PERAN SITOGENETIK PADA KEGANASAN DARAH. Ninik Sukartini Dept. Patologi Klinik FKUI / RSCM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN SITOGENETIK PADA KEGANASAN DARAH. Ninik Sukartini Dept. Patologi Klinik FKUI / RSCM"

Transkripsi

1 PERAN SITOGENETIK PADA KEGANASAN DARAH Ninik Sukartini Dept. Patologi Klinik FKUI / RSCM

2 Yang dibicarakan... Sitogenetika dasar Kromosom Terminologi Prinsip pemeriksaan Kelainan jumlah dan struktur Peran sitogenetik pada keganasan darah Sukartini

3 Sukartini SITOGENETIK DASAR

4 SITOGENETIK Analisis mikroskopik kromosom Sel diperiksa pada keadaan mitosis dapat dinilai dgn jelas Identifikasi berdasarkan perbedaan pola pita kromosom N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

5 N.Sukartini/ FKUI/ kuliah umum/2013 Kromosom

6 N.Sukartini/ FKUI/ kuliah umum/2013

7 N.Sukartini/ FKUI/ kuliah umum/2013

8 N.Sukartini/ FKUI/ kuliah umum/2013

9 N.Sukartini/ FKUI/ kuliah umum/2013

10 N.Sukartini/ FKUI/ kuliah umum/2013

11 N.Sukartini/ FKUI/ kuliah umum/2013

12 N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

13 N.Sukartini/ FKUI/ kuliah umum/2013

14 N.Sukartini/ FKUI/ kuliah umum/2013

15 TERMINOLOGI Kromosom dikelompokkan berdasarkan 1. Ukuran 2. lokasi sentromer 3. pola pemitaan Istilah : Sentromer, lengan p, q, regio, telomer, pita (band), metasentrik, submetasentrik, akrosentrik, kariotip N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

16 A B C D E F G C N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

17 Sukartini

18 BAHAN & PRINSIP PEMERIKSAAN Bahan : darah sumsum tulang Prinsip pemeriksaan Kultur Sel dihentikan pada metafase Analisis N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

19 N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

20 METODE ANALISIS G banding ( Giemsa ) Q banding ( Quinakrine ) R banding ( Reverse ) C banding ( Centromeric ) N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

21 N.Sukartini/ FKUI/ kuliah umum/2013

22 ANALISIS Jumlah kromosom, kromosom seks, ada tidaknya kelainan, simbol lengan, no.regio, no.pita dalam regio 9q34 ; 22q11 Penulisan : 46, XY, t(9;22)(q34;q11) N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

23 KELAINAN JUMLAH KROMOSOM NORMAL 2N 46 HIPODIPLOID HIPERDIPLOID MONOSOMI 2N - 1 TRISOMI 2N + 1 PSEUDODIPLOID 46 tetapi ada + & - N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

24 Ploidi Hiperdiploid (51-65 kromosom) Prognosis baik dikaitkan dengan +4, +10, +17 dan +18 Prognosis buruk bila dijumpai nearhaploidy atau hipodiploid N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

25 KELAINAN STRUKTUR KROMOSOM DELESI : kehilangan materi TRANSLOKASI INVERSI relokasi DUPLIKASI : penambahan materi N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

26 N.Sukartini/ FKUI/ kuliah umum/2013

27 Sukartini

28 JENIS PEMERIKSAAN Konvensional Sel yang mitosis Tehnik banding Broad overview Molekular Sel tidak harus mitosis Menggunakan DNA probes Kelainan spesifik tertentu N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

29 A B C D E F G C N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

30 N.Sukartini/ FKUI/ kuliah umum/2013 Fluorescence In Situ Hybridization

31 SITOGENETIK PADA KEGANASAN DARAH Sukartini

32 MANFAAT PEMERIKSAAN SITOGENETIK PADA KEGANASAN Klasifikasi Diagnosis Monitoring remisi & relaps Prognosis Menilai keberhasilan transplantasi sumsum tulang N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

33 WHO classification (2001) AML with recurrent genetic abnormalities AML with t(8;21)(q22;q22) (AML1/ETO) AML with inv(16)(p14;q22)or t(16;16)(p13;q22) (CBFβ/MYH11) AML with t(15;17)(q22;q12) (PMLRARα) and variants AML with 11q23 abnormalities AML with multilineage dysplasia AML and MDS, therapy related AML not otherwise categorized AML of ambiguous lineage KLASIFIKASI Sukartini

34 WHO classification (2001) Precursor B lymphoblastic leukemia / lymphoblastic lymphoma ALL with t(9;22)(q34;q11) (BCR-ABL Philadelphia chromosome) ALL with t(v;11q23) (MLL rearrangement) ALL with t(1;19)(q23;p13) (PBX-E2A) ALL with t(12;21)(p13;q22) (TEL-AML1) Hyperdiploid > 50 Hypodiploid Precursor T lymphoblastic leukemia / lymphoma KLASIFIKASI Sukartini

35 DIAGNOSIS Kelainan kromosom non random t(1;19) B-ALL t(8;21) M2 t(15;17)(q22;q12) M3 inv(16) / t(16;16) M4-eo memastikan diagnosis Kelainan spesifik t(9;22) CML dan pilihan terapi imatinib t(1;22)(p13;q13) M7 membedakan dengan tumor nonhematopoietik (sarcoma) Sukartini

36 MONITORING CML dgn t(9;22) pada fase akselerasi dan krisis blas dapat timbul perubahan kromosom tambahan +8, I(17q), + 19 AML pada sindroma Down hilangnya kelainan kromosom didapat pada keberhasilan terapi Sukartini

37 Sukartini

38 Prognosis berdasarkan sitogenetik Prognosis baik Karyotip normal del(5q) del(20q) Prognosis buruk Karyotip kompleks ( > 3 kelainan) Kelainan kromosom 7 Prognosis intermediate PROGNOSIS Sukartini

39 PROGNOSIS ALL dengan prognosis baik t(12;21)(p13;q22) t(1;19)(q23;p13) AML dengan prognosis baik t(15;17) t(8;21) inv(16) Prognosis buruk Karyotip kompleks Sukartini

40 PROGNOSIS TRANSPLANTASI SUMSUM TULANG Anak perempuan dgn diagnosis ALL Saat diagnosis 46,XX,t(9;22) Remisi 46,XX Transplantasi 46,XX[3]//46,XY[17] Engagement 46,XY Relapse 46,XX,t(9;22) [5 ]//46,XY[20] Sukartini

41 ACUTE LYMPHOBLASTIC LEUKEMIA Kelainan kromosom dijumpai pada 80 % ALL Klasifikasi sitogenetik penting untuk menentukan risiko tinggi Agak sulit karena indeks mitosis rendah pada sel blas abnormal dan morfologi kromosom kurang baik N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

42 t(12;21)(p13;q22) Dijumpai pada 25% - 30% ALL B-lineage ETV6-AML1 (TEL-AML) fusion gene Respon baik terhadap terapi Prognosis baik N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

43 t(9;22)(q34;q11) L1 atau L2 ALL B-lineage BCR-ABL fusion gene (Philadelphia chromosome) Menghasilkan protein p190 (vs p210 pada CML) Respon terapi awal rendah & disease free survival 3 thn rendah Prognosis kurang baik N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

44 t(9;22) N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

45 t(1;19)(q23;p13) Dijumpai pada 6% ALL B-lineage E2A PBX1 fusion gene balanced translocation unbalanced translocation der(19)t(1;19) Prognosis lebih baik pada unbalanced Pada ALL dewasa dikaitkan dgn perjalanan penyakit yg agresif & harapan hidup rendah N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

46 N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / , XY, +8, +19

47 T-lineage ALL Kelainan kromosom yang dapat dideteksi dengan sitogenetik sedikit 14q11 7q32 7p15 N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

48 AML 66 % of AML have CG abnormalities, most associated with hematologic subtypes Many patients acquire additional aberations during disease progression t (15;17) Associated with M3 Present with DIC Good prognostic significance PML/RARA in case of failure of conventional CG N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

49 AML - inv (16) occurs in 100 % patients with M4eo present in 25 % of M4-11q23 abnormalities MLL (mixed lineage leukemia gene) prognostic is poor in ALL and intermediate in AML N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

50 CLL Mature B cell neoplasm 35 % abnormal cytogenetics Transform to high-grade lymphoma occurs in 5 % of case Clinical course is indolent 85 % are abnormal when studied by FISH del 13 or abnormal 12q23 N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

51 RINGKASAN Sitogenetik adalah analisis kromosom secara mikroskopik Prinsip pemeriksaan adalah kultur sel dilanjutkan dengan analisis kromosom Kelainan berupa kelainan jumlah dan kelainan struktur kromosom Pada keganasan darah berperan pada klasifikasi, diagnosis, monitoring, prognosis dan penilaian keberhasilan transplantasi N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

52 N.Sukartini /FKUI / kuliah umum / 2013

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Chronic Myelogenous Leukemia (CML) merupakan suatu. keganasan hematologi yang berupa kelainan klonal dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Chronic Myelogenous Leukemia (CML) merupakan suatu. keganasan hematologi yang berupa kelainan klonal dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Chronic Myelogenous Leukemia (CML) merupakan suatu keganasan hematologi yang berupa kelainan klonal dari sel hematopoietik, dan mempunyai karakteristik jumlah leukosit

Lebih terperinci

SITOGENETIKA DAN PERANANNYA DALAM KEGANASAN HEMATOLOGI

SITOGENETIKA DAN PERANANNYA DALAM KEGANASAN HEMATOLOGI SITOGENETIKA DAN PERANANNYA DALAM KEGANASAN HEMATOLOGI Tinjauan Pustaka Karya Ilmiah Hematologi Oleh : Yunika Puspa Dewi 11/326437/PKU/12910 Kepada PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I PATOLOGI KLINIK

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmatnya penulis dapat

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmatnya penulis dapat i ii KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmatnya penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah yang berjudul Distribusi Penderita Sindrom Down Berdasarkan Analisis Sitogenetika

Lebih terperinci

KELAINAN KROMOSOM. Oleh: E.Suryadi Fakultas kedokteran UGM

KELAINAN KROMOSOM. Oleh: E.Suryadi Fakultas kedokteran UGM KELAINAN KROMOSOM Oleh: E.Suryadi Fakultas kedokteran UGM Penyakit kromosom disebabkan oleh kelainan kromosom, baik yang terjadi pada autosom maupun pada kromosom kelamin. Kelainan kromosom sering juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya sel myeloid (Perrotti et al., 2010). Di Asia,

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya sel myeloid (Perrotti et al., 2010). Di Asia, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Chronic myelogenous leukemia (CML) merupakan keganasan hematologi yang ditandai dengan meningkatnya sel myeloid (Perrotti et al., 2010). Di Asia, CML merupakan keganasan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Kelainan dan penyakit genetika. Kariotipe kromosom. Deteksi Mutasi DNA. Teknik pengecatan pada kromosom 5/25/2016

Pendahuluan. Kelainan dan penyakit genetika. Kariotipe kromosom. Deteksi Mutasi DNA. Teknik pengecatan pada kromosom 5/25/2016 Pendahuluan Kelainan dan penyakit genetika Anas Tamsuri Penyakit atau kelainan yang terjadi pada materi genetik akan diturunkan pada turunannya Penyakit atau kelainan genetik terbagi 2 Kelainan kromosom

Lebih terperinci

2 kromosom Y diduga mempunyai pengaruh terhadap fenotip seks secara tidak langsung.8 Hal ini dapat dipahami oleh karena kromosom Y mengandung lokus kr

2 kromosom Y diduga mempunyai pengaruh terhadap fenotip seks secara tidak langsung.8 Hal ini dapat dipahami oleh karena kromosom Y mengandung lokus kr BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ambigus genitalia adalah suatu kelainan yang ditandai dengan adanya organ genitalia eksterna yang tidak jelas laki-laki atau perempuan, atau mempunyai gambaran kedua

Lebih terperinci

57 konsentrasi pada profil sitogenetik kromosom Y penderita. Berdasarkan hal ini, maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran abnormalitas kr

57 konsentrasi pada profil sitogenetik kromosom Y penderita. Berdasarkan hal ini, maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran abnormalitas kr 56 BAB 6 RINGKASAN Ambigus genitalia adalah suatu kelainan yang ditandai dengan adanya organ genitalia eksterna yang tidak jelas lakilaki atau perempuan, atau mempunyai gambaran kedua jenis kelamin. Kelainan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perifer dan hiperplasia mieloid di sumsum tulang. Leukemia granulositik kronik juga

BAB 1 PENDAHULUAN. perifer dan hiperplasia mieloid di sumsum tulang. Leukemia granulositik kronik juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Leukemia Granulositik Kronik (LGK) adalah penyakit keganasan klonal sel induk hemopoetik yang menyebabkan peningkatan sel mieloid, eritroid, trombosit di darah perifer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterlambatan perkembangan fisik, ketidakmampuan belajar, penyakit jantung, Sindrom Down dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterlambatan perkembangan fisik, ketidakmampuan belajar, penyakit jantung, Sindrom Down dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sindrom Down 2.1.1 Definisi dan klasifikasi Sindrom Down adalah suatu kondisi dimana terdapat tambahan kromosom pada kromosom 21 atau dikenal juga dengan istilah trisomi 21

Lebih terperinci

KROMOSOM Variasi jumlah dan Struktur. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

KROMOSOM Variasi jumlah dan Struktur. By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KROMOSOM Variasi jumlah dan Struktur By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KROMOSOM Kromosom merupakan pembawa bahan genetik yang terdapat di dalam inti sel setiap makhluk hidup. Kromosom berbentuk batang panjang

Lebih terperinci

RESPON HEMATOLOGI PASIEN LEUKEMIA MIELOID KRONIK YANG MENDAPAT PENGOBATAN TYROSINE KINASE INHIBITOR SELAMA SETAHUN DI RSUP SANGLAH DENPASAR

RESPON HEMATOLOGI PASIEN LEUKEMIA MIELOID KRONIK YANG MENDAPAT PENGOBATAN TYROSINE KINASE INHIBITOR SELAMA SETAHUN DI RSUP SANGLAH DENPASAR RESPON HEMATOLOGI PASIEN LEUKEMIA MIELOID KRONIK YANG MENDAPAT PENGOBATAN TYROSINE KINASE INHIBITOR SELAMA SETAHUN DI RSUP SANGLAH DENPASAR I Made Bagus Ambara Putra 1, Renny A Rena 2, Ketut Suega 2 1

Lebih terperinci

LEUKEMIA. - pendesakan kegagalan sumsum tulang - infiltrasi ke jaringan lain

LEUKEMIA. - pendesakan kegagalan sumsum tulang - infiltrasi ke jaringan lain LEUKEMIA Keganasan sistem hemopoietik: transformasi maligna suatu progenitor/prekursor sel darah klon sel ganas proliferasi patologis (abnormal) & tidak terkendali menyebabkan: - pendesakan kegagalan sumsum

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR KREATININ PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DI PUSAT KANKER ANAK ESTELLA BLU RSUP PROF DR RD KANDOU

ANALISIS KADAR KREATININ PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DI PUSAT KANKER ANAK ESTELLA BLU RSUP PROF DR RD KANDOU ANALISIS KADAR KREATININ PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DI PUSAT KANKER ANAK ESTELLA BLU RSUP PROF DR RD KANDOU 1 Fajrul Falakh Tamsil 2 Max F.J Mantik 2 Adrian Umboh 1 Kandidat Skripsi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disabilitas intelektual ditandai dengan gangguan fungsi kognitif secara signifikan dan termasuk komponen yang berkaitan dengan fungsi mental dan keterampilan fungsional

Lebih terperinci

JST Kesehatan, Januari 2016, Vol.6 No.1 : ISSN HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN RELAPS PADA LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT-L1 (LLA-L1) ANAK

JST Kesehatan, Januari 2016, Vol.6 No.1 : ISSN HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN RELAPS PADA LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT-L1 (LLA-L1) ANAK JST Kesehatan, Januari 2016, Vol.6 No.1 : 76 82 ISSN 2252-5416 HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN RELAPS PADA LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT-L1 (LLA-L1) ANAK Correlation Sex and Relapse of Childhood Acute Lymphoblastic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anomali kongenital atau kelainan kongenital didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Anomali kongenital atau kelainan kongenital didefinisikan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anomali kongenital atau kelainan kongenital didefinisikan sebagai kelainan struktural maupun fungsional yang terdapat saat lahir dan berbeda dari keadaan normal.

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN RELAPS PADA LEUKEMIA. Rahma, Nadirah Rasyid Ridha, Dasril Daud

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN RELAPS PADA LEUKEMIA. Rahma, Nadirah Rasyid Ridha, Dasril Daud HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN RELAPS PADA LEUKEMIA Rahma, Nadirah Rasyid Ridha, Dasril Daud Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar Email korespondensi: rahma_fkuh9913@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organ seksual seorang wanita. Dimana definisi menstruasi adalah keluarnya darah,

BAB I PENDAHULUAN. organ seksual seorang wanita. Dimana definisi menstruasi adalah keluarnya darah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amenore adalah tidak terjadinya atau abnormalitas siklus menstruasi seorang wanita pada usia reproduktif. 1 Menstruasi merupakan tanda penting maturitas organ seksual

Lebih terperinci

Mekanisme molekular leukemia antara lain

Mekanisme molekular leukemia antara lain Artikel Asli Karakteristik Klinis Pasien Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dengan Fusi Gena TEL- AML1, BCR-ABL, dan E2A-PBX1 Sri Mulatsih 1, Sutaryo, 1 Sunarto, 1 Allen Yeoh, 2 Yeow Liang, 2 Sofia Mubarika

Lebih terperinci

SEMI OTOMATISASI KARIOTIPE UNTUK DETEKSI ABERASI KROMOSOM AKIBAT PAPARAN RADIASI

SEMI OTOMATISASI KARIOTIPE UNTUK DETEKSI ABERASI KROMOSOM AKIBAT PAPARAN RADIASI SEMI OTOMATISASI KARIOTIPE UNTUK DETEKSI ABERASI KROMOSOM AKIBAT PAPARAN RADIASI Dwi Ramadhani*, Yanti Lusiyanti*, Zubaidah Alatas* dan Sofiati Purnami* *Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi,

Lebih terperinci

PREPARASI SPESIMEN UNTUK DIAGNOSIS LIMFOMA

PREPARASI SPESIMEN UNTUK DIAGNOSIS LIMFOMA PREPARASI SPESIMEN UNTUK DIAGNOSIS LIMFOMA NUNGKI ANGGOROWATI DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FKKMK UGM NEOPLASMA HEMATOLIMFOID LEUKEMIA TUMOR SUMSUM TULANG, MEMPENGARUHI DARAH TEPI LIMFOMA TUMOR LIMFOID EXTRAMEDULLAR

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Kromosom. GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom

Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Kromosom. GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di http://dirvamenaboer.tripod.com

Lebih terperinci

LABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010

LABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010 LABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010 1. Mengetahui dan memahami struktur kromosom politen Drosophila melanogaster. 2. Mengetahui

Lebih terperinci

ABSTRAK. Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya

ABSTRAK. Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya ABSTRAK Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya memberikan gambaran penurunan besi serum. Untuk membedakan ADB

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh. BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA Sarcoma adalah suatu tipe kanker yang jarang terjadi dimana penyakit ini berkembang pada struktur pendukung tubuh. Ada 2 jenis dari sarcoma,

Lebih terperinci

ABSTRAK PENATALAKSANAAN LIMFOMA NON HODGKIN S DENGAN STEM CELL. Aldo Yustianto M. Pembimbing : Freddy Tumewu A., dr., M.S.

ABSTRAK PENATALAKSANAAN LIMFOMA NON HODGKIN S DENGAN STEM CELL. Aldo Yustianto M. Pembimbing : Freddy Tumewu A., dr., M.S. ABSTRAK PENATALAKSANAAN LIMFOMA NON HODGKIN S DENGAN STEM CELL Aldo Yustianto M. Pembimbing : Freddy Tumewu A., dr., M.S. Limfoma non Hodgkin s adalah kanker pada jaringan limfoid yang merupakan bagian

Lebih terperinci

Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas?

Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas? Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas? A.Celal Iplikcioglu et al. Oleh : Anugerah Pembimbing : dr. Hanis Setyono Sp.BS 1 1. Pendahuluan Meningioma adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harlap & Shiono (1980) melaporkan bahwa 80% kejadian abortus spontan terjadi pada usia kehamilan 12 minggu pertama.

BAB I PENDAHULUAN. Harlap & Shiono (1980) melaporkan bahwa 80% kejadian abortus spontan terjadi pada usia kehamilan 12 minggu pertama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Abortus spontan adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mampu bertahan hidup. Di Amerika Serikat definisi ini terbatas pada terminasi kehamilan sebelum 20

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai 30%-40% dari seluruh keganasan. Insidens leukemia mencapai 2,76/100.000 anak usia 1-4 tahun (Permono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis

BAB I PENDAHULUAN. baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker kolon dan rektum merupakan salah satu kanker yang sering dijumpai baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis sporadik

Lebih terperinci

Pola Pewarisan Sifat. Pola Pewarisan Sifat

Pola Pewarisan Sifat. Pola Pewarisan Sifat Pola Pewarisan Sifat Pola Pewarisan Sifat Setiap makhluk hidup/organisme menurunkan/mewariskan sifat-sifat khas kepada keturunannya Di mana terletak informasi pewarisan sifat? Bagaimana cara makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena

Lebih terperinci

24 1. Pasienpasien yang secara fisik memenuhi kriteria sebagai penderita ambigus genitalia oleh tim penyesuaian kelamin RSUP Dr. Kariadi dan FK UNDIP.

24 1. Pasienpasien yang secara fisik memenuhi kriteria sebagai penderita ambigus genitalia oleh tim penyesuaian kelamin RSUP Dr. Kariadi dan FK UNDIP. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik untuk mengetahui adanya abnormalitas kromosom Y pada penderita ambigus genitalia. Abnormalitas kromosom Y dideskripsikan

Lebih terperinci

CHRONIC MYELOID LEUKEMIA DIAGNOSIS AND TREATMENT

CHRONIC MYELOID LEUKEMIA DIAGNOSIS AND TREATMENT CHRONIC MYELOID LEUKEMIA DIAGNOSIS AND TREATMENT NAMA : Dewa Gde Windu Sanjaya NIM : 0902005130 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2010 1 KATA PENGANTAR Rasa syukur yang dalam saya sampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Leukemia akut merupakan 30-40% dari keganasan pada masa anak-anak. Insiden

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Leukemia akut merupakan 30-40% dari keganasan pada masa anak-anak. Insiden BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia akut merupakan 30-40% dari keganasan pada masa anak-anak. Insiden rata-rata 4-4,5 kasus/tahun/100.000 anak dibawah 15 tahun (Ugrasena, 2006). Secara luas terapi

Lebih terperinci

PERUBAHAN TATANAN DAN STRUKTUR MATERI GENETIK. 1. GenTerangkai (linkage gene) 2. Pindah Silang (crossing over) 3. Mutasi Gen 4.

PERUBAHAN TATANAN DAN STRUKTUR MATERI GENETIK. 1. GenTerangkai (linkage gene) 2. Pindah Silang (crossing over) 3. Mutasi Gen 4. PERUBAHAN TATANAN DAN STRUKTUR MATERI GENETIK 1. GenTerangkai (linkage gene) 2. Pindah Silang (crossing over) 3. Mutasi Gen 4. Mutasi Kromosom PENDAHULUAN Prinsip dasar Hukum II Mendel adalah adanya pengelompokan

Lebih terperinci

Korelasi Mutasi JAK2 V617F dengan Keparahan Klinis pada Pasien Neoplasma Myeloproliferatif yang Memiliki Kromosom Philadelphia Negatif

Korelasi Mutasi JAK2 V617F dengan Keparahan Klinis pada Pasien Neoplasma Myeloproliferatif yang Memiliki Kromosom Philadelphia Negatif LAPORAN AKHIR PENELITIAN Korelasi Mutasi JAK2 V617F dengan Keparahan Klinis pada Pasien Neoplasma Myeloproliferatif yang Memiliki Kromosom Philadelphia Negatif Penyusun Laporan : 1. dr. Santosa, SpPD 2.

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key word : cancer, oncogene, tumor suppressor gene, DNA repair gene GENETIKA KANKER

ABSTRACT. Key word : cancer, oncogene, tumor suppressor gene, DNA repair gene GENETIKA KANKER GENETIKA KANKER Oleh : Retno Dwi Wulandari Dosen Genetika medik Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Jln. Dukuh Kupang XXV/54 Surabaya 60225 ; Telp/Fax (031) 5670495 Email : unit_gen_uwks@telkom.net

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Limfoma dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu. Non Hodgkin Lymphoma (NHL) dan Hodgkin Lymphoma (HL).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Limfoma dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu. Non Hodgkin Lymphoma (NHL) dan Hodgkin Lymphoma (HL). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limfoma dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Non Hodgkin Lymphoma (NHL) dan Hodgkin Lymphoma (HL). Sekitar 90% dari semua keganasan limfoma adalah NHL (Reksodiputro

Lebih terperinci

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat

Lebih terperinci

Hasil Pengobatan Leukemia Mieloblastik Akut pada Anak

Hasil Pengobatan Leukemia Mieloblastik Akut pada Anak Artikel Asli Hasil Pengobatan Leukemia Mieloblastik Akut pada Anak Hikari Ambara Sjakti, Djajadiman Gatot, Endang Windiastuti Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. nonhodgkin dan limfoma Hodgkin. Perbedaan limfoma Hodgkin dan limfoma

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. nonhodgkin dan limfoma Hodgkin. Perbedaan limfoma Hodgkin dan limfoma BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Limfoma atau tumor ganas limfoid dibedakan menjadi limfoma nonhodgkin dan limfoma Hodgkin. Perbedaan limfoma Hodgkin dan limfoma nonhodgkin didasarkan pada perbedaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prognosis Kanker Payudara Prognosis dipengaruhi oleh ukuran tumor, metastasis, derajat diferensiasi, dan jenis histopatologi. Menurut Ramli (1994), prognosis kanker payudara

Lebih terperinci

KEGANASAN HEMATOLOGI PADA ORANG DEWASA

KEGANASAN HEMATOLOGI PADA ORANG DEWASA KEGANASAN HEMATOLOGI PADA ORANG DEWASA Penyakit Mieloproliferatif Suatu penyakit kronik, akibat proliferasi clone sel sumsum tulang,sehingga peningkatan produksi satu atau lebih seri hematopoisis. Terdiri

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Anggrek alam merupakan salah satu tanaman yang perlu di lestarikan populasinya. Kondisi lingkungan yang tidak mendukung untuk pertumbuhannya serta banyaknya perburuan liar menjadi

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013 ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2013 Indra Josua M. Tambunan, 2014 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr, MS, MM, M.Kes, AIF.. Kanker serviks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi penambahan sel-sel abnormal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan penyebab kematian ketujuh pada wanita di dunia. Diperkirakan terdapat 239.000 kasus baru kanker ovarium dan 152.000 kasus meninggal dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia adalah sekumpulan penyakit yang ditandai oleh adanya akumulasi leukosit ganas dalam sumsum tulang dan darah (Hoffbrand, Pettit & Moss, 2005). Leukemia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan paling sering pada wanita dan diperkirakan jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur ini terletak di dalam inti sel dan berkumpul membentuk genom. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur ini terletak di dalam inti sel dan berkumpul membentuk genom. Pada 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kromosom Manusia Kromosom adalah struktur nukleoprotein yang membawa informasi genetik. Struktur ini terletak di dalam inti sel dan berkumpul membentuk genom. Pada organisme

Lebih terperinci

MALIK. Oleh: FINI KOLLINS Universitas Sumatera Utara

MALIK. Oleh: FINI KOLLINS Universitas Sumatera Utara PERBANDINGAN STATUS GIZI ANAK PENDERITA KEGANASAN TUMOR SOLID DENGAN ANAK PENDERITA KEGANASAN HEMATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK Oleh: FINI KOLLINS 100100155 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITASS

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker payudara merupakan penyakit kompleks yang ditandai dengan adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab utama kematian di dunia.

Lebih terperinci

Pengaruh Lama Pengobatan Awal Sindrom Nefrotik terhadap Terjadinya Kekambuhan

Pengaruh Lama Pengobatan Awal Sindrom Nefrotik terhadap Terjadinya Kekambuhan Sari Pediatri, Sari Pediatri, Vol. 4, Vol. No. 4, 1, No. Juni 1, 2002: Juni 20022-6 Pengaruh Lama Pengobatan Awal Sindrom Nefrotik terhadap Terjadinya Kekambuhan Partini P Trihono, Eva Miranda Marwali,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KLINIS PASIEN CHRONIC MYELOID LEUKEMIA DENGAN TERAPI TYROSINE KINASE INHIBITOR DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH ABSTRAK

KARAKTERISTIK KLINIS PASIEN CHRONIC MYELOID LEUKEMIA DENGAN TERAPI TYROSINE KINASE INHIBITOR DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH ABSTRAK KARAKTERISTIK KLINIS PASIEN CHRONIC MYELOID LEUKEMIA DENGAN TERAPI TYROSINE KINASE INHIBITOR DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH Gabrielle A Kartawan 1, Ketut Suega 2, Renny A Rena 2 1 Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Leukemia 1. Definisi Leukemia Leukemia dijelaskan oleh Vircochow sebagai darah putih, yang merupakan penyakit neoplastik dimana ditandai dengan adanya diferensiasi dan poliferasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis keganasan mieloproliferatif.

BAB I PENDAHULUAN. Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis keganasan mieloproliferatif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis mieloproliferatif. Pada penderita PV, terdapat produksi berlebih sel-sel darah akibat hipersensitifitas proses hematopoesis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

Panduan Konseling Pasien tentang Genetika Reproduksi. Konten pendidikan disediakan oleh

Panduan Konseling Pasien tentang Genetika Reproduksi. Konten pendidikan disediakan oleh Panduan Konseling Pasien tentang Genetika Reproduksi Konten pendidikan disediakan oleh Daftar isi Ikhtisar a 3 Kelainan kromosom 12 37 44 51 54 57 Panduan Konseling ini ditujukan untuk memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 20 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM Jakarta periode tahun 2004. Data yang didapatkan adalah sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Limfoma merupakan keganasan yang berasal dari. sistem limfatik (University of Miami Miller School of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Limfoma merupakan keganasan yang berasal dari. sistem limfatik (University of Miami Miller School of 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Limfoma merupakan keganasan yang berasal dari sistem limfatik (University of Miami Miller School of Medicine, 2014). Limfoma merupakan penyakit keganasan tersering

Lebih terperinci

MYELOPROLIFERATIVE DISEASE

MYELOPROLIFERATIVE DISEASE MYELOPROLIFERATIVE DISEASE Dairion Gatot,Soegiarto Gani,Savita Handayani Divisi Hematologi & Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-USU/RS H.Adam Malik Medan 2008 Penyakit Mieloproliferatif Suatu

Lebih terperinci

PADA ORANG DEWASA (1)

PADA ORANG DEWASA (1) KEGANASAN HEMATOLOGI PADA ORANG DEWASA (1) Dairion Gatot,Soegiarto Gani,Savita Handayani Divisi Hematologi & Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-USU/RS H.Adam Malik Medan 2008 LEKEMIA E PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Kelainan Genetik Klasik: Tinjauan Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur an

Kelainan Genetik Klasik: Tinjauan Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur an Kelainan Genetik Klasik... Mudarrisa: (Nur Patria Jurnal Tjahjani Kajian & Pendidikan Anggun Zuhaida) Islam, Vol. 5, No. 2, Desember 2013: 222-250 Kelainan Genetik Klasik: Tinjauan Penciptaan Manusia dalam

Lebih terperinci

PROFIL SITOGENETIK KROMOSOM Y PADA LAKI-LAKI NORMAL

PROFIL SITOGENETIK KROMOSOM Y PADA LAKI-LAKI NORMAL PROFIL SITOGENETIK KROMOSOM Y PADA LAKI-LAKI NORMAL Siti Wasilah 1 Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat E-mail: sitiwasilah@yahoo.com ABSTRACT Normal prenatal developments of male and female

Lebih terperinci

BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia

BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru, lambung dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun dari jaringan yang merupakan kumpulan dari sejumlah

Lebih terperinci

BAB III. SUBSTANSI GENETIK

BAB III. SUBSTANSI GENETIK BAB III. SUBSTANSI ETIK Kromosom merupakan struktur padat yg tersusun dr komponen molekul berupa protein histon dan DNA (kumpulan dr kromatin) Kromosom akan tampak lebih jelas pada tahap metafase pembelahan

Lebih terperinci

Profil Pasien Leukemia Anak di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Tahun

Profil Pasien Leukemia Anak di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Tahun Profil Pasien Leukemia Anak di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Tahun 2-24 Fridayenti, Huriatul Masdar 2, Sherly Asriani ABSTRACT Leukemia is a malignancy of hematologic disease characterized by

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang paling sering dijumpai pada anak. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang paling sering dijumpai pada anak. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan jenis penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada anak. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 ABSTRAK Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 Fifi, 2010. Pembimbing I: Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes Pembimbing II: Evi Yuniawati,

Lebih terperinci

LEUKEMIA KRONIK A. Pendahuluan

LEUKEMIA KRONIK A. Pendahuluan LEUKEMIA KRONIK A. Pendahuluan Leukemia adalah sekumpulan penyakit yang ditandai oleh adanya akumulasi leukosit ganas dalam sumsum tulang dan darah. Leukimia merupakan penyakit kegananasan sel darah yang

Lebih terperinci

Bagian-bagian kromosom

Bagian-bagian kromosom BAB3: SUBSTANSI GENETIKA KROMOSOM Bagian-bagian kromosom 1. kromatid. 2. senrtomer. 3. lengan pendek. 4. lengan panjang. SUBSTANSI GENETIKA Seluruh peristiwa kimia (metabolisme) diatur oleh suatu master

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat menyerang dan menyebar ke bagian tubuh yang jauh. Kanker dapat memiliki konsekuensi kesehatan

Lebih terperinci

PENENTUAN JENIS KELAMIN

PENENTUAN JENIS KELAMIN PENENTUAN JENIS KELAMIN Reproduksi : Asex individu baru scr genetik = induk Sex muncul variasi individu baru Perbedaan jenis kelamin dipengaruhi oleh faktor : Lingkungan -- keadaan fisiologis (hormon),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Leukemia Limfoblastik Akut Leukemia Limfoblastik Akut adalah salah satu jenis keganasan yang terjadi pada sel darah dimana terjadi proliferasi berlebihan dari sel darah putih.

Lebih terperinci

Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Kemas Ya kub Rahadiyanto 1, Phey Liana 1, Baity Indriani 1 1. Bagian Patologi Klinik, Fakultas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN MUTASI. Dr. Refli., MSc 11/21/2015. Jurusan Biologi FST UNDANA kromosom )

PENDAHULUAN MUTASI. Dr. Refli., MSc 11/21/2015. Jurusan Biologi FST UNDANA kromosom ) MUTASI Dr. Refli., MSc Jurusan Biologi FST UNDANA 2015 1 Pengertian kromosom ) PENDAHULUAN Pengertian: perubahan materi genetik menghasilkan perbedaan morfologi fisiologi antara parental dan filial genetik

Lebih terperinci

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan mitosis dan meiosis pada tanaman Sub Pokok Bahasan :

Lebih terperinci

DETEKSI DINI, DIAGNOSIS KELAINAN KONGENITAL. dr.jalila Zamzam, Sp.A

DETEKSI DINI, DIAGNOSIS KELAINAN KONGENITAL. dr.jalila Zamzam, Sp.A DETEKSI DINI, DIAGNOSIS KELAINAN KONGENITAL dr.jalila Zamzam, Sp.A Deteksi Dini Tujuan : mencari kelainan koreksi penyimpangan tumbuh kembang dapat diatasi Dilakukan dengan : pendekatan epidemiologi (faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan. dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan. dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian yang integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga pengembangan rumah

Lebih terperinci

Leukemia akut adalah keganasan tersering

Leukemia akut adalah keganasan tersering Artikel Asli Terapi Leukemia Mieloblastik Akut Anak: Protokol Ara-C, Doxorubycine dan Etoposide Nordic Society of Pediatric Hematology and Oncology (m-nopho) Eddy Supriyadi, Ignatius Purwanto, Pudjo Hagung

Lebih terperinci

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara maju, penyakit kronik tidak menular (cronic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada wanita dan penyebab kematian terbanyak. Pengobatannya sangat tergantung dari stadium

Lebih terperinci

Pola Lekemia Limfoblastika akut di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RS. Dr. Pirngadi Medan

Pola Lekemia Limfoblastika akut di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RS. Dr. Pirngadi Medan Pola Lekemia Limfoblastika akut di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUSU/RS. Dr. Pirngadi Medan Zairul Arifin Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Abstrak Telah dilakukan suatu penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KROMOSOM PADA PENDERITA DENGAN ANOMALI KONGENITAL MULTIPEL DI LABORATORIUM CEBIOR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS KROMOSOM PADA PENDERITA DENGAN ANOMALI KONGENITAL MULTIPEL DI LABORATORIUM CEBIOR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS KROMOSOM PADA PENDERITA DENGAN ANOMALI KONGENITAL MULTIPEL DI LABORATORIUM CEBIOR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1

Lebih terperinci

Pada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida.

Pada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gen yang menentukan sifat suatu makhluk hidup dibawa oleh struktur pembawa gen yang mirip benang dan terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom hanya dapat diamati

Lebih terperinci

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro ANALISIS DESKRITIF LAMA PERAWATAN, KARAKTERISTIK PASIEN DAN PEMBIAYAAN PADA KASUS HEMATOLOGI DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI PASIEN BPJS NON PBI PADA TAHUN 2015 DI RSUP DR KARIADI SEMARANG Dwi Ratna Yuliyanti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker ovarium adalah kanker ginekologi yang dijumpai hampir 30% dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada perempuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tumor dengan bentuk dan susunan serabut-serabut yang bervariasi, dan oleh Mallory

BAB 1 PENDAHULUAN. tumor dengan bentuk dan susunan serabut-serabut yang bervariasi, dan oleh Mallory 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fibrosarkoma atau fibroblastic sarcoma 1,2,3 atau malignant mesenchymal tumor 1,4 adalah tumor ganas yang berasal dari sel-sel mesenkim, yang terdiri dari sel-sel

Lebih terperinci

SUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA

SUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA SUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA http://www.nlm.nih.gov/medlineplu S/ency/images/ency/fullsize/19095.jpg Menentukan sifat tubuh, dan diturunkan ke generasi berikutnya TUJUAN Menjelaskan struktur

Lebih terperinci

Angka keberhasilan terapi LLA meningkat

Angka keberhasilan terapi LLA meningkat Artikel Asli Fusi Gen Translocation Ets Leukemia-Acute Myeloid Leukemia 1 (Tel-Aml1) Sebagai Faktor Prognosis pada Leukemia Limfoblastik Akut Anak Sri Mulatsih 1, Sunarto 1, Sutaryo 1 1 Bagian Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Leukemia atau lebih dikenal kanker darah atau sumsum tulang merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal tidak terkontrol (sel neoplasma) yang berasal dari mutasi sel normal.

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan

Pendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 08 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara.

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara. 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara. Karsinoma merupakan penyakit yang kompleks yang dari segi klinis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006).Insidensi LLA di Indonesia 2,5-4 kasus baru per anak sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006).Insidensi LLA di Indonesia 2,5-4 kasus baru per anak sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia adalah penyakit keganasan hematologi yang paling banyak dijumpai pada anak dan 75% dari semua kasus leukemia adalah LLA (Permono, 2006).Insidensi LLA di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh dunia. Berbeda dengan negara maju dengan insiden kanker payudara yang stagnan atau malah semakin menurun

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM

MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM OLEH: Annisa Tria Apriliani 1413100004 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR...iii DAFTAR TABEL... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 1

Lebih terperinci