PROFIL SITOGENETIK KROMOSOM Y PADA LAKI-LAKI NORMAL
|
|
- Hamdani Ridwan Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROFIL SITOGENETIK KROMOSOM Y PADA LAKI-LAKI NORMAL Siti Wasilah 1 Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat sitiwasilah@yahoo.com ABSTRACT Normal prenatal developments of male and female genitalia are very complicated. Some crucial loci on Y chromosome have a role in normal sexual development. Descriptive study about cytogenetics profile of Y chromosome presented in 30 normal male was done using G-banding and C-banding techniques to described the mean length and heterochromatin profile of y chromosome. Cytogenetics method using G- banding show 30 male with normal karyotype (46,XY) and there is no structure aberration of Y chromosome, the mean length of Y chromosome in normal male was 2,54 µm (SD 0.31). Heterochromatin profile of Y chromosome analyzed by C-banding technique show that all normal male has C-band positive. Key words: cytogenetics profile, Y chromosome, normal male PENDAHULUAN Perkembangan prenatal organ genital memerlukan peran krusial dari kromosom Y 1,2. Kromosom Y adalah kromosom terkecil pada manusia yang diperlukan untuk perkembangan seksual dan spermatogenesis karena mengandung sejumlah lokus krusial yang berperan dalam perkembangan seksual normal 1. Faktor transkripsi pada lengan pendek kromosom Y (SRY), berperan penting dalam pembentukan testis. Sedangkan, gen-gen pada regio eukromatik lengan panjang kromosom Y (Yq11) berperan dalam spermatogenesis normal yaitu azoospermia factors yang terdiri atas AZFa, AZFb, dan AZFc 3,4. Struktur kromosom Y diduga mempunyai pengaruh terhadap fenotip seks secara tidak langsung 1,3. Beberapa laporan kasus abnormalitas kromosom Y pada individu-individu dengan anomali fenotip seks mendukung hal ini. Mutasi pada regio determinasi seksual (SRY) kromosom Y dapat menyebabkan seorang individu XY menjadi seorang wanita dan sebaliknya seorang dengan kariotipe 45, X yang disertai insersi SRY akan berfenotip seperti seorang laki-laki. Aberasi struktural kromosom Y pada penderita ambigus genitalia yang pernah dilaporkan adalah kromosom cincin, disentrik, isodisentrik lengan pendek kromosom Y, dan delesi sebagian besar lengan panjang kromosom Y 5,6,7. Sejumlah kasus dengan delesi kromosom Y yang pernah dilaporkan, menimbulkan dugaan bahwa kromosom ini memiliki kerentanan untuk kehilangan spontan materi genetik yang dikandungnya. Delesi kromosom dapat terjadi karena beberapa mekanisme berikut, yaitu: aberasi rekombinan antara daerah homolog atau sejumlah sekuen yang mirip antara kromosom X dan Y, aberasi rekombinan intrakromosomal karena pertukaran sister chromatid yang tidak seimbang, atau penyisipan pada saat replikasi DNA 8. Penelitian terdahulu pada beberapa kelompok ras telah melaporkan tentang 69
2 ukuran kromosom Y yang bervariasi di antara berbagai individu dan populasi etnik yang berbeda 9. Secara sitogenetik, ukuran kromosom Y mendekati ukuran kromosom 22, walaupun seringkali ukuran kromosom Y lebih besar 10. Ukuran kromosom Y pada berbagai fenotip ambigus genitalia tampaknya juga bervariasi. Pada kasus ambigus genitalia dengan delesi dan duplikasi lengan panjang kromosom Y, ditemukan panjang kromosom Y dalam batas normal tetapi dengan C-bandnegatif. Hal ini diduga karena adanya delesi regio heterokromatin lengan panjang kromosom Y sekaligus duplikasi regio eukromatin lengan pendek kromosom Y penderita 11. Preliminary study yang dilakukan di Pusat Riset Biomedik FK UNDIP untuk mengukur panjang kromosom Y pada 20 orang bukan penderita ambigus genitalia, memperlihatkan panjang rata-rata 2,88µm dan simpang baku 0,53. Sebagaimana telah diketahui bahwa pada kromosom Y terdapat faktor penentu fertilitas (gen AZFa, AZFb, dan AZFc), maka diduga laki-laki dewasa normal tidak mengalami kelainan pada gen ini sehingga memiliki kromosom Y yang normal secara struktural. Laki-laki dewasa normal yang mengandung kromosom Y normal pada sel tubuhnya dapat ditunjukkan dengan tidak adanya riwayat infertilitas primer maupun sekunder. Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam kondisi sarana pemeriksaan sitogenetik dan molekuler yang masih terbatas, deskripsi profil sitogenetik kromosom Y pada laki-laki normal diharapkan bisa menjadi alternatif aspek sitogenetik yang dapat dianalisa dan menjadi dasar acuan untuk menganalisa abnormalitas kromosom Y pada kasus-kasus dengan anomali fenotip seks. Berdasarkan hal ini maka dilakukan penelitian untuk mengetahui profil sitogenetik kromosom Y pada laki-laki normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran profil sitogenetika kromosom Y, meliputi analisa adanya aberasi struktur dan pengukuran panjang kromosom Y, serta analisa profil regio heterokromatin kromosom Y pada lakilaki normal. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Pusat Riset Biomedik FK UNDIP, Semarang, dari Februari 2007 sampai dengan Mei Penelitian ini menggunakan metode dekriptif dengan sampel yang diambil secara consecutive random samplings sebanyak 30 orang. Laki-laki normal yang datang ke Pusat Riset Biomedik FK UNDIP dan bersedia menjadi subyek penelitian diminta data status marital dan fertilitasnya. Bahan yang digunakan yaitu darah penderita masing-masing sebanyak 5 cc dalam tabung heparin, media MEM, PHA, FBS, colcemid, thymidin, KCL 0.075M, serta larutan carnoy s untuk proses preparasi kromosom. Pengecatan G-banding menggunakan reagen reagen berikut: H 2 O 2 30%, larutan Trypsin 1% stok dalam buffer Hanks, larutan buffer Hanks (HBSS) ph 6,8-70
3 7,2, dan phosphate Buffer Saline (PBS) ph 6,8. Pengecatan C-banding menggunakan reagen-reagen berikut: HCl 0,2 N, 5% Ba(OH) 2 ; 5 g Ba(OH) 2 dalam 100mL aqua bidest, 2 x SSC (0.3M sodium klorid, 0.03 M sodium sitrat, ph 7.0): g NaCl dan 8.82 sodium sitrat dalam 1 L aqua bidest, dan Cat Giemsa 2% dalam buffer fosfat ph 6.8. Pemeriksaan sitogenetik konvensional dilakukan dengan menggunakan limfosit darah perifer dari subyek penelitian. Pembuatan kariotip dilakukan dengan teknik pengecatan G-banding dan C-banding. Kariotip dari hasil pengecatan G-banding digunakan untuk menganalisa adanya aberasi struktur dan mengukur keseluruhan panjang kromosom Y. Analisa struktur kromosom Y dilakukan pada 8 metafase dan menghitung 20 metafase, jika ditemukan mosaic maka penghitungan dilanjutkan hingga 40 metafase. Ukuran panjang kromosom Y adalah keseluruhan panjang kromosom yang meliputi lengan panjang dan lengan pendek kromosom Y, dinyatakan dalam satuan mikrometer (µm). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan program Leica CW4000 pada 3 metafase berbeda hasil pengecatan G-banding yang memenuhi kriteria banding level 550 berdasarkan indikator kualitas banding ISCN, yaitu: 12 - Pada lengan panjang kromosom 18 (18q) terdapat 4 pita gelap - Pada kromosom 10 terdapat split antara 10q21, 10q23, dan 10q25 - Pada kromosom 7, 7q33 dan 7q35 terlihat dengan jelas - Pada kromosom 22, 22q13.2 dapat terlihat. Analisa profil regio heterokromatin kromosom Y dilakukan pada metafase hasil pengecatan C-banding dengan cara mengamati bagian bawah lengan panjang kromosom Y yang berwarna gelap. Ada atau tidaknya bagian bawah lengan panjang kromosom Y yang berwarna gelap dinyatakan sebgai C-band positive atau c- band negative. Data penelitian ini disajikan secara deskriptif, meliputi hasil kariotipe dan analisa struktur kromosom Y. Data ukuran panjang kromosom Y dari seluruh sampel dihitung reratanya, selanjutnya ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi meliputi kariotipe, rerata panjang kromosom Y dan profil regio heterokromatin kromosom Y. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kariotip dan ukuran panjang kromosom Y pada subyek penelitian ditampilkan pada Tabel 1. Pengukuran panjang kromosom Y dilakukan pada metafase yang memenuhi kriteria banding level 550. Contoh kariotipe dari hasil pewarnaan G-banding yang memenuhi kriteria banding level 550 disajikan pada Gambar 1. Tabel 1. Hasil Kariotipe dan ukuran panjang kromosom Y sampel penelitian Kariotip Panjang kromosom Y (µm) 46,XY Minimum Maksimum Rata-rata SD 1,79 3,12 2,54 0,31 71
4 Gambar 1. Contoh kariotipe dari hasil pewarnaan G-banding yang memenuhi kriteria banding level 550 Hal ini menunjukkan kesesuaian data Gambaran contoh kromosom Y pada riwayat fertilitas yang menjadi dasar laki-laki normal dalam beberapa ukuran berbeda ditampilkan pada Gambar 2. Analisa pengambilan sampel. Sebagaimana dipahami, perkembangan prenatal organ genital lakilaki regio heterokromatin kromosom Y sampel dan perempuan dan perempuan penelitian, menunjukkan semua kromosom Y memiliki C-band positive (Gambar 3). memerlukan peran krusial dari kromosom Y (Gambar 4). Gambar 3. Kromosom Y pada laki-laki normal dalam ukuran berbeda Tabel 1 memperlihatkan hasil pemeriksaan kromosom pada 30 orang sampel penelitian adalah normal, yaitu semua memiliki kariotip 46XY dan pada sampel tidak ditemukan aberasi struktur kromosom Y. Gambar 3. Metafase dengan pewarnaan C-banding, tanda panah menunjukkan kromosom Y dengan C-band positive 72
5 Gambar 4. Bagan pengaruh kromosom Y pada diferensiasi gonad Kromosom Y adalah kromosom terkecil pada manusia yang diperlukan untuk perkembangan seksual dan spermatogenesis 14. Kromosom Y sangat sedikit mengandung gen aktif dan sebagian besar strukturnya terdiri atas heterokromatin 3,14. Kromosom Y merupakan penentu kelamin pada manusia yang mengandung 58 juta pasang basa dan merupakan 0,38% dari total DNA dalam sel 3,14. Sebuah penelitian pada beberapa kelompok ras 9 melaporkan tentang ukuran kromosom Y yang bervariasi di antara berbagai individu dan populasi etnik yang berbeda. Secara sitogenetik, ukuran Penelitian profil kromosom Y pada laki-laki normal perlu dilakukan dengan membatasi populasi berdasarkan etnis agar dapat mengetahui adanya perbedaan panjang kromosom Y antar populasi etnis di Indonesia. Kromosom Y mendekati ukuran kromosom 22, walaupun seringkali ukuran kromosom Y lebih besar 3,14. Beberapa literatur menyebutkan estimasi rata-rata ukuran kromosom Y adalah ~60 mbp 13,14,15. Berdasarkan penelitian terdahulu, telah diketahui bahwa ukuran panjang kromosom Y berbeda di antara berbagai populasi. Sedangkan, sampel dalam penelitian ini tidak ditentukan secara khusus berdasarkan suku atau populasinya, hanya mewakili populasi laki-laki normal. Berdasarkan hal ini perlu dilakukan penelitian dengan sampel yang dibatasi berdasarkan etnis, sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya perbedaan ini di antara populasi yang berbeda. Analisa struktur kromosom Y dilakukan dengan teknik pewarnaan C- banding yang merupakan teknik primer untuk mengidentifikasi variasi polimorfisme kromosom, seperti untuk memeriksa adanya penambahan atau pengurangan panjang regio heterokromatin pada kromosom 1qh, 9qh,16qh, dan Yqh 12. Regio heterokromatin sebuah kromosom adalah regio yang tercat gelap (heteropiknosis positif) pada pemeriksaan sitogenetika 12,14. Heterokromatin terdiri atas dua tipe, yaitu heterokromatin fakultatif dan konstitutif 12. Heterokromatin konstitutif kaya dengan DNA repetitif yang mengandung sangat sedikit gen-gen struktural dan bersifat sangat polimorfik. Regio ini dapat dilihat secara sitogenetik dengan teknik pengecatan C- banding atau disebut sebagai C-bands positive 12. Hasil penelitian ini menunjukkan kromosom Y pada seluruh sampel memiliki c-band positive. Sebagaimana telah diketahui bahwa kromosom Y pada individu normal memperlihatkan setengah dari lengan 73
6 panjangnya bersifat C-band positive. Pada manusia regio ini bersifat sangat polimorfik 15,16. Gambar 5 memperlihatkan gambaran skematik regio eukromatik dan heterokromatik pada kromosom Y. struktur kromosom Y dilakukan pada 8 metafase berbeda, tetapi secara kualitatif tidak ditemukan perbedaan panjang regio heterokromatin kromosom Y antar metafase yang berbeda. Gambar 5. Idiogram kromosom Y yang memperlihatkan regio eukromatin dan heterokromatin 9. Pengukuran panjang regio heterokromatin lengan panjang kromosom Y tidak dilakukan pada penelitian ini, karena keterbatasan sarana untuk melakukan pengukuran tersebut. Laporan sejumlah penelitian terdahulu menyebutkan bahwa panjang regio heterokromatin lengan panjang kromosom Y di antara berbagai populasi berbeda-beda. Panjang regio heterokromatin ini dinyatakan sebagai Yqh + (positif) atau Yqh (negatif) atau C- band positive dan C- band negative. Sebuah laporan penelitian juga menyebutkan adanya satu individu dengan panjang regio heterokromatin yang berbeda dalam 2 populasi selnya, yaitu Yqh positive dan Yqh negative. Hasil ini diperoleh dengan memeriksa kromosom pada 30 metafase berbeda dari 2 media kultur yang berbeda. Pada penelitian ini, analisis KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan gambaran profil sitogenetik kromosom Y pada laki-laki normal adalah: - Tidak ada aberasi struktur kromosom Y - Rerata panjang kromosom Y adalah 2,54 µm (SD 0.31) - Regio heterokromatin pada bagian bawah lengan panjang kromosom Y tercat gelap (C-band positive). DAFTAR PUSTAKA 1. MacLaughlin DT and Donahoe PK. Sex Determination and Differentiation. Review article in N Engl J Med 2004; 350: Berkovitz GD, Seeherunvong T. Abnormalities of gonadal differentiation. Bailliere s clinical endocrinology and metabolism 1998; 12 (1) : Jobling MA and Smith CT. The Human Y Chromosome: An Evolution marker Comes of Age. Review Article in Nature 2003; available on 74
7 4. Passarge E. Color Atlas of Genetics 3rd Edition. Thieme Stuttgart, New York 2007: Ferlin A, Moro E, Rossi A, Dallapiccola and Foresta. The human Y chromosome s azoospermia factor b (AZFb) region: sequence, structure, and deletion analysis in infertile men. J Med Genet 2003; 40: Mundhofir FEP, Winarni TI, Juniarto AZ, Faradz SMH. Ring Chromosome Y in a boy with genital anomaly, a case report. Publish in PAAI, Semarang Kim S, Jung S, Kim H. Chromosome Abnormalities in a referred Population for Suspected Chromosomal Aberrations: A Report of 4117 Cases. J Korean Med Sci 1999; 14: Göllü G, Yildiz RV, Bingol KM, Yagmurlu A,Senyu cel, Tanju A, Go kcora H, Dindar H. Ambiguous Genitalia: An Overview of 17 years Experience. J Ped Surg, 2007; 42: Barbosa AAL, Cavalli IJ, Abel K, Santos M and Azevêdo ES. Family names and the length of the Y chromosome in Brazilian blacks. Braz. J. Genet 1997; vol. 20(1) 10. Liow SL, Yong EL, and Ng SC. Prognostic value of Y Deletion Analysis. Hum. Reprod. 2001; 16 (1): Thangaraj K, Subramanian S, Reddy AG, Singh L. Unique Case of Deletion and Duplication in the Long Arm of the Y Chromosome in an Individual With Ambiguous Genitalia. Research Letter in Am J Med Gen 2003;116A: Barch MJ. The AGT Cytogenetics Laboratory Manual. Lippincot-Raven Publisher, Philadelpia, New York 1991; 10-11; Sadler TW. Langman s Medical Embriology. 9 th ed. Pennsylvania: Lippincott Williams & Wilkins 2000: Jobling MA, et al. Structural variation on the short arm of the human Y chromosome: recurrent multigene deletions encompassing Amelogenin Y. Human Mol Gen 2007;16 3: Duell T, et al. Interstitial and terminal deletion of chromosome Y in a male individual with cryptozoospermia. Molecular Human Reproduction 1998;4: Jakubowski L, et al. Molecular analysis of Y chromosome long arm structural instability in patients with gonadal dysfunction. Clin Genet 2000: 57:
57 konsentrasi pada profil sitogenetik kromosom Y penderita. Berdasarkan hal ini, maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran abnormalitas kr
56 BAB 6 RINGKASAN Ambigus genitalia adalah suatu kelainan yang ditandai dengan adanya organ genitalia eksterna yang tidak jelas lakilaki atau perempuan, atau mempunyai gambaran kedua jenis kelamin. Kelainan
Lebih terperinci2 kromosom Y diduga mempunyai pengaruh terhadap fenotip seks secara tidak langsung.8 Hal ini dapat dipahami oleh karena kromosom Y mengandung lokus kr
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ambigus genitalia adalah suatu kelainan yang ditandai dengan adanya organ genitalia eksterna yang tidak jelas laki-laki atau perempuan, atau mempunyai gambaran kedua
Lebih terperinci24 1. Pasienpasien yang secara fisik memenuhi kriteria sebagai penderita ambigus genitalia oleh tim penyesuaian kelamin RSUP Dr. Kariadi dan FK UNDIP.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik untuk mengetahui adanya abnormalitas kromosom Y pada penderita ambigus genitalia. Abnormalitas kromosom Y dideskripsikan
Lebih terperinci2 sampai homogen dan diinkubasi 37o C dalam waterbath selama 1530 menit. Berikutnya tabungtabung dipusingkan 1000 RPM selama 10 menit, supernatan dibu
1 Lampiran 1. Prosedur Pemeriksaan Sitogenetik 1. Preparasi Kromosom Bahan yang digunakan yaitu : darah penderita 5 cc dalam heparin, media MEM, PHA, FBS, colcemid, thymidin, KCL 0.075M, larutan carnoy
Lebih terperinci8 Gambar 1. Idiogram kromosom Y yang memperlihatkan regio eukromatin dan heterokromatin 11. Kromosom Y yang merupakan penentu kelamin pada manusia ini
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kromosom Y Kromosom Y adalah kromosom terkecil pada manusia yang diperlukan untuk perkembangan seksual dan spermatogenesis 22. Kromosom Y sangat sedikit mengandung gen aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organ seksual seorang wanita. Dimana definisi menstruasi adalah keluarnya darah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amenore adalah tidak terjadinya atau abnormalitas siklus menstruasi seorang wanita pada usia reproduktif. 1 Menstruasi merupakan tanda penting maturitas organ seksual
Lebih terperinciABNORMALITAS KROMOSOM Y PADA PENDERITA AMBIGUS GENITALIA
ABNORMALITAS KROMOSOM Y PADA PENDERITA AMBIGUS GENITALIA Y CHROMOSOME ABNORMALITY IN PATIENTS WITH AMBIGUOUS GENITALIA Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Magister Ilmu
Lebih terperinciABNORMALITAS KROMOSOM Y PADA PENDERITA AMBIGUS GENITALIA
ABNORMALITAS KROMOSOM Y PADA PENDERITA AMBIGUS GENITALIA Y CHROMOSOME ABNORMALITY IN PATIENTS WITH AMBIGUOUS GENITALIA Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Magister Ilmu
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu pediatri dan ilmu Genetika Dasar.
27 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian ini mencakup bidang ilmu pediatri dan ilmu Genetika Dasar. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Pusat Penelitian Biomedik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anomali kongenital atau kelainan kongenital didefinisikan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anomali kongenital atau kelainan kongenital didefinisikan sebagai kelainan struktural maupun fungsional yang terdapat saat lahir dan berbeda dari keadaan normal.
Lebih terperinciANALISIS KROMOSOM PADA PENDERITA DENGAN ANOMALI KONGENITAL MULTIPEL DI LABORATORIUM CEBIOR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
ANALISIS KROMOSOM PADA PENDERITA DENGAN ANOMALI KONGENITAL MULTIPEL DI LABORATORIUM CEBIOR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Pusat Riset Biomedik ( Center for Biomedical
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian ini mencakup bidang ilmu Genetika Dasar, Obstetri Ginekologi, dan Endokrinologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di Pusat
Lebih terperinciANALISIS POLA PITA-C KROMOSOM TANAMAN SALAK JANTAN DAN BETINA (Salacca zalacca var. zalacca)
ANALISIS POLA PITA-C KROMOSOM TANAMAN SALAK JANTAN DAN BETINA (Salacca zalacca var. zalacca) ANALYSIS OF C-BANDING CHROMOSOMES OF MALE AND FEMALE SALAK (Salacca zalacca var. zalacca) Parjanto Staf Pengajar
Lebih terperinciAnalisis Mutasi Gen SRY dan AZF serta Fungsi Gonad pada Penderita 46,XY Disorder of Sex Development (DSD)
Analisis Mutasi Gen SRY dan AZF serta Fungsi Gonad pada Penderita 46,XY Disorder of Sex Development (DSD) Meira Erawati 1, Tri Indah Winarni 2, Ahmad Zulfa Juniarto 2, Ardy Santosa 3, Sultana MH Faradz
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmatnya penulis dapat
i ii KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmatnya penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah yang berjudul Distribusi Penderita Sindrom Down Berdasarkan Analisis Sitogenetika
Lebih terperinciKELAINAN KROMOSOM. Oleh: E.Suryadi Fakultas kedokteran UGM
KELAINAN KROMOSOM Oleh: E.Suryadi Fakultas kedokteran UGM Penyakit kromosom disebabkan oleh kelainan kromosom, baik yang terjadi pada autosom maupun pada kromosom kelamin. Kelainan kromosom sering juga
Lebih terperinciPERAN SITOGENETIK PADA KEGANASAN DARAH. Ninik Sukartini Dept. Patologi Klinik FKUI / RSCM
PERAN SITOGENETIK PADA KEGANASAN DARAH Ninik Sukartini Dept. Patologi Klinik FKUI / RSCM Yang dibicarakan... Sitogenetika dasar Kromosom Terminologi Prinsip pemeriksaan Kelainan jumlah dan struktur Peran
Lebih terperinciPENGAMATAN KROMOSOM POLITEN (KROMOSOM RAKSASA) Drosophila melanogaster
Laporan Praktikum Genetika PENGAMATAN KROMOSOM POLITEN (KROMOSOM RAKSASA) Drosophila melanogaster Widya Setyaningtyas*, Haniyya, I. Sobari, K.S. Juarna, N. Restiana, Nuruliawati, M. Fauzi, S. Purnadanti
Lebih terperinciANALISIS MIKRODELESI KROMOSOM Y PADA PRIA AZOOSPERMIA DI INDONESIA
MAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 1, JUNI 2006: 41-46 41 ANALISIS MIKRODELESI KROMOSOM Y PADA PRIA AZOOSPERMIA DI INDONESIA Dwi Anita Suryandari, Nukman Moeloek, Mila Citrawati, Puji Sari, Yurnadi Departemen
Lebih terperinciTugas Review Jurnal Internasional Kamla-Raj 2010 Int J Hum Genet, 10(1-3): (2010)
Tugas Review Kamla-Raj 2010 Int J Hum Genet, 10(1-3): 41-47 (2010) JUDUL Diduga Gangguan Genetik pada Kromosom Anomali : Laporan Pertama dari Jammu dan Kashmir Parvinder Kumar, Ashma Gupta, Roopali Fotra,
Lebih terperinciANALISIS KROMOSOM PADA PENDERITA DENGAN ANOMALI KONGENITAL MULTIPEL DI LABORATORIUM CEBIOR
ANALISIS KROMOSOM PADA PENDERITA DENGAN ANOMALI KONGENITAL MULTIPEL DI LABORATORIUM CEBIOR Made Saskaprabawanta 1, Sultana MH Faradz 2, Tri Indah Winarni 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran
Lebih terperinciPROFIL SITOGENETIKA DAN DISMORFOLOGI PADA PASIEN DENGAN ANOMALI KONGENITAL MULTIPEL
PROFIL SITOGENETIKA DAN DISMORFOLOGI PADA PASIEN DENGAN ANOMALI KONGENITAL MULTIPEL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Syarat untuk Mengikuti Ujian Hasil Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Program
Lebih terperinciVarian Molekular Defisiensi Glukosa-6-Fosfat Dehidrogenase
Varian Molekular Defisiensi Glukosa-6-Fosfat Dehidrogenase Teresa Liliana Wargasetia Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan Defisiensi Glukosa-6-Fosfat Dehidrogenase
Lebih terperinciPENGARUH INJEKSI HCG TERHADAP KADAR TESTOSTERONE PADA PENDERITA SEX CHROMOSOME DSD DENGAN VARIASI KARIOTIP
PENGARUH INJEKSI HCG TERHADAP KADAR TESTOSTERONE PADA PENDERITA SEX CHROMOSOME DSD DENGAN VARIASI KARIOTIP The Effect Of Hcg Injection To Testosterone Levels In Patients With Varied Karyotype Sex Chromosomal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan, sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam dunia kedokteran. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem reproduksi manusia dan berbagai faktor yang berperan, sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam dunia kedokteran. Hal ini terkait
Lebih terperinciPendahuluan. Kelainan dan penyakit genetika. Kariotipe kromosom. Deteksi Mutasi DNA. Teknik pengecatan pada kromosom 5/25/2016
Pendahuluan Kelainan dan penyakit genetika Anas Tamsuri Penyakit atau kelainan yang terjadi pada materi genetik akan diturunkan pada turunannya Penyakit atau kelainan genetik terbagi 2 Kelainan kromosom
Lebih terperinciTabel 5. Distribusi jumlah kromosom ikan manvis golden marble
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari hasil pengamatan dan pengukuran kromosom didapatkan hasil bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan untuk masing-masing varietas ikan manvis yang diamati. Data hasil pengamatan
Lebih terperinciPola Pewarisan Sifat. Pola Pewarisan Sifat
Pola Pewarisan Sifat Pola Pewarisan Sifat Setiap makhluk hidup/organisme menurunkan/mewariskan sifat-sifat khas kepada keturunannya Di mana terletak informasi pewarisan sifat? Bagaimana cara makhluk hidup
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. A Hubungan polimorfisme V89L dengan Hipospadia. Polimorfisme pada gen SRD5A2 menunjukan hasil yang berbeda-beda tiap
41 BAB VI PEMBAHASAN VI. 1. DISKUSI A Hubungan polimorfisme V89L dengan Hipospadia Polimorfisme pada gen SRD5A2 menunjukan hasil yang berbeda-beda tiap ras. 15 Polimorfisme V89L merupakan polimorfisme
Lebih terperinciANALISIS SITOGENETIKA PADA PASIEN DENGAN AMENORE PRIMER DI CENTER FOR BIOMEDICAL RESEARCH (CEBIOR) SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
ANALISIS SITOGENETIKA PADA PASIEN DENGAN AMENORE PRIMER DI CENTER FOR BIOMEDICAL RESEARCH (CEBIOR) SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar
Lebih terperinciMATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.
MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat
Lebih terperinciANALISIS KROMOSOM PADA SISWA RETARDASI MENTAL DENGAN MAKROSEFALI ARTIKEL ILMIAH
ANALISIS KROMOSOM PADA SISWA RETARDASI MENTAL DENGAN MAKROSEFALI CHROMOSOMAL ANALYSIS IN MENTALLY RETARDED STUDENTS WITH MACROCEPHALY ARTIKEL ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Lebih terperinciKROMOSOM Variasi jumlah dan Struktur. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.
KROMOSOM Variasi jumlah dan Struktur By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KROMOSOM Kromosom merupakan pembawa bahan genetik yang terdapat di dalam inti sel setiap makhluk hidup. Kromosom berbentuk batang panjang
Lebih terperinciBAB V HASIL. Studi ini melibatkan 46 sampel yang terbagi dalam dua kelompok, kelompok
34 BAB V HASIL Studi ini melibatkan 46 sampel yang terbagi dalam dua kelompok, kelompok sampel hipospadia isolated (n=23) dan kelompok laki-laki normal (n=23). Karakteristik pasien hipospadia di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup kelainan metabolik, yang terjadi sejak dalam kandungan dan muncul saat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anomali kongenital didefinisikan sebagai kelainan struktur atau fungsi dan mencakup kelainan metabolik, yang terjadi sejak dalam kandungan dan muncul saat lahir. Kelainan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Bidang penelitian ini adalah genetika molekuler dan urologi.
24 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV. 1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang penelitian ini adalah genetika molekuler dan urologi. IV.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di CEBIOR Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciPreparation of constructs gene sy86 as the Basis of Antibody Formation for Determination Method of Male Infertility
Preparation of constructs gene sy86 as the Basis of Antibody Formation for Determination Method of Male Infertility Evi Hanizar 1, Miswar 2 1) Department of Biology Education, Faculty of Science Education,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disabilitas intelektual ditandai dengan gangguan fungsi kognitif secara signifikan dan termasuk komponen yang berkaitan dengan fungsi mental dan keterampilan fungsional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hemoglobinopati adalah kelainan pada sintesis hemoglobin atau variasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemoglobinopati adalah kelainan pada sintesis hemoglobin atau variasi struktur hemoglobin yang menyebabkan fungsi eritrosit menjadi tidak normal dan berumur pendek.
Lebih terperinciA. JUDUL Pengamatan Kromosom Raksasa Pada Drosophila melanogaster B. TUJUAN Pada praktikum ini, ada beberapa tujuan antara lain: 1.
A. JUDUL Pengamatan Kromosom Raksasa Pada Drosophila melanogaster B. TUJUAN Pada praktikum ini, ada beberapa tujuan antara lain: 1. Untuk mengetahui letak kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster
Lebih terperinciAzoospermia: Suatu Tinjauan Genomik
Vol. 5, No. 2, Agustus 2017 TINJAUAN PUSTAKA Manggiasih D. Larasati 1, Silvia W. Lestari 2* 1 Program Studi Magister Biomedik, FK Universitas Indonesia 2 Departmen Biologi Kedokteran, FK Universitas Indonesia
Lebih terperinciPENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT
PENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT Salomo, Natalia, Erwin Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru email:m.cnatalia@yahoo.co.id
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN ANALISA SPERMA DI KLINIK BAYI TABUNG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH TAHUN 2013
ABSTRAK GAMBARAN ANALISA SPERMA DI KLINIK BAYI TABUNG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH TAHUN 2013 Mitos yang mengatakan infertil hanya dialami wanita masih berkembang dimasyarakat indonesia. Ini harus dibenahi
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA PEMERIKSAAN MIKRODELESI KROMOSOM Y PADA PRIA OLIGOZOOSPERMIA MENGGUNAKAN SEQUENCE-TAGGED SITES sy14, sy84, sy143, RBM1, sy254, DAN sy255 DI JAKARTA PADA BULAN MEI 2007 HINGGA NOVEMBER
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN SINDROMA FRAGILE-X DENGAN AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD)
ABSTRAK HUBUNGAN SINDROMA FRAGILE-X DENGAN AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) Irvan Reza, 2007. PEMBIMBING I: Sylvia Soeng, dr, M. Kes. PEMBIMBING II: Teresa Liliana W., S. Si. Sindroma fragile-x merupakan
Lebih terperinciGambar 2.1. Lokasi dan tahap-tahap spermatogenesis 6
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Spermatogenesis Tubulus seminiferus sepanjang 250 meter dikemas dalam testis. Di dalam lapisan tubulus seminiferus terdapat sel-sel germinal dan sel-sel sertoli yang berperan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pola Pita DNA Monomorfis Beberapa Tanaman dari Klon yang Sama
121 HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Pita DNA Monomorfis Beberapa Tanaman dari Klon yang Sama Tiga tanaman yang digunakan dari klon MK 152 menunjukkan morfologi organ bunga abnormal dengan adanya struktur seperti
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Bentuk desain penelitian yang akan digunakan adalah bentuk deskriptif molekuler potong lintang untuk mengetahui dan membandingkan kekerapan mikrodelesi
Lebih terperinciSTUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI DI RUMAH SAKIT
YOGYAKARTA, 6 NOVEMBER 0 ISSN 78076 STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI DI RUMAH SAKIT Sofiati Purnami, Masnelli Lubis, Viria Agesti S, Yanti Lusiyanti, dan Zubaidah Alatas Pusat Teknologi Keselamatan
Lebih terperinciANALISIS SITOGENETIKA PADA PASIEN DENGAN AMENORE PRIMER DI CENTERFOR BIOMEDICAL RESEARCH (CEBIOR) SEMARANG
ANALISIS SITOGENETIKA PADA PASIEN DENGAN AMENORE PRIMER DI CENTERFOR BIOMEDICAL RESEARCH (CEBIOR) SEMARANG Pirsa Hatpri Nur Ira 1, Sultana MH Faradz 2, Mahayu Dewi Ariani 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu sitogenetika.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu sitogenetika. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Riset Biomedik
Lebih terperinciABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007
ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007 Fransisca Maya Angela, 2010; Pembimbing I Pembimbing II : J. Teguh Widjaja, dr., Sp P : Evi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah dibidang ilmu kesehatan anak,
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah dibidang ilmu kesehatan anak, urologi, dan sitogenetika dalam ilmu kedokteran. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reproduksi merupakan suatu proses biologis organisme baru yang terbentuk dari organisme sebelumnya. Proses tersebut adalah suatu cara dasar makhluk hidup dalam usaha
Lebih terperinciBeberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex
Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex *Alel Ganda *Sebuah gen memiliki alel lebih dari satu *Golongan darah : *gen I A, I B, I O *Warna Kelinci :
Lebih terperinciTopik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom
Topik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom Material genetik suatu sel tersusun dalam suatu organisasi secara fisik yang khusus yang sebut kromosom. Kromosom organisme eukariot jauh Iebih kompleks dibanding
Lebih terperinciDeskripsi Mata KuliahCourse Subjects
Deskripsi Mata KuliahCourse Subjects Sebagai seorang dosen, Prof. Cece mengajar beberapa mata kuliah yang terkait dengan bidang keahliannya yaitu di bidang pemuliaan dan genetika ternak. Untuk program
Lebih terperinciPengaruh Konseling Genetik pada Tingkat Depresi terhadap Penentuan Gender Ambigus Genitalia
46 Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2010 Pengaruh Konseling Genetik pada Tingkat Depresi terhadap Penentuan Gender Ambigus Genitalia Effect of Genetic Counseling on Depression Level in Rearing the Gender
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterlambatan perkembangan fisik, ketidakmampuan belajar, penyakit jantung, Sindrom Down dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sindrom Down 2.1.1 Definisi dan klasifikasi Sindrom Down adalah suatu kondisi dimana terdapat tambahan kromosom pada kromosom 21 atau dikenal juga dengan istilah trisomi 21
Lebih terperinciMK : Genetika Molekuler (sem 5) THE HUMAN GENOME. Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY *:
MK : Genetika Molekuler (sem 5) THE HUMAN GENOME Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2014 Email *: paramita@uny.ac.id I. The structure of the human genome Dalam genom manusia ( 65.000-80.000 gen
Lebih terperinciTeorema Bayes. Teori Probabilitas. Onggo Wr
Teorema Bayes Teori Probabilitas Onggo Wr Tugas Sebuah survey pada suatu daerah tertentu menunjukkan bahwa 10% pasien tidak puas dengan pelayanan pada suatu RS. Setengah dari mereka bermasalah dengan dokter
Lebih terperinciANALISIS SURVIVAL UNTUK MENGETAHUI LAJU KESEMBUHAN PENYAKIT TB PARU di JAKARTA BERBASIS DESKTOP APPLICATION
ANALISIS SURVIVAL UNTUK MENGETAHUI LAJU KESEMBUHAN PENYAKIT TB PARU di JAKARTA BERBASIS DESKTOP APPLICATION Indra Maulana., Rokhana D.B., Franky H.M. Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk No. 27,
Lebih terperinciNUCLEAR GENOME & CHROMOSOME PACKAGING
MK : Genetika Molekuler Prodi : Biologi (Sem 5) NUCLEAR GENOME & CHROMOSOME PACKAGING Paramita C. Kuswandi,/FMIPA UNY/2014 Email : paramita@uny.ac.id Jumlah total materi genetis pada suatu organisme =
Lebih terperinciPERBEDAAN RASIO D2:D4 ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU. Oleh : RATNA MARIANA TAMBA
PERBEDAAN RASIO D2:D4 ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU Oleh : RATNA MARIANA TAMBA 110100241 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 PERBEDAAN RASIO
Lebih terperinciFITUR UTAMA DOMAIN FUNGSIONAL, INSULATOR DAN DAERAH KONTROL LOKUS (LCR) SERTA BUKTI EKSPERIMEN YANG MENDUKUNG MENGENAI KETIGA STRUKTUR TERSEBUT
FITUR UTAMA DOMAIN FUNGSIONAL, INSULATOR DAN DAERAH KONTROL LOKUS (LCR) SERTA BUKTI EKSPERIMEN YANG MENDUKUNG MENGENAI KETIGA STRUKTUR TERSEBUT RATNA DWI HIRMA W (B1J006019) HARIYATI (B1J006021) AFRINA
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENDERITA RETARDASI MENTAL DI SLB KOTA BUKITTINGGI
Artikel Penelitian KARAKTERISTIK PENDERITA RETARDASI MENTAL DI SLB KOTA BUKITTINGGI Raysa Ramayumi 1, Adnil Edwin Nurdin 2, Siti Nurhajjah 3 Abstrak Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa
Lebih terperinciNila Nirmalasari, Yudha Nurhantari, Bambang Udji Djoko Riyanto
UJI DIAGNOSTIK PENENTUAN JENIS KELAMIN METODE PEMERIKSAAN DRUMSTICK NEUTROFIL DIBANDINGKAN DENGAN METODE PEMERIKSAAN AMELOGENIN DNA (DEOXYRIBONUCLEIC ACID) Nila Nirmalasari, Yudha Nurhantari, Bambang Udji
Lebih terperinciLABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010
LABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010 1. Mengetahui dan memahami struktur kromosom politen Drosophila melanogaster. 2. Mengetahui
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA
GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Oleh : YULI MARLINA 080100034 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 GAMBARAN FAKTOR RISIKO
Lebih terperinciDeteksi Sindrom Fragile X dengan Pemeriksaan Sitogenetik dan PCR Pada Siswa SLB Hj. Soemiyati Himawan Semarang ARTIKEL ILMIAH
Deteksi Sindrom Fragile X dengan Pemeriksaan Sitogenetik dan PCR Pada Siswa SLB Hj. Soemiyati Himawan Semarang Detection of Fragile X Syndrome by Cytogenetic and PCR Examination among Mentally Retarded
Lebih terperinciABSTRAK. Anggy, 2011: Pembimbing I : dr. Aloysius Suryawan. Sp OG, (K) Pembimbing II : Dr, dr. Felix Kasim. M, kes
ABSTRAK GAMBARAN INSIDENSI DAN FAKTOR RISIKO INFERTILITAS PADA PRIA USIA REPRODUKTIF YANG BEROBAT KE RUMAH BERSALIN PERMATA HATI BANDUNG PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011 Anggy, 2011: Pembimbing I :
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalahbidang Ilmu Kesahatan Anak divisi Neuorologi. 4.2Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1Tempat Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciPolymorphism of GH, GHRH and Pit-1 Genes of Buffalo
Polymorphism of GH, GHRH and Pit-1 Genes of Buffalo Nama : Rohmat Diyono D151070051 Pembimbing : Cece Sumantri Achmad Farajallah Tanggal Lulus : 2009 Judul : Karakteristik Ukuran Tubuh dan Polimorfisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku, fungsional dan metabolik yang ada sejak lahir. 1 Dalam sumber yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cacat lahir, malformasi kongenital dan anomali kongenital adalah istilah-istilah sinonim yang digunakan untuk menjelaskan gangguan struktural, perilaku,
Lebih terperinciBIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE
07 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 A. TAUTAN/LINKAGE Tautan gen merupakan salah satu penyimpangan terhadap hukum Mendel. Pada peristiwa ini, dua gen atau lebih
Lebih terperinciLAPORAN TEKNIS Pengembangan Kualitas Teknik FISH dengan Variasi Dual Probe. Yanti Lusiyanti Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi
LAPORAN TEKNIS Pengembangan Kualitas Teknik FISH dengan Variasi Dual Probe Yanti Lusiyanti Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi I. PENDAHULUAN. Ketika tubuh terpapar radiasi pengion, dipastikan
Lebih terperinciKariotipe Rana chalconota Kompleks yang Terdapat di Sumatera Barat. Karyotype of Rana chalconota Complex in West Sumatera.
Kariotipe Rana chalconota Kompleks yang Terdapat di Sumatera Barat Karyotype of Rana chalconota Complex in West Sumatera Djong Hon TJONG 1*, SYAIFULLAH 1, Silvia INDRA 1, Arie AMELIA 1 1 ) Jurusan Biologi,
Lebih terperinciSejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA?
GENETIKA Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA? Bapak Burik, anaknya tentu Burik Pepatah yang kita jumpai di seluruh dunia. Secara tak sadar mengekspresikan penyebaran pengetahuan genetika
Lebih terperinciSKRINING SITOGENETIKA PADA ANAK-ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB NEGERI SEMARANG
SKRINING SITOGENETIKA PADA ANAK-ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB NEGERI SEMARANG ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 2. Sadock, Kaplan. Buku Ajar Psikiatri Klinis Ed. 2. Jakarta: EGC; P561-
DAFTAR PUSTAKA 1. Aureli A, Sebastiani P, Beato TD, Marimpietri AE, Graziani A, Sechi E, et al. Involvement of IL-6 and IL-1 Receptor Antagonist on Intellectual Disability. Immunology letters 162.1 (2014):
Lebih terperinciKEJADIAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015
Volume 2, Nomor 2, September 2015 ISSN 2442-7039 KEJADIAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 Irwanti Gustina* *Akademi Kebidanan Keris Husada Email korespodensi: md_iragustina80@yahoo.com
Lebih terperinciBimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012
Bimbingan Olimpiade SMA Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2012 Genetika : ilmu yang memperlajari tentang pewarisan sifat (hereditas = heredity) Ilmu genetika mulai berkembang
Lebih terperinciOleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara
PREVALENSI PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS DENGAN RIWAYAT MEROKOK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK (RSUP HAM) MEDAN PERIODE JANUARI 2009 DESEMBER 2009 Oleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH 070100443
Lebih terperinciArtikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Vivit Erdina Yunita, 1 Afdal, 2 Iskandar Syarif 3
705 Artikel Penelitian Gambaran Faktor yang Berhubungan dengan Timbulnya Kejang Demam Berulang pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Anak RS. DR. M. Djamil Padang Periode Januari 2010 Desember 2012 Vivit
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO INFERTILITAS WANITA DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JANUARI 2011
vi ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO INFERTILITAS WANITA DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JANUARI 2011 Aggie, 2011; Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr., M. Kes. Pembimbing
Lebih terperinciREFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK PERANAN TES DNA DALAM IDENTIFIKASI FORENSIK
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK PERANAN TES DNA DALAM IDENTIFIKASI FORENSIK KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO RSUP DR. KARIADI
Lebih terperinciPEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
PEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami mengenai posisi sel, kromosom, dan DNA dalam dalam kaitannya dengan organisme Mahasiswa memahami jenis-jenis
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUP DR.SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUP DR.SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Heni Anggraini NIM : 201010104201 PROGRAM STUDI BIDAN
Lebih terperinciPengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan Tahun Pelajaran
Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan Tahun Pelajaran 2010-2011 Oleh : SARAH H.N.G 070100343 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciMUTASI KROMOSOM: Perubahan Struktur Kromosom
MUTASI KROMOSOM: Perubahan Struktur Kromosom Mutasi kromosom disebut juga aberasi kromosom. Macam aberasi kromosom merupakan perubahan pada sesuatu bagian kromosom dari pada perubahan kromosom secara keseluruhan
Lebih terperinciKAJIAN TINGKAT KECENDERUNGAN PRIA DENGAN TESTOSTERON DEFICIENSI SYNDROM TERHADAP RISIKO MENDERITA METABOLIC SYNDROM
KAJIAN TINGKAT KECENDERUNGAN PRIA DENGAN TESTOSTERON DEFICIENSI SYNDROM TERHADAP RISIKO MENDERITA METABOLIC SYNDROM Bambang Wasito1 ABSTRACT Man above 50 years old, as women who experience menopause, will
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH BUAH MELON (Cucumis melo) TERHADAP DIURESIS PADA WANITA DEWASA NORMAL
ABSTRAK PENGARUH BUAH MELON (Cucumis melo) TERHADAP DIURESIS PADA WANITA DEWASA NORMAL Rani Manalu, 2005. Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr., M.Kes Pembimbing II : Jo Suhennan, dr., MS Gbat - obat diuretik
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO
KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO Dian Wahyu Laily*, Dina V. Rombot +, Benedictus S. Lampus + Abstrak Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi yang terjadi di
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Renny Anggraeni, 2011 Pembimbing I : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto,dr.,M.H. Asam urat telah
Lebih terperinciHubungan antara Angka Ketahanan Hidup Sperma dan Morfologi Sperma Terhadap Angka Fertilisasi pada Pasien Program Bayi Tabung
Hubungan antara Angka Ketahanan Hidup Sperma dan Morfologi Sperma Terhadap Angka Fertilisasi pada Pasien Program Bayi Tabung The Correlation Between Sperm Survival Test (SPERST) and Sperm Morphology With
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia yang berasal dari Banteng liar (Bibos
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia yang berasal dari Banteng liar (Bibos Banteng Syn Bos sondaicus) yang didomestikasi. Menurut Meijer (1962) proses penjinakan
Lebih terperinciProfil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni Oleh : LANDONG SIHOMBING
Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni 2015 Oleh : LANDONG SIHOMBING 120100122 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 Profil Infeksi Luka
Lebih terperinciII. Tinjauan Pustaka A. Papua
II. Tinjauan Pustaka A. Papua Provinsi Papua dengan luas 421.981 km 2, terletak diantara 130-141 Bujur Timur dan 2,25 Lintang Utara - 9 Lintang Selatan. Letak pulau ini adalah di ujung Timur Indonesia
Lebih terperinci