LAPORAN KINERJA. Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA. Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361)"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361) N o m o r : L A P / P W 2 2 / Tanggal 1 0 J a n u a r i

2 T ahun 2016 merupakan tahun kedua bagi pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi Bali periode untuk mendukung pencapaian kinerja Renstra BPKP sesuai amanah Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat. Mulai tahun 2015, BPKP meningkatkan kualitas output-nya dari laporan menjadi rekomendasi. Dengan berfokus pada rekomendasi, diharapkan pengawasan intern akan lebih efektif dalam memberikan informasi yang bermanfaat bagi kelancaran pembangunan nasional. Tercapainya target-target pembangunan merupakan prioritas pemerintah, khususnya presiden, selaku stakeholders BPKP. Di samping itu, BPKP juga berperan membina peningkatan implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Kapabilitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP). Perbaikan terhadap kedua komponen tersebut diyakini akan secara signifikan mempercepat tercapainya target-target pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan rakyat. Hasil pengawasan dan pembinaan yang disajikan dalam laporan kinerja ini mencakup hasil yang telah dicapai disertai dengan analisis pencapaian sasaran program terhadap target Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali periode Laporan Kinerja disusun sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan merujuk pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali ini merupakan media akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan serta penggunaan anggaran dalam menjalankan peran pengawasan intern. Keberhasilan pencapaian kinerja Perwakilan merupakan integrasi kinerja seluruh pegawai. Segenap ide, gagasan, pandangan, dan upaya terbaik L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman i

3 telah dicurahkan dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing, dengan hasakhir kinerja yang tertuang dalam laporan ini. Capaian kinerja ini akan selalu menjadi semangat dan pendorong dalam meningkatka peran dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Bali sesuai dengan Rencana Strate Perwakilan periode Peningkatan kualitas hasil pengawasan senantias diupayakan melalui penguatan SDM, ketaatan terhadap standar pengawasan, se pemanfaatan sarana prasarana secara optimal menuju tercapainya visi BPKP sebagai Auditor Internal Pemerintah Republik Indonesia Berkelas Dunia untuk meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional. ( Halaman ii Laporan Kinerja Tahun 201

4 i - ix Ikhtisar Kinerja Akuntabilitas Kinerja Kata Pengantar.. i A. Kerangka Pengukuran Kinerja 24 Daftar Isi... iii B. Akuntabilitas Kinerja.. 25 Ikhtisar Eksekutif. v 1. Ikhitisar Kinerja Pendahuluan A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi.. 1 B. Aspek Strategis Organisasi. 3 C. Kegiatan dan layanan Produk Organisasi.. 5 D. Struktur Organisasi.. 6 E. Sistematika Penyajian Perencanaan dan Perjanjian Kinerja A. Rencana Strategis Pernyataan Visi Pernyataan Misi Tujuan Strategis Sasaran Strategis Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Program dan Kegiatan B. Perjanjian Kinerja Evaluasi Kinerja. 27 a. Kinerja Pengawasan. 27 Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis b. Kinerja Dukungan Pengawasan 64 C. Realisasi Keuangan Penutup Lampiran L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman iii

5 Halaman iv L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

6 Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bali telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai. Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali disusun untuk mendukung pencapaian Renstra dan kegiatan BPKP sesuai dengan Kebijakan Pengawasan (Jakwas) dan Perjanjian Kinerja (Perkin) setiap tahun. Visi BPKP adalah menjadi Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional. Sebagai Auditor Internal Pemerintah RI, Perwakilan BPKP Provinsi Bali berperan membantu pemerintah dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan negara, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi di wilayah Provinsi Bali sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN Untuk mewujudkan visinya, BPKP memiliki tiga misi, yaitu (1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif; (2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif; serta (3) Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten. Dalam mencapai visi misi tersebut, BPKP menetapkan tiga tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun , yaitu (1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif; (2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; dan L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman v

7 (3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten. Untuk mencapai tujuan strategis di atas, BPKP telah merumuskan tiga sasaran program dan menetapkan indikator kinerja utama program sebagai dasar pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2016 ini merupakan salah satu media yang menunjukkan kesiapan Perwakilan BPKP Provinsi Bali untuk mampu menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun LKj juga dimanfaatkan sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas. Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2016 dapat dilihat pada table IE.1. Tabel IE.1 Capaian Sasaran Program Satu Indikator Kinerja Utama an Sasaran Strategis 1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Sasaran Program 1. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi 1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara 2. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi 3. Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum, K/L/P/K Bidang Pengawasan Keinvestigasian Target Realisasi Capaian (%) % 45 68,86 153,02 % % 60 85,37 142,28 Sasaran Strategis 2. Meningkatnya Maturitas SPIP Sasaran Program 2. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi 1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3) % ,00 2. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3) % 10 22,22 200,00 3. Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik 4. Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik) 5. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina 6. Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina % ,00 % ,68 % 53 77,78 146,75 % ,41 Halaman vi L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

8 Indikator Kinerja Utama Satu Capaian Target Realisasi an (%) Sasaran Strategis 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Sasaran Program 3. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda 1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 0 0 0,00 2. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level % 0 0 0,00 3) 3. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 0 0 0,00 4. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level % 67 88,89 100,00 2) 5. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) % ,00 6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) *) % 33 11,11 166,33 Sasaran Program Dukungan: Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP 1. Persepsi kepuasan layanan kesetmaan Skala Likert (1-10) 7 7,6 108,57 *) menggunakan rumus minimize Uraian capaian tiga sasaran strategis tersebut, adalah sebagai berikut. A. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan 1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara Indikator Kinerja Utama (IKU) Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara mencakup tiga IKU yaitu Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan program strategis Bidang Perekonomian dan Kemaritiman, Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan program prioritas nasional Bidang Polhukam dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dan Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keuangan Daerah. Capaiannya diukur dengan tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan yang disampaikan dalam laporan hasil pengawasan. Pada Tahun 2016, realisasi indikator kinerja ini 68,86% atau 153,02% dari target 45%. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman vii

9 2. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi IKU Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan Korporasi diukur menggunakan dua IKU yakni Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional Bidang Akuntan Negara dan Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi Bidang Akuntan Negara yang diukur dengan menghitung persentase tindak lanjut terhadap rekomendasi yag telah disampaikan dalam laporan hasil Pengawasan. Realisasi IKU ini pada tahun 2016 sebesar 100% dari target sebesar 100%. 3. Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum, K/L/P/K Bidang Pengawasan Keinvestigasian IKU keberhasilan pengawasan dalam bidang keinvestigasian yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Bali adalah Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada APH/ K/L/P/K yang dihitung berdasarkan jumlah laporan yang diserahkan ke APH/ Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan. Realisasi kinerja IKU Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada APH/ K/L/P/K pada tahun 2016 adalah 85,37 % atau mencapai 142,28% dari target sebesar 60%. B. Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern Capaian sasaran strategis 2016 ditunjukkan oleh capaian enam IKU, dengan ringkasan sebagai berikut: 1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3) Indikator Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Bali pada Tahun 2016 terealisasi 100%, meskipun belum ditargetkan mencapai level 3 pada tahun ini. 2. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) Indikator Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bali pada Tahun 2016 terealisasi 22,22% atau lebih dari 200% dari target 10%. Pemerintah Daerah yang telah mencapai maturitas SPIP level 3 tahun ini adalah Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Gianyar. Halaman viii L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

10 3. Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik Pada tahun 2016 tidak terdapat target IKU "Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik", namun realisasi sebesar 100%. Realisasi tersebut merupakan BUMN yang GCG-nya mendapat skor minimal baik sebanyak 1 BUMN dari 1 BUMN yang di-assess yaitu PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ITDC. 4. Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik) Realisasi IKU "Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat A (baik)" sampai dengan tahun 2016 adalah sebesar 100% atau mencapai 188,68% dari target sebesar 53%. Selama tahun 2016, BPKP telah melaksanakan assessment GCG dan reviu pengelolaan tambahan dana PNM pada PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia sehingga hasil evaluasi kinerja BUMN yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dengan predikat A (baik). 5. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina Realisasi IKU "Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina" sampai dengan tahun 2016 adalah sebesar 77,78% atau mencapai 146,75% dari target sebesar 53%. 6. Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina Realisasi IKU "Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina" sampai dengan tahun 2016 adalah sebesar 100% atau mencapai 172,41% dibandingkan dengan target sebesar 58%. Realisasi tersebut merupakan BLUD yang kinerjanya minimal berpredikat baik. C. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah Capaian sasaran strategis meningkatnya kapabilitas pengawasan Intern Pemerintah Daerah tahun 2016 ditunjukkan dengan IKU meningkatnya kapabilitas APIP pada Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bali. Realisasi Kapabilitas APIP Provinsi (level 1) sebesar 100% atau mencapai 100% dari target 100%. Realisasi Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 2) sebesar 88,89% atau melebihi 100% dari target 67% dan Realisasi Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 1) sebesar 11,11% atau 166,33% dari target 33%. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman ix

11 D. Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP Realisasi IKU Persepsi kepuasan layanan kesetmaan/ketatausahaan sebesar 7,6 skala likert atau mencapai 108,57% dari target tahun 2016 sebesar 7 skala likert. Capaian tersebut merupakan rata-rata capaian persepsi kepuasan pada layanan keuangaan, umum, dan kepegawaian. Kinerja yang telah mencapai target secara umum didukung oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali secara proaktif menjalin kerjasama dengan K/L/P dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan negara serta kemampuan instansi pemerintah daerah yang meningkat dalam pengelolaan akuntabilitas keuangan, peningkatan maturitas SPIP daan peningkatan kapabilitas APIP. Halaman x L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

12 Pendahuluan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dan pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan yang terkait. Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian Laporan Kinerja Tahun 2015 lebih lanjut diuraikan sebagai berikut: A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi Sejak terbentuk pada tahun 1983, tugas dan fungsi BPKP mengalami beberapa kali penyesuaian. Tugas dan fungsi BPKP terakhir diatur berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP menggantikan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 beserta perubahannya. Berdasarkan Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. BPKP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden; 2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 1

13 atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah; 3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah; 4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan pemerintah yang strategis; 5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi; 6. Pengkoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama dengan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) lainnya; 7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja Pemerintah Pusat; 8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern kepada Instansi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; 9. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan; 10. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor; 11. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengawasan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; 12. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan Negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah; 13. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP; Halaman 2 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

14 14. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mewajibkan menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota melakukan pengendalian atas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. BPKP diamanahkan untuk melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Untuk mempercepat implementasi penyelenggaraan SPIP, Presiden menerbitkan Inpres Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, sebagai berikut. 1. Mempercepat efektivitas penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional; 2. Mengintensifkan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional serta meningkatkan upaya pencegahan korupsi; 3. Melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan penerimaan negara/ daerah serta efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran negara/daerah. Instruksi Presiden tersebut telah dimuat dalam misi BPKP pada Rencana Strategis (Renstra) periode B. Aspek Strategis Organisasi Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan dalam rangka mengawal pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Pemerintah, BPKP telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun Pengawasan pembangunan dan pembangunan pengawasan yang dilakukan oleh BPKP diarahkan untuk mencapai sasaran terwujudnya kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya. Kebijakan pengawasan BPKP juga diarahkan untuk mencapai terwujudnya penguatan kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern yang independen, profesional dan sinergis, serta L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 3

15 kebijakan penerapan sistem manajemen kinerja pembangunan nasional yang efisien dan efektif. Arah kebijakan pengawasan BPKP secara rinci sebagai berikut: 1. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan IA-CM (Internal Audit Capability Model) APIP yang mampu mendorong pemantapan penerapan Sistem Pengendalian Intern Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan Korporasi (KLPK) dan mampu bersinergi dengan APIP lain dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional; 2. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pengawasan sinergis bersamasama dengan APIP Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan Korporasi untuk mengawal pencapaian sasaran program pembangunan yang bersifat lintas bidang di RPJMN ; 3. Peningkatan ruang fiskal negara melalui pengawasan untuk meningkatkan penerimaan negara/daerah; pengawasan untuk efisiensi pengeluaran negara/daerah; pengawasan terhadap optimalisasi pemanfaatan aset negara/daerah; pengawasan pembiayaan keuangan negara/daerah; dan pengawasan terhadap alokasi keuangan daerah (dana transfer); 4. Pengamanan keuangan negara/daerah yang efektif melalui debottlenecking dan clearing house; pengawasan represif untuk preventif serta pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu adalah memfokuskan pada peningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis melalui penguatan SPIP, penguatan kapasitas APIP, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia BPKP. Sebagai program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, secara lebih spesifik strategi tersebut tertuang dalam empat butir strategi (fokus dan sinergis). 1. Peningkatan kapasitas pengawasan intern yang mendukung sinergi pengawasan program pemerintah dan mendukung penguatan penyelenggaraan SPIP; 2. Pemfokusan pengawasan intern pada isu strategis atau program pembangunan nasional bersifat lintas bidang dalam RPJMN , termasuk di dalamnya menguatkan Sistem Pengendalian Intern program lintas; 3. Pengawasan terhadap optimalisasi penerimaan negara/daerah; Halaman 4 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

16 4. Pengamanan keuangan/aset negara/daerah termasuk pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi Sesuai dengan Renstra, BPKP melaksanakan kegiatan pengawasan yang disesuaikan dengan nomenklatur yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi eselon II/Satker yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan dari masing-masing eselon II teknis akan menghasilkan rekomendasi sebagai indikator kinerja pengawasannya. Rekomendasi dihasilkan melalui pelaksanaan komponen kegiatan, baik komponen teknis pengawasan dengan menggunakan berbagai alat (tools) pengawasan seperti audit, reviu, evaluasi, pemantauan maupun komponen yang mendukung langsung kegiatan seperti penyusunan dan diseminasi pedoman, pemantauan pelaksanaan pengawasan, tabulasi dan lain-lain. Selain itu, terdapat pelaksanaan dukungan pengawasan meliputi penyiapan kultur organisasi, penyiapan profesionalisme SDM, penyiapan SOP pelaksanaan kegiatan, penyiapan sarana dan prasarana dan lain-lain yang mendukung secara tidak langsung kegiatan teknis pengawasan. BPKP telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen pemerintahan. Selain produk untuk pembinaan penyelenggaraan SPIP menurut PP 60 Tahun 2008, BPKP juga menghasilkan produk unggulan antara lain: 1. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan; 2. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA); 3. Standar Pelayanan Minimal di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance Enhancement Program); 5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM; 6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor Publik; 7. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD; 8. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO; L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 5

17 9. Program Anti Korupsi (PAK); 10. Fraud Control Plan (FCP); 11. Management Assessment Center (MAC); 12. Peningkatan Maturitas SPIP; 13. Peningkatan Kapabilitas APIP. D. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tanggal 26 Agustus 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP, dan Peraturan Kepala BPKP Nomor 20 Tahun 2014 tanggal 19 September 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Banten, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Gorontalo, Provinsi Maluku Utara, dan Provinsi Papua Barat, Perwakilan BPKP Provinsi Bali adalah unit organisasi perwakilan BPKP tipe B untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi BPKP di wilayah Provinsi Bali dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPKP dengan struktur organisasi sebagai berikut: Halaman 6 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

18 Dalam menjalankan organisasi, Perwakilan BPKP Provinsi Bali didukung oleh pegawai sebanyak 121 orang (per 31 Desember 2016), dengan klasifikasi berdasarkan golongan, jabatan dan pendidikan yaitu: 1. Berdasarkan Golongan No Uraian Jumlah per 31 Des 2016 (orang) Persentase 1. Golongan IV 18 15% 2. Golongan III 99 82% 3. Golongan II 4 3% Jumlah % L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 7

19 2. Berdasarkan Jabatan No Uraian Posisi 31 Des 2016 (Orang) 1. Pejabat Struktural: a. Eselon II Kepala Perwakilan 1 b. Eselon III Kepala Bagian Tata Usaha 1 c. Eselon IV Kepala Sub Bagian 2 Sub Jumlah Pejabat Struktural 4 2. Pejabat Fungsional Auditor (PFA): a. Auditor Madya (Koordinator Pengawasan) 5 b. Auditor Madya 13 c. Auditor Muda 16 d. Auditor Pertama 16 e. Auditor Penyelia 14 f. Auditor Pelaksana Lanjutan 11 g. Auditor Pelaksana 4 Sub Jumlah PFA Tata Usaha: a. Arsiparis 2 b. Analis Kepegawaian - c. Pranata Komputer 2 d. Pelaksana Administrasi dan fungsional Umum 32 e. Pengemudi 2 Sub Jumlah Tata Usaha 38 Jumlah (1 s/d 3) 121 Menurut peran dan jenjang fungsinya, Pejabat Fungsional Auditor (PFA) sebanyak 79 orang meliputi: Peran Penugasan PFA Pengendali Mutu 5 Pengendali Teknis 13 Ketua Tim Ahli - Anggota Tim Trampil Anggota Tim 29 Halaman 8 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

20 3. Berdasarkan Pendidikan Pendidikan SLTA= 30 25% S2= 2 2% DIII= 28 23% S1/D IV= 61 = 50% E. Sistematika Penyajian Mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah maka Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2016 melaporkan pencapaian kinerja selama Tahun Capaian kinerja 2016 diukur dan dinilai berdasarkan Perjanjian Kinerja (Perkin) Tahun 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. IKU sasaran program untuk Perwakilan berupa outcome dan output. Perbandingan dengan capaian kinerja tahun 2015 dan analisis atas capaian kinerja terhadap perjanjian kinerja Tahun 2016 memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti ini, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja BPKP Tahun 2016 dapat diilustrasikan sebagai berikut ini. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 9

21 Bab I Pendahuluan Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis Perjanjian Kinerja/Penetapan Kinerja 2016 Bab III AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Organisasi Realisasi Keuangan BAB IV PENUTUP Halaman 10 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

22 ebagai auditor intern pemerintah, BPKP melaksanakan tugas dan fungsinya di bidang pengawasan intern untuk mendukung keberhasilan pembangunan sebagaimana telah diamanatkan dalam RPJMN Oleh karena itu, arah kebijakan strategi, kerangka regulasi serta kerangka kelembagaan BPKP difokuskan untuk memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam mencapai keberhasilan sasaran pembangunan yang dicita-citakan selama lima tahun ke depan. Untuk itu, BPKP merancang strategi pengawasan ke dalam empat fokus atau dimensi sebagai respon terhadap kompleksitas isu pembangunan nasional sebagai berikut: 1. Pengawalan Pembangunan Nasional Pengawalan Pembangunan Nasional diarahkan untuk memastikan diterapkannya tata kelola yang baik dalam pencapaian target-target pembangunan nasional, memberikan early warning dan solusi terhadap permasalahan yang mungkin menghambat jalannya pembangunaan, serta menyediakan informasi yang mutakhir dan akurat bagi pengambilan keputusan Presiden. 2. Peningkatan Ruang Fiskal Pengawasan intern diarahkan antara lain untuk memastikan efektivitas kegiatan peningkatan ruang fiskal dari sektor penerimaan negara/daerah. Kegiatan pengawasan difokuskan pada kegiatan dalam rangka optimalisasi penerimaan negara/daerah yang berasal dari sektor perpajakan, kepabeanan, dan PNBP. 3. Pengamanan Aset Negara/Daerah Pengawasan atas pengamanan aset negara/daerah diarahkan untuk memastikan efektivitas pengamanan terhadap aset-aset negara. Kegiatan pengawasan difokuskan pada kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, perhitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, upaya pencegahan korupsi melalui peningkatan kualitas manajemen aset negara/daerah, permasalahan terkait aset sebagaimana hasil audit BPK-RI. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 11

23 4. Peningkatan Governance System Pengawasan atas peningkatan governance system diarahkan untuk memastikan efektivitas SPIP dalam rangka mewujudkan akuntabilitas keuangan negara/daerah/desa/bumn/d. Kegiatan pengawasan diarahkan pada peningkatan kualitas laporan keuangan pada Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah yang memperoleh opini disclaimer dari BPK-RI, dan peningkatan tata kelola yang baik pada BUMN/BUMD/BLU. Sebagai alat untuk mengelola sumber daya yang terbatas dalam rangka mengeksekusi strategi pengawasan tersebut, maka Perwakilan BPKP Provinsi Bali menyusun rencana jangka menengah berupa Rencana Strategis (Renstra) periode Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bali Nomor KEP -215/PW22/1/2015 tanggal 27 April 2015 dan Revisinya dengan KEP-462/PW22/1/2016 Tanggal 18 November 2016 dengan mengacu pada Renstra BPKP Tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 2 Tahun 2015 tanggal 2 April 2015 dan Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Renstra K/L. A. Rencana Strategis Rencana strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh suatu organisasi. Perwakilan BPKP Provinsi Bali sebagai suatu instansi, yang merupakan perpanjangan tangan dari BPKP Pusat, mempunyai tugas mewujudkan Rencana Strategis yang telah dirumuskan BPKP Pusat. Dalam implementasinya, Rencana Strategis yang telah disusun Perwakilan BPKP Provinsi Bali seoptimal mungkin dijabarkan mengacu pada Rencana Strategis BPKP Pusat. 1. Pernyataan Visi Melalui proses dan tahapan yang melibatkan berbagai lapisan pegawai hingga pimpinan tertingginya, Perwakilan BPKP Provinsi Bali menetapkan suatu komitmen untuk mewujudkan visi BPKP ke depan yaitu: Halaman 12 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

24 Pernyataan visi ini sekaligus mengartikan bahwa visi BPKP ini telah konsisten dengan visi Presiden yang telah berwujud menjadi visi pembangunan nasional sebagai gambaran yang diimpikan tahun 2019 atau setelahnya. Visi BPKP diharapkan menjadi acuan bagi setiap pegawai BPKP di semua tingkatan untuk melaksanakan tugasnya sehingga terwujudnya visi BPKP merupakan suatu keniscayaan. 2. Pernyataan Misi Misi BPKP merupakan pengejawantahan tugas dan fungsi, yaitu sebagai pelaksana fungsi pengawasan intern sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, serta Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun Wilayah tugas dan kewenangan BPKP juga dinyatakan dalam Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 dan Undang Undang Nomor 20 Tahun Rumusan misi BPKP adalah: a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional guna mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif; b. Membina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang efektif; c. Mengembangkan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten. Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut: MISI 1 Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 13

25 Misi ini menggambarkan dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP. Tugas dimaksud adalah Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan dan manfaatnya yaitu mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian informasi assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, BPKP menjadi mitra kerja Menteri dan Kepala KLPK melalui jasa assurance, jasa consultancy dan pelaksanaan pengawasan intern. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP tersebut. Sedangkan jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra kerja BPKP. Perwujudan peran pengawasan intern tersebut sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional. BPKP harus berperan aktif dalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, dan kurang memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan pemerintahan dan risiko tidak tercapainya Sasaran Pembangunan Nasional dalam RPJMN Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan intern BPKP diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan secara partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif. MISI 2 Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Halaman 14 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

26 Misi dua ini terkait erat dengan misi satu. Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu Sistem Pengendalian Intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP mendukung penyelenggaraan SPIP KLPK yang menjadi tanggung jawab masing-masing KLPK. Seluruh insan pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal tersebut dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP). Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadap konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkan personel dan pimpinan akan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan di KLPK. Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional), sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. MISI 3 Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 15

27 Misi ini juga terkait dengan dua misi sebelumnya. Unsur pertama SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap Pimpinan Instansi Pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif bagi penerapan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai Aparat Pengawasan Intern diperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya, tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai dengan PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP dengan mengarah pada peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP melalui peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi; (b) pola pengembangan auditor APIP; (c) praktek profesionalisme pengawasan intern; (d) eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e) kualitas hubungan Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f) struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP. 3. Tujuan Strategis Tujuan merupakan pengejawantahan serta operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lebih dari satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan, BPKP mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi kepada profit, BPKP memodifikasi perspektif keuangan menjadi perspektif manfaat bagi stakeholders dan perspektif pelanggan menjadi perspektif manfaat bagi auditan/pengguna jasa. Dengan menggunakan pendekatan BSC tersebut maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholders utama dan auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama BPKP tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut: Halaman 16 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

28 a. Peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional yang bersih dan efektif; b. Peningkatan efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; c. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten. 4. Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan secara spesifik dan terukur, untuk dapat dilaporkan pencapaiannya dalam kurun waktu satu tahun. Sasaran strategis merupakan indikator kinerja pencapaian tujuan strategis sehingga merupakan dampak (impact) dari sasaran program. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP yang diharapkan dicapai setiap tahun adalah sebagai berikut. Sasaran Strategis BPKP adalah sebagai berikut: a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional; b. Meningkatnya maturitas sistem pengendalian intern pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi; c. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah serta Korporasi. 5. Sasaran Program Sasaran program adalah hasil yang akan dicapai dari program dalam rangka pencapaian sasaran strategis BPKP. Sasaran program mencerminkan berfungsinya output yang telah direncanakan pelaksanaannya selama tahun Sasaran program yang ingin dicapai oleh BPKP adalah sebagai berikut: a. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara bidang perekonomian dan kemaritiman; b. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L bidang perekonomian dan kemaritiman; c. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern K/L bidang perekonomian dan kemaritiman; d. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara bidang polhukam dan pembangunan manusia dan kebudayaan; L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 17

29 e. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L bidang polhukam dan pembangunan manusia dan kebudayaan; f. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern K/L bidang polhukam dan pembangunan manusia dan kebudayaan; g. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara bidang pengawasan keuangan daerah; h. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP pada pemerintah daerah; i. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern pemerintah daerah; j. Perbaikan pengelolaan program strategis/program prioritas nasional; k. Meningkatnya kinerja korporasi guna mendukung program pembangunan nasional; l. Meningkatnya kualitas penerapan SPI pada K/L bidang akuntan negara; m. Meningkatnya kualitas penerapan SPI pada korporasi; n. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara bidang pengawasan keinvestigasian; o. Meningkatnya kualitas layanan dukungan teknis pengawasan. 6. Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama (IKU) di lingkungan BPKP ditetapkan dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 9 Tahun 2016 tanggal 21 April 2016 yang wajib dijadikan acuan bagi seluruh unit organisasi di lingkungan BPKP dalam menyusun Rencana Kinerja Tahunan, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian, dan pelaporan atas pelaksanaan rencana kinerja. IKU BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Selaku unit kerja, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah menyesuaikan IKU sasaran program dalam Renstra Perubahan (Revisi). IKU BPKP merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis BPKP. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi stakeholders internal BPKP. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis, serta kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Halaman 18 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

30 IKU digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis dan program, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Bali dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis dan Sasaran Program No. Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional 1 Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas dalam Nawa Cita Sasaran Strategis 2. Meningkatnya Maturitas SPIP 2 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 3 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) 4 Efektivitas SPI Korporasi (Level 3) Sasaran Strategis 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah K/L/Pemda 5 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 6 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) Sasaran Program 1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara 1 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara 2 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi 3 Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/L/P/K Sasaran Program 2. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi 4 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 5 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) 6 Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik 7 Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) 8 Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina 9 Presentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina Sasaran Program 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah 10 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 11 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) 12 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) 13 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) 14 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) 15 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) Sasaran Program 4. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis Dalam Pengawasan BPKP 16 Persepsi kepuasan Layanan Kesetmaan L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 19

31 7. Program dan Kegiatan Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis BPKP, program yang dilaksanakan di Perwakilan BPKP Provinsi Bali berupa Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Program yang dilaksanakan di Perwakilan BPKP Provinsi Bali sesuai dengan perjanjian kinerja tahun 2016 terdiri dari dua program, yaitu: 1) Program Teknis Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan anggaran sebesar Rp ,00; 2) Program Generik Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP dengan anggaran sebesar Rp ,00. Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran program sesuai dengan fungsi Perwakilan BPKP adalah: a. Penyiapan rencana dan program; b. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP; c. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan pengurusan barang milik/ kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah; d. Pengawasan atas penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan/atau lintas kementerian/ lembaga/wilayah; e. Pengawasan terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara di wilayah kerjanya; f. Pemberian asistensi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pernerintah; g. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan daerah; h. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan Negara/daerah, BUMN/BUMD, dan kinerja instansi Pernerintah Pusat/Daerah/BUMN/BUMD; i. Pengawasan terhadap Badan Usaha Milik Negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah atas Halaman 20 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

32 permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja sama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; j. Evaluasi terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance dan laporan akuntabilitas kinerja pada Badan Usaha Milik Negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah atas permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan; k. Audit investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan negara, Badan Usaha Milik Negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pengawasan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara serta pemberian keterangan ahli kepada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; l. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan; m. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP. Rincian kegiatan yang dilaksanakan dirinci dalam Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahunan (PKP2T) Tahun B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Untuk menguatkan pencapaian sasaran strategis tersebut disusunlah perjanjian kinerja yang berisikan penugasan dari Kepala BPKP kepada Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bali untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2016 telah menetapkan target kinerja kegiatan dengan indikator output dan besaran target output-nya berupa rekomendasi serta target kinerja program dengan indikator outcome, anggaran dan revisinya adalah sebagai berikut: L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 21

33 Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2016 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 2016 (Revisi) A. Sasaran Program Indikator Kinerja Program 1. Perbaikan pengelolaan 1.1. Perbaikan tatakelola, program prioritas manajemen risiko, dan nasional dan pengelolaan pengendalian intern keuangan pengelolaan program nasional negara/korporasi 1.2. Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi 1.3. Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hukum 2. Meningkatnya kualitas 2.1. Maturitas SPIP Pemerintah penerapan SPIP Propinsi (level 3) Pemda/korporasi 2.2. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) 2.3. Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik *) 2.4. Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik) *) 2.5. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina 2.6. Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina 3. Meningkatnya kapabilitas 3.1. Kapabilitas APIP Pemerintah pengawasan intern Provinsi (Level 3) Pemda 3.2. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) 3.3. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) 3.4. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) 3.5. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) 3.6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan 1. Tersedianya informasi 1.1. Rekomendasi Pengawasan hasil pengawasan pada Perwakilan BPKP Perwakilan BPKP 1.2. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita 1.3. Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi % 45 % 100 % 60 % 100 % 10 % 0 % 53 % 53 % 58 % 0 % 0 % 0 % 67 % 100 % 33 Rekomendasi 88 Rekomendasi 30 Rekomendasi 4 Halaman 22 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

34 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 2016 (Revisi) Daerah Nawacita 1.4. Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP 1.5. Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda B. Sasaran Program Indikator Kinerja Program 1. Meningkatnya kualitas Persepsi kepuasan layanan pelayanan dukungan kesetmaan/ketatausahaan (skala teknis dalam likert 1-10) pengawasan BPKP Rekomendasi 33 Rekomendasi - Skala 7 Sasaran Kegiatan 1. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan 2. Termanfaatkannya Aset secara optimal Indikator Kinerja Kegiatan 1.1. Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP 2.1. Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara perwakilan BPKP 2.2. Terlaksananya rehabilitasi kantor perwakilan BPKP Laporan 80 M M Uraian Anggaran A. Program Teknis 1. Anggaran Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan Penyelenggaraan SPIP Rp B. Program Generik 2. Anggaran Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Rp Perlengkapan serta Pembayaran Gaji/Tunjangan BPKP 3. Anggaran Fasilitas Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Rp Anggaran Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana Rp Jumlah Rp L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 23

35 Halaman 24 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

36 A. Kerangka Pengukuran Kinerja P engukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali dilakukan untuk dapat melihat sejauh mana tercapainya hasil yang diharapkan, yang telah dirumuskan dalam Perjanjian Kinerja Tahunan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja yang ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi dengan target kinerja yang diperjanjikan dalam dokumen perjanjian kinerja BPKP Tahun Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian target indikator kinerja terdiri dari dua jenis, yaitu: a. IKU yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih tinggi dari nilai target yang ditetapkan, menggunakan rumus maximize. Persentase Pencapaian Kinerja = Realisasi Rencana 100% dengan capaian maksimal 200%, kecuali untuk kapabilitas APIP level 2 maksimal 100%. b. IKU yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih kecil dari nilai target yang ditetapkan, seperti IKU kapabilitas APIP Pemda level 1 dilakukan dengan menggunakaan rumus minimize: Persentase Pencapaian Kinerja = dengan capaian maksimal 200%. Rencana (Realisasi Rencana) Rencana 100% Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dilakukan evaluasi capaian setiap indikator kinerja untuk mengidentifikasi faktor yang mendukung keberhasilan dan kendala pencapaian kinerja. Faktor pendukung keberhasilan dan kendala yang menghambat pencapaian target kinerja dicermati dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 25

37 Dalam evaluasi kinerja juga dilakukan pembandingan-pembandingan antara realisasi kinerja dengan target tahun berjalan, realisasi kinerja tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu dan pembandingan lain yang diperlukan. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan proporsi capaian kinerja dengan proporsi penggunaan sumber daya baik dana dan sumber daya manusia, yang dalam hal ini direpresentasikan dengan Orang/Hari (OH). Efisiensi sumber daya terjadi manakala capaian kinerja lebih tinggi dari pada capaian penggunaan sumber daya, baik dana maupun OH. Analisis efisiensi dilakukan terpisah antara sumber daya keuangan dan sumber daya manusia. Pengukuran pencapaian sasaran strategis/program pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali dilakukan dengan asumsi: 1. Pengukuran mengacu pada pengukuran yang dilakukan oleh BPKP secara keseluruhan dengan pengukuran pencapaian indikator kinerja menggunakan rumus di atas. 2. Dalam menghitung capaian kinerja, capaian kinerja sasaran setiap indikator dan capaian kinerja IKU dibatasi maksimal 200%. Hal ini dilakukan untuk menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Bali dan BPKP secara keseluruhan B. Akuntabilitas Kinerja Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Bali, Kebijakan pengawasan yang diambil dalam pelaksanaan tugas dan fungsi serta penggunaan dana, berikut disajikan akuntabilitas kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali tahun Ikhtisar Kinerja Laporan Kinerja tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Bali ini merupakan akuntabilitas kinerja tahun kedua dalam periode Renstra Perwakilan. Dalam renstra periode , Perwakilan BPKP Provinsi Bali menetapkan 4 sasaran program dan 8 kegiatan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, capaian atas sasaran program dan output Perwakilan BPKP Provinsi Bali tahun 2016 secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.1 berikut: Halaman 26 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

38 Tabel 3.1 Ikhtisar Capaian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2016 Satu Indikator Kinerja Utama An Sasaran Strategis 1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Sasaran Program 1. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi 1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara 2. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi 3. Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum, K/L/P/K Bidang Pengawasan Keinvestigasian Target Realisasi Capaian (%) % 45 68,86 153,02 % ,00 % 60 85,37 142,28 Sasaran Strategis 2. Meningkatnya Maturitas SPIP Sasaran Program 2. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi 4. Maturitas SPIP Pemerintah Propinsi (level 3) % ,00 5. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) % 10 22,22 200,00 6. Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik *) % ,00 7. Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya % ,68 berpredikat minimal A (baik) *) 8. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik % 53 77,78 146,75 dari BUMD yang dibina 9. Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina % ,41 Sasaran Strategis 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Sasaran Program 3. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda 10. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 0 0 0, Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) % 0 0 0, Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 0 0 0, Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) % 67 88,89 100, Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) % , Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) *) % 33 11,11 166,33 Sasaran Program Dukungan: Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP 16. Persepsi kepuasan layanan kesetmaan Skala Likert (1-10) 7 7,6 108,57 Sasaran Kegiatan Tersedianya informasi hasil pengawasan pada Perwakilan BPKP 1. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Rek ,32 2. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita Rek ,00 3. Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita Rek ,00 4. Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Rek ,00 5. Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda Rek Sasaran Kegiatan Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan 1. Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Lap ,00 2. Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara perwakilan BPKP M ,00 3. Terlaksananya rehabilitasi kantor perwakilan BPKP M ,00 *) menggunakan rumus minimize L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 27

39 2. Evaluasi Kinerja a. Kinerja Pengawasan Realisasi dan capaian indikator kinerja sasaran program Perwakilan BPKP Provinsi Bali ditujukan untuk mendukung capaian tujuan dan sasaran strategis BPKP dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai auditor intern pemerintah. Pencapaian sasaran strategis 1, 2 dan 3 BPKP, didukung oleh pencapaian tiga sasaran program. Sasaran progam tersebut merupakan perwujudan peran Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional di samping consultancy sebagai pengungkit bagi peningkatan tata kelola, manajemen risiko, dan proses pengendalian intern. Perwujudan peran tersebut mendorong Perwakilan BPKP Provinsi Bali untuk berperan aktif memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas dan kurang memadainya kualitas tata kelola penyelenggaraan pemerintahan serta risiko tidak tercapainya sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN khususnya di wilayah Provinsi Bali dapat diuraikan sebagai berikut: Sasaran Program 1 Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi Pada tahun 2016, Pencapaian sasaran program Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi diindikasikan dalam capaian tiga IKU, yaitu: 1) Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara; 2) Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi; 3) Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum, K/L/P/K Bidang Pengawasan Keinvestigasian. Halaman 28 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

40 Sasaran Program 1.1 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara Pencapaian IKU Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara diukur menggunakan tiga IKU yakni Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan program strategis Bidang Perekonomian dan Kemaritiman, Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan program prioritas nasional Bidang Polhukam dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dan Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keuangan Daerah dengan target tahun 2016 masing-masing sebesar 45% yang diukur dengan menghitung persentase tindak lanjut terhadap rekomendasi yang telah disampaikan dalam Laporan Hasil Pengawasan termasuk setoran ke Kas Negara dari upaya Optimalisasi Keuangan Negara (OPN). Realisasi masing-masing indikator kinerja sampai dengan tahun 2016, adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Ikhtisar Capaian Kinerja Sasaran Program 1.1 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Capaian 1. Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan program strategis Bidang Perekonomian dan Kemaritiman % 45 68,09 151,30 2. Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan program prioritas nasional Bidang Polhukam dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan % 45 73,04 162,32 3. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan % 45 65,45 145,45 Keuangan Daerah Jumlah/Rata rata % 45 68,86 153,02 Dengan perhitungan sebagai berikut: (1) Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan pengelolaan program strategis dan pengelolaan keuangan negara Bidang Perekonomian dan Kemaritiman yang dihitung dari tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan sebanyak 32 rekomendasi dari 47 rekomendasi yang disampaikan; L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 29

41 (2) Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan pengelolaan program strategis dan pengelolaan keuangan negara Bidang Polhukam dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang dihitung dari tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan sebanyak 84 rekomendasi dari 115 rekomendasi yang disampaikan; (3) Persentase setoran dari hasil pengawasan OPN sebesar 99,98% yang dihitung dari jumlah setoran sebesar Rp ,00 dibandingkan dengan jumlah temuan atas potensi optimaliasi keuangan negara sebesar Rp ,00; (4) Persentase setoran dari hasil pengawasan OPAD sebesar 0% yang dihitung dari jumlah setoran sebesar Rp0,00 dibandingkan dengan jumlah temuan atas potensi optimaliasi keuangan negara sebesar Rp ,87; (5) Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan pengelolaan program strategis dan pengelolaan keuangan negara Bidang Pengawasan Keuangan Daerah yang dihitung dari tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan sebanyak 36 rekomendasi dari 55 rekomendasi yang disampaikan. Perbandingan realisasi IKU Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara dengan tahun sebelumnya naik 6,09% dari tahun sebelumnya sebesar 62,77%. Tabel 3.3 Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Program 1.1 dengan Tahun Sebelumnya % Realisasi % Capaian Kenaikan Indikator Kinerja Utama Satuan /penurun an 1. Perbaikan tata kelola, manajemen risiko % - 68,09-200,00 - dan pengendalian intern Pengelolaan program strategis Bidang Perekonomian dan Kemaritiman 2. Perbaikan tata kelola, manajemen risiko % - 73,04-200,00 - dan pengendalian intern Pengelolaan program prioritas nasional Bidang Polhukam dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 3. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas % - 65,45-145,45 - Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keuangan Daerah Jumlah/Rata-rata % 62,77 68,86 120,00 153,02 6,09 Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali periode disajikan dalam gambar 3.1. Halaman 30 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

42 Gambar 3.1 Perbandingan Realisasi IK Sasaran Program 1.1 dengan Target 2019 Persentase Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 70%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 98,37%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja telah menuju pencapaian target Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP memberikan jasa assurance dan consulting dalam bidang Perekonomian dan Kemaritiman dapat diuraikan, antara lain sebagai berikut: 1. Pengawalan Pembangunan Nasional antara lain Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Nasional, Evaluasi Program Ketahanan Energi, Ketahanan Pangan, Evaluasi Program Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan (Kemaritiman), Evaluasi Lintas Sektor Pariwisata, Pengawasan Peningkatan Produk Dalam Negeri (P3DN), Audit Operasional Program Infrastruktur. 2. Perbaikan Governance System antara lain Audit atas Laporan Keuangan Proyek PHLN, Pendampingan Laporan Keuangan, Peningkatan Efektivitas Layanan Perijinan dan Non Perijinan Investasi, Evaluasi Program Pengembangan Ekspor Nasional (PEN). 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, target 45,00 45,00 55,00 60,00 70,00 Realisasi 62,77 68,86 3. Secara keseluruhan, jumlah temuan terkait pengawasan Bidang Perekonomian dan Kemaritiman sampai dengan Tahun 2016 berjumlah Rp ,43 dan telah disetor sebesar Rp ,00 atau 75,43% dari total temuan. Dalam fokus pengawalan pembangunan nasional dan perbaikan governance system pada Kementerian/Lembaga telah dilaksanakan perbaikan sebagai berikut: 1. Kelebihan pembayaran atas Kegiatan Pelatihan pada Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Badung untuk sebesar Rp ,00; L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 31

43 2. Kekurangan pelaksanaan pekerjaan pembangunan sarana air minum dan sanitasi serta penyelesaian kelengkapan tertib administrasi pasca kegiatan pada Tahun 2015 yang melibatkan Satker PPIP Kabupaten Tabanan telah dilaksanakan; 3. Pemilihan calon penerima dana bergulir secara selektif dan upaya peningkatan pemahaman dan kesadaran calon penerima guna mengurangi resiko tunggakan atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perkotaan yang melibatkan Satker Pengembangan Kawasan Pemukiman Provinsi Bali telah dilakukan; 4. CaLK telah disusun sesuai dengan format PMK Nomor 177/PMK.05/2015 dan Cal BMN telah disusun sesuai dengan format Surat Direktur BMN Nomor S- 2/KN/2014 pada tingkat Satker Kementerian Pariwisata dan Kementerian Ketenagakerjaan; 5. Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan dan Provinsi Bali telah mengambil langkah-langkah strategis dan koordinatif bersama Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum dalam mendukung program ketahanan pangan terkait penetapan kebijakan mengenai pengendalian alih fungsi lahan dan penetapan lahan sawah berkelanjutan; 6. Penyedia barang/jasa telah membuat Surat Pernyataan bahwa bersedia dikenakan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan sebesar Rp ,43 serta tidak menuntut denda/bunga apabila terdapat keterlambatan pembayaran atas penyelesaian sisa pekerjaan pada Tahun Anggaran berikutnya, telah diserahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak atau Rp ,00 dan telah melakukan penyempurnaan dan perbaikan atas pekerjaan finishing yang melibatkan Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Bali Penida; 7. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM Pariwisata telah diberikan pelatihan dan bimbingan teknis terhadap masyarakat yang melibatkan Dinas Pariwisata Provinsi Bali; 8. Telah dilakukan koordinasi dengan Kelompok Tani penerima bantuan alsintan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi dan pengembangan embung untuk pemeliharaan (memperhatikan perawatan) bantuan yang telah diterima, telah Halaman 32 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

44 dilakukan penyuluhan, usulan kebutuhan pupuk, pengawasan terhadap kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi dan pengembangan embung serta melaporkan capain fisik pekerjaan dan pertanggungjawaban penggunaan dana pada Dinas Pertanian Kabupaten Bangli, Karangasem, Jembrana; 9. Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan fisik telah dikenakan dan telah dilakukan perbaikan atas pekerjaan PISEW yang mengalami kerusakan pada Kabupaten Tabanan, Karangasem dan Buleleng; 10. Telah dilakukan inputing data debitur penerima dana bantuan KUR oleh bank penyalur atas kegiatan Prioritas Nasional pada Kabupaten Bangli dan Buleleng; 11. Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng telah mempertimbangkan faktor cuaca; 12. PT. PLN Area Bali Utara Kabupaten Buleleng telah berkoordinasi dengan Kepala Desa setempat, mensosialisasikan tujuan program kepada masyarakat desa untuk berkontribusi positif dan menyediakan jaringan listrik di wilayah masyarakat tidak mampu serta pada PT PLN (Persero) Area Bali Timur Kabupaten Karangasem telah menambahkan data persyaratan pemasangan listrik gratis bagi RTS yang tidak mampu secara ekonomi; 13. Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar dan Kabupaten Tabanan telah berkoordinasi dengan Kementerian Perikanan dan Kelautan dalam rangka finalisasi Juknis tentang asuransi perikanan kepada nelayan, melakukan pendataan nelayan beserta kelengkapan administrasinya; 14. Proses sertifikasi atas tanah yang belum disertifikasi dan penginputan ulang di Aplikasi SIMAK maupun SAIBA untuk menghilangkan akun yang belum diregister serta rekonsiliasi antara Aplikasi SIMAK maupun SAIBA telah dilakukan oleh Koordinator Unit Akuntansi wilayah Satker Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU dan Perumahan Rakyat Provinsi Bali. Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP memberikan jasa assurance dan consulting dalam Bidang Polhukam dan PMK, antara lain sebagai berikut: 1. Pengawalan Pembangunan Nasional antara lain Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Nasional, Evaluasi Penyelenggaraan dan Pengawasan Pilkada Serentak, Pengawasan Program JKN, Pengawasan Aksesibilitas Pendidikan, Audit dan Pemetaan DAK/Tamsil/TP Guru PNS dan Non PNS, Pengawasan atas Aksesibilitas Masyarakat Berpenghasilan Rendah serta audit tujuan tertentu atas asset bermasalah di Kementerian Ristek Dikti. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 33

45 2. Perbaikan Governance System antara lain Bimbingan Teknis Akuntabilitas Pelaporan Keuangan dan Kinerja. 3. Secara keseluruhan, jumlah temuan terkait pengawasan Bidang Polhukam dan PMK sampai dengan Tahun 2016 sejumlah Rp ,32, sedangkan yang telah disetor sebesar Rp ,00 atau 71,41% dari jumlah temuan. Temuan yang belum disetor berupa Pembayaran Tunjangan Profesi Guru Sebesar Rp ,00. Dalam fokus pengawalan pembangunan nasional dan perbaikan governance system pada Kementerian/Lembaga telah dilaksanakan perbaikan sebagai berikut: 1. Kelebihan Pembayaran/Alokasi anggaran yaitu: 1) Atas kegiatan Evaluasi Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Udayana Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp ,00 telah diselesaikan; 2) Atas kegiatan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Dana Hibah Pilkada Serentak Tahun 2015 oleh KPU Kabupaten Karangasem sebesar Rp ,00. telah diselesaikan; 3) Atas kegiatan Pengelolaan Dana Hibah Pilkada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Denpasar Tahun 2015 pada Sekretariat KPU Kota Denpasar sebesar Rp ,00 telah diselesaikan; 4) Atas tunjangan profesi guru pada kegiatan Verifikasi TPG PNS dan PNS di Lingkungan Kementerian Agama pada Kementerian Agama Kabupaten Buleleng sebesar Rp ,00 telah disetor ke kas Negara; 5) Atas tunjangan profesi guru pada kegiatan Verifikasi TPG PNS dan PNS di Lingkungan Kementerian Agama pada Kementerian Agama Kabupaten Karangasem sebesar Rp ,00 telah disetor ke kas Negara; 6) Atas tunjangan profesi guru pada kegiatan Verifikasi TPG PNS dan PNS di Lingkungan Kementerian Agama pada Kementerian Agama Kabupaten Klungkung sebesar Rp ,00 telah disetor ke kas Negara. 2. Sekretaris Bawaslu Provinsi Bali telah menyetorkan Pajak atas Sewa Rumah untuk Kantor Panitia Pengawas Pemilihan Kota Denpasar sebesar Rp , Dinas Sosial Kabupaten Buleleng dan Karangasem telah berkoordinasi dengan petugas Perum Bulog untuk melakukan penagihan pembayaran ke desa-desa dan Halaman 34 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

46 melakukan pemantauan secara intensif atas pembayaran tebusan raskin di setiap desa untuk disetorkan kepada petugas desa/kaur desa setelah adanya pembayaran uang raskin dari masyarakat serta melakukan evaluasi mekanisme pembayaran yang dilakukan oleh masyarakat penerima manfaat sehingga tidak terjadi tunggakan yang cukup lama. 4. Dinas Sosial Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Buleleng telah memberikan teguran kepada Pendamping atas kelalaiannya dalam melakukan pendampingan terkait pengelolaan dana KUBE, berkoordinasi dengan pendamping dalam hal memberikan pelatihan untuk meningkatkan pendapatan KUBE serta menggalang kerjasama dengan berbagai instansi terkait untuk kesinambungan bisnis KUBE dan kesepakatan kemitraan serta memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen. 5. Dinas Sosial Kabupaten Karangasem telah berkoordinasi dengan Kantor Pos penyalur PKH dan ASLUT dan ASODKB untuk mengetahui realisasi maupun sisa dana PKH yang belum tersalurkan, memonitor penyalurannya, serta melakukan monitoring ke penerima/pengumpul uang tebus raskin yang ada dititik bagi (kelurahan/desa, kantor lingkungan). 6. Pengelola DAK pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga di Kabupaten: - Karangasem dan Bangli telah melakukan rekonsiliasi secara rutin atas penerimaan dan penyaluran DAK, menginformasikan jumlah alokasi dan penerimaan DAK Pendidikan dari rekening BUN. - Buleleng telah melakukan koordinasi dan rekonsiliasi dengan BPKAD atas jumlah sisa anggaran DAK SD, SMP, SMA, dan SMK, serta melakukan koordinasi dengan Tim Anggaran APBD dalam rapat pembahasan anggaran APBD agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan, melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam hal juknis pelaksanaan atas sisa anggaran dana DAK yang belum diserap. - Klungkung telah melakukan koordinasi dalam rapat pembahasan anggaran DAK agar penerimaan sesuai dengan alokasi yang ditetapkan, berkoordinasi dengan pihak sekolah yang SK Tunjangan Profesi Gurunya tidak terbit dengan mengecek kebenaran data Dapodik. 7. Politeknik Negeri Bali berkoordinasi dengan Kemenristekdikti terkait penyaluran bantuan biaya pendidikan dan beasiswa Bidikmisi dan ADik Tahun L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 35

47 2016 untuk disalurkan secara tepat waktu sesuai dengan jadwal penyaluran yang telah ditetapkan. 8. Universitas Udayana telah berkoordinasi dengan Fakultas terkait proses kelengkapan administrasi untuk pengajuan beasiswa Bidikmisi on going sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan pengajuan beasiswa sesuai dengan jadual penyaluran serta telah berkoordinasi dengan Kemenristekdikti terkait adanya perubahan nama penerima beasiswa ADik. 9. Universitas Pendidikan Ganesha telah berkoordinasi dengan Kemenristekdikti terkait pengamprahan dana beasiswa Bidikmisi dan ADik, telah berkoordinasi dengan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan untuk melaporkan perkembangan penyaluran beasiswa termasuk keterlambatan penerimaan beasiswa untuk mempercepat proses pencairan beasiswa Bidikmisi dan Afirmasi, serta koordinasi dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi terkait penyelesaian masalah tagihan atas sisa pekerjaan pembangunan Gedung dan usulan perhitungan proyeksi kebutuhan pembiayaan kelanjutan pembangunan fisik Gedung yang masih berstatus KDP. 10. RSUP Sanglah Denpasar menggunakan hasil verifikasi BPKP sebagai bahan pertimbangan dalam mengajukan revisi anggaran dan pembayaran utang. 11. Institut Seni Indonesia Denpasar telah berkoordinasi dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi terkait usulan perhitungan proyeksi kebutuhan pembiayaan kelanjutan pembangunan fisik gedung, dan telah mencatat KDP yang telah dilengkapi BAST-II sebagai aset tetap definitif maupun sebagai penambah nilai aset definitif untuk kegiatan pengembangan dalam SIMAK BMN. 12. Politeknik Negeri Bali telah melakukan reklasifikasi terhadap barang yang tidak ditemukan ke Aset Tetap Lainnya. 13. Universitas Udayana telah berkoordinasi dengan USDI terkait pengakuan piutang dalam rangka penyajian piutang di neraca laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, telah mencatat KDP yang telah dilengkapi BAST/BAPP sebagai aset tetap definitif dalam SIMAK BMN, berkoordinasi dan memantau usulan kekurangan anggaran pembangunan lanjutan gedung parkir pada Kampus Sudirman Universitas Udayana sesuai dengan komitmen dan proyeksi kebutuhan kepada Pemerintah Provinsi Bali dan diusulkan juga kekurangan anggaran pembangunan tersebut Ke Halaman 36 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

48 Kemenristekdikti, berkoordinasi dan memantau usulan kekurangan anggaran pembangunan lanjutan gedung yang pernah diusulkan ke Kemenristekdikti, mencatat KDP yang telah dilengkapi BAST/BAPP sebagai aset tetap definitif dalam SIMAK BMN. 14. CaLK telah disusun sesuai dengan format PMK Nomor 177/PMK.05/2015 dan Cal BMN telah disusun sesuai dengan format Surat Direktur BMN Nomor S- 2/KN/2014 pada tingkat Satker Kementerian Hukum dan HAM, Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu) serta KPU Provinsi Bali. 15. Satker Mahkamah Agung RI di Provinsi Bali telah memantau perkembangan proses penilaian kembali aktiva tetap. 16. Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana telah: a. Mengistruksikan Puskesmas Mendoyo II menyampaikan secara tertulis kepada pasien agar melaporkan kepada BPJS Kesehatan Cabang Singaraja di Kantor Perwakilan Negara; b. Berkoordinasi dengan BPJS Cabang Singaraja melaksanakan sosialisasi Permenkes No 36 Tahun 2015 tentang Pencegahan Kecurangan (fraud) Dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada Sistem Jaminan Sosial Nasional; c. Membentuk tim pencegahan Kecurangan JKN di FKTP dan FKRTL; d. Berkoordinasi dengan Kepala Cabang BPJS Singaraja dalam rekonsiliasi jumlah kepesertaan PBI antara yang terdaftar di FKTP dengan Keputusan Menteri Sosial; e. Memusnahkan persediaan obat di Gudang Farmasi sesuai dengan SOP pemusnahan yang telah dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana; f. Memberikan teguran tertulis kepada petugas penanggung jawab gudang farmasi atas kelalaiannya belum melaporkan kondisi jangka waktu pemakaian obat; g. Berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan Cabang Singaraja untuk meng-update aplikasi INA CBGs terkait dengan obat yang belum terdaftar. 17. Rumah Sakit Umum Tabanan telah menyurati BPJS Kesehatan Cabang Denpasar, dan menerima pembayaran klaim rumah sakit secara tepat jumlah sesuai ketentuan dan memberikan penjelasan/feedback atas pengajuan klaim yang tidak terbayar, telah menerima pembayaran pengajuan klaim rumah sakit L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 37

49 sebesar Rp ,00, telah mengajukan permohonan ganti rugi sebesar 1% (satu persen) dari jumlah yang harus dibayarkan untuk setiap 1 (satu) bulan keterlambatan, telah koordinasi dengan BPJS untuk melakukan sosialisasi Permenkes Nomor 36 Tahun 2015, dan telah membentuk Tim Pencegahan Kecurangan JKN di Dinas Kesehatan, FKTP dan FKRTL di lingkungan Kabupaten Tabanan. 18. Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung telah: a. Mengajukan surat kepada BPJS Kesehatan Cabang Klungkung untuk meminta data peserta PBI di wilayah kerja FKTP, meminta laporan data mutasi peserta PBI; b. Memberikan teguran secara tertulis kepada Tim Monev terkait pengawasan terhadap kepesertaan PBI; c. Berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan cabang Klungkung terkait update database obat-obatan pada aplikasi BPJS, proses pengaktifan kartu peserta yang tidak aktif mengajukan kembali klaim yang belum dibayar oleh BPJS jika kartu peserta sudah diaktifkan; d. Berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan Cabang Klungkung, RSUD Kabupaten Klungkung dan RSU Bintang untuk membangun Sistem Pencegahan Kecurangan JKN; e. Membangun Sistem Pencegahan Kecurangan JKN di FKTP; f. Menegur secara tertulis pengelola JKN atas kelalaiannya dalam melaksanakan tugasnya. 19. Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dan Karangasem telah berkoordinasi dengan pihak yang terkait dalam hal pendistribusian Kartu Indonesia Sehat. 20. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar pada tahun ajaran berikutnya lebih banyak lagi sekolah yang dapat melakukan ujian nasional berbasis komputer. 21. Yayasan Kasih Kita Bali, YAKEBA, Yayasan Gerasa, telah menyusun Instrumen Penilaian Kepuasaan Penerima Layanan Rehabilitasi yang melibatkan BNN Provinsi Bali 22. BKKBN Provinsi Bali telah: a. Menginformasikan kepada bendahara materiil kabupaten serta petugas di Faskes KB untuk mengelola dan mencatat barang persediaan alokon dengan Halaman 38 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

50 baik, dengan menerapkan standarisasi penataan persediaan berdasarkan pada sistem First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO), melaporkan adanya obat yang kadalauarsa secara berjenjang kepada Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Tabanan, serta segera memusnahkan persediaan alokon kadaluarsa sesuai dengan ketentuan pengelolaan BMN; b. Menginformasikan kepada BKKBN Pusat agar dalam pengadaan alokon lebih cermat mempertimbangkan kebutuhan alokon dari BKKBN Provinsi; c. Berkoordinasi kepada BKKBN Pusat agar proses pengadaan alokon IUD di percepat, sehingga akseptor KB dapat tertangani lebih cepat. Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP memberikan jasa assurance dan consulting dalam bidang Bidang Pengawasan Keuangan Daerah, dapat diuraikan, antara lain: 1) Pengawalan Pembangunan Nasional antara lain melalui Pengawasan Lintas Sektor Pembangunan Daerah Bidang Kesra (Program PPM), Probity Audit, dan Pengawasan Lintas Sektoral Pembangunan Daerah Bidang Ekonomi (Program Penguatan Ekonomi Lokal); 2) Perbaikan Governance System antara lain melalui Evaluasi Kinerja Penyelenggaran Pemerintah Daerah, Asistensi/Bimtek Pengelolaan Keuangan Daerah Berbasis Akrual, Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD TA 2016, dan Penguatan efektivitas SPIP; 3) Peningkatan Ruang Fiskal antara lain melalui Optimalisasi Penerimaan Daerah. Dalam melaksanakan fokus pengawasan berupa peningkatan ruang fiskal dengan melakukan asistensi Optimalisasi Penerimaan Daerah (OPAD), BPKP menghasilkan 12 rekomendasi dengan nilai setoran Rp ,00. Namun sampai dengan tahun 2016 belum ditindaklanjuti. Rekomendasi tersebut adalah rekomendasi perbaikan kebijakan dengan membuat pedoman penyusunan potensi PAD dan melakukan penyempurnaan peraturan perundang-undangan terkait pajak dan retribusi daerah. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 39

51 Dalam melaksanakan fokus pengawasan peningkatan governance system, BPKP melaksanakan kegiatan pendampingan pengelolaan keuangan daerah pada Pemda yang diantaranya telah dilaksanakan perbaikan sebagai berikut: 1) Pengenaan denda atas keterlambatan pembayaran pajak oleh wajib pajak; 2) Penyusunan aturan terkait standar besaran pemberian hibah; 3) Terbitnya peraturan tentang Tata Cara Pembukuan dan Pemeriksaan Pajak Daerah; 4) Penyusunan anggaran telah melalui tahapan penyusunan Rancangan Awal RKPD. Realisasi kegiatan, dana dan penggunaan SDM untuk mendukung pencapaian sasaran program 1 selama tahun 2016 adalah sebagai berikut : Uraian Satuan Target Realisasi % tase 1. Jumlah Penugasan Pengawasan PP Anggaran Rp ,543,021, Penggunaan SDM OH , Dari sisi penggunaan dana maupun SDM (OH), pencapaian kinerja sasaran program 1.1 telah efisien. Hal ini terlihat dari rata-rata capaian IKU sasaran program sebesar 150,09% lebih tinggi daripada capaian penggunaan dana sebesar 105,61% dan penggunaan OH sebesar 74,03%. Sasaran Program 1.2 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi IKU Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi diukur menggunakan dua IKU yakni Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Prioritas Nasional Bidang Akuntan Negara dan Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi Bidang Akuntan Negara dengan target pada tahun 2016 masing-masing sebesar 100% yang diukur dengan menghitung persentase tindak lanjut terhadap rekomendasi yang telah disampaikan dalam laporan hasil Pengawasan. Indikator tersebut mencerminkan upaya BPKP dalam meningkatkan kinerja korporasi melalui pemberian rekomendasi perbaikan atas pelaksanaan program/kegiatan yang bersifat lintas sektoral atau program prioritas nasional maupun kinerja manajemen korporasi. Halaman 40 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

52 Semakin banyak rekomendasi yang ditindaklanjuti sebagai bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders maka kinerja BPKP dalam melaksanakan pengawasan intern yang bertujuan meningkatkan kinerja korporasi yang bersifat lintas sektoral atau program prioritas nasional semakin baik. Realisasi masing-masing indikator kinerja sampai dengan tahun 2016, adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Ikhtisar Capaian Kinerja Sasaran Program 1.2 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Capaian 1. Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan % pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional Bidang Akuntan Negara 2. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi - Permintaan (lap/permintaan) % Non Permintaan ( TL/rek) % Realisasi IKU tersebut adalah sebanyak 43 rekomendasi hasil pengawasan program strategis/program prioritas nasional ditindaklanjuti dari 43 rekomendasi yang disampaikan atau mencapai 100% dari target. Perbandingan realisasi IKU Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi dengan dengan tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Program 1.2 dengan Tahun Sebelumnya Indikator Kinerja Utama 1. Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional Bidang Akuntan Negara 2. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi - Permintaan (lap/permintaan) - Non Permintaan ( TL/rek) % Realisasi % Capaian Kenaikan Satuan /penurun an % ,00 100,00 - % ,00 100,00 100,00 100,00 % ,00 100, Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali periode disajikan dalam gambar 3.2. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 41

53 Gambar 3.2 Perbandingan Realisasi IK Sasaran Program 1.2 dengan Target 2019 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern pengelolaan program prioritas nasional Bidang Akuntan Negara yang disampaikan dan ditindaklanjuti pada tahun 2016 sebanyak 4 rekomendasi yang dapat dikelompokkan menjadi 2 hal sebagai berikut (terkait dengan evaluasi ketahanan pangan) : Persentase (1) Pengecer mengajukan permintaan pupuk kepada PT Pupuk Kaltim/PT. Petrokimia Gresik berdasarkan RDKK yang diterima dari kelompok tani, akan tetapi RDKK diterima oleh pengecer pada saat petani mengajukan pembelian pupuk, sehingga di gudang pengecer tidak tersedia persediaan pupuk bersubsidi pada saat awal musim tanam. (2) RDKK dibuat pada saat mengajukan pembelian pupuk bersubsidi (pada awal masa tanam), namun demikian dalam pengisian formulir RDKK masih terdapat informasi yang tidak lengkap, antara lain musim tanam dan rencana penggunaan. 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, target 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Realisasi 100,00 100,00 Rencana tindak yang akan dilakukan untuk meningkatkan capaian kinerja yaitu Direksi PT. Pupuk Kalimantan Timur dan PT. Petrokimia Gresik akan membuat kebijakan agar setiap pengecer mendapat titipan pupuk bersubsidi sebesar minimum persediaan yang diwajibkan sesuai ketentuan. Sedangkan Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi Bidang Akuntan Negara yang disampaikan dan Halaman 42 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

54 ditindaklanjuti pada tahun 2016 dapat dikelompokkan menjadi 14 hal sebagai berikut: (1) Perencanaan belum sepenuhnya memperhatikan Business Plan serta realisasi pelaksanaan anggaran pada tahun sebelumnya; (2) Belum adanya kebijakan mengenai laporan bulanan yang wajib dibuat oleh kantor unit; (3) Cakupan pelayanan belum mencapai target MDGs; (4) Tingkat kebocoran/ Non Revenue Water (NRW) Distribusi masih diatas ambang batas yang ditetapkan yaitu diatas 20%; (5) PDAM belum siap untuk mendukung target akses air minum 76% di Tahun 2016; (6) Permasalahan keuangan terkait rendahnya perputaran piutang serta adanya PDAM yang belum mencapai full cost recovery; (7) Sebagai dampak dari pemecahan PDAM, terdapat aset bangunan (Instalasi Pengolahan Air di Belusung) PDAM Badung yang tanahnya dimiliki oleh PDAM Kota Denpasar. Untuk pemanfaatan tanah tersebut, sesuai draft perjanjian, PDAM Badung harus membayar sewa tanah yang berlaku surut mulai tahun 2013; (8) Permasalahan aset meliputi Penyertaan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (PPPYBDS), aset tetap yang telah dimanfaatkan oleh PDAM (Kabupaten Klungkung) namun belum dicatat dalam laporan keuangan karena belum diketahui nilainya dan belum ada penyerahan ke PDAM Kabupaten Klungkung serta belum memiliki kebijakan pengelolaan aset dan sistem Geographic Information System (GIS) atau peta jaringan perpipaan; (9) Terdapat cukup banyak pelanggan dengan pemakaian air 0 m³selama beberapa bulan; (10) Terkait pelayanan, masih terdapat penyambungan Sambungan Rumah (SR) yang lebih dari 6 hari kerja; (11) Meyakini keakuratan data aset tetap atas Bangunan Gedung Pasar Badung pada PD Pasar Kota Denpasar yang akan menjadi dasar penyertaan modal dari Pemerintah Kota Denpasar kepada PD Pasar Kota Denpasar; (12) Terkait pengelolaan dana PMN, terdapat ketidakjelasan penggunaan dana / rincian penggunaan dana, serta kelemahan dalam proses pengadaan; L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 43

55 (13) Terkait kinerja RSUD/BLUD, masih terdapat aspek keuangan, aspek pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal yang belum optimal; (14) Memperoleh keyakinan yang memadai atas nilai perolehan aset tetap yang dimiliki dan dicatat oleh Pemerintah Kota Denpasar yang akan menjadi dasar penyertaan modal dari Pemerintah Kota Denpasar kepada PD. Pasar Kota Denpasar. Realisasi kegiatan, dana dan penggunaan SDM untuk mendukung pencapaian sasaran program 1.2 selama tahun 2016 adalah sebagai berikut : Uraian Satuan Target Realisasi % tase 1. Jumlah Penugasan Pengawasan PP ,22 2. Anggaran Rp ,51 3. Penggunaan SDM OH ,68 Dari sisi penggunaan dana maupun SDM (OH), pencapaian kinerja sasaran program 1.2 telah efisien. Hal ini terlihat dari rata-rata capaian IKU sasaran program sebesar 100% lebih tinggi daripada capaian penggunaan dana sebesar 79,51% dan penggunaan OH sebesar 95,68%. Sasaran Program 1.3 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keinvestigasian IKU keberhasilan pengawasan dalam bidang keinvestigasian yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Bali adalah Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada APH/ K/L/P/K yang dihitung berdasarkan jumlah laporan yang diserahkan ke APH/ Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan. Realisasi kinerja IKU Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada APH/ K/L/P/K pada tahun 2016 adalah 85,37 % atau mencapai 142,28% dari target sebesar 60% dengan perhitungan sebagai berikut: Halaman 44 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

56 Tabel 3.6 Ikhtisar Capaian Kinerja Sasaran Program 1.3 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan KorporasiNo. Instans (%) NO INSTANSI PERMINTAAN REKOMENDASI CAPAIAN I II Aparat Penegak Hukum (Audit Investigatif, Audit PKKN, PKA, Komputer Forensik) ,94 K/L/P/K 1 Hambatan Kelancaran Pembangunan ,00 2 Penyesuaian Harga ,00 3 Klaim 0 0 0,00 4 Instansi Lain 0 0 0,00 5 Sosialisasi Program Anti Korupsi ,00 6 Fraud Control ,00 Jumlah ,37 Perbandingan realisasi IKU Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada APH/K/L/P/K dengan tahun sebelumnya tidak dapat dilakukan karena pengukuran IKU tahun 2015 berbeda. Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode digambarkan dalam gambar 3.3 sebagai berikut: Gambar 3.3 Perbandingan Realisasi IK Sasaran Program 1.3 dengan Target 2019 Persentase 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, target 50,00 60,00 70,00 75,00 80,00 Realisasi 85,37 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 80%, maka realisasi IKU tahun 2016 menunjukkan bahwa kinerja telah mencapai target tahun Dikaitkan dengan fokus pengawasan BPKP, penugasan pengawasan yang dilaksanakan dalam bidang keinvestigasian mendukung pengamanan aset negara/daerah, L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 45

57 peningkatan tata kelola (Governance System), dan peningkatan ruang fiskal. Uraian hasil pengawasan berdasarkan fokus pengawasan BPKP tersebut sebagai berikut: 1. Pengamanan Aset Negara/Daerah BPKP melaksanakan pengawasan represif untuk preventif serta pencegahan dan pemberantasan korupsi. Hasil pengawasan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Penanganan Kasus Aparat Penegak Hukum (APH) Realisasi rekomendasi penugasan Audit Investigatif, Audit dalam rangka PKKN, Pemberian Keterangan Ahli, dan Komputer Forensik dari APH sebanyak 56 rekomendasi atau mencapai 77,94% dari permintaan sebanyak 68 permintaan. Rincian laporan yang diserahkan ke APH dan jumlah nilai kerugian keuangan negara adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Rincian Laporan yang Diserahkan kepada APH (NO INSTANSI Jumlah Kasus I Audit Investigatif 1 Kejaksaan 0 2 Kepolisian 0 Sub Jumlah 0 II Audit dalam rangka PKKN 1 Kejaksaan 5 2 Kepolisian 5 3 KPK 0 Sub Jumlah 10 III Pemberian Keterangan Ahli 1 Kejaksaan 10 2 Kepolisian 12 3 KPK 0 4 Pengadilan 24 5 Lainnya 0 Sub Jumlah 46 IV Komputer Forensik 0 Jumlah 56 Uraian Jumlah b. Penanganan Kasus Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi Selain melaksanakan penugasan pengawasan atas permintaan APH, BPKP juga melaksanakan penugasan pengawasan atas permintaan K/L/P/K yaitu Audit Investigatif dan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP). Jumlah permintaan dari K/L/P/K untuk melakukan Audit Investigatif dan Evaluasi HKP sebanyak 1 (satu) penugasan yang ditindaklanjuti dengan Halaman 46 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

58 penugasan dan penerbitan rekomendasi sebanyak 1 (satu) rekomendasi atau 100% terdiri dari 1 (satu) rekomendasi Evaluasi HKP. 2. Peningkatan Tata Kelola (Governance System) Di samping upaya represif, BPKP juga mengedepankan upaya preventif dalam melawan korupsi. Pencegahan korupsi melalui sistem yang mampu mencegah atau memudahkan pendeteksian adanya kecurangan/penyimpangan, mendorong BPKP untuk terus berperan aktif bermitra dengan K/L/P/K dalam memberikan nilai tambah bagi peningkatan tata kelola. BPKP melaksanakan penugasan dalam rangka upaya pencegahan korupsi yang terdiri dari Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPAK), Fraud Control Plan (FCP), dan kajian pengawasan. a. Sosialisasi Anti Korupsi (SosPAK) pada tahun 2016 dilaksanakan sebanyak 10 kali dengan kelompok sasaran (Focus Group) Pelajar, Mahasiswa, dan Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa, dengan realisasi tahun 2016 sebagai berikut: Tabel 3.8 Realisasi Focus Group No. Focus Group JumlahKegiatanJumlah NO Fokus Grup Jumlah Kegiatan Jumlah Peserta 1 Pelajar Mahasiswa Pengelola Barang dan Jasa Prajab CPNS Aparat Pemerintah Jumlah b. Fraud Control Plan (FCP) Permintaan penugasan FCP pada tahun 2016 sebanyak 2 penugasan dengan realisasi dan jumlah rekomendasi sebanyak 2 rekomendasi. Tabel 3.9 Target dan Realisasi Kegiatan Fraud Control Plan (FCP) Tahun 2016 (%)NO Kegiatan Permintaan Rekomendasi 1 Sosialisasi Diagnostik Bimtek/Implementasi Evaluasi - - Jumlah 2 2 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 47

59 c. Kajian dan Evaluasi Pengawasan Pada tahun 2016, target kajian pengawasan ditetapkan sebanyak 2 (dua) penugasan dengan realisasi 2 (dua) penugasan, yaitu Kajian Pengawasan atas Bantuan Sosial di Provinsi Bali dan evaluasi bidang infrastruktur yang bersumber dari hasil audit Perwakilan BPKP Provinsi Bali. 3. Peningkatan Ruang Fiskal Untuk mendorong peningkatan ruang fiskal, BPKP melaksanakan pengawasan atas pengeluaran keuangan negara yang masih dapat ditingkatkan penghematannya melalui Audit Penyesuaian Harga dan Audit Klaim. Jumlah permintaan untuk melakukan Audit Penyesuaian Harga sebanyak 1 (satu) permintaan dengan realisasi penugasan dan penerbitan rekomendasi sebanyak 1 (satu) rekomendasi, dengan koreksi audit yang dihasilkan sebesar Rp ,00 sedangkan untuk audit klaim tidak ada permintaan Audit selama tahun Realisasi kegiatan, dana dan penggunaan SDM untuk mendukung pencapaian sasaran program 1.3 selama tahun 2016 adalah sebagai berikut : Uraian Satuan Target Realisasi % tase 1. Jumlah Penugasan Pengawasan PP ,21 2. Anggaran Rp ,86 3. Penggunaan SDM OH ,78 Dari sisi penggunaan dana maupun SDM (OH), pencapaian kinerja sasaran program 1.3 telah efisien. Hal ini terlihat dari rata-rata capaian IKU sasaran program sebesar 142,28% lebih tinggi daripada capaian penggunaan dana sebesar 99,86% dan penggunaan OH sebesar 70,78%. Sasaran Program 2 Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi Pencapaian sasaran program Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi diindikasikan dalam capaian enam IKU, yaitu: 1) Maturitas SPIP Pemerintah Propinsi (level 3); 2) Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3); 3) Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik; 4) Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik); Halaman 48 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

60 5) Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina; 6) Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran program ini adalah sebagai berikut: Sasaran Program 2.1 Sasaran Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3) IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)" mencerminkan kualitas penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah Provinsi, diharapkan berada pada Level 3. Maturitas SPIP diukur menggunakan skala 0-5. Semakin tinggi nilai maturitas SPIP menunjukkan kualitas penyelenggaraan SPIP yang semakin baik. Tingkat maturitas SPIP disimpulkan dari hasil penilaian tingkat maturitas yang dilaksanakan oleh BPKP Perwakilan dan atau dilaksanakan sendiri oleh APIP Pemda dengan quality assurance dari BPKP menggunakan pedoman penilaian maturitas SPIP yang dikembangkan oleh BPKP. Tidak terdapat target capaian IKU sasaran program Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3). Namun demikian Perwakilan BPKP Provinsi Bali pada tahun 2016 telah melakukan evaluasi level maturitas SPIP pada Pemerintah Provinsi Bali. Dari hasil evaluasi, level maturitas SPIP pada Pemerintah Provinsi Bali berada pada level 3. Dengan demikian realisasi sasaran maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3) sebesar 100%. Perbandingan realisasi IKU Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3) dengan tahun sebelumnya meningkat 100%. Perbandingan IKU dengan target Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali periode disajikan dengan gambar 3.4 berikut: L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 49

61 Gambar 3.4 Perbandingan Realisasi IK Sasaran Program 2.1 dengan Target 2019 Prosentase 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 100%, maka realisasi IKU pada tahun 2016 telah mencapai target maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3). Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP melakukan evaluasi terhadap maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3), antara lain sebagai berikut: 1) Identifikasi Risiko Identifikasi risiko untuk tingkat atau lingkup pemerintahan Provinsi Bali dengan pemilik risiko Kepala Daerah dan atau Sekretaris Daerah yang mencakup penyelenggaraan pemerintahan secara umum yaitu meliputi seluruh urusan/bidang (26 bidang wajib dan 8 bidang pilihan) belum dilakukan. Untuk lingkup SKPD, dari 7 SKPD yang diuji petik, seluruhnya telah membuat identifikasi risiko meskipun kualitasnya belum optimal. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Satgas SPIP Provinsi dan Inspektorat dalam mendorong seluruh SKPD agar melakukan identifikasi risiko. 0, target 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 Realisasi 0,00 100,00 2) Penilaian terhadap analisis risiko berada pada tingkat berkembang. Analisis risiko dimaksudkan untuk memisahkan risiko-risiko kecil (yang dapat diterima) dengan risiko-risiko besar, dan menyiapkan data sebagai bantuan dalam mengevaluasi dan menangani/mengendalikan risiko. Analisis risiko mencakup penentuan kemungkinan (probabilitas) dan dampak dari risiko. Analisis risiko dapat dilakukan bila risiko telah diidentifikasi. Hasil identifikasi risiko pada 8 SKPD yang diuji petik, seluruhnya telah dibuatkan analisis risikonya. Namun belum diteruskan dengan dibuatkan desain pengendalian Halaman 50 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

62 internnya atau rencana tindak pengendaliannya dalam bentuk dokumen yang lengkap dan formal (dokumen RTP). Rencana tindak yang akan dilakukan untuk meningkatkan capaian kinerja sebagai berikut: 1) Pembinaan penyelenggaraan SPIP, agar dianggarkan porsi yang cukup, baik dari segi pembiayaan maupun ketersediaan tenaga fasilitator; 2) Mendorong dilaksanakannya penilaian secara mandiri atas level maturitas penyelenggaraan SPIP pada pemerintah daerah; 3) Perwakilan BPKP Provinsi Bali secara periodik bersama-sama dengan APIP pada Pemerintah Daerah, melaksanakan pelatihan, bimtek, workshop SPIP dengan mengintegrasikan dalam kegiatan Rakorwas yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Bali; 4) Menambahkan materi SPIP pada setiap kegiatan Diklat pimpinan untuk memperkenalkan/menginternalisasi SPIP; 5) Memberikan kesempatan kepada pegawai BPKP dan APIP untuk mengikuti diklat SPIP. Realisasi kegiatan, dana dan penggunaan SDM untuk mendukung pencapaian sasaran program 2.1 selama tahun 2016 adalah sebagai berikut : Uraian Satuan Target Realisasi % tase 1. Jumlah Penugasan Pengawasan PP ,00 2. Anggaran Rp ,71 3. Penggunaan SDM OH ,19 Dari sisi penggunaan dana maupun SDM (OH), pencapaian kinerja sasaran program 2.1 telah efisien. Hal ini terlihat dari capaian IKU sasaran program sebesar 100% lebih tinggi daripada capaian penggunaan dana sebesar 17,71% dan penggunaan OH sebesar 76,19%. Sasaran Program 2.2 Maturitas SPIP Kabupaten/kota (level 3) IKU Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) mencerminkan kualitas penerapan SPIP pada Pemerintah Kabupaten/Kota. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 51

63 Indikator Meningkatnya Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota diukur dengan menghitung jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah memperoleh capaian tingkat kematangan/maturitas level 3 dibandingkan jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra kerja BPKP di wilayah Provinsi Bali. Target capaian IKU Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3) tahun 2016 sebesar 10%. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bali melaksanakan penugasan evaluasi maturitas SPIP pada Kabupaten Badung, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Gianyar. Berdasarkan hasil evaluasi, Pemerintah Kabupaten/Kota yang mencapai tingkat maturitas SPIP Level 3 sebanyak 2 Pemda yaitu Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Jembrana atau 22,22% dari 9 Kabupaten/Kota. Dengan demikian capaian kinerja sasaran program Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) adalah lebih dari 200% dari target sebesar 10%. Perbandingan realisasi IKU program Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) dengan tahun sebelumnya naik sebesar 22,22%. Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode digambarkan dalam gambar 3.5 sebagai berikut: Gambar 3.5 Perbandingan Realisasi IK Sasaran Program 2.2 dengan Target 2019 Prosentase 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, target 5,00 10,00 30,00 50,00 70,00 Realisasi 0,00 22,22 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019, maka realisasi IKU pada tahun 2016 telah menuju pencapaian target Halaman 52 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

64 Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP melakukan mengevaluasi level Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3) tahun 2016, sebagai berikut: 1) Ada praktik pengendalian intern, utamanya pada kegiatan pokok/strategis; 2) Pengendalian intern tersebut telah terdokumentasi secara baik. Rencana tindak yang akan dilakukan untuk meningkatkan capaian kinerja sebagai berikut: 1) Pembinaan penyelenggaraan SPIP, agar dianggarkan porsi yang cukup, baik dari segi pembiayaan maupun ketersediaan tenaga fasilitator; 2) Mendorong dilaksanakannya penilaian secara mandiri atas level maturitas penyelenggaraan SPIP pada pemerintah daerah; 3) Perwakilan BPKP Provinsi Bali secara periodik bersama-sama dengan APIP pada Pemerintah Daerah, melaksanakan pelatihan, Bimtek, Workshop SPIP dengan mengintegrasikan dalam kegiatan Rakorwas yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Bali; 4) Menambahkan materi SPIP pada setiap kegiatan Diklat pimpinan untuk memperkenalkan/menginternalisasi SPIP; 5) Memberikan kesempatan kepada pegawai BPKP dan APIP untuk mengikuti diklat SPIP. Realisasi kegiatan, dana dan penggunaan SDM untuk mendukung pencapaian sasaran program 2.2 selama tahun 2016 adalah sebagai berikut : Uraian Satuan Target Realisasi % tase 1. Jumlah Penugasan Pengawasan PP ,22 2. Anggaran Rp ,51 3. Penggunaan SDM OH ,68 Dari sisi penggunaan dana maupun SDM (OH), pencapaian kinerja sasaran program 2.2 telah efisien. Hal ini terlihat dari rata-rata capaian IKU sasaran program sebesar 200% lebih tinggi daripada capaian penggunaan dana sebesar 79,51% dan penggunaan OH sebesar 95,68%. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 53

65 Sasaran Program 2.3 Prosestase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik Penetapan tata kelola GCG pada BUMN/anak perusahaan didasarkan pada Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara dan Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor 16/S.MBU/2012 tanggal 16 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Assesment GCG meliputi penilaian atas 572 faktor yang diuji kesesuaian penerapannya. Hasil assessment GCG berupa skor GCG sebagai dasar penentuan kategori penerapan GCG pada BUMN, yang terdiri dari lima kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. IKU "Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik" diukur dengan menghitung jumlah BUMN/anak perusahaan yang mendapat skor minimal baik atas penerapan GCG dibandingkan dengan jumlah BUMN/anak perusahaan yang di-assess oleh BPKP. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bali melaksanakan penugasan Assessment GCG pada PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ITDC. Tidak terdapat target IKU "Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik" pada tahun 2016, namun realisasi IKU sebesar 100%. Realisasi tersebut merupakan BUMN yang GCG-nya mendapat skor minimal baik sebanyak 1 (satu) BUMN dari 1 (satu) BUMN yang di-assess. Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode disajikan pada gambar 3.6. Halaman 54 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

66 Gambar 3.6 Perbandingan Realisasi IK Sasaran Program 2.3 dengan Target 2019 Prosentase 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, target 65,00 65,00 70,00 70,00 75,00 Realisasi 100,00 100,00 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 75%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai 133,33%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahun 2016 telah mencapai target tahun Realisasi kegiatan, dana dan penggunaan SDM untuk mendukung pencapaian sasaran program 2.3 selama tahun 2016 adalah sebagai berikut : Uraian Satuan Target Realisasi % tase 1. Jumlah Penugasan Pengawasan PP ,67 2. Anggaran Rp ,28 3. Penggunaan SDM OH ,08 Dari sisi penggunaan dana maupun SDM (OH), pencapaian kinerja sasaran program 2.3 belum efisien. Hal ini terlihat dari rata-rata capaian IKU sasaran program sebesar 0,00% lebih rendah daripada capaian penggunaan dana sebesar 119,28% dan penggunaan OH sebesar 84,08%. Sasaran Program 2.4 Prosentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya baik Pemberian predikat kesehatan BUMN/Anak Perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik) dilaksanakan mengacu pada Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP- 100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Tingkat kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja Perusahaan untuk tahun buku yang L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 55

67 bersangkutan yang meliputi penilaian aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. IKU "Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)" diukur dengan menghitung jumlah BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik) dibandingkan dengan jumlah BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya dievaluasi oleh BPKP. Selama tahun 2016, BPKP telah melaksanakan assessment GCG dan reviu pengelolaan tambahan dana PNM pada PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia sehingga hasil evaluasi kinerja BUMN yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dengan predikat A (baik). Dengan demikian, realisasi IKU "Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)" sampai dengan tahun 2016 adalah sebesar 100% atau mencapai 188,68% dari target sebesar 53%. Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode disajikan pada gambar 3.7. Gambar 3.7 Perbandingan Realisasi IK Sasaran Program 2.4 dengan Target 2019 Prosentase 100,00 50,00 0, target 52,00 53,00 54,00 55,00 56,00 Realisasi 100,00 100,00 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 75%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai 133,33%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahun 2016 telah mencapai target tahun Halaman 56 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

68 Sasaran Program 2.5 Prosentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina BUMD dibentuk dalam rangka memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi daerah. BPKP melakukan pengawasan terhadap BUMD dalam rangka meningkatkan kinerja agar BUMD berperan optimal sebagai salah satu pemicu kesejahteraan masyarakat di daerah. IKU "Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina" diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dibandingkan dengan jumlah BUMD yang kinerjanya dievaluasi oleh BPKP. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bali melaksanakan penugasan evaluasi kinerja BUMD. Realisasi IKU "Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina" sampai dengan tahun 2016 adalah sebesar 77,78% atau mencapai 146,75% dari target sebesar 53%. Realisasi tersebut merupakan BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik sebanyak 7 BUMD dari 9 BUMD yang dievaluasi. Realisasi kinerja sebesar 77,78%, sama dengan dibandingkan dengan realisasi tahun Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode disajikan pada gambar 3.8. Gambar 3.8 Perbandingan Realisasi IK Sasaran Program 2.5 dengan Target 2019 Prosentase 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, target 52,00 53,00 54,00 55,00 56,00 Realisasi 77,78 77,78 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 57

69 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 56%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai 146,75%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahun 2016 telah mencapai target tahun Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP melakukan evaluasi Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina, antara lain sebagai berikut: 1) Terkait aset tetap, terdapat aset tetap yang telah dimanfaatkan namun belum dicatat, terdapat PPPYBDS, terdapat aset yang menjadi catatan pada laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Klungkung (yang diaudit oleh BPK-RI), penatausahaan aset tetap belum optimal, Aset berupa Bangunan dan Lahan Tidak Dipelihara dengan Baik, PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana belum memiliki kebijakan manajemen aset tetap; 2) Terkait tata kelola yaitu penerapan GCG pada PDAM Kabupaten Klungkung masih memerlukan upaya-upaya agar penerapannya mendekati atau mencapai praktikpraktik terbaik (best practices); 3) Terkait perencanaan yaitu PDAM Kabupaten Bangli belum menyusun Corporate Plan; 4) Terkait pengadaan yaitu PT. CIPL kurang berkomitmen untuk melakukan peremajaan tanaman dan memelihara kebun seluas 765 ha; 5) Terkait keuangan Perusda belum menikmati bagian keuntungan 30% dari laba PT CIPL, Penerimaan dari hasil penjualan panen kebun cengkeh dan kelapa tidak dilaporkan, Sampai dengan 31 Desember 2015 atau 9 (sembilan) tahun kerja sama berjalan, Perusda hanya menerima hasil dari kompensasi lahan sebesar Rp ,00 per tahun Seharusnya sesuai proposal PT. CIPL pada tahun ketujuh dan seterusnya, lahan yang dikerjasamakan akan memberikan hasil kepada Perusda rata-rata sebesar Rp per tahun; 6) Terkait komitmen PT. Cintraindah Prayasalestari Tidak Melaporkan Perkembangan Pengelolaan Kerja Sama, Perusda Belum Menerima Pembayaran Atas Hak Kompensasi Lahan Tahun 2007; 7) Terkait hukum yaitu Kelemahan dalam Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Lahan antara Perusda dengan PT CIPL; 8) Terkait administrasi Perusda belum mampu memberikan data yang memuat atau menjelaskan pelaksanaan perjanjian kerja sama, sehingga informasi atas perjanjian Halaman 58 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

70 kerja sama baik yang menyangkut perkembangan investasi, pendapatan dan biaya tidak dapat diperoleh secara update; 9) Hasil pelaksanaan bimbingan teknis berupa draft Kebijakan Akuntansi PDAM Kota Denpasar yang akan disahkan/ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama PDAM Kota Denpasar yang digunakan sebagai pedoman oleh PDAM Kota Denpasar dalam penerapan kebijakan akuntansi perusahaan; 10) RSUD Kabupaten Buleleng belum memiliki pedoman pengadaan barang/ jasa untuk kegiatan yang bersifat operasional. RSUD Kabupaten Buleleng masih menggunakan Peraturan Bupati Buleleng Nomor 30 Tahun 2012 yang telah dirubah dengan Peraturan Bupati Buleleng Nomor 68 Tahun 2013; 11) Terkait manajemen risiko PDAM Kota Denpasar telah menyusun daftar risiko tiap bidang yang meliputi unsur-unsur: nama risiko yang teridentifikasi, pemilik risiko (risk owner), penyebab, dampak pada pencapaian tujuan, dan pengendalian yang selama ini telah dilakukan oleh PDAM Kota Denpasar. Realisasi kegiatan, dana dan penggunaan SDM untuk mendukung pencapaian sasaran program 2.5 selama tahun 2016 adalah sebagai berikut : Uraian Satuan Target Realisasi % tase 1. Jumlah Penugasan Pengawasan PP ,50 2. Anggaran Rp ,53 3. Penggunaan SDM OH ,58 Dari sisi penggunaan dana maupun SDM (OH), pencapaian kinerja sasaran program 2.5 telah efisien. Hal ini terlihat dari rata-rata capaian IKU sasaran strategis sebesar 146,75% lebih tinggi daripada capaian penggunaan dana sebesar 105,53% dan penggunaan OH sebesar 75,58%. Sasaran Program 2.6 Prosentase Presentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang dibina BLUD dibentuk dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa mengutamakan mencari keuntungan, namun tetap memperhatikan efisiensi dan produktivitas sehingga wajib menerapkan praktik bisnis yang sehat. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, mengamanatkan Rumah Sakit yang didirikan Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 59

71 dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, dengan pengelolaan berbentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Untuk itu, BPKP melakukan pengawasan terhadap BLUD dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja BLUD. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bali melaksanakan penugasan evaluasi kinerja Rumah Sakit/BLUD. IKU "Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina" diukur dengan menghitung jumlah BLUD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dibandingkan dengan jumlah BLUD yang dibina oleh BPKP. Realisasi IKU "Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina" sampai dengan tahun 2016 adalah sebesar 100% atau mencapai 172,41% dibandingkan dengan target sebesar 58%. Realisasi tersebut merupakan BLUD yang kinerjanya minimal berpredikat baik sebanyak 3 BLUD dari 3 BLUD yang dibina. Perbandingan realisasi IKU "Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina" dengan tahun sebelumnya sama, dengan realisasi 100%. Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode disajikan pada gambar 3.9. Gambar 3.9 Perbandingan Realisasi IK Sasaran Program 2.6 dengan Target 2019 Prosentase 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, target 58,00 59,00 60,00 61,00 62,00 Realisasi 100,00 100,00 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 62%, maka kemajuan kinerja tahun 2016 telah mencapai 172,41%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahun 2016 telah mencapai target tahun Halaman 60 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

72 Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP melakukan evaluasi Persentase Prosestase Presentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang dibina, antara lain sebagai berikut: 1) Terkait perencanaan yaitu RPJMD periode masih dalam tahap penyusunan, sehingga apabila ada perubahan kebijakan dalam sektor kesehatan yang berpengaruh signifikan maka akan dilakukan penyesuaian terhadap RSB yang sedang disusun; 2) Puskesmas sedang dalam proses mempersiapkan syarat-syarat administratif untuk dapat menerapkan PPK BLUD. Rencana tindak yang akan dilakukan untuk berikut: meningkatkan capaian kinerja sebagai 1) Menginstruksikan tim penyusun RSB yang telah ditetapkan untuk melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Tabanan guna mendapatkan informasi mengenai RPJMD periode , supaya dapat segera menyesuaikan penyusunan RSB sehingga relevan dengan perencanaan Pemerintah Tabanan yang tertuang dalam RPJMD; 2) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung agar memfasilitasi Puskesmas untuk pengajuan persyaratan BLUD kepada Pemerintah Daerah. Realisasi kegiatan, dana dan penggunaan SDM untuk mendukung pencapaian sasaran program 2.6 selama tahun 2016 adalah sebagai berikut : Uraian Satuan Target Realisasi % tase 1. Jumlah Penugasan Pengawasan PP ,00 2. Anggaran Rp ,40 3. Penggunaan SDM OH ,03 Dari sisi penggunaan dana maupun SDM (OH), pencapaian kinerja sasaran program 2.6 telah efisien. Hal ini terlihat dari rata-rata capaian IKU sasaran program sebesar 172,41% lebih tinggi daripada capaian penggunaan dana sebesar 70,40% dan penggunaan OH sebesar 66,03%. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 61

73 Sasaran Program 3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah IKU "Kapabilitas APIP Pemerintah Pemerintah Daerah" mencerminkan kualitas kapasitas dan kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam menjalankan perannya sebagai auditor intern pada instansinya masing-masing. Tingkat kapabilitas APIP disimpulkan dari hasil penilaian tingkat kapabilitas yang dilaksanakan oleh BPKP dan atau dilaksanakan sendiri oleh APIP K/L/Pemda dengan quality assurance dari BPKP menggunakan pedoman penilaian kapabilitas APIP yang dikembangkan oleh BPKP yang diadaptasi dari framework Internal Audit-Capability Model (IACM), The Institute of Internal Auditor. Kapabilitas APIP diukur menggunakan skala 1-5. Semakin tinggi nilai kapabilitas APIP menunjukkan kualitas APIP yang semakin baik dalam menjalankan perannya sebagai auditor intern. Pencapaian sasaran program Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah diindikasikan dalam capaian enam IKU, yaitu Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3), Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2), Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1), Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3), Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) dan Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1). Pengukuran capaian program dihitung berdasarkan jumlah APIP Daerah yang telah mencapai level kapabilitas tertentu dibandingkan dengan jumlah APIP yang ada di wilayah Provinsi Bali dengan rumus sebagaimana diungkapkan di atas. Capaian indikator kinerja program Peningkatan Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 3.10 Ikhtisar Capaian Program 3 Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Capaian 1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) % ,00 100,00 4. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3) % Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2) % 67 88,89 100,00 6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 1) % 33 11,11 166,33 Halaman 62 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

74 Gambaran pencapaian level kapabilitas masing-masing APIP di wilayah Provinsi Bali sampai dengan tahun 2016 sebagai berikut: Tabel 3.11 Capaian Level Kapabilitas APIP di Wilayah Provinsi Bali Level Kapabilitas Target Level 3 Inspektorat Daerah Th Level Th 1. Inspektorat Provinsi Bali Inspektorat Kabupaten Tabanan Inspektorat Kabupaten Gianyar Inspektorat Kabupaten Badung Inspektorat Kota Denpasar (dgn perbaikan) Inspektorat Kabupaten Jembrana Inspektorat Kabupaten Buleleng Inspektorat Kabupaten Bangli Inspektorat Kabupaten Karangasem Inspektorat Kabupaten Klungkung Perbandingan capaian sasaran program Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah dengan capaian tahun sebelumnya adalah: Tabel 3.12 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Program Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah Indikator Kinerja Utama 1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 2. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) 3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) 4. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3) 5. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2) 6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 1) Realisasi Capaian Kenaikan Satuan /penurun an % % % 100,00 100,00 100,00 100,00 - % % 33,33 88,89 100,00 100,00 55,56 % 66,67 11,11 122,22 166,33 55,56 Realisasi tahun 2016 jika dibanding dengan target akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali periode menunjukan telah mengarah pada pencapaian sasaran program untuk mewujudkan seluruh APIP di Provinsi Bali telah mencapai Level 3 pada tahun 2019 yang disajikan dalam gambar L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 63

75 % 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% Gambar 3.10 Perbandingan Realisasi IK Sasaran Program 3 dengan Target L3 Prov 0% 0% 0% 100% 100% R L3 Prov 0% 0% L2 Prov 0% 0% 100% 0% 0% R L2 Prov 0% 0% L1 Prov 100% 100% 0% 0% 0% R L1 Prov 100% 100% L3 Kab/Kota 0% 0% 33% 33% 100% R L3 Kab/Kota 0% 0% L2 K 0% 67% 67% 67% 0% R L2 Kab/Kota 33% 89% L1 K 100% 33% 0% 0% 0% E L1 Kab/Kota 67% 11% Realisasi kegiatan, dana dan penggunaan SDM untuk mendukung pencapaian sasaran program 3 selama tahun 2016 adalah sebagai berikut : Uraian Satuan Target Realisasi % tase 1. Jumlah Penugasan PP ,00 Pengawasan 2. Anggaran Rp ,66 3. Penggunaan SDM OH ,12 Dari sisi penggunaan dana pencapaian kinerja sasaran program 3 efisien. Hal ini terlihat dari rata-rata capaian IKU sasaran program sebesar 132,67% lebih tinggi daripada capaian penggunaan dana sebesar 94,66%. Namun tidak efisien dalam penggunaan OH, capaian IKU sasaran lebih rendah dari penggunaan OH sebesar 444,12%. BPKP Perwakilan Provinsi Bali pada tahun 2016 melaksanakan monitoring dan evaluasi peningkatan kapabilitas APIP pada 7 Inspektorat Kabupaten/Kota dan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapabilitas APIP menuju level 3 pada 2 Inspektorat Kabupaten. Halaman 64 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

76 . Sasaran Program 4 Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP Sasaran program Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP diukur dengan IKU berupa Persepsi Kepuasan Layanan Kesetmaan meliputi dua kegiatan yaitu tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan dan termanfaatkannya Aset secara optimal. Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei dengan menyebarkan kuesioner kepada para penerima layanan dalam hal ini pegawai dari seluruh unit kerja di lingkungan BPKP Perwakilan Provinsi Bali secara uji petik dan dihitung menggunakan metode skala likert Realisasi IKU Persepsi Kepuasan Layanan Kesetmaan sebesar 7,6 skala likert atau mencapai 108,57% dari target tahun 2016 sebesar 7 skala likert. Capaian tersebut merupakan rata-rata capaian persepsi kepuasan pada tiga Sub Bagian layanan sebagaimana disajikan pada Tabel NO Tabel 3.13 Capaian Kinerja IKU Persepsi Kepuasan Layanan Kesetmaan/Ketatausahaan Tahun 2016 SUB BAGIAN SKOR PERSEPSI (SKALA LIKERT 1 10)10) TARGET SKALA LIKERT (1 10) CAPAIAN % 1 Kepegawaian 7, ,57 2 Keuangan 8, ,29 3 Umum 7, ,57 Jumlah 7, ,57 No. BSkor Persepsi Realisasi sebesar 7,6 skala likert mencapai 108,57% dibandingkan dengan target IKU tahun 2019 sebesar 8 skala likert. Untuk itu, perlu terus meningkatkan kualitas layanan agar target tahun 2019 sebesar 8 skala likert dapat dicapai. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 65

77 Gambar 3.11 Perbandingan Realisasi IK Sasaran Program 4 dengan Target 2019 Capaian IKU Persepsi kepuasan layanan kesetmaan menyerap dana sebesar Rp ,00 atau 96,13 % dari anggaran sebesar Rp ,00 dan SDM sebanyak OH atau 128,42% dari rencana sebanyak OH. Dari sisi penggunaan dana, IKU Persepsi Kepuasan Layanan Kesetmaan telah dicapai secara efisien. Namun dari penggunaan sumber daya manusia (OH) tidak efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKU sebesar 108,57% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian penggunaan dana sebesar 95,85% dan lebih rendah dari capaian OH sebesar 128,42%. Prosentase 8,00 7,80 7,60 7,40 7,20 7,00 6,80 6,60 6, target 7,00 7,00 7,00 7,00 8,00 Realisasi 7,56 7,60 Kinerja dukungan dalam lingkup Ketatausahaan meliputi kegiatan : 1) Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan; 2) Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara perwakilan BPKP; 3) Terlaksananya rehabilitasi kantor perwakilan BPKP. Capaian Kegiatan Termanfaatkannya aset secara optimal diukur dengan indikator Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara perwakilan BPKP dan terlaksananya rehabilitasi kantor perwakilan BPKP. Sampai dengan akhir Desember 2016 pekerjaan rehab berat rumah negara sudah dilaksanakan atau tercapai 100% dengan realisasi dana sebesar Rp ,00 atau 99,51% dari jumlah anggaran sebesar Rp ,00. Kegiatan rehabilitasi kantor perwakilan BPKP sudah terlaksana atau tercapai 100%, dengan realisasi dana sebesar Rp ,00 atau 96,27% dari jumlah anggaran sebesar Rp ,00. Halaman 66 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

78 C. Realisasi Keuangan Anggaran BPKP Perwakilan BPKP Provinsi Bali tahun 2016 sebesar Rp , dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 96,10% dari jumlah anggaran. Rincian per program dan per jenis belanja dapat dilihat pada Tabel 3.13 dan Tabel Tabel 3.14 Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Program NO JENIS BELANJA ANGGARAN REALISASI 1 Dukungan Manajemen dan , ,00 Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya- BPKP 2 Pengawasan Intern Akuntabilitas , ,00 Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Jumlah , ,00 Dari Tabel 3.11 menunjukkan realisasi anggaran untuk program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP sebesar Rp ,00 atau 96,13% dari rencana sebesar Rp ,00 dan program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebesar Rp ,00 atau 95,87% dari rencana sebesar Rp ,00. Tabel 3.15 Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja NO JENIS BELANJA ANGGARAN REALISASI CAPAIAN 1 Belanja Pegawai , ,00 97,18% 2 Belanja Barang , ,00 93,29% 3 Belanja Modal , ,00 98,79% Jumlah , ,00 96,10% Jenis Belanja Anggaran Realisasi Tabel 3.14 menunjukkan realisasi belanja pegawai sebesar Rp ,00 atau 97,18% dari rencana sebesar Rp ,00, realisasi belanja barang sebesar Rp ,00 atau 93,29% dari rencana sebesar Rp ,00, dan realisasi belanja modal sebesar Rp ,00 atau 98,79% dari rencana sebesar Rp ,00. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 67

79 Tidak tercapainya target penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar 3,90% disebabkan: Belanja Pegawai tidak terserap 2,82% atau sebesar Rp ,00 karena berkurangnya jumlah pegawai akibat mutasi dan pensiun serta rencana penambahan pegawai untuk jabatan verifikator tidak terealisasi; Belanja Barang tidak terserap 6,71% atau sebesar Rp ,00 karena adanya efisiensi, self-blocking tahap II sesuai surat Sesma No S-1758/SU/03/1016 tanggal 15 Agustus 2016; Belanja Modal tidak terserap 1,21% atau sebesar Rp ,00 karena efisiensi anggaran sedangkan target fisik telah tercapai 100%. Halaman 68 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

80 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali, disamping merupakan pertanggungjawaban kinerja Perwakilan dalam mendukung mencapai sasaran strategis BPKP tahun 2016, juga mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Realisasi kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali tahun 2016 tercermin dari pencapaian sasaran program sebagai berikut: Sasaran Program IKU Capaian IKU 1 Sasaran Program 1 Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Sasaran Program 1.1 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara Sasaran program 1.2 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi Sasaran Program 1.3 Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum, K/L/P/K Bidang Pengawasan Keinvestigasian 2 Sasaran Program 2 Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi Tercapai 153,02% Tercapai 100,00% Tercapai 142,28% Sasaran Program 2.1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3 Tercapai 100,00% Sasaran Program 2.2 Maturitas SPIP Kabupaten/kota (level 3) Tercapai 200,00% Sasaran Program 2.3 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik *); Sasaran Program 2.4 Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik) *); Sasaran Program 2.5 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina; Sasaran Program 2.6 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina 3 Sasaran Program 3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Belum ditargetkan Tercapai 188,68% Tercapai 146,75% Tercapai 172,41% Sasaran Program 3.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) Belum ditargetkan Sasaran Program 3.2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) Belum ditargetkan Sasaran Program 3.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) Tercapai 100,00% Sasaran Program 3.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Belum ditargetkan Kabupaten/Kota(Level 3) Sasaran Program 3.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Tercapai 100,00% (Level 2) Sasaran Program 3.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Tercapai 166,33% (Level 1) L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 69

81 Sasaran Program IKU Capaian IKU Sasaran Program Dukungan: pengawasan BPKP Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam 1. Persepsi kepuasan layanan kesetmaan Tercapai 108,57% Sasaran Kegiatan Tersedianya informasi hasil pengawasan pada Perwakilan BPKP 1. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Tercapai 94,32% 2. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita Tercapai 100,00% 3. Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita Tercapai 100,00% 4. Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Tercapai 100,00% 5. Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda Belum ditargetkan Sasaran Kegiatan Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan 1. Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Tercapai 100,00% Disadari sepenuhnya bahwa pencapaian sasaran program memerlukan upaya dan kerja keras yang berkesinambungan. Tidak terdapat kendala yang signifikan dalam pencapaian sasaran program di Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Namun target penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember 2016 masih dibawah dibawah target 3,90%, disebabkan: 1. Belanja Pegawai tidak terserap 2,82% atau sebesar Rp ,00 karena berkurangnya jumlah pegawai akibat mutasi dan pensiun serta rencana penambahan pegawai untuk jabatan verifikator tidak terealisasi; 2. Belanja Barang tidak terserap 6,71% atau sebesar Rp ,00 karena adanya efisiensi, self-blocking tahap II sesuai surat Sesma No S-1758/SU/03/1016 tanggal 15 Agustus 2016; 3. Belanja Modal tidak terserap 1,21% atau sebesar Rp ,00 karena efisiensi anggaran sedangkan target fisik telah tercapai 100%. Guna lebih mengoptimalkan capaian kinerja program, Perwakilan BPKP Provinsi Bali menyusun Rencana Tindak untuk meningkatkan capaian kinerja kualitas penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah Provinsi, sebagai berikut: 1. Pembinaan penyelenggaraan SPIP, agar dianggarkan porsi yang cukup, baik dari segi pembiayaan maupun ketersediaan tenaga fasilitator; 2. Mendorong dilaksanakannya penilaian secara mandiri atas level maturitas penyelenggaraan SPIP pada pemerintah daerah; Halaman 70 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

82 3. Perwakilan BPKP Provinsi Bali secara periodik bersama-sama dengan APIP pada Pemerintah Daerah, melaksanakan pelatihan, Bimtek, Workshop SPIP dengan mengintegrasikan dalam kegiatan Rakorwas yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Bali; 4. Menambahkan materi SPIP pada setiap kegiatan Diklat pimpinan untuk memperkenalkan/menginternalisasi SPIP; 5. Memberikan kesempatan kepada pegawai BPKP dan APIP untuk mengikuti diklat SPIP. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n Halaman 71

83 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Nomor: LKIN-007/PW03/6/2017 Tanggal: 10 Januari 2017 DAFTAR ISI Ikhtisar Kinerja Bab III Akuntabilitas Kinerja Kata Pengantar... Daftar

Lebih terperinci

Kepala, Ardan Adiperdana

Kepala, Ardan Adiperdana Nomor : LKIN-4/K/SU/2017 Tanggal : 21 FEBRUARI 2017 KATA PENGANTAR L aporan Kinerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian sasaran

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan Laporan Kinerja Tahun 206 Provinsi Kalimantan Selatan KATA PENGANTAR Tahun 206 merupakan tahun kedua Renstra Provinsi Kalimantan Selatan yang telah disusun sebagai bagian dari Renstra BPKP. Tahun 206 juga

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. - 2 - Mengingat : 1. Peraturan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi (Lembaran Negara Republik Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

Lebih terperinci

Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai

Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai P uji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT Nomor : LAP-011/PW03/1/2016 Tanggal : 20 Januari 2016 Kata Pengantar Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR alam rangka melaksanakan tata pemerintahan yang baik (good governance) adalah tersusunnya laporan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan tahun berjalan untuk mewujudkan komitmen organisasi penyelenggara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi... B. Aspek Strategis Organisasi... 4 C. Kegiatan dan Layanan Produk

Lebih terperinci

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (SAKIP) dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Lebih terperinci

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Menurut Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (SAKIP) dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 NOMOR : LAP-6/PW02/1/2016 TANGGAL : 8 JANUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar Daftar Isi

DAFTAR ISI. Kata Pengantar Daftar Isi DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Ringkasan Eksekutif v I. Pendahuluan 1 A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi... 2 B. Aspek Strategis... 4 C. Kegiatan dan Produk Organisasi... 7 D. Struktur

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat PERJANJIAN KINERJA P enetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan. Target

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA)

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA) PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA) PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 LAP-20/PW14/1/16 2 FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015 PERWAKILAN KANTOR GUBERNUR BPKP PROVINSI MALUKU MALUKU UTARA UTARA NOMOR : S-14/PW33/1/2015 TANGGAL 25 Januari 2015 LAKIP

Lebih terperinci

Suplemen Rencana Strategis

Suplemen Rencana Strategis Suplemen Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat 2010-2014 Lampiran Keputusan Nomor KEP-2220/PW14/1/2012 Tanggal 28 Desember 2012 SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta.

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta Timur 320 Telepon (02) 85907460, Faksimile (02) 890663, E-mail dki@bpkp.go.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan ii

DAFTAR ISI. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan ii KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan media akuntabilitas yang dapat digunakan sebagai pertanggungjawaban atas capaian kinerja instansi pemerintah setingkat Eselon II ke atas.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN 2017 KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT NOMOR KEP 61/PW27/6/2017 TANGGAL 20 FEBRUARI 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN 63 BAB III OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Untuk

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KINERJA 2016

PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KINERJA 2016 PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KINERJA 2016 Nomor : /PW11/1/2016 Tanggal : 30 Desember 2016 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF i iii v BAB I PENDAHULUAN A Tugas, Fungsi,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 NOMOR : LAP-6/PW02/1/2016 TANGGAL : 8 JANUARI 2016 PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 32,5 Banjarbaru 70711 Telp: (0511) 4781116 Faksimili : (0511) 4774501 email : kalsel@bpkp.go.id,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Nomor: LAP-11/D4/2016 Tanggal 30 Desember 2016 ii KATA PENGANTAR Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabel serta untuk memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 NOMOR : LAP-13/PW17/1/2017 TANGGAL : 11 JANUARI 2017

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... I Ii iv BAB I PENDAHULUAN... A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi... B. Aspek Strategis Organisasi... C. Kegiatan dan Layanan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012 LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA / DAERAH PADA PROVINSI PAPUA TAHUN 2012 Nomor: LAP- 20/PW26/1/2012 Tanggal: 18 Januari 2012 LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

Lebih terperinci

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2015 Pengantar PENGANTAR

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2015 Pengantar PENGANTAR PENGANTAR LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2015 Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan rahmat-nya penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR : LKIN-129/PW28/1/2017 TANGGAL: 10 JANUARI 2017 Kata Pengantar Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkah dan rahmat-nya

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Untuk mewujudkan visi, BPKP memiliki tiga misi, yaitu:

RINGKASAN EKSEKUTIF. Untuk mewujudkan visi, BPKP memiliki tiga misi, yaitu: RINGKASAN EKSEKUTIF Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan unit organisasi mandiri yang mendukung dan melaksanakan kebijakan BPKP Pusat. Perwakilan BPKP memiliki visi, misi, tujuan

Lebih terperinci

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja INFORMASI KINERJA Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggarannya.

Lebih terperinci

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis Ringkasan Eksekutif Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mengantar BPKP memasuki babak baru yang menegaskan peran BPKP sebagai Auditor

Lebih terperinci

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut :

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut : RENCANA STRATEGIS 2010-2014 PERWAKILAN BPKP SULUT Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun 2010-2014 dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pernyataan Visi Sejalan dengan

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau LAPORAN KINERJA 2015 : LKIN-158/PW28/1/2016

Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau LAPORAN KINERJA 2015 : LKIN-158/PW28/1/2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau LAPORAN KINERJA 2015 NOMOR : LKIN-158/PW28/1/2016 TANGGAL : 15 JANUARI 2016 Kata Pengantar Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN. Laporan Kinerja. Perwakilan BPKP Provinsi Banten

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN. Laporan Kinerja. Perwakilan BPKP Provinsi Banten BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten 2016 Nomor : LAP-5/PW30/6/2017 Tanggal : 10 Januari 2017 I KATA PENGANTAR Memenuhi

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Nomor : S-249/PW22/2017 Tanggal : 16 Januari 2017 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI Jalan Kapten Tantular, Denpasar 80235 Telepon: (0361) 246772, Faksimile: (0361) 246771

Lebih terperinci

2016, No Nomor 400); 3. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2016, No Nomor 400); 3. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1512, 2016 BPKP. kebijakan Pengawasan. Tahun 2017. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN BADAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia LAPORAN KINERJA 2014 BPKP untuk Indonesia Nomor: LKIN- 502/K.SU/01/2015 Tanggal: 26 Februari 2015 Ringkasan Eksekutif B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN Pada bab sebelumnya telah diuraikan tentang visi, misi dan tujuan yang pencapaiannya diukur dari pencapaian sasaran strategis, sasaran program

Lebih terperinci

LAP-464/PW33/6/2016 30 DESEMBER 2016 iii Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF i ii iv BABI PENDAHULUAN A Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi 1 B Aspek Strategis Organisasi 4 C

Lebih terperinci

Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 3

Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 3 No. 1366, 2014 BPKP. Kepulauan Riau. Bangka Belitung. Banten. Bali. Nusa Tenggara Barat. Kalimantan Tengah. Sulawesi Barat. Gorontalo. Maluku Utara. Papua Barat. Perwakilan. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI LAPORAN MONITORING KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2016

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI LAPORAN MONITORING KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI LAPORAN MONITORING KINERJA PERWAKILAN PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN NOMOR : LKIN-1645/PW22/6/ TANGGAL : 24 JUNI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

L K j LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

L K j LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L K j 2 0 1 6 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT N O M O R : L A P - 11 / P W 1 4 / 6 / 2 0 1 7 TA N G G A L : 1 2 J A N U A R I 2 0 1 7 PERWAKILAN BPKP PROVINSI

Lebih terperinci

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan No.1863, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan BPKP. Provinsi. Sumut. Provinsi Sumsel. Provinsi DKI Iakarta. Provinsi Jabar. Provinsi Jateng. Provinsi Jatim. Provinsi Sumsel. PERATURAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA BARAT BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR : LAP-015/PW03/1/2016 TANGGAL: 28 JANUARI 2016 KATA PENGANTAR R encana Kinerja tahun 2016 menjabarkan target kinerja yang

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TAHUN 2015

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 Nomor. : LAP 31/PW09/1/2016 Tanggal : 18 Januari 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAPORAN ANALISIS PENUGASAN PENGAWASAN ATAS PROGRAM KERJA PENGAWASAN (PKPT) PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah NOMOR: LAKIP - 023 /PW18/1/2014 TANGGAL 21 JANUARI 2014 Ringkasan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nomor : LKIN-991/PW/17/1/2013 Tanggal : 31 DESEMBER 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH. Kata Pengantar

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH. Kata Pengantar BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH Kata Pengantar Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah ini merupakan media akuntabilitas pelaksanaan tugas dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan. Organisasi. Tata Kerja. No.1241, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Papua Barat yang sebelumnya wilayah kerjanya berada/merupakan bagian dari Perwakilan BPKP Provinsi Papua telah menyusun

Lebih terperinci

2016, No Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Maluku, dan Provinsi Papua; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 T

2016, No Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Maluku, dan Provinsi Papua; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 T No.247, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA.. Prov. Sumbar. Prov.Riau. Prov. Jambi. Prov. Bengkulu. Prov. Lampung. Prov.Kalbar. Prov.Kaltim. Prov. Kalsel. Prov.NTT. Prov.Sulteng. Prov. Sultra. Prov.Maluku.

Lebih terperinci

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Rencana Strategis 2010-2014 Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DIY tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: Visi : Auditor Presiden yang responsif,

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI BENGKULU. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI BENGKULU. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH Nomor : S- 0104/PW06/6/2017 Tanggal : 17 Januari 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI BENGKULU SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 1 2 A. Sasaran Program Indikator Kinerja Program 1. Perbaikan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI SAMPAI DENGAN TRIWULAN II 2017

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI SAMPAI DENGAN TRIWULAN II 2017 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA SAMPAI DENGAN TRIWULAN II 2017 NOMOR : LKIN-1409/PW22/6/2017 TANGGAL : 22 JUNI 2017 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI

Lebih terperinci

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina 11 T erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP), menegaskan BPKP bertugas melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009 www.bpkp.go.id KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009 KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, Menimbang

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN RENCANA KINERJA BPKP PERWAKILAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN RENCANA KINERJA BPKP PERWAKILAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN RENCANA KINERJA BPKP PERWAKILAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 Nomor: KEP-339/PW26/1/2015 Tanggal: 31 Juli 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 RENCANA RENCANA 1. PROGRAM - Meningkatnya kualitas pengawasan lintas sektor yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 80% 80% 90% 90% 155,8 313,5 377,4 410,5 PENGAWASAN INTERN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT LAPORAN KINERJA 2016 PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT LAPORAN KINERJA 2016 PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT LAPORAN KINERJA 206 PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT LAPORAN KINERJA 206 Nomor : LKIN-09/PW27/6/207 Tanggal : 2 JANUARI 207 Daftar Isi Kata Pengantar.. Daftar

Lebih terperinci

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, merupakan pertanggungjawaban atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Berangkat dari pemikiran tersebut, Perwakilan

Lebih terperinci

Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun Maret 2013

Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun Maret 2013 Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2014 27 Maret 2013 Lampiran Keputusan Nomor KEP- 16/PW27/1/2013 BUTIR-BUTIR TAMBAHAN RENSTRA PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

Lebih terperinci

LAKIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LAKIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah TAHUN 2014 NOMOR : LAP- 28/PW29/1/2015 TANGGAL : 27 JANUARI 2015 Ikhtisar Eksekutif

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Ringkasan Eksekutif...

DAFTAR ISI. Ringkasan Eksekutif... DAFTAR ISI Halaman Judul Daftar Isi Halaman Ringkasan Eksekutif... i BAB I Pendahuluan... 1 A. Data Umum... 3 B. Struktur Organisasi... 4 C. Keterkaitan dengan Rencana Strategis... 6 D. Keterkaitan dengan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Laporan Kinerja Tahun Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur Laporan Kinerja Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur Nomor : LAKIP-11/PW13/2016 Tanggal : 12 Januari 2016 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan

Lebih terperinci

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan

Lebih terperinci

Sasaran 7 dari Tujuan 5 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 100,00% Sasaran 4 dari Tujuan 3 : Dari 1 IKU dominan tercapai 100,00%

Sasaran 7 dari Tujuan 5 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 100,00% Sasaran 4 dari Tujuan 3 : Dari 1 IKU dominan tercapai 100,00% IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, merupakan pertanggungjawaban atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Berangkat dari pemikiran tersebut, Perwakilan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: KEP-104/PW29/1/2015

Lebih terperinci

Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012

Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012 28 Desember 2012 Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

diperlukan untuk menghindari penyimpangan yang terlalu jauh antara Dalam tahun 2016, Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka

diperlukan untuk menghindari penyimpangan yang terlalu jauh antara Dalam tahun 2016, Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Ringkasan Eksekutif R encana Kinerja merupakan salah satu komponen/siklus dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dimulai dari Perencanaan Strategis (Renstra), Rencana Kinerja (Renja),

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANN PERWAKILAN PROVINSI BALI Jalan Kapten Tantular, Denpasar 80235 Telepon: (0361) 246772, Faksimile: (0361) 246771 E-mail: bali@ @bpkp.go.id RENCANA STRATEGIS BADAN

Lebih terperinci

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN 1. Peran APIP harus lebih diitingkatkan agar permasalahan terkait masih adanya Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah yang

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Nomor. : LAP- 34 /PW09/1/2015 Tanggal : 19 Januari 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 NOMOR : LEK-4./PW09/1/2014 TANGGAL : 08 Januari 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA. Nomor : LKIN-129/PW08/1/2015 Tanggal : 05 Mei 2015

RENCANA KINERJA. Nomor : LKIN-129/PW08/1/2015 Tanggal : 05 Mei 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG RENCANA KINERJA Nomor : LKIN-129/PW08/1/2015 Tanggal : 05 Mei 2015 Jalan Basuki Rahmat Nomor 33 Bandar Lampung Telepon (0721) 483129

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... III BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... III BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... I II RINGKASAN EKSEKUTIF... III BAB I PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI... 1 B. ASPEK STRATEGIS... 2 C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK... 3 D. STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah Subhaanahu wa Ta ala atas berkah dan rahmat yang telah diberikan sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Nomor: S 2984/PW22/2016 Tanggal: 18 NOVEMBER 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI Jalan Kapten Tantular, Denpasar 80235 Telepon:

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI LAPORAN MONITORING KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TRIWULAN III TAHUN 2016

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI LAPORAN MONITORING KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TRIWULAN III TAHUN 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI LAPORAN MONITORING KINERJA PERWAKILAN PROVINSI BALI TRIWULAN III TAHUN NOMOR : LKIN-2627/PW22/6/ TANGGAL : 5 Oktober BADAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

VISI, MISI DAN TUJUAN VISI

VISI, MISI DAN TUJUAN VISI VISI, MISI DAN TUJUAN VISI Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, termasuk terbitnya mandat baru sesuai PP No. 60 Tahun 2008, BPKP menegaskan jati dirinya sebagai Auditor Presiden. Konsekuensinya,

Lebih terperinci

PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG KATA PENGANTAR

PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG KATA PENGANTAR PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah mengamanatkan kepada setiap unit eselon II instansi pemerintah untuk menyusun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran : 2.1 1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) KATA PENGANTAR Prinsip manajemen berbasis kinerja mengharuskan setiap instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya melalui Laporan Kinerja (LKj) Instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan secara berkesinambungan meliputi seluruh bidang kehidupan, maka masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 NOMOR : LAKIP-016/PW23/6/2017

Lebih terperinci