BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Mesin atau peralatan yang menjadi objek penelitian adalah pada bagian pengeringan di PT. XYZ yaitu pada mesin Dryer Twind. Karena mesin ini bersifat critical unit diamana ketika terjadi kerusakan pada mesin ini akan mengakibatkan terhentinya proses produksi dan diarea ini ini juga sering dilakukan penggantian komponen mesin dan peralatan. Sasaran dari penerapan Total Productive Maintenance adalah meminimumkan six big losses yang terdapat pada mesin Dryer Twind, sehingga dapat diperoleh efektivitas penggunaan mesin pada area tersebut secara maksimal. Maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran untuk dapat mengetahui tingkat efektivitas mesin/peralatan yang digunakan saat ini dengan menggunakan indikator OEE (overall equipment effectivenes). Dengan peningkatan overall equipment effectivenes akan menghasilkan peningkatan efisiensi dan produktivitas pada mesin Dryer Twind. Untuk pengukuran efektivitas dengan menggunakan OEE pada mesin Dryer Twind ini dibutuhkan data yang bersumber dari laporan produksi. Data yang digunakan adalah periode April 2014 November 2014, yaitu: 1. Data waktu downtime mesin Dryer Twind 2. Planned downtime untuk mesin Dryer Twind 40

2 41 3. Data waktu setup mesin Dryer Twind 4. Data waktu produksi mesin Dryer Twind 5. Data yang lain yang mendukung dalam pemecahan masalah Data waktu downtime Waktu downtime adalah waktu yang seharusnya digunakan untuk melakukan proses produksi akan tetapi dikarenakan adanya kerusakan atau gangguan pada mesin mengakibatkan mesin tidak dapat melaksanakan proses produksi sebagaimana mestinya. Kerusakan (breakdowns) atau kegagalan proses pada mesin/pealatan yang terjadi tiba-tiba. Downtime merupakan kerugian yang dapat terlihat dengan jelas karena terjadi kerusakan mengakibatkan tidak adanya output yang dihasilkan disebabkan mesin tidak berproduksi. Data periode April 2014 November 2014, dapat dilihat pada tabel 4.1 TOTAL WAKTU KERUSAKAN (jam) April 9.17 Mei 8.50 Juni 9.83 Juli 8.42 Agustus 9.75 September 6.67 Oktober 5.25 Nopember 6.50 Sumber : PT. XYZ Tabel 4.1. Data Waktu Kerusakan (Breakdown) Mesin Dryer Twind

3 Planned Downtime Planned Downtime merupakan waktu yang sudah dijadwalkan dalam rencana produksi, termasuk pemeliharaan terjadwal dan kegiatan manajemen yang lain seperti pertemuan. Pemeliharaan terjadwal dilakukan oleh pihak perusahaan untuk menjaga agar mesin tidak rusak saat proses produksi berlangsung. Pemeliharaan ini dilakukan secara rutin dan sesuai jadwal yang dibuat oleh departemen maintenance. Data waktu pemeliharaan periode April 2014 November 2014 dapat dilihat pada tabel 4.2 TOTAL WAKTU PEMELIHARAAN (jam) April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Sumber : PT. XYZ Tabel 4.2. Data Waktu Pemeliharaan Mesin Dryer Twind Data Waktu Setup Waktu setup adalah waktu produksi untuk memproduksi satu jenis produk setelah jenis produk lain selesai dilaksanakan. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setup mesin mulai dari waktu berhenti mesin sampai proses untuk

4 43 kegiatan produksi berikutnya. Data waktu setup mesin periode April 2014 November 2014, dapat dilihat pada tabel 4.3. TOTAL WAKTU SETUP (jam) April 8.67 Mei 9.00 Juni 8.33 Juli 9.00 Agustus 8.67 September 8.67 Oktober 9.00 Nopember 8.33 Sumber : PT. XYZ Tabel 4.3. Data Waktu Setup Dryer Twind Data produksi Dalam proses pengolahan kompo menjadi blengket sampai pada crumb rubber, melewati mesin dryer twind dengan data produksi mesin Dryer Twind dalam periode April 2014 November 2014 adalah : Total Available Total Product Processed Total Good Product Total Reject Weight Total Scrap Weight Total Actual Press Hours jam kg kg kg kg jam April , , Mei , , Juni , , Juli , , Agustus , , September , , Oktober , , November , ,

5 44 Sumber : PT. XYZ Dengan keterangan sebagai berikut : Tabel 4.4. Data Produksi Mesin Dryer Twind 1. Total available time adalah total waktu mesin Dryer Twind yang tersedia untuk melakukan proses produksi dalam satuan jam. 2. Total product processed adalah jumlah berat total produk yang diproses oleh mesin Dryer Twind dalam satuan kilogram. 3. Total good product adalah jumlah berat total produk yang baik sesuai dengan spesifikasi kualitas produk yang telah ditentukan dalam satuan kilogram. 4. Total actual press hours adalah total waktu aktual proses pengeringan crumb rubber pada mesin dryer twind. 5. Total reject adalah jumlah berat total produk yang ditolak karena cacat pada produk sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi kualitas produk dalam satuan kilogram. 6. Total scrap weight adalah jumlah berat total produk yang rusak dalam satuan kilogram. 4.2 Pengolahan Data Setelah semua data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan data atas data produksi, data waktu setup, data waktu pemeliharaan, data waktu kerusakan, sebagai berikut :

6 Perhitungan Availability Availability adalah rasio waktu operation time terhadap loading time-nya. Untuk menghitung nilai availability digunakan rumusan sebagai berikut : Availability = Operation Loading X 100 % Loading time adalah waktu yang tersedia per hari atau per bulan dikurangi dengan downtime mesin yang direncanakan. Perhitungan loading time ini dapat dituliskan dalam formula matematika, sebgai berikut : Loading = Total Available Planned Down Operation time adalah total waktu proses yang efektif. Dalam hal ini operation time adalah hasil pengurangan loading time dengan downtime mesin. Formula matematikanya adalah : Operation = Loading Down Down = Breakdown + Set Up Nilai availability mesin dryer twind untuk April 2014 adalah sebagai berikut : Loading = = 373 jam Downtime = 9,17 + 8,67 = 17,83 jam Operation time = ,83 = 355,17 Availibility = 355,17 / 373 X 100 % = 95,22 %

7 46 Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung availability periode April 2014 November 2014, dapat dilihat pada Tabel 4.5 Loading Total Down Operation Availability jam jam jam % April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Tabel 4.5. Availability mesin Dryer Twind Perhitungan Performance Efficiency Performance effeciency adalah rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk melakukan proses produksi (operation time). Untuk menghitung nilai performance effeciency digunakan rumusan sebagai berikut : Perfomance efficiency = net operating x operating cycle time Ideal Cycle adalah siklus waktu proses yang diharapkan dapat dicapai dalam keadaan optimal atau tidak mengalami hambatan.

8 47 Ideal Cycle pada mesin dryer twind merupakan siklus waktu proses yang dapat dicapai mesin dalam proses produksi dalam keadaan optimal atau mesin tidak mengalami hambatan dalam berproduksi. Waktu optimal mesin dryer twind dalam menghasilkan produk adalah 4 jam. Dengan ketentuan dalam sekali proses selama 4 jam terdapat 16 box dryer yang masuk ke dalam mesin dryer twind. Untuk satu box dryer memiliki berat yang dihasilkan adalah 198 Kg, maka dapat dihitung untuk berat 16 box dryer twind adalah 16 x 198 Kg = 3168 Kg. Ideal Cycle mesin dryer twind = 4 jam / 3168 Kg = 0,00126 jam/kg. Untuk mesin Dryer Twind bulan April 2014 : Performance effeciency = ( X 0,00126 : 355,17 ) X 100 % = 75,26 % Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung Performance Efficiency periode April 2014 November 2014, dapat dilihat pada Tabel 4.6. Total Product Processed Ideal Cycle Operation Performance Efficiency kg jam jam % April 212, Mei 211, Juni 212, Juli 211, Agustus 212, September 211, Oktober 219, November 204, Tabel 4.6. Performance Efficiency Mesin Dryer Twind

9 Perhitungan Rate Of Quality Product Rate of Quality Product adalah rasio produk yang baik (good products) yang sesuai dengan spesifikasi kualitas produk yang telah ditentukan terhadap jumlah produk yang diproses. Perhitungan rate of quality product menggunakan data produksi pada Tabel 4.4. Dalam perhitungan rasio rate of quality product ini, process amount adalah total product processed sedangkan defect amount adalah total broke, dengan rumusan sebagai berikut : Rate of Quality Product = ( ) / X 100 % = 99,80 % Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung rate of quality product mesin Dryer Twind periode April 2014 November 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.7 Total Product Processed Total Scrap Rate of Quality Product kg kg % April 212, Mei 211, Juni 212, Juli 211, Agustus 212, September 211, Oktober 219, November 204, Tabel 4.7. Rate of Quality Product Mesin Dryer Twind

10 Perhitungan Overall Equipment Effectivenes (OEE) Setelah nilai availability, performance efficiency dan rate of quality product pada mesin Dryer Twind diperoleh maka dilakukan perhitungan nilai overall equipment effectiveness (OEE) untuk mengetahui besarnya efektivitas penggunaan mesin Dryer Twind di PT. XYZ. Perhitungan OEE adalah perkalian nilai-nilai availability, performance efficiency dan rate of quality product yang sudah diperoleh. OEE (%) = Availability (%) Performance Rate (%) Quality Rate (%) Untuk mesin Dryer Twind bulan April 2014 : OEE = (0,9522 0,7526 0,9980) x 100 % = 71,51 % Dengan perhitungan yang sama, maka nilai OEE mesin Dryer Twind periode April 2014 November 2014, dapat dilihat pada Tabel 5.8 Availability Performance Efficiency Rate of Quality Product OEE (%) (%) (%) (%) April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Tabel 4.8. Perhitungan Overall Equipment Effectivenes Mesin Dryer Twind

11 Perhitungan Overall Equipment Effectivenes (OEE) Six Big Losses Downtime Losses Downtime adalah waktu yang seharusnya digunakan untuk melakukan proses produksi akan tetapi karena adanya gangguan pada mesin (equipment failures) mengakibatkan mesin tidak dapat melaksanakan proses produksi sebagaimana mestinya. Dalam perhitungan overall equipment effectiveness OEE), equipment failures dan waktu setup and adjustment dikategorikan sebagai kerugian waktu downtime (downtime losses) 1. Equipment Failures (Breakdowns) Kegagalan mesin melakukan proses (equipment failure) atau kerusakan (breakdown) yang tiba-tiba dan tidak diharapkan terjadi adalah penyebab kerugian yang terlihat jelas, karena kerusakan tersebut akan mengakibatkan mesin tidak menghasilkan output. Besarnya persentase efektivitas mesin yang hilang akibat faktor breakdowns loss dapat dihitung dengan menggunakan rumusan sebagai berikut. Breakdown Loss = Total Breakdowns / Loading X 100 % Dengan menggunakan rumusan di atas, maka diperoleh perhitungan breakdowns loss sebagai berikut : Untuk Mesin Dryer Twind bulan April 2014 : Breakdown Loss = 9,17 / 373 X 100 % = 2,46 % Dengan cara perhitungan yang sama maka nilai persentase breakdown loss mesin Dryer Twind periode April 2014 November 2014, dapat dilihat pada Tabel 4.9.

12 51 Total Breakdown Loading Breakdown Loss jam jam (%) April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Tabel 4.9. Breakdown Loss mesin Dryer Twind 2. Setup dan Adjustment Kerusakan pada mesin maupun pemeliharaan mesin secara keseluruhan akan mengakibatkan mesin tersebut harus dihentikan terlebih dahulu. Sebelum mesin difungsikan kembali akan dilakukan penyesuaian terhadap fungsi mesin tersebut yang dinamakan dengan waktu setup dan adjustment mesin. Dalam perhitungan setup dan adjustment loss dipergunakan data waktu setup mesin yang mengalami kerusakan dan pemeliharaan mesin secara keseluruhan di mesin Dryer Twind. Untuk mengetahui besarnya persentase downtime loss yang diakibatkan oleh waktu setup and adjustment tersebut digunakan rumusan sebagai berikut : Untuk Mesin Dryer Twind bulan April 2014 :

13 52 Setup dan Adjustment Loss = 8,67 / 373 X 100 % = 2,32 % Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode April 2014 November 2014 dapat dilihat pada Tabel berikut ini : Set up Loading Set up and Adjustment Losses jam jam (%) April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Tabel Set up and Adjustment Losses di mesin Dryer Twind Speed Losses Speed loss terjadi pada saat mesin tidak beroperasi sesuai dengan kecepatan produksi maksimum yang sesuai dengan kecepatan mesin yang dirancang. Faktor yang mempengaruhi speed losses ini adalah idling and minor stoppages dan reduced speed. 1. Idling dan Minor Stoppages Idling dan minor stoppages terjadi jika mesin berhenti secara berulang-ulang atau mesin beroperasi tanpa menghasilkan produk. Jika idling dan minor stoppages sering terjadi maka dapat mengurangi efektivitas mesin. Untuk mengetahui

14 53 besarnya faktor efektivitas yang hilang karena faktor idling dan minor stoppages digunakan rumusan sebagai berikut : Idling and Minor Stoppage = Nonproductive / Loading X 100 % Nonproductive time = Operation time Actual Production time Untuk Mesin Dryer Twind bulan April 2014 : Nonproductive time = 355,17 294,62 = 60,54 jam Idling dan Minor Stoppages = 60,54 / 373 X 100 % = 16,23 % Periode April 2014 November 2014 dan dapat dilihat pada Tabel berikut ini : Loading Nonproductive Idling and Minor Stoppages jam jam (%) April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Tabel Idling dan Minor Stoppages di Mesin Dryer Twind

15 54 2. Reduced Speed Reduced speed adalah selisih antara waktu kecepatan produksi aktual dengan kecepatan produksi mesin yang ideal. Untuk mengetahui besarnya persentase faktor reduced speed yang hilang, maka digunakan rumusan berikut : Reduce Speed Loss = Actual Production Ideal Production / Loading X 100 % Ideal Production = Ideal Cycle X Total Product Process Untuk Mesin Dryer Twind bulan April 2014 Ideal Production = 0,00126 X = 267,280 Reduce Speed Loss = 294,62 267,28 / 373 X 100 % = 7,33 % Cara yang sama dilakukan untuk periode April 2014 November 2014 dan dapat dilihat pada Tabel Total Product Process Actual Production Ideal Cycle Ideal Production Loading Reduced Speed Reduced Speed Loss kg jam jam / kg kg jam jam (%) April ,62 0, , ,3409 0,0733 Mei ,00 0, , ,2829 0,0707 Juni ,67 0, , ,3454 0,0762 Juli ,68 0, , ,2535 0,0706 Agustus ,27 0, , ,4013 0,0735 September ,15 0, , ,2973 0,0732 Oktober ,93 0, , ,2974 0,0731 November ,50 0, , ,4016 0,0737 Tabel Reduced Speed Loss di Mesin Dryer Twind

16 Defect Losses Defect loss artinya adalah mesin tidak menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas produk yang telah ditentukan dan scrap sisa hasil proses selama produksi berjalan. Faktor yang dikategorikan ke dalam defect loss adalah rework loss dan yield/scrap loss. 1. Rework Loss Rework Loss adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasi kualitas yang telah ditentukan walaupun masih dapat diperbaiki ataupun dikerjakan ulang. Untuk mengetahui persentase faktor rework loss yang mempengaruhi efektivitas penggunaan mesin. Digunakan rumusan sebagai berikut : Rework Loss = Ideal Cycle X Rework / Loading X 100 % Dikarenakan hasil rework tidak ada maka Rework Loss bernilai 0 Untuk Mesin Dryer Twind bulan April 2014 : Rework Loss = 0,00126 X 0 / 373 X 100 % = 0 % Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode April 2014 November 2014 dan dapat dilihat pada Tabel 4.13.

17 56 Loading Ideal Cycle Rework Rework time Rework Loss jam jam/kg kg jam % April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Tabel Rework Loss Mesin Dryer Twind 2. Yield / Scrap Loss Yield/scrap loss adalah kerugian yang timbul selama proses produksi belum mencapai keadaan produksi yang stabil pada saat proses produksi mulai dilakukan sampai tercapainya keadaan proses yang stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada awal proses sampai keadaan proses stabil dicapai tidak memenuhi spesifikasi kualitas yang diharapkan. Untuk mengetahui persentase faktor yield/scrap loss yang mempengaruhi efektivitas penggunaan mesin. Digunakan rumusan sebagai berikut : Yield / Scrap Loss = Ideal Cycle X Scrap / Loading X 100 % Untuk Mesin Dryer Twind bulan April 2014 : Yield / Scrap Loss = 0,00126 X 424 / 373 X 100 % = 0,1433 %

18 57 Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode April 2014 November 2014 dan dapat dilihat pada Tabel 4.14 Loading Ideal Cycle Scrap Scrap Rework Loss jam jam/kg kg jam % April 373 0, , ,00143 Mei 386 0, , ,00120 Juni 359 0, , ,00120 Juli 386 0, , ,00120 Agustus 373 0, , ,00120 September 373 0, , ,00121 Oktober 387 0, , ,00121 November 358 0, , ,00121 Tabel Yield/Scrap Loss Mesin Dryer Twind