LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN"

Transkripsi

1 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 1

2 2 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28

3 KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) serta Rencana Strategis (RENSTRA) Departemen Perindustrian 25-29, oleh karenanya perkembangan industri perlu dipantau dari waktu ke waktu. Dalam rangka mengetahui perkembangan kinerja sektor industri secara lebih cepat tanpa harus menunggu data BPS yang biasanya terlambat sekitar 1 tahun untuk data produksi dan 3 bulan untuk ekspor impor. beberapa komoditi industri tertentu dipilih sebagai sampel yang diharapkan mampu mewakili gambaran industri secara keseluruhan. Untuk itu data bulanan komoditi terpilih tersebut dikumpulkan baik dari Asosiasi industri yang membidangi atau perusahaan. Buku Laporan Perkembangan Komoditi Industri Terpilih ini dapat digunakan sebagai indikator Departemen Perindustrian untuk melihat kinerja industri secara indikatif, yaitu dengan melihat perkembangan dari realisasi produksi, ekspor, dan impor produk-produk tersebut. Hal-hal yang tergambarkan dalam laporan ini adalah buah kerja Departemen Perindustrian dengan berbagai pihak yang terkait. Untuk itu, kami menyampaikan penghargaan setinggitingginya kepada Asosiasi, perusahaan dan lembaga pemerintah terkait, baik pusat dan daerah, dunia usaha, serta masyarakat yang menyampaikan berbagai datanya kepada Departemen Perindustrian sehingga tersusunnya laporan ini. Jakarta, Desember 28 Pusat Data dan Informasi LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 3

4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix BAB I GAMBARAN PEREKONOMIAN SECARA UMUM 1.1. Kondisi Ekonomi Dunia Kondisi Ekonomi Indonesia Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Perkembangan Sektor Industri Investasi Tenaga Kerja Tingkat Suku Bunga dan Posisi Kredit... 4 BAB II PERKEMBANGAN KINERJA EKSPOR IMPOR KOMODITI INDUSTRI TERPILIH 2.1. Kinerja Kinerja Perkembangan Kinerja - Komoditi Industri Terpilih Pupuk Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya Pupuk Non Urea Pupuk Mineral / Kimia Mengandung Phospat Pupuk Lainnya Semen Minyak Goreng Sawit Baja Hot Rolled Coil Hot Rolled Plate Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Roda Dua Kendaraan Bermotor Roda Empat Peralatan Listrik Rumah Tangga Televisi Televisi Berwarna Televisi Hitam Putih Lemari Es Refrigators/ Deepfreezers R.T Refrigators/ Deepfreezers Non R.T Tekstil dan Produk Tekstil Serat Benang Kain Kain Tenun Ikat Kain Tenun Sutera Kain Tule dan Jala Lainnya LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28

5 Pulp dan Kertas Pulp Kertas Kertas Budaya Kertas Industri Kertas Tissue Mesin Listrik Motor Listrik KWH Meter Ban Ban Sepeda Motor Ban Luar Sepeda Motor Ban Mobil Ban Dalam Mobil Ban Luar Mobil Tepung Terigu Barang Jadi Rotan Barang Anyaman dari Rotan Meubel Rotan Rotan Setengah Jadi Keramik BAB III PERKEMBANGAN KINERJA PRODUKSI KOMODITI INDUSTRI TERPILIH 3.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sektor Industri Th Pemilihan Komoditi Industri Terpilih Perkembangan Produksi Komoditi Industri Terpilih Pupuk Pupuk Urea Pupuk Non Urea Pupuk ZA Pupuk SP Pupuk Phonska Semen Minyak Goreng Sawit Baja Hot Rolled Coil Hot Rolled Plate Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Roda Dua Kendaraan Bermotor Roda Empat Peralatan Listrik Rumah Tangga Televisi Lemari Es Tekstil dan Produk Tekstil Serat Benang Kain Pulp dan Kertas Pulp Kertas... 2 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 5

6 Mesin Listrik Mini Circuit Breaker (MCB) Motor Listrik KWH Meter Panel dan Gear Ban Ban Sepeda Motor Ban Mobil Tepung Terigu Barang Jadi Rotan Keramik Keramik Tile Keramik Tableware Keramik Sanitary BAB IV INDEKS KINERJA INDUSTRI TERPILIH 4.1. Indeks Kinerja Industri Pupuk Indeks Kinerja Industri Semen Indeks Kinerja Industri Minyak Goreng Indeks Kinerja Industri Baja Indeks Kinerja Industri Kendaraan Bermotor Indeks Kinerja Industri Peralatan listrik Rumah Tangga Indeks Kinerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil (T.P.T) Indeks Kinerja Industri Pulp dan Kertas Indeks Kinerja Industri Mesin Listrik Indeks Kinerja Industri Ban Indeks Kinerja Industri Tepung Terigu Indeks Kinerja Industri Barang Jadi Rotan Indeks Kinerja Industri Keramik BAB V PENUTUP LAMPIRAN LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28

7 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia... 1 Gambar 1.2. Kondisi PDB Indonesia... 2 Gambar 1.3. Kondisi Sektor Industri-Industri Non Migas... 2 Gambar 1.4. Kapasitas Produksi Industri Non Migas... 3 Gambar 1.5. Perkembangan Investasi PMA... 3 Gambar 1.6. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja... 4 Gambar 1.7. Posisi Kredit Rupiah dan Valuta Asing Bank Umum Menurut Sektor Ekonomi... 4 Gambar 2.1. Perkembangan... 5 Gambar 2.2. Struktur Menurut Penggunaan... 5 Gambar 2.3. Perkembangan Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya Periode Juli s.d. Desember Gambar 2.4. Perkembangan Pupuk Mineral/Kimia mengandung Phospat Juli s.d. Desember Gambar 2.5. Perkembangan Pupuk Lainnya Periode Juli s.d. Desember Gambar 2.6. Perkembangan Industri Semen Periode Juli s.d. Desember Gambar 2.7. Perkembangan Minyak Goreng Kelapa Sawit Periode Juli s.d. Desember Gambar 2.8. Perkembangan Hot Rolled Coil (HRC) Periode Juli s.d. Desember Gambar 2.9. Perkembangan Hot Rolled Plate Periode Juli s.d. Desember Gambar 2.1. Perkembangan Kendaraan Bermotor Roda Dua Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Kendaraan Bermotor Roda Empat Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Televisi Berwarna Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Televisi Hitam Putih Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Refrigators/ Deepfreezers untuk R.T Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Refrigators/ Deepfreezers Non R.T Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Serat Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Benang Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Kain Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Kain Tenun Ikat Periode Juli s.d. Desember Gambar 2.2. Perkembangan Kain Tenun Sutera Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Kain Tule dan Jala Lainnya Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Pulp LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 7

8 Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Kertas Budaya Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Kertas Industri Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Kertas Tissue Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Motor Listrik Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan KWH Meter Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Industri Ban Luar Kendaraan Bermotor Roda Dua Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Ban Dalam Mobil Periode Juli s.d. Desember Gambar 2.3. Perkembangan Ban Luar Mobil Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Tepung Terigu Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Barang Anyaman dari Rotan Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Meubel Rotan Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Rotan Setengah Jadi Periode Juli s.d. Desember Gambar Perkembangan Keramik Periode Juli s.d. Desember Gambar 3.1. Kinerja Indusri Pupuk Urea Gambar 3.2. Kinerja Indusri Pupuk ZA Gambar 3.3. Kinerja Indusri Pupuk SP Gambar 3.4. Kinerja Indusri Pupuk Phonska Gambar 3.5. Kinerja Indusri Semen Gambar 3.6. Kinerja Indusri Minyak Goreng Sawit Gambar 3.7. Kinerja Indusri Logam Hot Rolled Coil Gambar 3.8. Kinerja Indusri Logam Hot Rolled Plate Gambar 3.9. Kinerja Indusri Kendaraan bermotor Roda Dua Gambar 3.1. Kinerja Indusri Kendaraan bermotor Roda Empat Gambar Kinerja Indusri Televisi Gambar Kinerja Indusri Lemari Es Gambar Kinerja Indusri Serat Gambar Kinerja Indusri Benang Gambar Kinerja Indusri Kain... 2 Gambar Kinerja Indusri Pulp... 2 Gambar Kinerja Indusri Kertas... 2 Gambar Kinerja Indusri MCB... 2 Gambar Kinerja Indusri Motor Listrik Gambar 3.2. Kinerja Indusri KWh Meter Gambar Kinerja Indusri Panel dan Gear Gambar Kinerja Indusri Ban Sepeda Motor Gambar Kinerja Indusri Ban Mobil Gambar Kinerja Indusri Tepung Terigu Gambar Kinerja Indusri Barang Jadi Rotan Gambar Kinerja Indusri Keramik Tile Gambar Kinerja Indusri Keramik Tableware Gambar Kinerja Indusri Keramik Sanitary LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28

9 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 4.1. Indeks Kinerja Indusri Pupuk Tabel 4.2. Indeks Kinerja Indusri Semen Tabel 4.3. Indeks Kinerja Indusri Minyak Goreng Tabel 4.4. Indeks Kinerja Indusri Baja Tabel 4.5. Indeks Kinerja Indusri Kendaraan Bermotor Tabel 4.6. Indeks Kinerja Indusri Peralatan Listrik Rumah Tangga Tabel 4.7. Indeks Kinerja Indusri Tekstil dan Produk Tekstil Tabel 4.8. Indeks Kinerja Indusri Pulp dan Kertas Tabel 4.9. Indeks Kinerja Indusri Mesin Listrik Tabel 4.1. Indeks Kinerja Indusri Ban... 3 Tabel Indeks Kinerja Indusri Tepung Terigu... 3 Tabel Indeks Kinerja Indusri Barang Jadi Rotan Tabel Indeks Kinerja Indusri Keramik Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju Tabel 1.2. PDB Kumulatif Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah) Tabel 1.3. PDB Kumulatif Atas Dasar Harga Konstan 2 (Triliun Rupiah) Tabel 1.4. Kontribusi Terhadap PDB Kumulatif Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDB Kumulatif (Year On Year, Persen) Tabel 1.6. Laju Pertumbuhan PDB Kumulatif (Q to Q, Persen) Tabel 1.7. Kontribusi Sub Sektor Industri Terhadap PDB Kumulatif (Persen)... 4 Tabel 1.8. Kontribusi Sub Sektor Industri Terhadap PDB Sektor Industri Pengolahan Non Migas Kumulatif (Persen)... 4 Tabel 1.9. Kapasitas Produksi Terpakai (Persen)... 4 Tabel 1.1. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja pada triwulan I Tahun Tabel Tingkat Suku Bunga Kredit (Persen) Tabel Posisi Kredit Menurut Sektor Ekonomi (Miliar Rupiah) Tabel Perkembangan Realisasi Investasi (Izin Usaha Tetap) PMDN Menurut Sektor Tabel Perkembangan Realisasi Investasi (Izin Usaha Tetap) PMA Menurut Sektor Tabel 2.1. Nilai Tabel 2.2. Nilai Menurut Penggunaan Tabel Komoditi Terpilih Tabel 3.1. Perkembangan Industri Pupuk Urea Tabel 3.2. Perkembangan Industri Pupuk ZA Tabel 3.3. Perkembangan Industri Pupuk SP Tabel 3.4. Perkembangan Industri Pupuk Phonska Tabel 3.5. Perkembangan Industri Semen Tabel 3.6. Perkembangan Industri Minyak Goreng Tabel 3.7. Perkembangan Industri Logam HOT ROLLED COIL Tabel 3.8. Perkembangan Industri Logam HOT ROLLED PLATE Tabel 3.9. Perkembangan Industri Kendaraan Bermotor Roda Dua Tabel 3.1. Perkembangan Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat Tabel Perkembangan Industri Televisi Tabel Perkembangan Industri Lemari Es Tabel Perkembangan Industri Serat Tabel Perkembangan Industri Benang Tabel Perkembangan Industri Kain Tabel Perkembangan Industri Pulp LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 3

10 Tabel Perkembangan Industri Kertas Tabel Perkembangan Industri MCB Tabel Perkembangan Industri Motor Listrik Tabel 3.2. Perkembangan Industri KWH Meter Tabel Perkembangan Industri Panel dan Gear Tabel Perkembangan Industri Ban Sepeda Motor Tabel Perkembangan Industri Ban Mobil Tabel Perkembangan Industri Terigu Tabel Perkembangan Industri Barang Jadi Rotan Tabel Perkembangan Industri Keramik (Tile) Tabel Perkembangan Industri Keramik (Tableware) Tabel Perkembangan Industri Keramik (Sanitary) LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28

11 BAB I GAMBARAN PEREKONOMIAN SECARA UMUM Persen (%) 1.1. Kondisi Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 28 melambat menjadi sekitar 3.4 persen. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang mencapai 5.2 persen seperti terlihat pada Gambar * World Central & eastern Europe Developing Asia Western Hemisphere Sumber: World Economic Out Africa Commonwealth of Independent States Middle East 29 Gambar 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia look, IMF January Sementara itu, pertumbuhan ekonomi negaranegara maju (advanced economies) melemah menjadi sekitar 1. persen, lebih kecil dibandingkan pertumbuhan tahun 27 sebesar 2.7 persen. Mayoritas negara maju mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi sejak tahun lalu, Amerika Serikat dilaporkan hanya akan tumbuh 1.1 persen akibat resesi ekonomi yang melanda negara tersebut, lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 2. persen. Begitu pula dengan negara-negara uni eropa seperti terlihat pada bagian lampiran Tabel 1.1. Demikian pula halnya pada negara Timur Tengah yang mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi dibanding tahun lalu. Pertumbuhan perekonomian kawasan Timur Tengah pada tahun 28 hanya 6.1 persen, lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai 6.4 persen. Sementara itu, kelompok negara Eropa Tengah dan Eropa Timur juga hanya mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 3.2 persen, lebih kecil dibanding tahun lalu yang mencapai 5.4 persen. Pada tahun 28 perekonomian negara-negara berkembang Asia diperkirakan akan mencapai 7.8 persen, turun 2.8 persen dari tahun lalu yang mencapai 1.6 persen. Demikin juga yang terjadi pada negara-negara kawasan ASEAN diperkirakan melambat menjadi 5.4 persen pada tahun ini, setelah tahun lalu pertumbuhannya mencapai 6.3 persen. Pertumbuhan ekonomi Afrika diperkirakan juga mengalami penurunan menjadi 5.2 persen dari tahun lalu yang mencapai 6.2 persen. Pertumbuhan ekonomi Amerika Latin juga diperkirakan tetap melambat menjadi 4.6 persen pada tahun 28, setelah pada tahun lalu mencapai 5.7 persen. Daya saing dan dukungan infrastruktur terhadap daya saing perlu terus ditingkatkan karena sampai saat ini menurut Laporan The Global Competitiveness Report yang dikeluarkan oleh World Economic Forum, kekuatan daya saing Indonesia hanya menduduki peringkat ke 55 (lima puluh lima), turun satu peringkat dari tahun lalu yang berada di peringkat 54 dalam daya saing global dari 134 negara di dunia. Untuk kawasan Asean, Indonesia masih merupakan negara yang masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara seperti negara Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, yang masing-masing berturut-turut berada di peringkat empat, dua puluh satu, tiga puluh empat, tiga puluh sembilan Kondisi Ekonomi Indonesia Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Selama periode Januari-Desember 28 stabilitas makroekonomi Indonesia tetap terjaga. Namun demikian, terus meningkatnya tekanan eksternal akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan peningkatan laju inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak dan bahan pangan menyebabkan pelaku sektor riil cenderung menahan diri dalam melakukan ekspansi usaha maupun konsumsi. Peningkatan biaya produksi yang diiringi oleh penurunan daya beli konsumen menyebabkan profitabilitas sektor korporasi menurun. Apabila kondisi ini terus berlanjut dapat timbul gangguan pada ketahanan sektor keuangan domestik. Pada triwulan IV Tahun 28 nilai PDB Kumulatif Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp 4,954.3 Triliun, LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 1

12 Persen (%) sedangkan jika tanpa Migas nilai PDB sebesar Rp 4, Triliun. Sumbangan PDB terbesar berasal dari sektor industri pengolahan yang mencapai Rp 1,38.73 Triliun atau persen dari total PDB Indonesia yang berarti mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang kontribusinya hanya 27.6 persen. Sektor lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar yaitu, Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan yang mencapai sebesar 14.4 persen, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 1.97 persen. Sedangkan lima sektor lainnya hanya memberikan kontribusi dibawah 1 persen terhadap PDB. Sementara itu sub sektor industri pengolahan non migas memberikan kontribusi sebesar persen seperti terlihat pada Gambar 1.2. kontribusi Gambar 1.2. Kondisi PDB Triwulan IV 29 Indonesia (kumulatif) Pertumbuhan Yon Y 1 5 Tambang Migas Listrik Perdagangan Keuangan -5 Pertanian Industri Non Migas Bangunan Alat Angkut Jasa PertanianPertambangan Pengolahan Migas Non Migas Listrik BangunanPerdagangan PengangkutanKeuangan Jasa Secara kumulatif, pertumbuhan PDB Indonesia hingga triwulan IV tahun 28 dibandingkan triwulan yang sama tahun 27 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6.6 persen, pertumbuhan tertinggi dicapai sektor Pengangkutan dan Komunikasi persen. Sedangkan sektor yang mencapai pertumbuhan diatas pertumbuhan PDB yaitu Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (1.92 persen), Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan (8.24 persen), Bangunan (7.31 persen), Perdagangan, Hotel dan Restoran (7.23 persen), dan sektor Jasa (6.45 persen). Sementara itu PDB menurut pengeluaran pada triwulan IV Tahun 28 masih didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencapai sebesar 61. persen dari total PDB, pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 8.4 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 27.7 persen, ekspor barang-jasa sebesar 29.8 persen. Persen (%) Perkembangan Sektor Industri Secara umum sektor industri pengolahan mengalami penurunan pertumbuhan menjadi 3.66 persen sampai dengan triwulan IV tahun 28 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan pertumbuhan tersebut juga terjadi pada industri pengolahan bukan migas yang mengalami pertumbuhan sebesar 4.5 persen dan industri pengolahan migas yang akan mengalami penurunan sebesar.33 persen. Pertumbuhan terbesar pada sektor industri non migas dicapai oleh industri Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya sebesar 9.79 persen, disusul industri Pupuk, Kimia & Barang dari karet sebesar 4.46 persen, industri Barang Kayu & Industri Hutan Lainnya sebesar 3.45 persen, dan Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau 2.34 persen. Sedangkan industri yang mengalami pertumbuhan negatif yang terbesar adalah industri Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki minus 3.64 persen, diikuti Imdustri Logam Dasar Besi dan Baja minus 2.5 persen, industri Semen & Barang Galian Bukan Logam minus 1.49 persen, industri Kertas dan Barang cetakan sebesar 1.48 persen, dan industri barang lainnya sebesar minus.96 persen. Bila dilihat dari kontribusinya industri Makanan, Minuman dan Tembakau menempati urutan pertama dengan kontribusi yang mencapai 3.4 persen dari total PDB sektor industri pengolahan non migas. Di posisi kedua ditempati industri Alat angkut, Mesin dan Peralatannya dengan kontribusi sebesar persen, disusul industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet persen. Sedangkan sektor industri lainnya memberikan kontribusi kurang dari 1 persen terhadap industri pengolahan non migas seperti terlihat pada Gambar Makanan Tekstil Brg. Kayu Kontribusi Pertumbuhan Yon Y Kertas Pupuk Semen Logam Mesin Barang lainnya Sumber : BPS triwulan IV 29, diolah Pusdatin Depperin Gambar 1.3. Kondisi Sektor Industri-Industri Non Migas (Kumulatif) 2 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28

13 Persen (%) Sementara itu, bila dilihat dari utilisasi, rata-rata untuk kapasitas produksi industri pengolahan mencapai persen, masing-masing sektor industri masih berpeluang untuk meningkatkan outputnya. Seperti terlihat pada Gambar 1.4. Sektor dengan utilisasi kapasitas produksi tertinggi adalah industri Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mencapai 76.2 persen dari kapasitas terpasang, diikuti industri Tekstil, Barang Kulit, dan Alas Kaki sebesar persen, dan industri Logam Dasar Besi dan Baja sebesar persen. Sedangkan Sektor dengan utilisasi kapasitas produksi terendah adalah industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya dengan utilisasi kapasitas produksi sebesar 64,94 persen Makanan Tekstil Brg. Kayu Kertas Pupuk Semen Logam Mesin Barang lainnya Sumber : BPS triwulan IV 28, diolah Pusdatin Depperin Gambar 1.4. Kapasitas Produksi Industri Non Migas 28 TW III 28 TW IV Investasi Perkembangan realisasi investasi (izin usaha tetap) PMDN sampai triwulan keempat 28 menunjukkan penurunan dibanding periode yang sama tahun 27. Total investasi PMDN yang terealisasi pada periode Januari sampai dengan Desember tahun 28 mencapai Rp 2, miliar, menurun sebesar 41.6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 34,878.7 miliar. Namun demikian dari jumlah proyek terjadi kenaikan sebesar 5.3 persen menjadi 239 proyek sepanjang Januari-Desember 28. Penurunan realisasi investasi PMDN terjadi di semua sektor. Penurunan terbesar terjadi pada sektor primer yang menurun sebesar 59.8 persen menjadi Rp 1, miliar pada periode Januari-Desember 28, sektor tersier turun sebesar 36.1 persen menjadi Rp 2,69.88 miliar dan sektor sekunder menurun sebesar 39.5 persen menjadi Rp 15, miliar. Hal yang sebaliknya terjadi pada investasi PMA (Gambar 1.5), total investasi PMA yang terealisasi pada periode tersebut mencapai US$ miliar, meningkat sebesar 43.8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk jumlah proyek periode 1% 9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% Januari-Desember 28 meningkat sebesar 15.9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 1138 proyek. Peningkatan realisasi yang sangat signifikan terjadi pada sektor tersier yang meningkat sebesar 98.6 persen menjadi US$ 1.2 miliar pada periode Januari Desember 28, sedangkan sektor primer turun sebesar 44 persen menjadi US$ Juta dan sektor sekunder menurun sebesar 3.9 persen menjadi US$ 4.5 miliar. % , Ind. Makanan Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki Ind. Kertas dan Percetakan Ind. Karet dan Plastik Ind. Logam, Mesin & Elektronik Ind. Kend. Bermotor & Alat Transport Lain Sumber : BPS triwulan IV 28, diolah Pusdatin Depperin Gambar 1.5. Perkembangan Investasi PMA , Ind. Tekstil Ind. Kayu Ind. Kimia dan Farmasi Ind. Mineral Non Logam Ind. Instru. Kedokteran, Presisi & Optik & Jam Industri Lainnya a. PMDN Sektor Industri/Sekunder Pada periode Januari-Desember tahun 28 Industri Makanan, Industri Logam, Mesin dan Elektronika, dan Industri Kertas dan Percetakan merupakan sektor sektor yang diminati oleh investor dalam negeri. Kedua sektor tersebut mempunyai nilai investasi diatas Rp 1 triliun, bahkan Industri Makanan mencapai Rp 8.19 triliun, investasi Industri Logam, Mesin dan Elektronika yang mencapai Rp 2.38 triliun, dan investasi untuk Industri Kertas dan Percetakan sebesar Rp 1.79 triliun, sedangkan nilai investasi untuk industri lainnya dibawah Rp 1 triliun. Demikian juga bila dilihat dari jumlah proyek yang terealisasi Industri Makanan menjadi yang terbanyak dengan 49 proyek, disusul Industri Logam, Mesin dan Elektronik 31 proyek, sedangkan jumlah proyek untuk industri lainnya dibawah 26 proyek. b. PMA Sektor Industri/Sekunder PMA sektor Industri Logam, Mesin dan Elektronika merupakan sektor primadona investor asing dengan total investasi sepanjang Januari sampai dengan Desember tahun 28 sebesar US$ 1,28.9 juta, diikuti oleh industri Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 3

14 Persen (%) sebesar US$ juta, industri Kimia & Farmasi sebesar US$ juta, dan industri Makanan sebesar US$ juta. Bila dilihat dari jumlah proyek yang terealisasi, Industri Logam, Mesin dan Elektronik mencapai 14 Proyek dan menjadi yang terbanyak, disusul Industri Tekstil 67 Proyek dan Industri Karet dan Plastik sebanyak 51 proyek Tenaga Kerja Perkembangan penggunaan tenaga kerja pada triwulan IV tahun 28 mengindikasikan terjadinya penurunan sebesar 2.65 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Angka tersebut menurun dari penggunaan tenaga kerja hasil survey periode triwulan III tahun 28 yang perkembangannya meningkat 1.77 persen dari gejolak harga minyak dan pangan dunia, serta tekanan permintaan dalam negeri, stabilitas sistem keuangan masih tetap terjaga. Berbagai indikator menunjukkan permintaan dalam negeri masih kuat, ketahanan industri perbankan tetap terjaga dan didukung pelaksanaan fungsi intermediasi yang baik. Sampai dengan triwulan IV 28, suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK) Bank Persero naik menjadi 14,61 persen, naik dari level 13,61 persen pada triwulan III 28, kenaikan ini juga dialami Bank Swasta Nasional, Bank Asing & Bank Campuran, dan Bank Umum. Sedangkan Kredit Modal Kerja Bank Pemerintah Daerah mengalami penurunan menjadi 14,43 persen, turun dari level 14,47 persen pada triwulan III 28. Sementara, suku bunga kredit investasi Bank Persero tercatat mengalami sedikit kenaikan menjadi 13,85 persen, sedangkan suku bunga kredit konsumsi tercatat lebih tinggi menjadi 13,81 persen TW III 28 TW IV -3. Pertanian Industri Bangunan Pengangkutan Jasa Pertanian Tambang Industri Listrik Bangunan Perda- Alat Keuangan Jasa gangan Angkut Sumber : Survey Kegiatan Usaha, Bank Indonesia 28 Gambar 1.6. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja Lima dari sembilan sektor ekonomi mengalami penurunan penggunaan tenaga kerja. Punurunan penggunaan tenaga kerja antara lain sektor industri pengolahan yang menurun sebesar 2.98 persen, sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan sebesar.43 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar.34 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar.11 persen, dan sektor jasa sebesar.3 persen. Sektor yang mengalami peningkatan penggunaan tenaga kerja terbesar adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mencapai.87 persen, sedangkan peningkatan penggunaan tenaga kerja terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai.8 persen seperti terlihat pada Gambar Tingkat Suku Bunga dan Posisi Kredit Kendati terdapat tekanan pada pasar keuangan nasional dan nilai tukar rupiah yang bersumber Sumber : SEKI Bank Indonesia, Desember 28 Gambar 1.7. Posisi Kredit Rupiah dan Valuta Asing Bank Umum Menurut Sektor Ekonomi Menurut Laporan Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia, Stabilitas sistem keuangan pada semester II 28 masih tetap terjaga. Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, Pemerintah menerbitkan beberapa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPPU), sementara Bank Indonesia mengeluarkan beberapa ketentuan baru, termasuk merubah Giro Wajib Minimum (GWM). Dampak positifnya adalah kondisi likuiditas industri perbankan semakin membaik dan nilai tukar Rupiah semakin berkurang volatilitasnya meskipun belum kembali pada level seperti sebelum Oktober 28. Ke depan, prospek stabilitas sistem keuangan diperkirakan masih akan tetap positif meskipun tantangan yang dihadapi semakin berat karena semakin melambatnya pertumbuhan ekonomi. 4 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28

15 BAB II PERKEMBANGAN KINERJA EKSPOR IMPOR KOMODITI INDUSTRI TERPILIH 2.1. Kinerja Total Indonesia pada Triwulan IV Tahun 28 menurun sebesar persen menjadi US$ 29, Juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 37, Juta. Penurunan ekspor ini merupakan kontribusi ekspor non migas yang juga mengalami penurunan sebesar 15.6 persen dengan nilai ekspor sebesar US$ 24,614.7 Juta. Sebagian besar ekspor Non Migas merupakan ekspor hasil industri yang nilainya mencapai US$ 19, Juta atau persen dari total ekspor. Sedangkan sisanya adalah ekspor migas sebesar US$ 4,738.5 Juta seperti terlihat pada Gambar persen dibanding triwulan sebelumnya. Sementara impor barang konsumsi mencapai US$ 1, juta atau turun 53.1 persen. seperti terlihat di Gambar 2.2. Gambar 2.2. Struktur Menurut Penggunaan Juta US$ Gambar 2.1. Perkembangan 2.2. Kinerja Selama Triwulan IV 28, nilai impor Indonesia mencapai US$ 27,59.44 Juta atau menurun persen dibandingkan triwulan sebelumnya US$ 36,492.1 Juta. Seperti halnya ekspor, nilai impor non migas yang mencapai US$ 23, Juta, jauh lebih tinggi dibanding impor migas yang hanya US$ 4,35.1 Juta. Perkembangan impor menurut golongan penggunaan barang selama Triwulan IV Tahun 28 menunjukkan bahwa hampir semua golongan penggunaan barang impor mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya. bahan baku/penolong dan barang modal pada Triwulan IV 28 masingmasing mencapai US$ 19, juta dan US$ 5, juta atau menurun 4.26 persen dan 2.3. Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih Dari berbagai data komoditi terpilih yang disajikan dalam bentuk grafik-grafik yang tersaji pada halaman-halaman berikut dapat dilihat bahwa secara umum perkembangan Triwulan IV tahun 28 beberapa komoditi industri masih dipengaruhi oleh investasi yang cenderung turun yang menunjukkan masih adanya hambatan kegiatan produksi belum teratasi. Selain itu, keterbatasan pasokan energi, infrastruktur, hingga kekakuan pasar tenaga kerja membuat investasi belum tumbuh. Kegiatan produksi semata hanya memanfaatkan kapasitas terpasang yang ada. Sisi permintaan, seperti ditunjukkan konsumsi domestik ataupun permintaan di pasar ekspor terus menguat. Jika ini tidak segera diimbangi dengan peningkatan produksi melalui investasi, bisa terjadi pemanasan ekonomi, inflasi bakal naik. Perkembangan selengkapnya 13 komoditi industri terpilih meliputi perkembangan realisasi produksi, ekspor, impor dan konsumsi dalam negeri tersaji pada halaman-halaman berikut ini Pupuk Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya pupuk periode Oktober-Desember (Triwulan IV ) 28 Bila dibandingkan dengan LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 1

16 periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar 1.35 Juta US$, Sementara itu mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar 2.3. Juta Juta US$ US$ Pupuk Lainnya pupuk periode Oktober-Desember (Triwulan IV ) 28. Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi 3.12 Juta US$ dari sebelumnya sebesar 5.96 Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar 78.6 persen dari sebelumnya sebesar 1.15 Juta US$ menjadi.25 Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar 2.5. Juta US$ Juta US$ Gambar 2.3. Perkembangan Kinerja Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Pupuk Non Urea Pupuk Mineral/Kimia mengandung Phospat Juta US$ Juta US$ Gambar 2.4. Perkembangan Kinerja Pupuk Mineral/Kimia mengandung Phospat Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV 28 pupuk periode Oktober-Desember (Triwulan IV ) 28. Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi 2.38 Juta US$ dari sebelumnya sebesar 4.14 Juta US$. Sementara itu mengalami peningkatan sebesar 2.94 persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar 2.4. Gambar 2.5. Perkembangan Kinerja Pupuk Lainnya Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV 28ktober s.d. Desember Semen semen periode Oktober-Desember (Triwulan IV ) 28. Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar 1.5 Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar 2.6. Juta US$ Juta US$ Gambar 2.6. Perkembangan Kinerja Industri Semen Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV 28 2 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28

17 Minyak Goreng Sawit Minyak Goreng Sawit periode Oktober- Desember (Triwulan IV) 28. Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) meningkat sebesar 3.42 persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar.8 Juta US$ menjadi 1.8 Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar 2.7. Juta Juta US$ US$ Gambar 2.7. Perkembangan Kinerja Minyak Goreng Kelapa Sawit Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Baja Hot Rolled Coil Hot Rolled Coil periode Oktober- Desember (Triwulan IV ) 28 Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar 49.1 persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar 2.8. Juta Juta US$ US$ Gambar 2.8. Perkembangan Kinerja Hot Rolled Coil (HRC) Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Hot Rolled Plate Hot Rolled Coil periode Oktober- Desember (Triwulan IV) 28 Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar 2.9. Juta Juta US$ US$ Gambar 2.9. Perkembangan Kinerja Hot Rolled Plate Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV 28 Konsumsi dalam negeri HRP masih lebih rendah dari pada realisasi produksi sehingga sisanya dapat diekspor. Industri Baja nasional dewasa ini menghadapi kendala karena adanya persaingan produk baja murah dari China (Pemerintah China mengeluarkan kebijakan pengembalian pajak/tax Rebate sebesar 11 persen), hal lain yang masih menjadi kendala adalah biaya pelabuhan yang relatif tinggi, kurang efektifnya tarif harmonisasi untuk melindungi produk dalam negeri, serta adanya illegal import (under invoicing, under quantity & pencantuman no. HS yang tidak sesuai dengan fisik barang). Dalam perkembangan ke depan industri baja nasional akan secara bertahap mengurangi impor raw material dan sebagai gantinya akan lebih mengoptimalkan pemanfaatan hasil tambang bijih besi di dalam negeri. PT Krakatau Steel akan berupaya keras mengurangi impor iron ore hingga 1 juta ton per tahun mulai awal 28, dan akan mengimplementasikan penggunaan teknologi baru guna meningkatkan kualitas bijih besi muda (bijih besi laterit) hasil dalam negeri menjadi bijih besi primer (iron ore). Selama ini, Industri Baja terpaksa mengimpor iron ore karena bijih besi yang ada di Indonesia pada umumnya termasuk kategori muda sehingga LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 3

18 tidak dapat diolah lebih lanjut menjadi pellet. Bijih besi muda ini harus ditingkatkan gradenya terlebih dahulu menjadi bijih besi primer Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Roda Dua Kendaraan Bermotor Roda Dua Oktober-Desember (Triwulan IV) 28. Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar 4.37 persen menjadi.16 Juta US$ dari sebelumnya sebesar.26 Juta US$. Sementara itu mengalami peningkatan sebesar 2.17 persen dari sebelumnya sebesar.62 Juta US$ menjadi.75 Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar 2.1. Juta Juta US$ US$ Gambar 2.1. Perkembangan Kinerja Kendaraan Bermotor Roda Dua Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Kendaraan Bermotor Roda Empat Kendaraan Bermotor Roda Empat Oktober-Desember (Triwulan IV) 28. Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) meningkat sebesar 5.37 persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Industri Kendaraan Bermotor roda empat masih mengalami permasalahan antara lain berupa lemahnya keterkaitan industri perakit dengan industri komponen dan pendukung, belum optimalnya peran lembaga-lembaga pendukung industri kendaraan bermotor, seperti Pusat Diklat, Lembaga Sertifikasi, Pusat Engineering dan Perguruan Tinggi, serta masih adanya ketergantungan industri terhadap bahan baku impor yang ditengarai pula menjadi faktor yang ikut memperlemah daya saing industri kendaraan bermotor beserta industri pendukungnya. Juta US$ Juta US$ Gambar Perkembangan Kinerja Kendaraan Bermotor Roda Empat Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Peralatan Listrik Rumah Tangga Televisi Televisi Berwarna Televisi Berwarna Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) meningkat sebesar 65.3 persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar 1.99 persen dari sebelumnya sebesar 12.9 Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta US$ Juta US$ Gambar Perkembangan Kinerja Televisi Berwarna Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Televisi Hitam Putih Televisi Hitam Putih Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar 2.87 persen menjadi LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28

19 Juta US$ dari sebelumnya sebesar 2.29 Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Televisi Hitam Putih Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Lemari Es Refrigators/ Deepfreezers R.T Refrigators/ Deepfreezers R.T Oktober- Desember (Triwulan IV) 28 Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) meningkat sebesar persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta Juta US$ US$ Juta Juta US$ US$ Gambar Perkembangan Kinerja Refrigators/ Deepfreezers untuk R.T Triwulan III s.d. Triwulan IV Refrigators/ Deepfreezers non R.T Refrigators/ Deepfreezers non R.T Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi 7.57 Juta US$ dari sebelumnya sebesar 14.8 Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar 1.72 persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta US$ Industri peralatan listrik rumah tangga masih menghadapi permasalahan pokok berupa persaingan tidak sehat di pasar dalam negeri dari impor produk sejenis yang dilakukan secara ilegal, daya beli masyarakat semakin melemah sebagai dampak krisis keuangan global, serta masih relative lemahnya struktur industri disebabkan industri pendukung/komponen belum berkembang sesuai harapan, sehingga ketergantungan terhadap bahan baku impor cukup besar. Guna meningkatkan kinerja industri peralatan listrik rumah tangga, dunia usaha mengusulkan agar produk-produk industri dimaksud tidak lagi dikenakan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BM), dengan harapan masyarakat dapat lebih tertarik membeli produk dengan harga relatif murah, sekaligus mengupayakan agar industri dapat bersaing dengan produk jadi impor, yang pada akhirnya akan semakin mendongkrak kinerja industri dalam negeri Tekstil dan Produk Tekstil Serat Gambar Perkembangan Kinerja Refrigators/ Deepfreezers Non R.T Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV 28 serat Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 Bila dibandingkan dengan periode Juli- September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar persen dari LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 5

20 sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi 63.4 Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta Juta US$ US$ Juta Juta US$ US$ Gambar Perkembangan Kinerja Serat Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV 28 Gambar Perkembangan Kinerja Kain Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Benang benang Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 bila dibandingkan dengan periode Juli- September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Kain Tenun Ikat Kain Tenun Ikat Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi.55 Juta US$ dari sebelumnya sebesar.7 Juta US$. Sementara itu jumlah juga mengalami peningkatan sebesar Juta US$ dari sebelumnya sebesar 1.69 Juta US$ menjadi 4.33 Juta US$ Gambar Juta Juta US$ Gambar Perkembangan Kinerja Benang Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV 28 Juta Juta US$ US$ Gambar Perkembangan Kinerja Kain Tenun Ikat Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Kain Kain Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 bila dibandingkan dengan periode Juli- September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami peningkatan sebesar 1.27 persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Kain Tenun Sutera Kain Tenun Sutera Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi 1.93 Juta US$ dari sebelumnya sebesar 2.29 Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar 6.56 persen dari sebelumnya sebesar 2.69 Juta US$ menjadi 6 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28

21 2.51 Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar 2.2. sebesar persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta Juta US$ US$ Juta Juta US$ US$ Gambar 2.2. Perkembangan Kinerja Kain Tenun Sutera Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV 28 5 Gambar Perkembangan Kinerja Pulp Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Kain Tule dan Jala Lainnya Kain Tenun Ikat Oktober-Desember (Triwulan IV ) 28.Bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) meningkat sebesar persen menjadi.55 Juta US$ dari sebelumnya sebesar.35 Juta US$. Sementara itu mengalami peningkatan sebesar 3.95 persen dari sebelumnya sebesar 2.16 Juta US$ menjadi 2.25 Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta US$ Juta US$ Gambar Perkembangan Kinerja Kain Tule dan Jala Lainnya Periode Oktober s.d. Desember Pulp dan Kertas Pulp Pulp Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 terlihat dalam Gambar 2.2. periode Juli- September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi 26.3 Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan Kertas Kertas Budaya Kertas Budaya Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar 33.4 persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta Juta US$ US$ Gambar Perkembangan Kinerja Kertas Budaya Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Kertas Industri Kertas Industri Oktober-Desember (Triwulan IV ) 28 dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar 8.13 persen menjadi 77.1 Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 7

22 penurunan sebesar 5.64 persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta Juta US$ US$ Kertas Tissue Kertas Industri Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 bila dibandingkan periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar 7.55 persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar 3.72 persen dari sebelumnya sebesar 28.3 Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta US$ Gambar Perkembangan Kinerja Kertas Industri Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV 28 Gambar Perkembangan Kinerja Kertas Tissue Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Mesin Listrik Motor Listrik Motor Listrik Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 periode Juli-September 28 (Triwulan III) mengalami penurunan sebesar 22.1 persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar 7.72 persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta US$ Gambar Perkembangan Kinerja Motor Listrik Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV KWH Meter KWH Meter Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar 4.1 persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar 5.49 Juta US$ menjadi 3.14 Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta US$ Gambar Perkembangan Kinerja KWH Meter Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Ban Ban Sepeda Motor Ban Luar Sepeda Motor Ban Luar Sepeda Motor Oktober- Desember (Triwulan IV) 28 periode Juli- September 28 (Triwulan III) menurun sebesar 8.3 persen menjadi 2.73 Juta US$ dari sebelumnya sebesar 2.97 Juta US$. Sementara itu mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar 8 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28

23 .79 Juta US$ menjadi 1.7 Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta Juta US$ US$ Gambar Perkembangan Kinerja Industri Ban Luar Kendaraan Bermotor Roda Dua Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV 28 Juta US$ Gambar 2.3. Perkembangan Kinerja Ban Luar Mobil Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Ban Mobil Ban Dalam Mobil Ban Dalam Mobil Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar 4.29 persen menjadi 8.39 Juta US$ dari sebelumnya sebesar 8.77 Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar 2.99 Juta US$ menjadi 1.33 Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Tepung Terigu Tepung Terigu Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar 1.26 persen menjadi 2.64 Juta US$ dari sebelumnya sebesar 2.68 Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar 6.95 persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar Juta Juta US$ US$ Juta Juta US$ US$ Gambar Perkembangan Kinerja Ban Dalam Mobil Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Ban Luar Mobil Ban Luar Mobil Oktober-Desember (Triwulan IV) 28 periode Juli-September 28 (Triwulan III) menurun sebesar 3.68 persen menjadi Juta US$ dari sebelumnya sebesar Juta US$. Sementara itu mengalami penurunan sebesar 3.89 persen dari sebelumnya sebesar Juta US$ menjadi Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar 2.3. Gambar Perkembangan Kinerja Tepung Terigu Periode Triwulan III s.d. Triwulan IV Barang Jadi Rotan Barang Anyaman dari Rotan Barang Anyaman dari Rotan Oktober- Desember (Triwulan IV) 28 bila dibandingkan dengan periode Juli-September 28 (Triwulan III) meningkat sebesar 2.44 persen menjadi 4.97 Juta US$ dari sebelumnya sebesar 4.85 US$. Sementara itu mengalami peningkatan sebesar dari sebelumnya sebesar.4 Juta US$ menjadi.1 Juta US$ seperti terlihat dalam Gambar LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 9

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan I Tahun 2010 Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan IV Tahun industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan III Tahun Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2008 Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2008 Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 24-29

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan IV Tahun Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan II Tahun Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2008 Pusat Data dan Informasi. iii

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2008 Pusat Data dan Informasi. iii KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2007 Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2007 Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009

Lebih terperinci

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR Industri manufaktur merupakan sektor strategis di dalam perekonomian nasional. Hal itu ditegaskan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara... 1 KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009

Lebih terperinci

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Mudrajad Kuncoro Juli 2008 Peranan Masing- Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri Tahun 1995-2008* No. Cabang Industri Persen

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara... 1 KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 184.845.034 194.426.046 9.581.012 5,18 2 Usaha Menengah (UM)

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 No. 40/08/36/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 PDRB Banten triwulan II tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,17 persen,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 Posisi uang primer pada akhir Januari 2002 menurun menjadi Rp 116,5 triliun atau 8,8% lebih rendah dibandingkan akhir bulan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) OLEH SRI MULYANI H14103087 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2008 Sebagai dampak dari krisis keuangan global, kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang punggung perekonomian. Tumpuan harapan yang diletakkan pada sektor industri dimaksudkan

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 No. 09/02/36/Th. VIII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian Banten pada triwulan IV-2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014 No. 53/11/36/Th.VIII, 5 November 2014 PDRB Banten triwulan III 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2 persen, melambat

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2004 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2004 ekspansif, didorong oleh daya serap pasar domestik Indikasi ekspansi, diperkirakan berlanjut pada triwulan I-2005 Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan barang dan jasa antar negara di dunia membuat setiap negara mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan memperoleh keuntungan dengan mengekspor barang

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Oktober 2008 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Oktober 2008, pertumbuhan tertinggi secara tahunan terjadi pada produksi kendaraan niaga, sementara secara bulanan terjadi pada produksi kendaraan non niaga

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Penjualan Minyak Diesel Konsumsi Semen Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014 No.22/05/36/Th.VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014 PDRB Banten triwulan I tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) tumbuh positif 0.87 persen, setelah triwulan sebelumnya

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w s. go.id PERKEMBANGAN INDEKS PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG 2011 2013 ISSN : 1978-9602 No. Publikasi : 05310.1306 Katalog BPS : 6102002 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015 Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2008 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara lain di sekitarnya. Biasanya bentuk kerjasama atau interaksi itu berbentuk perdagangan antar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th. X, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan III Tahun 2012 (y-on-y) mencapai 7,24 persen

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

KINERJA. Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Triwulan III DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA.

KINERJA. Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Triwulan III DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA. KINERJA Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Triwulan III - 2017 triwulan III DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA KINERJA Pagu Anggaran SEKTOR Ditjen IKTA S.D IKTATRIWULAN Tahun 2017III

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014 No. 68/11/71/Th. VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014 Perekonomian Sulawesi Utara yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada ulan III/2014

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H14104016 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I tahun 213 tumbuh sebesar 4,17% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,18% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2017 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 masih tumbuh, meski tidak setinggi triwulan III- 2017 sesuai

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017 DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017 I. REALISASI INVESTASI PMA & PMDN 1. Total Realisasi Investasi PMA dan PMDN berdasarkan Laporan

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses 115 V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Petumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan proses perubahan PDB dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th. X, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2012 (c-to-c) mencapai 7,19 persen Ekonomi

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 No. 27/05/94/ Th. VIII, 5 Mei 2015 PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 Perekonomian Papua triwulan I tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 No. 38/08/36/Th.IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 TUMBUH 5,26 PERSEN LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN DENGAN TRIWULAN YANG SAMA TAHUN SEBELUMNYA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 76/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR TURUN 0,07 PERSEN Pada bulan Oktober Indeks harga grosir/agen

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 31/08/31/Th. X, 14 Agustus 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2008 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 13/02/52/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,06 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Di era globalisasi ini, industri menjadi penopang dan tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak sekedar terfokus pada peran pemerintah, banyak sektor yang mempunyai peran dalam kemajuan perekonomian di Indonesia. Proses

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011 No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 50/08/Th.XII, 10 Agustus 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2009 Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

Perkembangan Sektor Industri di Awal 2008 Oleh: Didik Kurniawan Hadi*

Perkembangan Sektor Industri di Awal 2008 Oleh: Didik Kurniawan Hadi* Perkembangan Sektor Industri di Awal 2008 Oleh: Didik Kurniawan Hadi* Harus diakui, di masa pemerintahan SBY-JK, ketidakstabilan makroekonomi dan ketidakpastian kebijakan ekonomi makro sudah jauh menurun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008 BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV- Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan IV- masih tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta)

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta) Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Februari 2017 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008 BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-

Lebih terperinci

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 No. 05/11/Th.IX, 5 Februari 2015 No. 11/02/63/Th.XIX/ 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 TUMBUH 4,85 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 TUMBUH 3,36 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA YANG BERKONTRAKSI -0,72 PERSEN 26/05/94/Th.X,

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVI, 3 Februari 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2016 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2016 tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 11/02/16/Th.XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN TUMBUH 4,50 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci