BAB I PENDAHULUAN. baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis
|
|
- Sonny Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker kolon dan rektum merupakan salah satu kanker yang sering dijumpai baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis sporadik (sporadic colorectal cancer/scrc) menduduki tempat nomer dua setelah kanker paru pada pria dan setelah kanker payudara pada wanita (Geido et al., 2002) di Negara-negara barat. Di Amerika Serikat terdapat sekitar kasus kanker kolorektal dan penderita meninggal tiap tahunnya (Agrawai et al., 2005). Selain itu, kanker kolorektal adalah penyebab kematian akibat penyakit kanker terbesar ketiga di Amerika Serikat (Rhonda et al., 2009). Di negara berkembang kanker kolorektal menempati posisi ketiga tertinggi, setelah kanker payudara dan kanker paru-paru, penyakit ini juga merupakan penyebab kematian kedua terbesar akibat kanker (Ning Su et al., 2010). Tingkat kematian yang setara ditemukan terjadi di seluruh dunia (Ghita et al., 2012). Di Indonesia sendiri insidens kanker ini cukup tinggi. Di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD), kanker ini menempati urutan ke 6 dari seluruh keganasan yang datang ke RSKD (Ajoedi, 2004). Adjuvant therapy (adjuvant chemoradiation) pasca reseksi tumor merupakan pengobatan yang dianjurkan pada penderita kanker kolorektal stadium II dan III atau stadium Dukes B dan Dukes C (Geido et al., 2002). Penentuan pemberian kemoterapi adjuvan setelah
2 2 reseksi kuratif tumor kolorektal stadium II (Dukes B) tidak mudah, dan pemberian secara rutin tidak dianjurkan. Hal ini disebabkan karena angka ketahanan hidup lima tahun pada stadium ini hanya dengan terapi reseksi sudah mencapai 70%. Sebaliknya pada kanker kolorektal stadium II (Dukes B) yang beresiko tinggi, kemoterapi adjuvan dianjurkan untuk diberikan setelah reseksi tumor (Buhmeida et al., 2009). Pada kanker kolorektal stadium dini dengan kandungan DNA yang diploid yang mendapat terapi kemoradiasi mempunyai hasil pengobatan yang lebih baik dibandingkan dengan tumor yang aneuploid. Sehingga jenis DNA ploidi kemungkinan dapat digunakan sebagai dasar pemberian terapi yang lebih agresif pada kanker kolorektal stadium dini (Karelia et al., 1994). Tetapi, Figueredo dan kawan-kawan tidak menganjurkan pemberian terapi adjuvan pasca reseksi tumor kolon stadium III dan stadium II yang beresiko tinggi (Obstruksi usus, perlengketan tumor, invasi tumor, perforasi dan aneuploid [Figueredo et al., 1997]). Angka ketahanan hidup penderita kanker kolorektal dapat digunakan untuk menentukan prognosis penyakit ini. Banyak faktor yang mempengaruhi angka ketahanan hidup, antara lain adalah mutasi gen p53, K-Ras, kandungan DNA, dan indeks proliferasi (Besarnya indeks proliferasi dilihat dari besarnya SPF). Disamping itu, apakah kemoterapi adjuvan dapat mempengaruhi angka ketahanan hidup masih dipertanyakan. Stadium klinik dan tingkat keganasan secara histopatologis hingga saat ini masih digunakan sebagai penentu prognosis yang penting pada tumor ganas (Wang et al., 2001). Bazan dan kawan kawan menemukan bahwa DNA yang aneuploid dan SPF yang tinggi pada penderita kanker kolorektal berhubungan dengan angka ketahanan
3 3 hidup lima tahun yang rendah (Bazan et al., 2002). Jass (1989) menemukan bahwa angka ketahanan hidup lima tahun penderita kanker kolorektal dengan kandungan DNA yang diploid lebih tinggi (Jass et al., 1989). Penyebab utama onkogenesis adalah perubahan gen dan perubahan gen ini dapat dideteksi dari adanya kromosom yang abnormal, baik itu abnormalitas struktural maupun jumlah. Kelainan kromosom itu sendiri dapat mengakibatkan abnormalitas jumlah DNA inti sel (aneuploid), walaupun sel maligna juga ada yang memiliki jumlah kromosom yang normal (euploid). Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa sel dengan DNA yang aneuploid terjadi penyimpangan genetik yang bermakna dan sel ini tidak memiliki kestabilan genetik seperti halnya sel euploid. Disamping itu kemampuan proliferasi sel, yang terlihat dari indeks fraksi fase S, diduga memegang peran penting dalam agresivitas sel tumor. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa penderita dengan sel kanker yang menunjukan pola DNA yang aneuploid mempunyai prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan yang euploid, sehingga analisis DNA banyak digunakan sebagai indikator potensi keganasan. Sel kanker dengan aktifitas proliferasi tinggi juga menunjukan korelasi dengan prognosis yang buruk (Russo et al., 2002; Flyger et al., 1999). Pemberian kemoterapi adjuvan dianjurkan pada penderita kanker kolorektal stadium dini pasca reseksi. Tetapi pada stadium II yang beresiko tinggi (termasuk yang memiliki DNA yang aneuploid) serta stadium III, manfaat dari anjuran ini masih diperdebatkan, baik karena pengaruhinya terhadap prognosis maupun efek sampingnya (Figueredo et al., 1997). Pada penelitian-penelitian kanker kolorektal diperoleh hasil bahwa analisa mutasi K-ras
4 4 antigen juga harus dipertimbangkan sebagai salah satu cara menentukan stadium molekuler, karena pengaruhnya terhada pemberian kemoterapi adjuvan selanjutnya. Apakah semua kanker kolorektal dengan mutasi K-ras antigen akan mempunyai DNA yang aneuploid, sehingga dapat diperkirakan apabila penderita memiliki DNA yang aneuploid maka akan ditemukan mutasi pada gen K-ras (Geido et al., 2002).. Mutasi gen supresor p53 sering ditemukan pada kanker kolorektal. Mutasi ini berhubungan dengan DNA yang aneuploid dan tingginya tingkat proliferasi sel atau SPF. Russo dan kawan-kawan (2002) menemukan bahwa mutasi gen K-ras dan gen p53 merupakan mutasi gen yang sering ditemukan pada kanker kolorektal (Russo et al., 2002). Menurut Tomas M Heimann dan kawan kawan, rata-rata angka ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker kolorektal dengan DNA yang diploid lebih tinggi daripada yang nondiploid (75% untuk yang diploid dan 45% untuk yang nondiploid). Walaupun DNA merupakan faktor penting dalam penentuan prognosis, tetapi agak sulit untuk menjelaskan mengapa tidak selalu berkaitan dengan stadium penyakit, yang kemungkinan berarti kandungan DNA berinteraksi dengan faktor lain (Heimann et al., 1989). Mutasi gen APC (Adenomatous polyposis coli), K-ras dan p53 jarang terjadi bersamaan (Chiang, 2004). Tetapi, menurut Gillian Smith dan kawan kawan, mutasi gen p53 jarang ditemukan bersamaan dengan mutasi gen K-ras. Kombinasi mutasi yang lebih sering ditemukan adalah kombinasi mutasi gen APC dan gen p53 (27,1%) (Smith et al., 2002). Menurut Jass, KKR dimulai dari inaktivasi dari gen APC, selain itu juga terjadi mutasi K-ras walaupun jarang (Jass, 2007). Mutasi gen p53 tunggal atau dengan mutasi gen K-ras berhubungan dengan prognosis yang buruk, tetapi
5 5 pemeriksaan gen tersebut tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai pemeriksaan yang rutin untuk penderita kanker kolorektal sebagai dasar penentuan prognosis, karena analisa mutasi gen p53 tidak akan memberikan informasi tambahan. Penentuan prognosis baru akan bermakna bila dihubungkan dengan stadium penyakit menurut Dukes (Tortola et al., 1999). Seperti diyakini selama ini, terapi utama dari kanker kolorektal adalah pembedahan. Pembedahan yang baik akan memberikan hasil pengobatan yang baik, tingkat ketahanan hidup yang tinggi dan residivitas yang rendah. Pengobatan lanjutan adalah kemoterapi dan radiasi. Pada kanker rektum, radiasi diberikan kepada tumor bed dengan dosis 45 sampai 50 Gy yang terbagi dalam 25 hingga 28 kali pemberian (NCCN, 2008). Karena sebagian besar obat kemoterapi bekerja dengan cara menghambat siklus sel, sedangkan kanker kolorektal disebabkan oleh akumulasi perubahanperubahan genetik (Brinks, 2003), maka pemberian kemoterapi adjuvan akan dipengaruhi oleh perubahan genetik tersebut. Artinya adanya perubahan-perubahan genetik tersebut akan memungkinkan terjadinya kegagalan kemoterapi adjuvan. Di RSKD, kemoterapi adjuvan yang digunakan dapat berbentuk monoterapi atau kombinasi dari tiga jenis obat (Timja Hati dan Saluran Cerna RSKD, 2008).
6 6 I.2. Rumusan Masalah/Pertanyaan Penelitian 1. Apakah mutasi gen p53 pada kanker kolorektal berhubungan dengan kandungan DNA yang aneuploid dan SPF yang tinggi dan berpengaruh pada keberhasilan kemoterapi adjuvan pada KKR stadium II dan III? Apakah mutasi K-ras antigen pada kanker kolorektal stadium II dan III berhubungan dengan kandungan DNA yang aneuploid dan SPF yang tinggi dan berpengaruh pada keberhasilan pemberian kemoterapi adjuvan pada KKR stadium II dan III? 2. Apakah tingkat proliferasi sel kanker yang dilihat dari SPF dan DNA content (kandungan DNA) berpengaruh pada keberhasilan kemoterapi adjuvan pada KKR stadium II dan III untuk meningkatkan survival rate? 3. Apakah ada hubungan antara mutasi gen p53 dengan survival rate pada KKR stadium II dan III yang mendapat kemoterapi adjuvan? 4. Apakah ada hubungan antara mutasi gen K-ras dengan survival rate pada KKR stadium II dan III yang mendapat kemoterapi adjuvan? I. 3. Tujuan Penelitian 1. Mengkaji hubungan antara kandungan DNA yang aneuploid dan SPF yang tinggi pada kanker kolorektal dengan mutasi gen p53 sehingga mempengaruhi keberhasilan pemberian kemoterapi adjuvan pada kanker kolorektal stadium II dan III untuk meningkatkan survival rate.
7 7 Mengkaji hubungan antara kandungan DNA yang aneuploid dan SPF yang tinggi pada kanker kolorektal dengan mutasi K-ras antigen sehingga mempengaruhi keberhasilan pemberian kemoterapi adjuvan pada kanker kolorektal stadium II dan III untuk meningkatkan survival rate. 2. Mengkaji hubungan antara SPF dan DNA content (kandungan DNA) dengan keberhasilan kemoterapi adjuvan pada kanker kolorektal stadium II dan III untuk meningkatkan survival rate. 3. Mengkaji hubungan antara mutasi gen p53 dengan survival rate pada kanker kolorektal stadium II dan III yang mendapat kemoterapi adjuvan. 4. Mengkaji hubungan antara mutasi K-ras antigen dengan survival rate pada kanker kolorektal stadium II dan III yang mendapat kemoterapi adjuvan. I.4. Keaslian Penelitian Penelitian mengeni hubungan antara mutasi gen p53 dan k-ras2 antigen dan SPF dan kandungan DNA dengan angka ketahanan hidup dihubungkan dengan tingkat keberhasilan kemoterapi adjuvan belum pernah dikerjakan. Berikut adalah beberapa penelitian mengeni hubungan mutasi gen ini dengan pemberian kemoterapi adjuvan: 1. Geido dan kawan-kawan (2002) meneliti hubungan antara kandungan DNA dan mutasi gen K-Ras dengan prognosis kanker kolorektal. Penelitian ini melibabtkan 110 orang penderita kanker kolorektal yang menjalani reseksi, 24 pasien tidak diberikan kemoterapi adjuvan dan 86 pasien diberikan kemoterapi adjuvan. Dari penelitian ini diketahui bahwa tidak didapatkan perbedaan dalam tingkat
8 8 ketahanan hidup yang bermakna pada kedua kelompok pasien. Selain itu, ditemukan bahwa pemeriksaan gen K-ras berperan penting dalam menentukan apakah kemoterapi adjuvan perlu diberikan atau tidak. Pemberian kemoterapi adjuvan pada pasien kanker kolorektal stadium III tanpa mutasi gen K-ras (wild type) akan meningkatkan angka ketahanan hidup 7 tahun. Tetapi, penelitian ini tidak mencari hubungan antara kebutuhan pemberian kemoterapi adjuvan dengan mutasi gen K-ras ataupun hubungannya dengan kandungan DNA (Geido et al., 2002). 2. Iacopetta (2003) berhasil membuktikan secara klinis bahwa mutasi gen p53 berhubungan dengan gambaran klinis, termasuk prognosis dan respon terhadap pengobatan. Dalam penelitian in-vitro, penelitian pada hewan maupun penelitian klinis ditemukan bahwa untuk mendapatkan respon yang baik dari pemberian 5- flurourasil pada KKR membutuhkan gen p53 yang belum bermutasi (Iacopetta, 2003). 3. Menurut Tang (2004), gen supresor p53 merupakan penanda independe penentuan terapi pada kanker kolorektal stadium II dan III. Dalam penelitiannya, Tang menemukan hubungan antara mutasi p53 dan pemberian kemoterapi adjuvan 5-Fluorourasil dengan peningkatan resiko kekambuhan pada pasien dengan mutasi p53. Selain itu, tidak ditemukan bukti adanya interaksi antara mutasi gen K-ras dan kandungan DNA dengan pemberian kemoterapi adjuvan (Tang et al., 2004).
9 9 4. Cerottini (1998) dalam penelitiannya terhadap 98 pasien kanker kolorektal stadium Duke A, B, C dan D mendapatkan 29 kasus (29%) mutasi gen K-ras pada kodon 12 dan 13. Disease free survival (DFS) rate lebih rendah pada kasus dengan mutasi K-ras dengan angka ketahanan hidup 2 tahun sebesar 49% dibandingkan pada kasus wild type yang sebesar 69%. Penelitian ini tidak menghubungkan mutasi gen dengan pemberian kemoterapi adjuvan (Cerottini et al., 1998). 5. Akumulasi protein p53 secara immunohistokimiawi (IHC) diteliti oleh Paluszkiewic dan kawan-kawan tahun 2004, dan dalam penelitian ini, faktor tersebut dihubungkan dengan angka ketahanan hidup. Terbukti juga bahwa letak kolon ada hubungannya dengan pemeriksaan ini. Untuk kolon kiri akumulasi protein p53 berpengaruh pada rendahnya angka ketahanan hidup, tetapi tidak untuk kolon kanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa angka ketahanan hidup pasien KKR dengan akumulasi protein p53 pada kolon kiri memiliki ketahanan hidup yang lebih rendah. Penelitian ini tidak menghubungkan angka ketahanan hidup dengan pemberian kemoterapi adjuvan (Paluszkiewicz et al., 2004). Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini mencari hubungan antara mutasi gen p53, K-ras, kandungan DNA dan SPF dengan pemeberian kemoterapi adjuvan sebagai penanda keberhasilan terapi. 6. Penelitian dari Shuji Ogino dan kawan-kawan mengeni hubungan antara mutasi K-ras dengan ketahanan hidup pada penderita kanker kolorektal stadium III yang mendapat kemoterapi adjuvan 5-fluorouracil, leucovorin dengan atau tanpa
10 10 iirinotecan menemukan bahwa status mutasi gen K-ras tidak berhubungan dengan ketahanan hidup (Ogino et al., 2009). Penelitian ini tidak menghubungkan parameter lainnya seperti gen p53, kandungan DNA maupun SPF. 7. Sedangkan Hany Elsaleh dan kawan-kawan melakukan penelitian terhadap hubungan perubahan gen p53 dan MSI (microsatellite instability) dengan pemberian kemoterapi adjuvan pada KKR stadium III. Dari penelitian ini diketahui bahwa pemberian kemoterapi pada wanita penderita KKR stadium III dapat meningkatkan ketahanan hidup dan juga apabila tidak terjadi mutasi gen p53. Sedangkan pada pria dengan perubahan pada gen p53 dan MSI, pemberian kemoterapi tidak berhasil meningkatkan ketahanan hidup (Elsaleh et al., 2001). Penelitian ini tidak mencari hubungan antara ketahanan hidup dengan mutasi gen K-ras, kandungan DNA dan SPF. 8. Roth dan kawan-kawan menemukan bahwa status mutasi gen K-ras pada kanker kolorektal stadium II dan III bukan merupakan faktor prognostik (Roth, et al., 2010). Penelitian ini tidak menghubungkannya dengan pemberian kemoterapi adjuvan.
11 11 I.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat akademik: Bagi peneliti, penelitian ini akan menambah pengetahuan hubungannya antara faktor molkekuler dengan klinis. Penelitian ini juga dapat dijadikan acuan bagi peneliti-peneliti lain untuk penelitian lanjutan. 2. Manfaat klinik: Hasil penelitian ini dapat dipergunakan dalam penentuan pemberian kemoterapi adjuvan pada penderita kanker kolorektal Stadium II dan III dengan berdasarkan pada pemeriksaan kandungan DNA dan SPF. 3. Manfaat untuk Rumah Sakit tempat penelitian ini berlangsung: Dapat menggunakan hasil penelitian sebagai Referensi Standard dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada penderita kanker kolorektal.
BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang kejadiannya cukup sering, terutama mengenai penduduk yang tinggal di negara berkembang. Kanker ini
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan yang banyak terjadi di dunia. Satu diantara 4 kematian di Amerika disebabkan karena kanker. Kanker kolorektal merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dari saluran pencernaan yang berfungsi menyerap sari makanan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker kolorektal didefinisikan sebagai tumor ganas yang terjadi pada kolon dan rektum. Kolon berada di bagian proksimal usus besar dan rektum di bagian distal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah metastasis adalah akibat kurang efektifnya manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker Kolorektal (KKR) merupakan salah satu penyebab kematian di dunia akibat kanker. KKR merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia karena semakin banyaknya penderita
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningioma merupakan tumor otak jinak pada jaringan pembungkus otak atau meningens. Meningioma tumbuh dari sel arachnoid cap yang berasal dari arachnoid villi atau lapisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh penderita kanker dan penyebab kematian keempat dari seluruh kematian pada pasien kanker di dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insiden karsinoma kolorektal masih cukup tinggi, demikian juga angka kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari kematian karena kanker
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker ovarium merupakan peringkat keenam keganasan terbanyak di dunia, dan merupakan penyebab kematian ketujuh akibat kanker. Kanker ovarium didiagnosis pada 225.500
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada wanita dan penyebab kematian terbanyak. Pengobatannya sangat tergantung dari stadium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan paling sering pada wanita dan diperkirakan jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun terdapat
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri
78 BAB 6 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri stadium lanjut yaitu stadium IIB dan IIIB. Pada penelitian dijumpai penderita dengan stadium IIIB adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab kematian wanita nomor satu (14,7%) di seluruh dunia (Globocan-IARC, 2012). International Agency for Research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita diseluruh dunia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker paru-paru. Kanker payudara
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100%
63 BAB VI PEMBAHASAN Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100% dari masing-masing kelompok dan bersifat multipel dengan rerata multiplikasi dari kelompok K, P1, P2, dan P3 berturut-turut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia kasus kanker rongga mulut berkisar 3-4% dari seluruh kasus kanker yang terjadi. Sekitar 90-95% dari total kanker pada rongga mulut merupakan kanker sel skuamosa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh dunia. Berbeda dengan negara maju dengan insiden kanker payudara yang stagnan atau malah semakin menurun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Pada tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Pada tahun 2012 sebanyak 8,2 juta orang meninggal karena kanker dan 65% di antaranya terjadi di negara miskin dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karsinoma nasofarings (KNF) merupakan keganasan yang menyerang daerah kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum diketahui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses patogenesisnya, proses pembelahan sel menjadi tidak terkontrol karena gen yang mengatur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di Indonesia. Penyakit ini merupakan tumor ganas yang paling banyak dijumpai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum untuk sekelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor ganas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab kematian ketiga yang disebabkan oleh kanker baik secara global maupun di Asia sendiri.
Lebih terperinciPerangai Biologik Sel Kanker dan Onkogenesis. DR. Dr. Wiratno, Sp.THT-KL (K)
Perangai Biologik Sel Kanker dan Onkogenesis DR. Dr. Wiratno, Sp.THT-KL (K) Pendahuluan Sel kanker : sel normal yang telah mengalami perubahan menjadi sel berproliferasi melampaui batas pertumbuhan normal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.000 wanita didiagnosa dengan kanker ovarium di seluruh dunia dan 125.000
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat
Lebih terperinciPETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang
PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang IMUNOLOGI TUMOR INNATE IMMUNITY CELLULAR HUMORAL PHAGOCYTES NK CELLS COMPLEMENT CYTOKINES PHAGOCYTOSIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu keganasan yang terjadi karena adanya sel dalam tubuh yang berkembang secara tidak terkendali sehingga menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar belakang. Karsinoma nasofarings (KNF) merupakan keganasan. yang jarang ditemukan di sebagian besar negara, namun
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Karsinoma nasofarings (KNF) merupakan keganasan yang jarang ditemukan di sebagian besar negara, namun sangat sering dijumpai di Cina Selatan, Afrika Utara, Alaska,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda memiliki jenis histopatologi berbeda dan karsinoma sel skuamosa paling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker kepala dan leher adalah berbagai tumor ganas yang berasal dari saluran aerodigestive atas (UADT), meliputi rongga mulut, nasofaring, orofaring, hipofaring dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah kesehatan perempuan di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini terkait dengan tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan kedua tersering pada keganasan daerah kepala leher di beberapa Negara Eropa (Chu dan Kim 2008). Rata-rata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah sel yang ada pada suatu jaringan merupakan kumulatif antara masuknya sel baru dan keluarnya sel yang ada pada populasi. Masuknya sel ke dalam populasi jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia (Shibuya et al., 2006).
Lebih terperinciKanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari
Lebih terperinciBAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.
BAB 2 TUMOR 2.1 Definisi Tumor Sel mempunyai tugas utama yaitu bekerja dan berkembang biak. Bekerja bergantung kepada aktivitas sitoplasma sedangkan berkembang biak bergantung pada aktivitas intinya. Proliferasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama di seluruh dunia dan menempati keganasan terbanyak pada wanita baik di negara maju
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN SARKOMA UTERI YANG BERULANG
PENATALAKSANAAN SARKOMA UTERI YANG BERULANG PENDAHULUAN Sarkoma uteri adalah tumor mesodermal yang jarang dijumpai, yang pada umumnya dikatakan kurang dari 5% dari seluruh kanker pada uterus, namun penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyebab yang kompleks. Angka kejadian KNF tidak sering ditemukan di dunia barat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker nasofaring (KNF) merupakan tumor daerah leher dan kepala dengan penyebab yang kompleks. Angka kejadian KNF tidak sering ditemukan di dunia barat diperkirakan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab kematian nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker ditetapkan sebagai penyebab utama kematian di dunia dengan angka yang mencapai 7,6 juta atau (sekitar 13% dari semua kematian setiap tahunnya) pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia dan di Bali khususnya insiden karsinoma tiroid sangat tinggi sejalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia dan di Bali khususnya insiden karsinoma tiroid sangat tinggi sejalan dengan tingginya insiden goiter. Goiter merupakan faktor predisposisi karsinoma tiroid
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular yang diawali dengan adanya tumor yaitu pembengkakan pada tubuh akibat berkembangbiaknya sel-sel yang bersifat abnormal. Tumor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas epitel nasofaring. Etiologi tumor ganas ini bersifat multifaktorial, faktor etnik dan geografi mempengaruhi risiko
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada
Lebih terperinciBAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.
BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID Dalam dunia medis, radioterapi sudah menjadi perawatan yang sangat umum digunakan. Penggunaannya pun dilakukan untuk berbagai macam penyakit kanker termasuk untuk penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rektum yang khusus menyerang bagian sekum yang terjadi akibat gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor sekum merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus menyerang bagian sekum yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan wawancara Riskesdas 2013 didapatkan prevalensi penderita kanker pada penduduk semua umur di Indonesia sebesar 1,4% per 1000 penduduk, dengan prevalensi kanker
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari jaringan organ yang tidak mengalami diferensiasi membentuk .
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik yang sering terjadi berasal dari jaringan organ email yang tidak mengalami diferensiasi membentuk email. Prosentase ameloblastoma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru dan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan penyebab kematian ketujuh pada wanita di dunia. Diperkirakan terdapat 239.000 kasus baru kanker ovarium dan 152.000 kasus meninggal dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki kedudukan istimewa baik secara lahir dan batin. Selain memiliki nilai estetika, bagian tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Paru, prostat, kolorektal, lambung, dan hati merupakan 5 organ
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau sering disebut juga sebagai tumor ganas (maligna) atau neoplasma adalah istilah umum yang mewakili sekumpulan besar penyakit yang bisa mengenai bagian manapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma sel basal (KSB) merupakan kelompok tumor ganas kulit yang ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Karsinoma sel basal (KSB) merupakan kelompok tumor ganas kulit yang ditandai dengan adanya sel-sel basaloid (sel germinatif) yang tersusun dalam bentuk lobulus,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kardiotoksisitas adalah efek samping yang tidak diinginkan pada jantung dan pembuluh darah yang disebabkan karena efek kemoterapi. Diantara efek kardiotoksisitas pada
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker payudara merupakan penyakit kompleks yang ditandai dengan adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab utama kematian di dunia.
Lebih terperinciKanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko
Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian. nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012). Mortalitas kanker ini tercatat sebesar 1.590.000 jiwa pada tahun 2012
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Schneider (2010) menyatakan kanker merupakan suatu peristiwa molekuler yang mengubah sifat normal sel. Dalam sel-sel kanker, sistem kontrol normal yang mencegah pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi kronik memiliki peranan penting dalam patogenesis terjadinya kanker. Salah satu penyakit inflamasi kronik adalah Inflammatory Bowel Disease (IBD) yang dipicu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan proliferasi maligna dari sel epitel pada duktus atau lobulus payudara (Fauci, 2008). Menurut data WHO, kanker payudara menempati posisi kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Kementrian Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for Reasearch on Cancer (IARC)
Lebih terperinciBAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.
BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA Sarcoma adalah suatu tipe kanker yang jarang terjadi dimana penyakit ini berkembang pada struktur pendukung tubuh. Ada 2 jenis dari sarcoma,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak terkontrol sehingga berubah menjadi sel kanker (1). Data Riset
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks uteri merupakan salah satu masalah penting pada wanita di dunia. Karsinoma serviks uteri adalah keganasan kedua yang paling sering terjadi dan merupakan
Lebih terperinciKanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar setelah penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini tampak adanya peningkatan kasus kanker disebabkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prognosis Kanker Payudara Prognosis dipengaruhi oleh ukuran tumor, metastasis, derajat diferensiasi, dan jenis histopatologi. Menurut Ramli (1994), prognosis kanker payudara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita. Penderita kanker payudara sudah tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam. jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang disebabkan oleh kanker paru-paru telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering kedelapan di seluruh dunia. Insiden penyakit ini memiliki variasi pada wilayah dan ras yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal adalah suatu keganasan polip adenomatosa yang sering menyerang kolom dan rektum. Keganasan ini disebabkan mutasi protoonkogen K- RAS, hipometilasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health Estimates, WHO 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker kolorektal adalah kanker dengan insidensi terbesar ketiga di dunia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker kolorektal adalah kanker dengan insidensi terbesar ketiga di dunia, dengan jumlah 1,4 juta kasus baru terdiagnosis pada tahun 2012. Kanker kolorektal merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker kolorektal adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan kanker kolorektal menyumbang 9% dari semua kejadian kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tumor merupakan penyakit yang mengkhawatirkan karena menjadi penyebab kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan penduduk
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk. dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable diseases atau NCD). NCD merupakan penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh dijaringan payudara, yakni didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak hingga jaringan ikat pada payudara. Kanker
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor
LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker (Karsono, 2006). Kanker merupakan salah satu jenis
Lebih terperinciLeukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Kanker paru merupakan salah satu dari keganasan. tersering pada pria dan wanita dengan angka mortalitas
BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan salah satu dari keganasan tersering pada pria dan wanita dengan angka mortalitas tertinggi di dunia, yaitu sebesar 1.590.000 kematian di tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pemerintah disibukkan dengan penyakit kanker payudara yang saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang cenderung didiagnosis pada stadium lanjut dan merupakan penyakit dengan angka kejadian tertinggi serta menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat pada tahun 2014 karsinoma ovarium adalah karsinoma peringkat tujuh
Lebih terperinciKanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non melanoma. Kelompok non melanoma dibedakan atas karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa
Lebih terperinciBagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang
Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini menduduki peringkat kedua terbanyak penyakit kanker setelah kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Retinoblastoma merupakan keganasan intraokular paling sering pada anak, yang timbul dari retinoblas immature pada perkembangan retina. Keganasan ini adalah keganasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2012(25% dari semua kasus kanker). Angka ini mampu menyumbang
BAB 1 PENDAHULUAN C. Latar Belakang Kanker payudara merupakan tumor ganas yang paling banyak ditemukan dengan angka kematian yang cukup tinggi pada wanita. Berdasarkan data Global (IARC) 2012, Kanker Payudara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. belahan dunia. Data International Agency for Research on Cancer (IARC) GLOBOCAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan utama dalam sepuluh tahun terakhir dengan kecenderungan peningkatan angka kejadian yang signifikan di berbagai
Lebih terperinci