BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN
|
|
- Irwan Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN 2.1 PENDAHULUAN SAE ARP4761 dikeluarkan oleh SAE (Society for Automotive Engineers) International The Engineering Society for Advancing Mobility Land Sea Air and Space.. Dokumen ini berisi panduan untuk menyusun proses penilaian keselamatan untuk sertifikasi pesawat-pesawat sipil terutama mengacu kepada FAR/JAR ARP sendiri adalah singkatan dari Aerospace Recommended Practice. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori dasar proses penilaian keselamatan berdasarkan SAE ARP PROSES PENILAIAN KESELAMATAN Secara umum proses penilaian keselamatan terdiri atas tiga tahap. Pertama Functional Hazard Assessment (FHA) yang bertujuan untuk mengidentifikasi segala kondisi kegagalan yang berkaitan dengan fungsi yang terdapat pada sebuah pesawat atau sistem. Kedua adalah Preliminary System Safety Assessment (PSSA) yang bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut segala hal yang mungkin menjadi penyebab terjadinya kegagalan yang diperoleh melalui proses FHA. Ketiga adalah System Safety Assessment (SSA) yang bertujuan untuk memastikan bahwa segala hal yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kegagalan yang diperoleh pada tahapan PSSA telah sesuai dengan apa yang diperoleh dari tahapan FHA. Gambaran hubungan antara ketiga tahapan proses penilaian keselamatan tersebut ditunjukkan pada Gambar
2 Gambar 2.1 Tahapan proses penilaian keselamatan SAE ARP4761 [Ref 2] Proses penilaian keselamatan dimulai sejak awal pengembangan pesawat yaitu pada saat desain konsep. Pada saat ini tahap FHA dimulai yaitu membuat FHA pada tingkat pesawat. FHA untuk tingkat sistem mulai dilakukan ketika memasuki desain awal (preliminary design) pesawat. Selain itu, pada tahap ini tahap PSSA juga mulai dilaksanakan. Ketika pengembangan memasuki desain rinci (detailed design), tahap SSA dimulai. Tahap ini terus dilakukan sampai proses pengembangan memasuki pengujian. 7
3 2.2.1 Functional Hazard Assessment Functional Hazard Assessment (FHA) adalah suatu pemeriksaan secara sistematis dan komprehensif yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi kondisi kegagalan yang berhubungan dengan fungsi-fungsi pesawat beserta sistemnya. Proses FHA harus dapat mengidentifikasi segala macam kondisi kegagalan pada setiap fase terbang. Kemudian semua kondisi kegagalan yang telah diidentifikasi tersebut diklasifikasikan berdasarkan dampak yang dapat ditimbulkannya. Biasanya proses FHA ini mulai dilakukan pada saat permulaan proses perancangan pesawat. FHA dilakukan pada dua tingkatan, yaitu: FHA pada tingkat pesawat (Aircraft Level FHA) Pemeriksaan secara kualitatif terhadap fungsi-fungsi dasar pesawat yang didefinisikan pada saat awal proses pengembangan pesawat. FHA pada tingkat sistem (System Level FHA) Pemeriksaan secara kualitatif untuk mengidentifikasi kegagalan sistem atau kombinasinya yang dapat mempengaruhi fungsi pesawat. Secara garis besar tahap pelaksanaan FHA adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi semua fungsi-fungsi dari pesawat maupun sistem. 2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan kondisi kegagalan yang berhubungan dengan setiap fungsi-fungsi tersebut. 3. Menentukan dampak dari kondisi kegagalan. 4. Mengklasifikasikan dampak dari kondisi kegagalan. Secara umum, klasifikasi dampak dari kondisi kegagalan tersebut adalah Catastrophic, Hazardous, Major, Minor, atau No Safety Effect seperti yang menjadi kategori pada FAR maupun JAR. Untuk kriteria selengkapnya mengenai pengklasifikasian tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2 : 8
4 Gambar 2.2 Kriteria pengklasifikasian dampak kegagalan berdasarkan FAA dan JAA [Ref 2] Hasil yang didapat dari proses FHA pada tingkat pesawat akan menjadi input bagi proses FHA untuk tingkat sistem. Sedangkan hasil yang didapat dari proses FHA pada tingkat sistem akan menjadi input bagi tahapan safety assessment process selanjutnya yaitu Preliminary System Safety Assessment (PSSA) Preliminary System Safety Assessment Preliminary System Safety Assessment (PSSA) adalah pemeriksaan sistematis terhadap rancangan sistem untuk melihat kegagalan-kegagalan apa saja yang dapat menyebabkan kegagalan fungsional yang berbahaya (functional hazard) yang diidentifikasi pada tahap FHA. Tujuan PSSA adalah untuk membangun sebuah persyaratan keselamatan (safety requirements) dari sistem dan untuk menentukan apakah sebuah rancangan sistem yang diusulkan dapat memenuhi sasaran keselamatan yang diidentifikasi pada tahap FHA. PSSA biasanya dilakukan dengan menggunakan berbagai metode antara lain: Analisis Pohon Kesalahan/Fault Tree Analysis (FTA) Diagram Ketergantungan/Dependence Diagram (DD) Analisis Markov/Markov Analysis (MA) 9
5 Analisis yang dilakukan dalam PSSA ini bersifat top-down dan harus dapat mengidentifikasi semua kegagalan yang terjadi pada tingkat yang lebih rendah. Kegagalan ini dapat memicu terjadinya kegagalan pada tingkat yang lebih tinggi dan yang paling tinggi (top event). Kegagalan pada tingkat yang paling tinggi ini diperoleh dari proses FHA. Proses identifikasi pada PSSA menggunakan salah satu dari tiga metode yang telah disebutkan di atas walaupun biasanya lebih sering menggunakan analisis pohon kesalahan (FTA) System Safety Assessment System Safety Assessment (SSA) adalah sebuah proses evaluasi secara sistematis dan komprehensif untuk mengkaji apakah sistem yang telah dirancang sudah memenuhi persyaratan keselamatan yang ditentukan oleh tahap PSSA dan apakah sistem tersebut telah memenuhi sasaran keselamatan yang ditentukan oleh tahap FHA. Analisis yang dilakukan dapat berupa analisis kualitatif maupun kuantitatif tergantung pada keadaan dan ketersediaan data. Beberapa proses dari SSA ini adalah sebagai berikut. Memverifikasi bahwa persyaratan desain yang didapat dari tahap FHA pada tingkat sistem telah dipenuhi. Memvalidasi bahwa klasifikasi dampak yang ditimbulkan oleh kegagalan sudah benar. Memverifikasi bahwa persyaratan keselamatan yang diturunkan dari Design Requirement & Objectives telah terpenuhi. Memverifikasi bahwa persyaratan desain yang didapat dari proses Common Cause Analysis (CCA) telah dipenuhi. Untuk mengerjakan proses tersebut diperlukan beberapa metode untuk membantu proses evaluasi sistem. Metode yang digunakan biasanya sama dengan metode pada tahap PSSA yaitu Fault Tree Analysis (FTA), Dependence Diagram (DD) atau Markov Analysis (MA), meskipun yang sering digunakan adalah FTA. 0
6 2.3 METODE ANALISIS PENILAIAN KESELAMATAN Fault Tree Analysis Analisis Pohon Kesalahan (Fault Tree Analysis, FTA) adalah sebuah teknik analisis dari atas ke bawah (top-down), dimana kejadian yang tidak diharapkan yang disebut top event diidentifikasi terlebih dahulu. Setelah itu, semua kejadian yang dapat menyebabkan terjadinya kejadian puncak diidentifikasi. Hal tersebut dilakukan terus-menerus pada tingkat yang lebih rendah hingga mencapai tingkat dimana identifikasi lebih jauh tidak diperlukan. FTA menggunakan logika Boolean untuk menunjukkan hubungan antara dampak kegagalan dengan modus kegagalan. Dua macam logika yang sering digunakan adalah AND dan OR. AND merepresentasikan kondisi dimana seluruh kejadian pada masukan (input) harus terjadi untuk menghasilkan keluaran (output) berupa kejadian pada tingkat yang lebih tinggi. Sedangkan OR merepresentasikan kondisi dimana satu atau lebih kejadian pada masukan harus terjadi untuk menghasilkan keluaran (output) berupa kejadian pada tingkat yang lebih tinggi. Sebuah representasi grafis yang dinamakan pohon kesalahan (Fault Tree, FT) kemudian dibuat untuk melihat hubungan logis antara semua kejadian yang berkaitan dengan kejadian puncak. Gambar 2.3 memperlihatkan sebuah contoh pohon kesalahan. 1
7 Gambar 2.3 Contoh pohon kesalahan Pohon kesalahan menggunakan banyak simbol-simbol untuk menunjukkan hubungan logis antar kejadian. Simbol-simbol yang biasa digunakan, ditunjukan pada Gambar 2.4 di halaman berikut. 2
8 Gerbang AND Kejadian keluaran terjadi hanya jika semua kejadian masukan terjadi bersamaan + Gerbang OR Kejadian keluaran hanya terjadi jika satu atau lebih kejadian masukan Kesalahan dasar Kesalahan atau kejadian dasar disebabkan oleh komponen yang probabilitasnya diketahui Kejadian antara Kesalahan atau kejadian yang disebabkan kombinasi kejadian lain lewat gerbang logika Kejadian yang tidak dikembangkan Kesalahan yang tidak dibagi dalam kejadian dasar karena kurang atau tidak pentingnya informasi. Kejadian harus diperluas dan dikembangkan kemudian Kejadian pemindahan Seluruh bagian pohon dipindahkan ke tempat lain Gambar 2.4 Simbol-simbol pohon kesalahan Dalam SAE ARP4761 langkah-langkah untuk membuat sebuah analisis pohon kesalahan (FTA) adalah sebagai berikut. 1. Mendefinisikan tingkat FTA. 2. Mendefinisikan ruang lingkup FTA. 3. Mendefinisikan kejadian yang tidak diharapkan (top event). 4. Mengumpulkan semua data system yang akan digunakan untuk analisis. 5. Membuat pohon kesalahan 6. Membuat analisis dan kesimpulan FTA 3
9 Setelah pohon kesalahan sebagai representasi FTA selesai dibuat, kemudian dibuat sebuah evaluasi terhadap pohon kesalahan tersebut. Evaluasi pohon kesalahan dilakukan dengan dua langkah berikut ini. 1. Analisis Kualitatif Pernyataan logika dibangun untuk kejadian puncak dalam bentuk kombinasi (union atau intersection) dari kejadian dasar. 2. Analisis Kuantitatif Pernyataan logika ini digunakan untuk memperkirakan peluang kejadian puncak dalam bentuk peluang kejadian primer. Dengan mengetahui peluang kejadian dasar kita dapat mengetahui peluang kejadian puncak Dependence Diagram dan Markov Analysis Diagram Ketergantungan (Dependence Diagram, DD) menggantikan logika FTA dengan jalur-jalur untuk menunjukkan hubungan kegagalan. Jalur paralel adalah sama dengan logika AND sedangkan jalur seri adalah ekivalen dengan logika OR. Gambar 2.5 menunjukan contoh sebuah Dependence Diagram. Gambar 2.5 Contoh Dependence Diagram (DD) [Ref 2] Analisis Markov cocok digunakan untuk menganalisis sistem yang memiliki redundansi, dimana bila salah satu unit redundannya mengalami kegagalan maka unit tersebut diasumsikan diganti atau diperbaiki. Langkah-langkah untuk membuat analisis Markov adalah sebagai berikut. a. Membuat model Markov b. Menyusun persamaan c. Menyelesaikan persamaan 4
10 Gambar 2.6 menunjukkan contoh model Markov S1 l1 S3 l3 S4 S2 l2 Gambar 2.6 Contoh model Markov Setelah membuat model Markov kemudian dilanjutkan dengan menyusun persamaan. Persamaan yang disusun berupa persamaan diferensial. Misalnya untuk tingkat keadaan 3 (S3) pada Gambar persamaannya menjadi: dp3( t) dt = λ1p1( t) + λ2p2( t) λ3p3( t) Secara sederhana peluang sebuah system untuk berada pada tingkat keadaan 3 pada waktu t adalah laju kegagalan dikalikan peluang yang masuk ke dalam tingkat keadaan 3 dikurangi laju kegagalan dikalikan peluang yang keluar dari tingkat keadaan 3. Setelah persamaan disusun, selanjutnya analisis dilanjutkan dengan menyelesaikan persamaan tersebut Failure Modes and Effects Analysis Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) adalah sebuah metode sistematis dari bawah ke atas (bottom-up) untuk mengidentifikasi modus kegagalan suatu sistem, item atau fungsi. FMEA juga menentukan dampak kegagalan pada tingkat yang lebih tinggi. FMEA digunakan untuk menganalisis dampak kegagalan yang dihasilkan oleh kegagalan tunggal. FMEA biasanya mencakup informasi sebagai berikut: identifikasi komponen atau fungsi modus kegagalan dampak kegagalan kemungkinan untuk mendeteksi kegagalan probabilitas terjadinya kegagalan tindakan untuk menanggulangi kegagalan fase terbang dimana kegagalan itu terjadi. 5
11 Gambar 2.7 menunjukan contoh berkas FMEA. Gambar 2.7 Contoh berkas FMEA [Ref 2] Dalam FMEA ada satu istilah penting yaitu Prioritas Risiko (Risk Priority Number, RPN) atau kritikalitas (criticality). RPN menunjukkan kepentingan relative kegagalan terhadap aksi perbaikan dalam skala 1 sampai 10. Skala 1 menunjukkan prioritas terendah dan 10 menunjukkan prioritas tertinggi. RPN dapat diperoleh dengan mengalikan frekuensi kejadian, tingkat kepelikan dan peluang deteksi, kemudian hasilnya dibagi dengan Failure Modes and Effects Summary Failure Modes and Effects Summary (FMES) adalah pengelompokan dari beberapa modus kegagalan tunggal yang menghasilkan dampak kegagalan yang sama Common Cause Analysis Ketidak-bergantungan fungsi, sistem atau item kadang diperlukan untuk memenuhi persyaratan keselamatan suatu sistem. Oleh karena itu, diperlukan suatu instrument untuk meyakinkan ketidak-bergantungan tersebut. Common Cause Analysis (CCA) merupakan metode untuk memverifikasi hal ini. CCA dibagi menjadi tiga macam analisis: 6
12 Zonal Safety Analysis (ZSA) Particular Risks Analysis (PRA) Common Mode Analysis (CMA) a. Zonal Safety Analysis (ZSA) ZSA adalah analisis yang harus dilakukan pada setiap zona pada pesawat. Tujuan dari analisis ini adalah untuk memastikan bahwa pemasangan peralatan telah memenuhi persyaratan keselamatan, antara lain dalam hal: a. instalasi dasar b. interferensi antar sistem c. kesalahan perawatan. b. Particular Risks Analysis (PRA) PRA adalah analisis yang memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang berada di luar sistem. Faktor-faktor tersebut antara lain: i. api ii. peralatan energi tinggi iii. cairan bocor iv. hujan es batu, es, salju v. benturan burung vi. serpihan karet yang terlepas dari ban vii. pelek ban yang lepas viii. petir ix. medan radiasi intensitas tinggi x. flailing shafts. c. Common Mode Analysis (CMA) CMA adalah analisis yang dilakukan untuk memverifikasi bahwa logika AND yang terdapat pada FTA/DD/MA benar-benar independen. Segala dampak dari rancangan, proses manufaktur, kesalahan perawatan dan kegagalan komponen sistem yang dapat menghilangkan sifat independen tersebut harus diperhatikan dan dianalisis. Common Mode Faults dapat dibagi ke dalam beberapa kategori yang harus dianalisis. Berikut ini beberapa contoh kategori tersebut. 7
13 i. Hardware Error ii. Software Error iii. Hardware Failure iv. Production/Repair Flaw v. Situation Related Stress (e.g., abnormal flight conditions or abnormal system configurations) vi. Installation Error vii. Requirements Error viii. Environmental Factors (e.g., temperature, vibration, humidity, etc.) ix. Cascading Faults x. Common External Source Faults 8
BAB II. Penilaian Keselamatan
BAB II Penilaian Keselamatan 2.1 Pendahuluan Penilaian Keselamatan adalah suatu pengujian secara sistematik fungsi-fungsi pesawat dan desain sistem yang menjalankan fungsi fungsi tersebut. Penilaian keselamatan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PIRANTI LUNAK
BAB III TINJAUAN PIRANTI LUNAK 3.1 PEMILAHAN PIRANTI LUNAK Bahasan dalam bab ini dimulai dengan proses pemilahan piranti lunak, kemudian dilanjutkan dengan deskripsi piranti lunak yang terpilih dari proses
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KESESUAIAN TERHADAP DOKUMEN SAE ARP4761
BAB IV ANALISIS KESESUAIAN TERHADAP DOKUMEN SAE ARP4761 4.1 PENDAHULUAN Bab ini membahas analisis hasil evaluasi piranti lunak yang telah dilakukan pada bab 3. Analisis yang dimaksud adalah kesesuaiannya
Lebih terperinciPROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL BAB III METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) 3.1 Failure Mode and Effect
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan konsep identifikasi potensi bahaya dan
Lebih terperinciAnalisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT.
Performa (2005) Vol. 4, No.1: 10-15 Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT. ABC) Donar Setyajid Carel, Yuniaristanto,
Lebih terperinciBAB III Penerapan Prosedur Penilaian Keselamatan pada Pesawat WiSE 8
BAB III Penerapan Prosedur Penilaian Keselamatan pada Pesawat WiSE 8 3.1. Pendahuluan Pada tahap pelaksanaan tugas akhir ini, dilakukan penerapan penilaian keselamatan pada suatu proses pengembangan pesawat
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN PENILAIAN KESELAMATAN PESAWAT WiSE 8 BERDASARKAN SAE ARP 4761
EVALUASI PENERAPAN PENILAIAN KESELAMATAN PESAWAT WiSE 8 BERDASARKAN SAE ARP 4761 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata Satu oleh : ADI MARDIKA
Lebih terperinciPENILAIAN KESELAMATAN SISTEM HIDROLIK PESAWAT TERBANG H-8. C. Sukoco. B
PENILAIAN KESELAMATAN SISTEM HIDROLIK PESAWAT TERBANG H-8 C. Sukoco. B Program Studi Aeronautika Sekolah Tinggi Teknologi adisutjipto Email: cyrillus skc@yahoo.co.id Abstract A hydraulic system is one
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN PRODUK Produk merupakan sesuatu yang dapat dirasakan manfaatnya oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Perusahaan dituntut untuk menciptakan suatu produk yang sesuai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menejemen Resiko Manajemen resiko adalah suatu proses komprehensif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan resiko yang ada dalam suatu kegiatan. Resiko
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Pemecahan Masalah
Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya penulis membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah
Lebih terperinciEVALUASI KESESUAIAN PIRANTI LUNAK TERHADAP PROSES PENILAIAN KESELAMATAN SAE ARP4761
EVALUASI KESESUAIAN PIRANTI LUNAK TERHADAP PROSES PENILAIAN KESELAMATAN SAE ARP4761 Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Sarjana Strata 1 di Program Studi Teknik Penerbangan Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap pesawat yang dibuat oleh pabriknya harus disertai dengan dokumen panduan untuk melaksanakan kegiatan perawatan pesawat tersebut pada masa operasionalnya. Dokumen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Six Sigma 2.1.1. Pengertian Six Sigma Six sigma terdiri dari dua kata yaitu Six yang berarti enam dan sigma yang berarti sebuah simbol atau lambang standar deviasi yang lebih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu tahap - tahap yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan suatu masalah yang akan dilakukan dalam melakukan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pemborosan menjadi suatu hal yang hampir selalu terjadi di setiap perusahaan, baik perusahaan logistik, perusahaan manufaktur, perusahaan jasa, ataupun perusahaan
Lebih terperinciBAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS
FMEA Pada Sepeda Motor Honda Absolute Revo Produksi Tahun 2009 39 BAB III FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS 3.1 Pengertian FMEA Adalah sebuah proses analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan metode berpikir untuk menghasilkan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam proses penelitian. Berikut adalah tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produk yang baik apabila produk tersebut memiliki nilai tambah yang dinginkan konsumen namun apabila produk tersebut cacat dan kualitas kurang baik akan menyebabkan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan I-1
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas menjadi salah satu faktor terpenting dalam pengambilan keputusan oleh konsumen baik dalam produk atau jasa (Monthgomery : 2009). Kepuasan konsumen
Lebih terperinciTIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 Genap 2015/2016. TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan
Materi #1 TIN315 Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Pokok Bahasan 2 1. Pengenalan Disiplin Ilmu Keandalan dan Aplikasinya 2. Probabilitas 3. Pemodelan Jaringan dan Evaluasi Sistem 4. Pengantar Analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di era globalisasi adalah dengan memperhatikan masalah kualitas, kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kunci sukses memenangkan persaingan industri kedepan di era globalisasi adalah dengan memperhatikan masalah kualitas, kualitas merupakan karakteristik produk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Mulai. -sistem start -reversible engine -FTA. Telaah Pustaka. Sistem Start. Reversible Diesel Engine. Pengambilan.
35 BAB III METODOLOGI Penulisan Tugas akhir ini dilakukan dengan pendekatan teoritis dan evaluatif terhadap pola kegagalan yang terjadi. Dalam Tugas akhir ini juga menggunakan metode fault tree analysis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan jaman merubah cara pandang konsumen dalam memilih sebuah produk yang diinginkan. Kualitas menjadi sangat penting dalam memilih produk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijabarkan tentang tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. II.1 Sejarah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Didalam
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI
ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan
Lebih terperinciPERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK
PERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Strategi Pengujian Strategi uji coba perangkat lunak dilakukan untuk memudahkan para perancang untuk menentukan keberhasilan system yang telah dikerjakan
Lebih terperinciBab 2 Landasan Teori 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pengertian Keselamatan Kerja Pengertian Kesehatan Kerja
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2.1.1. Pengertian Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini diawali dengan permasalahan tingginya tingkat NPL (Non Performing Loan) di PT BPR SIP yang telah beroperasi sejak tahun 1993. Masalah di atas diidentifikasi disebabkan oleh tidak
Lebih terperinciANALISIS DATA KECELAKAAN DAN KEGAGALAN SISTEM RUDDER BOEING 737
ANALISIS DATA KECELAKAAN DAN KEGAGALAN SISTEM RUDDER BOEING 737 TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan untuk meyelesaikan pendidikan tingkat sarjana strata satu Teknik Penerbangan Oleh
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS (FMEA) (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan) Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya
Lebih terperinciAnalisis Keselamatan Probabilistik (Probabilistic Safety Analysis)
Analisis Keselamatan Probabilistik (Probabilistic Safety Analysis) D T Sony Tjahyani Bidang Analisis Risiko dan Mitigasi Kecelakaan Pusat Pengembangan Teknologi Keselamatan Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lebih terperinciOleh : Achmad Sebastian Ristianto
IDENTIFIKASI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FTA PADA DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS PERTAMAX DAN PREMIUM (STUDI KASUS : PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS V SURABAYA) Oleh : Achmad Sebastian Ristianto
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat
Lebih terperinciPANDUAN ANALISIS MODUS KEGAGALAN & DAMPAK (AMKD) Failure Mode,Effect and Analysis (FMEA)
PANDUAN ANALISIS MODUS KEGAGALAN & DAMPAK (AMKD) Failure Mode,Effect and Analysis (FMEA) RSU ATTUROTS AL ISLAMY SLEMAN 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...2 BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG...3 B. TUJUAN...3
Lebih terperinciStudi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya)
Studi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya) G136 Nurlaily Mufarikhah, Triwilaswandio Wuruk Pribadi, dan Soejitno Jurusan Teknik Perkapalan,
Lebih terperinciANALISIS KECACATAN PRODUK MENGGUNAKAN METODE FMEA DAN FTA PADA PT. XXX
ANALISIS KECACATAN PRODUK MENGGUNAKAN METODE FMEA DAN FTA PADA PT. XXX Rahajeng Triwidayat Utami 1*, Ni Luh Putu Hariastuti 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, * Email : threewieda@gmail.com ABSTRACT Amid the
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Perancangan kerja merupakan disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prinsip dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam upaya memahami
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan
Lebih terperinciOleh: Gita Eka Rahmadani
ANALISA KEANDALAN PADA DAPUR INDUKSI 10 TON MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT & CRITICALITY ANALYSIS (FMECA) ( STUDI KASUS PT BARATA INDONESIA (PERSERO) Oleh: Gita Eka Rahmadani 6506.040.040 Latar
Lebih terperinci#4 PENGANTAR ANALISA RISIKO
#4 PENGANTAR ANALISA RISIKO 4.1. Pendahuluan Terminologi dan pengertian keandalan (reliability), keselamatan (safety), bahaya (hazard) dan risiko (risk) seringkali tumpang tindih. Terminologi keselamatan
Lebih terperinciModul. Blok II 1. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM. Identifikasi Dan Analisis Resiko
1 Modul Minat Utama Manajemen Rumahsakit Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UGM Gedung IKM Lt. 2 Jln Farmako, Sekip Utara, Jogjakarta 55281 Telp. (0274) 581679, 551408 Fax. (0274)
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis Cacat Berdasarkan hasil dari diagram pareto yang telah dibuat, dapat dilihat persentase masing-masing jenis cacat, yaitu cacat Haze dengan persentase sebesar
Lebih terperinciSTRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK
STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Strategi uji coba perangkat lunak dilakukan untuk memudahkan para perancang untuk menentukan keberhasilan system yang telah dikerjakan Proses testing Unit Module Sub-system
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Leader Konsultan Pelaksana
KATA PENGANTAR Laporan Akhir ini merupakan laporan terakhir dalam kegiatan Studi Standardisasi di Bidang Keselamatan dan Keamanan Penerbangan yang merupakan pemenuhan tugas / kontrak yang diberikan oleh
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD
BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan model House of Risk (HOR) yang merupakan integrasi dari metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Diagram alir penelitian ini dapat ditunjukkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart Mulai Survey Perusahaan Identifikasi Maslah Rumuskan Masalah Menetapkan Tujuan Pengumpulan
Lebih terperinciQuality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt.
Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt. Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki Era pertumbuhan yang maju, lingkungan perusahaan beroperasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki Era pertumbuhan yang maju, lingkungan perusahaan beroperasi semakin mengikuti perubahanan dengan cepat, sehingga membuat prilaku industri selalu mengevaluasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Penyusunan naskah tugas akhir ini dapat dilihat secara garis besar dalam bagan alir yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Penulisan
Lebih terperinciANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS
ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI TAHAP II UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG) NASKAH PUBLIKASI Untuk
Lebih terperinciARINA ALFI FAUZIA
ARINA ALFI FAUZIA 6507040029 IDENTIFIKASI RESIKO PADA DAPUR INDUKSI MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS) DAN RCA (ROOT CAUSE ANALYSIS) SERTA EVALUASI MANAJEMEN TANGGAP DARURAT (STUDI
Lebih terperinciFMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1
ISSN 1979-2409 FMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1 Iwan Setiawan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, Kawasan Puspiptek, Serpong ABSTRAK FMEA SEBAGAI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan dan Kesehatan Kerja (K3) ILO (2003) mendefinisikan K3 adalah upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja baik secara fisik, mental, dan sosial.
Lebih terperinciPenggunaan Metode FMEA dan FTA untuk Perumusan Usulan Perbaikan Kualitas Sepatu Running
Petunjuk Sitasi: Sentosa, B. F., Novareza, O., & Swara, S. E. (2017). Penggunaan Metode FMEA dan FTA untuk Perumusan Usulan Perbaikan Kualitas Sepatu Running. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. D86-92).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Penyebab Kegagalan Produk Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) didapatkan hasil
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI STUDI PENDAHULUAN STUDI PUSTAKA IDENTIFIKASI MASALAH PENGUMPULAN DATA Data Primer Data Sekunder PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Diagram Paretto Diagram Fishbone FMEA Merancang
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1. Menentukan Nilai Severity, Occurrence, Detection dan RPN 4.1.1 Oli dan Filter Hidrolik Kotor Kerusakan pada oli dan filter hidrolik dapat menyebabkan kenaikan temperature
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap produk diharapkan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen. Salah satu hal yang menjadi kebutuhan konsumen yaitu kualitas produk yang digunakan.
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
32 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metoda Fault Tree Analysis (FTA) yang merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian kualitatif untuk
Lebih terperinciDasar-Dasar Pengujian Perangkat Lunak. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma
Dasar-Dasar Pengujian Perangkat Lunak Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma Tujuan Pembelajaran Memahami langkah awal untuk melakukan pengujian terhadap
Lebih terperinciPROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu pekerjaan proyek konstruksi tentunya ingin diselesaikan dengan tepat
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinci1. Joko Supono, 2. Lestari
Journal Industrial Manufacturing Vol. 3,. 1, Januari 201, pp. 15-22 P-ISSN: 2502-452, E-ISSN: 250-3794 ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PRODUK SEPATU TERREX AX2 GORETEX DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas 2.1.1 Definisi Produktivitas Produktivitas menurut Sinungan (2005) diartikan sebagai perbandingan antara nilai yang dihasilkan suatu kegiatan terhadap nilai semua
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembelian Pembelian adalah usaha pengadaan barang-barang untuk perusahaan. Dalam perusahaan dagang pembelian dilakukan dengan dijual kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB DEFECT PADA PROSES PRODUKSI FRESTEA JASMINE RGB 220 ML LINE 8 PT. COCA COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA
ANALISIS PENYEBAB DEFECT PADA PROSES PRODUKSI FRESTEA JASMINE RGB 220 ML LINE 8 PT. COCA COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA Pringgo Widyo Laksono 1, Mega Aria Pratama 2 1,2 Laboratorium Sistem Produksi,
Lebih terperinciKualitas Software dan Pengujian
Kualitas Software dan Pengujian Pendahuluan Kualitas (dalam bahasa Inggris: quality, berasal dari bahasa latin: qualitas) merupakan konsep yang selalu dicari pada setiap apapun yang dibuat oleh manusia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang pandangan awal persoalan yang terjadi dalam penulisan laporan tugas akhir, berisi latar belakang, identifikasi masalah, tujuan tugas akhir, lingkup tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktifitas merupakan salah satu tolak ukur sebuah perusahaan manufaktur dan jasa dalam menilai apakah kinerja perusahaan dapat dikatakan baik. Bagaimana perusahaan
Lebih terperinciModul 2: Metode Model Kombinatorik
Modul 2: Metode Model Kombinatorik Pendahuluan metode kombinatorik Metode validasi kombinatorik adalah semacam teknik analitik / numerik dan dapat digunakan untuk model keandalan dan ketersediaan dibawah
Lebih terperinciUSULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aprili 2016 USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan di dalam melakukan penelitian yang bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan dalam penelitian. Tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan untuk mencapai suatu tujuan. Peralatan tersebut dapat berupa mesin yang bekerja sendiri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemeliharaan Adalah suatu kegiatan untuk memelihara dan menjaga fasilitas yang ada serta memperbaiki, melakukan penyesuaian atau penggantian yang diperlukan untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi peralatan medis menghadapi tantangan yang berat antara lain: regulasi/peraturan yang
Lebih terperinciRancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk Farid Rafli Putra, Nurlita Gamayanti, dan Abdullah Alkaff Jurusan Teknik
Lebih terperinciDewi Widya Lestari
Dewi Widya Lestari 2411 106 011 WHB merupakan komponen yang sangat vital bagi berlangsungnya operasional untuk memenuhi pasokan listrik pabrik I PT Petrokimia Gresik. Dari tahun 90-an hingga kini WHB beroperasi
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO PROYEK
MANAJEMEN RISIKO PROYEK 1. D E F I N I S I R I S I K O 2. D E F I N I S I M A N A J E M E N R I S I K O 3. T O L E R A N S I T E R H A D A P R I S I K O 4. P R O S E S M A N A J E M E N R I S I K O 1 DEFINISI
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian
Lebih terperinciANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009
ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan
Lebih terperinciPenilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG
Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG Aga Audi Permana 1*, Eko Julianto 2, Adi Wirawan Husodo 3 1 Program Studi
Lebih terperinciSTMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2010/2011
STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI Oleh NIA TRI WIJAYANTI 04 03 01 049 6 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas. Kualitas merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu produk menembus pasarnya, disamping faktor lain seperti harga dan pelayanan. Pengendalian kualitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah FMEA (Falilure Mode and Effect Analysis) FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) pada awalnya dibuat oleh Aerospace Industry pada tahun 1960-an. FMEA mulai digunakan oleh
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Ref: 1. Analysis & Design of Information System, James A Senn. 2. Modern Systems Analysis and Design, 3/e, Jeffrey A. Hoffer, Joey F. George Joseph S. Valacich.
Lebih terperinciIdentifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy
Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal Andri Kurniawan 1, Mardi Santoso 2, Mey Rohma Dhani 1 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Semua jenis industri khususnya industri manufaktur membutuhkan suatu kelancaran proses produksi dalam memenuhi tuntutan yang harus dipenuhi untuk menjaga kinerja
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain. Pengertian
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Ada banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya definisi atau pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain.
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISIS. Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa
BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Pembahasan FTA (Fault Tree Analysis) Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa dinyalakan. Dari beberapa penyebab yaitu: Test cell power lost
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Menurut Jogiyanto (1999) adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat
Lebih terperinciPengujian Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Tim RPL Teknik Informatika
Pengujian Perangkat Lunak Berorientasi Objek Tim RPL Teknik Informatika Pengujian Pengujian adalah proses menganalisa suatu entitas software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi
Lebih terperinci