PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARIZATION IMAGING BY REFLECTION UNTUK OBYEK TRANSPARAN DALAM BIDANG COMPUTER VISION
|
|
- Ida Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Seinar Nasional Aplikasi Teknologi Inforasi 28 (SNATI 28) ISBN: Yogyakarta, 21 Juni 28 PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARIZATION IMAGING BY REFLECTION UNTUK OBYEK TRANSPARAN DALAM BIDANG COMPUTER VISION Mohaad Iqbal *, Ia Ahad Trinugroho ** Universitas Gunadara Fakultas Ilu Koputer Jl. Margonda Raya 1, Depok, Indonesia E-ail: Abstract Peanfaatan Polarisasi cahaya erupakan salah satu etode untuk endapatkan inforasi yang lebih luas dari suatu obyek dala bidang coputer vision. Suatu obyek yang eantulkan cahaya atau terkena proses penghaburan cahaya jika ditangkap oleh peralatan konvensional dan diolah dengan anipulasi intensitas cahaya dan warna saja terkadang tidak ebawa inforasi yang cukup untuk dapat engenali benda tersebut. Oleh sebab itulah diperlukan suatu etode yang dapat ereduksi fenoena tersebut, sekaligus dala perkebangannya dapat eberikan inforasi tabahan yang lebih luas dari suatu obyek yang diobservasi. Salah satunya adalah dengan engkobinasikan peralatan optik lensa polarisasi dengan kaera untuk enangkap citra obyek lalu enghitung beberapa paraeter polarisasinya. Paper ini ebahas beberapa etode penangkapan citra terpolarisasi pada obyek transparan yang eantulkan cahaya dan ebahas beberapa etode analisis polarisasi cahaya dari obyek tersebut. Keywords: Optics, Polarization iaging, coputer vision, reflection. 1. PENDAHULUAN Polarisasi cahaya adalah fenoena optik yang biasa terjadi di bui (Konnen, 1985). Penghaburan cahaya (Scattering) dan peantulan cahaya (reflection) erupakan hal terbanyak yang enyebabkan terjadinya fenoena ini di ala. Menurut beberapa penelitian, suber kejadian polarisasi cahaya dapat dikategorikan dala 3 bagian besar, yaitu : 1. Suber cahaya parsial linier terpolarisasi (partially linearly polarized light) yang disebabkan oleh proses scattering cahaya atahari dengan atosfir bui (coulson, 1988). 2. Polarisasi cahaya pada dunia bawah laut yang disebabkan oleh proses scattering cahaya atahari pada air (jerlov, 1976). 3. Polarisasi cahaya oleh refleksi (pantulan) dari perukaan yang engkilap seperti perukaan air atau beberapa jenis bahan yang dapat eantulkan cahaya lainnya seperti loga etalik, dan perukaan dielektrik seperti tanah, bebatuan aupun tubuh-tubuhan. (Konnen, 1985). Penggunaan polarisasi untuk eahai suatu citra adalah suatu perluasan dari keapuan engindera cahaya dari sekedar engindera intensitas dan warna cahaya. Masing-asing kejadian polarisasi di ala ini dapat diukur dengan berbagai bentuk persaaan ateatika untuk endapatkan inforasi yang dapat dianfaatkan untuk berbagai keperluan penginderaan lingkungan oleh esin atau koputer, obyek tersebut eliputi derajat polarisai, sudut polarisasi dan variasi intensitas cahaya yang dihasilkan dari polarisasi. Bagian pertaa dari paper ini ebahas tentang siste penangkapan citra yang dilakukan agar dapat eanfaatkan Polarisasi cahaya dari obyek yang eantulkan cahaya. Bagian kedua ebahas beberapa proses dasar pengabilan inforasi polarisasi yang diakibatkan oleh peantulan cahaya pada obyek supaya dapat dianfaatkan untuk perosesan selanjutnya. Di bagian ketiga ebahas etode analisis polarisasi dan bagian terakhir adalah kesipulan yang didapat dari pebahasan pada bagian sebelunya. 2. SISTEM PENANGKAPAN CITRA Siste ini aat penting dala rangkaian pengabilan inforasi polarisasi dari obyek yang eantulkan cahaya. Kesalahan dala peilihan jenis filter polarisasi, kaera dan instalasi, tentu akan epengaruhi akurasi deteksi terhadap obyek tersebut Jenis Filter dan Kaera Polarisasi Kaera CCD (charge-couple device) koersial yang tersedia di pasaran didesain untuk enangkap intensitas cahaya dan warna dari suatu obyek saja, sehingga tidak dapat dipakai untuk enangkap citra G-1
2 Seinar Nasional Aplikasi Teknologi Inforasi 28 (SNATI 28) ISBN: Yogyakarta, 21 Juni 28 terpolarisasi. Kaera yang yang dapat dianfaatkan untuk enangkap citra terpolarisasi terdiri atas 2 jenis, yaitu Kaera akuisisi citra optikekanik dan kaera akuisisi citra optic elektronik Kaera akuisisi citra optik-ekanik Pada awalnya para peneliti enggunakan kaera onokro atau kaera warna tipe CCD ini dengan enabahkan koponen filter polarisasi linier yang dapat dirotasikan secara ekanis di depan lensa kaera tersebut. Desain kaera seperti ini keudian digunakan untuk enangkap beberapa jenis citra obyek yang saa dengan orientasi polarisasi yang berbeda, dengan cara engubah orientasi filternya. Perhitungan polarisasi dengan cara ini paling tidak ebutuhkan 3 jenis koponen citra terpolarisasi yang berbeda, biasanya dengan sudut, 45 dan 9. Naun, jika tidak dilakukan dengan teliti, cara rotasi ekanik ini dapat enyebabkan terjadinya pergeseran geoetrik penapilan proyeksi citra pada kaera, yang enghasilkan kesalahan yang signifikan dala pengukuran paraeter polarisasi (WOLFF, 1995). Gabar 1. Akuisisi serial enggunakan liquid crystal (WOLFF & ANDREOU, 1995). (ii) Akuisisi paralel enggunakan pasangan stereo kaera dan peisah cahaya terpolarisasi Pada kaera jenis ini, setelah terpolarisasi parsial linier karena elewati liquid crystal, cahaya yang tiba akan dipecah kedua arah dengan koponen polarisasi yang berbeda satu saa lain ke dua CCD kaera oleh bea splitter. Satu jenis ebawa inforasi pantulan cahaya 45 dan satu lagi ebawa inforasi transaisi cahaya. Dengan 2 inforasi ini, aka didapatkan 2 jenis koponen polarisasi yaitu P (koponen polarsasi paralel dengan arah cahaya datang) dan S (koponen polarisasi tegak lurus dengan arah cahaya datang) Kaera akuisisi citra optik elektronik Kaera jenis ini adalah kaera yang secara elektronis dilengkapi sensor yang engatur orientasi polarisasi secara otoatis. Pada desain awal, terdapat 3 jenis kaera yang didesain khusus untuk enangkap citra terpolarisasi yaitu (i) akuisisi serial koponen polarisasi enggunakan liquid crystal, (ii) akuisisi paralel koponen polarisasi enggunakan pasangan stereo kaera dan peisah cahaya terpolarisasi, dan (iii) prototype chip photosensing. Selanjutnya, keudian tercetus ide untuk ebuat kaera dengan kristal buatan yang eiliki sifat-sifat yang apu endeteksi fenoena polarisasi, diciptakanlah (iv) Kaera PLZT. (i) Akuisisi serial enggunakan liquid crystal Kaera ini enggunakan 2 twisted neatic (TN) liquid crytal yang diletakkan di depan CCD kaera. TN adalah suatu alat elektro-optik yang akan engendalikan koponen cahaya parsial linear polarisasi yang bergerak elaluinya. Koponen polarisasi dari citra akan segera diketahui secara seri tanpa perlu elakukan rotasi secara ekanik filter polarisasi. Gabar 2. Akuisisi paralel enggunakan stereo kaera dan bea splitter (WOLFF & ANDREOU, 1995). (iii) prototype chip photosensing Kedua jenis kaera yang pertaa di desain enggunakan optik eksternal yang tidak secara langsung diproses pada chip photosensing. Sedangkan prototipe kaera ini erupakan bentuk terpadu yang didesain elakukan fileterisasi optik langsung ke chip photosensing. Secara prinsip, cara kerja kaera ini tidak berbeda dengan kaera sebelunya, hanya saja proses perhitungan paraeter polarisasinya sudah dala suatu chip khusus tersendiri. (iv) Kaera PLZT PLZT adalah erupakan kristal buatan elektro-optik yang transparan dengan aterial keraik dan eiliki sifat-sifat birefringence (cahaya yang eiliki resolusi) yang ebuat PLZT dapat G-2
3 Seinar Nasional Aplikasi Teknologi Inforasi 28 (SNATI 28) ISBN: Yogyakarta, 21 Juni 28 berfungsi sebagai retarder dengan engubah edan listrik. Dala suatu penelitian untuk endeteksi obyek transparan, skenario peanfaatan kaera PLZT ini adalah dengan engkobinasikannya dengan linier polarizer. dilakukan dengan eletakkan suber cahaya pada posisi yang berlawanan dengan kaera yang diberi polarizer linier di depan lensanya, Sudut cahaya datang dan sudut cahaya pantul dari obyek saa. Metode ini juga diterapkan oleh Wolff dan Chen naun dengan enerapkan banyak filter baik dari suber cahaya aupun dari depan kaera pengaat. Gabar 3. Kaera PLZT dikobinasikan dengan polarizer (DAISUKE MIYAZAKI, et al. 25) Skenario instalasi Penangkapan Citra Skenario ini disusun dengan tujuan agar bisa endapatkan inforasi koponen polarisasi yang eadai dari suatu obyek yang eantulkan cahaya. Pada bagian ini, penulis eilih beberapa perkebangan pengetahuan dari penelitian yang ebahas engenai estiasi bentuk dari suatu transparan obyek, karena obyek transparan eiliki inforasi yang lebih luas daripada obyek biasa. Obyek ini, selain eiliki inforasi pantulan cahaya dari perukaannya (sering disebut pantulan perukaan), juga eiliki pantulan dari bagian dala obyek yang erupakan cahaya hasil transisi ke dala tubuh obyek tersebut (disebut body reflection). Dua suber inforasi ini bisa dianfaatkan dengan eletakkan peralatan penangkap citra pada posisi yang tepat. Gabar 5. Instalasi kaera polarisasi deteksi obyek transparan (WOLFF & CHEN, 1998) Metode Pantulan dari Multi suber cahaya Metode ini engabil inforasi polarisasi dengan sudut pantul yang berbeda dari etode pertaa. Kekurangan pencahayaan pada etode pertaa diatasi dengan eberikan dua suber cahaya dari dua titik yang berbeda, naun eiliki sudut pantul dengan arah yang saa enuju kaera dengan polarizer linier di depannya Metode Pantulan dari Satu suber Cahaya Gabar 6. Instalasi kaera polarisasi deteksi obyek transparan (MIYAZAKI, 22) Gabar 4. Instalasi kaera polarisasi deteksi obyek transparan (MEGUMI, 1999 ) Metode ini dipakai untuk engestiasi bentuk dari obyek yang diobservasi. Obyek dengan inforasi polarisasi keudian dianalisis dengan enggunakan forula pantulan fresnel. Maka, proses instalasi Metode Pantulan dan Transisi dari Multi suber Cahaya Metode ini erupakan pengebangan dari etodeetode sebelunya. Sebab, ternyata dua etode sebelunya, walau pun sudah ditabah dengan lebih dari satu suber cahaya tetap tidak cukup untuk bisa engidentifikasi bentuk obyek transparan secara presisi. G-3
4 Seinar Nasional Aplikasi Teknologi Inforasi 28 (SNATI 28) ISBN: Yogyakarta, 21 Juni 28 Keistiewaan etode ini adalah penepatan suber cahaya yang eungkinkan cahaya dapat dipantulkan dari perukan obyek transparan secara langsung (suber cahaya 1) untuk engestiasi sisi depan dari obyek transparan dan yang lainnya adalah suber cahaya yang eungkinkan cahaya engalai transisi ke bagian dala obyek terlebih dahulu, lalu dipantulkan enuju kaera pengobservasi (suber cahaya 2), sehingga bisa engestiasi sisi belakang dari obyek transparan tersebut. Kaera Suber Cahaya 1 Polarizer Obyek Suber transparan cahaya 2 Gabar 7. Instalasi kaera polarisasi deteksi obyek transparan (DAISUKE MIYAZAKI, et al. 25). Gabar 8. Refleksi fresnel (MEGUMI, 1999 ) Koponen polarisasi dari cahaya datang, cahaya dipantulkan dan cahaya yang ditransisikan akan paralel dan tegak lurus pada x-z dan diekspresikan dengan dan. Keudian kita definisikan sudut cahaya datang φ1, sudut refleksi φ 1 dan sudut transisi φ2. Cahaya datang dan cahaya yang dipantulkan akan enuju ediu yang saa, aka kita dapatkan φ1 = π - φ 1. Maka, cahaya datang, cahaya dipantulkan dan koponen transisi dari edan elektrik vektor akan paralel pada x-z, sehingga 3. METODE ANALISIS POLARISASI Terdapat banyak etode penghitungan status polarisasi dari cahaya pada suatu benda yang engalai proses peantulan, yaitu (i) perhitungan sederhana enggunakan forula Fresnel, (ii) enggunakan atrik koheren, (iii) enggunakan atrik Mueller dan (iv) enggunakan kalkulus Jones. Naun dala paper ini akan dibahas (i) dan (iii) saja yang erupakan etode dasar dan etode terpopuler dala enghitung status polarisasi tersebut Menggunakan huku Fresnel Huku Fresnel ini kita gunakan sebagai dasar untuk enghitung status polarisasi. Huku ini terkait pula dengan huku Maxwell yang enyebut bahwa gelobang cahaya adalah gelobang elektroagnet. Huku peantulan cahaya yang enyebutkan bahwa untuk perukaan yang tidak enghaburkan cahaya sudut pantul selalu saa dengan sudut datang ini dapat digunakan untuk enghitung intensitas pantulan. Selanjutnya, dengan enabahkan karakteristik polarizer kita bisa endapatkan status polarisasi. diana A, R dan T adalah aplitudo dari ketiga koponen tersebut, ω adalah frekuensi sudut dan k1 dan k2 enunjukkan besaran gelobang. Jika besaran gelobang dinyatakan dala 2 π / λ, diana λ adalah panjang gelobangnya, dan kita nyatakan a, r dan t adalah cahaya datang, cahaya pantul dan cahaya transisi, aka koponen tegak lurus dapat dinyatakan dengan cara yang saa. Relasi antara sudut cahaya datang φ1 dan sudut transisi φ2 cahaya yang engalai refracted yang bergerak elintasi ediu ke ediu lainnya dapat dinyatakan dala Huku SNELL : Batasan kondisi persaaan Maxwell adalah ebutuhkan koponen edan elektrik dan edan agnet yang harus selalu kontinyu pada jalur cahaya tersebut. Keudian aplitudo dari cahaya yang ditransisikan dala ediu 2 harus ekuivalen dengan juah aplitudo cahaya datang dan cahaya yang dipantulkan pada ediu 1 dengan arah x dan y. Untuk ketentuan ini, kita endapatkan : di ana E dan H adalah edan elektrik dan edan agnet. Ini keudian dapat dikobinasikan dengan G-4
5 Seinar Nasional Aplikasi Teknologi Inforasi 28 (SNATI 28) ISBN: Yogyakarta, 21 Juni 28 persaaan (1) dan (2) untuk enghasilkan forula FRESNEL yang engekspresikan pantulan dari aplitudo cahaya pada koponen secara paralel dan tegak lurus, r dan r. linier) dan derajat polarisasi = 1. Substitusi persaaan (6), (8) ke (9) enghasilkan : 3.2. Menggunakan Matrik Mueller Intensitas cahaya I dapat dinyatakan dala : diana n adalah refraktif index dari setiap ediu dan μo adalah koponen serap untuk hapa udara. Untuk persaaan (4) intensitas sifat pantul cahaya enjadi : Intensitas pantul F dan F engacu pada koefisien pantul FRESNEL. Persaaan (6) engindikasikan sudut cahaya datang dengan F =. Sudut ini berdasarkan teori sudut BREWSTER disebut φb. Sudut Brewster adalah φ1 + φ2 = π/2 dan huku SNELL enjadi : Kalkulus Mueller adalah etode untuk enghitung status polarisasi cahaya dan biasanya dihitung enggunakan atrik ueller. Cahaya datang direpresentasikan dala vektor 4 diensi, yang disebut dengan Stokes vector. Obyek yang engubah status polarisasi direpresentasikan dala 4x4 atrik yang disebut atrik Mueller. Pada perhitungan kalkulus Mueller, kita ebutuhkan Stokes Vektor yang erepresentasikan cahaya datang. Berikut ini adalah beberapa ketentuan untuk stokes vector (GODSTEIN, 23) : s s s s Intensity Power of linear polarized light Power of 45 linear polarized light Power of right circular polarized light Persaaan (7) ini disebut fase polarisasi untuk pantulan cahaya. Jika kita elihat lagi persaaan (6) intensitas pantulan akan tergantung pada arah rabatan cahaya, apakah parallel ataukah tegak lurus. Jika kita defenisikan intensitas aksiu dan intensitas iniu adalah Iax dan Iin. Penabahan Iax dan Iin saa dengan total intensitas perukaan obyek Is, aka : Ingat bahwa Iin adalah koponen yang paralel dengan cahaya datang. Dengan eneukan sudut rotasi polarizer yang enunjukkan intensitas iniu, aka sudut orientasi cahaya datang θ dapat kita tetapkan. Derajat polarisasi ρ dapat dinyatakan : Derajat polarisasi = untuk unpolarized light, dan 1 untuk cahaya yang terpolarisasi linier. Ketika sudut cahaya datang saa dengan sudut Brewster, hanya koponen yang tegak lurus yang uncul pada cahaya yang dipantulkan (cahaya ini terpolarisasi S, S1, S2, S3 kadangkala juga sering ditulis dengan I, Q, U dan V. Keudian Stokes Vector yang erepresentasikan cahaya datang ini dapat kita ruuskan sebagai derajat polarisasi sebagai berikut (GODSTEIN, 23) : s1 + s2 + s3 ρ = (11) s Untuk enghitung status polarisasi cahaya yang eantul dari suatu benda, aka berlaku ketentuan uu : [output light] = [Muller atrix] [input light] I' Q' = U' V' I Q U V Beberapa atrik di bawah ini digunakan untuk enghitung keadaan cahaya setelah dipantulkan pada suatu benda (DAISUKE MIYAZAKI, et al. 25) (12) G-5
6 Seinar Nasional Aplikasi Teknologi Inforasi 28 (SNATI 28) ISBN: Yogyakarta, 21 Juni 28 Matrik Mueller untuk Pantulan (Reflection) : R = ( R + R ) 2 ( R R ) ( R R ) 2 ( R + R ) Untuk engestiasi benda transparan, kita juga eerlukan atrik ueller untuk transisi, yaitu : diana R R T adalah koefisien Fresnel. ( T + T) ( T T) ( T T) ( T + T) 4. KESIMPULAN Perkebangan riset polarization iaging asih terus berkebang sapai saat ini. Dari beberapa penelitian yang disajikan, ada 3 langkah terstruktur yang diabil oleh para peneliti dala eanfaatkan citra terpolarisasi, yaitu (i) strategi pengabilan inforasi polarisasi, (ii) etode instalasi peralatan dan (iii) peilihan etode analisis polarisasi. Strategi pengabilan inforasi polarisasi dari suatu obyek yang diobservasi ebutuhkan peralatan penangkap citra tabahan, yaitu dengan engkobinasikan antara peralatan optik dengan ekanik atau engkobinasikan optik dan elektronis. Metode instalasi peralatan juga sangat enentukan, karena seua inforasi polarisasi berasal dari cahaya yang dipantulkan, aka harus diperhitungkan dengan seksaa sudut cahaya datang dan berapa banyak suber cahaya. Selain itu juga peletakan kaera harus tepat pada arah sudut pantulnya. Peilihan etode analisis polarisasi pada uunya terkait dengan efisiensi algorita yang dipilih. Sapai saat ini, asih ebutuhkan penelitian yang lebih dala algorita ana yang paling efektif dala ekstraksi inforsi polarisasi tersebut. Dua jenis etode yang disajikan dala paper ini, adalah etode yang paling banyak dipakai oleh peneliti polarization iaging saat ini. 2 2 R R R R T = TT TT T DAFTAR PUSTAKA [1] BIN XIE et al (27), Polarization-Based Water Hazards Detection for Autonoous Off-road Navigation, Proceeding of 27 IEEE/RSJ International Confrence on intelligent Robots and Syste San diego, CA, USA [2] DAISUKE MIYAZAKI, Masataka Kagesawa, Katsushi Ikeuchi. (22). "Deterining Shapes of Transparent Objects fro Two Polarization Iages," in Proceedings of IAPR Workshop on Machine Vision Applications, pp.26-31, Nara, Japan, [3] DAISUKE MIYAZAKI, et al. (25), Polarization-based shape estiation of Transparent Objects by using Raytracing and PLZT Caera, SPIE's International Syposiu on Optics and Photonics 25 San Diego, CA USA, Vol. 5888, pp. 1-14, Aug. 25. [4] GOLDSTEIN, DENNIS (23), Polarized Light, Second Edition, CRC Press, ISBN-13: [5] HORVATH (199). Reflection Polarization Patterns at Flat Water Surfaces and their Relevance for Insect Polarization Vision, J. theor. Biol. (1995) 175, [6] HUA CHEN AND LAWRENCE B. WOLFF, (1998) Polarization Phase-Based Method For Material Classification In Coputer Vision, International Journal of Coputer Vision 28(1), [7] JERLOV, N. G. (1976). Optical Oceanography. Asterda. Elsevier. [8] KONNEN, G. P. (1985). Polarized Light in Nature, Cabridge:Cabridge University Press [9] LAWRENCE B. WOLFF (1995), Application of Polarization Caera Technology, Iage Understanding, IEEE Expert, 3-38 [1] LAWRENCE B. WOLFF, ANDREAS ANDREOU (1995), Polarization Caera Sensor, Iage & Vision Coputing, Vol 13, sevier Science, [11] MEGUMI, SAITO. (1999), Measureent of Surface Orientations of Transparent Objects Using Polarization in Highlight, IEEE [12] P. TERRIER. (21), A Self Calibrated Iage Acquisition Syste for Polarization Estiation, PSIP Journal [13] WEHNER,RÜDIGER. (21), Polarization Vision A Unifor Sensory Capasity?, The Journal of Experiental Biology 24, [14] S.SHAFER. (1985), Using color to separate reflection coponents, COLOR Research and Application, Vol. 1, pp * Mohaad Iqbal, SKo, MMSI adalah kandidat doktor di Université de Bourgogne Perancis yang juga erupakan dosen tetap dan peneliti di Universitas Gunadara. ** Ia Ahad Trinugroho, ST, MMSI adalah erupakan kandidat doktor di Universitas Gunadara yang juga erupakan dosen tetap dan peneliti di Universitas Gunadara. G-6
PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARIZATION IMAGING BY REFLECTION UNTUK OBJEK TRANSPARAN DALAM BIDANG COMPUTER VISION
PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARIZATION IMAGING BY REFLECTION UNTUK OBJEK TRANSPARAN DALAM BIDANG COMPUTER VISION Mohammad Iqbal *, Imam Ahmad Trinugroho ** Universitas Gunadarma Fakultas Ilmu Komputer
Lebih terperinciPERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARISASI CITRA DARI HAMBURAN CAHAYA DI LANGIT BIRU SEBAGAI KOMPAS PENUNJUK ARAH ALTERNATIF
PERKEMBANGAN RISET APLIKASI POLARISASI CITRA DARI HAMBURAN CAHAYA DI LANGIT BIRU SEBAGAI KOMPAS PENUNJUK ARAH ALTERNATIF Mohaad Iqbal, Olivier Morel, Fabrice Mariedeau Universitas Gunadara, Fakultas Ilu
Lebih terperinciSistem Pencitraan untuk Menangkap Citra Polarisasi Mohammad Iqbal 1,2, Sarifuddin Madenda 1, Djati Kerami 1
Sistem Pencitraan untuk Menangkap Citra Polarisasi Mohammad Iqbal 1,, Sarifuddin Madenda 1, Djati Kerami 1 1 Universitas Gunadarma, Fakultas Ilmu Komputer, Jl. Margonda Raya 100, Depok, Indonesia, E-mail:
Lebih terperinciSistem Pencitraan untuk Menangkap Citra Polarisasi
Sistem Pencitraan untuk Menangkap Citra Polarisasi Mohammad Iqbal 1,2, Sarifuddin Madenda 1, Djati Kerami 1 1 Universitas Gunadarma, Fakultas Ilmu Komputer, Jl. Margonda Raya 100, Depok, Indonesia, E-mail:
Lebih terperinciBAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
BAB GLOMBANG LKTROMAGNTIK Contoh. Hubungan dan B dari gelobang bidang elektroagnetik Suatu gelobang bidang elektroagnetik sinusoidal dengan frekuensi 5 MHz berjalan di angkasa dala arah X, seperti ditunjukkan
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan
BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan
Lebih terperinciEstimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE)
JUISI, Vol. 03, No. 02, Agustus 2017 1 Estiasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algorita Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) Musayyanah 1, Yosefine Triwidyastuti 2, Heri Pratikno 3
Lebih terperinciTinjauan Aplikasi Komputer Vision dengan Pendekatan Analisis Pantulan Cahaya dalam Pendeteksian Obyek Permukaan Air
Tinjauan Aplikasi Komputer Vision dengan Pendekatan Analisis Pantulan Cahaya dalam Pendeteksian Obyek Permukaan Air Mohammad Iqbal 1, Karmila Sari 1, Olivier Morel 2 1 Universitas Gunadarma, Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini enjelaskan engenai berbagai teori yang digunakan untuk elakukan penelitian ini. Bab ini terdiri dari penjelasan engenai penghitung pengunjung, lalu penjelasan engenai
Lebih terperinciImplementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian
Lebih terperinciPENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)
Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,
Lebih terperinciFISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI
FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 03 Sesi NGAN GELOMBANG CAHAYA Cahaya erupakan energi radiasi berbentuk gelobang elektroagnetik yang dapat dideteksi oleh ata anusia serta bersifat sebagai gelobang
Lebih terperinciREVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA
REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu
Lebih terperinci1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik
1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017
Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN
6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan
Lebih terperinciBENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL
BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODE ANALISA CIRI AIR UNTUK PENDETEKSIAN OBYEK PERMUKAAN AIR BERDASARKAN PANTULAN CAHAYA. Budi Triandi
Budi, Perbandingan Metode Analisa Ciri 1 PERBANDINGAN METODE ANALISA CIRI AIR UNTUK PENDETEKSIAN OBYEK PERMUKAAN AIR BERDASARKAN PANTULAN CAHAYA Budi Triandi Email : budi@potensi-utama.ac.id STMIK Potensi
Lebih terperinciPEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT
PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek
Lebih terperinciSOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI
SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH
Lebih terperinciMAKALAH SISTEM BASIS DATA
MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.
Lebih terperinciJurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online
Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unied.ac.id/2012/index.php/einstein Aplikasi Citra Landsat 8 Oli Untuk Menganalisa Kerapatan Vegetasi Bill Cklinton Sianjuntak dan Rita Juliani* Jurusan Fisika,
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian
39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang
Lebih terperinciPenentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering
Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciMATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan
Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste
Lebih terperinciAPLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID
Seinar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 Noveber 207 APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Febryna Chaniago, Rikip Ginanjar 2, Rosalina
Lebih terperinciRANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)
RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co
Lebih terperinciPerancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,
Lebih terperinciKriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul
Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id
Lebih terperinciFITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU
Jurnal Teknologi Inforasi dan Ilu Koputer (JTIIK) Vol., No. 1, April 015, hl. 73-78 FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU Rekyan
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODE ANALISIS CIRI AIR UNTUK PENDETEKSIAN OBJEK PERMUKAAN AIR BERDASARKAN PANTULAN CAHAYA
PERBANDINGAN METODE ANALISIS CIRI AIR UNTUK PENDETEKSIAN OBJEK PERMUKAAN AIR BERDASARKAN PANTULAN CAHAYA Surya Hadinata Jurusan Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama, Jln. KL. Yos Sudarso Km. 6,5 No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF Agus Santoso Jurusan Statistik FMIPA Universitas Terbuka eail:aguss@ut.ac.id ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL
PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor
Lebih terperinciGelombang Elektromagnetik
Michael Faraday Jaes Clerk Maxwell Medan lektroagnetik Pergerakan uatan listrik enghasilkan edan agnet Perubahan edan agnet dapat enibulkan pergerakan uatan listrik Koil/kuparanjikadialirilistrikakanenghasilkanedanagnet
Lebih terperinciPERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES
PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES I. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengukur distribusi tegangan pada kondisi diterinasi 60 oh, ujung saluran terbuka dan Short circuit b. Mengukur distribusi λ/4, λ/2 pada
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA
ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi
Lebih terperinciBAB II PENYEARAH DAYA
BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM
25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358
Lebih terperinciMODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI
MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI Muhaad Aldo Aditiya Nugroho (13213108) Asisten: Dede Irawan (23214031) Tanggal Percobaan: 29/03/16 EL3215 Praktiku Siste Kendali Laboratoriu Siste Kendali dan Koputer - Sekolah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN
35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PANORAMIC IMAGE MOSAIC DENGAN METODE 8 PARAMETER PERSPECTIVE TRANSFORMATION
IMPLEMENTSI PNORMIC IMGE MOSIC DENGN METODE 8 PRMETER PERSPECTIVE TRNSFORMTION Rud dipranata, Hendra Litoo, Cherr G. Ballangan Teknik Inforatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
Lebih terperinciPerbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil
Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika
Lebih terperinciPENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL
PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka
5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya
Lebih terperinciPEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA
PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )
PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan
Lebih terperinciBAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON
BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan
Lebih terperinciAplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model
Aplikasi Inforation Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vetor Spae Model Hendra Bunyain, Chathalea Puspa Negara Jurusan Teknik Inforatika Fakultas Teknologi Inforasi, Universitas Kristen Maranatha.
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.
1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningru*, Ia Santoso**, R.Rizal Isnanto** Abstrak - Tekstur adalah karakteristik yang penting
Lebih terperinciKAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM
KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:
Lebih terperinciDiketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK
Copyright http://serbiserbi.co/ Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, 1 2 SOAL PILIHAN GANDA 1. Tahukah kalian, salah satu keunikan dari laba-laba pelopat adalah keistiewaan penglihatannya.
Lebih terperinciSTUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING
Statistika, Vol., No., Noveber 0 STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Gede Suwardika, Heri Kuswanto, Irhaah Jurusan Statistika,Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Universitas
Lebih terperinci1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1
DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....
Lebih terperinciSoal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 jam
Soal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 ja 1 (Nilai 15) Sebuah bola pada ketinggian h dari perukaan lantai, ditebakkan secara horizontal dengan kecepatan v 0. Bola engenai lantai dan eantul
Lebih terperinciKAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA
Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA
Lebih terperinciPenggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus
Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas
Lebih terperinciDESAIN PENYESUAI IMPEDANSI MENGGUNAKAN TRAFO 1/4l MULTISECTION
Achad S; Yuwono, Desain Penyesuai Ipedansi Menggunakan Trafo /4l Multisection 3 DESAIN PENYESUAI IMPEDANSI MENGGUNAKAN TRAFO /4l MULTISECTION Achad S., Rudy Yuwono Abstrak : Dala paper ini, akan dijabarkan
Lebih terperinciPEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS
Seinar Nasional Teknologi Inforasi dan Kounikasi 01 (SENTIKA 01 ISSN: 089-981 Yogyakarta, 8 Maret 01 PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Sauel Manurung 1 1Progra Studi Teknik
Lebih terperinciDETEKSI FITUR WAJAH MANUSIA TANPA MARKER AKTIF MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)
DETEKSI FITUR WAJAH MANUSIA TANPA MARKER AKTIF MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) Muliyadi 1), Tulus 2), F. Fahi 3) Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseuawe 1) Jl. B. Aceh-Me
Lebih terperinciAlternatif jawaban soal uraian
Lapiran Alternatif jawaan soal uraian. Lukislah garis ang elalui pangkal koordinat O(0,0) dan epunai gradien erikut ini! a. -. ) Noor poin a a) Alternatif pertaa langkah pengerjaan pertaa Persaaan garis
Lebih terperinciBAB III ANALISA TEORETIK
BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian
Lebih terperinciMembelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra
Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran
Lebih terperinciDESAIN KONTROL PATH FOLLOWING QUADCOPTER DENGAN ALGORITMA LINE OF SIGHT
Seinar Nasional Inoasi Dan Aplikasi eknologi Di Industri 27 ISSN 285-428 IN Malang 4 Pebruari 27 DESAIN KONROL PAH FOLLOWING QADCOPER DENGAN ALGORIMA LINE OF SIGH Anggara risna Nugraha urusan eknik Elektro
Lebih terperinciBAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM
BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan
Lebih terperinciGambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran
2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan
2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,
Lebih terperinciGetaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan
2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda
Lebih terperinciPENANGANAN MASALAH COLD START DAN DIVERSITY REKOMENDASI MENGGUNAKAN ITEM-BASED CLUSTERING HYBRID METHOD
ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol., No.3 Deseber 015 Page 8035 PENANGANAN MASALAH COLD START DAN DIVERSITY REKOMENDASI MENGGUNAKAN ITEM-BASED CLUSTERING HYBRID METHOD The Handling of Cold
Lebih terperinciBAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )
BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER
PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER Myrda Septi Rahantika 1, Dwi Puspitasari 2, Rudy Ariyanto 3 1,2 Teknik Inforatika, Teknologi Inforasi,
Lebih terperinciPENENTUAN e/m Kusnanto Mukti W/ M Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENENTUAN e/ Kusnanto Mukti W/ M009031 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Eksperien dala enentukan besar uatan elektron pertaa kali dilakukan oleh J.J.Thoson. Dala percobaanya,
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY
BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN
43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA
Lebih terperinciBAB 4 KAJI PARAMETRIK
Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,
I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu
Lebih terperinciKUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3906 KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES Zeny Firdha
Lebih terperinciSISTEM PENGEPASAN BAJU BERBASIS PUSTAKA XNA MENGGUNAKAN KAMERA KINECT
ISSN 5-4667 JURNAL LINK VOL /No. /Septeber 4 SISTEM PENGEPASAN BAJU BERBASIS PUSTAKA XNA MENGGUNAKAN KAMERA KINECT Sigit Wasista, Setiawardhana, Henrita Paskaria 3,,3 Progra Studi D4 Teknik Koputer, Departeen
Lebih terperinciBAB III METODE ANALISIS
BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART
Prosiding Seinar Nasional Ilu Koputer dan Teknologi Inforasi Vol., No., Septeber 07 e-issn 540-790 dan p-issn 54-66X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE
Lebih terperinciTERMODINAMIKA TEKNIK II
DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
APLIKASI KENDALI ADAPTIF PADA SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR CAIRAN DENGAN TIPOLOGI KENDALI MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROLLER (MRAC) Ferry Rusawan, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK
ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co
Lebih terperinciAini Suri Talita 1 Dewi Putrie Lestari 2
ESTIMISASI PARAMETER POLARISASI SEBAGAI DATA AWAL REKONSTRUKSI CITRA 3D DENGAN MENGGUNAKAN LINEAR LEAST SQUARE DAN MODIFIKASI DARI SINGLE SYSTEMATIC SAMPLING Aini Suri Talita 1 Dewi Putrie Lestari 2 ainikrw@gmail.com
Lebih terperinciFORM (FR) SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Jl. Angkrek Situ No 19 Kabupaten Sueg Tgl. Terbit : 1 Septeber 2014 Hal : 1/7 Kode Mata Kuliah : SI4015 Mata Kuliah : Rekayasa Siste Inforasi Bobot SKS : 3 Jurusan/Prodi : Siste Inforasi Seester : 6 Dosen
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz
Lebih terperinciKajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis
p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala Universitas Negeri Jakarta, Jl.
Lebih terperinciModel Produksi dan Distribusi Energi
Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi
Lebih terperinciANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG
Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni
Lebih terperinciIMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID
IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID Dwi Rizki Purnaasari Mahasiswa Progra Studi Teknik Inforatika STMIK Budidara Medan Jl. Sisingaangaraja No. 338 Sipang Liun
Lebih terperinciUser-Based Collaborative Filtering Dengan Memanfaatkan Pearson- Correlation Untuk Mencari Neighbors Terdekat Dalam Sistem Rekomendasi
User-Based Collaborative Filtering Dengan Meanfaatkan Pearson- Correlation Untuk Mencari Neighbors Terdekat Dala Siste Rekoendasi Arvid Theodorus 1, Djoko Budiyanto Setyohadi 2, Ernawati 3 Magister Teknologi
Lebih terperinciPerbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb
Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pengenalan Objek Visual Untuk Pengamanan dan Pemantauan Fasilitas PLTA
Perancangan Siste Pengenalan Objek Visual Untuk Pengaanan dan Peantauan Fasilitas PLTA Abdillah Triningtyas, Dr. Ir. Achad Affandi, DEA., Dr. Ir. Wirawan, DEA Bidang Studi Telekounikasi Multiedia Jurusan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELimination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELiination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE) Linda Marlinda Jurusan Teknik Koputer, AMIK Bina Sarana Inforatika Jl.RS
Lebih terperinci