IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Teguh Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Anggrek alam merupakan salah satu tanaman yang perlu di lestarikan populasinya. Kondisi lingkungan yang tidak mendukung untuk pertumbuhannya serta banyaknya perburuan liar menjadi faktor terancamnya populasi di habitat asli. Pembudidayaan tanaman anggrek alam ini sangat dibutuhkan. Dalam kondisi tersebut diperlukan pemuliaan tanaman anggrek alam. Salah satu yang menunjang keberhasilan pemuliaan tanaman adalah informasi genetik. Informasi tersebut meliputi jumlah, bentuk, ukuran dan kariotipe kromosom. Analisis kromosom diperlukan untuk mengetahui informasi genetik. Berdasarkan hasil penelitian pada anggrek alam jawa timur Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum diperoleh informasi genetiknya seperti uraian dibawah ini: A. Jumlah kromosom Pengamatan kromosom paling baik dilakukan saat tahap metafase atau prometafase. Pada saat tersebut kromosom mudah untuk diamati karena kromosom menyebar dan tidak tumpang tindih antara satu dengan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan waktu pembelahan aktif pada pukul WIB. Berdasarkan pengamatan pada anggrek Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum diketahui memiliki kesamaan jumlah kromosom yaitu n = 19 dengan n = 38 (Tabel ). Tabel. Jumlah Kromosom Anggrek Alam Jawa Timur Jenis Anggrek Jumlah Kromosom Paphiopedilum glaucophyllum 38 Coelogyne speciosa 38 Dendrobium crumenatum 38 Pada penelitian Hartati et al, (1) melaporkan bahwa jumlah kromosom Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum n = 38. Demikian pula hasil pada penelitian Meesawat et al, (8) 18
2 19 menunjukkan bahwa Anggrek Dendrobium crumenatum dari tiga tempat yang berbeda menunjukan kesamaan jumlah kromosom yaitu n = 38. Penelitian membuktikan, jumlah dan bentuk kromosom setiap spesies adalah tetap. Hal ini sependapat dengan Yadav dan Bose (1989) cit Soetope (9) bahwa jumlah kromosom dasar (n) pada family Orchidaceae yang paling sering didapati adalah 19,, dan 1 dengan n = 38, n =, serta n =. Gambar. Kromosom Anggrek Paphiopedilum glaucophyllum Gambar 5. Kromosom Anggrek Coelogyne speciosa
3 Gambar 6. Kromosom Dendrobium crumenatum Pada ketiga Gambar, Gambar 5, dan Gambar 6 yang disajikan diatas jumlah kromosom anggrek 19 dengan n=38. Penelitian Hartati (11), menunjukkan jumlah kromosom anggrek alam tetua Paraphalaeonopsis serpentilingua n =, sedangkan hasil persilangannya n = 38. Anggrek alam tetua Rhycostiles gigantea common n =, hasil persilangannya n =. Tetua Paraphalaeonopsis labukensis n =, hasil persilangannya n = 38. Menurut Hoffman (193), Duncan (1959) dan Blumenschein (196) dalam Naturemagics (1) jumlah kromosom anggrek n = 19 lebih banyak daripada yang memiliki kromosom n =. Terdapat sekitar 8 spesies anggrek memiliki jumlah kromosom n = 19 sedangkan yang memiliki jumlah kromosom n = sekitar 7. Penelitian ini menunjukan jumlah kromosom dari ketiga anggrek yang berbeda genus memiliki jumlah kromosom yang sama yaitu n = 38. Hal ini juga terjadi dalam penelitian Begum dan Alam, (5) menyatakan bahwa, empat dari tujuh species anggrek yang diteliti yaitu Peristylus constrictus, Luisia grovesii, Sarcanthus appendiculatus, Rhyncostylis retusa adalah n = 38. Jumlah kromosom Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum adalah diploid. Setiap spesies memiliki jumlah kromosom yang khas. Sebagian besar organisme berderajat tinggi memiliki jumlah kromosom yang bersifat diploid (Pai, 199). Setiap satu pasang kromosom terdiri dari dua set kromosom homolog. Berdasarkan set kromosomnya (ploidi)
4 1 maka perubahan jumlah kromosom dikategorikan dalam kelompok euploidi, pada kondisi euploidi jumlah kromosom merupakan kelipatan dari kromosom dasarnya B. Ukuran Kromosom Ukuran kromosom merupakan salah satu kriteria untuk mengidentifikasi kromosom tujuannya untuk membedakan satu kromosom dengan kromosom lainnya. Ukuran kromosom diketahui dari pengukuran panjang lengan kromosom. Panjang lengan kromosom yang diamati meliputi panjang lengan panjang kromosom (q) dan panjang lengan panjang kromosom (p). Sehingga diketahui panjang total kromosom (q + p). Menurut Suryo (3) panjang kromosom berkisar antara, - 5 µm dan berdiameter antara, - µm. Kisaran panjang total kromosom anggrek Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Ringkasan Kisaran Panjang Total Kromosom Anggrek Alam Jawa Timur (Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum) Jenis Anggrek Kisaran Panjang Total (µm) Paphiopedilum glaucophyllum.6 ±.1 sampai 9.73 ±.19 µm Coelogyne speciosa.35 ±.3 sampai 6.3 ±.8 µm Dendrobium crumenatum.6 ±. sampai 5.33 ±. µm Berdasarkan data pada tabel diatas anggrek Paphiopedilum glaucophyllum memiliki kisaran panjang lengan total.6 ±.1 sampai 9.73 ±.19 µm. Coelogyne speciosa memiliki kisaran panjang lengan total.35 ±.3 sampai 6.3 ±.8 µm. Sedangkan Dendrobium crumenatum memiliki kisaran panjang lengan total.6 ±. sampai 5.33 ±. µm. Kromosom di dalam sel tidak pernah sama ukurannya. Sesuai dengan yang dikemukakan Parjanto et al. (3) pada sel yang berbeda dapat terjadi perbedaan ukuran panjang kromosom yang disebabkan tingkat kondensasi kromosom. Schwarzacher (3) juga
5 menyatakan faktor yang mempengaruhi ukuran kromosom yaitu morfologi kromosom, protein yang terikat di dalam DNA dan pola kondensasi kromatin. Umumnya makhluk hidup dengan kromosom sedikit memiliki ukuran kromosom lebih besar daripada makhluk hidup yang jumlah kromosomnya banyak. Perbedaan ukuran kromosom menunjukkan perbedaan kandungan gen dan protein (Darnaedi (1991), Darnaedi et al, (1989) cit Setyawan dan Sutikno, ). C. Bentuk Kromosom Bentuk kromosom dapat dilihat berdasarkan letak sentromernya. Dibedakan menjadi macam yaitu metasentrik, submetasentrik, akrosentrik dan telosentrik. Penentuan bentuk kromosom berdasarkan rasio lengan panjang dan lengan pendek kromosom (r = q/p ) dengan mengikuti cara Ciupersescu et al (199) cit. Parjanto et al (3). Kromosom berbentuk metasentrik karena panjang lengan panjang kromosom sama dengan panjang lengan pendek kromosom atau memiliki nisbah lengan antara 1-1,7. Kromosom berbentuk submetasentrik karena panjang lengan panjang kromosom lebih panjang daripada panjang lengan pendek kromosom atau memiliki nisbah lengan1,7 3,. Bentuk Kromosom akrosentrik memiliki nisbah lengan antara 3,-7, dan bentuk kromosom telosentrik memiliki nisbah lengan >7. Hasil penelitian yang dapat dilihat pada Lampiran 1, menunjukkan bahwa pasangan kromosom no 1,, 3,, 5, 6, 7, 8, 9, 1, 11, 1, 13, 1, 15, 16, 17, 18, 19 dari anggrek Paphiopedilum glaucophyllum memiliki bentuk kromosom metasentrik. Begitu juga dengan anggrek Dendrobium crumenatum setiap pasangan kromosomnya juga memiliki bentuk kromosom metasentrik. Berbeda dengan Coelogyne speciosa pasangan kromosom no 1 memiliki bentuk kromosom akrosentrik sedangkan pasangan kromosom lainnya memiliki bentuk kromosom metasentrik.
6 3 Tabel. Bentuk Kromosom dan Pola kariotipe Anggrek Alam Jawa Timur (Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum). Jenis Anggrek Bentuk Kromosom Pola Kariotipe Paphiopedilum glaucophyllum m n = 38 m Coelogyne speciosa m + ak n = 36 m + ak Dendrobium crumenanum m n = 38 m Dari Tabel juga dapat dijelaskan bahwa hampir semua anggrek yang diteliti memiliki bentuk metasentrik. Penelitian sebelumnya pada tanaman bawang merah (Allium sp.), Anggarwulan et al, (1999) melaporkan keenam spesies Allium sp. memiliki 8 pasang kromosom hampir semua nisbah lengannya antara 1, 1,67 sehingga kromosom berbentuk metasentrik, kecuali pasangan kromosom pertama yang memiliki nisbah lengan 1,9 atau bentuk submetasentrik. Seringnya ditemukan sel metasentrik pada tumbuhan merupakan hal yang wajar.. Hal ini sesuai dengan pendapat suminah et al, () umumnya tumbuhan memiliki bentuk kromosom metasentrik. D. Kariotipe Menurut Snustad dan Simmons (), susunan kariotipe dapat digunakan untuk mengetahui penyimpangan kromosom baik dalam jumlah dan struktur kromosom yang terjadi pada waktu pembelahan sel dan dapat dicari hubungannnya dengan kelainan yang terjadi pada anatomi, morfologi, dan fisiologi suatu makhluk hidup. Pembuatan kariotipe dilakukan dengan memasangkan kromosom homolognya. Hasil penelitian yang di sajikan pada Tabel menunjukkan bahwa susunan kariotipe Paphiopedillum glaucophyllum adalah n =38m dengan m adalah kromosom metasentrik, yang berarti 38 kromosom berbentuk metasentrik. Susunan kariotipe Coelogyne speciosa adalah n = 36 m + ak menunjukkan 36 kromosom homolognya berbentuk metasentrik dan kromosom homolognya berbentuk akrosentrik. Susunan kariotipe pada Dendrobium crumenatum adalah
7 n = 38 m sama dengan Paphiopedilum glaucophyllum sebanyak 38 kromosom homolog berbentuk metasentrik. Pemasangan kromosom homolog ditentukan berdasarkan kemiripan ukuran dan kemiripan bentuk kromosom. Susunan pasangan kromosom homolog mulai dari ukuran terpanjang sampai yang terpendek disajikan dalam kariogram (Gambar 7, 8, 9), sedangkan susunan kromosom berdasarkan rata-rata panjang dan bentuk kromosom disajikan dalam idiogram (Gambar 1, 11, 1). Kariogram merupakan penyusunan kromosom secara berurutan dari ukuran terpanjang sampai terpendek dengan memasangkan masing-masing kromosom pada kromosom homolognya. Pasangan kromosom homolog ditentukan berdasarkan kemiripan bentuk dan ukuran kromosom (Parjanto et al., 3). Gambar 7. Kariogram Anggrek Paphiopedilum glaucophyllum Gambar 8. Kariogram Anggrek Coelogyne speciosa
8 Gambar 9. Kariogram Dendrobium crumenatum 6 Lengan pendek Lengan panjang 6 Gambar 1. Idiogram Anggrek Paphiopedilum glaucophyllum 6 Lengan pendek Lengan panjang Gambar 11. Idiogram Anggrek Coelogyne speciosa
9 Lengan pendek Lengan panjang 6 Gambar 1. Idiogram Dendrobium crumenatum Sifat morfologi kromosom juga sering dideskripsikan berdasarkan derajat simetri kariotipe, yaitu indeks asimetri intrakromosomal (A1) dan indeks asimetri interkromosomal (A) (Parjanto et al., 3). Berdasarkan perhitungan dengan rumus Romero cit. Chen dan Roath (1995) cit. Parjanto et al,. (3), indeks asimetri intrakromosomal (A1) digunakan untuk mengetahui variasi bentuk kromosom dalam satu kariotipe. Nilai indeks asimetri intrakromosomal (A1) berkisar antara nol dan satu.nilai indeks asimetri interkromosomal (A) digunakan untuk mengetahui penyimpangan (dispersi) ukuran kromosom dalam satu kariotipe. Tabel 5. Nilai Indeks Asimetri Intrakromosomal (A1) dan Indeks Asimetri Interkromosomal (A) Anggrek Alam Jawa Timur (Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum). Jenis Anggrek A1 A Paphiophedilum glaucophyllum,.78 ±.6.1 ±.78 Coelogyne spesiosa 7 ±.6. ±.81 Dendrobium crumenatum.8 ±.33.1 ±.78 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat nilai indeks asimetri intrakromosomal (A1) menunjukkan nilai yang relatif kecil artinya penyimpangan (dispersi) kromosom dalam satu kariotipe tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan hampir semua kromosom berbentuk metasentrik. Sedangkan nilai indeks asimetri interkromosomal (A) juga relatif kecil menunjukkan penyimpangan (dispersi) ukuran kromosom dalam satu kariotipe tidak terlalu besar.
10 7 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Anggrek Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum memiliki kesamaan jumlah kromosom yaitu n = 19 dengan n = 38.. Anggrek Paphiopedilum glaucophyllum memiliki ukuran kromosom.6 ± 1 sampai 9.73 ± 19 µm. Anggrek Coelogyne speciosa memiliki ukuran kromosom.35 ±.3 sampai 6.3 ±.8 µm. Anggrek Dendrobium crumenatum.6 ±. sampai 5.33 ±. µm. 3. Bentuk kromosom Anggrek Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum dominan metasentrik.. Susunan pola kariotpe Anggrek Paphiopedilum glaucophyllum adalah n = 38 m, Coelogyne speciosa adalah n = 36 m + ak dan Dendrobium crumenatum adalah n = 38 m. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, saran yang dapat diberikan yaitu : Dengan diketahuinya data informasi genetik anggrek tersebut diatas dapat dicari tetua dari hubungan kekerabatannya untuk disilangkan sehingga dapat dihasilkan varietas unggul dan perbaikan sifat tanaman anggrek. 7
STUDI KARAKTERISASI ANGGREK SECARA SITOLOGI DALAM RANGKA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH
STUDI KARAKTERISASI ANGGREK SECARA SITOLOGI DALAM RANGKA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH (Characterization Study in Orchid Cytology in Order Preservation Germplasm) Sri Hartati 1)*, Linayanti Darsana 1), Ongko
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Anggrek
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Anggrek Anggrek di klasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis : Monocotyledoneae Ordo : Orchidales
Lebih terperinciSKRIPSI. ANALISIS KROMOSOM PADA ANGGREK ALAM JAWA TIMUR (Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum)
SKRIPSI ANALISIS KROMOSOM PADA ANGGREK ALAM JAWA TIMUR (Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum) Oleh : INDAH DEWI M.J H 0709056 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciANALISIS KROMOSOM JAHE (Zingiber officinale var. officinale) Chromosomes Analysis Of Ginger (Zingiber Officinale Var. Officinale)
ANALISIS KROMOSOM JAHE (Zingiber officinale var. officinale) Chromosomes Analysis Of Ginger (Zingiber Officinale Var. Officinale) Faizal Kusuma Yulianto 1) dan Parjanto 2) ABSTRACT The cytogenetic information
Lebih terperinciTabel 5. Distribusi jumlah kromosom ikan manvis golden marble
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari hasil pengamatan dan pengukuran kromosom didapatkan hasil bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan untuk masing-masing varietas ikan manvis yang diamati. Data hasil pengamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh sebab itu permintaan pasar kepada petani terhadap produksi bawang merah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang merah (البصل) (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman umbi lapis yang merupakan salah satu bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Selain itu bawang
Lebih terperinciPembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi
Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan mitosis dan meiosis pada tanaman Sub Pokok Bahasan :
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI KOLKHISIN PADA BEBERAPA ANGGREK ALAM Phalaenopsis spp. SKRIPSI. Program Studi Agronomi
PENGARUH KONSENTRASI KOLKHISIN PADA BEBERAPA ANGGREK ALAM Phalaenopsis spp. SKRIPSI Program Studi Agronomi n Oleh : ISABELLA SEKTI NURJANAH H 0107012 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Lebih terperinciPada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gen yang menentukan sifat suatu makhluk hidup dibawa oleh struktur pembawa gen yang mirip benang dan terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom hanya dapat diamati
Lebih terperinciANALISIS KARIOTIPE UJUNG AKAR BAWANG MERAH DAN TEMBAKAU
1 ANALISIS KARIOTIPE UJUNG AKAR BAWANG MERAH DAN TEMBAKAU PENDAHULUAN Latar Belakang Analisis kariotipe merupakan gambaran suatu individu atau grup individu yang berkerabat yang ditunjukan oleh bentuk
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI KROMOSOM
MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM OLEH: Annisa Tria Apriliani 1413100004 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR...iii DAFTAR TABEL... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 1
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Subkelas : Hamamelidae; Ordo : Caryophyllales; Familia : Basellaceae; Genus :
5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Tjitrosoepomo (1999) klasifikasi tanaman binahong adalah sebagai berikut Kingdom : Plantae ; Sub kingdom : Tracheobionta; Superdivisio : Spermatophyta; Divisio
Lebih terperinciSKRIPSI KAJIAN KARIOTIPE TANAMAN SAWO (ACHRAS ZAPOTA) Oleh Erni Yulianingsih H
SKRIPSI KAJIAN KARIOTIPE TANAMAN SAWO (ACHRAS ZAPOTA) Oleh Erni Yulianingsih H0712070 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 i KAJIAN KARIOTIPE TANAMAN
Lebih terperinciMATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.
MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat
Lebih terperinciKromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Genetika Jani Master, M.Si.
Lebih terperinciLABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010
LABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010 1. Mengetahui dan memahami struktur kromosom politen Drosophila melanogaster. 2. Mengetahui
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman sawo Sawo atau yang biasa disebut sapodilla adalah salah satu tanaman buah di Asia Tenggara. Tanaman tersebut merupakan tanaman asli dari Mexico dan Amerika, tetapi saat
Lebih terperinciII. Bagaimana sifat diwariskan
II. Bagaimana sifat diwariskan Gen-gen letaknya pada kromosom ( inti sel). Kromosom dan gen-gennya gennya diwariskan saat fertilisasi. Pada gonad pembentukan sel kelamin ( meiosis) Contoh; Kromosom dalam
Lebih terperinciSUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA
SUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA http://www.nlm.nih.gov/medlineplu S/ency/images/ency/fullsize/19095.jpg Menentukan sifat tubuh, dan diturunkan ke generasi berikutnya TUJUAN Menjelaskan struktur
Lebih terperinciSTUDI KROMOSOM TANAMAN MATA KUCING (Dimocarpus malesianus Leenh.) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BUAH
i STUDI KROMOSOM TANAMAN MATA KUCING (Dimocarpus malesianus Leenh.) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BUAH Oleh : HARDIAN NINGSIH H 0106063 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek (bahasa Latin: Orchidaceae) merupakan kelompok tanaman yang memiliki keanekaragaman cukup besar. Tanaman anggrek meliputi 25.000 30.000 spesies dan merupakan
Lebih terperinciBagian-bagian kromosom
BAB3: SUBSTANSI GENETIKA KROMOSOM Bagian-bagian kromosom 1. kromatid. 2. senrtomer. 3. lengan pendek. 4. lengan panjang. SUBSTANSI GENETIKA Seluruh peristiwa kimia (metabolisme) diatur oleh suatu master
Lebih terperinciANALISIS SITOGENETIKA TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) JOGOROGO SKRIPSI. Oleh Arini Sarasmiyarti H
ANALISIS SITOGENETIKA TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) JOGOROGO SKRIPSI Oleh Arini Sarasmiyarti H 0103006 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 19 ANALISIS SITOGENETIKA TANAMAN
Lebih terperinciM A T E R I G E N E T I K
M A T E R I G E N E T I K Tujuan Pembelajaran: Mendiskripsikan struktur heliks ganda DNA, sifat dan fungsinya. Mendiskripsikan struktur, sifat dan fungsi RNA. Mendiskripsikan hubungan antara DNA, gen dan
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 2 Petunjuk Praktikum Genetika Dasar TATA
Lebih terperinciPraktikum Genetika. Modul 1 PENDAHULUAN. Di dalam Modul 1 ini akan diberikan 4 (empat) materi praktikum sebagai berikut.
Modul 1 Praktikum Genetika Dr. Ir. M. Yusuf Ir. Ence Darmo J.S., M. Si. PENDAHULUAN Di dalam Modul 1 ini akan diberikan 4 (empat) materi praktikum sebagai berikut. Praktikum 1: Mengenal Keragaman Suatu
Lebih terperinciPendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Kromosom. GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom
Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di http://dirvamenaboer.tripod.com
Lebih terperinciPendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan
GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 08 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kembang sungsang (Gloriosa. superba L.) merupakan salah satu jenis
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kembang sungsang (Gloriosa. superba L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk kedalam suku Liliaceae. Tanaman ini merupakan tumbuhan memanjat sehingga dikenal
Lebih terperinciV. IDENTIFIKASI KROMOSOM PADA ANYELIR (Dianthus caryophyllus Linn.) MUTAN
V. IDENTIFIKASI KROMOSOM PADA ANYELIR (Dianthus caryophyllus Linn.) MUTAN Pendahuluan Latar belakang Dalam rangka memperbaiki kualitas tanaman hias atau bunga dan menciptakan keragaman, berbagai upaya
Lebih terperinciJURUSAN/ PROGRAM AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
digilib.uns.ac.id ANALISIS SITOLOGI TANAMAN BUAH NAGA JINGGA DAN KAITANNYA DENGAN KUALITAS BUAH Oleh: SITI YULIANA FAJARWATI H 1108505 JURUSAN/ PROGRAM AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap sel berasal dari sel hidup lainnya. Siklus sel merupakan tahapan dimana terjadinya proses pembelahan dan penduplikasian berbagai materi yang ada didalam sel,
Lebih terperinciPERBEDAAN MITOSIS DAN MEIOSIS Sel yang aktif membelah melewati suatu siklus yang berlangsung secara teratur dikenal sebagai siklus sel. Siklus sel dibedakan atas dua stadia, yaitu stadium istirahat (interfase)
Lebih terperinciTAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.
TAMBAHAN PUSTAKA Distribution between terestrial and epiphyte orchid. Menurut Steeward (2000), distribusi antara anggrek terestrial dan epifit dipengaruhi oleh ada atau tidaknya vegetasi lain dan juga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Betta splendensregan Menurut Hoedeman (1972), klasifikasi ikan cupang sebagai berikut:
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Betta splendensregan Menurut Hoedeman (1972), klasifikasi ikan cupang sebagai berikut: Kingdom Filum Subfilum Superkelas Kelas Subkelas Superordo Ordo Subordo Famili Subfamili
Lebih terperinciANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN
1 ANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN Latar Belakang Stadium haploid dari siklus seksual dihasilkan dari proses pembelahan inti yang disebut meiosis. Meiosis berlangsung pada sel-sel yang terdapat di dalam jaringan
Lebih terperinciMengintip capaian kajian genetika pada Allium sp.
Mengintip capaian kajian genetika pada Allium sp. Penulis: Lina Herlina, MSi. (peneliti BB Biogen, Bogor) Tahukah anda, bahwa didunia saat ini terdapat sekitar 103 jenis (strain) bawang? Di mana dalam
Lebih terperinciTopik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom
Topik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom Material genetik suatu sel tersusun dalam suatu organisasi secara fisik yang khusus yang sebut kromosom. Kromosom organisme eukariot jauh Iebih kompleks dibanding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh, warna serta ciri lainnya yang tampak dari luar. Seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi, keanekaragaman tersebut ditunjukkan dengan adanya variasi bentuk, susunan tubuh, warna serta ciri lainnya yang
Lebih terperinciBAB III. SUBSTANSI GENETIK
BAB III. SUBSTANSI ETIK Kromosom merupakan struktur padat yg tersusun dr komponen molekul berupa protein histon dan DNA (kumpulan dr kromatin) Kromosom akan tampak lebih jelas pada tahap metafase pembelahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang mempunyai lebih dari 4000 spesies anggrek yang tersebar di pulau. Kalimantan, Papua, Sumatera, dan
Lebih terperinciPLASMA NUTFAH. OLEH SUHARDI, S.Pt.,MP
PLASMA NUTFAH OLEH SUHARDI, S.Pt.,MP Sejak berakhirnya konvensi biodiversitas di Rio de Jenairo, Brasil, 1992, plasma nutfah atau sumber daya genetik tidak lagi merupakan kekayaan dunia di mana setiap
Lebih terperinciJUMLAH DAN PANJANG ABSOLUT KROMOSOM BAWANG MERAH KULTIVAR SAMAS (ALLIUM ASCALONICUM L. CV. SAMAS) ABSTRAK
JUMLAH DAN PANJANG ABSOLUT KROMOSOM BAWANG MERAH KULTIVAR SAMAS (ALLIUM ASCALONICUM L. CV. SAMAS) Dian Ayuning Tyas Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo, Semarang 50185 (Email:
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 1. MATERI GENETIK, DISTRIBUSI GEN DAN PEMBELAHAN SEL
MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 1. MATERI GENETIK, DISTRIBUSI GEN DAN PEMBELAHAN SEL NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN :. :. :. :. I. MATERI GENETIK Suatu molekul pembawa informasi genetik harus berupa (1) molekul
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kottelat et al, (1993) menyatakan yang dimaksud dengan ikan Batak adalah Tor sp. dan jenis yang lainnya yang mirip dan hidup di Danau Toba adalah Neolissochilus sp. Ikan batak terdiri
Lebih terperinciKeterpautan (Linkage) Penemuan Keterpautan Gen. Penemuan Keterpautan Gen KETERPAUTAN DAN PEMETAAN KROMOSOM
Keterpautan (Linkage) KETERPAUTAN DAN PEMETAAN KROMOSOM Oleh: Dr. Dirvamena Boer 081 385 065 359 Universitas Haluoleo, Kendari dirvamenaboer@yahoo.com http://dirvamenaboer.tripod.com AaBb x AaBb 9:3:3:1
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa faktor
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa faktor interaksi antara konsentrasi kolkhisin 0%, 0,05%, 0,10%, 0,15% dan lama perendaman kolkhisin 0 jam, 24 jam,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : 1506050090 KELOMPOK : III ( TIGA ) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2017
Lebih terperinciBimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012
Bimbingan Olimpiade SMA Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2012 Genetika : ilmu yang memperlajari tentang pewarisan sifat (hereditas = heredity) Ilmu genetika mulai berkembang
Lebih terperinciSUBSTANSI HEREDITAS. Dyah Ayu Widyastuti
SUBSTANSI HEREDITAS Dyah Ayu Widyastuti Sel Substansi Hereditas DNA RNA Pengemasan DNA dalam Kromosom DNA dan RNA Ukuran dan Bentuk DNA Double helix (untai ganda) hasil penelitian Watson & Crick (1953)
Lebih terperinciMateri Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi
Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan 1 ANATOMI, MORFOLOGI, DAN FISIOLOGI TUMBUHAN Struktur Bagian Tubuh Tanaman a. Mekanisme fotosintesis b. Mekanisme respirasi, fotorespirasi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara lokal yang menyebabkan terbentuknya ruangan-ruangan dan lorong-lorong
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Sumatera Barat banyak ditemukan kawasan berkapur (karst) dengan sejumlah goa. Goa-goa yang telah teridentifikasi di Sumatera Barat terdapat 114 buah goa (UKSDA, 1999
Lebih terperinciMATERI GENETIK A. KROMOSOM
MATERI GENETIK A. KROMOSOM Kromosom pertama kali ditemukan pada kelompok makhluk hidup eukariot. Namun, di lain pihak dewasa ini kromosom tidak hanya dimiliki oleh klompok makhluk hidup eukariot tetapi
Lebih terperinciRasa curiosity mnanusia? bagaimana, kapan, dimana kehidupan ini mulai terjadi hingga sekarang? ada teori-teori: Ilmiah: bukti-bukti yang nyata.
EVOLUSI YUNI WIBOWO Rasa curiosity mnanusia? bagaimana, kapan, dimana kehidupan ini mulai terjadi hingga sekarang? ada teori-teori: kreasi khusus ebolusi Ilmiah: bukti-bukti yang nyata. Evolusi perubahan
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju (Sugeng, 1985)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya keanekaragaman tanaman khususnya anggrek. Anggrek yang ada di Indonesia dikategorikan terbesar kedua didunia setelah
Lebih terperinciDasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat
Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat A. Siklus sel dan siklus hidup organisme B. Prinsip dasar reproduksi dan pewarisan material genetik: mitosis, meiosis dan fertilisasi C.Pola pewarisan sifat:
Lebih terperinciInduksi Poliploidi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Pemberian Kolkisin
B I O D I V E R S I T A S ISSN: 1412-033X Volume 3, Nomor 1 Januari 2002 Halaman: 174-180 Induksi Poliploidi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Pemberian Kolkisin Polyploid induction of Allium
Lebih terperinciSilabus Olimpiade BOF XI Soal SMP
Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP No Materi pokok Lingkup materi 1 Makhluk Hidup a. Asal usul makhluk hidup b. Ciri-ciri makhluk hidup c. Perbedaan makhluk hidup dan benda mati d. Pengukuran Pada makhluk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Nilam
TINJAUAN PUSTAKA 4 Botani Nilam Indonesia memiliki tiga jenis nilam yang sudah dikembangkan, yaitu: nilam aceh (Pogostemon cablin), nilam jawa (Pogostemon heyneanus) dan nilam sabun (Pogostemon hortensis).
Lebih terperinciGENETIKA DAN HUKUM MENDEL
GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan
Lebih terperinciKROMOSOM Variasi jumlah dan Struktur. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.
KROMOSOM Variasi jumlah dan Struktur By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KROMOSOM Kromosom merupakan pembawa bahan genetik yang terdapat di dalam inti sel setiap makhluk hidup. Kromosom berbentuk batang panjang
Lebih terperinciBAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA
BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA OLEH: IR. SUPRIYANTA, MP. JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2004 Topik 1 Pendahuluan Dalam bidang biologi, kita mengenal suatu organisme
Lebih terperinciSET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS)
04 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS) Pembelahan sel dibedakan menjadi secara langsung (amitosis) dan tidak langsung (mitosis dan meiosis).
Lebih terperinciMITOSIS DAN MEIOSIS. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009
MITOSIS DAN MEIOSIS TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009 SIKLUS SEL G1(gap 1): periode setelah mitosis, gen-gen aktif berekspresi S (sintesis): fase sintesis DNA (replikasi), kromosom
Lebih terperinciPerbandingan Kariotipe Huia sumatrana (Anura: Raniadae) Dari Padang Dan Pasaman
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Perbandingan Kariotipe Huia sumatrana (Anura: Raniadae) Dari Padang Dan Pasaman Djong Hon Tjong 12, Syaifullah 1, Silvia Indra 1, Ari Amelia 1 1 ) Laboratorium
Lebih terperinciJurnal Ilmu Kehutanan Journal of Forest Science
Journal of Forest Science https://jurnal.ugm.ac.id/jikfkt Karyomorfologi dan Jumlah Kromosom Empat Grup Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke. di Lombok Karyomorphology and Chromosome Number of Four Groups
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia yang berasal dari Banteng liar (Bibos
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia yang berasal dari Banteng liar (Bibos Banteng Syn Bos sondaicus) yang didomestikasi. Menurut Meijer (1962) proses penjinakan
Lebih terperinciTopik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel
Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel Hukum Mendel yang sering dikonotasikan dengan hukum pewarisan didasarkan pada prinsip-prinsip segregasi (Hk.Mendel I) dan penggabungan kembali (Hk. Mendel II) gen-gen
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman pangan dari famili Leguminosae yang berumur pendek. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan kedua setelah padi di Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan sebagai pakan ternak.
Lebih terperinciMEKANISME SEL. Mitosis & Meiosis
MEKANISME SEL Mitosis & Meiosis MITOSIS MEIOSIS Nama Anggota : Khaidir Adam Wijaya M. Saifullah Romadhon Yanuar Setia Budi Rahmawan Yulianto Gabryna Auliya Nugroho Reindy Katon Bagaskara MITOSIS Pembelahan
Lebih terperinciBERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. psb-psma rela berbagi iklas memberi
Adakah kemiripan Apa penyebabnya..?? STANDAR 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas DASAR 3.4 Menjelaskan konsep gen, DNA, dan kromosom Menyebutkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Marigold (T. erecta)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Marigold (T. erecta) Tanaman marigold (T. erecta) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan dan saat ini telah dibudidaya hampir di seluruh dunia. Tanaman marigold merupakan
Lebih terperinciPENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim
PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA OLEH Dr. Hasnar Hasjim 1.PENGANTAR GENETIKA Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan yang diwariskan kepada anak cucu dan variasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Burung anggota Famili Columbidae merupakan kelompok burung yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Burung anggota Famili Columbidae merupakan kelompok burung yang mudah dikenali dan distribusinya tersebar luas di dunia. Dominan hidupnya di habitat terestrial. Kelimpahan
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA
KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa
Lebih terperinciKARAKTER KROMOSOM EKALIPTUS (Eucalyptus pellita F. Muell.) HASIL INDUKSI EKSTRAK ETANOLIK DAUN TAPAK DARA (Catharanthus roseus (L.) G. Don.
KARAKTER KROMOSOM EKALIPTUS (Eucalyptus pellita F. Muell.) HASIL INDUKSI EKSTRAK ETANOLIK DAUN TAPAK DARA (Catharanthus roseus (L.) G. Don.) Budi Setiadi Daryono 1, Cindy Ariesti Koeswardani 1 dan Sri
Lebih terperinciSubstansi Genetik. By Ms. Evy Anggraeny. SMA Regina Pacis Jakarta. Sept
Substansi Genetik SMA Regina Pacis Jakarta By Ms. Evy Anggraeny Sept 2013 1 DNA/ADN Terdiri dari gula pentosa, basa nitrogen dan phosphat DNA Sept 2013 2 Macam Basa Dua macam basa Purin Adenine = A pada
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang : Pembenihan Tanaman
Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang : Pembenihan Tanaman Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 44 TAHUN 1995 (44/1995) Tanggal : 30 DESEMBER 1995 (JAKARTA) Sumber : LN 1995/85; TLN NO.
Lebih terperinciBAB 3 GENETIKA. Gambar pecah. Memori gambar ini kecil. (kalau ada diganti)
BB 3 ENETIK ambar pecah. Memori gambar ini kecil. (kalau ada diganti) Pewarisan sifat atau karakteristik dari satu generasi ke generasi selanjutnya berhubungan dengan kromosom. Setiap kromosom tersusun
Lebih terperinciBiologi dan Reproduksi Sel
Modul 1 Biologi dan Reproduksi Sel Dr. Ir. Muhammad Jusuf PENDAHULUAN M akhluk hidup dicirikan oleh kemampuan melakukan metabolisme yang sempurna dan kemampuan bereproduksi. Metabolisme ialah suatu rangkaian
Lebih terperinciMengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).
HEREDITAS Hubungan antara gen, DNA, Kromosom & Hereditas Pengertian hereditas? Melalui apa sifat diturunkan? Apa itu gen? Bagaimana hubungan antara gen dengan DNA? Bagaimana hubungan antara gen dengan
Lebih terperinciAminah et al, Studi Hubungan Kekerabatan 90
STUDI HUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA SPESIES ANGGREK BERDASARKAN CIRI MORFOLOGI MENGGUNAKAN METODE TAKSIMETRI DI DD ORCHID NURSERY The Study of Kinship Relationship to Several Species of Orchid Based on
Lebih terperinciDan lain-lainnya hanya di
PEMBELAHAN SEL Disusun oleh: Theresia retno kristanti (131434029) Wida hening sukma C (131434014) Anna maria (131434024) Vera yosefita (131434 Siwi saptarani (131434026) Stevani Widha (131434010) Tia ariana
Lebih terperinciII. MATERI A. NUKLEUS
BAB IV NUKLEUS I. PENDAHULUAN Bab ini menerangkan struktur, komponen dan fungsi nukleus, nukleolus, materi genetik di dalamya. Bagaimana transport molekul terjadi dalam nukleus juga diterangkan dalam bab
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakter morfologi telah lama digunakan dalam biologi perikanan untuk mengukur jarak dan hubungan kekerabatan dalam pengkategorian variasi dalam taksonomi. Hal ini juga
Lebih terperinciReproduksi seksual merupakan cara yang paling umum bagi organisma Eukariot untuk menghasilkan turunannya. Reproduksi seksual melibatkan pergantian
MEIOSIS Reproduksi seksual merupakan cara yang paling umum bagi organisma Eukariot untuk menghasilkan turunannya. Reproduksi seksual melibatkan pergantian generasi sel haploid (membawa sepasang kromosom)
Lebih terperinciDEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan hias merupakan satu komoditas ekonomi non migas yang potensial dengan permintaan semakin meningkat baik di dalam maupun di luar negri (Dewontoro, 2001). Keindahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Aglaonema sp.berdasarkan kedudukannya dalam taksonomi
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sri Rejeki (Aglaonema sp.) Klasifikasi Aglaonema sp.berdasarkan kedudukannya dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut:kingdom : Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi:
Lebih terperinciREPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.
REPRODUKSI SEL AMITOSIS REPRODUKSI SEL Pembelahan I Profase I Metafase I Anafase I Proleptotene Leptotene Zygotene Pachytene Diplotene Diakinesis MEIOSIS Interfase Telofase I Pembelahan II Profase II Metafse
Lebih terperinciKelompok 3 Nur Azizah Emy Kusumawati Muhammad Ali Sukron Fatimatus Zahro
Kelompok 3 Nur Azizah Emy Kusumawati Muhammad Ali Sukron Fatimatus Zahro Ada petunjuk evolusi berdasarkan fosil hasilnya meragukan dikarenakan tidak utuh. Selain dengan bukti fosil, dapat dibuktikan dengan
Lebih terperinciFORMULIR PERMOHONAN HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN
Formulir Model - 1 FORMULIR PERMOHONAN HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN Kepada Yth.: Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kantor Pusat Kementerian Pertanian Gedung E Lantai
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN
Halaman : 1 dari 6 PENGUKURAN JUMLAH (KARYOTYPE) DAN PANJANG (IDIOGRAM) 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk penentuan jam pembelahan sel, jumlah kromosom individu (tanaman), panjang lengan panjang
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan
KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA Mata Pelajaran : BIOLOGI Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 3.2 Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL USBN INDIKATOR SOAL
KISI-KISI PENULIS USBN Jenis Sekolah : SMA Mata Pelajaran : BIOLOGI Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 KOMPETESI DAR 1 2.4 Mendeskripsikan ciri-ciri dan
Lebih terperinciPEMBELAHAN DAN SIKLUS SEL
PENDAHULUAN Dalam masa pertumbuhan,tubuh kita bertambah besar dan tinggi. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Mengapa dalam pertumbuhan tubuh makhluk hidup dapat bertambah besar dan tinggi? Sel-sel
Lebih terperincimenunjukkan karakter tersebut dikendalikan aksi gen dominan sempurna dan jika hp < -1 atau hp > 1 menunjukkan karakter tersebut dikendalikan aksi gen
71 PEMBAHASAN UMUM Nisbah populasi F2 untuk karakter warna batang muda, bentuk daun dan tekstur permukaan buah adalah 3 : 1. Nisbah populasi F2 untuk karakter posisi bunga dan warna buah muda adalah 1
Lebih terperinciANALISIS POLA PITA-C KROMOSOM TANAMAN SALAK JANTAN DAN BETINA (Salacca zalacca var. zalacca)
ANALISIS POLA PITA-C KROMOSOM TANAMAN SALAK JANTAN DAN BETINA (Salacca zalacca var. zalacca) ANALYSIS OF C-BANDING CHROMOSOMES OF MALE AND FEMALE SALAK (Salacca zalacca var. zalacca) Parjanto Staf Pengajar
Lebih terperinciSISTEMATIKA/ TAKSONOMI IKAN
SISTEMATIKA/ TAKSONOMI IKAN Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Mata Kuliah Iktiologi KONSEP SISTEMATIKA (TAKSONOMI) SISTEMATIKA ---------- Bahasa Latin Systema Carolus Linaeus (1773):
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENIHAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENIHAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa benih tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang mempunyai
Lebih terperinci