BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Marketplace E-marketplace merupakan bagian dari e-commerce. Menurut Brunn, Jensen, & Skovgaard (2002), e-marketplace adalah wadah komunitas bisnis interaktif secara elektronik yang menyediakan pasar dimana perusahaan dapat ambil andil dalam B2B e-commerce dan atau kegiatan e-business lain. Pada gambar 2.1, e-marketplace dapat dikatakan sebagai gelombang kedua pada e-commerce dan memperluas kombinasi dari bisnis konsumen (B2B,C2B dan C2C) ke dalam B2B. Inti penawaran dari e- marketplace adalah mempertemukan pembeli dan penjual sesuai dengan kebutuhan dan menawarkan efisiensi dalam bertransaksi. Gambar 2. 1 Model bisnis e-marketplace. Sumber : Brunn, Jensen, & Skovgaard (2002) Menurut Brunn, Jensen, & Skovgaard (2002) terdapat dua jenis e- marketplaces : 1. e-marketplaces horisontal E-marketplaces horizontal dikategorikan berdasarkan fungsi atau produk umum yang ditawarkan perusahaan. Dapat diartikan pasar yang digunakan untuk industri umum. Seperti pasar penjualan smartphone, pc, baju. Biaya transaksi yang dikeluarkan lebih rendah. 2. e-marketplaces vertical E-marketplaces vertikal dapat diartikan pasar yang digunakan untuk industri yang memenuhi kebutuhan khusus pada masing-masing industri. Seperti pasar penjualan beton, baja. 5

2 6 Dalam pengaplikasian e-marketplace dibutuhkan strategi untuk mengoptimalkan e-marketplace. Gambar 2.2 menjelaskan tentang the temple framework e-marketplace. Menurut Brunn, Jensen, & Skovgaard (2002) terdapat tiga bagian utama yaitu pengaturan, tantangan dan tujuan. 1. Pengaturan Apa saja yang menjadi pondasi suksesnya e-marketplace yaitu focus, pemerintahan, fungsi, teknologi dan kerjasama. Focus pada bisnis tentu perlu, perusahaan harus memiliki konsep kuat dan focus akan target yang ingin dicapai. Pemerintahan dalam arti membangun perusahaan memerlukan adaptasi dengan peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah setempat. Fungsionalitas diartikan sebagai produk atau jasa yang ditawarkan memiliki fungsi yang tepat dan sesuai kebutuhan pasar. Untuk teknologi, teknologi terus berkembang, perusahaan harus dapat beradaptasi dengan teknologi untuk terus bertahan. Kerjasama adalah salah satu faktor penting untuk membangun e-marketplace yang sukses, karena dengan menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pihak apalagi pihak utama perusahaan maka diharapkan proses bisnis perusahaan lebih lancar. Semua pengaturan menjadi pondasi yang harus kuat bagi perusahaan. Meskipun pengaturan ini bersifat dinamis karena disesuaikan dengan lingkungan perusahaan. 2. Tantangan Perusahaan diharapkan untuk membangun likuiditas dan menangkap nilai sebagai tantangan. Kedua hal tersebut saling berhubungan erat satu sama lain. Untuk itu diperlukan pemikiran yang tepat untuk menjaga kedua hal tersebut agar perusahaan dapat terus bertahan hingga tercapai sukses. 3. Tujuan Pengaturan dan tantangan harus didiskusikan dengan baik karena sebagian e- marketplace masih dalam tahap awal. Perlu dipikirkan isu-isu yang berkaitan dengan e-marketplace sehingga dapat ditemukan solusi dan tujuan e-marketplace yang sukses dapat tercapai.

3 7 r 2. 2 The temple framework. Sumber : Brunn, Jensen, & Skovgaard (2002) Gamba Penggunaan e-marketplace pada perusahaan berdampak positif bagi beberapa aspek, namun e-marketplace juga memiliki keterbatasan. dan batasan. Gambar 2.3 mendeskripsikan keuntungan dan batasan dari penggunaan e-marketplace. Gambar 2.3 Keuntungan dan batasan e-marketplaces. Sumber : Brunn, Jensen, & Skovgaard (2002)

4 8 Alterna tives Samsu ng Galaxy Tab 3 HP Slate 7-3G 2.2 Weighted-Product Algorithm Untuk mendukung keputusan pemilihan smartphone digunakan Multi- Attribute Decision Making (MADM) yang menggunakan metode weighted-product algorithm. Metode weighted-product algorithm adalah metode yang mengevaluasi alternatif dari beberapa atribut atau kriteria, dimana setiap atribut yang ada tidak bergantung antara satu dengan yang lainnya (Anggraeni, 2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Atmojo, Cahyani, & Lie (2014), langkah yang dilakukan dalam penggunaan metode ini yaitu : 1. Menentukan Kriteria Kriteria yang akan digunakan untuk mendapatkan hasil penentuan dari metode ini. Contoh dalam penentuan kriteria pemilihan tablet PCs, ditentukan kriteria yang akan digunakan adalah cost (product price), connectivity, processor, display, memory, storage, camera, battery. 2. Menentukan alternatives weighting Menentukan alternatif pilihan tablet PCs yang dapat dipilih. Contoh dengan menentukan lima alternatif pilihan yaitu Samsung Galaxy Tab 3, Hewlett-Packard Slate 7, Acer Iconia A1-811, Asus Nexus 7-3G, Lenovo B6000-Yoga. Kemudian diberikan nilai pada masing-masing kriteria. 3. Melakukan perhitungan alternatives weighting Terdapat enam langkah dalam melakukan perhitungan : - Memasukkan data dari masing-masing alternatif ke kolom kriteria. Cost[- ] 4,200, 000 2,599, 000 Tabel 2. 1 Data dari masing-masing alternatif Connecti vity[+] Process or[+] Displa y[+] 4 3 1,024, ,40 0 Memor y[+] Storag e[+] Camer a[+] Batter y[+] 1, , ,100

5 9 Acer 2,199, , ,960 Iconia A1-811 Asus 3,399, ,024, ,2 4,325 Nexus G Lenovo 3,699, ,024, ,000 B Yoga - Normalisasi produk pada alternatif Cost[- Connecti Process Displa ] vity[+] or[+] y[+] Alterna tives Samsu ng Galaxy Tab 3 HP Slate 7-3G Acer Iconia A1-811 Asus Nexus 7-3G Lenovo B6000- Yoga Tabel 2. 2 Normalisasi produk pada alternatif Memor Storag Camer Batter y[+] e[+] a[+] y[+]

6 10 Untuk melakukan normalisasi nilai, setiap nilai yang ada pada kolom disesuaikan dengan kategori. Jika kategori [+] maka semakin besar nilai semakin baik. Kemudian pada kategori [-] semakin kecil nilai maka semakin baik. Pada kriteria cost[-], nilai terbesar adalah Rp ,- maka nilai tersebut akan digunakan menjadi bilangan penyebut. Oleh karena itu semua nilai yang terdapat pada kolom cost[-] akan dibandingkan dengan Rp ,-. Contoh HP Slate 7-3G dibandingkan dengan Samsung Galaxy Tab 3 kemudian didapat / = Contoh lain pada kolom battery[+], dimana nilai paling besar adalah 6,000 mah, maka semua nilai battery akan dibandingkan dengan 6,000 mah. Contoh Acer Iconia A1-811 dibandingkan dengan nilai paling besar maka 4.960/6.000 = Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada tabel Menentukan nilai dari besar kriteria menggunakan skala interval 1-5. Tabel 2. 3 Weighting Matrix pada kriteria yang telah dipilih Criteria Weight Cost [-] 4 Connectivity [+] 3 Processor [+] 5 Display [+] 4 Memory [+] 4 Storage [+] 3 Camera [+] 2 Battery [+] 5 Dari tabel 2.3 dapat diformulasikan matriks CW (Criteria Weighted) sebagai berikut: CW = Kemudian akan dikonfersikan ke dalam rumus A :

7 11 Gambar 2. 4 Criteria Weighting Normalization Sumber : Atmojo, Cahyani, & Lie (2014) - Lakukan normalisasi pada matriks CW menggunakan rumus Gambar 2. 5 Hasil normalisasi pada matriks CW Sumber : Atmojo, Cahyani, & Lie (2014) - Lakukan normalisasi dengan matriks AW dan matriks CW menggunakan rumus B : Gambar 2. 6 Normalization of alternatives weighting Sumber : Atmojo, Cahyani, & Lie (2014) ACW 1 = ( ) +(1 0.1 ) +( ) +( ) +( ) +( ) +( ) +( ) = ACW 2 = ( ) +(1 0.1 ) +( ) +( ) +( ) +( ) +( ) +( ) = 7.820

8 12 ACW 3 = ( ) +( ) +( ) +( ) +( ) +( ) +( ) +( ) = ACW 4 = ( ) +(1 0.1 ) +( ) +( ) +( ) +(1 0.1 ) +( ) +( ) = ACW 5 = ( ) +(1 0.1 ) +( ) +( ) +( ) +( ) +( ) +( ) = *Pada CW dengan kekuatan negatif, adalah kategori cost. Artinya semakin murah semakin baik. - Setelah didapat hasil normalisasi dengan matriks ACW, langkah terakhir melakukan kalkulasi dengan rumus C : Gambar 2. 7 Alternatives Ranking Sumber : Atmojo, Cahyani, & Lie (2014) = 7, , , , ,897 = 39,206 AR 1 = 7.812/ = AR 2 = 7.820/ = AR 3 = 7.835/ = AR 4 = 7.842/ = AR 5 = 7.897/ = Maka dari perhitungan akhir didapat : Tabel 2. 4 Tablet PCs product suggestion ranks based on Weighted-Product algorithm AR Priority/Weight Alternatives AR 1 1 st (0.2014) Lenovi B6000-Yoga AR 2 2 nd (0.2000) Asus Nexus 7-3G AR 3 3 rd (0.1998) Acer Iconia A1-811 AR 4 4 th (0.1994) HP Slate 7-3G AR 5 5 th (0.1990) Samsung Galaxy Tab 3

9 Model Lima Kekuatan Porter Penggunaan analisa model lima kekuatan Porter dapat membantu perusahaan memahami struktur industri dan mengetahui posisi yang tepat untuk perusahaan memposisikan bisnisnya sehingga mempunyai solusi dalam menghadapi ancaman dari luar (Porter, 2008). Gambar 2. 8 Five Forces Porter dalam membentuk kompetisi industri. Sumber : Porter (2008) Menurut Porter (2008) lima model yang digunakan dalam menganalisa industri adalah: 1. Threat of New Entrants Threat of New Entrants adalah ancaman dari pemain baru pada industri yang membawa kapasitas baru dan mempunyai keinginan untuk meningkatkan pasar dengan melakukan penekanan pada harga, biaya dan investasi yang dibutuhkan untuk bersaing (Porter, 2008). Terdapat tujuh sumber daya utama dalam membuat pembatas untuk mengatasi ancaman dari pemain baru, diantaranya: 1. supply-side economies of scale Memposisikan perusahaan menjadi perusahaan-perusahaan yang memproduksi volume besar. Sehingga dapat menikmati biaya lebih rendah per unit karena

10 14 perusahaan dapat mengatasi biaya tetap unit yang besar dengan menggunakan teknologi atau pemasok yang lebih efisien. 2. demand-side benefits of scale Perusahaan harus membuat industri mereka menjadi pilihan utama oleh konsumen. Hal ini dikenal juga dengan efek jaringan. Dimana kesediaan pembeli untuk membayar produk membuat perusahaan menjadi pilihan utama. 3. customer switching cost Biaya tetap yang pembeli hadapi ketika perusahaan mengubah pemasok. Semakin besar biaya switching, semakin sulit akan untuk perusahaan mendapatkan pelanggan. 4. capital requirements Dengan perusahaan menginvestasikan sumber daya keuangan yang besar, dapat mencegah pendatang baru. 5. incumbency advantages independent of size Sebesar apapun pemain baru tersebut, perusahaan perlu untuk memiliki kemapanan untuk bersaing. diantaranya memiliki sumber seperti teknologi eksklusif, identitas merek mapan, sumber bahan baku terbaik, lokasi yang bagus dan pengalaman perusahaan dalam mengelola produksi yang lebih efektif. 6. unequal access to distribution channels Pemain baru membutuhkan pendistribusian barang dan jasa yang aman. Bagi perusahaan yang sudah memiliki pengalaman mempunyai keunggulan dalam hal ini. Kerjasama terhadap jasa distribusi atau mempertahankan pendistribusian yang sudah berjalan dengan baik perlu untuk dilakukan agar terus bertahan. 7. restrictive government policy Perusahaan baru tentu perlu beradaptasi dengan ketentuan dari pemerintah. Perusahaan yang sudah lebih dulu akan lebih unggul karena telah memiliki pengalaman dan menjalin hubungan dengan pemerintahan terlebih dahulu. 2. The Power of Suppliers Jika daya pemasok kuat, maka pemasok akan menangkap nilai lebih untuk diri mereka sendiri. Pemasok dapat melakukan penentuan harga yang lebih tinggi, membatasi kualitas atau layanan dan memberlakukan biaya beralih ke pelaku industri yang lain.

11 15 Daya tawar pemasok tinggi jika pemasok menawarkan produk atau jasa yang langka, produk atau jasanya termasuk pasar monopoli, tidak ada barang pengganti dari yang ditawarkan pemasok. 3. The Power of Buyers Dapat terjadi jika pembeli dapat menangkap nilai lebih dengan memaksa turun harga, menuntut kualitas atau layanan yang lebih baik dan industri saling melawan satu sama lain yang mengorbankan keuntungan industri. Daya tawar pembeli tinggi jika hanya terdapat beberapa konsumen dalam pasar, produk yang ditawarkan standart. 4. The Threat of Subtitutes The Threat of Subtitutes adalah ancaman dari bentuk barang atau jasa maupun fungsi yang sama. Perubahan teknologi atau proses bisnis yang tidak berhubungan pada perusahaan dapat berdampak besar pada profitabilitas industri dan ancaman produk pengganti. Untuk itu diperlukan strategi dan harus waspada terhadap perubahan pada pasar. Bagaimana perusahaan terus adaptasi dan melakukan inovasi sehingga dapat bertahan. 5. Rivalry Among Existing Competitors Persaingan dengan competitor dapat terjadi jika banyak kemiripan dari produk atau jasa, termasuk harga diskon, introduksi produk atau jasa, iklan dan pengembangan pelayanan. Persaingan yang ketat dapat mengancam profit perusahaan. Persaingan dapat menjadi positif jika dijadikan motivasi oleh masing-masing perusahaan. Sehingga perusahaan akan meluncurkan inovasi baru yang lebih menjadi solusi dari kebutuhan masyarakat. 2.4 Business Model Canvas Business model canvas secara sistematis dapat merefleksikan model bisnis. Dengan menggunakan business model canvas dapat menuangkan pemikiran mengenai ide untuk inovasi bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2009: 15) Customer Segments Customer segment adalah penentuan segmen yang akan dijadikan target pada bisnis. Pembagian kelas mana yang akan diberikan nilai perusahaan dan siapa konsumen utama dari bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2009: 20-21).

12 Value Propositions Menurut Osterwalder & Pigneur (2009: 22-25) value propositions adalah nilai-nilai yang akan diberikan ke konsumen dari bisnis. Menentukan nilai apa saja yang akan disampaikan ke konsumen dan masalah konsumen apa yang akan perusahaan bantu untuk diselesaikan. Selain itu produk dan jasa apa yang akan ditawarkan ke masing-masing segmen dan konsumen mana yang akan dipenuhi kebutuhannya oleh perusahaan sehingga merasakan kepuasan. Karakteristik dari value propositions diantaranya kebaruan, performa, kemampuan untuk membuat produk atau jasa sesuai keinginan, dapat menyelesaikan pekerjaan, merek, harga, pengurangan harga, pengurangan resiko, dapat diakses dan kenyamanan (Osterwalder & Pigneur, 2009: 22-25) Channels Channels adalah alat yang digunakan untuk mendistribusikan nilai ke konsumen. Penentuan utama adalah alat perantara apa yang digunakan untuk menjangkau segmen konsumen. Kemudian menentukan alat perantara apa yang paling tepat digunakan, biaya yang harus dikeluarkan dan bagaimana alat tersebut dapat menjadi solusi sebagai integrasi antara perusahaan dengan konsumen (Osterwalder & Pigneur, 2009: 26-27). Menurut Osterwalder & Pigneur (2009: 26-27) fase dari channel adalah: 1. Kesadaran Bagaimana membangun kesadaran mengenai produk dan jasa perusahaan kepada masyarakat. 2. Evaluasi Bagaimana kita membantu konsumen untuk memberikan evaluasi dari nilai yang kita berikan. 3. Pembelian Bagaiamana memperkenankan konsumen untuk dapat membeli produk dan jasa kita. 4. Pengiriman Bagaimana kita menyampaikan nilai kepada konsumen. 5. Setelah penjualan Bagaimana kita menyediakan dukungan kepada konsumen setelah konsumen melakukan pembelian

13 Customer Relationship Menurut Osterwalder & Pigneur (2009: 28-29) customer relationship adalah hubungan yang diciptakan antara perusahaan dengan konsumen untuk membentuk dan menjaga loyalitas konsumen. Permasalahan utama adalah tipe hubungan seperti apa yang diharapkan konsumen untuk diciptakan dan dijaga oleh perusahaan dari masing-masing segmen. Hubungan apa yang sudah perusahaan bentuk dan bagaimana hubungan tersebut mengintegrasikan ke seluruh bisnis model perusahaan. Tidak lupa dengan perkiraan biaya yang digunakan untuk membentuk hubungan tersebut. Contoh bentuk dari customer relationship adalah personal assistance, dedicated personal assistance, self-service, automated services, communities, cocreatio (Osterwalder & Pigneur, 2009: 28-29) Revenue Streams Menurut Osterwalder & Pigneur (2009: 30-33) revenue stream adalah aliran pendapatan yang dihasilkan dari transaksi keseluruhan proses bisnis perusahaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya nilai apa yang pantas diberikan sehingga konsumen memiliki keinginan untuk membayar. Kemudian bagaimana konsumen membayarnya dan apa metode yang paling tepat digunakan oleh konsumen. Lalu pada revenue streams penting untuk dirancang sehingga pemasukan dapat dikelola dengan baik dan proses bisnis perusahaan tidak terhambat dari segi keuangan Key Resources Key resources adalah sumber daya yang diperlukan untuk menyampaikan nilai perusahaan kepada konsumen. Sumber daya apa saja yang paling utama pada channel, customer relationship dan revenue streams. Tipe dari key resource adalah sumber daya fisik, intelektual (data, hak cipta, hak paten merek), sumber daya manusia, finansial (Osterwalder & Pigneur, 2009: 34-35) Key Activities Key activities adalah kegiatan utama yang dilakukan perusahaan untuk menyampaikan nilai kepada konsumen. Kegiatan utama pada pendistribusian.

14 18 Kategori dari key activites adalah produksi, pemecahan masalah dan jaringan (Osterwalder & Pigneur, 2009: 36-37) Cost Structure Menurut Osterwalder & Pigneur (2009 :40-41) cost structure adalah biayabiaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan dan memenuhi kebutuhan proses bisnis perusahaan. Perlu diperhatikan biaya apa yang paling dibutuhkan pada bisnis. Sumber daya dan aktivitas apa yang paling utama diharapkan dapat diprioritaskan. Apakah bisnis utama perusahaan lebih kepada cost driven atau value driven. Dimana cost driven meminimalisir biaya, penggunaan biaya yang rendah untuk perencanaan nilai perusahaan, mengoptimalkan otomatisasi dan penggunaan sumber daya luar. Contoh karakteristik dari cost structure adalah fixed cost (gaji, sewa, kebutuhan), variable costs, skala ekonomi, batasan ekonomi Key Partnership Key partnership adalah rekan bisnis yang diutamakan dalam menjalankan proses bisnis perusahaan. Diperlukan penentuan yang matang siapa yang akan menjalin kerjasama dengan perusahaan. Kemudian ditentukan aktivitas apa yang lebih utama menjalin hubungan kerjasama dengan pihak lain. Motivasi untuk melakukan kerjasama diantaranya untuk mengurangi resiko dan ketidakpastian pada bisnis, mengakuisisi sumber daya dan kegiatan tertentu serta optimasi dalam hal ekonomi perusahaan (Osterwalder & Pigneur, 2009: 38-39). 2.5 System Development Life Cycle (SDLC) System Development Life Cycle (SDLC) adalah identifikasi seluruh kegiatan yang diperlukan untuk membangun, meluncurkan dan memelihara sistem informasi dari mulai perencanaan sampai implementasi (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012: 6). Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 6).Terdapat enam proses inti yang dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi. Tahapan-tahapan SDLC tersebut sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah yang dibutuhkan sampai mendapatkan persetujuan 2. Merencanakan dan memonitor apa saja kebutuhan yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya

15 19 3. Menganalisa masalah dan kebutuhan 4. Desain komponen sistem yang dapat memberikan solusi atau memenuhi kebutuhan 5. Mulai membangun, melakukan tes sistem, dan mengintegrasikan komponen sistem 6. Tes sistem lengkap dan sistem mulai disebar Proses inti tersebut dikategorikan ke dalam empat kategori yaitu planning, analysis, design dan implementation. 1. Planning adalah tahap awal dan dasar membangun sistem. Tahapan yang termasuk dalam kategori ini adalah mengidentifikasi masalah yang dibutuhkan. Membuat konsep dasar masalah dan apa solusi yang ditawarkan 2. Analysis tahap merencenakan serta memonitor semua kebutuhan yang diperlukan, bagaimana cara tim menyelesaikan sistem dan siapa yang tepat mengerjakannya. 3. Design yaitu mendesain sistem dan menentukan bagaimana sistem akan beroperasi, software, jaringan yang dibutuhkan, rancangan tampilan sistem sampai detail seperti database, file. 4. Implementation adalah tahap akhir pada SDLC yaitu mulai mengimplementasi sistem dan menyebarkan sistem yang sudah dibuat. 2.6 Object Oriented Analysis Design (OOAD) Analisis berorientasi objek dan desain (OOAD) merupakan pendekatan teknis untuk menganalisis, merancang aplikasi, sistem, atau bisnis dengan menerapkan paradigma berorientasi objek dan pemodelan visual di seluruh siklus hidup pengembangan untuk mencapai keinginan user dan kualitas produk (Wikipedia, 2015). Dalam kaitannya dengan analisis dan desain sistem, menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 295) object oriented analysis dapat diartikan sebagai pendefinisian jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan menunjukan dengan use case apa yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, sedangkan object oriented design adalah pendefinisian semua jenis objek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan perangkat dalam sistem yang menunjukan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas, dan menghasilkan definisi

16 20 dari setiap jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 295) Perbedaan utama antara pendekatan tradisional dan pendekatan berbasis objek adalah pendekatan tradisional memandang sistem sebagai sekumpulan proses-proses, beberapa dilakukan oleh pelanggan dan beberapa dilakukan oleh komputer. Sedangkan pada pendekatan berorientasi objek memandang sistem sebagai sekumpulan objek yang berinteraksi. 2.7 Unified Modeling Language (UML) Unified Modeling Language adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak (Wikipedia, 2015). Sebelum terdapat UML, pembuatan diagram tidak memiliki standart sehingga pembuatan diagram menjadi membingungkan dan setiap orang menghasilkan diagram yang bervariasi (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012: 46). Terdapat beberapa diagram pada UML : Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 57), activity diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan kegiatan dari berbagai aktor (pengguna) atau sistem, orang yang melakukan kegiatan dan seluruh aliran kegiatan dari mulai aktivitas sampai selesai aktivitas tersebut. Gambar 2. 9 Contoh Activity Diagram. Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 59)

17 Use Case Diagram Use Case Diagram adalah diagram yang menggambarkan kegiatan interaksi antara sistem dengan aktor (pengguna, pemangku kepentingan, manajemen, dan anggota tim) (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012: 78). Gambar Contoh Use Case Diagram. Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 82) Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 83) langkah-langkah untuk membuat use case diagram adalah: 1. Identifikasi semua stakeholder dan pengguna yang melakukan interaksi ke sistem. 2. Tentukan aktivitas apa yang masing-masing stakeholder atau kebutuhan pengguna lakukan. 3. Untuk setiap kebutuhan interaksi, berikan hubungan antara aktivitas dengan pelaku aktivitas tersebut. 4. Hati-hati nama masing-masing diagram use case dan kemudian perhatikan bagaimana dan kapan diagram harus digunakan.

18 Use Case Description Use case description digunakan untuk mendeskripsikan use case dengan model tekstual sehingga lebih terperinci yang terjadi dari masing-masing aktivitas. Use case description berisi daftar dan rincian aktivitas. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012: ) terdapat dua level pendeskripsian dari use case, yaitu brief description dan fully developed description. Gambar Contoh Fully developed use case description. Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 123) 1. Brief description Brief description digunakan untuk mendeskripsikan use case yang lebih sederhana dan ruang lingkup sistem tidak besar. Brief description dikatakan sebagai deskripsi singkat aktivitas yang dilakukan oleh pengguna. 2. Fully developed description Fully developed description mendeskripsikan use case dengan lebih detail. Untuk menggunakan ini diperlukan pemahaman lebih menganai proses bisnis yang ada

19 23 pada sistem. Fully developed description biasa digunakan untuk menggambarkan use case description Domain Model Class Diagram Untuk pengembangan sistem menggunakan class diagram model ada beberapa alternatif, masing-masing konsep berasal dari pendekatan berorientasi objek untuk sistem. Kelas yang menggambarkan hal-hal dalam masalah domain disebut domain class diagram. Kelas domain memiliki atribut dan asosiasi (multiplicity) (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012: 101). Gambar Contoh Domain Class Diagram. Sumber : (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012: 103) User Interface Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 189) user interface menggambarkan konversi analisa perancangan sistem menjadi tampilan user interface yang terdiri dari input dan output antara sistem dan pengguna. User interface dapat digunakan baik internal atau eksternal perusahaan. Desain dapat disesuaikan berdasarkan tujuan dari user interface itu sendiri, karakteristik pengguna dan karakteristik dari perangkat yang akan digunakan.

20 Kerangka Pikir Business Model Canvas Customer Segments ANALISA INDUSTRI LIMA KEKUATAN PORTER Value Propositions Channels PERILAKU PELANGGAN Customer Relationship Feasibility PERANCANGAN SISTEM User Interface Activity Diagram Use Case Diagram PENURUNAN ANALISA UNTUK MENDAPATKAN FITUR YANG DIBUTUHKAN Revenue Streams Key Resources Key Activities NPV Domain Class Diagram Cost Structure Multilayer Sequence Diagram Key Partnership Gambar Kerangka Pikir Penulisan skripsi ini dituang ke dalam kerangka pikir. Dimulai dengan melakukan analisa industri menggunakan lima kekuatan Porter dan perilaku pelanggan. Lalu digunakan business model canvas untuk menganalisa potensi dan proses bisnis. Business model canvas dibagi menjadi sembilan poin utama yaitu customer segments, value propositions, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, cost structure dan key partnership. Pada revenue streams terdapat proyeksi keuangan yang akan didapat Net Present Value (NPV) perusahaan. Hasil analisa industri dan business model canvas diturunkan ke dalam rancangan fitur-fitur yang akan digunakan ke dalam website FIND & BUY. Kemudian perancangan sistem dibuat menggunakan konsep OOAD dengan use case diagram, use case description, activity diagram, class diagram dan user interface. Setelah perancangan sistem akan dibuat prototype website FIND & BUY.

21

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lima Kekuatan Porter Analisis kompetitif dengan menggunakan model lima kekuatan porter adalah pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dibanyak perusahaan (David, 2011,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan terus meningkatnya pertumbuhan dalam dunia bisnis, tentu wajar saja semakin banyak perusahaan yang juga meningkatkan persyaratan kerjanya demi menjamin kualitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di dunia yang sangat pesat saat ini membawa pengaruh yang besar terhadap kinerja perusaahan di seluruh bidang bisnis baik dalam perusahaan dagang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, masyarakat tumbuh dan berkembang di era dimana masyarakat tidak pernah terlepas dari informasi serta memiliki ketergantungan akan teknologi.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat berkembang dan bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan internet di Indonesia Sumber: InternetLiveStats (2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan internet di Indonesia Sumber: InternetLiveStats (2015) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini teknologi berkembang dengan pesat. Setiap saat dikembangkan perangkat-perangkat baru untuk mendukung kemudahan hidup manusia. Infrastruktur teknologi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Connolly & Begg, 2005: 312), Sistem informasi adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, manajemen, kontrol,

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya teknologi tersebut maka semakin pesat pula kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis dalam bidang jasa dewasa ini bertumbuh dengan pesat. Salah satunya adalah bisnis dibidang jasa. Peningkatan bisnis dibidang jasa tak terlepas dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah berkembang sangat pesat di Indonesia sejak tahun 2000. Hal ini membuat penduduk indonesia terbiasa dari penggunaan teknologi sehari-hari untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman dan teknologi saat ini yang semakin pesat dan maju dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang komunikasi. Dimana media komunikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI E-COMMERCE BERBASIS WEBSITE PADA PT. KSN INDONESIA

PERANCANGAN APLIKASI E-COMMERCE BERBASIS WEBSITE PADA PT. KSN INDONESIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dalam dunia bisnis berjalan dengan sangat pesat diikutinya dengan penggunaan website sebagai sarana untuk melakukan bisnis secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Alat dan Bahan Penelitian Penelitian ini membutuhkan alat-alat untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi website, antara lain: 1. Perangkat Keras Personal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelanggan merupakan inti dari bisnis dan keberhasilan perusahaan tergantung

BAB 1 PENDAHULUAN. pelanggan merupakan inti dari bisnis dan keberhasilan perusahaan tergantung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis sekarang ini, manajemen telah mengakui bahwa pelanggan merupakan inti dari bisnis dan keberhasilan perusahaan tergantung dari bagaimana pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang memiliki peranan sangat penting pada suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan karyawan itulah yang nantinya akan memberdayakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan kebutuhan akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia. Saat ini telah banyak aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan ini dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan ini dapat diuraikan sebagai berikut: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan ini dapat diuraikan sebagai berikut: 2.1 Ketenagakerjaan Menurut UU Pokok Ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1969, tenaga kerja adalah setiap

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis merupakan suatu tindakan untuk mengetahui lebih

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis merupakan suatu tindakan untuk mengetahui lebih BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3. 1 Analisis Sistem Analisis merupakan suatu tindakan untuk mengetahui lebih jauh tentang obyek yang akan diteliti. Sehingga akan diperoleh gambaran mengenai analisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Informasi Menurut Considine, Parkes, Olesen, Blount & Speer (2012:103), Information is data or facts that are processed in a meaningful form. Jadi berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mobile Application 2.2 Rumah Sakit

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mobile Application 2.2 Rumah Sakit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mobile Application Mobile application adalah proses dimana pengembangan aplikasi untuk perangkat genggam seperti telepon genggam atau PDA. Selama manufaktur aplikasi mobile sudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

APLIKASI PERHITUNGAN HONOR MENGAJAR DOSEN TIDAK TETAP YANG BERBASIS PRESENSI DENGAN MENGGUNAKAN BARCODE Oleh: Wiwik Sulistiyorini (A

APLIKASI PERHITUNGAN HONOR MENGAJAR DOSEN TIDAK TETAP YANG BERBASIS PRESENSI DENGAN MENGGUNAKAN BARCODE Oleh: Wiwik Sulistiyorini (A 1. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan di semua bidang dan bagian, jumlah mahasiswa baru juga semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dosen tidak tetappun mencapai jumlah yang cukup banyak guna menunjang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi 1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, et al (2012), sistem adalah kumpulan beberapa komponen yang saling terkait yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Meningkatnya persaingan bisnis pada zaman globalisasi seperti saat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Meningkatnya persaingan bisnis pada zaman globalisasi seperti saat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya persaingan bisnis pada zaman globalisasi seperti saat ini, membuat para pelaku bisnis terus meningkatkan upaya mereka untuk meningkatkan kualitas produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, bertahan dan menjadi yang terdepan dalam dunia bisnis tidaklah mudah, butuh usaha keras, perjuangan serta kemampuan untuk tetap bisa bertahan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Analisis Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:5) analisis adalah kegiatan yang memungkinkan seseorang untuk memahami dan menentukan apa yang harus

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era milenium, perkembangan teknologi telah berkembang pesat dimana hal tersebut memberi dampak besar bagi berbagai aspek termasuk salah satunya dalam perkembangan

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Orientasi Manajemen Pemasaran

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Orientasi Manajemen Pemasaran BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2010,p32), Manajemen pemasaran adalah Seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman ini perkembangan teknologi dengan penggunaan internet sudah tidak asing lagi terhadap masyarakat untuk kepentingan yang berbeda seperti, kebutuhan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM MARKETING EXPENSES REQUEST PADA PT. DIPA PHARMALAB

PERANCANGAN SISTEM MARKETING EXPENSES REQUEST PADA PT. DIPA PHARMALAB PERANCANGAN SISTEM MARKETING EXPENSES REQUEST PADA PT. DIPA PHARMALAB Jimmy Susanto BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, jimmy.susanto12@gmail.com Rudy, S.Kom., M.M. BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, rudy@binus.edu PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pilihan produk kepada pelanggan sehingga pelanggan dapat saja pindah sewaktu-waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. pilihan produk kepada pelanggan sehingga pelanggan dapat saja pindah sewaktu-waktu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang sangat cepat memberikan ruang yang bebas antara pelanggan dan pembeli serta banyaknya variasi produk dan harga akan memberikan pilihan produk

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

ANALISIS, PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI UNDIAN APRESIASI PADA BANK SWASTA

ANALISIS, PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI UNDIAN APRESIASI PADA BANK SWASTA ANALISIS, PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI UNDIAN APRESIASI PADA BANK SWASTA Yudi Suherman BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, yudi.suherman93@gmail.com Rudy, S.Kom., M.M. BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, rudy@binus.edu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat saat ini dapat terlihat dalam berbagai kalangan baik dari kalangan anak muda hingga kalangan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Properti Properti berasal dari bahasa Latin yaitu proprietas atau berarti kepemilikan, dan merujuk pada satu atau lebih entitas yang dimiliki seseorang atau badan organisasi, dimana

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang dengan pesat. Sehingga memberikan banyak perubahan pada lingkungan usaha dan kehidupan manusia. Teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini berdampak sangat besar pada proses bisnis dalam perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Perkembangan bisnis dan teknologi informasi (TI) telah mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia di berbagai aspek. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan akan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Ruang Lingkup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Ruang Lingkup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran customer dalam perkembangan bisnis sebuah perusahaan sangatlah vital, terkadang banyaknya customer pada sebuah perusahaan dapat menjadi indikator keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi saat ini, perkembangan dari teknologi sangat dibutuhkan. Semakin banyaknya kebutuhan semakin banyak pula inovasi yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin sengit. Konsumen juga semakin cerdas dalam memilih produk atau jasa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi Indonesia saat ini sedang mengalami transfomasi yang cukup mendasar. Transformasi tersebut salah satunya dipicu oleh isu rencana sistem pasar bebas yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Canvas Sebuah bisnis model menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, mengirim, dan menangkap value. Menurut Osterwalder dan Pigneur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelian dan Penjualan selalu ada didalam dunia usaha. Dua hal tersebut merupakan proses bisnis yang penting untuk sebuah perusahaan. Setiap dokumen baik transaksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam pemodelan Customer Relationship Management. Adapun teori yang akan dijelaskan antara lain adalah Customer

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Internet 2.1.1.1 Pengertian Internet Menurut Ebert dan Griffin (2009, p185), internet adalah sebuah sistem raksasa pada komputer-komputer yang saling berhubungan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat terjadi di berbagai bidang tak terkecuali dalam bidang ekonomi dalam hal ini ada kaitannya dengan proses penjualan dan pembelian. Semakin tingginya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang OSDARA adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang olahraga khususnya bulu tangkis yang berdiri pada tahun 2013. Sebagai perusahaan yang menyediakan sarana olahraga,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi mengalami perkembangan yang sangat cepat. Perkembangan ini terjadi karena permintaan masyarakat yang menginginkan sistem informasi yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang pesat terjadi saat ini secara global telah menuntut perusahaan, baik dari perusahaan berskala kecil, menengah maupun atas, publik maupun privat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kantin Sekolah Kantin sekolah adalah sebuah ruangan atau bangunan yang menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi murid, karyawan, dan guru. Pada umumunya, selain

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1

BAB I Pendahuluan. 1 BAB I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat bukan hanya pada teknologi perangkat keras maupun perangkat lunak saja, tetapi juga pada metode komputasi yang ikut berkembang. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : bappedajakarta.go.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : bappedajakarta.go.id BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk di Indonesia khususnya di Ibukota Jakarta semakin bertambah Setiap harinya. Berdasarkan dari data yang ada, terhitung pada tahun 2013 jumlah penduduk di Jakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN ANALISIS KEBUTUHAN Institut Teknologi Sumatera DEFINISI MODEL ANALISIS Menurut Ian Sommerville(2011) Model Analisis adalah suatu teknik untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut merupakan diagram alir tahapan penelitian untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Super Shop and Drive: Gambar 3.1 Metodologi Penelitian 83 1 Aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan mereka untuk memberikan kepuasan pada para

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan mereka untuk memberikan kepuasan pada para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin ketatnya kompetisi saat ini, persaingan bisnis tidak hanya dapat mengandalkan produk yang dijual semata. Setiap pelaku bisnis perlu berupaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Sitti Nurbaya Ambo, S.Kom Universitas Gunadarma e-mail : baya_ambo@yahoo.com ABSTRAK Perusahaan membutuhkan adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perancangan dan Penerapan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perancangan adalah proses, perbuatan merancang. (Pusat Bahasa, 2008). Jika dikaitkan dengan produk maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang pembuatan dari aplikasi tugas akhir, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah yang ada pada pembuatan aplikasi ini, serta metodologi dan sistematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dilakukannya penelitian adalah di PT. Perkebunan Nusantara/Pabrik Karung Rosella Baru, Jalan Ngagel Timur 37, Surabaya. Sedangkan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan manajemen tertentu (Hansen, 2009). Hal terpenting yang harus

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN SPARE PART FASE ANALISA DAN DESAIN SISTEM MENGGUNAKAN METODE WATERFALL

SISTEM MANAJEMEN SPARE PART FASE ANALISA DAN DESAIN SISTEM MENGGUNAKAN METODE WATERFALL REENGINEERING SISTEM MANAJEMEN SPARE PART FASE ANALISA DAN DESAIN SISTEM MENGGUNAKAN METODE WATERFALL (Studi Kasus Telkom Maintenance Service Centre Jawa Timur) Rumaesya Fudhola (Mahasiswi Jurusan Sistem

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian 2 sebanyak 92% pada incident bisnis kritis pada tahun 2003. Dari beberapa fakta di atas terbukti bahwa ITIL framework dapat memberikan solusi penanganan incident di perusahaan. Pada penelitian ini, ITIL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan internet sebagai sarana penyebaran informasi kian pesat dan terbukti sangat ampuh, maka tak heran saat ini hampir semua perusahaan atau usaha kecil menengah

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Gambar 3.1: Business Model Canvas dari Lalita 58 59 3.1 SEGMENTASI PELANGGAN (CUSTOMER SEGMENTS) Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi

Lebih terperinci

APLIKASI PENJUALAN PADA CV. ANANDAM KOMPUTER MAGELANG BERBASIS WEBSITE. Rizal Ari Ardianto. Program studi Teknik Informatika S-1

APLIKASI PENJUALAN PADA CV. ANANDAM KOMPUTER MAGELANG BERBASIS WEBSITE. Rizal Ari Ardianto. Program studi Teknik Informatika S-1 APLIKASI PENJUALAN PADA CV. ANANDAM KOMPUTER MAGELANG BERBASIS WEBSITE Rizal Ari Ardianto Program studi Teknik Informatika S-1 Fakultas Ilmu Komputer ABSTRAK Universitas Dian Nuswantoro Seiring perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi telah berkembang pesat hingga menjadi kebutuhan utama bagi Perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya sehari-hari.

Lebih terperinci

PEMBUATAN DESAIN SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN MEMPERLUAS HUBUNGAN DENGAN PELANGGAN PADA SEKURITAS ABC

PEMBUATAN DESAIN SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN MEMPERLUAS HUBUNGAN DENGAN PELANGGAN PADA SEKURITAS ABC PEMBUATAN DESAIN SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN MEMPERLUAS HUBUNGAN DENGAN PELANGGAN PADA SEKURITAS ABC Hengky Alexander M dan Mahendrawathi ER Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan dan sebagai alat pendukung operasional perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendapatan dan keuntungannya. Persaingan bisnis sekarang ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. pendapatan dan keuntungannya. Persaingan bisnis sekarang ini menuntut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan didirikan dengan tujuan utama memperoleh keuntungan maksimal dari bisnis yang dijalankannya. Salah satu aspek penting yang mempengaruhi

Lebih terperinci