BAB V KESIMPULAN. setelah seseorang divasektomi maka untuk selanjutnya ia tidak lagi dapat

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN Vasektomi merupakan salah satu program KB yang tergolong kontrasepsi mantap. Kontrasepsi mantap artinya sebelum melakukan operasi vasektomi, calon pelaku sudah memahami betul bahwa vasektomi bersifat permanent. Artinya setelah seseorang divasektomi maka untuk selanjutnya ia tidak lagi dapat menghasilkan keturunan. Hal tersebutlah yang membutuhkan pemikiran matang, apakah orang yang akan melakukan KB dengan kontrasepsi mantap sudah benar-benar cukup memiliki keturunan dan tidak akan menambahnya lagi. Sebelum melakukan operasi kontrasepsi mantap atau yang disebut juga dengan kontap, calon pelaku diminta menandatangani surat persetujuan dari pihak rumah sakit yang menegaskan bahwa calon pelaku dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan ingin melakukan vasektomi. Dalam tulisan ini penulis mencoba menganalisa bagaimana vasektomi di desa Weton Wetan banyak diminati oleh warganya juga membahas mengenai faktor yang mendorong pria di desa Weton Wetan, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen mau untuk melakukan vasektomi. Dengan jumlah KK sebanyak 603 orang, yang mau mengikuti vasektomi cukup banyak yaitu 70 orang lebih atau lebih dari 10%. Jumlah tersebut sangat mungkin lebih dari itu, melihat ada beberapa pelaku yang sudah meninggal dunia atau merantau keluar desa Weton Wetan. 77

2 78 Mayoritas mata pencaharian desa Weton Wetan adalah sebagai petani dan lebih banyak yang menjadi buruh tani. Buruh tani di desa Weton Wetan bekerja dengan cara menyewa tanah atau lahan dari pemilik tanah setiap tahunnya. Sedangkan ketika musim kemarau, mereka memanfaatkan sawah untuk membuat batu bata merah. Selain itu masyarakat Weton Wetan juga hidup dengan rukun dan damai satu sama lain. Kerukunan warga masih dijaga dengan cara melakukan kegiatan di dalam lingkungan seperti melakukan ronda yang dilakukan setiap malam dengan cara berkelompok dan bergilir, kenduri rutin yang diadakan di RT masing-masing, kerja bakti, PKK dan perkumpulan di Paguyuban Priyo Utomo bagi pelaku vasektomi setiap bulannya. Penyuluh KB mulai mengenalkan kontrasepsi mantap dengan metode vasektomi dan tubektomi ke desa Weton Wetan pada tahun Akan tetapi, kontrasepsi mantap tubektomi yang ditujukan bagi wanita kurang diminati. Wanita atau istri masih lebih memilih alat kontrasepsi pada umumnya seperti pil KB, suntik KB, atau menggunakan implant yang dimasukkan ke dalam kulit. Sedangkan vasektomi mulai diminati oleh kaum pria di desa Weton Wetan. Operasi vasektomi untuk pertama kalinya dilakukan pada tahun 1989 di salah satu rumah sakit Semarang, dengan jumlah pelaku 15 orang. Mulai sejak saat itu hingga sekarang, kontrasepsi mantap dengan metode vasektomi masih diminati oleh pria di Weton Wetan.

3 79 Banyak hal yang melatar belakangi alasan pria untuk melakukan vasektomi. Di desa Weton Wetan sendiri yang banyak melakukan vasektomi adalah kelompok petani. Semua istri pelaku vasektomi ini sebelumnya juga mencoba menggunakan program KB seperti pil, suntik, atau implant. Akan tetapi beberapa memang ada yang tidak cocok hingga menimbulkan efek samping pada tubuh seperti mual-mual hingga perdarahan. Ketika melihat keadaan tersebut suami kemudian tergerak untuk menjadi pelaku vasektomi. Pada dasarnya suami tidak menginginkan istrinya justru mengalami sakit setelah mengkonsumsi KB, padahal istri atau wanita mengkonsumsi KB karena pasangan suami istri ingin mencegah terjadinya kehamilan yang berdampak pula pada keluarga nantinya. Perasaan yang dimiliki suami kepada istrinya inilah yang membuat suami mengambil keputusan untuk melakukan vasektomi. Selain ketidaknyamanan suami melihat keadaan istri yang justru memiliki masalah kesehatan, beberapa narasumber juga menyatakan bahwa kontrasepsi yang ditujukan untuk wanita dirasa kurang efektif. Hal ini dikarenakan jika menggunakan pil atau suntik KB harus dilakukan secara rutin. Setiap satu bulan sekali atau tiga bulan sekali wanita harus mengunjungi bidan atau petugas KB untuk melakukan KB jika tidak ingin memiliki keturunan lagi. Hal ini dirasa kurang efektif karena setiap kali mengunjungi bidan atau petugas KB untuk melakukan KB harus ada biaya yang dikeluarkan, dan hal ini berarti ada biaya yang disisihkan guna dapat melakukan KB. Sedangkan jika melakukan vasektomi, hanya diperlukan operasi sekali saja seumur hidup.

4 80 Faktor lain yang memutuskan banyak pria di desa Weton Wetan untuk melakukan vasektomi berkaitan dengan hal-hal yang ada di dalam keluarganya. Kebetulan enam dari delapan narasumber penulis merupakan petani di desa Weton Wetan yang hidup dengan sederhana. Keadaan ekonomi yang pas-pasan sebagai petani dan harus menghidupi banyak anak yaitu sekitar 3-5 orang, kepala keluarga beserta pasangannya dituntut pintar dalam membagi penghasilannya untuk hidup. Kemudian muncul kekhawatiran jika menambah anak lagi maka penghasilan dituntut untuk dibagi lagi. KB merupakan sebuah solusi untuk mencegah angka kelahiran bagi masyarakat petani. Ketika KB untuk wanita dirasa kurang efisien karena menimbulkan efek samping, maka pria memutuskan untuk melakukan vasektomi. Ekonomi dan banyak anak menjadi faktor pendorong di dalam keluarga ketika pria di Weton Wetan memutuskan untuk melakukan KB. Memang tidak semua responden di desa Weton Wetan yang mau untuk melakukan vasektomi didorong karena faktor ekonomi dalam keluarga. Akan tetapi melalui vasektomi juga dapat membantu perekonomian keluarga. Hal ini disampaikan oleh salah seorang narasumber penulis ketika penulis mendatangi desa ini untuk yang terakhir kali. Beliau mengungkapkan bahwa, dahulu ketika istrinya yang melakukan KB dan sering timbul masalah kesehatan justru istri tidak dapat membantu pekerjaan suami. Akibatnya suami harus bekerja seorang diri dan mengeluarkan biaya pula untuk menyembuhkan istrinya. Oleh karenanya keputusan untuk melakukan vasektomi merupakan sebuah solusi yang dipilih oleh banyak suami di desa Weton Wetan untuk mencegah kehamilan.

5 81 Sebelum pria memutuskan untuk melakukan KB ia kemudian mendiskusikan hal ini kepada keluarga terutama istri mereka. Banyak istri yang khawatir ketika suaminya meminta ijin untuk melakukan kontrasepsi vasketomi. Kekhawatiran istri tersebut didasari pengetahuan bahwa ketika sudah melakukan vasektomi, suami tidak lagi dapat memberikan kehamilan bagi istri meskipun masih tetap dapat bersenggama. Istri khawatir jika suaminya justru menyalahgunakan tujuan melakukan vasektomi dan jajan dengan wanita lain di luar rumah. Tetapi karena untuk alasan rumah tangga bersama kemudian banyak istri yang menyetujui suaminya divasektomi, meskipun tetap ada rasa khawatir pasca operasi tersebut. Hal yang dapat dilakukan oleh pria adalah meyakinkan istrinya untuk mempercayainya dan menjaga kepercayaan istri mereka masingmasing. Faktor dari luar juga mempengaruhi seorang pria melakukan vasektomi. Faktor dari luar maksudnya adalah faktor lingkungan masyarakat. Masyarakat Weton Wetan memang masih sangat menjaga kerukunan warga satu dengan yang lain dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti ronda, kerja bakti, kenduri, dll. Ketika seseorang melakukan kegiatan tersebut kemudian muncul interaksi di dalamnya. Interaksi dilakukan dengan bertukar informasi atau pikiran dan lain sebagainya. Salah satu hal yang dibicarakan adalah mengenai vasektomi. Di sini pria melakukan konsultasi dengan rekannya yang sudah terlebih dahulu melakukan vasektomi. Calon pelaku cenderung lebih mempercayai rekannya yang telah melakukan vasektomi terlebih dahulu. Setelah ia mantap berkonsultasi

6 82 dengan rekannya barulah ia melakukan konsultasi dengan penyuluh atau petugas yang mengadakan konseling. Paguyuban Priyo Utomo tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk mengumpulkan pria-pria yang telah melakukan vasektomi di desa Weton Wetan. Paguyuban ini juga berfungsi sebagai wadah untuk berbagi pengalaman. Meskipun paguyuban ini beranggotakan warga Weton Wetan yang telah divasektomi, akan tetapi tidak menutup kemungkinan warga yang belum divasektomi mengikuti pertemuan rutin dalam paguyuban Priyo Utomo. Bedanya anggota paguyuban dan bukan adalah hanya yang telah menjadi anggota paguyuban saja (orang yang melakukan vasektomi) yang dapat menikmati semua fasilitas di dalam paguyuban, seperti simpan pinjam dan pengumpulan uang khas. Adanya simpan pinjam dan pengumpulan uang khas yang dapat digunakan untuk para anggota menjadi faktor lain yang dapat mendorong warga di desa Weton Wetan untuk melakukan vasektomi.