LAPORAN HASIL OBSERVASI SEKOLAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN HASIL OBSERVASI SEKOLAH"

Transkripsi

1 LAPORAN HASIL OBSERVASI SEKOLAH

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami hadiahkan atas rahmat dan berkah Tuhan Yang Maha Kuasa. Yang mana dengan kemudahan dan karunia-nya lah kami dapat menyelesaikan tugas laporan observasi yang bertemakan E-learning. Adapun laporan observasi ini kami susun guna memenuhi persyaratan nilai tugas dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan karena telah memberikan kami tugas sehingga menambah pengetahuan dan pengalaman kami serta membentuk kebersamaan dan sinergi dalam kelompok kami ini. Dan secara khusus kami juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan serta do a yang selalu mengiringi kami. Kami selaku penyusun sadar akan ketidaksempurnaan dan kekurangan dalam laporan ini baik dalam hal sistem penyusunan maupun hasil observasinya. Oleh sebab itu kami sangat berharap atas kritik dan saran yang membangun guna mengembangkan pengetahuan kita bersama dan penunjang lebih baik lagi untuk laporan observasi selanjutnya. Medan, Juni 2013 Tim Penyusun, Kelompok Lima (5) Genap

3 1.1. Identitas Sekolah Nama Sekolah Alamat Sekolah Uang Sekolah Konsep E-learning BAB I PENDAHULUAN : SMA Negeri 13 Medan : Jalan Brigjend Zein Hamid km 7 Titikuning : Rp ,-/bulan : Power Point 1.2. Uraian Aktivitas Observasi Jadwal observasi : Kamis, 23 Mei Waktu observasi : WIB WIB Objek Observasi : Seluruh siswa kelas X.7 SMA Negeri 13 Medan Hari pelaksanaan : KamisWaktu pelaksanaan : 23 Mei Latar Belakang Di era modern ini, orang di seluruh penjuru dunia dituntut untuk memahami dan mengaplikasikan teknologi dalam kehidupannya, tidak terkecuali siswa. Atas dasar inilah pembelajaran E-learning mulai diterapkan dalam sekolah-sekolah di Indonesia. E-learning merupakan elektronik learning atau pembelajaran elektronik. Secara ringkas, E-learning berarti belajar dengan menggunakan media elektronik. Metode pembelajaran E-learning tergolong masih sangat muda di Indonesia. Dengan menggunakan metode E-learning ini, siswa di seluruh bagian Indonesia diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan teknologi agar tidak tertinggal oleh zaman yang semakin berkembang Tujuan Observasi 1. Untuk mengetahui proses E-learning di sekolah. 2. Untuk mengetahui teori belajar, motivasi, orientasi belajar, dan manajemen kelas yang digunakan dalam proses E-learning. 3. Untuk mengetahui sejauh mana E-learning berperan dalam pembelajaran.

4 BAB II LANDASAN TEORI E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet, atau media jaringan computer lain (Hartley, 2001). Salah satu yang memudahkan proses E-learning adalah adanya koneksi internet. Internet adalah inti dari komunikasi melalui komputer. Sistem internet berisi ribuan jaringan komputer yang terhubung di seluruh dunia, menyediakan informasi yang tak terhingga yang dapat diakses oleh murid (Santrok, 2011). Dalam proses pembelajaran ada beberapa aspek yang terlibak, diantaranya teori belajar ynag digunakan, motivasi siswa, orientasi belajar, serta manejemen kelas. Ada dua pendekatan dalam teori belajar yaitu, pendekatan behaviorisme dan pendekatan asosiatif. Pendekatan behaviorisme adalah pandangan bahwa perilku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diobservasi. Sedangkan pendekatan asosiatif adalah pembelajaran meliputi dua kejadian yang saling terkait. Ada empat perspektif dalam menjelaskan motivasi, yaitu : 1. Perspektif behavioral yang menekan bahwa kunci dari motivasi siswa adalah imbalan dan hukuman. 2. Perspektif humanistik menekankan pada kapasitas siswa untuk mengembangkan kepribadian dan kebebasan untuk memilih nasib mereka. 3. Perspektif kognitif menekankan bahwa pemikiran siswa akan memandu motivasi mereka. 4. Perspektif sosial menekankan motivasi siswa dipengaruhi oleh motif afiliasi. Orientasi belajar terbagi dua, yaitu Student Center Learning yaitu pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat dari pembelajaran dan Teacher Center Learning yang menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran. Manejemen kelas merupakan suatu usaha untuk mengelola kelas dengan baik sehingga memaksimalkan kesmpatan pembelajaran siswa.

5 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Laporan Observasi Teori Belajar Teori belajar yang digunakan di SMA Negeri 13 Medan adalah teori belajar operant conditioning. Penerapan teori operant conditioning terletak saat pengumpulan tugas makalah sejarah dimana guru memberikan feedback terhadap makalah, baik berupa reinforcement positif maupun negatif. Ketika terdapat kesalahan pada makalah guru memberikan penjelasan dan ketika makalahnya bagus, guru memuji kelompok Motivasi Berdasarkan hasil pengamatan, motivasi siswa kelas X.7 di SMA Negeri 13 Medan yang paling dominan adalah motivasi berdasarkan persepektif humanistik yaitu menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian dan kebebasan untuk memilih sendiri nasib mereka. Hal ini terlihat dari kondisi belajar. Siswa bebas memilih apakah mereka ingin mendengarkan penjelasan guru atau tidak. Dalam hal ini, guru juga tidak menuntut bahwa siswa harus mendengarkannya dengan seksama. Guru tidak memberikan hukuman bagi siswa yang tidak mendengarkan. Dari kondisi inilah, terlihat bahwa motivasi siswa adalah humanistik yang bebas menentukan nasibnya. Motivasi yang juga terlihat namun tidak dominan adalah motivasi berdasarkan persepktif behavioral. Siswa memang bebas memilih apakah mereka ingin mendengarkan guru atau tidak, dan guru pun tidak menuntut siswa untuk mendengarkannya. Namun ketika ada pertanyaan dari guru, siswa yang berhasil menjawab akan mendapat nilai yang baik Orientasi Belajar Orientasi belajar yang digunakan adalah perpaduan antara Student-Centered Learning (SCL) dan Teacher-Centered Learning (TCL). Namun yang lebih dominan adalah TCL. Orientasi SCL terlihat dengan adanya diskusi dalam membahas suatu topik tertentu.

6 Orientasi TCL terlihat ketika guru menerangkan di depan dengan gaya presentasi dan siswa memperhatikan guru. Selain itu guru juga memberikan tugas yang sudah diarahkan cara pengerjaannya. Hal ini terlihat pada hari observasi, dimana siswa mengumpulkan tugas makalah dari hari sebelumnya. Guru menilai makalah tersebut dan mengatakan bahwa siswa seharusnya melakukan hal ini dan itu dalam makalahnya. Hal ini menunjukkan adanya intruksi langsung oleh guru yang dicirikan oleh arahan dan kontrol guru dan ekspektasi guru atas kemajuan siswanya Manajemen Kelas a. Lingkungan Fisik Kelas Ruang-ruang kelas di SMA Negeri 13 Medan cukup luas sehingga ruangan tidak terlalu padat meskipun siswa banyak. Fasilitas seperti lemari kecil tempat penyimpanan buku juga terdapat di dalam kelas. Seperti sekolah negeri pada umumnya di Indonesia, setiap dua orang siswa berada di meja yang sama. Kelas menggunakan white board dan mempunyai sebuah proyektor yang tergantung di langit-langit atap kelas. Hal yang disayangkan adalah kondisi kelas yang kurang pencahayaan dan pengap. Kelas yang terletak di antara dua bangunan kelas lainnya membuat kelas X.7 ini menjadi gelap. Sedangkan kondisi pengap disebabkan karena udara yang panas dan tidak adanya pendingin ruangan, seperti AC atau kipas angin dalam ruangan kelas. Pada kondisi umum, gaya penataan kelas adalah gaya auditorium dimana semua siswa duduk menghadap guru. Gaya auditorium ini menmbatasi kontak antar siswa tatap muka dan guru bebas bergerak kemana saja. Ketika diskusi berlangsung gaya penataan kelas yang digunakan adalah gaya klaster dimana beberapa siswa duduk dalam kelompok kecil. b. Gaya Pengajaran Gaya pengajaran yang digunakan oleh Guru Sejarah ketika observasi dilakukan adalah gabungan antara gaya permisif dan otoritatif. Guru tidak memberikan banyak dukungan untuk pengelolaan perilaku namun guru melibatkan murid dalam kerja sama dan menjelaskan aturan untuk dipahami dalam pengerjaan tugas. Hal ini terlihat ketika pengumpulan makalah, beberapa siswa memang berperan aktif dalam bertanya namun siswa lainnya tidak peduli dan sesuka hati untuk keluar masuk kelas. Dalam hal ini, guru tidak menegur siswa yang keluar masuk kelas sehingga tidak ada dukungan untuk pengembangan perilaku siswa.

7 3.2. Evaluasi E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet, atau media jaringan computer lain (Hartley, 2001). Konsep E-learning yang digunakan oleh SMA Negeri 13 adalah power point. Motivasi siswa kelas X.7 merupakan motivasi humanistik baik bagi siswa yang benar-benar ingin belajar namun sulit bagi siswa yang harus didorong untuk belajar. Siswa yang harus didorong ini membutuhkan motivasi behavioral untuk memunculkan motivasi humanistik. Perpaduan antara motivasi humanistik dan behavioral yang diterapkan sekolah sudah cukup bagus, namun tidak dapat disamaratakan bagi seluruh siswa karena adanya perbedaan karakteristik di atas. Sebagai siswa Sekolah Menengah Atas yang berada pada masa remaja yang sedang mencari jati diri diperlukan bimbingan oleh guru untuk memunculkan motivasi instrinsik siswa. Orientasi belajar yang digunakan bagus karena menggabungkan SCL dan TCL. SCL akan membantu siswa aktif dalam proses belajar mengajar dan TCL akan membantu siswa dalam menentukan perilaku yang sesuai karena dalam proses TCL guru merupakan pengarah. Jadi dengan adanya penggabungan SCL dan TCL ini diharapkan siswa dapat menjadi orang yang aktif terarah. Pengaturan manejemen kelas sudah cukup baik namun belum maksimal. Untuk uang sekolah yang terbilang cukup besar, sekolah seharusnya dapat memberikan fasilitas yang lebih baik demi kenyamanan siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Dari semua uraian evaluasi di atas, SMA Negeri 13 Medan sudah cukup baik dalam menggunakan metode E-learning namun semua aspek yang diamati di atas masih harus dimaksimalkan.

8 4.1. Rangkuman Kelompok BAB IV PENUTUP E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet, atau media jaringan computer lain (Hartley, 2001). Proses E-learning di SMA Negeri 13 adalah pembelajaran dengan menggunakan power point. Dalam setiap proses pembelajaran ada banyak aspek yang dapat dilihat, aspek ini juga dapat diamati saat proses E-learning berlangsung. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah motivasi, teori belajar, orientasi belajar, dan manejemen kelas. Motivasi yang dimiliki oleh siswa kelas X.7 SMA Negeri 13 Medan adalah motivasi humanistik yang digabungkan dengan sedikit motivasi behavioral. Motivasi ini dipadukan dengan teori belajar behavioral yaitu operant conditioning. Konsep manajemen kelas yang digunakan adalah gaya ruangan klaster dan auditorium. Gaya ruangan ini sesuai dengan orientasi belajar yang digunakan, yaitu perpaduan antara SCL dan TCL. 4.2 Rangkuman pribadi pada dasarnya sudah banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang menggunakan system E-learning. System E-learning ini merupakan system belajar yang mengguanakan perangkatperangkat elektronik dan aplikasi-aplikasi seperti power point yang dapat memudahkan setiap murid untuk lebih memahami pelajaran yang diberikan guru dan juga guru pun tidah sulit lagi untuk menjelaskan kepada murid-nya. Salah satu sekolah yang sudah menggunakan E- learning adalah SMA Negeri 13 Medan yang menggunakan power point untuk memudahkan dalam proses belajar-mengajar. Pada observasi ini ada beberapa aspek yang dapat di lihat yaitu motivasi siswa, teori belajar, manajemen kelas, dan orientasi belajar. Motivasi yang dimiliki murid-murid di SMA Negeri 13 medan pada kelas X.7 adalah motivasi humanistik yang digabungkan dengan motivasi behavioral. Konsep manajemen yang digunakan adalah gaya ruangan klaster dan auditorium. Ruangan gaya ini sangat cocok untuk orientasi belajar SCL dan TCL dimana murid memerhatikan guru yang belajar didepan kelas.

9 4.3 Testimoni Observasi sekolah ini diawali dengan menentukan sekolah yang akan kami observasi dan kami beserta kelompok dari kelas ganjil memilih SMA Negri 13 yang akan kami observasi. Pada tanggal 23 mei 2013 kami mendatangi sekolah tersebut, dan kepala sekolah mengijikan kami masuk ke kelas X.7 yang pada saat itu sedang berlangsung belajar-mengajar pelajaran sejarah. Proses observasi berjalan lebih dari 60 menit. Pada saat kami mengobservasi kelas tersebut kami merasa bahwa kelas itu kurang tertib karena ada beberapa anak yang berjalan-jalan dan duduk bukan pada kursinya. Kelasnya juga panas dan pengap. Walau begitu proses belajar-mengajar belangsung dengan lancar apalagi di bantu dengan sistem pembelajaran E-learning yang semakin memudahkan guru dan murid dalam proses belajarmengajar.

10 Daftar Pustaka Hartley, Darin E Selling e-learning, American Society for Training and Development, New York. [online], ( diakses tanggal 6 Juni 2013) Santrock, John W Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta : Kencana

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional Indonesia menyatakan perlunya masyarakat melaksanakan program pembangunan nasional dalam upaya terciptanya kualitas manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, setiap orang dihadapkan pada berbagai macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka setiap

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan manusia. Sebaliknya, berbicara tentang kehidupan manusia berarti harus mempersoalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan penggunaan teknologi informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan penggunaan teknologi informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran perlu diciptakan kondisi belajar yang menyenangkan agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Salah satu dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. KEGIATAN PPL 1. Persiapan PPL Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan PPL baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun mentalnya untuk

Lebih terperinci

GAMBARAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) MENUJU PROSES PEMBELAJARAN E-LEARNING

GAMBARAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) MENUJU PROSES PEMBELAJARAN E-LEARNING GAMBARAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) MENUJU PROSES PEMBELAJARAN E-LEARNING SKRIPSI Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: NOFRIA ROSALINA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan peserta anak didik pada masa kini tidak hanya mementingkan pada aspek pengetahuannya, melainkan juga pada aspek sikap dan keterampilannya. Khususnya pada

Lebih terperinci

I. RANCANGAN BELAJAR (KOMPETENSI DASAR, TOPIK, AKTIVITAS BELAJAR, HASIL BELAJAR, DAMPAK HASIL BELAJAR, dan INDIKATOR PENILAIAN

I. RANCANGAN BELAJAR (KOMPETENSI DASAR, TOPIK, AKTIVITAS BELAJAR, HASIL BELAJAR, DAMPAK HASIL BELAJAR, dan INDIKATOR PENILAIAN KONTRAK PERKULIAHAN 1. Jurusan/Program Studi : Pendidikan Ekonomi/Pendidikan Akuntansi 2. Semester : Genap Tahun Ajaran 2016/2017 3. Nama Mata Kuliah : Pemeriksaan Manajemen (Management Audit) 4. Kode

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Skala Uji Coba Self Regulated Learning. Lampiran 2 Skala Penelitian Self Regulated Learning

LAMPIRAN. Lampiran 1 Skala Uji Coba Self Regulated Learning. Lampiran 2 Skala Penelitian Self Regulated Learning LAMPIRAN Lampiran 1 Skala Uji Coba Self Regulated Learning Lampiran 2 Skala Penelitian Self Regulated Learning Lampiran 3 Tabulasi Skor Skala Uji Coba Self Regulated Learning. Lampiran 4 Tabulasi Skor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem pembelajaran telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional menjadi pola modern yang

Lebih terperinci

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 4

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 4 UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E mail : dts_ugm@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam era globalisasi menuntut manusia menjadi motor-motor penggerak

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN MASYARAKAT

PENGANTAR PENGEMBANGAN MASYARAKAT Buku Ajar: PENGANTAR PENGEMBANGAN MASYARAKAT BS 31210 (2 SKS) KOORDINATOR: Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP., MSi NIP. 197809142000121001 PRODI AGRBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR,

Lebih terperinci

MEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING

MEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING MEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING Shabrina Syntha Dewi 16702251022 shabrina.syntha2016@student.uny.ac.id Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak E-Learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar belakang Masalah Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi adalah suatu fakta yang tidak dapat dihindari dan sekaligus merupakan suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Dalam Tri Dharma perguruan tinggi yang ketiga disebutkan tentang pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut dapat diartikan jika mahasiswa yang telah menyelesaikan tugas belajarnya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya era globalisasi, pelaksanaan pembelajaran saat ini perlu didukung dengan adanya media pembelajaran yang berbasis teknologi. Media berbasis

Lebih terperinci

Teori Belajar Sosial

Teori Belajar Sosial MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Teori Belajar Sosial Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Dosen Pengampu : Dra.Hj. Retno Indayati, M.Si Disusun Oleh : Moh. Rizal Sukma (2814133119)

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) baik yang dipersiapkan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan 1. Pengajaran Mikro Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah program kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan mahasiswa sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan 139 juta atau 50 persen total populasi pada disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) Internet

BAB I PENDAHULUAN. dan 139 juta atau 50 persen total populasi pada disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) Internet BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan internet semakin pesat. Hal ini dapat diketahui dengan semakin banyaknya pengguna internet yang ada di Indonesia. Sebuah survei yang

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan 1. Pengajaran Mikro Program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) adalah program kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan mahasiswa sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hanifah Rahmatillah,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hanifah Rahmatillah,2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya pembangunan negara, hal ini terlihat dari tujuan pendidikan nasional (Kemediknas) menurut undang-undang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Universitas Fakultas Program Studi : Universitas Negeri Jakarta : Teknik : Pendidikan Teknik Elektronika Mata Kuliah : Elektronika Daya Bobot SKS : 2 SKS Kode Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun

STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun Strategi Pemanfaatan Media 29 STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun Email: nafiiwildan@gmail.com Abstrak Media pendidikan itu

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN PADA FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS.

PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN PADA FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS. PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN PADA FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS Ahadiyah Yuniza a, Hery Bachrizal Tanjung b, dan Adrizal a a Dosen Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti uraikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti uraikan sebagai berikut. I. PENDAHULUAN Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK) Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK) Jurnal Homepage: https://jurnal.uns.ac.id/jptk EFEKTIVITAS PENGGUNAAN E-LEARNING BERBASIS SCHOOLOGY DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Seorang guru memerlukan persiapan-persiapan terhadap materi yang akan diajarkan, mulai dari pembuatan satuan pelajaran, rancangan pembelajaran, materi

Lebih terperinci

LESSON STUDY : PENGARUH INOVASI METODE-MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP PEMAHAMAN MATERI SISWA

LESSON STUDY : PENGARUH INOVASI METODE-MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP PEMAHAMAN MATERI SISWA LESSON STUDY : PENGARUH INOVASI METODE-MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP PEMAHAMAN MATERI SISWA Umar Haiq, ST; Siti Aisyah, S. Pd; Siti Jumaliah, S. Si; Lailatul Juniyati, S. Pd; Dwiana Rachmawati, S. Pd; Dra.

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal 8.4 1. Perhatikan teks acak di bawah ini! 1. Handphone menjadi lebih praktis dan memiliki berbagai macam fitur yang sangat banyak dan menarik.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diketahui. Informasi dapat diperoleh melalui beberapa sarana, antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masing-masing kajian tersebut dikemukakan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. masing-masing kajian tersebut dikemukakan sebagai berikut. I. PENDAHULUAN Pembahasan pada bagian pendahuluan mencakup beberapa hal pokok yang berupa latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN REFLEKSI

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN REFLEKSI BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN REFLEKSI A. Persiapan Pelaksanaan PPL Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena segala pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan faktor yang diperoleh dari dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan yang berorientasi pada wawasan kehidupan mendatang. Pendidikan merupakan wadah untuk mencetak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi penerus perjuangan bangsa yang merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk meningkatkan

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarakan hasil penelitian dan pembahasan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 3 Surakarta pada Kurikulum

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LESSON STUDY

IMPLEMENTASI LESSON STUDY IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA METODE AKTIF TIPE QUIS TEAM TERHADAP PENGEMBANGAN KARAKTER MAHASISWA MATA KULIAH AKUNTANSI II UNIVERSITAS MUAHAMMADIYAH METRO TAHUN AJARAN 2015/2016 Wakijo 1) Maryatun 2)

Lebih terperinci

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE INFORMATICS INSTITUTE) PERBANAS JAKARTA SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE INFORMATICS INSTITUTE) PERBANAS JAKARTA SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE INFORMATICS INSTITUTE) PERBANAS JAKARTA SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) MATA KULIAH : PERILAKU KONSUMEN KODE MATA KULIAH : SM70-037 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah menengah atas cenderung bersifat monoton dan tidak menghasilkan banyak kemajuan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan PPL telah dilakukan jauh hari sebelum diterjunkan ke lokasi. Maksud dari persiapan PPL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang sangat maju dengan cepat mengakibatkan adanya peningkatan globalisasi di bidang teknologi informasi, dimana informasi dapat diketahui secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan tentang penerapan strategi pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai hasil dari sesuatu yang dilihat, diketahui atau didengar. Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL di SMK PI AMBARRUKMO dilaksanakan terhitung dari 1 Juli sampai dengan 15 September 2014. Uraian tentang pelaksanaan program PPL tersebut sebagai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR BERBASIS LESSON STUDY UNTUK IDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA DI PERKULIAHAN BIOLOGI SEL

PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR BERBASIS LESSON STUDY UNTUK IDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA DI PERKULIAHAN BIOLOGI SEL 4-032 PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR BERBASIS LESSON STUDY UNTUK IDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA DI PERKULIAHAN BIOLOGI SEL Marheny Lukitasari Prodi Pendidikan Biologi, FP MIPA IKIP

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Tindakan Dan Pembahasan. A. Deskripsi Prasiklus

BAB IV. Hasil Tindakan Dan Pembahasan. A. Deskripsi Prasiklus digilib.uns.ac.id Berdasarkan BAB IV Hasil Tindakan Dan Pembahasan A. Deskripsi Prasiklus hasil observasi awal dan wawancara dengan guru mata pelajaran sejarah kelas XI SMA N 5 Surakarta, peneliti mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Mahasiswa yang mengambil mata kuliah English for Biology II Kelas Unggulan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 sebanyak 18 orang. Pendekatan Saintifik Research-based

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO (2014)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO (2014) PERANCANGAN E-LEARNING SEBAGAI PENGUAT SUPLEMEN PEMBELAJARAN DI SMA IMMERSION PONOROGO SKRIPSI Diajukan sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Informatika Fakultas Teknik Prodi Informatika

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SD Bintang Madani Kelas/Semester : IV/1 Tema : Selalu Berhemat Energi Subtema : Macam-macam Sumber Energi Pembelajaran : ke- 1 Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Kelas/ Semester : X/ Ganjil Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Kelas/ Semester : X/ Ganjil Alokasi Waktu : 2 x 45 menit RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Kelas/ Semester : X/ Ganjil Alokasi Waktu : x 45 menit I. Standar Kompetensi 1.1 Memecahkan masalah yang berkaitan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KURIKULUM TANGGAL REVISI : 05 FEBRUARI 2015 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Program Studi : Pendidikan Mesin Matakuliah : Psikologi Pendidikan Kode Matakuliah : 90420302 Semester : 2 SKS : 3 Matakuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam kesuksesan yang akan diraih seseorang. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/ PAUD,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk karakteristik seseorang agar menjadi lebih baik. Melalui jalur pendidikan formal, warga negara juga diharapkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Rekayasa Perangkat Lunak Kode Mata Kuliah: IF0552/3 SKS Program Studi: S 1 Sistem Informasi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Rekayasa Perangkat Lunak Kode Mata Kuliah: IF0552/3 SKS Program Studi: S 1 Sistem Informasi SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah: IF0552/3 SKS Program Studi: S 1 Sistem Informasi INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS Jl. Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta 12940,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sejalan

Lebih terperinci

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2 Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 27-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK

Lebih terperinci

Pengenalan e-learning

Pengenalan e-learning SATUAN ACARA PERKULIAHAN Pengenalan e-learning Kode Mata Kuliah: IF0782 / 2 sks Program Studi: S1 Sistem Informasi INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS Jl. Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut

I. PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL E-LEARNING PADA MATERI KEPERAWATAN BENCANA DASAR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL E-LEARNING PADA MATERI KEPERAWATAN BENCANA DASAR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH ISSN 2355-3324 8 Pages pp. 1-8 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL E-LEARNING PADA MATERI KEPERAWATAN BENCANA DASAR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH Aida Khairunnisa 1, Sri Adelila Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,

Lebih terperinci

KONTRAK KULIAH MATA KULIAH KURIKULUM

KONTRAK KULIAH MATA KULIAH KURIKULUM KONTRAK KULIAH MATA KULIAH KURIKULUM dan BUKU TEKS SEMESTER GENAP KELAS A Dosen Pengampu: Drs. La Ane, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIMED TAHUN 2017 KONTRAK PERKULIAHAN Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama ini proses pendidikan yang dilakukan hanya satu arah, dengan guru

BAB I PENDAHULUAN. selama ini proses pendidikan yang dilakukan hanya satu arah, dengan guru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu problematika yang terjadi pada sistem pendidikan di Indonesia adalah terdapat kesenjangan antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan sikap dan perilakunya.

Lebih terperinci

Sistem Informasi Berbasis Web Untuk Mendukung Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran Bidang Keteknikan Pertanian

Sistem Informasi Berbasis Web Untuk Mendukung Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran Bidang Keteknikan Pertanian Sistem Informasi Berbasis Web Untuk Mendukung Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran Bidang Keteknikan Pertanian Roni Kastaman Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran Jl.Raya Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat. Dengan berkembangnya jaman, pendidikan turut serta berkembang. Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SUB POKOK BAHASAN VERTEBRATA DI SMA KELAS X DARUSSALAM INDRAMAYU

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SUB POKOK BAHASAN VERTEBRATA DI SMA KELAS X DARUSSALAM INDRAMAYU 1 PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SUB POKOK BAHASAN VERTEBRATA DI SMA KELAS X DARUSSALAM INDRAMAYU ( Penelitian Tindakan Kelas ) SKRIPSI YUGIE PUJI LESTARI 58461197

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah : Perilaku Organisasi Kode mata kuliah : DKA019

KONTRAK PERKULIAHAN. I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah : Perilaku Organisasi Kode mata kuliah : DKA019 KONTRAK PERKULIAHAN I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah : Perilaku Kode mata kuliah : DKA019 Semester/SKS : II / 2 SKS Mata kuliah prasyarat : - Dosen : Purwatiningsih, MM Hari pertemuan/jam : Selasa

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KKPP72118 Psikoterapi Disusun oleh: Harry Theozard Fikri, S.Psi, M.Psi PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Sistem Informasi

Manajemen Proyek Sistem Informasi SATUAN ACARA PERKULIAHAN Manajemen Proyek Sistem Informasi Kode Mata Kuliah: IF0863/3 sks Program Studi: S 1 Sistem Informasi INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS Jl. Perbanas, Karet Kuningan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gamping, kelurahan Banyuraden, kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan PPL dimaksudkan agar

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Pembangunan dan Perubahan Sosial Kode Mata Kuliah : PSI-311 Jumlah SKS : 3 Waktu Pertemuan : 300 menit SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Kompetensi Dasar : 1. Penguasaan Teori-Teori Sosial

Lebih terperinci

Evaluasi. Metoda Evaluasi

Evaluasi. Metoda Evaluasi JADWAL AKTIVITAS Matrik kegiatan merupakan jadwal aktivitas pembelajaran setiap minggu disesuaikan dengan beban studi tiap mata kuliah. Besaran kredit untuk mata kuliah ini adalah 2 sks AIK III : 2 SKS

Lebih terperinci

8-Keterampilan Dasar Mengajar. Oleh : Badru Zaman, M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia

8-Keterampilan Dasar Mengajar. Oleh : Badru Zaman, M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia 8-Keterampilan Dasar Mengajar (Teaching Skills) Oleh : Badru Zaman, M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia Curriculum Vitae Nama : Badru Zaman Tempat Tanggal Lahir : Darangdan (Purwakarta) 6 Agustus 1974

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA Ridwan Abdullah Sani, Yeni Evalina Tarigan, M. Zainul Abidin T.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah karyawan yang relatif banyak dan memiliki karakteristik pola

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah karyawan yang relatif banyak dan memiliki karakteristik pola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Total Bangun Persada Tbk. adalah sebuah perusahaan di bidang konstruksi dengan jumlah karyawan yang relatif banyak dan memiliki karakteristik pola operasional pekerjaan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DASAR-DASAR BIOPROSPEKSI. BIO 4007 (3 SKS) Semester III

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DASAR-DASAR BIOPROSPEKSI. BIO 4007 (3 SKS) Semester III RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DASAR-DASAR BIOPROSPEKSI BIO 4007 (3 SKS) Semester III PENGAMPU MATA KULIAH 1. Dr. Feskaharny Alamsjah 2. Dr. Zozy Aneloi Noli 3. Dr. Periadnadi 4. Dr. Nurainas PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Metode Perancangan Program Kode Mata Kuliah: IF0414/4 sks Program Studi: S 1 Sistem Informasi

Metode Perancangan Program Kode Mata Kuliah: IF0414/4 sks Program Studi: S 1 Sistem Informasi SATUAN ACARA PERKULIAHAN Metode Perancangan Program Kode Mata Kuliah: IF0414/4 sks Program Studi: S 1 Sistem Informasi INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS Jl. Perbanas, Karet Kuningan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini perkembangan teknologi dan informasi sangatlah pesat. Namun dalam perkembangan yang pesat tersebut tidak diimbangi dengan masalah

Lebih terperinci

Jurnal Bisnis & Teknologi Politeknik NSC Surabaya ISSN : & E - ISSN :

Jurnal Bisnis & Teknologi Politeknik NSC Surabaya ISSN : & E - ISSN : Volume 4, Nomor 1, Juli 2017 81 PENERAPAN METODE PERKULIAHAN E-LEARNING BERBASIS VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MAHASISWA Rudianto 1, I Kadek Bagus Feristha Udayana 2 1 Prodi Teknik Komputer, Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tidak hanya didukung oleh pemerintah yang baik dan adil, melainkan harus ditunjang pula oleh para generasi penerus yang dapat diandalkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan faktor penting dalam membentuk karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

Teacher Centered Learning Dan Student Centered Learning

Teacher Centered Learning Dan Student Centered Learning Teacher Centered Learning Dan Student Centered Learning I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum usia sekolah, biasanya orang tua adalah satu-satunya orang yang dipercaya, paling dekat sekaligus tempat

Lebih terperinci

vensy vydia ACCELERATED LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN E LEARNING SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN

vensy vydia ACCELERATED LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN E LEARNING SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN ACCELERATED LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN E LEARNING SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN Abstrak Perkembangan metode pembelajaran didunia pendidikan dalam beberapa tahun terakhir sangatlah pesat dan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS RIAU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. RENCANA PEMBELAJARAN (RP) Pertemuan 1 dan 2

UNIVERSITAS RIAU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. RENCANA PEMBELAJARAN (RP) Pertemuan 1 dan 2 Pertemuan 1 dan 2 Telaah Kurikulum dan Perencanaan KPK 4107 3 V Pembelajaran Biologi Sub Capaian Pembelajaran Mata kuliah Menjelaskan rasional, filosofi, landasan dan perkembangan kurikulum. 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Diterapkannya Pembelajaran Kolaborasi Di Sekolah

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Diterapkannya Pembelajaran Kolaborasi Di Sekolah BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Diterapkannya Pembelajaran Kolaborasi Di Sekolah 1. Proses Pembelajaran Kolaborasi Belajar Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan model pembelajaran kolaborasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.

Lebih terperinci

penyelenggaraan pendidikan bermutu. Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi memberikan jangkauan luas, cepat, efektif, dan efisien terhadap

penyelenggaraan pendidikan bermutu. Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi memberikan jangkauan luas, cepat, efektif, dan efisien terhadap BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks, meliputi berbagai komponen yang berkaitan satu sama lain. Jika pendidikan ingin dilaksanakan secara terencana dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada peserta didik telah diterapkan pada perguruan tinggi di dunia termasuk di Indonesia. Berbagai model telah banyak

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Kontrak Perkuliahan, Manfaat Pendidikan Kewarganegaraan, serta Etika Berwarganegara. Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendapatnya secara terbuka karena takut menyinggung perasaan orang lain. Misalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendapatnya secara terbuka karena takut menyinggung perasaan orang lain. Misalnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini masih terdapat orang - orang tidak mampu untuk menyatakan pendapatnya secara terbuka karena takut menyinggung perasaan orang lain. Misalnya mengemukakan

Lebih terperinci