BAB III PERANCANGAN APLIKASI DAN PERCOBAAN METODA RESPONS PERMUKAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANCANGAN APLIKASI DAN PERCOBAAN METODA RESPONS PERMUKAAN"

Transkripsi

1 30 BAB III PERANCANGAN APLIKASI DAN PERCOBAAN METODA RESPONS PERMUKAAN 3.1 Perancangan Aplikasi Gambaran Umum Perancangan Model program aplikasi yang dirancang akan digambarkan dengan menggunakan STD ( State Transition Diagram ) dilengkapi dengan rancangan layer dan modul-modul perancangan. Langkah-langkah perancangan program adalah sebagai berikut : a. Perancangan struktur menu b. Perancangan State Transition Diagram (STD) c. Perancangan layar d. Perancangan Modul 3.1. Perancangan Struktur Menu Perancangan program aplikasi Metoda Respons Permukaan ( MRP ) mempunyai tahapan struktur menu. Untuk menjelaskan struktur menu dari program aplikasi ini, maka akan digunakan gambar. Dapat dimulai dari gambar 3.1 sampai dengan gambar 3.3 Struktur Menu Utama program aplikasi Metoda Pespons Permukaan ( MRP ) dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

2 31 Menu Utama Mulai Tambahan Gambar 3.1 Struktur Menu Utama Gambar 3.1 ini merupakan struktur menu Utama akan muncul begitu program MRP ini dijalankan. Terlihat begitu program ini dijalankan akan tersedia macam menu yaitu : Mulai, dan Tambahan Mulai Hitung Batal Gambar 3. Stuktur Mulai

3 3 Gambar 3. menjelaskan bila dalam menu utama akan dipilih menu Mulai, maka dalam Menu Mulai mempunyai submenu yang akan tersedia untuk dipilih yaitu :sub menu Hitung dan submenu Batal. Submenu hitung digunakan untuk menghitung data yang akan dicobakan dengan Metoda Respons Permukaan dan akan menampilkan form Langkah, sedangkan submenu Batal digunkan untuk membatalkan semua pengisian yang dilakukan oleh user Tambahan About Me Keluar Gambar 3.3 Struktur Tambahan Gambar 3.3 menjelaskan bila dalam menu utama akan dipilih menu Tambahan, maka dalam Menu Tambahan mempunyai submenu yang akan tersedia untuk dipilih yaitu :sub menu About Me dan submenu Keluar Submenu About Me menjelaskan profil penulis dan perancang aplikasi sedangkan submenu Keluar berguna untuk keluar dari program aplikasi MRP

4 Perancangan State Transition Diagram (STD) Diagram transisi memberikan keterangan kepada sistem tentang apa yang harus dikerjakan ( action ) dan kondisi ( state ) tertentu. Kondisi adalah suatu event pada external environment yang dapat dideteksi oleh sistem misalnya sinyal, interrupt atau data. Hal ini akan menyebabkan perubahan terhadap state dari aktivitas x ke aktivitas y. Action adalah hal yang dilakukan oleh sistem bila terjadi perubahan state atau data. Action akan menghasilkan output, message display pada layar, menghasilkan kalkulasi dan lain lain. Menu Utama Kilk Menu Mulai Tampilkan Menu Mulai Klik Menu Tambahan Tampilkan Menu Tambahan Menu Mulai Menu Tambahan Gambar 3.4 STD Menu Utama

5 34 Menu Mulai Kilk Sub Menu Hitungi Tampilkan Form Langkah Klik Sub Menu Batal Hapuskan Semua Pengisian Form Langkah Membersihkan Semua Intruksi To A Gambar 3.5 STD Menu Mulai Menu Tambahan Klik Sub Menu About Me Tampilkan Form About Me Klik Sub Menu Keluar Keluar dari program Form About Me Membersihkan Semua Intruksi Gambar 3.6 STD Menu Tambzahan

6 35 To A Form Langkah Klik Button Lanjut Tampilkan Form Hasil Klik Button Kembali Tampilkan Form Utama Form Hasil Kembali Ke Form Utama To B Gambar 3.7 STD Form Langkah To B Form Hasil Tekan X Pada Form Tampil Ke Form Menu Utama Form Menu Utama Gambar 3.8 STD Form Hasil

7 Perancangan Form a. Perancangan Form Menu Utama Form ini adalah form utama pada program aplikasi percobaan dengan menggunakan metoda Respons Permukaan. Form ini diberi nama Menu Utama. Menu Utama ini terdiri dari button mulai dan button keluar. Berikut ini adalah rancangan layar dari Menu Utama. Gambar 3.9 Rancangan Layar Form Menu Utama

8 37 b. Perancangan Form Menu Langkah Form ini diberi nama Form Menu Langkah. Form Menu Langkah akan menampilkan variabel kode. Variabel asli juga respons (Y). Dimana variabel asli yang diinput di menu Utama akan diolah dengan menggunakan rancangan komposit pusat sehingga mendapatkan rancangan percobaan yang ditampilkan di Form Menu Langkah. Di Form Menu Langkah juga ditampilkan hasil dari (X 1 X) -1 dan X 1 Y. Di Menu Langkah ini juga terdapat menu Button Lanjut dan Button Kembali. Button Lanjut untuk menampilkan Form Menu Hasil sedangkan Button Kembali berguna untuk menampilkan Form Menu Utama

9 38 Gambar 3.10 Rancangan Layar Form Menu Langkah

10 39 c. Perancangan Form Menu Hasil Form ini diberi nama Form Menu Hasil, dimana disini ditampilkan hasil persamaan regresi kuadratik serta tabel anova dari data percobaan yang telah diinput oleh pemakai, Di Form Menu Hasil ada opsi tampilan yaitu: 1. Jika Fhit Regresi< Ftabel (5 % / 1%)maka akan ditampilkan bahwa persamaan yang dicobakan tidak sesuai dengan Metoda Respons Percobaan.. Jika Fit Regresi > Ftabel (5% / 1 %) maka akan ditampilkan hasil optimum dari persamaan yang dicobakan. Dan User dapat mengubah- ubah nilai X 1 dan X dengan menggunakan button Ubah Gambar 3.11 Rancangan Layar Form Menu Hasil

11 Perancangan Modul Pada bab ini akan menerangkan secara lebih mendetil mengenai modul-modul yang digunakan dari proses yang terjadi dari mulai penginputan, proses perhitungan dan hasil output yang terjadi. a. Modul Menu Utama Modul Menu Utama adalah modul bagian yang paling utama yang akan dijalankan terlebih dahulu waktu program dijalankan. Modul ini adalah merupakan proses penginputan yang harus diisi oleh user agar dapat memulai perhitungan ( dengan menklik submenu Mulai). Berikut ini adalah pseudocode untuk modul utama : Begin Inilisiasi nilai-nilai yang digunakan input nama variabel asli 1 dan variabel asli input nilai dari variabel asli 1 dan variabel asli cek nilai dari variabel asli 1 dan variabel asli input nama variabel Y input nilai dari variabel Y cek nilai dari Y if semua sudah diisi kasih nilai status menjadi 1 if nilai status 1 maka proses perhitungan bisa dilakukan end

12 41 b. Modul Langkah Modul Langkah ini merupakan proses perhitungan.dimana dari modul Utama akan dikirimkan ke modul Langkah ini agar dapat dimulai perhitungan dengan Metoda Respons Permukaan, dan disini akan ditampilkan nilai nilai yang telah dihitung. Berikut ini adalah pseudocode dari modul Langkah ini Begin Inilisiasi Cari persamaan hubungan antara nilai variabel asli dan code variabel Cari Nilai variabel pengulangan variabel asli 1 dan variabel asli Hitung X! X -1 Hitung X! Y Cari Persamaan Regresi Tampilkan hasil Di Layar Form End c. Modul Hasil Modul Hasil Hitungan disini menerangkan hasil hitungan dari data-data percobaan yang telah dinput oleh pemakai aplikasi berupa persamaan regresi kuadratik, serta tabel anova. Tabel anova disini akan menerangan apakah model respons permukaan berfaktor dua () yang telah dicobakan sudah tepat. Jika model yang diujikan tepat maka pemakai aplikasi dapat melanjutkan perhitungan, sedangkan jika tidak cocok maka pemakai aplikasi tidak dapat melanjutkan perhitungan karena data yang dicobakan tidak cocok dengan model kuadratik dengan menggunakan metoda respons permukaan

13 4 Berikut ini adalah pseudocode dari modul hasil Begin Ambil data yang dihitung di modul Langkah Tampilkan hasil persamaan regresi Cari Tabel Anova Tampilkan tabel anova Jika hasil F Hit< Ftabel maka akan muncul keterangan bahwa Jika hasil Fhit > Ftabel maka dapat ditampilkan nilai optimum End 3. Percobaan Metoda Respons Permukaan Dalam sub bab ini akan dijelaskan penerapan secara langsung metoda respons permukaan berordo dua () yang menggunakan faktor dua (). Disini ingin menentukan kondisi operasi yang memaksimumkan hasil dari suatu proses kimiawi (Y). Dua variabel atau faktor yang akan diujicobakan yang akan mempengaruhi hasil proses yaitu waktu reaksi (W) dan temperatur reaksi (T) dipelajari. Data data percobaan terlihat di tabel 3.1

14 43 Tabel 3.1 Data Percobaan untuk Membangun Model Fungsi Respons Ordo Kedua Waktu Reaksi (W) (menit) Temperatur Reaksi (T) ( o F) Respons (Y) (%) Berdasarkan informasi ini, maka kita dapat menyusun rencana yang bersifat strategik utuk melakukan percobaan lebih lanjut dengan mengambil titik pusat pada W = 85 menit dan T = 175 o F agar ditemukan kondisi operasi optimum, yaitu titik W dan yang memaksimumkan hasil proses kimiawi (Y). Dengan demikian berlandaskan informasi bahwa daerah optimum berada di sekitar titik-titk W=85 menit dan T=175 o F, maka kita dapat merencanakan daerah percobaan yang ditetapkan akan mengandung kondisi optimum. Terhadap kasus percobaan kimiawi ini, kita dapat membangun fungsi

15 44 respons ordo kedua dengan menggunakan rancangan komposit pusat ( central composite design ) untuk mengumpulkan data percobaan. Dalam kasus percobaan kimiawi, karena dalam hal ini banyaknya variabel yang dicobakan ada dua (k=), yaitu variabel X 1 yang mewaliki faktor waktu reaksi (W) dan variabel X yang mewakili temparatur reaksi (T),maka dengan menggunakan persamaan (3) kita menetapkan besaran α, sebagai berikut : α = k/4 = /4 = Kemudian agar model polinomial ordo kedua yang dibangun dapat dibangun dapat diperiksa keandalannya ( ketepatan model), maka perlu melakukan pengulangan pengamatan, dan dalam kasus ini dipilih pengulangan pengamatan sebanyak 5 kali pada titik pusat ( X 1 = 0, X =0 ). Dengan demikian percobaan menggunakan rancangan komposit pusat akan dilakukan pada titik percobaan yang didefinisikan, dimana pada titik titik pusat ( X 1 = 0, X =0 ) akan dilakukan ulangan pengamatan ulangan pengamatan sebanyak 5 kali ( seperti dalam dalam tabel.1 bahwa n o (ks) harus sebanyak 5 kali ) sedangkan pada titik-titik yang lain tidak dilakukan pengulangan pengamatan ( pengamatan hanya sekali tanpa ulangan ).Dalam kasus percobaan kimiawi ini, kita mendefinisikan titik-titik pusat X 1 =0 serta X =0 bersesuaian dengan W=85 dan T=175 o F. Dengan demikian bentuk hubungan X 1 dengan W serta X dengan T dapat didefinisikan seperti dibawah ini untuk mendapat variabel kode X 1 dan X. W-85 X 1 = atau W= 5 X (4) 5

16 45 T-175 X = atau T= 5X (5) 5 Berdasarkan sifat dari rancangan komposit pusat serta keinginan untuk melakukan pengulangan pengamatan pada titik pusat ( X 1 = 0, X =0 ), maka dapat dirancang suatu percobaan dengan mengambil titik-titik X 1 dan X atau titik-titik W dan T yang bersesuaian sehingga diperoleh hasil seperti tabel dibawah ini Tabel 3. Data Percobaan Mengunakan Rancangan Komposit Pusat Variabel Kode Variabel Asli Respons X 1 X W (menit) T ( o F) Y (%)

17 46 Keterangan : 1 Berdasarkan persamaan (4) diketahui terdapat hubungan antara X 1 dan W, yaitu W=5X Berdasarkan persamaan (5) diketahui terdapat hubungan antara X dan T, yaitu T=5X Respons Y adalah pengamatan aktual pada titik-titik W dan T yang ditetapkan berdasarkan sifat rancangan komposit pusat untuk k= Rancangan komposit pusat untuk k= yang dipergunakan dalam membangkitkan data percobaan guna membangun model ordo kedua dapat ditunjukan secara geometrik dalam gambar dibawah ini Gambar 3.1 Rancangan Komposit Pusat Untuk K=

18 47 Rancangan komposit pusat dipergunakan untuk membangkitkan data guna menduga model ordo kedua yang dirumuskan, sebagai berikut Y=β 0 + β 1 X 1 + β X + β 11 X 1 + β X + β 1 X 1 X +є...(6) dimana : Y X 1 X є = variabel respons = variabel bebas waktu reaksi = variabel bebas temparatur reaksi = komponen galat ( error komponent) Untuk memudahkan komputasi dalam membangun model ordo kedua, maka disusun data seperti dalam tabel 3.3 yang pada dasanya merupakan data percobaan yang diambil dari tabel 3.

19 48 Tabel 3.3 Data Untuk Menduga Ordo Kedua No X 1 X X 1 X X 1 X Y Berdasarkan data dalam tabel 3.3 kemudian dilakukan pendugaan parameter model ordo kedua ( model persamaan (6) ) dengan menggunakan prinsip metode kuadrat terkecil dengan rumus seperti dibawah ini : b=(x 1 X) -1 X 1 Y...(7)

20 49 n X 1 X X 1 X X 1 X X 1 X 1 X 1 X X 1 3 X 1 X X 1 X X 1 X= X X 1 X X X 1 X X 3 X 1 X X 1 X 1 3 X 1 X X 1 4 X 1 X X 1 3 X X X 1 X X 3 X 1 X X 4 X 1 X 3 X 1 X X 1 X X 1 X X 1 3 X X 1 X 3 X 1 X X 1 X=

21 50 dan untuk memudahkan untuk pencarian invers dari X 1 X maka dengan menggunakan metoda invers matrik dengan partisi dengan persamaan dibawah ini: P Q (X 1 X) =...(8) R S dimana kalau dalam contoh di atas matriks P, Q, R dan S sebagai berikut P = Q = R = S = Dan dengan menggunakan persamaan berikut ini kita dapat mencari (X 1 X) -1 lebih mudah E F (X 1 X) -1 =...(9) G H

22 51 dimana : E = ( P-Q.S -1.R ) -1 = F = -E.Q.S -1 = G = -S -1.R.E = H = S -1 S -1.R.F =

23 5 Sehingga kita memperoleh matriks (X 1 X) -1 berikut ini : (X 1 X) -1 = Y X 1 Y X Y X 1 Y X 1 Y= X Y = X 1 X Y Dengan menggunakan persamaan ( 7 ) yang digunakan untuk menduga paramater ordo kedua, maka didapatkan hasil seperti dibawah ini :

24 b = sehingga kita mendapatkan persamaan model ordo kedua : ^ Y = X X X X X 1 X Untuk memeriksa ketepatan model persamaan (6) maka memerlukan analisa ragam untuk model regresi dengan mengikuti prosedur sebagai berikut : Tahap 1 : Hitung faktor koreksi ( FK) dan jumlah kuadrat total (JKT) dengan menggunakan data dalam tabel.4, sebagai berikut : n FK = ( Y i ) / n = (100.) / 13 = 8006,1569 i=1 n JKT = Y i - FK = 80090,9 8006,1569 = 8,7431 i=1 Dengan derajat bebas total = n 1 = 13 1 = 1 Tahap : Hitung jumlah kuadrat untuk model regresi ( JKR ) dalam persamaan (6), dengan rumus sebagai berikut

25 54 JKR = b T. X 1 Y FK = = = 8.463, derajat bebas regresi = 5 dimana JK regresi akan dibagi menjadi dua yaitu yang linear dan kuadratik interaksi, dimana untuk linear akan dihitung dengan memakai rumus dibawah ini : n n n JK Linear = b 1. ( X 1i Y i - ( ( X 1i )( Y ) / n ) ) i=1 i=1 i=1 = dan JK Kuadratik Interaksi = JK regersi JK linear = = dimana JK Linear akan menunjukan apakah persamaan tersebut berbentuk linear atau JK Kuadratik Interaksi adalah untuk menunjukan apakah persamaan tersebut berbentuk kuadratik( Kurva).. Sedangkan untuk melakukan perhitungan KT linear dan KT Kuadratik digunakan persamaan seperti dibawah ini

26 55 KT Linear = JK Linear / db Linear = / = KT Kuadratik = JK Kuadratik / db Kuadratik = / 3 = Kriteria pengujian sifat linear dan kuadratik adalah sebagai berikut: a. Statistik iji F < F α (3,7)......(10): Fhitung Linear = KT Linear / KT Galat Fhitung Kuadratik = KT Kuadratik / KT Galat b. Statistik iji F > F α (3,7)......(11) Fhitung Linear = KT Linear / KT Galat murni Fhitung Kuadratik = KT Kuadratik / KT Galat Murni Tahap 3 : Hitung jumlah kuadrat galat ( JKG ) untuk model regresi, sebagai berikut JKG = JKT JKR = 8, = db galat = 1 5 = 7 Dimana JKG harus dipecah ke dalam komponen jumlah kuadrat galat murni (JKGM) dan jumlah kuadrat simpangan dari model ( JKSDM ) untuk mendapatkan ketepatan model. Oleh karena data dalam tabel 3.3 memeliki ulangan pada titik pusat X 1,X =(0,0), maka kita dapat menghitung jumlah kuadrat galat murni (JKGM) sebagai berikut :

27 56 JKGM pada ulangan pengamatan X 1,X = (0,0) adalah sebesar : JKGM = (79.9) + (80.3) + (80.0) + (79.7) +(79.8) ( ) = = 0.1 derajat bebas galat murni = banyaknya ulangan pada X 1,X (0,0) 1 Telah diketahui bahwa : = 5 1 = 4 JKG = JKGM + JKSDM dengan demikian dapat ditentukan : JKSDM = JKG JKGM = = derajat bebas (db) SDM = db galat db galat murni = 6 4 = Hasil perhitungan yang dilakukan diatas dapat diringkaskan dalam tabel 3.4 dibawah ini 5

28 57 Tabel 3.4 Daftar Analisis Ragam Pengujian Ketepatan Model ordo Kedua Sumber D JK KT Fhit Ftabel Keragaman B 5% 1 % Regresi ** Linear ** Kuadratik interaksi ** Galat SDM tn GM Total Keterangan : 1. ** = sangat nyata pada taraf α = 0.01 tn = tidak nyata pada taraf α = Fhitung Regresi = KT (Regresi) / KT (Gslat) 3. Fhitung (SDM) = KT (SDM)/KT (GM) - SDM = Simpangan dari model - GM = Galat murni (pure error) 4. R = JKR /JKT = 8.463/8.7431= Karena Fhitung (SDM) tidak nyata maka menggunakan persamaan 11 Fhit Linear = KT Linear / KT Galat dan Ftabel (,7) Fhit Kuadratik = KT Kuadratik / KT Galat dan Ftabel (3,7)

29 58 Berdasarkan hasil hasil penelitian dalam tabel 3.4 kita dapat memastikan bahwa data data yang dicobakan dengan metoda respons permukaan dengan ordo kedua merupakan model yang tepat untuk menerangkan kasus percobaan kimiawi itu. Dengan demikian kita dapat menentukan titik X 1 dan X untuk memaksimumkan fungsi respons dari persamaan (6) dengan memakai konsep optimasi (konsep kalkulus) dengan syarat syarat sebagai berikut : 1. Syarat perlu : ^ δy δy ---- = 0 dan = 0 δx 1 δx ^. Syarat cukup : H = ^ δy δx 1 ^ δ Y δx δx 1 ^ δ Y δx 1 δx ^ δ Y δx Determinan minor utama dari matrik Kessian (H) bersifat definit negatif Dari contoh diatas persamaan ordo kedua akan dideferensialkan guna memenuhi syarat perlu, sehingga akan diperoleh hasil berupa sistem persamaan linear berikut : X X = X X = Penyelesaian sistem persamaan linear diatas akan menghasilkan titik stasioner X 1 = dan X = Dan untuk mengetahui apakah titik stasioner itu bersifat

30 59 maksimum, maka kita akan memeriksa dengan syarat cukup, dimana akan diperoleh matriks Hessean (H) seperti berikut : : H = dimana nilai-nilai determinan minor utama yaitu: D 1 = D = ( ) ( ) ( ) ( ) = karena tanda determinan minor utama D 1 dan D berganti berganti, dimana D 1 bertanda negatif dan D bertanda positif, maka menunjukan bahwa sifat determinan minor utama dari matriks H adalah definit negatif, dengan denikian syarat cukup untuk kondisi maksimum tercapai, sehingga kita dapat mensubtitusikan nilai X 1 dan X ke persamaan regresi yang didapat diatas sehingga mendapatkan nilai dugaan dari respons maksimum yaitu : Y = X X X X X 1 X Y = Dan untuk mengetahui hubungan variabel X 1 dan W serta X dan T maka kita memasukan nilai X 1 dan X ke persamaan (4) dan persamaan (5) yaitu W= 5 X serta T= 5 X + 175

31 60 Sehingga kita akan mendapatkan nilai W dan T yang maksimum berdasarkan nilai-nilai maksimum dari X 1 dan X yaitu : W = 5 ( ) + 85 = T = 5 ( ) = Berdasarkan hasil diatas, maka kita dapat mengetahui bahwa dengan menerapkan prinsipprinsip metodologi permukaan respons terhadap percobaan kimiawi dapat ditentukan kondisi operasi yang optimum, yaitu pada keadaan waktu reaksi (W) sebesar menit serta temperatur reaksi (T) sebesar o F sehingga akan mendapatkan respons hasil proses menjadi maksimum yaitu sebesar persen. Dari sini tampaknya begitu pentingnya menggunakan metodologi permukaan respons dalam penelitian percobaan yang bertujuan menentukan operasi yang optimum dari suatu sistem. Tujuan skripsi untuk membuat suatu aplikasi dimana tujuan akhirnya adalah mendapatkan respons yang optimum (Variabel Y) dan juga mendapatkan nilai yang maksimum dari variabel bebasnya tanpa harus melakukan perhitungan bagi pemakai aplikasi ini

OLEH : WIJAYA. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009

OLEH : WIJAYA.   FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 I. ANALISIS REGRESI 1. 2. Regresi Linear : Regresi Linear Sederhana

Lebih terperinci

BAB 3 RANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 RANCANGAN PROGRAM APLIKASI 36 BAB 3 RANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Struktur Menu Pertama-tama, pada program ini, terdapat 2 buah tombol utama, yaitu tombol Kuantitatif, dan tombol Kualitatif. Berikut, digambarkan struktur masingmasing

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 39 BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3. 1 Spesifikasi Rancangan Proses inti dari program aplikasi ini adalah estimasi titik dengan metode Kriging. Proses estimasi titik dengan metode Kriging adalah mengestimasi

Lebih terperinci

Parameter Satuan Alat Sumber Fisika : Suhu

Parameter Satuan Alat Sumber Fisika : Suhu LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Metode Pengukuran Kualitas Air Parameter Satuan Alat Sumber Fisika : Suhu o C Termometer/Pemuaian SNI 06-6989.23-2005 Kimia: Amonia mg/l Ammonia test kit SNI 06-6989.30-2005

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian

Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian LAMPIRAN 40 Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian Keterangan : A B C D = Perlakuan konsentrasi larutan teh 0 gr/l = Perlakuan konsentrasi larutan teh 4 gr/l = Perlakuan konsentrasi larutan teh 6 gr/l

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi

BAB 3 METODOLOGI. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan dan studi laboratorium dimana penulis mempelajari teori-teori teknik pencarian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan.

Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan. Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan. Perlakuan N0 Nt SR% A (0,1 ml/l) 10 2 20 B (0,3 ml/l) C (0,5 ml/l) D (0,7 ml/l) E (0,9 ml/l) F (1,1 ml/l) G (1,3 ml/l)

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Spesifikasi Rumusan Rancangan Program aplikasi ini terdiri dari 2 bagian, bagian input data dan bagian analisis data. Bagian Input Data: pada bagian ini user akan diminta

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Rancangan Program Perancangan program aplikasi ini akan mencakup fungsi untuk input data, proses data dan hasil berupa output data. Untuk input data, disediakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI. Deskripsi Teori Statistik.. Perancangan Percobaan Definisi perancangan percobaan menurut Nazir (988, p67) adalah semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Metode Inverse Modified Discrete Cosine Transform (IMDCT) yang akan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Metode Inverse Modified Discrete Cosine Transform (IMDCT) yang akan BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Model Metode Inverse Modified Discrete Cosine Transform (IMDCT) yang akan digunakan adalah suatu sistem yang terdiri dari banyaknya perulangan baris frekuensi.

Lebih terperinci

Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 35 Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Spesifikasi Rumusan Rancangan Perancangan program aplikasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu proses, yaitu : proses input dan hasil keluaran atau output Proses

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. objek, analisis blob, SMS service, dan video saving. Deteksi objek adalah proses untuk

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. objek, analisis blob, SMS service, dan video saving. Deteksi objek adalah proses untuk BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi rancangan program Secara garis besar program dapat dibagi menjadi 4 bagian besar, yaitu deteksi objek, analisis blob, SMS service, dan video saving. Deteksi objek

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. digunakan adalah suatu sistem yang terdiri dari banyaknya perulangan, baris

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. digunakan adalah suatu sistem yang terdiri dari banyaknya perulangan, baris BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Model Metode Inverse Modified Discrete Cosine Transform (IMDCT) yang akan digunakan adalah suatu sistem yang terdiri dari banyaknya perulangan, baris frekuensi.pemodelan

Lebih terperinci

OPTIMASI DENGAN METODE DAKIAN TERCURAM

OPTIMASI DENGAN METODE DAKIAN TERCURAM OPTIMASI DENGAN METODE DAKIAN TERCURAM Marwan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala, Jln. Syekh Abdur Rauf No. 3 Darussalam, Banda Aceh 23111 email:

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Molase Perhitungan untuk molase adalah sebagai berikut :

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Molase Perhitungan untuk molase adalah sebagai berikut : LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Molase Perhitungan untuk molase adalah sebagai berikut : CH = N %C x E /(C /N) Keterangan : CH :Jumlah karbon yang harus ditambah. N :Degradasi residu N oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Rekayasa Piranti Lunak a. Pengertian Rekayasa Piranti Lunak Pengertian rekayasa piranti lunak pertama kali diperkenalkan oleh Fritz Baver pada suatu konferensi.

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 6 Nomor 07 ISSN 4-750 OPTIMASI FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KUALITAS LILIN DI UD.X DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Maria Agnes Octaviani, Dian Retno Sari Dewi*, Luh Juni

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 62 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Analisis Masalah yang Dihadapi Persamaan integral merupakan persamaan yang sering muncul dalam berbagai masalah teknik, seperti untuk mencari harga

Lebih terperinci

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 ANALISIS KORELASI OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 ANALISIS KORELASI II. ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Korelasi Pearson Koefisien Korelasi Moment Product Korelasi

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 4-6669 Volume, Juni 0 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Model Permukaan Respon pada(4 3) MODEL PERMUKAAN RESPON PADA PERCOBAAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar sejak dia dilahirkan, baik diajarkan maupun belajar sendiri, hal ini dikarenakan manusia mempunyai jaringan saraf.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Kerangka Teori.1.1 Konsep Dasar Rekayasa Piranti Lunak.1.1.1 Pengertian Rekayasa Piranti Lunak Pengertian rekayasa piranti lunak pertama kali diperkenalkan oleh Fritz Bauer pada suatu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI UNTUK PERCOBAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA RESPONS PERMUKAAN BERFAKTOR DUA.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI UNTUK PERCOBAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA RESPONS PERMUKAAN BERFAKTOR DUA. UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Informatika Statistika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI UNTUK PERCOBAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA RESPONS

Lebih terperinci

PERCOBAAN RAK FAKTORIAL DENGAN MENGGUNAKAN R-STUDIO

PERCOBAAN RAK FAKTORIAL DENGAN MENGGUNAKAN R-STUDIO PERCOBAAN RAK FAKTORIAL DENGAN MENGGUNAKAN R-STUDIO RANCANGAN PERCOBAAN Anggota Kelompok : Wahyu Nikmatus Sholihah 121810101010 Vivie Aisyafi Fatimah 121810101050 Reyka Bella Desvandai 121810101080 Ratna

Lebih terperinci

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 ANALISIS KORELASI OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 ANALISIS KORELASI II. ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Korelasi Pearson Koefisien Korelasi Moment Product Korelasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Kebutuhan Penelitian preferensi konsumen terhadap produk pra bayar CDMA didapatkan dengan menyebarkan kuisioner pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau

Lebih terperinci

BAB 3 RANCANGAN PROGRAM APLIKASI. untuk mengoptimalkan pengolahan data cluster sampling : Gambar 3.1 Rancangan Struktur Menu Utama

BAB 3 RANCANGAN PROGRAM APLIKASI. untuk mengoptimalkan pengolahan data cluster sampling : Gambar 3.1 Rancangan Struktur Menu Utama 46 BAB 3 RANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Perancangan Struktur Menu Berikut ini rancangan struktur menu yang terdapat di dalam program aplikasi untuk mengoptimalkan pengolahan data cluster sampling : Rancangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Fase Perkembangan Embrio Telur Ikan Nilem

Lampiran 1. Fase Perkembangan Embrio Telur Ikan Nilem LAMPIRAN 46 Lampiran 1. Fase Perkembangan Embrio Telur Ikan Nilem Waktu Gambar Keterangan 6 April 2013 Cleavage 19.00 6 April 2013 21.00 Morula 6 April 2013 22.00 Blastula 6 April 2013 23.00 Grastula 47

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini,

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini, BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi Perancangan Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini, penulis membuat dahulu rancangan struktur menu, state transition diagram,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. percetakan kertas yang memproduksi segala macam jenis pencetakan. Mulai dari

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. percetakan kertas yang memproduksi segala macam jenis pencetakan. Mulai dari 29 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan 3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Percetakan Paperindo Harsa merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan kertas yang

Lebih terperinci

Materi Persyaratan analisis regresi dari rancangan percobaan Penentuan model regresi dengan ortogonal polinomial Dari rancangan acak lengkap Dari ranc

Materi Persyaratan analisis regresi dari rancangan percobaan Penentuan model regresi dengan ortogonal polinomial Dari rancangan acak lengkap Dari ranc Kuswanto, 2012 Materi Persyaratan analisis regresi dari rancangan percobaan Penentuan model regresi dengan ortogonal polinomial Dari rancangan acak lengkap Dari rancangan acak kelompok Apabila ulangan/blok

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN 3.1 Algoritma Program Dibutuhkan algoritma untuk diimplementasikan ke dalam program aplikasi ini, yaitu langkah langkah instruksi sehingga dicapai hasil yang diinginkan.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian

Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian 38 Lampiran. Tata Letak Wadah Penelitian A2 B3 C E A D2 E3 A3 B C3 B2 Stok A D Stok B C2 Stok C D3 Stok D E2 Stok E Keterangan : A, B, C, D, dan E = Perlakuan, 2 dan 3 = Ulangan 39 Lampiran 2. Tahap-tahap

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Review RAL: Satuan percobaan homogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh perlakuan RAK: Satuan percobaan heterogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh Perlakuan

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN. membaca partitur musik ini adalah sebagai berikut : hanya terdiri dari 1 tangga nada. dengan nada yang diinginkan.

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN. membaca partitur musik ini adalah sebagai berikut : hanya terdiri dari 1 tangga nada. dengan nada yang diinginkan. BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN 3.1. Algoritma Program Untuk mengimplementasikan ke dalam program aplikasi dibutuhkan algoritma, yaitu langkah-langkah instruksi sehingga dicapai hasil yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini,

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini, 34 BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi Perancangan Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini, penulis membuat dahulu rancangan struktur menu, state transition diagram,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Rancangan Aplikasi Program aplikasi motion detection yang akan dirancang memiliki struktur hirarki di mana terdapat 3 sub menu dari menu utamanya yaitu sub menu file,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Perancangan Program 3.1.1 Perancangan Perangkat Lunak Perangkat lunak atau piranti lunak adalah: 1. Program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan teknologi saat ini berkembang demikian cepat di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan teknologi saat ini berkembang demikian cepat di seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi dan teknologi saat ini berkembang demikian cepat di seluruh dunia. Teknologi-teknologi baru di berbagai bidang banyak bermunculan dan dengan cepat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. maka di kembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: ketinggian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. maka di kembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: ketinggian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan pada gambaran umum objek, maka di kembangkan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN Kelompok 11 : Devita Arum S. 12110101015 Saiful Fadillah 12110101027 Wafiyatul Khusna 12110101047 Firstyan Puguh N.C. 12110101051

Lebih terperinci

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Oke, kali ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan uji Beda Nyata Terkecil atau sering disebut uji BNT. Seperti pada uji BNJ, Uji BNT sebenarnya juga sangat simpel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Bitung Inti Cemerlang (BIC) didirikan pada tahun 1989, yang bergerak dalam bidang eva sponga industries, sandal manufactur.

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1. Objek dan Peralatan Penelitian 2.1.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor periode pertama tahun 2009. Sapi yang diamati

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. diperoleh dari sawah dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck. Keong mas

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. diperoleh dari sawah dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck. Keong mas III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Bahan Penelitian 3.1.1 Keong Mas Keong mas yang digunakan dalam penelitian adalah keong mas yang diperoleh dari sawah dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck.

Lebih terperinci

Pengacakan dan Tata Letak

Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan dan Tata Letak 26 Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan bisa dengan menggunakan Daftar Angka Acak, Undian, atau dengan perangkat komputer (bisa dilihat kembali pada pembahasan RAL/RAK/RBSL satu

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisis Perancangan Program 3.1.1 Struktur Program Input yang diperlukan program berupa data inventori. Data inventori yang dibutuhkan di sini meliputi ID barang, nama barang,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Perencanaan 3.1.1 Sejarah Umum Perusahaan CV Madrhos merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik, khususnya memproduksi bedak dengan merk Trisna

Lebih terperinci

Regresi Linier Berganda

Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Regresi Berganda Contoh Menguji hubungan linier antara variabel dependen (y) dan atau lebih variabel independen (x n ) Hubungan antara suhu warehouse dan viskositas cat dengan jumlah

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix 16 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Objek Penelitian 3.1.1. Ternak Percobaan Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix japonica) sebanyak 80 ekor berumur 5-6 minggu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI.1 Kerangka Teori Statistika.1.1 Perancangan Percobaan Percobaan merupakan suatu bentuk penelitian dimana ingin diketahui respon suatu objek sebagai akibat dari berbagai keadaan yang

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI 1. Pokok Bahasan : REGRESI LINIER SEDERHANA

ANALISIS REGRESI 1. Pokok Bahasan : REGRESI LINIER SEDERHANA ANALISIS REGRESI Pokok Bahasan : REGRESI LINIER SEDERHANA Deskripsi Model Macam-macam Model Regresi Model Regresi peubah penjelas > peubah penjelas Sederhana Berganda Linier Non Linier Linier Non Linier

Lebih terperinci

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT MAKALAH MODEL-MODEL LEBIH RUMIT DISUSUN OLEH : SRI SISKA WIRDANIYATI 65 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 04 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Lebih terperinci

Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design

Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design CIRI - CIRI R.A.L. : 1. Media atau bahan percobaan seragam (dapat dianggap se- ragam ) 2. Hanya ada satu sumber kera-

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR Jurusan/Program Studi Mata Kuliah/Kode Mata Kuliah SKS/Semester Kurikulum yang diacu/dipergunakan Jumlah soal Bentuk soal : P.MIPA/Pendidikan Matematika : Pengolahan Data/GMA.206

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Dalam membangun aplikasi belajar matematika untuk anak sekolah dasar kelas 5 SD. Tahap analisis adalah tahap awal dalam membangun sebuah aplikasi. Pada

Lebih terperinci

REGRESI LINIER BERGANDA. Debrina Puspita Andriani /

REGRESI LINIER BERGANDA. Debrina Puspita Andriani    / REGRESI LINIER BERGANDA 9 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id Outline 03//04 Regresi Berganda : PENGERTIAN 3 Menguji hubungan linier antara variabel dependen (y) dan

Lebih terperinci

Kualitas Fitted Model

Kualitas Fitted Model Kualitas Fitted Model Apakah model regresi sudah cukup pas mewakili data? Apakah model regresi cukup baik untuk model peramalan? Tebaran titik amatan / scatter plot y Mana di antara gambar gambar ini yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan

Lebih terperinci

II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL

II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL A. Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1. Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design) termasuk rancangan faktor tunggal (hanya terdiri dari satu faktor) merupakan rancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM. struktur/hirarki menu, State Transition Diagram (STD), modul dan pseudocode, serta

PERANCANGAN PROGRAM. struktur/hirarki menu, State Transition Diagram (STD), modul dan pseudocode, serta BAB 4 PERANCANGAN PROGRAM 4. Perancangan Program Dalam perancangan program aplikasi ini, terlebih dahulu dibuat rancangan struktur/hirarki menu, State Transition Diagram (STD), modul dan pseudocode, serta

Lebih terperinci

DATA DAN METODE. Data

DATA DAN METODE. Data DATA DAN METODE Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder hasil percobaan padi varietas IR 64 yang dilaksanakan tahun 2002 pada dua musim (kemarau dan hujan). Lokasi penelitian

Lebih terperinci

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc.

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc. PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc. PENGUJIAN HIPOTESIS Langkah-langkah pengujian hipotesis: 1) Merumuskan hipotesis 2) Memilih taraf nyata α 3) Menentukan

Lebih terperinci

Petunjuk Pemakaian Sistem

Petunjuk Pemakaian Sistem Petunjuk Pemakaian Sistem Berikut ini adalah petunjuk pemakaian sistem dari aplikasi pengiriman barang PT. Buana Resota. Aplikasi ini dimulai dengan membuka browser, kemudian memasukkan alamat website.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian Penampungan Evaluasi Semen Segar (Makroskopis & Mikroskopis) Proses Awal Sexing Semen + BO (1 ml) BSA 5% (2 ml) BSA 10% (2 ml) Inkubasi pada suhu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS 49 Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS Prinsip Kerja berdasarkan penguapan larutan sampel. kemudian logam berat yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorbsi radiasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri-industri makanan atau industri-industri lain yang menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri-industri makanan atau industri-industri lain yang menggunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam industri-industri makanan atau industri-industri lain yang menggunakan bahan baku yang dapat cepat rusak jika diukur dengan parameter waktu, sangat memerlukan

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM PEUBAH GANDA (MANOVA)

ANALISIS RAGAM PEUBAH GANDA (MANOVA) ANALISIS RAGAM PEUBAH GANDA (MANOVA) ANOVA VS MANOVA Analisis Ragam Satu Peubah (Anova) Analisis Ragam Peubah Ganda (Manova) Pengaruh perlakuan terhadap respon tunggal Pengaruh Perlakuan terhadap multi

Lebih terperinci

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven 42 Lampiran 1. Prosedur Penentuan Kadar Bahan Kering Alat : 1. Oven listrik 2. Timbangan analitik 3. Cawan Alumunium 4. Eksikator/Desikator 5. Tang Penjepit Cara Kerja : 1. Cawan alumunium dikeringkan

Lebih terperinci

DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5

DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5 DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5 (DS.1) OPTIMISASI RESPON EKSPERIMEN MENGGUNAKAN DESAIN BOX-BEHNKEN Budhi Handoko Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA Unpad Email: budhihandoko@unpad.ac.id Abstrak Salah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan game mencocokkan gambar ini dibuat agar dapat berjalan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan game mencocokkan gambar ini dibuat agar dapat berjalan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Perancangan game mencocokkan gambar ini dibuat agar dapat berjalan pada sistem yang beroperasi pada perangkat komputer, game yang dikembangkan adalah

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Struktur Menu Program aplikasi kriptografi yang dirancang memiliki struktur hirarki di mana terdapat 3 sub menu dari menu utamanya. Bentuk struktur menu program aplikasi kriptografi

Lebih terperinci

STATISTIKA II (BAGIAN

STATISTIKA II (BAGIAN STATISTIKA II (BAGIAN - ) Oleh : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 008 Wijaya : Statistika II (Bagian-) 0 VI. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis

Lebih terperinci

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Kuliah 12 Perancangan Percobaan (STK 222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Review Kapan rancangan split-plot digunakan? Apakah perbedaan split-plot dibandingkan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS VARIAN -YQ-

ANALISIS VARIAN -YQ- ANALISIS VARIAN -YQ- ANALISIS VARIANSI (ANAVA) Menguji kesamaan beberapa (lebih dari dua) rata-rata populasi sekaligus. suatu percobaan/penelitian yang dirancang dengan hanya melibatkan satu faktor dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERMUKAAN RESPON. Pengkajian pada suatu proses atau sistem sering kali terfokus pada

BAB III METODE PERMUKAAN RESPON. Pengkajian pada suatu proses atau sistem sering kali terfokus pada BAB III METODE PERMUKAAN RESPON 3.1 Pendahuluan Pengkajian pada suatu proses atau sistem sering kali terfokus pada hubungan antara respon dan variabel masukannya (input). Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur afkir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peternakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur afkir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peternakan 17 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 1. Ayam Petelur afkir Ayam petelur afkir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peternakan milik Pak Dede yang ada di daerah Jatinangor,

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran)

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran) Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 2 (2016), hal 113 118. OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran) Eka Dian Rahmawati,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya, hal-hal

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya, hal-hal BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi Rumusan Rancangan Program Algoritma Genetika dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip dan sifatsifat dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya,

Lebih terperinci

Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon

Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon Jurnal Sistem dan Manajemen Industri Vol No Juli 7, - p-issn 5-7, e-issn 5-95 Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon Arta Rusidarma Putra dan, Anggar

Lebih terperinci

Contoh RAK Faktorial

Contoh RAK Faktorial 68 (1) Olah Tanah Pupuk Kelompok (K) Grand Total (A) Organik (B) 1 2 3 AB 1 0 154 151 165 470 10 166 166 160 492 20 177 178 176 531 30 193 189 200 582 2 0 143 147 139 429 10 149 156 171 476 20 160 164

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Rancangan lingkungan: Rancangan Acak Lengkap (RAL), (RAK) dan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), Lattice. Ade Setiawan 009 RAL Ade Setiawan 009 Latar Belakang RAK 3 Perlakuan Sama

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori. Model Matematika Menurut Wirodikromo (998, p77) model matematika adalah suatu rumusan matematika (dapat berbentuk persamaan, pertidaksamaan / fungsi) yang diperoleh dari hasil penafsiran

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Perancangan program aplikasi ini menjelaskan definisi perancangan software yang di ambil dari berbagai sumber, permasalahan yang dihadapi sebelum program aplikasi ini

Lebih terperinci

Tij FK = = = = p.r 3 x 6 18 JK(G) = JK(T) JK(P) = ,50 = ,50

Tij FK = = = = p.r 3 x 6 18 JK(G) = JK(T) JK(P) = ,50 = ,50 52 Berdasarkan data bobot hidup pada Tabel 2 diperoleh perhitungan analisis ragam sebagai berikut : Tij 2 25.175 633.780.625 FK = = = = 35.210.035 p.r 3 x 6 18 JK(T) = Ʃ (Yij 2 ) FK = (1.425 2 + 1.400

Lebih terperinci

FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK)

FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK) Lampiran FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK) Nama : Umur : Jenis Kelamin : Petunjukan Penilaian Ujilah sampel satu persatu dengan sebaik-baiknya dan nyatakan pendapat anda tentang apa yang dirasakan oleh

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. pelayanan kesehatan prima, Pt Binara Guna Mediktama pada tahun 1986 mendirikan

BAB 3 PEMBAHASAN. pelayanan kesehatan prima, Pt Binara Guna Mediktama pada tahun 1986 mendirikan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Rumah Sakit Pondok Indah 3.1.1 Latar Belakang Guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya rumah sakit swasta dengan pelayanan kesehatan prima, Pt Binara Guna Mediktama pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan upaya kontrol yang ketat terhadap faktor-faktor luar, serta melibatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan upaya kontrol yang ketat terhadap faktor-faktor luar, serta melibatkan 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang didalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti, disertai

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Pengertian dasar 3 Faktor: Variabel Bebas

Lebih terperinci

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN 3.1 Konsep Aplikasi modul pembelajaran Matematika SMA kelas 11 IPS ini merupakan aplikasi yang khusus dibuat untuk siswa-siswi SMA kelas 11 IPS. Di mana isi materi berdasarkan

Lebih terperinci

L A T I H A N S O A L A N R E G 1 Muhamad Ferdiansyah, S. Stat.

L A T I H A N S O A L A N R E G 1 Muhamad Ferdiansyah, S. Stat. L A T I H A N S O A L A N R E G Muhamad Ferdiasyah, S. Stat. *Saya saraka utuk mecoba sediri baru lihat jawabaya **Jawaba saya BELUM TENTU BENAR karea saya mausia biasa. Silaka dikosultasika jika ada jawaba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas pengertian metode klasifikasi berstruktur pohon, konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma CHAID, keakuratan dan kesalahan dalam

Lebih terperinci

Cara kerja sistem aplikasi Sistem Pakar Troubleshooting Kerusakan Monitor untuk menemukan kerusakan terhadap permasalahan yang terjadi.

Cara kerja sistem aplikasi Sistem Pakar Troubleshooting Kerusakan Monitor untuk menemukan kerusakan terhadap permasalahan yang terjadi. aplikasi(manual), page 1 Cara kerja sistem aplikasi Sistem Pakar Troubleshooting Kerusakan Monitor untuk menemukan kerusakan terhadap permasalahan yang terjadi. 1) Langkah pertama yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Dalam tugas akhir ini, akan dibuat sebuah aplikasi peenyelesaian perhitungan matematika, dimana akan sangat membantu para mahasiswa dalam mempelajari

Lebih terperinci

Berikut ini adalah petunjuk pemakaian aplikasi sistem basis data. Petunjuk berikut ini disertai dengan tampilan layar. Keterangan selengkapnya

Berikut ini adalah petunjuk pemakaian aplikasi sistem basis data. Petunjuk berikut ini disertai dengan tampilan layar. Keterangan selengkapnya Petunjuk Pemakaian Sistem Berikut ini adalah petunjuk pemakaian aplikasi sistem basis data. Petunjuk berikut ini disertai dengan tampilan layar. Keterangan selengkapnya dapat dilihat bersamaan dengan tampilan

Lebih terperinci

MENENTUKAN PENGARUH INTERAKSI PERLAKUAN DENGAN METODE POLINOMIAL ORTOGONAL

MENENTUKAN PENGARUH INTERAKSI PERLAKUAN DENGAN METODE POLINOMIAL ORTOGONAL MENENTUKAN PENGARUH INTERAKSI PERLAKUAN DENGAN METODE POLINOMIAL ORTOGONAL E. JULIANTINI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Jl. Tentara Pelajar No.,

Lebih terperinci