DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara... 1

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) serta Rencana Strategis (RENSTRA) Departemen Perindustrian , oleh karenanya perkembangan industri perlu dipantau dari waktu ke waktu. Dalam rangka mengetahui perkembangan kinerja sektor industri secara lebih cepat tanpa harus menunggu data BPS yang biasanya terlambat sekitar 1 tahun untuk data produksi dan 3 bulan untuk ekspor impor, beberapa komoditi industri tertentu dipilih sebagai sampel yang diharapkan mampu mewakili gambaran industri secara keseluruhan. Untuk itu data bulanan komoditi terpilih tersebut dikumpulkan baik dari Asosiasi industri yang membidangi atau perusahaan. Buku Laporan Perkembangan Komoditi Industri Terpilih ini dapat digunakan sebagai indikator Departemen Perindustrian untuk melihat kinerja industri secara indikatif, yaitu dengan melihat perkembangan dari realisasi produksi, ekspor, dan impor produk-produk tersebut. Hal-hal yang tergambarkan dalam laporan ini adalah buah kerja Departemen Perindustrian dengan berbagai pihak yang terkait. Untuk itu, Kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Asosiasi, perusahaan dan lembaga pemerintah terkait, baik pusat dan daerah, dunia usaha, serta masyarakat yang menyampaikan berbagai datanya kepada Departemen Perindustrian sehingga tersusunnya laporan ini. i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii v vi BAB I GAMBARAN PEREKONOMIAN SECARA UMUM 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pertumbuhan PDB Pertumbuhan Sektor Industri Kinerja Ekspor Nilai Impor Investasi... 9 BAB II LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH 2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sektor Industri Tahun Pemilihan Beberapa Komoditi Terpilih Perkembangan Beberapa Komoditi Industri Terpilih ii

4 2.3.1 Pupuk Pupuk Urea Pupuk Non Urea Pupuk ZA Pupuk SP Pupuk Phonska Semen Minyak Goreng Sawit Baja Hot Rolled Coil Hot Rolled Plate Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Roda Dua Kendaraan Bermotor Roda Empat Peralatan Listrik Rumah Tangga Televisi Lemari Es Tekstil dan Produk Tekstil Serat Benang Kain Pulp dan Kertas Pulp iii

5 Kertas Mesin Listrik Mini Circuit Breaker (MCB) Motor Listrik KWh Meter Panel dan Gear Ban Ban Sepeda Motor Ban Mobil Tepung Terigu Barang Jadi Rotan BAB III PENUTUP LAMPIRAN iv

6 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia... Tabel 2. Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara... Tabel 3. Laju Pertumbuhan PDB Kumulatif... Tabel 4. Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Kumulatif... Tabel 5. Nilai Ekspor. Tabel 6. Nilai Impor... Tabel 7. Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang Tabel 8. Tabel Perkembangan Realisasi Investasi (Izin Usaha Tetap) PMDN Menurut Sektor, Tabel 9. Tabel Perkembangan Realisasi Investasi (Izin Usaha Tetap) PMA Menurut Sektor, Tabel 10. Tabel Komoditi komoditi Industri Terpilih v

7 DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Halaman Pertumbuhan ekonomi Tujuh Negara Termasuk Indonesia Tahun 2001 Tw III 2006 (Data Triwulan)... 3 Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri Non Migas Tahun Perkembangan Nilai Realisasi Investasi (Izin Usaha tetap) PMA Tahun Perkembangan Nilai Realisasi Investasi (Izin Usaha tetap) PMDN Tahun Gambar 5. Distribusi PMDN Sektor Industri Tahun Gambar 6. Distribusi PMA Sektor Industri Tahun Gambar 7. Perkembangan Industri Pupuk UREA Periode Jan s.d Mar Gambar 8. Gambar 9. Perkembangan Industri Pupuk ZA Periode Jan s.d Mar Perkembangan Industri Pupuk SP36 Periode Jan s.d Mar Gambar 10. Perkembangan Industri Pupuk Phonska Periode Mar s.d Mar Gambar 11. Perkembangan Industri Semen Periode Jan s.d Mar Gambar 12. Perkembangan Industri Minyak Goreng Periode Jan s.d Mar Gambar 13. Perkembangan Industri Logam Hot Rolled Coil Periode Jan s.d Mar vi

8 Gambar 14. Perkembangan Industri Logam Hot Rolled Plate Periode Jan s.d Mar Gambar 15. Perkembangan Industri Kendaraan Bermotor Roda Dua Periode Mar s.d Mar Gambar 16. Perkembangan Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat Periode Mar s.d Mar Gambar 17. Perkembangan Industri Televisi Periode Jan s.d Mar Gambar 18. Perkembangan Industri Lemari Es Periode Jan s.d Mar Gambar 19 Perkembangan Industri Serat Periode Jan s.d Mar Gambar 20. Perkembangan Industri Benang Periode Jan s.d Mar Gambar 21. Perkembangan Industri Kain Periode Jan s.d Mar Gambar 22. Perkembangan Industri Pulp Periode Jan s.d Mar Gambar 23. Perkembangan Industri Kertas Periode Jan s.d Mar Gambar 24. Perkembangan Industri MCB Periode Mar s.d Mar Gambar 25. Perkembangan Industri motor Listrik Periode Mar s.d Mar Gambar 26. Perkembangan Industri KWh Meter Periode Mar s.d Mar Gambar 27. Perkembangan Industri Panel & Gear Periode Mar s.d Mar Gambar 28. Perkembangan Industri Ban Sepeda Motor Periode Jan s.d Mar Gambar 29. Perkembangan Industri Ban Mobil Periode Jan s.d Mar vii

9 Gambar 30. Perkembangan Industri Terigu Periode Jan s.d Mar Gambar 31. Perkembangan Industri Barang Jadi Rotan Periode Jan.- Des dan Jan (Proyeksi) viii

10 BAB I GAMBARAN PEREKONOMIAN SECARA UMUM 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nation) dalam laporan berjudul World Economic Situation and Prospects 2007 memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2007 hanya mencapai 3,2 persen atau melambat dibanding tahun 2006 yang diperkirakan mencapai 3,8 persen. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat akan menjadi penahan utama bagi penurunan ekonomi global melalui kebijakannya memperkuat pasar sehingga pertumbuhan ekonominya bisa mencapai 2,2 persen. Sementara itu, negara maju lainnya juga diharapkan mampu menjadi alternatif pendorong pertumbuhan ekonomi dunia. Jepang diperkirakan akan tumbuh sebesar 2 persen pada tahun 2007 sama dengan angka pertumbuhan ekonomi Eropa. Laporan yang dibuat melalui kerjasama badan-badan dibawah PBB seperti Department of Economic and Social Affairs (DESA), the United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dan lima komisi regional PBB seperti Economic Commission for Africa (ECA), Economic Commission for Europe (ECE), Economic Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC), Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP), and Economic and Social Commission for Western Asia (ESCWA) memperkirakan negara berkembang dan negara transisi mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama tahun 2006 dengan rata-rata pertumbuhan 6,5 persen dan 7,2 persen. Diharapkan pertumbuhan akan tetap stabil pada tahun 2007 meskipun mengalami penurunan menjadi 5,9 persen untuk Negara berkembang dan 6,5 persen untuk Negara transisi seperti terlihat pada Tabel 1. India dan China masih menjadi Negara penopang pertumbuhan ekonomi Negara berkembang. Tabel. 1 Pertumbuhan Ekonomi Dunia a 2007 b World Developed economies Economies in transition Developing economies Least developed countries Sumber : United Nation, Januari a. Partly estimated b. Forecast Sementara itu pertumbuhan ekonomi beberapa negara berkembang (major developing economies) pada tahun 2007 diperkirakan menurun dibanding tahun sebelumnya, kecuali Brazil, Chile, India, Indonesia, Malaysia, Nigeria Filipina, Taiwan dan Thailand seperti terlihat pada Tabel 2 berikut. 1

11 Tabel. 2 Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara a 2007 b Developed economies United States Canada Japan Australia New Zealand European Union EU Euro Zone Other EU EU Other Other Europe Major developed economies Economies in transition South-eastern Europe Commonwealth of Independent States Developing countries Africa East and South Asia Western Asia Latin America and The Caribbean Memorandum items: Least developed countries East Asia (excluding China) South Asia (excluding India) Western Asia (excluding Israel & Turkey) Major developing economies Argentina Brazil Chile China Colombia Egypt Hong Kong SAR e India Indonesia Iran, Islamic Republic of Israel Korea, Repubolic of Malaysia Mexico Nigeria Pakistan Peru Philippines Saudi Arabia Singapore South Africa Taiwan Province of China Thailand Turkey Venezuela, Bolivarian Republic of Sumber : United Nation, Januari 2007 a. Partly estimated b. Forecast 2

12 Khusus untuk 7 (tujuh) Negara Industri Utama yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Itali, Perancis dan Kanada, rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun berdasarkan data triwulanan hanya mencapai 1,9 persen. Angka rata-rata pertumbuhan ekonomi tertinggi dialami oleh Amerika Serikat yaitu sebesar 3,4 persen dan terendah dialami oleh Italia yaitu 0,7 persen, angka-angka tersebut masih lebih rendah bila dibandingkan Indonesia berada yang mencapai 4,6 persen. Gambar 1 dibawah ini menggambarkan fluktuasi pertumbuhan ekonomi secara triwulanan dari 7 Negara Industri Utama dan Indonesia Persen Mar. 02 Jun. 02 Sep. 02 Des. 02 Mar. 03 Jun. 03 Sep. 03 Des. 03 Mar. 04 Jun. 04 Sep. 04 Des. 04 Mar. 05 Jun. 05 Sep. 05 Des. 05 Mar. 06 Jun. 06 Sep. 06 AS Jepang Jerman Inggris Itali Perancis Kanada Indonesia Negara Sumber: Bank Indonesia, diolah Pusdatin Depperin Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Tujuh Negara Industri Utama dan Indonesia Tahun 2002 Tw III 2006 (Data Triwulan) 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pertumbuhan PDB Secara kumulatif pertumbuhan PDB Indonesia pada triwulan I tahun 2007 adalah 5,97 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, Pertumbuhan tertinggi dicapai sektor Pengangkutan dan Komunikasi 11,08 persen. Sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan diatas pertumbuhan PDB yaitu Sektor Bangunan yang tumbuh sebesar 9,29 persen, Perdagangan, Hotel dan Restoran (8,51 persen), Listrik, Gas dan Air Bersih (8,19 persen), Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan (7,05 persen) dan Jasa-jasa (7,03 persen). (Lihat Tabel 3). 3

13 Nilai PDB selama triwulan I tahun 2007 yang mencapai Rp.915,92 triliun tersebut masih didominasi oleh sektor Industri Pengolahan sebesar Rp.250,72 triliun atau 27,37 persen dari total PDB. Sektor lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar yaitu sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang mencapai sebesar 14,74 persen. Tujuh sektor lainnya hanya memberikan sumbangan dibawah 14 persen terhadap PDB. Sementara itu sub sektor industri pengolahan non migas memberikan kontribusi sebesar 22,81 persen. Tabel 3. Laju Pertumbuhan PDB Kumulatif Pertumbuhan LAPANGAN USAHA Persen (%) 2005* 2006** 2007*** I I sd II I sd III I sd IV I I sd II I sd III I sd IV I 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perikanan 2. Pertambangan Dan Penggalian Industri Pengolahan a. Industri M I G A S b. Industri Bukan Migas Listrik, Gas, Dan Air Bersih B A N G U N A N Perdagangan, Hotel Dan Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Persh Jasa - Jasa Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto Tanpa Migas Sumber: BPS, diolah Pusdatin Depperin * Angka sementara ** Angka sangat sementara ** Angka sangat sangat sementara Sementara itu dari sisi penggunaan, pertumbuhan PDB didominasi oleh kenaikan konsumsi rumah tangga 3,2 persen, ekspor 4,1 persen, dan impor 7,6 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pembentukan modal tetap bruto tumbuh 2,9 persen Pertumbuhan Sektor Industri Sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 5,40 persen pada triwulan I tahun 2007 dibandingkan periode yang sama tahun Angka tersebut disumbangkan industri pengolahan migas yang mengalami pertumbuhan sebesar 1,27 persen dan industri pengolahan bukan migas yang tumbuh sebesar 5,83 persen, seperti terlihat pada Tabel 4. Pertumbuhan terbesar pada sektor industri non migas dicapai oleh industri kertas dan barang cetakan lainnya 12,47 persen, disusul industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 9,84 persen, industri pupuk, kimia dan barang dari karet 7,05 persen, industri semen dan barang galian bukan logam 6,97 persen. Sedangkan industri yang tumbuh di bawah 5 persen yaitu industri alat angkut, mesin dan peralatannya yang mencapai sebesar 3,98 persen, industri barang lainnya 3,60 persen, industri logam dasar besi dan 4

14 Baja 2,11 persen dan industri tekstil, barang kulit dan alas kaki 0,68 persen. Sementara itu, industri barang kayu dan hasil hutan lainnya mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 1,74 persen. Tabel 4. Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Kumulatif Pertumbuhan LAPANGAN USAHA Persen (%) 2005* 2006** 2007*** I I sd II I sd III I sd IV I I sd II I sd III I sd IV I INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri M i g a s Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair b. Industri bukan Migas Makanan, Minuman dan Tembakau Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki Brg. kayu & Hasil hutan lainnya Kertas dan Barang cetakan Pupuk, Kimia & Barang dari karet Semen & Brg. Galian bukan logam Logam Dasar Besi & Baja Alat Angk., Mesin & Peralatannya Barang lainnya PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) PDB TANPA MIGAS Sumber: BPS, diolah Pusdatin Deperin * Angkat sementara ** Angka sangat sementara *** Angka sangat sangat sementara Bila dilihat dari kontribusinya industri Alat angkut, Mesin dan Peralatannya masih menempati urutan pertama yang mencapai 28,63 persen dari total PDB sektor industri pengolahan non migas. Di posisi kedua ditempati industri Makanan, Minuman dan Tembakau yang memberikan kontribusi sebesar 28,55 persen, disusul industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 12,94 persen dan industri Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 11,52 persen. Sedangkan sektor industri lainnya memberikan kontribusi kurang dari 10 persen terhadap industri pengolahan non migas seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. 5

15 Kondisi Sektor Industri Triwulan I Tahun Kertas dan Barang cetakan, Rp.11,05 Triliun Makanan, Minuman dan Tembakau, Rp.59,4 Triliun Pertumbuhan (%) Semen & Brg. Galian bukan logam, Rp.7,67 Triliun Barang lainnya,rp.7 Triliun Pupuk, Kimia & Barang dari karet, Rp.27,04 Triliun Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki, Rp.24,06 Triliun Alat Angk., Mesin & Peralatannya, Rp.59,81 Triliun 1.00 Logam Dasar Besi & Baja, Rp.5,22 Triliun Brg. kayu & Hasil hutan lainnya, Rp.12,55 Triliun Kontribusi (%) Gambar 2. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri Non Migas Tahun Kinerja Ekspor Total Ekspor Indonesia pada tahun 2006 meningkat sebesar 17,55 persen menjadi US$ ,32 Juta dibanding tahun sebelumnya yang hanya US$ ,95 Juta. Peningkatan ekspor ini merupakan kontribusi ekspor migas dan non migas yang juga mengalami peningkatan masing-masing 10,17 persen dan 19,68 persen. Sebagian besar ekspor Non Migas merupakan ekspor hasil industri yang nilainya mencapai US$ ,71 Juta atau 81,91 persen dari total ekspor non migas. Kelompok komoditi yang mencapai nilai ekspor tertinggi pada tahun 2006 adalah Produk Mineral (Kode HS 2: 25, 26 dan 27) dan Mesin-Peralatan Mekanis (Kode HS: 84 dan 85) masing-masing mencapai nilai US$ ,99 Juta dan US$ ,5 Juta. Sedangkan Kelompok komoditi yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah Logam dan Barang dari Logam yang tumbuh sebesar 500,4 persen dengan nilai ekspor sebesar US$ 7.263,8 Juta. Sementara itu, nilai total ekspor pada Desember 2006 mengalami peningkatan sebesar 6,43 persen dibanding November 2006 menjadi US$ 9.496,89 Juta. Ekspor non migas masih mendominasi ekspor pada bulan terakhir tahun lalu dengan mencapai US$ 7.622,51 Juta atau 80,26 persen dari nilai total ekspor Indonesia. Sedangkan Ekspor hasil industrinya mencapai US$ 6.233,95 Juta atau 81,78 persen dari ekspor non migas. Kelompok komoditi yang mencapai nilai ekspor terbesar adalah produk mineral dengan nilai US$ 1.377,2 Juta, sedangkan yang mengalami peningkatan terbesar adalah senjata dan amunisi (Kode HS: 93) yang 6

16 meningkat sebesar 9.642,78 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya US$ 4,41 ribu. Data secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai Ekspor NO. U R A I A N Nop 06 Des 06 % Perub. JAN-DES Juta US$ % Perub. TOTAL EKSPOR 8, , , , EKSPOR MIGAS 1, , , , EKSPOR NON MIGAS 7, , , , EKSPOR HASIL INDUSTRI 5, , , , Bahan Makanan Olahan, , , Minuman, Tembakau 2 Produk Industri Kimia Dan , , Industri Terkait 3 Plastik Dan Barang Dari Plastik, , , Karet Dan Barang Dari Karet 4 Jangat Dan Kulit Mentah, Barang-Barang Dari Kulit 5 Kayu, Barang Dari Kayu , , Pulp Dan Kertas , , Tekstil Dan Barang Dari Tekstil , , Alas Kaki, Tutup Kepala , , Barang Dari Batu, Produk Keramik, Kaca & Barang Dari Kaca 10 Perhiasan/Permata Logam Dan Barang Dari Logam , , Mesin Dan Peralatan Mekanis 1, , , , Kendaraan Bermotor , , Instrumen Dan Perangkat Optik Senjata Dan Amunisi , Barang Hasil Pabrikan Lainnya , , Binatang Hidup, Produk Hewani , , Produk Nabati , , Lemak & Minyak Hewan/Nabati , , Produk Mineral 1, , , , Karya Seni Sumber: BPS, diolah Pusdatin Depperin Nilai Impor Selama tahun 2006, nilai impor Indonesia mencapai US$ ,15 Juta atau meningkat 5,85 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya US$ Juta. Seperti halnya ekspor, nilai impor non migas yang mencapai US$ ,98 Juta, masih lebih tinggi dibanding impor migas yang hanya US$ ,17 Juta. Untuk impor komoditi hasil industri juga masih dominan dengan nilai sebesar US$ ,67 Juta atau 88,72 persen dari total impor non migas. 7

17 Kelompok komoditi yang mencapai nilai impor tertinggi pada tahun 2006 adalah Mesin-Peralatan Mekanis (Kode HS: 84 dan 85) mencapai nilai US$ ,7 Juta. Sedangkan Kelompok komoditi yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah Karya Seni yang tumbuh sebesar 7.669,20 persen dengan nilai ekspor sebesar US$ 64,9 Juta. Sementara itu, nilai total impor pada Desember 2006 menurun sebesar 15,73 persen dibanding November 2006 menjadi US$ 4.935,05 Juta. Impor non migas masih mendominasi impor pada bulan terakhir tahun lalu dengan mencapai US$ 3.593,73 Juta atau 72,82 persen dari nilai total impor Indonesia. Sedangkan impor hasil industrinya mencapai US$ 3.135,15 Juta atau 87,24 persen dari impor non migas. Tabel 6. Nilai Impor Juta US$ NO. U R A I A N Nop 06 Des 06 % Perub. JAN-DES % Perub. TOTAL IMPOR 5, , , , IMPOR MIGAS 1, , , , IMPOR NON MIGAS 4, , , , IMPOR HASIL INDUSTRI 3, , , , Bahan Makanan Olahan, , , Minuman, Tembakau 2 Produk Industri Kimia Dan , , Industri Terkait 3 Plastik Dan Barang Dari Plastik, , , Karet Dan Barang Dari Karet 4 Jangat Dan Kulit Mentah, Barang-Barang Dari Kulit 5 Kayu, Barang Dari Kayu Pulp Dan Kertas , , Tekstil Dan Barang Dari Tekstil , , Alas Kaki, Tutup Kepala Barang Dari Batu, Produk Keramik, Kaca & Barang Dari Kaca 10 Perhiasan/Permata Logam Dan Barang Dari Logam , , Mesin Dan Peralatan Mekanis 1, , , Kendaraan Bermotor , , Instrumen Dan Perangkat Optik Senjata Dan Amunisi Barang Hasil Pabrikan Lainnya Binatang Hidup, Produk Hewani Produk Nabati , , Lemak & Minyak Hewan/Nabati Produk Mineral Karya Seni , Sumber: BPS, diolah Pusdatin Depperin 8

18 Kelompok komoditi yang mencapai nilai impor terbesar adalah Mesin- Peralatan Mekanis (Kode HS: 84 dan 85) mencapai nilai US$ 947,9 Juta, sedangkan yang mengalami peningkatan terbesar adalah senjata dan amunisi (Kode HS: 93) yang meningkat sebesar 172,98 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya US$ 2,3 juta. Data secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 6. Perkembangan impor menurut golongan penggunaan barang selama Januari-Desember tahun 2006 menunjukkan bahwa ketiga golongan penggunaan barang impor mengalami peningkatan. Impor barang konsumsi mencapai US$ 4.839,7 juta atau naik 4,74 persen dibanding periode yang sama tahun Sementara impor bahan baku/penolong dan barang modal masing-masing mencapai US$ ,7 juta dan US$ 9.072,7 juta atau meningkat 5, 30 persen dan 9,46 persen seperti terlihat di Tabel 7. Peranan impor barang konsumsi dan bahan baku/penolong dalam struktur impor Indonesia selama Januari-Desember tahun 2006 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu masing-masing dari 8,00 persen menjadi 7,92 persen dan dari 77,63 persen menjadi 77,22 persen. Sebaliknya peranan impor barang modal mengalami kenaikan yaitu dari 14,36 persen menjadi 14,85 persen. Golongan Barang Tabel 7. Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang Nop Nilai CIF (Juta US$) Des Jan-Des 2005 Jan-Des 2006 % Perub. Jan-Des 2006 thd % Peran thd. Total Jan-Des Jan-Des 2006 Total Impor 5, , , , Barang Konsumsi , , Bahan Baku/Penolong 4, , , , Barang Modal 1, , , Sumber: BPS, diolah Pusdatin Depperin Investasi Perkembangan realisasi investasi (izin usaha tetap) PMDN untuk 2005 hingga 2006 mengalami penurunan. Jika pada tahun 2005 tercatat investor dalam negeri menginvestasikan sejumlah Rp triliun maka tahun 2006 tercatat sebesar Rp. 20,79 triliun atau turun sebesar 32,21%. Penurunan terjadi di semua sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor sekunder tetap merupakan sektor penyumbang PMDN terbesar yaitu sebesar Rp. 13,15 triliun pada tahun 2006, tetapi ini merupakan penurunan yang signifikan dari tahun 2005 sebesar 37,16 % yang jumlahnya Rp. 20,93 triliun. Hal yang sama terjadi juga pada PMA, PMA tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 32,95%. Jika pada tahun 2005 tercatat invetasi PMA sebesar US$ 8,91 Milyar maka pada tahun 2006 hanya tercatat sebesar US$5,98 Milyar. Akan tetapi yang menggembirakan adalah untuk sektor industri/sekunder, investasi meningkat sebesar 2,92%. Jika pada tahun

19 investasi pada sektor industri/sekunder sebesar US$ 3,5 Milyar maka pada tahun 2006 tercatat sebesar US$ 3,6 Milyar. Gambar 3. Perkembangan Nilai Realisasi Investasi (Izin Usaha tetap) PMA Tahun Gambar 4. Perkembangan Nilai Realisasi Investasi (Izin Usaha tetap) PMDN Tahun a. PMDN Sektor Industri/Sekunder Industri Makanan, Kimia dan Farmasi serta Logam, Mesin dan Elektronika merupakan sektor sektor yang diminati oleh oleh investor dalam negeri. Kesemua sektor tersebut mempunyai nilai investasi diatas Rp. 3 triliun. Untuk sektor Kimia dan Farmasi serta Logam, Mesin dan Elektronika mengalami kenaikan yang signifikan yaitu masing-masing 67,11% dan 189,55 %. Jika pada tahun 2005 investasi PMDN sektor Kimia dan Farmasi tercatat sebesar Rp. 1,9 triliun maka pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp. 3,25 triliun. Dan untuk sektor Logam, Mesin dan Elektronika, jika pada tahun 2005 investasi PMDN nya tercatat sebesar Rp. 1,15 triliun maka pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp. 3,33 triliun. Tetapi penurunan terjadi di industri Makanan sebesar 26,19%. Penurunan yang signifikan juga terjadi pada sektor industri kertas dan percetakan. Jika pada tahun 2005 industri ini merupakan primadona dengan investasi sebesar Rp. 9,7 triliun maka tahun 2006 sektor ini menurun drastis menjadi hanya Rp. 1,87 triliun. Untuk selengkapnya bisa dilihat di tabel 7 dan gambar 5. 10

20 TABEL 8. PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI (IZIN USAHA TETAP) PMDN MENURUT SEKTOR, NO. SEKTOR P I P I P I TOTAL 96 10, , , Industri Makanan 28 3, , , Industri Tekstil , Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki Industri Kayu Ind. Kertas dan Percetakan , , Ind. Kimia dan Farmas 10 4, , , Ind. Karet dan Plastik Ind. Mineral Non Logam Ind. Logam, Mesin & Elektronik , , Ind. Instru. Kedokteran, Presisi & Optik dan Jam Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain Industri Lainnya Sumber : BKPM, diolah CATATAN 1. Diluar Investasi Sektor Minyak & Gas Bumi, Perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank, Asuransi, Sewa Guna Usaha, Pertambangan dalam rangka Kontrak Karya, Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara, Investasi yang perizinannya dikeluarkan oleh instansi teknis/sektor, Investasi Porto folio (Pasar Modal) dan Investasi Rumah Tangga 2. P : Jumlah Izin Usaha Tetap yang dikeluarkan 3. I : Nilai Realisasi Investasi dalam Rp. Milyar 4 Data sementara, termasuk izin usaha tetap yang dikeluarkan oleh daerah sampai dengan 31 Desember 2006 Distribusi Realisasi PMDN Sektor Industri Periode Januari-Desember 2006 Ind.logam,mesin 25.3% Ind.mineral non logam Ind.kend.bermotor& alat transportasi lain 0.9% Ind.makanan 25.2% 1.7% Ind.tekstil 0.6% 1.9% Ind.karet dan plastik Ind.kayu Ind.kimia&farmasi 24.7% Ind.kertas &percetakan 14.2% 5.4% Gambar 5. Distribusi PMDN Sektor Industri tahun

21 TABEL 9. PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI (IZIN USAHA TETAP) PMA MENURUT SEKTOR, NO. SEKTOR P I P I P I TOTAL Industri Makanan Industri Tekstil Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki Industri Kayu Ind. Kertas dan Percetakan Ind. Kimia dan Farmas , Ind. Karet dan Plastik Ind. Mineral Non Logam Ind. Logam, Mesin & Elektronik Ind. Instru. Kedokteran, Presisi & Optik dan Jam Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain Industri Lainnya Sumber : BKPM, diolah CATATAN 1. Diluar Investasi Sektor Minyak & Gas Bumi, Perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank, Asuransi, Sewa Guna Usaha, Pertambangan dalam rangka Kontrak Karya, Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara, Investasi yang perizinannya dikeluarkan oleh instansi teknis/sektor, Investasi Porto folio (Pasar Modal) dan Investasi Rumah Tangga 2. P : Jumlah Izin Usaha Tetap yang dikeluarkan 3. I : Nilai Realisasi Investasi dalam US$. Juta 4 Data sementara, termasuk izin usaha tetap yang dikeluarkan oleh daerah sampai dengan 31 Desember 2006 b. PMA Sektor Industri/Sekunder PMA sektor Logam, Mesin dan Elektronika merupakan sektor primadona investor asing dengan total investasi sepanjang tahun 2006 sebesar US$ 955 juta. Diikuti oleh industri Kertas dan Percetakan sebesar US$ 747 juta, industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain sebesar US$ 438 juta dan industri Tekstil sebesar US$ 423,9 juta. Industri Logam, Mesin dan Elektronika naik signifikan sebesar 82,67%, industri Kertas dan Percetakan naik mencengangkan sebesar 7445% ( dari hanya US$ 9,9 juta pada tahun 2005 menjadi US$ 747 juta ), industri Kendaraan Bermotor naik 21,91% dan industri Tekstil naik 497,88%. Sedangkan industri-industri yang mengalami penurunan adalah industri Makanan, industri Kayu, industri Kimia dan Farmasi, industri Karet dan Plastik, industri Instrumen Kedokteran dan industri Lainnya. Industri Makanan mengalami penurunan investasi, jika pada tahun 2005 nilai investasinya adalah US$ 598,8 juta maka tahun 2006 menjadi US$ 339,8 juta. Industri Kimia dan Farmasi bahkan mengalami penurunan yang signifikan, jika pada tahun 2005 sektor ini merupakan primadona dengan investasi US$ 1,15 Milyar, maka pada tahun 2006 investasinya hanya US$ 264,6 juta. Industri Karet dan Plastik juga mengalami penurunan, jika pada tahun 2005 total investasi pada sektor ini tercatat sebesar US$ 398,5 juta maka pada tahun 2006 hanya menjadi US$ 112,7 juta. Untuk selengkapnya mengenai PMA dapat dilihat pada tabel 8 dan gambar 6. 12

22 Distribusi Realisasi PMA Sektor Industri Periode Januari-Desember 2006 Ind.kend bermotor Ind.lainnya 12.17% &alat transportasi Ind.makanan 3.25% 9.43% Ind.kedokteran, optik&jam 0.01% Ind.tekstil 11.76% Ind.barang dari kulit&alas kaki 1.44% 1.63% 26.50% Ind.logam,mesin &elektronik Ind.mineral non logam 2.63% 3.13% Ind.karet&plastik 20.72% Ind.kertas &percetakan Ind.kimia&farmasi 7.34% Ind.kayu Gambar 6. Distribusi PMA tahun

23 BAB II LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH 2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sektor Industri Tahun Berdasarkan Perpres No.7 Tahun 2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun disebutkan bahwa Pembangunan Sektor Industri dilakukan dengan pendekatan Klaster yang diprioritaskan pada 10 klaster inti yaitu : 1) Industri Makanan dan Minuman 2) Industri Pengolahan Hasil Laut 3) Industri Tekstil dan Produk Tekstil 4) Industri Alas Kaki 5) Industri Turunan Minyak Kelapa Sawit 6) Industri Pengolahan Kayu (termasuk Rotan dan Bambu) 7) Industri Pengolahan Karet dan Barang Karet 8) Industri Pulp dan Kertas 9) Industri Mesin Listrik dan Peralatan Listrik 10) Industri Petrokimia Secara keseluruhan industri nasional ditargetkan mencapai pertumbuhan rata-rata 8,6 persen per tahun menyerap tenaga kerja 500 ribu orang per tahun dan penambahan investasi sebesar rata-rata 50 triliun rupiah per tahun selama kurun waktu Berdasarkan penetapan target tersebut diperlukan pemantauan kinerja pertumbuhan masing-masing sub sektor industri ISIC 2 digit yang dilakukan secara periodik. Laporan Perkembangan Produksi Komoditi Terpilih ini diupayakan menyajikan perkembangan beberapa komoditi industri terpilih sesuai yang diamanatkan dalam RPJM sektor industri tahun Pemilihan Beberapa Komoditi Industri Terpilih Dalam memantau perkembangan kinerja sektor industri secara lebih cepat tanpa harus menungu data BPS yang biasanya terlambat sekitar 1 tahun untuk value added dan 3 bulan untuk ekspor impor, beberapa komoditi industri tertentu dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat trend perkembangan industri secara keseluruhan. Oleh karenanya sebagai alternatif untuk melihat indikatif kinerja industri diupayakan untuk menyajikan perkembangan beberapa komoditas terpilih, menyangkut data kapasitas produksi, realisasi produksi, ekspor, dan impor 14

24 yang keseluruhannya merupakan perkembangan bulanan dengan data yang dihimpun merupakan data primer, bersifat indikatif dan diperoleh langsung dari perusahaan atau melalui asosiasi. Departemen perindustrian memilih 12 komoditi industri yang sifatnya strategis karena pertama-tama tercantum pada RPJM , dampaknya cukup besar mempengaruhi inflasi, serta dapat menggambarkan dinamika gerak perekonomian dan industri secara keseluruhan. Komoditi-komoditi tersebut yaitu : Tabel 10. Komoditi-komoditi Industri Terpilih NO (1) (2) (3) 1. Pupuk a. Urea b. Non Urea ZA SP 36 Phonska 2. Semen 3. Minyak Goreng Sawit 4. Baja Hot Rolled Coil (HRC) Hot Rolled Plate 5. Kendaraan Bermotor KBM Roda Empat KBM Roda Dua 6. Peralatan Listrik Rumah Tangga Televisi Lemari Es 7. TPT Serat Benang Kain 8. Pulp dan Kertas Pulp Kertas 9. Mesin Listrik Mini Circuit Breaker (MCB) Motor Listrik KWh Meter Panel and Gear 10. Ban Ban Sepeda Motor Ban Mobil 11. Tepung Terigu 12. Barang Jadi Rotan 15

25 2.3. Perkembangan Beberapa Komoditi Industri Terpilih Dari berbagai data komoditi terpilih yang disajikan dalam bentuk grafikgrafik yang tersaji pada halaman-halaman berikut dapat dilihat bahwa secara umum perkembangan triwulan I tahun 2007 beberapa komoditi industri masih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro baik 2005 maupun disepanjang tahun 2006, khususnya karena adanya shock bagi kalangan dunia usaha industri, akibat naiknya harga BBM, kebijakan harga BBM bagi Industri yang tidak lagi disubsidi, naiknya harga gas LPG untuk industri sebanyak 2 (dua) kali, masing-masing September (naik 30 persen) dan Desember 2006 (naik 10,8 persen). Disektor Industri, pengguna terbesar gas LPG adalah pada industri skala menengah - besar, seperti industri kaca, gelas, dan keramik, dengan total penggunaan 15 persen dari volume penjualan LPG nasional. Perkembangan selengkapnya 12 komoditi industri terpilih meliputi perkembangan realisasi produksi, ekspor, impor dan konsumsi dalam negeri tersaji pada halaman-halaman berikut ini Pupuk Pupuk Urea I II III IV I III, RIBU TON I, 2.23 II, 1.96 IV, 1.19 I, PERSEN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep BULAN Okt Nop.* Des.* Jan.** Feb.** Mar.** Produksi Distribusi DN Pertumbuhan PDB Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop.* Des.* Jan.** Feb.** Mar.** Produksi Distribusi DN Pertumbuhan PDB Keterangan : * Prognosa, ** Proyeksi Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Gambar 7. Perkembangan Industri Pupuk Urea Periode Jan s.d Mar

26 Pupuk Urea merupakan 70 persen dari keseluruhan pupuk yang di produksi di Indonesia dimana untuk periode Januari-Maret 2007 produksinya diperkirakan mencapai 1,33 juta ton meningkat 10,72 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 1,20 juta ton. Produksi tertinggi mencapai ton yaitu pada bulan Maret Keseluruhan produksi pupuk urea ditujukan untuk penggunaan di dalam negeri Pupuk Non Urea Pupuk ZA Pupuk non urea merupakan 30 persen dari total produksi pupuk di dalam negeri antara lain meliputi pupuk ZA, SP36 dan pupuk Phonska. Produksi pupuk ZA periode Januari-Maret 2007 berkisar antara ton s/d ton. Produksi tertinggi tercapai pada bulan Maret 2007 mencapai ton. Produksinya dari bulan ke bulan cenderung meningkat dimana di bulan Januari menjadi ton, dan di bulan Maret naik menjadi ton, namun pada periode Januari-Maret 2007 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya produksi Pupuk ZA menurun 22,55 persen menjadi 164,5 ribu ton. 90 I II III IV I III, RIBU TON I, 2.23 II, 1.96 IV, 1.19 I, PERSEN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop.* Des.* Jan.** BULAN Produksi Distribusi DN Pertumbuhan PDB Feb.** Mar.** Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nop.* Des.* Jan.** Feb.** Mar.** Produksi 79,8 60,1 72,5 59,7 63,1 59,3 58,8 55,6 59,5 51,3 45,8 38, Distribusi DN 79,8 60,1 69,0 60,8 75,9 69,9 61,8 63,4 55,4 58,5 54,3 52, Pertumb. PDB (%) 1,19 1,21 2,23 1,96 3,49 Keterangan : * Prognosa ** Proyeksi Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Gambar 8. Perkembangan Industri Pupuk ZA Periode Jan s.d. Mar

27 Pupuk SP36 I II III IV I III, RIBU TON I, 2.23 II, 1.96 IV, 1.19 I, PERSEN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop* Des* Jan** Feb** Mar** BULAN Produksi Distribusi DN Pertumbuhan PDB 0.00 Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nop* Des* Jan** Feb** Mar** Produksi 78,0 64,0 54,6 42,9 56,7 81,9 76,0 62,2 47,0 49,6 19,0 28, Distribusi DN 78,0 64,0 50,0 69,2 64,5 61,8 54,7 60,7 44,8 59,9 56,0 72, Pertumb. PDB (%) 2,23 1,96 3,49 1,19 1,21 Keterangan : * Prognosa ** Proyeksi Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Gambar 9. Perkembangan Industri Pupuk SP36 Periode Jan s.d. Mar Sedangkan pupuk SP36 produksi bulanannya berfluktuasi dengan produksi selama Januari-Maret 2007 mencapai 166 ribu ton meningkat sebesar 15,56 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Produksi tertinggi dicapai pada bulan Maret 2007 sebesar 67 ribu ton Pupuk PHONSKA Serupa dengan pupuk SP36, pupuk Phonska produksinya sangat berfluktuasi pada volume yang relatif rendah dengan jumlah produksi bulanan yang tertinggi dicapai pada bulan Maret 2007 sebesar ton dan produksi terendah dialami pada bulan Januari 2007 dengan jumlah produksi ton. Keseluruhan pupuk non urea tersebut diperuntukan penggunaannya di dalam negeri dan tidak untuk di ekspor. Permasalahan pokok yang dihadapi industri pupuk saat ini adalah masih menurunnya kemampuan produksi dibandingkan tahun sebelumnya akibat kurangnya pemenuhan kebutuhan gas sebagai bahan baku pupuk. Sebagai contoh, PT Pupuk Kaltim produksinya selama tahun 2006 diperkirakan turun menjadi 2,2 juta ton (memanfaatkan hanya 75 persen kapasitas produksi) dibandingkan tahun lalu 2,6 juta ton, sebagai akibat kebijakan swap gas sebanyak 10 juta MBTU kepada PT Pupuk Iskandar Muda. 18

28 70 60 I II III IV I III, RIBU TON I, 2.23 II, 1.96 IV, 1.19 I, PERSEN Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop* Des* Jan** Feb** Mar** BULAN Produksi Distribusi DN Pertumbuhan PDB 0.00 Mar Apr Mei Juni Jul Aug Sep Okt Nop* Des* Jan** Feb** Mar** Produksi 36,72 45,23 64,49 21,71 23,71 31,95 41,53 40,23 43,00 35, Distribusi DN 39,28 38,39 31,58 28,89 29,37 20,84 29,17 57,18 60, Pertumb. PDB (%) 2,23 1,96 3,49 1,19 1,21 Keterangan : * Prognosa ** Proyeksi Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Gambar 10. Perkembangan Industri Pupuk Phonska Periode Mar s.d. Mar Industri pupuk pada tahun ini diperkirakan masih mengalami masalah serius terkait kelangkaan pasokan gas, namun demikian pasokan pupuk urea bersubsidi untuk musim tanam yang sedang berlangsung masih dalam kondisi aman Semen Produksi semen nasional periode Januari-Maret 2007 tidak menunjukan trend peningkatan yang cukup signifikan, jumlah produksi bulanannya berkisar antara 2,3 juta ton s/d 2,5 juta ton. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya produksi semen turun sebesar 1,52 persen menjadi 7,44 juta ton. Produksi semen nasional sebagian besar dipasarkan di dalam negeri (90 persen) sedangkan sisanya untuk diekspor yang berkisar antara ton s/d ton setiap bulannya. Trend produksi semen nasional mengikuti trend konsumsi semen di dalam negeri. Adanya penurunan konsumsi dalam negeri di bulan Februari 2007 (-12,72 persen) memiliki korelasi terhadap penurunan realisasi produksi di bulan yang sama (-7,51 persen). Konsumsi semen diperkirakan mulai bergerak naik pada Maret 2007 yang hampir menyamai posisi Januari Kecenderungan peningkatan konsumsi semen dalam negeri dirasakan sejak triwulan ketiga berbarengan dengan saat tingkat suku bunga bank menurun secara kontinyu. 19

29 4,000 3,500 3,000 I II III IV I III, RIBU TON 2,500 2,000 1,500 1,000 I, 2.23 II, 1.96 IV, 1.19 I, PERSEN Jan. Peb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Aug Sept. Okt. Nop. Des. Jan. Feb Mar* BULAN Produksi Ekspor Konsumsi DN Pertumbuhan PDB 0.00 Jan. Peb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Aug Sept. Okt. Nop. Des. Jan. Feb Mar* Produksi ,801 2,916 2,557 2,365 2,515 Ekspor Konsumsi DN ,208 2,969 2,634 2,299 2,689 Pertumb. PDB (%) 2,23 1,96 3,49 1,19 1,21 Keterangan : * Prognosa Sumber Direktorat Industri Kimia dan Bahan Bangunan, Ditjen IAK Gambar 11. Perkembangan Industri Semen Periode Jan s.d. Mar Minyak Goreng Sawit Produksi minyak goreng sawit selama Januari-Maret 2007 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan menurun. Pada tiga bulan pertama 2007 (Januari-Maret 2007) produksinya terus menurun dari 1,38 juta ton pada Januari 2007 menjadi hanya 1,18 juta ton pada Maret Sementara itu, untuk periode triwulan I 2007 produksinya mengalami peningkatan sebesar 8,94 persen menjadi 3,89 juta ton. Dari jumlah produksi bulanan kurang lebih 33 persen diperuntukan bagi pasar ekspor, 22 persen dialokasikan untuk pasar domestik dan sisanya sekitar 45 persen untuk stok nasional. 20

30 1,600 1,400 1,200 I II III IV I III, RIBU TON 1, I, 2.23 II, 1.96 IV, 1.19 I, PERSEN Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nop* Des* Jan** Feb** Mar** BULAN Produksi Distribusi Domestik Ekspor Pertumbuhan PDB 0.00 Jan. Peb. Mar. April Mei Juni Juli Aug Sep. Okt. Nop.* Des.* Jan.** Feb.** Mar.** Produksi 1,233 1,237 1,097 1, ,175 1,381 1,320 1,185 Distribusi Domestik Ekspor Pertumb. PDB (%) 2,23 1,96 3,49 1,19 1,21 Keterangan : * Prognosa ** Proyeksi Sumber Direktorat Industri Makanan, Ditjen IAK Gambar 12. Perkembangan Industri Minyak Goreng Periode Jan s.d. Mar Baja Hot Rolled Coil Realisasi produksi HRC periode Januari-Maret 2007 menunjukkan trend yang menurun tipis, realisasi produksi bulanan berkisar antara ton s/d ton. Selama triwulan I 2007 produksinya meningkat sebesar 21,75 persen menjadi ton bila dibandingkan dengan triwulan I tahun sebelumnya. Kebutuhan dalam negeri HRC masih lebih besar dari pada realisasi produksi sehingga kekurangannya masih dipenuhi dari impor. 21

31 I II III IV I III, RIBU TON I, 2.23 II, 1.96 IV, 1.19 I, PERSEN 0 Jan. Peb. Mar. April Mei Juni Juli Aug Sep. Okt. Nop. Des. Jan. Feb.* Mar.* BULAN Realisasi Produksi Impor Ekspor Konsumsi DN Pertumbuhan PDB 0.00 Jan. Peb. Mar. April Mei Juni Juli Aug Sep. Okt. Nop. Des. Jan. Feb.* Mar.* Realisasi Produksi 92,6 123,2 121,7 139,5 157,9 166,1 147,1 135,3 111,4 130,5 133, Impor 55,5 68,5 45,9 55,5 54,7 59,1 71,9 64,4 57,7 59,2 62, Ekspor 6,5 19,5 1,3 58,0 6,5 24,8 12,8 16,6 1,0 16,3 17, Konsumsi DN 141,0 172,2 166,3 137,0 206,0 200,4 206,1 183,1 168,1 173,4 178, Pertumb. PDB (%) 2,23 1,96 3,49 1,19 1,21 Keterangan : *) Prognosa **) Proyeksi Sumber Direktorat Industri Logam, Ditjen ILMTA Gambar 13. Perkembangan Industri Logam Hot Rolled Coil Periode Jan s.d. Mar Hot Rolled Plate Realisasi produksi Hot Rolled Plate (HRP) berada pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan realisasi produksi HRC. Pada periode Januari-Maret 2007 realisasi produksi HRP menunjukkan trend menurun dari bulan ke bulan dengan realisasi produksi berkisar antara ton s/d ton per bulan. Posisi tertinggi dicapai pada bulan Februari 2007 yang mencapai ton, sedangkan pada bulan Maret produksinya menurun menjadi ton. Konsumsi dalam negeri HRP masih lebih rendah dari pada realisasi produksi sehingga sisanya dapat diekspor. 22