Kepala, Ardan Adiperdana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kepala, Ardan Adiperdana"

Transkripsi

1 Nomor : LKIN-4/K/SU/2017 Tanggal : 21 FEBRUARI 2017

2 KATA PENGANTAR L aporan Kinerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian sasaran strategis tahun anggaran Pengukuran kinerja didasarkan pada hasil penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran strategis sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja BPKP Tahun Penyusunan Laporan Kinerja BPKP mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri PAN RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Di samping itu, menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, BPKP berperan melakukan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan memfasilitasi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam rangka meningkatkan kapabilitasnya agar terwujud APIP yang efektif. Secara umum, capaian kinerja sasaran telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil pengukuran kinerja tahun 2016 menunjukkan bahwa dari 8 IKU sasaran strategis BPKP, sebanyak 5 IKU mencapai/ melampaui target, sedangkan 3 IKU lainnya mencapai kinerja yang cukup baik dengan capaian kinerja berada pada rentang 92% sampai dengan 98%. Jumlah instansi pemerintah yang mengalami peningkatan maturitas SPIP dan kapabilitas APIP cukup banyak. Dalam tahun 2016, sebanyak 21 instansi pemerintah telah mencapai maturitas SPIP level 3, meningkat dari tahun sebelumnya hanya sebanyak 5 instansi. Demikian pula Kapabilitas APIP telah mencapai level 3 sebanyak 26 APIP, meningkat dari tahun sebelumnya hanya sebanyak 2 APIP. Selain itu, jumlah pemerintah daerah yang telah dinilai maturitas SPIP dan kapabilitas APIP-nya meningkat secara signifikan. Pemerintah Provinsi yang telah dinilai maturitas SPIP-nya pada tahun 2016 sebanyak 24 Pemprov, meningkat dibanding tahun 2015 sebanyak 3 Pemprov. Sedangkan Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah dinilai maturitas SPIP-nya pada tahun 2016 sebanyak 266 Pemkab/kota, meningkat dibandingkan tahun 2015 sebanyak 74 Pemkab/kota. Pemerintah Provinsi yang telah dibina kapabilitas APIP-nya pada tahun 2016 sebanyak 34 APIP, meningkat dibandingkan tahun 2015 sebanyak 20 APIP Provinsi. Sedangkan Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah dibina kapabilitas APIP-nya i

3 pada tahun 2016 sebanyak 502 APIP, meningkat dibanding tahun 2015 sebanyak 427 APIP Kabupaten/Kota. Selain pencapaian tujuan dan sasaran strategis tersebut di atas, beberapa prestasi BPKP tahun 2016 dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan BPKP Tahun Anggaran 2015 dari BPK-RI. 2. Penerimaan penghargaan (award) juara terbaik dari Kementerian Keuangan atas prestasi penyampaian Laporan Keuangan BPKP yang berkualitas dan tepat waktu selama 8 tahun berturut-turut ( ), pengelolaan aset negara dengan baik, dan efisiensi dari pemanfaatan e-procurement. 3. Kemenangan di pengadilan untuk hampir seluruh sidang gugatan terhadap BPKP. 4. Peringkat III Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Tahun 2016 untuk Kategori Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian dari Komisi Informasi Pusat 5. Capaian kinerja pengelolaan BMN BPKP di Lingkungan Kementerian/Lembaga sebagai peringkat terbaik untuk tahun 2013, 2014, dan 2015 yang diapresiasi oleh Kementerian Keuangan melalui penghargaan Bandha Tadhya Abiwada Utama pada forum BMN Award Capaian kinerja tahun 2016 ini diharapkan dapat menjadi alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja seluruh jajaran pejabat dan pelaksana di lingkungan BPKP dalam mewujudkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional. Kepala, Ardan Adiperdana ii

4 Daftar Isi i-viii Ikhtisar Kinerja Akuntabilitas Kinerja Kata Pengantar... Daftar Isi... Ikhtisar Eksekutif Pendahuluan A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi... B. Aspek Strategis Organisasi... C. Kegiatan dan Produk Organisasi D. Struktur Organisasi... E. Sistematika Penyajian... i iii v A. Kerangka Pengukuran Kinerja. B. Akuntabilitas Kinerja Ikhtisar Kinerja Evaluasi Kinerja... a. Kinerja Pengawasan... Sasaran Strategis 1... Sasaran Strategis 2... Sasaran Strategis 3... b. Kinerja Dukungan Pengawasan... C. Realisasi Keuangan Penutup Lampiran Perencanaan Kinerja A. Rencana Strategis Pernyataan Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Strategis Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Program dan Kegiatan... B. Perjanjian Kinerja iii

5 iv

6 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN INSPEKTORAT PERNYATAAN TELAH DIREVIU Kami telah mereviu Laporan Kinerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk tahun anggaran 2016 sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi tanggung jawab manajemen Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah disajikan secara akurat, andal, dan valid. Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini. Jakarta, 20 Februari 2017 Inspektur, Achdiman Kartadimadja NIP

7 Ikhtisar Eksekutif V isi BPKP adalah menjadi Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional. Sebagai Auditor Internal Pemerintah RI, BPKP berperan membantu pemerintah dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan negara, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN Untuk mewujudkan visinya, BPKP melaksanakan tiga misi, yaitu (1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif; (2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif; serta (3) Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten. Dalam mencapai visi dan misi, BPKP menetapkan tiga tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun , yaitu (1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif; (2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; dan (3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten. Untuk mencapai tujuan strategis tersebut, BPKP telah merumuskan tiga sasaran strategis dan menetapkan delapan indikator kinerja sasaran strategis sebagai dasar pengukuran kinerja BPKP. Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2016 menunjukkan dari 8 IKU sasaran strategis BPKP, sebanyak 5 IKU mencapai/ melampaui target, sedangkan 3 IKU lainnya mencapai kinerja yang cukup baik dengan capaian kinerja berada pada rentang 92% sampai dengan 98%, sebagaimana disajikan pada Gambar RE.1. Gambar RE.1. Capaian Sasaran Strategis BPKP Tahun 2016 v

8 vi

9 Kinerja yang telah mencapai target, secara umum, didukung oleh BPKP secara proaktif menjalin kerjasama dengan K/L dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan negara serta kemampuan instansi pemerintah baik pusat maupun daerah yang meningkat dalam pengelolaan akuntabilitas keuangan. Peningkatan maturitas SPIP dan kapabilitas APIP K/L/Pemda masih memerlukan upaya yang lebih optimal dan terukur untuk mencapai target akhir masa Renstra, namun demikian terjadi peningkatan kinerja yang signifikan dalam jumlah K/L/Pemda yang telah dilakukan penilaian. Hal ini memberikan optimisme, dengan upaya yang terukur dan kerja keras, target pada akhir masa Renstra akan tercapai. Selain pencapaian tujuan dan sasaran strategis tersebut di atas, beberapa prestasi BPKP Tahun 2016 dapat disebutkan sebagai berikut. 1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan BPKP Tahun Anggaran 2015 dari BPK-RI. 2. Penerimaan penghargaan (award) juara terbaik dari Kementerian Keuangan atas prestasi penyampaian Laporan Keuangan BPKP yang berkualitas dan tepat waktu selama 8 tahun berturut-turut ( ), pengelolaan aset negara dengan baik, dan efisiensi dari pemanfaatan e-procurement. 3. Kemenangan di pengadilan untuk hampir seluruh sidang gugatan terhadap BPKP. 4. Peringkat III Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Tahun 2016 untuk Kategori Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian dari Komisi Informasi Pusat 5. Capaian kinerja pengelolaan BMN BPKP di Lingkungan Kementerian/Lembaga sebagai peringkat terbaik untuk tahun 2013, 2014, dan 2015 yang diapresiasi oleh Kementerian Keuangan melalui penghargaan Bandha Tadhya Abiwada Utama pada forum BMN Award vii

10 BAB 1 Pendahuluan B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan tugas utama membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara serta pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan yang terkait. Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian Laporan Kinerja Tahun 2016 lebih lanjut diuraikan sebagai berikut. A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi Sejak terbentuk pada tahun 1983, tugas dan fungsi BPKP mengalami beberapa kali penyesuaian. Tugas dan fungsi BPKP terakhir diatur berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP menggantikan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 beserta perubahannya. Berdasarkan Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. BPKP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden; 1

11 Pendahuluan 2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah; 3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah; 4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan pemerintah yang strategis; 5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi; 6. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) lainnya; 7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja Pemerintah Pusat; 8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan badanbadan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; 9. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan; 10. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor; 11. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah; 2

12 Pendahuluan 12. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah; 13. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP; 14. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mewajibkan menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota melakukan pengendalian atas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. BPKP diamanahkan untuk melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Untuk mempercepat implementasi penyelenggaraan SPIP, Presiden menerbitkan Inpres Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, sebagai berikut. 1. Mempercepat efektivitas penerapan sistem pengendalian intern pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional; 2. Mengintensifkan peran Aparat Pengendalian Intern Pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional serta meningkatkan upaya pencegahan korupsi; 3. Melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan penerimaan negara/daerah serta efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran negara/daerah. Instruksi Presiden tersebut telah dimuat dalam misi BPKP pada Rencana Strategis (Renstra) periode B. Aspek Strategis Organisasi Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan dalam rangka mengawal pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Pemerintah, BPKP telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun Pengawasan pembangunan dan pembangunan pengawasan yang dilakukan oleh BPKP diarahkan untuk mencapai 3

13 Pendahuluan sasaran terwujudnya kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya. Kebijakan pengawasan BPKP juga diarahkan untuk mencapai terwujudnya penguatan kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern yang independen, profesional, dan sinergis, serta kebijakan penerapan sistem manajemen kinerja pembangunan nasional yang efisien dan efektif. Arah kebijakan pengawasan BPKP secara rinci sebagai berikut: 1. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan IA-CM (Internal Audit Capability Model) APIP yang mampu mendorong pemantapan penerapan sistem pengendalian intern Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi (KLPK) serta mampu bersinergi dengan APIP lain dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) baik dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah maupun pembangunan nasional; 2. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pengawasan sinergis bersama-sama dengan APIP Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi untuk mengawal pencapaian sasaran program pembangunan yang bersifat lintas bidang di RPJMN ; 3. Peningkatan ruang fiskal negara melalui pengawasan untuk meningkatkan penerimaan negara/daerah; pengawasan untuk efisiensi pengeluaran negara/daerah; pengawasan terhadap optimalisasi pemanfaatan aset negara/daerah; pengawasan pembiayaan keuangan negara/daerah; dan pengawasan terhadap alokasi keuangan daerah (dana transfer); 4. Pengamanan keuangan negara/daerah yang efektif melalui debottlenecking dan clearing house; pengawasan represif untuk preventif serta pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu adalah memfokuskan pada peningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis melalui penguatan SPIP, penguatan kapasitas APIP, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia BPKP. Sebagai program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, secara lebih spesifik strategi tersebut tertuang dalam empat butir strategi (fokus dan sinergis). 4

14 Pendahuluan 1. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern yang mendukung sinergi pengawasan program pemerintah dan mendukung penguatan penyelenggaraan SPIP; 2. Pemfokusan pengawasan intern pada isu strategis atau program pembangunan nasional bersifat lintas bidang dalam RPJMN , termasuk di dalamnya menguatkan sistem pengendalian intern program lintas; 3. Pengawasan terhadap optimalisasi penerimaan negara/daerah; 4. Pengamanan keuangan/aset negara/daerah termasuk pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. C. Kegiatan dan Produk Organisasi Sesuai dengan renstra, BPKP melaksanakan kegiatan pengawasan yang disesuaikan dengan nomenklatur yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi eselon II/satker yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan dari masingmasing eselon II teknis akan menghasilkan rekomendasi sebagai indikator kinerja pengawasannya. Rekomendasi dihasilkan melalui pelaksanaan komponen kegiatan, baik komponen teknis pengawasan dengan menggunakan berbagai alat (tools) pengawasan seperti audit, reviu, evaluasi, pemantauan, maupun komponen yang mendukung langsung kegiatan seperti penyusunan dan diseminasi pedoman, pemantauan pelaksanaan pengawasan, tabulasi, dan lain-lain. Selain itu, terdapat pelaksanaan dukungan pengawasan meliputi penyiapan kultur organisasi, penyiapan profesionalisme SDM, penyiapan SOP pelaksanaan kegiatan, penyiapan sarana dan prasarana dan lain-lain yang mendukung kegiatan teknis pengawasan secara tidak langsung. BPKP telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen pemerintahan. Selain produk untuk pembinaan penyelenggaraan SPIP menurut PP 60 Tahun 2008, BPKP juga menghasilkan produk unggulan antara lain: 1. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan; 2. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA); 3. Standar Pelayanan Minimal di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance Enhancement Program); 5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM; 5

15 Pendahuluan 6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor Publik; 7. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD; 8. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO; 9. Program Anti Korupsi (PAK); 10. Fraud Control Plan (FCP); 11. Management Assessment Center (MAC); 12. Peningkatan Maturitas SPIP; 13. Peningkatan Kapabilitas APIP. D. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP, Kepala BPKP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Struktur organisasi BPKP terdiri atas Kepala BPKP yang membawahkan satu Sekretariat Utama, lima Kedeputian, empat Pusat, serta satu Inspektorat. BPKP juga memiliki 34 Perwakilan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Struktur organisasi BPKP sebagaimana disajikan dalam Gambar 1.1. Gambar 1.1 Struktur Organisasi BPKP Kepala Sekretariat Utama Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Polhukam, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Deputi Bidang Akuntan Negara Deputi Bidang Investigasi Inspektorat Pusdiklatwas Puslitbangwas Perwakilan Pusinfowas Pusbin JFA BPKP didukung dengan tenaga SDM yang cukup andal. Posisi pegawai per 31 Desember 2016 berjumlah orang, dengan rincian yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Gambar

16 Pendahuluan Tabel 1.1. Posisi Pegawai per 31 Desember 2016 Jabatan Jumlah (orang) Persentase Pejabat Struktural 338 5,52% Koordinator Pengawasan 197 3,22% Pejabat Fungsional Auditor ,20% Widyaiswara 19 0,31% Pejabat Fungsional Arsiparis 76 1,24% Analis Kepegawaian 27 0,44% Pranata Komputer 46 0,75% Dokter 8 0,13% Perawat 3 0,05% Calon PFA 8 0,13% Pegawai Dipekerjakan di instansi 322 5,26% lain Pembebasan Jabatan Fungsional 465 7,59% Fungsional Umum ,16% Jumlah % Gambar 1.2. Jenjang Pendidikan Pegawai per 31 Desember 2016 S ,76% S ,26% SD-SLTA ,47% D.I-D.III ,73% S.1/D.IV ,78% 7

17 Pendahuluan E. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja BPKP Tahun 2016 melaporkan capaian kinerja BPKP selama tahun 2016 yang diukur dan dinilai berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Perjanjian Kinerja merupakan penjabaran renstra BPKP Tahun Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2016 memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti ini, sistematika penyajian Laporan Kinerja BPKP Tahun 2016 dapat diilustrasikan dalam Gambar 1.3. Gambar 1.3. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja BPKP Tahun 2016 Referensi Bab PENDAHULUAN Bab I PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis Perjanjian Kinerja 2016 Bab II AKUNTABILITAS KINERJA Bab III PENUTUP Bab IV 8

18 BAB 2 Perencanaan Kinerja S ebagai auditor intern pemerintah, BPKP melaksanakan tugas dan fungsinya di bidang pengawasan intern untuk mendukung keberhasilan program pembangunan nasional sebagaimana telah diamanatkan dalam RPJMN Oleh karena itu, arah kebijakan strategi, kerangka regulasi serta kerangka kelembagaan BPKP difokuskan untuk memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam mencapai keberhasilan sasaran pembangunan nasional yang dicita-citakan selama lima tahun ke depan. BPKP merancang strategi pengawasan ke dalam empat fokus atau dimensi sebagai respon terhadap kompleksitas isu pembangunan nasional, yaitu pengawalan pembangunan nasional, peningkatan ruang fiskal, pengamanan aset negara/daerah, dan peningkatan governance system. Fokus Pengawasan Pengawalan pembangunan nasional Peningkatan ruang fiskal Pengamanan aset negara/ daerah Peningkatan Governance system diarahkan untuk memastikan kelancaran, efektivitas, dan akuntabilitas pelaksanaan pembangunan nasional diarahkan untuk optimalisasi penerimaan negara/ daerah dan efisiensi pengeluaran negara/ daerah diarahkan untuk memastikan efektivitas pengamanan aset-aset negara/ daerah diarahkan untuk meningkatkan maturitas SPIP dan kapabilitas APIP level 3, serta akuntabilitas pengelolaan keuangan desa 9

19 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja A. Rencana Strategis Pernyataan Visi dan Misi Sebagai alat untuk mengelola sumber daya yang terbatas dalam rangka mengekseskusi strategi pengawasan, BPKP menyusun rencana jangka menengah berupa Rencana Strategis (Renstra) periode dengan mengacu kepada Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Renstra K/L. Melalui proses dan tahapan yang melibatkan berbagai lapisan pegawai hingga pimpinan tertingginya, BPKP menetapkan suatu komitmen untuk mewujudkan visi BPKP. Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten 10

20 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Misi Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif Misi ini menggambarkan dua hal yaitu tugas, fungsi, dan manfaat BPKP. Tugas dimaksud adalah Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan dan manfaatnya yaitu mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian informasi assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, BPKP menjadi mitra kerja Menteri dan Kepala KLPK melalui jasa assurance, jasa consultancy, dan pelaksanaan pengawasan intern. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP. Sedangkan jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra kerja BPKP. Perwujudan peran pengawasan intern tersebut sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah serta sasaran pembangunan nasional. BPKP harus berperan aktif dalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, kurang memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan pemerintahan, dan risiko tidak tercapainya Sasaran Pembangunan Nasional dalam RPJMN

21 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Misi Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif Misi dua ini terkait erat dengan misi satu. Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang mampu memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, pengelolaan aset yang aman, dan taat terhadap peraturan perundangundangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP mendukung penyelenggaraan SPIP KLPK yang menjadi tanggung jawab masing-masing KLPK. Segenap insan pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di setiap kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal tersebut dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP). Pengkomunikasian dan evaluasi berkala terhadap konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkan personel dan pimpinan akan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan di KLPK. Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan 12

22 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional), sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. Misi Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Misi ini juga terkait dengan dua misi sebelumnya. Unsur pertama SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif bagi penerapan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya pengendalian ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya serta sesuai dengan PP 60 Tahun 2008,, tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP dengan mengarah pada peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP melalui peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi; (b) pola pengembangan auditor APIP; (c) praktik profesionalisme pengawasan intern; (d) eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e) kualitas hubungan Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f) struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP. 2. Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan merupakan pengejawantahan serta operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lebih dari satu sampai 13

23 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan, BPKP mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor private/bisnis yang berorientasi kepada profit, BPKP memodifikasi perspektif keuangan menjadi perspektif manfaat bagi stakeholders dan perspektif pelanggan menjadi perspektif manfaat bagi auditan/pengguna jasa. Dengan menggunakan pendekatan BSC tersebut maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholders utama dan auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama BPKP tercermin dalam tujuantujuan strategis sebagai berikut: a. Peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional yang bersih dan efektif; b. Peningkatan efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; c. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten. Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan secara spesifik dan terukur, untuk dapat dilaporkan pencapaiannya dalam kurun waktu satu tahun. Sasaran strategis merupakan indikator kinerja pencapaian tujuan strategis sehingga merupakan dampak (impact) dari sasaran program. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP yang diharapkan dicapai setiap tahun adalah sebagai berikut. a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional; b. Meningkatnya maturitas sistem pengendalian intern pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi; c. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah serta Korporasi. 3. Sasaran Program Sasaran program adalah hasil yang akan dicapai dari program dalam rangka pencapaian sasaran strategis BPKP. Sasaran program mencerminkan berfungsinya output yang telah direncanakan pelaksanaannya selama tahun Lima belas sasaran program yang ingin dicapai oleh BPKP adalah 14

24 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja sebagai berikut: a. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara bidang perekonomian dan kemaritiman; b. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L bidang perekonomian dan kemaritiman; c. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern K/L bidang perekonomian dan kemaritiman; d. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara bidang polhukam dan pembangunan manusia dan kebudayaan; e. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L bidang polhukam dan pembangunan manusia dan kebudayaan; f. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern K/L bidang polhukam dan pembangunan manusia dan kebudayaan; g. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara bidang pengawasan keuangan daerah; h. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP pada pemerintah daerah; i. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern pemerintah daerah; j. Perbaikan pengelolaan program strategis/program prioritas nasional; k. Perbaikan pengelolaan korporasi pada Badan Usaha bidang Akuntan Negara; l. Meningkatnya kualitas penerapan SPI pada korporasi; m. Meningkatnya efektivitas SPI korporasi; n. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara bidang pengawasan keinvestigasian; o. Meningkatnya kualitas layanan dukungan teknis pengawasan. 4. Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama (IKU) BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. IKU BPKP merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis BPKP. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan 15

25 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi stakeholders internal BPKP. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis, serta kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. IKU digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). IKU BPKP sebanyak 37 buah dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis dan Sasaran Program No. Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional 1 Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas dalam Nawa Cita Sasaran Strategis 2. Meningkatnya Maturitas SPIP 2 Maturitas SPIP K/L (Level 3) 3 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 4 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) 5 Efektivitas SPI Korporasi (Level 3) Sasaran Strategis 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah K/L/Pemda 6 Kapabilitas APIP K/L (Level 3) 7 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 8 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) Sasaran Program 1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Perekonomian dan Kemaritiman 1 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Prioritas Nasional Sasaran Program 2. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman 2 Maturitas SPIP K/L (Level 3) Bidang Perekonomian dan Kemaritiman Sasaran Program 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman 3 Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman (Level 3) 4 Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman (Level 2) 5 Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman (Level 1) Sasaran Program 4. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Polhukam dan PMK 6 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Prioritas Nasional Sasaran Program 5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L Bidang Polhukam dan PMK 7 Maturitas SPIP K/L (Level 3) Bidang Polhukam dan PMK 16

26 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja No. Indikator Kinerja Utama Tabel 2.1 (Lanjutan) Sasaran Program 6. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L Bidang Polhukam dan PMK 8 Kapabilitas APIP K/L Bidang Polhukam dan PMK (Level 3) 9 Kapabilitas APIP K/L Bidang Polhukam dan PMK (Level 2) 10 Kapabilitas APIP K/L Bidang Polhukam dan PMK (Level 1) Sasaran Program 7. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keuangan Daerah 11 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Prioritas Nasional Sasaran Program 8. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP pada Pemerintah Daerah 12 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 13 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) Sasaran Program 9. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah 14 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 15 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) 16 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) 17 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) 18 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) 19 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) Sasaran Program 10. Perbaikan Pengelolaan Program Strategis/Program Prioritas Nasional 20 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Peningkatan Kinerja Korporasi Sasaran Program 11. Perbaikan Pengelolaan Korporasi pada Badan Usaha Bidang Akuntan Negara 21 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi 22 Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving ) Dibandingkan dengan Nilai Diaudit Sebesar 4 % per Tahun Sasaran Program 12. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI pada Korporasi 23 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP K/L Sasaran Program 13. Meningkatnya Efektivitas SPI Korporasi 24 Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik 25 Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) 26 Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina 27 Presentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina Sasaran Program 14. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keinvestigasian 28 Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/KLPK Sasaran Program 15. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP 29 Persepsi Kepuasan Layanan Kesetmaan 17

27 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Di samping IKU tersebut, kinerja BPKP juga didukung oleh empat unit kerja Pusat dan satu unit kerja Inspektorat dengan enam IKU sasaran program yang bersifat inward looking. Rincian kinerja diuraikan dalam Bab III. 5. Program dan Kegiatan Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas. Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program generik. Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan ekstern), sedangkan program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan intern). Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas terdiri dari dua program, yaitu: Program Teknis Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Program Generik Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP. 18

28 Tabel 2.2. Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan No. Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan 1 Audit Keuangan Program Berbantuan Luar Negeri 2 Audit Kinerja Program Ketahanan Pangan 3 Audit Kinerja atas Jaminan Kesehatan Nasional Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran Strategis 1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional 4 Audit Kinerja Pengelolaan Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Keluarga Sejahtera 5 Audit Pengelolaan PNBP 6 Pendampingan/Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan 7 Evaluasi Ease of Doing Business 8 Evaluasi Penyelenggaraan Fungsi Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Penanaman Modal 9 Evaluasi Program Ketahanan Energi 10 Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional 11 Reviu atas Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa 12 Pengawasan Atas Pengelolaan Dana Transfer (DAK/DAU/DBH) 13 Evaluasi Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah atas Penyelenggaraan Penanggulangan Penyakit Menular 14 Bimbingan Teknis dan Asistensi Pengembangan GCG 15 Bimbingan Teknis, Asistensi, dan Pendampingan Implementasi BLUD 16 Evaluasi Kinerja BUMD 17 Sosialisasi, Bimbingan Teknis, dan Evaluasi Implementasi Fraud Control Plan (FCP) 18 Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPAK) 19 Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara 20 Audit Investigatif 21 Audit Penyesuaian Harga dan Klaim 22 Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan Sasaran Strategis 2. Meningkatnya Maturitas SPIP 1 Workshop Implementasi SPIP 2 Bimtek Penilaian Maturity Level SPIP 3 Pendampingan Penyusunan Rencana Tindak Pengendalian dengan metode CSA 4 Penilaian Maturitas SPIP 5 Pendidikan dan Pelatihan SPIP Sasaran Strategis 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah K/L/Pemda 1 Diklat Teknis Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) 2 Sosialisasi Peran dan Fungsi APIP berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun Sosialisasi, Bimbingan Teknis, dan Evaluasi Peningkatan Kapabilitas APIP 19

29 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja B. Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja BPKP berisi indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders dan berfungsinya output BPKP yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Indikator Kinerja BPKP merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan, sasaran strategis, dan sasaran program BPKP. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan visi, misi, dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator kinerja BPKP terdiri dari indikator kinerja sasaran strategis dan sasaran program. Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja BPKP Tahun 2016 (Revisi ) No. Sasaran Strategis (Sastra) 1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional Indikator Kinerja 1.1 Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas dalam Nawa Cita Target Satuan Jumlah Skala Meningkatnya Maturitas SPIP 2.1 Maturitas SPIP K/L (Level 3) % 2, Maturitas SPIP Pemerintah % 9,00 Provinsi (Level 3) 2.3 Maturitas SPIP Pemerintah % 3,00 Kabupaten/Kota (Level 3) 2.4 Efektivitas SPI Korporasi (Level 3) % 20,00 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah K/L/Pemda 3.1 Kapabilitas APIP K/L (Level 3) 3.2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 3.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) % 8,00 % 9,00 % 3,00 Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis tersebut di atas, BPKP didukung oleh lima Kedeputian Pengawasan yang membidangi Perekonomian dan Kemaritiman, Polhukam dan PMK, Pemerintahan Daerah, Korporasi, dan 20

30 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Keinvestigasian. Di samping Kedeputian, pencapaian sasaran strategis juga didukung oleh Sekretariat Utama yang menyelenggarakan layanan dukungan manajemen BPKP. Masing-masing Kedeputian dan Sekretariat Utama tersebut menetapkan sasaran program di tingkat Kedeputian dan Sekretariat Utama yang mendukung pencapaian sasaran strategis BPKP, sebagaimana diuraikan pad tabel 2.4. Tabel 2.4. Sasaran Program Kedeputian dan Sekretariat Utama Tahun 2016 No. Sasaran program Indikator kinerja 1 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Perekonomian dan Kemaritiman 2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman 3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman 4 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Polhukam dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko,dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Strategis Maturitas SPIP K/L(Level 3) Bidang Perekonomian dan Kemaritiman Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman (Level 3) Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman (Level 2) Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman (Level 1) Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko,dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Prioritas Nasional Satuan Target Jumlah Unit Kerja % 50,00 D.1 % 3,00 D.1 % 20,00 D.1 % 30,00 D.1 % 50,00 D.1 % 50,00 D.2 21

31 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja No. Sasaran program Indikator kinerja 5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L Bidang Polhukam dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 6 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L Bidang Polhukam dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Maturitas SPIP K/L (Level 3) Bidang Polhukam dan PMK Kapabilitas APIP K/L Bidang Polhukam dan PMK (Level 3) Kapabilitas APIP K/L Bidang Polhukam dan PMK (Level 2) Kapabilitas APIP K/L Bidang Polhukam dan PMK (Level 1) Satuan Target Jumlah Unit Kerja % 2,00 D.2 % 8,00 D.2 % 51,00 D.2 % 41,00 D.2 7 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keuangan Daerah 8 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP pada Pemerintah Daerah 9 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Prioritas Nasional Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) % 45,00 D.3 % 9,00 D.3 % 3,00 D.3 % 9,00 D.3 % 3,00 D.3 % 40,00 D.3 % 25,00 D.3 % 51,00 D.3 % 72,00 D.3 22

32 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja No. Sasaran program Indikator kinerja 10 Perbaikan Pengelolaan Program Strategis/ Program Prioritas Nasional 11 Perbaikan Pengelolaan Korporasi pada Badan Usaha Bidang Akuntan Negara 12 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI pada Korporasi 13 Meningkatnya Efektivitas SPI Korporasi 14 Perbaikan pengelolaan program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keinvestigasian 15 Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Peningkatan Kinerja Korporasi (Nawacita/Lintas Sektoral) Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit sebesar 4% setahun Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP KL Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina Presentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum (APH)/KLPK Persepsi Kepuasan Layanan Kesetmaan Satuan Target Jumlah Unit Kerja % 100,00 D.4 % 100,00 D.4 % 4,00 D.4 % 100,00 D.4 % 65,00 D.4 % 52,00 D.4 % 53,00 D.4 % 59,00 D.4 % 60,00 D.5 Likert ,00 Setma 23

33 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Keterangan: D.1= Kedeputian Perekonomian dan Kemaritiman, D.2= Kedeputian Polhukam dan PMK, D.3= Kedeputian Pengawasan Keuangan Daerah, D.4= Kedeputian Akuntan negara, D.5 Kedeputian Investigasi, Setma= Sekretariat Utama 24

34 BAB 3 Akuntabilitas Kinerja A. Kerangka Pengukuran Kinerja Dalam rangka penyusunan laporan kinerja BPKP tahun 2016 dilakukan pengumpulan data kinerja yang melibatkan seluruh unit kerja di lingkungan BPKP. Data kinerja yang dikumpulkan berupa target dan realisasi kinerja BPKP beserta uraian rinci kinerja, target, dan realisasi keuangan, target dan realisasi penggunaan sumber daya manusia, datadata penghargaan, serta informasi lain yang terkait dengan kinerja BPKP tahun Pengumpulan data kinerja diarahkan untuk memperoleh data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu, dan konsisten yang berguna bagi pengambilan keputusan dalam rangka perbaikan kinerja tanpa meninggalkan prinsip keseimbangan manfaat dan biaya serta efisiensi dan efektivitas. Sebagian besar data realisasi kinerja diperoleh dari aplikasi New IPMS yang membantu dalam penyusunan laporan kinerja BPKP. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi dengan target kinerja yang diperjanjikan dalam dokumen perjanjian kinerja BPKP tahun Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian target indikator kinerja terdiri dari dua jenis, yaitu: 1. Rumus bagi IKU yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih tinggi dari nilai target yang ditetapkan. Persentase Pencapaian Kinerja = Realisasi Rencana x 100% 2. IKU yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih kecil dari nilai target yang ditetapkan, yaitu IKU kapabilitas APIP K/L/Pemda level 1 dilakukan dengan menggunakaan rumus: Persentase Pencapaian Kinerja = Rencana (Realisasi Rencana) Rencana x 100% 25

35 Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dilakukan evaluasi capaian setiap indikator kinerja untuk mengidentifikasi faktor yang mendukung keberhasilan dan kendala pencapaian kinerja. Faktor pendukung keberhasilan dan kendala yang menghambat pencapaian target kinerja dicermati dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Dalam evaluasi kinerja juga dilakukan pembandinganpembandingan antara realisasi kinerja dengan target tahun berjalan, realisasi kinerja tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu dan pembandingan lain yang diperlukan. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan proporsi capaian kinerja dengan proporsi penggunaan sumber daya baik dana dan sumber daya manusia, yang dalam hal ini direpresentasikan dengan Orang/Hari (OH). Efisiensi sumber daya terjadi manakala capaian kinerja output lebih tinggi dari pada capaian penggunaan sumber daya, baik dana maupun OH. Analisis efisiensi dilakukan terpisah antara sumber daya keuangan dan sumber daya manusia. B. Akuntabilitas Kinerja Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP, kebijakan yang diambil dalam pelaksanaan tugas dan fungsi serta penggunaan dana, berikut disajikan akuntabilitas kinerja BPKP tahun Ikhtisar Kinerja Laporan kinerja BPKP tahun 2016 ini merupakan akuntabilitas kinerja tahun kedua dalam periode Renstra BPKP. Dalam renstra periode , BPKP menetapkan tiga tujuan, yang kemudian dijabarkan dalam tiga sasaran strategis BPKP dan 15 sasaran program. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, realisasi pencapaian sasaran strategis dan sasaran program tahun 2016 BPKP secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut: 26

36 Tabel 3.1. Ikhtisar Capaian Kinerja BPKP Tahun 2016 No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%) Sasaran Strategis 1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional 1 Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas dalam Nawa Cita Sasaran Strategis 2. Meningkatnya Maturitas SPIP Skala ,00 2 Maturitas SPIP K/L (Level 3) % 2 2,30 115,00 3 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 9 8,82 98,00 4 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) % 3 3,15 105,00 5 Efektivitas SPI Korporasi (Level 3) % 20 55,56 200,00 Sasaran Strategis 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah K/L/Pemda 6 Kapabilitas APIP K/L (Level 3) % 8 10,34 129,25 7 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 9 8,82 98,00 8 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) % 3 2,76 92,00 2. Evaluasi Kinerja a. Kinerja Pengawasan Realisasi dan capaian indikator kinerja sasaran strategis berdasarkan tujuan dan sasaran strategis BPKP dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai auditor intern pemerintah dapat diuraikan sebagai berikut: Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional Pencapaian sasaran strategis Meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan program prioritas dalam Nawacita melalui mekanisme penghitungan berupa Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional (APKPN). Indeks tersebut mencerminkan kualitas akuntabilitas pengelolaan dan pembangunan program prioritas. Nilai indeks adalah skala 1-5. Semakin tinggi nilai indeks 27

37 menunjukkan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan program prioritas yang semakin baik. Target nilai indeks pada tahun 2016 adalah 1 dari skala 5. Pada tahun 2016, nilai indeks diukur berdasarkan nilai tertimbang atas empat parameter yaitu: 1) Kategori penilaian SAKIP K/L dengan tujuh kategori (AA, A, BB, B, CC, C, dan D); 2) Opini Laporan Keuangan K/L dengan lima kategori (WTP, WTPDPP, WDP, TMP, dan TW); 3) Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP K/L dengan lima kategori (Level 1, Level 2, Level 3, Level 4, dan Level 5); 4) Level kapabilitas APIP K/L dengan lima kategori (Level 1, Level 2, Level 3, Level 4, dan Level 5). Dari hasil tertimbang atas empat parameter tersebut dihasilkan skor yang digunakan untuk menentukan level indeks dengan rentang nilai sebagaimana pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Skala Indeks APKPN No. Indeks Skor 1 Menuju Akuntabilitas < 2, > 2,00-3, > 3,00-4, > 4,00-4, > 4,75-5, > 5,25-5,50 Penghitungan realisasi indeks APKPN yang dilakukan pada bidang perekonomian dan kemaritiman, serta bidang politik, hukum, keamanan, pembangunan manusia dan kebudayaan, menghasilkan nilai sebagai berikut: No. Tabel 3.3 Skor Indeks APKPN BPKP Skor Bidang Thn 2015 Skor Thn Perekonomian dan Kemaritiman 2,71 2,76 2 Politik, hukum, keamanan, 2,38 2,60 pembangunan manusia dan kebudayaan Rata-rata 2,54 2,68 Level Level 1 Level 1 Dari perhitungan tersebut, disimpulkan bahwa realisasi IKU Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas sebesar 1 dari skala 5 atau mencapai 100% dari target tahun 2016 sebesar skala 1. 28

38 Skor indeks APKPN tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak 0,14 poin jika dibandingkan dengan tahun 2015, atau meningkat 5,51%. Perbandingan realisasi IKU dengan realisasi tahun 2015 dan target akhir Renstra BPKP periode disajikan dalam Gambar 3.1 sebagai berikut: Gambar 3.1 Perbandingan Realisasi Indeks APKPN Tahun 2016 dengan 2015 dan Target ,5 Skala/ Level 2 1,5 1 0, Target (Skala 1-5) Realisasi (Skala 1-5) 1 1 Capaian indeks APKPN tahun 2016 sebesar 100%, tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan capaian tahun Gambar 3.2 Perbandingan Capaian Indeks APKPN Tahun 2016 dengan Capaian (%) Pencapaian sasaran strategis 1 didukung dengan dana sebesar Rp ,00 atau 95,45% dari anggaran setelah self blocking sebesar Rp ,00 dan SDM 29

39 sebanyak OH, atau 92,23% dari rencana sebanyak OH serta output sebanyak rekomendasi atau 99,54% dari rencana sebanyak rekomendasi. Dari sisi penggunaan dana, realisasi IKU sasaran strategis telah dicapai secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 99,54%, lebih besar daripada capaian penggunaan dana setelah self blocking sebesar 95,45%. Dari sisi penggunaan SDM, realisasi IKU sasaran strategis telah dicapai secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 99,54%, lebih besar daripada capaian penggunaan SDM sebesar 92,23%. Pencapaian sasaran strategis 1, didukung oleh pencapaian enam sasaran program yang merupakan perwujudan peran BPKP dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah serta sasaran pembangunan nasional. Selain itu, BPKP juga menjalankan peran consultancy sebagai pengungkit bagi peningkatan tata kelola, manajemen risiko, dan proses pengendalian intern. Perwujudan peran tersebut mendorong BPKP untuk berperan aktif memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas dan kurang memadainya kualitas tata kelola penyelenggaraan pemerintahan, serta risiko tidak tercapainya sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN Meningkatnya Maturitas SPIP Pencapaian sasaran strategis Meningkatnya maturitas SPIP diukur dengan menggunakan empat IKU, yaitu Maturitas SPIP K/L (level 3), Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3), Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3), dan Efektivitas SPI Korporasi. Tingkat maturitas SPIP merupakan kerangka kerja yang menunjukkan karakteristik dasar kematangan penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan berkelanjutan serta dapat digunakan sebagai instrumen evaluatif dan panduan generik peningkatan efektivitas SPIP. Semakin tinggi level maturitas penyelenggaraan SPIP pada K/L/Pemda, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin 30

40 berkualitas birokrasi. Demikian pula Sistem Pengendalian Intern pada sektor korporasi. IKU Maturitas SPIP K/L/Pemerintah Provinsi/Kabupaten/ Kota Level 3 merupakan tingkat minimal maturitas SPIP yang diharapkan dicapai oleh K/L/Pemda. Pada level 3 atau tingkat terdefinisi, berarti K/L/Pemda telah melaksanakan praktik pengendalian intern dan terdokumentasi dengan baik meskipun evaluasi atas pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai. Gambar 3.3 Target, Realisasi, dan Capaian IKU Sasaran Strategis Meningkatnya Maturitas SPIP ,30 Maturitas SPIP K/L (Level 3) ,82 Maturitas SPIP Pemprov (Level 3) ,15 Maturitas SPIP Pemkab./Kota (Level 3) ,56 Efektivitas SPI Korporasi Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) Dari Gambar 3.3 terlihat bahwa tiga dari empat IKU sasaran strategis telah mencapai target dan satu IKU mencapai 98% dari target. Faktor-faktor pendukung tercapainya target kinerja IKU antara lain beberapa K/L/pemda mulai memahami pentingnya penyelenggaraan SPIP bagi keberhasilan pencapaian tujuan. Pencapaian sasaran strategis 2 didukung dengan dana sebesar Rp ,00 atau 95% dari anggaran setelah self blocking sebesar Rp ,00, dan SDM sebanyak OH, atau 78,50% dari rencana sebanyak OH serta output sebanyak rekomendasi atau 100% dari rencana sebanyak rekomendasi. Dari sisi penggunaan dana maupun SDM (OH), pencapaian kinerja sasaran strategis 2 telah efisien. Hal ini terlihat dari capaian ouput sasaran strategis sebesar 100% lebih tinggi daripada capaian penggunaan dana sebesar 95% dan penggunaan OH sebesar 78,50%. 31

41 Sasaran strategis 2 Meningkatnya maturitas SPIP diukur dengan menggunakan empat IKU, yaitu Maturitas SPIP K/L (level 3) (IKU 1), Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3) (IKU 2), Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3) (IKU 3), dan Efektivitas SPI Korporasi (IKU 4). Capaian kinerja empat IKU tersebut disajikan sebagai berikut. IKU 1 Sasaran Strategis 2 Maturitas SPIP Kementerian/Lembaga (Level 3) IKU "Maturitas SPIP Kementerian/Lembaga (level 3)" mencerminkan kualitas penyelenggaraan SPIP Kementerian/ Lembaga diharapkan berada pada level 3. Maturitas SPIP diukur menggunakan skala 0-5. Semakin tinggi nilai maturitas SPIP menunjukkan kualitas penyelenggaraan SPIP yang semakin baik. Tingkat maturitas SPIP disimpulkan dari hasil penilaian tingkat maturitas yang dilaksanakan oleh BPKP dan atau dilaksanakan sendiri oleh APIP K/L dengan quality assurance dari BPKP menggunakan pedoman penilaian maturitas SPIP yang dikembangkan oleh BPKP. IKU "Maturitas SPIP Kementerian/Lembaga (level 3)" diukur dengan menghitung jumlah Kementerian/Lembaga yang telah memperoleh capaian tingkat kematangan/maturitas level 3 dibandingkan jumlah Kementerian/Lembaga yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 87 K/L. Pada tahun 2016, dari 87 K/L yang menjadi mitra BPKP, terdapat dua K/L yang mencapai tingkat maturitas level 3 dalam penyelenggaraan SPIP, yaitu Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Dengan demikian, realisasi maturitas SPIP K/L (level 3) sebesar 2,30% atau mencapai 115% dari target sebesar 2%. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar

42 Gambar 3.4 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Maturitas SPIP K/L level 3 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 4,00 2,00 45,00 65,00 85,00 Realisasi (%) 1,20 2, Capaian (%) 30,00 115,00 Realisasi IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,10% dibandingkan tahun Realisasi tahun 2015 yang sebelumnya satu dari 84 kementerian/lembaga mencapai level 3 SPIP, pada tahun 2016 menjadi dua dari 87 kementerian/ lembaga. Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 85%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 2,30%, sehingga diperlukan upaya optimal dan terukur guna mencapai target maturitas SPIP level 3 pada 85% Kementerian/Lembaga. Upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan level maturitas SPIP antara lain sebagai berikut. 1. Mengoptimalkan peran koordinasi Tim Koordinasi Pembinaan Penyelenggaraan (TKPP) SPIP untuk mengkoordinasikan pelaksanaan penugasan peningkatan level maturitas SPIP Pemerintah Daerah. 2. Membuat surat edaran Deputi PPKD sebagai petunjuk pelaksanaan Perka Nomor 4/2016 tentang Penilaian dan Strategi Peningkatan Maturitas SPIP yang berlaku untuk seluruh kedeputian rendal dan perwakilan BPKP tahun High level meeting BPKP dengan BPK, Kemendagri, Kemenkeu, dan K/L teknis untuk membangun kesamaan persepsi dalam mendorong peningkatan maturitas SPIP pada K/L/P. 4. Workshop assessor maturitas SPIP untuk BPKP Pusat dan K/L (target tahun 2017 sebanyak 400 orang) serta perwakilan BPKP dan Pemda (target tahun 2017 sebanyak orang). 5. Menyediakan data baseline maturitas level SPIP 100% sebanyak total 322 IP. 6. Bimtek peningkatan maturitas SPIP untuk setiap level, 33

43 IKU 2 Sasaran Strategis 2 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) total sebanyak 284 IP (hasil penilaian 2016) ditambah 322 (hasil penilaian baseline tahun 2017). 7. Pembuatan SIM maturitas SPIP, penyempurnaan model, aplikasi maturitas SPIP. 8. Penyempurnaan grand strategy (termasuk membuat Panduan Penyusunan Roadmap Menuju SPIP Level 3 bagi K/L/P). 9. Audit komunikasi BPKP untuk mengoptimalkan upaya promosi SPIP. 10. Penyusunan buku Good Practices of SPIP dan e-book. 11. Workshop Good Practices of SPIP. 12. Diklat maturitas SPIP (6 kelas). 13. Penyusunan modul maturitas SPIP. 14. Perbaikan website SPIP. 15. Penyempurnaan profil pembinaan SPIP oleh BPKP. Capaian IKU tahun 2016 lebih tinggi sebesar 85% dibandingkan tahun IKU 1 sasaran strategis 2, didukung oleh pencapaian tiga sasaran program yaitu "Meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L bidang perekonomian dan kemaritiman", "Meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L bidang polhukam, pembangunan manusia, dan kebudayaan (PMK), serta "Meningkatnya kualitas penerapan SPI pada korporasi". IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)" mencerminkan kualitas penyelenggaraan SPIP seluruh Pemerintah Provinsi yang diharapkan berada pada level 3. Sebagaimana maturitas SPIP K/L, maturitas SPIP Pemerintah Provinsi juga diukur menggunakan skala 0-5. Semakin tinggi nilai maturitas SPIP menunjukkan kualitas penyelenggaraan SPIP yang semakin baik. IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)" diukur dengan menghitung jumlah Pemerintah Provinsi yang maturitas SPIP-nya mencapai level 3 dibandingkan jumlah Pemerintah Provinsi yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 34 Pemerintah Provinsi. Sampai dengan tahun 2016, dari 34 pemerintah provinsi yang menjadi mitra kerja BPKP, terdapat 3 pemerintah provinsi yang telah mencapai tingkat maturitas SPIP level 3, yaitu Provinsi DIY, Jawa Tengah, dan Bali. Dengan demikian, realisasi maturitas SPIP pemerintah provinsi (level 3) sebesar 8,82% atau mencapai 98% dari target tahun 2016 sebesar 9%. 34

44 Sampai dengan tahun 2016 telah dilakukan penilaian maturitas SPIP sebanyak 24 atau bertambah 21 pemerintah provinsi dari tahun 2015 sebanyak 3 pemerintah provinsi. Rincian pemerintah provinsi yang memperoleh maturitas SPIP level 3 dan skornya disajikan pada Tabel 3.4. No. Tabel 3.4 Data Pemerintah Provinsi yang mencapai level 3 Nama Provinsi Skor Hasil Inisial assessment 1 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Provinsi Jawa Tengah Provinsi Bali 3.01 Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar 3.5. Gambar 3.5 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Maturitas SPIP Pemprov Level 3 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, Target (%) 5,00 9,00 45,00 65,00 85,00 Realisasi (%) - 8, Capaian (%) - 98,00 Realisasi IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 8,82% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 85%, maka realisasi IKU sebesar 8,82% pada tahun 2016 mencapai 10,38%. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang optimal dan terukur guna mencapai target maturitas SPIP level 3 pada 85% Pemerintah Provinsi. Capaian IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 98% dibandingkan tahun 2015 Sasaran strategis "Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)" didukung oleh sasaran program "Meningkatnya kualitas penerapan SPIP pada pemerintah daerah" dengan IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)". 35

45 IKU 3 Sasaran Strategis 2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)" mencerminkan kualitas penyelenggaraan SPIP seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota yang diharapkan berada pada level 3. Sebagaimana maturitas SPIP K/L dan Pemerintah Provinsi, maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota diukur menggunakan skala 0-5. Semakin tinggi nilai maturitas SPIP menunjukkan kualitas penyelenggaraan SPIP yang semakin baik. IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)" diukur dengan menghitung jumlah Pemerintah Kabupaten/ Kota yang maturitas SPIP-nya mencapai level 3 dibandingkan jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 508 Pemerintah Kabupaten/Kota. Sampai dengan tahun 2016, terdapat 16 Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah mencapai tingkat maturitas SPIP level 3 dari 508 Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra kerja BPKP. Dengan demikian, realisasi maturitas SPIP Kabupaten/Kota (level 3) sebesar 3,15% atau mencapai 105% dari target tahun 2016 sebesar 3%. Sampai dengan tahun 2016, telah dilakukan penilaian maturitas SPIP sebanyak 266 dari 508 pemerintah kabupaten/kota atau bertambah sebanyak 192 pemerintah kabupaten/kota dari tahun 2015 sebanyak 74 pemerintah kabupaten/kota. Rincian pemerintah kabupaten/kota yang memperoleh maturitas SPIP level 3 dan skornya disajikan pada Tabel

46 Tabel 3.5 Data Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3 No. Nama Pemkab/Kota Skor Level Maturitas Maturitas 1 Kab. Banyuwangi 3, Kab. Boyolali 3, Kab. Gianyar 3, Kab. Kudus 3, Kab. Serang 3, Kab. Sleman 3, Kab. Tanah Datar 3, Kota Lhokseumawe 3, Kota Padang 3, Kota Semarang 3, Kota Sorong 3, Kota Surabaya 3, Kota Surakarta 3, Kota Tangerang 3, Kota Tangerang Selatan 3, Kota Yogyakarta 3,33 3 Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar 3.6. Gambar 3.6 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Maturitas SPIP Pemkab/Kota Level 3 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 5,00 3,00 30,00 50,00 70,00 Realisasi (%) 0,79 3, Capaian (%) 15,80 105,00 Realisasi IKU tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 2,36% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 70%, maka realisasi IKU sebesar 3,15% pada tahun 2016 mencapai 4,5%. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang optimal dan terukur guna mencapai target maturitas SPIP level 3 pada 70% Pemerintah Kabupaten/Kota. 37

47 Capaian IKU program tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 89,20% dibandingkan tahun Sasaran strategis "Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/ Kota (Level 3)" didukung sasaran program "Meningkatnya kualitas penerapan SPIP pada pemerintah daerah" dengan IKU dan uraian capaian kinerja yang sama dengan sasaran strategisnya yaitu "Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/ Kota (Level 3)". IKU 4 Sasaran Strategis 2 Efektivitas SPI Korporasi (level 3) IKU "Efektivitas SPI Korporasi (level 3)" menggambarkan penerapan Sistem Pengendalian Intern pada korporasi yang diwujudkan dalam bentuk komitmen untuk meningkatkan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, menjamin tersedianya laporan keuangan dan laporan manajemen yang benar, lengkap, dan tepat waktu, serta memenuhi prinsip efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha korporasi. IKU "Efektivitas SPI Korporasi (level 3)" diukur melalui evaluasi/penilaian lima komponen Sistem Pengendalian Intern yang terdiri dari lingkungan pengendalian (control environment), penilaian risiko (risk assessment), kegiatan pengendalian (control activities), informasi dan komunikasi (information and communication), dan pemantauan (monitoring Sebagai dasar penilaian, BPKP telah menerbitkan Pedoman Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern BUMN/ BUMD/BUL, dengan skema penilaian pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Skema Penilaian Efektivitas SPI Korporasi Level Rentang Skor Efektivitas Predikat 5 Nilai di atas 85 Sangat Efektif 4 75<Skor<85 Efektif 3 60<Skor<75 Cukup Efektif 2 50<Skor<60 Kurang Efektif 1 Skor<50 Tidak Efektif Sampai dengan tahun 2016, BPKP telah melakukan penilaian terhadap efektivitas sistem pengendalian intern terhadap 27 BUMN dan BUMD. Dari 27 BUMN/BUMD tersebut, 15 diantaranya berada pada level 3 efektivitas sistem pengendalian intern. Dengan demikian, realisasi tingkat efektivitas SPI sebesar 55,56% atau mencapai 200% dari target tahun 2016 sebesar 20%. 38

48 Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar 3.7. Gambar 3.7 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Efektivitas SPI Korporasi Level Target (%) - 20,00 70,00 70,00 73,00 Realisasi (%) - 55, Capaian (%) - 200,00 Realisasi IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 55,56% dibandingkan tahun Target IKU "Efektivitas SPI Korporasi (level 3)" untuk tahun 2019 belum ditetapkan sehingga realisasi IKU tahun 2016 tidak dapat dibandingkan dengan tahun Capaian IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 200% atau mengalami peningkatan sebesar 200% dibanding tahun IKU "Efektivitas SPI Korporasi" didukung oleh satu sasaran program yaitu Meningkatnya efektivitas SPI korporasi. Meningkatnya Kapabilitas Aparatur Pengawasan Intern Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah Kapabilitas Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah adalah kemampuan yang harus dimiliki APIP agar dapat mewujudkan peran APIP secara efektif dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan. Dalam rangka mewujudkan APIP yang efektif, BPKP mengembangkan model kapabilitas pengawasan intern mengacu kepada Internal Audit Capability Model (IA-CM) yang dikembangkan oleh The Institute of Internal Auditor (IIA). 39

49 Kapabilitas APIP dikelompokkan ke dalam 5 tingkatan (level) yaitu Initial (level 1), Infrastructure (level 2), Integrated (level 3), Managed (level 4), dan Optimizing (level 5). Setiap level kapabilitas terdiri atas satu atau beberapa area proses kunci (Key Process Area/KPA), dimana KPA ini terkait dengan enam elemen pengawasan intern yaitu Peran dan Layanan APIP, Pengelolaan SDM, Praktik Profesional, Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja, Budaya dan Hubungan Organisasi, serta Struktur Tata Kelola. Tingkat kapabilitas APIP disimpulkan dari hasil penilaian tingkat kapabilitas yang dilaksanakan oleh BPKP dan atau dilaksanakan sendiri oleh APIP K/L/Pemda menggunakan pedoman penilaian kapabilitas APIP yang dikembangkan oleh BPKP dengan quality assurance dari BPKP. Kinerja sasaran ini diukur dengan menghitung Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah yang telah mencapai kapabilitas APIP level 3 dibandingkan dengan seluruh Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah. APIP yang memiliki kapabilitas pada level 3 (Integrated) diharapkan memiliki karasteristik sebagai berikut: 1. Mampu memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah (assurance activities); 2. Mampu memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah(anti corruption activities); dan 3. Mampu memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah(consulting activities). Capaian sasaran strategis Meningkatnya kapabilitas aparatur pengawasan intern kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah diukur menggunakan tiga IKU dengan ikhtisar sebagaimana disajikan pada Gambar

50 Gambar 3.8 Target, Realisasi, dan Capaian Sasaran Strategis Kapabilitas APIP Level 3 Tahun , ,34 9 8,82 Kapabilitas APIP K/L (Level 3) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 3 2,76 Kapabilitas APIP Pemerintah Kab./Kota (Level 3) Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) Dari Gambar 3.8 terlihat bahwa dari tiga IKU sasaran strategis "Meningkatnya kapabilitas aparatur pengawasan intern kementerian, lembaga (level 3)", satu IKU telah mencapai target, dua IKU lainnya mencapai 98% dan 92%. Faktor pendukung tercapainya target antara lain sebagai berikut. 1. Penetapan target 100% APIP telah dinilai kapabilitasnya, by name by address. 2. Dibentuknya jabatan koordinator pengawasan Program, Pelaporan, dan Pembinaan APIP di lingkungan BPKP yang khusus menangani peningkatan kapabilitas APIP. 3. Meningkatnya jumlah penugasan peningkatan kapabilitas APIP. Pencapaian sasaran strategis 3 didukung dengan dana sebesar Rp ,00 atau 78,09% dari anggaran setelah self blocking sebesar Rp ,00, dan SDM sebanyak OH, atau 107,62% dari rencana sebanyak OH serta output sebanyak 138 rekomendasi atau 100% dari rencana sebanyak 138 rekomendasi. Dari sisi penggunaan dana, pencapaian kinerja sasaran strategis 3 telah efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 100% lebih tinggi daripada capaian penggunaan dana setelah self blocking sebesar 72,98%. Sedangkan dari sisi penggunaan OH, kinerja sasaran strategis 3 belum efisien karena capaian penggunaan OH sebesar 107,62% lebih besar daripada capaian output. 41

51 Sasaran strategis 3 Meningkatnya Kapabilitas Aparatur Pengawasan Intern Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah diukur dengan menggunakan tiga IKU, yaitu "Kapabilitas APIP K/L (Level 3)" (IKU 1), "Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)" (IKU 2), dan "Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)" (IKU 3). Capaian kinerja tiga IKU tersebut disajikan sebagai berikut. IKU 1 Sasaran Strategis 3 Kapabilitas APIP K/L (Level 3) IKU "Kapabilitas APIP K/L (Level 3)" mencerminkan kualitas kapabilitas APIP Kementerian/Lembaga diharapkan berada pada Level 3. Kapabilitas APIP diukur menggunakan skala 1-5. Semakin tinggi nilai kapabilitas APIP menunjukkan kualitas APIP yang semakin baik dalam menjalankan perannya sebagai auditor intern. Tingkat kapabilitas APIP disimpulkan dari hasil penilaian tingkat kapabilitas yang dilaksanakan oleh BPKP dan atau dilaksanakan sendiri oleh APIP K/L/Pemda dengan quality assurance dari BPKP menggunakan pedoman penilaian kapabilitas APIP yang dikembangkan oleh BPKP. IKU "Kapabilitas APIP K/L (Level 3)" diukur dengan menghitung jumlah APIP Kementerian/Lembaga yang telah memperoleh capaian tingkat kapabilitas level 3 dibandingkan jumlah APIP Kementerian/Lembaga yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 87 K/L. Pada tahun 2016, dari 87 K/L yang menjadi mitra BPKP, terdapat sembilan K/L yang mencapai tingkat kapabilitas APIP level 3. Dengan demikian, realisasi kapabilitas APIP K/L (level 3) sebesar 10,34%. Sembilan APIP K/L yang telah mencapai tingkat kapabilitas APIP level 3, yaitu: 1) Kementerian Hukum dan HAM; 2) BPKP; 3) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 4) Kementerian Keuangan; 5) Bappenas; 6) Kementerian ESDM; 7) Kementerian Kelautan dan Perikanan; 8) Kementerian Pertanian; 9) Kementerian Perhubungan. 42

52 Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar 3.9. Gambar 3.9 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Kapabilitas APIP K/L Level 3 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, Target (%) 5,00 8,00 38,00 60,00 85,00 Realisasi (%) 2,41 10, Capaian (%) 48,20 129,25 Realisasi IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 7,93% atau meningkat sebesar 329,05% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 85%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 12,17%, sehingga diperlukan upaya yang optimal dan terukur guna mencapai target kapabilitas APIP level 3 pada 85% Kementerian/ Lembaga. Capaian IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 81,05% dibandingkan tahun IKU 2 Sasaran Strategis 3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) IKU "Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)" mencerminkan kualitas kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi diharapkan berada pada Level 3. Kapabilitas APIP diukur menggunakan skala 1-5. Semakin tinggi nilai kapabilitas APIP menunjukkan kualitas APIP yang semakin baik dalam menjalankan perannya sebagai auditor intern. Tingkat kapabilitas APIP disimpulkan dari hasil penilaian tingkat kapabilitas yang dilaksanakan oleh BPKP dan atau dilaksanakan sendiri oleh APIP K/L/Pemda menggunakan pedoman penilaian kapabilitas APIP yang dikembangkan oleh BPKP dengan quality assurance dari BPKP. 43

53 IKU "Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)" diukur dengan menghitung jumlah APIP Pemerintah Provinsi yang telah memperoleh capaian tingkat kapabilitas level 3 dibandingkan jumlah APIP Pemerintah Provinsi yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 34 Pemerintah Provinsi. Pada tahun 2016, dari 34 Pemerintah Provinsi yang menjadi mitra BPKP, terdapat tiga APIP yang mencapai tingkat kapabilitas APIP level 3. Dengan demikian, realisasi kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (level 3) sebesar 8,82%. Tiga Pemprov dengan Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Level 3 tahun 2016 yaitu: (1) Provinsi Jawa Barat. (2) Provinsi Bangka Belitung. (3) Provinsi Gorontalo. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar Gambar 3.10 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Kapabilitas APIP Pemprov Level 3 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, Target (%) 6,00 9,00 40,00 60,00 82,00 Realisasi (%) - 8, Capaian (%) - 98,00 Realisasi IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 8,82% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 82%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 10,76%, sehingga diperlukan upaya yang optimal dan terukur guna mencapai target kapabilitas APIP level 3 pada 82% Pemerintah Provinsi. Capaian IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 98% dibandingkan tahun

54 IKU 3 Sasaran Strategis 3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) IKU "Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota (Level 3)" mencerminkan kualitas kapabilitas APIP Kabupaten/Kota diharapkan berada pada Level 3. Kapabilitas APIP diukur menggunakan skala 1-5. Semakin tinggi nilai kapabilitas APIP menunjukkan kualitas APIP yang semakin baik dalam menjalankan perannya sebagai auditor intern. Tingkat kapabilitas APIP disimpulkan dari hasil penilaian tingkat kapabilitas yang dilaksanakan oleh BPKP dan atau dilaksanakan sendiri oleh APIP K/L/Pemda menggunakan pedoman penilaian kapabilitas APIP yang dikembangkan oleh BPKP dengan quality assurance dari BPKP. IKU "Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota (Level 3)" diukur dengan menghitung jumlah APIP Kabupaten/Kota yang telah memperoleh capaian tingkat kapabilitas level 3 dibandingkan jumlah APIP Kabupaten/Kota yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 508 Pemerintah Kabupaten/Kota. Pada tahun 2016, dari 508 Kabupaten/Kota yang menjadi mitra BPKP, terdapat 14 APIP yang mencapai tingkat kapabilitas APIP level 3. Dengan demikian, realisasi kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3) sebesar 2,76%. Empat belas APIP Kabupaten/Kota yang telah mencapai tingkat kapabilitas APIP level 3, yaitu: 1) Kabupaten Lahat. 2) Kabupaten Banyuasin. 3) Kabupaten Banjar. 4) Kabupaten Lombok Barat. 5) Kabupaten Kudus. 6) Kabupaten Blora. 7) Kabupaten Bangka. 8) Kabupaten Bangka Tengah. 9) Kota Surakarta. 10) Kota Bandung. 11) Kota Banjarmasin. 12) Kota Gorontalo. 13) Kabupaten Sorong. 14) Kabupaten Lombok Tengah. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar

55 Gambar 3.11 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Kapabilitas APIP Pemkab/kota Level 3 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, Target (%) 2,00 3,00 47,00 66,00 85,00 Realisasi (%) - 2, Capaian (%) - 92,00 Realisasi IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 2,76% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 85%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 3,24%, sehingga diperlukan upaya yang optimal dan terukur guna mencapai target kapabilitas APIP level 3 pada 85% Kabupaten/Kota. Capaian IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 92% dibandingkan tahun Sasaran Program Capaian sasaran strategis BPKP merupakan resultante dari capaian sasaran-sasaran program. Target, realisasi, capaian, dan evaluasi kinerja sasaran program disajikan sebagai berikut. Tabel 3.5. Ikhtisar Capaian Kinerja Sasaran Program Tahun 2016 No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%) Sasaran Program 1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Perekonomian dan Kemaritiman 1 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Prioritas Nasional % 50 72,75 145,50 Sasaran Program 2. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman 2 Maturitas SPIP K/L (Level 3) Bidang Perekonomian dan Kemaritiman % 3 3,57 119,00 46

56 No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%) Sasaran Program 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman 3 Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman % 20 21,43 107,15 4 Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman % 30 28,57 95,23 5 Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman % 50 25,00 150,00 Sasaran Program 4. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Polhukam dan 6 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Prioritas Nasional % 50 75,31 150,62 Sasaran Program 5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L Bidang Polhukam dan PMK 7 Maturitas SPIP K/L (Level 3) Bidang Polhukam dan PMK % 2 1,85 92,50 Sasaran Program 6. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L Bidang Polhukam dan PMK 8 Kapabilitas APIP K/L Bidang Polhukam dan PMK (Level 3) % 8 5,56 69,50 9 Kapabilitas APIP K/L Bidang Polhukam dan PMK (Level 2) % 51 51,85 101,67 10 Kapabilitas APIP K/L Bidang Polhukam dan PMK (Level 1) % 41 38,89 105,15 Sasaran Program 7. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan K 11 Perbaikan D Tata h Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Prioritas Nasional % 45 58,82 130,71 Sasaran Program 8. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP pada Pemerintah Daerah 12 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 9 12,50 138,89 13 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) % 3 6,02 200,00 Sasaran Program 9. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah 14 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 9 8,82 98,00 15 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) % 3 2,79 93,00 16 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 40 58,82 147,05 17 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) % 25 44,02 176,08 18 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) % 51 32,35 136,57 19 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) % 72 53,19 126,13 Sasaran Program 10. Perbaikan Pengelolaan Program Strategis/Program Prioritas Nasional 20 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Peningkatan Kinerja % ,00 Sasaran Program 11. Perbaikan Pengelolaan Korporasi pada Badan Usaha Bidang Akuntan Negara 21 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan % ,00 22 Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving) Dibandingkan dengan Nilai Diaudit Sebesar 4 % per Tahun 4 11,45 200,00 Sasaran Program 12. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI pada 23 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP K/L % ,00 47

57 No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%) Sasaran Program 13. Meningkatnya Efektivitas SPI Korporasi 24 Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik % 65 74,29 114,29 25 Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) % 52 83,75 161,06 26 Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina % 53 53,13 100,25 27 Presentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina % 59 60,78 103,02 Sasaran Program 14. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keinvestigasian 28 Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/KLPK % 60 86,98 144,97 Sasaran Program 15. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP 29 Persepsi Kepuasan Layanan Kesetmaan Likert ,74 110,57 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Perekonomian dan Kemaritiman Pencapaian sasaran program Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara bidang perekonomian dan kemaritiman diukur menggunakan IKU Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program strategis bidang perekonomian dan kemaritiman dengan target pada tahun 2016 sebesar 50%. Kinerja diukur dengan menghitung persentase tindak lanjut terhadap rekomendasi yang telah disampaikan melalui Laporan Hasil Pengawasan termasuk setoran ke Kas Negara dari upaya Optimalisasi Keuangan Negara (OPN). Realisasi indikator kinerja sasaran program Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional bidang perekonomian dan kemaritiman tahun 2016 sebesar 72,75% atau 145,50% dari target tahun 2016 sebesar 50%, dengan perhitungan sebagai berikut: 1) Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan pengelolaan program strategis sebesar 83,33% yang dihitung dari tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan pengelolaan program strategis sebanyak 5 rekomendasi dari 6 rekomendasi yang disampaikan. 2) Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan pengelolaan keuangan negara sebesar 76% yang dihitung dari tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan pengelolaan keuangan negara sebanyak 114 rekomendasi dari 150 rekomendasi yang disampaikan 48

58 3) Persentase setoran dari hasil pengawasan OPN sebesar 58,92% yang dihitung dari jumlah setoran sebesar Rp ,00 dibandingkan dengan jumlah temuan sebesar Rp ,00. Realisasi IKU sasaran program Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program strategis bidang perekonomian dan kemaritiman mengalami kenaikan sebanyak 13,35% jika dibandingkan dengan tahun 2015, atau meningkat sebesar 22,47%. Perbandingan realisasi IKU dengan realisasi tahun 2015 dan target akhir Renstra BPKP periode disajikan dalam gambar 3.12 sebagai berikut: Gambar 3.12 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Perbaikan Tata Kelola Bidang Perekonomian dan Kemaritiman Target (%) Realisasi (%) 59,40 72,75 Capaian (%) 132,00 145,50 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 70%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai 103,93%. Capaian IKU program Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program strategis bidang perekonomian dan kemaritiman pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 13,50% dibandingkan capaian tahun Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP memberikan jasa assurance dan consulting dalam bidang Perekonomian dan Kemaritiman dapat diuraikan, antara lain sebagai berikut: 1) Percepatan pencetakan sawah dan optimalisasi kualitas sawah melalui koordinasi Kementerian Pertanian dengan Zeni TNI. 49

59 2) Percepatan implementasi sistem layanan delivery order (DO) secara online untuk menurunkan waktu postclearance sehingga mempersingkat dwelling time. 3) Pemberian nilai ganti rugi akibat peristiwa kompensasi dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan Sudetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 4) Pemasaran daya tarik wisata belanja yang kurang mendapatkan perhatian dan memprioritaskan kegiatan pemasarannya pada negara-negara pasar wisata potensial yang secara geografis lokasinya dekat dengan Indonesia serta lebih meningkatkan koordinasi dengan Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, pihak swasta maupun pihak-pihak lainnya yang terkait dalam rangka pemasaran pariwisata Indonesia di mancanegara. 5) Percepatan penyelesaian master plan pengembangan sepuluh Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan Rencana Detil KSPN sehingga bisa digunakan sebagai bahan perencanaan nasional pembangunan infrastruktur sektor pariwisata. 6) Penyusunan draft revisi nota kesepakatan bilateral dengan negara tujuan penempatan TKI, dengan memasukkan klausul yang lebih jelas dan rinci mengenai substansi perlindungan terutama terkait pembebanan biaya penempatan calon TKI dengan fokus pada segmen TKI yang terbanyak dan/atau yang paling rawan terjadi pelanggaran. 7) Peningkatan kerjasama BNP2TKI dengan Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM terkait integrasi data Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN) dan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM), sehingga data keberangkatan dan kepulangan TKI dapat disediakan otomatis oleh sistem secara online dan realtime. 8) Optimalisasi implementasi kebijakan pengendalian mutu penelitian nilai pabean dan atau tarif, dan pengembangan sistem informasi yang dapat mempercepat proses penanganan Barang Tidak Dikuasai (BTD) sampai terpenuhinya hak penerimaan negara. Mengaktualisasikan peran pengawasan intern dalam rangka peningkatan ruang fiskal, BPKP berupaya memberikan kontribusi melakukan audit optimalisasi penerimaan negara dan kegiatan pengawasan lain yang berkontribusi pada peningkatan ruang fiskal. Selama periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016, hasil audit penerimaan negara yang dilaksanakan Tim 50

60 OPN menghasilkan potensi dan tambahan penerimaan negara yang terinci sebagai berikut: Pajak Rp ,10 USD ,78 Bea Cukai Rp ,00 USD - PNBP 1 Pertambangan Rp ,35 USD ,19 2 P2KPB Rp ,00 USD ,00 Generasi 1 3 Kominfo Rp ,88 USD - 4 IP Rp ,47 USD ,93 Sub Jumlah PNBP Rp ,70 USD ,12 Jumlah Rp USD ,90 Pada tahun 2016, terkait optimalisasi penerimaan negara antara lain telah dilakukan Audit Penghitungan Kembali Hak dan Kewajiban Pemerintah dan Kontraktor Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) Generasi I Tahun 2008 s.d yang hasilnya sebagaimana telah disampaikan dengan surat Kepala BPKP Nomor SP-1158/K/D1/2016 tanggal 29 Desember 2016 kepada Menteri Keuangan. Pemerintah mempunyai hak sebesar USD29,474, dan Rp ,00. Dari jumlah tersebut, Kontraktor telah melunasi sebesar Rp ,00 per 31 Desember Secara keseluruhan, jumlah temuan optimalisasi penerimaan negara sejak tahun 1998 sampai dengan 2016 berjumlah Rp ,40, USD ,69, dan SGD ,75. Dari jumlah tersebut telah disetor sebesar Rp ,70, USD ,49 dan SGD ,75 atau 58,92% dari total nilai temuan. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Polhukam dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pencapaian sasaran program Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara bidang polhukam dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) diukur menggunakan IKU Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional bidang polhukam dan PMK dengan target pada tahun 2016 sebesar 50%. Kinerja diukur dengan menghitung persentase tindak lanjut terhadap rekomendasi yang telah disampaikan melalui Laporan Hasil Pengawasan. 51

61 Realisasi IKU sasaran program Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional bidang polhukam dan PMK sampai dengan tahun 2016 adalah sebesar 75,31% atau mencapai 150,62% dari target periode yang sama sebesar 50%. Realisasi sebesar 75,31% berupa tindak lanjut atas 61 rekomendasi dari 81 rekomendasi yang disampaikan tahun Realisasi IKU program Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program strategis bidang polhukam dan PMK mengalami kenaikan sebesar 15,71% jika dibandingkan dengan tahun 2015 atau meningkat 26,36%. Perbandingan realisasi IKU dengan realisasi tahun 2015 dan target akhir Renstra BPKP periode disajikan dalam gambar 3.13 sebagai berikut: Gambar 3.13 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Perbaikan Tata Kelola Bidang Polhukam Target (%) Realisasi (%) 59,60 75,31 Capaian (%) 132,44 150,62 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 70%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai 107,59%. Capaian IKU program Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional bidang polhukam dan PMK pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 18,18% dibandingkan capaian tahun Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP memberikan jasa assurance dan consulting dalam bidang Polhukam dan PMK, antara lain sebagai berikut: 52

62 1) Perbaikan tata kelola berupa penyusunan SOP Monitoring Pelaksanaan PBJ untuk APIP mitra kerja BPKP dan penyusunan TOR serta RAB sesuai standar biaya yang berlaku sesuai Peraturan Menteri Keuangan pada K/L yang menerima dana APBN-P Tahun 2016 dan APBN ) Pencetakan Kartu Indonesia Sehat peserta penerima bantuan iuran baru tahun 2016 oleh BPJS Kesehatan dan mendistribusikannya kepada peserta. 3) Percepatan proses pengadaan ulang paket timur pada Proyek Strategis Nasional Palapa Ring Kementerian Komunikasi dan Informatika. 4) Penghematan Keuangan Negara dari hasil koreksi BPKP atas tagihan pihak ketiga pada Ombudsman RI, Kementerian Kesehatan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Pedesaan, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Terpencil, Kementerian Pertahanan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Ristek dan Dikti. 5) Peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebagai dampak adanya penyetoran ke Kas Negara dan perbaikan tata kelolanya pada Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota. 6) Perbaikan pemanfaatan aset tetap pada Sekretariat Jenderal Kementerian Agama. 7) Pemberian masukan kepada Presiden tentang penyerapan anggaran dan pengadaan barang/jasa tahun anggaran 2016 Kementerian/Lembaga/Pemda. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keuangan Daerah Pencapaian sasaran program Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara bidang pengawasan keuangan daerah diukur menggunakan IKU Persentase perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional dengan target pada tahun 2016 adalah 45%. Realisasi IKU Persentase perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional sebesar 58,82%, mencapai 130,71% dari target yang ditetapkan pada tahun 2016 sebesar 45,00%. Realisasi sebesar 58,82% tersebut diperoleh berdasarkan tindak lanjut atas 20 rekomendasi hasil pengawasan dari 34 rekomendasi yang disampaikan pada tahun

63 Realisasi IKU program Persentase perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional bidang pengawasan keuangan daerah mengalami kenaikan sebesar 19,43% jika dibandingkan dengan tahun Perbandingan realisasi IKU dengan realisasi tahun 2015 dan target akhir Renstra BPKP periode digambarkan dalam gambar Gambar 3.14 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Perbaikan Tata Kelola Pemda Target (%) Realisasi (%) 39,39 58,82 Capaian (%) 98,48 130,71 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 60%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 98,03%. Capaian IKU program Persentase perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional bidang pengawasan keuangan daerah pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 32,23% dibandingkan capaian tahun Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP memberikan jasa assurance dan consulting dalam bidang pengelolaan Keuangan Daerah dapat diuraikan, antara lain sebagai berikut: 1. Perbaikan pengelolaan dana alokasi khusus (DAK) dengan terbitnya beberapa peraturan yaitu: a) PMK nomor 112/PMK.07/2016 tgl 12/7/2016 tentang Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Transfer ke Daerah yang Penggunaannya Sudah Ditentukan b) PMK nomor 187/PMK.07/2016 jo 48/PMK.07/2016 tanggal 2/12/2016 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa 54

64 c) Referensi transfer 0003/1Q1TP76W/2016 tgl 14 Juni 2016 d) PMK nomor 160/PMK.07/2016 tgl 25 Oktober 2016 tentang Pedoman Umum dan Rincian Dana P2D2 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota TA Perbaikan kebijakan dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016 tanggal 7 Juni 2016 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2017 yang mesyaratkan APBD ditetapkan tepat waktu yaitu selambat-lambatnya tanggal 31 Desember. Disamping itu, tindak lanjut dapat dilihat dari trend penetapan APBD yang terlambat semakin menurun sebagaimana disajikan pada gambar 3.15 berikut: Gambar 3.15 Trend Waktu Penetapan APBD ( ) Jml Pemda yg dievaluasi Tidak Tepat Waktu (TTW) Tepat Waktu (TW) 3. Perbaikan kebijakan tender pra DIPA/DPA melalui penyediaan aplikasi pengelolaan anggaran yang mengintegrasikan belanja barang jasa dan modal ke aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) LKPP. 4. Perbaikan kebijakan pembagian urusan dan bidang kewenangan daerah dengan terbitnya Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/Sj Tahun 2016 tanggal 4 Agustus 2016 tentang Tindak Lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah. 5. Perbaikan pengelolaan keuangan desa dengan terbitnya beberapa ketentuan yaitu: a) Surat Direktur Jenderal Bina Pemerintaha Desa Kementerian Dalam Negeri Nomor 143/8350/BPD tanggal 27 November 2015 tentang Aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa dan akan dibuatkan peraturan dalam negeri yang mengatur Siskeudes (masih dalam proses). 55

65 b) Surat Pimpinan KPK Nomor B.7508/01-16/08/2016 tanggal 31 Agustus tentang Himbauan terkait Pengelolaan Keuangan Desa/Dana Desa. 6. Perbaikan kebijakan perencanaan kegiatan dan anggaran dengan terbitnya Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 700/025/A.4/IJ tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Dokumen Rencana Pembangunan dan Anggaran Tahunan Daerah. 7. Perbaikan kebijakan pelaporan keuangan daerah dengan terbitnya Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 900/795/B3/IJ tanggal 31 Agustus 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Perbaikan Pengelolaan Program Strategis/Program Pembangunan Nasional Pencapaian kinerja sasaran program Perbaikan pengelolaan program strategis/program pembangunan nasional diukur menggunakan IKU Persentase tindak lanjut rekomendasi peningkatan kinerja korporasi dengan target pada tahun 2016 sebesar 100%. IKU tersebut mencerminkan upaya BPKP dalam meningkatkan kinerja korporasi melalui pengawasan dengan memberikan rekomendasi perbaikan atas program/kegiatan yang bersifat lintas sektoral atau program prioritas nasional. Semakin banyak rekomendasi yang ditindaklanjuti sebagai bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders maka kinerja BPKP dalam melaksanakan pengawasan intern yang bertujuan meningkatkan kinerja korporasi yang bersifat lintas sektoral atau program prioritas nasional semakin baik. Realisasi IKU Persentase tindak lanjut rekomendasi peningkatan kinerja korporasi adalah sebanyak 19 rekomendasi hasil pengawasan program strategis/program prioritas nasional ditindaklanjuti dari 19 rekomendasi yang disampaikan atau mencapai 100% dari target. Realisasi IKU program Persentase tindak lanjut rekomendasi peningkatan kinerja korporasi tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2015, yaitu 100%. Perbandingan realisasi IKU dengan realisasi tahun 2015 dan target akhir Renstra BPKP periode digambarkan dalam gambar 3.16 sebagai berikut: 56

66 Gambar 3.16 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Peningkatan Kinerja Korporasi Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) 100,00 100,00 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 100%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai target, yaitu 100%. Capaian Persentase tindak lanjut rekomendasi peningkatan kinerja korporasi tahun 2016 sebesar 100%, tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan capaian tahun Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP memberikan jasa assurance dan consulting dalam bidang korporasi bersifat lintas sektor pada tahun 2016 antara lain sebagai berikut: 1. Pemberian masukan kepada Presiden terkait kelanjutan atas 34 proyek pembangkit listrik terkendala. 2. Koordinasi dengan instansi terkait untuk mempercepat penyelesaian perizinan dan pembebasan lahan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. 3. Renegosiasi ulang harga beli tenaga listrik dari pengembang swasta atau melanjutkan proses amandemen, termasuk menyampaikan hasil renegosiasi kepada Kementerian ESDM untuk mendapat persetujuan. 4. Perumusan bersama antara Perum Bulog dengan instansi terkait mengenai petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan/ peraturan turunan dari Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2016 penugasan kepada Perum Bulog dalam rangka Ketahanan Pangan Nasional. 5. Pembahasan bersama antara Kementerian BUMN dengan Kementerian Pertanian terkait pengembangan varietas tebu unggul, dan dengan Kementerian Perdagangan terkait dengan stabilitas harga gula untuk meningkatkan minat petani tebu dalam upaya menunjang keberhasilan program swasembada gula nasional. 57

67 Perbaikan Pengelolaan Korporasi pada Badan Usaha Bidang Akuntan Negara IKU 1 Sasaran Program 1.5 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi Pencapaian kinerja sasaran program Perbaikan pengelolaan korporasi pada badan usaha bidang akuntan negara diukur menggunakan dua IKU yaitu Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan korporasi (IKU 1) dan Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai diaudit sebesar 4% per tahun (IKU 2). IKU Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan korporasi mencerminkan upaya BPKP dalam rangka meningkatkan kinerja korporasi pada beberapa BUMN/anak perusahaan. Semakin banyak rekomendasi yang ditindaklanjuti sebagai bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders maka kinerja BPKP dalam melaksanakan pengawasan intern yang bertujuan meningkatkan kinerja korporasi semakin baik. Realisasi IKU Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan korporasi adalah sebanyak 22 rekomendasi hasil pengawasan program strategis/program prioritas nasional ditindaklanjuti dari 22 rekomendasi yang disampaikan atau mencapai 100% dari target. Realisasi IKU program Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan korporasi tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2015, yaitu 100%. Perbandingan realisasi IKU dengan realisasi tahun 2015 dan target akhir Renstra BPKP periode digambarkan dalam gambar 3.17 sebagai berikut: 58

68 Gambar 3.17 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) 100,00 100,00 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 100%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai target, yaitu 100%. Capaian Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan korporasi tahun 2016 sebesar 100%, tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan capaian tahun Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP memberikan jasa assurance dan consulting dalam bidang tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan korporasi pada tahun 2016, antara lain adalah sebagai berikut: (1) Kesepakatan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) dan Pemkab Merauke terkait penyelesaian hak dan kewajiban KSO. (2) Koordinasi PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Kementerian BUMN dengan Kementerian ESDM untuk memastikan industri pupuk memperoleh prioritas penyediaan dan penetapan harga gas sehingga bisa bersaing dengan produsen pupuk dunia. (3) Pemanfaatan hasil due diligence sebagai bahan pembahasan dalam penyusunan kebijakan terkait Program Iuran Dana Pensiun PT Asabri (Persero). (4) Koordinasi Direksi PTPN X dengan PT Pertamina (Persero) selaku Badan Usaha Pemegang Usaha Niaga Bahan Bakar Minyak, melakukan fungsi dan tugasnya terkait dengan pembelian bioethanol sesuai dengan 59

69 IKU 2 Sasaran Program 1.5 Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving) Dibandingkan dengan Nilai yang Diaudit Sebesar 4% Permen ESDM Nomor 25 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Penyediaan, Pemanfaatan, Dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain dalam rangka mendukung program mandatory Pemerintah di bidang energi terbarukan. IKU Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit sebesar 4% mencerminkan upaya BPKP memberikan kontribusi atas peningkatan ruang fiskal dengan melakukan audit atas Bagi Hasil Kontrak Kerjasama Migas. Hasil audit ini terutama berkaitan dengan koreksi terhadap cost recovery dan penerimaan negara lainnya. Koreksi dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pengeluaran yang tidak seharusnya dibebankan ke negara dan meningkatkan pendapatan yang menjadi hak negara. Selain itu, BPKP membantu pemerintah dalam perbaikan sistem dan aturan di bidang migas. IKU diukur dengan menghitung capaian penghematan biaya (Cost Saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit. Realisasi cost saving dalam tahun 2016 (asumsi USD1 ekuivalen Rp8.500,00 EUR1 ekuivalen Rp12.500,00 dan YEN1 ekuivalen Rp107,84) adalah sebesar Rp ,47, yang terdiri dari: Rp ,75; USD7,310,548,230,361.72; EUR21,596,555,625.00; YEN291,168, Besarnya cost saving yang diperoleh adalah sebesar Rp ,00 atau 11,45% dari cakupan audit sebesar Rp ,00. Cost saving diperoleh melalui audit sebagai berikut: Audit KKKS Rp ,00 Audit TAC/KSO/JOC Rp ,00 Jumlah Rp ,00 Jika dibandingkan dengan target penghematan biaya (cost saving) tahun 2016 sebesar 4%, capaian IKU Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit ditetapkan sebesar 200%. Capaian IKU sebesar 200% karena adanya koreksi atas depresiasi dan investment credit (insentif atas pelaksanaan investasi) pada KKKS Mobile Cepu Limited, sehubungan dengan mulai dicatatnya aset (placed into service) yang cukup besar dalam periode yang diaudit. 60

70 Realisasi IKU program Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit mengalami kenaikan sebesar 7,74% jika dibandingkan dengan tahun 2015, atau meningkat 208,63%. Perbandingan realisasi IKU dengan realisasi tahun 2015 dan target akhir Renstra BPKP periode digambarkan dalam gambar 3.18 sebagai berikut: Gambar 3.18 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving) Target (%) Realisasi (%) 3,71 11,45 Capaian (%) 92,75 200,00 Dengan realisasi sebesar 11,45% pada tahun 2016, diperkirakan target tahun 2019 dapat dicapai. Capaian IKU program Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit pada tahun 2016 naik sebanyak 107,25% dibanding capaian tahun Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keinvestigasian Sistem pengendalian intern dan fungsi pengawasan internal perlu ditingkatkan, antara lain melalui upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi secara terus menerus. Upaya pencegahan korupsi dilakukan dengan meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi serta memberikan pemahaman dan pengetahuan atas fraud. Untuk itu, BPKP meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan Aparat Penegak Hukum (APH) dalam penanganan kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi. 61

71 IKU keberhasilan pengawasan dalam bidang keinvestigasian yang dilaksanakan BPKP adalah Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada APH/K/L/P/K yang dihitung berdasarkan jumlah laporan yang diserahkan ke APH/Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan. Realisasi kinerja IKU Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada APH/K/L/P/K sampai dengan tahun 2016 adalah 86,98% atau mencapai 144,97% dari target sebesar 60%. Realisasi kinerja dihitung berdasarkan jumlah laporan yang diserahkan ke APH/Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan yaitu laporan dibandingkan dengan permintaan penugasan dengan uraian sebagai berikut. Tabel 3.7 Perhitungan Kinerja Pengawasan Bidang Keinvestigasian No. Instansi Permintaan Laporan Capaian (%) I Aparat Penegak Hukum ,84 (Audit Investigatif, Audit PKKN, PKA, Komputer Forensik) II K/L/P/K 1Audit Investigatif atas ,55 permintaan Instansi Lain 2Evaluasi Hambatan ,67 Kelancaran Pembangunan 3Fraud Control Plan ,39 4Audit Penyesuaian Harga ,21 5Audit Klaim ,82 Jumlah ,98 Realisasi IKU program Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada APH/K/L/P/K mengalami kenaikan sebesar 6,86% jika dibandingkan dengan tahun 2015, atau meningkat 8,56%. Perbandingan realisasi IKU dengan realisasi tahun 2015 dan target akhir Renstra BPKP periode digambarkan dalam gambar 3.19 sebagai berikut: 62

72 Gambar 3.19 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Pengawasan Keinvestigasian Target (%) Realisasi (%) 80,12 86,98 Capaian (%) 160,24 144,97 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 80%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah melampaui target, yaitu mencapai 108,73%. Capaian IKU program Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada APH/K/L/P/K pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 6,86% atau mengalami peningkatan capaian sebesar 8,56% dibanding capaian tahun Uraian hasil pengawasan berdasarkan fokus pengawasan BPKP tersebut sebagai berikut: a. Penanganan Kasus Aparat Penegak Hukum (APH) Realisasi laporan penugasan Audit Investigatif, Audit dalam rangka PKKN, Pemberian Keterangan Ahli, dan Komputer Forensik dari APH sebanyak laporan atau mencapai 86,84% dari permintaan sebanyak permintaan. Rincian laporan dengan junlah nilai kerugian keuangan negara sebesar Rp3,9 triliun yang diserahkan ke APH adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Rincian Laporan yang Diserahkan kepada APH No Uraian Jumlah Kasus 1 Audit Investigatif Kejaksaan 17 Kepolisian 72 Sub Jumlah 89 2 Audit dalam rangka PKKN Kejaksaan 196 Kepolisian 316 KPK 2 Sub Jumlah

73 No Uraian Jumlah Kasus 3 Pemberian Keterangan Ahli Kejaksaan 127 Kepolisian 132 KPK 4 Pengadilan 749 Sub Jumlah Komputer Forensik 9 Jumlah b. Penanganan Kasus Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi Selain melaksanakan penugasan pengawasan atas permintaan APH, BPKP juga melaksanakan penugasan pengawasan atas permintaan K/L/P/K yaitu Audit Investigatif dan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP). Jumlah permintaan dari K/L/P/K untuk melakukan Audit Investigatif dan Evaluasi HKP sebanyak 30 penugasan yang terdiri atas 6 Audit Investigatif dan 24 Evaluasi HKP. Di samping upaya represif, BPKP juga mengedepankan upaya preventif dalam melawan korupsi. Pencegahan korupsi melalui sistem yang mampu mencegah atau memudahkan pendeteksian adanya kecurangan/ penyimpangan, mendorong BPKP untuk terus berperan aktif bermitra dengan K/L/P/K dalam memberikan nilai tambah bagi peningkatan tata kelola. BPKP melaksanakan penugasan dalam rangka upaya pencegahan korupsi yang terdiri dari Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPAK), Fraud Control Plan (FCP) dan kajian pengawasan. a. Fraud Control Plan (FCP) Permintaan penugasan FCP pada tahun 2016 sebanyak 115 penugasan dengan realisasi dan jumlah laporan sebanyak 112 laporan. Tabel 3.9 Target dan Realisasi Kegiatan Fraud Control Plan (FCP) Tahun 2016 No. Kegiatan Laporan 1. Sosialisasi Diagnostic Assessment Bimtek/Implementasi 5 4. Evaluasi 58 Jumlah

74 Instansi yang telah mengimplementasikan FCP diantaranya yaitu: 1) RSUD Tarakan, Kalimantan Timur; 2) PT. Asuransi Kredit Indonesia (Persero); 3) BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK); 4) PDAM Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta; 5) PD Pasar Jaya, DKI Jakarta. b. Evaluasi Pengawasan Pada tahun 2016 dilakukan evaluasi atas penyaluran bantuan sosial. Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya penyimpangan pengelolaan Bantuan Sosial. Dari hasil evaluasi dilakukan atas 282 kejadian pada 112 kegiatan, penyimpangan terjadi pada semua ruang lingkup kegiatan pengelolaan Bantuan Sosial dan mengakibatkan tujuan pemberian Bantuan Sosial tidak efektif. Rekomendasi perbaikan penyaluran bantuan sosial kepada Menteri Dalam Negeri dan Kepala Daerah sebagai berikut: - Mengatur lebih lanjut tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan, serta monitoring dan evaluasi Bantuan Sosial dengan Peraturan Kepala Daerah. - Menyusun dan memanfaatkan peta kondisi nyata permasalahan sosial dan/atau kebutuhan masyarakat di daerah masing-masing untuk keperluan pemberian Bantuan Sosial. - Memastikan ketersediaan dana dan sarana prasarana yang memadai untuk mengelola Bantuan Sosial. - Memastikan setiap pejabat pengelola Bantuan Sosial memiliki kompetensi pengetahuan yang dibutuhkan. - Merancang dan menerapkan Program Anti Korupsi untuk kegiatan/program pengelolaan Bantuan Sosial yang dibiayai APBD. Di samping itu, rekomendasi perbaikan penyaluran bantuan sosial disampaikan kepada Menteri terkait untuk mempertimbangkan regulasi penguatan pengendalian dalam hal pemberian Bantuan Sosial tidak berupa uang tunai namun dalam bentuk dan mekanisme non-tunai. c. Kajian Pengawasan Pada tahun 2016, realisasi kajian pengawasan sebanyak 26 penugasan yang diprioritaskan pada Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan rekomendasi perbaikan program KUR sebagai berikut: 65

75 (1) Kementerian Koperasi dan UKM melakukan revisi SOP KUR agar lebih sederhana dengan tetap mempertimbangkan azas prudential banking practices yang mengharuskan pihak bank selalu berhati hati dalam menjalankan kegiatan usahanya; (2) Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) melakukan sosialisasi KUR bersama dengan cabang bank pelaksana KUR di daerah kepada masyarakat sekaligus memublikasikan bahwa KUR bukan dana hibah dari pemerintah. (3) Bank penyalur agar: - meningkatkan kualitas pengawasan dari SPI bank penyalur, mulai dari proses pengajuan KUR sampai pemanfaatan dana KUR oleh UMKM. - melakukan pengawasan yang lebih intensif terhadap proses pengajuan KUR melalui SPI. - meningkatkan kualitas sistem pengendalian internal, terutama melakukan pengendalian anti fraud yang tidak hanya ditujukan untuk pencegahan namun juga untuk mendeteksi dan melakukan investigasi apabila ditemukan indikasi fraud. - melakukan reviu dan perbaikan pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) secara berkala. - membuat rekomendasi persetujuan kredit secara tertulis berdasarkan hasil analisis kredit yang telah dilakukan. Isi rekomendasi harus sesuai dengan kesimpulan analisis kredit. d. Audit Penyesuaian Harga dan Audit Klaim Untuk mendorong peningkatan ruang fiskal, BPKP melaksanakan pengawasan atas pengeluaran keuangan negara yang masih dapat ditingkatkan penghematannya melalui Audit Penyesuaian Harga dan Audit Klaim. Jumlah permintaan untuk melakukan audit penyesuaian harga sebanyak 56 permintaan, realisasi penerbitan laporan sebanyak 55 laporan. Jumlah permintaan untuk melakukan audit klaim sebanyak 17 permintaan, realisasi laporan sebanyak 10 laporan. Koreksi audit yang dihasilkan sebesar Rp ,41; USD75.464,62; dan Yen ,01. 66

76 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman Pencapaian sasaran program Meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L bidang Perekonomian dan Kemaritiman diukur menggunakan IKU Maturitas SPIP (level 3) K/L bidang Perekonomian dan Kemaritiman. IKU tersebut mencerminkan kualitas penerapan SPIP pada Kementerian/Lembaga yang menjadi mitra kerja BPKP pada bidang Perekonomian dan Kemaritiman. IKU Maturitas SPIP (level 3) K/L bidang Perekonomian dan Kemaritiman diukur dengan menghitung jumlah K/L yang telah memperoleh capaian tingkat kematangan/maturitas level 3 dibandingkan jumlah K/L yang menjadi mitra kerja BPKP di bidang Perekonomian dan Kemaritiman sebanyak 28 K/L. Berdasarkan hasil evaluasi, satu K/L mencapai tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP level 3, yaitu Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), sehingga realisasi tingkat kematangan SPIP K/L adalah 3,57% atau mencapai 119% dari target yang ditetapkan sebesar 3%. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar Gambar 3.20 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Maturitas SPIP K/L level 3 Bidang Perekonomian 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 5,00 3,00 45,00 65,00 85,00 Realisasi (%) 3,57 3, Capaian (%) 71,40 119,00 Realisasi IKU tahun 2016 sama dengan tahun 2015, sedangkan capaian IKU tahun 2016 sebesar 119% lebih tinggi sebesar 47,60% atau meningkat 66,67% dibandingkan tahun

77 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 85%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 4,20%, sehingga diperlukan upaya yang optimal dan terukur guna mencapai target maturitas SPIP level 3 pada 85% Kementerian/Lembaga yang menjadi mitra kerja BPKP Bidang Perekonomian dan Kemaritiman. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L Bidang Polhukam, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pencapaian sasaran program Meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L Bidang Polhukam, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan diukur menggunakan IKU Maturitas SPIP K/L (Level 3) bidang Polhukam, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). IKU tersebut mencerminkan kualitas penerapan SPIP pada Kementerian/Lembaga yang menjadi mitra kerja BPKP pada bidang Polhukam dan PMK. IKU Meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L bidang Polhukam dan PMK diukur dengan menghitung jumlah K/L yang telah memperoleh capaian tingkat kematangan/maturitas level 3 dibandingkan jumlah K/L yang menjadi mitra kerja BPKP di bidang Polhukam dan PMK sebanyak 54 K/L. Berdasarkan hasil evaluasi, satu K/L mencapai tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP level 3, yaitu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Dengan demikian capaian kinerja sasaran program Meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L bidang Polhukam dan PMK sebesar 1,85% atau mencapai 92,50% dari target tahun 2016 sebesar 2%.. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar

78 Gambar 3.21 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Maturitas SPIP K/L Level 3 Bidang Polhukam 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, Target (%) 5,00 2,00 45,00 65,00 85,00 Realisasi (%) - 1, Capaian (%) - 92,50 Realisasi IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,85% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 85%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 2,18%%, sehingga diperlukan upaya yang optimal dan terukur guna mencapai target maturitas SPIP level 3 pada 85% Kementerian/ Lembaga yang menjadi mitra kerja BPKP Bidang Polhukam dan PMK. Capaian IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 92,50% dibandingkan tahun Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP pada Pemerintah Daerah IKU 1 Sasaran Program 2.3 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) Pencapaian sasaran program Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP pada Pemerintah Daerah diukur dengan menggunakan dua IKU, yaitu Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) dan Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3). IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)" diukur dengan menghitung jumlah Pemerintah Provinsi yang maturitas SPIP-nya mencapai level 3 dibandingkan jumlah Pemerintah Provinsi yang maturitas SPIP-nya telah dinilai oleh BPKP sebanyak 24 Pemerintah Provinsi. 69

79 Sampai dengan tahun 2016, terdapat 3 pemerintah provinsi yang telah mencapai tingkat maturitas SPIP level 3 dari 24 pemerintah provinsi telah dinilai, yaitu: Provinsi DIY, Provinsi Jawa Tengah, dan Bali. Dengan demikian, realisasi maturitas SPIP Provinsi (Level 3) sebesar 12,5% atau mencapai 138,89% dari target tahun 2016 sebesar 9%. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar Gambar 3.22 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Capaian Maturitas SPIP Pemprov Level 3 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 5,00 9,00 45,00 65,00 85,00 Realisasi (%) - 12, Capaian (%) - 138,89 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 85%, maka realisasi IKU sebesar 12,50% pada tahun 2016 mencapai 14,71%. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang optimal dan terukur guna mencapai target maturitas SPIP level 3 pada 85% Pemerintah Provinsi. Capaian IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 138,89% dibandingkan tahun IKU 2 Sasaran Program 2.3 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)" diukur dengan menghitung jumlah Pemerintah Kabupaten/ Kota yang maturitas SPIP-nya mencapai level 3 dibandingkan jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang maturitas SPIPnya telah dinilai oleh BPKP. Sampai dengan tahun 2016, terdapat 16 pemerintah kabupaten/kota yang telah mencapai tingkat maturitas SPIP level 3 dari 266 pemerintah kabupaten/kota yang dinilai maturitas SPIP-nya. Dengan demikian, realisasi maturitas SPIP kabupaten/kota (Level 3) sebesar 6,02% atau mencapai 200% dari target tahun 2016 sebesar 3%. 70

80 Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar Gambar 3.23 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Maturitas SPIP Pemkab/Kota Level 3 200,00 180,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 5,00 3,00 30,00 50,00 70,00 Realisasi (%) 0,79 6, Capaian (%) 15,80 200,00 Realisasi IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 5,23% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 70%, maka realisasi IKU sebesar 6,02% pada tahun 2016 mencapai 8,60% dari target tahun Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang optimal dan terukur guna mencapai target maturitas SPIP level 3 pada 70% Pemerintah Kabupaten/ Kota. Capaian IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 184,20% atau meningkat sebesar 1.165,82% dibandingkan tahun Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI pada Korporasi Pencapaian sasaran program Meningkatnya kualitas penerapan SPIP pada korporasi diukur dengan IKU Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan penyelenggaraan SPIP K/L" dengan menghitung jumlah rekomendasi perbaikan penyelenggaraan SPIP yang ditindaklanjuti dibandingkan dengan jumlah rekomendasi yang disampaikan kepada korporasi mitra kerja BPKP. Dalam tahun 2016 telah dilaksanakan sosialaisasi penilaian maturitas SPIP pada LPP TVRI dan LPP RRI serta telah dilaksanakan penilaian maturitas SPIP pada Kementerian BUMN dengan hasil maturitas level 2. Rekomendasi yang disampaikan sebanyak dua rekomendasi dan telah 71

81 seluruhnya ditindaklanjuti. sehingga capaian indikator kinerja program sebesar 100% dari target. Rekomendasi yang telah ditindaklanjuti berupa mempersiapkan rencana peningkatan pemenuhan Key Process Area dalam rangka mengembangkan kapabilitas APIP dan melakukan penilaian mandiri terhadap penerapan SPIP. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar Gambar 3.24 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Penerapan SPIP K/L Bidang Akuntan Negara 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, Target (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Realisasi (%) 100,00 100, Capaian (%) 100,00 100,00 Realisasi IKU tahun 2016 tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2015, yaitu 100%. Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 100%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahun 2016 telah mengarah pada pencapaian target tahun Capaian IKU tahun 2016 sebesar 100%, tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun Meningkatnya Efektivitas SPI Korporasi Pencapaian sasaran program Meningkatnya Efektivitas SPI Korporasi diukur dengan empat IKU yaitu Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik (IKU 1), Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik) (IKU 2), Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina (IKU 3), Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina (IKU 4) yang diuraikan sebagai berikut. 72

82 IKU 1 Sasaran Program 2.5 Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik Penetapan skor GCG pada BUMN/anak perusahaan didasarkan pada Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara dan Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor 16 tahun Assesment GCG meliputi penilaian atas 572 faktor yang diuji kesesuaian penerapannya. Hasil assessment berupa skor GCG sebagai dasar penentuan kategori penerapan GCG pada BUMN, yang terdiri dari lima kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. IKU "Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik" diukur dengan menghitung jumlah BUMN/anak perusahaan yang mendapat skor minimal Baik atas penerapan GCG dibandingkan dengan jumlah BUMN/anak perusahaan yang dilakukan penilaian oleh BPKP. Dalam tahun 2016, dari 37 BUMN yang dilakukan evaluasi untuk tahun buku 2015 oleh BPKP, 2 BUMN dilakukan pemetaan awal dan 35 BUMN dilakukan penilaian implementasi GCG. Berdasarkan hasil penilaian terhadap 35 BUMN tersebut, 26 BUMN atau sebanyak 74,29% mendapatkan skor dengan kategori minimal Baik. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar Gambar 3.25 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU BUMN GCG Baik 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 65,00 65,00 70,00 70,00 73,00 Realisasi (%) 65,71 74, Capaian (%) 101,09 114,29 73

83 IKU 2 Sasaran Program 2.5 Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) Realisasi IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 8,58% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 73%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 101,77% dari target tahun Capaian IKU program tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 13,2% dibandingkan tahun Pemberian predikat kesehatan BUMN/Anak Perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik) dilaksanakan mengacu pada Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Tingkat kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan meliputi penilaian aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. IKU "Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)" diukur dengan menghitung jumlah BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik) dibandingkan dengan jumlah BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya dievaluasi oleh BPKP. Realisasi indikator kinerja "Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)" pada tahun 2016 adalah sebesar 83,75% atau mencapai 161,06% dari target sebesar 52%. Realisasi tersebut dihitung berdasarkan 67 BUMN yang kinerjanya memperoleh predikat minimal A, dari 80 BUMN yang dievaluasi. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar

84 Gambar 3.26 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU BUMN Kinerja Baik 180,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 50,00 52,00 54,00 55,00 56,00 Realisasi (%) 59,55 83, Capaian (%) 119,10 161,06 IKU 3 Sasaran Program 2.5 Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang dibina Realisasi IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 24,20% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 56%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai target. Capaian IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 41,96% dibandingkan tahun BUMD dibentuk dalam rangka memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi daerah. BPKP melakukan pengawasan terhadap BUMD dalam rangka meningkatkan kinerja agar BUMD berperan optimal sebagai salah satu pemicu kesejahteraan masyarakat di daerah. IKU "Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina" diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik/sehat dibandingkan dengan jumlah BUMD kinerjanya dievaluasi oleh BPKP. Realisasi indikator kinerja "Persentase BUMD yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)" pada tahun 2016 adalah sebesar 53,13% atau mencapai 100,25% dari target sebesar 53%. Realisasi tersebut dihitung berdasarkan 195 BUMD yang kinerjanya memperoleh predikat minimal A, dari 367 BUMD (dalam hal ini PDAM) yang dievaluasi. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar

85 Gambar 3.27 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU BUMD Kinerja Baik 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 52,00 53,00 54,00 55,00 56,00 Realisasi (%) 52,57 53, Capaian (%) 101,10 100,25 IKU 4 Sasaran Program 2.5 Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang dibina Realisasi IKU tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,56% atau meningkat sebesar 1,07% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 56%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 94,88%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahun 2016 telah mengarah pada pencapaian target tahun 2019 Capaian IKU tahun 2016 lebih rendah sebesar 0,85% atau menurun sebesar 0,84% dibandingkan tahun BLUD dibentuk dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa mengutamakan mencari keuntungan, namun tetap memperhatikan efisiensi dan produktivitas sehingga wajib menerapkan praktik bisnis yang sehat. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, mengamanatkan Rumah Sakit yang didirikan Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, dengan pengelolaan berbentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu, BPKP melakukan pengawasan terhadap BLUD dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja BLUD. IKU "Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina" diukur dengan menghitung jumlah BLUD yang kinerjanya minimal berpredikat baik/sehat dibandingkan dengan jumlah BLUD yang dievaluasi oleh BPKP. 76

86 Realisasi IKU "Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina" sampai dengan tahun 2016 adalah sebesar 60,78% atau mencapai 103,02% dibandingkan dengan target sebesar 59%. Realisasi tersebut merupakan BLUD yang kinerjanya minimal berpredikat baik sebanyak 62 BLUD dari 102 BLUD yang dibina. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar Gambar 3.28 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU BLUD Kinerja Baik 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 58,00 59,00 60,00 61,00 62,00 Realisasi (%) 69,56 60, Capaian (%) 119,93 103,02 Realisasi IKU tahun 2016 lebih rendah sebesar 8,78% atau menurun sebesar 12,62% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 62%, maka kinerja tahun 2016 telah mencapai 98,03%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahun 2016 telah mengarah pada pencapaian target tahun Capaian IKU tahun 2016 lebih rendah sebesar 16,91% atau menurun sebesar 14,10% dibandingkan tahun 2015 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman Pencapaian sasaran program Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern K/L bidang perekonomian dan kemaritiman diukur dengan tiga IKU yaitu Kapabilitas APIP K/L bidang perekonomian dan kemaritiman (Level 3) (IKU 1), Kapabilitas APIP K/L bidang perekonomian dan kemaritiman (Level 2) (IKU 2), Kapabilitas APIP K/L bidang perekonomian dan kemaritiman (Level 1) (IKU 3) yang diuraikan sebagai berikut. 77

87 IKU 1 Sasaran Program 3.1 Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman (Level 3) IKU Kapabilitas APIP K/L bidang perekonomian dan kemaritiman (Level 3) diukur dengan menghitung jumlah APIP K/L yang telah mencapai kapabilitas level 3 dibandingkan jumlah K/L yang menjadi mitra kerja BPKP Bidang Perekonomian dan Kemaritiman sebanyak 28 K/L. Berdasarkan hasil evaluasi, enam K/L mencapai tingkat kapabilitas APIP level 3 sehingga realisasi kapabilitas APIP K/L level 3 adalah 21,43%. Kapabilitas APIP K/L bidang perekonomian dan kemaritiman level 3 tahun 2016 sebanyak enam K/L yaitu: (1) Kementerian Keuangan (2) Bappenas (3) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (4) Kementerian Pertanian (5) Kementerian Kelautan dan Perikanan (6) Kementerian Perhubungan Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar Gambar 3.29 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Kapabilitas APIP K/L level 3 Bidang Perekonomian 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 5,00 20,00 38,00 60,00 85,00 Realisasi (%) 7,41 21, Capaian (%) 148,20 107,15 Realisasi IKU tahun 2016 lebih tinggi sebesar 14,02% atau meningkat sebesar 189,20% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 85%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 25,21%, sehingga diperlukan upaya keras dan terukur guna mencapai target kapabilitas APIP level 3 pada 85% K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman. 78

88 IKU 2 Sasaran Program 3.1 Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman (Level 2) Capaian IKU tahun 2016 lebih rendah sebesar 41,05% atau menurun sebesar 27,70% dibandingkan tahun IKU Kapabilitas APIP K/L bidang perekonomian dan kemaritiman (Level 2) diukur dengan menghitung jumlah APIP K/L yang telah mencapai kapabilitas level 2 dibandingkan jumlah APIP K/L yang menjadi mitra kerja BPKP Bidang Perekonomian dan Kemaritiman sebanyak 28 K/L. Berdasarkan hasil evaluasi, delapan K/L mencapai tingkat kapabilitas APIP level 2. Dengan demikian, realisasi kapabilitas APIP K/L level 2 bidang perekonomian dan kemaritiman adalah 28,57%. Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman level 2 tahun 2016 sebanyak 8 K/L yaitu: (1) Kementerian Koordinator Perekonomian (2) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (3) Badan Koordinasi Penanaman Modal (4) Kementerian Ketenagakerjaan (5) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (6) Kementerian Perdagangan (7) Kementerian Perindustrian (8) Badan Pusat Statistik Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar Gambar 3.30 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU APIP K/L bidang Perekonomian Level 2 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 25,00 30,00 30,00 20,00 10,00 Realisasi (%) 33,33 28, Capaian (%) 133,32 95,23 79

89 Realisasi IKU tahun 2016 lebih rendah sebesar 4,76% atau menurun sebesar 14,28% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 10%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai target. Capaian IKU tahun 2016 lebih rendah sebesar 38,09% atau dibandingkan tahun IKU 3 Sasaran Program 3.1 Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman (Level 1) IKU Kapabilitas APIP K/L bidang Perekonomian dan Kemaritiman (Level 1) diukur dengan menghitung jumlah APIP K/L yang telah mencapai kapabilitas level 1 dibandingkan jumlah K/L yang menjadi mitra kerja BPKP Bidang Perekonomian dan Kemaritiman sebanyak 28 K/L. Berdasarkan hasil evaluasi, tujuh K/L mencapai tingkat kapabilitas APIP level 1. Dengan demikian, realisasi kapabilitas APIP K/L level 1 adalah 25%. Kapabilitas APIP K/L Bidang Perekonomian dan Kemaritiman Level 1 tahun 2016 sebanyak tujuh K/L yaitu: (1) Kementerian PUPR. (2) Kementerian Agraria Tata Ruang/BPN. (3) Kementerian Koperasi dan UKM. (4) BMKG. (5) Kemenpar. (6) Bekraf. (7) BP Batam. Sedangkan K/L yang belum dinilai dan/atau sedang dalam proses penilaian sebanyak tujuh K/L yaitu LKPP, PPATK, Kemenko Kemaritiman, KPPU, BPKS Sabang, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, dan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar

90 Gambar 3.31 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Kapabilitas APIP K/L Level 1 Bidang Perekonomian 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 70,00 50,00 32,00 20,00 5,00 Realisasi (%) 59,25 25, Capaian (%) 115,36 150,00 Realisasi IKU tahun 2016 lebih rendah sebesar 34,25% atau menurun sebesar 57,81% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 5%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai target. Capaian IKU tahun 2016 lebih tinggi sebesar 34,64% atau meningkat sebesar 30,03% dibandingkan tahun Hal ini sesuai kondisi yang diharapkan yaitu APIP dengan kapabilitas level 1 semakin menurun jumlahnya. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L Bidang Polhukam dan PMK IKU 1 Sasaran Program 3.2 Kapabilitas APIP K/L Bidang Polhukam PMK (Level 3) Pencapaian sasaran program Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern K/L bidang polhukam PMK diukur dengan tiga IKU yaitu Kapabilitas APIP K/L bidang polhukam PMK (Level 3) (IKU 1), Kapabilitas APIP K/L bidang polhukam PMK (Level 2) (IKU 2), dan Kapabilitas APIP K/L bidang polhukam PMK (Level 1) (IKU 3) yang diuraikan sebagai berikut. IKU Kapabilitas APIP K/L bidang polhukam PMK (Level 3) diukur dengan menghitung jumlah APIP K/L yang telah mencapai kapabilitas level 3 dibandingkan jumlah APIP K/L yang menjadi mitra kerja BPKP bidang polhukam dan PMK sebanyak 54 K/L. Berdasarkan hasil evaluasi, tiga K/L mencapai tingkat kapabilitas APIP level 3 sehingga realisasi kapabilitas APIP 81

91 K/L level 3 bidang polhukam dan PMK sebesar 5,56%. Kapabilitas APIP K/L polhukam dan PMK level 3 tahun 2016 sebanyak tiga K/L yaitu: 1) Kementerian Hukum dan HAM. 2) BPKP. 3) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar Gambar 3.32 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Kapabiltas APIP K/L Level 3 Bidang Polhukam 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, Target (%) 5,00 8,00 38,00 60,00 85,00 Realisasi (%) - 5, Capaian (%) - 69,50 IKU 2 Sasaran Program 3.2 Kapabilitas APIP K/L Bidang Polhukam PMK (Level 2) Realisasi IKU tahun 2016 lebih tinggi sebesar 5,56% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 85%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 6,54%, sehingga diperlukan upaya keras dan terukur guna mencapai target kapabilitas APIP level 3 pada 85% K/L Polhukam dan PMK. Capaian IKU tahun 2016 lebih tinggi sebesar 69,50% dibandingkan tahun IKU Kapabilitas APIP K/L bidang polhukam dan PMK (Level 2) diukur dengan menghitung jumlah APIP K/L yang telah mencapai kapabilitas level 2 dibandingkan jumlah APIP K/L yang menjadi mitra kerja BPKP bidang polhukam dan PMK sebanyak 54 K/L. Berdasarkan hasil evaluasi, 28 K/L mencapai tingkat kapabilitas APIP level 2. Dengan demikian, realisasi kapabilitas APIP K/L level 2 bidang polhukam dan PMK adalah 51,85%. 82

92 Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar Gambar 3.33 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Kapabilitas APIP K/L Level 2 Bidang Polhukam 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 25,00 51,00 30,00 20,00 10,00 Realisasi (%) 18,87 51, Capaian (%) 75,48 101,67 Realisasi IKU tahun 2016 lebih tinggi sebesar 32,98% atau meningkat sebesar 174,77% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 10%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai target. Capaian IKU tahun 2016 lebih tinggi sebesar 26,19% atau meningkat sebesar 34,70% dibandingkan tahun IKU 3 Sasaran Program 3.2 Kapabilitas APIP K/L Bidang Polhukam PMK (Level 1) IKU Kapabilitas APIP K/L bidang polhukam dan PMK (Level 1) diukur dengan menghitung jumlah APIP K/L yang telah mencapai kapabilitas level 1 dibandingkan jumlah APIP K/L yang menjadi mitra kerja BPKP bidang polhukam dan PMK sebanyak 54 K/L. Berdasarkan hasil evaluasi, 21 K/L mencapai tingkat kapabilitas APIP level 1. Dengan demikian, realisasi kapabilitas APIP K/L bidang polhukam dan PMK level 1 adalah 38,89%. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar

93 Gambar 3.34 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Kapabilitas APIP K/L Level 1 Bidang Polhukam 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 70,00 41,00 32,00 20,00 5,00 Realisasi (%) 54,72 38, Capaian (%) 121,83 105,15 Realisasi IKU tahun 2016 lebih rendah sebesar 15,83% atau menurun sebesar 28,93% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 5%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai target. Capaian IKU tahun 2016 lebih rendah sebesar 16,68% dibandingkan tahun Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah IKU 1 Sasaran Program 3.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Pencapaian sasaran program Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah diukur dengan enam IKU. Tiga IKU, yaitu Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) (IKU 1), Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) (IKU 2), Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) (IKU 3) mendukung IKU sasaran strategis Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3). Tiga IKU lainnya, yaitu Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) (IKU 4), Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) (IKU 5), Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) (IKU 6) mendukung IKU sasaran strategis Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/ Kota (Level 3). Berikut diuraikan tiga IKU yang mendukung IKU sasaran strategis Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3). Uraian capaian kinerja IKU 1 Sasaran Program 3.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) sama dengan IKU sasaran strategisnya. 84

94 (Level 3) IKU 2 Sasaran Program 3.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) IKU Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) diukur dengan menghitung jumlah APIP Pemerintah Provinsi yang telah mencapai kapabilitas level 2 dibandingkan jumlah Pemerintah Provinsi yang dibina dalam program sebanyak 34 Pemerintah Provinsi. Berdasarkan hasil evaluasi, dua puluh APIP Pemerintah Provinsi mencapai tingkat kapabilitas APIP level 2. Dengan demikian, realisasi kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi level 2 adalah 58,82%. Realisasi, capaian, serta perbandingan dengan tahun 2015 dan tahun 2019 disajikan dalam Gambar Gambar 3.35 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Kapabilitas APIP Pemprov Level 2 200,00 180,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 21,00 40,00 30,00 20,00 9,00 Realisasi (%) 38,24 58, Capaian (%) 182,10 147,05 Realisasi IKU tahun 2016 lebih tinggi sebesar 20,58% atau meningkat sebesar 53,82% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 9%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai target. Capaian IKU tahun 2016 lebih rendah sebesar 35,05% atau turun sebesar 19,25% dibandingkan tahun IKU 3 Sasaran Program 3.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi IKU Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) diukur dengan menghitung jumlah APIP Pemerintah Provinsi yang 85

95 (Level 1) telah mencapai kapabilitas level 1 dibandingkan jumlah Pemerintah Provinsi yang dibina dalam program sebanyak 34 Pemerintah Provinsi. Berdasarkan hasil evaluasi, sebelas Pemerintah Provinsi mencapai tingkat kapabilitas APIP level 1. Dengan demikian, realisasi kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi level 1 adalah 32,35% atau mencapai 136,57% dari target sebesar 51%. Perbandingan realisasi IKU dengan tahun 2015 dan target akhir Renstra BPKP periode disajikan dalam gambar Gambar 3.36 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Kapabilitas APIP Pemprov Level 1 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 73,00 51,00 30,00 20,00 9,00 Realisasi (%) 58,82 32, Capaian (%) 119,42 136,57 Realisasi IKU tahun 2016 lebih rendah sebesar 26,47% atau turun sebesar 45% dibandingkan tahun Hal ini sesuai kondisi yang diharapkan yaitu APIP dengan kapabilitas level 1 semakin menurun jumlahnya. Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 9%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai target. Capaian IKU tahun 2016 lebih tinggi sebesar 17,15% atau meningkat sebesar 14,36% dibandingkan tahun IKU 4 Sasaran Program 3.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) IKU Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) diukur dengan menghitung jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah mencapai kapabilitas level 3 dibandingkan jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang dibina dalam program sebanyak 502 Pemerintah Kabupaten/ Kota. 86

96 IKU 5 Sasaran Program 3.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) Berdasarkan hasil evaluasi, empat belas Pemerintah Kabupaten/Kota mencapai tingkat kapabilitas APIP level 3. Dengan demikian, realisasi kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota level 3 adalah 2,79%. Perbandingan realisasi IKU dengan tahun 2015 dan target akhir Renstra BPKP periode disajikan dalam gambar Gambar 3.37 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Kapabilitas APIP Pemkab/Kota Level 3 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, Target (%) 2,00 3,00 47,00 66,00 85,00 Realisasi (%) - 2, Capaian (%) - 93,00 Realisasi IKU tahun 2016 lebih tinggi sebesar 2,79% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 85%, maka realisasi IKU tahun 2016 mencapai 3,28%, sehingga diperlukan upaya keras dan terukur guna mencapai target kapabilitas APIP level 3 pada 85% Pemerintah Kabupaten/Kota. Capaian IKU tahun 2016 lebih tinggi sebesar 93% dibandingkan tahun IKU Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) diukur dengan menghitung jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah mencapai kapabilitas level 2 dibandingkan jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang dibina dalam program sebanyak 502 Pemerintah Kabupaten/Kota. Berdasarkan hasil evaluasi, 221 Pemerintah Kabupaten/Kota mencapai tingkat kapabilitas APIP level 2. Dengan demikian, realisasi kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota level 2 adalah 44,02%. 87

97 Perbandingan realisasi IKU dengan tahun 2015 dan target akhir Renstra BPKP periode disajikan dalam gambar Gambar 3.38 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Kapabilitas APIP Pemkab/Kota Level 2 200,00 180,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 15,00 25,00 20,00 15,00 10,00 Realisasi (%) 19,69 44, Capaian (%) 131,27 176,08 Realisasi IKU tahun 2016 lebih tinggi sebesar 24,33% atau meningkat 123,57% dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 10%, maka realisasi IKU tahun 2016 telah mencapai target. Capaian IKU tahun 2016 lebih tinggi sebesar 44,81% atau meningkat sebesar 34,14% dibandingkan tahun IKU 6 Sasaran Program 3.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) IKU Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) diukur dengan menghitung jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah mencapai kapabilitas level 1 dibandingkan jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang dibina dalam progam sebanyak 502 Pemerintah Provinsi. Berdasarkan hasil evaluasi, 267 Pemerintah Kabupaten/Kota mencapai tingkat kapabilitas APIP level 1. Dengan demikian, realisasi kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota level 1 adalah 53,19%. Perbandingan realisasi IKU dengan tahun 2015 dan target akhir Renstra BPKP periode disajikan dalam gambar

98 Gambar 3.39 Target, Realisasi, Capaian, dan Perbandingan antar Waktu IKU Kapabilitas APIP Pemkab/Kota Level 1 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Target (%) 83,00 72,00 33,00 19,00 5,00 Realisasi (%) 64,37 53, Capaian (%) 122,45 126,13 Realisasi IKU tahun 2016 lebih rendah sebesar 11,18% atau turun sebesar 17,37% dibandingkan tahun Hal ini sesuai kondisi yang diharapkan yaitu APIP dengan kapabilitas level 1 semakin menurun jumlahnya. Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 5%, maka realisasi IKU tahun 2015 sebesar 53,19% telah mencapai target. Capaian IKU tahun 2016 sebesar 126,13% lebih tinggi 3,68% atau meningkat sebesar 3,01% dibandingkan tahun b. Kinerja Dukungan Pengawasan Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan 1) Sekretariat Utama Sasaran program Setma yang juga merupakan sasaran program Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP diukur dengan IKU berupa Persepsi kepuasan layanan kesetmaan meliputi lima bidang layanan yaitu perencanaan, kepegawaian, keuangan, hukum dan kehumasan, serta umum. Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi. Pernyataan puas atau tidak puas diperoleh melalui survei dengan menyebarkan kuesioner kepada para penerima 89

99 layanan, dalam hal ini pegawai, dari seluruh unit kerja di lingkungan BPKP secara uji petik dan dihitung menggunakan metode skala likert Realisasi IKU Persepsi kepuasan layanan kesetmaan sebesar 7,74 skala likert atau mencapai 110,57% dari target tahun 2016 sebesar 7 skala likert. Capaian tersebut merupakan rata-rata capaian persepsi kepuasan pada lima bidang layanan sebagaimana disajikan pada Gambar Gambar 3.40 Capaian Kinerja IKU Persepsi Kepuasan Layanan Kesetmaan Tahun 2016 Capaian IKU sebesar 110,57% menunjukkan bahwa layanan melebihi harapan stakeholders. Perkembangan target dan realisasi IKU dari tahun 2015 sampai dengan 2019 dapat dilihat pada Gambar 3.41 sebagai berikut. 90

100 Gambar 3.41 Perkembangan Target dan Realisasi IKU Persepsi Kepuasan Layanan Kesetmaan Periode ,20 8,00 7,80 7,60 7,40 7,20 7,00 6,80 6,60 6, Target (Skala Likert) Realisasi (skala likert) 7,47 7,74 Realisasi IKU tahun 2016 sebesar 7,74 meningkat 0,27 skala likert dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 7,47 skala likert demikian pula capaian IKU tahun 2016 sebesar 110,57% meningkat 3,86 point jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar 106,71%. Realisasi sebesar 7,74 skala likert mencapai 96,75% dibandingkan dengan target IKU tahun 2019 sebesar 8 skala likert. Untuk itu, Sekretariat Utama perlu terus meningkatkan kualitas layanan agar target tahun 2019 sebesar 8 skala likert dapat dicapai Capaian IKU Persepsi kepuasan layanan kesetmaan menyerap dana sebesar Rp ,00 atau 96,46% dibandingkan dengan anggaran setelah self blocking sebesar Rp ,00. Sedangkan dibandingkan dengan anggaran sebelum self blocking sebesar Rp ,00 mencapai 87,21%. Rencana dan realisasi Anggaran tahun 2016 disajikan pada Gambar

101 Gambar 3.42 Rencana dan Realisasi Anggaran Sekretariat Utama Tahun Anggaran sebelum selfblocking Anggaran setelah selfblocking Realisasi anggaran dalam ribuan rupiah Disamping dana, capaian IKU juga menyerap SDM sebanyak OH atau 98,39% dari rencana sebanyak OH Dari sisi penggunaan dana dan sumber daya manusia (OH), IKU Persepsi kepuasan layanan kesetmaan telah dicapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKU sebesar 110,57% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian penggunaan dana sebesar 96,46% dan capaian OH sebesar 98,39%. 2) Inspektorat Inspektorat BPKP memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan unit kerja eselon II lainnya, yaitu bahwa Inspektorat BPKP merupakan unsur pengawasan fungsional terhadap unit kerja yang berada di lingkungan BPKP. Peran utama Inspektorat BPKP sebagai Aparat Pengawasan Internal Pemerintah adalah melakukan evaluasi atas kualitas dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP dalam mencapai tujuan/sasaran strategis dalam rangka mewujudkan visi dan misi BPKP. Inspektorat BPKP sebagai APIP melakukan evaluasi implementasi SAKIP pada seluruh unit kerja di lingkungan BPKP dan reviu atas laporan keuangan BPKP dan kinerja dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan oleh Kepala BPKP sebagai Pimpinan Lembaga kepada pihakpihak terkait. Kinerja Inspektorat diukur dari hasil penilaian terhadap Sistem Akuntabilitas Kinerja BPKP. Sistem Akuntabilitas 92

102 Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Berdasarkan hasil evaluasi sistem akuntabilitas kinerja pada eselon I (kedeputian) dan eselon II (pusat-pusat dan perwakilan) di lingkungan BPKP menunjukkan adanya peningkatan kualitas implementasi SAKIP antara lain sebagai berikut: 1) Pengembangan pengukuran kinerja dengan menggunakan teknologi informasi e-sakip oleh Pusat Informasi Pengawasan BPKP. 2) Penyusunan pedoman SAKIP dan melakukan penjabaran (cascading) perjanjian kinerja sampai pejabat eselon III/IV. Hasil evaluasi SAKIP KemenPAN dan RB tahun 2015, skor evaluasi SAKIP BPKP tahun 2015 adalah 77,54 dengan predikat/kategori BB. Diharapkan dengan adanya peningkatan kualitas implementasi SAKIP, Sistem AKIP BPKP tahun 2016 akan mendapatkan kategori A dari KemenPAN dan RB. Dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2016, Inspektorat BPKP didukung anggaran sebesar Rp ,00,- dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 95,78% atau mencapai 91,89% dari anggaran sebelum self blocking sebesar Rp ,00. SDM yang terlibat sebanyak orang hari (OH) atau 81,78% dari rencana sebanyak OH. 3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan Penelitian dan pengembangan pengawasan BPKP untuk menuju BPKP yang berkelas dunia melalui pemenuhan standar internasional, baik dalam kualitas SDM, metodologi yang dilakukan, dan produk penelitiannya. Upaya untuk memenuhi standar internasional telah dilakukan melalui ISO untuk business process kegiatan penelitian. upaya peningkatan kualitas SDM yang menerapkan standard operating procedure (SOP) dan memperhatikan standar audit dari Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) atau the Institute of Internal Auditors (IIA). Peningkatan kompetensi pegawai juga ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan. 93

103 Terkait aspek produk, output yang mampu meningkatkan daya ungkit (leverage) Rekomendasi Hasil Pengawasan. Sebagian dari fokus penelitian dan pengembangan diarahkan untuk menghasilkan metode pengawasan dalam menghasilkan rekomendasi strategis dari kegiatan assurance dan consultance sehingga mempunyai leverage yang cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintahan dan program pembangunan. Keberhasilan seluruh upaya tersebut dicerminkan dengan IKU persentase pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan yang diukur dengan tingkat pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan oleh pengguna (user) berdasarkan tingkat outcome yaitu mulai dari initial outcome, intermediate outcome, dan end/ultimate outcome dengan kriteria sebagai berikut: Tingkat Pemanfaatan Initial outcome Tingkat Pemanfaatan Intermediate outcome Ultimate/en d outcome Tabel 3.10 Tingkat Pemanfaatan Hasil Litbang Nilai Penjelasan 0 < x < 33 manfaat minimal yang ditandai dengan penambahan atau perubahan pengetahuan (change knowledge) pengguna Nilai Penjelasan 33 < x < 66 outcome antara dimana hasillitbang telah menambah pengetahuan dan telah menimbulkan kepedulian (increasing awareness) pengguna terhadap tema atau topik yang disajikan dalam laporan hasil litbang 66 < x < 100 tahapan tertinggi dalam pencapaian outcomeyang ditandai adanya perubahan yang berarti (meaningful change) pada pengguna berupa penggunaan hasil litbang sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijakan Realisasi IKU tersebut dalam tahun 2016 sebesar 82,78% atau sebesar 103,48% dari target sebesar 80%. Realisasi tahun 2016 naik sebesar 2,95% dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 79,83%. Dalam mencapai IKU tersebut realisasi dana yang berkaitan dengan penelitan dan pengembangan adalah sebesar Rp ,00 atau 97,50% dari anggaran setelah self blocking sebesar Rp ,00, atau 90,83% dari anggaran sebelum self blocking sebesar Rp ,00, sedangkan SDM yang terlibat 94

104 sebanyak orang hari (OH) atau 92% dari rencana sebanyak OH. Dari sisi penggunaan dana, IKU tersebut telah efisien, dimana capaian IKU sebesar 103,48% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian penggunaan dana sebesar 97,50% serta lebih tinggi dibandingkan dengan capaian OH sebesar 92,00%. 4) Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP berperan dalam rangka peningkatan mutu SDM pengawasan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) di lingkungan APIP. Peningkatan mutu tersebut diwujudkan dengan mempersiapkan infrastruktur JFA, antara lain ketentuan yang mendukung pelaksanaan JFA yang efisien dan efektif, mengupayakan kesejahteraan auditor, dan pelaksanaan sertifikasi JFA agar terbentuk auditor internal pemerintah yang profesional dengan pembinaan yang berkelanjutan. Keberhasilan seluruh kegiatan tersebut dicerminkan dengan IKU tingkat kepuasan pembinaan JFA dan pengelola keuangan negara berdasarkan survei tentang Persepsi Kepuasan Instansi Pemerintah atas Auditor Bersertifikat kepada seluruh unit APIP dengan tingkat persepsi kepuasan 7,7 Skala Likert. Realisasi IKU tersebut dalam tahun 2016 adalah sebesar 7,72 Skala Likert atau 100,26% dibandingkan dengan targetnya sebesar 7,7 Skala Likert. Bila dibandingkan dengan capaian di tahun 2015 yang mencapai 7,44 Skala Likert mengalami kenaikan nilai kepuasan sebesar 0,28 atau naik 3,76%. Capaian IKU Tingkat kepuasan Pembinaan JFA dan pengelola keuangan negara menyerap dana sebesar Rp ,00 atau 80,58% dari anggaran setelah self blocking sebesar Rp ,00, dan 80,25% dari anggaran sebelum self blocking sebesar Rp ,00. SDM yang digunakan sebanyak OH atau 100,12% dari rencana sebanyak OH. Dari sisi penggunaan dana dan sumber daya manusia (OH), IKU Tingkat kepuasan Pembinaan JFA dan pengelola keuangan negara telah dicapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKU sebesar 100,26% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian penggunaan dana setelah self bloking sebesar 80,58% dan capaian OH sebesar 100,12%. 95

105 5) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP berperan dalam meningkatkan kompetensi APIP melalui penyelenggaraan, pembinaan, dan koordinasi kegiatan pendidikan dan pelatihan pengawasan. Peran tersebut untuk mengembangkan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten melalui kegiatan perencanaan, pengembangan, dan evaluasi diklat pengawasan, penyelenggaraan diklat pengawasan maupun pengelolaan sumber daya diklat pengawasan yang berkualitas sesuai standar penyelenggaraan diklat. Keberhasilan seluruh kegiatan kediklatan dicerminkan oleh dua IKU, dengan uraian sebagai berikut: 1) Persentase SDM yang meningkat kompetensinya setelah mengikuti diklat yang akan diukur dengan membandingkan antara jumlah peserta diklat yang meningkat kompetensinya dengan jumlah peserta yang mengikuti diklat dalam satu periode kalender diklat. Realisasi IKU tersebut dalam tahun 2016 adalah sebesar 76,51% atau mencapai 109,31% dibandingkan dengan target sebesar 70%. Realisasi IKU dihitung dari jumlah peserta diklat yang meningkat kompetensinya sebanyak orang dibandingkan dengan jumlah peserta diklat sebanyak orang dalam tahun 2016 atau satu periode kalender diklat. Jumlah peserta diklat yang meningkat kompetensinya adalah akumulasi dari penjumlahan peserta diklat Jabatan Fungsional Auditor yang dinyatakan lulus ujian sertifikasi auditor, peserta diklat kedinasan yang dinyatakan lulus, dan peserta diklat teknis substansi yang berdasarkan hasil pre test dan post test meningkat nilainya. Rendahnya persentase tersebut disebabkan tidak semua diklat dilakukan pre dan post test dan hasil pre/post test penyelenggaraan diklat di daerah belum diterima sampai berakhirnya tahun anggaran Realisasi tahun 2016 lebih rendah sebanyak 0,97% bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 77,48%. 2) Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis penyelenggaraan diklat yang dihitung berdasarkan rasio realisasi diklat yang terselenggara dengan baik dibandingkan dengan jumlah diklat yang diselenggarakan dalam satu periode kalender diklat. Realisasi IKU tersebut dalam tahun 2016 adalah, jumlah diklat yang terselenggara dengan baik sebanyak 224 diklat atau 98,68% dari jumlah diklat yang diselenggarakan Pusdiklatwas BPKP pada tahun

106 sebanyak 227 diklat atau mencapai 109,64% dari target tahun 2016 sebesar 90% IKU ini tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada tahun 2016 terdapat perubahan (penambahan) IKU Pusdiklatwas BPKP. Dibandingkan dengan target jangka menengah yaitu target tahun 2019, realisasi tahun 2016 adalah sama karena target Pusdiklatwas BPKP setiap tahun antara tahun mempunyai besaran yang sama. Upaya untuk menyelenggarakan diklat pengawasan yang lebih berkualitas sesuai standar penyelenggaraan diklat merupakan faktor pendukung keberhasilan kinerja diklat yaitu : (a) Standarisasi proses kerja telah diterapkan sesuai ISO 9001:2008 yang dikeluarkan oleh TUV NORD Indonesia dan diaudit oleh TUV NORD Indonesia setiap tahun. (b) Akreditasi A dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk Program Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (c) Akreditasi A dari Lembaga Administrasi Negara untuk Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I, II, dan III, Kepemimpinan Tingkat IV, dan Kepemimpinan Tingkat III (Akreditasi B). (d) Mendapatkan pendelegasian kewenangan Akreditasi Lembaga Diklat dalam menyelenggarakan Diklat Teknis dan Diklat Fungsional dari Lembaga Administrasi Negara (LAN). (e) Menjadi tempat tujuan kegiatan studi banding, tempat studi lapangan peserta diklat, dan mendapatkan kunjungan kehormatan dari instansi/ lembaga diklat lain. Pencapaian sasaran ini didukung penggunaan dana sebesar Rp ,00 atau 74,69% dari anggaran setelah self blocking sebesar Rp ,00 sedangkan dibandingkan dengan anggaran sebelum self blocking sebesar Rp ,00 mencapai 74,37%. Realisasi penggunaan sumber daya manusia sebanyak OH atau mencapai 87,05% dari rencana sebanyak OH. Dari sisi penggunaan dana dan sumber daya manusia (OH), pencapaian sasaran strategis Pusdiklatwas BPKP telah dicapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKU rata-rata sebesar 109,47% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian penggunaan dana 97

107 setelah self blocking sebesar 74,69% dan capaian OH sebesar 87,05%. 6) Pusat Informasi Pengawasan Peran pengawasan intern yang dilakukan BPKP melalui kegiatan assurance dan consulting diharapkan dapat memberikan perbaikan dan nilai tambah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dalam rangka mendukung dan menyediakan informasi hasil-hasil pengawasan, BPKP membutuhkan penataan dan pengelolaan proses pengawasan yang akurat, tepat waktu, relevan dan informatif. Untuk mengimplementasikan penataan dan pengelolaan tersebut, BPKP telah menyusun Arsitektur Pengembangan Sistem Informasi BPKP (BPKP Enterprise Architecture) sebagaimana ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala BPKP nomor KEP- 212/K/IP/2008 dan terakhir telah direvisi tahun Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan pengembangan sistem informasi yang mendukung proses perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pengawasan yang lebih berkualitas agar dapat menghasilkan masukan strategis bagi stakeholder BPKP. Sistem informasi yang dikembangkan dan diimplementasikan selama tahun terutama adalah Sistem Informasi Manajemen Akuntabilitas (SIMA) Pelaporan, SIMA Perencanaan, SIMA Pengawasan K/L/P/K, SIMA Pengawasan Investigasi, SIMA IACM, Dashboard Pimpinan, E-Reviu, Knowledge Management System, Whistle Blower System (WBS) dan Sistem Management Asset Teknologi Informasi. Keberhasilan seluruh kegiatan tersebut dicerminkan dengan IKU tingkat pemakaian sistem informasi yang terotomatisasi yang akan diukur dari tingkat implementasi sistem informasi di BPKP, dimana implementasinya disesuaikan dengan praktek implementasi sistem di BPKP. Realisasi IKU tersebut dalam tahun 2016 adalah sebesar 25% atau mencapai 100% dari target yang ditetapkan yaitu 25%. Realisasi IKU dihitung dari adanya aktivitas implementasi sistem atas SIMA Perencanaan, SIMA Pengawasan Investigasi, SIMA IACM, Dashboard Pimpinan dan Whistle Blower System (WBS) dan Sistem Management Asset TI dibandingkan dengan seluruh sistem informasi utama yang dikembangkan di BPKP. Bila dibandingkan dengan target capaian tahun 2019, capaian tahun 2016 baru mencapai 27,78% dari target 2019 yaitu 90%. 98

108 Realisasi tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 12,50% atau mengalami peningkatan sebesar 100% dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 12,50%. Realisasi penyerapan anggaran untuk kegiatan tersebut sebesar Rp ,00 atau 90,79% dari anggaran setelah self blocking sebesar Rp ,00, atau mencapai 89,65% dari anggaran sebelum self blocking sebesar Rp ,00. Penggunaan SDM sebanyak OH atau mencapai 95,58% dari rencana setahun sebanyak OH. Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), kegiatan tersebut telah menggunakan SDM secara efisien, yang terlihat dari capaian IKU sebesar 100% dengan penggunaan SDM sebesar 90,79% dengan penggunaan dana sebesar 95,58%. C. Realisasi Keuangan 1. Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Program Realisasi anggaran BPKP tahun 2016 sebesar Rp ,00 atau terserap 92,13% dibandingkan anggaran setelah self blocking sebesar Rp Jika dibandingkan dengan anggaran sebelum self blocking sebesar Rp ,00 penyerapan anggaran mencapai 89,29%. Rincian per program dan per jenis belanja dapat dilihat pada Gambar 3.43 dan Gambar Gambar 3.43 Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Program 99

109 Gambar 3.43 menunjukkan rencana dan realisasi anggaran per program sebagai berikut: 1. Realisasi anggaran program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP sebesar Rp ,00 atau terserap 96,11% dari anggaran setelah self blocking sebesar Rp ,00. Jika dibandingkan dengan anggaran sebelum self blocking sebesar Rp ,00, penyerapan mencapai 93,13%. 2. Realisasi anggaran program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebesar Rp ,00 atau terserap 82,95% dari anggaran setelah self blocking sebesar Rp ,00. Jika dibandingkan dengan anggaran sebelum self blocking sebesar Rp ,00 penyerapan mencapai 80,48%. 2. Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja Gambar 3.44 Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja Gambar 3.44 menunjukkan rencana dan realisasi anggaran per jenis belanja sebagai berikut: 1. Realisasi belanja pegawai sebesar Rp ,00 atau terserap 96,45% dari anggaran setelah self blocking sebesar Rp ,00. Jika dibandingkan dengan anggaran sebelum self blocking sebesar Rp ,00, penyerapan mencapai 93,29%. 2. Realisasi belanja barang sebesar Rp ,00 atau terserap 86,02% dari anggaran setelah self blocking sebesar ,00. Jika dibandingkan dengan anggaran sebelum self blocking sebesar Rp ,00, penyerapan mencapai 83,42% 100

110 3. Realisasi belanja modal sebesar Rp ,00 atau terserap 95,92% dari anggaran setelah self blocking sebesar Rp ,00. Jika dibandingkan dengan anggaran sebelum self blocking sebesar Rp ,00, penyerapan mencapai 95,15%. 101

111 102

112 BAB 4 Penutup L aporan Kinerja BPKP, di samping merupakan pertanggungjawaban kinerja BPKP dalam mencapai sasaran strategis juga mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Pada tahun 2016, telah dilakukan pengembangan berkelanjutan dalam rangka implementasi SAKIP, antara lain pengembangan pedoman kinerja dan aplikasi SAKIP BPKP. Penghitungan capaian kinerja tahun 2016 dilakukan melalui pembandingan realisasi dengan target dalam perjanjian kinerja BPKP. Kinerja BPKP tahun 2016 tercermin dari pencapaian sasaran strategis sebagai berikut: Tabel 4.1 Capaian Sasaran Strategis BPKP Tahun 2016 No. Sasaran Strategis Capaian IKU 1. Sasaran Strategis 1 IKU 1 Tercapai 100% 2. Sasaran Strategis 2 IKU 2 Tercapai 115% IKU 3 Tercapai 98% IKU 4 Tercapai 105% IKU 5 Tercapai 200% 3. Sasaran Strategis 3 IKU 6 Tercapai 129,25% IKU 7 Tercapai 98% IKU 8 Tercapai 92% Uraian ringkas hasil pengukuran dari delapan IKU tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sasaran strategis Meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional, diukur berdasarkan IKU Indeks akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan program prioritas dalam nawa cita dengan realisasi indeks pada skala 1 atau mencapai 100% sesuai target. 2. Sasaran strategis Meningkatnya maturitas SPIP diukur berdasarkan empat IKU sebagai berikut: a. Maturitas SPIP K/L (Level 3) tercapai 115%. b. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi tercapai 98%. 103

LAPORAN KINERJA. Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361)

LAPORAN KINERJA. Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361) LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Jalan Kapten Tantular, Denpasar 80235 Telepon: (0361) 246772 Faksimili: (0361) 246771 E-mail: bali@bpkp.go.id N o m o r : L A P - 0 1 4 8 / P W 2 2 / 2 0 1 7 Tanggal 1 0 J a

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Nomor: LKIN-007/PW03/6/2017 Tanggal: 10 Januari 2017 DAFTAR ISI Ikhtisar Kinerja Bab III Akuntabilitas Kinerja Kata Pengantar... Daftar

Lebih terperinci

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. - 2 - Mengingat : 1. Peraturan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi (Lembaran Negara Republik Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan Laporan Kinerja Tahun 206 Provinsi Kalimantan Selatan KATA PENGANTAR Tahun 206 merupakan tahun kedua Renstra Provinsi Kalimantan Selatan yang telah disusun sebagai bagian dari Renstra BPKP. Tahun 206 juga

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT Nomor : LAP-011/PW03/1/2016 Tanggal : 20 Januari 2016 Kata Pengantar Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai

Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai P uji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia LAPORAN KINERJA 2014 BPKP untuk Indonesia Nomor: LKIN- 502/K.SU/01/2015 Tanggal: 26 Februari 2015 Ringkasan Eksekutif B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

Suplemen Rencana Strategis

Suplemen Rencana Strategis Suplemen Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat 2010-2014 Lampiran Keputusan Nomor KEP-2220/PW14/1/2012 Tanggal 28 Desember 2012 SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 NOMOR : LAP-6/PW02/1/2016 TANGGAL : 8 JANUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat PERJANJIAN KINERJA P enetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan. Target

Lebih terperinci

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (SAKIP) dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN 63 BAB III OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Nomor: LAP-11/D4/2016 Tanggal 30 Desember 2016 ii KATA PENGANTAR Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabel serta untuk memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis Ringkasan Eksekutif Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mengantar BPKP memasuki babak baru yang menegaskan peran BPKP sebagai Auditor

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Untuk mewujudkan visi, BPKP memiliki tiga misi, yaitu:

RINGKASAN EKSEKUTIF. Untuk mewujudkan visi, BPKP memiliki tiga misi, yaitu: RINGKASAN EKSEKUTIF Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan unit organisasi mandiri yang mendukung dan melaksanakan kebijakan BPKP Pusat. Perwakilan BPKP memiliki visi, misi, tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012 LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA / DAERAH PADA PROVINSI PAPUA TAHUN 2012 Nomor: LAP- 20/PW26/1/2012 Tanggal: 18 Januari 2012 LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

Lebih terperinci

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Menurut Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (SAKIP) dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR alam rangka melaksanakan tata pemerintahan yang baik (good governance) adalah tersusunnya laporan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan tahun berjalan untuk mewujudkan komitmen organisasi penyelenggara

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA)

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA) PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA) PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 LAP-20/PW14/1/16 2 FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi... B. Aspek Strategis Organisasi... 4 C. Kegiatan dan Layanan Produk

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015 PERWAKILAN KANTOR GUBERNUR BPKP PROVINSI MALUKU MALUKU UTARA UTARA NOMOR : S-14/PW33/1/2015 TANGGAL 25 Januari 2015 LAKIP

Lebih terperinci

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja INFORMASI KINERJA Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggarannya.

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah NOMOR: LAKIP - 023 /PW18/1/2014 TANGGAL 21 JANUARI 2014 Ringkasan

Lebih terperinci

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta.

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta Timur 320 Telepon (02) 85907460, Faksimile (02) 890663, E-mail dki@bpkp.go.id

Lebih terperinci

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut :

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut : RENCANA STRATEGIS 2010-2014 PERWAKILAN BPKP SULUT Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun 2010-2014 dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pernyataan Visi Sejalan dengan

Lebih terperinci

2016, No Nomor 400); 3. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2016, No Nomor 400); 3. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1512, 2016 BPKP. kebijakan Pengawasan. Tahun 2017. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN BADAN

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 NOMOR : LAP-6/PW02/1/2016 TANGGAL : 8 JANUARI 2016 PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KINERJA 2016

PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KINERJA 2016 PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KINERJA 2016 Nomor : /PW11/1/2016 Tanggal : 30 Desember 2016 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF i iii v BAB I PENDAHULUAN A Tugas, Fungsi,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 32,5 Banjarbaru 70711 Telp: (0511) 4781116 Faksimili : (0511) 4774501 email : kalsel@bpkp.go.id,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN. Laporan Kinerja. Perwakilan BPKP Provinsi Banten

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN. Laporan Kinerja. Perwakilan BPKP Provinsi Banten BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten 2016 Nomor : LAP-5/PW30/6/2017 Tanggal : 10 Januari 2017 I KATA PENGANTAR Memenuhi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar Daftar Isi

DAFTAR ISI. Kata Pengantar Daftar Isi DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Ringkasan Eksekutif v I. Pendahuluan 1 A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi... 2 B. Aspek Strategis... 4 C. Kegiatan dan Produk Organisasi... 7 D. Struktur

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN 2017 KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT NOMOR KEP 61/PW27/6/2017 TANGGAL 20 FEBRUARI 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Papua Barat yang sebelumnya wilayah kerjanya berada/merupakan bagian dari Perwakilan BPKP Provinsi Papua telah menyusun

Lebih terperinci

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan ii

DAFTAR ISI. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan ii KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan media akuntabilitas yang dapat digunakan sebagai pertanggungjawaban atas capaian kinerja instansi pemerintah setingkat Eselon II ke atas.

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... I Ii iv BAB I PENDAHULUAN... A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi... B. Aspek Strategis Organisasi... C. Kegiatan dan Layanan

Lebih terperinci

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina 11 T erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP), menegaskan BPKP bertugas melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nomor : LKIN-991/PW/17/1/2013 Tanggal : 31 DESEMBER 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TAHUN 2015

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 Nomor. : LAP 31/PW09/1/2016 Tanggal : 18 Januari 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

Lebih terperinci

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Rencana Strategis 2010-2014 Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DIY tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: Visi : Auditor Presiden yang responsif,

Lebih terperinci

Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun Maret 2013

Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun Maret 2013 Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2014 27 Maret 2013 Lampiran Keputusan Nomor KEP- 16/PW27/1/2013 BUTIR-BUTIR TAMBAHAN RENSTRA PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran : 2014 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran : 2.1 1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN

Lebih terperinci

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN Pada bab sebelumnya telah diuraikan tentang visi, misi dan tujuan yang pencapaiannya diukur dari pencapaian sasaran strategis, sasaran program

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 NOMOR : LEK-4./PW09/1/2014 TANGGAL : 08 Januari 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN 1. Peran APIP harus lebih diitingkatkan agar permasalahan terkait masih adanya Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah yang

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH. Kata Pengantar

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH. Kata Pengantar BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH Kata Pengantar Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah ini merupakan media akuntabilitas pelaksanaan tugas dan

Lebih terperinci

VISI, MISI DAN TUJUAN VISI

VISI, MISI DAN TUJUAN VISI VISI, MISI DAN TUJUAN VISI Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, termasuk terbitnya mandat baru sesuai PP No. 60 Tahun 2008, BPKP menegaskan jati dirinya sebagai Auditor Presiden. Konsekuensinya,

Lebih terperinci

BPKP. Rencana strategis. Perubahan

BPKP. Rencana strategis. Perubahan No. 1059, 2014 BPKP. Rencana strategis. Perubahan PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP-67/DL/2/2013 TENTANG PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, merupakan pertanggungjawaban atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Berangkat dari pemikiran tersebut, Perwakilan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA BARAT BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR : LAP-015/PW03/1/2016 TANGGAL: 28 JANUARI 2016 KATA PENGANTAR R encana Kinerja tahun 2016 menjabarkan target kinerja yang

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 NOMOR : LAP-13/PW17/1/2017 TANGGAL : 11 JANUARI 2017

Lebih terperinci

Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012

Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012 28 Desember 2012 Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 RENCANA RENCANA 1. PROGRAM - Meningkatnya kualitas pengawasan lintas sektor yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 80% 80% 90% 90% 155,8 313,5 377,4 410,5 PENGAWASAN INTERN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR Nomor : LAP-1/PW13/2013 Tanggal : 02 Januari 2013 LAKIP 2012 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur KATA PENGANTAR aporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau LAPORAN KINERJA 2015 : LKIN-158/PW28/1/2016

Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau LAPORAN KINERJA 2015 : LKIN-158/PW28/1/2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau LAPORAN KINERJA 2015 NOMOR : LKIN-158/PW28/1/2016 TANGGAL : 15 JANUARI 2016 Kata Pengantar Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 NOMOR : LAP - 04/PW17.1/2013 TANGGAL : 7 JANUARI 2013 Ringkasan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009 www.bpkp.go.id KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009 KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

LAP-464/PW33/6/2016 30 DESEMBER 2016 iii Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF i ii iv BABI PENDAHULUAN A Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi 1 B Aspek Strategis Organisasi 4 C

Lebih terperinci

LAKIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LAKIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah TAHUN 2014 NOMOR : LAP- 28/PW29/1/2015 TANGGAL : 27 JANUARI 2015 Ikhtisar Eksekutif

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Nomor. : LAP- 34 /PW09/1/2015 Tanggal : 19 Januari 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAPORAN ANALISIS PENUGASAN PENGAWASAN ATAS PROGRAM KERJA PENGAWASAN (PKPT) PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan secara berkesinambungan meliputi seluruh bidang kehidupan, maka masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan Program Strategis Kementerian PAN dan RB, ANRI, BKN, BPKP dan LAN Dalam Rangka Percepatan Pencapaian Target Prioritas I Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola dalam RPJMN tahun 2010-2014 A. Pendahuluan Oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. LAKIP sebagai media pertanggungjawaban, berisikan informasi tentang Rencana Strategis (Renstra) dan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013.

KATA PENGANTAR. LAKIP sebagai media pertanggungjawaban, berisikan informasi tentang Rencana Strategis (Renstra) dan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013. PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi Pemerintah mengamanatkan kepada setiap unit eselon II instansi pemerintah untuk menyusun

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Sasaran 7 dari Tujuan 5 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 100,00% Sasaran 4 dari Tujuan 3 : Dari 1 IKU dominan tercapai 100,00%

Sasaran 7 dari Tujuan 5 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 100,00% Sasaran 4 dari Tujuan 3 : Dari 1 IKU dominan tercapai 100,00% IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, merupakan pertanggungjawaban atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Berangkat dari pemikiran tersebut, Perwakilan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat Nya Laporan Kinerja Inspektorat Badan Standardisasi Nasional (BSN) Tahun 2016 dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan ini dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan L aporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Tengah (LAKIP) disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Tengah dalam mencapai sasaran strategis

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH DI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014

LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH DI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH DI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014 NOMOR : LAP-22/PW02/4/2015 TANGGAL :

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR : LKIN-129/PW28/1/2017 TANGGAL: 10 JANUARI 2017 Kata Pengantar Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkah dan rahmat-nya

Lebih terperinci

L K j LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

L K j LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L K j 2 0 1 6 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT N O M O R : L A P - 11 / P W 1 4 / 6 / 2 0 1 7 TA N G G A L : 1 2 J A N U A R I 2 0 1 7 PERWAKILAN BPKP PROVINSI

Lebih terperinci

Nomor : LKIN-388/PW14/6/ Oktober 2017 Hal : Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat s.d. Triwulan IIII Tahun 2017

Nomor : LKIN-388/PW14/6/ Oktober 2017 Hal : Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat s.d. Triwulan IIII Tahun 2017 Nomor : LKIN-388/PW14/6/2017 9 Oktober 2017 Hal : Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat s.d. Triwulan IIII Yth. Sekretaris Utama BPKP u.p. Kepala Biro Perencanaan Pengawasan di Jakarta

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI BENGKULU. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI BENGKULU. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH Nomor : S- 0104/PW06/6/2017 Tanggal : 17 Januari 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI BENGKULU SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 1 2 A. Sasaran Program Indikator Kinerja Program 1. Perbaikan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 NOMOR : LAKIP-015/PW23/6/2016

Lebih terperinci

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2015 Pengantar PENGANTAR

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2015 Pengantar PENGANTAR PENGANTAR LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2015 Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan rahmat-nya penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Nomor. : LAP- 21 /PW09/1/2014 Tanggal : 20 Januari 2014 BADAN

Lebih terperinci