#6 FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "#6 FAULT TREE ANALYSIS (FTA)"

Transkripsi

1 #6 FAULT TREE ANALYSIS (FTA) 6.1. Pendahuluan Seperti yang telah dibahas pada materi sebelumnya bahwa dua metode yang banyak digunakan untuk menganalisa kegagalan sistem adalah Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). FMEA telah dibahas pada materi sebelumnya, sehingga pada materi ini akan dibahas FTA Fault Tree Analysis Teknik untuk mengidentifikasikan kegagalan (failure) dari suatu sistem dengan memakai FT (fault tree) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1962 oleh Bell Telephone Laboratories dalam kaitannya dengan studi tentang evaluasi keselamatan sistem peluncuran minuteman misile antar benua. Boeing company memperbaiki teknik yang dipakai oleh Bell Telephone Laboratories dan memperkenalkan progam komputer untuk melakukan analisa dengan memanfaatkan FT baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. FTA (Fault Tree Analysis) berorientasi pada fungsi (function oriented) atau yang lebih dikenal dengan top down approach karena analisa ini berawal dari system level (top) dan meneruskannya ke bawah. Titik awal dari analisa ini adalah pengidentifikasikan mode kegagalan fungsional pada top level dari suatu sistem atau subsistem. FTA adalah teknik yang banyak dipakai untuk studi yang berkaitan dengan resiko dan keandalan dari suatu sistem engineering. Event potensial yang menyebabkan kegagalan dari suatu sistem engineering dan probabilitas terjadinya event tersebut dapat ditentukan dengan FTA. Sebuah TOP event yang merupakan definisi dari kegagalan suatu sistem (system failure), harus ditentukan terlebih dahulu dalam mengkonstrusikan FTA. Sistem kemudian dianalisa untuk menemukan semua kemungkinan yang didefinesikan pada TOP event. FT adalah sebuah model grafis yang terdiri dari beberapa kombinasi kesalahan (fault) secara pararel dan secara berurutan yang mungkin menyebabkan awal dari failure event yang sudah ditetapkan. Setelah mengidentifikasi TOP event, event-event yang memberi kontribusi secara langsung terjadinya top event diidentifikasi dan dihubungkan ke TOP event dengan memakai hubungan logika (logical link). Gerbang AND (AND gate) dan sampai dicapai event dasar yang idependen dan seragam (mutually independent basic event). Analisa deduktif ini menunjukan analisa kualitatif dan kuantitatif dari sistem engineering yang dianalisa. Sebuah fault tree mengilustrasikan keadaan dari komponen-komponen sistem (basic event) dan hubungan antara basic event dan TOP event. Simbol grafis yang dipakai untuk menyatakan hubungan disebut gerbang logika (logika gate). Output dari sebuah gerbang logika ditentukan oleh event yang masuk ke gerbang tersebut. Sebuah FTA secara umum dilakukan dalam 5 tahapan, yaitu: Mendefinisikan problem dan kondisi batas (boundary condition) dari sistem. Pengkontruksian fault tree. Mengidentifikasi minimal cut set atau minimal path set. Analisa kualitatif dari fault tree. Analisa kuantitatif fault tree. Hal. 1 / 11

2 Definisi Problem dan Kondisi Batas Aktivitas pertama dari fault tree analysis terdiri dari dua step, yaitu: Mendefinisikan critical event yang akan dianalisa. Mendefinisikan boundary condition untuk analisa. Critical event yang akan dianalisa secara normal disebut dengan TOP event. Penting kiranya untuk bahwa TOP event harus didefinisikan secara jelas dan tidak kabur (unambiguous). Diskripsi dari TOP event seharusnya selalu memberikan jawaban terhadap pertanyaan apa (what), dimana (where), dan kapan (when). What Mendiskripsikan tipe dari critical event yang sedang terjadi, sebagai contoh kebakaran (fire). Where Mendiskripsikan dimana critical event terjadi, sebagai contoh critical event terjadi di process oxidation reactor. When Mendiskripsikan dimana critical event terjadi, sebagai contoh critical event terjadi pada saat pengoperasian normal. Sebagai contoh TOP event yang melibatkan ketiga kriteria di atas adalah: Kebakaran yang terjadi di process oxidation reactor pada saat pengoperasian normal. Agar analisis dapat dilakukan secara konsisten, adalah hal yang penting bahwa kondisi batas bagi analisa didefinisikan secara hati-hati. Dari kondisi batas, kita akan memilliki beberpa pemahaman sebagai berikut: Batas fisik sistem. Bagian mana dari sistem yang akan dimasukkan dalam analisa dan bagian mana yang tidak? Kondisi awal. Kondisi pengoperasian sistem yang bagaimana pada saat TOP event terjadi? Apakah sistem bekerja pada kapasitas yang penuh/sebagaian? Kondisi batas yang berhubungan dengnan stres eksternal. Apa tipe stres eksternal yang seharusnya disertakan dalam analisa? Level dari resolusi. Seberapa detail kita akan mengidentifikasi berbagai alasan potential yang menyebabkan kegagalan? Pengkonstruksian Fault Tree Pengkonstruksian fault tree selalu bermula dari TOP event. Oleh karena itu, berbagai fault event yang secara langsung, penting, dan berbagai penyebab terjadinya TOP event harus secara teliti diidentifikasi. Berbagai penyebab ini dikoneksikan ke TOP event oleh sebuah gerbang logika. Penting kiranya bahwa penyebab level pertama dibawah TOP event harus disusun secara terstruktur. Level pertama ini sering disebut dengan TOP structure dari sebuah fault tree. TOP structure ini sering diambil dari kegagalan modul-modul utama sistem, atau fungsi utama dari sistem. Analisa dilanjutkan level demi level sampai semua fault event telah dikembangkan sampai pada resolusi yang ditentukan. Analisa ini merupakan analisa deduktif dan dilakukan dengan mengulang pertanyaan Apa alasan terjadinya event ini?. Gambar 1 menunjukkan Hal. 2 / 11

3 struktur fundamental dari sebuah fault tree, sedangkan tabel 1 menunjukkan berbagai simbol yang dipakai untuk mengkostruksi sebuah fault tree. Gambar 1. Struktur Fundamental Fault Tree Tabel 1. Simbol Fault Tree NAMA SIMBOL DISKRIPSI OR Gate OR Gate menunjukkan output dari event A terjadi jika sembarang input event Ei terjadi. Logic Gates AND Gate menunjukkan output dari event A akan AND Gate terjadi jika semua input event Ei terjadi secara serentak. Basic event menyatakan kegagalan sebuah basic Basic Event equipment yang tidak memerlukan penelitian lebih lanjut dari penyebab kegagalan Input Events Undeveloped event menyatakan sebuah event yang Undeveloped Event tidak diteliti lebih lanjut karena tidak tersedianya/cukupnya informasi atau karena Description of State Transfer Symbols Comment Rectangle konsekuensi dari event ini tidak terlalu penting Comment rectangle dimanfaatkan untuk informasi tambahan Simbol transfer-out menunjukkan bahwa fault tree dikembangkan lebih jauh dan berkaitan dengan simbol transfer-in Hal. 3 / 11

4 Ada beberapa aturan yang harus dipenuhi dalam mengkonstruksi sebuah fault tree. Berikut ini beberapa aturan yang dipakai untuk mengkonstruksi sebuah fault tree. 1. Diskripsikan fault event. Masing-masing basic event harus didefiniskan secara teliti (apa, dimana, kapan) dalam sebuah kotak. 2. Evaluasi fault event. Seperti yang telah diuraikan materi sebelumnya, kegagalan komponen dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu: primary failures, secondary failures, dan command faults. Sebuah normal basic event di dalam sebuah fault tree merupakan sebuah primary failures yang menunjukkan bahwa komponen merupakan penyebab dari dari kegagalan. Secondary failures dan command faults merupakan intermediate event yang membutuhkan investigasi lebih mendalam untuk mengidentifikasi alasan utama. Pada saat mengevaluasi sebuah fault event, seorang analis akan bertanya, Dapatkah fault ini dikategorikan dalam primary failure? Jika jawabannya adalah YA, maka analis tersebut dapat mengkalsifikasikan fault event sebagai normal basic event. Jika jawabannya adalah TIDAK, maka analis tersebut dapat mengkalsifikasikan fault event sebagai intermediate event, yang harus di-develop lebih jauh, atau sebagai secondary basic event atau sering disebut dengan undeveloped event dan menunjukkan sebuah fault event yang tidak dikaji lebih jauh karena informasinya tidak tersedia atau karena dampak yang ditimbulkan tidak signifikan. 3. Lengkapi semua gerbang logika. Semua input ke gate tertentu harus didefiniskan dengan lengkap dan didiskripsikan sebelum memproses gate lainnya. Fault tree harus diselesaikan pada masing-masing level sebelum memulai level berikutnya. Contoh 1. Gambar 2 menunjukkan sebuah coolant supply system yang terdiri dari sebuah constant speed pump, heat exchnager, control valve, resservoir, perpipaan. Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk memberikan suplai pendingainan yang cukup terhadap peralatan utama. Konstruksi sebuah fault tree untuk sistem ini dengan TOP event hilangnya aliran (coolant) minimum ke heat exchanger. Gambar 2. Coolant Supply System Hal. 4 / 11

5 Solusi Hilangnya aliran (coolant) minimum mungkin terjadi karena pecahnya primary coolant line atau hilangnya aliaran dari coolant valve, sehingga event event ini dikaitkan dengan OR Gate. Pecahnya/bocornya pipa merupakan primary failure, oleh karena itu event ini tidak dikembangkan lebih jauh. Tiga event yang lain yang secara langsung dapat menyebabkan hilangnya aliran dari control valve juga dihubungkan dengan OR gate. Diagarm FTA dari coolant supplay system dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. FTA Dari Coolant Supply System Pengidentifikasian Minimal Cut Set Sebuah fault tree memberikan informasi yang berharga tentang berbagai kombinasi dari fault event yang mengarah pada critical failure system. Kombinasi dari berbagai fault event disebut dengan cut set. Pada terminologi fault tree, sebuah cut set didefiniskan sebagai basic event yang bila terjadi (secara simultan) akan mengakibatkan terjadinya TOP event. Sebuah cut set dikatakan sebagai minimal cut set jika cut set tersebut tidak dapat direduksi tanpa menghilangkan statusnya sebagai cut set. Jumlah basic event yang berbeda di dalam sebuah minimal cut set disebut dengan orde cut set. Untuk fault tree yang sederhana adalah mungkin untuk mendapatkan minimal cut set dengan tanpa menggunakan prosedur formal/algoritma. Untuk fault tree yang lebih besar, maka diperlukan sebuah algoritma untuk mendapatkan minimal cut set pada fault tree. MOCUS (method for obtaining cut sets) merupakan sebuah algoritma yang dapat dipakai untuk mendapatkan minimal cut set dalam sebuah fault tree. Algoritma ini akan dijelaskan dengan menggunakan contoh. Contoh 2 Gambar 4 menunjukkan sebuah Fault Tree. Dengan menggunakan algoritma MOCUS, tentukan minimal cut set dari fault tree tersebut. Hal. 5 / 11

6 Gambar 4. Fault Tree Contoh Soal 2 Solusi Tabel 2. Algoritma MOCUS Untuk Contoh Soal 2 STEP G2 G4 3 ; 4 G3 G5 5 ; 6 G6 7 ; 8 Tabel 2 menunjukkan algoritma MOCUS untuk mendapatkan minimal cut set dari fault tree pada gambar 4. Berikut ini penjelasan dari algoritma di atas. Step 1 List semua basic event yang menjadi input dari G1. Karena G1 merupakan OR gate maka semua input disusun secara vertikal. Step 2 Event 1 merupakan basic event, sehingga event ini tidak dikembangkan, sedangkan G2 dan G4 masing-masing merupakan OR Gate, sehingga kita harus me-list semua input yang memasuki gate ini. Gate 2 merupakan OR Gate, sehingga semua event yang memasuki gate ini yaitu event 2 dan G4 di-list secara vertikal. Demikian juga dengan gate 3 yang merupakan OR Gate, maka semua event yang memasuki gate yaitu G5 dan G6 ini juga di-list secara vertikal. Step 3 Gate 4 merupakan AND Gate, sehingga semua event yang memasuki gate ini basic event 3 dan basic event 4 harus ditulis secara horisontal. Gate 5 juga merupakan AND Gate, sehingga merupakan AND Gate, sehingga semua event yang memasuki gate ini harus ditulis secara horisontal. Gate 6 merupakan OR Gate, sehingga semua event yang memasuki gate ini basic event 7 dan basic event 8 harus ditulis secara vertikal. Semua Hal. 6 / 11

7 event yang diperoleh dengan algoritma MOCUS pada step 3 semuanya merupakan basic event, sehingga kita mendapatkan cut set dari fault tree ini adalah {1}, {2}, {3,4}, {5,6}, {7}, dan {8} yang semuanya merupakan minimal cut set Evaluasi Kualitatif Fault Tree Evaluasi kualitatif dari sebuah fault tree dapat dilakukan berdasarkan minimal cut set. Kekritisan dari sebuah cut set jelas tergantung pad jumlah basic event di dalam cut set (orde dari cut set). Sebuah cut set dengan orde satu umumnya lebih kritis daripada sebuah cut set dengan orde dua atau lebih. Jika sebuah fault tree memiliki cut set dengan orde satu, maka TOP event akan terjadi sesaat setelah basic event yang bersangkutan terjadi. Jika sebuah cut set memiliki dua basic event, kedua event ini harus terjadi secara serentak agar TOP event dapat terjadi. Faktor lain yang penting adalah jenis basic event dari sebuah minimal cut set. Kekritisan dari berbagai cut set dapat dirangking berdasarkan dari basic event berikut ini: Human error. Kegagalan komponen/peralatan yang aktif (active equipment failure). Kegagalan komponen/peralatan yang pasif (passive equipment failure). Peringkat ini disusun berdasarkan asumsi bahwa human error lebih sering terjadi dari pada komponen/peralatan yang aktif dan komponen/peralatan yang aktif lebih rentan terhadapa kegagalan bila dibandingkan komponen/peralatan yang pasif Evaluasi Kuantitaif Fault Tree Secara umum ada dua buah metode untuk mengevaluasi sebuah fault tree secara kuantitatif. Kedua metode ini adalah metode dengan menggunakan pendekatan aljabar boolean (boolean algebra approach) serta metode perhitung langsung (direct numerical approach). Boolean Algebra Approach Tabel 3 menunjukkan hukum-hukum aljabar boolean yang dipakai untuk melakukan evaluasi fault tree secara kuantitatif. Pendekatan aljabar boolean berawal dari TOP event dan mendiskripsikannya secara logis dalam basic event, incomplete event dan intermediate event. Semua intermediate event akan digantikan oleh event-event pada hirarki yang lebih rendah. Hal ini terus dilakukan sampai pernyataan logika yang menyatakan TOP event semuanya dalam bentuk basic event dan incomplete event. Contoh 3 akan mengilustrasikan pemakain metode ini dalam mengevaluasi sebuah fault tree. Contoh 3 Gambar 5 menunjukkan sebuah fault tree. TOP event dari fault tree ini menyatakan hilangya suplai daya listrik. TOP event ini memiliki dua input event yaitu Intermediate event (I) dan incomplete event yang mewakili hilangnya power dc (E3). Intermediate event (I) memiliki dua incomplete evemnt E1 dan E2 yang masing-masing mewakili hilangnya offsite power dan hilangnya onsite power. Data keandalan yang tersedia untuk E1, E2, dan E3 masing-masing adalah 0,933 ; 0,925 ; dan 0,995. Dengan menggunakan pendekatan alajabar boolean dapatkan probabilitas terjadinya kegagalan TOP event. Hal. 7 / 11

8 Tabel 3. Hukum-hukum Aljabar Boolean Gambar 5. Fault Tree Untuk Contoh Soal 3 Solusi Ekspresi alajabar boolean untuk level pertama adalah: T = I + E3 Intermediate evant dapat diganti dengan I = E1.E2 Oleh karena itu T = E1.E2 +E3 Persamaan di atas merupakan ekspresi akhir aljabar boolean dari fault tree yang sedang dianalisa. Probabilitas terjadinya TOP event T dapat dievaluasi dengan menggunakan aljabar boolean. P(T) = P(E1.E2 + E3) = [P(E1)P(E2)] + P(E3) [ P(E1)P(E2)P(E3) ] Hal. 8 / 11

9 dimana P(E1) = 1 0,933 = 0,067 P(E2) = 1 0,925 = 0,075 P(E3) = 1 0,995 = 0,005 Sehingga P(T) = 0,01 Direct numerical approach Kerugian dari boolean algebra approach adalah ekspresi yang kompleks jika sistem yang besar dan fault tree yang berhubungan dengan sistem tersebut akan dikaji. Pendekatan alternatif untuk menghitung nilai numerik probabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan direct numerical approach. Berbeda dengan boolean algebra approach yang memiliki sifat top-down approach maka pendekatan numerik ini bersifat bottom-up approach. Pendekatan numerik ini berawal dari level hirarki yang paling rendah dan mengkombinasikan semua probabilitas dari event yang ada pada level ini dengnan menggunakan logic gate yang tepat dimana event-event ini dikaitkan. Kombinasi probabilitas ini akan memberikan nilai probabilitas dari intermediate event pada level hirarki diatasnya. Proses ini berlangsung terus ke atas sampai TOP event dicapai. Contoh 4 Tinjau kembali contoh soal 3 dengan menggunakan pendekatan numerik hitung probabilitas terjadinya TOP event. Solusi P(I) = P(E1)P(E2) = (1-0,933)(1-0,925) = 0, P(T) = P(I U E3) = P(I) + P(E3) - P(I)P(E3) =0, (1 0,995) 0, (1 0,995) = 0,01 Untuk fault tree yang cukup kompleks, selain menggunakan dua metode evaluasi yang sudah didiskusikan di atas, evaluasi kuantitatif dari dapat juga dievaluasi dengan menggunakan formula pendekatan seperti yang sudah didiskusikan pada seksi data yang diperlukan adalah minimal cut set dari fault tree. Jika Ci menyatakan minimal cut set ke-i dari suatu fault tree, dan jika P(Ci) mewakili probabilitas untuk event Ci maka dengan menggunakan aljabar boolean unreliability dari sistem secara umum dapat diekspresikan sebagai: (1) Hal. 9 / 11

10 Henley dan Kumamoto [1992] memberikan suatu metode evaluasi secara aproksimasi untuk sistem yang memiliki konstruksi fault tree yang sangat kompleks dengan menyederhanaan persamaan (1). Aproksimasi ketakandalan dari sistem dapat diperoleh dengan menghitung upperbound dan lowerbound dari unreliability system dengan formula sebagai berikut: (2) Sedang formula untuk lower bound dari unreliability sistem adalah: (3) Tabel 4. Hubungan Antara Blok Diagram Reliability Dengan Fault Tree Sebuah fault tree dapat diterjemahkan ke dalam blok diagram keandalan dengan menerjemahkan basic event ke dalam sebuah blok dan menerjemahkan gerbang logika ke dalam susunan tertentu(seri, paralel atau susunan lainnya), yang menghubungkan berbagai blok. Hubungan antara fault tree dan blok diagram reliability untuk konfigurasi yang sederhana diperlihatkan pada tabel Referensi dan Bibliografi 1. Priyanta. Dwi, [2000], Keandalan dan Perawatan, Institut Teknologi Sepuluh Nopemeber,Surabaya 2. Frankel. Ernst G., [1988], Systems Reliability and Risk Analysis, 2nd edition, Kluwer Academic Publishers, PO BOX 17, 3300 AA Dordrecht, The Netherlands. 3. Henley, E.J. and Hiromitsu Kumamoto [1992], Probabilistic Risk Assessment: Reliability Engineering, Design, and Analysis, IEEE Press, New York. 4. Hayland, Arnljot and Marvin Rausand [1994], System Reliability Theory Models And Statistical Methods, John Willey & Sons, Inc. 5. McCormick. N. J., [1981], Reliability and Risk Analysis: Methods and Nuclear Power Applications, Academic Press, Inc. Hal. 10 / 11

11 6. Ruxton. T., [1997], Formal Safety Assessment, Transaction IMarE, Part Sandtorv. H., J. Eldby, M. Rasmussen, [1990], Reliability-Centered Maintenance Handbook for Offshore Application, Sintef Report. 8.. [1994], Training Course in Reliability-Centered Maintenance (RCM), MARINTEK Sintef Group. 9. Kececioglu. D., [1991], Reliability Engineering Handbooks Volume 2, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. 10. Ramakumar. R., [1993], Engineering Reliability: Fundamentals and Applications, Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey Hal. 11 / 11

Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain)

Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain) #10 Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain) 10.1. Pendahuluan Berbagai teknik analitis untuk mengevaluasi reliability dari suatu sistem telah diuraikan pada bab terdahulu. Teknik analitis ini mengasumsikan

Lebih terperinci

#8 Model Keandalan Dinamis

#8 Model Keandalan Dinamis #8 Model Keandalan Dinamis 8.1. Pendahuluan Prosedur standar untuk mengevaluasi keandalan dari suatu sistem adalah dengan memecah sistem itu menjadi beberapa komponen. Langkah berikutnya adalah mengestimasi

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL BAB III METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) 3.1 Failure Mode and Effect

Lebih terperinci

TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 Genap 2015/2016. TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan

TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 Genap 2015/2016. TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 TIN315 Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Pokok Bahasan 2 1. Pengenalan Disiplin Ilmu Keandalan dan Aplikasinya 2. Probabilitas 3. Pemodelan Jaringan dan Evaluasi Sistem 4. Pengantar Analisa

Lebih terperinci

PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES)

PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES) #11 PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES) 11.1. Pendahuluan Masalah keandalan yang berhubungan dengan sistem secara normal adalah space memiliki sifat diskrit yaitu sistem tersebut dapat

Lebih terperinci

#3 PEMODELAN JARINGAN DAN SISTEM

#3 PEMODELAN JARINGAN DAN SISTEM #3 PEMODELAN JARINGAN DAN SISTEM 3.1. Pendahuluan Untuk mengevaluasi keandalan dari suatu komponen atau sistem yang pertama kali harus dilakukan adalah dengan memodelkan komponen atau sistem tersebut kedalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Pertamina EP Region Jawa Area Cepu merupakan salah satu cabang dari industri pengeboran minyak dan gas alam yang cukup besar di Region Jawa. Area tersebut mempunyai

Lebih terperinci

#12 SIMULASI MONTE CARLO

#12 SIMULASI MONTE CARLO #12 SIMULASI MONTE CARLO 12.1. Konsep Simulasi Metode evaluasi secara analitis sangat dimungkinkan untuk sistem dengan konfigurasi yang sederhana. Untuk sistem yang kompleks, Bridges [1974] menyarankan

Lebih terperinci

B D. 1.1 Konsep Model Jaringan

B D. 1.1 Konsep Model Jaringan A 1 MODEL JARINGAN UNTUK SISTEM KOMPLEKS 1.1 Konsep Model Jaringan P ada bab sebelumnya telah diuraikan teknik dalam melakukan pemodelan jaringan untuk sistem sederhana. eberapa pola hubungan komponen

Lebih terperinci

Materi #2 TIN315 Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Genap 2015/2016

Materi #2 TIN315 Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Genap 2015/2016 #2 PROBABILITAS 2.1. Pendahuluan Kata probabiliitas sering dipakai jika kehilangan sentuhan dalam mengimplikasikan bahwa suatu kejadian yang mempunyai peluang yang bagus akan terjadi. Dalam hal ini penilaian

Lebih terperinci

ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS

ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI TAHAP II UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG) NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Start Sistem start pada suatu engine adalah suatu sistem untuk menghidupkan engine tersebut. Sistem start ini ada bermacammacam mulai dari yang paling sederhana sampai

Lebih terperinci

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN M. Rusydi Alwi Dosen

Lebih terperinci

STRATEGI KEBIJAKSANAAN PERAWATAN #2

STRATEGI KEBIJAKSANAAN PERAWATAN #2 #14 STRATEGI KEBIJAKSANAAN PERAWATAN #2 14.1. Pemodelan Perawatan Terjadwal Ideal (Ideal Schedule Maintenance) Misalkan sebuah komponen yang tidak mampu rawat tetapi komponen tersebut menjalani perawatan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PIRANTI LUNAK

BAB III TINJAUAN PIRANTI LUNAK BAB III TINJAUAN PIRANTI LUNAK 3.1 PEMILAHAN PIRANTI LUNAK Bahasan dalam bab ini dimulai dengan proses pemilahan piranti lunak, kemudian dilanjutkan dengan deskripsi piranti lunak yang terpilih dari proses

Lebih terperinci

Analisa Reliability Akibat Modufikasi Jumlah Power Pack Pada System Hydraulic Permesinan Geladak Pada MV Sirena

Analisa Reliability Akibat Modufikasi Jumlah Power Pack Pada System Hydraulic Permesinan Geladak Pada MV Sirena Analisa Reliability Akibat Modufikasi Jumlah Power Pack Pada System Hydraulic Permesinan Geladak Pada MV Sirena Eko Sasmito Hadi, Indro Dwi Cahyo * * Program Studi S-1 Teknik Perkapalan - Undip Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN 2.1 PENDAHULUAN SAE ARP4761 dikeluarkan oleh SAE (Society for Automotive Engineers) International The Engineering Society for Advancing Mobility Land Sea

Lebih terperinci

ANALISA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDY KASUS PADA PROYEK JALAN HOTMIX

ANALISA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDY KASUS PADA PROYEK JALAN HOTMIX ANALISA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDY KASUS PADA PROYEK JALAN HOTMIX DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA) Hirzy Pradipta, Saifoe El Unas, M. Hamzah

Lebih terperinci

Analisis Pohon Kejadian (ETA)

Analisis Pohon Kejadian (ETA) Analisis Pohon Kejadian (ETA) Analisis induktif : Suatu analisis diawali dengan kejadian awal dan diikuti dengan bekerja atau tidaknya sistem-sistem keselamatan/mitigasi Hal yang penting : Menghubungkan

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) BERDASARKAN DATA GROUND FINDING SHEET (GFS) PT. GMF AEROASIA

ANALISIS DEFECT MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) BERDASARKAN DATA GROUND FINDING SHEET (GFS) PT. GMF AEROASIA ANALISIS DEFECT MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) BERDASARKAN DATA GROUND FINDING SHEET (GFS) PT. GMF AEROASIA Tara Ferdiana 1 dan Ilham Priadythama 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

Dewi Widya Lestari

Dewi Widya Lestari Dewi Widya Lestari 2411 106 011 WHB merupakan komponen yang sangat vital bagi berlangsungnya operasional untuk memenuhi pasokan listrik pabrik I PT Petrokimia Gresik. Dari tahun 90-an hingga kini WHB beroperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menejemen Resiko Manajemen resiko adalah suatu proses komprehensif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan resiko yang ada dalam suatu kegiatan. Resiko

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RISIKO PADA BOILER COAL FIRING SYSTEM FASILITAS PEMBANGKIT PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON

IDENTIFIKASI RISIKO PADA BOILER COAL FIRING SYSTEM FASILITAS PEMBANGKIT PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON IDENTIFIKASI RISIKO PADA BOILER COAL FIRING SYSTEM FASILITAS PEMBANGKIT PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON ITS Surabaya (@rekayasa.co.id) Abstrak PT PJB Unit Pembangkitan Paiton merupakan jenis pembangkit

Lebih terperinci

#4 PENGANTAR ANALISA RISIKO

#4 PENGANTAR ANALISA RISIKO #4 PENGANTAR ANALISA RISIKO 4.1. Pendahuluan Terminologi dan pengertian keandalan (reliability), keselamatan (safety), bahaya (hazard) dan risiko (risk) seringkali tumpang tindih. Terminologi keselamatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas 2.1.1 Definisi Produktivitas Produktivitas menurut Sinungan (2005) diartikan sebagai perbandingan antara nilai yang dihasilkan suatu kegiatan terhadap nilai semua

Lebih terperinci

Analisa Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan Sidoarjo Town Square Menggunakan Metode Fault Tree Analysis LOGO. Ridhati Amalia

Analisa Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan Sidoarjo Town Square Menggunakan Metode Fault Tree Analysis LOGO. Ridhati Amalia Analisa Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan Sidoarjo Town Square Menggunakan Metode Fault Tree Analysis Ridhati Amalia 3108 100 111 Pembimbing : M. Arif Rohman, ST., M.Sc. Cahyono Bintang N., ST.,

Lebih terperinci

Modul 2: Metode Model Kombinatorik

Modul 2: Metode Model Kombinatorik Modul 2: Metode Model Kombinatorik Pendahuluan metode kombinatorik Metode validasi kombinatorik adalah semacam teknik analitik / numerik dan dapat digunakan untuk model keandalan dan ketersediaan dibawah

Lebih terperinci

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Zulkifli A. Yusuf Dosen Program Studi Teknik Sistem

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB KERUSAKAN VALVE PADA MUD PUMP TYPE TRIPLEX PUMP MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. X

IDENTIFIKASI PENYEBAB KERUSAKAN VALVE PADA MUD PUMP TYPE TRIPLEX PUMP MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. X IDENTIFIKASI PENYEBAB KERUSAKAN VALVE PADA MUD PUMP TYPE TRIPLEX PUMP MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. X Ambri 1, Yohanes 2, Yuhelson 2 Laboratorium Teknologi Produksi, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR INDUK PADA KM. LEUSER

ANALISA KEANDALAN SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR INDUK PADA KM. LEUSER ANALISA KEANDALAN SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR INDUK PADA KM. LEUSER Eko Sasmito H, Untung B. Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRACT Fuel oil system is one of the

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PROBABILITAS DAN TERMINOLOGI KEANDALAN

DISTRIBUSI PROBABILITAS DAN TERMINOLOGI KEANDALAN #7 DISTRIBUSI PROBABILITAS DAN TERMINOLOGI KEANDALAN 7.1. Pendahuluan Pada pembahasan terdahulu, keandalan hanya dievaluasi sebagai suatu sistem rekayasa (engineering) dengan tidak menggunakan distribusi

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN MESIN GRINDER PADA PROSES PRODUKSI PLASTIC FILM DI PT. MUTIARA HEXAGON

ANALISA FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN MESIN GRINDER PADA PROSES PRODUKSI PLASTIC FILM DI PT. MUTIARA HEXAGON ANALISA FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN MESIN GRINDER PADA PROSES PRODUKSI PLASTIC FILM DI PT. MUTIARA HEXAGON Imam Hidayat, Swandya Eka Pratiwi Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Mercu

Lebih terperinci

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN PERTEMUAN #1 TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan metode berpikir untuk menghasilkan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam proses penelitian. Berikut adalah tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT.

Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT. Performa (2005) Vol. 4, No.1: 10-15 Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT. ABC) Donar Setyajid Carel, Yuniaristanto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Penyusunan naskah tugas akhir ini dapat dilihat secara garis besar dalam bagan alir yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Penulisan

Lebih terperinci

PROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR

PROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 PROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR Haryanti Rivai Dosen Program Studi Teknik Sistem Perkapalan

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal Andri Kurniawan 1, Mardi Santoso 2, Mey Rohma Dhani 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 43 BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 1.1 Analisa Sistem ATS Seperti yang sudah dikemukakan dalam bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kontributor terbanyak masalah ketersediaan jaringan adalah masalah

Lebih terperinci

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto IDENTIFIKASI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FTA PADA DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS PERTAMAX DAN PREMIUM (STUDI KASUS : PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS V SURABAYA) Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

Lebih terperinci

Program Studi S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Program Studi S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia ANALISA PERAWATAN SISTEM DISTRIBUSI MINYAK LUMAS BERBASIS KEANDALAN PADA KAPAL KM.BUKIT SIGUNTANG DENGAN PENDEKATAN RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE) Relinton B Manalu 1, Untung Budiarto 1, Hartono

Lebih terperinci

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING Herry Christian Palit 1, *), Winny Sutanto 2) 1) Industrial

Lebih terperinci

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA HELIPAD FSO: STUDI KASUS FSO KAKAP NATUNA

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA HELIPAD FSO: STUDI KASUS FSO KAKAP NATUNA APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA HELIPAD FSO: STUDI KASUS FSO KAKAP NATUNA JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metoda Fault Tree Analysis (FTA) yang merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian kualitatif untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA SISTEM PENUKAR PANAS SEKUNDER REAKTOR TRIGA MARK Yudhi Zulkani

PENERAPAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA SISTEM PENUKAR PANAS SEKUNDER REAKTOR TRIGA MARK Yudhi Zulkani PENERAPAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA SISTEM PENUKAR PANAS SEKUNDER REAKTOR TRIGA MARK 2000 TUGAS SARJANA Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan di dalam melakukan penelitian yang bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan dalam penelitian. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pengertian Keselamatan Kerja Pengertian Kesehatan Kerja

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pengertian Keselamatan Kerja Pengertian Kesehatan Kerja Bab 2 Landasan Teori 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2.1.1. Pengertian Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses

Lebih terperinci

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk Farid Rafli Putra, Nurlita Gamayanti, dan Abdullah Alkaff Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau.

Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau. 3.2 Jenis Penelitian Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI Tahap analisa dan interpretasi data ini merupakan langkah lebih lanjut dalam penelitian yang dilakukan. Pada bab ini akan dianalisa hasil-hasil yang didapatkan dari bab sebelumnya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN THE ADHIWANGSA SURABAYA

IDENTIFIKASI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN THE ADHIWANGSA SURABAYA TUGAS AKHIR PS 1380 IDENTIFIKASI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN THE ADHIWANGSA SURABAYA RAZZIF EKA DARMA NRP 3106 100 602 Dosen Pembimbing : Ir. PUTU

Lebih terperinci

I. AKTUARIA (A.1) MANAJEMEN RESIKO DALAM STRATEGI PERAWATAN ASET. Erni D. Sumaryatie Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Bandung

I. AKTUARIA (A.1) MANAJEMEN RESIKO DALAM STRATEGI PERAWATAN ASET. Erni D. Sumaryatie Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Bandung I. AKTUARIA (A.1) MANAJEMEN RESIKO DALAM STRATEGI PERAWATAN ASET Erni D. Sumaryatie Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Bandung ds.erni@rocketmail.com ABSTRAK Biaya perawatan (maintenance cost) aset

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Mulai. -sistem start -reversible engine -FTA. Telaah Pustaka. Sistem Start. Reversible Diesel Engine. Pengambilan.

BAB III METODOLOGI. Mulai. -sistem start -reversible engine -FTA. Telaah Pustaka. Sistem Start. Reversible Diesel Engine. Pengambilan. 35 BAB III METODOLOGI Penulisan Tugas akhir ini dilakukan dengan pendekatan teoritis dan evaluatif terhadap pola kegagalan yang terjadi. Dalam Tugas akhir ini juga menggunakan metode fault tree analysis

Lebih terperinci

Studi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya)

Studi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya) Studi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya) G136 Nurlaily Mufarikhah, Triwilaswandio Wuruk Pribadi, dan Soejitno Jurusan Teknik Perkapalan,

Lebih terperinci

Oleh: Gita Eka Rahmadani

Oleh: Gita Eka Rahmadani ANALISA KEANDALAN PADA DAPUR INDUKSI 10 TON MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT & CRITICALITY ANALYSIS (FMECA) ( STUDI KASUS PT BARATA INDONESIA (PERSERO) Oleh: Gita Eka Rahmadani 6506.040.040 Latar

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN SISTEM DENGAN FAULT TREE SKRIPSI TRISYA WULANDARI

ANALISA KEGAGALAN SISTEM DENGAN FAULT TREE SKRIPSI TRISYA WULANDARI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA KEGAGALAN SISTEM DENGAN FAULT TREE SKRIPSI TRISYA WULANDARI 0305010661 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPOK JULI 2011 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Oleh : Taufiq Junaedi ( )

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Oleh : Taufiq Junaedi ( ) ANALISA DAN PENGUKURAN POTENSI RISIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE APMM (ACCIDENT POTENTIAL MEASUREMENT METHOD) PADA PROYEK PEMBANGUNAN DORMITORY 5 LANTAI AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN DAN PENERBANGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Tugas Akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Plastik Plastik merupakan suatu bahan yang mampu dibentuk. Dalam pengertian modern yang lebih luas, plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN APU GTCP85 STUDI KASUS PESAWAT BOEING /400/500 MILIK GARUDA INDONESIA

ANALISIS KEANDALAN APU GTCP85 STUDI KASUS PESAWAT BOEING /400/500 MILIK GARUDA INDONESIA ANALISIS KEANDALAN APU GTCP85 STUDI KASUS PESAWAT BOEING 737-300/400/500 MILIK GARUDA INDONESIA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

KEANDALAN SISTEM INTRUMENTASI PLTG DI PT. PLN TELUK LEMBU PEKANBARU

KEANDALAN SISTEM INTRUMENTASI PLTG DI PT. PLN TELUK LEMBU PEKANBARU KEANDALAN SISTEM INTRUMENTASI PLTG DI PT. PLN TELUK LEMBU PEKANBARU Poppy Dewi Lestari 1, Rino Eldika 2 1 UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru 2 UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru dewi.lestari@uin-suska.ac.id

Lebih terperinci

ANALISA KECACATAN PRODUK TRIPEL DRASSER BALI DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT. GOLDFINDO INTIKAYU PRATAMA GRESIK

ANALISA KECACATAN PRODUK TRIPEL DRASSER BALI DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT. GOLDFINDO INTIKAYU PRATAMA GRESIK ANALISA KECACATAN PRODUK TRIPEL DRASSER BALI DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT. GOLDFINDO INTIKAYU PRATAMA GRESIK SKRIPSI OLEH: ZAENAL ARIFIN 0632010130 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Oleh Fortries Aurelia Samahi

Oleh Fortries Aurelia Samahi Oleh Fortries Aurelia Samahi 6506 040 016 BAB I PENDAHULUAN Adanya potensi bahaya terjadinya kecelakaan blowout pada drilling proses dan efeknya dapat berujung bencana Kemungkinan terjadinya kegagalan

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif Abdurrahman Yusuf 1, Anda Iviana Juniani 2 dan Dhika Aditya P. 3 1,2,3 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan dan Kesehatan Kerja (K3) ILO (2003) mendefinisikan K3 adalah upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja baik secara fisik, mental, dan sosial.

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN)

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) Ida Nursanti 1*, Dimas Wisnu AJi 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Six Sigma 2.1.1. Pengertian Six Sigma Six sigma terdiri dari dua kata yaitu Six yang berarti enam dan sigma yang berarti sebuah simbol atau lambang standar deviasi yang lebih

Lebih terperinci

PROGRAM ANALISIS POHON KEGAGALAN MENGGUNAKAN SIMULASI NUMERIK. Haendra Subekti *

PROGRAM ANALISIS POHON KEGAGALAN MENGGUNAKAN SIMULASI NUMERIK. Haendra Subekti * PROGRAM ANALISIS POHON KEGAGALAN MENGGUNAKAN SIMULASI NUMERIK Haendra Subekti * ABSTRAK PROGRAM ANALISIS POHON KEGAGALAN MENGGUNAKAN SIMULASI NUMERIK. Telah disusun suatu program komputer untuk analisis

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan konsep identifikasi potensi bahaya dan

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Donny Yulianto, S.Kom

Pertemuan 3. Donny Yulianto, S.Kom Pertemuan 3 Donny Yulianto, S.Kom 1 PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM Terdapat beberapa pendekatan dalam mengembangkan sistem, yaitu: 1. Pendekatan KLASIK vs Pendekatan TERSTRUKTUR, dipandang dari metodologi

Lebih terperinci

Penjadwalan Maintenance Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II) pada Mesin Pendingin Sabroe Di PT. SMART Tbk.

Penjadwalan Maintenance Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II) pada Mesin Pendingin Sabroe Di PT. SMART Tbk. Penjadwalan Maintenance Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II) pada Mesin Pendingin Sabroe Di PT. SMART Tbk. Atrisita Diastari 1, Priyo Agus Setiawan 2, Aulia Nadia Rachmat 3 1

Lebih terperinci

OPTIMASI PERAWATAN STONE CRUSHER MENGGUNAKAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM)

OPTIMASI PERAWATAN STONE CRUSHER MENGGUNAKAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) 1 OPTIMASI PERAWATAN STONE CRUSHER MENGGUNAKAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) Ya umar, Totok R. Biyanto Jurusan Teknik Fisika - Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO Kukuh Rahardjo dan I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: kukuhrah@gmail.com

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DAN NILAI EKONOMI

PERENCANAAN PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DAN NILAI EKONOMI PERENCANAAN PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DAN NILAI EKONOMI Astuteryanti Tri Lustyana 1,*) dan Sri Gunani Partiwi 2) 1) Program Pascasarjana Teknik Industri,

Lebih terperinci

ANALISA PERAWATAN BERBASIS KEANDALAN PADA FUEL OIL SYSTEM KM. BUKIT SIGUNTANG DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM)

ANALISA PERAWATAN BERBASIS KEANDALAN PADA FUEL OIL SYSTEM KM. BUKIT SIGUNTANG DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) ANALISA PERAWATAN BERBASIS KEANDALAN PADA FUEL OIL SYSTEM KM. BUKIT SIGUNTANG DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) Martinus Arfendo Waroy., Untung Budiarto, Kiryanto Progam Studi S1 Teknik

Lebih terperinci

Jl. Teknik Kimia Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya

Jl. Teknik Kimia Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya 12 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 1, APRIL 2015 ANALISIS PENGARUH JADWAL PEMELIHARAAN TERHADAP KEANDALAN TRANSFORMATOR 80 MVA BERDASARKAN HASIL UJI TES DGA DAN TEGANGAN TEMBUS DENGAN METODE

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KECACATAN PRODUK BETON PAVE DAN GENTENG BETON DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KECACATAN PRODUK BETON PAVE DAN GENTENG BETON DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KECACATAN PRODUK BETON PAVE DAN GENTENG BETON DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Oleh : INDRA FIRMANSYAH NPM : 06 32010

Lebih terperinci

Sigma Epsilon, ISSN

Sigma Epsilon, ISSN EVALUASI KEANDALAN SISTEM VENTING KOLAM DAN SISTEM TEKANAN RENDAH RSG GAS DENGAN METODA POHON KEGAGALAN Deswandri, Johnny Situmorang Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN ABSTRAK EVALUASI

Lebih terperinci

KEANDALAN DATA CENTER BERDASARKAN SISTEM TIER CLASSIFICATIONS. Irham Fadlika

KEANDALAN DATA CENTER BERDASARKAN SISTEM TIER CLASSIFICATIONS. Irham Fadlika Irham Fadlika; Keandalan Data Center Berdasarkan Sistem Tier Classifications KEANDALAN DATA CENTER BERDASARKAN SISTEM TIER CLASSIFICATIONS Irham Fadlika Abstrak Ketika konsep keandalan (reliability) mulai

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan data mengikuti metode Reliability Centered Maintenance (RCM) yang telah dilakukan maka, dapat disimpulkan : a. Penentuan komponen

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Pengujian Perangkat Lunak. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma

Dasar-Dasar Pengujian Perangkat Lunak. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma Dasar-Dasar Pengujian Perangkat Lunak Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma Tujuan Pembelajaran Memahami langkah awal untuk melakukan pengujian terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN PRODUK Produk merupakan sesuatu yang dapat dirasakan manfaatnya oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Perusahaan dituntut untuk menciptakan suatu produk yang sesuai

Lebih terperinci

3. ANALISA KEPERLUAN PERANGKAT LUNAK

3. ANALISA KEPERLUAN PERANGKAT LUNAK 1 RPL 3. ANALISA KEPERLUAN PERANGKAT LUNAK Topik meliputi : 1. Fungsi Analisa Keperluan 2. Prinsip Analisa 3. Domain Informasi 4. Partisi 5. Data Flow Diagram (DFD) Setelah mempelajari ini, diharapkan

Lebih terperinci

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA BOATLANDING FSO: STUDI KASUS FSO MT LENTERA BANGSA

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA BOATLANDING FSO: STUDI KASUS FSO MT LENTERA BANGSA APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA BOATLANDING FSO: STUDI KASUS FSO MT LENTERA BANGSA JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

ANALISIS MODA KEGAGALAN DENGAN PENDEKATAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) (Studi kasus Baking Section Mesin Imfori PT Nissin Biskuit Indonesia)

ANALISIS MODA KEGAGALAN DENGAN PENDEKATAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) (Studi kasus Baking Section Mesin Imfori PT Nissin Biskuit Indonesia) ANALISIS MODA KEGAGALAN DENGAN PENDEKATAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) (Studi kasus Baking Section Mesin Imfori PT Nissin Biskuit Indonesia) Sri Hartini, Sriyanto, Adityo R Abstrak : Reliability

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

Penjadwalan Berdasarkan Analisis Faktor- Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Reparasi Kapal: Studi Kasus MV. Blossom

Penjadwalan Berdasarkan Analisis Faktor- Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Reparasi Kapal: Studi Kasus MV. Blossom JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) G 1 Penjadwalan Berdasarkan Analisis Faktor- Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Reparasi Kapal: Studi Kasus MV. Blossom Laura Karennina

Lebih terperinci

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Mulyono: PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA... 9 PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Julius Mulyono ), Dini Endah Setyo Rahaju

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Abdullah Alkaff M.Sc. P.hD. Nurlita Gamayanti ST., MT. SEMINAR dan SIDANG TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Perusahaan 2.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Gunung Mas Parahyangan merupakan perusahaan dengan skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin tekstil.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB KECACATAN PADA PRODUK PIPA PVC DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.TJAKRINDO MAS GRESIK SKRIPSI

IDENTIFIKASI PENYEBAB KECACATAN PADA PRODUK PIPA PVC DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.TJAKRINDO MAS GRESIK SKRIPSI IDENTIFIKASI PENYEBAB KECACATAN PADA PRODUK PIPA PVC DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.TJAKRINDO MAS GRESIK SKRIPSI Oleh : DEWI RATIH YUNITASARI 07 3201 0006 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

SISTEM PEWRAWATAN TERPADU (INTEGRATED MAINTENANCE SYSTEM)

SISTEM PEWRAWATAN TERPADU (INTEGRATED MAINTENANCE SYSTEM) SISTEM PEWRAWATAN TERPADU (INTEGRATED MAINTENANCE SYSTEM) Penulis : Nachnul Ansori M. Imron Mustajib Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT.

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT. ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT. RST TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Anggita Hardiastuty1 *, Galih Anindita 2, Mades D. Khairansyah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KESESUAIAN TERHADAP DOKUMEN SAE ARP4761

BAB IV ANALISIS KESESUAIAN TERHADAP DOKUMEN SAE ARP4761 BAB IV ANALISIS KESESUAIAN TERHADAP DOKUMEN SAE ARP4761 4.1 PENDAHULUAN Bab ini membahas analisis hasil evaluasi piranti lunak yang telah dilakukan pada bab 3. Analisis yang dimaksud adalah kesesuaiannya

Lebih terperinci

MENGURANGI KECACATAN GUNA MENINGKATKAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN JUST IN TIME DI PT.KIA GENTENG

MENGURANGI KECACATAN GUNA MENINGKATKAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN JUST IN TIME DI PT.KIA GENTENG MENGURANGI KECACATAN GUNA MENINGKATKAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN JUST IN TIME DI PT.KIA GENTENG Oleh Joumill SZS. 1), Surachman 2), Sujito S 3). dan Budi P. S 4). 1) Dosen T. Industri UPNV Jatim dan mhs

Lebih terperinci

ANALISIS KECACATAN PRODUK MENGGUNAKAN METODE FMEA DAN FTA PADA PT. XXX

ANALISIS KECACATAN PRODUK MENGGUNAKAN METODE FMEA DAN FTA PADA PT. XXX ANALISIS KECACATAN PRODUK MENGGUNAKAN METODE FMEA DAN FTA PADA PT. XXX Rahajeng Triwidayat Utami 1*, Ni Luh Putu Hariastuti 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, * Email : threewieda@gmail.com ABSTRACT Amid the

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN TERHADAP LIFETIME SYSTEM PENDINGIN KAPAL IKAN KM

ANALISA KEANDALAN TERHADAP LIFETIME SYSTEM PENDINGIN KAPAL IKAN KM ANALISA KEANDALAN TERHADAP LIFETIME SYSTEM PENDINGIN KAPAL IKAN KM. RUKUN ARTA SENTOSA 06 MENGGUNAKAN REFRIGERAN CO2 DAN KOMPRESI BANTU DARI ENERGI PANAS Eko Sasmito Hadi*, Parlindungan Manik* * Program

Lebih terperinci

Gambar 1. Intergrasi bidang Ilmu yang terkait dengan ELDA

Gambar 1. Intergrasi bidang Ilmu yang terkait dengan ELDA KULIAH 1 1. Definisi Elektronika Daya Elektronika daya melibatkan studi tentang berbagai jenis topologi rangkaian elektronik yang digunakan sebagai pengendali aliran energi listrik. Rangkaian rangkaian

Lebih terperinci

Faktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya

Faktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya Faktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya Khusnul Eka Septiana 1, Lukman Handoko 2., Vivin Setiani 3 1 Program

Lebih terperinci

Perancangan Strategi Perawatan di PT. INTEGRA INDOKABINET

Perancangan Strategi Perawatan di PT. INTEGRA INDOKABINET Perancangan Strategi Perawatan di PT. INTEGRA INDOKABINET Hendrik 1, Dr.rer.nat. Siana Halim,S.Si., M.. Sc 2 Abstract: In this research we constructed suitable maintenance strategy for double end machine

Lebih terperinci