Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Kromosom. GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Kromosom. GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom"

Hamdani Sumadi
6 tahun lalu
Tontonan:

Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.

1 Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di tanggal 17 Desember 2009 Mutasi kromosom meliputi perubahan struktur dan perubahan banyaknya kromosom, meliputi perubahan Sebagian kromosom Kromosom utuh Gugus kromosom Mutasi kromosom bisa dilacak dibawah mikroskop dan melalui analisis genetik 1 2 Pendahuluan Mutasi Kromosom Kromosom berdasarkan posisi sentromernya dibedakan menjadi telosentrik, akrosentrik dan metasentrik Sentromer adalah bagian sentral kromosom, telomer adalah bagian lengan-lengan kromosom Heterokromatin adalah bagian kromosom yang gelap (menyerap warna), sedangkan bagian yang kurang gelap disebut eukromatin Mutasi perubahan struktur kromosom Delesi atau defisiensi Duplikasi Inversi Translokasi Mutasi perubahan banyaknya kromosom Euploid Aneuploid 3 4

Delesi atau Defisiensi Delesi atau defisiensi hilangnya sebagian potongan kromosom (perhatikan

mungkin melibatkan sebagian kecil gen yang ada pada kromosom atau sepotong kromosom yang

Mutagen yang efektif menginduksi terjadinya kromosom delesi adalah sinar X dan sinar gamma 5 6

2 Delesi atau Defisiensi Delesi atau defisiensi hilangnya sebagian potongan kromosom (perhatikan pada gambar bagian b hilang) Delesi atau Defisiensi Proses terjadinya delesi dan duplikasi Delesi mungkin melibatkan sebagian kecil gen yang ada pada kromosom atau sepotong kromosom yang mengandung beberapa gen. Mutagen yang efektif menginduksi terjadinya kromosom delesi adalah sinar X dan sinar gamma 5 6 Delesi atau Defisiensi Deteksi Secara Sitologi pada Delesi Defisiensi yang terjadi pada bagian ujung kromosom disebut delesi terminal, pada bagian tengah disebut delesi interstisial 7 8

Duplikasi Duplikasi adanya segmen yang berduplikasi sehingga pada kromosom terdapat dua segmen

terjadinya duplikasi Segmen yang berduplikasi bisa dalam urutan tandem (a b cd cd f), bukan tandem

berbeda, atau pada kromosom bukan homolognya 9 10 Inversi Inversi pada kromosom terjadi perubahan

Inversi Efek inversi bisa diamati pada waktu meiosis, dan kromosom hasil meiosis.

inversi parasentrik sentromer tidak terlibat dalam segmen inversi Dengan asumsi terjadi satu pindah

3 Duplikasi Duplikasi adanya segmen yang berduplikasi sehingga pada kromosom terdapat dua segmen kromosom sama (perhatikan pada gambar segmen b berduplikasi) Duplikasi Salah satu bentuk lain terjadinya duplikasi Segmen yang berduplikasi bisa dalam urutan tandem (a b cd cd f), bukan tandem (a cd b cd f), atau terbalik (a b cd dc f), bisa terletak pada lengan kromosom yang sama atau berbeda, atau pada kromosom bukan homolognya 9 10 Inversi Inversi pada kromosom terjadi perubahan orientasi segmen kromosom (pada gambar perhatikan posisi b dan e berubah orientasi). Inversi Efek inversi bisa diamati pada waktu meiosis, dan kromosom hasil meiosis. Pada fase pakhiten akan tampak lengkungan kromosom inversi yang melingkar, baik yang perisentrik maupun parasentrik. Ada dua jenis inversi yaitu inversi perisentrik melibatkan sentromer dalam segmen inversi dan inversi parasentrik sentromer tidak terlibat dalam segmen inversi Dengan asumsi terjadi satu pindah silang di dalam lengkungan, maka pada parasentrik akan terbentuk jembatan disentrik dan segmen asentrik (tanpa sentromer) pada Anafase I, rekombinan yang dihasilkan bersifat letal. Sedangkan pada perisentrik tidak terbentuk jembatan disentrik 11 12

Translokasi Diagram of a Reciprocal Translocations Translokasi pada kromosom adalah pertukaran

4 Kosekuensi inversi parasentrik dengan asumsi terjadi satu pindahsilang di dalam lengkungan Kosekuensi inversi perisentrik dengan asumsi terjadi satu pindahsilang di dalam lengkungan Translokasi Diagram of a Reciprocal Translocations Translokasi pada kromosom adalah pertukaran potongan kromosom antar kromosom yang bukan homolognya, pertukaran ini bisa timbal-balik (resipokal) 15 16

5 Alternate Segregation of Translocations Adjacent-1 Segregation of Translocations All gametes are viable All gametes are generally inviable Adjacent-2 Segregation of Translocations Segregation of a Robersonian Translocation Rare event C A B Gamtes always get either A or B; 50% get C. All gametes are generally inviable 19 20

2n=4x n=2x Euploidi, penambahan set gugus kromosom (x) ke dalam suatu genom Monoploid = 1x Diploid = 2x Triploid = 3x Tetraploid = 4x, dst.

6 Mutasi Perubahan dalam Set Gugus Kromosom Banyaknya kromosom dalam sel tumbuhan diploid disebut 2n, dan dalam sel gametnya disebut n (haploid). Bilangan dasar banyaknya kromosom atau satu set perangkat kromosom dalam genom biasanya dilambangkan dengan x (x tidak selalu sama dengan n) Perhatikan Individu diploid 2n=2x n=x Individu tetraploid 2n=4x n=2x Euploidi, penambahan set gugus kromosom (x) ke dalam suatu genom Monoploid = 1x Diploid = 2x Triploid = 3x Tetraploid = 4x, dst. 21 haploid vs monoploid Set kromosom monoploid adalah set kromosom dasar, kelipatannya membentuk suatu seri ploidi Set kromosom haploid adalah set kromosom yang ada dalam suatu gamet Dalam suatu diploid, pengertian monoploid dan haploid adalah sama Tanaman Arabidopsi tetraploid mempunyai 20 kromosom 2n=4x=20 Haploid n=2x=10 Monoploid x=5 22 Poliploid Individu suatu organisme mempunyai lebih dari dua set kromosom lengkap Autopoliploidi: penambahan setiap set kromosom yang identik dengan set kromosom tetuanya Diploid AA menjadi tetraploid AAAA Semua kromosom tersebut homolog Allopoliploid: Hasil bentuk gabungan dari dua atau lebih set kromosom yang berbeda (misal fusi gamet dari spesies kerabat dekat) diikuti dengan doubling (penggandaan) jumlah kromosom membuat poliploid yang bersifat fertil AA + A A menghasilkan AAA A (A berpasangan dengan A dan A berpasangan dengan A ) kromosom tersebut homologus 23 24

Kemungkinan Cara Kromosom berpasangan pada Tetraploid Kemungkinan Cara Kromosom berpasangan pada Triploid 25 26 Terbentuknya Autopoliploid Dapat terbentuk secara spontan melalui kejadian gagal

7 Kemungkinan Cara Kromosom berpasangan pada Tetraploid Kemungkinan Cara Kromosom berpasangan pada Triploid Terbentuknya Autopoliploid Dapat terbentuk secara spontan melalui kejadian gagal berpisah dari suatu set kromosom lengkap Triploid terbentuk dari persilangan antara diploid (2x) dengan tetraploid (4x) 2x X 4x = progeni 3x (kebanyakan buahnya tanpa biji) Tetraploid dapat diinduksi dengan perlakuan colchicine 27 Evolusi Bread Wheat AA T. monococcum X AB AABB BB T. searsii? Double genome X DD T. turgidum T. tauschii Emmer wheat ABD Double genome AABBDD T. aestivum Wild wheat species Modern bread wheat an allohexaploid 28

kromosom: 2n-1 - Trisomik, penambahan satu kromosom: 2n+1 - Nulisomik, pengurangan satu pasang kromosom: 2n-2 - Disomik, penambahan satu kromosom dalam suatu haploid: n+1 Terjadi akibat gagal

8 Amphidiploidi pada Brassica All same species! 3 rd parental species 2 parental species! 29 Mutasi Berupa Penambahan atau Pengurangan Satu atau Beberapa Kromosom dari Suatu Genom Aneuploidi: penambahan atau pengurangan satu atau lebih kromosom genom - Monosomik, pengurangan satu kromosom: 2n-1 - Trisomik, penambahan satu kromosom: 2n+1 - Nulisomik, pengurangan satu pasang kromosom: 2n-2 - Disomik, penambahan satu kromosom dalam suatu haploid: n+1 Terjadi akibat gagal berpisah (nondisjunction) selama proses mitosis atau meiosis 30 Terbentuknya Aneuploid SELAMAT BELAJAR Slide ini dapat digunakan dan disebarkan secara bebas, baik sebagian maupun seluruhnya, untuk tujuan non-komersial dengan syarat mencantumkan nama penulis dan sumbernya. Di luar tujuan itu, pengguna harus memperoleh izin tertulis dari penulis

dokumen-dokumen yang mirip

Pendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan

Pendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 08 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi