langkah yang dilakukan dalam proses OMAX adalah : Gambar 4.2. Langkah proses dalam OMAX Dari kesebelas blok tersebut, terdapat tiga aspek yang terpenting yaitu : 1. Awareness, yaitu a. Mengerti masalah produktivitas b. Ada kemungkinan peningkatan produktivitas c. Mampu meningkatkan produktivitas 2. Improve a. Know how to do it (Mengetahui Bagaimana Melakukannya) b. Mampu dan mau menjalankan perbaikan 38

16 3. Maintenance a. Mempertahankan kemajuan b. Memelihara semangat untuk maju Struktur OMAX Pengukuran dengan OMAX dilakukan pada sebuah matriks objektif. Bentuk matriks tersebut sebagai berikut : Tabel 4.1. Struktur OMAX 39

17 Keterangan : A. Blok Pendefinisian, terdiri atas : 1. Kriteria produktivitas, yaiyu kriteria yang menjadi ukuran produktivitas pada bagian atau departemen yang akan diukur produktivitasnya. Misalnya untuk departemen produksi yang menjadi kriteria adalah Output / jam, Scrap/100 unit, dll.kriteria sebaiknya lebih dari satu. 2. Performansi sekarang, yaitu nilai tiap produktivitas berdasarkan pengukuran terakhir. Misalnya Output / jam = 100, Scrap / 100 Unit. B. Blok Kuantifikasi, terdiri atas : 1. Skala, yaitu angka-angka yang menunjukan tingkat performansi dari pengukuran tiap kriteria produktivitas terdiri dari sebelas bagian dari 0 sd 10. Semakin besar skala, semakin baik produktivitasnya. Kesebelas Skala tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a) Level 0, yaitu nilai produktivitas yang terburuk yang mungkin terjadi. b) Level 3, yaitu nilai produktivitas performansi sekarang. c) Level 10, yaitu nilai produktivitas yang diharapkan sampai periode tertentu. Kenaikan nilai produktivitas disesuaikan dengan cara Interpolasi. 1. Skor, yaitu nilai leveldimana level pengukuran produktivitas berada. Misalnya, jika Output / jam = 100 terletak di level 5, maka skor untuk pengukuran itu adalah 5. Jika terdapat pengukuran yang tidak tepat sesuai angka pada matriks, lakukan pembulatan ke bawah. 40

18 2. Bobot, yaitu besarnya bobot dari tiap kriteriaa produktivitas terhadaap total produktivitas. Jumlah bobot dari tiap kriteria adalah Nilai, merupakan perkalian tiap skor dengan bobotnya. 4. Indikator Produktivitas, merupakan jumlah dari tiap nilai Index Produktivitas (IP) maka dihitung sebagai prosentase kenaikan / penurunan terhadap performansi sekarang. Kriteria performansi sekarang = 300, Index Produktivitas adalah : 4.4. Perhitungan Produktivitas Metode Objektive Matrix (OMAX) Menentukan Level dan Nilai Masing masing Rasio Tentukan range / batasan tiap tiap rasio yang ada mulai dari level 0 10, dimana level 3 ditentukan sebagai performa saat ini atau rata rata dari performa rasio saat ini, sedangkan level 10 adalah target atau kondisi optimum sasaran yang diinginkan manajemen /perusahaan. Jika dalam hal ini nilai level 3 dan 10 sudah diketahui, maka untuk mengetahui nilai / range level 1 2 dan 4 9 dipergunakan cara interpolasi dengan rumus sebagai berikut: Dimana : Y1 = Value rata-rata actual kinerja saat ini Y2 = Value target produktivitas yang diharapkan manajemen. 41

19 Y3 = Value kinerja produktivitas hasil interpolasi / ekstrapolasi. X1 = Posisi level skor rata-rata actual kinerja dalam analisa Objective matrix. X2 = Posisi level skor target produktivitas yang diharapkan manajemen X3 = Posisi level skor yang akan diinterpolasi / ekstrapolasi Ratio 1 : Output OK Output Total Rata-rata : ( Level 3 ) Target : ( Level 10 ) Level 9 : ( 9-3 ) x ( 0,9955 0,9945 ) + 0,9945 = Level 8 : ( 8-3 ) x ( 0,9955 0,9945 ) + 0,9945 = Level : ( -3 ) x ( 0,9955 0,9945 ) + 0,9945 = Level 6 : ( 6-3 ) x ( 0,9955 0,9945 ) + 0,9945 =

20 Level 5 : ( 5-3 ) x ( 0,9955 0,9945 ) + 0,9945 = Level 4 : ( 4-3 ) x ( 0,9955 0,9945 ) + 0,9945 = Level 2 : ( 2-3 ) x ( 0,9955 0,9945 ) + 0,9945 = 0,9943 Level 1 : ( 1-3 ) x ( 0,9955 0,9945 ) + 0,9945 = 0,9942 Level 0 : ( 0-3 ) x ( 0,9955 0,9945 ) + 0,9945 = 0,9941 Ratio 2 : Output OK Run Time Rata-rata : ( Level 3 ) Target : ( Level 10 ) Level 9 : ( 9-3 ) x ( ) =

21 Level 8 : ( 8-3 ) x ( ) = Level : ( -3 ) x ( ) = Level 6 : ( 6-3 ) x ( ) = Level 5 : ( 5-3 ) x ( ) = Level 4 : ( 4-3 ) x ( ) = Level 2 : ( 2-3 ) x ( ) = Level 1 : ( 1-3 ) x ( ) = Level 0 : ( 0-3 ) x ( ) =

22 Ratio 3 : Down Time Run Time Rata-rata : 0,1064 ( Level 3 ) Target : 0,0958 ( Level 10 ) Level 9 : ( 9-3 ) x ( 0,0958 0,1064 ) + 0,1064 = 0,093 Level 8 : ( 8-3 ) x ( 0,0958 0,1064 ) + 0,1064 = 0,0988 Level : ( -3 ) x ( 0,0958 0,1064 ) + 0,1064 = 0,1003 Level 6 : ( 6-3 ) x ( 0,0958 0,1064 ) + 0,1064 = 0,1018 Level 5 : ( 5-3 ) x ( 0,0958 0,1064 ) + 0,1064 = 0,1034 Level 4 : ( 4-3 ) x ( 0,0958 0,1064 ) + 0,1064 = 0,

23 Level 2 : ( 2-3 ) x ( 0,0958 0,1064 ) + 0,1064 = 0,109 Level 1 : ( 1-3 ) x ( 0,0958 0,1064 ) + 0,1064 = Level 0 : ( 0-3 ) x ( 0,0958 0,1064 ) + 0,1064 = Ratio 4 : Output OK Man Power Cost per Unit Rata-rata : ( Level 3 ) Target : ( Level 10 ) Level 9 : ( 9-3 ) x ( ) = Level 8 : ( 8-3 ) x ( ) = Level : ( -3 ) x ( ) =

24 Level 6 : ( 6-3 ) x ( ) = Level 5 : ( 5-3 ) x ( ) = Level 4 : ( 4-3 ) x ( ) = Level 2 : ( 2-3 ) x ( ) = Level 1 : ( 1-3 ) x ( ) = Level 0 : ( 0-3 ) x ( ) =

25 Ratio 5 : Output OK Konsumsi Listrik Rata-rata : ( Level 3 ) Target : 24. ( Level 10 ) Level 9 : ( 9-3 ) x ( ) = Level 8 : ( 8-3 ) x ( ) = Level : ( -3 ) x ( ) = Level 6 : ( 6-3 ) x ( ) = Level 5 : ( 5-3 ) x ( ) = Level 4 : ( 4-3 ) x ( ) =

26 Level 2 : ( 2-3 ) x ( ) = Level 1 : ( 1-3 ) x ( ) = Level 0 : ( 0-3 ) x ( ) = Menentukan Bobot dan Penilaian Produktifitas Setelah nilal level diketahui, maka dilakukan pengukuran untuk mengetahui nilai produktifitas ditentukan terlebih dahulu bobot dari masing masing rasio yang diukur berdasarkan urutan kepentingan atau prioritas, dimana dalam hal ini yang menjadi pertimbangan utama adalah nilai ekonomis dan faktor safety / keselamatan Tabel 4.1. Kriteria Pertimbangan Bobot Rasio Kriteria Pertimbangan Besarnya Nilai yg dapat ditekan Panjangnya proses berhubungan dengan biaya produksi yg sudah 1 Output OK Output Total Paling Besar 2 Output OK Run Time ( RN ) Besar Lebih Besar 3 DownTime ( DT) Run Time ( RN ) Lebih Besar Paling Besar 4 Output OK Man Power Cost per unit 5 Output OK Konsumsi Listrik Besar 49

27 dikeluarkan Berpengaruh dengan unsur Tidak Tidak Ya Tidak Ada Safety Ditentukan Bobot TOTAL 100 Setelah bobot didefinisikan maka dimasukkan dalam table perhitungan Omax, sehingga didapat data produktivitas sebagai berikut :Tabel 5.2 Nilai Produktivitas Januari 2015 sd Juni 2015 Berdasarkan OMAX Januari Kriteria Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Nilai Aktual Level Keterangan Target Sangat Baik , Baik Range Nilai Level , Sedang 0, Buruk 0, SangatBuruk Score Aktual Bobot Nilai Produktivitas Nilai Produktivitas Total =

28 Februari Kriteria Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Nilai Aktual Level Keterangan Target Sangat Baik Baik Range Nilai Level Sedang Buruk SangatBuruk Score Aktual Bobot Nilai Produktivitas Nilai Produktivitas Total = 310 Maret Kriteria Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Nilai Aktual Level Keterangan Target Sangat Baik Baik Range Nilai Level Sedang Buruk SangatBuruk Score Aktual Bobot Nilai Produktivitas Nilai Produktivitas Total =

29 April Kriteria Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Nilai Aktual Level Keterangan Target Sangat Baik Baik Range Nilai Level Sedang Buruk SangatBuruk Score Aktual Bobot Nilai Produktivitas Nilai Produktivitas Total = 290 Mei Kriteria Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Nilai Aktual Level Keterangan Target Sangat Baik Baik Range Nilai Level Sedang Buruk SangatBuruk Score Aktual Bobot Nilai Produktivitas Nilai Produktivitas Total =

30 Juni Kriteria Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Nilai Aktual Level Keterangan Target Sangat Baik Baik Range Nilai Level Sedang Buruk SangatBuruk Score Aktual Bobot Nilai Produktivitas Nilai Produktivitas Total = 20 Tabel 4.2 Nilai Produktivitas Januari 2015 sd Juni 2015 Overall Productivity Jan Feb Mar Apr Mei Jun AVG

31 4.5. OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS ( OEE ) LINE ASSEMBLY KALENG CAT 1 KG / TYPE 40 Formula : OEE = AVAILABILITY X PERFORMANCE RATE X QUALITY/DEFECT RATE Availibility : merupakan waktu mesin / alat berada dalam kondisi siap pakai terdiri dari Break Down dan Setup/Adjustment. Performance Rate : merupakan nilai kinerja yang dicapai oleh kegiatan produksi, terdiri dari Small Stops dan Slow Running. Quality Rate : merupakan nilai keberhasilan yang diukur dari kualitas produk, terdiri dari Startup Defect dan Production Defect. x 100 x 100 x 100 Dengan menggunakan Formula di atas dapat kita hitung Efektivitas dari Mesin di Line Assembly Kaleng Cat 1 Kg / Type 40 sebelum perbaikan maupun setelah dilakukan langkah-langkah perbaikan. 54

32 Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Periode Januari sd Juni 2015 ) : Availability = x = 9.34 % Performance Rate = X x 80 = % Quality Rate = x = % Jadi OEE selama enam bulan adalah : 9.34 % x % x % atau x x = atau % Adapun jika pedoman hasil OEE yang berstandar Internasional ( Word Class ) pada umumnya kita bandingkan dengan hasil OEE sebelum maupun setelah dilakukan perbaikan adalah seperti Tabel di bawah ini. 55

33 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Overall Equipment Effectiveness KRITERIA PT.MMII WORD CLASS Availability Rate 9.34 % 90 % Performance Rate % 95 % Quality Rate % % OEE % 85 % Dari hasil perhitungan OEE di atas, terlihat bahwa baik untuk Availability Rate maupun Performance Rate masih sangat jauh dari standar OEE Word Class, sedangkan Untuk Quality Rate sudah mendekati dari Word Class sehingga perlu peningkatan lebih lanjut di ketiga category. 56

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan Adam Smith tahun 1810. Inti konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian produktivitas Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (Output) dan masukan (Input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah output yang

Lebih terperinci

Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja

Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja organisasi total, yaitu kemampuan memperoleh keuntungan Tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Menurut Gasperz V (2000), produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produktivitas 1 Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan finansial. Pengertian produktivitas secara teknis adalah pengefesiensian

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kajian literatur induktif dan deduktif. Kajian induktif adalah kajian yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari penelitian - penelitian

Lebih terperinci

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas TEKNIK ANALISA LAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS SUMMANTH & OBJECTIVE MATRIX (OMAX) GUNA MENUNJANG PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL PRIBADIYONO Simposium Riset Ekonomi II TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran

Lebih terperinci

Model Pengukuran Produktivitas

Model Pengukuran Produktivitas Model Pengukuran Produktivitas Objective Matrix (OMAX) American Productivity Center (APC) Model Craig Haris Marvin E Mundel (1976) Model ini mengukur produktivitas total dengan cara membandingkan antara

Lebih terperinci

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan evaluasi untuk meninjau tingkat produktifitas perusahaan dengan menggunakan metode APC dimana metode ini sangat pas digunakan dalam

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan atau sebagian sumberdaya (input) yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pengertian Proses Dalam Operations Management for Competitive Advantage, Tenth Edition, Chase, Jacobs, Aquilano (2004, pp 102) memberikan pengertian bahwa proses adalah bagian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI Bakhtiar, Diana, Fariz Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh bakti66@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2016), Vol. 4 No. 1, 1 8 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Malang e-mail: 411210021@student.machung.ac.id;yuswono.hadi@machung.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Produktivitas Peningkatan produktivitas merupakan motor penggerak kemajuan ekonomi dan keuntungan perusahaan. Produktivitas juga penting untuk meningkatkan upah dan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.3 Pengumpulan Data

3 METODOLOGI. 3.3 Pengumpulan Data 20 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli - September 2011 di Dok Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan (UPT BTPI), Muara Angke, Jakarta.

Lebih terperinci

Analisa Produktivitas Proses Perakitan Pada Produksi Ban Memakai Metode OEE

Analisa Produktivitas Proses Perakitan Pada Produksi Ban Memakai Metode OEE TUGAS AKHIR Analisa Produktivitas Proses Perakitan Pada Produksi Ban Memakai Metode OEE Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Djoko

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Definisi Produktivitas Definisi secara umum pengertian produktivitas adalah perbandingan masukan dan keluaran. Masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh

Lebih terperinci

Analisis Peningkatan Produktivitas Di Lantai Produksi dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) *

Analisis Peningkatan Produktivitas Di Lantai Produksi dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) * Reka Integra ISSN 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Analisis Peningkatan tivitas Di Lantai si dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KAITANNYA DENGAN PENGUPAHAN

APLIKASI SISTEM PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KAITANNYA DENGAN PENGUPAHAN JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 8, NO. 2, DESEMBER 2006: 114-121 APLIKASI SISTEM PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KAITANNYA DENGAN PENGUPAHAN Pribadiyono Masyarakat Produktivitas Jawa Timur (MPJ) E-mail: pribadiyono@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia Heru Winarno 1) dan Setiyawan 2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya Banten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI dalam sebuah makalah yang disusun dan ditulis oleh Francis Quesnay

BAB II LANDASAN TEORI dalam sebuah makalah yang disusun dan ditulis oleh Francis Quesnay BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Produktivitas Definisi dari produktivitas pertama kali muncul pada tahun 1776 dalam sebuah makalah yang disusun dan ditulis oleh Francis Quesnay yang berasal dari Perancis.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Metode Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E Mundel Berikut ini akan disajikan data yang diperlukan dalam pengolahan data dengan menggunakan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Konsep Dasar Produktivitas Jika ukuran keberhasilan produksi dipandang hanya dari segi output saja, maka ukuran produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu sisi input

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA DEPARTEMEN PRODUKSI PT. MACROPRIMA PANGANUTAMA

TUGAS AKHIR ANALISA PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA DEPARTEMEN PRODUKSI PT. MACROPRIMA PANGANUTAMA TUGAS AKHIR ANALISA PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA DEPARTEMEN PRODUKSI PT. MACROPRIMA PANGANUTAMA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian ini merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapantahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian yang

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Penelitian ini disajikan dalam langkah-langkah seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini. Penyajian secara sistematis dibuat agar

Lebih terperinci

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) *

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) * Reka Integra ISSN:2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT.

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT. PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT. ITS Jakarta) Robertus Tang Herman*), Faisal Safa*), Rhiren R. Mukti*) Binus University,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal balik (dua arah) yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Kakao Mas Gemilang dan pengambilan data dilakukan pada department teknik dan produksi. 3.2. Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung)

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung) PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung) TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang dibentuk dengan tujuan ekonomi dalam melakukan kegiatan usahanya. Untuk mencapai tujuan ekonomi tersebut maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Mesin atau peralatan yang menjadi objek penelitian adalah pada bagian pengeringan di PT. XYZ yaitu pada mesin Dryer Twind. Karena mesin ini bersifat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LADASA TEORI Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung, diperoleh dari mata kuliah yang pernah didapat dan dari referensi-referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Produktivitas Definisi dari produktivitas pertama kali muncul pada tahun 1776 dalam sebuah makalah yang disusun dan ditulis oleh Francis Quesnay

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian perlu dibuat urut-urutan proses pengerjaan yang dilakukan. Urut-urutan proses pengerjaan tersebut disebut Metodologi Penelitian. Hal ini

Lebih terperinci

Productivi ty = Measurement. Productivity: Definition. Proses produksi. Beberapa pengertian produktivitas yang lain adalah

Productivi ty = Measurement. Productivity: Definition. Proses produksi. Beberapa pengertian produktivitas yang lain adalah Productivity Measurement etika_muslimah@yahoo.com Proses produksi adalah suatu proses transformasi yang merubah beberapa input menjadi output. NPUT PRSES UTPUT Gambar 1. Proses Produksi 1 Produktivitas

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Secara Umum Pengertian produktivitas

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Secara Umum Pengertian produktivitas 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Secara Umum 2.1.1 Pengertian produktivitas Produktivitas dapat diartikan sebagai campuran (compound) dari produksi dan aktivitas, dimana daya produksi menjadi penyebabnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Bridgestone Tire Indonesia, merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan produk ban. Agar perusahaan tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di dunia Industri dari tahun ketahun berkembang sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna) kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna) kerja yang Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha peningkatan Produktivitas harus selalu diperhatikan sebagai upaya mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri, terutama untuk masalah produksi. Perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri, terutama untuk masalah produksi. Perusahaan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan antar perusahaan merupakan hal yang biasa dalam dunia industri, terutama untuk masalah produksi. Perusahaan dapat memenangkan persaingan dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Dari penelitian menerangkan bahwa, Perancangan kerja merupakan suatu disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prosedur dan prinsip

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap industri manufaktur berusaha untuk efektif, dan dapat berproduksi dengan biaya produksi yang rendah untuk meningkatkan produktivitas. Usaha ini diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas 2.1.1 Definisi Produktivitas Produktivitas menurut Sinungan (2005) diartikan sebagai perbandingan antara nilai yang dihasilkan suatu kegiatan terhadap nilai semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan komparatif yang didukung oleh sumber daya alam dalam pembangunan sektor pertanian. Sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT. PUMARIN (Pusaka Marmer Indahraya), yaitu sebuah perusahan yang bergerak

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL. Daniel Roy Sibarani

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL. Daniel Roy Sibarani PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL Daniel Roy Sibarani Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance Program perawatan yang melibatkan semua pihak yang terdapat dalam suatu perusahaan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Mutu (Quality Control) 2.1.1. Pengertian pengendalian mutu (quality control) Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control) yang berkembang di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. data yang diperoleh pada bab ini akan digunakan untuk mengukur nilai indikator

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. data yang diperoleh pada bab ini akan digunakan untuk mengukur nilai indikator BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Dalam bab ini penulis mengumpulkan dan mengolah data untuk mengukur nilai produktivitas dari aktivitas pemeliharaan gedung di PT. XYZ. Dimana data data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan Adam Smith tahun 1810. Inti konsep adalah bagaimana output akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia industri semakin meningkat, efisiensi produksi semakin menjadi tuntutan yang tidak bisa dihindarkan. Jika hal ini tidak diperhitungkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasi, penelitian dibedakan menjadi tiga, yaitu deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA Meisarah Sabrina Arifianty (1) Rani Rumita (2) Program Studi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA 39410112 LATAR BELAKANG Peningkatan Produktivitas Overall Equipment Effectiveness

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis kinerja fungsional dari proses perbaikan yang terjadi di PT. Smelting dan dengan membandingkan dengan pendekatan BSC, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance Program perawatan yang melibatkan semua pihak yang terdapat dalam suatu perusahaan untuk dapat

Lebih terperinci

serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. BAB 2 LANDASAN TEORI

serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. BAB 2 LANDASAN TEORI rancangan perbaikan. Bab keenam merangkum kesimpulan dari kajian yang telah dilakukan serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Konsep Produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan agroindustri memiliki tujuan memberi nilai tambah pada produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang semua bekerja secara

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Pengantar Manajemen Pemeliharaan P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Topik Bahasan Perkembangan manajemen pemeliharaan Sistem pemeliharaan Preventive maintenance (PM) Total

Lebih terperinci

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang Yustine Intan Dwi Wijaya1), Ilham Priadythama2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban Tofiq Dwiki Darmawan *1) dan Bambang Suhardi 2) 1,2) Program

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 35 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kriteria Produktivitas dan Indikator Kinerja Kriteria-kriteria yang akan diukur meliputi kriteria efisiensi, kriteria efektivitas, dan kriteria inferensial. Kriteria efisiensi

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 USULAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN HASIL ANALISIS PENGUKURAN OBJECTIVE

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKTIVITAS

MANAJEMEN PRODUKTIVITAS MANAJEMEN PRODUKTIVITAS Oleh : Nurmayetti, SH Fungsional Mediator Hubungan Industrial Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov Sumbar I. PENDAHULUAN Manajemen produktivitas adalah sebagai hasil yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Pada bab ini, akan dibahas mengenai tinjauan pustaka dari metode yang akan digunakan dalam penelitian dan dasar teori. 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu

Lebih terperinci

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya Sutiyono FTI-UPN Veteran Jawa Timur Abstraksi Pengukuran produktivitas itu penting

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI Bab 2 ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang membandingkan penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian yang sekarang dilakukan, dan membahas tentang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) Oleh : MOCHAMAD ROMADHANI NBI : 411306085 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Nama : Subur Widodo NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015

Disusun Oleh : Nama : Subur Widodo NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 LAPORAN KERJA PRAKTEK Pengukuran dan Analisis Produktivitas Line Assembly Kaleng Cat 1 Kg / Type 407 Dengan Methode Objective Matrix ( OMAX ) di Dept. Can Making 2 (Studi Kasus: PT. Multi Makmur Indah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya perusahaan. Semakin berkembangnya industri semakin banyak pula teknologi yang dikembangkan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart Mulai Survey Perusahaan Identifikasi Maslah Rumuskan Masalah Menetapkan Tujuan Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULA DA SARA 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang sudah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Adapun rasio yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

2 BAB II 3 TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II 3 TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II 3 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kajian literatur induktif dan deduktif. Kajian induktif adalah kajian yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari penelitian - penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1.Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan OEE di PT. XYZ dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan mesin di mesi reaktor R-102

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PG.KREBET BARU MALANG

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PG.KREBET BARU MALANG 80 Pengukuran dan Analisis Produktivitas...(R.Faridz, dkk) PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PG.KREBET BARU MALANG Raden Faridz, Burhan, dan Adelya

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI DI PABRIK GULA TOELANGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X SIDOARJO DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI DI PABRIK GULA TOELANGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X SIDOARJO DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI DI PABRIK GULA TOELANGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X SIDOARJO DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) Productivity Analysis of Toelangan Sugar Factory PTPN X Sidoarjo at

Lebih terperinci

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T.

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T. PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa menjelaskan konsep dan tujuan methods engineering Capaian Pembelajaran Pada akhir semester

Lebih terperinci

ANALISA PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DI PT. MARGA CIPTA PRESISI

ANALISA PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DI PT. MARGA CIPTA PRESISI ANALISA PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DI PT. MARGA CIPTA PRESISI TUGAS AKHIR Program Studi Teknik Industri S-1 Nama : Lince Yuniati NIM : 01602-025 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX ABSTRAK

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX ABSTRAK PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX Riani Nurdin, Yasrin Zabidi Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN Achmad Said, Joko Susetyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIFITAS MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus: PT. Moradon Berlian Sakti)

ANALISIS PRODUKTIFITAS MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus: PT. Moradon Berlian Sakti) ANALISIS PRODUKTIFITAS MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus: PT. Moradon Berlian Sakti) Prima Fithri 1, Indra Firdaus 2 1 Dosen Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

atau keluaran yang dihasilkan dari proses.

atau keluaran yang dihasilkan dari proses. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas merupakan hal yang mendasar yang harus ada pada setiap perusahaan. Setiap industri tentunya akan selalu meningkatkan produktivitas untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian tiang pancang Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu, beton, dan atau baja, yang digunakan untuk meneruskan (mentransmisikan) beban-beban

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori

Bab II Landasan Teori Bab II Landasan Teori 2.1 Pengertian Produktivitas 2.1.1 Definisi Konsep produktivitas pertama kali muncul pada tahun 1776 dalam makalah yang disusun oleh Quesnay dari prancis. Menurut Walter Aigner dalam

Lebih terperinci

Analisis Produktivitas dengan Metode Objective Matrix (OMAX) di PT. X

Analisis Produktivitas dengan Metode Objective Matrix (OMAX) di PT. X Analisis Produktivitas dengan Metode Objective Matrix (OMAX) di PT. X Fitri Agustina 1 dan Nina Aris Riana Program Studi Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO. BOX. 02 Telp:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil adalah realitas bahwa produktivitasnya rendah. Sudah menjadi pengertian

BAB I PENDAHULUAN. kecil adalah realitas bahwa produktivitasnya rendah. Sudah menjadi pengertian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu motor penggerak krusial bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi lokal. UKM memiliki kontribusi yang besar terhadap

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA LINE POUCH PT.XYZ

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA LINE POUCH PT.XYZ PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA LINE POUCH PT.XYZ Debby Anastasya, Bambang Purwanggono. *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DATA 4.1 GambaranUmumPerusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan PT. XYZ adalah suatu perusahaan manufactur pembuatan resin paper dan textile. Berdasarkan filosofi manajemen kepuasan pelangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berkompetisi antar perusahaan industri kini semakin tinggi, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk selalu memperbaiki kinerja sistem industri yang

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS DI PT. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS DI PT. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS DI PT. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) Fani Tania, Mujiya Ulkhaq *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses operasional kapal laut yang berlangsung dalam suatu industri pelayaran semuanya menggunakan mesin dan peralatan. Menurut Siringoringo dan Sudiyantoro (2004)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini kemajuan sektor ekonomi meningkat dengan pesat, industri berkembang di segala bidang, baik industri barang maupun jasa, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan persaingan bisnis di dunia mengakibatkan banyak sekali perusahaan perusahaan berlomba untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar, hal ini membuat perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas Dewasa ini kesadaran akan perlunya peningkatan produktivitas semakin meningkat, karena adanya suatu keyakinan bahwa perbaikan produktivitas akan memberikan kontribusi

Lebih terperinci