BAB II ENERGI ANGIN t (sec)
|
|
- Surya Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II ENERGI ANGIN II. 1. Umum [] Angn merupakan udara yang berhembus dar suhu tngg ke suhu rendah akbat adanya perbedaan temperatur atmosfer. Perbedaan temperatur pada lokas yang berbeda (gars lntang) dar bum yang dsebabkan penynaran matahar yang tdak merata. Faktanya, atmosfer merupakan suatu mesn termodnamka yang besar dmana bagan dar energ yang datang drubah menjad energ knets secara mekans dar massa udara yang bergerak. Sektar % dar snar matahar yang mengalr ke bum dubah menjad tenaga angn, yang mana hasl akhrnya berubah menjad panas dkarenakan gesekan dengan lapsan batas atmosfer. Untuk mengmplementaskan energ angn tersebut sebaga sumber energ lstrk menjad satu dasar yang terpentng. Pada Gambar (.1) djelaskan bahwa kecepatan angn tersebut bervaras wnd drecton [crad] wndspeed [m/s] t (sec) Gambar.1 Kecepatan Angn Kecepatan dan arahnya berubah ubah secara terus menerus. Kta terbasa dengan hembusan angn yang kencang, terutama pada waktu cuaca bada. Untuk mengevaluas Unverstas Sumatera Utara
2 sumber daya untuk produks energ pada suatu lokas, aspek berkut n merupakan hal yang pentng dketahu : kecepatan angn rata rata pertahun. arah dar kecepatan angn selama setahun dan sehar. perubahan dar data tersebut selama beberapa tahun. ketergantungan kecepatan angn pada tnggnya permukaan datas tanah. Untuk menebak beban mekans pada suatu turbn angn, pengetahuan dar : Perubahan (skala waktu terpendek dar detk ke beberapa ment) dar kecepatan dan arah angn dalam waktu dan ruang merupakan dasar yang sangat pentng. kecepatan maksmum dan kemungknannya perstwa tersebut terjad. Pola angn sangat dpengaruh oleh tenaga Corols melalu rotas bum. Kra kra 1000 meter datas permukaan tanah tenaga yang domnan adalah perbedaan tekanan dan tenaga Corols, hal tersebut menunjukkan bahwa angn tdaklah tegak lurus tetap paralel dengan gars khayal d peta bum yang menghubungkan tempat tempat yang sama tekanan udaranya, dsebut angn Geostrophc. Gambar. menunjukkan bahwa model dasar dar sstem srkulas udara. Gambar. dbawah tdak memperhatkan dstrbus laut dan benua yang tdak sembang pada permukaan bum. Pada belahan bum bagan Utara secara relatf lebh banyak daratan dbandng lautan sementara pada bagan Selatan sebalknya. Perubahan yang lambat dar temperatur lautan (menyebabkan kapastas panas yang sangat besar) mengkut musm sementara temperatur daratan juga mengkut pola sang malam. Sstem Cuaca Global sangatlah rumt. Unverstas Sumatera Utara
3 Gambar. Srkulas Udara Global II.. Klasfkas Angn [11] Secara umum angn dapat dklasfkaskan kedalam dua kelas : 1. Angn Lokal. Angn Planetar, Angn Lokal. Hal dasar yang membedakan kedua jens angn n adalah cakupan alran dar angn tersebut. D sang har udara datas lautan lebh dngn dar pada udara d daratan. Snar surya menguapkan ar lautan dan dserap lautan penguapan dan absorbs snar surya d daratan kurang sehngga udara d atas lautan lebh panas. Dengan demkan udara d atas daratan mengembang jad rngan dan nak keatas. Udara dngn yang lebh berat turun mengs kekurangan udara d daratan maka terjadlah alran udara yang dsebut angn laut. D malam har, terjad perstwa sebalknya. Energ panas yang dserap permukaan bum sepanjang har akan dlepaskan lebh cepat oleh daratan (udara dngn). Sementara tu d lautan energ panas sedang dalam proses dlepaskan ke udara. Gerakan konvektf Unverstas Sumatera Utara
4 tersebut menyebabkan udara dngn dar daratan bergerak menggantkan udara yang nak d lautan sehngga terjad alran udara dar darat ke laut. Angn d lereng gunung terjad demkan pula. Angn lembah terjad ketka matahar terbt, puncak gunung adalah daerah yang pertama kal mendapat panas dan sepanjang har selama proses tersebut, lereng gunung mendapat energ panas lebh banyak darpada lembah. Sehngga menyebabkan perbedaan suhu antara keduanya. Udara panas dar lereng gunung nak dan dgantkan dengan udara dngn dar lembah. Akbatnya terjad alran udara dar lembah menuju gunung. Sedangkan pada sore har lembah akan melepaskan energ panas dan puncak gunung yang telah mendngn akan mengalrkan udara ke lembah. Alran udara tersebut dnamakan angn gunung. Konds konds lokal sepert danau, sepanjang tep panta, puncak gunung dan lan lan memankan peranan yang pentng (Gambar.3). Gambar.3. Sstem Srkulas Udara Global Angn Planetar. Tpe angn n terbag atas dua yatu angn barat dan tmur. angn barat (Monsun Asa) yatu angn yang berasal dar daratan Asa menuju wlayah Indonesa, dengan membawa uap ar lebh banyak dar basanya, sehngga sebagan wlayah Indonesa bagan Selatan Katulstwa serng banyak hujan atau bertepatan dengan musm hujan d Indonesa. Ketka matahar berada d sebelah Utara Katulstwa, maka daerah d Belahan Bum Utara mempunya suhu udara yang panas dengan tekanan udara cenderung rendah. Sehngga arah pergerakan angn dar Belahan Bum Utara (daratan Asa) menuju Belahan Unverstas Sumatera Utara
5 Bum Selatan (daratan Australa) dan angn tersebut basanya berasal dar arah barat menuju tmur. Sedangkan angn tmur (Monsum Australa) yatu angn yang berasal dar daratan Australa. Ketka matahar berada d Belahan Bum Selatan, maka Belahan Bum Selatan mempunya suhu yang panas dan tekanan udara yang tngg maka pergerakan angn dar Belahan Bum Selatan (daratan Australa) menuju Belahan Bum Utara (daratan Asa). Gambar.4 Angn Barat dan Tmur [14] II. 3. Persamaan Konvers Energ Angn Menurut fska klask energ knetk dar sebuah benda dengan massa m dan kecepatan v adalah : Ek knetk = ½ mv (.1) Dengan ketentuan kecepatan v tdak mendekat kecepatan cahaya. Hal n juga berlaku untuk angn yang merupakan udara yang bergerak. Parameter parameter dasar dar persamaan konvers angn adalah : II Daya Total Energ Angn Daya total alran angn yang masuk berbentuk area slnder (Gambar.5) dengan laju alran energ knetk Ek knetk [11] dmana nla massa m adalah : m = ρ A V (kg/s) (.1a) Maka energ knetk per detk P kn adalah : Ptotal = ½ (ρ A V) V = ½ ρ A V 3 (W) (.1b) Dmana : ρ = kerapatan udara (kg/m 3 ) Unverstas Sumatera Utara
6 A = daerah sapuan balng balng rotor (m ) V = Kecepatan angn tanpa gangguan (m/s) Gambar.5 Daerah Hembusan Angn II. 3.. Daya maksmum energ angn Dasumskan pada Gambar.6, a b adalah ketebalan sudu, tekanan dan kecepatan angn masuk sudu masng masng p [9] dan V, sedangkan tekanan dan kecepatan angn keluar sudu adalah pe dan Ve, dmana kecepatan keluar sudu lebh kecl dar kecepatan masuk sudu karena energ knetk angn telah dserap sudu. Udara masuk dantara daerah dan a danggap sebaga suatu sstem termodnamk dmana massa jens udara danggap konstan ( perubahan tekanan dan temperatur sangat kecl dbandngkan sektarnya ) dan tdak ada energ potensal serta tdak ada penambahan panas dan kerja yang dlakukan sstem. Persamaan energ untuk daerah masuk dan a adalah : V Va p v + = pav + (.) Dkalkan dengan denstas (ρ=1/v)maka : V Va p + ρ = pa + ρ (.a) Dengan cara yang sama daerah keluar b e : p e Ve Vb + ρ = pb + ρ (.b) Unverstas Sumatera Utara
7 Sudu Turbn Tekanan a pa b pe p pe pb a b e Kecepatan V Va Vt Vt Vb Ve a b Lebar Sudu e Gambar.6. Dagram tekanan dan kecepatan angn pada sudu rotor turbn Kemudan dengan menggabungkan persamaan (.a) dan (.b) dperoleh : p a p b = ( p V Va Ve Vb + ρ ( pe + ρ (.3) Dengan mengasumskan : V a = V b = V (karena tebal sudu relatf kecl dbandng jarak total) dan p e = p, maka persamaan (.3) datas dapat dsederhanakan menjad : p a V Ve pb = ρ (.4) Gaya aksal alran angn, F x yang mengena sudu dengan luas yang tegak lurus arah alran A, dberkan oleh : Fx = ( pa pb ) A (.5) Unverstas Sumatera Utara
8 V Ve F = x ρ A (.6) Gaya yang sebandng dengan perubahan momentum angn (ΔmV) dmana m = ρav t dan F x = m(v V e ), maka : V ρav ( ) = t V Ve ρa V e (.7) V 1 t = ( V ) + Ve (.8) Sekarang kta anggap sstem yang berada dantara dan e sebaga suatu sstem termodnamk total. Tdak ada perubahan energ potensal, energ dalam (T = T e ) dan energ alran (p V = p e V) serta tdak ada kalor yang dberkan ataupun yang keluar. Persamaan umum energ dapat dreduks menjad kerja alran steady dan energ knetk alran. V Ve W = Ek = Eke m (.9) Daya P adalah jumlah laju keras. Dar persamaan (.9) dperoleh : V = V P m e (.10) 1 Dar persamaan (.8) dan (.11) dperoleh : P = ρ AV ( ) t V Ve (.11) 1 P = ρ A( V )( ) 4 + Ve V Ve (.1) Berdasarkan persamaan.8, P total jka V t = V dan V e =0, artnya daya total angn dserap apabla pada saat mennggalkan sudu angn kehlangan seluruh kecepatannya. Sedangkan daya maksmum P max terjad apabla kecepatan ss keluar berupa V e.opt yang besarnya dapat dhtung. Pmax dhtung dengan mendferensalkan P pada persamaan.1 terhadap V e dan menjadkan turunannya sama dengan 0, maka : P V e = 0 (.13) 3V V V V = 0 (.14) e + e Persamaan.14 menghaslkan V e.opt untuk nla V e postf dmana : Unverstas Sumatera Utara
9 V 1 e. opt = V 3 (.15) Dengan mensubttuskan persamaan.15 ke persamaan.1 dperoleh : P 8 ρav 3 max = (.16) 7 II Efsens Teorts Efsens teorts atau efesens deal atau efsens maksmum, η max dar sebuah turbn angn adalah perbandngan antara daya maksmum P max yang dhaslkan terhadap total daya angn yang masuk turbn, P total. η max Pmax = Ptotal 8 ρav = ρav = 0,596 3 (.17) Dengan kata lan, secara teorts energ angn yang dubah turbn menjad kerja adalah sebesar 59,6 % dar total daya yang dberkan angn. Faktor 0,596 atau 16/7 dsebut dengan konstanta Betz dan basanya dpertmbangkan untuk mencapa efsens konvers angn semaksmum mungkn dar rotor turbn angn. II Daya Aktual Sepert halnya turbn uap dan turbn gas, sudu sudu turbn angn juga mempengaruh kecepatan, bergantung kepada sudut kecepatan masuk dan sudut kecepatan alran mennggalkan sudu. Efsens yang ddapat datas dengan mengasumskan konds deal sepanjang sudu masuk. Daya keluaran suatu turbn angn tergantung kepada daya yang dhaslkan oleh angn dan koefsen daya C p dmana hubungannya dtunjukkan pada persamaan.18 yatu : C p Daya Keluaran Turbn Angn = (.18) 1 3 ρav Atau daya aktual turbn angn hngga menghaslkan daya lstrk adalah : P akt = ηp total = η 1 ρav 3 (.19) Unverstas Sumatera Utara
10 dmana efsens total dar turbn angn (η) yang melput efsens aerodnamk rotor (C p ), transms, kontrol dan generator. Harga n berksar antara 30 % - 40 %. II. 4. Lapsan Batas Bum Aplkas energ angn pada lapsan atmosfr terdapat pada 100 m datas tanah. Pada lapsan n, angn tersebut dpengaruh oleh nteraksnya dengan permukaan bum, yang mana memlk efek utama yatu : Kecepatan Angn dkurang oleh efek geseran, semakn dekat ke permukaan ratarata kecepatan angn umumnya kurang dar ketnggan yang lebh tngg d lapsan n. Dsebut turbulans atau terjadnya hembusan, yatu. suatu stokastk, secara relatf varas frekwens tngg angn dar kecepatan angn. Terlepas dar turbulans dan sebalknya, ada varas frekwens yang lebh rendah dar kecepatan angn yang dsebabkan oleh efek sklus pag - malam, sstem bada, dan lan lan. II Dstrbus Rata - Rata Kecepatan Angn dengan ketnggan lapsan Batas bum [11] Dstrbus rata rata kecepatan angn dar permukaan bum 600 meter keatas, kecepatan angnnya bertambah dpengaruh oleh kepadatan permukaan bum. Semakn berada datas permukaan bum maka kecepatan angnnya pun semakn tngg untuk memutar turbn. Sebaga pendekatan untuk mencar perubahan kecepatan angn rata rata V H melalu ketnggan H dan hubungannya dengan kecepatan angn yang dukur V ref pada ketnggan standar dar pengukuran untuk nla yang dharapkan dar ketnggan poros turbn angn, sejumlah perhtungan sederhana dgunakan, mengandung parameter yang mencermnkan konds permukaan lokal. Kekasaran permukaan merupakan salah satu faktor utama untuk menghaslkan wndshear, lebh rendah meter dar atmosfr. Rumus sederhana n dalam bentuk eksponen : V V H ref = log log ( H z ) 0 ( Href z0 ) (.0) Dmana H ref adalah referens ketnggan pada rata - rata kecepatan angn. Nla parameter Z 0 adalah tngg dar kekasarnya permukaan (Gambar.7). Nlanya bervaras Unverstas Sumatera Utara
11 mula dar m untuk konds daerah kosong (laut) sampa 1 m untuk daerah perkotaan. Nla dar hanya menunjukkan konds yang benar benar kosong, tanpa adanya ombak. Untuk daerah sepert tanah lapang dan area terbuka dengan hanya beberapa pohon pohon atau semak belukar maka Z 0 = 0.03m (dbandngkan ke eksponen 1/7). Untuk daerah pertanan dengan lebh banyak penahan angn, bangunan (pertanan) yang tersebar maka mempunya nla Z 0 kra - kra 0.1, sementara untuk hutan dan daerah yang serupa nla nya 0.4. bergantung pada konds permukaan, dar 0.06 (konds sangat halus contohnya, laut) ke 0.6 (konds sangat kasar, contohnya, daerah perkotaan). Untuk stud umum, tanah lapang tdak dspesfkkan, nla 0.14 atau 1/7 serng dgunakan, mencermnkan tanah lapang yang tandus dengan sedkt semak belukar atau unsur - unsur lannya. Roughness class 0 z 0 ~ Roughness class z 0 ~ 0.03 Roughness class z 0 ~ 0.1 Roughness class 3 z 0 ~ 0.4 Gambar.7 Tpe tpe Kekasaran Permukaan Unverstas Sumatera Utara
12 II. 4.. Fluktuas Lebh [11] Spektrum Energ "van der Hoven " (Gambar.8) menunjukkan bahwa frekuens dapat ddeteks pada fluktuas angn. Kta dapat membedakan dengan jelas dua bagan tersebut dengan celah dtengahnya. Bagan kr menunjukkan perubahan cuaca dar har ke har. Bagan kanan menunjukkan fluktuas cepat dhubungkan secara langsung ko turbulans pada lapsan batas, kurang lebh tdak tergantung pada tpe cuaca. Fluktuas n menyebabkan beban dnamk pada komponen dan struktur dar turbn angn. Hal tersebut merupakan beberapa hal yang sedkt pentng untuk produks energ. Pada celah tersebut kta menemukan sklus antara 5 ment dan beberapa jam. Data perjam tersebut dkumpulkan oleh BMG (Badan Meteorolog dan Geofska). Analsa dar fluaktuas tersebut sangat perlu untuk mendapat tempat yang berpotens untuk dbangunnya turbn angn. Gambar.8 Spectrum Daya Van der Hoven dar fluktuas angn Unverstas Sumatera Utara
13 II. 5. Peta Angn [5] Sebaga contoh peta angn yang dtunjukkan pada Gambar.9, yang merupakan potensal kecepatan angn. Kecepatan angn dukur pada daerah datar. Gambar.9 Peta Angn Global Unverstas Sumatera Utara
UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLlM
UNSUR-UNSUR CUACA DAN KLlM HANDOKO Jurusan Geofska dan Meteorolog, FMlPA PB Cuaca adalah gambaran konds atmosfer jangka pendek (kurang dar 24 jam) pada suatu lokas tertentu. Pernyataan sepert "har n d
Lebih terperinciBOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciSEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7
ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha dan Energ Energ Knetk Teorema Usaha Energ Knetk Energ Potensal Gravtas Usaha dan Energ Potensal Gravtas Gaya Konservatf dan Non-Konservatf
Lebih terperinciIV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI
IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi
Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha Menyatakan hubungan antara gaya dan energ Energ menyatakan kemampuan melakukan usaha Usaha,,, yang dlakukan oleh gaya konstan pada sebuah
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.
BAB III LANDASAN TEORI 3. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beban beton adalah besarna beban per satuan luas, ang menebabkan benda uj beton hanur bla dbeban dengan gaa tekan tertentu, ang dhaslkan oleh mesn
Lebih terperinci2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil
.1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)
Lebih terperinciDISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA
DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya
Lebih terperinciLAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES
LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod
Lebih terperinciDEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1
BENDA TEGAR FI-0 004 Dr. Lnus Pasasa MS Bab 6- Bahan Cakupan Gerak Rotas Vektor Momentum Sudut Sstem Partkel Momen Inersa Dall Sumbu Sejajar Dnamka Benda Tegar Menggelndng Hukum Kekekalan Momentum Sudut
Lebih terperinciBab III Analisis Rantai Markov
Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung
Lebih terperinciPENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI
PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciA. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2
1. D bawah n adalah pernyataan mengena pengukuran : 1. mengukur adalah membandngkan besaran yang dukur dengan besaran sejens yang dtetapkan sebaga satuan 2. dalam setap pengukuran selalu ada kesalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER
BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciHukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1
ERMODINAMIKA Hukum ermodnamka ke-0 Hukum ermodnamka ke-1 Hukum ermodnamka k ke-2 Mesn Kalor Prnsp Carnot & Mesn Carnot FI-1101: ermodnamka, Hal 1 Kesetmbangan ermal & Hukum ermodnamka ke-0 Jka dua buah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciContoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.
BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel
BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga
Lebih terperinciBAB V TEOREMA RANGKAIAN
9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciVLE dari Korelasi nilai K
VLE dar orelas nla Penggunaan utama hubungan kesetmbangan fasa, yatu dalam perancangan proses pemsahan yang bergantung pada kecenderungan zat-zat kma yang dberkan untuk mendstrbuskan dr, terutama dalam
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI DAN METODE
BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,
Lebih terperinciANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI
TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI Oleh: Nmas Puspto Pratw Dosen Pembmbng : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T Nur Lala Hamdah, ST.
Lebih terperinciMETODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline.
METODE NUMERIK INTERPOLASI Interpolas Beda Terbag Newton Interpolas Lagrange Interpolas Splne http://maulana.lecture.ub.ac.d Interpolas n-derajat polnom Tujuan Interpolas berguna untuk menaksr hargaharga
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon
Lebih terperinciBAB IV HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SISTEM TERBUKA (CONTROL VOLUME)
Yosef Agung Cahyanta : Termodnamka I 43 BAB IV HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SISTEM TERBUKA (CONTROL VOLUME) 4.1 ANALISIS TERMODINAMIKA SISTEM TERBUKA Dalam persoalan yang menyangkut adanya alran massa ke/dar
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Binatang menggunakan gelombang bunyi/suara untuk
BAB TNJAUAN PUSTAKA Pengertan Gelombang Buny (Akustk) [ 3, 4, -S, 6, 7, S] Gelombang buny adalah gelombang yang drarnbatkan sebaga gelombang mekank longtudnal yang dapat berjalan dalam medum padat, car
Lebih terperinciBAB VB PERSEPTRON & CONTOH
BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciInterpretasi data gravitasi
Modul 7 Interpretas data gravtas Interpretas data yang dgunakan dalam metode gravtas adalah secara kualtatf dan kuanttatf. Dalam hal n nterpretas secara kuanttatf adalah pemodelan, yatu dengan pembuatan
Lebih terperinciKata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.
Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu
Lebih terperinciP n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman
OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya
Lebih terperinciUKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA
UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tnauan Pustaka 2.1 Konsep Gagasan Penghematan Bahan Bakar pada Kompor Gas Prnsp dar alat penghemat gas pada tugas akhr n merupakan pengembangan dar tugas akhr yang sebelumnya sudah pernah dlaksanakan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam
Lebih terperinciBAB IV TRIP GENERATION
BAB IV TRIP GENERATION 4.1 PENDAHULUAN Trp Generaton td : 1. Trp Producton 2. Trp Attracton j Generator Attractor - Setap tempat mempunya fktor untuk membangktkan dan menark pergerakan - Bangktan, Tarkan
Lebih terperinciMENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK
Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode statistika yang umum digunakan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Analss Regres Analss regres adalah suatu metode statstka yang umum dgunakan untuk melhat pengaruh antara varabel ndependen dengan varabel dependen. Hal n dapat dlakukan melalu
Lebih terperinciberasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat
10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c
6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode
Lebih terperinciAPLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )
APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA SOLAR KOLEKTOR TIPE PLAT DATAR
PENGARUH SUDU PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN ERHADAP EFISIENSI ERMAL PADA SOLAR KOLEKOR IPE PLA DAAR ulus B. Storus, Hmsar Ambarta, Mulf Hazw, ekad Stepu Departemen eknk Mesn Fakultas eknk USU Jl Almamater,
Lebih terperinciREKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,
BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu
Lebih terperinciSOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA
ISTITUT TEKOLOGI BADUG FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM PROGRAM STUDI FISIKA FI-500 Mekanka Statstk SEMESTER/ Sem. - 06/07 PR#4 : Dstrbus bose Ensten dan nteraks kuat Kumpulkan d Selasa 9 Aprl
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan
Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.
Lebih terperinciApabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.
ANALISIS KORELASI (ANALISIS HUBUNGAN) Korelas Hubungan antar kejadan (varabel) yang satu dengan kejadan (varabel) lannya (dua varabel atau lebh), yang dtemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900 Apabla dua
Lebih terperinciSTATISTIK menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non bilangan, yg disusun ke dlm tabeldiagram-grafik yang menggambarkan suatu persoalan.
PERTEMUAN 1 STATISTIK menyatakan kumpulan data, blangan maupun non blangan, yg dsusun ke dlm tabeldagram-grafk yang menggambarkan suatu persoalan. STATISTIKA lmu yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan
Lebih terperinciBAB X RUANG HASIL KALI DALAM
BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan
Lebih terperinciBAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa
BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA SISTEM THERMAL
MODEL MATEMATIA SISTEM THERMAL PENGANTAR Sstem thermal merupakan sstem yang melbatkan pemndahan panas dar bahan yang satu ke bahan yang lan. Sstem thermal dapat danalsa dalam bentuk tahanan dan kapastans,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus
Lebih terperinciBAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR)
BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) 5.1 Umum Pada bab V n dbahas mengena hasl perhtungan faktor-faktor beban (load) atau serng dsebut dengan faktor pengal beban,
Lebih terperinciDalam sistem pengendalian berhirarki 2 level, maka optimasi dapat. dilakukan pada level pertama yaitu pengambil keputusan level pertama yang
LARGE SCALE SYSEM Course by Dr. Ars rwyatno, S, M Dept. of Electrcal Engneerng Dponegoro Unversty BAB V OPIMASI SISEM Dalam sstem pengendalan berhrark level, maka optmas dapat dlakukan pada level pertama
Lebih terperinciBab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat
Mater Kulah Ekspermen Fska Oleh : Drs. Ishaft, M.S. Program Stud Penddkan Fska Unverstas Ahmad Dahlan, 07 Bab 3 Analss Ralat 3.. Menaksr Ralat Msalna suatu besaran dhtung dar besaran terukur,,..., n. Jka
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN
BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN. Penjadualan Optmal Pembangkt dan Penyaluran Daya Lstrk Setap Pembangkt tdak dtempatkan dengan jarak yang sama dar pusat beban, tergantung lokas pembangkt yang
Lebih terperinciKecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi
Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Susu kambng merupakan suatu produk yang memlk nla manfaat tngg bag kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu merupakan sumber gz yang palng lengkap sekalgus palng
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT
Lebih terperinciV ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI
Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas
Lebih terperinciIII PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK
34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham
Lebih terperinciBAB III MODEL - MODEL KEAUSAN
BAB III MODEL - MODEL KEAUSAN 3.1 Model keausan Archard [15] Archard 1953 mengusulkan suatu model pendekatan untuk mendeskrpskan keausan sldng. Da berasums bahwa parameter krts dalam keausan sldng adalah
Lebih terperinciANALISA METODE PERHITUNGAN EVAPORASI POTENSIAL DI KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR
ANALISA METODE PERHITUNGAN EVAPORASI POTENSIAL DI KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR Ersty Nurul Frda Asmara, Ery Suhartanto, Donny Harsuseno Mahasswa Jurusan Teknk Pengaran Fakultas Teknk Unverstas
Lebih terperinciε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciPEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR
PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciSolusi Termodinamika Bab VIII
Solus ermodnamka Bab VIII 8. Art Proses, proses kuasstatk, dspas kalor dan sat proses reversbel: a. Art Proses dan Proses Kuasstatk Proses: Perubahan koordnat dar suatu sstem Proses Kuasstatk: Perubahan
Lebih terperinciPerhitungan Critical Clearing Time dengan Menggunakan Metode Time Domain Simulation
PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI 2012 1 Perhtungan Crtcal Clearng Tme dengan enggunakan etode Tme Doman Smulaton Surya Atmaja, Dr. Eng. Ardyono Pryad, ST,.Eng, Ir.Teguh Yuwono
Lebih terperinci