BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Pengerukkan/Penggalian Tanah Secara Paksa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Pengerukkan/Penggalian Tanah Secara Paksa"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menganalisis data sebagai upaya untuk menjawab permasalahan penelitian tentang Bagaimana pola komunikasi yang terjadi antara pembeli tanah dengan calo, pola komunikasi calo dengan pemilik tanah, serta pola komunikasi calo dengan aparat desa dan warga di Desa Kaligawe Kec. Karangdadap Kab. Pekalongan? 5.1 Pengerukkan/Penggalian Tanah Secara Paksa Tanah merupakan karunia Tuhan yang harus dijaga, dipelihara, dan dimanfaatkan bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di muka bumi ini. Tanah adalah salah satu faktor yang terpenting bagi kelangsungan hidup manusia. Sejak lahir hingga meninggal dunia, manusia membutuhkan tanah untuk sumber kehidupan. Seperti yang kita lihat, segala kebutuhan hidup manusia, bahanbahannya hampir seluruhnya berasal dari tanah. Tanah merupakan sumber daya penting menyangkut hajat hidup seluruh makhluk yang sangat mendasar. Tanah menempati sebagian besar dataran di bumi ini. Tanah merupakan tempat tumbuhnya berbagai macam tanaman dan tentunya sebagai alas kehidupan manusia dan makhluk hidup lain di muka bumi ini. Di wilayah pedesaan, tanah dominan digunakan untuk lahan pertanian dan perkebunan, untuk bahan baku produksi (batu bata, genteng, keramik dan lain sebagainya), bahan peralatan rumah tangga, sebagai habitat hewan, sumber mata air sumur, keseimbangan ekologis, pembuatan tanggul, dan lain sebagainya. Sedangkan di wilayah perkotaan, tanah lebih dominan digunakan sebagai lahan pemukiman, lahan perkantoran, lahan industri, lahan rekreasi, taman wisata, dan lain-lain. Dari waktu ke waktu, seiring dengan pertambahan penduduk, kemajuan teknologi dan industri, serta pergeseran budaya, jumlah kebutuhan akan tanah 54

2 terus meningkat. Pergeseran budaya misalnya, telah merubah corak/ciri khas negara Indonesia yang dulunya agraris, menjadi negara yang secara perlahan mengarah pada negara Industri. Tanah yang dulunya menjadi sumber mata pencaharian utama sebagian besar rakyat, khususnya di bidang pertanian, kini pemanfaatannya bergeser sebagai lahan yang diperuntukkan bagi pembangunan, industri, dan perdagangan. Keadaan ini berpengaruh pada tingkat kesejahteraan masyarakat, khususnya yang kehidupannya bergantung pada tanah. Tidak heran jika sejak dulu tanah selalu menjadi obyek yang sering memunculkan konflik. Seperti yang terjadi di Desa Kaligawe belakangan ini. Konflik terjadi karena adanya penggalian tanah secara besar-besaran tanpa adanya persetujuan dari beberapa pemilik tanah dan izin dari warga desa. Di beberapa lokasi di dalam kampung, dapat dijumpai aktivitas penggalian tanah yang dilakukan oleh para pekerja yang merupakan karyawan tetap CV. Ratna Lestari Jaya Pekalongan dan beberapa warga desa. Dengan alasan untuk tata ruang desa, para pengeruk mengeruk tanah warga secara besar-besaran. Gambar 5 Foto Pengerukkan tanah di belakang rumah Ibu Mundriyah Sumber : Foto Pribadi milik Penulis 55

3 5.2 Penyebab Konflik Konflik secara umum didefinisikan sebagai suatu pertentangan atau perbedaan pendapat antara dua orang atau lebih. Konflik selalu ada di setiap hubungan sosial, karena masyarakat satu sama lain pada dasarnya mempunyai perbedaan. Perbedaaan ini kemudian menjadikan potensi-potensi konflik di dalam setiap hubungan sosial.masalah tentang pertanahan menjadi salah satu isu penting yang diperbincangkan akhir-akhir ini. Konflik pertanahan masih saja merambah nusantara, di televisi, di radio, di koran-koran terus saja menjadi berita utama. Penyebab dari konflik-konflik tersebut tidak lain adalah karena tidak adanya izin dari para pengeruk terhadap pihak pengurus desa, warga dan aparat setempat. Tanah adalah salah satu obyek yang sering menjadi rebutan dan perdebatan. 37 Kasus pengerukkan tanah di Desa Kaligawe, Kabupaten Pekalongan hanyalah sebagian kecil dari berbagai konflik pertanahan di Indonesia. Beberapa waktu yang lalu, beberapa kasus pengerukkan secara paksa juga terjadi di beberapa wilayah di Jawa seperti misalnya kasus galian tanah merah di Desa Cikeas Bogor, aktivitas galian tanah merah ini semakin meresahkan warga, karena selain pengerukkan yang tidak berizin, sisa-sisa galian juga berserakan di jalan yang berakibat jalanan dipenuhi tanah merah setebal 20 sentimeter. Konflik bermula karena tidak maksimalnya sikap pemerintah desa dalam menertibkan galian ilegal di Desa Cikeas. 38 Kasus galian tanah merah tak berizin juga terjadi di Kampung Sunda, Desa Sukamulya Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang. Kepala Desa Sukamulya mengungkapkan bahwa galian tanah merah tersebut belum mengantongi ijin usaha kegiatan atau aktivitas industri, serta disinyalir dalam pelaksanaan proyek 37 Soerodjo Proses Pendaftaran Tanah. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal Diunduhdari pada hari Senin tanggal 26 September 2016 jam WIB 56

4 tersebut melibatkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. 39 Warga Kampung Panagan RT 01 RW 11, Desa Mekarsari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, juga diresahkan dengan adanya aktivitas rutin penggalian tanah merah yang diduga ilegal atau tidak mengantongi izin. Mereka protes dan mendesak aparat kecamatan segera mengambil tindakan tegas menutup galian tanah merah tersebut. 40 Kronologis konflik pertanahan di Desa Kaligawe Konflik di desa Kaligawe bermula pada akhir tahun Konflik bermula ketika terjadi pengerukkan tanah secara besar-besaran dan secara paksa di wilayah mereka, serta tidak adanya pemberitahuan dan permohonan ijin dengan warga desa yang tinggal di sekitar area pengerukkan. Selain itu, warga juga menerima harga yang tidak masuk akal untuk ganti rugi tanah mereka. Belum lagi adanya intimidasi-intimidasi yang dilakukan oleh calo tanah dan preman agar warga mau menyerahkan tanahnya. Konflik juga muncul ketika limbah pengerukkan mencemari lingkungan tempat warga tinggal. 5.3 Pola Komunikasi Yang terjadi Pola komunikasi suatu masyarakat bersifat sangat fleksibel dan luwes. Secara sederhana, definisi pola komunikasi adalah siapa berbicara dengan siapa atau kepada siapa. De Vito (1997), mendefinisikan pola komunikasi sebagai suatu saluran atau jalan tertentu yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Salah satu cara untuk memahami perilaku manusia adalah dengan mengamati atau memahami hubungan-hubungan sosial yang tercipta karena adanya proses komunikasi interpersonal. Ketika dua orang atau lebih ikut serta dalam pengiriman pesan, mereka terlibat dalam suatu pola 39 Diunduhdarihttp://koran pembaruan.com/online/1708/2016/04/04/galian-tanpa-izin-beroperasi.html/pada hari Senin tanggal 26 September 2016 jam WIB 40 Diunduhdarihttp:// hari Senin tanggal 26 September 2016 jam WIB 57

5 komunikasi. Berikut ini adalah beberapa pengertian pola komunikasi menurut beberapa ahli: 1. Pengertian pola komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu pola yang terdiri atas individu-individu yang saling berhubungan, yang di hubungkan oleh arus komunikasi yang terpola. 2. Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999) menyatakan bahwa pola komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih. 3. Knoke dan Kuklinski (1982) melihat pola komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa. 4. Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat pola komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee. 1987:239). Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan pengertian pola komunikasi secara lebih khusus, yaitu suatu rangkaian hubungan di antara individu-individu dalam suatu sistem sosial sebagai akibat dari terjadinya pertukaran informasi di antara individu-individu tersebut, sehingga membentuk pola-pola atau model jaringan komunikasi tertentu.pola komunikasi yang digunakan oleh suatu masyarakat berbeda-beda dan sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya masyarakat tersebut. Masyarakat dipahami sebagai suatu sistem, dan didalam sistem itu antara satu individu dengan individu lainnya atau antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, atau suatu lembaga dengan lembaga lainnya terjadi interaksi Andrik Purwasito, Op Cit. Hlm 81 58

6 Pola Komunikasi yang terjadi antara penjual dan pembeli tanah merah : Pada tanggal 20 September 24 September 2016, penulis melakukan wawancara dengan beberapa narasumber di lokasi penelitian, yaitu di Desa Kaligawe. Walaupun terdapat perbedaan latar belakang, namun penulis tidak menemui kesulitan yang berarti saat mencari data dan menggali beberapa fakta yang ada. Berikut akan penulis uraikan hasil wawancara yang berlangsung kurang lebih selama 5 hari. 1. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Sukendar Beliau memiliki tanah seluas m 3 yang berada di belakang balai desa Kaligawe. Beliau menjual tanahnya karena tanah beliau berbentuk perbukitan dan beliau membutuhkan uang untuk membayar hutang dan memperbaiki serta memperbesar rumahnya. Karena tanah saya berbentuk perbukitan dan saya butuh uang untuk membayar hutang dan memperbaiki rumah. Saya memerintahkan seseorang untuk menjualkan tanah saya. Akhirnya beliau menjual tanahnya kepada CV. Ratna Lestari Jaya melalui perantara Bp. Fauzan. Dan setelah itu beliau dipertemukan dengan Bp. Aris untuk negosiasi harga. Tanah milik beliau sepakat dibayar sebesar Rp 9.000,00/ritnya. 2. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Kholik Beliau memiliki tanah seluas kurang lebih m 3 yang berada di belakang SD Kaligawe, dan memang berencana akan menjual tanah tersebut karena beliau mempunyai rencana membuat kapling. Karena saya ingin membuat kapling dengan biaya yang murah dan saya dapat uang dari penjualannya mbak. Setelah itu saya langsung mencari informasi mbak, apakah ada perantaranya atau tidak. Dan ternyata ada perantaranya. Sehingga saya memakai jasa perantara itu. Beliau kemudian menjual tanahnya tesebut kepada CV. Ratna Lestari Jaya melalui perantara Bp. Fauzan. Setelah dipertemukan dengan Bp. Aris, beliau melakukan deal harga, dan akhirnya sepakat, tanah beliau dihargai sebesar Rp 8.000,00/ritnya. 59

7 3. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Karmin Beliau memiliki tanah seluas m 3 yang bersebelahan dengan tanah milik Bapak Sukendar dan Bapak Carman, dan memiliki rencana untuk menjualnya kepada CV. Ratna Lestari Jaya Pekalongan. Saya butuh biaya untuk membayar sekolah anak saya mbak, makanya saya menjual tanah saya. Waktu itu Saya dapat informasi kalau ada perantaranya, yaitu Bapak Busyaeri dan Bapak Fauzan. Pikir saya, kebetulan sekali kalau ada perantaranya, jadi saya tidak perlu repot mencari pembeli. Kebetulan rumah saya dekat dengan rumah Bapak Busyaeri. Melalui jasa Bp. Busyaeri, akhirnya beliau bisa bertemu dengan Bp. Aris selaku orang kepercayaan CV untuk melakukan deal harga. Dan akhirnya tanah beliau dihargai sebesar Rp ,00/ritnya. 4. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Mohammad Khaeron Beliau memiliki kebun seluas m 3 di belakang rumahnya dan memang memiliki rencana untuk menjualnya untuk memperbesar bengkelnya. Saya butuh dana untuk memperbaiki dan memperbesar bengkel mbak, makanya saya jual saja tanah saya. Beliau mencari informasi pembeli tanah kesana kemari, dan akhirnya bertemu dengan Bp. Busyaeri. Awalnya sih saya mencoba mencari pembeli sendiri, tapi nemunya lama. Terus ada tetangga main ke rumah saya yaitu Bp. Busyaeri, memberi info kalau ada perusahaan yang butuh tanah. Terus saya tanya-tanya, kalau mau menjual tanah kepada perusahaan tersebut prosesnya lama atau tidak? ternyata tidak begitu lama. Setelah bercakapcakap dengan Bp. Busyaeri, beliau akhirnya dipertemukan dengan Bp. Aris untuk tawar menawar harga. Akhirnya tanah beliau sepakat dihargai sebesar Rp ,00/ritnya. 5. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Musapak Beliau memiliki kebun yang berada tidak jauh dengan area pengerukkan tanah, sehingga tanah beliau pun akhirnya beliau jual dengan sukarela karena selain kebun milik beliau jauh dari rumah, beliau juga ingin membeli lahan tambahan di tempat lain yang lebih dekat dengan rumahnya. Karena lahan milik saya berada jauh dari rumah mbak. kalau saya ingin berkebun, saya harus menggunakan motor untuk menuju kesana. saya pikir, saya harus mencari lahan lain yang jangkauannya lebih dekat dari rumah. Jadi ya saya jual saja tanah saya. Tanah milik Bp. Musapak memiliki luas 60

8 sekitar m 3 dan dijual kepada CV. Ratna Lestari Jaya sebesar Rp 8.000,00/ritnya. Beliau menjual tanah tersebut melalui bantuan Bp. Busyaeri selaku perantara CV. Saya mencari informasi pembeli pada tetangga sekitar rumah saya, nah tetangga saya menyarankan untuk menemui Bp. Busyaeri, karena biasanya beliau mempunyai kenalan pembeli tanah. Tanpa pikir panjang saya langsung menemuinya di rumah beliau. Kebetulan waktu itu memang sedang ada pembeli tanah dari kota Pekalongan, lalu langsung saja saya meminta beliau untuk mengurusnya. 6. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Fauzan Bapak Fauzan adalah salah satu perantara dalam proyek pengerukkan tanah di Desa Kaligawe. Kegiatan sehari-hari beliau lebih banyak dihabiskan di konveksi dan bila ada orang yang mencari tanah di wilayah desa Kaligawe, beliau salah satu orang yang paling sering ikut terlibat dalam mencari penjual. Beliau juga merupakan salah satu orang kepercayaan CV yang ditugaskan untuk menjaga area sekitar pengerukan pada pagi hingga sore hari. Selain itu, beliau juga diberi kepercayaan untuk mengurusi lokasi pengerukkan apabila nantinya ada warga yang memprotes aktivitas pengerukkan tersebut. Ya kalau ada warga yang protes, saya sampaikan kepada mereka bahwa hal ini tidak akan merugikan. Kalau suatu saat terjadi dampak yang tidak diinginkan dan membuat mereka rugi, saya akan ikut bertanggung jawab. Saya juga akan turun tangan untuk meminta ganti rugi dan menghentikan pengerukkan ini. 7. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Busyaeri Bapak Busyaeri adalah seorang pekerja serabutan di Desa Kaligawe Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan. Pekerjaan sehari-hari beliau tidak menentu. Di CV. Ratna Lestari Jaya, beliau diberi tugas untuk membujuk dan meyakinkan orang-orang yang mempunyai tanah, agar mau menjual tanahnya kepada CV. Ratna Lestari Jaya. Ya saya meyakinkan mereka secara perorangan mbak. satu per satu saya datangi ke rumahnya. Saya sampaikan ke mereka bahwa galian ini tidak akan menimbulkan masalah yang serius. Jadi mereka tidak perlu khawatir. Kalau nantinya muncul dampak, saya yang akan mempelopori untuk menghentikan usaha pengerukkan tersebut. 61

9 8. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Amin Bapak Amin adalah salah satu perantara dan penjaga malam di lokasi pengerukkan. Pekerjaan sehari-hari beliau adalah buruh serabutan, dan saat ini beliau sedang dipercaya oleh pihak CV. Ratna Lestari Jaya sebagai penjaga malam di lokasi pengerukkan, dan jika ada orang yang mencari tanah di Desa Kaligawe, beliau pun ikut membantu pembeli mencarikan tanah yang ingin di jual. Selain itu beliau juga diberi tugas untuk meyakinkan warga bahwa aktivitas pengerukkan tersebut tidak akan menimbulkan masalah di sekitar pemukiman. Ya saya bilang sama mereka mbak, tidak perlu khawatir. Pengerukkan ini tidak akan menimbulkan masalah. Saya bilang ke mereka, nanti kalau terjadi hal buruk, pembelinya mau bertanggung jawab kok. Tenang saja, jangan kuatir. 9. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Daniel Panut Bp. Daniel Panut memiliki tanah seluas m 3 yang berada di samping rumahnya. Bp. Daniel Panut terpaksa menjual tanah miliknya karena posisi tanah milik Bp. Daniel Panut terjepit (berada di tengah-tengah galian tanah) sehingga rusak kondisinya. Sebenarnya saya tidak ingin menjual ke PT Ratna Lestari Jaya mbak, tapi akhirnya terpaksa saya jual karena tanah milik saya terjepit (berada di tengah-tengah tanah galian) sehingga rusak kondisinya. Lagipula saya tidak mau berurusan dengan anak buah CV itu. Nanti bisa repot urusannya. Akhirnya tanah milik beliau dibeli CV. Ratna Lestari Jaya dengan harga sebesar Rp 7.000,00/rit, tetapi beliau mengajukan harga lain karena menurut beliau harga tanah seluas itu sangatlah murah, karena jika dijual kepada orang lain, harga yang ditawarkan bisa mencapai ratusan ribu rupiah per ritnya. Akhirnya beliau menerima uang sebesar Rp 8.000,00/ritnya. Beliau menjual tanahnya melalui Bp. Amin selaku penjaga escavator di area pengerukkan. 10. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Amat Waliri Bp. Amat Waliri memiliki tanah seluas m 3. Tanah milik beliau berada di tengah-tengah area pengerukkan yang terpaksa dikeruk karena sudah terlanjur digali secara diam-diam tanpa sepengetahuan beliau. Saya sih tidak berniat jual tanah mbak. karena tanaman sengon saya di hutan cukup banyak, dan tidak ingin saya tebang atau saya jual. niatnya untuk tabungan saya dan anak istri di masa tua nanti. Tapi karena tanah di hutan dikeruk orang secara diam-diam, akhirnya beberapa pohon sengon saya jadi rusak. Ya sudah tanah 62

10 saya yang ada pohon sengonnya tadi saya jual saja. Tanah miliknya dihargai oleh CV. Ratna Lestari Jaya melalui Bp. Fauzan sebesar Rp 8.000,00/ritnya. 11. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Suwarno Bp. Suwarno memiliki tanah seluas m 3 yang berada di belakang Balai Desa Kaligawe, yang termasuk dalam area pengerukkan yang dilakukan oleh CV. Ratna Lestari Jaya. Beliau terpaksa menjual tanah miliknya melalui Bp. Amin, karena tanahnya sudah terlanjur dikeruk oleh orang-orang dari CV. Ratna Lestari Jaya tanpa sepengetahuan beliau. Terpaksa saya jual mbak karena tanah milik saya sudah terlanjur dikeruk sama orang-orang dari CV itu. Tadinya tidak mau saya jual karena itu tabungan milik saya satu-satunya. Tapi mau gimana lagi mbak, tanahnya sudah terlanjur dikeruk dan rusak, lagipula saya takut sama orang-orangnya CV (preman) mbak. Tanah milik Bp. Suwarno tersebut hanya dihargai sebesar Rp 5.000,00/ritnya oleh pihak CV. 12. Hasil wawancara peneliti dengan Ibu Mundriyah Ibu Mundriyah memiliki tanah seluas m 3 di dekat makam Desa Kaligawe. Beliau terpaksa menjual tanahnya kepada CV. Ratna Lestari Jaya melalui Bp. Fauzan karena dibujuk suami & Bp. Fauzan untuk menjualnya kepada CV. Ratna Lestari Jaya. Sebenarnya saya tidak ingin menjual ke PT Ratna Lestari Jaya, tapi akhirnya terpaksa saya jual karena suami saya menyuruh saya menjualnya ke CV Ratna Lestari Jaya. Kata suami saya, daripada nantinya berurusan dengan anak buahnya CV (preman) kan malah repot. Jadi ya saya jual sekalian saja. Akhirnya tanah milik beliau dibeli oleh CV. Ratna Lestari Jaya seharga Rp 7.000,00/rit. 13. Hasil wawancara peneliti dengan Ibu Wasniah Ibu Wasniah memiliki tanah yang berada di belakang masjid Desa Kaligawe dengan luas mencapai kurang lebih m 3. Tanah milik beliau terpaksa dijual kepada CV. Ratna Lestari Jaya melalui Bp. Fauzan karena tanahnya ikut dikeruk secara paksa oleh escavator sewaan CV, sehingga kondisi tanahnya menjadi rusak dan berkurang. Saya sebenarnya memang punya rencana jual tanah mbak, untuk memperbaiki dan memperbesar rumah saya. Tapi saya tidak mempunyai rencana untuk menjualnya ke CV itu. Karena sebenarnya ya saya sudah menawarkannya ke teman saya, dan teman saya sudah setuju dengan harga yang saya tawarkan. Tapi belum sampai selesai saya mengurus surat jual beli tanah, 63

11 saya dapat kabar kalau tanah milik saya ikut terkeruk mbak. Saya jengkel dan sempat marahmarah sama pengeruknya, tapi pengeruknya bilang kalau dia tidak tahu. Katanya saya disuruh menemui Bp. Fauzan saja karena yang mengurusi Bp. Fauzan. Akhirnya saya menemui Bp. Fauzan dan minta penjelasan Bp. Fauzan. Akhirnya setelah mendapat penjelasan dari Bp. Fauzan, saya terpaksa menyetujuinya. Bp. Fauzan akhirnya membayar tanah Ibu Wasniah seharga Rp 8.000,00/rit 14. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Carman Tanah milik Bp. Carman berada bersebelahan dengan tanah milik Bapak Sukendar (penjual tanah sukarela), yang secara otomatis ikut terkeruk secara paksa. Tanah milik beliau luasnya mencapai m 3. Beliau akhirnya terpaksa menjual tanah miliknya melalui Bp. Amin, karena tanahnya sudah terlanjur dikeruk oleh orang-orang dari CV. Ratna Lestari Jaya tanpa sepengetahuan beliau. Soalnya orang CV itu mengeruk tanah milik saya tanpa sepengetahuan saya mbak. tadinya ya tanah saya tidak mau saya jual, karena itu sebenarnya mau saya wariskan ke anak bungsu saya. Tanah milik Bp. Carman tersebut hanya dihargai sebesar Rp 5.000,00/ritnya oleh pihak CV. 15. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Nahrowi Bp. Nahrowi memiliki tanah seluas m 3 yang dibeli oleh CV. Ratna Lestari Jaya seharga Rp 9.000,00/ritnya melalui Bp. Amin. Awalnya beliau tidak berniat menjual tanah miliknya, tetapi karena dibujuk terus menerus oleh Bp. Amin, mau tidak mau akhirnya beliau menjual tanah miliknya kepada CV tersebut. Terpaksa saya jual mbak. soalnya saya dibujuk-bujuk terus sama Bp. Amin. Katanya percuma saja saya pertahankan tanah saya, toh nantinya juga akan ikut terkeruk. 16. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Imron Bapak Imron memiliki tanah seluas m 3 yang berada di tengah-tengah area pengerukkan yang berdekatan dengan kebun milik Bp. Kholik. Tanah miliknya dijual kepada CV. Ratna Lestari Jaya melalui Bp. Amin sebesar Rp 8.000,00/ritnya. Tanahnya terpaksa saya jual ke CV. Ratna Jaya mbak, soalnya sudah terlanjur dikeruk. Lagipula posisinya memang ada ditengah-tengah tanah yang dikeruk. Jadi ya ikut 64

12 terkeruk juga tanah milik saya. Waktu itu ada seseorang yang mendatangi saya saat saya sedang di sawah. Orang itu bilang kalau ada yang mau membeli tanah saya. Dan tanah milik saya sudah terlanjur ikut dikeruk sebagian. Jadi ya terpaksa saya jual saja. Saya langsung saja menemui Bp. Amin untuk mencari tahu kebenarannya, dan menurut Bp. Amin, tanah saya memang sudah terlanjur ikut terkeruk. Akhirnya, saya pasrahkan sekalian saja sama Bp. Amin untuk menjualnya. 17. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Taryadi Beliau memiliki tanah seluas m 3 yang berada bersebelahan dengan kebun milik Bapak Daniel Panut. Tanah miliknya dijual kepada CV. Ratna Lestari Jaya melalui Bp. Fauzan sebesar Rp 8.000,00/ritnya karena sudah ikut terkeruk oleh buldozer sewaan CV. Ratna Lestari Jaya. saya terpaksa menjualnya mbak, karena tanah milik saya sudah terlanjur dikeruk. Jadi ya saya tidak punya pilihan lain, saya jual saja sekalian. Waktu itu saya langsung datang ke lokasi pengerukkan untuk menemui Bapak Amin selaku penjaga lokasi, Beliau berkata kalau tanah saya memang sudah terlanjur ikut dikeruk, dan saya disuruh langsung menemui Bapak Fauzan saja untuk nego harga. Dan akhirnya saya cuma mendapatkan ganti rugi sebesar Rp 8.000,00/rit saja mbak. 18. Hasil wawancara peneliti dengan Pak lurah Bapak Patikin merupakan warga desa Kaligawe yang menjabat sebagai Kepala Desa. Beliau merupakan salah satu orang yang ikut bertanggung jawab dalam kasus pengerukkan tanah di Desa Kaligawe selain dari pihak Kecamatan dan Kabupaten, karena beliau adalah orang yang memberikan ijin itu dan diketahui oleh pemerintah kecamatan dan kabupaten. Beliau mengutarakan bahwa tanah hasil pengerukkan tersebut nantinya akan dijual ke kota untuk menimbun lahan pertanian dan rawa-rawa, serta untuk meninggikan jalan di wilayah yang terkena rob. Beliau mengatakan bahwa pihak CV bisa sampai melakukan usaha penggalian di desa ini karena adanya perantara yang menghubungkan antara warga yang punya keinginan untuk meratakan tanahnya dengan menggunakan alat berat yang dimiliki CV. mereka bilang, awalnya bertemu dengan Bapak Busyaeri di warung Kopi mbak. terus mereka ngobrol-ngobrol, dan Bapak Busyaeri mempertemukan mereka dengan perantara yang lain yaitu Bapak Fauzan. Akhirnya Bapak Busyaeri mempertemukan Bapak Aris dengan Bapak Fauzan, dan mereka membahas seputar tentang namanama pemilik tanah yang nantinya akan dikeruk. Dan begitu aktivitas 65

13 pengerukkan sudah berlangsung, tidak semua warga menanggapinya dengan baik. Tidak semua warga setuju dengan adanya aktivitas tersebut. Ya yang setuju itu ratarata adalah orang yang memiliki lahan berupa perbukitan yang menginginkan tanahnya menjadi rata, walaupun ada satu dua warga yang memiliki lahan tapi tidak setuju. Adapun warga yang tidak setuju sebagian besar adalah warga yang rumahnya berada berdekatan dengan lokasi penggalian dan yang berada di sepanjang tepi jalan yang dilalui oleh armada pengangkut tanah. Beliau juga mengatakan bahwa dalam proyek pengerukkan ini memiliki nilai-nilai positif untuk warga maupun desa seperti : 1. Menambah pendapatan warga, 2. Memberikan lapangan pekerjaan, 3. Memperluas wilayah pemukiman karena setelah pengerukkan nanti diharapkan semakin luas area yang rata sehingga kedepannya dapat dimanfaatkan untuk perumahan atau yang lainnya, 4. Menambah pendapatan asli desa karena dalam perjanjiannya setiap 1 rit, desa memperoleh dana Rp 2.500, Hasil wawancara peneliti dengan AKP. Kompol Abu Umar AKP. Kompol Abu Umar merupakan Polisi Kanit Serse di wilayah Talun Kabupaten Pekalongan yang ikut menangani konflik jual beli tanah merah di Desa Kaligawe. Beliau juga mengungkapkan hal yang sama dengan Bapak Kepala Desa Kaligawe bahwa dalam proyek pengerukkan ini terdapat nilai-nilai positif untuk warga maupun desa. Adapun nilai positifnya seperti menambah pendapatan warga, membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar yang tertarik untuk bergabung/membantu, serta untuk memperluas wilayah pemukiman karena setelah pengerukkan nanti diharapkan semakin luas area yang rata sehingga kedepannya dapat dimanfaatkan untuk perumahan atau yang lainnya. Selain itu beliau juga mengungkapkan bahwa kegiatan pengerukkan ini bisa menambah pendapatan desa. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, beliau bersama tim melakukan patroli rutin sekitar seminggu sekali. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan, kami selaku pihak keamanan mengadakan patroli rutin sekitar seminggu sekali mbak, di sekitar area dan menjalin komunikasi dengan pemerintah desa jika terjadi konflik. Kami memediasi komunikasi antar pihak-pihak yang berkonflik dengan mengadakan dialog. 66

14 20. Hasil wawancara peneliti dengan Bp. Aris Bapak Aris merupakan seorang pegawai swasta yang dipercaya oleh Bp. H. Rozikin sebagai penanggung jawab di lokasi pengerukkan. Kegiatan sehari-hari beliau adalah bekerja di kantor Koperasi Simpan Pinjam pada pagi hingga siang hari, dan selanjutnya beliau melanjutkan pekerjaannya di lokasi pengerukkan sebagai pengawas dan orang yang mengurusi pembayaran tanah warga. Pekerjaan beliau selama di lokasi pengerukkan, beliau tangani dan beliau percayakan pada beberapa orang pilihan juga. Beliau mengatakan bahwa kegiatan penggalian tanah tersebut dilakukan di Desa Kaligawe karena kualitas tanah di sini masih lebih baik daripada di daerah lain. Selain itu harganya juga masih murah. Saat penulis bertanya apakah sempat ada warga yang memprotes aktivitas pengerukkan ini? Beliau menjawab bahwa memang sempat ada penolakan dari warga di sekitar lokasi dan beliau juga mengatakan bahwa konflik tersebut sudah dimusyawarahkan dengan warga desa. Konflik sih pasti ada, tapi tidak sampai ada korban kok. Dan kemarin sudah kami musyawarahkan dengan aparat dan warga desa juga. Lagipula sudah kami antisipasi juga dengan memberi kompensasi untuk warga yang terkena dampak penggalian kok mbak. kami juga sudah memperdalam penggalian sumur apabila ada sumur warga yang airnya surut akibat penggalian ini. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan narasumber, dapat dilihat bahwa sebagian besar penjual tanah terpaksa menjual tanah miliknya karena tanah milik mereka sudah terlanjur dikeruk oleh anak buah CV. Ratna Lestari Jaya tanpa sepengetahuan dan seijin pemilik. Selain itu, mereka juga mendapatkan harga tanah yang tidak wajar dari pihak pembeli. Namun, pada akhirnya para pemilik tanah merelakan tanah milik mereka demi menghindari permasalahan-permasalahan atau intimidasi dari anak buah CV (preman). Dan hingga saat ini warga masih belum bisa menyelesaikan konflik yang terjadi diantara mereka yang terlibat dalam proyek pengerukan ini. Konflik merupakan sebuah fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dan itu merupakan kenyataan bagi setiap masyarakat. Dan merupakan gejala sosial yang akan hadir dalam kehidupan sosial. Penyebab terjadinya konflik menurut Marx yaitu, sejarah kehidupan masyarakat ditentukan oleh sebuah materi atau benda yang berbentuk 67

15 alat produksi, dan alat produksi ini menguasai kehidupan masyarakat. Alat produksi ini digunakan untuk industri dan konflik terjadi antara kelas borjuis dan buruh/kelas proletar. 42 Dalam hal ini alat produksi yang digunakan berupa bego dan truk sebagai pengangkut tanah. Selain itu dalam kasus jual beli tanah ini, dapat diketahui bahwa pola komunikasi yang terjadi antara pembeli tanah dengan calo, calo dengan penjual, serta pola komunikasi calo dengan aparat dan warga desa yaitu: Pola komunikasi yang terjadi antara pembeli tanah dengan calo yaitu pola komunikasi beroda dimana dalam menyampaikan pesan, langsung terjadi feedback/umpan balik dari calo yang berupa persetujuan kerja sama. Begitu juga pola komunikasi yang terjadi antara calo dengan penjual tanah yaitu pola komunikasi beroda dimana feedback langsung yang didapatkan calo tersebut berupa penolakan pembelian dan pengerukkan tanah. Dan pola komunikasi yang terjadi antara calo dengan aparat dan warga desa adalah pola komunikasi primer dimana pola komunikasi primer ini dikenal dengan komunikasi publik atau pidato. Dalam komunikasi publik ini melibatkan unsur persuasif dimana calo berusaha mempengaruhi warga untuk menjual tanahnya melalui kepala desa sebagai penyalur penyampaian pesan. 5.4 Peran Pemerintah Sejauh ini peran pemerintah desa adalah mengajak warga desa untuk menjalankan aksi damai dengan pembeli.selain itu mereka juga selalu mengontrol kegiatan penggalian untuk meminimalkan timbulnya dampak yang merugikan bagi warga sekitar, terutama mengontrol kebersihan jalan dari tanah yang berceceran yang merupakan permasalahan yang sangat dikhawatirkan oleh masyarakat yang tinggal di tepi jalan desa. 42 George Ritzer and Doughlass J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta : Kencana, 2003)

SURAT KRONOLOGIS. Saya yang bertanda tangan di bawah ini : : Kristiana. No KTP :

SURAT KRONOLOGIS. Saya yang bertanda tangan di bawah ini : : Kristiana. No KTP : Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Kristiana No KTP : 33.0612.6011830002 Tempat dan tanggal lahir : Purworejo, 20 November 1983 Menyatakan kejadian sebagai berikut : Pada awal tahun 2014 pihak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. setelah seseorang divasektomi maka untuk selanjutnya ia tidak lagi dapat

BAB V KESIMPULAN. setelah seseorang divasektomi maka untuk selanjutnya ia tidak lagi dapat BAB V KESIMPULAN Vasektomi merupakan salah satu program KB yang tergolong kontrasepsi mantap. Kontrasepsi mantap artinya sebelum melakukan operasi vasektomi, calon pelaku sudah memahami betul bahwa vasektomi

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMILIK TANAH DALAM PERJANJIAN PINJAM PAKAI ATAS TANAH

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMILIK TANAH DALAM PERJANJIAN PINJAM PAKAI ATAS TANAH PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMILIK TANAH DALAM PERJANJIAN PINJAM PAKAI ATAS TANAH LEGAL MEMORANDUM Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program (STRATA-1) Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK 4.1 Lama Tinggal Pada umumnya, penduduk bertempat tinggal di suatu daerah mulai dari lahir sampai dewasa. Akan tetapi ada juga penduduk yang tinggal dari lahir sampai setelah

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN 6.1. Strategi Nafkah Sebelum Konversi Lahan Strategi nafkah suatu rumahtangga dibangun dengan mengkombinasikan aset-aset

Lebih terperinci

2015 ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN

2015 ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara dengan hutan yang luas. Hutan di Indonesia tersebar di berbagai pulau besar yakni Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Hutan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Denzin dan Lincoln (1994) bahwa penelitian kualitatif lebih ditujukan untuk mencapai

Lebih terperinci

Media Informasi Pembangunan Karawang

Media Informasi Pembangunan Karawang Karawang terkenal sebagai daerah yang memiliki banyak rawa, mengingat daerah Karawang berdekatan dengan pesisir pantai utara yang merupakan muara beberapa sungai besar seperti Sungai Citarum, photo di

Lebih terperinci

LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA. Bird In Hands ( cross check dengan istri dan pegawai ) Nama saya Eddi Leksono.

LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA. Bird In Hands ( cross check dengan istri dan pegawai ) Nama saya Eddi Leksono. LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA Bird In Hands ( cross check dengan istri dan pegawai ) 1. Siapa nama bapak? Nama saya Eddi Leksono. 2. Sudah berapa lama bapak membuka usaha ini? Kurang lebih sudah 12 tahun

Lebih terperinci

Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09.

Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09. Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09.00 WIB Bagaimana proses identifikasi wajib retribusi Izin

Lebih terperinci

BAB V STRUKTUR AGRARIA DAN STATUS PENGUASAAN LAHAN

BAB V STRUKTUR AGRARIA DAN STATUS PENGUASAAN LAHAN BAB V STRUKTUR AGRARIA DAN STATUS PENGUASAAN LAHAN 29 Bab perubahan struktur agraria ini berisi tentang penjelasan mengenai rezim pengelolaan TNGHS, sistem zonasi hutan konservasi TNGHS, serta kaitan antara

Lebih terperinci

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I 1. Topik Permasalahan : Tidak mampu menolak ajakan teman 2. Bidang Bimbingan : Pribadi 3. Kompetensi Dasar : Siswa dapat menemukan masalah yang dihadapi dan belajar

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN TERHADAP PERBUATAN MELAWAN HUKUM ATAS PEREDARAN HASIL TEMBAKAU CUKAI ILEGAL DI KABUPATEN SUMEDANG

BAB III PELAKSANAAN TERHADAP PERBUATAN MELAWAN HUKUM ATAS PEREDARAN HASIL TEMBAKAU CUKAI ILEGAL DI KABUPATEN SUMEDANG BAB III PELAKSANAAN TERHADAP PERBUATAN MELAWAN HUKUM ATAS PEREDARAN HASIL TEMBAKAU CUKAI ILEGAL DI KABUPATEN SUMEDANG A. Para Pihak Yang Terkait Dengan Penerapan Cukai 1. Pengusaha Industri Tembakau Definisi

Lebih terperinci

ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN

ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN Fani Julia Putri, Analisis Konflik Antara Masyarakat Dengan Perhutani ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN Fani Julia Putri 1, Bunyamin Maftuh 2,Elly Malihah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI

BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI A. Profil Desa Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Desa Boto merupakan salah satu desa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. buminya yang melimpah ruah serta luasnya wilayah negara ini. Kekayaan

I. PENDAHULUAN. buminya yang melimpah ruah serta luasnya wilayah negara ini. Kekayaan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, hasil buminya yang melimpah ruah serta luasnya wilayah negara ini. Kekayaan alam yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA A. Gmbaran Umum Obyek Penelitian 1. Keadaan Geografis Kelurahan Bibis Karah Kecamatan Jambangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5. 1 Kesimpulan : melihat dinamika konflik Desa Kalirejo sebagai proses pembelajaran masyarakat Desa Kalirejo

BAB V PENUTUP 5. 1 Kesimpulan : melihat dinamika konflik Desa Kalirejo sebagai proses pembelajaran masyarakat Desa Kalirejo BAB V PENUTUP Dalam bab ini penulis menyimpulkan jawaban dari rumusan masalah terkait bagaimana dinamika konflik vertikal dan horizontal yang terjadi di Desa Kalirejo, serta resolusinya yang sudah dijalankan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia yang sangat melimpah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia yang sangat melimpah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia yang sangat melimpah merupakan modal dasar pembangunan nasional dalam hal pengembangan wisata alam dan devisa Negara dari sektor

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK 47 BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Obyek Penelitihan 1. Keadaan wilayah Desa Mojopurogede Kecamatan Bungah

Lebih terperinci

BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG 35 BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG A. Monografi dan Demografi Desa Budugsidorejo Kecamatan Sumobito kabupaten Jombang 1. Keadaan Monografi Desa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. tabungan untuk keperluan di masa depan. Jumlah populasi kerbau pada Tahun

I PENDAHULUAN. tabungan untuk keperluan di masa depan. Jumlah populasi kerbau pada Tahun I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerbau merupakan salah satu ternak yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Kerbau sangat bermanfaat bagi petani di Indonesia yaitu sebagai tenaga kerja untuk

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proses pembangunan di Indonesia terus bergulir dan ekspansi pemanfaatan ruang terus berlanjut. Sejalan dengan ini maka pengembangan lahan terus terjadi dan akan berhadapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Tanah dan Fungsinya Sejak adanya kehidupan di dunia ini, tanah merupakan salah satu sumberdaya yang penting bagi makhluk hidup. Tanah merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Informasi yang Dimiliki Masyarakat Migran Di Permukiman Liar Mengenai Adanya Fasilitas Kesehatan Gratis Atau Bersubsidi Salah satu program pemerintah untuk menunjang kesehatan

Lebih terperinci

BAB VI PERUBAHAN STRUKTUR KEPEMILIKAN LAHAN

BAB VI PERUBAHAN STRUKTUR KEPEMILIKAN LAHAN BAB VI PERUBAHAN STRUKTUR KEPEMILIKAN LAHAN 6.1 Struktur Kepemilikan Lahan sebelum Program Reforma Agraria Menurut penjelasan beberapa tokoh Desa Pamagersari, dahulu lahan eks-hgu merupakan perkebunan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG ALIKOTA YOGYAKART WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG PERMOHONAN, PENGADAAN DAN PEMANFAATAN TANAH UNTUK RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

Kronologi Pembubaran Diskusi Salihara

Kronologi Pembubaran Diskusi Salihara Kronologi Pembubaran Diskusi Salihara Diskusi peluncuran buku di Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dibubarkan paksa oleh polisi setelah acara itu diprotes massa Front Pembela Islam, Jumat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatkan pembangunan nasional. Didalam sungai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatkan pembangunan nasional. Didalam sungai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kesempatan ini penulis membahas banyak tentang masalah pertambangan pasir dan batu di sungai. Sungai pada dasarnya adalah sebagai sumber air yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

DOKUMENTASI PENELITIAN. Lokasi Pertambangan. Kondisi tanah yang ditambang

DOKUMENTASI PENELITIAN. Lokasi Pertambangan. Kondisi tanah yang ditambang DOKUMENTASI PENELITIAN Lokasi Pertambangan Kondisi tanah yang ditambang Peneliti saat mengukur kedalaman taah yang ditambang Peneliti saat di lokasi pertambangan Wawancara dengan salah satu petani yang

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG. 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian

BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG. 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian 28 BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian Strategi nafkah dalam kehidupan sehari-hari direprensentasikan oleh keterlibatan individu-individu

Lebih terperinci

P E N G G U S U R A N P A K S A

P E N G G U S U R A N P A K S A P E N G G U S U R A N P A K S A D A N P E R J U W A R G A B U K A N G A N I T D U R I D I S A M P A I K A N D A L A M D I S K U S I P U B L I K M E M A K N A I I N D O N E S I A S E B A G A I N E G A R

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Ip Man III Dikisahkan kehidupan seorang guru besar bela diri aliran Wing Chun yang sangat dihormati oleh masyarakat di wilayah itu bernama

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMASYARAKATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMASYARAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMASYARAKATAN TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Desa Sejarah Desa Sugihwaras tidak lepas dari sejarah tokoh

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Informan I Nama : Manimbul Hutauruk Tanggal Wawancara : 31 Januari 2015 Tempat : Rumah Bapak Manimbul Hutauruk Waktu : Pukul 13.00 WIB 1. Berapa lama anda tinggal di Desa Hutauruk?

Lebih terperinci

Bab 5. Pengalamanku. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Pengalamanku. Memahami cerita dan teks drama. Bertelepon dan bercerita

Bab 5. Pengalamanku. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Pengalamanku. Memahami cerita dan teks drama. Bertelepon dan bercerita Bab 5 Pengalamanku M e n u U t a m a Peta Konsep Pengalamanku dibahas Memahami cerita dan teks drama Bertelepon dan bercerita Memahami teks Menulis paragraf dan puisi fokus fokus fokus fokus Menanggapi

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO A. Proses Pendampingan Awal mula pendamping datang ke Kampung Wonorejo ini yaitu bermaksud untuk bertemu dengan perangkat Kampung Wonorejo. Pada hari Sabtu

Lebih terperinci

BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT

BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT 6.1 Kelembagaan Pengurusan Hutan Rakyat Usaha kayu rakyat tidak menjadi mata pencaharian utama karena berbagai alasan antara lain usia panen yang lama, tidak dapat

Lebih terperinci

PERJANJIAN KESEPAKATAN KERJA SAMA. Nomor : 011. Pada hari ini, Senin tanggal Dua Puluh Enam desember tahun dua ribu sebelas (26-12-2011)

PERJANJIAN KESEPAKATAN KERJA SAMA. Nomor : 011. Pada hari ini, Senin tanggal Dua Puluh Enam desember tahun dua ribu sebelas (26-12-2011) PERJANJIAN KESEPAKATAN KERJA SAMA Nomor : 011 Pada hari ini, Senin tanggal Dua Puluh Enam desember tahun dua ribu sebelas (26-12-2011) Berhadapan dengan saya, RAFLES DANIEL, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa hutan mangrove di Kota Bontang merupakan potensi

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 0673/Pdt.G/2010/PA.Pas DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 0673/Pdt.G/2010/PA.Pas DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 0673/Pdt.G/2010/PA.Pas DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam tingkat pertama telah

Lebih terperinci

BAB VI INTERAKSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN GUNUNG SALAK ENDAH

BAB VI INTERAKSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN GUNUNG SALAK ENDAH 84 BAB VI INTERAKSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN GUNUNG SALAK ENDAH Interaksi sosial disebut juga sebagai proses sosial yang terjadi apabila terdapat kontak sosial dan komunikasi

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN)

HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN) HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN) X : Selamat siang pak N : Iya, siang X : Saya ingin bertanya-tanya tentang perkawinan semarga pak, kenapa perkawinan semarga itu

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Selain itu juga Indonesia merupakan negara agraris

Lebih terperinci

TIMELINE : PENOLAKAN ADANYA CUCIAN MOBIL YANG TERLETAK DI JL. KENCANA RAYA BLOK G5 NO. 8-9 KENCANA LOKA BSD TANGSEL.

TIMELINE : PENOLAKAN ADANYA CUCIAN MOBIL YANG TERLETAK DI JL. KENCANA RAYA BLOK G5 NO. 8-9 KENCANA LOKA BSD TANGSEL. TIMELINE : PENOLAKAN ADANYA CUCIAN MOBIL YANG TERLETAK DI JL. KENCANA RAYA BLOK G5 NO. 8-9 KENCANA LOKA BSD TANGSEL Peserta Diskusi : Tahap Awal Diskusi Milis Blok F BSD (blok_f_bsd@yahoogroups.com) 26

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan masyarakat dalam sebuah pemukiman tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan akan berbagai fasilitas pendukung yang dibutuhkan warga setempat. Fasilitas umum yang

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. HASIL PENELITIAN Pada Bab ini, penulis akan melakukan penelitian terkait dengan penerapan Putusan Pengadilan di Pengadilan Negeri Salatiga. Pertama tama penulis

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL A. Monografi dan Demografi Desa Sriwulan Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 1. Monografi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan. Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

BAB III GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan. Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. BAB III GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. A. Profil Kelurahan Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1.

Lebih terperinci

BAB IV LOKASI PENELITIAN

BAB IV LOKASI PENELITIAN BAB IV LOKASI PENELITIAN 4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini ditentukan melalui berbagai pertimbangan ilmiah dan tahapan-tahapan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pertimbangan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN SEMPADAN SUNGAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN SEMPADAN SUNGAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN SEMPADAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu sumber tenaga kerja yang terbesar di dunia. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB V PERAN KELOMPOK TANI BAGI KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA

BAB V PERAN KELOMPOK TANI BAGI KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA BAB V PERAN KELOMPOK TANI BAGI KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA 5.1 Pengorganisasian Kegiatan Produksi Kelembagaan Kelompok Tani Peran produksi kelembagaan Kelompok Tani yang dikaji dalam penelitian ini ialah

Lebih terperinci

P U T U S A N. No. 53 / Pid.B / 2013 / PN. UNH DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. No. 53 / Pid.B / 2013 / PN. UNH DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N No. 53 / Pid.B / 2013 / PN. UNH DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Unaaha yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada peradilan tingkat pertama dengan

Lebih terperinci

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang : a. bahwa setiap kegiatan usaha dapat menimbulkan bahaya

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TANAM CEGAH ROB SEBAGAI KEGIATAN PENANAMAN POHON MANGROVE DI SEPANJANG PANTAI MULAI DARI RM.WIROTO KE BARAT (TIMUR KREMATORIUM) KECAMATAN PEKALONGAN UTARA BIDANG KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih selama dua bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir pada awal bulan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rekatama Media, hal 2. 2 Harimurti Kridalaksana. Leksikon Komunikasi. Cetakan Pertama Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Rekatama Media, hal 2. 2 Harimurti Kridalaksana. Leksikon Komunikasi. Cetakan Pertama Jakarta. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kita mengenal istilah jurnalistik identik dengan media massa, dan juga wartawan atau reporter. Berita di media cetak, media elektronik ataupun online, adalah produk

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Kelurahan Kelurahan Kebomas terletak di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Penduduk Kelurahan Kebomas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Desa Desa

Lebih terperinci

MENYADARI PENGELUARAN YANG TIDAK WAJIB

MENYADARI PENGELUARAN YANG TIDAK WAJIB MENYADARI PENGELUARAN YANG TIDAK WAJIB Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 656/XIII Saya pernah bertemu sepasang suami-istri yang berada pada masa-masa awal perkawinannya. Namanya, sebut saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. justru menciptakan efek-efek yang tidak diharapkan. Sifat ambigu dan kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. justru menciptakan efek-efek yang tidak diharapkan. Sifat ambigu dan kompleks yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi merupakan elemen yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan masyarakat. Dia berperan sebagai alat yang diniatkan sebagai perangkat untuk membantu

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG A. Profil Desa Krikilan 1. Kondisi Geografis Desa Krikilan di bawah pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN

BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN 5.1 Aksesibilitas Masyarakat terhadap Hutan 5.1.1 Sebelum Penunjukan Areal Konservasi Keberadaan masyarakat Desa Cirompang dimulai dengan adanya pembukaan lahan pada

Lebih terperinci

Overview:

Overview: Monitoring Harian KEMENTERIAN SOSIAL RI TANGGAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 BULAN - TAHUN JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC 14 15 16

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelurahan dan profil Rukun Warga (RW) 22 dari Kelurahan Wirogunan. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. kelurahan dan profil Rukun Warga (RW) 22 dari Kelurahan Wirogunan. Hasil BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Hasil survei ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi sesungguhnya dari wilayah Mergangsan Kidul, Kelurahan Wirogunan. Hasil survei ini

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Desa Taman Sari merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten

GAMBARAN UMUM. Desa Taman Sari merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten IV. GAMBARAN UMUM A. Geografis Desa Taman Sari merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Luas Desa Taman Sari adalah seluas 2.118 ha/m2. meliputi lahan pemukiman

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 312/PID/Sus/2013/PT.Bdg. Umur/Tgl lahir : 37 Tahun / 04 Pebruari 1976; A g a m a : Kristen ; Pekerjaan : Karyawan Swasta ;

P U T U S A N Nomor : 312/PID/Sus/2013/PT.Bdg. Umur/Tgl lahir : 37 Tahun / 04 Pebruari 1976; A g a m a : Kristen ; Pekerjaan : Karyawan Swasta ; P U T U S A N Nomor : 312/PID/Sus/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT DI BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam tingkat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 522 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG IJIN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN Nomor:..

KUESIONER PENELITIAN Nomor:.. KUESIONER PENELITIAN Nomor:.. Saudara yang terhormat, Kami mohon bantuan Saudara untuk mengisi kuesioner berikut dengan keadaan yang sebenarnya. Isian kuesioner ini akan kami gunakan untuk mengetahui kondisi

Lebih terperinci

Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau

Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau Nusantarapos,- Kebakaran hutan di Propinsi Riau yang terjadi beberapa waktu yang lalu ternyata menjadikan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

Wawancara dengan bapak Imam suwadi. Wawancara dengan bapak Tamnun

Wawancara dengan bapak Imam suwadi. Wawancara dengan bapak Tamnun Wawancara dengan bapak Imam suwadi Wawancara dengan bapak Tamnun Wawancara dengan bapak Paimin Wawancara dengan bapak Rimun Salah satu alamat rumah warga yang menjadi narasumber Peta letak desa Dadaptulis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini.

BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. 74 BAB IV ANALISIS DATA 1. Temuan Penelitian Pada bab Analisis data ini akan disajikan data yang diperoleh peneliti dari informan dan dari lapangan untuk selanjutnya dikaji lebih lanjut. Analisis data

Lebih terperinci

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN A. Diskripsi Wilayah 1. Keadaan Geografis, Demografis dan Susunan Pemerintahan Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN 7.1. Latar Belakang Rancangan Program Kemiskinan di Desa Mambalan merupakan kemiskinan yang lebih disebabkan oleh faktor struktural daripada faktor

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS IV. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Gambaran Obyek Penelitian Lokasi Pemukiman Kampung Pancuran yang secara adminstratif berada di wilayah Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir. Kampung ini di kelilingi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkebunan merupakan aktivitas budi daya tanaman tertentu pada lahan yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman tahunan yang jenis

Lebih terperinci

PENETAPAN. Nomor : 1056/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN. Nomor : 1056/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENETAPAN Nomor : 1056/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB VII PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL DI DESA PANGRADIN TERHADAP PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL (PPAN)

BAB VII PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL DI DESA PANGRADIN TERHADAP PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL (PPAN) 83 BAB VII PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL DI DESA PANGRADIN TERHADAP PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL (PPAN) 7.1 Persepsi Masyarakat Umum Desa Pangradin Terhadap Program Pembaharuan Agraria Nasional (PPAN)

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL A. Gambaran Umum Desa Brangsong Kec. Brangsong Kab. Kendal 1. Keadaan Geografis dan Susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salatiga adalah salah satukota kecil yang berada di Jawa tengah. Terletak di selatan Kota Semarang atau sering diberi julukan Indonesia Mini, pemberian julukan

Lebih terperinci