INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI"

Transkripsi

1 Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Penjualan Minyak Diesel Konsumsi Semen Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Penjualan Sepeda Motor Penjualan Listrik ke Industri Penjualan Listrik ke Bisnis/ Perdagangan Penjualan Listrik ke Rumah Tangga Penjualan Listrik Total Kunjungan Wisman Tingkat Hunian Hotel Berbintang di Jakarta Tingkat Hunian Hotel Berbintang di Bali Batubara Biji Tembaga Barang dari Logam Tidak Mulia Makanan Olahan Minyak Nabati Tekstil dan Produk Tekstil Kayu Lapis Kayu Gergajian Bahan Kertas dan Kertas Karet Olahan Besi & Baja Alat Angkutan dan Bagiannya Peralatan Listrik INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI April 2012 Secara tahunan pada April 2012, seluruh indikator aktivitas ekonomi pada kelompok migas turun sementara mayoritas indikator non migas dan ekspor komoditas non migas utama tumbuh positif. Secara bulanan sebagian besar indikator (66,67%) mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya dengan tingkat penurunan yang paling signifikan terjadi pada ekspor barang dari logam tidak mulia. Secara kumulatif sampai dengan April 2012, sebagian besar (56,67%) indikator aktivitas ekonomi masih meningkat terutama dari ekspor sumber daya alam dan indikator otomotif kecuali sepeda motor. Hasil asesmen subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara pengekspor kayu bulat terbesar di Asia. Selain itu, subsektor ini memiliki forward dan backward linkage yang cukup erat dengan sektor/subsektor ekonomi lainnya. Pertumbuhan Beberapa Indikator Ekonomi: Tahunan Secara tahunan pada April 2012, seluruh indikator aktivitas ekonomi pada kelompok migas turun sementara mayoritas indikator non migas dan ekspor komoditas non migas utama tumbuh positif. Produksi minyak mentah, kondensat dan penjualan minyak diesel pada April 2012 menunjukkan penurunan secara tahunan () masing-masing sebesar 2,35%, 16,03%, dan 29,44%. Kendala teknis yang dialami beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) diduga menjadi penghambat optimalisasi produksi minyak mentah. Pada April 2012 tercatat kemampuan produksi minyak mentah hanya sebesar 871,3 ribu barel per hari. Indikator otomotif kecuali sepeda motor masih tumbuh lebih tinggi daripada indikator lainnya. Produksi kendaraan non niaga tumbuh paling tinggi mencapai 70,21% () sebaliknya produksi sepeda motor turun sebesar 13,41% (). Pada kelompok ekspor komoditas non migas utama tercatat biji tembaga tumbuh paling tinggi (137,40%) diikuti batubara (23,28%), kayu lapis (15,63%) dan minyak nabati (2%). Beberapa komoditas ekspor lainnya mengalami penurunan dengan penurunan terbesar terjadi pada ekspor besi & baja (-41,75%). (%, ) Grafik 1. Pertumbuhan Tahunan Indikator Aktivitas Ekonomi Terpilih Migas Non Migas Ekspor Utama April 2012 April 2011 s.d April 2012 (rata-rata) Metodologi Perkembangan Indikator Aktivitas Ekonomi Terpilih (IAE) merupakan laporan perkembangan beberapa indikator ekonomi serta analisis mengenai perkembangan subsektor Indikator Sektor Riil terpilih ekonomi terpilih. Pada laporan ini fokus analisis mengenai subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya. Data dan informasi diperoleh dari sektor riil baik dari Bank 1 Indonesia maupun pihak eksternal, diantaranya Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) serta instansi/departemen terkait lainnya.

2 Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Penjualan Minyak Diesel Konsumsi Semen Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Penjualan Sepeda Motor Penjualan Listrik ke Industri Penjualan Listrik ke Bisnis/ Perdagangan Penjualan Listrik ke Rumah Tangga Penjualan Listrik Total Kunjungan Wisman Tingkat Hunian Hotel Berbintang di Jakarta Tingkat Hunian Hotel Berbintang di Bali Batubara Biji Tembaga Barang dari Logam Tidak Mulia Makanan Olahan Minyak Nabati Tekstil dan Produk Tekstil Kayu Lapis Kayu Gergajian Bahan Kertas dan Kertas Karet Olahan Besi & Baja Alat Angkutan dan Bagiannya Peralatan Listrik Secara rata-rata selama April 2011 s.d April 2012, seluruh indikator migas turun sementara sebagain besar indikator non migas dan ekspor non migas utama meningkat. Penjualan minyak diesel tercatat mengalami rata-rata penurunan yang paling besar (-12,02%) pada kelompok indikator migas. Sementara itu kendaraan niaga (30,43%) dan ekspor minyak nabati (34,50%) merupakan indikator yang memiliki rata-rata pertumbuhan paling tinggi pada masing-masing kelompok non migas dan kelompok ekspor komoditas non migas utama. Apabila dibandingkan pertumbuhan pada April 2012 dengan rata-rata pertumbuhan selama April 2011 s.d April 2012 maka hanya terdapat 9 indikator yang memiliki kinerja positif dan berada diatas rata-ratanya (Grafik 1). Bulanan Secara bulanan pada April 2012 sebagian besar indikator (66,67%) mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan yang paling signifikan terjadi pada ekspor barang dari logam tidak mulia (-35%) diikuti oleh ekspor minyak nabati (-22,41%), penjualan minyak diesel (-14,05%), dan ekspor bahan kertas dan kertas (-10,26%). Sementara itu beberapa indikator yang tumbuh positif pada bulan ini antara lain ekspor biji tembaga (214,58%), ekspor besi & baja (8,99%), dan penjualan listrik ke industri (7,16%). Dalam kurun waktu April 2011 s.d April 2012, mayoritas indikator aktivitas ekonomi (70%) tumbuh positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada ekspor minyak nabati dengan rata-rata sebesar 21,09%, selain produksi dan penjualan kendaraan non niaga masing-masing 3,14% dan 2,32% serta penjualan minyak diesel (2,19%). Sementara itu, indikator yang tercatat turun dalam kurun waktu tersebut antara lain ekspor biji tembaga (-21,59%) dan ekspor barang dari logam tidak mulia (-2,61%) dan ekspor peralan listrik (- 1,19%). Sebanyak 8 indikator aktivitas ekonomi pada April 2012 memiliki kinerja diatas rata-rata selama April 2011 s.d April 2012 yang terlihat terutama di indikator ekspor biji tembaga (Grafik 2). Grafik 2. Pertumbuhan Bulanan Indikator Aktivitas Ekonomi Terpilih (%, ) Migas Non Migas Ekspor Utama April 2012 April 2011 s.d April 2012 (rata-rata) Kumulatif Secara kumulatif sampai dengan April 2012, sebagian besar (56,67%) indikator aktivitas ekonomi masih meningkat. Dari 30 indikator aktivitas ekonomi yang dipantau, sebanyak 17 diantaranya masih meningkat dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi berasal dari ekspor sumber daya alam berupa minyak nabati (56,83%) dan batubara (19,95%). Disamping itu, perkembangan indikator otomotif secara umum juga masih baik terutama untuk jenis kendaraan non niaga (produksi naik 29,20%, penjualan naik 18,99%) dan kendaraan niaga (produksi naik 19,79%, penjualan naik 19,76%). Disisi lain indikator yang tercatat turun s.d April (ytd) antara lain ekspor besi & baja (-34,08%), ekspor biji tembaga (-32%) dan penjualan minyak diesel (-27,87%). 2

3 Tabel 1 Perkembangan Indikator Aktivitas Ekonomi Terpilih Pertumbuhan Indikator Satuan Apr Des* Jan* Feb* Mar* Apr* April 2012 ytd 1) Migas - Produksi Minyak Mentah ribu barel ,35-4,14-1,18 - Produksi Kondensat ribu barel ,03-8,24-9,31 - Penjualan Minyak Diesel kiloliter ,44-14,05-27,87 Non Migas - Konsumsi Semen ribu ton ,01-4,48 16,60 - Produksi Kendaraan Non Niaga unit ,21-2,15 29,20 - Penjualan Kendaraan Non Niaga unit ,78-0,95 18,99 - Produksi Kendaraan Niaga unit ,18 19,79 - Penjualan Kendaraan Niaga unit ,15-1,26 19,76 - Produksi Sepeda Motor ribu unit ,41 2,12-5,75 - Penjualan Sepeda Motor ribu unit ,16-0,60-4,83 - Penjualan Listrik ke Industri juta KWH ,77 7, Penjualan Listrik ke Bisnis/ Perdagangan juta KWH ,19 3,47 8,14 - Penjualan Listrik ke Rumah Tangga juta KWH ,65 2,95 11,44 - Penjualan Listrik Total juta KWH ,50 4,50 10,15 - Kunjungan Wisman ribu orang ,96-4,93 8,90 - Tingkat Hunian Hotel Berbintang di Jakarta persen ,22 3,48-1,78 - Tingkat Hunian Hotel Berbintang di Bali persen ,84-0,64-7,14 Ekspor Non Migas Utama - Batubara ribu ton ,28-5,90 19,95 - Biji Tembaga ribu ton ,40 214, Barang dari Logam Tidak Mulia ribu ton , ,29 - Makanan Olahan ribu ton ,66-8,31 1,38 - Minyak Nabati ribu ton ,41 56,83 - Tekstil dan Produk Tekstil ribu ton ,77-8,23-1,12 - Kayu Lapis ribu ton ,63 0,47 14,70 - Kayu Gergajian ribu ton ,30-6,52-9,98 - Bahan Kertas dan Kertas ribu ton ,10-10,26 5,91 - Karet Olahan ribu ton ,32-1,23-8,09 - Besi dan Baja ribu ton ,75 8,99-34,08 - Alat Angkutan dan Bagiannya ribu ton ,54-9,54 8,49 - Peralatan Listrik ribu ton ,35-7,79 2,69 Sumber data : Bank Indonesia, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Keterangan : - - Data penjualan kendaraan niaga, non niaga dan sepeda motor mulai ditambahkan ke dalam publikasi Indikator Aktivitas Ekonomi Terpilih (IAE) sejak edisi September 2010 dengan data series kebelakang. Data tingkat hunian Hotel Berbintang di wilayah Jakarta dan Bali mulai ditambahkan ke dalam publikasi Indikator Aktivitas Ekonomi Terpilih (IAE) sejak edisi Juli 2010 dengan data series kebelakang. *) Beberapa indikator aktivitas ekonomi masih bersifat sementara yang akan mengalami perubahan pada periode berikutnya. 1) Pertumbuhan kumulatif (ytd) dihitung dengan cara membandingkan data kumulatif dari bulan Januari hingga periode laporan denga n periode yang sama pada tahun sebelumnya. Perhitungan pertumbuhan kumulatif mulai dilakukan pada periode Laporan IAE September Khusus untuk indikator Tingkat Hunian Hotel, pertumbuhan dihitung dengan cara membandingkan rata-rata data dari bulan Januari sampai dengan periode laporan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. n/a Data sampai dengan laporan disusun belum tersedia/tidak dihitung. 3

4 GRAFIK PERTUMBUHAN INDIKATOR TERPILIH 8,0 6,0 4,0 2,0-2,0-4,0-6,0-8,0 Grafik 3. Produksi Minyak Mentah (% ) (% ) Grafik 4. Produksi Kondensat (% ) (% ) Grafik 5. Penjualan Minyak Diesel Grafik 6. Konsumsi Semen (% ) (% ) (% ) (% ) Grafik 7. Produksi Kendaraan Non Niaga (% ) (% ) 8 8 Grafik 8. Penjualan Kendaraan Non Niaga (% ) (% )

5 12 Grafik 9. Produksi Kendaraan Niaga (% ) (% ) 7 14 Grafik 10. Penjualan Kendaraan Niaga (% ) (% ) Grafik 11. Produksi Sepeda Motor Grafik12. Penjualan Sepeda Motor (% ) (% ) (% ) (% ) Grafik 13. Penjualan Listrik ke Sektor Industri (% ) (% ) 3 6 Grafik 14. Penjualan Listrik ke Bisnis/Perdagangan (% ) (% ) , ,0 12,0 6, ,0 5

6 2 Grafik 15. Penjualan Listrik ke Rumah Tangga (% ) (% ) 4 2 Grafik 16. Penjualan Listrik Total (% ) (% ) Grafik 17. Kunjungan Wisman Grafik 18. Tingkat Hunian Hotel Jakarta (% ) (% ) 48,0 64,0 48,0 32,0 (% ) (% ) ,0 1 16,0-16,0 16,0-16, Grafik 19. Tingkat Hunian Hotel Bali (% ) (% )

7 ASSESMEN SUBSEKTOR EKONOMI (SUBSEKTOR INDUSTRI BARANG KAYU & HASIL HUTAN LAINNYA) Subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya memiliki keterkaitan ke depan (forward linkage) dan ke belakang (backward linkage) yang cukup erat dengan sektor/subsektor ekonomi lainnya. Pasokan input kelompok industri bambu, kayu & rotan mayoritas dipenuhi dari dalam negeri. Orientasi produk kelompok industri bambu, kayu & rotan sebagian besar dialokasikan untuk memenuhi permintaan sektor ekonomi lainnya dan sebesar 21,20% ditujukan untuk ekspor. Pertumbuhan subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya setiap tahunnya selalu negatif dan pada tahun 2010 mengalami kontraksi yang cukup dalam. Hal ini ditengarai karena minimnya pasokan bahan baku dan pasca penerapan perdagangan bebas ASEAN-China sejak Januari Seiring dengan pertumbuhan negatif dari subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya, maka subsektor ini secara rata-rata memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan yang positif. Indonesia merupakan negara pengekspor kayu bulat terbesar di Asia, namun jumlah ekspor kayu olahan (sebagian besar kayu gergajian) ditengarai masih relatif kecil dan masih dapat ditingkatkan sebagai salah satu sumber penerimaan negara. Dengan memiliki keuanggulan komparatif dalam penyediaan kayu dari hasil hutan maka seyogyanya industri ini dapat dikembangkan dengan baik. A. Peranan Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kelompok industri barang kayu & hasil hutan lainnya terdiri dari industri pengolahan hulu (industri penggergajian kayu/saw-mill, industri kayu lapis (plywood-mill), industri papan partikel/particle-board, industri MDF (Medium Density Fibre-board); industri hilir (industry Wood-Working yang menghasilkan produk-produk kayu antara lain pintu, jendela, wood-flooring; industri furniture kayu & barang-barang kerajinan kayu) serta industri pengolahan rotan 1. Rata-rata pertumbuhan subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya selama 11 tahun ( ) tercatat negatif yaitu sebesar -0,37% (). Hampir setiap tahun subsektor ini selalu mengalami pertumbuhan negatif kecuali pada tahun 2001 s.d 2003, 2008 dan Pada triwulan I subsektor ini kembali mengalami kontraksi sebesar -0,86%. Subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya pada tahun 2010 mengalami kontraksi yang cukup dalam. Hal ini ditengarai disebabkan minimnya pasokan bahan baku karena hutan alam sudah habis diproduksi sementara hutan tanaman industri masih belum berkembang. Pasca penerapan perdagangan bebas ASEAN-China sejak Januari 2010, juga ditengarai memperdalam kontraksi pada subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya. Namun pada tahun 2011, kinerja subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif yaitu tumbuh sebesar 0,35%. Rata-rata share subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya terhadap total PDB dalam 11 tahun terakhir ( ) sebesar 1,42%, atau memiliki peranan/share peringkat kelima dari 9 sektor industri pengolahan non migas. Sementara, peranan subsektor ini terhadap sektor industri pengolahan non migas rata-rata sebesar 6,15%, dibawah share subsektor industri makanan, minuman & tembakau (31,22%), subsektor industri alat angkutan, mesin & peralatannya (26,84%), subsektor industri pupuk kimia & barang dari karet (12,22%), dan subsektor industri tekstil, barang kulit & alas kaki (11,34%). Peranan subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya cenderung stabil dari tahun ke tahun, pada triwulan I-2012 yaitu sebesar 5,30%. 1 Roadmap Industri Furniture, Departemen Perindustrian 7

8 Seiring dengan pertumbuhan negatif dari subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya, subsektor ini secara rata-rata memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar - 04% ( ). Rata-rata kontribusi sektor industri pengolahan non migas dalam struktur ekonomi nasional selama 11 tahun terakhir adalah sebesar 1,31% terutama berasal dari subsektor industri alat angkutan, mesin & peralatannya (0,71%) dan subsektor industri makanan, minuman & tembakau (0,29%). A. Pertumbuhan Tahunan () Tabel 2. Pertumbuhan Tahunan PDB Subsektor Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya R I N C I A N Tw I-2012 Rata-rata ( ) Sektor Industri Pengolahan non Migas a) Makanan, minuman & tembakau b) Tekstil, barang kulit & alas kaki (3.68) (3.64) c) Barang kayu dan hasil hutan lainnya (2.07) (0.92) (0.66) (1.74) 3.45 (1.38) (3.47) 0.35 (0.86) (0.37) d) Kertas dan barang cetakan (4.78) (1.48) e) Pupuk, kimia & barang dari karet f) Semen dan barang galian bukan logam (1.49) (0.51) g) Logam dasar besi dan baja (1.00) (1.28) (7.97) (2.61) (3.70) (2.05) (4.26) (0.09) h) Alat angkutan, mesin & peralatannya (2.87) i) Barang lainnya (11.08) (2.82) (0.96) B. Distribusi/Share thd Total PDB Sektor Industri Pengolahan non Migas a) Makanan, minuman & tembakau b) Tekstil, barang kulit & alas kaki c) Barang kayu dan hasil hutan lainnya d) Kertas dan barang cetakan e) Pupuk, kimia & barang dari karet f) Semen dan barang galian bukan logam g) Logam dasar besi dan baja h) Alat angkutan, mesin & peralatannya i) Barang lainnya C. Distribusi/Share thd Sektor Industri Pengolahan Non Migas a) Makanan, minuman & tembakau b) Tekstil, barang kulit & alas kaki c) Barang kayu dan hasil hutan lainnya d) Kertas dan barang cetakan e) Pupuk, kimia & barang dari karet f) Semen dan barang galian bukan logam g) Logam dasar besi dan baja h) Alat angkutan, mesin & peralatannya i) Barang lainnya D. Kontribusi thd Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Pengolahan non Migas a) Makanan, minuman & tembakau b) Tekstil, barang kulit & alas kaki (0.11) (0.10) c) Barang kayu dan hasil hutan lainnya (0.03) (0.01) (0.01) (0.02) 0.03 (0.01) (0.03) 0.00 (0.01) (0.00) d) Kertas dan barang cetakan (0.07) (0.02) e) Pupuk, kimia & barang dari karet f) Semen dan barang galian bukan logam (0.01) (0.00) g) Logam dasar besi dan baja (0.01) (0.01) (0.05) (0.01) (0.02) (0.01) (0.02) (0.00) h) Alat angkutan, mesin & peralatannya (0.24) i) Barang lainnya 0.03 (0.02) (0.006) (0.00) Sumber: BPS, diolah Perkembangan produksi industri besar dan sedang pada subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya ditunjukkan oleh indeks produksi menurut jenis industri KBLI 2 digit, terutama kelompok industri kayu, barang dari kayu, & gabus (tidak termasuk furniture), & barang anyaman dari rotan, bambu, dan sejenisnya (KBLI 16). Produksi kelompok industri tersebut mengalami penurunan sebesar 5,43% () pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 0,88% (). 8

9 Tabel 3. Pertumbuhan Tahunan Indeks Produksi Subsektor Industri Kayu, Barang dari kayu & Gabus dan Barang Anyaman dari Rotan, Bambu & sejenisnya Kode KBLI 16 Sumber: BPS Uraian Industri kayu, barang dari kayu & gabus (tidak termasuk furnitur), dan barang anyaman dari rotan, bambu dan sejenisnya Tahunan Triwulan Tahunan Triwulan I II III IV * I Grafik 20. Pertumbuhan Kapasitas Produksi Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya (%) Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I 2009 Sejalan dengan tren perkembangan produksi subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya, penggunaan kapasitas utilisasi (capacity utilization) juga menunjukkan perilaku yang sama. Kapasitas utilisasi pada tahun 2011 tercatat sebesar 61,64% lebih tinggi dibanding tahun 2010 (60,39%). Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya Industri Pengolahan Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia B. Investasi Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya Target investasi Indonesia untuk subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya pada tahun 2012 adalah sebesar Rp283,5 triliun yang terdiri atas Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp206,8 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp76,7 triliun. Hingga triwulan I-2012 perkembangan realisasi investasi telah mencapai Rp71,2 triliun atau 25,1% dari target yang ditetapkan untuk Nilai investasi tersebut tumbuh 1,5% secara triwulanan dan 32,8% secara tahunan. Berdasarkan Koridor Ekonomi pada periode Triwulan I-2012, realisasi PMDN dan PMA tertinggi berada di Koridor Jawa dimana untuk realisasi PMDN terbesar ada di Jawa Timur (Rp3,8 triliun) dan realisasi PMA terbesar ada di DKI Jakarta (USD1,2 miliar). Berdasarkan asal investor, negara dengan angka realisasi PMA terbesar di triwulan I-2012 berasal dari Singapura (USD1,2 miliar), Jepang (USD0,6 miliar), Korea Selatan (USD0,5 miliar), British Virgin Islands (USD0,3 miliar), dan Belanda (USD0,3 miliar). Investasi subsektor industri kayu yang merupakan sektor sekunder selama tahun 2011 meningkat dibanding tahun sebelumnya. Total realisasi investasi industri kayu mencapai Rp974,8 miliar, atau tumbuh 16,2% dibanding periode sebelumnya. Sementara itu, untuk realisasi investasi selama triwulan I- 2012, total realisasi investasi subektor industri kayu sebesar Rp141,5 miliar. Investasi tersebut sebesar 64,24% berasal dari PMA dan sebesar 35,76 dari PMDN. 9

10 Tabel 4. Realisasi Investasi (miliar rupiah) No SEKTOR Triwulan I-2012 I Sektor Primer , , ,80 1 Tanaman pangan & perkebunan , , ,10 2 Peternakan 381,50 437,10 151,30 3 Kehutanan 526,20 105,20 1,80 4 Perikanan 163,00 90,10 50,40 5 Pertambangan , , ,20 II Sektor Sekunder , , ,70 6 Industri Makanan , , ,30 7 Industri Tekstil 1.824, , ,50 8 Industri Barang Dari Kulit & Alas Kaki 1.186, ,50 640,50 9 Industri Kayu 839,20 974,80 141,50 10 Industri Kertas & Percetakan 1.520, , ,50 11 Industri Kimia & Farmasi , , ,40 12 Industri Karet & Plastik 1.461, , ,40 13 Industri Mineral Non Logam 2.520, , ,50 14 Industri Logam, Mesin & Elektronik 6.095, , ,30 15 Industri Instrumen Kedokteran, Presisi & Optik jam - 377,10-16 Industri Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi 3.906, ,20 17 Industri Lainnya 252,10 587,10 80,60 III Sektor Tersier , , ,10 18 Listrik, Gas dan Air , , ,40 19 Konstruksi 5.633, ,50 424,00 20 Perdagangan & Reparasi 7.078, , ,00 21 Hotel & Restoran 3.509, , ,60 22 Transportasi, Gudang & Komunikasi , , ,70 23 Perumahan, Kawasan Industri & Perkantoran 9.715, ,00 648,90 24 Jasa Lainnya 8.313, , ,50 JUMLAH/TOTAL , , ,60 Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), diolah C. Pembiayaan Kredit Perbankan Terhadap Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya Sumber pembiayaan modal kerja pada subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya mayoritas berasal dari non bank (77%) dan hanya sebesar 23% yang berasal dari perbankan. Sementara, sumber pembiayaan untuk investasi pada subsektor ini sebagian besar juga berasal dari non bank yaitu sebesar 80% 2. Pada tahun 2011, realisasi kredit subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya mengalami pertumbuhan 17,59% dari tahun sebelumnya, yakni mencapai Rp miliar. Pangsa penyaluran kredit subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya terhadap total industri pengolahan sebesar 2,96%, bahkan hanya 0,51% dari total penyaluran kredit sektor ekonomi. 2 Hasil Survei Pemetaan Sektor Ekonomi Bank Indonesia 10

11 Grafik 21. Realisasi Kredit Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya (miliar Rp) 12,000 (%, qtq) , , , , Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I s.d Mei -10 Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya % qtq Industri Pengolahan % qtq Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya Sumber : Data Laporan Bank, Bank Indonesia D. Perkembangan Neraca Perdagangan Data ekspor impor subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya tercermin dari data ekspor impor manufacture of wood and products of wood (ISIC-20). Neraca perdagangan subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya selalu mengalami surplus. Surplus neraca perdagangan sempat merosot pada tahun 2009 dengan nilai sebesar USD2,04 miliar, turun 18,88% dari tahun Penurunan tersebut disebabkan dari penurunan harga manufacture of wood and products of wood yang ditengarai akibat adanya resesi ekonomi global. Pada tahun 2010 s.d 2011 surplus neraca perdagangan subsektor ini semakin meningkat seiring dengan adanya peningkatan jumlah ekspor. Negara tujuan utama ekspor adalah Jepang dan Cina. Nilai ekspor pada tahun 2012 (data s.d April 2012) mencapai USD1,15 miliar dengan net ekspor sebesar USD1,02 miliar. Disisi lain, nilai impor pada tahun 2012 mencapai USD0,14 miliar, hanya sekitar 9,5% dari total ekspor impor produk manufacture of wood and products of wood. Berdasarkan negara asal barang, impor industri barang kayu & hasil hutan lainnya mayoritas berasal dari negara Malaysia dan Thailand. Grafik 22. Ekspor-Impor Industri Kayu dan Barang Kayu (miliar USD) * Ekspor Impor Net Impor Sumber: Data Ekspor Impor Bank Indonesia 11

12 E. Keterkaitan dengan Sektor Lain Subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya memiliki keterkaitan ke depan dan ke belakang yang cukup erat dengan sektor/subsektor ekonomi lainnya. Berdasarkan pendekatan linkages dalam tabel Input-Output (I-O) Updating 2008, subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya tercermin dari kelompok industri bambu, kayu & rotan. Eratnya keterkaitan ke belakang dari kelompok industri tersebut ditunjukkan dari nilai backward linkage yang tinggi yaitu sebesar 2,10. Sementara itu, meskipun tidak setinggi backward linkage, keterkaitan ke depan (forward linkage) dari kelompok industri bambu, kayu & rotan dalam subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya bernilai lebih dari 1. Nilai forward linkage tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan setiap 1 unit output dari komoditas pada kelompok industri bambu, kayu & rotan akan mendorong ouput di sektor lainnya sebesar 1,51 unit. Tabel 5. Backward dan Forward Linkage Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya Komoditas Subsektor Kehutanan Backward Linkage Forward Linkage Industri bambu, kayu dan rotan Sumber : Tabel Input-Output Update 2008, diolah Pasokan input kelompok industri bambu, kayu & rotan mayoritas dipenuhi dari dalam negeri. Orientasi produk kelompok industri bambu, kayu & rotan sebagian besar dialokasikan untuk memenuhi permintaan antara sektor ekonomi lainnya, terutama kelompok bangunan. Disisi lain, alokasi produksi kelompok industri bambu, kayu & rotan sebesar 21,20% ditujukan untuk ekspor. Tabel 6. Struktur Permintaan dan Penawaran Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya Komoditas Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya Pangsa Thd Output Total (%) Pangsa Thd Output Sektor (%) Permintaan Antara Permintaan (%) Konsumsi Investasi (PMTB) Permintaan Akhir Perubahan Stok Ekspor Penawaran (%) Output Domestik Industri bambu, kayu dan rotan Impor Sumber : Tabel Input Output Update 2008, diolah Tabel 7. Alokasi Input dan Output Subsektor Industri Bambu, Kayu & Rotan Input Utama % Komoditas Alokasi Output % Industri bambu, kayu dan rotan Bangunan Kayu Industri bambu, kayu dan rotan Perdagangan Perdagangan 4.16 Industri kimia 7.81 Industri barang dari logam 3.07 Hasil hutan lainnya 4.93 Industri bambu, Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 1.23 Angkutan darat 4.06 kayu dan rotan Pengilangan minyak bumi 4.00 Angkutan air 3.45 Lembaga keuangan 2.78 Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 2.41 Sumber : Tabel Input-Output Update 2008, diolah 12

13 F. Peluang, Tantangan & Prospek Tahun Indonesia merupakan negara pengekspor kayu bulat terbesar di Asia, namun jumlah ekspor kayu olahan (sebagian besar kayu gergajian) ditengarai masih relatif kecil dan masih dapat ditingkatkan sebagai salah satu sumber penerimaan negara. Indonesia memiliki keuanggulan komparatif dalam penyediaan kayu dari hasil hutan. Sebagaimana diketahui bahwa produktivitas hutan tanaman di negara dengan iklim tropis lebih tinggi dibandingkan dengan negara bukan tropis. Beberapa permasalahan yang dihadapi subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya antara lain minimnya pasokan bahan baku seiring dengan maraknya praktek illegal logging pada hutan alam dan illegal trade serta belum optimalnya pengelolaan Hutan Tanaman dan Hutan Rakyat sebagai sumber bahan baku; produktivitas dan efisiensi biaya relatif rendah sebagai akibat dari penggunaan teknologi/mesin sederhana; daya saing terhadap produk-produk negara maju tergolong rendah; infrastruktur belum cukup memadai dilihat dari sisi sarana pengangkutan dan Research & Development. Selain itu, integrasi dalam pengolahan kayu harus ditingkatkan sehingga hasil sisa dapat dimanfaatkan secara maksimal. Industri barang kayu & hasil hutan lainnya pada tahun 2012 diproyeksikan akan tumbuh pada kisaran 1,8-2,5% () 4. 3 Dari berbagai sumber 4 Sumber : Kemenprin & Bisnis Indonesia 13 Januari

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Maret 2010 Pada Maret 2010, sebagian besar indikator aktivitas ekonomi migas dan non migas terpilih mengalami pertumbuhan tahunan yang positif, dengan pertumbuhan tertinggi

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Oktober 2008 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Oktober 2008, pertumbuhan tertinggi secara tahunan terjadi pada produksi kendaraan niaga, sementara secara bulanan terjadi pada produksi kendaraan non niaga

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Februari 21 Pada Februari 21, seluruh indikator aktivitas ekonomi migas dan non migas terpilih mengalami pertumbuhan tahunan yang positif dengan pertumbuhan tertinggi

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI Pada Agustus 211 perbandingan jumlah indikator aktivitas ekonomi yang meningkat dan menurun secara tahunan cukup berimbang, dimana pertumbuhan

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Maret 2008 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Maret 2008, pertumbuhan tahunan dan bulanan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan niaga Sementara itu, kontraksi tertinggi secara tahunan terjadi pada penjualan

Lebih terperinci

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI Sebagian besar indikator aktivitas ekonomi terpilih pada Juli 211 mengalami peningkatan secara tahunan terutama dari penjualan kendaraan

Lebih terperinci

ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Penjualan Minyak Diesel Konsumsi Semen Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas tercatat sebesar 5,11% (yoy), atau meningkat dibanding triwulan lalu yang sebesar 4,4% (yoy). Seluruh sektor ekonomi pada triwulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan I Tahun 2010 Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

he ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

he ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Penjualan Minyak Diesel Konsumsi Semen Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w s. go.id PERKEMBANGAN INDEKS PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG 2011 2013 ISSN : 1978-9602 No. Publikasi : 05310.1306 Katalog BPS : 6102002 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2008 Sebagai dampak dari krisis keuangan global, kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Lebih terperinci

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 TABEL INPUT OUTPUT Tabel Input-Output (Tabel I-O) merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Penjualan Sepeda Motor Konsumsi

Lebih terperinci

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Mudrajad Kuncoro Juli 2008 Peranan Masing- Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri Tahun 1995-2008* No. Cabang Industri Persen

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Juli 2007 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Juli 2007, secara tahunan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan non niaga, sedangkan kontraksi tertinggi terjadi pada penjualan minyak diesel.

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Penjualan Sepeda Motor Konsumsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan IV Tahun industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III tahun 212 sebesar 5,21% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,9% (yoy), namun masih lebih

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) IRIO memiliki kemampuan untuk melakukan beberapa analisa. Kemampuan

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVI, 3 Februari 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2017 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 masih tumbuh, meski tidak setinggi triwulan III- 2017 sesuai

Lebih terperinci

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q. Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I tahun 213 tumbuh sebesar 4,17% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,18% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Triwulan I - 2015 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan I-2015 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan III Provinsi Riau

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan III Provinsi Riau Hasil Survei Industri Manufaktur Besar Sedang dan Industri Manufaktur Menengah Kecil No.50/11/14/Th.XX, 1 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 54/08/21/Th. VIII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

RENCANA & REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 DI KALIMANTAN TIMUR

RENCANA & REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 DI KALIMANTAN TIMUR & PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 2010-1 Tan. Pangan & Perkebunan 1 4.669.131.070 2.442-27 2.889.931.158.529 5.200-3 Kehutanan - - - - - - - - 5 Pertambangan 1 500.000.000

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Juli 2010 Secara tahunan, seluruh indikator aktivitas ekonomi terpilih non migas tumbuh positif dengan pertumbuhan tertinggi pada produksi kendaraan niaga. Pertumbuhan

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014 Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 13/02/21/Th. VII, 1 Februari 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan III Tahun Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 184.845.034 194.426.046 9.581.012 5,18 2 Usaha Menengah (UM)

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2016 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2016 tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 30/05/52/Th.III, 2 Mei 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017 DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017 I. REALISASI INVESTASI PMA & PMDN 1. Total Realisasi Investasi PMA dan PMDN berdasarkan Laporan

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV- Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan IV- masih tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 10/02/16 Th.XIX, 1 Februari 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 33/05/21/Th. IX, 2 Mei 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2014 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 No. 09/02/36/Th. VIII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian Banten pada triwulan IV-2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA Oleh : Azwar Harahap Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 31/05/21/Th.VIII, 1 Mei 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro

Lebih terperinci

No. 05/02/81/Th.VII, 1 Pebruari 2016 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan IV kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar 6,85 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN III-2017 Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan berlanjutnya ekspansi kegiatan usaha pada triwulan III-2017, meski tidak setinggi triwulan sebelumnya. Hal ini

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KONTRIBUSI INDUSTRI PRIMER KEHUTANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN Dalam Rangka Analisa Data Sektor Kehutanan

PENYUSUNAN KONTRIBUSI INDUSTRI PRIMER KEHUTANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN Dalam Rangka Analisa Data Sektor Kehutanan PENYUSUNAN KONTRIBUSI INDUSTRI PRIMER KEHUTANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN 2005-2007 Dalam Rangka Analisa Data Sektor Kehutanan Kerja Sama Departemen Kehutanan dan Badan Pusat Statistik Desember

Lebih terperinci

CAPAIAN Februari 2016 KOMITMEN INVESTASI

CAPAIAN Februari 2016 KOMITMEN INVESTASI invest in Jakarta 15 Maret 2016 CAPAIAN Februari 2016 KOMITMEN INVESTASI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Franky Sibarani Kepala 2013 by Indonesia Investment Coordinating Board. All rights reserved Rp

Lebih terperinci

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 METODOLOGI STATISTICAL REPORT iii BAB I PERTUMBUHAN INDUSTRI 1 BAB II PERTUMBUHAN INVESTASI 37 BAB III PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL PERTANIAN 58 BAB

Lebih terperinci

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013*** 8 6 4 2 5.99 6.29 6.81 6.45 6.52 6.49 6.50 6.29 6.36 6.16 5.81 6.11 6.035.81 3.40 2.69 2.04 2.76 3.37 1.70 1.50 2.82 3.18 1.42 2.61 0-2 (1.42) (1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II 2010

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan IV Tahun Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN 2012

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN 2012 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 31/08/31/Th XIV, 1 Agustus PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRIWULAN II TAHUN MENGALAMI KENAIKAN SEBESAR 8,60 PERSEN DIBANDING

Lebih terperinci

No. 05/02/81/Th.VI, 2 Pebruari 2015

No. 05/02/81/Th.VI, 2 Pebruari 2015 No. 05/02/81/Th.VI, 2 Pebruari 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan IV kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2014 sebesar 10,98 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR DESEMBER HARGA GROSIR NAIK 0,68 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 29/05/16 Th.XVII, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 07/02/52/Th.VI, 2 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014 1. Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 23/05/31/Th. XVII, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS NAIK 8,83 PERSEN DAN IMK NAIK 8,93 PERSEN PADA TRIWULAN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Produksi IBS dan IMK Triwulan III 2017 Nomor : 64/11/34/Th. XIX, 1 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I YOGYAKARTA PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Uraian dalam Bab ini menjelaskan hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap 4 (empat) hal penting yang menjadi fokus dari penelitian ini, yaitu: (1) peranan sektor kehutanan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 28/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015 Pertumbuhan produksi Industri

Lebih terperinci

No. 05/05/81/Th.VI, 4 Mei 2015

No. 05/05/81/Th.VI, 4 Mei 2015 No. 05/05/81/Th.VI, 4 Mei 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar -1,40 persen, pertumbuhan kumulatif sampai dengan Triwulan

Lebih terperinci

No. 05/08/81/Th.VII, 1 Agustus 2017

No. 05/08/81/Th.VII, 1 Agustus 2017 No. 05/08/81/Th.VII, 1 Agustus 2017 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan II kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2017 tumbuh negatif 8,83 persen, pertumbuhan kumulatif selama

Lebih terperinci

No. 05/11/81/Th.VII, 1 November 2016 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Skala Mikro dan Kecil Triwulan III kuartalan (q-toq) di Maluku Tahun 2016 sebesar 6,33 persen, pertumbuhan kumulatif selama

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 No. 40/08/36/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 PDRB Banten triwulan II tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,17 persen,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 45/08/16 Th.XVII, 3 Agustus 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak sekedar terfokus pada peran pemerintah, banyak sektor yang mempunyai peran dalam kemajuan perekonomian di Indonesia. Proses

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No.51./11/31/Th. XVII, 02 November 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS NAIK 11,30 PERSEN DAN IMK NAIK 13,20 PERSEN PADA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 28/05/32/Th.XVII, 04 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW I TH 2015

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 51/08/52/Th.VII, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 10/02/32/Th.XVII, 02 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW IV

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2008 Pusat Data dan Informasi. iii

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2008 Pusat Data dan Informasi. iii KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009

Lebih terperinci

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2017

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2017 LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2017 METODOLOGI STATISTICAL REPORT iii BAB I PERTUMBUHAN INDUSTRI 1 BAB II PERTUMBUHAN INVESTASI 37 BAB III PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL PERTANIAN 58 BAB

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II 2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU RIAU No.58/08/21/Th. XII, 1 Agustus PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil II secara total naik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2015 No. 63/11/32/Th.XVII, 02 November 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW III TH 2015 NAIK 2,77 PERSEN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 33/05/52/Th.VI, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015 1. Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

https://ambonkota.bps.go.id

https://ambonkota.bps.go.id No. 06/11/81/Th.VI, 2 November 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan III kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar 3,68 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2004 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2004 ekspansif, didorong oleh daya serap pasar domestik Indikasi ekspansi, diperkirakan berlanjut pada triwulan I-2005 Kegiatan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2017 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 45/08/34/Th.XIX, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci