PENYELESAIAN MASALAH CHINESE POSTMAN PADA GRAF CAMPURAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK BALANS-GENAP ALI YUDHA ZULFIKAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYELESAIAN MASALAH CHINESE POSTMAN PADA GRAF CAMPURAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK BALANS-GENAP ALI YUDHA ZULFIKAR"

Transkripsi

1 PENYELESAIAN MASALAH CHINESE POSTMAN PADA GRAF CAMPURAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK BALANS-GENAP ALI YUDHA ZULFIKAR DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 01

2 ABSTRAK ALI YUDHA ZULFIKAR. Penyelesaian Masalah Chinese Postman pada Graf Campuran dengan Menggunakan Metode Heuristik Balans-Genap. Dibimbing oleh FARIDA HANUM dan TONI BAKHTIAR. Salah satu permasalahan dalam menentukan rute optimal yang paling dikenal adalah Chinese Postman Problem (CPP). Di antara sekian banyak CPP, di dalam karya ilmiah ini dibahas mengenai mixed CPP (MCPP), di mana representasi graf dari MCPP itu sendiri memiliki dua jenis sisi, yaitu sisi berarah dan sisi takberarah. Metode dasar yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan ini adalah metode heuristik yang bernama metode balans-genap. Algoritme yang digunakan yakni algoritme Dijkstra dan algoritme van Aardenne-Ehrenfest & de Bruijn yang bertujuan menentukan rute terpendek dan sirkuit Euler. Secara khusus, metode inoutdegree dan largecycle diterapkan untuk memastikan kondisi balans-genap terpenuhi. Pendekatan ini diterapkan dalam penentuan sirkuit Euler yang berhubungan dengan rute terpendek dalam kasus pemasangan instalasi listrik di kota Bogor. Kata Kunci: Balans, Genap, Sirkuit Euler, inoutdegree, largecycle.

3 ABSTRACT ALI YUDHA ZULFIKAR. Solution of the Chinese Postman Problem for Mixed Graph with Balance-Even Heuristic Method. Under direction of FARIDA HANUM and TONI BAKHTIAR. One of the problems in determining an optimal route is the well-known Chinese Postman Problem (CPP). Among many kinds of CPP, this work discusses the mixed one (MCPP), where the representing graph has two types of edge: directed and undirected edges. We employ a heuristic based method, namely balance-even method, to solve the problem. A series of algorithms such as Dijkstra s and van Aardenne-Ehrenfest and de Bruijn are used in constructing the shortest path and the Euler circuit. In particular, inoutdegree and largecycle methods are implemented in performing balance-even condition. We apply this approach in determining Euler circuit related to the shortest path in the case of electrical devices installation in the city of Bogor. Keyword: Balance, Even, Euler Circuit, inoutdegree, largecycle.

4 PENYELESAIAN MASALAH CHINESE POSTMAN PADA GRAF CAMPURAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK BALANS-GENAP ALI YUDHA ZULFIKAR Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 01

5 Judul Skripsi Nama NIM : Penyelesaian Masalah Chinese Postman pada Graf Campuran Menggunakan Metode Heuristik Balans-Genap : Ali Yudha Zulfikar : G000 Disetujui Pembimbing I Pembimbing II Dra. Farida Hanum, M.Si. NIP: Dr. Toni Bakhtiar, M.Sc. NIP: Diketahui Ketua Departemen Dr. Berlian Setiawaty, MS NIP: Tanggal Lulus :

6 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya serta selawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penyusunan karya ilmiah ini tidak lepas dari peranan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Keluargaku tersayang: Mami (terima kasih atas doa, dukungan, kesabaran, kepercayaan, dan kasih sayangnya), Alm. Bapakku yang pasti selalu mendoakan, kakakku (terima kasih atas doa, dukungan, kasih sayang, dan motivasinya), Hanni Alfiyani yang selalu mendoakan dan memberi motivasi, serta keluarga besar baik dari Mami, Bapak maupun dari Hanni Alfiyani (terima kasih atas doanya),. Bapak Dodi Priambodo dan keluarga selaku orang tua asuh saya, terima kasih atas dorongan motivasi, doa, serta bantuannya selama perkuliahan,. Dra. Farida Hanum, M.Si selaku dosen pembimbing I yang selalu memberi motivasi dan bantuannya untuk menyelesaikan karya ilmiah ini,. Dr. Toni Bakhtiar, M.Sc selaku dosen pembimbing II (terima kasih atas semua ilmu, kritik, saran, dan motivasinya),. Dr. Ir. Bib Paruhum Silalahi, M.Kom. selaku penguji (terima kasih atas dorongan semangat, ilmu, dan sarannya), 6. segenap dosen Departemen Matematika: Bu Anggi, Bu Teduh, Pak Donny, Pak Hadi, Pak Wayan, Pak Kutha, Pak Prapto, dan lainnya (terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan),. staf Departemen Matematika: Pak Yono, Bu Susi, Mas Heri, Pak Bono, Bu Ade, dan Mas Deni, dan lainnya (terima kasih atas bantuan dan motivasinya), 8. sahabat-sahabat saya di Bimbingan Belajar REC, Best Friend, dan DoTa Lover s yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu (terima kasih atas motivasi dan doanya), 9. kakak-kakak Matematika angkatan 1,, dan yang menjadi cermin untuk menjadi pribadi yang lebih baik, 10. teman-teman Matematika angkatan seperjuangan yang selalu mengisi semangat, 11. adik-adik Matematika angkatan dan 6 yang terus mendukung agar berkembang, 1. Gumatika yang menunjukkan sebuah hal yang baru, 1. teman-teman TPB: Dodi, Epul, Dudi, Nizar, Auzi, Tina, Juju, Elis (terima kasih atas motivasi, dukungan, dan kebersamaannya), 1. semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya matematika dan menjadi inspirasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Bogor, Juli 01 Ali Yudha Zulfikar

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 1 Februari 1989 dari bapak Endang Suganda (Alm) dan ibu Tien Ngatina. Penulis merupakan putra bungsu dari lima bersaudara. Tahun 001 penulis lulus dari SD Negeri Pengadilan III Bogor, Tahun 00 lulus dari SMP Negeri Bogor, tahun 00 penulis lulus dari SMA Rimba Madya Bogor dan pada tahun yang sama diterima sebagai mahasiswa IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih mayor Matematika minor Manajemen Fungsional, Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah Analisis Numerik (S1) pada semester ganjil tahun akademik dan Pada tahun penulis mengajar di bimbingan belajar yang terdapat di Institut Pertanian Bogor. Selain itu pada tahun yang sama, penulis mengajar privat SD, SMP, dan SMA. Tahun penulis mendapatkan beasiswa orang tua asuh dari Pertamina. Tahun dan penulis mendapatkan beasiswa BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa) dari Institut Pertanian Bogor. Penulis aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan. Penulis pernah menjabat sebagai Staf Divisi Sumber Daya Mahasiswa di Himpunan Profesi Gugus Mahasiswa Matematika (Gumatika) Institut Pertanian Bogor pada tahun Pada tahun penulis menjabat sebagai Kepala Divisi di tempat yang sama. Penulis pernah menjadi ketua Masa Perkenalan Departemen untuk angkatan 009 atau angkatan 6. Penulis juga pernah menjadi panitia dan koordinator di berbagai acara kemahasiswaan.

8 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan... 1 LANDASAN TEORI.1 Teori Graf Graf Euler Algoritme van Aardenne Ehrenfest & de-bruijn Algoritme Dijkstra III MIXED CHINESE POSTMAN PROBLEM.1 Pencarian Solusi MCPP dengan menggunakan Metode Balans-Genap IV APLIKASI PERMASALAHAN.1 Permasalahan Pemasangan Instalasi Listrik Penyelesaian dengan Metode Balans-Genap... 1 V SIMPULAN DAN SARAN.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 0 LAMPIRAN... 1 viii

9 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Graf = (, )... Graf berarah = (, )... Graf campuran... Graf berbobot... Adjacent dan Incident... 6 Multigraf... Multidigraf... 8 Derajat pada graf... 9 Graf genap Digraf balans Graf campuran... 1 Walk pada graf berarah... 1 Graf berarah Spanning tree Spanning arborescence Graf -regular Graf untuk ilustrasi matching Graf untuk ilustrasi matching yang perfect Graf berbobot... 0 Network... 1 Network dengan kapasitas dan flow... 8 Graf Euler... 8 Graf campuran yang bukan graf Euler... 9 Graf Euler... 9 Digraf Euler Spanning arborescence... 9 Pelabelan pada sisi berarah Graf contoh algoritme Dijkstra Solusi path terpendek algoritme Dijkstra dengan verteks awal Graf Euler kasus Mixed CPP Graf campuran... 1 Subgraf dari Gambar Skema penyelesaian masalah MCPP... 1 Peta lokasi pemasangan instalasi listrik di Bogor Selatan... 1 Graf kasus Bogor Selatan Graf = (, )... 1 Graf Graf output = (, ) Graf lengkap Graf output = (, ) Graf berarah Spanning arborescence digraf kasus Bogor Selatan Digraf MCPP yang sudah dilabeli Graf MCPP... Solusi path terpendek dengan verteks awal 0 =... 6 Graf = (, )... Graf lengkap... 6 ix

10 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Penentuan jarak terpendek dengan menggunakan algoritme Dijkstra (verteks 0 = )... Program LINGO Penentuan jarak terpendek dengan menggunakan algoritme Dijkstra... Penentuan matching yang perfect dengan bobot minimum... 6 x

11 DAFTAR PUSTAKA Ahuja RK, Magnanti TL, and Orlin JB Network Flows: Theory, Algorithms and Applications. New Jersey: Prentice-Hall. Assad AA, Golden BL Arc routing methods and applications. Di dalam: Ball MO, Magnanti TL, Monna CL, Nemhauser GL, editor. Handbook in Operations Research and Management Science. Volume 8: Network Routing. North-Holland: Elsevier. Hlm -88. Balakrishnan VK Schaum s Outline of Theory and Problems of Graph Theory. New York: McGraw-Hill. Chartrand G, Oellermann OR Applied and Algorithmic Graph Theory. New York: McGraw-Hill. Diestel R Graph Theory. New York: Springer-Verlag. Eiselt HA, Gendreau M, Laporte G Arc routing problem, Part 1: The Chinese Postman Problem. Operations Research (): 1-. Foulds LR Graph Theory Applications. New York: Springer Publishing. Vasudev C Graph Theory with Applications. New Delhi: New Age International. Yaoyuenyong K, Charnsethikul P, Chankong V. 00. A heuristic algorithm for the mixed Chinese postman problem. Optimization and Engineering : Chartrand G, Zhang P Chromatic Graph Theory. London: CRC Pr.

12 LAMPIRAN

13 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak permasalahan pada dunia nyata seperti masalah jaringan dan komunikasi. Salah satu permasalahan jaringan yang sering terjadi yaitu mengenai penyaluran barang antara pihak distributor dan konsumen. Berbagai penyebab terjadinya permasalahan ini, dimulai dari biaya pengiriman, rute penyaluran, banyaknya permintaan dan lain sebagainya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, para ilmuwan khusus di bidang matematika melakukan sebuah penelitian. Para ilmuwan di Cina telah mengemukakan hasil penelitiannya berupa pencarian rute terpendek untuk berbagai kasus, dan diimplementasikannya ke dalam sebuah graf. Salah satu kasus tersebut yaitu The Chinese Postman Problem (CPP). The Chinese Postman Problem (CPP) termasuk ke dalam Arc Routing Problem (ARP). CPP pertama kali dikemukakan oleh Meigu Guan, seorang pakar matematika asal Cina. Kasus CPP berasal dari permasalahan yang terdapat pada kantor pos, yakni menentukan rute yang optimal dalam pengiriman surat, sehingga permasalahan yang muncul adalah bagaimana menentukan jarak minimum dengan kondisi setiap ruas jalan harus dilewati paling tidak satu kali. Namun seiring dengan perkembangan jaman, masalah CPP tidak hanya dapat diterapkan pada pengiriman surat saja, tetapi juga dalam hal lain seperti pengiriman koran harian, rute bus sekolah, pengambilan sampah, dan lainlain. Graf pada masalah CPP (Chinese Postman Problem) dapat berupa graf berarah atau graf tidak berarah. Graf Mixed Chinese Postman Problem (MCPP) atau disebut juga graf campuran merupakan graf yang terdiri dari sisi yang berarah dan sisi tidak berarah. MCPP dapat dipandang sebagai masalah penentuan sirkuit Euler pada graf yang balans dan genap. Dua syarat tersebut harus terpenuhi agar sirkuit Euler ada. Dalam karya ilmiah ini akan dibahas penentuan sirkuit Euler pada graf campuran menggunakan metode balans-genap. Sumber utama karya ilmiah ini adalah artikel berjudul A Heuristic Algorithm for the Mixed Chinese Postman Problem (Yaoyuenyong et al. 00). 1. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah : 1. menyelesaikan masalah MCPP dengan algoritme heuristik balans-genap,. mengaplikasikan masalah pencarian sirkuit Euler ke dalam masalah penentuan rute pemasangan instalasi listrik. II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas tentang teoriteori yang berkaitan dengan bahasan karya ilmiah ini..1 Teori Graf Teori graf lahir pada tahun 16 melalui tulisan Euler yang berisi tentang upaya pemecahan masalah jembatan Konigsberg yang sangat terkenal di Eropa. Kurang lebih dua abad setelah lahirnya tulisan Euler tersebut, aktivitas dalam bidang teori graf relatif kecil. Pada tahun 190-an kegiatan tersebut muncul kembali dipelopori oleh D. Konig yang mengumpulkan hasil-hasil pemikiran para ahli matematika tentang teori graf termasuk hasil pemikirannya sendiri, kemudian dikemasnya dalam bentuk buku yang diterbitkan pada tahun 196. Dalam periode yang sangat singkat, teori graf kini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Definisi 1 (Graf) Suatu graf adalah pasangan terurut (, ) dengan, atau biasa disebut (), adalah himpunan berhingga dan takkosong

14 dari elemen graf yang disebut verteks (node, point), sedangkan, atau biasa disebut (), adalah himpunan pasangan tak terurut yang menghubungkan dua elemen subset dari yang disebut sisi (edge, line). Setiap sisi {, } pada biasanya dinotasikan dengan atau. (Chartrand & Zhang 009) Definisi (Order dan size graf) Banyaknya verteks dari suatu graf disebut order dan banyaknya sisi pada suatu graf disebut size dari graf. : merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 00) : Gambar Graf campuran. Pada Gambar, sisi 1, 9, dan 6 merupakan sisi berarah, sisi,,,, dan 8 merupakan sisi yang tidak berarah. Gambar 1 Graf = (, ). Pada Gambar 1 diperlihatkan bahwa =,,, dan = {{, }, {, }, {, }}. Order dari graf pada Gambar 1 ialah dan size-nya ialah. Definisi (Graf berarah/digraf) Graf berarah adalah pasangan terurut (, ) dengan himpunan takkosong yang hingga, dan himpunan pasangan terurut yang menghubungkan elemen-elemen di. Elemen-elemen dari disebut sisi berarah (arc). Sisi berarah (, ) dinyatakan dengan garis berarah dari ke. : (Chartrand & Zhang 009) Gambar Graf berarah = (, ). Pada Gambar diperlihatkan bahwa =,,, dan = {(, ), (, ), (, )}. Definisi (Graf campuran) Graf campuran = (, ) merupakan graf yang memiliki dua jenis sisi, yakni sisi yang berarah dan tidak berarah. merupakan himpunan sisi-sisi berarah pada dan Definisi (Graf/digraf berbobot) Suatu graf =, atau digraf =, dikatakan berbobot jika terdapat sebuah fungsi : atau : (dengan adalah himpunan bilangan real) yang memberikan sebuah bilangan real, disebut bobot, pada setiap sisi di atau sisi berarah di. Setiap bobot dengan atau dinotasikan dengan. : Gambar Graf berbobot. (Foulds 199) Bobot tiap sisi untuk graf pada Gambar adalah = 8, = 1, =, = 10. Definisi 6 (Adjacent dan incident) Misalkan dan verteks pada graf. Verteks dikatakan tetangga (adjacent) dari jika ada sisi yang menghubungkan verteks dan, yaitu =. Himpunan semua tetangga dari verteks dinotasikan dengan (). Jika = adalah sisi pada graf maka dikatakan incident dengan verteks dan. (Chartrand & Zhang 009)

15 : 1 6 Gambar Adjacent dan incident. Ilustrasi adjacent dan incident diperlihatkan pada Gambar. Verteks adjacent dengan,, dan. Verteks incident dengan tetapi tidak incident dengan. Definisi (Graf lengkap) Suatu graf yang ber-order dengan setiap verteks pada adjacent dengan verteks lainnya disebut graf lengkap, dinotasikan dengan. (Chartrand & Oellermann 199) Pada Gambar diperlihatkan bahwa setiap verteks adjacent dengan verteks lainnya, sehingga graf pada Gambar merupakan graf lengkap. Definisi 8 (Multigraf/multidigraf) Suatu graf/digraf dikatakan multigraf atau multidigraf bila graf/digraf tersebut memiliki lebih dari satu sisi/sisi berarah yang incident dengan satu pasang verteks. (Foulds 199) Ilustrasi multigraf dapat dilihat pada Gambar 6 berikut. : : Gambar Multidigraf. Definisi 9 (Derajat/degree) Derajat suatu verteks adalah banyaknya sisi yang incident dengan verteks, dan dinotasikan dengan deg atau (). Jika banyaknya simpul yang incident dengan verteks adalah bilangan ganjil, maka dikatakan berderajat ganjil. Jika banyaknya simpul yang incident dengan verteks adalah bilangan genap, maka dikatakan berderajat genap. (Vasudev 006) : Gambar 8 Ilustrasi derajat pada graf. Pada Gambar 8 terlihat bahwa verteks,, dan berderajat genap, sedangkan verteks dan berderajat ganjil. Definisi 10 (Graf genap) Suatu graf dikatakan graf genap, jika setiap verteksnya berderajat genap. (Eiselt et al. 199) : Gambar 9 Graf genap. Gambar 6 Multigraf. Gambar 6 merupakan contoh multigraf karena verteks dan dihubungkan oleh lebih dari satu sisi. Ilustrasi multidigraf bisa dilihat pada Gambar berikut. Ilustrasi graf genap bisa dilihat pada Gambar 9, karena pada Gambar 9 setiap verteks berderajat genap. Definisi 11 (Derajat masuk/in-degree) Pada graf berarah, in-degree suatu verteks, yang dinotasikan dengan ( ), adalah

16 banyaknya sisi berarah yang berakhir di verteks. (Vasudev 006) Pada Gambar diperlihatkan derajat masuk tiap verteksnya = 0, = 1, = 1, = 1. Definisi 1 (Derajat keluar/out-degree) Pada graf berarah, out-degree suatu verteks, yang dinotasikan dengan + ( ), adalah banyaknya sisi berarah yang dimulai pada verteks. (Vasudev 006) Pada Gambar diperlihatkan derajat keluar tiap verteksnya + =, + = 0, + = 0, + = 1. Definisi 1 (Digraf balans) Suatu digraf dikatakan balans jika setiap verteks pada digraf tersebut memiliki = 0, dengan adalah selisih dari derajat masuk dengan derajat keluar verteks. (Diestel 199) : Definisi 1 (Graf campuran genap) Suatu graf campuran dikatakan graf genap jika underlying graph-nya berupa graf genap. (Assad & Golden 199) : Gambar 11 Graf campuran. Pada Gambar 11, graf tersebut berupa graf genap dengan underlying graph-nya bisa dilihat pada Gambar 9. Definisi 16 (Jalan/walk) Walk pada suatu graf adalah barisan berhingga, = atau = +1 yang dimulai dari suatu verteks dan berakhir pada suatu verteks juga, sehingga setiap sisi di dalam barisan harus incident dengan verteks sebelum dan sesudahnya. (Chartrand & Zhang 009) Definisi 1 (Walk berarah) Walk berarah pada suatu digraf adalah walk yang sesuai dengan arah sisinya atau tidak berlawanan arah. (Vasudev 006) : Gambar 10 Ilustrasi digraf balans. Digraf pada Gambar 10 adalah digraf balans karena setiap verteks memiliki = 0. Definisi 1 (Underlying graph) Jika suatu graf didapat dengan cara menghapus semua arah dari sisi berarah pada digraf, maka graf tersebut adalah underlying graph dari digraf. (Vasudev 006) Ilustrasi underlying graph bisa dilihat dari Gambar 9 dan Gambar 10. Graf pada Gambar 9 merupakan underlying graph dari digraf pada Gambar Gambar 1 Graf berarah. Ilustrasi walk berarah pada suatu digraf bisa dilihat pada Gambar 1. = adalah walk berarah. Definisi 18 (Trail) Trail pada suatu graf adalah walk dengan semua sisi dalam barisannya tidak berulang. (Chartrand & Zhang 009) Ilustrasi trail bisa dilihat pada Gambar, = adalah trail.

17 Definisi 19 (Path) Path pada suatu graf adalah walk yang setiap verteks pada barisannya hanya muncul satu kali. (Vasudev 006) Ilustrasi path bisa dilihat pada Gambar, yaitu =. Definisi 0 (Path berarah) Path berarah pada suatu digraf adalah walk berarah dengan semua verteks dalam barisannya tidak berulang. (Vasudev 006) Ilustrasi path berarah bisa dilihat pada Gambar 1. = adalah path berarah. Definisi 1 (Sirkuit) Pada graf tidak berarah, sirkuit adalah trail tertutup yang takkosong. (Chartrand & Zhang 009) Ilustrasi sirkuit bisa dilihat pada Gambar, yaitu = 6. Definisi (Sirkuit berarah) Pada suatu digraf, sirkuit berarah adalah walk berarah yang tertutup sehingga barisannya dimulai dan diakhiri pada verteks yang sama dan tidak ada sisi yang diulang. (Vasudev 006) Ilustrasi sirkuit berarah bisa dilihat pada Gambar 1, yaitu = 1. Definisi (Semisirkuit) Pada suatu digraf, semisirkuit adalah sirkuit pada underlying graph, tetapi bukan merupakan sirkuit berarah pada digraf tersebut. (Vasudev 006) Ilustrasi semisirkuit bisa dilihat pada Gambar 1, yaitu = 1. Definisi (Cycle) Pada graf tidak berarah, cycle adalah path tertutup yang takkosong. (Chartrand & Zhang 009) Ilustrasi cycle bisa dilihat pada Gambar 8. Graf pada Gambar 8 memiliki cycle =. Definisi (Terhubung/connected) Suatu graf disebut terhubung (connected) jika untuk setiap verteks dari terhubung. Verteks dengan dikatakan terhubung jika ada setidaknya satu path dari verteks ke verteks. (Vasudev 006) Definisi 6 (Digraf terhubung) Suatu digraf dikatakan terhubung (connected) jika underlying graph-nya terhubung. (Chartrand & Oellermann 199) Definisi (Subgraf) Suatu graf dikatakan subgraf dari graf jika () () dan () (). (Chartrand & Oellermann 199) Graf pada Gambar 1 merupakan subgraf dari graf pada Gambar 8. Definisi 8 (Spanning subgraph) Suatu subgraf dikatakan spanning subgraph jika subgraf tersebut mengandung semua verteks pada graf. (Vasudev 006) Graf pada Gambar 1 merupakan spanning subgraph dari graf pada Gambar. Definisi 9 (Tree pada graf) Suatu graf terhubung yang tidak memiliki cycle disebut tree. (Chartrand & Zhang 009) Graf pada Gambar 1 merupakan tree. Definisi 0 (Tree pada digraf) Suatu digraf terhubung yang tidak memiliki cycle disebut tree pada digraf. (Chartrand & Zhang 009) Ilustrasi tree untuk digraf dapat dilihat pada Gambar.

18 6 Definisi 1 (Spanning tree) Suatu spanning tree adalah spanning subgraph yang merupakan tree. (Vasudev 006) : 1 Gambar 1 Graf berarah. 1 merupakan spanning arborescence dari digraf pada Gambar, dengan akar arborescence-nya di. Definisi (Graf r-regular) Sebuah graf merupakan graf r-regular, atau graf regular berderajat r, jika setiap verteks pada memiliki derajat r. (Chartrand & Oellermann 199) : : Gambar 16 Graf -regular. Gambar 1 Spanning tree. Digraf pada Gambar 1 adalah spanning tree dari digraf pada Gambar 1. Definisi (Arborescence) Graf berarah disebut arborescence jika a. tidak memiliki sirkuit berarah maupun semisirkuit. b. Pada terdapat tepat satu verteks yang memiliki = 0. Verteks disebut akar arborescence. (Vasudev 006) Definisi (Spanning arborescence) Spanning arborescence pada digraf adalah spanning tree yang berupa arborescence. (Vasudev 006) : Pada Gambar 16, setiap verteks memiliki derajat atau graf regular berderajat. Definisi (Matching) Matching pada sebuah graf merupakan subgraf 1-regular, yaitu berupa himpunan sisi-sisi yang tidak adjacent. (Chartrand & Oellermann 199) : 1 6 Gambar 1 Graf untuk ilustrasi matching. = { 1,, } adalah salah satu matching pada graf di Gambar 1. Definisi 6 (Matching yang Perfect) Jika adalah sebuah graf ber-order yang memiliki matching berkardinalitas /, maka matching tersebut dikatakan matching yang perfect. (Chartrand & Oellermann 199) Gambar 1 Spanning arborescence. Ilustrasi spanning arborescence bisa dilihat pada Gambar 1. Digraf pada Gambar

19 : 1 pada, maka = (, ) = adalah kapasitas sisi berarah. (Chartrand & Oellermann 199) : Gambar 18 Graf untuk ilustrasi matching yang perfect. 6 Gambar 0 Network. Graf pada Gambar 18 ber-order 6 dan = { 1,, } merupakan matching yang berkardinalitas, sehingga adalah matching yang perfect. Definisi (Matching berbobot minimum) Matching berbobot minimum merupakan matching dengan jumlah bobot pada sisinya adalah minimum. (Chartrand & Oellermann 199) : Gambar 19 Graf berbobot. Matching yang perfect pada graf Gambar 19 hanya 1 = {,,.,, } dengan bobot 10 dan = {,,,,, } dengan bobot 6. Jadi, adalah matching yang perfect dengan bobot minimum. Definisi 8 (Network) Secara umum, network merupakan sebuah digraf atau graf berarah = (, ) dengan dua verteks spesial yaitu verteks yang disebut source dan verteks yang disebut sink, serta memiliki fungsi pada yang bernilai integer taknegatif yang disebut kapasitas. Jika = (, ) adalah sebuah arc Network pada Gambar 0 menunjukkan bahwa, = dan, =. Source () pada Gambar 0 memiliki derajat masuk nol dan sink () pada Gambar 0 memiliki derajat keluar nol. Definisi 9 (Flow / arus) Suatu flow pada suatu network dengan digraf = (, ) adalah suatu pemadanan + {0} yang memadankan setiap sisi = (, ) dengan bilangan real taknegatif, sehingga memenuhi kondisi sebagai berikut : 1. () () untuk setiap sisi di yang dinamakan kendala kapasitas.. (, ) = (, ) { :(, )} { :(,)} untuk semua, yang dinamakan kendala konservasi. (Chartrand & Oellermann 199) Nilai = (, ) = pada sisi dapat dipandang sebagai banyaknya komoditas yang diangkut pada sisi tersebut, sedangkan kendala konservasi menyatakan bahwa total arus yang masuk ke suatu verteksantara (yaitu verteks selain verteks dan ) sama dengan total arus yang keluar dari verteks tersebut.

20 8 : Gambar 1 (,) (,1) (,) (,) (,) (6,) Network dengan kapasitas dan flow. Pada Gambar 1 diberikan contoh network berikut kapasitas dan flow sisi berarah (, ). Sebagai contoh, sisi berarah (, ) memiliki kapasitas dan flow. Definisi 0 (Minimum Cost Flow) Diberikan network dengan digraf =,. Misalkan adalah biaya yang diperlukan yang melalui arc (, ) dan adalah kapasitas yang melalui arc (, ). Minimum cost flow merupakan suatu permasalahan dalam menentukan flow dengan biaya minimum pada suatu graf berarah. Formulasi matematikanya secara umum sebagai berikut Kendala { :(, )} min = (, ) { :(,)} = () 0 (, ) (Ahuja et al. 199) Nilai () menyatakan banyaknya penawaran (bila () > 0) atau permintaan (bila () < 0), dengan.. Graf Euler Leonhard Euler (10-18) adalah seorang peneliti yang lahir di Swiss. Ia dipandang sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa. Leonhard Euler menyumbangkan berbagai penemuan penting di bidang yang beragam seperti kalkulus dan teori graf. Dalam penelitiannya di bidang teori graf, Euler mengenalkan penemuan yang paling terkenal yaitu graf Euler. Berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang berkaitan dengan graf Euler yang digunakan dalam karya ilmiah ini. Definisi 1 (Sirkuit Euler) Sirkuit Euler adalah sirkuit yang melewati semua sisi pada graf tepat satu kali. (Vasudev 006) : 1 6 Gambar Graf Euler. Ilustrasi sirkuit Euler bisa dilihat pada Gambar. Sirkuit Euler pada graf salah satunya = 1 6. Definisi (Graf/digraf Euler) Graf atau digraf yang memiliki sirkuit Euler disebut graf atau digraf Euler. (Vasudev 006) Graf pada Gambar merupakan graf Euler, karena graf tersebut memiliki sirkuit Euler. Teorema 1 (Graf Euler pada graf campuran) Misalkan diberikan graf campuran = (, ), dengan himpunan sisi tak berarah dan himpunan sisi berarah. Graf campuran memiliki sirkuit Euler jika dan hanya jika a. terhubung dan genap b. untuk setiap (), berlaku,,, dengan, adalah banyaknya sisi berarah yang berawal dari suatu verteks di dan berakhir di suatu verteks di, sedangkan, merupakan banyaknya sisi tidak berarah yang menghubungkan verteks di dengan verteks di, dan = \. (Assad & Golden 199) Graf pada Gambar berikut tidak memiliki sirkuit Euler, walaupun syarat (a) sudah terpenuhi, namun syarat (b) tidak terpenuhi.

21 9 Misalkan = 1, maka =,,,,6, sehingga nilai, = 0,, =,, = 0, dan,, = 0 > 0 =,, berarti terdapat (), sehingga berlaku,, >, Jadi syarat (b) tidak dipenuhi. : Gambar Graf campuran yang bukan graf Euler. Graf pada Gambar berikut merupakan graf terhubung dan genap (syarat (a) terpenuhi). : 1 Gambar Graf Euler. Tabel 1 Penentuan syarat (b) berdasarkan graf pada Gambar,,, {1} {,} {} {1,} {} {1,} {1,} {} , {} {,} {1} {1,,} {1,,} Dari Tabel 1, dapat disimpulkan bahwa untuk setiap (), berlaku,,,. Jadi kriteria (b) pada Teorema 1 juga dipenuhi. Akibatnya mempunyai sirkuit Euler dan contoh sirkuit Eulernya adalah Algoritme van Aardenne-Ehrenfest & de Bruijn Banyak algoritme yang dapat digunakan dalam pencarian sirkuit Euler dalam suatu digraf. Salah satu dari algoritme itu adalah algoritme van Aardenne-Ehrenfest & de Bruijn (Balakrishnan 199). Berikut ini akan dibahas langkah-langkah algoritme tersebut. Langkah 0. Diberikan digraf. Langkah 1. Dibangun sebuah spanning arborescence dari digraf yang berakar di. Langkah. Sisi berarah yang keluar dari dan verteks-verteks lain diurutkan dan dilabeli sedemikian hingga sisi berarah terakhir yang dilabeli adalah sisi berarah pada arborescence. Langkah. Dimulai dari sembarang verteks, sisi berarah dengan label terendah yang belum dilewati dipilih untuk sampai ke verteks berikutnya. Prosedur ini dilanjutkan hingga semua sisi berarah telah dilewati. Berikut ini contoh sederhana untuk mengimplementasikan algoritme van Aardenne-Ehrenfest & de Bruijn pada sebuah digraf Euler. Langkah 0. Diberikan digraf Euler seperti pada Gambar. 1 1 Gambar Digraf Euler. Langkah 1. Spanning arborescence dari graf pada Gambar yang berawal di verteks 1 adalah sebagai berikut : 1 Gambar 6 Spanning arborescence.

22 10 Langkah. Semua sisi berarah diurutkan dan dilabeli dimulai dari verteks 1 secara sembarang dengan label terakhir adalah label untuk sisi berarah yang dipakai di arborescence, sehingga label digraf menjadi seperti berikut. L 1 L1 L1 L L L1 L1 L L Gambar Pelabelan pada sisi berarah. Langkah. Sirkuit Euler yang diperoleh, misalkan dimulai dari verteks 1, adalah : 1 1 1, dengan total bobot 1. Solusi sirkuit Euler yang diperoleh tidak hanya seperti di atas. Jika dimulai dari verteks lain, maka yang dilaluinya pun berbeda namun dengan total bobot yang sama.. Algoritme Dijkstra Algoritme ini bisa digunakan untuk mencari path terpendek atau jarak terpendek pada graf atau digraf atau graf campuran yang tidak berbobot maupun yang berbobot pada graf ber-order. Misalkan diberikan graf berbobot = (, ) dengan himpunan = {1,,,. } dan bobot pada tiap verteksnya taknegatif. Pada setiap langkah dalam algoritme didefinisikan sebuah variabel PARENT(v) yang menyatakan verteks yang mendahului verteks v pada path terpendek yang telah diperoleh. Variabel PARENT(v) diperbaharui jika ditemukan path yang lebih pendek. Misalkan adalah himpunan semua verteks dari yang jaraknya dengan 0 sudah ditentukan. Langkah-langkah algoritme penentuan path terpendek yang dimulai dari verteks ialah sebagai berikut. a. inisialisasikan sebuah verteks awal 0 dengan jarak 0 = 0, ( 0), { 0 }, { 0 }, dan jarak verteks lainnya bernilai untuk semua { 0 }, PARENT 0 ; jika = 1, maka proses dihentikan; lainnya, proses dilanjutkan. b. untuk setiap, sehingga (), diperiksa: Jika + ( ), maka proses dilanjutkan; lainnya, + ( ) dan PARENT(), c. ditentukan = min{() }. Jika yang dipilih sebagai verteks dengan =, maka merupakan jarak antara 0 dengan, dan +1, d. { +1 } dan { +1 }, e Jika = 1, proses dihentikan; lainnya kembali ke langkah b. (Chartrand & Oellermann 199) Berikut ini diberikan contoh penggunaan algoritme Dijkstra pada graf tidak berarah. Diberikan graf berbobot berikut : : Gambar 8 Graf contoh algoritme Dijkstra. Akan ditentukan jarak terpendek dari satu verteks ke verteks lainnya. Misalkan verteks awalnya adalah verteks, maka dengan algoritme Dijkstra akan diperoleh path terpendek dari verteks menuju verteks lain seperti pada Gambar 9 (penghitungan lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1). : Gambar 9 Solusi path terpendek algoritme Dijkstra dengan verteks awal. Misalkan dicari jarak terdekat dari verteks ke verteks 1 pada graf Gambar 9, maka path-nya adalah = 1 dengan jarak

23 III MIXED CHINESE POSTMAN PROBLEM Permasalahan Chinese Postman Problem (CPP) merupakan permasalahan dalam pencarian rute terpendek dengan biaya minimum dan dalam kondisi setiap jalan harus dilewati paling tidak satu kali. Permasalahan tersebut dapat dinyatakan sebagai masalah menemukan sirkuit Euler yaitu rute yang melewati tiap sisinya tepat satu kali pada suatu graf Euler. Masalah CPP pertama kali dikemukakan oleh Meigu Guan atau Kwan Meiko, seorang pakar matematika dari universitas Shangtun, Cina. Tak heran jika permasalahan ini dinamakan Chinese Postman Problem karena memang berasal dari Cina. CPP memiliki banyak jenis yaitu UCPP (undirected CPP) / CPP yang tidak berarah, DCPP (directed CPP) / CPP yang berarah, WPP (Windy Postman Problem), MCPP (mixed CPP)/ CPP dengan graf campuran, dan HPP (hierarchical CPP). Kasus Mixed Chinese Postman Problem melibatkan graf campuran yang memiliki sisi berarah dan sisi tidak berarah. Gambar 0 merupakan contoh graf untuk Mixed Chinese Postman Problem. MCPP dapat diselesaikan dengan beberapa metode heuristik (Yaoyuenyong et al. 00), salah satunya ialah metode balans-genap. Gambar 0 Graf Euler kasus Mixed CPP..1 Pencarian Solusi MCPP dengan Metode Balans-Genap Metode balans-genap merupakan salah satu metode heuristik yang dikembangkan oleh Christofides, yaitu metode mixed (Yaoyuenyong et al. 00). Berikut langkahlangkah metode balans-genap. Langkah 1. INOUTDEGREE. Tujuan : membuat seluruh verteks pada graf menjadi balans yakni + =. Input : = (, ), dengan adalah himpunan sisi tidak berarah dan himpunan sisi berarah. Output : = (, ) dan himpunan. ialah himpunan sisi berarah dan sisi tidak berarah asli maupun tambahan. ialah himpunan sisi tidak berarah. ialah himpunan sisi berarah dan tidak berarah tambahan. (a) Dikonstruksi subgraf dari, yaitu =, dengan mengabaikan sisi tak berarah dari. Pada graf, dihitung = +,. (b) Dari graf dikonstruksi graf baru 1 = (, 1 ), dengan 1 himpunan sisi berarah yang diperoleh dari sisi-sisi tak berarah di dan diperoleh dari sisi berarah di. Langkah-langkah pembentukan graf 1 adalah sebagai berikut : 1. Untuk setiap sisi tidak berarah {, } pada, dibentuk sisi berarah di 1 yaitu : i. sebuah sisi berarah (, ) dengan biaya dan kapasitas takhingga, ii.sebuah sisi berarah (, ) dengan biaya dan kapasitas takhingga, iii.sebuah sisi berarah (, ) dengan biaya nol dan kapasitas 1, iv.sebuah sisi berarah (, ) dengan biaya nol dan kapasitas 1. Empat jenis sisi berarah ini merupakan anggota himpunan sisi berarah 1.. Untuk sembarang sisi berarah (, ) pada, dibentuk sebuah sisi berarah yang sama (, ) pada 1 dengan biaya sebesar dan kapasitas takhingga. Sisi berarah jenis ini merupakan anggota himpunan sisi berarah.. Ditentukan solusi permasalahan minimum cost flow pada 1 dengan diperoleh dari langkah (a). Misalkan,,,, dan berturut-turut merupakan banyaknya flow pada sisi berarah,, (, ), (, ), (, ), dan (, ). Formulasi matematika masalah minimum cost flow adalah sebagai berikut :

24 1 Minimumkan terhadap + (, ) 1 (,) ( + ) + (,) 1 = () (,) (,) 1 dan 1,,,, dan 0 dengan = {1,,,, }. (c) Dibentuk graf baru = (, ) dan sebuah himpunan dengan tahapantahapan sebagai berikut: 1. Inisialisasi =, =, dan =.. Jika + = 1, masukkan sebanyak sisi berarah (, ) ke dalam himpunan dan masukkan sebanyak sisi berarah (, ) ke dalam himpunan. Selainnya, masukkan sisi tidak berarah {, } ke dalam.. Sebanyak sisi berarah (, ) dan sisi berarah (, ) dimasukkan ke dalam himpunan dan.. Sebanyak sisi berarah (, ) dimasukkan ke dalam himpunan dan. Langkah. LARGECYCLE. Tujuan : membuat seluruh verteks pada graf menjadi verteks yang berderajat genap. Input : = (, ) Output : = (, ) (a) Jika ada verteks berderajat ganjil pada, proses dilanjutkan ke langkah (b). Selain itu proses dilanjutkan ke langkah (f) dan =. (b) Dibentuk suatu graf lengkap dengan jarak/bobot antarverteks diperoleh dari panjang path terpendek antara kedua verteks tersebut pada graf =, (bukan graf 1 ). (c) Dicari matching yang perfect dan berbobot minimum pada graf dan ditentukan yang merupakan solusi berupa himpunan sisi tidak berarah yang diperoleh dari permasalahan matching tersebut. (d) = (e) Graf merupakan solusi MCPP. (Yaoyuenyong et al. 00) Graf = (, ) merupakan graf solusi MCPP. Karena graf balans dan genap, maka sesuai dengan Teorema 1, graf tersebut memiliki sirkuit Euler. Dalam karya ilmiah ini, untuk menentukan sirkuit Euler digunakan algoritme van Aardenne-Ehrenfest & de-bruijn. Sebelumnya graf yang masih berupa graf campuran harus diubah terlebih dahulu menjadi graf berarah atau digraf = (, ). Penentuan arah pada setiap sisi {, } dilakukan sedemikian rupa sehingga digraf yang baru tetap merupakan digraf yang balans. Contoh pengubahan graf campuran menjadi digraf. : Gambar 1 Graf campuran. Graf campuran pada Gambar 1 merupakan graf yang genap dan balans. Untuk menentukan arah pada dua sisi, misalkan {,}, maka satu sisi diubah menjadi sisi berarah (,) dan satu sisi lainnya menjadi sisi berarah (,) seperti terlihat pada Gambar berikut. : Gambar Subgraf dari Gambar 1. 1

25 1 Begitu seterusnya untuk sisi-sisi lain yang masih belum berarah. Pada Gambar diberikan skema tahapan penyelesaian MCPP. Graf campuran berbobot = (, ) tidak Balans Konstruksi graf = (, ) dan hitung = + () Diperoleh dan Konstruksi graf 1 dengan mengubah edge menjadi macam sisi berarah Minimum Cost Flow Graf baru =, adalah graf balans ya I N O U T D E G R E E L A R G E C Y C L E Genap tidak Penentuan verteks berderajat ganjil pada graf = (, ) Konstruksi graf lengkap dari verteks berderajat ganjil di ya Pengubahan sisi tak berarah menjadi sisi berarah Graf genap = (, ) Algoritme van Aardenne- Ehrenfest & de Bruijn Diperoleh sirkuit Euler Algoritme Dijkstra Penentuan bobot sisi-sisi pada graf = + Diperoleh Penentuan matching yang perfect berbobot minimum di Gambar Skema penyelesaian masalah MCPP.

26 IV APLIKASI PERMASALAHAN Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting, termasuk bagi warga Bogor. Perumahan, perkantoran, pabrik-pabrik bahkan tempat umum hampir selalu menggunakan fasilitas ini setiap harinya. Pemerintah daerah telah menyuplai pasokan listrik ke setiap kawasan Bogor. Di setiap kawasan itu terdapat satu gardu induk dengan banyak tiang pancang listrik bertegangan tinggi. Dalam pemasangan instalasi listrik, PLN selaku pihak terkait harus melalui setiap ruas jalan. Kemudian PLN harus menguhubungkan kabel-kabel ke tiang pancang listrik yang sudah tersedia di pertigaan atau perempatan jalan. Maka dari itu, PLN harus merumuskan bagaimana cara menentukan jalur tependek dalam pemasangan instalasi listrik yang sesuai dengan posisi tiang pancang. Pada karya ilmiah ini akan dibahas rute pemasangan instalasi listrik di daerah Bogor Selatan Keterangan Tiang pancang listrik Gardu induk Gambar Peta lokasi pemasangan instalasi listrik di Bogor Selatan. ( Permasalahan Pemasangan Instalasi Listrik Sketsa pada Gambar merupakan peta dari kondisi letak gardu induk dan tiang pancang listrik bertegangan tinggi. Jalan utama adalah jalan yang diberi nama, sedangkan yang tidak ada namanya merupakan jalan pendek atau blok. Lokasi tiang diperlihatkan dengan gambar bulat. Pada Gambar, bobot pada setiap sisi {, } atau sisi berarah (, ) merupakan jarak dari verteks ke verteks. Jarak diperoleh dari perkiraan dan pembulatan jarak sebenarnya dengan satuan kilometer. Model tersebut dapat dibuat menjadi graf sebagai berikut.

27 1 : Gambar Graf kasus Bogor Selatan. Tabel Penjelasan setiap verteks pada graf kasus Bogor Selatan Verteks Keterangan 1 Lokasi tiang di pertigaan jalan Gang Aut dan jalan Surya Kencana Lokasi tiang di perempatan jalan Padjajaran, jalan Siliwangi, dan jalan Lawang Gintung Tempat awal dan akhir dalam pemasangan jaringan listrik Lokasi tiang di pertigaan jalan Pahlawan, jalan Dreded, dan jalan Gang Aut Lokasi tiang di pertigaan jalan Pulo Empang dan jalan Pahlawan 6 Lokasi tiang di pertigaan jalan Pulo Empang dan jalan Surya Kencana Lokasi tiang di pertigaan jalan Padjajaran dan jalan Baranang Siang 8 Lokasi tiang di PAKUAN Asumsi yang digunakan dalam permasalahan ini sebagai berikut: i. Blok atau jalan pendek digabung dengan jalan utama menjadi satu jalan. ii. Setiap jalan harus dilewati agar warga di sekitar jalan tersebut mendapatkan pasokan listrik. iii. Jalan yang berupa edge/sisi merupakan jalan dengan dua jalur yang tidak dipisahkan dengan batas jalan (contohnya pada jalan Pahlawan), sedangkan jalan yang berupa arc/sisi berarah merupakan jalan dengan satu jalur atau dipisahkan dengan batas jalan. iv. Pemasangan instalasi listrik dimulai pada gardu induk di pertigaan jalan Lawang 8 Gintung dan berakhir pada tempat yang sama. v. Besarnya daya listrik tidak diperhitungkan.. Penyelesaian dengan Metode Balans- Genap Diberikan graf = (, ) dengan = {{,8}, {,}, {,}, {,}, {,6}, {,}, {,8}} dan ={(1,), (1,), (,), (,), (6,1), (6,), (,), (8,1)} seperti pada Gambar. Langkah 1, INOUTDEGREE. (a) Graf =, dari graf pada Gambar ialah: : Gambar 6 Graf = (, ). Dari Gambar 6, diperoleh = + ialah : 1 = = 0 = = 1 0 = 1 () 1 = = = 1 (b) Dibentuk graf baru 1 dari graf dengan cara sebagai berikut : 1. Sisi tidak berarah pada Gambar ialah {,8}, {,}, {,}, {,}, {,6}, {,}, dan {,8}. Dari setiap sisi tersebut, dibentuk sisi berarah pada graf 1.. Sisi berarah dari graf pada Gambar ialah (1,), (1,), (,), (,), (6,1), (6,), (,), dan (8,1). Setiap sisi berarah ini digambarkan kembali di 1. Dari Langkah 1 dan diperoleh graf 1 sebagai berikut: 8

28 16 : Gambar Graf 1. Keterangan : i. : sisi berarah (, ) dan (, ) dengan biaya dan kapasitas takhingga, ii. : sisi berarah (, ) dan (, ) dengan biaya nol dan kapasitas 1, iii. : sisi berarah (, ) dengan biaya dan kapasitas takhingga.. Formulasi masalah minimum cost flow ialah sebagai berikut: Minimumkan dengan kendala ( ) = = 0 ( + + ( + )) = 1 ( + + ( + )) 1 = 1 ( + + ( + ) ( + )) = = ( + + ( )) = 1 ( ( )) + 81 = 1 8 1, 8 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 6 1, 6 1, 1, 1, 8 1, 8 1 0, 0, 0, 0, 6 0, 6 0, 8 0, 8 0, 8 0, 8 0, 0, 0, 0, 0, 61 0, 6 0, 0, 0, 1 0, 1 0,

29 1 0, 81 0, 8 0, 8 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 6 0, 6 0, 0, 0, 8 0, 8 0 Dengan program LINGO 8.0 (Lampiran ), diperoleh 6 = 1 6 = 1 = 1 = 1 8 = 1 (Variabel lain bernilai nol) (c) Akan dibentuk sebuah graf baru = (, ). 1. Inisialisasi =, =, dan =. = {1,, 1,,,,,, 6,1, 6,,,, (8,1)}. Hasil yang diperoleh dengan program LINGO 8.0 di Lampiran ialah: = 1 & = 0 + = 1 = 1 & = 0 + = 1 6 = 1 & 6 = = 1 8 = 1 & 8 = = 1 Sisi yang ditambahkan ke dalam himpunan berturut-turut ialah sisi berarah,,,,,6, dan (,8), sehingga himpunan menjadi = {1,, 1,,,,,,,,,,,6, 6,1, 6,,,,,8, (8,1)} Karena , + 1, dan + 1, maka ke dalam himpunan ditambahkan sisi tidak berarah,8,,, {,}, sehingga = {,8,,,,}.. Karena 6 = 1, maka ditambahkan satu sisi berarah,6 ke dalam himpunan dan, sehingga = {1,, 1,,,,,,,,,,,6,,6, 6,1, 6,,,,,8, (8,1)}, = {,6}. : Gambar 8 Graf output = (, ). Langkah. LARGECYCLE. (a) Verteks yang berderajat ganjil pada graf adalah {,,,,,8}. (b) Dibentuk suatu graf lengkap dengan himpunan verteksnya adalah verteksverteks berderajat ganjil pada Langkah (a). : (c) 8 Gambar 9 Graf lengkap. Pencarian path terpendek pada graf (detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran ). (d) Dari graf diperoleh bobot dari sisi {, } dengan, ( ), sebagai berikut. 8. Dari hasil yang diperoleh LINGO 8.0 (Lampiran ), tidak ada sisi (, ) yang ditambahkan ke dalam himpunan dan, sehingga diperoleh graf = (, ) seperti pada gambar berikut:

30 18 Tabel Bobot ( ) setiap sisi {, }, dengan, ( ) Sisi {, } Bobot ( ) {,} {,8} {,8} {,} {,} 6 {,} 9 {,8} 9 {,} 9 {,} 10 {,8} 1 {,} 1 {,} 1 {,} 18 {,8} 19 {,} Bobot pada Tabel diperoleh dari pencarian path terpendek (Lampiran ) dari graf pada Gambar 9. Dari Tabel, dipilih sisi yang membentuk matching yang perfect dengan total bobot minimum. Karena banyaknya verteks pada adalah 6, maka matching yang perfect berisi sisi. Dari Lampiran diperoleh matching yang perfect dan berbobot minimum ialah {,8,,,,} dengan total bobot 16, sehingga diperoleh sebagai berikut = {,8,,,,}. (e) = + = {,8.,,,,,,,, 8,} (f) = (, ) diberikan pada Gambar 0. Graf sudah merupakan graf yang balans dan genap, sehingga mempunyai sirkuit Euler. Untuk mencari sirkuit Euler pada graf, digunakan algoritme van Aardenne-Ehrenfestde Bruijn. Sebelumnya, edge atau sisi pada Gambar 0 harus diubah terlebih dahulu menjadi arc atau sisi berarah sedemikian sehingga digrafnya tetap merupakan digraf yang balans. Sisi-sisi pada Gambar 0, yaitu sisi,,,, dan,8, berturut-turut diubah menjadi (,), (,), (,), (,), (,8), dan (8,). : Gambar 0 Graf Output = (, ). Hasil pengubahan edge menjadi arc dapat dilihat pada Gambar 1. : Gambar 1 Graf berarah. Pencarian sirkuit Euler pada Gambar 1 dilakukan dengan algoritme van Aardenne- Ehrenfest-de Bruijn. Spanning arborescence dari graf berawal dari adalah sebagai berikut : Gambar Spanning arborescence digraf kasus Bogor Selatan.

31 19 Hasil dari pelabelan dengan algoritme van Aardenne-Ehrenfest-de Bruijn untuk kasus Bogor Selatan dapat dilihat pada Gambar. Dari Gambar dapat ditarik kesimpulan bahwa sirkuit Euler yang bisa dibentuk dari : digraf dengan verteks awal di () adalah dengan total jarak 88. L L L1 L 6 L L L1 L1 L1 L1 L L 1 L1 8 L L1 L L L L1 Gambar Digraf MCPP yang sudah dilabeli. V SIMPULAN DAN SARAN.1 Simpulan CPP tidak hanya dapat diterapkan pada graf berarah ataupun tidak berarah. Dalam karya ilmiah ini CPP diterapkan pada graf campuran atau graf mixed (MCPP). Dalam karya ilmiah ini, untuk memperoleh solusi dari graf campuran, digunakan metode heuristik balans-genap. Kemudian dalam penentuan sirkuit Euler digunakan algoritme van Aardenne-Ehrenfest-de Bruijn. Penerapan masalah MCPP pada karya ilmiah ini adalah dalam kasus pemasangan instalasi listrik di daerah Bogor Selatan. Dengan metode balans-genap ditemukan rute perjalanan terpendek yang melewati setiap jalan minimal satu kali.. Saran Penerapan dalam karya ilmiah ini masih sangat sederhana, hal ini dapat dilihat dari banyaknya verteks. Maka dari itu, permasalahan pemasangan instalasi listrik dalam karya ilmiah ini masih dapat diselesaikan secara manual. Bagi yang ingin melanjutkan karya ilmiah ini, disarankan mencoba metode lain atau membuat program guna menyelesaikan permasalahan yang lebih kompleks.

32 Lampiran 1 Penentuan jarak terpendek dengan menggunakan algoritme Dijkstra : Gambar Graf MCPP. Tabel Penentuan path terpendek dimulai dari verteks 0 = = -) -) 0 -) -) -) -) -) -) (,) (6,) (1,) -) -) -) (9,) (6,) (1,) -) (11,) (8,) (8,) (10,) -) (11,) (8,) 1 (, ) menyatakan = ( 0, ) dan = () : 1 6 (10,) (1,1) (11,) (8,) 8 (10,) (1,1) (11,) (11,) (11,) 6 (11,) Gambar Solusi path terpendek dengan verteks awal 0 =.

33 Lampiran Program LINGO 8.0 MODEL :! Objective function; MIN = 6*x+6*x+*x+*x+x6+x6 +*x8+*x8+*x8+*x8+10*x +10*x+*x+*x+*x61+*x6 +8*x+8*x+6*x1+*x1+*x+ *x81;!subject to; (x1+x1)-(x61+x81)=0; (x8-x8+x8a-x8a)+(x+x)- (x1+x)=0; ((x-x+xa-xa)+(x-x+ xa-xa))-x=1; ((x-x+xa-xa)+(x-x+ xa-xa))-x1=1; ((x-x+xa-xa)+(x-x+ xa-xa)+(x6-x6+x6ax6a)+(x-x+xa-xa))=0; (x6-x6+x6a-x6a)+ (x61+x6)=-; ((x-x+xa-xa)+(x8-x8+ x8a-x8a))+x-(x6+x)=1; ((x8-x8+x8a-x8a)+(x8-x8+ x8a-x8a))+x81=-1; x8a<=1;x8a<=1; xa<=1;xa<=1; xa<=1;xa<=1; xa<=1;xa<=1; x6a<=1;x6a<=1; xa<=1;xa<=1; x8a<=1;x8a<=1; END Global optimal solution found at iteration: 0 Objective value: Var Value Reduced Cost X X X X X X X X X X X X X X X X X8A X8A X XA XA X XA XA X XA XA X X6A X6A X XA XA X X8A X8A Row Slack or Surplus Dual Price

34 Keterangan : X8A = 8, X8A = 8, XA =, XA =, XA =, XA =, XA =, XA =, X6A = 6, X6A = 6, X8A = 8, XA =, XA =, X8A = 8, X8A = 8. Lampiran Penentuan jarak terpendek dengan menggunakan algoritme Dijkstra : Gambar 6 Graf =,. Tabel Penentuan path terpendek dimulai dari verteks 0 = = 0 -) -) -) -) -) -) -) -) -) -) -) (,) 8 -) -) -) -) (9,8) -) -) (1,) -) (6,) (18,) (1,) 6 (6,) (18,) (,) (, ) menyatakan = ( 0, ) dan = () Tabel 6 Penentuan path terpendek dimulai dari verteks 0 = = -) 0 -) -) -) -) -) -) (6,) (1,) -) -) -) -) (10,) -) -) -) -) (11,) (1,) -) 6 -) (1,) -) -) (19,) 8 (,8) (, ) menyatakan = ( 0, ) dan = ()

35 Tabel Penentuan path terpendek dimulai dari verteks 0 = = -) -) 0 -) -) -) -) -) (6,) (,) -) -) -) -) (6,) (,) (9,) -) 6 -) (6,) (9,) -) -) (9,) -) -) (1,) 8 (18,8) (, ) menyatakan = ( 0, ) dan = () Tabel 8 Penentuan path terpendek dimulai dari verteks 0 = = -) -) -) 0 -) -) -) -) (1,) (,) (1,) (,) -) 6 -) (1,) (,) (,) -) -) (10,) (,) -) -) (10,) (9,) 8 (1,8) (10,) (1,8) (, ) menyatakan = ( 0, ) dan = () Tabel 9 Penentuan path terpendek dimulai dari verteks 0 = = -) -) -) -) -) 0 -) -) -) -) (,) -) (,) 8 (9,8) -) -) (,) -) (9,8) (1,) (9,) (6,) 6 (9,8) (1,) (9,) (9,8) (1,) (1,) (, ) menyatakan = ( 0, ) dan = ()

36 6 Lampiran Penentuan Matching yang perfect dengan bobot minimum Tabel 10 Bobot ( ) setiap sisi {, },dengan, () Sisi {, } Bobot ( ) {,} : {,8} {,8} {,} {,} 6 {,} 9 {,8} 9 {,} 9 {,} 10 {,8} 1 {,} 1 {,} 1 {,} 18 {,8} 19 {,} 8 Gambar Graf lengkap. Dari Gambar akan ditentukan matching yang perfect dengan total bobot minimum. Tabel 10 menunjukkan bobot sisi yang terdapat pada Gambar. Karena pada Gambar hanya terdapat 6 verteks, maka matching perfect yang dapat dibentuk sebanyak sisi adalah sebagai berikut. : : : (a) (b) (c) Pada Gambar (a) matching perfect yang dapat dibentuk adalah 1 ={{,},{,},{,8}} dengan total bobot. Gambar (b) matching perfect yang dapat dibentuk adalah ={{,},{,},{,8}} dengan total bobot 16. Sedangkan pada Gambar (c), matching perfect yang dapat dibentuk adalah ={{,},{,},{,8}} dengan total bobot. : : : (d) (e) (f) Pada Gambar (d) matching perfect yang dapat dibentuk adalah ={{,},{,8},{,}} dengan total bobot. Gambar (e) matching perfect yang dapat dibentuk adalah

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002)

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002) dari elemen graf yang disebut verteks (node, point), sedangkan, atau biasa disebut (), adalah himpunan pasangan tak terurut yang menghubungkan dua elemen subset dari yang disebut sisi (edge, line). Setiap

Lebih terperinci

PENYELESAIAN STACKER CRANE PROBLEM DENGAN ALGORITME LARGEARCS DAN SMALLARCS

PENYELESAIAN STACKER CRANE PROBLEM DENGAN ALGORITME LARGEARCS DAN SMALLARCS PENYELESAIAN STACKER CRANE PROBLEM DENGAN ALGORITME LARGEARCS DAN SMALLARCS HARDONO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 0 ABSTRAK HARDONO. Penyelesaian

Lebih terperinci

SIRKUIT EULER DAN PENENTUAN RUTE OPTIMAL AGUNG SURYA PERMADI

SIRKUIT EULER DAN PENENTUAN RUTE OPTIMAL AGUNG SURYA PERMADI SIRKUIT EULER DAN PENENTUAN RUTE OPTIMAL AGUNG SURYA PERMADI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 00 ABSTRAK AGUNG SURYA PERMADI. Sirkuit Euler dan

Lebih terperinci

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

SUPER EDGE MAGIC STRENGTH PADA GRAF FIRE CRACKERS DAN GRAF BANANA TREES ANDINI QASHRINA DARMANAGARI

SUPER EDGE MAGIC STRENGTH PADA GRAF FIRE CRACKERS DAN GRAF BANANA TREES ANDINI QASHRINA DARMANAGARI SUPER EDGE MAGIC STRENGTH PADA GRAF FIRE CRACKERS DAN GRAF BANANA TREES ANDINI QASHRINA DARMANAGARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Lebih terperinci

v 2 v 5 v 3 Gambar 3 Graf G 1 dengan 7 simpul dan 10 sisi.

v 2 v 5 v 3 Gambar 3 Graf G 1 dengan 7 simpul dan 10 sisi. Contoh Dari graf G pada Gambar 1 didapat e 1 incident dengan simpul dan, e incident dengan simpul dan, e 3 tidak incident dengan simpul, v, dan. Definisi 3 (Adjacent) Jika e={p,q} E, maka simpul p dikatakan

Lebih terperinci

LOGIKA DAN ALGORITMA

LOGIKA DAN ALGORITMA LOGIKA DAN ALGORITMA DASAR DASAR TEORI GRAF Kelahiran Teori Graf Sejarah Graf : masalah jembatan Königsberg (tahun 736) C A D B Gbr. Masalah Jembatan Königsberg Graf yang merepresentasikan jembatan Königsberg

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL Swaditya Rizki Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Teori Graph 2.1.1 Graph Tak Berarah dan Digraph Suatu Graph Tak Berarah (Undirected Graph) merupakan kumpulan dari titik yang disebut verteks dan segmen garis yang

Lebih terperinci

ANALISIS KEBERADAAN PARADOKS DALAM MASALAH TRANSPORTASI KLASIK MUHAMMAD MUHLIS AL KAUTSAR

ANALISIS KEBERADAAN PARADOKS DALAM MASALAH TRANSPORTASI KLASIK MUHAMMAD MUHLIS AL KAUTSAR ANALISIS KEBERADAAN PARADOKS DALAM MASALAH TRANSPORTASI KLASIK MUHAMMAD MUHLIS AL KAUTSAR DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ALGORITMA RUTE TERPENDEK BERBASIS TEORI GRAPH

ALGORITMA RUTE TERPENDEK BERBASIS TEORI GRAPH ALGORITMA RUTE TERPENDEK BERBASIS TEORI GRAPH PRAPTO TRI SUPRIYO Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 6680

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Sebelum memulai pembahasan lebih lanjut, pertama-tama haruslah dijelaskan apa yang dimaksud dengan traveling salesman problem atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai persoalan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori teori yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian dan akan mempermudah

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Rahadian Dimas Prayudha - 13509009 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS xvi BAB 2 LANDASAN TEORITIS Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis akan memberikan beberapa pengertian yang berhubungan dengan judul penelitian yang penulis ajukan, karena tanpa pengertian yang

Lebih terperinci

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian ini dan akan mempermudah

Lebih terperinci

9. Algoritma Path. Oleh : Ade Nurhopipah

9. Algoritma Path. Oleh : Ade Nurhopipah 9. Algoritma Path Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Algoritma Fleury 2. Algoritma Shortest Path 3. Studi Kasus Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications. Springer: UK.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Suatu graf G adalah suatu himpunan berhingga tak kosong dari objek-objek yang disebut verteks (titik/simpul) dengan suatu himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Nur Fajriah Rachmah - 0609 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan

Lebih terperinci

PENENTUAN PATH TERPENDEK DENGAN ALGORITME DEKOMPOSISI JARVIS-TUFEKCI. Oleh: DWI ADE RACHMA PUTRI G

PENENTUAN PATH TERPENDEK DENGAN ALGORITME DEKOMPOSISI JARVIS-TUFEKCI. Oleh: DWI ADE RACHMA PUTRI G PENENTUAN PATH TERPENDEK DENGAN ALGORITME DEKOMPOSISI JARVIS-TUFEKCI Oleh: DWI ADE RACHMA PUTRI G00000 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat seorang matematikawan bangsa Swiss, bernama Leonhard Euler, berhasil mengungkapkan Misteri Jembatan Konigsberg pada tahun 1736. Di Kota Konigsberg (sekarang bernama Kalilingrad,

Lebih terperinci

PELABELAN EDGE MAGIC PADA GRAF BUKU DAN SUPER EDGE MAGIC PADA GRAF MERGE HESTY NUGRAHENI

PELABELAN EDGE MAGIC PADA GRAF BUKU DAN SUPER EDGE MAGIC PADA GRAF MERGE HESTY NUGRAHENI PELABELAN EDGE MAGIC PADA GRAF BUKU DAN SUPER EDGE MAGIC PADA GRAF MERGE HESTY NUGRAHENI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graf Definisi Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik atau simpul (vertex), dan suatu daftar pasangan vertex

Lebih terperinci

PELABELAN SUPER VERTEX MAGIC RAHMALIA YULIARNI

PELABELAN SUPER VERTEX MAGIC RAHMALIA YULIARNI 0 PELABELAN SUPER VERTEX MAGIC RAHMALIA YULIARNI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 1 ABSTRAK RAHMALIA YULIARNI. Pelabelan Super Vertex

Lebih terperinci

Course Note Graph Hamilton

Course Note Graph Hamilton Course Note Graph Hamilton Pada catatan sebelumnya telah dijelaskan tentang definisi graph Hamilton. Suatu graph terhubung adalah graph Hamilton jika graph tersebut memuat sikel yang mencakup semua titik

Lebih terperinci

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER TEORI GRAF ILHAM SAIFUDIN Selasa, 13 Desember 2016 Universitas Muhammadiyah Jember Pendahuluan 1 OUTLINE 2 Definisi Graf

Lebih terperinci

MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH

MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi GRPH 1 Konsep Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi 2 Contoh Graph agan alir pengambilan mata kuliah 3 Contoh Graph Peta 4 5 Dasar-dasar Graph Suatu graph

Lebih terperinci

PENENTUAN BANYAKNYA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE LIMA TANPA GARIS PARALEL. (Skripsi) Oleh Eni Zuliana

PENENTUAN BANYAKNYA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE LIMA TANPA GARIS PARALEL. (Skripsi) Oleh Eni Zuliana PENENTUAN BANYAKNYA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE LIMA TANPA GARIS PARALEL (Skripsi) Oleh Eni Zuliana FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf TEORI SR GRF 1 Obyektif : 1. Mengerti apa yang dimaksud dengan Graf 2. Memahami operasi yang dilakukan pada Graf 3. Mengerti derajat dan keterhubungan Graf Teori Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat

Lebih terperinci

Kode MK/ Matematika Diskrit

Kode MK/ Matematika Diskrit Kode MK/ Matematika Diskrit TEORI GRAF 1 8/29/2014 Cakupan Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/2014 1 TEORI GRAF Tujuan Mahasiswa memahami konsep

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Konektivitas di Area Konservasi dengan Algoritme Heuristik

Penyelesaian Masalah Konektivitas di Area Konservasi dengan Algoritme Heuristik Penyelesaian Masalah Konektivitas di Area Konservasi dengan Algoritme Heuristik T 8 Farida Hanum *), Nur Wahyuni, Toni Bakhtiar Departemen Matematika FMIPA IPB Kampus IPB Darmaga Bogor faridahanum00@yahoo.com

Lebih terperinci

PELABELAN D-LUCKY PADA JARINGAN HYPERCUBE, JARINGAN KUPU-KUPU, DAN JARINGAN BENES

PELABELAN D-LUCKY PADA JARINGAN HYPERCUBE, JARINGAN KUPU-KUPU, DAN JARINGAN BENES i PELABELAN D-LUCKY PADA JARINGAN HYPERCUBE, JARINGAN KUPU-KUPU, DAN JARINGAN BENES HALINI NORMA LIANI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

SUPER (a,d) EDGE ANTIMAGIC TOTAL LABELING PADA GRAF PETERSEN RAHMAT CHAIRULLOH

SUPER (a,d) EDGE ANTIMAGIC TOTAL LABELING PADA GRAF PETERSEN RAHMAT CHAIRULLOH SUPER (a,d) EDGE ANTIMAGIC TOTAL LABELING PADA GRAF PETERSEN RAHMAT CHAIRULLOH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H G R A P H Graf adalah : Himpunan V (Vertex) yang elemennya disebut simpul (atau point atau node atau titik) Himpunan E (Edge) yang merupakan pasangan tak urut dari simpul, anggotanya disebut ruas (rusuk

Lebih terperinci

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar Prihasto.B Sumarno Jurusan Matematika, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PENENTUAN DIMENSI METRIK GRAF HELM

PENENTUAN DIMENSI METRIK GRAF HELM PENENTUAN DIMENSI METRIK GRAF HELM SKRIPSI Oleh : DIAN FIRMAYASARI S NIM : H 111 08 011 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012 PENENTUAN DIMENSI

Lebih terperinci

Teori Ramsey pada Pewarnaan Graf Lengkap

Teori Ramsey pada Pewarnaan Graf Lengkap Teori Ramsey pada Pewarnaan Graf Lengkap Muhammad Ardiansyah Firdaus J2A 006 032 Skripsi Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Matematika PROGRAM STUDI MATEMATIKA

Lebih terperinci

Matematik tika Di Disk i r t it 2

Matematik tika Di Disk i r t it 2 Matematika tik Diskrit it 2 Teori Graph Teori Graph 1 Kelahiran Teori Graph Masalah Jembatan Konigsberg g : Mulai dan berakhir pada tempat yang sama, bagaimana caranya untuk melalui setiap jembatan tepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf (Graph) Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) yang dinotasikan dalam bentuk G = {V(G), E(G)}, dimana V(G) adalah himpunan vertex (simpul) yang tidak kosong

Lebih terperinci

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Dasar-Dasar Teori Graf Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Teori Graf Teori Graf mulai dikenal saat matematikawan kebangsaan Swiss bernama Leonhard Euler, yang berhasil mengungkapkan Misteri

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB PADA GRAF PETERSEN IKHWAN AL AMIN

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB PADA GRAF PETERSEN IKHWAN AL AMIN PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB PADA GRAF PETERSEN IKHWAN AL AMIN DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 04 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

PEMECAHAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT SKRIPSI ADE MAHENDRA PUTRA NASUTION

PEMECAHAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT SKRIPSI ADE MAHENDRA PUTRA NASUTION PEMECAHAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT SKRIPSI ADE MAHENDRA PUTRA NASUTION 070823017 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI. Penggunaan Teori Graf banyak memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.

I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI. Penggunaan Teori Graf banyak memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat. Aplikasi Pohon Merentang (Spanning Tree) Dalam Pengoptimalan Jaringan Listrik Aidil Syaputra (13510105) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS PELABELAN DAN PEMBENTUKAN GRAF MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika oleh Meliana Deta Anggraeni 4111409019

Lebih terperinci

MAGIC STRENGTH PADA GRAF PATH, BISTAR, DAN CYCLE GANJIL DIMAS ENGGAR SATRIA

MAGIC STRENGTH PADA GRAF PATH, BISTAR, DAN CYCLE GANJIL DIMAS ENGGAR SATRIA MAGIC STRENGTH PADA GRAF PATH, BISTAR, DAN CYCLE GANJIL DIMAS ENGGAR SATRIA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Dwiprima Elvanny Myori

Dwiprima Elvanny Myori PENGOPTIMALAN JARINGAN LISTRIK DENGAN MINIMUM SPANNING TREE Dwiprima Elvanny Myori Abstract One of mathematics branch that have many application in daily life is graph theory. Graph theory is used to link

Lebih terperinci

Batas Bawah untuk GMST Batas Atas untuk GMST APLIKASI

Batas Bawah untuk GMST Batas Atas untuk GMST APLIKASI 5 Batas Bawah untuk GMST Batas bawah untuk GMST dapat diperoleh dengan menyelesaikan masalah MST pada graf transformasi H. Graf transformasi H merupakan graf dengan tiap cluster diganti menjadi single

Lebih terperinci

PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP

PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP Oleh : MUHAMAD SIDIQ NIM. M0108095 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memeperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 39 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang paling banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari hari. Salah satu bentuk dari graf adalah

Lebih terperinci

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Graf dan Analisa Algoritma Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Who Am I? Stya Putra Pratama, CHFI, EDRP Pendidikan - Universitas Gunadarma S1-2007 Teknik Informatika S2-2012

Lebih terperinci

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia MEMBANDINGKAN ALGORITMA D SATUR DENGAN ALGORITMA VERTEX MERGE DALAM PEWARNAAN GRAF TAK BERARAH Daratun Nasihin 1 Endang Lily 2, M. D. H. Gamal 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Aplikasi dan Algoritma Penyelesaian Optimal dari Persoalan Tukang Pos Cina

Aplikasi dan Algoritma Penyelesaian Optimal dari Persoalan Tukang Pos Cina Aplikasi dan Algoritma Penyelesaian Optimal dari Persoalan Tukang Pos Cina Adhiguna Surya / 13509077 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jl.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013. Graf Berarah

SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013. Graf Berarah SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Graf Berarah Graf Berarah Suatu graf berarah (Direct Graf/Digraf) D terdiri atas 2 himpunan : 1. Himpunan V, anggotanya disebut Simpul. 2. Himpunan A, merupakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah penentuan rute bus karyawan mendapat perhatian dari para peneliti selama lebih kurang 30 tahun belakangan ini. Masalah optimisasi rute bus karyawan secara matematis

Lebih terperinci

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL Oleh: Endang Nurjamil G05497044 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU

PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU 060823001 PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY Latar belakang Masalah Pada setiap awal semester bagian pendidikan fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi yang akan dihasilkan pada penelitian ini. 2.1 Beberapa Definisi dan Istilah 1. Graf (

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf didefinisikan sebagai pasangan terurut himpunan dimana: 1. adalah sebuah himpunan tidak kosong yang berhingga yang anggotaanggotanya

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FORD-FULKERSON TUGAS AKHIR

PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FORD-FULKERSON TUGAS AKHIR PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FORD-FULKERSON TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.. Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 6 II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada sub bab ini akan diberikan

Lebih terperinci

7. PENGANTAR TEORI GRAF

7. PENGANTAR TEORI GRAF Definisi : Secara umum merupakan kumpulan titik dan garis. Sebuah garf G terdiri dari: 1. Sebuah himpunan V=V(G) yang memiliki elemen2 yg dinamakan verteks/titik/node. 2. Sebuah kumpulan E=E(G) merupakan

Lebih terperinci

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari Andika Mediputra NIM : 13509057 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA KRUSKAL PADA JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN KAMPOENG HARMONI DI UNGARAN BARAT

PENERAPAN ALGORITMA KRUSKAL PADA JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN KAMPOENG HARMONI DI UNGARAN BARAT UJM 2 (1) (2013) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PENERAPAN ALGORITMA KRUSKAL PADA JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN KAMPOENG HARMONI DI UNGARAN BARAT Angreswari Ayu Damayanti,

Lebih terperinci

DIGRAF EKSENTRIK DARI GRAF STAR DAN GRAF WHEEL

DIGRAF EKSENTRIK DARI GRAF STAR DAN GRAF WHEEL DIGRAF EKSENTRIK DARI GRAF STAR DAN GRAF WHEEL skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika oleh Rido Oktosa 4150406504 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

RANCANG BANGUN APLIKASI MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL RANCANG BANGUN APLIKASI MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL Naskah Publikasi diajukan oleh: Trisni jatiningsih 06.11.1016 kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup Graf dan Pengambilan Rencana Hidup M. Albadr Lutan Nasution - 13508011 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung e-mail: albadr.ln@students.itb.ac.id

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH KONEKTIVITAS DI AREA KONSERVASI DENGAN ALGORITME HEURISTIK NUR WAHYUNI

PENYELESAIAN MASALAH KONEKTIVITAS DI AREA KONSERVASI DENGAN ALGORITME HEURISTIK NUR WAHYUNI PENYELESAIAN MASALAH KONEKTIVITAS DI AREA KONSERVASI DENGAN ALGORITME HEURISTIK NUR WAHYUNI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 ABSTRAK NUR

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF 1 Sejarah Singkat dan Beberapa Pengertian Dasar Teori Graf Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui makalah tulisan Leonard Euler seorang ahli matematika dari Swiss. Euler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.. Definisi Graf Secara matematis, graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E) ditulis dengan notasi G = (V, E), yang dalam hal ini: V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul

Lebih terperinci

BILANGAN DOMINASI EKSENTRIK TERHUBUNG pada GRAF

BILANGAN DOMINASI EKSENTRIK TERHUBUNG pada GRAF BILANGAN DOMINASI EKSENTRIK TERHUBUNG pada GRAF Tito Sumarsono 1, R. Heri Soelistyo 2, Y.D. Sumanto 3 Departemen Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S. H. Tembalang Semarang titosumarsono69@gmail.com

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi 2.1 Graf (Deo,1989) Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan tak kosong dengan elemen-elemennya disebut vertex, sedangkan E(G)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Menurut catatan sejarah, masalah jembatan KÖnigsberg adalah masalah yang pertama kali menggunakan graf (tahun 1736). Di kota KÖnigsberg (sebelah timur Negara bagian

Lebih terperinci

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? B D A E F C G Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? Contoh-contoh aplikasi graf Peta (jaringan jalan dan hubungan antar kota) Jaringan komputer Jaringan

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MINUMAN RINGAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK RIZKY NOVALIA SARY

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MINUMAN RINGAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK RIZKY NOVALIA SARY PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MINUMAN RINGAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK RIZKY NOVALIA SARY DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 213 ABSTRAK RIZKY

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH SKRIPSI Oleh : Novi Irawati J2A 005 038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS)

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS) MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS) Rabu, 18.50 20.20 Ruang Hard Disk PERTEMUAN XI, XII RELASI Dosen Lie Jasa 1 Matematika Diskrit Graf (lanjutan) 2 Lintasan dan Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan

Lebih terperinci

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa Darwin Prasetio ( 001 ) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Graf Berarah (Digraf)

Graf Berarah (Digraf) Graf Berarah (Digraf) Di dalam situasi yang dinamis, seperti pada komputer digital ataupun pada sistem aliran (flow system), konsep graf berarah lebih sering digunakan dibandingkan dengan konsep graf tak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA CLARKE AND WRIGHT S SAVINGS DALAM MENYELESAIKAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) SKRIPSI DONNA DAMANIK

IMPLEMENTASI ALGORITMA CLARKE AND WRIGHT S SAVINGS DALAM MENYELESAIKAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) SKRIPSI DONNA DAMANIK IMPLEMENTASI ALGORITMA CLARKE AND WRIGHT S SAVINGS DALAM MENYELESAIKAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) SKRIPSI DONNA DAMANIK 110803063 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog: 1.

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog:    1. MODUL I PENDAHULUAN 1. Sejarah Graph Teori Graph dilaterbelakangi oleh sebuah permasalahan yang disebut dengan masalah Jembatan Koningsberg. Jembatan Koningsberg berjumlah tujuh buah yang dibangun di atas

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI

PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA UNIVERSITAS GUNADARMA SK No. 92 / Dikti / Kep /1996 Fakultas Ilmu Komputer, Teknologi Industri, Ekonomi,Teknik Sipil & Perencanaan, Psikologi, Sastra Program Diploma (D3) Manajemen Informatika, Teknik

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA KRUSKAL DALAM PENGOTIMALAN PANJANG PIPA Kruskal Algorithm Application on Optimlaizing Pipes Network

APLIKASI ALGORITMA KRUSKAL DALAM PENGOTIMALAN PANJANG PIPA Kruskal Algorithm Application on Optimlaizing Pipes Network Jurnal Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 13 18 (2013) APLIKASI ALGORITMA KRUSKAL DALAM PENGOTIMALAN PANJANG PIPA Kruskal Algorithm Application on Optimlaizing Pipes Network ABRAHAM ZACARIA WATTIMENA 1, SANDRO

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS SENSITIVITAS MENGGUNAKAN PARTISI OPTIMAL DAN BASIS OPTIMAL PADA OPTIMASI LINEAR MIRNA SARI DEWI

PERBANDINGAN ANALISIS SENSITIVITAS MENGGUNAKAN PARTISI OPTIMAL DAN BASIS OPTIMAL PADA OPTIMASI LINEAR MIRNA SARI DEWI PERBANDINGAN ANALISIS SENSITIVITAS MENGGUNAKAN PARTISI OPTIMAL DAN BASIS OPTIMAL PADA OPTIMASI LINEAR MIRNA SARI DEWI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan yang melalui masing-masing sisi di dalam graf tepat satu kali. Sirkuit Euler

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Kruskal yang Diperluas untuk Mencari Semua Minimum Spanning Tree Tanpa Konstren dari Suatu Graf

Penggunaan Algoritma Kruskal yang Diperluas untuk Mencari Semua Minimum Spanning Tree Tanpa Konstren dari Suatu Graf Penggunaan Algoritma Kruskal yang Diperluas untuk Mencari Semua Minimum Spanning Tree Tanpa Konstren dari Suatu Graf Narwen, Budi Rudianto Jurusan Matematika, Universitas Andalas, Padang, Indonesia narwen@fmipa.unand.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graph merupakan cabang ilmu yang memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu matematika dan aplikasi. Teori graph saat ini mendapat banyak perhatian karena

Lebih terperinci

STUDI STRATEGI PENGGUNAAN ALGORITMA GREEDY UNTUK MEMBANGUN MINIMUM SPANNING TREE PADA GRAF BERBOBOT (WEIGHTED GRAPH) SKRIPSI

STUDI STRATEGI PENGGUNAAN ALGORITMA GREEDY UNTUK MEMBANGUN MINIMUM SPANNING TREE PADA GRAF BERBOBOT (WEIGHTED GRAPH) SKRIPSI STUDI STRATEGI PENGGUNAAN ALGORITMA GREEDY UNTUK MEMBANGUN MINIMUM SPANNING TREE PADA GRAF BERBOBOT (WEIGHTED GRAPH) SKRIPSI SAHAT HAMONANGAN SIMORANGKIR 050803025 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menyatakan objek dinyatakan dengan sebuah titik (vertex),

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menyatakan objek dinyatakan dengan sebuah titik (vertex), BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Teori graf merupakan salah satu bidang matematika, yang diperkenalkan pertama kali oleh ahli matematika asal Swiss, Leonardo Euler pada tahun 1736. Teori graf

Lebih terperinci

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf TORI SR GR 1 Obyektif : 1. Mengerti apa yang dimaksud dengan Graf 2. Memahami operasi yang dilakukan pada Graf 3. Mengerti derajat dan keterhubungan Graf Teori Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat seorang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI

PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci