BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna) kerja yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna) kerja yang"

Transkripsi

1 Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha peningkatan Produktivitas harus selalu diperhatikan sebagai upaya mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna) kerja yang mendukung semua lini khususnya di bidang industri sebagai pilar agar ekonomi nasional dapat berkembang dengan baik. Produktivitas merupakan suatu makna yang sangat penting sebagai penunjang kemajuan industri di suatu Negara. Produktivitas mempunyai arti di dalam perusahaan, karena suatu tolak ukur di dalam menentukan keberlangsungan proses produksi di perusahaan tersebut. Selain itu produktivitas merupakan suatu faktor penentu bagi terciptanya kualitas / mutu produk yang dihasilkan. Setiap perusahaan pada dasarnya mencari keuntungan yang maksimal, dengan mengefektivitaskan sumber-sumber daya yang ada pada perusahaan tersebut. Tetapi ini bukan pekerjaan yang mudah karena banyak kendala yang harus dihadapi perusahaan tersebut yang datangnya dari luar ataupun dari dalam. Perusahaan yang kuat dalam mempertahankan produktivitasnyalah yang dapat bertahan untuk tetap dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. 1

2 Bab I Pendahuluan 2 Produktivitas merupakan salah satu kendala yang banyak dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang ingin memepertahankan eksistensinya. Rendahnya tingkat produktivitas baik pekerja dan mesin membuat perusahaan sulit untuk mencapai tujuan yang diharapkannya. Demikian pula dengan PT RUBBER HOCLIE, untuk mengetahui tingkat produktivitasnya maka diperlukan pengukuran dari pekerja dan mesin. Salah satu model pengukuran produktivitas yang dapat dilakukan adalah model pengukuran parsial. Dengan model pengukuran tersebut dimana output hanya dihubungkan dengan satu input saja dari pekerja dan mesin. Sementara itu untuk mengetahui strategi peningkatan produktivitas melalui penerapan Total Quality Control (TQC). Total Quality Control (TQC) sebagai suatu sistem yang efektif untuk memadukan pengembangan mutu, pemeliharaan mutu dan usaha-usaha perbaikan mutu dari berbagai kelompok dalam suatu organisasi untuk memungkinkan produksi barang dan jasa berada pada tingkat yang paling ekonomis yang memungkinkan peningkatan produktivitas dapat tercapai dengan baik. 1.2 Pokok Permasalahan Produktivitas merupakan salah satu unsur yang pasti ada dalam setiap perusahaan/ industri dan memegang peranan penting yang dapat mempengaruhi maju mundurnya suatu perusahaan di dalam menjalankan produksinya.

3 Bab I Pendahuluan 3 Mengetahui tingkat produktivitas merupakan suatu keharusan bagi perusahaan guna mempertahankan atau meningkatkan produktivitas yang ada, setelah diketahui maka langkah selanjutnya adalah mencari dan menetapkan penyebab yang mempengaruhi tingkat produktivitas. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi pemborosan biaya di dalam melakukan perbaikan tingkat produktivitas tersebut. 1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menghitung tingkat produktivitas tenaga kerja dan mesin. 2) Menghitung indeks produktivitas tenaga kerj dan mesin di PT. RUBBER HOCLIE. 3) Mencari akar penyebab penurunan tingkat produktivitas dengan menggunakan Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram). 4) Menentukan strategi peningkatan produktivitas dengan penerapan Total Quality Control (TQC) Manfaat dari Penelitian ini adalah: 1) Memberikan masukan kepada Perusahaan untuk dapat meningkatkan produktivitas dengan penerapan Total Quality Control (TQC). 2) Membantu memberikan jalan keluar, sebagai suatu masukan bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam mempertahankan dan meningkatkan produktivitas perusahaan.

4 Bab I Pendahuluan Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang menyangkut tentang produktivitas, maka pada laporan ini, penulis hanya melakukan perhitungan indeks produktivitas dan tingkat produktivitas dari tenaga kerja dan mesin, dan memberikan usulan strategi peningkatan produktivitas dengan penerapan Total Quality Control (TQC). 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode pengumpulan data dan metode analisa data. Pengumpulan data Tugas Akhir diperoleh berdasarkan beberapa cara yang dapat dikelompokan ke dalam tiga metode: 1) Metode Observasi Metode observasi meliputi; pengamatan, peninjauan, dan turun langsung kedalam proses pekerjaan sehingga didapatkan materi atau data yang menunjang dalam penelitian untuk penyelesaian Tugas Akhir. 2) Metode Wawancara Penulis melakukan wawancara langsung dengan para staff, karyawan, atau pihak yang terkait untuk meminta keterangan. 3) Metode Studi Pustaka Pada metode ini dilakukan pengambilan sumber-sumber laporan dari berbagai buku yang dapat menunjang penulisan laporan, baik dari perpustakaanperpustakaan Universitas maupun perpustakaan umum.

5 Bab I Pendahuluan Sistematika Penulisan Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini dibuat sesuai dengan kegiatan penelitian di PT. RUBBER HOCLIE, laporan ini sesuai dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan uraian awal masalah yang paling mendasar, yang meliputi penguraian latar belakang, pokok permasalahan, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan dalam meyelesaikan laporan tugas akhir ini. BAB II LANDASAN TEORI Menyajikan dan menjelaskan dasar-dasar teori yang berkaitan dengan permasalahan dalam laporan ini, yaitu berupa pengertian serta teknik-teknik yang digunakan dalam menganalisa tingkat produktivitas dan juga memberikan pengertian tentang TQC. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan penjelasan tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini dan juga langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini sehingga penelitian ini dapat terwujud. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi tentang data-data yang diperoleh dari perusahaan dan setelah data yang mendukung laporan ini terkumpul maka dilakukan pengolahan data dengan metode pengukuran produktivitas parsial.

6 Bab I Pendahuluan 6 BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH Bab ini berisikan tentang analisa-analisa dan pembahasan yang dilakukan setelah melihat hasil pengumpulan dan pengolahan data, dan juga memberikan usulan dan strategi peningkatan produktivitas dengan penerapan Total Quality Control (TQC). BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dari hasil analisa data yang diperoleh dari bab sebelumnya, dan memberikan saran sebagai bahan masukan untuk perusahaan.

7 Bab II Landasan Teori 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Perkembangan Produktivitas Seperti diketahui bahwa banyak dari perusahaan saat ini yang sulit mengambil keputusan disebabkan banyaknya pesaing dan kurangnya perusahaan untuk dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam perusahaan, maka muncullah kata produktivitas. Telah banyak perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur yang terus berusaha untuk mencari tahu tentang produktivitas ini tidak mengherankan karena produktivitas dapat memecahkan permasalahan baik disektor industri maupun sektor pemerintahan yang berhasil menerapkan sistem produktivitas dengan baik, selain itu produktivitas sangat berkaitan erat dengan keberhasilgunaan dan keberdayagunaan serta kemampuan sebuah perusahaan jika diukur pada tingkat mikro sedangkan untuk tingkat makro produktivitas lebih sering digunakan untuk perbandingan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Dalam perkembangan selanjutnya produktivitas mulai dikenal banyak kalangan baik industri maupun Negara oleh karena itu pengertian dan perkembangan produktivitas terus berkembang, perkembangan selanjutnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: 7

8 Bab II Landasan Teori 8 Tabel 2.1 Sejarah Perkembangan Pengertian Produktivitas Abad Ke Pelopor Tahun Perkembangan XVIII Quesnay 1766 Kata produktivitas muncul pertama kalinya XIX Littre 1883 Kecakapan atau keinginan yang amat mendalam untuk memproduksi XX 1990-an Hubungan antara masukan dan keluaran yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut OEEC 1950 Besaran yang diperoleh melalui pembagian antara keluaran dengan salah satu faktor produksi Davis 1955 Peningkatan produk yang dapat dihasilkan atas sumber daya yang terpakai Fabricant 1962 Senantiasa merupakan suatu hubungan antara keluaran terhadap masukan Kendrick dan Creamer 1965 Pengertian fungsional tentang produktivitas parsial, produktivitas factor total, dan produktivitas total Siegel 1976 Serumpun rasio antara keluaran dan masukan Sumanth 1979 Produktivitas total adalah rasio antara Tangible output dan tangible input Sumanth, David J, 1984 Istilah produktivitas pertama kali diungkapkan secara formal dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Quesnay pada tahun 1766, dengan demikian ungkapan produktivitas itu sendiri kini telah berumur sekitar 230 tahun. Lebih dari seratus tahun kemudian Litre mendefinisikan produktivitas sebagai kecakapan dalam memproduksi ataupun suatu niat atau keinginan yang sangat mendalam untuk memproduksi, atau dalam matematis ditunjukan dalam rasio ataupun hubungan antara keluaran dan masukan yang dipergunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut.

9 Bab II Landasan Teori 9 Sejarah perkembangan produktivitas tersebut di atas menunjukan bahwa pengertian produktivitas pencerminan tingkat keefisienan dan keefektifan suatu sektor produksi dalam menghasilkan produk atau jasa yang akan dipasok ke pasar dengan tetap mempertahankan mutu atau bahkan selalu menyesuaikannya dengan permintaan konsumen. Derajat atau tingkat produktivitas suatu sektor industri diukur dengan membandingkan antara keluaran terhadap masing-masing faktor masukan atau terhadap total masukan yang digunakan unutk menghasilkan produk tersebut. Perbandingan antara keluaran dengan salah satu faktor tersebut disebut produktivitas parsial sedangkan perbandingan keluaran terhadap total masukan disebut produktivitas total. Peningkatan produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung pada standar hidup yang berada di bawah kondisi distribusi yang sama dari perolehan produktivitas yang sesuai dengan masukan tenaga kerja. Produktivitas merupakan kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan hasil maksimal (Sondang P Siagian). 2.2 Pengertian Produktivitas Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output: input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam

10 Bab II Landasan Teori 10 kesatuan fisik bentuk dan nilai (Sinungan, 2003). Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa. Menurut Gaspersz (2000), sebagai konsep ekonomis produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk memproduksi pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada umumnya. Sebagai konsep filosofis produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berguna untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan mutu hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jadi, secara sederhana produktivitas dapat didefinisikan sebagai peningkatan output tanpa adanya peningkatan input (Hidayat, 1986). Dalam pengertian yang lebih luas, produktivitas merupakan hubungan antara output dengan input yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Produktivitas adalah rasio dari beberapa output tersebut dengan beberapa input : Produktivitas = output input Produktivitas dengan produksi merupakan dua konsep yang sangat berbeda, yang terkadang sering membingungkan dan tertukar dalam pengertiannya. Perbedaan antara produksi dengan produktivitas dapat diilustrasikan sebagai berikut :

11 Bab II Landasan Teori 11 input Proses output Sumber: Sinungan (1993) Gambar 2.1 Sistem Produksi Konsep dari sistem produksi adalah adanya input, yang digambarkan dengan anak panah disebelah kiri, yang dapat mengahasilkan output, seperti yang digambarkan disebelah kanan. Untuk menghasilkan output dalam jumlah yang lebih besar dapat dicapai dengan cara menambah input yang dibutuhkan. input Proses output Sumber: Sinungan (1995) Gambar 2.2 Peningkatan Produksi Dalam hal ini tidak ada jaminan bahwa penambahan input akan menyebabkan penambahan output dalam jumlah yang sebanding. Hubungan antara input dan output ini merupakan konsep dasar produktivitas. Hal ini dilakukan melalui penambahan input dengan meningkatkan produktivitas, yaitu berusaha untuk meningkatkan output tanpa adanya input (Hidayat, 1986).

12 Bab II Landasan Teori 12 Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya dipandang dari sisi output, maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu: sisi input dan sisi output. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam memperoduksi output (barang dan / atau jasa) (Gaspersz, 2000). Mali (1978) menyatakan bahwa produktivitas tidak sama dengan produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-hasil merupakan komponen dari usaha produktivitas. Dengan demikian, produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan efisiensi, sehingga produktivitas dapat diukur berdasarkan pengukuran berikut: Produktivitas = Output yang dihasilkan Input yang digunakan = Pencapaian tujuan Penggunaan sumbersumber daya = Efektivitas pelaksanaan tugas Efisiensi Penggunaan sumber-sumber daya = Efektivitas Efisiensi Berdasarkan definisi dari produktivitas di atas, sistem produktivitas dalam industri dapat di gambarkan:

13 Bab II Landasan Teori 13 LINGKUNGAN INPUT PROSES OUTPUT PRODUKTIVITAS Tenaga Kerja Modal Material Energi Tanah Informasi Manajerial PROSES TRANSFORMASI NILAI TAMBAH PRODUK BARANG / JASA PRODUKTIVITAS SISTEM PRODUKSI OUTPUT/INPUT Umpan Balik untuk Pengendalian sistem produksi agar meningkatkan produktivitas Sumber Gaspersz, 2000 Gambar 2.3 Skema Sistem Produktivitas Sumanth (1985) memperkenalkan konsep formal yang disebut sebagai siklus produktivitas untuk digunakan dalam peningkatan produktivitas terusmenerus, yaitu; pengukuran produktivitas, evaluasi produktivitas, perencanaan produktivitas, dan peningkatan produktivitas.

14 Bab II Landasan Teori 14 Rumus Perhitungan Tingkat Produktivitas Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Tingkat Produktivitas Penggunaan Mesin = = Hasil Produksi Jumlah Tenaga Kerja Hasil Produksi Jumlah Mesin Rumus Perhitungan Indeks Produktivitas 1. Tenaga Kerja Tingkat Produktivitas Periode Berjalan = X 100 Tingkat Produktivitas Periode dasar 2. Mesin Tingkat Produktivitas Periode Berjalan = X 100 Tingkat Produktivitas Periode dasar Jenis-Jenis Produktivitas Definisi-definisi lain terus berkembang terutama yang dibuat untuk mempertajam konsep produktivitas ini. Dari semua definisi yang ada tersebut pada dasarnya terdapat tiga jenis dari ukuran produktivitas Sumanth(1984) yaitu:

15 Bab II Landasan Teori Produktivitas Parsial Adalah perbandingan antara keluaran dengan salah satu factor masukan, sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja (rasio dari keluaran dan masukan tenaga kerja); produktivitas bahan baku (rasio dari keluaran dan masukan bahan baku). 2. Produktivitas Faktor Total Adalah perbandingan antara keluaran bersih dengan masukan tenaga kerja dan masukan kapital, dimana keluaran bersih sama pengertiannya dengan nilai tambah yaitu keluaran total dikurangi jumlah nilai barang dan jasa yang dibeli. 3. Produktivitas Total Merupakan perbandingan antara keluaran dengan jumlah seluruh faktor masukan. Dengan demikian produktivitas total mencerminkan pengaruh bersama seluruh masukan dalam menghasilkan keluaran. Biasanya orang sering mengandalkan pada pengukuran produktivitas parsial. Pengukuran produktivitas yang sering dipakai adalah pengukuran produktivitas tenaga kerja yang dinyatakan dengan keluaran per-orang per-jam. Salah satu bahaya dalam mengandalkan secara terpisah produktivitas parsial adalah terlalu menekankan satu faktor masukan, sehingga tidak memperkirakan masukan lainnya. Hal ini mengarah pada masukan yang salah serta merugikan. Sebaliknya dengan hanya mengetahui pengukuran produktivitas total akan sulit untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

16 Bab II Landasan Teori 16 perkembangan produktivitas untuk perbaikan. Jadi kedua bentuk pengukuran baik parsial maupun total harus dikombinasikan untuk menghasilkan keputusan yang baik untuk perkembangan perusahaan Ruang Lingkup Produktivitas Pandangan tentang produktivitas dari beberapa sumber untuk keperluan definisi dan pemakai tidaklah sama dan konsisten. Mali (1978) menyatakan ada empat ruang lingkup produktivitas. 1. Ruang Lingkup Nasional Pada lingkup nasional ini estimasi produktivitas digunakan untuk meramalkan pendapatan nasional dan keluaran nasional pada suatu waktu. Produktivitas digunakan untuk membandingkan kekuatan kompetensi dari beberapa industri pada situasi ekonomi yang berbeda. Pertumbuhan pada lingkup nasional digunakan sebagai indeks pertumbuhan terutama produktivitas tenaga kerja. Kenaikan produktivitas nasional tenaga kerja menggambarkan jumlah barang dan jasa yang tinggi per pekerja dibandingkan dengan yang sebelumnya. Sehingga merupakan potensi atas pendapatan nyata per pekerja yang tinggi. 2. Ruang Lingkup Industri Hanya memperhitungkan faktor-faktor yang memenuhi dan berhubungan dengan kelompok industri. Pengukuran produktivitas lingkup industri mempunyai keuntungan sebagai berikut : Sebagai indikator ekonomi

17 Bab II Landasan Teori 17 Sebagai analisa tenaga kerja yang meliputi perubahan penggunaan tenaga kerja, proyeksi tenaga kerja dimasa datang, kecenderungan ongkos tenaga kerja, dan pengaruh teknologi maju. Sebagai analisa untuk kerja perusahaan dengan membandingkan industri yang sejenis. Sebagai peramalan pola pertumbuhan industri dan kondisi dimasa yang akan datang. 3. Ruang Lingkup Perusahaan atau Organisasi Dalam suatu perusahaan atau organisasi ada pengaruh hubungan antar faktor produksi yang dibuat dapat diukur dan dapat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya atau dibandingkan dengan perusahaan lainnya untuk meraba efisiensi perusahaan tersebut, sehingga dapat memberikan ukuran bagaimana sumber-sumber yang ada diolah sampai keluaran. 4. Ruang Lingkup Perorangan Produktivitas perorangan ditentukan oleh lingkungan kerja serta ketersediaan alat, proses, dan perlengkapan. Disini akan timbul faktor baru yang tidak bisa diukur dengan mudah, yaitu motivasi. Motivasi sangat dipengaruhi oleh kelompok dimana individu termasuk, pengaruh kelompok dengan kelompok lainnya, dan alasan mengapa seorang bekerja.

18 Bab II Landasan Teori Manfaat Pengukuran Produktivitas Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan itu beroperasi, agar dapat membandingkannya dengan produktivitas standar yang telah ditetapkan manajemen, mengukur tingkat perbaikan produktivitas dari waktu ke waktu, dan membandingkan dengan produktivitas industri sejenis yang menghasilkan produk serupa. Hal ini menjadi penting agar perusahaan itu dapat meningkatkan daya saing dari produk yang dihasilkannya di pasar global yang sangat kompetitif (Gaspersz, 2000). Ada beberapa manfaat dari pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan antara lain : 1) Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber daya itu. 2) Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka panjang maupun jangka pendek. 3) Tujuan ekonomi dan nonekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas. 4) Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang.

19 Bab II Landasan Teori 19 5) Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas yang ada diantara produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur. Dalam hal ini pengukuran produktivitas akan memberikan informasi dalam mengidentifikasi masalah-masalah atau perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga tindakan korektif dapat diambil. 6) Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global. 7) Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna untuk merecanakan tingkat keuntungan dari perusahaan itu. 8) Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan yang kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus-menerus. 9) Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu. 10) Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus-menerus yang dilakukan dalam perusahaan tersebut.

20 Bab II Landasan Teori 20 11) Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang untuk secara terus-menerus melakukan perbaikan dan juga untuk meningkatkan kepuasan kerja. Orang-orang akan lebih memberikan perhatian kepada pengukuran produktivitas apabila dampak dari perbaikan produktivitas itu terlihat jelas dan dirasakan langsung oleh mereka. 2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Menurut Gaspresz (2000) ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas, antara lain: 1) Jumlah investasi, hubungan yang kuat antara jumlah uang dengan tingkat produktivitas. 2) Perbandingan antara modal investasi dengan jumlah tenaga kerja. 3) Penelitian dan pengembangan yang berfokus pada pengembangan produk. 4) Peraturan pemerintah yang berguna untuk mrngatur keseimbangan pencapaian sasaran industri dan sosial. 5) Kapasitas terpakai adalah kapasitas saat ini di mana suatu pabrik beroperasi, bila kapasitas terpakai di bawah kapasitas terpasang, berarti sumber daya tidak penuh. 6) Umur pabrik beserta peralatan. 7) Harga energi, tingkat biaya sangat dipengaruhi oleh besarnya komponen energi. 8) Semangat kerja, lingkungan yang mempengaruhi hasil kerja.

21 Bab II Landasan Teori 21 9) Peran manajemen sangat menentukan tingkat produktivitas perusahaan. 2.5 Unsur- unsur Produktivitas Unsur-unsur produktivitas menurut Gaspersz (1998) terdiri dari: 1) Efisiensi Ukuran yang menunjukan bagaimana sumber-sumber daya yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Efesiensi merupakan karakteristik proses yang mengukur performansi aktual dari sumber daya relative terhadap standar yang ditetapkan. 2) Efektifitas Merupakan karakteristik lain dari proses yang mengukur derajat pencapaian output dari sistem produksi. Efektivitas diukur berdasarkan rasio output aktual terhadap output yang di rencanakan. 3) Kualitas Pada dasarnya produktifitas bisa diukur dari segi kualitas yang merupakan penambahan pada proses input. Pengaruh kualitas merupakan faktor yang bisa mempengaruhi nilai tambah konsumen, apabila nilai kualitas proses dan nilai masukan memenuhi kriteria memproduksi. Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh pemenuhan persyaratan, sepesifikasi dan harapan konsumen. Produktivitas merupakan gabungan dari efsiensi, efektifitas dan kualitas.

22 Bab II Landasan Teori Tujuan Pengukuran Produktivitas Suatu perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas di mana perusahaan ini beroperasi, agar dapat membandingkan dengan produktivitas standar yang telah ditetapkan manajemen, mengukur tingkat perbaikan produktivitas industri sejenis yang menghasilkan produk serupa. Hal ini sangat penting agar perusahaan dapat meningkatkan daya saing dari peroduk yang dihasilkannya di pasar global yang sangat kompetitif. Ada beberapa tujuan pengukuran produktivitas antara lain untuk membandingkan hasil-hasil, Syaarif (1991): 1) Penambahan produksi dari waktu ke waktu. 2) Pertambahan pendapatan Dari waktu ke waktu 3) Pertambahan kesepakatan kerja dari waktu ke waktu 4) Jumlah hasil sendiri dengan hasil orang lain. 2.7 Kriteria Pengukuran Produktivitas 1. Keabsahan (validasi) Ukuran yang valid adalah ukuran yang secara tepat menggambarkan perubahan dari masukan menjadi keluaran dalam proses produksi yang sebenarnya. 2. Kelengkapan (Completenes) Kelengkapan berhubungan dengan ketelitian seluruh keluaran yang dihasilkan dan masukan yang digunakan.

23 Bab II Landasan Teori Dapat Dibandingkan (Comparability) Produktivitas adalah ukuran relatif, mengukur kemudian membandingkan antara hasil yang dicapai pada saat ini dengan hasil yang dicapai pada masa lalu. 4. Ketermasukan (inlusivenes) Biasanya pengukuran produktivitas terpusat pada kegiatan produksi atau manufacturing dan juga terbatas pada beberapa unsur di dalam kegiatan manufacturing secara keseluruhan. 5. Ketepatan Waktu (Timeless) Memastikan bahwa data yang dihasilkan cukup cepat bagi manajer untuk mengambil tindakan bila ada persoalan yang timbul. 6. Keefektifan Ongkos (Cost effetivenes) Pengukuran haruslah dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu usaha-usaha produktif yang sedang berjalan dalam suatu organisasi. Sumber yang digunakan untuk melakukan pengukuran haruslah dipandang sebagai sumber masukan baru dan digunakan seefisien mungkin dalam mendapatkan ukuran.

24 Bab II Landasan Teori Kesulitan Dalam Merancang Dan Melaksanakan Pengukuran Produktivitas. Cukup banyak alasan mengapa sulit untuk merencanakan dan melaksanakan pengukuran produktivitas yang menyebabkan banyaknya perusahaan atau organisasi tidak mempunyai ukuran tersebut, kalaupun ada biasanya tidak lengkap. Oleh Brain dan David dalam bukunya "The Productivity Prescription" David (1982), mengemukakan sebagai berikut : 1. Ukuran yang terlalu luas. Produktivitas sebagai konsep dan ukuran secara tradisional dari kegiatan para ekonomi, dengan perbandingan yang didasarkan pada ukuran keseluruhan seperti produk nasional kotor (GNP) atau total produk dan jasa yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi nasional. Pandangan yang demikian luas ini biasanya kurang mempunyai arti bagi organisasi atau perusahaan. Kecenderungan ukuran produktivitas yang terlalu luas dalam penerapannya pada suatu organisasi atau perusahaan tidak menunjukan faktor-faktor apa saja yang sudah diupayakan dan tidak diupayakan dalam mewujudkan tujuan organisasi. Ukuran yang terlalu luas juga tidak dapat menunjukan sebab terjadinya perubahan. 2. Ukuran lebih berorientasi pada aktivitas dari pada hasil yang dicapai. Kadang-kadang di dalam suatu organisasi atau perusahaan

25 Bab II Landasan Teori 25 memusatkan perhatian dan kesibukan pada aktivitas sehingga mengabaikan perhatian pada hasil. 3. Input terlalu disederhanakan sehingga mengurangi keabsahan ukuran. Secara teoritis, produktivitas merupakan perbandingan antara total output dengan total input. Pada kenyataannya setiap rasio yang didasarkan pada input tunggal, juga dipengaruhi oleh input-input yang lain. Sedangkan untuk mengukur produktivitas total, sangatlah sulit untuk mengidentifikasikan dan meliput semua masukan yang berhubungan dengan keluaran dalam suatu organisasi. 4. Organisasi biasanya enggan mengadakan pengukuran tehadap sumbersumber yang digunakan. Dalam dunia usaha dan organisasi lainnya, kadang-kadang terjadi keseganan untuk melakukan pengukuran terhadap sumber yang digunakan. 5. Proses kerja biasanya rumit, sulit untuk dipisahkan dan diukur. Aliran pekerjaan dalam suatu perusahaan atau organisasi merupakan suatu jaringan yang rumit yang terjadi dari manusia, peralatan, proses kerja dan sebagainya. 6. Sistem ukuran cenderung mendorong untuk melihat hasil jangka pendek sehingga merugikan hasil jangka panjang. Banyak cara yang dilakukan untuk mendapatkan produktivitas jangka pendek, misalnya menghilangkan pengendalian kualitas dan program

26 Bab II Landasan Teori 26 latihan. Banyak pekerja dan manajer beranggapan bahwa produktivitas yang tinggi dan kualitas yang baik merupakan dua hal yang terpisah serta tidak dapat diperoleh secara bersamaan. Padahal keduanya harus saling melengkapi, karena itu peningkatan produktivitas tidak boleh mengabaikan faktor kualitas. 7. Integritas dari sistem pengukuran kebanyakan merupakan hasil kompromi. Cara terbaik untuk mendapatkan integritas sistem pengukuran adalah dengan mengurangi peluang untuk kompromi. Banyak sekali faktorfaktor yang sering dikompromikan pada lingkungan pekerjaan, sehingga mengakibatkan pengukuran tidak tepat. 8. Sistem ukuran biasanya hanya menekankan beberapa segi penampilan dari organisasi tetapi mengabaikan yang lain. Sudah menjadi kebiasaan pada saat tertentu organisasi atau perusahaan hanya menekankan salah satu dari segi penampilannya, sehingga segi yang lain dirugikan. Kadang terjadi kekeliruan dalam tubuh manajemen, misalnya melihat bahan baku langka di pasaran, maka terpikir untuk mengolah kembali sisa buangan (scrap) dari produk setiap hari atau setiap bulan. 9. Sistem pengukuran sulit diterapkan pada sistem yang gagal dalam menggambarkan tanggung jawab maupun yang menekankan tanggung jawab dengan cara salah.

27 Bab II Landasan Teori 27 Dalam suatu cara yang bersifat membangun dan tanpa ancaman, setiap pekerja demikian juga manajer baru diserahi tanggung jawab terhadap bagian-bagian tertentu dari untuk kerja organisasi termasuk rasio produktivitas. Dengan demikian penghindaran tanggung jawab dapat diperkecil, karena setiap tanggung jawab telah ditetapkan secara tegas. Laporan tanggung jawab sedapat mungkin dikembangkan sampai ke bawah organisasi, agar hasil yang baik dapat dicapai. 2.9 Total Quality Control (TQC) Total Quality Control (TQC) atau dalam bahasa indonesia disebut Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) adalah pelaksanaan dari konsep produktivitas dalam perusahaan, sebagai suatu sistem Manajemen untuk mencapai secara efektif dan efisiensi. Feigenbaum mendefinisikan TQC sebagai kegiatan terpadu dalam pengembangan mutu, pemeliharaan mutu, serta perbaikan mutu yang dilakukan oleh setiap bagian oleh organisasi agar dapat memenuhi kepuasan konsumen pada tingkat kegiatan yang paling ekonomis. Sementara Koaru Ishikawa mendefinisikan TQC sebagai suatu pengendalian menyeluruh dimana setiap karyawan pada setiap devisi harus mempelajari, mempraktekkan, dan turut berpartisipasi dalam pengendalian mutu (Ishikawa 1985).

28 Bab II Landasan Teori Tujuan Penerapan TQC Adapun tujuan dari penerapan TQC adalah : 1. Terumuskan dan terlaksananya kebijksanaan dan sasaran perusahaan/ organisasi. 2. Peningkatan kerjasama dan semangat karyawan. 3. Pengembangan kemampuan karyawan Manfaat Penerapan TQC Adapun manfaat dari penerapan TQC adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan produk atau jasa secara pesat 2. Pengurangan pemborosan sumber daya 3. Peningkatan Produktivitas 4. Peluang baik untuk meningkatkan keuntungan 5. Peningkatan pangsa pasar jangka panjang 6. Keuntungan kompetitif yang berkelanjutan 7. Penyaluran potensi tenaga kerja secara nyata 8. Peningkatan motivasi kerja karyawan 9. Peningkatan perbaikan Manajemen

29 Bab II Landasan Teori Syarat Penerapan TQC Adapun persyaratan penerapan TQC tersebut adalah : Unsur-unsur prilaku yang berhubungan dengan prilaku pimpinan, pekerja dan kelompok pekerja. Aspek-aspek manajerial. Sesungguhnya program TQC itu harus dianggap sebagai langkah perubahan manajeril dan bukan langkah perubahan operatif atau teknis. Aspek-aspek organisatoris. Syarat organisatoris yang perlu dipersiapkan manajemen terutama persyaratan yang menyangkut struktur organisasi, kepemimpinan dan iklim kerja. Aspek-aspek pengembangan karyawan. Rencana pengembangan yang menyangkut latihan dan pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang penting untuk meningkatkan sikap dan gairah kerja. Aspek kebutuhan akan kualitas dari pelanggan. Manajemen seharusnya menyelaraskan tingkat program PMT yang memberikan kemungkinan paling besar untuk diterapkan dan praktis dalam pemasaran. Aspek citra terhadap kualitas out put. Daya serap, anggapan, citra dan minat para konsumen tidak diperhatikan, dikaji dan dibina oleh manajemen.

30 Bab II Landasan Teori Diagram Pareto Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukan berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada posisi paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunujukan oleh grafik batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada posisi paling kanan Diagram Sebab Akibat Diagram Sebab Akibat adalah suatu diagram yang menunjukan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaiatan dengan produktivitas, diagram sebab akibat dipergunakan untuk menunjukan faktor-faktor penyebab (sebab) penurunan produktivitas dan karakteristik produktivitas (akibat) yang disebabkan oleh faktorfaktor penyebab itu. Pada dasarnya diagram sebab akibat dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut : Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah produktivitas. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah produktivitas. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut berkaitan dengan masalah produktivitas itu.

31 Bab III Metodologi Penelitian 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Studi Pendahuluan Studi Pendahuluan dilakukan untuk memilih jenis Industri dan masalah produktivitas untuk dibahas. Pada Penelitian ini dilakukan wawancara terhadap staf dan pimpinan dari perusahaan yang diteliti tentang tujuan perusahaan, keadaan umum perusahaan, jenis produksi, dan rencana pengembangan perusahaan serta usaha peningkatan produktivitas yang perusahaan lakukan. Juga manfaat yang diharapkan perusahaan di dalam penelitian ini. Dari penelitian ini dipilih jenis industri dan perusahaan yang akan diukur, gambar berikut menunjukan langkah-langkah metode pemecehan masalah yang akan dilakukan Penentuan Industri Yang Akan Dipilih Industri yang akan dipilih pada penelitian tugas akhir ini adalah industri karet. Perusahaan telah mengalami penurunan produksi, sehingga banyak permintaan konsumen yang harus ditunda pengirimannya. Jika tidak dibarengi dengan peningkatan produktivitas maka perusahaan akan kalah bersaing dengan 31

32 Bab III Metodologi Penelitian 33 idustri yang lain. Dengan demikian besar kemungkinan perusahaan akan bangkrut.

33

34 Bab III Metodologi Penelitian 32 Pada penelitian ini perusahaan yang dipilih adalah PT. RUBBER HOCLIE, Medan, Sumatera Utara Identifikasi Permasalahan di PT RUBBER HOCLIE Identifikasi permasalahan adalah langkah selanjutnya setelah menentukan tempat penelitian sekaligus langkah awal dalam menganalisa permasalahan yang ada. Langkah ini dilakukan dengan mewawancarai pihak manajemen perusahaan dan karyawan. Karena dengan mengetahui permasalahan secara langsung dari pihak manajemen perusahaan, maka dapat ditetapkan tujuan yang akan dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian Perumusan Masalah Pengukuran Produktivitas Sesuai dengan tujuan melakukan pengukuran tingkat produktivitas. Maka dirumuskan masalah dan ruang lingkup pembahasan yang akan dilakukan dalam penelitian. Ini dilakukan agar masalah memungkinkan untuk diteliti dan diselesaikan karena telah memiliki tujuan dan arah yang jelas Pengumpulan Data Melakukan pengumpulan data yang berkaitan atau dapat mendukung penelitian ini, pengumpulan data ini dilakukan langsung diperusahaan yang akan diteliti. Perhitungan produktivitas dilakukan dengan periode pengukuran dari bulan Januari 2005 sampai bulan Desember Sedangkan data yang diambil meliputi: 1. Data jumlah tenaga kerja 2. Data jumlah penggunaan mesin

35 Bab III Metodologi Penelitian Studi Literatur Dan Pemahaman Konsep Produktivitas Studi literatur merupakan suatu tinjauan teoritis terhadap suatu konsep penelitian produktivitas, dan teori-teori yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Tinjauan teoritis ini bermanfaat untuk memberikan kerangka berfikir ilmiah dalam memecahkan masalah dan memberikan hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pemahaman konsep produktivitas yang akan digunakan berasal dari literatur-literatur yang ada, termasuk pemahaman tentang model-model produktivitas dan model produktivitas yang baik dapat digunakan untuk perusahaan sehingga dapat memberikan hasil yang baik. Model yang dipilih tersebut harus dapat diterapkan dalam arti tersedianya data yang diperlukan dan dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Waktu yang diperlukan dalam pengukuran sesingkat mungkin sehingga hasil yang diperoleh cukup relevan dan dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen perusahaan untuk dapat mengambil keputusan dengan cepat Objek Penelitian Suatu analisa permasalahan memerlukan informasi yang sebanyakbanyaknya tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan objek penelitian. Oleh karena itu sebelum mengolah data penelitian lebih jauh dan sebelum memasuki metode penelitian maka perlu sekali mengetahui objek penelitian.

36 Bab III Metodologi Penelitian 34 Objek penelitian tentang produktivitas ini terbagi menjadi tiga objek penelitian yaitu Tenaga Kerja, Bahan Baku dan Mesin, dari objek tersebut diuraikan lagi menjadi elemen-elemen yang menjadi faktor penyebab utama yang menjadi masalah dalam perusahaan. Dengan demikian ketelitian dan kedalaman penelitian di harapkan menjadi optimum Identifikasi Objek Penelitian Pada tabel 3.1 di bawah dijelaskan bahwa ada beberapa elemen-elemen yang dianalisa untuk mendukung objek penelitian produktivitas antara lain keterampilan, disiplin, loyalitas, keselamatan, komunikasi, waktu kerja upah, kondisi lingkungan, pendidikan, kerajinan, jumlah mesin, kondisi mesin, jarak antar mesin. Tabel 3.1. Objek Penelitian OBJEK PENELITIAN TENAGA KERJA MESIN ELEMEN OBJEK 1. Keterampilan (KET) 2. Disiplin (DIS) 3. Keselamatan (KES) 4. Komunikasi (KOM) 5. waktu kerja (WK) 6. Gaji (GJ) 7. Kondisi lingkungan (KLG) 8. Pendidikan (PD) 9. Kerajinan (KRJ) 1. Jumlah Mesin (JLM) 2. Kondisi mesin (KM) 3. Jarak mesin (JM)

37 Bab III Metodologi Penelitian Cara Pengumpulan Data Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa wawancara dengan staf dan beberapa karyawan perusahaan. 3.3 Penyelesaian Masalah Dengan melihat data yang telah diperoleh, masalah yang ada nantinya dapat dianalisa dan diselesaikan dengan penerapan Total Quality Control.

38 Bab III Metodologi Penelitian 36 Penelitian Pendahuluan Studi Literatur Pemahaman Konsep Produktivitas Pemilihan Model Pengukuran Produktivitas Yang Digunakan Pengumpulan Data Perhitungan Tingkat Produktivitas Perhitungan Indeks Produktivitas Diagram Fish Bone Analisa Penurunan Tingkat Produktivitas Diagram Batang dan Garis Usulan Perbaikan Produktivitas Dengan Penerapan TQC Diagram Fish Bone Menetapkan Penyebab Penurunan Tingkat Produktivitas Diagram Pareto Perencanaan Dan Tahapan Program Peningkatan Produktivitas Kesimpulan Dan Saran Gambar 3.1 Diagram Penyelesaian Masalah

39 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data 37 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Setelah melakukan beberapa observasi dan wawancara langsung dengan pihak perusahaan yang terkait selama berada di perusahaan, didapatkan beberapa data yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian Produktivitas. Data-data yang didapat antara lain : Data Hasil Produksi, Data Tenaga Kerja dan Data Penggunaan Mesin. Data yang digunakan untuk pengukuran penelitian tentang produktivitas ini adalah data periode 2005 yang diambil dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember yaitu 12 bulan. Data-data yang didapatkan untuk pengukuran produktivitas ini adalah benar adanya data yang penulis peroleh dari perusahaan yang membantu dalam penelitian ini. Dan untuk nantinya data-data yang sudah diperoleh akan diolah untuk menentukan peningkatan produktivitas. Untuk lebih jelas mengenai data apa saja yang diperoleh akan dijabarkan pada bab selanjutnya. 37

40 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data Data Hasil Produksi Berdasarkan tabel data Produksi diketahui bahwa produksi mengalami peningkatan dari bulan Februari 2005 sampai bulan September 2005, dan mengalami penurunan jumlah produksi pada bulan Oktober 2005 sampai Desember Dari tabel jumlah produksi yang didapat maka dapat dihitung tingkat produktivitas dan indeks produktivitas. Tabel 4.1 Data Produksi Tahun 2005 No BULAN JUMLAH PRODUKSI SATUAN 1 JANUARI Lembar 2 FEBRUARI Lembar 3 MARET Lembar 4 APRIL Lembar 5 MEI Lembar 6 JUNI Lembar 7 JULI Lembar 8 AGUSTUS Lembar 9 SEPTEMBER Lembar 10 OKTOBER Lembar 11 NOVEMBER Lembar 12 DESEMBER Lembar Sumber Bagian Produksi Data Tenaga Kerja Tabel 4.2 dibawah menjelaskan tentang jumlah tenaga kerja yang diperlukan di perusahaan untuk mendukung produksi di PT RUBBER HOCLIE.

41 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data 39 Dari tabel ini akan terlihat jumlah karyawan dari bulan Januari 2005 sampai Desember Tabel 4.2 Data Tenaga Kerja Tahun 2005 No BULAN JUMLAH.TENAGA KERJA SATUAN 1 JANUARI 100 Orang 2 FEBRUARI 100 Orang 3 MARET 103 Orang 4 APRIL 105 Orang 5 MEI 105 Orang 6 JUNI 108 Orang 7 JULI 110 Orang 8 AGUSTUS 110 Orang 9 SEPTEMBER 112 Orang 10 OKTOBER 115 Orang 11 NOVEMBER 115 Orang 12 DESEMBER 115 Orang Sumber Bagian Personalia 2005

42 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data Data Penggunaan Mesin HOCLIE. Tabel 4.3 di bawah adalah tabel penggunaan mesin di PT RUBBER Tabel 4.3 Data Pemakaian Mesin Tahun 2005 No BULAN JUMLAH MESIN SATUAN 1 JANUARI 40 Unit 2 FEBRUARI 40 Unit 3 MARET 40 Unit 4 APRIL 40 Unit 5 MEI 40 Unit 6 JUNI 41 Unit 7 JULI 41 Unit 8 AGUSTUS 41 Unit 9 SEPTEMBER 41 Unit 10 OKTOBER 41 Unit 11 NOVEMBER 41 Unit 12 DESEMBER 41 Unit Sumber Bagian Perawatan Mesin,2005

43 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data Pengolahan Data Perhitungan Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja terhadap Hasil Produksi Data tingkat produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara hasil produksi dengan jumlah tenaga kerja per periode. Perhitungan produktivitas tenaga kerja ini digunakan data hasil produksi / bulan dibagi dengan jumlah tenaga kerja yang dipakai / bulan. Perhitungan tingkat produktivitas tenaga kerja terhadap hasil produksi pada bulan Januari 2005 : Tingkat Produktivitas = Hasil Produksi/ bulan Jumlah Tenaga Kerja/ bulan

44 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data 42 JANUARI = 100 = 913,4 lmbr/orang FEBRUARI = = 953,13 lmbr/orang MARET = = 933,69 lmbr/orang APRIL = = 953,48 lmbr/orang MEI = = 1058,29 lmbr/orang JUNI = = 1047,31 lmbr/orang JULI = = 1055,61 lmbr/orang

45 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data 43 AGUSTUS = = 910,01 lmbr/orang SEPTEMBER = = 892,90 lmbr/orang OKTOBER = = 702,50 lmbr/orang NOVEMBER = = 656,52 lmbr/orang DESEMBER = = 354,69 lmbr/orang

46 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data 44 Tabel 4.4 Perhitungan Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Hasil Bulan Penggunaan Produksi Tahun 2005 Hasil Produksi/ Bulan Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja (Lmbr) (Lmbr/ Orang) JANUARI ,4 FEBRUARI ,15 MARET ,69 APRIL ,48 MEI ,29 JUNI ,31 JULI ,61 AGUSTUS ,01 SEPTEMBER ,90 OKTOBER ,50 NOVEMBER ,52 DESEMBER ,69

47 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data Perhitungan Tingkat Produktivitas Mesin terhadap Hasil Produksi Data tingkat produktivitas mesin merupakan perbandingan antara hasil produksi dengan jumlah mesin per periode. Tingkat produktivitas = Hasil Produksi/ Bulan Penggunaan Mesin/ Bulan JANUARI = = 2283,5 lmbr/unit FEBRUARI = = 2382,875 lmbr/unit MARET = = 2404,25 lmbr/unit APRIL = = 2502,875 lmbr/unit MEI = = 2778 lmbr/unit JUNI = = 2758,780 lmbr/unit

48 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data 46 JULI = = 2832,12 lmbr/unit AGUSTUS = = 2441,488 lmbr/unit SEPTEMBER = = 2439,146 lmbr/unit OKTOBER = = 1970,44 lmbr/unit NOVEMBER = = 1841,46 lmbr/unit DESEMBER = = 994,85 lmbr/unit

49 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data 47 Bulan Tabel 4.5 Perhitungan Tingkat Produktivitas Mesin Terhadap Hasil Penggunaan Produksi Tahun 2005 Hasil Produksi/ Bulan Tingkat Produktivitas Mesin (Lmbr) (Lmbr/ Unit) JANUARI ,5 FEBRUARI ,875 MARET ,25 APRIL ,875 MEI JUNI ,780 JULI ,12 AGUSTUS ,488 SEPTEMBER ,146 OKTOBER ,44 NOVEMBER ,46 DESEMBER ,85

50 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data Perhitungan Indeks Produktivitas (IP) Menghitung indeks produktivitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat produktivitas naik atau turun dengan memperbandingkannya dengan periode dasar. Untuk menghitung indeks produktivitas ini digunakan rumus sebagai berikut : IP = Tingkat Produktivitas Periode Pengukuran Tingkat Produktivitas Periode Dasar X 100 Contoh: IP Januari = 913,4 / 913,4 x 100 = 100 Apabila bulan Januari digunakan sebagai periode dasar dengan jumlah indeks 100, maka indeks produktivitas bulan Februari adalah sebagai berikut : Tingkat Produktivitas Bulan Februari IP Februari = Tingkat Produktivitas Bulan januari X Perhitungan Indeks Produktivitas Tenaga Kerja Data indeks produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara tingkat produktivitas tenaga kerja dengan tingkat produktivitas yang dijadikan tolak ukur (periode Januari sampai dengan Desember 2005).

51 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data 49 IP TENAGA KERJA Tingkat Produktivitas Periode Berjalan = X 100 Tingkat Produktivitas Periode dasar IP JANUARI = 913,4 X ,4 = 100 IP FEBRUARI = 953,15 X ,4 = 104,4 IP MARET = 933,6 X ,4 = 102,2 IP APRIL = 953,48 X ,4 = 104,4 IP MEI = 1058,29 X ,4 = 115,9 IP JUNI = 1047,31 X ,4 = 114,6 IP JULI = 1055,61 X ,4 = 115,5 IP AGUSTUS = 910,01 X ,4 = 99,6 IP SEPTEMBER = 892,90 X ,4 = 97,7 IP OKTOBER = 702,56 X ,4 = 76,9

52 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data 50 IP NOVEMBER = 656,52 X ,4 = 71,8 IP DESEMBER = 354,69 X ,4 = 38,8 Tabel 4.6 Perhitungan Indeks Produktivitas Tenaga Kerja No Bulan Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Indeks 1 JANUARI 913, FEBRUARI 953,15 104,4 3 MARET 933,69 102,2 4 APRIL 953,48 104,4 5 MEI 1058,29 115,9 6 JUNI 1047,31 114,6 7 JULI 1055,61 115,5 8 AGUSTUS 910,01 99,6 9 SEPTEMBER 892,90 97,7 10 OKTOBER 702,50 76,9 11 NOVEMBER 656,52 71,8 12 DESEMBER 354,69 38, Perhitungan Indeks Produktivitas Mesin Data indeks produktivitas mesin merupakan perbandingan antara tingkat produktivitas mesin dengan tingkat produktivitas yang dijadikan tolak ukur (periode Januari sampai dengan Desember 2005) dapat dilihat pada tabel 4.9.

53 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data 51 IP MESIN Tingkat Produktivitas Periode Berjalan = X 100 Tingkat Produktivitas Periode dasar IP JANUARI = 2283,5 X ,5 = 100 IP FEBRUARI = 2382,875 X ,5 = 104,3 IP MARET = 2404,25 X ,5 = 105,3 IP APRIL = 2502,875 X ,5 = 109,6 IP MEI = 2778 X ,5 = 121,6 IP JUNI = 2758,780 X ,5 = 120,8 IP JULI = 2832,12 X ,5 = 124,02 IP AGUSTUS = 2441,488 X ,5 = 106,9

54 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data 52 IP SEPTEMBER = 2439,146 X ,5 = 106,8 IP OKTOBER = 1970,44 X ,5 = 86,3 IP NOVEMBER = 1841,46 X ,5 = 80,6 IP DESEMBER = 994,85 X ,5 = 43,5 Tabel 4.7 Perhitungan Indeks Produktivitas Mesin No Bulan Tingkat Produktivitas Mesin Indeks 1 JANUARI 2283, FEBRUARI 2382, ,3 3 MARET 2404,25 105,3 4 APRIL 2502, ,6 5 MEI ,6 6 JUNI 2758, ,8 7 JULI 2832,12 124,02 8 AGUSTUS 2441, ,9 9 SEPTEMBER 2439, ,8 10 OKTOBER 1970,44 86,3 11 NOVEMBER 1841,46 80,6 12 DESEMBER 994,85 43,5

55 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data Perhitungan Prosentase Produktivitas Perhitungan Prosentase Produktivitas Tenaga Kerja Setelah data indeks produktivitas diketahui maka prosentase peningkatan atau penurunan produktivitas dapat diketahui berdasarkan hasil perhitungan produktivitas tenaga kerja yaitu dengan membandingkan hasil IP periode berjalan dengan IP periode dasar : Contoh perhitungan prosentase produktivitas tenaga kerja di priode Januari Prosentase Produktivitas Januari : IP periode berjalan IP periode dasar : = 0 Tabel 4.8 Data Tingkat Prosentase Produktivitas Tenaga Kerja Tahun 2005 No Bulan Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Prosentase Produktivitas Peningkatan/Penurunan Produktivitas (%) 1 JANUARI 913, FEBRUARI 953,15 104,4 4,4 3 MARET 933,69 102,2 2,2 4 APRIL 953,48 104,4 4,4 5 MEI 1058,29 115,9 15,9 6 JUNI 1047,31 114,6 14,6 7 JULI 1055,61 115,5 15,5 8 AGUSTUS 910,01 99,6-0,4 9 SEPTEMBER 892,90 97,7-2,3 10 OKTOBER 702,50 76,9-23,1 11 NOVEMBER 656,52 71,8-28,2

56 Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data DESEMBER 354,69 38,8-61, Perhitungan Prosentase Produktivitas Mesin Setelah data indeks produktivitas diketahui maka prosentase peningkatan atau penurunan produktivitas mesin dapat diketahui berdasarkan hasil perhitungan produktivitas mesin yaitu dengan membandingkan hasil IP periode berjalan dengan IP periode dasar. Contoh perhitungan prosentase periode Januari 2005 : Prosentase Produktivitas Januari : IP Periode Berjalan IP Periode Dasar : = 0 Tabel 4.9 Data Tingkat Prosentase Produktivitas Mesin Tahun 2005 No Bulan Tingkat Produktivitas Mesin Prosentase Produktivitas Peningkatan/Penurunan Produktivitas (%) 1 JANUARI 2283, FEBRUARI 2382, ,3 4,3 3 MARET 2404,25 105,3 5,3 4 APRIL 2502, ,6 9,6 5 MEI ,6 21,6 6 JUNI 2758, ,8 20,8 7 JULI 2832,12 124,02 24,02 8 AGUSTUS 2441, ,9 6,9 9 SEPTEMBER 2439, ,8 6,8 10 OKTOBER 1970,44 86,3-13,7 11 NOVEMBER 1841,46 80,6-19,4 12 DESEMBER 994,85 43,5-56,5

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal balik (dua arah) yang sangat

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Definisi Produktivitas Definisi secara umum pengertian produktivitas adalah perbandingan masukan dan keluaran. Masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pengertian Proses Dalam Operations Management for Competitive Advantage, Tenth Edition, Chase, Jacobs, Aquilano (2004, pp 102) memberikan pengertian bahwa proses adalah bagian

Lebih terperinci

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya Sutiyono FTI-UPN Veteran Jawa Timur Abstraksi Pengukuran produktivitas itu penting

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produktivitas 1 Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan finansial. Pengertian produktivitas secara teknis adalah pengefesiensian

Lebih terperinci

ANALISA PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DI PT. MARGA CIPTA PRESISI

ANALISA PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DI PT. MARGA CIPTA PRESISI ANALISA PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DI PT. MARGA CIPTA PRESISI TUGAS AKHIR Program Studi Teknik Industri S-1 Nama : Lince Yuniati NIM : 01602-025 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Produktivitas Sejak awal perkembangan hingga kini, pengertian produktivitas sangat beragam disampaikan dan didefinisikan oleh para ahli, namun pada dasarnya produktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun tinggi. Produktivitas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan Adam Smith tahun 1810. Inti konsep

Lebih terperinci

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator Persaingan bisnis yang sangat kompetitif saat ini menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Produktivitas, Metode Marvin E. Mundell, Diagram Sebab Akibat, Output

ABSTRAK. Kata kunci : Produktivitas, Metode Marvin E. Mundell, Diagram Sebab Akibat, Output Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 14 Nomor 2-2015 ISSN 123.456.7890 PENGUKURAN DAN PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI WOODEN CARPET DI CV NATURAL PALEMBANG Iunike

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan pengelolaan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan Era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan Era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sehubungan dengan Era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa tahun lalu, kita selalu dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan evaluasi untuk meninjau tingkat produktifitas perusahaan dengan menggunakan metode APC dimana metode ini sangat pas digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini kemajuan sektor ekonomi meningkat dengan pesat, industri berkembang di segala bidang, baik industri barang maupun jasa, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah Quality Control setelah Perang Dunia II ( 1939-1945) pada saat kekalahan Jepang atas Amerika Tahun 1945, Jepang mengalami kekelahan perang dengan Amerika.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan mempunyai tujuan. Tujuan perusahaan adalah mencari laba semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan melakukan operasinya. Proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas secara konsep menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja (bentuk nyata) dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POSPAC DI PT. SUPRA MATRA ABADI

ANALISIS PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POSPAC DI PT. SUPRA MATRA ABADI ANALISIS PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POSPAC DI PT. SUPRA MATRA ABADI Syarifuddin, Syukriah, dan Rini Maynita Jen Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini kemajuan sektor ekonomi meningkat dengan pesat, industri berkembang disegala bidang baik industri barang maupun jasa, sehingga persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komoditi teh merupakan salah satu andalan dari hasil alam yang diekspor

BAB I PENDAHULUAN. Komoditi teh merupakan salah satu andalan dari hasil alam yang diekspor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komoditi teh merupakan salah satu andalan dari hasil alam yang diekspor ke luar negeri, hal ini tentu menjadikan komoditi ini menjadi salah satu perhatian bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing domestik saja tetapi juga didatangi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam perusahaan, apapun jenis organisasi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam perusahaan, apapun jenis organisasi yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang terjadi saat ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan besar, persaingan yang tajam, dan teknologi yang canggih. Secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Mutu (Quality Control) 2.1.1. Pengertian pengendalian mutu (quality control) Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control) yang berkembang di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia perusahaan yang sangat pesat mengharuskan setiap perusahaan mendapatkan karyawan yang berkualitas dan mampu membawa perusahaan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Masa Kerja a. Pengertian Masa Kerja Menurut Siagian (2001) menyatakan bahwa masa kerja merupakan keseluruhan pelajaran yang diperoleh oleh seseorang dari

Lebih terperinci

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) *

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) * Reka Integra ISSN:2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi penelitian merupakan tahapan tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI Bakhtiar, Diana, Fariz Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh bakti66@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring berkembangnya era globalisasi, keberhasilan suatu perusahaan atau industri tercermin dari tingginya pencapaian produktivitas perusahaan tersebut. Hal itu menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia telah menyeret negara-negara lain termasuk Indonesia jatuh ke dalam jurang

BAB I PENDAHULUAN. dunia telah menyeret negara-negara lain termasuk Indonesia jatuh ke dalam jurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kondisi ekonomi dunia secara global mengalami krisis. Jatuhnya perekenomian negara Amerika Serikat sebagai penggerak utama perekonomian dunia telah menyeret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Audit..., Prasasti, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Audit..., Prasasti, Fakultas Ekonomi 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi bergerak sangat pesat ditandai dengan munculnya begitu banyak perusahaan lokal, nasional maupun multinasional. Hal ini menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pada era globalisasi, persaingan antara perusahaan satu dengan yang lainnya semakin ketat. Istilah globalisasi khususnya di dunia usaha telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berkompetisi antar perusahaan industri kini semakin tinggi, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk selalu memperbaiki kinerja sistem industri yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Menurut Gasperz V (2000), produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit

BAB II LANDASAN TEORI. produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Produksi 2.1.1 Fungsi Produksi Efisiensi berhubungan erat dengan proses produksi karena dalam produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi di Indonesia terjadi dengan sangat pesat. Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan badan usaha, perusahaan, organisasi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Produktivitas Peningkatan produktivitas merupakan motor penggerak kemajuan ekonomi dan keuntungan perusahaan. Produktivitas juga penting untuk meningkatkan upah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan, terutama untuk perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan, terutama untuk perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dinamika perkembangan usaha di tanah air semakin jelas terlihat dari semakin ketatnya persaingan antar perusahaan, terutama untuk perusahaan atau industri yang sejenis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian produktivitas Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (Output) dan masukan (Input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah output yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang diindikasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses produksi merupakan kegiatan utama dalam perusahaan industri manufaktur. Tingkat efektifitas dan efisiensi berproduksi dituntut memiliki nilai yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk dapat tetap eksis, masing-masing perusahaan harus senantiasa berusaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk dapat tetap eksis, masing-masing perusahaan harus senantiasa berusaha untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan pada saat ini dihadapkan pada tingkat persaingan yang sangat ketat. Untuk dapat tetap eksis, masing-masing perusahaan harus senantiasa berusaha

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat pertumbuhan yang kurang menggembirakan, hal ini merupakan dampak dari adanya resesi perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan. BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkain kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Barry Render dan Jay Heizer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. perlu adanya peningkatan performansi produksi agar mampu. efisien sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang optimal.

BAB I PEDAHULUAN. perlu adanya peningkatan performansi produksi agar mampu. efisien sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang optimal. BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam meningkatkan kemampuan daya saingnya perlu adanya peningkatan performansi produksi agar mampu mempertahankan dan meningkatkan posisinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen akan kebutuhan mereka. Dalam menjalankan sebuah perusahaan, Perubahan lingkungan yang semakin kompleks dan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen akan kebutuhan mereka. Dalam menjalankan sebuah perusahaan, Perubahan lingkungan yang semakin kompleks dan persaingan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa agar dapat melayani atau memenuhi permintaan konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi belakangan ini menyebabkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi belakangan ini menyebabkan persaingan antar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi belakangan ini menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin terbuka. Persaingan dapat terjadi pada industri maupun jasa, baik perusahaan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan atau sebagian sumberdaya (input) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha merupakan dunia yang bersifat dinamis,selalu berkembang terus-menerus seiring dengan perkembangan zaman. Dengan perkembangan ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Erry Rimawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha merupakan dunia yang bersifat dinamis, selalu berkembang terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan beberapa alasan utama mengenai pentingnya suatu perusahaan menerapkan manajemen operasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada suatu perusahaan proses pengukuran keberhasilan atau maju mundurnya sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia, yaitu orangorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pertumbuhan industri di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala kecil dan rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas kerja karyawan bagi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat membawa dampak terhadap tatanan kehidupan umat manusia. Perubahan yang cepat dan mendasar terjadi dalam kehidupan di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu elemen dalam perusahaan yang sangat penting adalah Sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu elemen dalam perusahaan yang sangat penting adalah Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu elemen dalam perusahaan yang sangat penting adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Pengelolaan SDM dari suatu perusahaan sangat mempengaruhi banyak aspek penentu

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E. MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E. MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E. MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh DANIEL SINAGA 0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perum Bulog, sebagai salah satu perusahaan BUMN memegang peranan penting dalam mengelola stabilitas ketahanan komoditas pangan strategis di indonesia, khususnya

Lebih terperinci

DAMPAK MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS DI PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO), TBK SITE PANJANG. Riana Septiani 2) Aryo Wahyudi

DAMPAK MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS DI PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO), TBK SITE PANJANG. Riana Septiani 2) Aryo Wahyudi DAMPAK MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS DI PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO), TBK SITE PANJANG 1) Riana Septiani 2) Aryo Wahyudi 1) Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas Tulang Bawang 2) Mahasiswa

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS INDUSTRI DAN SISTEM PENGUKURAN

PRODUKTIVITAS INDUSTRI DAN SISTEM PENGUKURAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI DAN SISTEM PENGUKURAN Tri Hernawati trihernawati@ymail.com Staf Pengajar Kopertis Wilayah I dpk.fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera UItara Abstrak Kata produktivitas telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kegiatan usaha, baik usaha jasa, dagang maupun. industri/manufaktur tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kegiatan usaha, baik usaha jasa, dagang maupun. industri/manufaktur tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam berbagai kegiatan usaha, baik usaha jasa, dagang maupun industri/manufaktur tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan yaitu memperoleh laba/keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia Siagian (2008) menyatakan perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi di dunia bisnis menuntut persaingan yang ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi di dunia bisnis menuntut persaingan yang ketat. Persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi di dunia bisnis menuntut persaingan yang ketat. Persaingan yang terjadi di dunia bisnis telah memasuki perdagangan bebas dimana pesaing asing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekitar 40% resep tablet dikontribusikan untuk produksi obat generik. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekitar 40% resep tablet dikontribusikan untuk produksi obat generik. Jika BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Tablet sebagai obat resep farmasi banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sekitar 40% resep tablet dikontribusikan untuk produksi obat generik. Jika penyerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era industrialisasi saat ini sektor industri memang memegang peran

BAB I PENDAHULUAN. Di era industrialisasi saat ini sektor industri memang memegang peran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era industrialisasi saat ini sektor industri memang memegang peran penting dalam pembangunan di Indonesia. Munculnya industri kecil dan besar baik perusahaan swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan menghadapi situasi serta permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disesuaikan dengan jumlah order yang dimiliki oleh suatu industri, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang disesuaikan dengan jumlah order yang dimiliki oleh suatu industri, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKTIVITAS

MANAJEMEN PRODUKTIVITAS MANAJEMEN PRODUKTIVITAS Oleh : Nurmayetti, SH Fungsional Mediator Hubungan Industrial Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov Sumbar I. PENDAHULUAN Manajemen produktivitas adalah sebagai hasil yang

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pengendalian kualitas pada perusahaan manufaktur sangat diperlukan. Perusahaan harus menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar dapat diterima oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi pengembangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia atau yang sering

BAB I PENDAHULUAN. strategi pengembangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia atau yang sering 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan, umumnya pengembangan level organisasi, disatukan dalam bagian strategi pengembangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia atau yang sering disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap pakai dibutuhkan pada setiap saat ketika proses produksi akan dimulai. Fungsi mesin/peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha merupakan dunia yang bersifat dinamis,selalu berkembang terus-menerus seiring dengan perkembangan zaman. Dengan perkembangan ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha mengalami perkembangan yang sedemikian cepatnya yang menyebabkan maraknya perusahaan-perusahaan manufaktur yang saling bersaing untuk menjadi yang terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup kegiatannya dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta menjamin dipatuhinya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMAKASIH...v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMAKASIH...v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH...v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...xv

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong semua perusahaan khususnya industri manufaktur saling bersaing untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi ekonomi di Indonesia dewasa ini telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk meningkatkan produksinya dalam

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Tahapan AHP 5.1.1 Kuesioner Tahap Pertama Dari hasil kalkulasi pada Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa rasio 2 yaitu perbandingan antara total produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan secara signifikan pada institusi ekonomi modern, hal ini nampak dari pola kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu manajer dalam menghadapi masalah pengambilan keputusan dan kegiatan yang diperlukan

Lebih terperinci

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL Anwar 1, Syarifuddin 2, Sri Deza Kurnia Devi 3 Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci