PEMBERIAN ENERGI AWAL PADA DROPLET BIODIESEL UNTUK MENURUNKAN TITIK NYALA DENGAN INSTRUMENTASI KAWAT BERTEGANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBERIAN ENERGI AWAL PADA DROPLET BIODIESEL UNTUK MENURUNKAN TITIK NYALA DENGAN INSTRUMENTASI KAWAT BERTEGANGAN"

Transkripsi

1 PEMBERIAN ENERGI AWAL PADA DROPLET BIODIESEL UNTUK MENURUNKAN TITIK NYALA DENGAN INSTRUMENTASI KAWAT BERTEGANGAN Luchis Rubianto T.Kimia, Politekmik Negeri Malang, ABSTRAK Bioiesel merupakan bahan bakar terbarukan alternatif yang akhir akhir ini ikembangkan secara pesat untuk menggantikan minyak solar. Proses pembakaran paa motor iesel engan cara pemampatan engan rasio lebih ari sepuluh hingga mencapai titik terbakar seniri (self ignition point) menyebabkan konstruksi mesin iesel cenerung relatif tebal, besar, an berat. Oleh karena itu, perlu ikembangkan upaya menurunkan titik terbakar seniri tersebut engan cara memberikan energi awal paa bioiesel agar pemampatan yang iperlukan lebih renah. Dengan emikian, konstruksi mesin iesel iharapkan menjai lebih tipis, kecil, an ringan. Penelitian ini menggunakan instrumentasi kawat bertegangan untuk memberi energi listriksebagai energi awal guna memperlemah ikatan kimia paa roplet bioiesel sehingga lebih muah terputus an terbakar. Kata kunci: bioiesel, roplet, titik terbakar seniri PENDAHULUAN Latar Belakang Krisis energi yang melana akhir-akhir ini telah kita rasakan ampakya. Dimulai engan naiknya harga minyak unia, antrean panjang i beberapa SPBU, sampai pemaaman listrik bergilir yang ilakukan oleh PLN, semuanya tersebut tak pelak terjai karena menipisnya bahan bakar fosil yang tersimpan i alam bumi. Diperkirakan 3 tahun lagi perseiaan minyak bumi habis. Ditanai engan aanya Peak Oil. Peak Oil aalah titik imana prouksi minyak unia mencapai puncaknya lalu kemuian turun an habis sama sekali. Laporan optimistik mengatakan bahwa puncak prouksi minyak terjai paa tahun 22 hingga 23 (Harware Magazine, Mei 28). Untuk itu kita perlu mengurangi ketergantungan akan minyak bumi, engan alternatif energi lain seperti bio fuel. Bio fuel isini apat menggunakan minyak ari biji jarak. Tanaman jarak (Jatropha curcas L) secara fisik tiak memiliki fungsi lebih selain sebagai tanaman pagar. Buahnya tiak bisa ikonsumsi karena bisa menyebabkan keracunan. Paahal, jika icermati, tanaman yang muah tumbuh i berbagai tempat ini memiliki banyak manfaat bagi kehiupan manusia. Daunnya bisa untuk makanan ulat sutra, antiseptik, an antiraang, seangkan getahnya bisa untuk penyembuh luka an pengobatan lain. Lebih ari itu, buah jarak ternyata juga mampu mengantikan peran bahan bakar minyak (BBM). Minyak ari biji jarak apat igunakan langsung menjai bio fuel oleh masyarakat menggantikan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk memasak. Minyak jarak juga apat iolah menjai bioiesel untuk menggantikan solar yang perseiaannya semakin menipis. Biji jarak ipanen kurang lebih setelah 9 hari, jika biji kelihatan matang.. Biji matang itanai engan kulit buah berwarna kuning kecoklatan kemuian menjai hitam. Proses pembuatan minyak jarak ini tergolong muah, biji an kulitnya igiling engan menggunakan ala srew press, cara ini lebih praktis sebab biji jarak yang akan iekstrasi tiak perlu iberi perlakuan penahuluan. Tiak hanya itu, kapasitas prouksinya semakin besar an waktu yang ibutuhkan semakin singkat, sebab renemen yang ihasilkan semakin banyak. Selanjutnya minyak iapat ari proses pengepresan ari alat pengepres hirolik. Setelah itu minyak harus imurnikan secara seerhana terlebih ahulu tanpa proses kimia, tujuannya aalah untuk menghilangkan kotoran (bungkil) yang tercampur i alam minyak, mencegah timbulnya warna yang tiak menarik, serta memperpanjang masa simpan minyak sebelum igunakan. Paa proses pembuatan bioiesel ari minyak jarak, minyak perlu imurnikan terlebih ahulu untuk meghilangkan senyawa pengotor yang masih terkanung ialam minyak jarak kasar. Senyawa pengotor yang masih terkanung ialam minyak jarak apat menyebabkan renahnya kualitas bioiesel yang ihasilkan sehingga mesin iesel tiak apat berjalan engan baik atau bahkan apat merusak bagian alat paa mesin iesel. Proses pemurnian yang seerhana aa ua, yakni proses pemurnian penyaringan an proses penyulingan sentrifugal. Selain apat menggantikan peran solar untuk mesin iesel, minyak jarak memiliki banyak keunggulan ibaningkan engan bahan bakar yang igantikannya. Kelebihan utama yang ikanung minyak jarak alami ini aalah kanungan emisi.

2 Berasarkan hasil penilitan, kaar emisi gas sulfur (SOx), nitrogen (NOx), an karbon minyak jarak ternyata jauh lebih renah ibaningkan engan solar. Penelitian mengenai penerapan bahan bakar alternatif suah pernah ilakukan, iantaranya oleh Regina Kalpokaite (25) melakukan stui mengenai pembakaran roplet bahan bakar minyak. Dalam penelitiannya pembakaran roplet ilakukan iatas permukaan yang panas. Panas akan merambat secara konuksi an raiasi selanjutnya akan berpengaruh terhaap karakteristik pembakaran roplet bahan bakar. Muhamma Fahruin.25, menyatakan bahwa kaar NaOH yang semakin besar akan menyumbangkan ion OH - yang semakin besar. Ion OH - berfungsi untuk menghirolisis senyawa, sehingga terjai pemutusan ikatan antara gugus alam senyawa tersebut. NaOH (Natium Hiroksia) akan bereaksi terurai menjai ion hiroksia (OH - ) an ion natrium (Na + ) apabila ilarutkan kealam air. NaOH termasuk alam golongan alkali kuat an juga salah satu jenis elektrolit kuat. Alkali kuat merupakan bahan kimia yang bereaksi sepenuhnya alam air untuk menghasilkan ion hiroksia. Karena ion hiroksia yang berasal ari NaOH inilah yang membuat larutan ini apat menghantarkan listrik engan baik sehingga termasuk alam salah satu jenis larutan elektrolit kuat. Sehingga perlu ilakukan penelitian mengenai bagaimana pengaruh variasi tegangan listrik DC terhaap karakteristik pembakaran paa roplet bioiesel, tentunya engan harapan mampu meningkatkan efisiensi pembakaran serta mempermuah penggunaan minyak jarak bagi masyarakat sebagai bahan bakar alternatif. Rumusan Masalah Berasarkan latar belakang masalah tersebut iatas, maka rumusan masalah paa penelitian ini aalah: Bagaimana karakteristik pembakaran roplet bioiesel yang telah iberi energi listrik? Batasan Masalah Agar permasalahan tiak terlalu luas, maka perlu aanya batasan masalah sebagai berikut: Bahan bakar yang ipergunakan aalah bioiesel yang berasal ari minyak jarak. Besarnya tegangan listrik DC yang igunakan aalah 12V, 15V, 18V, 24V,an 32V. Tujuan Penelitian Tujuan ari penelitian ini aalah mengetahui karakteristik pembakaran roplet bioiesel engan metoe variasi tegangan listrik sebagai energi tambahan Manfaat Penelitian Manfaat yang iharapkan ari penelitian ini aalah: Dapat memberikan informasi tentang karakteristik pembakaran roplet bioiesel yang iberi tambahan energi listrik sehingga apat menurunkan bobot mesin iesel yang paa akhirnya meningkatkan variasi penggunaan tenaga iesel alam kehiupan seharihari. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Sebelumnya, Slanciauskas, Anupras an Regina Kalpokaite (25) melakukan stui mengenai pembakaran roplet bahan bakar minyak. Dalam penelitiannya pembakaran roplet ilakukan i atas permukaan yang panas. Dimana tempertur yang harus ibangkitkan oleh permukaan tersebut aalah antara 3-7 C. Panas akan merambat secara konuksi an raiasi selanjutnya akan berpengaruh terhaap karakteristik pembakaran roplet bahan bakar. Temperatur roplet ipengaruhi oleh jarak ujung roplet engan permukaan panas serta jenis roplet ari bahan bakar. Muhamma Fahruin (25), melakukan penelitian mengenai Pengaruh Temperatur an Kaar NaOH Terhaap Derajat Deasetilasi Khitosin. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa temperatur an kaar NaOH yang ivariasikan akan berpengaruh terhaap proses easetilasi berupa perubahan erajat easetilasi. Juga menunjukkan bahwa NaOH juga katalis yang baik alam proses katalisasi. Selain itu ia juga menyatakan bahwa kaar NaOH yang semakin besar akan menyumbangkan ion OH - yang semakin besar. Ion OH - berfungsi untuk menghirolisis senyawa, sehingga terjai pemutusan ikatan antara gugus alam senyawa tersebut. D.Most, T.Hammer,kk (27), melakukan penelitian mengenai Electric Fiel Effect for Combustion Control Optimize Geometry. Paa penelitiannya menggunakan elektroa yang terpisah, imana burner hea sebagai katoa an ring shape electroe sebagai anoa. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa engan aanya tegangan listrik paa keua elektroa tersebut apat mengurangi unburne hyrocarbons (UHC) atau bahan bakar yang belum terbakar. Selain itu engan memberikan tegangan listrik yang sebesar (17 kv) apat mengurangi emisi gas buang, iantaranya gas CO sebesar 6 % an gas NO x sebesar 4 %. Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn) Bahan bakar minyak jarak aalah bahan bakar yang iperoleh ari proses ekstraksi biji tanaman jarak pagar (Jatropha Curcas Linn). Minyak jarak yang igunakan paa penelitian ini aalah minyak jarak yang iperas an melalui proses penyaringan. Dalam penelitian ini, pengambilan minyak jarak ari biji jarak pagar aalah engan menggunakan metoe pengepresan, karena inilai lebih seerhana an praktis. Minyak jarak merupakan minyak yang jika ilihat ari struktur molekulnya menganung unsur oksigen sehingga proses pembakaran yang terjai iharapkan akan menjai lebih sempurna. Sehingga akibatnya gas-gas hasil pembakaran akan lebih ramah terhaap lingkungan. Akan tetapi, nilai kalor yang imiliki minyak jarak lebih renah jika ibaningkan engan minyak iesel. Sifat an karakteristik minyak jarak apat ilihat paa tabel 1.

3 Tabel 1. Sifat Fisik Minyak Jarak Pagar Sifat Fisik Satuan Nilai Titik nyala (Flash Point ) O C 236 Densitas paa 15 O C g/cm 3,9177 Viskositas paa 3 O C mm 2 /s 49,15 Resiu karbon ( paa 1% resiu estilasi) % (m/m),34 Kaar abu sulfat (Sulfate ash content) % (m/m),7 Titik tuang (Pour point) O C -2,5 Kaar air (Water content) ppm 935 Kaar sulfur (Sulfur content) ppm <1 Bilangan asam (Aci value) mg KOH/g 4,75 Bilangan io (Ioine value) g io/1 g minyak 96,5 Sumber : Hambali, Erliza., Jarak Pagar Tanaman Penghasil Bioiesel, Jakarta, Penebar Swaaya, 27. Tabel 2. Perbaningan Sifat Minyak Solar engan minyak jarak pagar Sumber: Journal Engineering,Computing an Architecture, Volume 1, Issue 2, 27 Performance an Emission Analysis of Bioiesel Operate CI Engine Gambar 1. Struktur kimia minyak jarak pagar Sumber : Bio-technology Reasearch Center ITB, 25 Rumus struktur kimia ari minyak jarak. tersebut terlihat bahwa terapat rantai (chain) yang panjang. Rantai yang panjang tersebut menyebabkan atomatom yang imilikinya stabil, hal ini berarti ibutuhkan energi yang besar untuk memutuskan rantai-rantai tersebut, sehingga minyak jarak akan lebih sulit untuk terbakar. Dalam struktur kimia minyak jarak tersebut terapat juga ikatan gana yang mempunyai energi isosiasi lebih besar aripaa ikatan tunggal. Sehingga ibutuhkan energi yang lebih besar untuk memutus ikatan-ikatan atomnya. Energi isosiasi ikatan iefinisikan sebagai sejumlah energi yang yang ibutuhkan untuk memutuskan satu mol ikatan kimia suatu spesies alam fase gas. Satuan SI (stanar internasional) untuk energi ikatan aalah kilojoule per mole ikatan (kj/mol). Dengan emikian kekuatan suatu ikatan kimia itentukan oleh energi ikatan yang besarnya tergantung paa sifat ikatan antara atom-atom, yaitu ikatan gana ua lebih kuat ibaningkan ikatan tunggal an ikatan gana tiga lebih kuat ibaningkan ikatan gana ua. Disamping itu, terapat hubungan antara energi isosiasi ikatan an jarak ikatan, yaitu jarak antara inti ari atom-atom yang berikatan. Semakin kuat suatu ikatan kimia, semakin penek jarak ikatannya.. Di bawah ini itunjukkan ata energi ikatan an jarak ikatan untuk sejumlah ikatan kimia.ini Tabel 3. Beberapa energi ikatan an jarak ikatan Rumus struktur kimia ari biji minyak jarak pagar (Jatropha curcas L see oil) aalah: Sumber: Ralph H. petrucci, Kimia Dasar, 1996: 293.

4 Karena aanya rantai yang panjang an ikatan rangkap paa struktur kimia minyak jarak iperlukan sejumlah energi ari luar yang apat membantu energi panas untuk pemutusan ikatan-ikatan kimia tersebut, sehingga proses pembakaran yang terjai lebih cepat. Dengan aanya penambahan larutan NaOH paa minyak jarak akan menyebabkan terapat banyak ionion bebas paa campuran tersebut. Kemuian engan memberikan aliran listrik paa campuran tersebut iharapkan apat mengacaukan pergerakan ion-ion tersebut an menyebabkan ikatan kimia antar atom menjai lemah sehingga minyak jarak muah terbakar. Dengan menambahkan larutan NaOH paa minyak jarak akan menimbulkan ion-ion bebas ( OH ) paa campuran tersebut. Ion OH tersebut berfungsi untuk menghirolisis senyawa, sehingga terjai pemutusan ikatan antar gugus alam senyawa tersebut. Kemuian, engan aanya aliran listrik paa campuran tersebut akan mengakibatkan pergerakan ion-ion semakin cepat an kacau an mengakibatkan ikatan antar atom menjai lemah. Dengan emikian ibutuhkan energi aktifasi yang relatif renah untuk proses pembakaran minyak jarak tersebut. Energi Listrik DC Tegangan listrik merupakan sebuah energi potensial yang mengakibatkan arus listrik atau elektron apat mengalir paa suatu penghantar. Arus listrik merupakan muatan listrik yang mengalir. Listrik DC (Direct Curent) aalah aliran arus listrik yang konstan ari potensial tinggi menuju potensial renah. Dalam arus listrik searah, muatan listrik mengalir ke satu arah. Istilah lama yang igunakan sebelum arus listrik searah aalah Arus Galvanis. Arus listrik jenis ini memiliki polaritas atau kutub yang tiak berubah terhaap waktu. Pernyataan i atas biasa kita kenal engan nama Hukum Ohm yang berbunyi : Besar kuat arus listrik yang mengalir paa suatu penghantar berbaning lurus engan tegangan listrik antara ujung-ujung penghatar apabila hambatan ari penghantar tersebut tetap. Dalam hal ini kita membahas mengenai ionic win. Seperti yang terlihat alam gambar berikut, listrik yang ialirkan paa sebuah nyala api mampu memperbesar tinggi an lebar api tersebut, serta meningkatkan temperatur nyalanya. Tegangan listrik paa keua elektroa tersebut apat mengurangi unburne hyrocarbons (UHC) atau bahan bakar yang belum terbakar. Pembakaran menjai semakin sempurna, apat ilihat ari nyala api yang berwarna biru, an mampu menurunkan emisi gas CO sebesar 6 % an gas NO x sebesar 4 %. Dalam konteks pembakaran roplet minyak jarak, roplet iletakkan iantara keua eletroe, agar terapat aliran listrik yang mengalir melaluinya. Gambar 2. Ionic Win Proses pembakaran roplet minyak jarak paa uara atmosfir iawali engan proses penguapan mulai ari permukaan cairan kemuian iikuti oleh proses ifusi ke permukaan nyala api atau flame front, sementara oksigen bergerak ari lingkungan sekeliling ke permukaan nyala. Bentuk ari selimut nyala api yang ihasilkan bisa spherical atau non-spherical (gambar 2.5). Nyala api non-spherical lebih isebabkan oleh pergerakan relatif (relative motion) antara uara sekitar engan roplet an juga karena pengaruh proses konveksi. Bila ukuran roplet ibuat sangat kecil, roplet apat itahan engan muah oleh uara sekitar an kecepatan relatif antara roplet engan uara sekitar menjai renah sehingga nyala api yang ihasilkan akan menekati spherical. Gambar 3. Moel nyala api roplet: (a) nonsperical (b) spherical Sumber: Kuo, Principle of Combustion, 1986: 371 Laju evaporasi an pembakaran roplet secara umum itentukan oleh laju perpinahan panas ari permukaan nyala (flame front) ke permukaan roplet bahan bakar. Dalam tinjauan mengenai nyala api ifusi, proses kimia iasumsikan berjalan sangat cepat sehingga laju pembakaran roplet hanya itentukan oleh transfer massa an panas. Paa gambar 2.6 itunjukkan gambar skema pembakaran roplet.

5 Aa beberapa hal yang menjai asar pertimbangan yang igunakan alam pembahasan mengenai pembakaran sebuah roplet, yaitu : Koefisien evaporasi Paa asarnya koefesien evaporasi iefinisikan berasarkan hukum 2 yang merupakan hukum evaporasi roplet. Secara eksperimental ituliskan sebagai berikut: Gambar 4. Skema pembakaran roplet Sumber : Choi, M.Y., an Dryer, F.L,21: Microgravity Combustion: Fire in Free Fall (Howar Ross, e.) Acaemic Press Paa proses pembakaran, akan terjai perambatan api ari nyala api menuju permukaan roplet. Temperatur gas hasil pembakaran yang lebih tinggi akan ipinahkan secara konveksi menuju permukaan roplet. Panas yang iterima oleh permukaan roplet akan igunakan untuk memanaskan roplet menuju fase gas. Peristiwa ini isebut engan penguapan (evaporation). Besarnya energi yang ibutuhkan untuk penguapan roplet apat iketahui engan persamaan ibawah ini: 2 2 v. t (Kuo, Kenneth K. 1986: 372) maka: 2 o v t 2 (Kuo, Kenneth K. 1986: 372) imana: = iameter roplet alam waktu t (mm) = iameter awal roplet (mm) β v = koefisien evaporasi t = waktu (etik) Q h v C liq ( Ts T ) Rumus-rumus i atas menyatakan bahwa perubahan iameter roplet akan semakin mengecil seiring engan berjalannya waktu karena menguapnya sebagian massa roplet sebagai akibat terjainya perpinahan panas yang merubah fase roplet ari cair menjai uap yang terbakar. (Kuo, Kenneth K. 1986: 373) imana : Q = energi total penguapan (kj/kg) Δh v = kalor laten (kj/kg) C liq = kalor jenis bahan bakar (kj/kg.ºc) T s = temperatur permukaan roplet (ºC) = temperatur awal roplet (ºC) T Paa proses pembakaran roplet minyak jarak, energi panas ari luar igunakan untuk memutuskan ikatan molekul hirokarbon yang terkanung alam roplet minyak jarak tersebut. Sehingga akan muah teroksiasi oleh uara (oksigen) ari luar. Temperatur yang tinggi akan menyebabkan transfer panas ari nyala api menuju permukaan roplet berlangsung semakin cepat sehingga laju penguapan (evaporation) ari roplet meningkat. Laju evaporasi bahan bakar Laju evaporasi bahan bakar merupakan pengembangan ari hukum 2 an persamaan kontinuitas yang ituliskan alam persamaan berikut: υ FE = 2 D s ln (1 B) (Kuo, Kenneth K. 1986: 376) imana : υ FE = laju evaporasi bahan bakar (m/s) D B = ifusivitas massa (m 2 /s) = transfer number

6 = iameter roplet (mm) Laju pembakaran massa Paa pembakaran roplet bahan bakar, ukuran roplet mengecil sejalan engan pertambahan waktu an ini itunjukkan engan persamaan kekekalan massa yang meninggalkan roplet. Laju pembakaran massa roplet irumuskan sebagai berikut: υ FM = m F 2 (Kuo, Kenneth K. 1986: 376) imana : υ FM = laju pembakaran massa (m/s) m F = laju aliran massa bahan bakar (kg/s) L = massa jenis bahan bakar (kg/m3 ) = iameter awal roplet (mm) Dari persamaan-persamaan i atas apat isimpulkan bahwa waktu yang ibutuhkan untuk menguapkan roplet bahan bakar akan semakin singkat, kemuian laju evaporasi serta laju pembakaran massa roplet semakin besar jika : Difusivitas massa tinggi Diameter awal roplet kecil, an Transfer massa bahan bakar besar Paa proses pembakaran minyak jarak ibutuhkan energi panas ari luar untuk memutuskan ikatan-ikatan kimia antar atom paa minyak jarak. Dengan pengambahan larutan NaOH akan terapat ion-ion bebas paa campuran tersebut. Dan engan aanya aliran listrik akan memberikan energi tambahan untuk memutuskan ikatan-ikatan kimia engan cara memengacaukan pergerakan ion-ion tersebut sehingga kecepatan penguapan minyak jarak akan meningkat. Apabila roplet semakin cepat L menguap maka akan semakin muah bereaksi engan oksigen, engan emikian proses pembakaran akan semakin baik. METODOLOGI PENELITIAN Metoe penelitian yang akan igunakan alam penelitian ini aalah metoe penelitian eksperimental (true experimental research). Jenis penelitian ini apat ipakai untuk menguji suatu perlakuan atau esain baru engan membaningkan satu atau lebih kelompok pengujian engan perlakuan an tanpa perlakuan. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini aa tiga macam variabel yang igunakan, yaitu: Variabel bebas Variabel bebas ialah variabel yang besarnya kita tentukan an tiak ipengaruhi oleh variabel lain, berfungsi sebagai sebab alam penelitian. Aapun yang merupakan variabel bebas alam penelitian ini aalah tegangan listrik DC yaitu sebesar 12 V ; 15 V ; 18 V ; 24V ; 32V. Variabel terikat Variabel terikat aalah variabel yang besarnya tergantung ari variabel bebas an besarnya apat iketahui setelah penelitian ilakukan. Aapun variabel terikat alam pengujian ini, yaitu temperatur pembakaran an bentuk nyala api pembakaran. Variabel terkenali Variabel terkenali aalah yang besarnya telah itentukan selama penelitian an bersifat konstan. Aapun yang termasuk alam variabel terkenali alam penelitian ini, yaitu: Jenis bioiesel yang igunakan berasal ari minyak jarak. Besarnya arus an tegangan yang iberikan paa elemen pemanas aalah 5A an 22V. Alat-alat Penelitian Instrumentasi berupa kawat bertegangan yang igunakan alam penelitian ini, irangkai seperti paa skema berikut :

7 LDR Termokopel Hanycam Heater Droplet Elektroa ON Komputer untuk mengoperasikan an menampilkan ata AC ; 22V ; OFF ON DC ; 5A Rangkaian LDR START LM 741 op - amp AD 574 AJN Analog to Digital Converter Sinyal Digital 12 bit MC AT89551 RS 232

8 Temperatur Pembakaran [C] Ignition Delay Time [ms] Prosiing SENTIA 29 Politeknik Negeri Malang HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dari penelitian yang ilakukan paa pembakaran roplet minyak jarak pagar, iperoleh ata-ata yang berupa grafik hubungan antara temperatur an waktu pembakaran, ukuran api an perubahan cahaya api terhaap waktu pembakaran, engan berbagai perlakuan, yaitu : Droplet bioiesel iberi tegangan listrik DC 12V, 15V, 18V, 24V, an 32V menghasilkan karakteristik pembakaran seperti paa grafik berikut. Pembahasan. Berasarkan pengamatan visual paa rekaman kamera tentang proses terbakarnya roplet bioiesel an pengolahan ata hasil penelitian terlihat bahwa semakin besar tegangan yang iberikan paa roplet maka semakin cepat terbakar engan laju yang semakin meningkat an temperatur hasil pembakaran yang semakin tinggi. IGNITION DELAY y = 1.347x x R 2 = TEGANGAN [V] Series1 Poly. (Series1) Gabungan Berbagai Perlakuan Waktu Pembakaran [ms] 6V1 6V9 6V1 9V4 9V9 9V1 12V1 12V5 12V1 15V5 15V8 15V9 18V3 18V5 18V8 24V2 24V3 24V5 32V1 32V5 32V8 Tanpa2 Tanpa6 Tanpa9

9 KESIMPULAN Pemberian energi listrik aalam bentuk arus DC engan tegangan 12V, 15V, 18V, 24V, an 32V menghasilkan karakteristik pembakaran roplet bioiesel yang semakin baik, titik bakar seniri lebih renah, pembakaran lebih cepat, hasil pembakaran lebih sempurna, an temperatur pembakaran semakin tinggi ibaning yang tanpa pemberian energi listrik. SARAN Perlu penelitian lebih lanjut menggunakan perangkat mesin iesel yang rasio pemampatannya apat ivariasikan. DAFTAR PUSTAKA Hambali, Erliza. 27. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Bioiesel. Jakarta, Penebar Swaaya. Kuo, Kenneth K Principles of Combustion. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc. Ralph H, Petrucci Kimia Dasar. Surajat, H.R Memprouksi Bioiesel Jarak Pagar. Jakarta, Penebar Swaaya. Turns, Stephen An Introuction to Combustion. New York: McGraw-Hill, Inc. Pertamina Pusat, Surabaya, 27 Harware Magazine, Jakarta,28 Jurnal kimia, SPM 11, Bio-technology Research Center. 25. Banung : ITB. Fahruin, Muhamma. 25. Pengaruh Temperatur an Kaar NaOH Terhaap Derajat Deasetilasi Khitosin. Malang. Halliay, Davi an Resnick, Robert Fisika Jili I an II, Jakarta : Erlangga.

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

Pengaruh Daya Penyinaran Gelombang Mikro Terhadap Karakteristik Pembakaran Droplet Minyak Jarak Pagar

Pengaruh Daya Penyinaran Gelombang Mikro Terhadap Karakteristik Pembakaran Droplet Minyak Jarak Pagar Pengaruh Daya Penyinaran Gelombang Mikro Terhadap Karakteristik Pembakaran Droplet Minyak Jarak Pagar Ray Dewi, ING. Wardana, Nurkholis Hamidi Jurusan Teknik Mesin Program Magister dan Doktor Fakultas

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Nabati Minyak nabati adalah cairan kental yang diambil atau diekstrak dari tumbuhtumbuhan. Komponen utama penyusun minyak nabati adalah trigliserida asam lemak, yang

Lebih terperinci

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR

ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR J. Sains MIPA, Agustus 8, Vol. 14, No., Hal.: 17-113 ISSN 1978-1873 ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR Roniyus Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Banar Lampung 35145 Inonesia

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton ) BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG 3.1 Perencanaan Beban Total Paa Elevator Barang Q total = Q + WM + WO ( Persamaan 2.1.10 ) Q = Beban kapasitas muatan alam perencanaan ( 1 Ton

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi) Proses Pembuatan Biodiesel (Proses TransEsterifikasi) Biodiesel dapat digunakan untuk bahan bakar mesin diesel, yang biasanya menggunakan minyak solar. seperti untuk pembangkit listrik, mesinmesin pabrik

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

3. Kegiatan Belajar Medan listrik 3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,

Lebih terperinci

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah

Lebih terperinci

MIPA Terpadu. Naskah ujian mengandung 3 (tiga) tipe soal dengan aturan cara menjawab sebagai berikut :

MIPA Terpadu. Naskah ujian mengandung 3 (tiga) tipe soal dengan aturan cara menjawab sebagai berikut : Petunjuk khusus Naskah ujian menganung 3 (tiga) tipe soal engan aturan cara menjawab sebagai berikut : Petunjuk A : Pilih jawaban yang paling tepat iantara 5 (lima) jawaban yang terseia Petunjuk B : Pilihlah

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Jurnal J-Ensitec: Vol 0 No. 0, Mei 06 RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Gugun Gunai, Asep Rachmat, Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor 7/3/3 KAPASITOR Pengertian Kapasitor Dua penghantar berekatan yang imaksukan untuk iberi muatan sama tetapi berlawanan jenis isebut kapasitor. Sifat menyimpan energi listrik / muatan listrik. Kapasitas

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC)

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 Perbaikan Kualitas Arus Output paa Buck-Boost Inverter yang Terhubung Gri engan Menggunakan Metoe Fee-Forwar Compensation (FFC) Faraisyah Nugrahani, Deet

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Paa Serat Optik Ragam Tunggal Oleh : Nama : Agus Setiyaan Nim : LF 31 419 Kebutuhan akan serat optik yang tinggi serta kompleksitas

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN METHANOL

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN METHANOL 2003 Totok Prasetyo Posted, 10 November 2003 Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor November 2003 Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng (Penanggung

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengujian Variasi sudut kondensor dalam penelitian ini yaitu : sudut 0 0, 15 0, dan 30 0 serta aliran air dalam kondensor yaitu aliran air searah dengan laju

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS BAB I PERENCANAAN TEKNIS I.1. Umum Paa Bab telah ipilih satu alternatif jalur penyaluran an sistem pengolahan air buangan omestik Ujung Berung Regency. Paa bab ini akan itentukan imensi jaringan pipa,

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL Jeefry Sutrisman Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Inonesia Abstrak PT. Bioplast

Lebih terperinci

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005 Prosiing Seminar Nasional Penelitian, Peniikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahi Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005 KAJIAN INDEKS BIAS KACA YANG MENGALAMI PROSES ANNEALING (The Stuy of Refraction Inex of Glass

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI A II LANASAN TEORI. MICRO ULE GENERATOR Micro ubble Generator (MG) aalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan gelembung uara i alam air engan ukuran iameter kurang ari 00 µm. Micro bubble apat

Lebih terperinci

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER Asrul Syam Program Stui Teknik Informatika, STMIK Dipanegara, Makassar e-mail: assyams03@gmail.com Abstrak Masalah optimasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama

Lebih terperinci

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND HUBUNGAN ANTARA AERAH IEAL UTAMA, AERAH FATORISASI TUNGGAL, AN AERAH EEIN Eka Susilowati Fakultas eguruan an Ilmu Peniikan, Universitas PGRI Aibuana Surabaya eka50@gmailcom Abstrak Setiap aerah ieal utama

Lebih terperinci

BAKING TIME HYDROGEN EMBRITTLEMENT PADA MATERIAL BATANG BAJA KARBON RENDAH

BAKING TIME HYDROGEN EMBRITTLEMENT PADA MATERIAL BATANG BAJA KARBON RENDAH BAKING TIME HYDROGEN EMBRITTLEMENT PADA MATERIAL BATANG BAJA KARBON RENDAH Yuli Yetri (1) (1) Staf Pengajar Politeknik Universitas Analas Paang ABSTRACT Effect of baking time on hyrogen embrittlement of

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 2 2) 203) Geo Image Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.i/sju/inex.php/geoimage PERSEPSI MASYARAKAT PEAMBAG TRADISIOAL TERHADAP SUMBER DAYA MIYAK BUMI DI KAWASA CEPU Kukuh Prasetiyo

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa

Lebih terperinci

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA 1. PENGETAHUAN DASAR a. Fungsi / Tujuan Sambungan Baja Suatu konstruksi bangunan baja aalah tersusun atas batang-batang baja yang igabung membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi

Lebih terperinci

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN Ahmad Rizal Sultan 1) Abstrak : Secara umum, tiap jenis lampu listrik memiliki umur sendiri. Namun karena berbagai faktor umur rata-rata belum

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-3539 (3-97 Prin B- Penentuan Parameter Banul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum engan Gelombang alam Tangki Eky Novianarenti, Yerri Susatio, Riho Hantoro

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 015, pp. 17~ PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN 17 Julia Retnowulan 1, Isnurrini Hiayat Susilowati,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

Baja : Tipe 6 x Fibre Core

Baja : Tipe 6 x Fibre Core Lampiran 1 Nilai Sebagai Fungsi Lengkungan an Tegangan Tarik Maksimum Tali Baja Tipe : x 19 + 1 Fibre Core Tabel L.1.1. Nilai Sebagai Fungsi Lengkungan lengkungan 1 2 3 1 20 23 25 Sumber : Zainuri (200)

Lebih terperinci

BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI

BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI 6.. Arus an Kerapatan Arus. Muatan listrik yang bergerak membentuk arus yang memiliki satuan ampere (A) an iefinisikan sebagai laju aliran muatan yang melalui

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier

Penggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier Performa (24) Vol. 3, No.2: 62-7 Penggunaan Metoe Multi-criteria Decision Ai alam Proses Pemilihan Supplier Inra Cahyai Jurusan Teknik an Manajemen Inustri, Universitas Trunojoyo Maura Abstract Noways,

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

( ) P = P T. RT a. 1 v. b v c

( ) P = P T. RT a. 1 v. b v c Bab X 10.1 Zat murni aalah zat yang teriri atas sutau senyawa kimia tertentu, misalnya CO alam bentuk gas, cairan atau paatan, atau campuran aripaya, tetapi tiak merupakan campuran engan zat murni lain

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL SAMPLING ERROR TERHADAP QUALITY ASSURANCE DAN QUALITY CONTROL, KAB. LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN

ANALISIS FUNDAMENTAL SAMPLING ERROR TERHADAP QUALITY ASSURANCE DAN QUALITY CONTROL, KAB. LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN ANALISIS FUNDAMENTAL SAMPLING ERROR TERHADAP QUALITY ASSURANCE DAN QUALITY CONTROL, KAB. LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN Inri Warani AS 1, Djamuin 2, Hasbi Bakri 1 * 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas

Lebih terperinci

11/4/2011 KOHERENSI. koheren : memiliki θ yang tetap (tidak berubah terhadap waktu) y 1 y 2

11/4/2011 KOHERENSI. koheren : memiliki θ yang tetap (tidak berubah terhadap waktu) y 1 y 2 11/4/011 1 11/4/011 KOHERENSI koheren : memiliki θ yang tetap (tiak berubah terhaap waktu) θ = π y 1 y θ = 0 y 1 y 11/4/011 INTERFERENSI CELAH GANDA G G T 4 T 3 T G T 1 T pusat T 1 G T T 3 T 4 Cahaya bersifat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan mesin pada awalnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LAJU PEMBAKARAN MINYAK JARAK PAGAR DENGAN PENAMBAHAN PARTIKEL KARBON BIO

KARAKTERISTIK LAJU PEMBAKARAN MINYAK JARAK PAGAR DENGAN PENAMBAHAN PARTIKEL KARBON BIO KARAKTERISTIK LAJU PEMBAKARAN MINYAK JARAK PAGAR DENGAN PENAMBAHAN PARTIKEL KARBON BIO L. Mustiadi. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang Jl. Raya Karanglo

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL === TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi

Lebih terperinci

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi

Lebih terperinci

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat * Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Katalis CaO Terhadap Kuantitas Bio Oil

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Katalis CaO Terhadap Kuantitas Bio Oil BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Katalis CaO Terhadap Kuantitas Bio Oil Kuantitas bio oil ini menunjukkan bahwa banyaknya dari massa bio oil, massa arang dan massa gas yang dihasilkan dari proses pirolisis

Lebih terperinci

Pengaruh Besarnya Medan Magnet Dalam Aliran Fluida Bahan Bakar Terhadap Performance Pembakaran

Pengaruh Besarnya Medan Magnet Dalam Aliran Fluida Bahan Bakar Terhadap Performance Pembakaran Pengaruh Besarnya Medan Magnet Dalam Aliran Fluida Bahan Bakar Terhadap Performance Pembakaran Agus Sudibyo Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas Gajayana Malang Jl. Merjosari Blok

Lebih terperinci

PERANCANGAN PLANT PENCAMPUR AIR MENGGUNAKAN KONTROL PID UNTUK PENGATURAN SUHU CAIRAN BERBASIS ATMEGA16

PERANCANGAN PLANT PENCAMPUR AIR MENGGUNAKAN KONTROL PID UNTUK PENGATURAN SUHU CAIRAN BERBASIS ATMEGA16 PERANCANGAN PLANT PENCAMPUR AIR MENGGUNAKAN KONTROL PID UNTUK PENGATURAN SUHU CAIRAN BERBASIS ATMEGA16 Rega Sakti Ruzianto *), Bui Setiyono, an Sumari Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG Inah Permata Sari 1, Heriyanto 2, Irwan Septayua 2 Dosen Universitas Bina

Lebih terperinci

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.

Lebih terperinci

1.1. Sub Ruang Vektor

1.1. Sub Ruang Vektor 1.1. Sub Ruang Vektor Dalam membiarakan ruang vektor, tiak hanya vektoer-vektornya saja yang menarik, tetapi juga himpunan bagian ari ruang vektor tersebut yang membentuk ruang vektor lagi terhaap operasi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan i Kecamatan Leuwiliang Analisis hirarki pusat-pusat pelayanan i Kecamatan Leuwiliang ilakukan engan menggunakan metoe skalogram berbobot berasarkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan september 2011 hingga desember 2011, yang bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksu 1.1.1 Memisahkan fraksi butiran seimen paa ukuran (iameter) butir tertentu. 1.1.2 Menentukan nilai koefisien sortasi, skewness an kurtosi baik secara grafis maupun matematis.

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II

SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II 1 SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi kinetik yang tersimpan dalam materi B. Energi kimia dapat dibebaskan

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan

Lebih terperinci

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201 akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Selama ini manusia bergantung pada energi yang berasal dari minyak bumi untuk menjalankan sistem transportasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Sisi Elektrode Sangkar Delta pada Nilai Resistans Satu Batang Pentanah

Pengaruh Perubahan Sisi Elektrode Sangkar Delta pada Nilai Resistans Satu Batang Pentanah 462 Pengaruh Perubahan Sisi Elektroe Sangkar Delta paa Nilai Resistans Satu Batang Pentanah Harnoko Stephanus 1 Abstract Grouning ro is more practical than grouning plate or grouning strip. Grouning resistance

Lebih terperinci

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS KNM XVI 3-6 Juli 01 UNPAD, Jatinangor ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS NANIK LISTIANA 1, WIDOWATI, KARTONO 3 1,,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan Jurnal Graien Vol 8 No 1 Januari 2012:775-779 Penerapan Aljabar Max-Plus Paa Sistem Prouksi Meubel Rotan Ulfasari Rafflesia Jurusan Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH MICROEXPLOSION TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR MINYAK JARAK PAGAR (JATHROPA CURCAS L.) PADA BERBAGAI DIAMETER DROPLET

PENGARUH MICROEXPLOSION TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR MINYAK JARAK PAGAR (JATHROPA CURCAS L.) PADA BERBAGAI DIAMETER DROPLET PENGARUH MICROEXPLOSION TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR MINYAK JARAK PAGAR (JATHROPA CURCAS L.) PADA BERBAGAI DIAMETER DROPLET AHMAD ADIB ROSYADI Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengujian Variasi sudut kondensor dalam penelitian ini yaitu : 0 0, 15 0, dan 30 0 serta aliran air dalam kondensor yaitu aliran air searah dengan laju uap (parallel

Lebih terperinci

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA PROSIDING SEMINAR NASIONA MUTI DISIPIN IMU &CA FOR PAPERS UNISBANK KE-3(SENDI_U 3) 217 PEMODEAN EMPIRIS COST 231-WAFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI INTASAN ANTENA RADAR DI PERUM PPNPI INDONESIA Ria

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU

PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU Sudarno i 1 Abstract : Pengaturan tinggi beban yang kurang tepat merupakan salah satu penyebab rendahnya efisiensi pada kompor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai langkah untuk memenuhi kebutuhan energi menjadi topik penting seiring dengan semakin berkurangnya sumber energi fosil yang ada. Sistem energi yang ada sekarang

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI TERMOKIMIA I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Menjelaskan hukum kekekalan energi, membedakan sistem dan

Lebih terperinci

BAB 6 P E G A S M E K A N I S

BAB 6 P E G A S M E K A N I S BAB 6 P E G A S M E K A N I S Pegas, aalah suatu elemen mesin yang memperoleh gaya bila iberi perubahan bentuk. Pegas mekanis ipakai paa Mesin untuk menesakan gaya, untuk menyeiakan lenturan an untuk menyimpan

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN 1978-365 ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet Pusat Penelitian an Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan an

Lebih terperinci