BAB V ANALISA PEMBAHASAN
|
|
- Johan Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V ANALISA PEMBAHASAN Dalam analisis masalah ini akan dilakukan dengan menggunakan 8 (delapan) langkah pemecahan masalah dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya. Delapan langkah pemecahan masalah ini dapat di uraikan sebagai berikut : 5.1 Menentukan Masalah Utama Dari pengumpulan data yang diperoleh, maka langkah awal yang di lakukan ialah menentukan masalah utama penyebab tingginya breakdown mesin Sig RVS F. Dari hasil pengolahan data, Deskripsi Breakdown Mesin Sig RVS F Pada No Batch ( Jam ) Mar-Juni 2009 dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut: Tabel 5.1 Data Deskripsi Breakdown Mesin Sig RVS F Pada No Batch ( Jam ) Periode Maret-Juni 2009 Breakdown Maret April Mei Juni Total Prioritas Belt No Batch Putus Setting No Batch No Batch Tidak Jelas
2 59 Ring No Batch Pecah Beban mesin terjadwal periode Maret-Juni 2009 = jam Sumber : PT Bintang Toedjoe Dari Tabel 5.1 diatas, dapat dilihat penyebab utama tingginya breakdown mesin Sig RVS F adalah dari belt no batch putus dengan total waktu breakdown jam periode Maret-Juni 2009 dengan beban mesin terjadwal = jam Dari data diatas kemudian dibuatkan rancangan diagram pareto untuk menampilkan persentase breakdown dari jumlah yang terbesar sampai jumlah yang terkecil. Tabel 5.2 Data Deskripsi Breakdown Mesin Sig RVS F Pada No Batch ( Jam ) Periode Maret-Juni 2009 Untuk Diagram Pareto Breakdown Mar Apr Mei Jun Jumlah KUM % KUM Belt No Batch Putus Setting No Batch No Batch Tidak Jelas Ring No Batch Pecah Beban mesin terjadwal periode Maret-Juni 2009 = jam Sumber : PT Bintang Toedjoe
3 Count Percent Laporan Tugas Akhir 60 Pareto Chart of Breakdown Mesin Sig RVS F Breakdown Belt No Batch Putus Setting No Batch No Batch tidak Jelas Ring No Batch Pecah Count Percent Cum % Gambar 5.1 Diagram Pareto Breakdown pada No Batch Mesin Sig RVS F Dapat dilihat pada gambar 5.1 diatas, breakdown yang disebabkan oleh belt no batch putus menunjukkan persentase tertinggi dari penyebeb breakdown lain. Dengan demikian maka penulis menentukan permasalahan utama pada tingginya breakdown akibat belt no batch putus di mesin Sig RVS F. Setelah diketahui masalah penyebab tingginya breakdown mesin Sig RVS F yang disebabkan oleh belt no batch putus, maka langkah selanjutnya ialah mencari penyebab masalah tersebut. 5.2 Mencari Penyebab Masalah Setelah masalah utama didapat yaitu tingginya breakdown akibat belt no batch sering putus, maka langkah selanjutnya ialah mencari penyebab masalah tersebut. Untuk itu penulis melakukan studi literature dan brainstorming untuk
4 61 menentukan penyebab masalah tingginya breakdown akibat belt no batch sering putus yang dapat dilihat pada tabel 5.3 : Tabel 5.3 Penyebab-Penyebab Belt No Batch Sering Putus No Penyebab-penyebab Belt No Batch sering putus 1. Karakteristik dari belt 2. Jenis dan ukuran belt 3. Instalasi belt yang salah 4. Skill teknisi yang kurang 5. Mesin yang jalan terus-menerus 6. Terjadinya gesekan antara belt dan gear tension 7. Jenis dan ukuran gear 8. Metode instalasi belt yang tidak sesuai 9. Tidak termasuk dalam Routine Maintenance Data diatas dijadikan acuan untuk memberikan kuesioner kepada beberapa orang teknisi dan operator untuk mendapatkan penyebab yang relevan, berikut hasil kuesionernya : Tabel 5.4 Hasil Kuesioner Penyebab Belt No Batch Sering Putus No Penyebab-penyebab Belt No Teknisi 1 Teknisi 2 Teknisi 3 Teknisi 4 Batch sering putus (Budi) (Urip) (Wiwid) (Sandy) 1. Karakteristik dari belt V V V V 2. Jenis dan ukuran belt V V V V 3. Instalasi belt yang salah X X X X 4. Skill teknisi yang kurang X X X X
5 62 5. Mesin yang jalan terus-menerus V V V V 6. Terjadinya gesekan belt dan gear V V V V 7. Jenis dan ukuran gear V V V V 8. Metode instalasi belt tidak sesuai X X X X 9. Tidak termasuk dalam RM V V V V No Penyebab-penyebab Belt No Teknisi 5 Teknisi 6 operator 1 operator 2 Batch sering putus (David) (Joyo) (Agus) (Turi) 1. Karakteristik dari belt V V V V 2. Jenis dan ukuran belt V V V V 3. Instalasi belt yang salah X X X X 4. Skill teknisi yang kurang X X X X 5. Mesin yang jalan terus-menerus V V V V 6. Terjadinya gesekan belt dan gear V V V V 7. Jenis dan ukuran gear V V V V 8. Metode instalasi belt tidak sesuai X X X X 9. Tidak termasuk dalam RM V V V V Keterangan : V = penyebab yang relevan X = penyebab yang tidak relevan Dari hasil kuesioner di atas dapat dilihat beberapa penyebab yang relevan yaitu : 1. Karakteristik dari belt 2. Jenis dan ukuran belt 3. Mesin yang jalan terus-menerus 4. Terjadinya gesekan belt dan gear tension
6 63 5. Jenis dan ukuran gear 6. Perawatan belt no batch tidak termasuk dalam Routine Maintenance Berikut ini akan digambarkan rancangan diagram sebab akibat yang menyebabkan tingginya breakdown mesin Sig RVS F akibat belt no batch sering putus. Gambar 5.2 Diagram Sebab Akibat Tingginya Breakdown Belt No Batch Putus 5.3 Menentukan Penyebab Dominan Untuk lebih memudahkan analisa maka faktor-faktor penyebab diatas dikelompokkan menjadi empat faktor sebagai berikut :
7 64 1. Faktor Manusia Faktor dalam diri manusia mempengaruhi dalam usia pakai belt no batch. Kerana dalam pemasangan belt no batch dibutuhkan skil khusus, namun dalam hal ini faktor manusia tidak memberikan pengaruh yang signifikan karena faktor manusianya sudah memiliki skil dalam hal pemasangan belt no batch karena telah mendapatkan pelatihan dan trenning khusus. 2. Faktor Material Faktor dari material ini adalah karakteristik, jenis dan ukutan dari belt no batch yang berpengaruh pada usia pakai dari belt no batch itu sendiri. 3. Faktor Metode Faktor metode mempengaruhi usia pakai belt no batch, dimana perawatan belt no batch belum dimasuk dalam Routine Maintenance, hanya termasuk dalam Periodic Maintenance. Sedangkan untuk metode yang digunakan dalam pemasangan belt no batch sudah sesuai dengan prosedur, sehingga faktor ini tidak berpengaruh. 4. Faktor Mesin Selama mesin berjalan pada belt no batch akan terjadi gesekan tensioner. yaitu gesekan antara belt dengan gear tension. Gesekan tensioner inilah yang akan menyebabkan belt menjadi rontok lalu putus, ditambah lagi dengan kondisi mesin yang jalan terus menerus. Dari faktor-faktor diatas dapat disimpulkan penyebab dominan tingginya breakdown akibat belt no batch sering putus ialah dari faktor material, faktor
8 65 mesin dan faktor metode, oleh karena itu penulis memfokuskan penelitian ini terhadap ketiga faktor tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.5. Tabel 5.5 Penyebab Dominan Tingginya Breakdown Mesin Sig RVS F Akibat Belt No Batch Sering Putus Masalah Faktor Sebab Akibat Evaluasi Manusia Butuh Skill - Ok Tingginya Breakdown Akibat Belt No Batch Sering Putus Mesin Gesekan Tensioner Belt Rontok Lalu Putus Material Jenis dan Ukuran Usia Pakai Metode Perawatan Belt Perawatan Belum Dimasukkan Belt Kurang ke Routine Terkontrol Maintenance Merubah Ukuran Belt Dari 30 mm menjadi 50 mm Membuat Standar Baru Routine Maintenance 5.4 Merencanakan Perbaikan Rencana perbaikan dilakukan guna mengatasi penyebab utama yang ditemukan dalam analisa sebelumnya. Pastikan rencana yang dilakukan dan rencana yang tidak relevan dengan penyebab yang dominan tidak dimasukkan. Agar pemeriksaan kebenaran sebab akibat atau hasil dalam analisa sebab dapat dilakukan dengan baik dan mudah. Usulan rancangan rencana perbaikan dan target yang akan dicapai dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut :
9 66 Tabel 5.6 Usulan Rancangan Rencana Perbaikan Faktor Utama What (Apa) Why (Mengapa) Where (Dimana) When (Kapan) Who (Siapa) How (Bagaimana) Maretial Merubah Menambah Tim Observasi Ukuran Belt Life Time Teknik Mesin Baru Belt Mesin Merubah Menyesuaikan Tim Membuat Flange Gearbox No Batch Ukuran Belt Baru Sig RVS F Juli 2010 Teknik Flange Baru di Workshop Metode Perawatan Memantau Tim Membuat secara kondisi belt Teknik Standar Baru Routine Routine Maintenance Maintenance 5.5 Melaksanakan Perbaikan Melaksanakan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan pada langkah sebelumnya. Semua bagian yang terkait ikut berperan aktif sesuai dengan pembagian tugas yang telah disepakati. Pada penelitian ini yang dibahas lebih mendalam ialah mengenai usulan perubahan ukuran lebar belt no batch dari 30 mm menjadi 50 mm, dengan dirubahnya ukuran belt ini tentu untuk gearnya juga harus dirubah yang semula gear driven dan gear tension ukuran 35 mm menjadi 55 mm. Perubahan ini bertujuan agar belt tidak cepat rontok dan putus, sehingga dapat memperpanjang
10 67 life time dari belt no batch. Serta usulan pembuatan standar baru perawatan mesin Sig RVS F. Dimana untuk perawatan belt no batch akan dimasukkan ke dalam standar routine maintenance pada poin inspeksi. Berikut usulan rancangan rencana time schedule kegiatan perbaikan : Tabel 5.7 Usulan Rancangan Rencana Time Schedule Kegiatan Perbaikan Kegiatan Time Schedule Juli 2010 Mg I Mg II Mg III Mg IV Observasi Data Observasi Mesin Diskusi Perencanaan Pembutan Baut Mounting 55 mm Persiapan Material Pelaksanaan Perbaikan Dan Pembuatan Standar Baru RM 5.6 Memeriksa Hasil Setelah langkah-langkah perbaikan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka langkah selanjutnya ialah memeriksa hasil dari tindakan perbaikan tersebut dan dibandingkan dengan sebelum adanya perbaikan dan target yang telah ditentukan. Langkah pemeriksaan hasil ini dilakukan untuk melihat seberapa baiknya penanggulangan telah dilakukan.untuk hasil penelitian ini penulis belum bisa menampilkan karena penelitian ini baru bersifat usulan.
11 Standarisasi Penanggulangan yang baik harus ditetapkan sebagai standar untuk mencegah masalah yang sama terulang. Setelah melihat hasil penanggulangan yang telah dilakukan tentang masalah tingginga breakdown akibat seringnya belt no batch putus. Maka nantinya perlu dibuatkan standarisasi untuk ukuran belt no batch baru dan ukuran gear baru, serta standar perawatan mesin Sig RVS F yang baru. 5.8 Menetapkan Rencana Berikutnya Sebagai kelanjutan dari kegiatan penurunan breakdown pada mesin Sig RVS F, maka rencana selanjutnya adalah melanjutkan kegiatan kaizen di mesin Sig RVS F dengan melihat trend breakdown no batch dari faktor lain yang telah ada.
BAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Analyze Pada tahap analyze ini dilakukan analisa faktor faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan fishbone diagram, diagram pareto dan yang terakhir teknik 5 why analysis.
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Berdasarkan diagram pareto, diketahui bahwa cacat sealing lubang menempati urutan teratas dan menjadi permasalahan utama di mesin sealing setelah dilakukannya pengurangan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari
BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisa Terhadap Isi Delapan Langkah PDCA Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari permasalahan yang ada, tema yang diambil adalah menurunkan produk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
42 BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah di kumpulkan layak untuk di olah dalam proses pengolahan data, dan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data 5.1.1 Analisa Histogram Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram yang terbentuk, ada 2 jenis cacat produksi yang memiliki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab lamanya waktu perbaikan jaringan komputer dan mencari solusi perbaikannya dengan menggunakan pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Umum Perusahaan PT Bintang Toedjoe terletak di jalan Rawa Sumur Barat II Kavling 9 Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13950. Lokasi PT Bintang Toedjoe
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk
ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk Disusun Oleh : Nama : Gabriella Aningtyas Varianggi NPM : 33412072 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. dipergunakan untuk menunjukan faktor-faktor penyebab dan karakteristik kualitas
BAB V ANALISA DATA 5.1 Analyze Tahap ini merupakan tahap menganalisa, mencari dan menemukan akar penyebab dari suatu masalah. Hal ini dapat dengan menggunakan diagram sebab akibat. Berkaitan dengan pengendalian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model dan Teknik Penyelesaian Masalah Model pengatasan masalah reject dapat digambarkan sebagai berikut: STUDI PUSTAKA TUJUAN PENELITIAN OBSERVASI PERUSAHAAN
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala
84 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pengolahan data telah diperoleh bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah. Untuk itu hasil akhir dara data yang telah diproses
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi P ustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL. Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil
BAB V ANALISIS HASIL 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah. Dalam proses pengolahan
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC)
PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) Nama : Gangsar Novianto NPM : 32410950 Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri
Lebih terperinciPT. BRAJA MUKTICAKRA THE PRECISION'S VALUE
QCC LINK RISALAH QCC LINK NAMA PERUSAHAAN : PT BRAJA MUKTI CAKRA ALAMAT : JL. BRAJA MUKTI CAKRA NO.3B BEKASI UTARA 17124 NAMA CIRCLE : LINK TANGGAL DIBENTUK : Feb 2013 THEMA BANYAK PERTEMUAN : PRODUCTION
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Flow Chart Perakitan Roda Proses perakitan roda depan tipe spoke dapat digambarkan dalam flow chart berikut ini: Press Bearing Press Dust Seal Spooking
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada pengolahan data pada bab sebelumnya, maka hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 5.1.1 Waktu
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh Nama : Afriza Prihadi NPM : 30412313 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Dr. Ina Siti Hasanah,
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)
48 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisis perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Inkoasku dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah dalam proses pengolahan data. Menurut
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc
PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc Perusahaan Kualitas Six Sigma Mengurangi Resiko Produk Gagal DMAIC Berdasarkan latar belakang
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang terjadi
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. mengetahui tingkat efektivitas penggunaan mesin AU L302,dari data hasil. Availability Ratio (%)
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Pembahasan Analisa perhitungan Overal Equipment Effectiveness (OEE) dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan mesin AU L302,dari data hasil perhitungan availability
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 76
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Sasaran Mutu Dari hasil pengolahan data, analisis kuantitatif disesuaikan dengan data yang dikumpulkan. Sehingga menjawab pelaksanaan pencapaian sasaran mutu dan proses
Lebih terperinciBAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan
BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan Untuk menekan cacat yang mengakibatkan pemborosan biaya dan waktu di PT Wahana Pancha Nugraha, kesimpulan analisis ialah sebagai berikut: 1. Terdapat cacat-cacat yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciSumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.
Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. 5.1 Tahap Analysis. Setelah penulis mendapatkan data lengkap kemudian penulis melakukan
BAB V ANALISA DATA 5.1 Tahap Analysis Setelah penulis mendapatkan data lengkap kemudian penulis melakukan analisa masalah yang timbul selama proses testing yang timbul di area inspection pada PT. Panasonic
Lebih terperinciMATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.
MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. LANGKAH PEMECAHAN MASALAH A. IDENTIFIKASI MASALAH Sumber data diperoleh dari : a. Data historis dari catatan-catatan
Lebih terperinciJUDUL IMPROVEMENT *mengacu pada prinsip SMART
JUDUL IMPROVEMENT *mengacu pada prinsip SMART NAMA KBK : INSTANSI : IMPROVEMENT BIDANG : PELAYANAN / ADMINISTRASI *pilih salah satu yang relevan atau tambahkan yang sesuai BIODATA KBK FASILITATOR : KETUA
Lebih terperinciBAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN
BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Identifikasi Masalah dan Penetapan Target 4.1.1 Identifikasi Masalah (Problem Identification) Dalam proses identifikasi masalah yang pertama adalah menemukan persoalan,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah
Lebih terperinciUSULAN RENCANA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA DUDUK JOK SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN METODE KAIZEN (5W+1H) DI PT.
USULAN RENCANA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA DUDUK JOK SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN METODE KAIZEN (5W+1H) DI PT. EKAPRASARANA Oleh : Herdiyan Ferdiansyah ABSTRAKSI Pengendalian kualitas merupakan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa hasil data Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data maka akan dianalisa untuk menentukan prioritas perbaikan item dari problem sehingga akan diperoleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dengan melihat rata rata persentase piring dan mangkok cacat yang diproduksi oleh PT. Sango Ceramics pada bagian rangkaian proses pembakaran 1230 dapat diketahui
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas
ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian
Lebih terperinci4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Jenis Cacat PT. Duta Abadi Primantara adalah perusahan yang memproduksi jenis kasur spring bed dengan type King Koil. Pada tipe
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terdapat rangkaian tahapan tahapan yang perlu dilakukan oleh penulis yang bersifat sistematis. Tahapan yang satu dengan tahapan yang lain harus
Lebih terperinciAKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN
AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
38 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Alur Penelitian Alur penelitian akan digambarkan dalam bentuk flowchart, dimana alur penelitian ini berisi tentang langkah-langkah yang dilakukan dari awal penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Menentukan Tema PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT. AAIJ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, produk yang diproduksi disini adalah brake
Lebih terperinciBAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)
BAB V ANALISIS 5.1 Analisis Availability Rate Availability Rate mencerminkan seberapa besar waktu loading time yang tersedia yang digunakan disamping yang terserap oleh down time losses. Berikut adalah
Lebih terperinciBAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan
1 BAB 5 ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Hasil Data Bab ini membahas mengenai analisis dan interpretasi terhadap hasil pengolahan data disertai usulan-usulan perbaikan dan pengendalian. Pembahasan
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pengamatan dan penelitian yang di lakukan di Pilot Line di Plant 2, menunjukkan data sebagaimana terlampir di bawah ini. Data tahun 2014 belum
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari
Lebih terperinciJUDUL : GKM PERKASA MENURUNKAN KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK PADA PJU KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON PROFIL GKM PERKASA PT KIEC
JUDUL : GKM PERKASA MENURUNKAN KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK PADA PJU KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON PROFIL GKM PERKASA PT KIEC Dibentuk : 22 Juli 2013 Divisi : Pengawasan Pemb. & Perawatan Judul GKM
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Tempat Penelitian dilakukan di PT. Torabika Eka Semesta Jalan Raya Serang KM 12.5 Cikupa Tangerang di Divisi Instant
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan proses pengumpulan data dan pengolahannya diperoleh data dalam bentuk diagram pareto, dari diagram pareto tersebut dapat diketahui bahwa orhanisasi/perusahaan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. X merupakan salah satu perusahaan tekstil yang bergerak dalam bidang pembuatan benang menjadi kain. Untuk mempertahankan citranya di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat maka PT. X selalu
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil Data Defect Fusstrebe Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis defect yang terjadi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE). Analisis perhitungan overall equipment effectiveness pada PT. Selamat Sempurna Tbk. dilakukan untuk melihat
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi
BAB V ANALISA HASIL Dalam bab ini akan membahas tentang analisa hasil pengendalian proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi pada proses powder coating
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kaizen Kaizen merupakan istilah bahasa Jepang terhadap konsep continuous incremental improvement. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Menurut Tjiptono dan Diana
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN:
PENGENDALIAN KUALITAS PANEL STRAHL TYPE 600x400 PADA BAGIAN PAINTING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Andi Diani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiah Jakarta HP. 08161852358
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH STUDI LAPANGAN. IDENTIFIKASI MASALAH - Penanggulangan cacat machinning yang paling dominan
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH STUDI LAPANGAN IDENTIFIKASI MASALAH - Penanggulangan cacat machinning yang paling dominan PENGUMPULAN DATA - Aliran Proses - Data historik cacat machinning hasil audit
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
60 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil dan Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Lini Produksi Kritis Pada pengolahan data tahap ini dilakukan perbandingan total kerusakan yang terjadi pada ketiga lini produksi
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)
PENGUKURAN KINERJA PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PENDAHULUAN Sirajuddin, Putiri Bhuana Katili, Koko Cahyana Jaya Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN...
DAFTAR ISI COVER... I HALAMAN JUDUL... II LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... III LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... IV SURAT PERNYATAAN... V HALAMAN PERSEMBAHAN... VI HALAMAN MOTTO... VII KATA PENGANTAR... VIII
Lebih terperinciUpaya Penurunan Downtime pada Mesin Moulding di PT. X
Ardyanto, et al. / Upaya Penurunan Downtime pada Mesin Moulding di PT. X/ Jurnal Titra, Vol. 3, No. 2, Juli 2015, pp. 383-390 Upaya Penurunan Downtime pada Mesin Moulding di PT. X Marvin 1, Felecia 2 Abstract:
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasi, penelitian dibedakan menjadi tiga, yaitu deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang
BAB V ANALISA DAN HASIL Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab IV. Dimana ditemukannya adanya kemungkinan terjadinya penyebab khusus
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
Lebih terperinciANALISIS MENURUNKAN CACAT TUTUP BOTOL TABLET SAKATONIKABC DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT BINTANG TOEDJOE
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 3 NO. 2 AGUSTUS 2016 ANALISIS MENURUNKAN CACAT TUTUP BOTOL TABLET SAKATONIKABC DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT BINTANG TOEDJOE Mufti Ramdhani, Wiwik Sudarwati
Lebih terperinci8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute
8 Step Aktivitas QCC Oleh: Toyota Indonesia Institute Jakarta, 10 Maret 2016 1 Step aktivitas QCC I. Persiapan I-1. Pembentukan Group I-2. Menentukan Nama Group III. Laporan / Persentasi II. QC Step (
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL Analisa Masalah Pada Varian Produk Liner. mencegah terjadinya isu produk miscount (isi kurang), maka
BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analyze 5.1.1. Analisa Masalah Pada Varian Produk Liner Untuk mengetahui tindakan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya isu produk miscount (isi kurang), maka terlebih
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Pemecahan Masalah
Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flow Chart Pemecahan Masalah Dalam flow chart pemecahan masalah dalam penelitian ini menggambarkan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam melakukan penelitian.
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Permasalahan yang Terjadi Sebelum improvement, di bagian produksi coklat compound terdapat permasalahan yang belum dapat diketahui. Proses grinding coklat compound
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA KONDISI YANG ADA. Untuk menemukan suatu masalah yang mempengaruhi afkir label pada produk
BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA KONDISI YANG ADA Untuk menemukan suatu masalah yang mempengaruhi afkir label pada produk ketorolac 30 mg disini akan menganalisa kondisi yang ada di lapangan dengan mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Langkah pengumpulan dan pengolahan data telah selesai dilakukan dan telah disajikan dalam bab sebelumnya yaitu bab 4 (empat), maka proses selanjutnya adalah proses analisa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang
Lebih terperinciPENGURANGAN JUMLAH CACAT PRODUK DENGAN METODE FMEA PADA SECTION FORMING PT. XYZ
PENGURANGAN JUMLAH CACAT PRODUK DENGAN METODE FMEA PADA SECTION FORMING PT. XYZ M. Derajat A Teknik Industri Universitas Esa Unggul Jalan Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta derajat.amperajaya@esaunggul.ac.id
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up
1 ANALISA MODA DAN EFEK KEGAGALAN UNTUK MENGURANGI RISIKO TERJADINYA CACAT MIX UP PADA PAKAN TERNAK (Studi Kasus di PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA - semarang) Noor Charif Rachman; Dyah Ika Rinawati; Rani
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1. Analisa Prioritas perbaikan proses Dyno dengan metode FMEA Setelah diketahui berbagai kendala dan hambatan dalam pencapaian target WIP diproses Dyno, maka perlu dibuatkan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. NON VOLATIL CONTENT Untuk analisa Non Volatil Content pada Peta Control tampak tidak stabil dan ada beberapa data pengukuran yang berada diluar batas kendali. Pada
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian serta penjelasan pada setiap tahapannya. Secara detail penjelasan untuk setiap tahapan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan mesin merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dalam kegiatan produksi. Beberapa perusahaan biasanya melakukan perawatan apabila fasilitas atau peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT Pancakarsa Bangun Reksa (PBR) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang jasa konsultan, desain dan konstruksi, mekanikal, sipil, dan elektrikal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam
Lebih terperinciBAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%
BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi
Lebih terperinciBAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI
BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang
Lebih terperinci