serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 rancangan perbaikan. Bab keenam merangkum kesimpulan dari kajian yang telah dilakukan serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Konsep Produktivitas Dewasa ini kesadaran akan perlunya peningkatan produktivitas semakin meningkat, karena adanya suatu keyakinan bahwa perbaikan produktivitas akan memberikan kontribusi positif dalam perbaikan ekonomi. Adanya peningkatan produktivitas dapat diartikan adanya perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil kerja, sampai dengan peningkatan pemberdayaan sumber dana dan sumber-sumber produksi lainnya. Pengertian produktivitas menurut Sinungan (2000) terdiri dari tiga kelompok rumusan yaitu: 1. Rumusan tradisional, dimana produktivitas adalah rasio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang digunakan(input). 2. Produktivitas pada dasarnya merupakan suatu sikap mental yang selalu berusaha dan memiliki pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. 3. Produktivitas merupakan interaksi yang terjadi secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta R&D dan manajemen tenaga kerja.

2 Sadikin (2005), produktivitas merupakan pembagian nilai dari output produksi terhadap biaya input produksi. Produktivitas =... (2.1) Konsep produktivitas lebih luas dari konsep-konsep yang hanya berorientasi pada satu segi saja seperti efektifitas, efisiensi, dan produksi. Efektifitas adalah suatu ukuran untuk menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas dan waktu) telah tercapai, yaitu semakin besar persentase target yang dapat dicapai, berarti semakin tinggi tingkat efektifitasnya. Jadi konsep ini orientasinya lebih tertuju pada output sedangkan efisiensi adalah suatu ukuran yang membandingkan rencana penggunaan input dengan realisasi penggunaannya, semakin besar input yang dapat dihemat berarti semakin tinggi tingkat efisiensi. Jadi konsep ini orientasinya tertuju kepada input. Sedangkan yang dimaksud dengan input adalah volume dari semua sumber daya yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Secara umum konsep dan siklus produktivitas dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2. Lingkungan Input Proses Output Produktivita *Tenaga Kerja * Modal Proses transforma si nilai tambah Produk (Barang / ) Produktivitas sisprod (output:input ) jasa) * Material * Energi * Tanah Gambar 2.1 Sistem Produktivitas Dalam Industri ( Gasperz,2000) Umpan balik untuk pengendalian sisprod agar meningkatkan produktivitas

3 Gambar 2.1 Konsep Produktivitas ( Gasperz,2000) Gambar 2.2 Siklus Produktivitas (Gasperz,2000) Gambar 2.2 tampak bahwa siklus produktivitas merupakan suatu proses yang kontinu yang melibatkan aspek-aspek pengukuran, evaluasi, perencanaan dan peningkatan produktivitas. Berdasarkan konsep siklus ini, secara formal program peningkatan produktivitas harus dimulai melalui pengukuran produktivitas dari sistem industri itu sendiri. Untuk keperluan ini berbagai teknik pengukuran dapat digunakan dan dikembangkan dari memilih indikator pengukuran yang sederhana sampai yang lebih kompleks dan komprehensif. Apabila produktivitas dari sistem industri telah dapat diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual untuk dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara tingkat produktivitas aktual dan rencana (productivity gap) merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan produktivitas itu. Untuk mencari target produktivitas yang telah direncanakan itu, berbagai program formal dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas secara terus menerus. Siklus produktivitas itu diulang kembali secara kontinu untuk mencapai peningkatan produktivitas terus menerus dalam sistem industri. Mulyono (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu: 1. Intensitas modal.

4 2. Perubahan performansi ekonomi. 3. Perubahan komposisi angkatan kerja. 4. Riset dan pengembangan. 5. Organisasi dan manajemen. 6. Perubahan mutu kerja. 2.2 Unsur-unsur Produktivitas Unsur-unsur produktivitas terdiri dari tiga unsur penting, antara lain efisiensi, efektifitas dan kualitas. (Heusauer,1981) Efisiensi Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan input yang direncanakan dengan penggunaan input yang sebenarnya terlaksana. Efisiensi lebih mengacu kepada ukuran penggunaan sumber daya untuk mendapatkan hasil tertentu (input-based measurement). (Sinulingga, 2012) Efektifitas Efektifitas adalah pencapaian tujuan secara tepat dan cepat yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, waktu) telah tercapai. Konsep efektivitas berorientasi pada output. Ukuran efektivitas lebih mengacu kepada ukuran kesesuaian metode dalam mencapai sasaran yang ditetapkan. (Sinulingga, 2012) Kualitas Kualitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah terpenuhinya berbagai persyaratan (requirement), spesifikasi dan harapan (expectation). Unsur ini orientasinya hanya tertuju pada segi pengadaan masukan atau hanya pada segi keluaran dan segi distribusi (termasuk kepuasan konsumen) atau kedua-duanya.

5 Kualitas merupakan ukuran produk produktivitas, meskipun kualitas sulit diukur secara sistematis melalui rasio output atau input. Output yang berkualitas baik secara tidak langsung akan meningkatkan rasio output atau input dalam arti nilai tambah (Value Added), yang berarti meningkatnya rasio output atau input karena kualitas yang baik. 2.3 Jenis dan Pengukuran Produktivitas Jenis Produktivitas Menurut Sumanth, pada dasarnya ada tiga jenis produktivitas yaitu: 1. Produktivitas Total. Produktivitas total adalah rasio keluaran total terhadap semua faktor masukan. Jadi pengukuran produktivitas total mencerminkan pengaruh dari semua masukan dalam menghasilkan keluaran. 2. Produktivitas Faktor Total. Produktivitas faktor total adalah rasio keluaran bersih terhadap jumlah masukan faktor tenaga kerja dan faktor modal. Keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi dengan jumlah barang dan jasa yang dibeli. 3. Produktivitas Parsial. Produktivitas parsial adalah rasio keluaran terhadap salah satu faktor masukan. Sebagai contoh, produktivitas modal (rasio dari keluaran dengan masukan modal) adalah ukuran produktivitas parsial. Dari ketiga produktivitas diatas, baik keluaran ataupun masukan harus dinyatakan dalam bentuk tangible dan nilai produktivitasnya akan dihitung berdasarkan harga konstan pada periode dasar. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga, sehingga hanya jumlah dari masukan dan keluaran saja yang dipertimbangkan. Ukuran produktivitas bisa berupa ukuran produktivitas operasional ataupun finansial. Produktivitas operasional (operational productivity) adalah rasio unit output terhadap unit input.

6 Pembilang maupun penyebutnya merupakan ukuran fisik (dalam unit). Produktivitas finansial (financial productivity) juga merupakan rasio output terhadap input dengan angka pembilang atau penyebutnya dalam satuan uang. (Mc Graw Hill) Kriteria Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting di semua tingkatan ekonomi. Di beberapa negara maupun perusahaan pada akhir- akhir ini telah terjadi kenaikan minat pada pengukuran produktivitas. Pada tingkat perusahaan, pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Formula yang digunakan dalam pengukuran produktivitas menurut Sinungan (2008) adalah: Produktivitas =... (2.2) Menurut Edward J.Blocher (2001), rumus produktivitas sebagai berikut: Produktivitas Parsial =... (2.3) Produktivitas Total =... (2.4) Njiraini (2012), pengukuran produktivitas total adalah hubungan output total terukur dengan jumlah keseluruhan sumber daya input yang terukur. Produktivitas Total =... (2.5) Ukuran yang dapat dijadikan sebagai output dan input dalam produktivitas adalah sebagai berikut:

7 1. Ukuran output dapat dinyatakan dalam bentuk: a. Jumlah satuan fisik produk/jasa. b. Nilai rupiah produk/jasa. c. Nilai tambah. d. Jumlah pekerjaan. e. Jumlah laba kotor. 2. Ukuran input dapat dinyatakan dalam bentuk: a. Jumlah waktu. b. Jumlah tenaga kerja. c. Jumlah jam/orang. d. Jumlah biaya tenaga kerja. e. Jumlah jam mesin. f. Jumlah biaya penyusutan dan perawatan mesin. g. Jumlah material. h. Jumlah biaya material. i. Jumlah luas tanah. j. Jumlah seluruh biaya pengusahaan. Adapun kriteria yang harus dipenuhi dalam melakukan pengukuran produktivitas ada enam, (Sumanth,1994) yaitu: a. Validity (Keabsahan). Pengukuran produktivitas harus menggambarkan secara tepat perubahan dari masukan menjadi keluaran dalam proses produksi yang sebenarnya. Jumlah produk yang dihasilkan tiap satuan waktu kadang-kadang tidak dapat dijadikan suatu ukuran yang absah dikarenakan lama penyelesaian produk tidak sama.

8 b. Completeness (Kelengkapan). Pengukuran produktivitas harus mencakup seluruh masukan dan keluaran yang digunakan dan yang dihasilkan walaupun sulit untuk menghitung semua komponen yang terlibat baik komponen masuk maupun keluar. Kelengkapan dibutuhkan agar dapat menghasilkan pengukuran yang berarti. c. Compability (Dapat dibandingkan). Produktivitas merupakan suatu ukuran relatif, sehingga suatu badan usaha tidak dapaat dibandingkan dengan badan usaha lain. Tetapi dapat digunakan untuk periode waktu yang berbeda dalam suatu badan usaha. Pentingnya pengukuran produktivitas terletak pada kemampuan untuk dapat dibandingkan antara satu periode dengan periode lainnya atau terhadap ukuran standar. d. Inclusiveness (Ketermasukan). Suatu pengukuran produktivitas bukan hanya terletak pada pengukuran produktivitas, bukan hanya terletak pada pengukuran produksi, lingkup pengukuran harus diperluas meliputi pembelian, persediaan, personal, keuangan serta penjualan. e. Timeliness (Ketepatan waktu). Hasil pengukuran mengandung nilai informasi yang lebih besar bagi pihak manajemen untuk mengambil tindakan perbaikan. Agar informasi berfungsi secara tepat, periode waktu pengukuran harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. f. Cost Effectiveness (Keefektifan biaya). Pengukuran harus dilakukan dengan memperhatikan biaya-biaya yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan proses.

9 2.3.3 Model Pengukuran Produktivitas APC. Model APC (The American Productivity Center) menghubungkan pengukuran produktivitas dengan profitabilitas dan price recovery factor sebagai berikut:(sinulingga, 2012). Profitabilitas =... (2.6) = = x = Produktivitas x Faktor Perbaikan Harga Tiga formulasi matematika dari model APC (The American Productivity Center) sebagai berikut: a. Formulasi perhitungan angka indeks produktivitas dengan menggunakan harga-harga konstan pada periode satu (periode dasar). b. Formulasi perhitungan indeks produktivitas dengan menggunakan harga berlaku. c. Formulasi perhitungan angka indeks perbaikan harga dari setiap input yang digunakan. Rasio produktivitas memberikan suatu indikasi sejauh mana efisiensi penggunaan sumber-sumber daya (input) dalam menghasilkan output perusahaan, kuantitas output dan input untuk setiap periode waktu digandakan dengan harga-harga periode dasar agar memperoleh indeks produktivitas. Kemudian harga-harga output dan biaya per unit dari input setiap tahun digandakan dengan kuantitas output yang dihasilkan dan kuantitas input yang digunakan pada periode tertentu untuk memperoleh perbaikan harga, indeks profitabilitas dapat ditentukan dengan menggunakan formula sebagai berikut:

10 IPF = IP x IPH atau IP = IPF/IPH... (2.7) Dimana: IPF IP IPH = indeks profitabilitas. = indeks produktivitas. = indeks perbaikan harga. Dari ukuran produktivitas yang dikemukakan APC tampak bahwa ada hubungan profitabilitas dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga. Indeks perbaikan harga menunjukkan perubahan dalam biaya input terhadap harga output perusahaan. Dalam model APC biaya per unit tenaga kerja, material dan energi dihitung atau ditentukan secara langsung, sedangkan perhitungan input modal ditentukan berdasarkan depresiasi total ditambah keuntungan relatif terhadap harta total (harta tetap + modal kerja) yang dipergunakan. Dengan demikian input modal untuk suatu periode tertentu sama dengan depresiasi untuk periode itu ditambah ROA periode dasar dikalikan harta sekarang yang dipergunakan. 2.4 Manfaat dan Cara Peningkatan Produktivitas Manfaat dari peningkatan produktivitas menurut Sedarmayanti (2001) dapat dilihat dari: a. Meningkatnya pendapatan (income) dan jaminan sosial lainnya. Hal tersebut akan memperbesar kemampuan (daya) untuk membeli barang dan jasa ataupun keperluan hidup sehari-hari, sehingga kesejahteraan akan lebih baik. Dari segi lain, meningkatnya pendapatan tersebut dapat disimpan yang nantinya bermanfaat untuk investasi. b. Meningkatnya hasrat dan martabat serta pengakuan terhadap potensi individu. c. Meningkatkan motivasi kerja dan keinginan berprestasi.

11 Selain itu, manfaat dari peningkatan produktivitas menurut Friyatiningsih (2003), adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan dapat menilai efesiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa. 2. Pengukuran produktivitas berguna untuk perencanaan sumber daya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Usaha pengukuran dapat dipakai untuk menyusun kembali tujuan ekonomi dan non ekonomi perusahaan. 4. Hasil pengukuran tingkat produktivitas dapat digunakan untuk merencanakan target tingkat produktivitas dimasa yang akan datang. 5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas dapat ditentukan berdasarkan perbedaan antara tingkat produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur. 6. Pengukuran produktivitas dapat dipakai untuk membandingkan prestasi kerja manajemen dalam perusahaan yang sejenis, baik sektor industri maupun disektor nasional. 7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari pengukuran produktivitas dapat dipergunakan dalam perencanaan tingkat keuntungan perusahaan. Menurut Ross (1994), paling sedikit terdapat lima cara untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, yaitu: 1. Menerapkan program reduksi biaya. Reduksi biaya berarti dalam menghasilkan output dengan kuantitas yang sama digunakan input dalam jumlah yang lebih sedikit. Dengan melaksanakan program reduksi biaya tidak berarti bahwa semua komponen biaya harus dikurangi. Program reduksi biaya mengacu pada menghilangkan biaya-biaya yang dikeluarkan. Dalam

12 situasi perekonomian dengan tingkat kompetensi yang ketat, upaya peningkatan produktivitas melalui program reduksi biaya sangat efektif, karena kita mampu menekan biaya per unit output sehingga mampu meningkatkan daya kompetisi melalui penetapan harga yang kompetitif. Perusahaan juga akan mampu memuaskan konsumen karena produk-produk berkualitas yang dihasilkan pada tingkat biaya produksi yang rendah. 2. Mengelola pertumbuhan. Peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan berarti meningkatkan output dalam kuantitas yang lebih besar melalui peningkatan penggunaan input dalam kuantitas yang lebih kecil. Dalam pendekatan peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan, suatu investasi atau tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan lebih banyak output dari investasi itu sehingga angka rasio output terhadap input akan meningkat. Peningkatan penggunaan teknologi, desain ulang sistem produksi, meningkatkan aktivitas pelatihan dan pengembangan organisasi merupakan aktivitas nyata dalam mengelola pertumbuhan. 3. Bekerja lebih tangkas. Peningkatan produktivitas dengan cara ini dilakukan melalui penggunaan jumlah input yang sama untuk meningkatkan output. Jadi, produksi meningkat dengan jumlah input tetap sehingga akan diperoleh biaya produksi per unit output yang rendah. Meningkatkan arus perputaran inventori dan memperbaiki desain produk merupakan aktivitas nyata dari cara ini. 4. Mengurangi aktifitas. Dalam situasi perekonomian yang sulit seperti resesi ekonomi, tingkat inflasi tinggi, penerapan cara ini akan efektif. Peningkatan produktivitas perusahaan dilakukan

13 melalui pengurangan aktivitas yang tidak produktif serta menghilangkan atau membuang aset yang tidak produktif. 5. Bekerja lebih efektif Dengan cara ini akan didapatkan output yang lebih banyak dengan menggunakan input yang lebih sedikit. Menurut Kussriyanto (1991), peningkatan produktivitas pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat bentuk atau cara yaitu: 1. Pengurangan sedikit sumber daya untuk memperoleh jumlah produksi yang sama. 2. Pengurangan sumber daya sekedarnya untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar. 3. Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar. 4. Penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar untuk memperoleh jumlah produksi yang jauh lebih besar lagi. 2.5 Produktivitas Produksi Pengertian Produktivitas Produksi Produktivitas produksi merupakan gabungan dari dua istilah yaitu produktivitas dan produksi. Menurut Sudriamunawar (2006) produksi pada dasarnya hanya berorientasi kepada output, sedangkan produktivitas mengacu kepada suatu keadaan tingkat perbandingan antara besarnya keluaran dengan besarnya masukan. Selain itu menurut Assauri (2008), pengertian produksi juga diartikan sebagai kegiatan yang menghasilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri, dan suku cadang atau spareparts dan komponen. Lebih lanjut menurut Gaspersz (2000) produksi merupakan

14 fungsi pokok dalam setiap organisasi yang mencakup aktivitas yang bertanggungjawab untuk pencapaian nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi itu. Pendapat lain Sinungan (2008) menyatakan bahwa produksi berkaitan dengan jumlah hasil yang dicapai, sedangkan produktivitas berkaitan dengan cara pencapaian tingkat produksi tersebut Pengukuran Produktivitas Produksi Pengukuran produktivitas produksi bertujuan untuk melihat perubahan produktivitas produksi yang terjadi dalam perjalanan kurun waktu tertentu. Edward (2001) menyatakan bahwa produktivitas produksi termasuk ke dalam produktivitas total, yaitu dapat diukur dengan menghubungkan antara output yang diperoleh atau dihasilkan dan biaya input total semua sumber daya input yang diperlukan untuk memproduksi output. Formula pengukuran produktivitasnya adalah sebagai berikut: Produktivitas =... (2.8) Sudriamunawar (2006) menyatakan bahwa apabila keluaran akan diperbandingkan dengan dua faktor masukan saja atau lebih, maka pengukuran seperti ini menuju kepada pengukuran seluruh faktor masukan. Produktivitas produksi merupakan ukuran produktivitas keuangan (financial productivity). 2.6 Produktivitas dan Profitabilitas Konsep peningkatan produktivitas bila dikaitkan secara langsung dengan profitabilitas perusahaan, maka dapat dibangun suatu strategi perbaikan perusahaan secara terus menerus melalui diagram yang dapat dilihat pada Gambar 2.3.

15 Peningkatan Profitabilitas Perusahaan Melalui Atraksi dan Loyalitas Peningkatan Produktivitas Perusahaan Melalui Atraksi dan Loyalitas Pelanggan Perbaikan Terus Menerus Membangun Sistem Industri Yang Memperhatikan Aspek-Aspek: 1.Kualitas 2. Efektivitas 3. Efisiensi Gambar 2.3. Strategi Peningkatan Produktivitas dan Profitabilitas Perusahaan ( Sumber : Gaspersz,2000) Gambar di atas menjelaskan bahwa landasan untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas adalah membangun suatu sistem industri yang memperhatikan secara terfokus dan bersama sekaligus pada aspek-aspek kualitas, efektivitas pencapaian tujuan, dan efisiensi penggunaan sumber-sumber daya. Selanjutnya indikator keberhasilan sistem industri itu dipantau melalui pengukuran produktivitas dan profitabilitas terus menerus, di mana pengukuran produktivitas memberikan informasi tentang masalahmasalah internal dari sistem industri itu, sedangkan pengukuran profitabilitas memberikan informasi tentang masalah-masalah eksternal dari sistem industri itu. Indikator keberhasilan sistem industri dapat dipantau melalui pengukuran produktivitas dan profitabilitas secara terus menerus, pengukuran produktivitas berfungsi memberikan informasi tentang masalah-masalah internal dari sistem industri, sedangkan pengukuran profitabilitas memberikan informasi tentang masalah-masalah eksternal dari sistem industri. Menurut Sadikin (2005) peningkatan produktivitas bertujuan untuk menciptakan keuntungan secara terus menerus dengan pengorbanan biaya sekecil-kecilnya. Besarnya keuntungan yang dihasilkan tergantung pada rumusan:

16 Keuntungan = (Penjualan/unit Biaya/unit) x Volume penjualan... (2.9) Dari rumusan di atas dapat disimpulkan, ada beberapa usaha yang dapat membantu dalam meningkatkan produktivitas secara terus menerus, yaitu: 1. Meningkatkan keuntungan. Untuk meningkatkan keuntungan dapat dicapai dengan cara meningkatkan harga jual, menurunkan biaya material maupun biaya proses, dan meningkatkan volume penjualan. 2. Menurunkan biaya per unit. Biaya per unit mencakup: a. Biaya material (Mc) Biaya material (Mc) dapat dirumuskan: Mc = n 1 i = Qi. Pi.... (2.10) Dimana: Qi = Total kuantitas material yang dipakai Pi = Harga beli material per unit n = Jumlah material yang digunakan Kuantitas material ini termasuk material cacat, reject dan kehilangan material pada proses. Menurunkan biaya material dilakukan dengan cara: 1. Mengurangi jumlah material yang terlibat dalam proses. Jumlah material yang tinggi membuat stok inventaris semakin banyak macamnya dan semakin tinggi nilainya. Untuk itu perlu penyederhanaan macam material. 2. Mengurangi kuantitas pemakaian material per unit dengan cara melakukan perbaikan proses untuk mengurangi kehilangan material dalam proses, material cacat serta

17 reject atau menggunakan material dengan harga mahal sesedikit mungkin dengan tidak mengubah kualitas dan tidak meningkatkan biaya proses. 3. Memperbaiki harga beli material dengan menggunakan alternatif material pengganti selama tidak meningkatkan biaya material dan proses. b. Biaya Proses. Biaya proses mencakup: 1. Biaya tenaga kerja dan welfare (kesejahteraan). Biaya tenaga (Lc) dapat dirumuskan: Lc = n 1 i = Qi. Pi.... (2.11) Dimana: Qi = Hasil produksi pada proses. Li = Biaya tenaga kerja per unit. n = Jumlah proses yang terlibat Perbaikan biaya tenaga kerja diarahkan pada: a. Menyeimbangkan hasil produksi pada setiap proses. Hasil produksi pada proses semakin tinggi mengakibatkan biaya tenaga kerja semakin tinggi. Pemanfaaatan biaya tenaga kerja semakin tinggi. Pemanfaatan biaya tenaga kerja ini tidak efektif apabila hasil produksi proses tidak dilanjutkan pada proses berikutnya, sehingga terjadi penumpukan hasil produksi proses di setiap proses gudang. b. Menurunkan biaya tenaga kerja per unit. Biaya tenaga kerja per unit (Li) dapat dirumuskan:

18 Dimana: n ( Upah + Welfare) i= 1 Li = Q.... (2.12) Q = Hasil produksi pada proses n = Jumlah tenaga kerja pada proses. c. Biaya peralatan dan biaya perawatan (Ec). Dapat dirumuskan: Ec = n m 1 i= 1 Qi. Mi.... (2.13) Dimana: Qi = Hasil produksi pada proses. Mi = Biaya peralatan per unit. m = Jumlah peralatan yang digunakan. n = Jumlah proses yang terlibat. Perbaikan biaya peralatan dan biaya perawatan diarahkan pada: 1. Menyeimbangkan kapasitas produksi pada setiap proses. Sama halnya dengan menyeimbangkan hasil produksi untuk menurunkan biaya tenaga kerja per unit, menyeimbangkan kapasitas pada proses diperlukan untuk mengefektifkan modal kerja. 2. Menurunkan biaya peralatan per unit. Biaya peralatan tergantung pada dua komponen biaya, yaitu biaya energi (En) dan biaya investasi dan perawatan. Kedua biaya tersebut dapat dirumuskan: En = n m 1 i= 1 Qi. Ei.... (2.14)

19 Dimana: Qi = Hasil produksi pada proses. Ei = Biaya energi per unit. m = Jumlah peralatan yang digunakan. n = Jumlah proses yang terlibat. Besarnya biaya energi per unit Ei dapat dirumuskan sebagai berikut: n ( Biaya BBM + Biaya Listrik ) i= Ei = (2.15) Q Dimana: Q = Hasil produksi pada proses. n = Jumlah peralatan yang digunakan proses. Peningkatan profit adalah hasil peningkatan produktivitas perusahaan yang semakin tinggi. Produktivitas yang semakin tinggi, akan memberikan profit yang semakin besar karena adanya penghematan-penghematan khususnya dari sumber daya yang digunakan. Menurut Nazaruddin (2008) keuntungan sebuah perusahaan ditentukan oleh perbedaan antara total pendapatan dengan total biaya. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan (laba) dengan cara meningkatkan penjualan, harga produk, atau dengan pengurangan biaya input. Hasil dari pengukuran produktivitas perusahaan adalah profitabilitas berupa keuntungan yang didapat. Ilustrasi keuntungan atau laba sebuah perusahaan ditentukan oleh perbedaan antara total pendapatan dengan total biaya yang dapat dilihat pada Gambar 2.4.

20 Produktivitas INPUT a. Bahan Baku b. Tenaga Kerja c. Energi d. Kapital e. Dll Proses Transformasi OUTPUT Barang dan / atau Jasa X Biaya = TOTAL BIAYA PROFITABILITAS X Harga = TOTAL PENDAPATAN Gambar 2.4. Produktivitas dan Profitabilitas ( Sumber: Nazaruddin,2008) 2.7 Evaluasi Produktivitas Menurut Sinulingga (2012) tahapan pengukuran produktivitas dari siklus produktivitas telah selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya dapat dilakukan evaluasi produktivitas. Evaluasi produktivitas penting dilakukan untuk mengetahui apakah telah terjadi peningkatan atau penurunan produktivitas pada suatu perencanaan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Cara yang dapat dilakukan untuk mencapai suatu hasil evaluasi yang baik adalah: 1. Merancang suatu tekad yang menuju ke arah perubahan nilai produktivitas dalam lima periode berturut-turut dan mengembangkan suatu cara yang memungkinkan perubahan itu terjadi.

21 2. Mengembangkan metode untuk mendapatkan nilai produktivitas sesuai dengan anggaran atau hasil peramalan dan membandingkannya dengan hasil sekarang. 3. Melakukan pemantapan dari tahap ke tahap untuk evaluasi nilai produktivitas pada lima periode pengukuran yang berurutan dan di dalam suatu periode pengukuran yang diberikan. 2.8 Tindakan Perbaikan Produktivitas Ada dua macam pendekatan yang bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas, yaitu: 1. Pendekatan Tradisional. Langkah-langkah perbaikan produktivitas secara umum berdasarkan pendekatan tradisional adalah: a. Mengidentifikasi prioritas tujuan organisasi. b. Menggambarkan kriteria output sesuai keterbatasan dalam organisasi. c. Menyiapkan rencana tindakan. d. Mengurangi batasan-batasan yang diketahui dalam rangka peningkatan produktivitas. e. Memilih metode pengukuran produktivitas dan menentukan periode dasar pengukuran. f. Melaksanakan semua rencana dan memulai pengukuran serta penulisan laporan. g. Memelihara momentum proyek produktivitas. h. Menjaga dan memelihara suasana organisasi. 2. Pendekatan dengan Perspektif Baru. a. Pendekatan yang didasarkan pada pemanfaatan teknologi (technology based techniques), yaitu:

22 1. Computer Aided Design (CAD). 2. Computer Aided Manufacturing (CAM). 3. Robotik. 4. Teknologi sinar laser. 5. Teknologi energi. 6. Group technology. 7. Grafik dengan komputer. 8. Manajemen perawatan. 9. Konservasi energi. b. Pendekatan yang didasarkan pada pemanfaatan tenaga kerja (employee based techniques), yaitu: 1. Pemberian insentif secara perorangan. 2. Pemberian tunjangan. 3. Promosi jabatan. 4. Peningkatan kemampuan. 5. Perbaikan kemampuan. 6. Pendidikan. 7. Pemberian hukuman. c. Pendekatan yang didasarkan pada pengendalian produk (product based techniques), yaitu: 1. Rekayasa nilai / memberi nilai tambah produk. 2. Diversifikasi produk. 3. Penyederhanaan produk. 4. Penelitian dan pengembangan. 5. Standarisasi produk.

23 6. Promosi. d. Pendekatan yang didasarkan pada pekerjaan (work based techniques), yaitu: 1. Rekayasa metode. 2. Pengukuran kerja. 3. Perancangan tugas. 4. Perencanaan kerja yang aman. 5. Ergonomi. 6. Penjadwalan produksi. 7. Proses data dengan komputer. e. Pendekatan yang didasarkan kepada perbaikan material (material based techniques), yaitu: 1. Pengendalian bahan baku. 2. Perancangan kebutuhan bahan baku. 3. Pengendalian kualitas. 4. Perbaikan sistem pemindahan bahan. 5. Manajemen bahan baku. 2.9 Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) Diagram sebab akibat sering disebut diagram tulang ikan (Fishbone Diagram) atau diagram ishikawa pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Kaouru Ishikawa pada tahun Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab akibat. Secara umum diagram ini melihat paling sedikit lima sumber utama cacat pada proses atau produk yaitu faktor manusia, mesin/peralatan, bahan baku, metode dan lingkungan dan dapat dilihat pada Gambar 2.5.

24 Mesin dan Peralatan Maintainabi Manusia Keterampil Usia Alat Spesifikasi Kreativita Pengetahu Psikologi Lingk Peraturan Peralatan Evaluasi Sistem & Prosedur kerja Spesifikasi Over Supply Produktivi t Lingkungan Temperatur Metode Metode Evaluasi Bahan-bahan Kelancaran 1. Manusia. Gambar 2.5 Fishbond Diagram (Sumber: Sinulingga, 2010) Masalah-masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusia antara lain kecukupan jumlah maupun mutu seperti ketrampilan, pengetahuan, kemampuan komunikasi dan kerjasama, kearifan, sikap, disiplin dan kreativitas. 2. Mesin dan peralatan. Masalah-masalah yang terkait dengan mesin dan peralatan sehubungan dengan tercapainya produktivitas ialah kesesuaian spesifikasi mesin, kecukupan jumlah unit dan kapasitas, usia pakai (akurasi), skrap dihasilkan, kemudahan perawatan (maintability), safety factor, kemudahan dioperasikan (operationalibility), ergonomi dan lain-lain. 3. Bahan Baku. Masalah yang terkait dengan bahan baku ialah kesesuaian spesifikasi, kecukupan jumlah, kelancaran supply, oversupply, dan lain-lain.

25 4. Metode. Masalah yang terkait dengan metode kerja ialah prinsip dan prosedur kerja, metode pengumpulan data, peralatan pengukuran kerja, prosedur evaluasi dan lain-lain. 5. Lingkungan. Masalah yang terkait dengan lingkungan kerja adalah kenyamanan ruang kerja (temperatur, kelembaban, penerangan, kebisingan, peraturan kerja, psikologi lingkungan kerja dan lain-lain) Review Hasil Penelitian Sesuai dengan permasalahan penelitian yang berhubungan dengan produktivitas, maka ada beberapa jurnal dan penelitian sebelumnya yang dapat digunakan sebagai literatur tambahan peneliti dalam melaksanakan penelitian antara lain: 1. Pujotomo (2008) yang berjudul Analisis Pengukuran Produktivitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi dan mengukur produktivitas perusahaan serta hubungan antara level produktivitas dengan level profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan. Penelitian ini tentang pengukuran produktivitas parsial yang memperlihatkan level produktivitas berubah-ubah dan masih memerlukan usaha peningkatan produktivitas parsial terutama dalam pemakaian masing-masing input dengan efisien. 2. Dey (2012), dalam jurnal yang berjudul Development of Safety and Productivity Correlation Model for Tea Industries of Barak Valley, Assam. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan kuantitatif antara keselamatan dan produktivitas pada industri teh Barak, Assam. Keselamatan dan kesehatan dalam industri teh dimodelkan sebagai fungsi empat input seperti keselamatan kerja (OS), kesehatan kerja (OH), keselamatan perilaku (BS) dan kompetensi (C).

26 3. Henni (2008), Analisis Produktivitas Lini Produksi PT.Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) Kebun Rancabali dengan menggunakan Metode Objective Matrix. Pengukuran produktivitas Lini Produksi perusahaan yang digunakan hanya terbatas pada informasi perbandingan realisasi kinerja dari setiap indikator-indikator dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen. Keputusan mengenai baik atau buruknya performansi Lini Produksi tergantung dari pencapaian Realisasi kinerja perusahaan, untuk kriteria efektivitas akan dinilai baik jika performansi Lini Produksi melebihi atau sama dengan nilai RKAP sedangkan untuk kriteria efisiensi akan dinilai baik jika pemanfaatan sumber energi lebih kecil atau sama dengan nilai RKAP. Salah satu kekurangan dari pengukuran produktivitas yang dilakukan berdasarkan indikatorindikator secara terpisah ini, adalah tidak dapat memberikan gambaran sejauh mana perkembangan produktivitas Lini Produksi telah dicapai. 4. Anis (2007), dalam jurnal berjudul Usaha Peningkatan Produktivitas dengan Model Productivity Evaluation Tree (PET). Alternatif perencanaan ada tiga. Pertama, meningkatkan standar penggunaan bahan baku dari 20% menjadi 30%. Kedua, pengeluaran bahan baku diusulkan sama dengan bulan lalu dengan menerapkan peningkatan standart penggunaan bahan baku sama seperti dengan alternatif pertama. Ketiga, menstimulasi alternatif kedua dengan melakukan manajemen motivasi terhadap tenaga kerja. Dari hasil evaluasi pohon produktivitas maka dapat diketahui estimasi peningkatan produktivitas yang tertinggi adalah alternatif ketiga dengan perubahan tingkat produktivitas sebesar 0, Venti (2011), dalam jurnal berjudul Analisis Daya Saing dan Strategi Pengembangan Agribisnis Teh Indonesia. Tujuan penelitian ini menelaah sistem agribisnis teh

27 Indonesia, menganalisis daya saing agrobisnis teh Indonesia, merumuskan strategi pengembangan agrobisnis teh Indonesia. Strategi peningkatan daya saing yang dihasilkan melalui analisis Matriks SWOT lebih mengarah kepada strategi peningkatan kinerja petani teh rakyat,yaitu dengan meningkatkan posisi tawar petani melalui penguatan kelompok tani dan dukungan dari adanya asosiasi dan Dewan Teh Indonesia. Sementara untuk perkebunan besar negara dan swasta strategi lebih mengarah kepada peningkatan produksi dan diversifikasi produk, khususnya untuk produk teh tujuan ekspor. Permasalahan lain yang menjadi fokus strategi adalah permasalahan yang terkait dengan konsumsi teh, strategi yang digunakan lebih diutamakan kepada peningkatan upaya promosi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai teh dan manfaatnya. 6. Susanti (2008), jurnal yang berjudul Pengukuran Produktivitas PTP. Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro Dengan Metode OMAX. Usulan perbaikan dengan menggunakan Strategy Matrix, dimana pembentukan Strategy Matrix ini bertujuan untuk menentukan prioritas perbaikan yang akan dilakukan. Adapun prioritas perbaikan produktivitas adalah melakukan pengawasan yang rutin dan shopfloor management, mengurangi jam kerusakan mesin dengan cara melakukan preventive maintenance, peningkatan disiplin karyawan, pemberian insentif bagi karyawan yang berprestasi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian produktivitas Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (Output) dan masukan (Input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah output yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Menurut Gasperz V (2000), produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Indonesia yang sempat menempati posisi ke-5

BAB 1 PENDAHULUAN. negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Indonesia yang sempat menempati posisi ke-5 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teh merupakan salah satu dari komoditas perkebunan sebagai penyumbang devisa negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Indonesia yang sempat menempati posisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan evaluasi untuk meninjau tingkat produktifitas perusahaan dengan menggunakan metode APC dimana metode ini sangat pas digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Definisi Produktivitas Definisi secara umum pengertian produktivitas adalah perbandingan masukan dan keluaran. Masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kajian literatur induktif dan deduktif. Kajian induktif adalah kajian yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari penelitian - penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pengertian Proses Dalam Operations Management for Competitive Advantage, Tenth Edition, Chase, Jacobs, Aquilano (2004, pp 102) memberikan pengertian bahwa proses adalah bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas secara konsep menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja (bentuk nyata) dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu

Lebih terperinci

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya Sutiyono FTI-UPN Veteran Jawa Timur Abstraksi Pengukuran produktivitas itu penting

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN METODE APC (AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER) DI PT. PANCA WANA INDONESIA KRIAN SIDOARJO

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN METODE APC (AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER) DI PT. PANCA WANA INDONESIA KRIAN SIDOARJO ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN METODE APC (AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER) DI PT. PANCA WANA INDONESIA KRIAN SIDOARJO Oleh : Ir. HANDOYO, MT 1 PENERBIT : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produktivitas 1 Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan finansial. Pengertian produktivitas secara teknis adalah pengefesiensian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia industri sangat ketat, khususnya dalam industri sepatu, hanya perusahaan yang memiliki sistem distribusi dan produksi yang baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas 2.1.1 Definisi Produktivitas Produktivitas menurut Sinungan (2005) diartikan sebagai perbandingan antara nilai yang dihasilkan suatu kegiatan terhadap nilai semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan Adam Smith tahun 1810. Inti konsep

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT.

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT. PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT. ITS Jakarta) Robertus Tang Herman*), Faisal Safa*), Rhiren R. Mukti*) Binus University,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI Bab 2 ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang membandingkan penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian yang sekarang dilakukan, dan membahas tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun tinggi. Produktivitas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas pada PT. Bukit Emas Dharma Utama guna mengetahui kinerja

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas pada PT. Bukit Emas Dharma Utama guna mengetahui kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pentingnya peran produktivitas ini membuat perlu dilakukan pengukuran produktivitas pada PT. Bukit Emas Dharma Utama guna mengetahui kinerja perusahaan

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,

Lebih terperinci

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator Persaingan bisnis yang sangat kompetitif saat ini menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E. MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E. MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E. MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh DANIEL SINAGA 0

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI Bakhtiar, Diana, Fariz Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh bakti66@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di PT. IGS yang bertempat di Jl. Gili Sampeng, kemanggisan - Jakarta Barat dan pada bagian ini juga dijelaskan langkah-langkah untuk memecahkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE THE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) (Studi Kasus di PT. Iskandar Tex, Surakarta)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE THE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) (Studi Kasus di PT. Iskandar Tex, Surakarta) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE THE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) (Studi Kasus di PT. Iskandar Tex, Surakarta) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam perusahaan, apapun jenis organisasi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam perusahaan, apapun jenis organisasi yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang terjadi saat ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan besar, persaingan yang tajam, dan teknologi yang canggih. Secara

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN ALSINTAN CV. CHERRY SARANA AGRO

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN ALSINTAN CV. CHERRY SARANA AGRO ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN ALSINTAN CV. CHERRY SARANA AGRO Prima Fithri, MT 1. Regina Yulinda Sari 2. 1. Dosen Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi penelitian merupakan tahapan tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO Ronny Walangitan ABSTRAK Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu unsur

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Produktivitas Sejak awal perkembangan hingga kini, pengertian produktivitas sangat beragam disampaikan dan didefinisikan oleh para ahli, namun pada dasarnya produktivitas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN 30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan definisi Operasional Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 kelompok variable, yaitu variable terikat (dependen) dan variable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berkompetisi antar perusahaan industri kini semakin tinggi, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk selalu memperbaiki kinerja sistem industri yang

Lebih terperinci

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas TEKNIK ANALISA LAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS SUMMANTH & OBJECTIVE MATRIX (OMAX) GUNA MENUNJANG PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL PRIBADIYONO Simposium Riset Ekonomi II TEKNIK

Lebih terperinci

MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN RASIO OUTPUT PER INPUT

MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN RASIO OUTPUT PER INPUT MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN RASIO OUTPUT PER INPUT Haryadi Sarjono 1 ABSTRACT Objective of this research is to find model which measure productivity. That measuring uses a ratio

Lebih terperinci

BAB 5. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 5. HASIL dan PEMBAHASAN 53 BAB 5 HASIL dan PEMBAHASAN 5.1 Data Pendukung Data-data yang didapat untuk menyelesaikan masalah produktivitas diperoleh dengan melakukan observasi secara langsung di lapangan maupun dari data-data

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

Bab IV ANALISIS DAN HASIL Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Penelitian ini disajikan dalam langkah-langkah seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini. Penyajian secara sistematis dibuat agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produktivitas telah menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produktivitas telah menjadi hal yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas telah menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan dikarenakan sebagai suatu sarana untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa. Melalui manajemen

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung)

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung) PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung) TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, terjadi perubahan dan perkembangan perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, terjadi perubahan dan perkembangan perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki abad ke-20, terjadi perubahan dan perkembangan perekonomian yang semakin kompleks dan global. Perubahan dan perkembangan perekonomian ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia bisnis menuju era pasar bebas, membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan-kebijakan terutama dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Masa Kerja a. Pengertian Masa Kerja Menurut Siagian (2001) menyatakan bahwa masa kerja merupakan keseluruhan pelajaran yang diperoleh oleh seseorang dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek dengan sumber daya tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan pengelolaan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tingkat efisiensi dan produktivitas yang optimal. PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung merupakan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tingkat efisiensi dan produktivitas yang optimal. PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung merupakan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memproses masukan untuk menghasilkan keluaran (Mulyadi, 2009:10). Perusahaan yang bertujuan mencari laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri, terutama untuk masalah produksi. Perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri, terutama untuk masalah produksi. Perusahaan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan antar perusahaan merupakan hal yang biasa dalam dunia industri, terutama untuk masalah produksi. Perusahaan dapat memenangkan persaingan dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, sehubungan dengan hasil yang didapat

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, sehubungan dengan hasil yang didapat BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Tahap akhir dari penelitian ini ialah mengambil kesimpulan dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, sehubungan dengan hasil yang didapat maka penulis memberikan

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. SALAMA NUSANTARA DENGAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC)

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. SALAMA NUSANTARA DENGAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. SALAMA NUSANTARA DENGAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri DESY WULANDARI

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DI PT GFI SIDOARJO

ANALISIS PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DI PT GFI SIDOARJO ANALISIS PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DI PT GFI SIDOARJO Sutiyono Fak.Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian yang semakin kompleks menuntut suatu perusahaan untuk melakukan peningkatan produktivitas, daya saing dan keuntungan usaha agar dapat mempertahankan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMAKASIH...v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMAKASIH...v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH...v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...xv

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan agroindustri memiliki tujuan memberi nilai tambah pada produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang semua bekerja secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna) kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna) kerja yang Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha peningkatan Produktivitas harus selalu diperhatikan sebagai upaya mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berbagai kemajuan pesat di bidang industri mau tak mau

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berbagai kemajuan pesat di bidang industri mau tak mau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, berbagai kemajuan pesat di bidang industri mau tak mau mengisyaratkan perusahaan untuk berkembang sejalan dengan kemajuan tersebut, yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produktivitas merupakan salah satu kriteria penting yang sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produktivitas merupakan salah satu kriteria penting yang sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas merupakan salah satu kriteria penting yang sering digunakan dalam pengukuran kinerja suatu perusahaan. Produktivitas menunjukkan seberapa baik perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai rancangan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di

BAB II URAIAN TEORITIS. Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Prima Astuti (2009) dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Dan Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Sekretariat

Lebih terperinci

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Definisi Kualitas Kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan. Mendefinisikan kualitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POSPAC DI PT. SUPRA MATRA ABADI

ANALISIS PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POSPAC DI PT. SUPRA MATRA ABADI ANALISIS PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POSPAC DI PT. SUPRA MATRA ABADI Syarifuddin, Syukriah, dan Rini Maynita Jen Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pengalaman Kerja Fagbenle (2012) menguraikan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan adalah berasal dari diri karyawannya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah semakin kompetitif. Tuntutan menjadi kompetitif ini telah mendorong terjadinya perubahan demi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di dunia Industri dari tahun ketahun berkembang sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan dalam melakukan kegiatannya pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama suatu perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal serta

Lebih terperinci

Produktivitas Bioetanol Menggunakan Metode American Productivity Center (APC): Studi Kasus di PT. Panca Jaya Raharja I.

Produktivitas Bioetanol Menggunakan Metode American Productivity Center (APC): Studi Kasus di PT. Panca Jaya Raharja I. 1 Produktivitas Bioetanol Menggunakan Metode American Productivity Center (APC): Studi Kasus di PT. Panca Jaya Raharja Productivity Measurement of Bioethanol Using American Productivity Center (APC) Methods:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. King Manufacture merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur mold & dies. Adapun strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk meresponi permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan usahanya,banyak tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan harus dapat bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Bridgestone Tire Indonesia, merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan produk ban. Agar perusahaan tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang yang dibeli/diproduksi/dimiliki oleh perusahaan yang akan dijual kembali sebagai aktivitas atau kegiatan normal perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal balik (dua arah) yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia perdagangan. Bahkan krisis ekonomi di Indonesia yang berkepanjangan membuat persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing baik dalam hal berbisnis, penguasaan pasar, yang tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan kompetitif dalam dunia bisnis menuntut organisasi maupun perusahaan untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan. Setiap perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BABH TELAAH PUSTAKA. Sumber daya manusia menempati posisi yang amat strategis dalam

BABH TELAAH PUSTAKA. Sumber daya manusia menempati posisi yang amat strategis dalam BABH TELAAH PUSTAKA Sumber daya manusia menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa. Penggunaan sumber daya manusia dan modal secara ekstensif telah banyak ditinggalkan

Lebih terperinci

USAHA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN PRODUCTIVITY EVALUATION TREE (PET) MODELS

USAHA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN PRODUCTIVITY EVALUATION TREE (PET) MODELS USAHA PENINGKATAN PRDUKTIVITAS DENGAN PRDUCTIVITY EVALUATIN TREE (PET) MDELS Muchlison Anis Jurusan Teknik Industri Universas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos Pabelan Surakarta e-mail:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan demikian dalam menggunakan tenaga kerja perlu adanya insentif yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan demikian dalam menggunakan tenaga kerja perlu adanya insentif yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Insentif 2.1.1. Pengertian Insentif Suatu perusahaan di dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan tenaga kerja, oleh karena itu faktor tenaga kerja perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Didalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis, pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini kemajuan sektor ekonomi meningkat dengan pesat, industri berkembang di segala bidang, baik industri barang maupun jasa, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi dan Operasi Pada dewasa ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan semakin maju cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time 2.1.1.1. Pengertian Just In Time Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan otomotif di Jepang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money,

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money, materials, machines, method, dan market. Selanjutnya unsur man (manusia)

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan atau sebagian sumberdaya (input) yang

Lebih terperinci

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 5 soal Bobot 20% 1. Pengukuran kinerja value for money 2. Akuntansi yayasan (lap keuangan) psak 45 3. Teknik pencatatan akuntansi (kas, akrual, komitmen) 4. Perbedaan pp 71 sama 24 5. Audit kinerja 6.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komoditi teh merupakan salah satu andalan dari hasil alam yang diekspor

BAB I PENDAHULUAN. Komoditi teh merupakan salah satu andalan dari hasil alam yang diekspor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komoditi teh merupakan salah satu andalan dari hasil alam yang diekspor ke luar negeri, hal ini tentu menjadikan komoditi ini menjadi salah satu perhatian bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring berkembangnya era globalisasi, keberhasilan suatu perusahaan atau industri tercermin dari tingginya pencapaian produktivitas perusahaan tersebut. Hal itu menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia sekarang ini perkembangannya sangat fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh tingkat perekonomian yang terjadi tergantung

Lebih terperinci

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) *

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) * Reka Integra ISSN:2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. manusia, modal, dan teknologi secara ekstensiftelah banyak ditinggalkan.sebaliknya,

I. TINJAUAN PUSTAKA. manusia, modal, dan teknologi secara ekstensiftelah banyak ditinggalkan.sebaliknya, I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Produktivitas Sumber daya manusia, modal, dan teknologi menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa.penggunaan sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap data sekunder dan data primer dengan menggunakan analisa kualitatif serta setelah melalui validasi kepada para

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

Internal Audit Perusahaan Ekspor (BEI NEWS Edisi 14 Tahun IV, April-Mei 2003)

Internal Audit Perusahaan Ekspor (BEI NEWS Edisi 14 Tahun IV, April-Mei 2003) Internal Audit Perusahaan Ekspor (BEI NEWS Edisi 14 Tahun IV, April-Mei 2003) Kelangsungan hidup menjadi salah satu alasan penerapan internal audit. Program internal audit harus terencana, komprehensif,

Lebih terperinci