Lampiran 1. Identitas anggota kelompok tani 1. Nama :. 2. Jenis Kelamin : [ ] Laki-Laki [ ] Perempuan 3. Alamat :.. 4. Nama Kelompok Tani :.. 5.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Identitas anggota kelompok tani 1. Nama :. 2. Jenis Kelamin : [ ] Laki-Laki [ ] Perempuan 3. Alamat :.. 4. Nama Kelompok Tani :.. 5."

Transkripsi

1 LAMPIRAN

2 Lampiran 1. Identitas anggota kelompok tani 1. Nama :. 2. Jenis Kelamin : [ ] Laki-Laki [ ] Perempuan 3. Alamat :.. 4. Nama Kelompok Tani :.. 5. Tahun berdiri :.. 6. Jabatan dalam Kelompok : 7. Status Pernikahan : [ ] Belum Nikah [ ] Menikah. 8. Latar belakang pendidikan : a. Formal [ ] Tidak Sekolah [ ] SMU/Aliah [ ] Tidak Tamat SD [ ] D-3, sebutkan. [ ] Tamat SD/Ibtidaiyah [ ] Sarjana, sebutkan.. [ ] SLTP/Tsanawiyah b. Non Formal : [ ] Pernah [ ] Tidak Pernah Jika pernah, sebutkan. 9. Usia : [ ]< 24 tahun. [ ] tahun. [ ] tahun. [ ] > 60 tahun 10. Jumlah tanggungan dalam keluarga :... (orang) 11. Rataan pendapatan per bulan : [ ] < Rp [ ] Rp Rp [ ] Rp Rp [ ] Rp Rp [ ] Rp Rp [ ] > Rp Luas lahan yang digarap :... Ha 13. Status Lahan yang Digarap : a. Milik sendiri c. Garapan b. Sewa d.lainnya, sebutkan Jenis produk pertanian yang dihasilkan : a. Sayuran, sebutkan... b. Pangan, sebutkan... c. Buah, sebutkan... d. Lainnya, sebutkan Harga jual produk a. Murah, sebutkan... b. Sedang, sebutkan... c. Mahal, sebutkan Cara pemasaran : a. Langsung b. Tidak langsung, sebutkan...

3 Lanjutan Lampiran Produk pertanian sayuran yang dikenalkan ke pembeli melalui cara : a. WOM (Words On Mouth) b. Gelar produk/pameran c. Temu wicara d. Lainnya, sebutkan Target penjualan : a. Pasar lokal c. Pasar swalayan b. Pengepul d. Pasar induk 19. Sasaran pemasaran produk pertanian sayuran : a. Daerah setempat c. Ekspor b. Luar Kota/Daerah d. Lainnya, sebutkan...

4 Lampiran 2. Identifikasi pemasok bibit sayuran I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Responden :. 2. Alamat :. 3. Usia :.. 4. Jenis Kelamin : [ ] Laki-Laki [ ] Perempuan 5. Pengalaman melakukan kegiatan supplier bibit/benih sayuran: 6. Kegiatan pemasok bibit/benih sebagai pekerjaan utama : a. Ya b. Tidak, sebutkan pekerjaan lainnya. 7. Apakah pernah mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan pembibitan a. Ya, sebutkan pelatihan yang diikuti.. b. Tidak II. KEADAAN USAHA 1. Dalam menjalankan usaha, dibantu oleh orang, dengan.orang di bayar Rp./bulan dan orang di bayar Rp./bulan. 2. Jenis bibit/benih sayuran yang dijual, serta berapa jumlah yang laku terjual.. III. KEGIATAN USAHA PEMASOK BIBIT 1. Apakah ada koordinasi dan kerjasama antara sesama pemasok bibit? a. Ya, bagaimana bentuk kerjasamanya.. b. Tidak, mengapa. 2. Sumber bibit/benih berasal dari mana a. Dari sesama pemasok b. Dari bibit milik sendiri c. Dari alam d. Bantuan pemerintah e. Lainnya, 3. Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan bibit unggul :. 4. Kendala apakah dihadapi dalam memasok bibit/benih ke petani? 5. Sebutkan keunggulan bibit unggul : Sebutkan kelemahan pasokan bibit unggul :....

5 Lanjutan Lampiran 2 7. Kendala apakah yang dihadapi selama pemeliharaan bibit/benih :.. 8. Jenis hama penyakit yang sering menyerang bibit/benih :.. 9. Bagaimana cara mengatasi hama penyakit tersebut : 10. Biaya yang dibutuhkan selama penanganan penyakit pada bibit dan biaya pemeliharannya : Rp 11. Apakah produksi bibit sudah sesuai dengan permintaan pasar : Bibit/benih dijual ke manakah : 13. Berapa harga bibit/benih yang dijual : Rp /kg

6 Lampiran 3. Identifikasi petani sayuran I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Responden :. 2. Alamat :. 3. Usia :.. 4. Jenis Kelamin : [ ] Laki-Laki [ ] Perempuan 5. Latar Belakang Pendidikan a. Formal [ ] Tidak Sekolah [ ] SMU/Aliah [ ] Tidak Tamat SD [ ] D-3, sebutkan. [ ] Tamat SD/Ibtidaiyah [ ] Sarjana, sebutkan.. [ ] SLTP/Tsanawiyah b. Non Formal : [ ] Pernah [ ] Tidak Pernah Jika pernah, sebutkan. II. IDENTITAS USAHA 1. Apakah Saudara tergabung dalam kelompok tani? a. YA (Jika Ya, lanjutkan ke nomor 2 dan seterusnya) b. TIDAK (Jika Tidak, lanjutkan ke nomor 7 dan seterusnya) 2. Nama Kelompok Tani. 3. Alamat Kelompok Tani Bentuk Organisasi : [ ] Koperasi [ ] Tidak berbadan hukum [ ] Lainnya, sebutkan. 5. Jumlah Anggota Kelompok Tani :.. orang 6. Tanggal terbentuk :. 7. Sejak kapankah usaha sayuran ini dimulai di daerah Saudara (tahun/bulan) : Sejak kapan Saudara menjalani usaha ini (tahun/bulan):. 9. Sayuran apakah yang Saudara budidayakan, sebutkan Luas budidaya sayuran yang dimiliki saati ini : Ha 11. Bagaimana status kepemilikan lahan Saudara tersebut : [ ] Milik sendiri [ ] Sewa [ ] Milik Pemda [ ] Lainnya, sebutkan Jika sewa berapa biaya sewa per Ha per tahun:rp 13. Jumlah tenaga kerja (orang) :..(dalam keluarga),.(luar keluarga) 14. Sistem upah : [ ] Bulanan. (Rp/bulan) [ ] Bagi hasil... (%) [ ] Lainnya..

7 Lanjutan Lampiran 3 III. ASPEK PRODUKSI 1. Pola budidaya yang paling banyak dilakukan adalah : a. Monokultur b. Polikultur/Tumpangsari 2. Jenis sayuran yang paling banyak diusahakan : 3. Bagaimana tahapan budidaya sayuran mulai dari penyiapan lahan sampai hasilnya siap dipasarkan? 4. Sebutkan persyaratan tumbuh dan agroklimat tanaman sayuran yang Saudara budidayakan : a. Ketinggian tanah dari permukaan laut :.. m dpl b. Suhu Rataan :.. 0 C c. Tingkat kelembaban :.. % d. Curah hujan rataan :.. mm/bln e. Jenis tanah yang cocok :. 5. Umur tanaman sayuran mulai menghasilkan :... bulan 6. Dalam 1 tahun, tanaman sayuran dapat dipanen :. Kali 7. Produktivitas usaha tani sayuran yang Saudara hasilkan :.Kg/Ha 8. Berapa banyak bibit/benih yang saudara gunakan :.. Kg 9. Darimana Saudara mendapatkan bibit tanaman sayuran tersebut : a. Pemerintah pusat, yaitu Kementrian Pertanian b. Pemerintah daerah, yaitu Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura c. Melakukan pembibitan sendiri, caranya. d. Lainnya, 10. Berapa biaya yang digunakan untuk mendapatkan bibit/benih tersebut 11. Bagaimana sistem pemesanan bibit/benih dilakukan : a. Sistem kontrak b. Dipesan langsung c. Lainnya,. 12. Bagaimana sistem pembayaran yang dilakukan untuk bibit : a. Dibayar langsung b. Dibayar diakhir c. Dibayar diawal d. Lainnya,. 13. Permasalahan yang sering dihadapi dalam penyediaan bibit/benih: a. Ketersediaan bibit yang tidak konsisten b. Mutu bibit yang tidak sesuai harapan c. Lainnya,..

8 Lanjutan Lampiran Jenis hama penyakit apakah yang sering menyerang tanaman sayuran :. 15. Apakah Saudara melakukan pemberantasan hama dan penyakit tanaman sayuran? a. Ya, caranya. Jenis pestisida : b. Tidak 16. Bagaimana pengawasan mutu pertanian Saudara :. 17. Apakah Saudara melakukan proses sorting dan grading dari produk sayuran yang Saudara hasilkan :. 18. Apakah Saudara melakukan pengemasan dan pelabelan pada produk sayuran yang dihasilkan : Apakah produk sayuran yang Saudara hasilkan sudah sesuai dan memenuhi permintaan pasar : Berapa persen tingkat kerusakan produk sayuran yang Saudara hasilkan: Apakah ada pelatihan atau pembinaan dari pemerintah pusat, atau pemerintah daerah, koperasi, atau instansi lainnya untuk meningkatkan mutu produksi saudara :.. Sebutkan : Bagaimana transportasi hasil panen dari kebun ke konsumen :. 23. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk proses transportasi tersebut :. 24. Permasalahan apakah yang sering dihadapi dalam budidaya tanaman sayuran selama ini? Bagaimana mengatasi permasalahan tersebut?... IV. ASPEK PEMASARAN 1. Penjualan produk sayuran saat ini dilakukan oleh : a. Sendiri c. Melalui koperas b. Melalui kelompok usaha tani d. Lainnya, 2. Siapakah yang membeli produk sayuran Saudara selama ini dan berapa persentasenya? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Rumah tangga c. Koperasi e. Lainnya,. b. Industri d. Pedagang pengumpul

9 Lanjutan Lampiran 3 3. Bagaimana Saudara berhubungan dengan pembeli tersebut : a. Pembeli datang sendiri ke tempat Saudara b. Saudara yang menawarkan produk sayuran ke mereka c. Dikumpulkan ke koperasi d. Lainnya,. 4. Biaya pemasaran terdiri dari : a. Promosi : Rp. / b. Pengangkutan : Rp./ c. Komisi : Rp./ d. Pungutan liar : Rp./ e. Lainnya : Rp./ 5. Daerah penjualan produk sayuran yang Saudara lakukan : Daerah Penjualan* (*sebutkan daerah penjualannya) Dalam satu Kecamatan :..... Dalam satu Kabupaten :.... Dalam satu Propinsi :.... Antar Propinsi :..... Ekspor, negara tujuan :..... Persentase (%) 6. Apakah Saudara mengalami kesulitan dalam memasarkan produk sayuran tersebut : a. Ya, jelaskan. b. Tidak,jelaskan. 7. Bagaimana mengatasi hal tersebut : V. ASPEK KEUANGAN 1. Modal Saudara selama ini diperoleh dari manakah? a. Modal sendiri b. Dibantu oleh saudara c. Perbankan d. Lainnya,.

10 Lanjutan Lampiran 3 2. Sarana produksi apakah yang Saudara gunakan?.. 3. Berapa biaya bibit yang Saudara keluarkan selama satu musim : Rp.. 4. Berapa biaya yang Saudara keluarkan untuk pemenuhan sarana produksi selama satu musim panen : Rp... Jenis Alat Jumlah Harga Lokal Umur Ekonomis Lokasi Pembelian 5. Berapakah input bahan baku (bibit dan sarana produksi) untuk sekali periode : Apakah Saudara mengetahui harga sayuran organik, atau tidak? a. Ya b. Tidak Jelaskan Harga sayuran: Rp / Kg 8. Apakah Saudara pernah mengalami kerugian :.. 9. Menurut Saudara, faktor apakah yang menyebabkan Saudara mengalami kerugian, sebutkan :..... VI. KEMITRAAN 1. Apakah Saudara melakukan kemitraan dengan usaha lain : a. Ya, sebutkan perusahaan mitranya.. b. Tidak 2. Jenis kemitraan yang dilakukan, pilih salah satu: a. Inti plasma b. Dagang umum c. Sub kontrak d. Waralaba e. Keagenan f. Contract farming g. Bentuk lain,.. 3. Jenis kemitraan yang dilakukan terutama dalam hal [ ] Pembelian bahan baku [ ] Pemasaran bersama

11 Lanjutan Lampiran 3 [ ] Modal bersama [ ] Penggunaan mesin bersama [ ] Pelatihan bersama [ ] lainnya,.. 4. Apakah dengan bekerja sama tersebut Saudara memperoleh manfaat? a. Ya b. Tidak Jelaskan,.. 5. Apakah Saudara mendapatkan pembinaan? [ ] Ya [ ] Tidak Jika Ya, dari... Bentuk pembinaan yang dilakukan : a. Budidaya tanaman sayuran [ ] Ya [ ] Tidak b. Manajemen usaha [ ] Ya [ ] Tidak c. Administrasi keuangan [ ] Ya [ ] Tidak d. Penyusunan rencana bisnis [ ] Ya [ ] Tidak e. Lainnya, sebutkan. 6. Apakah kebijakan pemerintah daerah, maupun pusat cukup mendukung dalam budidaya tanaman sayuran? [ ] Ya [ ] Tidak Jelaskan....

12 Lampiran 4. Identifikasi pedagang/pengumpul sayuran I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Responden :. 2. Alamat :. 3. Usia :.. 4. Jenis Kelamin : [ ] Laki-Laki [ ] Perempuan 5. Pengalaman melakukan kegiatan pedagang pengumpul sayuran: 6. Kegiatan pedagang pengumpul sebagai pekerjaan utama : a. Ya b. Tidak, sebutkan pekerjaan lainnya. 7. Apakah pernah mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan pedagang pengumpul sayuran: a. Ya, sebutkan pelatihan yang diikuti.. b. Tidak II. ASPEK PRODUKSI 1. Dalam menjalankan usaha, dibantu oleh orang, dengan.orang di bayar Rp./bulan dan orang di bayar Rp./bulan. 2. Jenis produk sayuran yang dibeli : dengan rataan harga pada bulan ini : Rp../ Kg 3. Jumlah pembeliaan rataan dalam sebulan : a. Jenis..Kg b. Jenis..Kg c. Jenis..Kg 4. Penentuan harga beli sayuran yang paling dominan, ditentukan oleh : 5. Sayuran yang dibeli dari petani, selanjutnya dibawa ke :... dengan ongkos angkut : Rp../ Kg 6. Sayuran dijual ke : a. Konsumen rumah tangga.% b. Swalayan...% c. Ekspor...%, negara tujuan 7. Apakah mutu produk sayuran sudah sesuai dengan permintaan pasar : a. Ya b. Tidak, mengapa 8. Faktor apa sajakah yang menghambat dalam pembelian sayuran dan faktor yang mempengaruhi mutu produk sayuran, sebutkan...

13 Lanjutan Lampiran 4 III. ASPEK PEMASARAN 1. Kendala apakah yang dihadapi Saudara selama melakukan pemasaran produk sayuran: Berapa kerugian yang Saudara tanggung akibat kendala tersebut : Rp.. 3. Apakah Saudara melakukan pegemasan pada produk sayuran yang Saudara beli dari petani 4. Berapakah biaya yang diperlukan untuk pengiriman sayuran ke pelanggan : Rp Daerah penjualan produk sayuran yang Saudara lakukan : Daerah Penjualan* Persentase (*sebutkan daerah penjualannya) Dalam satu Kecamatan :..... Dalam satu Kabupaten : Dalam satu Propinsi : Antar Propinsi : Ekspor, negara tujuan : Apakah produk sayuran yang Saudara jual sudah sesuai dengan permintaan pasar : 7. Jelaskan bagaiman sistem tata niaga produk sayuran yang Saudara pasarkan : (%)

14 Lampiran 5. Konsumen sayuran organik I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Responden :. 2. Alamat :. 3. Usia :.. 4. Jenis Kelamin : [ ] Laki-Laki [ ] Perempuan 5. Latar Belakang Pendidikan a. Formal [ ] Tidak Sekolah [ ] SMU/Aliah [ ] Tidak Tamat SD [ ] D-3, sebutkan [ ] Tamat SD/Ibtidaiyah [ ] Sarjana/Master, sebutkan.. [ ] SLTP/Tsanawiyah b. Non Formal : [ ] Pernah [ ] Tidak Pernah Jika pernah, sebutkan. 6. Pekerjaan Saudara sebagai : [ ] Wiraswasta[ ] Profesional (pengajar, pangacara, dokter) [ ] Pegawai swasta[ ] Pelajar / mahasiswa [ ] Pegawai negeri[ ] Lainnya : Pendapatan Keluarga Per Bulan : [ ] < Rp [ ] Rp Rp [ ] Rp Rp [ ] Rp Rp [ ] Rp Rp [ ] > Rp Berapa pengeluaran keluarga setiap bulannya untuk membeli produk pangan organik? [ ] Rp Rp [ ] Rp Rp [ ] Rp Rp [ ] Rp Rp [ ] Rp Rp [ ] Rp II. KEPUTUSAN PEMBELIAN A. Pengenalan Kebutuhan 1. Menurut Saudara/i seberapa pentingkah setiap orang mengkonsumsi produk pangan organik? a. Tidak terlalu penting, karena tidak suka mengkonsumsi sayuran b. Tidak penting, karena merasa masih ada menu lain selain sayuran c. Biasa saja, tergantung keinginan dan selera makan d. Penting, karena mengetahui kandungan vitamin dalam sayuran e. Sangat penting, karena (vegetarian) tidak bisa mengkonsumsi pangan selain jenis sayuran. 3. Alasan apa yang membuat Saudara/i tertarik mengkonsumsi sayuran organik?

15 Lanjutan Lampiran 5 a. Mengetahui kandungan vitamin dari sayuran b. Mengetahui jika mengkonsumsi sayuran baik untuk kesehatan c. Mengetahui jika mengkonsumsi sayuran baik untuk perawatan kulit d. Dengan mengkonsumsi sayuran bisa menurunkan berat badan (diet) e. Vegetarian (hanya bisa mengkonsumsi sayuran) 3. Apa yang Saudara/i rasakan apabila dalam 1 (satu) minggu tidak mengkonsumsi sayuran organik? a. Biasa saja. d. Hilangnya nafsu makan. b. Merasa ada yang kurang. E. Lainya :... c. Tidak enak badan/sakit. 4 Dalam satu bulan berapa kali Saudara/i melakukan pembelian sayuran organik? a. 1 2 kali dalam sebulan. d. 7 8 kali dalam sebulan b. 3-4 kali dalam sebulan. e. > 8 kali dalam sebulan. c. 5 6 kali dalam sebulan. 5. Dalam seminggu seberapa sering sayuran organik menjadi menu pangan di keluarga? a. 1 kali dalam seminggu. d. 5 6 kali dalam seminggu. b. 2 kali dalam seminggu. e. > 7 kali dalam seminggu. c. 3 4 kali dalam seminggu. 6. Berapa banyak jenis sayuran organik yang Saudara/i beli dalam satu kali pembelian sayuran? a. 1 jenis sayuran. d. 6 7 jenis sayuran. b 2 3 jenis sayuran. e. > 7 jenis sayuran. c. 4 5 jenis sayuran. B. Pencarian Informasi 1. Dari manakah Saudara/i mendapatkan informasi manfaat sayuran organik? a. Pedagang/Penjual. d. Tetangga. b. Saudara. e. Lainnya c. Teman. 2. Sudah berapa lamakah Saudara/i mengetahui manfaat sayuran organik? a. bulan yang lalu. d bulan yang lalu. b. 4-6 bulan yang lalu. e. > 1 tahun. c. 7-9 bulan yang lalu. C. Evaluasi Alternatif 1. Apa yang menjadi pertimbangan Saudara/i hingga memutuskan untuk membeli sayuran organik di swalayan daripada di pasar tradisional atau pedagang sayur keliling? a. Harganya lebih terjangkau terjangkau. b. Sayuran yang dijual di Swalayan lebih beragam jenisnya daripada pedagang sayur keliling.

16 Lanjutan Lampiran 5 c. Sayuranyang di jual di Swalayan lebih segar daripada pedagang sayur keliling. d. Tempat tinggal lebih dekat dengan swalayan. e. Jika membeli sayuran dalam jumlah yang banyak, apakah mendapatkan potongan harga. 2. Selain di Swalayan, dimanakah Saudara/i melakukan pembelian sayuran? a. Petani. d. Warung. b. Pedagang sayur keliling. e. Lainnya. c. Pasar tradisional. 3. Atribut sayuran apakah yang paling Saudara/i pertimbangkan saat melakukan pembelian sayuran organik di swalayan? a. Harganya yang lebih murah. b. Keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi. c. Mutu kesegaran sayuran atau sayuran yang dijual selalu segar. d. Keragaman jenis sayuran yang tersedia. e. Lokasi pasar yang terjangkau/adanya fasilitas kendaraan umum. D. Proses Pembelian 1. Bagaimana biasanya Saudara/i memutuskan untuk berbelanja sayuran di swalayan? a. Selalu merencanakannya terlebih dahulu. b. Tergantung situasi saat ini. c. Mendadak membeli saat sayuran tersebut tersedia. d. Tidak pernah merencanakan. e. Lainnya : Siapa yang paling mempengaruhi Saudara/i dalam melakukan pembelian sayuran organik? a. Inisiatif sendiri. d. Tetangga. b. Teman/kenalan. e. Lainnya... c. Keluarga. 3. Dalam melakukan pembelian sayuran, jenis sayuran apakah yang menjadi prioritas di keluarga Saudara/i? a. Sayuran dedaunan (misal: bayam, kangkung, kol, sawi, katuk dan slada) b. Sayuran berpolong (misal: kacang panjang, buncis dan kecipir) c. Sayuran umbi umbian (misal: kentang, talas dan wortel) d. Sayuran kacang kacangan (misal: kedelai, kacang tanah, dan kacang merah) e. Lainnya. 4. Berapa banyak biasanya Saudara/i melakukan pembelian untuk setiap satu jenis sayuran organik? a. < 1 Kg. d. 4-5 Kg. b. 1 Kg. e. > 5 Kg. c. 2 3 Kg. 6. Apabila sayuran (tomat/kentang/cabe/...) organik yang hendak Saudara/i beli tidak sesuai dengan yangdiharapkan, maka :

17 Lanjutan Lampiran 5 a. Tetap membelinya. d. Mencari ke tempat lain. b. Tidak melakukan pembelian. e. Lainnya :.... c. Membeli jenis sayuran lainnya. E. Evaluasi Setelah Pembelian 1. Sejak kapankah Saudara/i melakukan pembelian sayuran organik? a. 1 bulan yang lalu. d bulan yang lalu. b. 2-4 bulan yang lalu. e. > 1 tahun. c. 5-7 bulan yang lalu. 2. Menurut Saudara/i apakah yang dapat dijadikan indikator bermutunya sayuran organik? a. Harga sayuran yang murah b. Keakuratan timbangan pada saat membeli sayuran. c. Mutu kesegaran sayuran. d. Keragaman jenis yang tersedia. e. Lainnya : Menurut Saudara/i, apakah Saudara/i merasa baik setelah membeli sayuran organik? a. Sangat tidak baik, karena sayuran yang di beli ternyata banyak menggunakan petisida /zat pengawet dan tidak terlalu bersih b. Tidak baik, karena sayuran yang di beli menggunakan pestisida c. Cukup baik, karena sayuran yang di beli tidak menggunakan pestisida d. Baik, karena sayuran yang di beli tidak menggunakan petisida dan bersih e. Sangat Baik, karena sayuran yang di beli tidak menggunakan pestisida, bersih dan segar

18 Lampiran 6. Kuesioner penentuan rating dan bobot matriks IFE dan EFE KONSEP STRATEGI PENGEMBANGAN MANAJEMEN RANTAI PASOK SAYURAN ORGANIK BERNILAI TAMBAH TINGGI (KASUS DI KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG) Tujuan : Mendapatkan penilaian responden mengenai faktor strategi internal dan eksternal perusahaan dengan memberikan bobot terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut mempengaruhi atau menentukan keberhasilan analisa perumusan strategi produksi sayuran organik. Petunjuk umum : 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung dan tertulis oleh responden. 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden. 3. Dalam mengisi kuesioner, responden diharapkan melakukannya secara sekaligus (tidak menunda/sebagian) untuk menghindar inkonsistensi jawaban. Petunjuk khusus : 1. Pembobotan dengan metode paired comparison yaitu penilaian bobot (weight) dengan membandingkan setiap faktor strategi internal dan eksternal organisasi, dimana setiap bobot peubah menggunakan skala 1,2, dan 3, dengan keterangan : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal. 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal. 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal. 2. Penentuan bobot merupakan pandangan masing-masing responden terhadap setiap faktor strategi internal dan eksternal perusahaan. Data Responden Nama Responden : Jabatan : Pendidikan Terakhir : Alamat dan Tlp/HP :

19 Lanjutan Lampiran 6 Pertanyaan untuk mendapatkan Bobot Faktor Strategi Internal Faktor Faktor Internal A B C D E F G H I J K L M Total Bobot Kekuatan A B C D E Sayuran yang diproduksi beranekaragam Kondisi geografis mendukung Hubungan baik yang terjalin antara ketua dengan anggota kelompok tani Pertanian ramah lingkungan (prima III) Sayuran yang dihasilkan aman dikonsumsi Kelemahan F Biaya produksi produk organik terlalu tinggi G Harga sayuran organik hampir sama dengan harga sayuran semi organik H I Kemampuan SDM masih rendah Lemahnya akses kelompok tani tentang pasar sayuran organik J K L M Sertifikasi produk belum ada Keterbatasan modal Kurangnya promosi sayuran organik Mahalnya biaya transportasi TOTAL Lanjutan Lampiran 6

20 Contoh pengisian : - Sayuran yang diproduksi beranekaragam (A) pada baris/horizontal lebih penting dari Kondisi geografis mendukung (B) pada kolom/vertical, maka nilainya 3. - Sayuran yang diproduksi beranekaragam (A) pada baris/horizontal sama penting dengan Kondisi geografis mendukung (B) pada kolom/vertical, maka nilainya 2. - Sayuran yang diproduksi beranekaragam (A) pada baris/horizontal kurang penting dari Kondisi geografis mendukung (B) pada kolom/vertical, maka nilainya 1.

21 Lanjutan Lampiran 6 Pertanyaan Untuk Mendapatkan Bobot Faktor Strategi Eksternal Faktor Eksternal A B C D E F G H I J K L Total Bobot Peluang A B C D E F G H Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature Kebijakan pemerintah mengenai program Go organik 2010 Loyalitas konsumen organik yang tinggi Asosiasi pertanian organik Harga jual lebih tinggi Quota permintaan belum terpenuhi semua Dukungan Pemerintah Ancaman I J K L Serangan hama dan penyakit perusak tanaman Iklim dan cuaca yang tidak menentu mempengaruhi hasil produksi Konsinyasi harga dari para agen/ tengkulak. Tarif ekspor sayuran tinggi TOTAL

22 Lanjutan Lampiran 6 Contoh pengisian : - Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat (A) pada baris/horizontal lebih penting dari Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature (B) pada kolom/vertical, maka nilainya 3. - Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat (A) pada baris/horizontal sama penting dengan Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature (B) pada kolom/vertical, maka nilainya 2. - Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat (A) pada baris/horizontal kurang penting dari Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature (B) pada kolom/vertical, maka nilainya 1.

23 Lanjutan Lampiran 6 Pemberian nilai peringkat/rating terhadap faktor-faktor strategi internal a. Petunjuk pengisian : 1. Pemberian nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan organisasi meraih peluang. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut : Nilai 4, jika faktor strategi tersebut dinilai menjadi kekuatan utama. Nilai 3, jika faktor strategi tersebut dinilai menjadi kekuatan kecil. Nilai 2, jika faktor strategi tersebut dinilai menjadi kelemahan kecil. Nilai 1, jika faktor strategi tersebut dinilai menjadi kelemahan utama. 2. Pengisian kolom penilaian peringkat/rating menggunakan tanda check list ( ) Faktor Internal Kekuatan 4 3 Sayuran yang diproduksi beranekaragam Kondisi geografi mendukung Hubungan baik yang terjalin antara Ketua dengan Anggota kelompok tani Pertanian ramah lingkungan (prima III) Sayuran yang dihasilkan aman dikonsumsi Kelemahan 2 1 Biaya produksi produk organik terlalu tinggi Harga sayuran organik hampir sama dengan harga sayuran semi organik Kemampuan SDM masih rendah Lemahnya akses kelompok tani tentang pasar sayuran organik Sertifikasi produk belum ada Keterbatasan modal Kurangnya promosi sayuran organik Mahalnya biaya transportasi

24 Lanjutan Lampiran 6 Pemberian nilai peringkat/rating terhadap faktor-faktor strategi eksternal a. Petunjuk pengisian : 1. Pemberian nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan organisasi meraih peluang. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut : Nilai 4, jika organisasi mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam meraih peluang tersebut. Nilai 3, jika organisasi mempunyai kemampuan yang baik dalam meraih peluang tersebut. Nilai 2, jika faktor ancaman memberikan pengaruh biasa terhadap organisasi. Nilai 1, jika faktor ancaman tidak memberikan pengaruh terhadap organisasi. 2. Pengisian kolom penilaian peringkat/rating menggunakan tanda check list ( ) Faktor Eksternal Peluang 4 3 Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature Kebijakan pemerintah mengenai program Go organik 2010 Loyalitas konsumen organik tinggi Asosiasi pertanian organik Harga jual lebih tinggi Kuota permintaan belum terpenuhi semua Dukungan pemerintah Ancaman 2 1 Serangan hama dan penyakit perusak tanaman Iklim dan cuaca yang tidak menentu memengaruhi hasil produksi Konsinyasi harga dari para agen/ tengkulak. Tarif ekspor sayuran tinggi

25 Lampiran 7. Matriks perbandingan berpasangan Faktor Internal R-1 M. Sofyan (ketua Poktan :Katata) D3 Faktor- Faktor Internal Kekuatan A B C D E F G H I J K L M Total Bobot A Sayuran yang diproduksi beraneka ragam ,087 B Kondisi geografi mendukung ,087 C Hubungan baik yang terjalin antara Ketua dengan Anggota kelompok tani ,087 D Pertanian ramah lingkungan (prima III) ,087 E Sayuran yang dihasilkan aman dikonsumsi ,087 Kelemahan F Biaya produksi produk organik terlalu tinggi ,065 G Harga sayuran organik hampir sama dengan harga sayuran semi organik ,065 H Kemampuan SDM masih rendah ,065 Lemahnya akses kelompok tani tentang pasar I sayuran organik ,065 J Sertifikasi produk belum ada ,065 K Keterbatasan modal ,082 L Kurangnya promosi sayuran organik ,078 M Mahalnya biaya transportasi ,082 R-2 Faktor- Faktor Internal Total 231 1,000 Wawan Setiawan (Petani Individual) - D3 Kekuatan A B C D E F G H I J K L M Total Bobot A Sayuran yang diproduksi beraneka ragam ,087 B Kondisi geografis mendukung ,043 C Hubungan baik yang terjalin antara Ketua dengan Anggota kelompok tani ,040 D Pertanian ramah lingkungan (prima III) ,071 Sayuran yang dihasilkan aman E dikonsumsi ,075 Kelemahan Biaya produksi produk organik terlalu F tinggi ,087 G Harga sayuran organik hampir sama dengan harga sayuran semi organik ,112 H Kemampuan SDM masih rendah ,075 Lemahnya akses kelompok tani tentang I pasar sayuran organik ,075 J Sertifikasi produk belum ada ,075 K Keterbatasan modal ,112 L Kurangnya promosi sayuran organik ,075 M Mahalnya biaya transportasi ,075 Total 322 1,000

26 R-3 Ayeng Wahyat (Ass. Manager Harris Farm ( Pemasok Bibit) - S1 Pertanian Kekuatan A B C D E F G H I J K L M Total Bobot A Sayuran yang diproduksi beraneka ragam ,071 B Kondisi geografi mendukung ,080 C Hubungan baik yang terjalin antara Ketua dengan Anggota kelompok tani ,058 D Pertanian ramah lingkungan (prima III) ,083 E Sayuran yang dihasilkan aman dikonsumsi ,099 Kelemahan F Biaya produksi produk organik terlalu tinggi ,090 G Lanjutan Lampiran 7 Harga sayuran organik hampir sama dengan harga sayuran semi organik ,083 H Kemampuan SDM masih rendah ,058 Lemahnya akses kelompok tani tentang pasar I sayuran organik ,087 J Sertifikasi produk belum ada ,087 K Keterbatasan modal ,054 L Kurangnya promosi sayuran organik ,096 M Mahalnya biaya transportasi ,054 Total 312 1,000 R-4 Ahmad Sopandi (Pedagang / Pengumpul) - SLTA Kekuatan A B C D E F G H I J K L M Total Bobot A Sayuran yang diproduksi beraneka ragam ,069 B Kondisi geografi mendukung ,097 C Hubungan baik yang terjalin antara Ketua dengan Anggota kelompok tani ,061 D Pertanian ramah lingkungan (prima III) ,075 E Sayuran yang dihasilkan aman dikonsumsi ,069 Kelemahan F Biaya produksi produk organik terlalu tinggi ,067 G Harga sayuran organik hampir sama dengan harga sayuran semi organik ,067 H Kemampuan SDM masih rendah ,067 Lemahnya akses kelompok tani tentang pasar I sayuran organik ,097 J Sertifikasi produk belum ada ,097 K Keterbatasan modal ,067 L Kurangnya promosi sayuran organik ,100 M Mahalnya biaya transportasi ,067 Total 360 1,000

27 Lanjutan Lampiran 7 R-5 H. Odih Dedi Permana (Ketua Poktan "Sari Tani") - S1 Ekonomi Kekuatan A B C D E F G H I J K L M Total Bobot A Sayuran yang diproduksi beraneka ragam ,073 B Kondisi geografi mendukung ,069 C Hubungan baik yang terjalin antara Ketua dengan Anggota kelompok tani ,069 D Pertanian ramah lingkungan (prima III) ,073 E Sayuran yang dihasilkan aman dikonsumsi ,088 Kelemahan F Biaya produksi produk organik terlalu tinggi ,082 G Harga sayuran organik hampir sama dengan harga sayuran semi organik ,085 H Kemampuan SDM masih rendah ,073 Lemahnya akses kelompok tani tentang I pasar sayuran organik ,085 J Sertifikasi produk belum ada ,082 K Keterbatasan modal ,079 L Kurangnya promosi sayuran organik ,082 M Mahalnya biaya transportasi ,060 Total 317 1,000 R-6 Bunyan Ismail (Farm Manager - Hikmah Farm) - S2 Kekuatan A B C D E F G H I J K L M Total Bobot A Sayuran yang diproduksi beraneka ragam ,065 B Kondisi geografi mendukung ,065 C Hubungan baik yang terjalin antara Ketua dengan Anggota kelompok tani ,061 D Pertanian ramah lingkungan (prima III) ,068 E Sayuran yang dihasilkan aman dikonsumsi ,082 Kelemahan F Biaya produksi produk organik terlalu tinggi ,092 G Harga sayuran organik hampir sama dengan harga sayuran semi organik ,099 H Kemampuan SDM masih rendah ,102 Lemahnya akses kelompok tani tentang I pasar sayuran organik ,082 J Sertifikasi produk belum ada ,041 K Keterbatasan modal ,082 L Kurangnya promosi sayuran organik ,082 M Mahalnya biaya transportasi ,082 Total 294 1,000

28 Lanjutan Lampiran 7 R-7 Neni Novita (Marketing Manager - Hikmah Farm) - S1 Kekuatan A B C D E F G H I J K L M Total Bobot A Sayuran yang diproduksi beraneka ragam ,071 B Kondisi geografi mendukung ,064 C Hubungan baik yang terjalin antara Ketua dengan Anggota kelompok tani ,058 D Pertanian ramah lingkungan (prima III) ,090 Sayuran yang dihasilkan aman E dikonsumsi ,093 Kelemahan Biaya produksi produk organik terlalu F tinggi ,087 G Harga sayuran organik hampir sama dengan harga sayuran semi organik ,083 H Kemampuan SDM masih rendah ,071 Lemahnya akses kelompok tani tentang I pasar sayuran organik ,090 J Sertifikasi produk belum ada ,083 K Keterbatasan modal ,054 L Kurangnya promosi sayuran organik ,087 M Mahalnya biaya transportasi ,071 Total 312 1,000 R-8 M. Iqwal Tawakal (Pelaksana Seksi Sayuran & Biofarmaka) S1 - Ilmu tanah IPB Kekuatan A B C D E F G H I J K L M Total Bobot A Sayuran yang diproduksi beraneka ragam ,080 B Kondisi geografi mendukung ,074 C Hubungan baik yang terjalin antara Ketua dengan Anggota kelompok tani ,065 D Pertanian ramah lingkungan (prima III) ,089 E Sayuran yang dihasilkan aman dikonsumsi ,086 Kelemahan F Biaya produksi produk organik terlalu tinggi ,086 G Harga sayuran organik hampir sama dengan harga sayuran semi organik ,080 H Kemampuan SDM masih rendah ,098 Lemahnya akses kelompok tani tentang pasar I sayuran organik ,077 J Sertifikasi produk belum ada ,071 K Keterbatasan modal ,049 L Kurangnya promosi sayuran organik ,077 M Mahalnya biaya transportasi ,068 Total 325 1,000

29 Lanjutan Lampiran 7 R-9 Linda Monalisa A (Pelaksana Seksi Sayuran & Biofarmaka) S1-IPB Kekuatan A B C D E F G H I J K L M Total Bobot A Sayuran yang diproduksi beraneka ragam ,071 B Kondisi geografis mendukung ,065 C Hubungan baik yang terjalin antara Ketua dengan Anggota kelompok tani ,071 D Pertanian ramah lingkungan (prima III) ,087 E Sayuran yang dihasilkan aman dikonsumsi ,090 Kelemahan F Biaya produksi produk organik terlalu tinggi ,081 G Harga sayuran organik hampir sama dengan harga sayuran semi organik ,075 H Kemampuan SDM masih rendah ,099 Lemahnya akses kelompok tani tentang pasar I sayuran organik ,087 J Sertifikasi produk belum ada ,078 K Keterbatasan modal ,059 L Kurangnya promosi sayuran organik ,081 M Mahalnya biaya transportasi ,056 Total 322 1,000 R-10 Tati Yuliandomo (Kepala Desa Pangalengan) S1 Kekuatan A B C D E F G H I J K L M Total Bobot A Sayuran yang diproduksi beraneka ragam ,056 B Kondisi geografis mendukung ,084 C Hubungan baik yang terjalin antara Ketua dengan Anggota kelompok tani ,065 D Pertanian ramah lingkungan (prima III) ,071 E Sayuran yang dihasilkan aman dikonsumsi ,071 Kelemahan F Biaya produksi produk organik terlalu tinggi ,071 G Harga sayuran organik hampir sama dengan harga sayuran semi organik ,065 H Kemampuan SDM masih rendah ,099 Lemahnya akses kelompok tani tentang pasar I sayuran organik ,084 J Sertifikasi produk belum ada ,099 K Keterbatasan modal ,068 L Kurangnya promosi sayuran organik ,087 M Mahalnya biaya transportasi ,080 Total 323 1,000

30 R-1 Lampiran 8. Matriks perbandingan berpasangan Faktor Eksternal Peluang A B C D E F G H I J K L Total Bobot A Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat ,035 B C Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature ,106 Kebijakan pemerintah mengenai program "Go organik 2010" ,051 D Loyalitas konsumen organik tinggi ,087 E Asosiasi pertanian organik ,074 F Harga jual lebih tinggi ,106 G Kuota permintaan belum terpenuhi semua ,106 H Dukungan Pemerintah ,074 Ancaman I Serangan hama dan penyakit perusak tanaman ,074 Iklim dan cuaca yang tidak menentu J memengaruhi hasil produksi ,074 K Konsinyasi harga dari para agen atau tengkulak ,106 L Tarif ekspor sayuran tinggi ,106 Total 311 1,000 R-2 Peluang A B C D E F G H I J K L Total Bobot A Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat ,084 B C Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature ,079 Kebijakan pemerintah mengenai program "Go organik 2010" ,084 D Loyalitas konsumen organik tinggi ,084 E Asosiasi pertanian organik ,079 F Harga jual lebih tinggi ,089 G Kuota permintaan belum terpenuhi semua ,079 H Dukungan Pemerintah ,089 Ancaman I Serangan hama dan penyakit perusak tanaman ,084 J Iklim dan cuaca yang tidak menentu memengaruhi hasil produksi ,084 K Konsinyasi harga dari para agen atau tengkulak ,079 L Tarif ekspor sayuran tinggi ,084 Total 214 1,000

31 Lanjutan Lampiran 8 R-3 Peluang A B C D E F G H I J K L Total Bobot A Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat ,064 Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to B nature ,095 Kebijakan pemerintah mengenai program C "Go organik 2010" ,098 D Loyalitas konsumen organik tinggi ,064 E Asosiasi pertanian organik ,064 F Harga jual lebih tinggi ,072 G Kuota permintaan belum terpenuhi semua ,068 H Dukungan Pemerintah ,106 Ancaman I J K Serangan hama dan penyakit perusak tanaman ,102 Iklim dan cuaca yang tidak menentu memengaruhi hasil produksi ,083 Konsinyasi harga dari para agen atau tengkulak ,072 L Tarif ekspor sayuran tinggi ,110 Total 264 1,000 R-4 Peluang A B C D E F G H I J K L Total Bobot A Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat ,071 B C Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature ,078 Kebijakan pemerintah mengenai program "Go organik 2010" ,089 D Loyalitas konsumen organik tinggi ,082 E Asosiasi pertanian organik ,059 F Harga jual lebih tinggi ,104 G Kuota permintaan belum terpenuhi semua ,078 H Dukungan Pemerintah ,123 Ancaman I J K Serangan hama dan penyakit perusak tanaman ,063 Iklim dan cuaca yang tidak menentu memengaruhi hasil produksi ,074 Konsinyasi harga dari para agen atau tengkulak ,074 L Tarif ekspor sayuran tinggi ,104 Total 269 1,000

32 Lanjutan Lampiran 8 R-5 Peluang A B C D E F G H I J K L Total Bobot A Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat ,074 B C Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature ,093 Kebijakan pemerintah mengenai program "Go organik 2010" ,089 D Loyalitas konsumen organik tinggi ,071 E Asosiasi pertanian organik ,067 F Harga jual lebih tinggi ,093 G Kuota permintaan belum terpenuhi semua ,078 H Dukungan Pemerintah ,108 Ancaman I J K Serangan hama dan penyakit perusak tanaman ,082 Iklim dan cuaca yang tidak menentu memengaruhi hasil produksi ,071 Konsinyasi harga dari para agen atau tengkulak ,086 L Tarif ekspor sayuran tinggi ,089 Total 269 1,000 R-6 Peluang A B C D E F G H I J K L Total Bobot A Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat ,066 B C Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature ,073 Kebijakan pemerintah mengenai program "Go organik 2010" ,069 D Loyalitas konsumen organik tinggi ,066 E Asosiasi pertanian organik ,069 F Harga jual lebih tinggi ,062 G Kuota permintaan belum terpenuhi semua ,066 H Dukungan Pemerintah ,100 Ancaman I J K Serangan hama dan penyakit perusak tanaman ,112 Iklim dan cuaca yang tidak menentu memengaruhi hasil produksi ,116 Konsinyasi harga dari para agen atau tengkulak ,100 L Tarif ekspor sayuran tinggi ,100 Total 259 1,000

33 Lanjutan Lampiran 8 R-7 Peluang A B C D E F G H I J K L Total Bobot A Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat ,080 Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to B nature ,087 Kebijakan pemerintah mengenai program C "Go organik 2010" ,087 D Loyalitas konsumen organik tinggi ,068 E Asosiasi pertanian organik ,072 F Harga jual lebih tinggi ,076 G Kuota permintaan belum terpenuhi semua ,072 H Dukungan Pemerintah ,106 Ancaman I J K Serangan hama dan penyakit perusak tanaman ,099 Iklim dan cuaca yang tidak menentu memengaruhi hasil produksi ,087 Konsinyasi harga dari para agen atau tengkulak ,065 L Tarif ekspor sayuran tinggi ,099 Total 263 1,000 R-8 Peluang A B C D E F G H I J K L Total Bobot A Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat ,091 Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to B nature ,091 Kebijakan pemerintah mengenai program C "Go organik 2010" ,098 D Loyalitas konsumen organik tinggi ,072 E Asosiasi pertanian organik ,068 F Harga jual lebih tinggi ,076 G Kuota permintaan belum terpenuhi semua ,068 H Dukungan Pemerintah ,106 Ancaman I J K Serangan hama dan penyakit perusak tanaman ,087 Iklim dan cuaca yang tidak menentu memengaruhi hasil produksi ,087 Konsinyasi harga dari para agen atau tengkulak ,064 L Tarif ekspor sayuran tinggi ,091 Total 264 1,000

34 Lanjutan Lampiran 8 R-9 Peluang A B C D E F G H I J K L Total Bobot A Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat ,095 Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to B nature ,091 Kebijakan pemerintah mengenai program C "Go organik 2010" ,095 D Loyalitas konsumen organik tinggi ,072 E Asosiasi pertanian organik ,076 F Harga jual lebih tinggi ,072 G Kuota permintaan belum terpenuhi semua ,072 H Dukungan Pemerintah ,102 Ancaman I J K Serangan hama dan penyakit perusak tanaman ,087 Iklim dan cuaca yang tidak menentu memengaruhi hasil produksi ,083 Konsinyasi harga dari para agen atau tengkulak ,064 L Tarif ekspor sayuran tinggi ,091 Total 264 1,000 R-10 Peluang A B C D E F G H I J K L Total Bobot A Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat ,072 Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to B nature ,076 Kebijakan pemerintah mengenai program C "Go organik 2010" ,098 D Loyalitas konsumen organik tinggi ,068 E Asosiasi pertanian organik ,064 F Harga jual lebih tinggi ,076 G Kuota permintaan belum terpenuhi semua ,072 H Dukungan Pemerintah ,106 Ancaman I J K Serangan hama dan penyakit perusak tanaman ,098 Iklim dan cuaca yang tidak menentu memengaruhi hasil produksi ,087 Konsinyasi harga dari para agen atau tengkulak ,072 L Tarif ekspor sayuran tinggi ,110 Total 264 1,000

35 Lampiran 9 KUESIONER ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Pengantar Pengisian kuesioner ini bertujuan untuk menyusun konsep strategi pengembangan manajemen rantai pasok sayuran organik di Kecamatan Pangalengan - Bandung. Landasan utama pengisian kuesioner ini adalah Hierarki (struktur AHP) dengan komponen-komponen yang telah disusun berdasarkan literatur dan hasil observasi. Petunjuk Pengisian : Dalam bagian ini responden diminta untuk membandingkan dua elemen yang terdapat dalam kolom kiri (A) dan kolom kanan (B) dengan memberikan skala pada kolom yang disediakan. Adapun ketentuan dalam memberikan skala ini sebagai berikut : Tingkat Definisi Kepentingan 1 A sama penting dengan B 3 A sedikit lebih penting dari B 5 A jelas lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 A mutlak lebih penting dari B 2, 4, 6, 8 Diberikan apabila terdapat sedikit perbedaan dengan patokan diatas Perhatian Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini Contoh : Saudara diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan antara A dan B 1. Jika Saudara mengangap A (kolom sebelah kiri) sedikit lebih penting dari B (kolom sebelah kanan), maka: Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting A B Kolom Kiri Kolom Kanan Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya. 2. Jika Saudara menganggap A (kolom sebelah kiri) sama penting dengan B (kolom sebelah kanan, maka : Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting A B Kolom Kiri Kolom Kanan Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya 3. 3Jika Saudara mengangap B (kolom sebelah kanan) sangat jelas lebih penting dari A (kolom sebelah kiri), maka:

36 Lanjutan Lampiran 9 Kolom Kiri Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom Kanan A B Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya. I. Perbandingan Faktor/Perbandingan Antar Elemen Faktor Terhadap Goal Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya : Kolom Kiri Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom Kanan SDM Modal Potensi pasar Dukungan pemerintah Modal Potensi pasar Dukungan pemerintah Potensi pasar Dukungan pemerintah Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya. II. Perbandingan Aktor Terhadap Faktor 2.1 Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Kualitas SDM Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen kualitas SDM Kolom Kiri Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom Kanan Petani dan pedagang Pemerintah Lembaga riset dan perguruan tinggi Lembaga keuangan Konsumen Pemerintah Lembaga riset dan perguruan tinggi Lembaga keuangan Konsumen Lembaga riset dan perguruan tinggi Lembaga keuangan Konsumen Lembaga Keuangan Konsumen Lanjutan Lampiran Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Modal

37 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Modal. Kolom Kiri Petani dan pedagang Pemerintah Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom Kanan Pemerintah Lembaga riset dan perguruan tinggi Lembaga keuangan Konsumen Lembaga riset dan perguruan tinggi Lembaga keuangan Konsumen Lembaga keuangan Konsumen Konsumen Lembaga riset dan perguruan tinggi Lembaga Keuangan Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya. 2.3 Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Potensi pasar Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen potensi pasar.. Kolom Kiri Petani dan pedagang Pemerintah Lembaga riset dan perguruan tinggi Lembaga Keuangan Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom Kanan Pemerintah Lembaga riset dan perguruan tinggi Lembaga keuangan Konsumen Lembaga riset dan perguruan tinggi Lembaga keuangan Konsumen Lembaga keuangan Konsumen Konsumen

Lampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran. Tipe dan Sumber Data. - Data sekunder melalui telaah literatur

Lampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran. Tipe dan Sumber Data. - Data sekunder melalui telaah literatur 113 Lampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran Tujuan Kajian Kegiatan Kajian Tipe dan Sumber Data Teknik Pengolahan Data Target Output (Keluaran) Tujuan 1 Menganalisis kelayakan sederhana dan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1. Kuesioner kajian. STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

kurang penting sama penting lebih penting

kurang penting sama penting lebih penting 54 LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuesioner kajian strategi pemasaran dan pengembangan usaha perdagangan boneka untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal oleh manajemen perusahaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta LAMPIRAN 51 53 Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta KUESIONER : BAGI MANAJEMEN PERUSAHAAN KAJIAN KINERJA DAN

Lebih terperinci

dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

dengan rincian kegiatan sebagai berikut : LAMPIRAN 43 44 Lampiran 1 : Jadwal Kajian Kajian dilakukan mulai bulan April sampai dengan Juni 2011 dengan rincian kegiatan sebagai berikut : Kegiatan A. Persiapan April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Lebih terperinci

Pengembangan Usaha Pengolahan Plastik Bekas di PT. Mitra Bangun Cemerlang, Tangerang. Muhammad Evan Zulkarnain F

Pengembangan Usaha Pengolahan Plastik Bekas di PT. Mitra Bangun Cemerlang, Tangerang. Muhammad Evan Zulkarnain F L A M P I R A N 59 60 61 Lampiran 1. Kuesioner tentang perusahaan Pengembangan Usaha Pengolahan Plastik Bekas di PT. Mitra Bangun Cemerlang, Tangerang Muhammad Evan Zulkarnain F352060215 SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa LAMPIRAN 72 72 Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa KUESIONER : BAGI MANAJEMEN PERUSAHAAN KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Kuisioner ANALISIS KEGIATAN DAN PERMASALAHAN DALAM PEMASARAN SAYURAN ORGANIK

Kuisioner ANALISIS KEGIATAN DAN PERMASALAHAN DALAM PEMASARAN SAYURAN ORGANIK Kuisioner ANALISIS KEGIATAN DAN PERMASALAHAN DALAM PEMASARAN SAYURAN ORGANIK Nomor:... 1. Identitas (Pengusaha) 1.1. Nama :....... 1.2. Alamat :....... 1.3. Jenis Kelamin :......... 1.4. Umur/tempat lahir

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani LAMPIRAN 69 69 Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani Dengan hormat, Perkenalkan saya Andiyono, Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Profesional Industri Kecil Menengah,

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup sehat atau kembali ke alam (Back to nature) telah menjadi trend baru masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat semakin menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN

LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN 105 LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN Kuisioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan Thesis mengenai Desain rantai pasok agroidustri kopi organik di Aceh tengah untuk optimalisasi balancing risk oleh Arie

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Kuesioner kelayakan usaha KUESIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa)

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa) LAMPIRAN 201 Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun 2009-2025 Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%) Total Konsumsi (000 ton) 2009 2010 2011

Lebih terperinci

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET DENAH LOKASI PEMBUATAN TEMPE Jalan Besar Belok kiri Jalan Lurus Lokasi Pembuatan Tempe Bagian Sebelah Kiri Lokasi LIMBAH CAIR PEMBUATAN TEMPE Tempat Limbah Mengalir PROSES SINGKAT

Lebih terperinci

Strategi Rantai Pasok Sayuran Organik Berbasis Petani di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung

Strategi Rantai Pasok Sayuran Organik Berbasis Petani di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Manajemen IKM, September 2013 (99-114) Vol. 8 No. 2 ISSN 2085-8418 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/ Strategi Rantai Pasok Sayuran Organik Berbasis Petani di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten

Lebih terperinci

Sumber : Pusdatin dan BPS diolah, *) angka sementara.

Sumber : Pusdatin dan BPS diolah, *) angka sementara. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat diperlukan bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat Indonesia. Potensi pertanian di Indonesia tersebar secara merata di seluruh

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI VII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI 7.1 Analisis Lingkungan Perusahaan Hasil analisis lingkungan perusahaan dilakukan melalui pengamatan di lapangan dan wawancara secara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA BAKSO IKAN TUNA, SURIMI DAN CAMPURAN (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugerah, Bogor) Bagian 1. Identitas Responden

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA BAKSO IKAN TUNA, SURIMI DAN CAMPURAN (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugerah, Bogor) Bagian 1. Identitas Responden LAMPIRAN 116 117 Lampiran 1. Kuesioner penelitian PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA BAKSO IKAN TUNA, SURIMI DAN CAMPURAN (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugerah, Bogor) Bagian 1. Identitas Responden Nama Alamat

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGI PEMASARAN TENUN SERAT PT. RETOTA SAKTI

ANALISA STRATEGI PEMASARAN TENUN SERAT PT. RETOTA SAKTI 46 Lampiran 1. Kuesioner kajian ANALISA STRATEGI PEMASARAN TENUN SERAT PT. RETOTA SAKTI Hari Subagyo Lanjutan Lampiran 1. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PENGANTAR 47 Dalam rangka

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Setyowati dan Fanny Widadie Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta watikchrisan@yahoo.com

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner penelitian Kajian Sistem Penyediaan Benih Kedelai Bermutu di Sulawesi Selatan (Petani Kedelai) Peneliti : Idaryani

Lampiran 1 Kuesioner penelitian Kajian Sistem Penyediaan Benih Kedelai Bermutu di Sulawesi Selatan (Petani Kedelai) Peneliti : Idaryani LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner penelitian Kajian Sistem Penyediaan Benih Kedelai Bermutu di Sulawesi Selatan (Petani Kedelai) Peneliti : Idaryani SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 A. KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

A. Kuesioner penentuan bobot faktor analisis persaingan industri

A. Kuesioner penentuan bobot faktor analisis persaingan industri Lampiran 1. Kuesioner Kajian 89 A. Kuesioner penentuan bobot faktor analisis persaingan industri Petunjuk pengisian Nilai diberikan pada pertimbangan berpasangan antara 2 faktor vertikalhorizontal) berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR.... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah.... 8 1.3.Perumusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wortel merupakan salah satu tanaman sayuran yang digemari masyarakat. Komoditas ini terkenal karena rasanya yang manis dan aromanya yang khas 1. Selain itu wortel juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi tentang petani dan usahatani, terutama dari aspek budidaya sudah cukup banyak dilakukan di Indonesia. Namun, kajian dan penelitian dalam hal pemilihan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1a Kuisioner Penetapan Bobot Faktor Ekternal

LAMPIRAN 1a Kuisioner Penetapan Bobot Faktor Ekternal LAMPIRAN 1a Kuisioner Penetapan Bobot Faktor Ekternal Petunjuk Pengisian a. Pertanyaan yang diajukan akan berbentuk perbandingan antar suatu elemen yang ada di kolom sebelah kiri dengan elemen yang ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

Gambar 18. Denah Lokasi PT Momenta Agrikultura, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang

Gambar 18. Denah Lokasi PT Momenta Agrikultura, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang 107 Lampiran 1. Denah Wilayah Desa Kayuambon Gambar 17. Denah Wilayah Desa Kayuambon Gambar 18. Denah Lokasi PT Momenta Agrikultura, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang 108 Lampiran 1. Denah Wilayah Desa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perdagangan antar wilayah, sehingga otomatis suatu daerah akan membutuhkan

I. PENDAHULUAN. perdagangan antar wilayah, sehingga otomatis suatu daerah akan membutuhkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat besar dan beragam. Kekayaan akan sumber daya alam tersebut akan menjamin terjadinya arus perdagangan antar wilayah, sehingga

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 10 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu Lampiran 2. Kegiatan Wawancara dan Lokasi Penelitian Wawancara dengan Pemilik Usaha Lokasi Usaha Gebyar Cakalang Lampiran 3. Kegiatan pemindangan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian masih merupakan prioritas pembangunan secara nasional maupun regional. Sektor pertanian memiliki peran penting untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan manusia, karena di dalam sayuran mengandung berbagai sumber vitamin,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

Meminimumkan Limbah Produksi Kulit Samak. Dukungan Pemerintah. Perbaikan Lingkungan

Meminimumkan Limbah Produksi Kulit Samak. Dukungan Pemerintah. Perbaikan Lingkungan Lampiran 1. Struktur hierarki AHP limbah industri penyamakan kulit Goal Meminimumkan Limbah Produksi Kulit Samak Faktor Modal Teknologi Kebijakan Industri Dukungan Pemerintah Aktor Pelaku Industri Litbang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian di masa depan. Globalisasi dan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Kerangkan pemikiran konseptual dalam penelitian ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu konsep kemitraan, pola kemitraan agribisnis, pengaruh penerapan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

Secara geogafis, Kecamatan Pangalengan berada pada ketinggian

Secara geogafis, Kecamatan Pangalengan berada pada ketinggian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Deskripsi Umum Kecamatan Pangalengan Kecamatan Pangalengan terletak di bagian selatan Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Jarak dari Kota Bandung sebagai Ibu Kota Propinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN AKHIR TA. 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAII EKONOMI TINGG GI Oleh: Henny Mayrowani Nur Khoiriyahh Agustin Dewa Ketut Sadra Swastika Miftahul Azis Erna Maria Lokollo

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di daerah tropis karena dilalui garis khatulistiwa. Tanah yang subur dan beriklim tropis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, 98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK USAHATANI SAYURAN SAYURAN ORGANIK DI DUSUN BALANGAN, WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN

INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK USAHATANI SAYURAN SAYURAN ORGANIK DI DUSUN BALANGAN, WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN JENIS VARIETAS SAYURAN : IDENTITAS RESPONDEN Nama : Alamat : 1. Usia/umur : tahun 2. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 3. Pendidikan tertinggi a. SD Tamat/Tidak Tamat (*coret yang tidak perlu) b.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan dalam pembentukan

Lebih terperinci

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang mendapat perhatian besar masyarakat di negara maju maupun negara berkembang seiring dengan perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

Lampiran 1. KUSIONER PEMBELI IKAN LELE UNTUK KONSUMSI PERENCANAAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DI DESA SLOGOHIMO, WONOGIRI DITINJAU DARI SEGI KELAYAKAN

Lampiran 1. KUSIONER PEMBELI IKAN LELE UNTUK KONSUMSI PERENCANAAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DI DESA SLOGOHIMO, WONOGIRI DITINJAU DARI SEGI KELAYAKAN Lampiran 1. KUSIONER PEMBELI IKAN LELE UNTUK KONSUMSI PERENCANAAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DI DESA SLOGOHIMO, WONOGIRI DITINJAU DARI SEGI KELAYAKAN BISNIS Bersama ini saya meminta kesediaan bapak/ibu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sayuran organik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi produsen dan super market

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sayuran organik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi produsen dan super market V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Sayuran Organik Karakteristik responden pada penelitian ini dikaji berdasarkan jenis kelamin, umur, status pernikahan, pendidikan terakhir,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

Tanggal : No. Responden : ANALISIS RANTAI PASOKAN (SUPPLY CHAIN) BUAH NAGA. 1. Nama :.. 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. 4. Alamat Rumah :...

Tanggal : No. Responden : ANALISIS RANTAI PASOKAN (SUPPLY CHAIN) BUAH NAGA. 1. Nama :.. 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. 4. Alamat Rumah :... Lampiran 1. Untuk Petani Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain) Buah Naga di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur oleh Rini Yuli Susanti (20140430295),Mahasiswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang luas dan sebagian besar penduduknya adalah petani. Hal ini menyebabkan pertanian merupakan menjadi tulang punggung dalam pembangunan nasional

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian sayuran sudah cukup lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Penanaman komoditas sayuran tersebar luas di berbagai daerah yang cocok agroklimatnya. Budidaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor

I. PENDAHULUAN. membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang sedang berkembang atau membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial dalam memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi dan memegang peranan penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kelompok ini terdapat produk makanan pokok, sayur, buah, makanan olahan segar,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kelompok ini terdapat produk makanan pokok, sayur, buah, makanan olahan segar, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prospek agribisnis yang menempati urutan pertama adalah agribisnis pangan. Pada kelompok ini terdapat produk makanan pokok, sayur, buah, makanan olahan segar,

Lebih terperinci

Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel

Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel 54 ANALISIS SISTEM Sistem pengembangan agroindustri biodiesel berbasis kelapa seperti halnya agroindustri lainnya memiliki hubungan antar elemen yang relatif kompleks dan saling ketergantungan dalam pengelolaannya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Beberapa peran penting sektor pertanian yaitu menyerap tenaga kerja, sumber pendapatan bagi masyarakat,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Cabai Rawit Merah Saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa Cigedug terbagi dua yaitu cabai rawit merah yang dijual ke pasar (petani non mitra) dan cabai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Lampiran 2. Daftar pertanyaan untuk mengetahui keadaan lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha peternakan ayam kampung organik No Jenis Data Rincian Internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Atas kesediaannya saya ucapakan terima kasih.

KUESIONER PENELITIAN. Atas kesediaannya saya ucapakan terima kasih. LAMPIRAN Lampiran 1: Kuesioner SWOT KUESIONER PENELITIAN Kuesioner ini akan digunakan untuk keperluan penelitian skripsi mengenai ANALISA PENGEMBANGAN INDUSTRI BIOFARMAKA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA oleh

Lebih terperinci