PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARIZATION IMAGING BY REFLECTION UNTUK OBYEK TRANSPARAN DALAM BIDANG COMPUTER VISION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARIZATION IMAGING BY REFLECTION UNTUK OBYEK TRANSPARAN DALAM BIDANG COMPUTER VISION"

Transkripsi

1 Seinar Nasional Aplikasi Teknologi Inforasi 28 (SNATI 28) ISBN: Yogyakarta, 21 Juni 28 PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARIZATION IMAGING BY REFLECTION UNTUK OBYEK TRANSPARAN DALAM BIDANG COMPUTER VISION Mohaad Iqbal *, Ia Ahad Trinugroho ** Universitas Gunadara Fakultas Ilu Koputer Jl. Margonda Raya 1, Depok, Indonesia E-ail: Abstract Peanfaatan Polarisasi cahaya erupakan salah satu etode untuk endapatkan inforasi yang lebih luas dari suatu obyek dala bidang coputer vision. Suatu obyek yang eantulkan cahaya atau terkena proses penghaburan cahaya jika ditangkap oleh peralatan konvensional dan diolah dengan anipulasi intensitas cahaya dan warna saja terkadang tidak ebawa inforasi yang cukup untuk dapat engenali benda tersebut. Oleh sebab itulah diperlukan suatu etode yang dapat ereduksi fenoena tersebut, sekaligus dala perkebangannya dapat eberikan inforasi tabahan yang lebih luas dari suatu obyek yang diobservasi. Salah satunya adalah dengan engkobinasikan peralatan optik lensa polarisasi dengan kaera untuk enangkap citra obyek lalu enghitung beberapa paraeter polarisasinya. Paper ini ebahas beberapa etode penangkapan citra terpolarisasi pada obyek transparan yang eantulkan cahaya dan ebahas beberapa etode analisis polarisasi cahaya dari obyek tersebut. Keywords: Optics, Polarization iaging, coputer vision, reflection. 1. PENDAHULUAN Polarisasi cahaya adalah fenoena optik yang biasa terjadi di bui (Konnen, 1985). Penghaburan cahaya (Scattering) dan peantulan cahaya (reflection) erupakan hal terbanyak yang enyebabkan terjadinya fenoena ini di ala. Menurut beberapa penelitian, suber kejadian polarisasi cahaya dapat dikategorikan dala 3 bagian besar, yaitu : 1. Suber cahaya parsial linier terpolarisasi (partially linearly polarized light) yang disebabkan oleh proses scattering cahaya atahari dengan atosfir bui (coulson, 1988). 2. Polarisasi cahaya pada dunia bawah laut yang disebabkan oleh proses scattering cahaya atahari pada air (jerlov, 1976). 3. Polarisasi cahaya oleh refleksi (pantulan) dari perukaan yang engkilap seperti perukaan air atau beberapa jenis bahan yang dapat eantulkan cahaya lainnya seperti loga etalik, dan perukaan dielektrik seperti tanah, bebatuan aupun tubuh-tubuhan. (Konnen, 1985). Penggunaan polarisasi untuk eahai suatu citra adalah suatu perluasan dari keapuan engindera cahaya dari sekedar engindera intensitas dan warna cahaya. Masing-asing kejadian polarisasi di ala ini dapat diukur dengan berbagai bentuk persaaan ateatika untuk endapatkan inforasi yang dapat dianfaatkan untuk berbagai keperluan penginderaan lingkungan oleh esin atau koputer, obyek tersebut eliputi derajat polarisai, sudut polarisasi dan variasi intensitas cahaya yang dihasilkan dari polarisasi. Bagian pertaa dari paper ini ebahas tentang siste penangkapan citra yang dilakukan agar dapat eanfaatkan Polarisasi cahaya dari obyek yang eantulkan cahaya. Bagian kedua ebahas beberapa proses dasar pengabilan inforasi polarisasi yang diakibatkan oleh peantulan cahaya pada obyek supaya dapat dianfaatkan untuk perosesan selanjutnya. Di bagian ketiga ebahas etode analisis polarisasi dan bagian terakhir adalah kesipulan yang didapat dari pebahasan pada bagian sebelunya. 2. SISTEM PENANGKAPAN CITRA Siste ini aat penting dala rangkaian pengabilan inforasi polarisasi dari obyek yang eantulkan cahaya. Kesalahan dala peilihan jenis filter polarisasi, kaera dan instalasi, tentu akan epengaruhi akurasi deteksi terhadap obyek tersebut Jenis Filter dan Kaera Polarisasi Kaera CCD (charge-couple device) koersial yang tersedia di pasaran didesain untuk enangkap intensitas cahaya dan warna dari suatu obyek saja, sehingga tidak dapat dipakai untuk enangkap citra G-1

2 Seinar Nasional Aplikasi Teknologi Inforasi 28 (SNATI 28) ISBN: Yogyakarta, 21 Juni 28 terpolarisasi. Kaera yang yang dapat dianfaatkan untuk enangkap citra terpolarisasi terdiri atas 2 jenis, yaitu Kaera akuisisi citra optikekanik dan kaera akuisisi citra optic elektronik Kaera akuisisi citra optik-ekanik Pada awalnya para peneliti enggunakan kaera onokro atau kaera warna tipe CCD ini dengan enabahkan koponen filter polarisasi linier yang dapat dirotasikan secara ekanis di depan lensa kaera tersebut. Desain kaera seperti ini keudian digunakan untuk enangkap beberapa jenis citra obyek yang saa dengan orientasi polarisasi yang berbeda, dengan cara engubah orientasi filternya. Perhitungan polarisasi dengan cara ini paling tidak ebutuhkan 3 jenis koponen citra terpolarisasi yang berbeda, biasanya dengan sudut, 45 dan 9. Naun, jika tidak dilakukan dengan teliti, cara rotasi ekanik ini dapat enyebabkan terjadinya pergeseran geoetrik penapilan proyeksi citra pada kaera, yang enghasilkan kesalahan yang signifikan dala pengukuran paraeter polarisasi (WOLFF, 1995). Gabar 1. Akuisisi serial enggunakan liquid crystal (WOLFF & ANDREOU, 1995). (ii) Akuisisi paralel enggunakan pasangan stereo kaera dan peisah cahaya terpolarisasi Pada kaera jenis ini, setelah terpolarisasi parsial linier karena elewati liquid crystal, cahaya yang tiba akan dipecah kedua arah dengan koponen polarisasi yang berbeda satu saa lain ke dua CCD kaera oleh bea splitter. Satu jenis ebawa inforasi pantulan cahaya 45 dan satu lagi ebawa inforasi transaisi cahaya. Dengan 2 inforasi ini, aka didapatkan 2 jenis koponen polarisasi yaitu P (koponen polarsasi paralel dengan arah cahaya datang) dan S (koponen polarisasi tegak lurus dengan arah cahaya datang) Kaera akuisisi citra optik elektronik Kaera jenis ini adalah kaera yang secara elektronis dilengkapi sensor yang engatur orientasi polarisasi secara otoatis. Pada desain awal, terdapat 3 jenis kaera yang didesain khusus untuk enangkap citra terpolarisasi yaitu (i) akuisisi serial koponen polarisasi enggunakan liquid crystal, (ii) akuisisi paralel koponen polarisasi enggunakan pasangan stereo kaera dan peisah cahaya terpolarisasi, dan (iii) prototype chip photosensing. Selanjutnya, keudian tercetus ide untuk ebuat kaera dengan kristal buatan yang eiliki sifat-sifat yang apu endeteksi fenoena polarisasi, diciptakanlah (iv) Kaera PLZT. (i) Akuisisi serial enggunakan liquid crystal Kaera ini enggunakan 2 twisted neatic (TN) liquid crytal yang diletakkan di depan CCD kaera. TN adalah suatu alat elektro-optik yang akan engendalikan koponen cahaya parsial linear polarisasi yang bergerak elaluinya. Koponen polarisasi dari citra akan segera diketahui secara seri tanpa perlu elakukan rotasi secara ekanik filter polarisasi. Gabar 2. Akuisisi paralel enggunakan stereo kaera dan bea splitter (WOLFF & ANDREOU, 1995). (iii) prototype chip photosensing Kedua jenis kaera yang pertaa di desain enggunakan optik eksternal yang tidak secara langsung diproses pada chip photosensing. Sedangkan prototipe kaera ini erupakan bentuk terpadu yang didesain elakukan fileterisasi optik langsung ke chip photosensing. Secara prinsip, cara kerja kaera ini tidak berbeda dengan kaera sebelunya, hanya saja proses perhitungan paraeter polarisasinya sudah dala suatu chip khusus tersendiri. (iv) Kaera PLZT PLZT adalah erupakan kristal buatan elektro-optik yang transparan dengan aterial keraik dan eiliki sifat-sifat birefringence (cahaya yang eiliki resolusi) yang ebuat PLZT dapat G-2

3 Seinar Nasional Aplikasi Teknologi Inforasi 28 (SNATI 28) ISBN: Yogyakarta, 21 Juni 28 berfungsi sebagai retarder dengan engubah edan listrik. Dala suatu penelitian untuk endeteksi obyek transparan, skenario peanfaatan kaera PLZT ini adalah dengan engkobinasikannya dengan linier polarizer. dilakukan dengan eletakkan suber cahaya pada posisi yang berlawanan dengan kaera yang diberi polarizer linier di depan lensanya, Sudut cahaya datang dan sudut cahaya pantul dari obyek saa. Metode ini juga diterapkan oleh Wolff dan Chen naun dengan enerapkan banyak filter baik dari suber cahaya aupun dari depan kaera pengaat. Gabar 3. Kaera PLZT dikobinasikan dengan polarizer (DAISUKE MIYAZAKI, et al. 25) Skenario instalasi Penangkapan Citra Skenario ini disusun dengan tujuan agar bisa endapatkan inforasi koponen polarisasi yang eadai dari suatu obyek yang eantulkan cahaya. Pada bagian ini, penulis eilih beberapa perkebangan pengetahuan dari penelitian yang ebahas engenai estiasi bentuk dari suatu transparan obyek, karena obyek transparan eiliki inforasi yang lebih luas daripada obyek biasa. Obyek ini, selain eiliki inforasi pantulan cahaya dari perukaannya (sering disebut pantulan perukaan), juga eiliki pantulan dari bagian dala obyek yang erupakan cahaya hasil transisi ke dala tubuh obyek tersebut (disebut body reflection). Dua suber inforasi ini bisa dianfaatkan dengan eletakkan peralatan penangkap citra pada posisi yang tepat. Gabar 5. Instalasi kaera polarisasi deteksi obyek transparan (WOLFF & CHEN, 1998) Metode Pantulan dari Multi suber cahaya Metode ini engabil inforasi polarisasi dengan sudut pantul yang berbeda dari etode pertaa. Kekurangan pencahayaan pada etode pertaa diatasi dengan eberikan dua suber cahaya dari dua titik yang berbeda, naun eiliki sudut pantul dengan arah yang saa enuju kaera dengan polarizer linier di depannya Metode Pantulan dari Satu suber Cahaya Gabar 6. Instalasi kaera polarisasi deteksi obyek transparan (MIYAZAKI, 22) Gabar 4. Instalasi kaera polarisasi deteksi obyek transparan (MEGUMI, 1999 ) Metode ini dipakai untuk engestiasi bentuk dari obyek yang diobservasi. Obyek dengan inforasi polarisasi keudian dianalisis dengan enggunakan forula pantulan fresnel. Maka, proses instalasi Metode Pantulan dan Transisi dari Multi suber Cahaya Metode ini erupakan pengebangan dari etodeetode sebelunya. Sebab, ternyata dua etode sebelunya, walau pun sudah ditabah dengan lebih dari satu suber cahaya tetap tidak cukup untuk bisa engidentifikasi bentuk obyek transparan secara presisi. G-3

4 Seinar Nasional Aplikasi Teknologi Inforasi 28 (SNATI 28) ISBN: Yogyakarta, 21 Juni 28 Keistiewaan etode ini adalah penepatan suber cahaya yang eungkinkan cahaya dapat dipantulkan dari perukan obyek transparan secara langsung (suber cahaya 1) untuk engestiasi sisi depan dari obyek transparan dan yang lainnya adalah suber cahaya yang eungkinkan cahaya engalai transisi ke bagian dala obyek terlebih dahulu, lalu dipantulkan enuju kaera pengobservasi (suber cahaya 2), sehingga bisa engestiasi sisi belakang dari obyek transparan tersebut. Kaera Suber Cahaya 1 Polarizer Obyek Suber transparan cahaya 2 Gabar 7. Instalasi kaera polarisasi deteksi obyek transparan (DAISUKE MIYAZAKI, et al. 25). Gabar 8. Refleksi fresnel (MEGUMI, 1999 ) Koponen polarisasi dari cahaya datang, cahaya dipantulkan dan cahaya yang ditransisikan akan paralel dan tegak lurus pada x-z dan diekspresikan dengan dan. Keudian kita definisikan sudut cahaya datang φ1, sudut refleksi φ 1 dan sudut transisi φ2. Cahaya datang dan cahaya yang dipantulkan akan enuju ediu yang saa, aka kita dapatkan φ1 = π - φ 1. Maka, cahaya datang, cahaya dipantulkan dan koponen transisi dari edan elektrik vektor akan paralel pada x-z, sehingga 3. METODE ANALISIS POLARISASI Terdapat banyak etode penghitungan status polarisasi dari cahaya pada suatu benda yang engalai proses peantulan, yaitu (i) perhitungan sederhana enggunakan forula Fresnel, (ii) enggunakan atrik koheren, (iii) enggunakan atrik Mueller dan (iv) enggunakan kalkulus Jones. Naun dala paper ini akan dibahas (i) dan (iii) saja yang erupakan etode dasar dan etode terpopuler dala enghitung status polarisasi tersebut Menggunakan huku Fresnel Huku Fresnel ini kita gunakan sebagai dasar untuk enghitung status polarisasi. Huku ini terkait pula dengan huku Maxwell yang enyebut bahwa gelobang cahaya adalah gelobang elektroagnet. Huku peantulan cahaya yang enyebutkan bahwa untuk perukaan yang tidak enghaburkan cahaya sudut pantul selalu saa dengan sudut datang ini dapat digunakan untuk enghitung intensitas pantulan. Selanjutnya, dengan enabahkan karakteristik polarizer kita bisa endapatkan status polarisasi. diana A, R dan T adalah aplitudo dari ketiga koponen tersebut, ω adalah frekuensi sudut dan k1 dan k2 enunjukkan besaran gelobang. Jika besaran gelobang dinyatakan dala 2 π / λ, diana λ adalah panjang gelobangnya, dan kita nyatakan a, r dan t adalah cahaya datang, cahaya pantul dan cahaya transisi, aka koponen tegak lurus dapat dinyatakan dengan cara yang saa. Relasi antara sudut cahaya datang φ1 dan sudut transisi φ2 cahaya yang engalai refracted yang bergerak elintasi ediu ke ediu lainnya dapat dinyatakan dala Huku SNELL : Batasan kondisi persaaan Maxwell adalah ebutuhkan koponen edan elektrik dan edan agnet yang harus selalu kontinyu pada jalur cahaya tersebut. Keudian aplitudo dari cahaya yang ditransisikan dala ediu 2 harus ekuivalen dengan juah aplitudo cahaya datang dan cahaya yang dipantulkan pada ediu 1 dengan arah x dan y. Untuk ketentuan ini, kita endapatkan : di ana E dan H adalah edan elektrik dan edan agnet. Ini keudian dapat dikobinasikan dengan G-4

5 Seinar Nasional Aplikasi Teknologi Inforasi 28 (SNATI 28) ISBN: Yogyakarta, 21 Juni 28 persaaan (1) dan (2) untuk enghasilkan forula FRESNEL yang engekspresikan pantulan dari aplitudo cahaya pada koponen secara paralel dan tegak lurus, r dan r. linier) dan derajat polarisasi = 1. Substitusi persaaan (6), (8) ke (9) enghasilkan : 3.2. Menggunakan Matrik Mueller Intensitas cahaya I dapat dinyatakan dala : diana n adalah refraktif index dari setiap ediu dan μo adalah koponen serap untuk hapa udara. Untuk persaaan (4) intensitas sifat pantul cahaya enjadi : Intensitas pantul F dan F engacu pada koefisien pantul FRESNEL. Persaaan (6) engindikasikan sudut cahaya datang dengan F =. Sudut ini berdasarkan teori sudut BREWSTER disebut φb. Sudut Brewster adalah φ1 + φ2 = π/2 dan huku SNELL enjadi : Kalkulus Mueller adalah etode untuk enghitung status polarisasi cahaya dan biasanya dihitung enggunakan atrik ueller. Cahaya datang direpresentasikan dala vektor 4 diensi, yang disebut dengan Stokes vector. Obyek yang engubah status polarisasi direpresentasikan dala 4x4 atrik yang disebut atrik Mueller. Pada perhitungan kalkulus Mueller, kita ebutuhkan Stokes Vektor yang erepresentasikan cahaya datang. Berikut ini adalah beberapa ketentuan untuk stokes vector (GODSTEIN, 23) : s s s s Intensity Power of linear polarized light Power of 45 linear polarized light Power of right circular polarized light Persaaan (7) ini disebut fase polarisasi untuk pantulan cahaya. Jika kita elihat lagi persaaan (6) intensitas pantulan akan tergantung pada arah rabatan cahaya, apakah parallel ataukah tegak lurus. Jika kita defenisikan intensitas aksiu dan intensitas iniu adalah Iax dan Iin. Penabahan Iax dan Iin saa dengan total intensitas perukaan obyek Is, aka : Ingat bahwa Iin adalah koponen yang paralel dengan cahaya datang. Dengan eneukan sudut rotasi polarizer yang enunjukkan intensitas iniu, aka sudut orientasi cahaya datang θ dapat kita tetapkan. Derajat polarisasi ρ dapat dinyatakan : Derajat polarisasi = untuk unpolarized light, dan 1 untuk cahaya yang terpolarisasi linier. Ketika sudut cahaya datang saa dengan sudut Brewster, hanya koponen yang tegak lurus yang uncul pada cahaya yang dipantulkan (cahaya ini terpolarisasi S, S1, S2, S3 kadangkala juga sering ditulis dengan I, Q, U dan V. Keudian Stokes Vector yang erepresentasikan cahaya datang ini dapat kita ruuskan sebagai derajat polarisasi sebagai berikut (GODSTEIN, 23) : s1 + s2 + s3 ρ = (11) s Untuk enghitung status polarisasi cahaya yang eantul dari suatu benda, aka berlaku ketentuan uu : [output light] = [Muller atrix] [input light] I' Q' = U' V' I Q U V Beberapa atrik di bawah ini digunakan untuk enghitung keadaan cahaya setelah dipantulkan pada suatu benda (DAISUKE MIYAZAKI, et al. 25) (12) G-5

6 Seinar Nasional Aplikasi Teknologi Inforasi 28 (SNATI 28) ISBN: Yogyakarta, 21 Juni 28 Matrik Mueller untuk Pantulan (Reflection) : R = ( R + R ) 2 ( R R ) ( R R ) 2 ( R + R ) Untuk engestiasi benda transparan, kita juga eerlukan atrik ueller untuk transisi, yaitu : diana R R T adalah koefisien Fresnel. ( T + T) ( T T) ( T T) ( T + T) 4. KESIMPULAN Perkebangan riset polarization iaging asih terus berkebang sapai saat ini. Dari beberapa penelitian yang disajikan, ada 3 langkah terstruktur yang diabil oleh para peneliti dala eanfaatkan citra terpolarisasi, yaitu (i) strategi pengabilan inforasi polarisasi, (ii) etode instalasi peralatan dan (iii) peilihan etode analisis polarisasi. Strategi pengabilan inforasi polarisasi dari suatu obyek yang diobservasi ebutuhkan peralatan penangkap citra tabahan, yaitu dengan engkobinasikan antara peralatan optik dengan ekanik atau engkobinasikan optik dan elektronis. Metode instalasi peralatan juga sangat enentukan, karena seua inforasi polarisasi berasal dari cahaya yang dipantulkan, aka harus diperhitungkan dengan seksaa sudut cahaya datang dan berapa banyak suber cahaya. Selain itu juga peletakan kaera harus tepat pada arah sudut pantulnya. Peilihan etode analisis polarisasi pada uunya terkait dengan efisiensi algorita yang dipilih. Sapai saat ini, asih ebutuhkan penelitian yang lebih dala algorita ana yang paling efektif dala ekstraksi inforsi polarisasi tersebut. Dua jenis etode yang disajikan dala paper ini, adalah etode yang paling banyak dipakai oleh peneliti polarization iaging saat ini. 2 2 R R R R T = TT TT T DAFTAR PUSTAKA [1] BIN XIE et al (27), Polarization-Based Water Hazards Detection for Autonoous Off-road Navigation, Proceeding of 27 IEEE/RSJ International Confrence on intelligent Robots and Syste San diego, CA, USA [2] DAISUKE MIYAZAKI, Masataka Kagesawa, Katsushi Ikeuchi. (22). "Deterining Shapes of Transparent Objects fro Two Polarization Iages," in Proceedings of IAPR Workshop on Machine Vision Applications, pp.26-31, Nara, Japan, [3] DAISUKE MIYAZAKI, et al. (25), Polarization-based shape estiation of Transparent Objects by using Raytracing and PLZT Caera, SPIE's International Syposiu on Optics and Photonics 25 San Diego, CA USA, Vol. 5888, pp. 1-14, Aug. 25. [4] GOLDSTEIN, DENNIS (23), Polarized Light, Second Edition, CRC Press, ISBN-13: [5] HORVATH (199). Reflection Polarization Patterns at Flat Water Surfaces and their Relevance for Insect Polarization Vision, J. theor. Biol. (1995) 175, [6] HUA CHEN AND LAWRENCE B. WOLFF, (1998) Polarization Phase-Based Method For Material Classification In Coputer Vision, International Journal of Coputer Vision 28(1), [7] JERLOV, N. G. (1976). Optical Oceanography. Asterda. Elsevier. [8] KONNEN, G. P. (1985). Polarized Light in Nature, Cabridge:Cabridge University Press [9] LAWRENCE B. WOLFF (1995), Application of Polarization Caera Technology, Iage Understanding, IEEE Expert, 3-38 [1] LAWRENCE B. WOLFF, ANDREAS ANDREOU (1995), Polarization Caera Sensor, Iage & Vision Coputing, Vol 13, sevier Science, [11] MEGUMI, SAITO. (1999), Measureent of Surface Orientations of Transparent Objects Using Polarization in Highlight, IEEE [12] P. TERRIER. (21), A Self Calibrated Iage Acquisition Syste for Polarization Estiation, PSIP Journal [13] WEHNER,RÜDIGER. (21), Polarization Vision A Unifor Sensory Capasity?, The Journal of Experiental Biology 24, [14] S.SHAFER. (1985), Using color to separate reflection coponents, COLOR Research and Application, Vol. 1, pp * Mohaad Iqbal, SKo, MMSI adalah kandidat doktor di Université de Bourgogne Perancis yang juga erupakan dosen tetap dan peneliti di Universitas Gunadara. ** Ia Ahad Trinugroho, ST, MMSI adalah erupakan kandidat doktor di Universitas Gunadara yang juga erupakan dosen tetap dan peneliti di Universitas Gunadara. G-6

PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARIZATION IMAGING BY REFLECTION UNTUK OBJEK TRANSPARAN DALAM BIDANG COMPUTER VISION

PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARIZATION IMAGING BY REFLECTION UNTUK OBJEK TRANSPARAN DALAM BIDANG COMPUTER VISION PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARIZATION IMAGING BY REFLECTION UNTUK OBJEK TRANSPARAN DALAM BIDANG COMPUTER VISION Mohammad Iqbal *, Imam Ahmad Trinugroho ** Universitas Gunadarma Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARISASI CITRA DARI HAMBURAN CAHAYA DI LANGIT BIRU SEBAGAI KOMPAS PENUNJUK ARAH ALTERNATIF

PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARISASI CITRA DARI HAMBURAN CAHAYA DI LANGIT BIRU SEBAGAI KOMPAS PENUNJUK ARAH ALTERNATIF PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARISASI CITRA DARI HAMBURAN CAHAYA DI LANGIT BIRU SEBAGAI KOMPAS PENUNJUK ARAH ALTERNATIF Mohaad Iqbal, Olivier Morel, Fabrice Mariedeau Universitas Gunadara, Fakultas Ilu

Lebih terperinci

Sistem Pencitraan untuk Menangkap Citra Polarisasi Mohammad Iqbal 1,2, Sarifuddin Madenda 1, Djati Kerami 1

Sistem Pencitraan untuk Menangkap Citra Polarisasi Mohammad Iqbal 1,2, Sarifuddin Madenda 1, Djati Kerami 1 Sistem Pencitraan untuk Menangkap Citra Polarisasi Mohammad Iqbal 1,, Sarifuddin Madenda 1, Djati Kerami 1 1 Universitas Gunadarma, Fakultas Ilmu Komputer, Jl. Margonda Raya 100, Depok, Indonesia, E-mail:

Lebih terperinci

Sistem Pencitraan untuk Menangkap Citra Polarisasi

Sistem Pencitraan untuk Menangkap Citra Polarisasi Sistem Pencitraan untuk Menangkap Citra Polarisasi Mohammad Iqbal 1,2, Sarifuddin Madenda 1, Djati Kerami 1 1 Universitas Gunadarma, Fakultas Ilmu Komputer, Jl. Margonda Raya 100, Depok, Indonesia, E-mail:

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GLOMBANG LKTROMAGNTIK Contoh. Hubungan dan B dari gelobang bidang elektroagnetik Suatu gelobang bidang elektroagnetik sinusoidal dengan frekuensi 5 MHz berjalan di angkasa dala arah X, seperti ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE)

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) JUISI, Vol. 03, No. 02, Agustus 2017 1 Estiasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algorita Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) Musayyanah 1, Yosefine Triwidyastuti 2, Heri Pratikno 3

Lebih terperinci

Tinjauan Aplikasi Komputer Vision dengan Pendekatan Analisis Pantulan Cahaya dalam Pendeteksian Obyek Permukaan Air

Tinjauan Aplikasi Komputer Vision dengan Pendekatan Analisis Pantulan Cahaya dalam Pendeteksian Obyek Permukaan Air Tinjauan Aplikasi Komputer Vision dengan Pendekatan Analisis Pantulan Cahaya dalam Pendeteksian Obyek Permukaan Air Mohammad Iqbal 1, Karmila Sari 1, Olivier Morel 2 1 Universitas Gunadarma, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini enjelaskan engenai berbagai teori yang digunakan untuk elakukan penelitian ini. Bab ini terdiri dari penjelasan engenai penghitung pengunjung, lalu penjelasan engenai

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI

FISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 03 Sesi NGAN GELOMBANG CAHAYA Cahaya erupakan energi radiasi berbentuk gelobang elektroagnetik yang dapat dideteksi oleh ata anusia serta bersifat sebagai gelobang

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE ANALISA CIRI AIR UNTUK PENDETEKSIAN OBYEK PERMUKAAN AIR BERDASARKAN PANTULAN CAHAYA. Budi Triandi

PERBANDINGAN METODE ANALISA CIRI AIR UNTUK PENDETEKSIAN OBYEK PERMUKAAN AIR BERDASARKAN PANTULAN CAHAYA. Budi Triandi Budi, Perbandingan Metode Analisa Ciri 1 PERBANDINGAN METODE ANALISA CIRI AIR UNTUK PENDETEKSIAN OBYEK PERMUKAAN AIR BERDASARKAN PANTULAN CAHAYA Budi Triandi Email : budi@potensi-utama.ac.id STMIK Potensi

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unied.ac.id/2012/index.php/einstein Aplikasi Citra Landsat 8 Oli Untuk Menganalisa Kerapatan Vegetasi Bill Cklinton Sianjuntak dan Rita Juliani* Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID

APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Seinar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 Noveber 207 APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Febryna Chaniago, Rikip Ginanjar 2, Rosalina

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU

FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU Jurnal Teknologi Inforasi dan Ilu Koputer (JTIIK) Vol., No. 1, April 015, hl. 73-78 FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU Rekyan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE ANALISIS CIRI AIR UNTUK PENDETEKSIAN OBJEK PERMUKAAN AIR BERDASARKAN PANTULAN CAHAYA

PERBANDINGAN METODE ANALISIS CIRI AIR UNTUK PENDETEKSIAN OBJEK PERMUKAAN AIR BERDASARKAN PANTULAN CAHAYA PERBANDINGAN METODE ANALISIS CIRI AIR UNTUK PENDETEKSIAN OBJEK PERMUKAAN AIR BERDASARKAN PANTULAN CAHAYA Surya Hadinata Jurusan Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama, Jln. KL. Yos Sudarso Km. 6,5 No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF Agus Santoso Jurusan Statistik FMIPA Universitas Terbuka eail:aguss@ut.ac.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Michael Faraday Jaes Clerk Maxwell Medan lektroagnetik Pergerakan uatan listrik enghasilkan edan agnet Perubahan edan agnet dapat enibulkan pergerakan uatan listrik Koil/kuparanjikadialirilistrikakanenghasilkanedanagnet

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES I. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengukur distribusi tegangan pada kondisi diterinasi 60 oh, ujung saluran terbuka dan Short circuit b. Mengukur distribusi λ/4, λ/2 pada

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM 25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358

Lebih terperinci

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI Muhaad Aldo Aditiya Nugroho (13213108) Asisten: Dede Irawan (23214031) Tanggal Percobaan: 29/03/16 EL3215 Praktiku Siste Kendali Laboratoriu Siste Kendali dan Koputer - Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PANORAMIC IMAGE MOSAIC DENGAN METODE 8 PARAMETER PERSPECTIVE TRANSFORMATION

IMPLEMENTASI PANORAMIC IMAGE MOSAIC DENGAN METODE 8 PARAMETER PERSPECTIVE TRANSFORMATION IMPLEMENTSI PNORMIC IMGE MOSIC DENGN METODE 8 PRMETER PERSPECTIVE TRNSFORMTION Rud dipranata, Hendra Litoo, Cherr G. Ballangan Teknik Inforatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model Aplikasi Inforation Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vetor Spae Model Hendra Bunyain, Chathalea Puspa Negara Jurusan Teknik Inforatika Fakultas Teknologi Inforasi, Universitas Kristen Maranatha.

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R. 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningru*, Ia Santoso**, R.Rizal Isnanto** Abstrak - Tekstur adalah karakteristik yang penting

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

Diketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK

Diketik ulang oleh : Copyright  Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK Copyright http://serbiserbi.co/ Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, 1 2 SOAL PILIHAN GANDA 1. Tahukah kalian, salah satu keunikan dari laba-laba pelopat adalah keistiewaan penglihatannya.

Lebih terperinci

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Statistika, Vol., No., Noveber 0 STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Gede Suwardika, Heri Kuswanto, Irhaah Jurusan Statistika,Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Universitas

Lebih terperinci

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1 DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....

Lebih terperinci

Soal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 jam

Soal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 jam Soal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 ja 1 (Nilai 15) Sebuah bola pada ketinggian h dari perukaan lantai, ditebakkan secara horizontal dengan kecepatan v 0. Bola engenai lantai dan eantul

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

DESAIN PENYESUAI IMPEDANSI MENGGUNAKAN TRAFO 1/4l MULTISECTION

DESAIN PENYESUAI IMPEDANSI MENGGUNAKAN TRAFO 1/4l MULTISECTION Achad S; Yuwono, Desain Penyesuai Ipedansi Menggunakan Trafo /4l Multisection 3 DESAIN PENYESUAI IMPEDANSI MENGGUNAKAN TRAFO /4l MULTISECTION Achad S., Rudy Yuwono Abstrak : Dala paper ini, akan dijabarkan

Lebih terperinci

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Seinar Nasional Teknologi Inforasi dan Kounikasi 01 (SENTIKA 01 ISSN: 089-981 Yogyakarta, 8 Maret 01 PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Sauel Manurung 1 1Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

DETEKSI FITUR WAJAH MANUSIA TANPA MARKER AKTIF MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)

DETEKSI FITUR WAJAH MANUSIA TANPA MARKER AKTIF MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DETEKSI FITUR WAJAH MANUSIA TANPA MARKER AKTIF MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) Muliyadi 1), Tulus 2), F. Fahi 3) Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseuawe 1) Jl. B. Aceh-Me

Lebih terperinci

Alternatif jawaban soal uraian

Alternatif jawaban soal uraian Lapiran Alternatif jawaan soal uraian. Lukislah garis ang elalui pangkal koordinat O(0,0) dan epunai gradien erikut ini! a. -. ) Noor poin a a) Alternatif pertaa langkah pengerjaan pertaa Persaaan garis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

DESAIN KONTROL PATH FOLLOWING QUADCOPTER DENGAN ALGORITMA LINE OF SIGHT

DESAIN KONTROL PATH FOLLOWING QUADCOPTER DENGAN ALGORITMA LINE OF SIGHT Seinar Nasional Inoasi Dan Aplikasi eknologi Di Industri 27 ISSN 285-428 IN Malang 4 Pebruari 27 DESAIN KONROL PAH FOLLOWING QADCOPER DENGAN ALGORIMA LINE OF SIGH Anggara risna Nugraha urusan eknik Elektro

Lebih terperinci

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran 2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan 2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda

Lebih terperinci

PENANGANAN MASALAH COLD START DAN DIVERSITY REKOMENDASI MENGGUNAKAN ITEM-BASED CLUSTERING HYBRID METHOD

PENANGANAN MASALAH COLD START DAN DIVERSITY REKOMENDASI MENGGUNAKAN ITEM-BASED CLUSTERING HYBRID METHOD ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol., No.3 Deseber 015 Page 8035 PENANGANAN MASALAH COLD START DAN DIVERSITY REKOMENDASI MENGGUNAKAN ITEM-BASED CLUSTERING HYBRID METHOD The Handling of Cold

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER Myrda Septi Rahantika 1, Dwi Puspitasari 2, Rudy Ariyanto 3 1,2 Teknik Inforatika, Teknologi Inforasi,

Lebih terperinci

PENENTUAN e/m Kusnanto Mukti W/ M Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENENTUAN e/m Kusnanto Mukti W/ M Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta PENENTUAN e/ Kusnanto Mukti W/ M009031 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Eksperien dala enentukan besar uatan elektron pertaa kali dilakukan oleh J.J.Thoson. Dala percobaanya,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB 4 KAJI PARAMETRIK Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES

KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3906 KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES Zeny Firdha

Lebih terperinci

SISTEM PENGEPASAN BAJU BERBASIS PUSTAKA XNA MENGGUNAKAN KAMERA KINECT

SISTEM PENGEPASAN BAJU BERBASIS PUSTAKA XNA MENGGUNAKAN KAMERA KINECT ISSN 5-4667 JURNAL LINK VOL /No. /Septeber 4 SISTEM PENGEPASAN BAJU BERBASIS PUSTAKA XNA MENGGUNAKAN KAMERA KINECT Sigit Wasista, Setiawardhana, Henrita Paskaria 3,,3 Progra Studi D4 Teknik Koputer, Departeen

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART Prosiding Seinar Nasional Ilu Koputer dan Teknologi Inforasi Vol., No., Septeber 07 e-issn 540-790 dan p-issn 54-66X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia APLIKASI KENDALI ADAPTIF PADA SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR CAIRAN DENGAN TIPOLOGI KENDALI MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROLLER (MRAC) Ferry Rusawan, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co

Lebih terperinci

Aini Suri Talita 1 Dewi Putrie Lestari 2

Aini Suri Talita 1 Dewi Putrie Lestari 2 ESTIMISASI PARAMETER POLARISASI SEBAGAI DATA AWAL REKONSTRUKSI CITRA 3D DENGAN MENGGUNAKAN LINEAR LEAST SQUARE DAN MODIFIKASI DARI SINGLE SYSTEMATIC SAMPLING Aini Suri Talita 1 Dewi Putrie Lestari 2 ainikrw@gmail.com

Lebih terperinci

FORM (FR) SATUAN ACARA PERKULIAHAN

FORM (FR) SATUAN ACARA PERKULIAHAN Jl. Angkrek Situ No 19 Kabupaten Sueg Tgl. Terbit : 1 Septeber 2014 Hal : 1/7 Kode Mata Kuliah : SI4015 Mata Kuliah : Rekayasa Siste Inforasi Bobot SKS : 3 Jurusan/Prodi : Siste Inforasi Seester : 6 Dosen

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz

Lebih terperinci

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala Universitas Negeri Jakarta, Jl.

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID Dwi Rizki Purnaasari Mahasiswa Progra Studi Teknik Inforatika STMIK Budidara Medan Jl. Sisingaangaraja No. 338 Sipang Liun

Lebih terperinci

User-Based Collaborative Filtering Dengan Memanfaatkan Pearson- Correlation Untuk Mencari Neighbors Terdekat Dalam Sistem Rekomendasi

User-Based Collaborative Filtering Dengan Memanfaatkan Pearson- Correlation Untuk Mencari Neighbors Terdekat Dalam Sistem Rekomendasi User-Based Collaborative Filtering Dengan Meanfaatkan Pearson- Correlation Untuk Mencari Neighbors Terdekat Dala Siste Rekoendasi Arvid Theodorus 1, Djoko Budiyanto Setyohadi 2, Ernawati 3 Magister Teknologi

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengenalan Objek Visual Untuk Pengamanan dan Pemantauan Fasilitas PLTA

Perancangan Sistem Pengenalan Objek Visual Untuk Pengamanan dan Pemantauan Fasilitas PLTA Perancangan Siste Pengenalan Objek Visual Untuk Pengaanan dan Peantauan Fasilitas PLTA Abdillah Triningtyas, Dr. Ir. Achad Affandi, DEA., Dr. Ir. Wirawan, DEA Bidang Studi Telekounikasi Multiedia Jurusan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELimination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELimination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELiination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE) Linda Marlinda Jurusan Teknik Koputer, AMIK Bina Sarana Inforatika Jl.RS

Lebih terperinci