DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR alam rangka melaksanakan tata pemerintahan yang baik (good governance) adalah tersusunnya laporan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan tahun berjalan untuk mewujudkan komitmen organisasi penyelenggara negara dalam mempertanggung-jawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) maka disusun Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun Tujuan disusunnya laporan kinerja adalah: 1. Media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi; 2. Sarana untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kinerja; dan 3. Informasi bagi kepentingan pimpinan dalam pengambilan keputusan. Penyusunan Laporan Kinerja ini mengacu kepada Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis (Renstra) BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat Tahun Laporan kinerja ini disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Berkat kebersamaan, kedisiplinan serta kerja keras dari seluruh jajaran dengan memperhatikan optimalisasi seluruh sumber daya yang ada, program dan kegiatan dapat dilaksanakan dengan capaian kinerja yang memuaskan. Hal ini menjadi modal dasar peningkatan pelaksanaan tugas dan fungsi sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara lebih optimal dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan di masa yang akan datang. Laporan Kinerja 2016 i

3

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR TABEL vi IKHTISAR EKSEKUTIF vii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi 1 B. Aspek Strategis Organisasi 4 C. Kegiatan Layanan Produk Organisasi 6 D. Struktur Organisasi 8 E. Sistematika Penyajian 11 BAB II PERENCANAAN KINERJA 12 A. Rencana Strategis Pernyataan Visi Pernyataan Misi Tujuan Strategis Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Kebijakan Program dan Kegiatan 18 B. Perjanjian Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 24 A. Ringkasan Capaian Kinerja 26 B. Rincian dan Analisis Capaian Kinerja 28 C. Akuntabilitas Keuangan 69 BAB IV PENUTUP 72 LAMPIRAN : 1. Penjabaran Indikator Kinerja Utama Laporan Kinerja 2016 iii

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat 3 Gambar 1.2 Struktur Organisasi 8 Gambar 1.3 Struktur Organisasi setelah perubahan 11 Laporan Kinerja 2016 iv

6 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1 Capaian Indikator Kinerja Outcome vii Grafik 2 Capaian Indikator Kinerja Output viii Laporan Kinerja 2016 v

7 DAFTAR TABEL Halaman. Tebel 2.1 Misi dan Tujuan 14 Tabel 2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis 15 Tabel 2.3 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Jawa Barat 16 Tebel 2.4 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Program 20 Tabel 2.5 Sasaran dan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan serta Target Tahun Tabel 2.6 DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun Tebel 3.1 Ringkasan Capaian Kinerja 26 Tabel 3.2 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara 29 Tabel 3.3 Capaian Kinerja Kegiatan (Output) Sasaran Strategis 1 41 Tabel 3.4 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi 44 Tabel 3.5 Level Maturitas SPIP Kabupaten/Kota Tahun Tabel 3.6 Capaian Kinerja Kegiatan (Output) Sasaran Strategis 2 56 Tabel 3.7 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Interm Pemda 58 Tabel 3.8 Level Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota Tahun Tabel 3.9 Capaian Kinerja Kegiatan (Output) Sasaran Strategis 3 64 Tabel 3.10 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4 Meningkatnya Kualitas Pelayaan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP 66 Tabel 3.11 Capaian Kinerja Kegiatan 67 Tabel 3.12 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2016 Tabel 3.13 (sebelum rekonsiliasi dengan KPPN) 69 Rincian Pengembalian Belanja per Program (sebelum rekonsiliasi dengan KPPN) 70 Tabel 3.14 Realisasi Kegiatan yang Bersumber Dana dari Kemitraan 70 Tabel 3.15 Anggaran dan Realisasi per Sasaran Strategis (sebelum rekonsiliasi dengan KPPN) 71 Laporan Kinerja 2016 vi

8 IKHTISAR EKSEKUTIF aporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 merupakan dokumen untuk mempertanggung-jawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan selama Tahun 2016 dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara sistematis dan melembaga. Pertanggungjawaban kinerja tersebut dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja Tahun 2016 dengan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 yang disusun pada awal tahun sebagai bagian dari penjabaran Rencana Strategis (Renstra) periode Tahun Pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat dilakukan terhadap indikator kinerja (outcome) yang ditetapkan dalam dokumen PK Tahun 2016 berdasarkan 4 (empat) sasaran strategis. Dari 16 (enam belas) indikator yang diukur, seluruhnya (100%) telah mencapai target dengan rincian 10 indikator (62,50%) melebihi target dan 6 indikator (37,50%) sesuai target. Dengan demikian, secara umum capaian kinerja Tahun 2016 dapat tercapai. Indikator Kinerja Outcome 37.50% 62.50% Di Atas Target Sesuai Target Grafik.1 Capaian Indikator Kinerja Outcome Laporan Kinerja 2016 vii

9 Sedangkan capaian indikator kinerja output secara umum tercapai mengingat dari 8 (delapan) indikator output yang ada, seluruh indikator tersebut mencapai target atau 100% dari total indikator. Pencapaian target output tersebut telah sesuai dengan kebijakan penetapan target yang ditetapkan BPKP Pusat. Indikator Kinerja Output 0.00% % 0.00% Di Atas Target Sesuai Target Di Bawah Target Grafik.2 Capaian Indikator Kinerja Output Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan proses berakuntabilitas adalah: 1. Keselarasan antar dokumen perencanaan yaitu Renstra, PK dan PKP2T belum sepenuhnya terbangun. Masih dijumpai perbedaan target antara PK dengan PKP2T maupun Renstra, sehingga target dalam PK tidak tercapai sementara di sisi lain adanya kinerja sesuai PKP2T yang tidak dapat dilaporkan karena tidak sesuai dengan PK. 2. Kelemahan dalam penyajian capaian kinerja saat ini dan/atau sampai dengan saat ini dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra. Kondisi ini disebabkan masih adanya kelemahan dalam perumusan Indikator Kinerja Utama khususnya yang terkait dengan tipe/jenis penghitungan IKU yang terbagi atas tipe penghitungan yang kumulatif dan non-kumulatif sebagaimana yang dimaksud Permen PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan IKU dan Permen PAN dan RB Nomor 47 Tahun 2011 sebagai referensi. Laporan Kinerja 2016 viii

10 Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, perlu dilaksanakan hal-hal sebagai berikut: 1. Perbaikan sistem perencanaan dengan menjaga keselarasan antar dokumen perencanaan dengan komitmen semua pihak penanggung jawab kegiatan. 2. Perbaikan definisi dan rumusan indikator kinerja outcome, sistem pengumpulan data kinerjanya serta cara mengukur indikator hasil (outcome) yang disepakati oleh semua pihak yang terlibat pada awal tahun agar terdapat kesamaan pandang terhadap capaian outcome tersebut pada saat penyusunan Laporan Kinerja akhir tahun. Laporan Kinerja 2016 ix

11 BAB I PENDAHULUAN A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi rganisasi BPKP ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). BPKP merupakan aparat pengawasan intern pemerintah yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BPKP mempunyai tugas dan fungsi yang terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi BPKP di Daerah maka dibentuk Kantor Perwakilan BPKP di setiap Provinsi. Atas dasar pertimbangan tersebut Kepala BPKP menetapkan organisasi dan tata kerja Perwakilan BPKP sesuai Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Mengacu pada regulasi di atas, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Jawa Barat sebagai berikut: 1. Kedudukan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat merupakan instansi vertikal BPKP di Provinsi Jawa Barat yang berada dan bertanggungjawab kepada Kepala BPKP. 2. Tugas Pokok Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas: a. melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral; b. melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara; Laporan Kinerja

12 c. melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan atau atas permintaan Kepala Daerah; d. melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada wilayah kerjanya; dan e. melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Fungsi Dalam melaksanakan tugasnya, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan rencana dan program; b. pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP; c. pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah; d. pengawasan atas penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan/atau lintas kemcnterian/lembaga/wilayah; e. pengawasan terhadap kegiatan keber.daharaan umum negara di wilayah kerjanya; f. pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah; g. pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan daerah; h. pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah, BUMN/BUMD, dan kinerja instansi Pemerintah Pusat/Daerah/BUMN/BUMD; i. pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja sama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; j. evaluasi terhadap pelaksanaan good curporate governance dari laporan akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan iain Laporan Kinerja

13 yang d: dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan; k. audit investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pengawasan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara serta pemberian keterangan ahli kepada instansi penyidik dan instansi pemerintah iainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan; l. pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan; dan m. pelaksanaan administrasi Perwakilan RPKP. Gambar 1.1 Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Laporan Kinerja

14 B. Aspek Strategis Organisasi Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi (tupoksi), Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat tidak lepas dari pengaruh lingkungan strategis. Lingkungan strategis yang berpengaruh adalah sebagai berikut: 1. Pengendalian Intern pada Instansi Pemerintah Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel, Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Walikota/ Bupati wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. Atas dasar tersebut diperlukan sistem pengendalian intern yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Hal ini bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai (reasonable assurance) bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistem ini diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Mandat baru yang diemban BPKP adalah sebagai Auditor Presiden yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. BPKP sebagai Auditor Presiden mengemban mandat untuk melakukan pengawasan pengawasan terhadap akuntabilitas keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk menjamin berlangsungnya penerapan SPIP di seluruh instansi pemerintah khususnya di Provinsi Jawa Barat. 2. Tuntutan Terselenggaranya Kepemerintahan yang Baik (Good Governance) Perkembangan paradigma kepemerintahan menuju ke arah Good Governance dan penciptaan administrasi yang berdaya guna, berhasil guna, Laporan Kinerja

15 dan berkeadilan telah membuka kesadaran bagi setiap orang, terutama aparat pemerintah, untuk senantiasa tanggap akan tuntutan lingkungannya dengan berupaya memberikan pelayanan yang terbaik secara transparan dan berakuntabilitas. Terhadap tuntutan ini, BPKP telah berusaha keras memenuhinya dengan memberikan bukti antara lain dengan ditetapkannya salah satu tupoksi berupa evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah. 3. Tuntutan Masyarakat untuk Terbentuknya Aparatur yang Bersih dan Bebas dari Praktek-Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) Perkembangan yang terjadi di masyarakat pada saat ini adalah makin tumbuhnya kesadaran bahwa praktek-praktek KKN harus diberantas. Tuntutan masyarakat tersebut mempengaruhi tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat sebagai lembaga pengawasan dalam memerangi KKN dengan cara preventif, edukatif dan represif. Hal ini ditandai dengan adanya salah satu tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yaitu melakukan investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, BUMN, dan badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, audit terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan audit pada instansi penyidik serta instansi pemerintah lainnya. Juga dilakukan sosialisasi anti korupsi sebagai langkah edukatif mencegah korupsi. 4. Tuntutan Stakeholders akan Audit Independen Kepercayaan stakeholders akan audit independen dari BPKP semakin hari semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas. Hal ini mengharuskan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat untuk menjaga kepercayaan tersebut dengan meningkatkan kualitas hasil audit. Hal tersebut terus diupayakan secara berkesinambungan dengan meningkatkan kualitas SDM dan sarana prasarana pendukungnya. Diantara kebutuhan stakeholders tersebut yaitu kebutuhan Menteri Keuangan dan pemberi pinjaman luar negeri akan audit independen yang obyektif yang kemudian ditindaklanjuti dengan permintaan audit umum/ Laporan Kinerja

16 operasional kepada BPKP Pusat untuk mengaudit kegiatan Instansi Pemerintah Pusat/Daerah yang menggunakan dana APBN dan/atau pinjaman luar negeri, telah disikapi oleh Perwakilan dengan pelaksanaan penugasan audit berdasarkan permintaan tersebut di atas. C. Kegiatan Layanan Produk Organisasi Sesuai dengan dokumen Rencana Strategis, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat melaksanakan jenis kegiatan pengawasan sebagai berikut: 1. Pre-emptif Jenis kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan pemberantasan KKN. Sasaran jenis kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit birokrasi yang bersifat laten. 2. Preventif Jenis kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen risiko, dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan dengan unsurunsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang berlangsungnya moral hazard di birokrasi. 3. Represif Jenis kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus-kasus penyimpangan dan perbuatan melawan hukum. Untuk menjaga konsistensi nomenklatur perencanaan dan penganggaran, kegiatan pengawasan BPKP disesuaikan dengan nomenklatur yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi eselon II/satker yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan dari Laporan Kinerja

17 masing-masing eselon II teknis akan menghasilkan rekomendasi sebagai indikator kinerja pengawasannya. Rekomendasi dihasilkan melalui pelaksanaan komponen kegiatan, baik komponen teknis pengawasan dengan menggunakan berbagai alat (tools) pengawasan seperti audit, reviu, evaluasi, pemantauan maupun komponen yang mendukung langsung kegiatan seperti penyusunan dan diseminasi pedoman, pemantauan pelaksanaan pengawasan, tabulasi dan lain-lain. Selain itu, terdapat pelaksanaan dukungan pengawasan meliputi penyiapan kultur organisasi, penyiapan profesionalisme SDM, penyiapan SOP pelaksanaan kegiatan, penyiapan sarana dan prasarana dan lain-lain yang mendukung secara tidak langsung kegiatan teknis pengawasan. Sesuai dengan kebijakan pengawasan BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat melaksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen pemerintahan. Beberapa kegiatan unggulan yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat antara lain mencakup: 1. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008; 2. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA); 3. Good Governance di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance Enhancement Program); 5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM; 6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor Publik; 7. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD; 8. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO; 9. Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan; 10. Pemeriksaan Investigatif; 11. Perhitungan Kerugian keuangan negara; 12. Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan; 13. Program Anti Korupsi (PAK); 14. Fraud Control Plan (FCP); 15. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur; 16. Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor; Laporan Kinerja

18 D. Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu Perwakilan yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formal dibentuk berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan termasuk dalam katagori Perwakilan BPKP Tipe A. Bagan struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat dapat disajikan pada gambar sebagai berikut: Penjelasan: a. Bagian Tata Usaha Gambar 1.2 Struktur Organisasi Bagian ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan dan pelaporan hasil pengawasan. Bagian Tata Usaha terdiri dari 4 (empat) Sub Bagian yaitu: Laporan Kinerja

19 1) Sub Bagian Program dan Pelaporan Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program serta penyusunan laporan berkala hasil pengawasan. 2) Sub Bagian Kepegawaian Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian dan pengembangan pegawai. 3) Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan. 4) Sub Bagian Umum Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, perlengkapan, urusan dalam dan rumah tangga serta pengelolaan perpustakaan. b. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah pusat, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, serta pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat dan evaluasi hasil pengawasan. c. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah daerah atas permintaan daerah serta pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas dan evaluasi hasil pengawasan. d. Bidang Akuntan Negara Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan Good Corporate Governance dan laporan akuntabilitas kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan Pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atas permintaan Daerah, serta evaluasi hasil pengawasan. Laporan Kinerja

20 e. Bidang Investigasi Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, BUMN/D dan badan-badan lain yang didalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, pemeriksaan klaim dan eskalasi dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya maupun kegiatan pengawasan yang bersifat pre-emptif dan preventif dalam rangka mewujudkan apartur yang bersih dan bebas dari praktek-praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). f. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok ini mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 17 Tahun 2016 tanggal 17 November 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Sulawesi Selatan, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat mengalami perubahan struktur organisasi yang disesuaikan dengan Peraturan Kepala BPKP Bomor 13 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Perka BPKP Nomor 16 tahun 2014 tentang Koordinator Pengawasan di Lingkungan BPKP. Dengan diberlakukannya regulasi tersebut maka kedudukan masing-masing Bidang Pengawasan yang semula dipimpin oleh seorang Kepala Bidang diubah menjadi dibawah kendali Koordinator Pengawasan (Korwas) dan setiap Bidang Pengawasan memiliki 2 (dua) Korwas. Adapun Sub Bagian Program dan Pelaporan yang semula berada di bawah rumpun Bagian Tata Usaha berubah menjadi Bidang Program dan Pelaporan serta Pembinaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (P3A) yang dipimpin oleh seorang Korwas, sehingga bagan struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang baru menjadi: Laporan Kinerja

21 Gambar 1.3 Struktur Organisasi yg baru E. Sistematika Penyajian BAB I Pendahuluan Menjelaskan tentang Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi, Aspek Strategis Organisasi, Struktur Organisasi dan Sistematika Penyajian BAB II Perencanaan Kinerja Menjelaskan tentang Rencana Strategis Tahun dan Perjanjian Kerja Tahun 2016 BAB III Akuntabilitas Kinerja Menjelaskan Capaian Kinerja dan Analisis Capaian Kinerja BAB IV Penutup Laporan Kinerja

22 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis encana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) organisasi. Visi, Misi dan Tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis BPKP Tahun sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor 2 Tahun 2015, menjadi acuan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat dalam mewujudkan tupoksinya dalam bentuk Renstra Perwakilan. Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perwakilan Nomor KEP-189/PW/10/1/2015 tanggal 27 April 2015 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Perwakilan Nomor KEP-170/PW/10/1/2016 tanggal 27 Juni Penjabaran Renstra Perwakilan diuraikan sebagai berikut: 1. Pernyataan Visi Gambaran masa depan yang diharapkan dan menjadi komitmen bagi segenap anggota organisasi serta memberikan motivasi dalam pelaksanakan kegiatan. Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya sebagai instansi vertikal BPKP di Daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat tidak menyusun Visi dan Misi sendiri, tetapi menjalankan Visi dan Misi yang ditetapkan BPKP. Berdasarkan hal tersebut di atas, Visi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut: Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional Laporan Kinerja

23 2. Pernyataan Misi Misi BPKP merupakan implementasi dari visi yang memuat pernyataan tentang tujuan organisasi dalam bentuk produk dan pelayanan, nilai-nilai yang dianut serta cita-cita di masa mendatang. Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat melaksanakan misi dari BPKP yaitu: 1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional guna mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif 2. Membina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang efektif 3. Mengembangkan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten 4. Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal 3. Tujuan Strategis Tujuan strategis merupakan penjabaran dari pernyataan misi yang akan dicapai dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dengan mengacu sepenuhnya pada tujuan yang telah ditetapkan oleh BPKP Pusat, 3 (tiga) tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang telah disepakati terkait dengan misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja

24 Tabel 2.1 Misi dan Tujuan MISI 1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional guna mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif 2. Membina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang efektif. 3. Mengembangkan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten. 4. Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal. TUJUAN 1.1 Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif. 2.1 Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. 3.1 Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten. 4.1 Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal. 4. Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dapat diciptakan dalam kurun waktu tertentu yang lebih pendek dari tujuan. Dengan memperhatikan sasaran strategis yang telah ditetapkan BPKP Pusat dalam sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor 2 Tahun 2015 tanggal 2 April 2015 tentang Rencana Strategis BPKP Tahun , Peraturan Kepala BPKP Nomor 9 Tahun 2016 tanggal 21 April 2016 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan BPKP Tahun serta batasan kewenangan yang dapat dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Laporan Kinerja

25 di daerah, 4 (empat) sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat untuk tahun adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis TUJUAN 1.1 Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih 2.1 Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. SASARAN STRATEGIS Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi 3.1 Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah 4.1 Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP 4. Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 9 Tahun 2016 tanggal 21 April 2016 tentang Indiaktor Kinerja Utama di Lingkungan BPKP Tahun pada bagian mengenai IKU Perwakilan. Laporan Kinerja

26 Tabel 2.3 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SUMBER DATA 1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara 2. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah 1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara 2. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi 3. Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K 1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 2. Maturilas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) 3. Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik 4. Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) 5. Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina 6. Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina 1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 2. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 3) 3. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) 4. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 2) 5. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) 6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) Tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan keuangan negara Tindak Lanjut Rekomendasi Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan Bidang Keinvestigasian Hasil evaluasi maturitas SPIP Hasil rating Kemenneg BUMN Hasil rating oleh Kemenneg BUMN Hasil evaluasi BPKP Hasil evaluasi BPKP Hasil evaluasi BPKP Hasil evaluasi kapabilitas APIP Hasil evaluasi kapabilitas APIP Hasil evaluasi kapabilitas APIP Hasil evaluasi kapabilitas APIP Hasil evaluasi kapabilitas APIP Hasil evaluasi kapabilitas APIP Laporan Kinerja

27 Dengan memperhatikan Permenpan Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah dan Permenpan Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama dan beberapa referensi terkait maupun berdasarkan pada best practice, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat menyusun penjabaran lebih lanjut atas IKU tersebut untuk dapat dipergunakan dalam penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), termasuk untuk kepentingan dalam penyusunan Renstra dan Laporan Kinerja. Beberapa penyesuaian dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat dalam menyusun penjabaran IKU dimaksud dengan memperhatikan batasan kewenangan yang dimiliki namun tetap menjaga keselarasan dengan Renstra BPKP Tahun Terkait hal tersebut, penjabaran lebih lanjut IKU Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang dipergunakan dalam penerapan SAKIP selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran I. 5. Kebijakan Dalam rangka pencapaian visi dan misi, BPKP menyusun strategi yang menyeimbangkan pemenuhan kepentingan pihak luar dan pembenahan ke dalam dengan mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) yang dimodifikasi sesuai dengan karakteristik organisasi publik. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard), maka tujuan-tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholders dan perspektif manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan-tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Peta strategi tersebut merupakan penjabaran hal-hal yang sifatnya strategis dan menjadi roadmap bagi organisasi dalam mencapai visi, misi dan tujuannya melalui penggunaan 4 (empat) perspektif berikut: Manfaat bagi Stakeholder, Manfaat bagi Auditan/Pengguna Jasa, Proses Internal, dan Pertumbuhan dan Pembelajaran. Laporan Kinerja

28 Dengan menggunakan keempat perspektif tersebut, BPKP menetapkan arah kebijakan dan strategi tahun dalam wujud program dan kegiatan. Arah kebijakan dan strategi tersebut ditetapkan untuk menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi BPKP dalam lima tahun mendatang. 6. Program dan Kegiatan Program BPKP merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi BPKP yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP dan berisikan kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan-kegiatan ini sekaligus penjabaran tugas dan fungsi BPKP untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya. Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat melaksanakan program yang telah ditetapkan dalam Renstra BPKP , dimana program tersebut mengacu pada kebijakan restrukturisasi program yang tercantum dalam Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun Pada dasarnya terdapat 2 (dua) jenis program yang dilaksanakan yaitu program teknis dan program generik. Program teknis merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal); sedangkan program generik merupakan program-program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan. Berdasarkan Program dan Kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKP (Pusat), dalam praktiknya program dan indikasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat mencakup beberapa kegiatan sebagai berikut: a. Program Teknis Program teknis BPKP berupa program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah (Program 06), yang mencakup beberapa kegiatan antara lain: Laporan Kinerja

29 1) Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Kementerian/Lembaga/Instansi Pemerintah Daerah 2) Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPI Korporasi (Badan Usaha Milik Negara/Daerah) 3) Pengendalian/ Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Terkait Investigasi dan Hambatan Kelancaran Pembangunan; 4) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur; 5) Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor; dan 6) Penyelenggaraan, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Pengawasan; b. Program Generik Program generik berupa Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya (Program 01) yang mencakup beberapa kegiatan antara lain: 1) Penyusunan Perencanaan, Koordinasi, Pemantauan dan Evaluasi; 2) Pengelolaan dan Pengembangan SDM dan Organisasi Tata Laksana; 3) Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan; 4) Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana BPKP, 5) Fasilitasi Dukungan Manajemen BPKP; dan 6) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis BPKP. Dalam menetapkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai sasaran strategis, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat mengikuti kebijakan pengawasan yang ditetapkan BPKP dan akan dituangkan dalam Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja (PK) serta Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahunan (PKP2T). Laporan Kinerja

30 No Tabel 2.4 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Program Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Program Program 06 : Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional Serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi 1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional 2. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi 3. Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K 2. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi 1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 2. Maturilas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) 3. Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik 4. Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) 5. Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina 6. Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah 1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 2. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 3) 3. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) 4. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 2) 5. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) 6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) Program 01 : Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP 4. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP 1. Persepsi kepuasan layanan kesesmaan (skala likert 1-10) Laporan Kinerja

31 B. Perjanjian Kinerja 2016 Sebagai penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi serta tujuan yang ditetapkan, Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat telah menyusun dan menetapkan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 yang merupakan rencana tahunan mengenai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan berikut penetapan sasaran dan indikator kinerja Program dan Kegiatan serta targettarget yang ingin dicapai pada Tahun Dengan memperhatikan dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016, Renstra Perwakilan Tahun , penetapan IKU Perwakilan, Laporan Kinerja Perwakilan tahun sebelumnya dan dokumen perencanaan terkait lainnya, penyajian Bab III Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 mencakup 16 indikator kinerja Program dan 8 indikator kinerja Kegiatan untuk mencapai 4 sasaran Program. Keterkaitan antara jumlah indikator kinerja Program (outcome) Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian outcome Unit Kerja Eselon I dan BPKP Pusat dengan capaian kinerja kegiatan (output) Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 2.5 Sasaran dan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan serta Target Tahun 2016 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET satuan Jumlah (1) (2) (3) (4) A. Sasaran Program Indiaktor Kinerja Program 1. Perbaikan Pengelolaan Program 1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen % 45 Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional 2. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi % 100 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi 3. Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K % Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi 4. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 0 Laporan Kinerja

32 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET satuan Jumlah (1) (2) (3) (4) 5. Maturilas SPIP Pemerintah % 0 Kabupaten/Kota (Level 3) 6. Persentase BUMN/Anak Perusahaan % 50 dengan Skor GCG Baik 7. Persentase BUMN/Anak Perusahaan % 50 yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) 8. Persentase BUMD yang Kinerjanya % 50 Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina 9. Persentase BLUD yang Kinerjanya % 0 Minimal Baik dari BLUD yang Dibina 3. Meningkatnya Kapabilitas 10 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi % 0 Pengawasan Intern Pemerintah Daerah. (Level 3) 11 Kapabilitas APIP Pemerintah % 3,7. Kabupaten / Kota (Level 3) 12 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi % 100. (Level 2) 13 Kapabilitas APIP Pemerintah % 51,86. Kabupaten / Kota (Level 2) 14 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi % (Level 1) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) % 44,44 Sasaran Kegiatan 1. Tersedianya informasi hasil pengawasan pada Perwakilan BPKP Indiaktor Kinerja Kegiatan 1. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP 2. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita 3. Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita 4. Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP 5. Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda rekomenda si rekomenda si rekomenda si rekomenda si rekomenda si B. Sasaran Program Indiaktor Kinerja Program 1. Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP 1. Persepsi kepuasan layanan kesesmaan (skala likert 1-10) skala 7 Sasaran Kegiatan 1. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam Indiaktor Kinerja Kegiatan 1. Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP laporan 80 Laporan Kinerja

33 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET satuan Jumlah (1) (2) (3) (4) mencapai kepuasan layanan 2. Termanfaatkannya Aset secara optimal Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara Perwakilan BPKP Terlaksananya rehabilitasi Kantor Perwakilan BPKP M2 100 M2 725 Anggaran yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut berasal dari dana yang dituangkan dalam DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 yaitu: Tabel 2.7 DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 No Program Pagu Anggaran (Rp) 1 Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BPKP Jumlah Laporan Kinerja

34 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA kuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan ataupun kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. Dalam kerangka pengukuran kinerja terdapat tahapan penetapan, pengumpulan data kinerja dan cara pengukuran kinerja. Pengukuran dilakukan terhadap capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja sasaran dengan cara membandingkan realisasi kinerja yang telah dicapai dengan target kinerja yang diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Hal ini sejalan dengan petunjuk teknis yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penghitungan prosentase pencapaian rencana tingkat capaian tersebut perlu memperhatikan karakteristik komponen realisasi. Dalam kondisi: (1} semata tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus: Persentase capaian kinerja Realisasi = X 100% Rencana (2) semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka digunakan rumus: Persentase capaian kinerja Rencana (Realisasi Rencana) = X 100% Rencana Laporan Kinerja

35 Pengukuran kinerja ini merupakan langkah penting yang harus dilakukan untuk dapat mengetahui sejauh mana rencana dalam Renstra berhasil dicapai. Faktor-faktor mana yang berkontribusi dalam menghambat capaian kinerja, sekaligus dapat ditemukan akar permasalahan tidak tercapainya suatu rencana. Lingkup pengukuran kinerja meliputi pengukuran kinerja sasaran strategis, kinerja program dan kinerja kegiatan. Pengukuran ketiga kinerja tersebut disamping harus saling terkait juga harus menunjukkan alur logikanya sehingga pencapaian sasaran kegiatan adalah untuk mencapai sasaran program, sedangkan pencapaian sasaran program adalah dalam rangka mencapai sasaran strategis. Untuk dapat mengukur sasaran strategis, sasaran program dan sasaran kegiatan, ditentukan indikator pencapaian dan target capaian atau yang dikenal dengan target kinerja. Spesifiknya, target Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat merupakan hasil dan satuan hasil yang direncanakan akan dicapai dari setiap indikator kinerjanya. Target-target kinerja ditentukan di awal tahun perencanaan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasinya. Agar memudahkan dalam pengukuran kinerja baik pada level sasaran strategis, program, maupun kegiatan maka satuan hasil indikator yang dibangun telah memenuhi kaidahkaidah Spesific, Measurable, Achievable, Relevant dan Time bound atau disingkat SMART. Tatacara pengukuran target kinerja untuk ketiga kinerja di atas dituangkan dalam Profil Pengukuran Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat. Sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran I. Berdasarkan kerangka logis sistem akuntabilitas, target dan capaian pada level sasaran strategis merupakan tanggung jawab dari kinerja BPKP secara nasional, sedangkan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang merupakan kepanjangan tangan dari BPKP yang ada di Daerah bertanggung jawab terhadap target dan capaian pada level kinerja program dan level kinerja kegiatan. Dengan demikian bagi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat, capaian kinerja level program sama dengan capaian pada level sasaran strategis sebagaimana kebijakan yang ditetapkan oleh BPKP. Pengukuran dalam Laporan Kinerja ini mengacu pada dokumen Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan dan disetujui Kepala BPKP untuk capaian kinerja tingkat Program maupun Kegiatan. Laporan Kinerja

36 A. Ringkasan Capaian Kinerja Untuk tahun 2016, realisasi capaian inidkator kinerja dari masing-masing sasaran strategis baik tingkat Program (outcome) maupun Kegiatan (output) disajikan pada Tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Kinerja SASARAN INDIKATOR KINERJA satuan Target Realisasi % PROGRAM/KEGIATAN PROGRAM/KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) A. Sasaran Program Indiaktor Kinerja Program 1. Perbaikan Pengelolaan 1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan % 45,00 45,08 100,17 Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional 2. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi % 100,00 100,00 100,00 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi 3. Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak % 60,00 92,92 154,87 2. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah Sasaran Kegiatan 1. Tersedianya informasi hasil pengawasan pada Perwakilan BPKP Hukum/K/ L/P/K 4. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 0,00 0,00 100,00 % 5. Maturilas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) % 0,00 0,00 100,00 % 6. Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan % 50,00 100,00 200,00 Skor GCG Baik 7. Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang % 50,00 57,14 114,28 Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) 8. Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal % 50,00 59,1 118,20 Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina 9. Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina % 0,00 85,71 200, Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 0,00 100,00 200, Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota % 3,70 3,7 100,00 (Level 3) 12. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 100,00 100,00 100, Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota % 51,86 70,37 135,69 (Level 2) 14. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) % 0,00 0,00 100, Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) % 44,44 29,63 133,33 Indiaktor Kinerja Kegiatan 1. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP rekomenda ,00 si 2. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita 3. Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita rekomenda si rekomenda si , ,00 Laporan Kinerja

37 4. Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP 5. Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda rekomenda si rekomenda si , ,00 B. Sasaran Program Indiaktor Kinerja Program 1. Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP 1. Persepsi kepuasan layanan kesesmaan (skala likert 1-10) Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan 1. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan 2. Termanfaatkannya Aset secara optimal 1. Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP 2.1 Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara Perwakilan BPKP 2.2 Terlaksananya rehabilitasi Kantor Perwakilan BPKP skala 7,00 7,86 112,29 laporan ,00 M ,00 M ,00 Pada Tahun 2016, pengukuran kinerja tingkat program (outcome) dilakukan terhadap 4 sasaran strategis dengan menggunakan 1 6 Indikator kinerja (outcome) yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016 maupun Rencana Strategis Tahun untuk Tahun 2016, dimana seluruh indikator (100,00%) telah mencapai target dengan rincian: 10 indikator (62,50%) melebihi target, 6 indikator (37,50%) sesuai target, Sedangkan pengukuran kinerja tingkat Kegiatan (output) dilakukan terhadap 3 sasaran kegiatan dengan menggunakan 8 indikator kinerja Kegiatan (output) yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan/atau Rencana Strategis Tahun untuk Tahun Anggaran 2016, dengan hasil dimana seluruh indikator tersebut mencapai target atau 100% dari total indikator. Pencapaian target output tersebut telah sesuai dengan kebijakan penetapan target yang ditetapkan BPKP Pusat. Laporan Kinerja

38 B. Rincian dan Analisis Capaian Kinerja Analisis dilakukan dengan penekanan terhadap capaian kinerja Program dan Kegiatan dari masing- masing sasaran strategis. Analisis lebih mendalam dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun tahun-tahun selanjutnya. Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja outcome sampai dengan Tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam target PK Tahun 2016 maupun Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun Selain itu diuraikan juga mengenai capaian kinerja output yang mendukung terhadap pencapaian kinerja outcome pada tahun Uraian pencapaian kinerja masing-masing sasaran strategis beserta indikator kinerjanya adalah sebagai berikut. I. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara 1. Capaian Kinerja Program (outcome) Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKP melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan. Fokus pengawasannya diarahkan pada aspek pengelolaan keuangan antara lain meliputi : pelaporan keuangan, kebijakan fiskal, kebijakan alokasi atau transfer daerah termasuk mengawal dan mendorong bagaimana program pembangunan nasional dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. Untuk kesiapan ini, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, BPKP menjadi mitra kerja Menteri dan Kepala Lembaga/Pemda/Korporasi melalui jasa assurance dan consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP tersebut Sedangkan jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi (KLPK) sebagai mitra kerja BPKP. Perwujudan peran pengawasan intern tersebut sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi Laporan Kinerja

39 assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional. BPKP harus berperan aktif dalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, dan kurang memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan pemerintahan dan risiko tidak tercapainya Sasaran Pembangunan Nasional dalam RPJMN Untuk mengukur pencapaian sasaran ini dilakukan melalui pengukuran 3 (tiga) indikator kinerja outcome. Rincian kinerja selengkapnya perkembangan capaian kinerja untuk sasaran strategis Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara pada tahun 2016 ini dibandingkan dengan realiasasi sampai dengan tahun 2016 dan target pada akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat (tahun 2019) adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara No. INDIKATOR KINERJA SASARAN satuan TA 2016 Realisasi sd Target Realisasi % CK 2016 Target Akhir Renstra (2019) (1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen % 45,00 45,08 100,17 45,08 70,00 Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional 2. Persentase Tindak Lanjut % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi 3. Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K % 60,00 92,92 154,87 92,92 80,00 Ket. Uraian lebih lanjut capaian dari masing-masing indikator kinerja untuk sasaran Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara beserta capaiannya adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja

40 1) Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional Indikator Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional dipergunakan untuk menilai perubahan cara mengelola program/kegiatan, cara mengelola dan menangani risiko serta pengendalian intern pada program strategis dan pengelolaan keuangan negara menjadi lebih baik dengan memanfaatkan rekomendasi hasil pengawasan BPKP. Indikator ini diukur dari hasil perhitungan rata-rata jumlah perbaikan hasil tindak lanjut atas pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara yang dilaksanakan oleh mitra kerja unit BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah rekomendasi/saran/rencana tindak berdasarkan hasil pengawasan yang dilaksanakan oleh unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan. Capaian kinerja tersebut dihitung dari kinerja rata-rata yang dicapai berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat dan Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah Untuk tahun 2016, realisasi jumlah perbaikan tindak lanjut sebanyak 119 kejadian atau 45,08% dari 264 kejadian berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat dan Bidang Akunatbilitas Pemerintah Daerah selama tahun Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK) sebesar 45,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 100,17% dengan perhitungan: (45,00% : 45,08%) x 100,00% = 100,17%. Capaian kinerja di atas diperoleh berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat yang berasal antara lain: a. Hasil Pengawasan Peningkatan Efektivitas Layanan Perijinan Investasi melalui Penanaman Modal;. b. Hasil Pengawasan Program Ketahanan Pangan. c. Hasil Pengawasan Program Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan. d. Hasil Pengawasan Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan Nasional. e. Hasil Pengawasan Industri dan Distribusi. Laporan Kinerja

41 f. Hasil Pengawasan Laporan Keuangan PHLN. g. Hasil Pengawasan Lembaga Pemerintah Bidang Perekonomian Lainnya. Audit atas Laporan Keuangan Proyek PHLN dilakukan dengan tujuan memberikan keyakinan terbatas atas akurasi, keandalan dan keabsahan informasi Laporan Keuangan Proyek PHLN, serta pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi yang sesuai dengan Standar Auditing yang diterapkan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang mengacu pada Standar Auditing International (ISA). Untuk tahun buku 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat telah memberikan opini atas 4 (empat) proyek PHLN yaitu Waduk Jatigede DAM Project, Development of ITB-JICA IP 553, ICWRMIP, dan Jalan toll Cisumdawu, serta dukungan opini atas 43 (empat puluh tiga) proyek PHLN, yaitu PNPM Mandiri Perkotaan sebanyak 10 laporan, WISMP II sebanyak 22 laporan, PAMSIMAS/WSLIC-3 sebanyak 8 laporan, DOISP sebanyak 1 laporan, dan ICWRMIP sebanyak 2 laporan. Hasil audit atas 47 Laporan Keuangan proyek PHLN tersebut seluruhnya (100%) memperoleh opini WTP. Berdasarkan hasil audit umum atas laporan keuangan tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat juga telah menerbitkan rekomendasi guna meningkatkan kualitas proses penyusunan laporan keuangan (LK) kepada masing-masing Kepala Satuan Kerja. Adapun kontribusi capaian kinerja dari Bidang Akuntabilitas Daerah berasal dari hasil pengawasan atas pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) pada Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat, mencakup: a. Kegiatan Verfikasi terhadap DAK Reimbursment; b. Kegiatan Monitoring DAK Reguler; c. Kegiatan Monitoring DAK Tambahan Usulan DaerahPengawasan; dan d. Kegiatan Verifikasi DAK Advance Payment. 2) Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi Indikator Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi dipergunakan untuk menilai perubahan cara mengelola aktivitas, cara mengelola Laporan Kinerja

42 dan menangani risiko serta pengendalian intern terkait pengelolaan korporasi menjadi lebih baik dengan memanfaatkan hasil pengawasan BPKP. Perhitungan capaian kinerja atas indikator ini dihitung berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan yang dilaksanakan oleh Bidang Akuntan Negara, Indikator ini diukur dari hasil perhitungan rata-rata atas 3 (tiga) perhitungan capaian kinerja sebegai berikut: a. Jumlah perbaikan hasil tindak lanjut atas pengelolaan Korporasi yang telah disepakati oleh mitra kerja unit BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat untuk dilaksanakan pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah rekomendasi/saran/rencana tindak berdasarkan hasil evaluasi/audit kinerja yang dilaksanakan oleh unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan. Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah: (2 tindak lanjut : 2 rekomendasi) x 100% = 100,00% dimana realisasi tersebut berasal dari rekomendasi atas hasil Evaluasi Kinerja pada PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi sebanyak 3 rekomendasi dan telah seluruhnya ditindak lanjuti. b. Jumlah Laporan yang diserahkan ke Korporasi dari mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah permintaan dari mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan (penugasan atas permintaan) Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah: (146 laporan : 146 penugasan) x 100% = 100,00% Dimana realisasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan sebagai berikut: Laporan Kinerja

43 Uraian Perminta an Jumlah ST Terbit Evaluasi Kinerja PDAM Evaluasi Kinerja RSUD Evaluasi SPI/SKAI pada PD/BPR Reviu atas Verifikasi Hibah Air Minum pada Pemerintah Kab/Kota Lap Terbit Reviu atas pelaksanaan hibah air limbah pada PDAM Reviu Aset pada BUMN Reviu Aset pada PDAM Reviu atas pelaksanaan PBJ pada BUMN Reviu atas pedoman GCG pada BUMN Asesmen GCG pada BUMN Workshop GCG pada BUMN Narasumber Self asesmen GCG pada BUMN Permintaan Kajian Pemberian Saran/ pendapat pada BUMN Pemberian saran/ pendapat pada BUMD Narasumber tata kelola BLUD Asistensi/Bimtek RSB/RBA pada RSUD Asistensi/Bimtek SIA RSUD Asistensi penyusunan kebijakan akuntansi pada RSUD Narasumber dan Reviu PBJ pada RSUD Evaluasi Implementasi PPK BLUD Narasumber peran SPI pada RSUD Narasumber self evaluasi kinerja pada RSUD Narasumber/Asistensi/ Pendampingan pada PD Narasumber pembinaan BUMD di kab/kota Narasumber GCG pada PDAM Reviu atas pelaksanaan PBJ pada PDAM Pendampingan Pemisahan Aset pada PDAM Reviu tarif khusus kerja sama pada PDAM Pendampingan/Tata kelola kebijakan akuntansi pada PDAM JUMLAH Laporan Kinerja

44 c. Jumlah perbaikan hasil tindak lanjut atas pengelolaan Korporasi yang telah disepakati oleh mitra kerja unit BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat untuk dilaksanakan pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah rekomendasi/saran/rencana tindak berdasarkan hasil evaluasi/audit kinerja yang dilaksanakan oleh unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan (penugasan non permintaan) Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah: (28 kesepakatan tindak lanjut : 28 rekomendasi) x 100% = 100,00% Dimana realiasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan sebagai berikut: 1) Kegiatan Monitoring Penyertaan Modal Negara (PMN) pada PT Pindad (Persero); PT Kereta Api Indonesia (Persero); dan PT Dirgantara Indonesia (Persero). Kegiatan tersebut merupakan monitoring pemanfaatan dana PMN dan sampai dengan triwulan IV tahun 2016 PT Pindad (Persero) dan PT KAI (Persero) belum memanfaatkan dana tersebut karena masih proses pelelangan pengadaan. PT Dirgantara Indonesia telah menggunakan dana PMN dan dalam pelaksanaan telah sesuai ketentuan yang berlaku. Hasil Kegiatan Monitoring dana PMN tidak memberikan rekomendasi/saran karena ketiga BUMN tersebut telah melaksanakan sesuai target dan ketentuan. 2) Kegiatan Reviu Program Strategis Nasional (PSN) Tahun 2016 atas: No. Uraian Rekomendasi Kesepakatan Tindak Lanjut (1) (2) (3) (4) 1 Jalan Tol Soreang Pasirkoja Jalan Tol Bogor Ring Road Jalan Tol Cisumdawu Jalur Kereta Api Soetta PLTA Upper Cisokan Pumped Storage SUTT 150 KV Darajat Garut SUTET 500KV Bandung Selatan 1 1 JUMLAH Laporan Kinerja

45 Terkait rekomendasi di atas, pihak pengelola PSN telah sepakat dan bersedia untuk menindaklanjuti rekomendasi/saran dimaksud. Namun demikian, hingga akhir tahun 2016 rekomendasi/saran di atas belum ditindak lanjuti mengingat kegiatan PSN masih berjalan sehingga realisasi tindak lanjut akan dilakukan pada periode selanjutnya dan reviu PSN dilakukan monitoring triwulanan sampai proyek tersebut selesai. Berdasarkan uraian di atas, maka rata-rata realisasi kinerja atas ketiga indikator di atas adalah sebesar 100,00% dengan perhitungan: No. Uraian % Realisasi Kinerja 1. Jumlah perbaikan hasil tindak lanjut atas pengelolaan Korporasi 100,00 2. Jumlah Laporan yang diserahkan ke Korporasi (penugsan atas permintaan) 100,00 3. Jumlah perbaikan hasil tindak lanjut atas pengelolaan Korporasi (penugasan non permintaan) 100,00 Rata-rata 100,00 Dengan demikian, jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK) maka capaian kinerja atas Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi adalah sebesar 100,00% yang dihitung berdasarkan rata-rata atas capaian kinerja 3 indikator di atas... 3) Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K Indikator Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K dipergunakan untuk penyelesaian hasil pengawasan keinvestigasian yang dilakukan BPKP telah diserahkan kepada aparat penegak hukum untuk kasus tindak pidana korupsi, sedangkan untuk kasus selain tindak pidana korupsi, laporan hasil pengawasan keinvestigasian diserahkan kepada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah atau Korporasi. Perhitungan capaian kinerja atas indikator ini dihitung berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan yang dilaksanakan oleh Bidang Investigasi. Laporan Kinerja

46 Secara umum, capaian inerja atas indiaktor kinerja di atas diukur dari Jumlah Laporan yang diserahkan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat kepada Aparat Penegak Hukum/Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan dari mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan; yang pengukurannya dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Laporan Hasil Audit Investigasi dihitung dengan cara: Jumlah Laporan Hasil Audit Investigasi yang telah dikirimkan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat kepada Rendal BPKP pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan dari APH yang menjadi mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan. Realisasi kinerja atas indiaktor ini pada tahun 2016 adalah: (1 laporan : 3 penugasan) x 100% = 33,33%. dimana realisasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan Audit Investigatif Kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi atas Pengelolaan Dana Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) Provinsi Jawa Barat. Adapun 2 penugasan lainnya hingga akhir tahun 2016 masih dalam proses penyelesaian. b. Laporan Hasil Perhitungan Kerugian Negara dihitung dengan cara: Jumlah Laporan Hasil Perhitungan Kerugian Negara yang telah dikirimkan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat kepada APH pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah permintaan penghitungan kerugian negara dari APH yang menjadi mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan. Realisasi kinerja atas indiaktor ini pada tahun 2016 adalah: (21 laporan : 26 penugasan) x 100% = 80,77%. dimana capaian tersebut berasal dari hasil penugasan perhitungan kerugian negara pada kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK): Laporan Kinerja

47 1) Pembangunan Stadion di Kota Bandung. 2) Pengadaan Tanah untuk Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. 3) Bantuan Keuangan untuk Relokasi Bencana Alam di Kabupaten Majalengka 4) Pengadaan Cetak Bahan Kampaye Pilkada Kabupaten Karawang 5) Penyaluran Pinjaman Modal Kerja di Kota Sukabumi. 6) Penyelenggaran Diklat Prajabatan di Kota Bekasi. 7) Program Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) di Kabupataen Tasikmalaya. 8) Pengadaan Tanah untuk Ruang Terbuka Hijau di Kota Cirebon 9) Pengadaan Jasa Fasilitasi Kampanye di Kota Depok 10) Bantuan Budidaya Udang di Kabupaten Cirebon 11) Anggaran Belanja Langsung Setwan DPRD Kabupaten Purwakarata 12) Penyaluran Kredit kepada Koperasi di Sukabumi 13) Penyimpangan/Penyalahgunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Kabupaten Bandung 14) Dana Ganti Rugi Tanah Kas Desa di Kabupaten Cirebon 15) Penyalahgunaan Dana Hibah di Kabupaten Tasikmalaya TA ) Penyalahgunaan Wewenang Program Alokasi Dana Desa (ADD) di Kabupaten Subang. 17) Bantuan Hibah di Kabupaten Tasikmalaya. 18) Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kota Bogor 19) Dana Bantuan Hibah Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) di Kabupaten Indramayu 20) Pengembangan Budidaya Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan dan Pengurangan Kemiskinan di Kabupaten Sumedang 21) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kota Tasikmalaya dengan Koperasi di wilayah Kota Tasikmalaya. Adapun 5 (lima) penugasan lainnya hingga akhir tahun 2016 masih dalam proses penyelesaian. Laporan Kinerja

48 c. Laporan Pemberian Keterangan Ahli dihitung dengan cara: Jumlah Laporan Kegiatan Pemberian Keterangan Ahli yang telah diterbitkan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah permintaan pemberian keterangan ahli dari APH yang menjadi mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan. Realisasi kinerja atas indiaktor ini pada tahun 2016 adalah sebesar 100,00% yang berasal dari rata-rata perhitungan: 1) Pemberian keterangan ahli di hadapan Penyidik sebanyak 29 laporan dari 29 penugasan atau 100,00% 2) Pemberian Keterangan ahli di Persidangan Tipikor sebanyak 38 laporan dari 38 penugasan atau 100,00%. d. Laporan Hasil Penugasan Keinvestigasian Lainnya (misal: Laporan Hasil: Audit Klaim, Audit Eskalasi, Hambatan Kelancaran Pembangunan, Kajian, dan sejenisnya) dihitung dengan cara: Jumlah Laporan Hasil Penugasan Keinvestigasian Lainnya yang telah dikirimkan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat kepada Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Korporasi yang menjadi mitra unit kerja unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan dari Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi yang menjadi mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan. Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah: (3 laporan : 3 penugasan) x 100% = 100,00% Dimana realisasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan sebagai berikut: 1) Audit Lanjutan Perhitungan Penyesuaian Harga atas Pekerjaan Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Phase I pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu; 2) Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP) terkait Perhitungan Biaya Investasi Pengelolan Hutan atau Pemanfaatan Hutan Akibat Penggunaan Kawasan Hutan oleh Perum Perhutani pada Lokasi Pembangunan Bendungan Kuningan. Laporan Kinerja

49 3) Rekomendasi Strategis Bidang Infrastruktur Wilayah Jawa Barat Berdasarkan uraian di atas, maka rata-rata realisasi kinerja atas ketiga indikator di atas adalah sebesar 91,92% dengan perhitungan sebagai berikut: No. Uraian Satuan Target Realisasi % realisi kinerja 1. Laporan Hasil Audit Investigasi Lap Laporan Hasil Perhitungan Kerugian Negara 3. Laporan Pemberian Keterangan Ahli 4. Laporan Hasil Penugasan Keinvestigasian Lainnya Lap Lap Lap 3 3 Rata-rata ,92 Dengan demikian, jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK) maka capaian kinerja atas Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K adalah sebesar 153,20% dengan perhitungan: (92,92% : 60,00%) x 100,00% = 154,87% 4) Penugasan pengawasan Keinvestigasian yang bersifat preventif Selain ketiga indikator kinerja di atas, Bidang Investigasi mempunyai satu indikator kinerja lainnya yang tidak termasuk dalam bagian Perjanjian Kinerja Tahun 2016 tetapi indikator ini tercantum dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat, yakni untuk indikator kinerja Penugasan pengawasan Keinvestigasian yang bersifat preventif. Indikator Penugasan pengawasan Keinvestigasian yang bersifat preventif dipergunakan untuk mengukur pengawasan yang bersifat preventif-edukatif yang dilaksanakan oleh BPKP dalam rangka mewujudkan aparatur yang bersih dan bebas dari praktek-praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Indikator di atas diukur dari hasil perhitungan Jumlah penugasan pengawasan keinvestigasian bersifat preventif yang dilaksanakan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah rencana penugasan pengawasan keinvestigasian bersifat preventif oleh Laporan Kinerja

50 BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan. Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah sebesar: (8 realisasi penugasan : 8 rencana penugasan) x 100% = 100,00% Dimana realisasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan sebagai berikut: 1) Sosialisasi Program Anti Korupsi untuk Pengelola Baraang/Jasa di Desa pada 29 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Karawang Tahun ) Forum Investigasi Tahun 2016 di Perwakilan BPKP Provinsi Jabar 3) Pelaksanaan Audit PKKN dan Sosialisasi Fraud Control Plan (FCP) di Lingkungan Inspektorat Kabupaten Karawang 4) Kegian Bimbingan Teknis Pengawasan Khusus bagi Tenaga Pemeriksa dan Sosialisasi Fraud Control Plan (FCP) di Lingkungan Inspektorat Kabupaten Pangandaran 5) Sosialisasi Implementasi dan Diagnostic Assesment Fraud Control Plan (FCP) di Lingkungan RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon 6) Sosialisasi Implementasi dan Diagnostic Assesment Fraud Control Plan (FCP) di Lingkungan RSUD Kabupaten Bekasi. 7) Laporan Kajian Hasil Pengawasan atas Pengelolaan Bantuan Sosial dan Hibah Tahun ) Laporan Kejian Pengawasan atas Program Kredit Usha Rakyat (KUR). Apabila realisasi di atas dibandingkan dengan target kinerja tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yakni sebesar 100,00% maka capaian kinerja atas Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K untuk tahun 2016 adalah sebesar 100,00%: 2. Capaian Kinerja Kegiatan (output) Keberhasilan pencapaian sasaran strategis Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara di atas didukung oleh keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan (output) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2016 yakni mencakup 1 sasaran kegiatan dan 3 indikator kinerja kegiatan. Adapun rincian selengkapnya atas capaian kinerja kegiatan (output) yang mendukung terhadap pencapaian sasaran strategis di atas adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja

51 Tabel 3.3 Capaian Kinerja Kegiatan (output) Sasaran Strategis 1 SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN satuan Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan 1. Tersedianya informasi hasil 1. Rekomendasi Pengawasan rekomendasi ,00 pengawasan pada Perwakilan BPKP Perwakilan BPKP 2. Rekomendasi Pengawasan rekomendasi Perwakilan BPKP Nawacita 3. Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita rekomendasi Uraian atas masing-masing indikator kinerja kegiatan di atas adalah sebagai berikut: 1) Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Indikator Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP merupakan rekomendasi hasil pengawasan adalah saran yang menganjurkan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan hasil pengawasan terkait dengan tata kelola operasi, pengelolaan risiko dan pengendalian intern yang jika dilaksanakan akan memberikan nilai tambah bagi organisasi atau menghindarkan organisasi dari kerugian atau pelanggaran hukum. Indikator ini diperoleh dari hasilo pengumpulan jumlah Laporan Hasil Pengawasan dan Surat Penyampaian Rekomendasi yang diterbitkan. Adapun rumus penghitungan kinerja ini adalah jumlah output rekomendasi pengawasan yang disampaikan kepada pihak terkait. Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 203 rekomendasi, seluruhnya atau 203 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga capaian kinerja indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Bidang Instansi Pemerintah Pusat, Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah, Bidang Akuntan Negara,dan Bidang Investigasi. Laporan Kinerja

52 2) Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita Indikator kinerja untuk Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita memiliki pengertian/definisi dan rumusan seperti halnya indikator kinerja untuk Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP pada butir 1) di atas, dengan perbedaan bahwa indikator nomor 2 ini dipergunakan untuk rekomendasi yang terkait dengan Program Nawacita yang tercantum dalam RPJMN Capaian kinerja indikator ini pada tahun 2016 sebesar...% yang diperoleh berdasarkan hasil kinerja sebagai berikut Dari jumlah target output yang ditetapkan untuk tahun 2016 sebanyak 41 rekomendasi, seluruhnya atau 41 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga capaian kinerja atas indikator tersebut adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Bidang Instansi Pemerintah Pusat, Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah, Bidang Akuntan Negara,dan Bidang Investigasi 3) Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita Indikator kinerja untuk Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita memiliki pengertian/definisi dan rumusan seperti halnya indikator kinerja untuk Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita pada butir 2), dengan perbedaan bahwa indikator nomor 3 ini dipergunakan untuk rekomendasi atas Program Nawacita yang terkait kewenangan Otonomi Daerah. Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 4 rekomendasi, seluruhnya atau 41 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga capaian kinerja indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah. II. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi 1. Capaian Kinerja Program (outcome) Misi kedua BPKP yaitu "Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif" Misi dua ini terkait erat dengan Misi Satu. Untuk Laporan Kinerja

53 menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Pada periode , pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk meningkatkan maturitas SPIP di tingkat KLPK bahkan hingga tingkat program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP KLPK memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab masing-masing KLPK. BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIP maka seluruh insan pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal tersebut dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP). Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadap konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkan personel dan pimpinan akan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan di KLPK. Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional}, sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern, dalam sejarahnya adalah bentuk lanjutan dari pengawasan melekat. Laporan Kinerja

54 Untuk mengukur pencapaian sasaran ini dilakukan melalui pengukuran 6 (enam) indikator kinerja outcome. Rincian kinerja selengkapnya perkembangan capaian kinerja untuk sasaran strategis Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi pada tahun 2016 ini dibandingkan dengan realisasi sampai dengan tahun 2016 dan target pada akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat (tahun 2019) adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi No. INDIKATOR KINERJA SASARAN satuan TA 2016 Realisasi Target Realisasi % CK sd 2016 Target Akhir Renstra (2019) (1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi % 0,00 0,00 100,00% 0,00 100,00 (Level 3) 2. Maturilas SPIP Pemerintah % 0,00 0,00 100,00% 0,00 70,00% Kabupaten/Kota (Level 3) 3. Persentase BUMN/Anak Perusahaan % 50,00 100, ,00 75% dengan Skor GCG Baik 4. Persentase BUMN/Anak Perusahaan % 50,00 57,14 114,28 57,14 60% yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) 5. Persentase BUMD yang Kinerjanya % 50,00 59,1 118,20 59,1 56% Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina 6. Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina % 0,00 85,71 200,00*) 85,71 62% *) =Angka Amksimal Ket. Uraian lebih lanjut capaian dari masing-masing indikator untuk sasaran Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi beserta capaiannya adalah sebagai berikut: 1) Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) Tingkat maturitas atau kematangan SPIP menunjukkan kualitas proses pengendalian yang terintegrasi dalam pelaksanaan sehari-hari tindakan manajerial dan kegiatan teknis program/kegiatan/organisasi instansi pemerintah. Kualitas proses pengendalian dimaksud terselenggara dalam suatu kerangka kerja yang menunjukkan kehadiran prinsip dan konsep kelima unsur secara seimbang, komprehensif dan integratif logis. Laporan Kinerja

55 Indikator Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) dipergunakan untuk mencerminkan bahwa instansi pemerintah (dalam hal ini Pemerintah Provinsi) dimaksud telah menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian untuk semua kegiatan pokoknya sebagai media pengendalian (control design). Kebijakan dan prosedur atas kegiatan pengelolaan keuangan dan atas beberapa kegiatan operasional telah mulai dilaksanakan dan didokumentasikan secara konsisten. Indikator ini di BPKP Pusat diukur dari hasil perhitungan Jumlah Pemerintah Provinsi mitra Perwakilan BPKP Provinsi seluruh Indonesia yang mencapai level 3 SPIP berdasarkan hasil pengukuran atas tingkat penyelenggaraan sistem pengendalian intern yang dilakukan oleh BPKP dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Provinsi yang ada di wilayah Republik Indonesia. Memperhatikan Tabel 3.4 di atas, realisasi kinerja untuk indikator Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) tampak telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun Hal ini telah sesuai dengan target yang tercantum dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun Sesuai Renstra tersebut, Provinsi Jawa Barat belum ditargetkan untuk mencapai level 3 maturitas SPIP pada tahun Memperhatikan Tabel 3.4, di atas, Pemerintah Provinsi Jawa Barat ditargetkan mencapai level 3 pada akhir tahun tahun Dalam rangka mendukung pencapaian target Level 3 di atas, pada tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah telah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat konsultasi guna meningkatkan penyelenggaraan sistem pengendalian intern di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Untuk periode berikutnya, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat akan lebih meningkatkan upaya pembinaan penyelenggaraan SPIP di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui pelaksanaan sosialisi, pembimbingan dan konsultansi sehingga pencapaian level 3 maturitas SPIP dapat dicapai lebih cepat dari tahun Laporan Kinerja

56 2) Maturilas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) Indikator Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) dipergunakan untuk mencerminkan bahwa instansi pemerintah (dalam hal ini Pemerintah Kabupaten/Kota) dimaksud telah mencapai kematangan penerapan SPIP pada level 3. Indikator ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang mencapai level 3 SPIP berdasarkan hasil pengukuran atas tingkat penyelenggaraan sistem pengendalian intern yang dilakukan oleh BPKP dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Memperhatikan Tabel 3.4 di atas, realisasi kinerja untuk indikator Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) tampak telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun Hal ini telah sesuai dengan target yang tercantum dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun Sesuai Renstra tersebut, Pemerintah Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Jawa Barat belum ditargetkan untuk mencapai level 3 maturitas SPIP pada tahun Memperhatikan Tabel 3.4, di atas, Pemerintah Provinsi Jawa Barat ditargetkan mencapai level 3 pada akhir tahun tahun 2019 adalah sebanyak 70,00%. Sebagai informasi tambahan, sampai dengan akhir Tahun 2016, kondisi maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil pengukuran rata-rata nilai tingkat penyelenggaraan sistem pengendalian intern yang dilaksanakan oleh BPKP, baik oleh BPKP Pusat maupun Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah sebagaimana disajikan pada Tabel berikut ini: Laporan Kinerja

57 Tabel 3.5 Level Maturitas SPIP Kabupaten/Kota Tahun 2016 No. Nama Kabupaten/Kota Level 3 Level 2 Level 1 Belum dilakukan assessment 1. Kota Bekasi V 2. Kota Banjar V 3. Kabupaten Karawang V 4. Kabupaten Tasikmalaya V 5. Kabupaten Garut V 6. Kabupaten Sumedang V 7. Kabupaten Bandung V 8. Kota Bandung V 9. Kota Cimahi V 10. Kota Cirebon V 11. Kota Tasikmalaya V 12. Kota Sukabumi V 13. Kota Bogor V 14. Kota Depok V 15. Kabupaten Bandung Barat V 16. Kabupaten Kuningan V 17. Kabupaten Majalengka V 18. Kabupaten Indramayu V 19. Kabupaten Cirebon V 20. Kabupaten Ciamis V 21. Kabupaten Cianjur V 22. Kabupaten Sukabumi V 23. Kabupaten Bogor V 24. Kabupaten Bekasi V 25. Kabupaten Purwakarta V 26. Kabupaten subang V 27. Kabupaten Pangandaran V JUMLAH Laporan Kinerja

58 Dalam rangka mendukung pencapaian target Level 3 di atas, pada tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah telah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat konsultatif guna meningkatkan penyelenggaraan sistem pengendalian intern di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat. Selain itu, pada tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat telah melaksanakan penugasan evaluasi level maturitas SPIP pada 5 (lima) Pemerintah Kabupaten/Kota yakni: Kota Banjar, Kabupaten Karawang, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Garut sesuai penugasan pengawasan (pp) yang tertera dalam PKP2T Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2016 telah dilaksanakan juga evaluasi level maturitas SPIP pada Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Cimahi diluar (non) PKP2T. Sedangkan pada tahun sebelumnya (2015) juga telah dilakukan evaluasi pada Pemerintah Kota Bandung, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan evaluasi maturitas SPIP atas Pemerintah Kota Bekasi dilaksanakan oleh Satgas SPIP BPKP Pusat. Berdasarkan hasil evaluasi maturitas yang telah dilaksanakan oleh BPKP sampai dengan akhir tahun 2016 sebagaimana yang telah disajikan pada Tabel 3.5 menunjukkan bahwa belum ada Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat yang telah mencapai level 3 dalam maturitas SPIP. Untuk periode berikutnya, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat akan lebih meningkatkan upaya pembinaan penyelenggaraan SPIP di wilayah Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memastikan tercapainya target didalam Perjanjian Kinerja maupun didalam Renstra. 3) Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik Kinerja BUMN menunjukkan tingkat efektivitas penyelenggaraan SPI dalam pengelolaan korporasi yang mencakup kesehatan BUMN dari penilaian atas aspek keuangan, operasional dan administratif. Indikator Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah BUMN/anak perusahaan di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang dibina oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan mendapat skor minimal baik atas Laporan Kinerja

59 penerapan GCG berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh BPKP atau pihak lainnya dibandingkan dengan jumlah BUMN/anak perusahaan yang berada di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang diintervensi atau dibina oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan dievalusi oleh BPKP atau pihak lainnya pada tahun berjalan Capaian kinerja untuk indikator ini dihitung berdasarkan Laporan hasil evaluasi atas penerapan GCG pada BUMN/Anak Perusahaan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntan Negara atau pihak lainnya. Untuk Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat melakukan asesmen GCG pada 2 (dua) BUMN yaitu PT Indofarma (Persero) Tbk dan Perum Jasa Tirta II dengan hasil sebagai berikut: 1) PT Indofarma (Persero) Tbk dengan skor GCG 76,516 (kategori baik) 2) Perum Jasa Tirta II dengan skor GCG 81,600 (kategori Baik) Adapun BUMN yang diintervensi atau dibina oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat selama tahun 2016 sebanyak 8 (delapan) BUMN, namun yang dilakukan asesmen GCG tahun 2016 sebanyak dua BUMN karena enam BUMN lain tidak dilakukan asesmen GCG. Hal ini disebabkan lima BUMN tersebut telah di asesmen GCG pada tahun Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara dalam pasal 44 ayat 1 bahwa penilaian (asesmen) dilakukan secara berkala setiap 2 (dua) tahun. Berdasarkan uraian di atas, realisasi kinerja untuk indikator ini pada tahun 2016 adalah sebesar 100% yang dihitung dari jumlah BUMN/Anak perusahaan yang dibina oleh BPKP dan mendapat skor minimal baik yakni 2 BUMN dibandingkan dengan jumlah BUMN/anak perusahaan yang dibina BPKP dan dievaluasi yakni 2 BUMN. Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK) sebesar 50,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 200,00% dengan perhitungan: (100,00% : 50,00%) x 100,00% = 200,00%. Laporan Kinerja

60 4) Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) Indikator Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah BUMN/Anak Perusahaan di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang dibina oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan kinerjanya mendapat skor minimal A atau Baik berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh BPKP atau pihak lainnya dibandingkan dengan jumlah BUMN/Anak Perusahaan yang berada di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang diintervensi atau dibina oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan dievalusi oleh BPKP atau pihak lainnya pada tahun berjalan. Capaian kinerja untuk indikator ini dihitung berdasarkan Laporan hasil evaluasi atas kinerja BUMN/Anak Perusahaan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntan Negara atau pihak lainnya. Untuk tahun 2016, BUMN yang diintervensi atau dibina Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat sebanyak 8 (delapan) BUMN dengan rincian kegiatan sebagai berikut: No BUMN Kegiatan 1 PT Pindad (Persero) Monitoring PMN 2 PT Pupuk Kujang Kajian, Permintaan Pendapat/ Saran, Reviu Pedoman GCG 3 PT Bio Farma Narasumber Self Assessment GCG 4 PT Pos Indonesia (Persero) Reviu Pelaksanaan PBJ, Perimtaan Pendapat/Saran, Workshop GCG 5 Perum Jasa Tirta II Asesmen GCG 6 PT Kereta Api Indonesia (Persero) Monitoring PMN, Workshop GCG 7 PT Dirgantara Indonesia (Persero) Monitoring PMN 8 PT Indofarma (Persero) Tbk Asesmen GCG Laporan Kinerja

61 Berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dalam pasal 3 bahwa audit jasa keuangan, jasa reviu dan jasa asurans lainnya hanya diberikan oleh Akuntan publik. Terkait regulasi tersebut, BPKP tidak melakukan audit atas jasa tersebut. Dengan demikian, untuk penghitungan capaian kinerja tahun 2016 dihitung berdasarkan Laporan hasil audit kinerja BUMN yang dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik. Adapun hasil skor atas BUMN terkait diperoleh dari informasi melalui website atau konfirmasi pada BUMN yang bersangkutan dengan hasil sebagai berikut: No. Nama BUMN Kinerja Kategori 1 PT Pindad 55,05 BBB, Kurang Sehat 2 PT Pupuk Kujang 95,75 AAA, Sehat 3 PT Bio Farma 88,50 AA, Sehat 4 PT Pos Indonesia 59,30 B-3, Kurang Sehat 5 Perum Jasa Tirta II 91,54 AA, Sehat 6 PT Kereta Api Indonesia 84,00 AA, Sehat 7 PT Dirgantara Indonesia 56,10 BBB, Kurang Sehat 8 PT Indofarma (Persero) Tbk Tidak meminta audit kinerja pada KAP (tidak dilakukan audit kinerja) Realisasi kinerja atas indikator kinerja Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) adalah sebesar 57,14% yang berasal dari 4 BUMN yang mendapat kinerja minimal A dibandingkan dengan 7 BUMN yang dilakukan audit kinerja oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK) sebesar 50,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 114,28% dengan perhitungan: (57,14% : 50,00%) x 100,00% = 114,28% 5) Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina Indikator Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah BUMD di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang kinerjanya mendapat Laporan Kinerja

62 skor penilaian baik berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh BPKP atau pihak lainnya dibandingkan dengan jumlah BUMD yang berada di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang diintervensi atau dibina oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan dievaluasi kinerjanya oleh BPKP atau pihak lainnya pada tahun berjalan Capaian kinerja untuk indikator ini dihitung berdasarkan Laporan hasil evaluasi atas kinerja BUMD yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntan Negara atau pihak lainnya. Selama tahun 2016, BUMD yang diintervensi atau dibina Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat sebanyak 27 BUMD dengan kegiatan antara lain Evaluasi Kinerja, Reviu pelaksanaan PBJ, Reviu atas pedoman, dan Permintaan pendapat/saran. Adapun nilai Kinerja BUMD sebagai berikut: Laporan Kinerja

63 No BUMD Kinerja Kesehatan 1 PDAM Tirta Bhagasasi Kabupaten Bekasi 70,46 (Baik) 3,665 2 PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi 58,24 (Cukup) 3,420 3 PDAM Kabupaten Purwakarta 60,74 (Baik) 3,220 4 PDAM Tirta Gangga Kabupaten Subang 60,49 (Baik) 3,240 5 PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor 71,83 (Baik) 4,080 6 PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 73,45 (Baik) 4,255 7 PDAM Tirta Jaya Mandiri Kabupaten Sukabumi 57,95 (Cukup) 3,390 8 PDAM Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi (Cukup) 2,83 9 PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur 61,9 (Baik) 3, PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung 63,84 (Baik) 3, PDAM Tirta Wening Kota Bandung 57,94 (Cukup) 2, PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang 55,973 (Cukup) 3, PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya 61,29 (Baik) 3, PDAM Tirta Galuh Kabupaten Ciamis 60,64 (Baik) 3, PDAM Tirta Anom Kota Banjar 53,02 (Cukup) 2,68 16 PDAM Tirta Intan Kabupaten Garut 57,80 (Cukup) 2, PDAM Tirta Kamuning Kabupaten Kuningan 63,78 (Baik) 3, PDAM Kabupaten Majalengka 58,64 (Cukup) 3, PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon 58,56 (Cukup) 2, PDAM Kota Cirebon 63,34 (Baik) 3, PDAM Tirta Asasta Kota Depok 60,91 (Baik) 3, PDAM Titra Darma Ayu Kabupaten Indramayu 61,36 (Baik) 3, PDAM Tirta Arum Kabupaten Karawang tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP 24 PD Pasar Bermartabat tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP 25 PD Kebersihan tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP 26 PD Jasa Sarana tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP 27 PT Tirta Gemah Ripah tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP Realisasi kinerja atas indikator Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina sebesar 59,10% yang berasal dari perhitungan 13 BUMD yang mendapat kinerja baik dibandingkan dengan 22 BUMD yang dilakukan evaluasi kinerja oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat. Laporan Kinerja

64 Adapun 5 BUMD lainnya tidak dilakukan evaluasi kinerja baik oleh BPKP maupun KAP, sehingga tidak terdapat nilai kinerjanya. Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK) sebesar 50,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 118,20% dengan perhitungan: (59,10% : 50,00%) x 100,00% = 118,20% Sebagai informasi tambahan, capaian indikator ini melebihi target dikarenakan 13 PDAM tersebut telah dapat menindaklanjuti saran yang telah diberikan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat, sedangkan untuk 9 PDAM masih berupaya untuk memperbaiki kondisi keuangan/finansial dari PDAM tersebut. 6) Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina Indikator Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah BLUD di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang kinerjanya mendapat skor penilaian baik berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh BPKP atau pihak lainnya dibandingkan dengan jumlah BLUD yang berada di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang diintervensi atau dibina oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan dievaluasi kinerjanya oleh BPKP atau pihak lainnya pada tahun berjalan Capaian kinerja untuk indikator ini dihitung berdasarkan Laporan hasil evaluasi kinerja atas BLUD yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntan Negara atau pihak lainnya. Selama tahun 2016, BLUD-RSUD yang dilakukan intervensi atau dibina oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat sebanyak 12 BLUD-RSUD dengan kegiatan evaluasi kinerja, Asistensi/Bimtek Kebijakan Akuntansi, Asistensi/ Bimtek Penyusunan RBA, Narasumber SIA BLUD, Reviu/ Pendampingan dalam pelaksanaan PBJ, serta permintaan pendapat/saran. Adapun nilai Kinerja BLUD-RSUD sebagai berikut: Laporan Kinerja

65 No BLUD-RSUD Skor Predikat Keterangan 1 RSD BLUD Gunung Jati Kota Cirebon 75,61 Baik, A Evaluasi kinerja oleh BPKP 2 RSUD BLUD Kabupaten Karawang 77,65 Baik, A Evaluasi kinerja oleh BPKP 3 RSUD BLUD Kota Depok 77,7 Baik, A Evaluasi kinerja oleh BPKP 4 RSUD BLUD Soreang 62,82 Sedang, BBB Evaluasi kinerja oleh BPKP 5 RSUD Waled Kabupaten Cirebon 75,16 Baik, A Evaluasi kinerja oleh BPKP 6 RSUD Syamsudin Kota Sukabumi 92,00 Baik, AA Evaluasi kinerja oleh pihak lain 7 RSUD Al Ihsan 80,27 Baik, A Evaluasi kinerja oleh pihak lain 8 RSUD Majalaya Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun 9 RSUD Arjawinangun Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun 10 RSUD Kota Bekasi Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun 11 RSUD Patrol Indramayu Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun 12 RSUD Kabupaten Bekasi Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun Realisasi kinerja atas indikator BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina sebesar 85,71% yang berasal dari perhitungan 6 BLUD-RSUD yang mendapat kinerja baik dari 7 BLUD-RSUD yang dilakukan evaluasi kinerja. Adapun 5 BLUD-RSUD lainnya tidak dilakukan evaluasi kinerja baik oleh BPKP maupun KAP atau pihak manapun, sehingga tidak terdapat nilai kinerjanya. Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK) sebesar 0,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 200,00% yang dihitung berdasarkan kebijakan perhitungan angka maksimal yang ditetapkan oleh BPKP Pusat atas realisasi capaian kinerja dibandingkan dengan targetnya. Sebagai informasi tambahan, capain indikator ini diperoleh dari perhitungan 6 BLUD-RSUD mendapat nilai baik telah dapat menindaklanjuti pembinaan yang telah diberikan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat, sedangkan untuk 1 BLUD-RSUD mendapat nilai sedang karena BLUD-RSUD tersebut masih berupaya untuk memperbaiki kinerjanya, dan saat ini masih dilakukan pembinaan.. Laporan Kinerja

66 2. Capaian Kinerja Kegiatan (output) Keberhasilan pencapaian sasaran strategis Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi di atas didukung oleh keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan (output) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2016 yakni mencakup 1 sasaran kegiatan dan 1 indikator kinerja kegiatan berikut: Tabel 3.6 Capaian Kinerja Kegiatan (output) Sasaran Strategis 2 SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN satuan Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan 1. Tersedianya informasi hasil pengawasan pada Perwakilan BPKP 1. Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP rekomendasi ,00 Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Indikator Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP merupakan rekomendasi hasil pembinaan sistem pengendalian intern adalah saran yang menganjurkan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan hasil pembinaan sistem pengendalian intern yang jika dilaksanakan akan memberikan nilai tambah bagi penyelenggaraan sistem pengendalian intern Indikator ini diperoleh dari hasil pengumpulan jumlah Laporan Hasil Pembinaan dan Surat Penyampaian Rekomendasi yang diterbitkan. Adapun rumus perhitungan kinerja ini dalah jumlah output rekomendasi pembinaan SPI yang disampaikan Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 46 rekomendasi, seluruhnya atau 46 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga capaian kinerja indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Bidang Instansi Pemerintah Pusat, Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah, dan Bidang Akuntan Negara. Laporan Kinerja

67 III. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah 1. Capaian Kinerja Program (outcome) Misi ketiga BPKP yaitu 'Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten". Misi ini juga terkait, dengan Misi Dua dan Misi Satu. Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya, tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP. Kapabilitas API P diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi; (b)pola pengembangan auditor APIP; (c)praktek profesionalisme pengawasan intern; (d)eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e)kualitas hubungan Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f)struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP. Bersama-sama dengan misi 2, misi 3 ini juga mendukung pencapaian misi 1. Untuk mengukur pencapaian sasaran ini dilakukan melalui pengukuran 6 (enam) indikator kinerja outcome. Pada dasarnya, keenam indikator tersebut terbagi dalam 2 kategori yakni indikator mengenai kapabilitas APIP pada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat. Rincian kinerja selengkapnya perkembangan capaian kinerja untuk sasaran strategis Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah pada tahun 2016 ini dibandingkan dengan realisasi sampai dengan tahun 2016 dan target pada akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat (tahun 2019) adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja

68 Tabel 3.7 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah No. INDIKATOR KINERJA SASARAN satuan TA 2016 Realisasi Target Realisasi % CK sd 2016 Target Akhir Renstra (2019) (1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 0,00 100,00 200,00*) 100,00 100,00 *) = Angka Maksimal 2. Kapabilitas APIP Pemerintah % 3,70 3,7 100,00 3,7 85% Kabupaten / Kota (Level 3) 3. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi % 100, , % (Level 2) 4. Kapabilitas APIP Pemerintah % 51,86 70,37 135,69 70,37 10% Kabupaten / Kota (Level 2) 5. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi % 0,00 0,00 100,00 0,00 0% (Level 1) 6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) % 44,44 29,63 133,33 29,63 5% Ket. Uraian lebih lanjut capaian dari masing-masing indikator untuk sasaran Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah beserta capaiannya adalah sebagai berikut: 1) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) Kapabilitas APIP merupakan kemampuan APIP untuk melaksanakan perannya dalam menilai dan melaporkan tingkat efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan, serta memberikan saran kepada manajemen, yang mencakup area tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian. Peningkatan kapabilitas diarahkan untuk memperkuat atau meningkatkan pengawasan intern melalui langkah-langkah perbaikan dari tingkat pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang kuat dan efektif dengan organisasi yang lebih matang dan kompleks. Pembinaan kapabilitas mengidentifikasi kebutuhan fundamental untuk pelaksanaan pengawasan intern yang efektif, yang mengarah kepada pemenuhan tata kelola organisasi dan praktek-praktek pengawasan yang profesional. Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Provinsi di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai level 3 Kapabilitas APIP berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP Pemerintah Provinsi yang Laporan Kinerja

69 bersangkutan dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Provinsi yang menjadi mitra unit kerja Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah 100,00% yang dihitung berdasarkan Penilaian Mandiri APIP Pemerintah Provinsi Jawa Barat dibawah koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah. Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK) sebesar 0,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 200,00% yang dihitung berdasarkan kebijakan perhitungan angka maksimal yang ditetapkan oleh BPKP Pusat atas realisasi capaian kinerja dibandingkan dengan targetnya. 2) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 3) Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai level 3 Kapabilitas APIP berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra unit kerja Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Sampai dengan akhir Tahun 2016, kondisi kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Penilaian Mandiri APIP Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat dibawah koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah sebagaimana disajikan pada Tabel berikut ini: Laporan Kinerja

70 Tabel 3.8 Level Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota Tahun 2016 No. Nama Kabupaten/Kota Level 3 Level 2 Level 1 Ket. 1. Kota Bandung V 2. Kota Depok V 3. Kota Bekasi V 4. Kota Cirebon V 5. Kota Tasikmlaya V 6. Kota Banjar V 7. Kabupaten Bogor V 8. Kabupaten Sukabumi V 9. Kabupaten Cianjur V 10. Kabupaten Bekasi V 11. Kabupaten Karawang V 12. Kabupaten Subang V 13. Kabupaten Indramayu V 14. Kabupaten Kuningan V 15. Kabupaten Bandung V 16. Kabupaten Sumedang V 17. Kabupaten Garut V 18. Kabupaten Tasikmalaya V 19. Kabupaten Ciamis V 20. Kota Bogor V 21. Kota Sukabumi V 22. Kota Cimahi V 23. Kabupaten Bandung Barat V 24. Kabupaten Purwakarta V 25. Kabupaten Cirebon V 26. Kabupaten Majalengka V 27. Kabupaten Pangandaran V JUMLAH Berdasarkan hasil penilaian mandiri (self assesssment) APIP sampai dengan akhir tahun 2016 sebagaimana yang telah disajikan pada Tabel 3.8 di atas menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat yang telah mencapai level 3 kapabilitas APIP adalah 1 Pemerintah Daerah yakni Kota Bandung atau sebesar 3,7% dari jumlah Pemerintah Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 28 Kabupaten/Kota. Laporan Kinerja

71 Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK) maka capaian kinerja atas Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) adalah sebesar 100,00% dengan perhitungan: (3,7% : 3,7%) x 100,00% = 100,00% Dalam rangka meningkatkan kapabiltas APIP, pada periode berikutnya Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat akan lebih meningkatkan upaya pembinaan peningkatan kapabilitas APIP di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat melalui pelaksanaan sosialisi, pembimbingan dan konsultansi termasuk melakukan validasi (quality assurance) atas penilaian mandiri yang telah dilakiukan APIP setempat. 3) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Provinsi di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai level 2 Kapabilitas APIP berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP Pemerintah Provinsi yang bersangkutan dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Provinsi yang menjadi mitra unit kerja Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Pada Tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah sebesar 100,00% yang dihitung berdasarkan hasil Penilaian Mandiri APIP Pemerintah Provinsi Jawa Barat dibawah koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah yang menyatakan bahwa untuk levelling APIP Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah berada pada level 3. Dengan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa APIP Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memenuhi target level 2. Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK) sebesar 100,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 100,00%. Memperhatikan uraian butir 1) mengenai Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) serta Tabel 3.8 di atas, maka capaian kinerja atas indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) telah sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun Laporan Kinerja

72 4) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 2) Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai level 2 Kapabilitas APIP berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra unit kerja Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat Pada tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah sebesar 70,37% yang dihitung berdasarkan Penilaian Mandiri APIP pada 18 (delapan belas) Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan hasil berada pada level 2 dibagi dengan jumlah 27 Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat. Realisasi Pemerintah Kabupaten/Kota dengan level 2 yang lebih besar dibandingkan target yang telah ditetapkan menunjukkan kinerja yang lebih baik dikarenakan semakin banyaknya Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada pada level lebih tinggi dibandingkan dengan level dibawahnya (yakni level 1) Jika dibaningkan dengan target inerja menurut Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sebesar 51,86% maka capaian kinerja tahun 2016 adalah sebesar 135,69% dengan perhitungan: (70,37% : 51,68%) x 100,00% = 135,69% 5) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Provinsi di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai level 1 Kapabilitas APIP berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP Pemerintah Provinsi yang bersangkutan dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Provinsi yang menjadi mitra unit kerja Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah sebesar 100,00% yang dihitung berdasarkan Penilaian Mandiri APIP Pemerintah Provinsi Jawa Barat dibawah koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Laporan Kinerja

73 Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah. Memperhatikan uraian butir 1) mengenai Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3), butir 2) mengenai Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) serta Tabel 3.8 di atas, maka capaian kinerja atas indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) telah sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun ) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai level 1 Kapabilitas APIP berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra unit kerja Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat Pada tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah sebesar 29,637% yang dihitung berdasarkan Penilaian Mandiri APIP pada 8 (delapan) Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan hasil berada pada level 1 dibagi dengan jumlah 27 Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat. Realisasi Pemerintah Kabupaten/Kota dengan level 1 yang lebih kecil dibandingkan target yang telah ditetapkan menunjukkan kinerja yang lebih baik dikarenakan semakin sedikit Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada pada level lebih rendah dibandingkan dengan level di atasnya (yakni level 2), sebagaimana uraian mengenai rumus pengukuran kinerja pada bagian awal Bab III. Jika dibandingkan dengan target inerja menurut Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sebesar 44,44% maka capaian kinerja tahun 2016 adalah sebesar 133,33% dengan perhitungan: {44,44% - (29,63 44,44%)} : 44,44% x 100,00% = 133,33% Laporan Kinerja

74 2. Capaian Kinerja Kegiatan (output) Keberhasilan pencapaian sasaran strategis Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah di atas didukung oleh keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan (output) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2016 yakni mencakup 1 sasaran kegiatan dan 1 indikator kinerja kegiatan berikut: Tabel 3.9 Capaian Kinerja Kegiatan (output)sasaran Strategis 3 SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN satuan Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan 1. Tersedianya informasi hasil pengawasan pada Perwakilan BPKP Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda rekomendasi ,00 Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda Indikator Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda adalah rekomendasi hasil pembinaan kapabilitas aparat pengawasan intern adalah saran yang menganjurkan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan hasil pembinaan kapabilitas aparat pengawasan intern yang jika dilaksanakan akan memberikan nilai tambah bagi organisasi atau menghindarkan organisasi dari kerugian atau pelanggaran hukum Indikator ini diperoleh dari hasil pengumpulan jumlah Laporan Hasil Pembinaan dan Surat Penyampaian Rekomendasi yang diterbitkan. Adapun rumus perhitungan kinerja ini adalah jumlah Output rekomendasi pembinaan APIP yang disampaikan kepada APIP terkait. Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 6 rekomendasi, seluruhnya atau 6 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga capaian kinerja indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah. Laporan Kinerja

75 IV. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP 1. Capaian Kinerja Program (outcome) Penyelenggaraan dukungan manajemen Perwakilan BPKP merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang keberhasilan Perwakilan BPKP dalam melaksanakan kegiatan teknis Perwakilan BPKP. Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran juga merupakan sub unsur yang turut mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan teknis Perwakilan BPKP. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benarbenar menghasilkan kinerja yang terbaik. Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga mempunyai kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang diatur dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina satuan kerja terkait kualitas pengelolaan keuangan ditandai dengan tingkat opini WTP terhadap laporan keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI. Untuk mengukur pencapaian sasaran ini dilakukan melalui pengukuran 1 indikator kinerja outcome. Rincian kinerja selengkapnya perkembangan capaian kinerja untuk sasaran strategis Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP pada tahun 2016 ini dibandingkan dengan realisasi sampai dengan tahun 2016 dan target pada akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat (tahun 2019) adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja

76 Tabel 3.10 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP No. INDIKATOR KINERJA SASARAN satuan TA 2016 Realisasi Target Realisasi % CK sd 2016 Target Akhir Renstra (2019) (1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Persepsi kepuasan layanan skala 7,00 7,86 112,29 7,86 8 kesesmaan (skala likert 1-10) Ket. Dari hasil pengukuran terhadap 1 indikator tersebut, sebanyak 1 indikator (100%) mencapai target. Uraian lebih lanjut capaian dari masing-masing indikator untuk sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP beserta capaiannya yakni indikator Persepsi Kepuasan Layanan Kesekretariatan. Capaian indikator kinerja ini diukur berdasarkan hasil survey kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat terhadap layanan yang diberikan sub Bagian Kepegawaian, Keuangan dan Umum yang termasuk dalam rumpun Bagian Tata Usaha. Capaian indikator outcome Persepsi kepuasan layanan kesekretariatan sebesar 7,86 skala likert atau 112,29% dari target Tahun 2016 sebesar 7,00 skala likert. Capaian tersebut berdasarkan survey dengan penyebaran kuesioner kepada para responden pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil (jawaban) kuesioner yang diterima kembali menunjukkan tingkat kepuasan rata-rata bervariasi sebagai berikut: No. Uraian Jumlah Parameter Nilai berdasar Range Nilai Rata-rata 1. Subbag Kepegawaian 10 7,61 sd 8,19 7,89 2. Subbag Keuangan 13 7,5 sd 8,6 8,10 3. Subbag Umum 13 7,35 sd 7,98 7,59 Nilai rata-rata 7,86 Laporan Kinerja

77 2. Capaian Kinerja Kegiatan (output) Keberhasilan pencapaian sasaran strategis Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP di atas didukung oleh keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan (output) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2016 yakni mencakup 2 sasaran kegiatan dan 3 indikator kinerja kegiatan. Adapun rincian selengkapanya atas capaian kinerja kegiatan (output) yang mendukung terhadap pencapaian sasaran strategis di atas adalah sebagai berikut: Tabel 3.11 Capaian Kinerja Kegiatan (output) Sasaran Strategis 4 SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN satuan Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sasaran Kegiatan 1. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan 2. Termanfaatkannya Aset secara optimal Indiaktor Kinerja Kegiatan 1. Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP 2.1 Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara Perwakilan BPKP 2.2 Terlaksananya rehabilitasi Kantor Perwakilan BPKP laporan ,00 M ,00 M ,00 Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 3 jenis, seluruhnya atau 3 jenis output tersebut dapat dicapai sehingga capaian kinerja indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan dukungan teknis yang dilaksanakan oleh para Sub Bagian yang tergabung dalam rumpun Bagian Tata Usaha sebagai berikut: 1) Penyediaan Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP dengan realisasi sebanyak 80 laporan atau 100% dari target yang telah ditetapkan. Adapun jumlah layanan dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat dalam bentuk laporan adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja

78 Uraian Satuan Jumlah Keterangan Jumlah Dokumen Rencana Anggaran (RKAKL) Unit Kerja (Pagu Anggaran dan Alokasi Anggaran) Dokumen 2 Keuangan Jumlah Laporan Keuangan (10 LRA Bulanan, 1 LK Semesteran dan 1 LK Tahunan Unaudited, 1 LK Audited) Dokumen 13 Keuangan Jumlah Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dokumen 1 Prolap Jumlah Dokumen Perjanjian Kinerja (PERKIN) Dokumen 1 Prolap Jumlah Dokumen LAPKIN (3 Lap Triwulanan, 1 Lap Tahunan)/ Realisasi RKT Bulanan Dokumen 16 Prolap Jumlah Laporan Pelaksanaan Rencana Pembangunan PP 39 ( Triwulanan) Laporan 4 Prolap Laporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (Triwulanan) Laporan 4 Prolap Laporan Tindak Lanjut Hasil Raker Laporan 1 Prolap Laporan Penyelenggaraan SPIP (Triwulanan) Dokumen 4 Satgas SPIP Dokumen Perencanaan Sarana Prasarana (Tahunan) Dokumen 1 Umum Jumlah Laporan BMN (Semesteran dan Tahunan) Dokumen 2 Umum Laporan Konservasi Energi/Penghematan Energi (Semesteran) Laporan 2 Umum Jumlah Laporan Kearsipan (Triwulanan) Laporan 4 Umum Jumlah Laporan Budaya Kerja (Semester) Laporan 2 UP Jumlah Laporan GDN (Bulanan) Laporan 12 UP Jumlah Laporan Mutasi, Promosi dan Kenaikan Pangkat Terpadu Pegawai Laporan 2 UP Dokumen Perencanaan Kebutuhan SDM (Tahunan) Dokumen 1 UP Laporan Kehumasan (Triwulanan) Laporan 4 UP Laporan Program Pelatihan Mandiri (PPM/IHT) Triwulanan Laporan 4 UP Jumlah 80 2) Pelaksanaan rehabilitasi berat rumah negara Perwakilan BPKP dengan realisasi seluas 100 M2 atau 100% dari target yang telah ditetapkan; dan 3) Pelaksanaan rehabilitasi Kantor Perwakilan BPKP dengan realisasi seluas M2 atau 100% dari target yang telah ditetapkan. Laporan Kinerja

79 C. AkuntabilitasKeuangan Dalam Tahun 2016 realisasi keuangan DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat menurut realisasi SPM sampai dengan akhir Desember 2016 (sebelum rekonsiliasi dengan KPPN) adalah sebesar Rp ,00 atau 98,28% dari dana yang tersedia dalam DIPA sebesar Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Tabel3.12 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2016 (sebelum rekonsiliasi dengan KPPN) URAIAN Program Pengawasan Intern dan Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ANGGARAN REALISASI SISA DANA (Rp) (Rp) % (Rp) % , ,33 Program Dukungan Manajemen dan pelaksanakan Tugas Teknis Lainnya BPKP , ,87 Jumlah Bruto , ,66 Pengembalian Belanja - ( ) ~ ~ Jumlah Netto , ,72 Penyerapan tidak mencapai 100% disebabkan adanya penghematan dalam realisasi belanja barang. Pengembalian belanja sebesar Rp ,00 terdiri dari: Laporan Kinerja

80 Tabel 3.13 Rincian Pengembalian Belanja per Program (sebelum rekonsiliasi dengan KPPN) URAIAN Pegawai (Rp) JENIS BELANJA Barang (Rp) Modal (Rp) Jumlah (Rp) Program Pengawasan Intern dan Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP Jumlah Bruto Sedangkan dana dari pihak ketiga (BUMN/D, Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten) untuk membiayai kegiatan berupa audit dan asistensi sebesar Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Bidang IPP Tabel 3.14 Realisasi Kegiatan yang Bersumber Dana dari Kemitraan Kegiatan Jumlah (Rp) - Perekonomian Polsoskam Bidang APD - Bimtek/Asistensi/SosialisasiKeuangan Daerah Jumlah Bila ditinjau dari pencapaian masing-masing sasaran dikaitkan dengan anggaran yang tersedia dalam DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 dan realisasi keuangannya adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja

81 Tabel 3.15 Anggaran dan Realisasi per Sasaran Strategis No Sasaran Strategis & Indikator Kinerja Target (Rp000) Anggaran Realiasasi (Rp000) I.Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi II. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi III. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah IV. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP Jumlah Laporan Kinerja

82 BAB IV PENUTUP aporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam bentuk Perjanjian Kinerja (PK) dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan. Apabila dibandingkan dengan target outcome sampai dengan Tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat maupun Perjanjian Kinerja Tahun 2016, jumlah indikator outcome Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian outcome Unit Kerja Eselon I dan BPKP Pusat sebanyak 16 (enam belas) indikator kinerja utama. Dimana seluruh indikator tersebut telah mencapai target yang telah ditetapkan atau 100%. Apabila dibandingkan dengan target output Tahun 2016 yang memberikan ontribusi terhadap pencapaian target oucome tahun 2016, dari 8 (delapan) indikator output yang ada, seluruh indikator tersebut mencapai target atau 100% dari total indikator. Pencapaian target output tersebut telah sesuai dengan kebijakan penetapan target yang ditetapkan BPKP Pusat. Dalam rangka membangun Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang lebih baik, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat telah mengidentifikasi permasalahan dan upaya perbaikan yang akan dilaksanakan. Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi antara lain: 1. Keselarasan antar dokumen perencanaan yaitu Renstra, PK dan PKP2T belum sepenuhnya terbangun. Masih dijumpai perbedaan target antara PK dengan PKP2T maupun Renstra, sehingga target dalam PK tidak tercapai sementara di sisi lain adanya kinerja sesuai PKP2T yang tidak dapat dilaporkan karena tidak sesuai dengan Tapkin. 2. Masih terdapat kelemahan dalam penjabaran definisi dan rumusan indikator kinerja outcome serta cara mengukur outcome secara baku sehingga Laporan Kinerja

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Nomor: LKIN-007/PW03/6/2017 Tanggal: 10 Januari 2017 DAFTAR ISI Ikhtisar Kinerja Bab III Akuntabilitas Kinerja Kata Pengantar... Daftar

Lebih terperinci

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. - 2 - Mengingat : 1. Peraturan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi (Lembaran Negara Republik Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

Lebih terperinci

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN Pada bab sebelumnya telah diuraikan tentang visi, misi dan tujuan yang pencapaiannya diukur dari pencapaian sasaran strategis, sasaran program

Lebih terperinci

Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai

Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai P uji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA. Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361)

LAPORAN KINERJA. Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361) LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Jalan Kapten Tantular, Denpasar 80235 Telepon: (0361) 246772 Faksimili: (0361) 246771 E-mail: bali@bpkp.go.id N o m o r : L A P - 0 1 4 8 / P W 2 2 / 2 0 1 7 Tanggal 1 0 J a

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Untuk mewujudkan visi, BPKP memiliki tiga misi, yaitu:

RINGKASAN EKSEKUTIF. Untuk mewujudkan visi, BPKP memiliki tiga misi, yaitu: RINGKASAN EKSEKUTIF Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan unit organisasi mandiri yang mendukung dan melaksanakan kebijakan BPKP Pusat. Perwakilan BPKP memiliki visi, misi, tujuan

Lebih terperinci

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Menurut Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (SAKIP) dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012 LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA / DAERAH PADA PROVINSI PAPUA TAHUN 2012 Nomor: LAP- 20/PW26/1/2012 Tanggal: 18 Januari 2012 LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan Laporan Kinerja Tahun 206 Provinsi Kalimantan Selatan KATA PENGANTAR Tahun 206 merupakan tahun kedua Renstra Provinsi Kalimantan Selatan yang telah disusun sebagai bagian dari Renstra BPKP. Tahun 206 juga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar Daftar Isi

DAFTAR ISI. Kata Pengantar Daftar Isi DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Ringkasan Eksekutif v I. Pendahuluan 1 A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi... 2 B. Aspek Strategis... 4 C. Kegiatan dan Produk Organisasi... 7 D. Struktur

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... I Ii iv BAB I PENDAHULUAN... A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi... B. Aspek Strategis Organisasi... C. Kegiatan dan Layanan

Lebih terperinci

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis Ringkasan Eksekutif Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mengantar BPKP memasuki babak baru yang menegaskan peran BPKP sebagai Auditor

Lebih terperinci

Suplemen Rencana Strategis

Suplemen Rencana Strategis Suplemen Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat 2010-2014 Lampiran Keputusan Nomor KEP-2220/PW14/1/2012 Tanggal 28 Desember 2012 SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat PERJANJIAN KINERJA P enetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan. Target

Lebih terperinci

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut :

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut : RENCANA STRATEGIS 2010-2014 PERWAKILAN BPKP SULUT Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun 2010-2014 dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pernyataan Visi Sejalan dengan

Lebih terperinci

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta.

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta Timur 320 Telepon (02) 85907460, Faksimile (02) 890663, E-mail dki@bpkp.go.id

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT Nomor : LAP-011/PW03/1/2016 Tanggal : 20 Januari 2016 Kata Pengantar Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (SAKIP) dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009 www.bpkp.go.id KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009 KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, Menimbang

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah NOMOR: LAKIP - 023 /PW18/1/2014 TANGGAL 21 JANUARI 2014 Ringkasan

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Papua Barat yang sebelumnya wilayah kerjanya berada/merupakan bagian dari Perwakilan BPKP Provinsi Papua telah menyusun

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA)

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA) PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA) PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 LAP-20/PW14/1/16 2 FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB

Lebih terperinci

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja INFORMASI KINERJA Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggarannya.

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 NOMOR : LAP-6/PW02/1/2016 TANGGAL : 8 JANUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan. Organisasi. Tata Kerja. No.1241, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Kepala, Ardan Adiperdana

Kepala, Ardan Adiperdana Nomor : LKIN-4/K/SU/2017 Tanggal : 21 FEBRUARI 2017 KATA PENGANTAR L aporan Kinerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian sasaran

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 NOMOR : LAP-13/PW17/1/2017 TANGGAL : 11 JANUARI 2017

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) pada dasarnya merupakan dokumen yang bersifat taktis strategis yang menjabarkan strategis

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 32,5 Banjarbaru 70711 Telp: (0511) 4781116 Faksimili : (0511) 4774501 email : kalsel@bpkp.go.id,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan ii

DAFTAR ISI. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan ii KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan media akuntabilitas yang dapat digunakan sebagai pertanggungjawaban atas capaian kinerja instansi pemerintah setingkat Eselon II ke atas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi... B. Aspek Strategis Organisasi... 4 C. Kegiatan dan Layanan Produk

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT LAPORAN KINERJA 2016 PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT LAPORAN KINERJA 2016 PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT LAPORAN KINERJA 206 PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT LAPORAN KINERJA 206 Nomor : LKIN-09/PW27/6/207 Tanggal : 2 JANUARI 207 Daftar Isi Kata Pengantar.. Daftar

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN 63 BAB III OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Untuk

Lebih terperinci

L K j LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

L K j LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L K j 2 0 1 6 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT N O M O R : L A P - 11 / P W 1 4 / 6 / 2 0 1 7 TA N G G A L : 1 2 J A N U A R I 2 0 1 7 PERWAKILAN BPKP PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015 PERWAKILAN KANTOR GUBERNUR BPKP PROVINSI MALUKU MALUKU UTARA UTARA NOMOR : S-14/PW33/1/2015 TANGGAL 25 Januari 2015 LAKIP

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Nomor: LAP-11/D4/2016 Tanggal 30 Desember 2016 ii KATA PENGANTAR Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabel serta untuk memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR Nomor : LAP-1/PW13/2013 Tanggal : 02 Januari 2013 LAKIP 2012 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur KATA PENGANTAR aporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia LAPORAN KINERJA 2014 BPKP untuk Indonesia Nomor: LKIN- 502/K.SU/01/2015 Tanggal: 26 Februari 2015 Ringkasan Eksekutif B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

Nomor : LKIN-268/PW08/1/ Juni 2016 Hal : Laporan Monitoring Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung s.d. Triwulan II Tahun 2016

Nomor : LKIN-268/PW08/1/ Juni 2016 Hal : Laporan Monitoring Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung s.d. Triwulan II Tahun 2016 Nomor : LKIN-268/PW08/1/ 27 Juni Hal : Laporan Monitoring Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung II Yth. Sekretaris Utama u.p. Kepala Biro Perencanaan Pengawasan di Jakarta Berikut kami sampaikan hasil

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI LAPORAN MONITORING KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2016

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI LAPORAN MONITORING KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI LAPORAN MONITORING KINERJA PERWAKILAN PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN NOMOR : LKIN-1645/PW22/6/ TANGGAL : 24 JUNI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 NOMOR : LAP-6/PW02/1/2016 TANGGAL : 8 JANUARI 2016 PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI

Lebih terperinci

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina 11 T erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP), menegaskan BPKP bertugas melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Rencana Strategis 2010-2014 Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DIY tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: Visi : Auditor Presiden yang responsif,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR : LKIN-129/PW28/1/2017 TANGGAL: 10 JANUARI 2017 Kata Pengantar Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkah dan rahmat-nya

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nomor : LKIN-991/PW/17/1/2013 Tanggal : 31 DESEMBER 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI BENGKULU. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI BENGKULU. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH Nomor : S- 0104/PW06/6/2017 Tanggal : 17 Januari 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI BENGKULU SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 1 2 A. Sasaran Program Indikator Kinerja Program 1. Perbaikan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Nomor: S 150/PW22/2016 Tanggal: 21 JANUARI 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI Lampiran 7/1-2 SASARAN PROGRAM/KEGIATAN A. Sasaran

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun Kata Pengantar

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun Kata Pengantar Kata Pengantar Setiap Instansi Pemerintah yang telah menerima anggaran dari pemerintah wajib menggunakannya untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien, efektif,

Lebih terperinci

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP-67/DL/2/2013 TENTANG PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Nomor : PRJ-8/PW13/2016 Tanggal : 18 Januari 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR Jalan Raya Banda Juanda Sidoarjo No.38

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, BAB I PENDAHULUAN Pemahaman kegiatan pengawasan harus berangkat dari suatu pemahaman manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, actuating dan controlling. Controlling adalah salah satu

Lebih terperinci

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, merupakan pertanggungjawaban atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Berangkat dari pemikiran tersebut, Perwakilan

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 INSPEKTORAT KABUPATEN LABUHANBATU JL. SISINGAMANGARAJA No.062 RANTAUPRAPAT KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN. Laporan Kinerja. Perwakilan BPKP Provinsi Banten

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN. Laporan Kinerja. Perwakilan BPKP Provinsi Banten BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten 2016 Nomor : LAP-5/PW30/6/2017 Tanggal : 10 Januari 2017 I KATA PENGANTAR Memenuhi

Lebih terperinci

No.1027, 2014 BPKP. Perwakilan BPKP. Aceh. Yogyakarta. Sulawesi Tenggara. Provinsi. Organisasi. Tata Kerja.

No.1027, 2014 BPKP. Perwakilan BPKP. Aceh. Yogyakarta. Sulawesi Tenggara. Provinsi. Organisasi. Tata Kerja. No.1027, 2014 BPKP. Perwakilan BPKP. Aceh. Yogyakarta. Sulawesi Tenggara. Provinsi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

Sasaran 7 dari Tujuan 5 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 100,00% Sasaran 4 dari Tujuan 3 : Dari 1 IKU dominan tercapai 100,00%

Sasaran 7 dari Tujuan 5 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 100,00% Sasaran 4 dari Tujuan 3 : Dari 1 IKU dominan tercapai 100,00% IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, merupakan pertanggungjawaban atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Berangkat dari pemikiran tersebut, Perwakilan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) KATA PENGANTAR Prinsip manajemen berbasis kinerja mengharuskan setiap instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya melalui Laporan Kinerja (LKj) Instansi

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 NOMOR : LAP - 04/PW17.1/2013 TANGGAL : 7 JANUARI 2013 Ringkasan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah Subhaanahu wa Ta ala atas berkah dan rahmat yang telah diberikan sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP

Lebih terperinci

PROFIL INDIKATOR OUTCOME

PROFIL INDIKATOR OUTCOME Lampiran I/1dari 5 PROFIL INDIKATOR OUTCOME 1 Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi 1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengelolaan program

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 LKIP Inspektorat Kabupaten Pandeglang Tahun 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci