KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2008 Pusat Data dan Informasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2008 Pusat Data dan Informasi"

Transkripsi

1

2

3 KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) serta Rencana Strategis (RENSTRA) Departemen Perindustrian 25-29, oleh karenanya perkembangan industri perlu dipantau dari waktu ke waktu. Dalam rangka mengetahui perkembangan kinerja sektor industri secara lebih cepat tanpa harus menunggu data BPS yang biasanya terlambat sekitar 1 tahun untuk data produksi dan 3 bulan untuk ekspor impor. beberapa komoditi industri tertentu dipilih sebagai sampel yang diharapkan mampu mewakili gambaran industri secara keseluruhan. Untuk itu data bulanan komoditi terpilih tersebut dikumpulkan baik dari Asosiasi industri yang membidangi atau perusahaan. Buku Laporan Perkembangan Komoditi Industri Terpilih ini dapat digunakan sebagai indikator Departemen Perindustrian untuk melihat kinerja industri secara indikatif, yaitu dengan melihat perkembangan dari realisasi produksi, ekspor, dan impor produk-produk tersebut. Hal-hal yang tergambarkan dalam laporan ini adalah buah kerja Departemen Perindustrian dengan berbagai pihak yang terkait. Untuk itu, kami menyampaikan penghargaan setinggitingginya kepada Asosiasi, perusahaan dan lembaga pemerintah terkait, baik pusat dan daerah, dunia usaha, serta masyarakat yang menyampaikan berbagai datanya kepada Departemen Perindustrian sehingga tersusunnya laporan ini. Jakarta, Desember 28 Pusat Data dan Informasi LAPORAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 i

4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix BAB I GAMBARAN PEREKONOMIAN SECARA UMUM 1.1. Kondisi Ekonomi Dunia Kondisi Ekonomi Indonesia Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Perkembangan Sektor Industri Investasi Tenaga Kerja Tingkat Suku Bunga dan Posisi Kredit...4 BAB II PERKEMBANGAN KINERJA EKSPOR IMPOR KOMODITI INDUSTRI TERPILIH 2.1. Kinerja Ekspor Kinerja Impor Perkembangan Kinerja Ekspor-Impor Komoditi Industri Terpilih Pupuk Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya Pupuk Non Urea Pupuk Mineral / Kimia Mengandung Phospat Pupuk Lainnya Semen Minyak Goreng Sawit Baja Hot Rolled Coil Hot Rolled Plate Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Roda Dua Kendaraan Bermotor Roda Empat Peralatan Listrik Rumah Tangga Televisi Televisi Berwarna Televisi Hitam Putih Lemari Es Refrigators/ Deepfreezers R.T Refrigators/ Deepfreezers Non R.T Tekstil dan Produk Tekstil Serat Benang Kain Kain Tenun Ikat Kain Tenun Sutera Kain Tule dan Jala Lainnya...11 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28 iii

5 Pulp dan Kertas Pulp Kertas Kertas Budaya Kertas Industri Kertas Tissue Mesin Listrik Motor Listrik KWH Meter Ban Ban Sepeda Motor Ban Luar Sepeda Motor Ban Mobil Ban Dalam Mobil Ban Luar Mobil Tepung Terigu Barang Jadi Rotan Barang Anyaman dari Rotan Meubel Rotan Rotan Setengah Jadi Keramik...14 BAB III PERKEMBANGAN PRODUKSI KOMODITI INDUSTRI TERPILIH 3.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sektor Industri Th Pemilihan Komoditi Industri Terpilih Perkembangan Produksi Komoditi Industri Terpilih Pupuk Pupuk Urea Pupuk Non Urea Pupuk ZA Pupuk SP Pupuk Phonska Semen Minyak Goreng Sawit Baja Hot Rolled Coil Hot Rolled Plate Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Roda Dua Kendaraan Bermotor Roda Empat Peralatan Listrik Rumah Tangga Televisi Lemari Es Tekstil dan Produk Tekstil Serat Benang Kain Pulp dan Kertas Pulp Kertas...2 iv LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28

6 Mesin Listrik Mini Circuit Breaker (MCB) Motor Listrik KWH Meter Panel dan Gear Ban Ban Sepeda Motor Ban Mobil Tepung Terigu Barang Jadi Rotan Keramik Keramik Tile Keramik Tableware Keramik Sanitary...23 BAB IV INDEKS KINERJA INDUSTRI TERPILIH 4.1. Indeks Kinerja Industri Pupuk Indeks Kinerja Industri Semen Indeks Kinerja Industri Minyak Goreng Indeks Kinerja Industri Baja Indeks Kinerja Industri Kendaraan Bermotor Indeks Kinerja Industri Peralatan listrik Rumah Tangga Indeks Kinerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil (T.P.T) Indeks Kinerja Industri Pulp dan Kertas Indeks Kinerja Industri Mesin Listrik Indeks Kinerja Industri Ban Indeks Kinerja Industri Tepung Terigu Indeks Kinerja Industri Barang Jadi Rotan Indeks Kinerja Industri Keramik BAB V PENUTUP LAMPIRAN LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28 v

7 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia...1 Gambar 1.2. Kondisi PDB Indonesia...2 Gambar 1.3. Kondisi Sektor Industri-Industri Non Migas...2 Gambar 1.4. Kapasitas Produksi Industri Non Migas...3 Gambar 1.5. Perkembangan Investasi PMA...3 Gambar 1.6. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja...4 Gambar 1.7. Posisi Kredit Rupiah dan Valuta Asing Bank Umum Menurut Sektor Ekonomi...4 Gambar 2.1. Perkembangan Ekspor...5 Gambar 2.2. Struktur Impor Menurut Penggunaan...5 Gambar 2.3. Perkembangan Ekspor Impor Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar 2.4. Perkembangan Ekspor Impor Pupuk Mineral/Kimia mengandung Phospat Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar 2.5. Perkembangan Ekspor Impor Pupuk Lainnya Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar 2.6. Perkembangan Ekspor Impor Industri Semen Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar 2.7. Perkembangan Ekspor Impor Minyak Goreng Kelapa Sawit Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar 2.8. Perkembangan Ekspor Impor Hot Rolled Coil (HRC) Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar 2.9. Perkembangan Ekspor Impor Hot Rolled Plate Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar 2.1. Perkembangan Ekspor Impor Kendaraan Bermotor Roda Dua Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kendaraan Bermotor Roda Empat Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Televisi Berwarna Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Televisi Hitam Putih Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Refrigators/ Deepfreezers untuk R.T Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Refrigators/ Deepfreezers Non R.T Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Serat Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Benang Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kain Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kain Tenun Ikat Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar 2.2. Perkembangan Ekspor Impor Kain Tenun Sutera Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kain Tule dan Jala Lainnya Periode Oktober 27 s.d. Maret vi LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28

8 Gambar Perkembangan Ekspor Impor Pulp Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kertas Budaya Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kertas Industri Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kertas Tissue Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Motor Listrik Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor KWH Meter Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Industri Ban Luar Kendaraan Bermotor Roda Dua Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Ban Dalam Mobil Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar 2.3. Perkembangan Ekspor Impor Ban Luar Mobil Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Tepung Terigu Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Barang Anyaman dari Rotan Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Meubel Rotan Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Rotan Setengah Jadi Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar Perkembangan Ekspor Impor Keramik Periode Oktober 27 s.d. Maret Gambar 3.1. Komoditi Industri Terpilih...15 Gambar 3.2. Kinerja Industri Pupuk Urea...16 Gambar 3.3. Kinerja Industri Pupuk ZA...16 Gambar 3.4. Kinerja Industri Pupuk SP Gambar 3.5. Kinerja Industri Pupuk Phonska...17 Gambar 3.6. Kinerja Industri Semen...17 Gambar 3.7. Kinerja Industri Minyak Goreng Sawit...17 Gambar 3.8. Kinerja Industri Logam Hot Rolled Coil...18 Gambar 3.9. Kinerja Industri Logam Hot Rolled Plate...18 Gambar 3.1. Kinerja Industri Kendaraan bermotor Roda Dua...18 Gambar Kinerja Industri Kendaraan bermotor Roda Empat...18 Gambar Kinerja Industri Televisi...19 Gambar Kinerja Industri Lemari Es...19 Gambar Kinerja Industri Serat...19 Gambar Kinerja Industri Benang...19 Gambar Kinerja Industri Kain...2 Gambar Kinerja Industri Pulp...2 Gambar Kinerja Industri Kertas...2 Gambar Kinerja Industri MCB...2 Gambar 3.2. Kinerja Industri Motor Listrik...21 Gambar Kinerja Industri KWh Meter...21 Gambar Kinerja Industri Panel dan Gear...21 Gambar Kinerja Industri Ban Sepeda Motor...22 Gambar Kinerja Industri Ban Mobil...22 Gambar Kinerja Industri Tepung Terigu...22 Gambar Kinerja Industri Barang Jadi Rotan...22 Gambar Kinerja Industri Keramik Tile...23 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28 vii

9 Gambar Kinerja Industri Keramik Tableware...23 Gambar Kinerja Industri Keramik Sanitary...23 Gambar 4.1. Indeks Kinerja Komoditi Industri Terpilih...25 Gambar 4.2. Indeks Kinerja Industri Pupuk...26 Gambar 4.3. Indeks Kinerja Industri Semen...26 Gambar 4.4. Indeks Kinerja Industri Minyak Goreng...27 Gambar 4.5. Indeks Kinerja Industri Baja...28 Gambar 4.6. Indeks Kinerja Industri Kendaraan Bermotor...28 Gambar 4.7. Indeks Kinerja Industri Peralatan Listrik Rumah Tangga...29 Gambar 4.8. Indeks Kinerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil...39 Gambar 4.9. Indeks Kinerja Industri Pulp dan Kertas...3 Gambar 4.1. Indeks Kinerja Industri Mesin Listrik...31 Gambar Indeks Kinerja Industri Ban...31 Gambar Indeks Kinerja Industri Tepung Terigu...32 Gambar Indeks Kinerja Industri Barang Jadi Rotan...32 Gambar Indeks Kinerja Industri Keramik...33 viii LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28

10 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju...37 Tabel 1.2. PDB Kumulatif Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah)...38 Tabel 1.3. PDB Kumulatif Atas Dasar Harga Konstan 2 (Triliun Rupiah)...39 Tabel 1.4. Kontribusi Terhadap PDB Kumulatif...39 Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDB Kumulatif (Year On Year, Persen)...4 Tabel 1.6. Laju Pertumbuhan PDB Kumulatif (Q to Q, Persen)...41 Tabel 1.7. Kontribusi Sub Sektor Industri Terhadap PDB Kumulatif (Persen)...42 Tabel 1.8. Kontribusi Sub Sektor Industri Terhadap PDB Sektor Industri Pengolahan Non Migas Kumulatif (Persen)...42 Tabel 1.9. Kapasitas Produksi Terpakai (Persen)...42 Tabel 1.1. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja pada triwulan I Tahun Tabel Tingkat Suku Bunga Kredit (Persen)...44 Tabel Posisi Kredit Menurut Sektor Ekonomi (Miliar Rupiah)...44 Tabel Perkembangan Realisasi Investasi (Izin Usaha Tetap) PMDN Menurut Sektor...45 Tabel Perkembangan Realisasi Investasi (Izin Usaha Tetap) PMA Menurut Sektor...45 Tabel 2.1. Nilai Ekspor...46 Tabel 2.2. Nilai Impor Menurut Penggunaan...46 Tabel 2.3. Ekspor Impor 15 Komoditi Terpilih...47 Tabel 3.1. Perkembangan Industri Pupuk Urea...49 Tabel 3.2. Perkembangan Industri Pupuk ZA...49 Tabel 3.3. Perkembangan Industri Pupuk SP Tabel 3.4. Perkembangan Industri Pupuk Phonska...49 Tabel 3.5. Perkembangan Industri Semen...49 Tabel 3.6. Perkembangan Industri Minyak Goreng...49 Tabel 3.7. Perkembangan Industri Logam HOT ROLLED COIL...49 Tabel 3.8. Perkembangan Industri Logam HOT ROLLED PLATE...49 Tabel 3.9. Perkembangan Industri Kendaraan Bermotor Roda Dua...5 Tabel 3.1. Perkembangan Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat...5 Tabel Perkembangan Industri Televisi...5 Tabel Perkembangan Industri Lemari Es...5 Tabel Perkembangan Industri Serat...5 Tabel Perkembangan Industri Benang...5 Tabel Perkembangan Industri Kain...5 Tabel Perkembangan Industri Pulp...5 Tabel Perkembangan Industri Kertas...5 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28 ix

11 Tabel Perkembangan Industri MCB...5 Tabel Perkembangan Industri Motor Listrik...51 Tabel 3.2. Perkembangan Industri KWH Meter...51 Tabel Perkembangan Industri Panel dan Gear...51 Tabel Perkembangan Industri Ban Sepeda Motor...51 Tabel Perkembangan Industri Ban Mobil...51 Tabel Perkembangan Industri Terigu...51 Tabel Perkembangan Industri Barang Jadi Rotan...51 Tabel Perkembangan Industri Keramik Tile...51 Tabel Perkembangan Industri Keramik Tableware...51 Tabel Perkembangan Industri Keramik Sanitary...51 Tabel 4.1. Indeks Kinerja Komoditi Industri Terpilih...52 Tabel 4.2. Indeks Kerja Industri Terpilih...53 x LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28

12 Bab 1 : Gambaran Perekonomian Secara Umum BAB I GAMBARAN PEREKONOMIAN SECARA UMUM 1.1. Kondisi Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 28 diperkirakan akan melambat menjadi sekitar 4,1 persen. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang mencapai 5, persen dan tahun 26 yang mencapai 5,1 persen seperti terlihat pada Gambar 1.1. Persen (%) World Africa Africa Central & eastern & eastern Europe Europe Co Commonwealth of Independent of States Developing Asia Asia Middle Independent East States Western Hemisphere Middle East Sumber: World Economic Outlook, IMF Juli 28 Gambar 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Sementara itu, pertumbuhan ekonomi negara-negara maju (advanced economies) juga diperkirakan akan melemah menjadi sekitar 1,7 persen, lebih kecil dibandingkan pertumbuhan tahun 27 sebesar 2,7 persen dan tahun 26 sebesar 3, persen. Mayoritas negara maju mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi sejak tahun lalu, Amerika Serikat diperkirakan hanya akan tumbuh 1,3 persen akibat resesi ekonomi yang akhir-akhir ini melanda negara tersebut, lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 2,2 persen dan tahun 26 yang mencapai 2,9 persen. Begitu pula dengan negara-negara uni eropa seperti terlihat pada bagian lampiran Tabel 1.1. Pada Tahun 28 diperkirakan hanya perekonomian negara Timur Tengah yang mengalami pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding tahun lalu. Pertumbuhan perekonomian kawasan Timur Tengah pada tahun 28 diperkirakan mencapai 6.2 persen lebih tinggi dibanding tahun lalu yang mencapai 5,9 persen. Dengan harga minyak dunia yang terus berfluktuatif, pertumbuhan ekonomi negara penghasil minyak di kawasan Balkan tetap mengalami perlambatan, seperti Rusia pada tahun ini diperkirakan tumbuh 7,7 persen, lebih kecil dari tahun sebelumnya yang mencapai 8,1 persen. Sedangkan secara keseluruhan kelompok negara Eropa Tengah dan Eropa Timur diperkirakan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,6 persen, lebih kecil dibanding tahun lalu yang mencapai 5,6 persen. Pada tahun 28 perekonomian negaranegara berkembang Asia diperkirakan akan mencapai 8,4 persen, turun 1,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 1 persen. Demikin juga yang terjadi pada negara-negara kawasan ASEAN diperkirakan melambat menjadi 5,6 persen pada tahun ini, setelah tahun lalu pertumbuhannya mencapai 6,3 persen. Pertumbuhan ekonomi Afrika diperkirakan mengalami sedikit penurunan menjadi 6,4 persen dari tahun lalu yang mencapai 6,5 persen. Pertumbuhan ekonomi Amerika Latin juga diperkirakan tetap melambat menjadi 4,5 persen pada tahun 28, setelah pada tahun lalu mencapai 5,6 persen Kondisi Ekonomi Indonesia Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Pada triwulan II Tahun 28 nilai PDB Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp. 123,91 Triliun, sedangkan jika tanpa Migas nilai PDB sebesar Rp. 1.9,87 Triliun. Sumbangan PDB terbesar berasal dari sektor industri pengolahan yang mencapai Rp Triliun atau 27,29 persen dari total PDB Indonesia yang berarti mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang kontribusinya mencapai 27,1 persen. Sektor lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar yaitu, Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan yang mencapai sebesar 14,67 persen, sektor LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28 1

13 Bab 1 : Gambaran Perekonomian Secara Umum Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 14,28 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 11,54 persen, dan Sektor Jasa sebesar 1,23 persen. Sedangkan empat sektor lainnya hanya memberikan kontribusi dibawah 1 persen terhadap PDB. Sementara itu sub sektor industri pengolahan non migas memberikan kontribusi sebesar 22,48 persen seperti terlihat pada Gambar 1.2. Persen (%) Tambang -5 Pertanian t ani, ternak, tambang, Industri Ind. hutan, ikan galian Pengolahan Listrik Listrik, Gas, Bangunan dagang, angkut, Air Bersih Bangunan Perdagangan Hot el, Restoran Gambar 1.2. Kodisi PDB Indonesia kontribusi Alat Angkut Komunksi Pert umbuhan Yon Y Keuangan Keuangan, sewa, Jasa Jasa Jasa-jas a Pertumbuhan PDB Indonesia pada triwulan II tahun 28 dibandingkan triwulan yang sama tahun 27 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,39 persen, pertumbuhan tertinggi dicapai sektor Pengangkutan dan Komunikasi 19,64 persen. Sedangkan sektor yang mencapai pertumbuhan diatas pertumbuhan PDB yaitu Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (11,2 persen), Jasa Perusahaan (8,67 persen), Bangunan (8, persen), Keuangan, Persewaaan dan dan Perdagangan, Hotel dan Restoran (7,87 persen), dan sektor Jasa (6,48 persen). Sementara itu PDB menurut pengeluaran pada triwulan II Tahun 28 masih didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencapai sebesar 6,3 persen dari total PDB, pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 8,6 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 26, persen, ekspor barang-jasa sebesar 3,7 persen Perkembangan Sektor Industri Secara umum sektor industri pengolahan mengalami penurunan pertumbuhan menjadi 4,14 persen sampai dengan triwulan II tahun 28 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan pertumbuhan tersebut juga terjadi pada industri pengolahan bukan migas yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,49 persen dan industri pengolahan migas yang hanya mengalami pertumbuhan sebesar,65 persen. Pertumbuhan terbesar pada sektor industri non migas dicapai oleh industri alat angkut, mesin dan peralatannya sebesar 15,82 persen, disusul industri Pupuk, Kimia & Barang dari karet sebesar 3,49 persen, industri Logam Dasar Besi & Baja sebesar 2,98 persen, industri Kertas dan Barang cetakan sebesar,42 persen, dan industri Barang Kayu & Industri Hutan Lainnya sebesar,32 persen. Sedangkan industri yang mengalami pertumbuhan negatif yang terbesar adalah industri barang lainnya minus 4,26 persen. diikuti industri Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki minus 3,43 persen, industri Makanan, Minuman dan Tembakau minus 2,36 persen, dan industri Semen & Barang Galian Bukan Logam minus,48 persen. Bila dilihat dari kontribusinya industri Alat angkut, Mesin dan Peralatannya menempati urutan pertama dengan kontribusi yang mencapai 29,8 persen dari total PDB sektor industri pengolahan non migas. Di posisi kedua ditempati industri Makanan, Minuman dan Tembakau dengan kontribusi sebesar 28,87 persen, disusul industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 13,46 persen. Sedangkan sektor industri lainnya memberikan kontribusi kurang dari 1 persen terhadap industri pengolahan non migas seperti terlihat pada Gambar 1.3. Persen (%) Makanan Tekstil Makan, M inum, Tembakau Tekstil, kulit Alas kaki Brg. kayu. Brg. Kayu, Hasil hutan lainnya Kontribusi Kertas, Barang cetakan Pert umbuhan Yon Y Pupuk, Kimia, Brg dr karet Kertas Pupuk Semen Logam Mesin Barang lainnya Semen, Logam Dsr Brg. Galian Besi, Baja Non logam Alat Angk, Mesin Gambar 1.3. Kondisi Sektor Industri-Industri Non Migas Barang lainnya Sementara itu, bila dilihat dari utilisasi, rata-rata untuk kapasitas produksi industri pengolahan mencapai persen, masingmasing sektor industri masih berpeluang untuk meningkatkan outputnya. Seperti terlihat pada Gambar 1.4. Sektor dengan utilisasi kapasitas produksi tertinggi adalah industri logam dasar besi dan baja yang mencapai 82,5 persen dari kapasitas terpasang. 2 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28

14 Bab 1 : Gambaran Perekonomian Secara Umum Persen (%) 1 28 TW I 28 TW II Makanan Tekstil Brg. Kayu Kertas Pupuk Semen Logam Mesin Barang lainnya Gambar 1.4. Kapasitas Produksi Industri Non Migas Investasi Peringkat investasi Indonesia dalam laporan International Finance Corporation (IFC) Doing Business 29 menurun dua peringkat dari 127 menjadi 129 dari 181 negara. Penurunan ini lebih disebabkan oleh kurang cepatnya reformasi yang dilakukan pemerintah dalam hal kemudahan bisnis jika dibandingkan negara lain seperti Thailand, Kamboja, dan Malaysia. Doing Business 29 memasukkan sepuluh indikator penilaian, yaitu dalam memulai usaha, pengurusan izin, pengangkatan tenaga kerja, pendaftaran properti, mendapatkan kredit, perlindungan investor, pembayaran pajak, perdagangan lintas batas negara, kontrak, dan menutup usaha. Dari hasil survey yang dilakukan pada periode Juni 27-Juni 28, tercatat sejumlah keberhasilan yang dilakukan pemerintah antara lain indikator memulai usaha, mendapatkan kredit, pengurusan perolehan izin, pendaftaran properti, dan pengangkatan tenaga kerja. Perkembangan realisasi investasi (izin usaha tetap) PMDN sampai triwulan kedua 28 menunjukkan penurunan dibanding periode yang sama tahun 27. Total investasi PMDN yang terealisasi pada pada periode Januari sampai dengan Juni tahun 28 mencapai Rp.8.496,6 miliar, meniurun sebesar 7,5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian dari jumlah proyek terjadi kenaikan sebesar 3,86 persen menjadi 16 proyek sepanjang Januari- Juni 28. Penurunan realisasi investasi PMDN terjadi di semua sektor. Penurunan terbesar terjadi pada sektor primer yang menurun sebesar 73,4 persen menjadi Rp. 688,9 miliar pada periode Januari Juni 28, sektor tersier turun sebesar 71,7 persen menjadi Rp.992,4 miliar dan sektor sekunder menurun sebesar 69,56 persen menjadi Rp.6.815,2 miliar. Hal yang sebaliknya terjadi pada PMA (Gambar 1.5), total investasi PMA yang terealisasi pada periode tersebut mencapai US$ 1,38 miliar, meningkat sebesar 153,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk jumlah proyek periode Januari-Juni 28 meningkat sebesar sebesar 9,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 544 proyek. Peningkatan realisasi yang sangat signifikan terjadi pada sektor tersier yang meningkat sebesar 76,4 persen menjadi US$ 7,52 miliar pada periode Januari Juni 28, sedangkan sektor primer turun sebesar 34, persen menjadi Rp.29,5 Juta dan sektor sekunder menurun sebesar 7,85 persen menjadi US$ 2,57 miliar. 1% 9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% , Gambar 1.5. Perkembangan Investasi PMA % SMT I 27 SMT I 28 Ind. Ind. Ma k anan Ind. Ind. Tekstil Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki Ind. Kayu Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki Ind. Kayu Ind. Kertas dan Percetakan Ind. Kimia dan Farmasi Ind. Ind. Kertas Karet dan dan Plastik Percetakan Ind. Ind. Kimia Mineral dan Non Farmasi Logam Ind. Karet Logam, dan Mesin Plastik & Elektronik Ind. Ind. Mineral Instru. Kedokteran, Non Logam Presisi & Optik & Jam Ind. Lo Keg nam, d. Bermotor Mesin & Alat Elektronik Transport Lain Ind. Industri Instru. Lainnya Kedokteran, Presisi & Optik & Jam Ind. Kend. Bermotor & Alat Transport Lain Industri Lainnya a. PMDN Sektor Industri/Sekunder Pada periode Januari-Juni tahun 28 Industri Makanan, serta Industri Logam, Mesin dan Elektronika merupakan sektor sektor yang diminati oleh investor dalam negeri. Kedua sektor tersebut mempunyai nilai investasi diatas Rp. 1 triliun, bahkan Industri Makanan mencapai Rp. 3,8 triliun, sedangkan nilai investasi untuk industri lainnya dibawah Rp 1 triliun. Demikian juga bila dilihat dari jumlah proyek yang terealisasi Industri Makanan menjadi yang terbanyak dengan 23 proyek, disusul Industri Logam, Mesin dan Elektronik 17 Proyek, sedangkan jumlah proyek untuk industri lainnya dibawah 1 proyek. LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28 3

15 Bab 1 : Gambaran Perekonomian Secara Umum Persen (%) b. PMA Sektor Industri/Sekunder PMA sektor Industri Logam, Mesin dan Elektronika merupakan sektor primadona investor asing dengan total investasi sepanjang Januari sampai dengan Juni tahun 28 sebesar US$ 543,1 juta, diikuti oleh industri Kendarran Bermotor & Alat Transportasi sebesar US$ 465,7 juta, industri Kimia & Farmasi sebesar US$ 441, juta, industri Kertas dan Percetakan sebesar US$ 294, juta. Bila dilihat dari jumlah proyek yang terealisasi, Industri Logam, Mesin dan Elektronik mencapai 56 Proyek dan menjadi yang terbanyak, disusul Industri Tekstil 39 Proyek dan Industri Karet dan Plastik sebanyak 22 proyek Tenaga Kerja Perkembangan penggunaan tenaga kerja pada triwulan II tahun 28 mengindikasikan terjadinya kenaikan sebesar,99 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Angka tersebut meningkat dari penggunaan tenaga kerja hasil survey periode triwulan IV tahun 27 yang perkembangannya turun,6 persen TW I 28 TW II Pertanian Tambang Industri Listrik Bangunan Perda- Pengangkutan Alat Keuangan Jasa gangan Angkut Sumber : Survey Kegiatan Usaha, Bank Indonesia 28 Gambar 1.6. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja Empat dari sembilan sektor ekonomi mengalami penurunan penggunaan tenaga kerja. Punurunan penggunaan tenaga kerja terbesar adalah sektor industri pengolahan yang menurun sebesar,72 persen, diikuti oleh sektor listrik, gas, dan air bersih dan sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan dengan penurunan yag relatif hampir sama masing-masingi sekitar,13 persen dan,11 persen. Sektor yang mengalami peningkatan penggunaan tenaga kerja terbesar adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mencapai 1,1 persen, sedangkan peningkatan penggunaan tenaga kerja terkecil adalab sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai,8 persen seperti terlihat pada Gambar Tingkat Suku Bunga dan Posisi Kredit Kendati terdapat tekanan pada pasar keuangan nasional dan nilai tukar rupiah yang bersumber dari gejolak harga minyak dan pangan dunia, serta tekanan permintaan dalam negeri, stabilitas sistem keuangan masih tetap terjaga. Berbagai indikator menunjukkan permintaan dalam negeri masih kuat, ketahanan industri perbankan tetap terjaga dan didukung pelaksanaan fungsi intermediasi yang baik. Sampai dengan triwulan II 28, suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK) Bank Persero turun menjadi 13,16 persen, turun dari level 13,34 persen pada triwulan I 28, penurunan ini juga dialami oleh Bank Pemerintah Daerah, sedangkan untuk Bank Swasta Nasional, Bank Asing & Bank Campuran, dan Bank Umum Kredit Modal Kerjanya mengalami kenaikan. Selain itu, suku bunga kredit investasi tercatat mengalami sedikit kenaikan menjadi 12,73 persen, sedangkan suku bunga kredit konsumsi tercatat lebih rendah menjadi 13,59 persen. 1% 8% 6% 4% 2% % 94,245 34,97 48,233 1,262 24, ,641 25, ,81 18,889 35,548 Kredit Investasi Kredit Modal Kerja Kredit Konsumsi Pertanian Pertambangan Perindustrian Perdagangan Jasa-jasa Lain-lain Sumber : SEKI Bank Indonesia, Juni 28 Gambar 1.7. Posisi Kredit Rupiah dan Valuta Asing Bank Umum Menurut Sektor Ekonomi 327,648 Menurut laporan Bank Indonesia kondisi perbankan menunjukkan perkembangan yang cukup stabil. Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa fungsi intermediasi perbankan terus mengalami perbaikan, hal ini ditunjukkan oleh tren penyaluran kredit yang terus meningkat dengan pertumbuhan tahunan sampai saat ini sebesar 31,6%. 4 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28

16 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Komoditi Industri Terpilih BAB II PERKEMBANGAN KINERJA EKSPOR IMPOR KOMODITI INDUSTRI TERPILIH () 2.1. Kinerja Ekspor Total Ekspor Indonesia pada Triwulan II Tahun 28 meningkat sebesar persen menjadi US$ 36.65,37 Juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya US$ ,5 Juta. Peningkatan ekspor ini merupakan kontribusi ekspor non migas yang juga mengalami peningkatan sebesar 2,87 persen dengan nilai ekspor sebesar US$ Juta. Sebagian besar ekspor Non Migas merupakan ekspor hasil industri yang nilainya mencapai US$ 23.54,91 Juta atau 62,91 persen dari total ekspor. Sedangkan sisanya adalah ekspor migas sebesar US$ 8,71.68 Juta seperti terlihat pada Gambar ,. 35,. 3,. 25,. 2,. 15,. 1,. 5,.. 33, , , ,43.71 Gambar 2.1. Perkembangan Ekspor 36, ,71.68 TW I 28 TW II 28 27, ,54.92 TOTAL EKSPOR EKSPOR MIGAS EKSPOR NON MIGAS EKSPOR HASIL INDUSTRI 2.2. Kinerja Impor Selama Triwulan II 28, nilai impor Indonesia mencapai US$ 35, Juta atau meningkat 16,7 persen dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya US$ ,57 Juta. Seperti halnya ekspor, nilai impor non migas yang mencapai US$ ,9 Juta, jauh lebih tinggi dibanding impor migas yang hanya US$ 6.831,8 Juta. Perkembangan impor menurut golongan penggunaan barang selama Triwulan II Tahun 28 menunjukkan bahwa hampir semua golongan penggunaan barang impor mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Impor bahan baku/penolong dan barang modal pada Triwulan II 28 masingmasing mencapai US$ 27,84.2 juta dan US$ 4, juta atau meningkat 17,2 persen dan 8,21 persen dibanding triwulan sebelumnya. Sementara impor barang konsumsi mencapai US$ 2.746,65 juta atau naik 17,77 persen. seperti terlihat di Gambar 2.2. Gambar 2.2. Struktur Impor Menurut Penggunaan 2.3. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Komoditi Industri Terpilih Dari berbagai data komoditi terpilih yang disajikan dalam bentuk grafik-grafik yang tersaji pada halaman-halaman berikut dapat dilihat bahwa secara umum perkembangan Triwulan II tahun 28 beberapa komoditi industri masih dipengaruhi oleh investasi yang cenderung turun yang menunjukkan masih adanya hambatan kegiatan produksi belum teratasi. Selain itu, keterbatasan pasokan energi, infrastruktur, hingga kekakuan pasar tenaga kerja membuat investasi belum tumbuh. Kegiatan produksi semata hanya memanfaatkan kapasitas terpasang yang ada. Sisi permintaan, seperti ditunjukkan konsumsi domestik ataupun permintaan di pasar ekspor terus menguat. Jika ini tidak segera diimbangi dengan peningkatan produksi melalui investasi, bisa terjadi pemanasan ekonomi, inflasi bakal naik. Perkembangan selengkapnya 13 komoditi industri terpilih meliputi perkembangan realisasi produksi, ekspor, impor dan konsumsi dalam negeri tersaji pada halaman-halaman berikut ini. 5 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28 5 (%) Persen 1% 9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% % Barang Modal 4, juta US$ Bhn. Baku/ Penolong 23,5.77 juta US$ Barang Konsumsi 2, juta US$ TW TW IV 27 I 28 TW TW I 28 II 28 Barang Modal 4, juta US$ Bhn. Baku/ Penolong 27,84.2 juta US$ Barang Konsumsi 2,746.65

17 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih Pupuk Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya Ekspor pupuk periode April-Juni (Triwulan II ) 28 Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 54,9 persen menjadi 14,9 dari sebelumnya sebesar 9,1 Juta US$, Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar 112,4 persen dari sebelumnya sebesar 23,37 menjadi 489,3 seperti terlihat dalam Gambar Impor Ekspor Triw ulan I - Triw ulan II Gambar 2.3. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya Periode Januari s.d. Juni Pupuk Non Urea Pupuk Mineral/Kimia mengandung Phospat Triw ulan I - Triw ulan II Impor Ekspor Gambar 2.4. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Pupuk Mineral/Kimia mengandung Phospat Periode Januari s.d. Juni 28 Ekspor pupuk periode April-Juni (Triwulan II ) 28. Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 86.6 persen menjadi 2.1 dari sebelumnya sebesar 1.8 Juta US$. Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar menjadi seperti terlihat dalam Gambar Pupuk Lainnya Ekspor pupuk periode April-Juni (Triwulan II ) 28. Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) menurun sebesar 2.66 persen menjadi 2.9 dari sebelumnya sebesar 2.98 Juta US$. Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar.32 menjadi.56 seperti terlihat dalam Gambar Triw ulan I - Triw ulan II Impor Gambar 2.5. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Pupuk Lainnya Periode Januari s.d. Juni Semen Ekspor Ekspor semen periode April-Juni (Triwulan II ) 28. Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 5.94 persen menjadi dari sebelumnya sebesar 4.6 Juta US$. Sementara itu Impor mengalami penurunan sebesar 21.9 persen dari sebelumnya sebesar menjadi seperti terlihat dalam Gambar 2.6. Triw ulan I - Triw ulan II Impor Ekspor Gambar 2.6. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Industri Semen Periode Januari s.d. Juni LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28

18 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Komoditi Industri Terpilih Minyak Goreng Sawit Ekspor Minyak Goreng Sawit periode April-Juni (Triwulan II ) 28. Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 7.2 persen menjadi dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar 3.79 menjadi.6 seperti terlihat dalam Gambar Hot Rolled Plate Ekspor Hot Rolled Coil periode April- Juni (Triwulan II ) 28 Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar persen menjadi dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar menjadi seperti terlihat dalam Gambar Impor Ekspor Triw ulan I - Triw ulan II Triw ulan I - Triw ulan II Impor Ekspor Gambar 2.7. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Minyak Goreng Kelapa Sawit Periode Januari s.d. Juni 28 Gambar 2.9. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Hot Rolled Plate Periode Januari s.d. Juni Baja Hot Rolled Coil Ekspor Hot Rolled Coil periode April- Juni (Triwulan II ) 28 Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) menurun sebesar 43.5 persen menjadi dari sebelumnya sebesar 24.2 Juta US$. Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar menjadi seperti terlihat dalam Gambar Impor Ekspor Triw ulan I - Triw ulan II Gambar 2.8. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Hot Rolled Coil (HRC) Periode Januari s.d. Juni 28 Konsumsi dalam negeri HRP masih lebih rendah dari pada realisasi produksi sehingga sisanya dapat diekspor. Industri Baja nasional dewasa ini menghadapi kendala karena adanya persaingan produk baja murah dari China (Pemerintah China mengeluarkan kebijakan pengembalian pajak/tax Rebate sebesar 11 persen), hal lain yang masih menjadi kendala adalah biaya pelabuhan yang relatif tinggi, kurang efektifnya tarif harmonisasi untuk melindungi produk dalam negeri, serta adanya illegal import (under invoicing, under quantity & pencantuman no. HS yang tidak sesuai dengan fisik barang). Dalam perkembangan ke depan industri baja nasional akan secara bertahap mengurangi impor raw material dan sebagai gantinya akan lebih mengoptimalkan pemanfaatan hasil tambang bijih besi di dalam negeri. PT Krakatau Steel akan berupaya keras mengurangi impor iron ore hingga 1 juta ton per tahun mulai awal 28, dan akan mengimplementasikan penggunaan teknologi baru guna meningkatkan kualitas bijih besi muda (bijih besi laterit) hasil dalam negeri menjadi bijih besi primer (iron ore). Selama ini, Industri Baja terpaksa mengimpor iron ore karena bijih besi yang ada di Indonesia pada umumnya termasuk kategori muda sehingga tidak dapat diolah lebih lanjut menjadi pellet. 7 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28 7

19 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih Bijih besi muda ini harus ditingkatkan gradenya terlebih dahulu menjadi bijih besi primer Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Roda Dua Ekspor Kendaraan Bermotor Roda Dua April-Juni (Triwulan II) 28. Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) menurun sebesar persen menjadi.39 dari sebelumnya sebesar.86 Juta US$. Sementara itu Impor mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar 2.59 menjadi.83 seperti terlihat dalam Gambar Triwulan I - Triwulan II Impor Ekspor Gambar 2.1. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kendaraan Bermotor Roda Dua Periode Januari s.d. Juni Kendaraan Bermotor Roda Empat Ekspor Kendaraan Bermotor Roda Empat April-Juni (Triwulan II ) 28. Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 3.32 persen menjadi dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami peningkatan juga sebesar 15.3 persen dari sebelumnya sebesar menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Industri Kendaraan Bermotor roda empat masih mengalami permasalahan antara lain berupa lemahnya keterkaitan industri perakit dengan industri komponen dan pendukung, belum optimalnya peran lembagalembaga pendukung industri kendaraan bermotor, seperti Pusat Diklat, Lembaga Sertifikasi, Pusat Engineering dan Perguruan Tinggi, serta masih adanya ketergantungan industri terhadap bahan baku impor yang ditengarai pula menjadi faktor yang ikut memperlemah daya saing industri kendaraan bermotor beserta industri pendukungnya Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kendaraan Bermotor Roda Empat Periode Januari s.d. Juni 28 Impor Triw ulan I - Triw ulan II Ekspor Triwulan I - Triwulan II Impor Ekspor Peralatan Listrik Rumah Tangga Televisi Televisi Berwarna Ekspor Televisi Berwarna April-Juni (Triwulan II) 28 Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 4.9 persen menjadi dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu Impor mengalami penurunan sebesar 16.9 persen dari sebelumnya sebesar 7.3 menjadi 8.48 seperti terlihat dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Televisi Berwarna Periode Januari s.d. Juni Televisi Hitam Putih Ekspor Televisi Hitam Putih April-Juni (Triwulan II) 28 Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) menurun sebesar persen menjadi 2.7 dari sebelumnya sebesar 8.2 Juta US$. Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar 62.8 persen dari sebelumnya sebesar menjadi 8 8 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28

20 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Komoditi Industri Terpilih seperti terlihat dalam Gambar Impor Ekspor Triwulan I - Triwulan II Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Televisi Hitam Putih Periode Januari s.d. Juni Lemari Es Refrigators/ Deepfreezers R.T Ekspor Refrigators/ Deepfreezers R.T April-Juni (Triwulan II) 28 Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 19.8 persen menjadi 9.4 dari sebelumnya sebesar 7.89 Juta US$. Sementara itu Impor mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar 13.5 menjadi 8.2 seperti terlihat dalam Gambar Triwulan I - Triwulan II Impor Ekspor sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar 1.4 persen dari sebelumnya sebesar menjadi seperti terlihat dalam Gambar Triwulan I - Triwulan II Impor Ekspor Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Refrigators/ Deepfreezers Non R.T Periode Januari s.d. Juni 28 Industri peralatan listrik rumah tangga masih menghadapi permasalahan pokok berupa persaingan tidak sehat di pasar dalam negeri dari impor produk sejenis yang dilakukan secara ilegal, daya beli masyarakat semakin melemah sebagai dampak tidak langsung dari kenaikan harga BBM bersubsidi, serta masih relative lemahnya struktur industri disebabkan industri pendukung/komponen belum berkembang sesuai harapan, sehingga ketergantungan terhadap bahan baku impor cukup besar. Guna meningkatkan kinerja industri peralatan listrik rumah tangga, dunia usaha mengusulkan agar produk-produk industri dimaksud tidak lagi dikenakan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BM), dengan harapan masyarakat lebih dapat lebih tertarik membeli produk dengan harga relatif murah, sekaligus mengupayakan agar industri dapat bersaing dengan produk jadi impor, yang pada akhirnya akan semakin mendongkrak kinerja industri dalam negeri. Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Refrigators/ Deepfreezers untuk R.T Periode Januari s.d. Juni Refrigators/ Deepfreezers non R.T Ekspor Refrigators/ Deepfreezers non R.T April-Juni (Triwulan II) 28 Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar persen menjadi dari Tekstil dan Produk Tekstil Serat Ekspor serat April-Juni (Triwulan II) 28 Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 3.22 persen menjadi dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar 5.2 persen dari sebelumnya sebesar menjadi 1.17 seperti terlihat dalam Gambar LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28 9

21 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih Impor Ekspor Triwulan I - Triwulan II Impor Ekspor Triw ulan I - Triw ulan II Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Serat Periode Januari s.d. Juni 28 Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kain Periode Januari s.d. Juni Benang Ekspor Benang April-Juni (Triwulan II) 28 Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) menurun sebesar 2.15 persen menjadi dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar menjadi seperti terlihat dalam Gambar Kain Tenun Ikat Ekspor Kain Tenun Ikat April-Juni (Triwulan II) 28 Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) menurun sebesar 9.34 persen menjadi.76 dari sebelumnya sebesar.84 Juta US$. Sementara itu jumlah Impor mengalami peningkatan sebesar dari sebelumnya sebesar 2.4 menjadi Impor Ekspor Triwulan I - Triwulan II Gambar Impor Ekspor Triwulan I - Triwulan II Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Benang Periode Januari s.d. Juni 28 Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kain Tenun Ikat Periode Januari s.d. Juni Kain Ekspor Kain April-Juni (Triwulan II) 28 Bila dibandingkan dengan periode Januari- Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 2.27 persen menjadi dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar menjadi seperti terlihat dalam Gambar Kain Tenun Sutera Ekspor Kain Tenun Sutera April-Juni (Triwulan II) 28 Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar persen menjadi 2.75 dari sebelumnya sebesar 2.13 Juta US$. Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar 2.69 menjadi 3.13 seperti terlihat dalam Gambar LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28

22 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Komoditi Industri Terpilih Impor Ekspor Impor Ekspor Triwulan I - Triwulan II Triwulan I - Triwulan II Gambar 2.2. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kain Tenun Sutera Periode Januari s.d. Juni 28 Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Pulp Periode Januari s.d. Juni Kain Tule dan Jala Lainnya Ekspor Kain Tenun Ikat April-Juni (Triwulan II ) 28.Bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) menurun sebesar 4.55 persen menjadi.19 dari sebelumnya sebesar.31 Juta US$. Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar 2.73 persen dari sebelumnya sebesar 3.22 menjadi 2.55 seperti terlihat dalam Gambar Triwulan I - Triwulan II Impor Ekspor Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kain Tule dan Jala Lainnya Periode Januari s.d. Juni Pulp dan Kertas Pulp Ekspor Pulp April-Juni (Triwulan II) 28 terlihat dalam Gambar 2.2. periode Januari- Maret 27 (Triwulan I) menurun sebesar persen menjadi dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar 8.49 persen dari sebelumnya sebesar menjadi seperti terlihat dalam Gambar Kertas Kertas Budaya Ekspor Kertas Budaya April-Juni (Triwulan II) 28 bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) menurun sebesar 1.21 persen menjadi dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar menjadi seperti terlihat dalam Gambar Triwulan I - Triwulan II Impor Ekspor Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kertas Budaya Periode Januari s.d. Juni Kertas Industri Ekspor Kertas Industri April-Juni (Triwulan II ) 28 dibandingkan dengan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 7.88 persen menjadi 82.4 dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar 2.56 persen dari sebelumnya sebesar menjadi seperti terlihat dalam Gambar LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28 11

23 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih Triwulan I - Triwulan II Impor Ekspor Triw ulan I - Triw ulan II Impor Ekspor Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kertas Industri Periode Januari s.d. Juni 28 Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Motor Listrik Periode Januari s.d. Juni Kertas Tissue Ekspor Kertas Industri April-Juni (Triwulan II) 28 bila dibandingkan periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar persen menjadi dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar menjadi 34.8 seperti terlihat dalam Gambar KWH Meter Ekspor KWH Meter April-Juni (Triwulan II) 28 periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 1.71 persen menjadi dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar 3.6 menjadi 4.95 seperti terlihat dalam Gambar Impor Ekspor 5 Triw ulan I - Triw ulan II Impor Ekspor 1.5 Triwulan I - Triwulan II Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kertas Tissue Periode Januari s.d. Juni 28 Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor KWH Meter Periode Januari s.d. Juni Mesin Listrik Motor Listrik Ekspor Motor Listrik April-Juni (Triwulan II) 28 periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar persen menjadi dari sebelumnya sebesar 76.3 Juta US$. Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar 1.9 persen dari sebelumnya sebesar 55. menjadi 6.99 seperti terlihat dalam Gambar Ban Ban Sepeda Motor Ban Luar Sepeda Motor Ekspor Ban Luar Sepeda Motor April- Juni (Triwulan II) 28 periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar persen menjadi 1.87 dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar 1.1 menjadi.86 seperti terlihat dalam Gambar LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28

24 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Komoditi Industri Terpilih Impor Ekspor Triwulan I - Triwulan II Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Industri Ban Luar Kendaraan Bermotor Roda Dua Periode Januari s.d. Juni Ban Mobil Ban Dalam Mobil Ekspor Ban Dalam Mobil April-Juni (Triwulan II) 28 periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar persen menjadi 8.6 dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar 2.27 persen dari sebelumnya sebesar 1.84 menjadi 1.88 seperti terlihat dalam Gambar Triw ulan I - Triw ulan II Impor Ekspor Gambar 2.3. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Ban Luar Mobil Periode Januari s.d. Juni Tepung Terigu Ekspor Tepung Terigu April-Juni (Triwulan II) 28 periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) menurun sebesar persen menjadi 1.54 dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar menjadi 75.9 seperti terlihat dalam Gambar Impor Ekspor Impor Ekspor.5 Triw ulan I - Triw ulan II Triwulan I - Triwulan II Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Tepung Terigu Periode Januari s.d. Juni 28 Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Ban Dalam Mobil Periode Januari s.d. Juni Ban Luar Mobil Ekspor Ban Luar Mobil April-Juni (Triwulan II) 28 periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 7.57 persen menjadi 24.3 dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar 31.9 persen dari sebelumnya sebesar menjadi 1.19 seperti terlihat dalam Gambar Barang Jadi Rotan Barang Anyaman dari Rotan Ekspor Barang Anyaman dari Rotan April-Juni (Triwulan II) 28. periode Januari- Maret 27 (Triwulan I) menurun sebesar persen menjadi 3.71 dari sebelumnya sebesar 5.69 US$. Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar dari sebelumnya sebesar.1 menjadi,2 seperti terlihat dalam Gambar LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28 13

25 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih Impor Ekspor Impor Ekspor Triwulan I - Triwulan II Triwulan I - Triwulan II Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Barang Anyaman dari Rotan Periode Januari s.d. Juni 28 Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Rotan Setengah Jadi Periode Januari s.d. Juni Meubel Rotan Ekspor Meubel Rotan April-Juni (Triwulan II ) 28 periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) menurun sebesar 9.13 persen menjadi 76.3 dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami penurunan sebesar 1.99 persen dari sebelumnya sebesar.56 menjadi.55 seperti terlihat dalam Gambar Terbatasnya bahan baku rotan pada tingkat pengusaha IKM di Cirebon dewasa ini, antara lain disebabkan oleh kelangkaan / mahalnya rotan setengah jadi dalam negeri karena petani rotan lebih banyak memilih untuk mengekspor dalam bentuk rotan setengah jadi, yang selanjutnya oleh negara tersebut diolah menjadi meubel / barang jadi rotan untuk di ekspor ke negara-negara yang notabene merupakan pasar potensial ekspor meubel rotan Indonesia di Luar Negeri Triw ulan I - Triw ulan II Impor Ekspor Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Meubel Rotan Periode Januari s.d. Juni Keramik Ekspor Meubel Rotan April-Juni (Triwulan II ) 28 periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 1.13 persen menjadi 75.9 dari sebelumnya sebesar Sementara itu Impor mengalami peningkatan sebesar 1.63 persen dari sebelumnya sebesar menjadi seperti terlihat dalam Gambar Rotan Setengah Jadi Ekspor Rotan Setengah Jadi April-Juni (Triwulan II) 28 periode Januari-Maret 27 (Triwulan I) meningkat sebesar 1.9 persen menjadi 8.2 dari sebelumnya sebesar Indonesia tidak mengimpor Rotan Setengah Jadi seperti terlihat dalam Gambar Industri Barang Jadi Rotan dewasa ini bersaing ketat dengan industri sejenis di China. Negara tersebut saat ini merupakan negara tujuan ekspor rotan setengah jadi terbesar dari seluruh dunia Triw ulan I - Triw ulan II Impor Ekspor Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Keramik Periode Januari s.d. Juni LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28

26 Bab 3 : Perkembangan Produksi Komoditi Industri terpilih BAB III PERKEMBANGAN PRODUKSI KOMODITI INDUSTRI TERPILIH 3.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sektor Industri Tahun Berdasarkan Perpres No.7 Tahun 24 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun disebutkan bahwa untuk meningkatkan iklim investasi yang sehat dan peningkatan daya saing ekspor Pembangunan Sektor Industri Manufaktur difokuskan pada pengembangan sejumlah sub-sektor yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Dengan kata lain pola pengembangannya perlu lebih banyak ditekankan pada pengembangan (widening) dan pendalaman (deepening). Maka dibuat kriteria untuk memenuhi hal tersebut diantaranya (i) menyerap banyak tenaga kerja; (ii) memenuhi kebutuhan dasar dalam negeri (seperti makanan-minuman dan obat-obatan); (iii) mengolah hasil pertanian dalam arti luas (termasuk perikanan) dan sumber-sumber daya alam lain dalam negeri; dan (iv) memiliki potensi pengembangan ekspor. Diturunkan dari keempat kriteria di atas, berdasarkan analisis keunggulan komparatif dan kompetitif, maka prioritas dalam lima tahun ke depan adalah pada penguatan klasterklaster yang diprioritaskan pada 1 klaster inti yaitu : 1) Industri Makanan dan Minuman 2) Industri Pengolahan Hasil Laut 3) Industri Tekstil dan Produk Tekstil 4) Industri Alas Kaki 5) Industri Turunan Minyak Kelapa Sawit 6) Industri Pengolahan Kayu (termasuk Rotan dan Bambu) 7) Industri Pengolahan Karet dan Barang Karet 8) Industri Pulp dan Kertas 9) Industri Mesin Listrik dan Peralatan Listrik 1) Industri Petrokimia Secara keseluruhan industri nasional ditargetkan mencapai pertumbuhan rata-rata 8,6 persen per tahun menyerap tenaga kerja 5 ribu orang per tahun dan penambahan investasi sebesar rata-rata 5 triliun rupiah per tahun selama kurun waktu Berdasarkan penetapan target tersebut diperlukan pemantauan kinerja pertumbuhan masing-masing sub sektor industri ISIC 2 digit yang dilakukan secara periodik. Laporan 1. Pupuk : - Urea - Pupuk Non Urea : - ZA - SP36 - Phonska 2. Semen 3. Minyak Goreng Sawit 4. Baja : - Hot Rolled Coil (HRC) - Hot Rolled Plate (Pelat Baja) 5. Kendaraan Bermotor : - KBM Roda Empat - KBM Roda Dua (sepeda motor) 6. Peralatan Listrik : - Televisi - Lemari Es 7. TPT : - Serat - Benang - Kain 8. Pulp dan Kertas : - Pulp - Kertas 9. Mesin Listrik : - Motor Listrik - KWh Meter - Panel dan Gear - Motor Listrik 1. Ban : - Ban Sepeda Motor - Ban Mobil 11. Tepung Terigu 12. Barang Jadi Rotan : - Barang Anyaman Dari Rotan - Meubel Rotan - Rotan Setengah Jadi 13. Keramik : - Keramik Tile - Keramik Tableware - Keramik Sanitary Perkembangan Produksi Komoditi Terpilih ini diupayakan menyajikan perkembangan beberapa komoditi industri terpilih sesuai yang diamanatkan dalam RPJM sektor industri tahun Pemilihan Komoditi Industri Terpilih Dalam memantau perkembangan kinerja sektor industri secara lebih cepat tanpa harus menunggu data BPS yang biasanya terlambat sekitar 1 tahun untuk value added dan 3 bulan untuk ekspor impor, beberapa komoditi industri tertentu dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat trend perkembangan industri secara keseluruhan. Oleh karenanya sebagai alternatif untuk melihat indikasi kinerja industri diupayakan untuk menyajikan perkembangan beberapa komoditas terpilih, menyangkut data kapasitas produksi, realisasi produksi, ekspor, dan impor yang keseluruhannya merupakan perkembangan bulanan dengan data yang 15 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II TAHUN 28 15

27 Bab 3 : Perkembangan Produksi Komoditi Industri Terpilih dihimpun merupakan data primer, bersifat indikatif dan diperoleh langsung dari perusahaan atau melalui asosiasi. Departemen Perindustrian memilih 13 komoditi industri yang sifatnya strategis karena pertamatama tercantum pada RPJM 24-29, dampaknya cukup besar mempengaruhi inflasi, serta dapat menggambarkan dinamika gerak perekonomian dan industri secara keseluruhan. Komoditi-komoditi tersebut yaitu : Ton 2,5, 2,, 1,5, 1,, 5, Produksi Distribusi DN Kapasitas Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II Perkembangan Komoditi Industri Terpilih Dari berbagai data komoditi terpilih yang disajikan dalam bentuk grafik-grafik yang tersaji pada halaman-halaman berikut dapat dilihat bahwa secara umum perkembangan triwulan II tahun 28 beberapa komoditi industri masih dipengaruhi oleh investasi yang cenderung turun yang menunjukkan masih adanya hambatan kegiatan produksi belum teratasi. Selain itu, keterbatasan pasokan energi, infrastruktur, hingga kekakuan pasar tenaga kerja membuat investasi belum tumbuh. Kegiatan produksi semata hanya memanfaatkan kapasitas terpasang yang ada. Sisi permintaan, seperti ditunjukkan konsumsi domestik ataupun permintaan di pasar ekspor terus menguat. Jika ini tidak segera diimbangi dengan peningkatan produksi melalui investasi, bisa terjadi pemanasan ekonomi, inflasi bakal naik. Perkembangan selengkapnya 12 komoditi industri terpilih meliputi perkembangan realisasi produksi, konsumsi dalam negeri tersaji pada halaman-halaman berikut ini. Sumber Direktorat Industri Kimia Hulu, Ditjen IAK Gambar 3.2. Kinerja Industri Pupuk Urea Pupuk Non Urea Pupuk ZA Pupuk non urea merupakan 3 persen dari total produksi pupuk di dalam negeri antara lain meliputi pupuk ZA, SP36 dan pupuk Phonska. Produksi triwulan II dari bulan ke bulan cenderung berfluktuasi dimana di bulan April produksi mencapai 55., dan di bulan Mei naik menjadi ton, dan turun lagi di bulan Juni ton. Periode triwulan II 28 dibanding periode triwulan I 28 produksi Pupuk ZA naik 7,13 persen menjadi ton. Jika dibandingkan pada triwulan II tahun 27 pupuk ZA juga mengalami kenaikan 2,6%. Untuk Distribusi dalam negeri Pupuk ZA mengalami penurunan sebesar 1,75% dari triwulan I 28, namun naik 12,64% dari triwulan II 27 menjadi ton seperti terlihat pada Gambar , 2, Produksi Distribusi DN Kapasitas Pupuk Pupuk Urea Pupuk Urea merupakan 7 persen dari keseluruhan pupuk yang di produksi di Indonesia dimana untuk periode triwulan II atau April-Juni 28 total produksinya diperkirakan mencapai 1,593 juta ton naik 4,46 persen dibanding periode triwulan I atau Januari-Maret yang mencapai 1,525 juta ton. Jika dibandingkan dengan triwulan II tahun 27 maka mengalami kenaikan 3,81%. Produksi tertinggi mencapai ton yang diproduksi pada Bulan Juni. Keseluruhan produksi pupuk urea ditujukan untuk penggunaan di dalam negeri (Gambar 3.2) Ton 15, 1, 5, Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Kimia Hulu, Ditjen IAK Gambar 3.3. Kinerja Industri Pupuk ZA Pupuk SP36 Sedangkan pupuk SP36 produksi bulanannya berfluktuasi dengan produksi selama triwulan II 28 mencapai ton naik sebesar 6,6 persen dibanding periode triwulan I 28 (Gambar 3.4). Jika dibandingkan triwulan II 27 produksi Pupuk SP36 mengalami penurunan sebesar 4,28%. Produksi tertinggi pada triwulan II tahun 28 dicapai pada Bulan LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II TAHUN 28

28 Bab 3 : Perkembangan Produksi Komoditi Industri terpilih Juni sebesar ton. Untuk distribusi penggunaan dalam negeri Pupuk SP36 juga cenderung mengalami penurunan dibandingkan triwulan I 28 sebesar 5,1%, namun naik sebesar 11,65% terhadap triwulan II 27 menjadi ton. 3, Produksi Distribusi DN Kapasitas 25, Sementara itu tren konsumsi semen dalam negeri pada triwulan II 28 terus mengalami peningkatan sebesar 19,88% dibanding triwulan I 28 dan naik 3,33% dibanding triwulan II 27 menjadi ribu ton. 14,, 12,, 1,, Produksi Konsumsi DN Kapasitas Ton 2, 15, Unit 8,, 6,, 1, 4,, 2,, 5, Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Kimia Hulu, Ditjen IAK Sumber Direktorat Industri Kimia Hulu Ditjen IAK Gambar 3.4. Kinerja Industri Pupuk SP36 Gambar 3.6. Kinerja Industri Semen Pupuk PHONSKA Pupuk Phonska mengalami kecenderungan penurunan dengan produksi jika dibandingkan triwulan I 28 mengalami penurunan yang cukup besar 35,66%, begitu juga turun 16,62% dibanding triwulan II 27 menjadi ton. Jumlah produksi bulanan yang tertinggi dicapai pada bulan April 28 sebesar 67. ton, Mei sebesar ton dan produksi terendah dialami pada Bulan Juni 28 dengan jumlah produksi Unit 25, 2, 15, 1, 5, Produksi Distribusi DN Kapasitas Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Kimia Hulu, Ditjen IAK Gambar 3.5. Kinerja Industri Pupuk Phonska Semen Produksi semen nasional periode triwulan II April-Juni 28 menunjukkan tren peningkatan, jumlah produksi bulanannya berkisar antara 3,199 juta ton s/d 3,572 juta ton (Gambar 3.6). Bila dibandingkan dengan triwulan I 28 produksi semen naik 13,4 persen menjadi ribu ton, dan naik 18,7% dibandingkan triwulan II 27. Produksi semen nasional sebagian besar dipasarkan di dalam negeri (9 persen) Minyak Goreng Sawit Produksi minyak goreng sawit selama April-Juni 28 mengalami fluktuasi. Pada triwulan II (April-Juni 28) produksinya naik sebesar 33,1 persen menjadi 1,67 juta ton, dan naik 23,31% dibanding triwulan II 27 (Gambar 3.7). Dari jumlah produksi bulanan kurang lebih 33 persen diperuntukkan bagi pasar ekspor, 22 persen dialokasikan untuk pasar domestik dan sisanya sekitar 45 persen untuk stok nasional. Ton 4,5, 4,, 3,5, 3,, 2,5, 2,, 1,5, 1,, 5, Produksi Konsumsi DN Kapasitas Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Kimia Hulu, Ditjen IAK Gambar 3.7. Kinerja Industri Minyak Goreng Sawit Baja Hot Rolled Coil Realisasi produksi HRC periode triwulan II 28 menunjukkan tren fluktuatif per bulannya, realisasi produksi bulanan berkisar antara ton s.d ton. Selama triwulan II 28 produksinya meningkat sebesar 17,92 persen menjadi ton bila dibandingkan dengan triwulan IV 27 dan naik 17,72% bilan dibanding triwulan II 27 (Gambar 3.8). Kebutuhan dalam negeri HRC masih lebih 17 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II TAHUN 28 17

29 Bab 3 : Perkembangan Produksi Komoditi Industri Terpilih besar dari pada realisasi produksi sehingga kekurangannya masih dipenuhi dari impor. 25, 2, Produksi Konsumsi DN Kapasitas 12,98% dibanding triwulan I 28 dan naik 53,11% dibanding triwulan II 27. Begitu juga dengan tingkat konsumsi dalam negerinnya mengalami kenaikan 14,17% dari triwulan I 28 dan 53,42% dari triwulan II 27 terlihat pada Gambar 3.1 Ton 15, 25, Produksi Konsumsi DN Kapasitas 1, 2, 5, Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Logam, Ditjen ILMTA Gambar 3.8. Kinerja Industri Logam Hot Rolled Coil Ton 15, 1, 5, Hot Rolled Plate Sumber Direktorat Industri Alat Transportasi, Ditjen IATT Realisasi produksi Hot Rolled Plate (HRP) berada pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan realisasi produksi HRC. Pada triwulan II 28 realisasi produksi HRP mengalami kenaikan dari bulan ke bulan April , naik pada Bulan Mei ton, dan turun kembali di Bulan Juni dengan total keseluruhan ton. Produksi HRP triwulan II 28 mengalami kenaikan sebesar 5,22% dibandingkan produksi triwulan I 28 dan naik sebesar 16,72% dibanding triwulan II 27 (Gambar 3.9). Konsumsi dalam negeri HRP masih lebih rendah dari pada realisasi produksi sehingga sisanya dapat diekspor. 3, 25, Produksi Konsumsi DN Kapasitas Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Gambar 3.1. Kinerja Industri Kendaraan bermotor Roda Dua Kendaraan Bermotor Roda Empat Realisasi produksi per bulannya untuk kendaraan bermotor roda empat periode triwulan I 28 menunjukkan tren fluktuatif. Produksi Bulan April unit, lalu turun di Bulan Mei Unit, dan naik lagi di Bulan Juni menjadi dengan total produksi triwulan II unit. Untuk periode Triwulan II tahun 28 produksinya naik sebesar 13,5 persen dibandingkan Triwulan I 28 dan naik 45,72% dari triwulan II 27 terlihat pada Gambar , 16, Produksi Konsumsi DN Ton 2, 15, 1, 5, Ton 14, 12, 1, 8, 6, 4, Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Logam, Ditjen ILMTA Gambar 3.9. Kinerja Industri Logam Hot Rolled Plate Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Roda Dua Realisasi produksi kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor) periode Triwulan II 28 mengalami fluktuasi per bulannya dengan jumlah produksi Bulan April 55.79, naik di Bulan Mei menjadi , namun turun sedikti d Bulan Juni dengan total keseluruhan produksi triwulan II sebesar 1,623 juta unit. Realisasi produksi triwulan I 28 naik , Triw ulan II 27 Triwulan I 28 Triw ulan II 28 Sumber Direktorat Industri Elektronika, Ditjen IATT Gambar Kinerja Industri Kendaraan bermotor Roda Empat Peralatan Listrik Rumah Tangga Televisi Produksi televisi periode triwulan I 28 menunjukkan fluktuasi jumlah produksi permintaan dalam negeri serta. Pada triwulan I 28 nilai realisasi produksi TV berkisar antara US$ 46,59 juta sampai US$ 51,61 juta per bulan. Jumlah Produksi triwulan I 28 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II TAHUN 28

30 Bab 3 : Perkembangan Produksi Komoditi Industri terpilih mengalami kenaikan jika dibandingkan produksi triwulan IV 27, namun turun dibanding triwulan I 27 sebesar 19,73%. (Gambar 3.12) Produksi Konsumsi DN dibanding triwulan I 27 sebesar 29,6% seperti terlihat pada Gambar Ribu Ton Produksi Konsumsi DN 4 2 Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Elektronika, Ditjen IATT Gambar Kinerja Industri Televisi Sumber Direktorat Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Ditjen ILMTA Gambar Kinerja Industri Serat Benang Lemari Es Realisasi nilai produksi lemari es triwulan II April-Juni 28 menunjukkan tren yang fluktuatif seiring dengan naiknya permintaan dalam negeri dan permintaan ekspor. Pada Triwulan II 28 realisasi nilai produksinya naik menjadi US$ 25,36 juta, setelah mencapai US$ 27,23 juta di triwulan I 28 dan US$ 19,81 juta di triwulan II 27. (Gambar 3.13) 4 35 Produksi Konsumsi DN Realisasi produksi benang triwulan II 28 mengalami kenaikan sebesar 3,36% dibanding triwulan I 28 menjadi 56,65 ribu ton, namun nilai ini turun jika dibandingkan triwulan II 27 sebesar 1,56%. Sedangkan untuk kebutuhan dalam negeri mengalami kenaikan8,57% dibanding triwulan I 28, dan dibanding triwulan II 27 mengalami penurunan 2,82% menjadi 372,11 ribu ton. Nilai kebutuhan ini jika dibandingkan dengan realisasi produksi benang berada pada posisi yang lebih tinggi sehingga mengalami over supply seperti terlihat pada Gambar Produksi Konsumsi DN 1 5 Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Ribu Ton Sumber Direktorat Industri Elektronika, Ditjen IATT Gambar Kinerja Industri Lemari Es Tekstil dan Produk Tekstil Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Ditjen ILMTA Gambar Kinerja Industri Benang Serat Realisasi produksi serat triwulan II 28 menunjukkan tren meningkat dengan total 274,27 ribu ton, yang berarti meningkat 3,26% dari triwulan I 28 dan 13,75% dibanding triwulan II 27. Sedangkan kebutuhan di dalam negeri pada periode yang sama berada pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi produksi yaitu untuk triwulan II 28 sebesar 481,19 ribu ton. Nilai kebutuhan dalam negeri ini naik jika dibanding dengan triwulan I 28 sebesar 8,7% dan naik juga Kain Realisasi produksi kain triwulan II 28 menunjukkan kenaikan 2,5% dibanding triwulan I 28 dan naik 3,83% jika dibanding triwulan II 27 menjadi 325,13 ribu ton. Sementara itu tren konsumsi dalam negeri juga cenderung naik dengan persentase 14,73% dibandingkan triwulan I 28 dan 37,65% menjadi sebesar 368,51 ribu ton pada triwulan II 28 (Gambar 3.16). 19 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II TAHUN 28 19

31 Bab 3 : Perkembangan Produksi Komoditi Industri Terpilih Ribu Ton Produksi Konsumsi DN Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Ditjen ILMTA Gambar Kinerja Industri Kain Pulp dan Kertas Pulp Realisasi produksi pulp periode triwulan II 28 menunjukkan adanya tren kenaikan sedikit sebesar 2,48% dibanding triwulan I 28 dan tidak mengalami pertumbuhan jika dibanding triwulan II 27 menjadi 1536,49 ribu seperti terlihat pada Gambar Realisasi produksi bulanan berkisar dari yang terendah di bulan Desember sebesar ton s.d. yang tertinggi ton di bulan Maret 28. Sementara itu untuk pasokan dalam negeri sendiri juga mengalami kenaikan sebesar 4,64% pada triwulan IV 27 dan 6,88% pada triwulan I 27 menjadi sebesar 123,3 ribu ton pada triwulan I 28. Ribu Ton Produksi Pasokan DN Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Pulp Hutan tanaman industri (HTI) merupakan salah satu sumber bahan baku industri pulp yang terus dikembangkan oleh pengusaha di bidang kehutanan. Departemen kehutanan telah menargetkan perluasan HTI hingga 5 juta hektar sampai dengan tahun 29. Posisi luas HTI sampai tahun 26, kurang lebih mencapai 4,28 juta hektar. Dari luasan tersebut diperkirakan tersedia bahan baku lewat HTI tersebut menjadi pilihan terbaik sehingga patut ditiru polanya oleh industri-industri lain khususnya yang berbasis agro, renewable maupun recycled Kertas Realisasi produksi kertas berada pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi pulp, pada triwulan I 28 produksi kertas sebesar 2461,8 ribu ton, nilai ini meningkat sedikit,23% dibanding triwulan I 28 dan tidak mengalami pertumbuhan dibanding triwulan I 27. Realisasi produksi kertas untuk pasokan dalam negeri berada dibawah realisasi produksi berkisar antara 2431,22 ton s.d. 2436,89 ribu ton per triwulannya seperti terlihat pada Gambar Ribu Ton Produksi Pasokan DN Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Kertas Mesin Listrik Mini Circuit Breaker (MCB) Realisasi produksi MCB periode triwulan II 28 mengalami kenaikan 2,69% dibanding triwulan I 28 dan naik 23,42% dibanding triwulan II 27 menjadi 2992,9 ribu unit. Untuk kebutuhan MCB dalam negeri juga mengalami kenaikan 3,4% dibanding triwulan I 28 dan 23,44% dibanding triwulan II 27 menjadi 2771,93 ribu unit pada triwulan I 28 (Gambar 3.19). Ribu Unit Produksi Konsumsi DN Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Mesin, Ditjen ILMTA Gambar Kinerja Industri MCB 2 2 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II TAHUN 28

32 Bab 3 : Perkembangan Produksi Komoditi Industri terpilih Motor Listrik Realisasi produksi motor listrik triwulan II 28 masih jauh dari yang diharapkan dibandingkan dengan tingkat kebutuhan di dalam negeri. Produksi motor listrik rata-rata pada periode yang sama hanya memenuhi kurang lebih 3 persen kebutuhan dalam negeri. Produksi triwulan II 28 hanya mencapai total 3. unit, sedangkan kebutuhan dalam negeri mencapai kisaran s.d unit per bulan untuk triwulan ini, tren realisasi produksi cenderung naik sepanjang tahun namun tren kebutuhan dalam negeri menunjukkan peningkatan seperti terlihat pada Gambar Produksi Konsumsi DN Kapasitas Panel dan Gear Realisasi produksi Panel dan Gear triwulan II 28 juga menunjukkan tren yang meningkat sebesar 5,14% dibanding triwulan I 28 dan 42,73% dibanding triwulan II 27 menjadi unit. Konsumsi dalam negeri untuk produk tersebut berada sedikit dibawah tingkat produksi sehingga dapat dikatakan relatif tidak ada excess supply di dalam negeri seperti terlihat pada Gambar Masalah pokok yang masih dihadapi oleh industri mesin listrik secara keseluruhan adalah ketergantungan terhadap bahan baku yang sebagian besar masih harus di impor serta tingkat harganya yang berfluktuasi karena sangat tergantung pada perkembangan tingkat harga internasional. Unit Triwulan I 27 Triwulan IV 27 Triwulan I 28 Sumber Direktorat Industri Mesin, Ditjen ILMTA Gambar 3.2. Kinerja Industri Motor Listrik Beberapa bahan baku dimaksud meliputi antara lain polycarbonate, silicon, steel, minyak jenis isolasi, kertas isolasi, dan kawat tembaga ukuran tertentu. Walaupun kita ketahui bahwa di Indonesia telah berdiri industri hulu seperti Krakatau Steel, Pertamina, dan Petrokimia, namun spesifikasi teknis yang dibutuhkan oleh industri mesin listrik sering tidak dapat dipenuhi bahkan tidak tersedia KWh Meter Realisasi Kwh Meter triwulan II 28 menunjukkan tren peningkatan 4,91 % dibanding triwulan I 28 dan kenaikan yang besar sebesar 64,22% dibanding triwulan II 27 menjadi unit. Hal ini ditandai juga dengan kebutuhan konsumsi dalam negeri yang semakin meningkat meskipun pada tingkat yang lebih rendah (Gambar 3.21), sedangkan konsumsi dalam negeri rata-rata 35 persen dari realisasi produksi sehingga produksi yang tersisa dialokasikan untuk pasar ekspor. Unit Produksi Konsumsi DN Kapasitas Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Unit Produksi Konsumsi DN Kapasitas Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Mesin, Ditjen ILMTA Gambar Kinerja Industri Panel dan Gear Ban Ban Sepeda Motor Realisasi produksi ban sepeda motor relatif berfluktuatif pada periode triwulan II 28 sebesar 6,643 juta unit. Produksi pada triwulan ini meningkat 2,53% dibanding triwulan I 28 dan naik 15,7% dibanding triwulan II 27. Untuk triwulan ini nilai produksi telah mampu mengimbangi tingkat konsumsi dalam negeri sebesar 6,464 juta unit (Gambar 3.23),. Sumber Direktorat Industri Mesin, Ditjen ILMTA Gambar Kinerja Industri KWh Meter 21 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II TAHUN 28 21

33 Bab 3 : Perkembangan Produksi Komoditi Industri Terpilih Unit Produksi Konsumsi DN Kapasitas Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Ban Sepeda Motor Ban Mobil Realisasi produksi ban mobil triwulan II 28 bernilai 1,928 juta unit. Nilai ini turun 2,45% dibanding triwulan I 28 sebelumnya dan turun sedikti,7% dibanding triwulan II 27. Rata-rata konsumsi ban mobil dalam negeri dibandingkan dengan realisasi produksi sebesar 3% dan sebagian produksi ban diperuntukkan bagi pasar ekspor seperti terlihat pada Gambar Sejak tanggal 3 Maret 26 telah diberlakukan ketentuan wajib Standar Nasional Indonesia (SNI). Asosiasi perusahaan Ban Indonesia (APBI), berpendapat bahwa kewajiban SNI untuk produk ban yang berorientasi ke pasar domestik harus didukung oleh para pelaku usaha. Pemberlakuan ketentuan ini sekaligus diarahkan untuk menjaga pasar domestik dari maraknya produk ban ex-impor yang tidak memenuhi standar yang diwajibkan. Ribu Unit Produksi Konsumsi DN Kapasitas Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 18,16% dibanding triwulan II 27 (Gambar 3.25). Industri Tepung Terigu yang jumlahnya masih relatif kecil di dalam negeri sangat rentan terhadap gejolak harga gandum yang terjadi di pasar global. Untuk jenis gandum Hard Red Winter (HRW) Ordinary yang biasa digunakan sebagai patokan. Komponen biaya gandum mencapai 9 persen dari struktur biaya produksi terigu. Sehingga naiknya harga gandum dunia, cepat atau lambat akan menyebabkan kenaikan harga tepung terigu di dalam negeri secara bertahap. Ribu Unit Produksi Konsumsi DN Kapasitas Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Makanan, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Tepung Terigu Barang Jadi Rotan Perkembangan realisasi produksi barang jadi rotan menunjukkan tren yang naik walau tidak terlalu signifikan dari Rp. 988 miliar pada periode triwulan II 28 dari Rp.973 miliar pada triwulan I 28 atau naik 1,55 persen, dan jika dibanding triwulan II 27 juga naik 1,4% (Gambar 3.26). Sebagian besar (9 persen) realisasi produksi barang jadi rotan memang diorientasikan bagi pasar ekspor dan hanya sebagian kecil yang dipasarkan di dalam negeri. Rp Miliar Produksi Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Ban Mobil Tepung Terigu Realisasi produksi industri tepung terigu di dalam negeri periode triwulan II 28 bernilai ton. Angka ini naik sedikit sebesar,88% dibanding triwulan I 28 namun turun Triwulan II 27 Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Ditjen IKM Gambar Kinerja Industri Barang Jadi Rotan LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II TAHUN 28

34 Bab 3 : Perkembangan Produksi Komoditi Industri terpilih Keramik Keramik Tile 12 Produksi Pasokan DN Pada periode triwulan II 28 produksi Keramik Tile menunjukkan adanya tren yang meningkat sedikit,25% dibanding triwulan sebelumnya menjadi ton. Begitu juga dengan konsumsi dalam negeri naik,25% dari triwulan sebelumnya menjadi ton seperti terlihat pada Gambar 3.27 berikut. Ton Produksi Pasokan DN Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Keramik Sanitary 5 Ton Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Keramik Tile Keramik Tableware Pada periode triwulan II 28 produksi Keramik Tableware juga mengalami kenaikan yang relatif sedikit,24 % dibanding triwulan sebelumnya menjadi ton. Begitu pula dengan konsumsi dalam negerinya hanya mengalami kanaikan sedikit,25% menjadi ton seperti terlihat pada Gambar 3.28 berikut Produksi Pasokan DN 1 Ton Triwulan I 28 Triwulan II 28 Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Keramik Tableware Keramik Sanitary Pada periode triwulan II 28 produksi Keramik sanitary cenderung meningkat sedikit,24% dibanding pada kisaran 351 ribu Unit sampai 399 ribu unit seperti terlihat pada Gambar 3.29 berikut. 23 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II TAHUN 28 23

35 Bab 4 : Indeks Kinerja Industri Terpilih BAB IV INDEKS KINERJA INDUSTRI TERPILIH Pada bagian ini, diulas kinerja beberapa industri terpilih yang masuk dalam pengembangan klaster industri nasional. Kinerja industri manufaktur terpilih diukur dengan menggunakan indeks yang terdiri dari beberapa indikator yaitu nilai tambah manufaktur per kapita, ekspor hasil manufaktur per kapita, pangsa penggunaan teknologi menengah/ tinggi dalam produksi manufaktur, serta pangsa produk berteknologi menengah/tinggi dalam ekspor hasil manufaktur yang dirumuskan dengan persamaan matematika dibawah. Persamaan 1 sebesar.86, diikuti oleh Industri Minyak Goreng dengan indeks diatas.5 yakni sebesar.78. Sedangkan indeks kinerja industri lainnya pada periode Maret-Juni 28 adalah sebagai berikut: Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dengan indeks kinerja.46, Industri Kendaraan Bermotor indeks kinerjanya mencapai.37, Baja (.17), Ban (.1), Semen (.1), Tepung Terigu (.6), Keramik (.5), Peralatan Listrik Rumah Tangga (.3), Barang Jadi Rotan (.3), Mesin Listrik (.3), dan Pupuk (.2). Data selengkapnya dapat dilihat pada halaman lampiran Tabel 4.1. TRW TRW TRW TRW I j,i = Z j,i Min(Z j,i ) Max(Z j,i ) Min(Z j,i ) Keramik Barang Jadi Rotan Tepung Terigu Ban Mesin Listrik Persamaan 2 Pulp dan Kertas TPT Peralatan Listrik R.T. CIP ( ) = w 1 I 1,i + w 2 I 2,i + w 3 I 3,i + w 4 I 4,i 1/ w 1 + w 2 + w 3 + w 4 Kendaraan Bermotor Baja Minyak Goreng Semen Pupuk Terhadap Indeks kinerja komoditi industri individu I j,i dilakukan standardisasi dengan rumusan (1), dimana Z j,i nilai variabel kinerja ke j dari manufaktur ke i. Sehingga indeks tertinggi dari kinerja adalah 1 dan terendah. Selanjutnya, perhitungan indeks komposit sebagai proxy kinerja industri keseluruhan (CIP ( ) ) perlu dilakukan dengan menggunakan rumus standar (2), dimana I j,i mewakili nilai ke i dari indeks individu keempat variabel kinerja, w n adalah bobot nilai terhadap indeks dan merupakan parameter untuk mengontrol bagaimana variasi dan bobot indeks individu mempengaruhi Indeks Kinerja Industri keseluruhan. Pada periode April-Juni 28 atau triwulan II tahun 28, 9 komoditi industri terpilih menunjukkan kondisi kinerja yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (periode Januari-Maret 28), namun demikian bila dibandingkan periode yang sama tahun 27 hanya 4 komoditi industri terpilih yang mengalami kenaikan kinerja. Dalam Gambar 4.1 berikut terlihat bahwa pada triwulan II 28 Industri Pulp dan Kertas mempunyai indeks kinerja tertinggi dibanding industri lainnya yaitu Gambar 4.1. Indeks Kinerja Komoditi Industri Terpilih Indeks kinerja individu masing-masing komoditi terpilih digambarkan melalui diagram hexagonal, dimana keenam sudutnya mencerminkan indikator dengan ketiga diagonal mewakili aspek pengembangan industri. Garis vertikal menggambarkan tingkat aktivitas industri, dimana diatas titik (nol) merupakan aktivitas berbasis domestik, sedangkan dibawah titik nol mewakili aktivitas internasional. Diagonal dari kiri bawah ke kanan atas menunjukkan perbandingan industri dengan ekonomi aggregat lainnya. Sementara diagonal dari kiri atas ke kanan bawah melukiskan sudut pandang spesifik dari kinerja industri yaitu peran teknologi terhadap aktivitas industri. 25 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28 25

36 Bab 4 : Indeks Kinerja Industri Terpilih 4.1. Indeks Kinerja Industri Pupuk Pada periode April-Juni 28 kinerja Industri Pupuk menunjukkan penurunan nilai tambah domestik per kapita (MVA/C) sebesar.954 bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dari sebesar 1.54 menjadi.55. Namun bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Januari-Maret 27) terjadi peningkatan sebesar.169 dari sebesar.381 menjadi sebesar.55 pada triwulan II 28. Penurunan nilai tambah domestik per kapita secara year on year, juga diikuti nilai ekspor manufaktur per kapita (X/C) yang mengalami penurunan sebesar.137 dari sebesar.217 pada triwulan I 27 menjadi.79 pada triwulan II 28, meskipun bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya naik.24. Sementara itu, sumbangannya terhadap ekonomi aggregat kecil sekali nilainya, baik dalam lingkup domestik (p/pr) maupun internasional (x/x) yang masing-masing sebesar.13 dan.4. Meskipun secara year on year mengalami penurunan, tetapi apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, keduanya mengalami peningkatan. Penurunan kinerja Industri Pupuk juga terjadi dalam hal penggunaan teknologi menengah/tinggi dalam produksi (MHT/Pr). Sementara dalam hal penggunaan teknologi menengah/tinggi pada ekspor (MHT/X) mengalami peningkatan. Penuraunan dan kenaikan tersebut dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Januari-Maret 28) dan periode yang sama tahun sebelumnya (April- Juni 27). MVA/C 1. Untuk penggunaan teknologi menengah/tinggi dalam produksi, penurunannya cukup signifikan yaitu sebesar.277 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Januari-Maret 28). Sedangkan secara year on year penurunannya hanya sebesar.99. Kenaikan dalam hal penggunaan teknologi menengah/tinggi pada ekspor sebesar.177 apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sedangkan apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya meningkat sebesar.179. Untuk lebih jelasnya kinerja Industri Pupuk dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan data selengkapnya dapat dilihat pada halaman lampiran Tabel Indeks Kinerja Industri Semen Pada periode April-Juni 28 kinerja Industri Semen menunjukkan penurunan nilai tambah domestik per kapita (MVA/C) sebesar.216 bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (April-Juni 27) dari sebesar menjadi Sedangkan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar.261 dari sebesar (triwulan I 28) menjadi sebesar pada triwulan II 28. Penurunan nilai tambah domestik per kapita secara year on year, juga diikuti nilai ekspor manufaktur per kapita (X/C) yang mengalami penurunan sebesar.8 menjadi.177 pada triwulan II 28. Sementara apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (triwulan IV 27) naik sebesar.1. MHT/Pr p/pr MHT/Pr MVA/C p/pr x/x MHT/X x/x MHT/X X/C trw 2 27 trw 1 28 trw 2 28 Gambar 4.2. Indeks Kinerja Industri Pupuk X/C trw 2 27 trw 1 28 trw 2 28 Gambar 4.3. Indeks Kinerja Industri Semen LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28

37 Bab 4 : Indeks Kinerja Industri Terpilih Sementara itu, sumbangannya terhadap ekonomi aggregat kecil sekali dalam lingkup internasional (x/x) yakni hanya sebesar.8. Sementara dalam lingkup domestik (p/pr) sebesar.54. Dalam lingkup internasional mengalami penurunan baik apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya maupun apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yakni masingmasing menurun sebesar.2 dan.1. Sedangkan dalam lingkup domestik terjadi penurunan sebesar.3 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan tidak berubah apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Begitu pula halnya dengan penggunaan teknologi menengah/tinggi dalam produksi (MHT/Pr) maupun pada ekspor (MHT/X) tidak cukup signifikan, hanya mencapai.165 pada triwulan II 28 untuk penggunaan teknologi menengah/tinggi dalam produksi maupun pada ekspor. Kinerja Industri Semen dapat dilihat pada Gambar 4.3, sedangkan datanya dapat dilihat di halaman lampiran Tabel 4.2. maupun dalam ekspor (MHT/X), besarnya kinerja mencapai angka indeks.592. Untuk penggunaan teknologi menengah/tinggi dalam produksi mengalami peningkatan, baik itu bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year) maupun bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu meningkat sebesar.184 dan.274. Hal yang sama juga terjadi untuk penggunaan teknologi menengah/tinggi dalam ekspor yang meningkat sebesar.447 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dan meningkat.445 dibanding triwulan sebelumnya. Selengkapnya kinerja Industri Minyak Goreng dapat dilihat pada Gambar 4.4, sedangkan datanya dapat dilihat di halaman lampiran Tabel 4.2. MHT/Pr MVA/C p/pr 4.3. Indeks Kinerja Industri Minyak Goreng Pada periode April-Juni 28 kinerja Industri Minyak Goreng menunjukkan peningkatan yang signifikan untuk nilai tambah domestik per kapita (MVA/C) sebesar bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Hal yang sama bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Januari-Maret 28) mengalami peningkatan yang tidak sebesar secara year on year yaitu hanya sebesar.693. Kenaikan nilai tambah domestik per kapita secara year on year, juga diikuti nilai ekspor manufaktur per kapita (X/C) yang mengalami kenaikan sebesar menjadi pada triwulan II 28 dan bila dibandingkan dengan triwulan I 28 meningkat hanya sebesar.478. Sementara itu, sumbangannya terhadap ekonomi dalam lingkup domestik (p/pr) menunjukkan peningkatan sebesar.53 dari.139 pada triwulan II 27 menjadi.192 pada triwulan II 28. Hal yang sama juga terjadi dalam lingkup internasional (x/x) dimana terjadi peningkatan kinerja sebesar.87 secara year on year dan peningkatan sebesar.7 apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (triwulan I 28) menjadi.334 pada triwulan II tahun 28. Dalam hal penggunaan teknologi menengah/tinggi dalam produksi (MHT/Pr) x/x.1 X/C MHT/X trw 2 27 trw 1 28 trw 2 28 Gambar 4.4. Indeks Kinerja Industri Minyak Goreng 4.4. Indeks Kinerja Industri Baja Pada periode April-Juni 28 kinerja Industri Baja menunjukkan kenaikan indeks nilai tambah domestik per kapita (MVA/C) sebesar.56 bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (April-Juni 27) yang hanya mencapai Demikian juga bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (triwulan I 28) mengalami peningkatan sebesar.37 menjadi sebesar pada triwulan II 28. Peningkatan nilai tambah domestik per kapita secara year on year, juga diikuti nilai ekspor manufaktur per kapita (X/C) yang mengalami peningkatan sebesar.139 menjadi.74 pada triwulan II 28, dan apabila dibandingkan 27 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN II, TAHUN 28 27

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan I Tahun 2010 Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan IV Tahun industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 1 2 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan III Tahun Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan IV Tahun Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan II Tahun Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2008 Pusat Data dan Informasi. iii

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2008 Pusat Data dan Informasi. iii KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2007 Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2007 Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009

Lebih terperinci

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR Industri manufaktur merupakan sektor strategis di dalam perekonomian nasional. Hal itu ditegaskan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara... 1 KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara... 1 KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Mudrajad Kuncoro Juli 2008 Peranan Masing- Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri Tahun 1995-2008* No. Cabang Industri Persen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 184.845.034 194.426.046 9.581.012 5,18 2 Usaha Menengah (UM)

Lebih terperinci

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 No. 40/08/36/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 PDRB Banten triwulan II tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,17 persen,

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2004 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2004 ekspansif, didorong oleh daya serap pasar domestik Indikasi ekspansi, diperkirakan berlanjut pada triwulan I-2005 Kegiatan

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang punggung perekonomian. Tumpuan harapan yang diletakkan pada sektor industri dimaksudkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014 No. 53/11/36/Th.VIII, 5 November 2014 PDRB Banten triwulan III 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2 persen, melambat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 No. 09/02/36/Th. VIII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian Banten pada triwulan IV-2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2008 Sebagai dampak dari krisis keuangan global, kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Lebih terperinci

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015 Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu

Lebih terperinci

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) OLEH SRI MULYANI H14103087 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan barang dan jasa antar negara di dunia membuat setiap negara mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan memperoleh keuntungan dengan mengekspor barang

Lebih terperinci

KINERJA. Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Triwulan III DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA.

KINERJA. Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Triwulan III DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA. KINERJA Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Triwulan III - 2017 triwulan III DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA KINERJA Pagu Anggaran SEKTOR Ditjen IKTA S.D IKTATRIWULAN Tahun 2017III

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014 No.22/05/36/Th.VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014 PDRB Banten triwulan I tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) tumbuh positif 0.87 persen, setelah triwulan sebelumnya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2008 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w s. go.id PERKEMBANGAN INDEKS PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG 2011 2013 ISSN : 1978-9602 No. Publikasi : 05310.1306 Katalog BPS : 6102002 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 Posisi uang primer pada akhir Januari 2002 menurun menjadi Rp 116,5 triliun atau 8,8% lebih rendah dibandingkan akhir bulan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th. X, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2012 (c-to-c) mencapai 7,19 persen Ekonomi

Lebih terperinci

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Penjualan Minyak Diesel Konsumsi Semen Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th. X, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan III Tahun 2012 (y-on-y) mencapai 7,24 persen

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 13/02/52/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,06 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara lain di sekitarnya. Biasanya bentuk kerjasama atau interaksi itu berbentuk perdagangan antar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 41/11/31/Th. X, 17 November 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVI, 3 Februari 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 08/02/Th.XVII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN IV TAHUN Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan IV- secara triwulanan (q-to-q) mencapaai

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 No. 27/05/94/ Th. VIII, 5 Mei 2015 PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 Perekonomian Papua triwulan I tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017 DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017 I. REALISASI INVESTASI PMA & PMDN 1. Total Realisasi Investasi PMA dan PMDN berdasarkan Laporan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014 No. 68/11/71/Th. VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014 Perekonomian Sulawesi Utara yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada ulan III/2014

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak sekedar terfokus pada peran pemerintah, banyak sektor yang mempunyai peran dalam kemajuan perekonomian di Indonesia. Proses

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 31/08/31/Th. X, 14 Agustus 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2008 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th.XIV, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III 2016 TUMBUH 5,61 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN III-2015

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 No. 05/11/Th.IX, 5 Februari 2015 No. 11/02/63/Th.XIX/ 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 TUMBUH 4,85 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 No. 38/08/36/Th.IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 TUMBUH 5,26 PERSEN LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN DENGAN TRIWULAN YANG SAMA TAHUN SEBELUMNYA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 11/02/35/Th.XV, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 TUMBUH 5,55 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TAHUN 2015 Perekonomian Jawa Timur

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 20/05/Th.XVII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2014 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I-2014 secara triwulanan (q-to-q) terjadi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011 No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 11/2/16/Th.XIX, 6 Februari 217 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 TUMBUH 5,3 PERSEN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 52/08/35/Th.XV, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,03 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I tahun 213 tumbuh sebesar 4,17% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,18% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV- Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan IV- masih tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008 BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA No. 10/02/94/Th. X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 TUMBUH 9,21 PERSEN TUMBUH LEBIH CEPAT DIBANDING TAHUN LALU Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 TUMBUH 3,36 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA YANG BERKONTRAKSI -0,72 PERSEN 26/05/94/Th.X,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 11/02/16/Th.XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN TUMBUH 4,50 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008 BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA No. 27 / VIII / 16 Mei 2005 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PDB INDONESIA TRIWULAN I TAHUN 2005 TUMBUH 2,84 PERSEN PDB Indonesia pada triwulan I tahun 2005 meningkat sebesar 2,84 persen dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 44/02/16/Th.XVII, 1 Februari 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 No. 74/08/71/Th. XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,80 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan II-2017 yang

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 50/08/Th.XII, 10 Agustus 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2009 Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III TAHUN No. 50/11/Th.XVII, 5 November Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan III- secara triwulanan (q-to-q) mencapai

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 NO. 32/05/33 TH. X, 2 MEI 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2016 Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 No.05/02/33/Th.III, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 PDRB Jawa Tengah triwulan IV/2008 menurun 3,7 persen dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q), dan bila dibandingkan

Lebih terperinci