BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk merupakan sebuah perusahaan yang mengolah berbagai hasil perkebunan seperti cokelat, teh, karet, kelapa sawit dan kopi. Perusahaan ini pada awalnya berdiri pada tahun 1906 dengan nama Harrisons and Crossfield Plc (H&C). Perusahaan ini juga merupakan bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian Zelfbes Turn tanah jawa dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, kemudian disahkan dengan ketetapan Residen Sumatera Timur, dalam bentuk konversi Undang-Undang Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1906). Hak Concessie kemudian dikonversi menjadi Undang-Undang Hak Guna Usaha (UU HGU) dan ditegaskan dalam surat Menteri Agraria 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1962. Perusahaan ini didirikan oleh Group Harrisons and Crossfield dari Inggris. Tahun 1962 perusahaan ini mengalami pergantian nama menjadi PT. PP. London Sumatra Indonesia dengan akte notaris Raden Kadiman di Jakarta pada tanggal 18 Desember 1962 serta akte pembaharuan tanggal 9 September 1963 No. 2 dengan status Hak Guna Usaha (HGU). Beberapa perkebunan dan pabrik yang dimiliki tersebar dipulau Sumatera, Jawa, Kalimantan serta Sulawesi. Namun dari semua itu yang terbanyak dan terluas terletak berada di pulau Sumatera. Pada pulau Sumatera terdapat 24 kebun yang berupa kebun kelapa sawit serta karet, diantaranya 11 kebun di Sumatera

2 Utara dan 13 kebun di Sumatera Selatan. Pada wilayah Jawa terdapat 2 perkebunan cokelat, dan teh. Sedangkan pada Kalimantan Timur hanya 1 kebun kelapa sawit dan Sulawesi Selatan terdapat 1 perkebunan karet. PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, yang aktifitasnya terdiri dari perkebunan kelapa sawit, karet, kopi dan teh merupakan salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di Indonesia. Pada tanggal Desember 2000, perusahaan ini telah melakukan penanaman kelapa sawit seluas hektar dan karet seluas hektar, dengan 16 pabrik dan sejumlah kawasan yang masih memungkin untuk melakukan pembangunan berikutnya. PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, telah mendirikan beberapa pabrik dan kebun (estate) yang tersebar pada beberapa wilayah di Indonesia terutama pada pulau Sumatera. Berikut ini adalah pabrik-pabrik yang telah didirikan : 1. Sumatera Utara antara lain : a. TOM (Turangi Oil Mill), kapasitas 50 ton/jam. b. Begerpang POM (Palm Oil Mill), kapasitas 45 ton/jam. c. Dolok Palm Oil Mill, kapasitas 30 ton/jam. d. Gunung Melayu Palm Oil Mill, kapasitas 30 ton/jam. e. Sei Rumbia, komoditi karet. 2. Sumatera Selatan antara lain : a. Sei Lakitan Palm Oil Mill, kapasitas 60 ton/jam. b. Belani Elok Palm Oil Mill, kapasitas 60 ton/jam. c. Artha Kencana Palm Oil Mill, kapasitas 15 ton/jam. d. Tirta Agung Palm Oil Mill, kapasitas 45 ton/jam. e. Gunung Bais Palm Oil Mill, kapasitas 10 ton/jam.

3 f. Terawas Palm Oil Mill, kapasitas 20 ton/jam. g. Makp, komoditi karet. h. Cengal Crumb Rubber, komoditi karet. 3. Luar daerah Sumatera diantaranya : a. Kertasari (Jawa Barat), komditi teh. b. Trebasala (Jawa Timur), komoditi kopi dan cokelat. c. Palangisang (Sulawesi Selatan), komoditi karet. Begerpang POM (Palm Oil Mill) merupakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, yang berada pada wilayah Sumatera Utara yang terletak di Desa Begerpang, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Pabrik ini didirikan sejak tahun 2002 dan mulai beroperasi pada tanggal 9 Juli 2003 dengan kapasitas produksi 45 ton/jam Ruang Lingkup Perusahaan Ruang lingkup pabrik kelapa sawit Begerpang POM (Palm Oil Mill) milik PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, bergerak dalam bidang pengolahan buah kelapa sawit. Pabrik ini memproduksi dua jenis minyak dari hasil pengolahan yang dipasarkan, yaitu : 1. Fresh Fruit Bunch (FFB) diolah menjadi minyak sawit atau CPO (Crude Palm Oil). 2. Inti biji sawit diolah menjadi PKO (Palm Kernel Oil) yang mulai diproduksi sejak awal bulan Juni 2006.

4 2.3. Lokasi Perusahaan Pabrik kelapa sawit Begerpang POM (Palm Oil Mill) milik PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, terletak di Desa Begerpang, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dengan jarak 10 km dari Tanjung Morawa atau sekitar 20 km dari kota Medan Daerah Pemasaran Pabrik kelapa sawit Begerpang POM memiliki daerah pemasaran yang meliputi wilayah dalam negeri, dan sebagian diekspor ke luar negeri seperti Singapura, Australia, Vietnam, Amerika Serikat, Brazil, Inggris, Korea, dan lain-lain. Untuk selanjutnya CPO dan PKO diolah lagi menjadi minyak goreng, sabun, deterjen, margarine, dan lain-lain Proses Produksi Proses dari pengolahan minyak pada Begerpang POM dimulai proses penerimaan buah (Reception Station), perebusan (Sterilizer Station), pembantingan (Thresing Station), pengepressan (Pressing), pengolahan biji (Kernel Station), dan klarifikasi (Clarification Station). Uraian dari proses pengolahan dapat dilihat sebagai berikut. A. Penerimaan Buah (Reception Station) FFB (Fresh Fruit Bunch) hasil dari kebun dibawa ke pabrik dengan menggunakan truk. Kemudian dilakukan penimbangan buah pada jembatan timbangan untuk mengukur berat bersih (netto) FFB yang masuk. Berat bersih

5 FFB yang masuk dihitung dengan mencari selisih antara berat truk beserta isinya (bruto) dengan berat truk dalam keadaan kosong (tarra). Kemudian setelah ditimbang FFB dibawa ke bagian penimbunan buah (loading ramp) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Sebelum FFB diisikan ke dalam lorry, buah disortir untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah yang berdasarkan jumlah buah yang brondol sampai di loading ramp. FFB yang telah di sortir dibawa ke dalam loading ramp dengan tujuan untuk memudahkan masuknya buah ke dalam lorry. Loading ramp dibuat dari plat baja dengan kemiringan dan terdiri dari 20 pintu dengan kapasitas 15 ton tiap pintunya dan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik. Cara pengisian lorry : 1. Lorry digunakan untuk mengangkut ke tempat perebusan buah sawit ditarik dengan tali capstand dan diposisikan didepan pintu loading ramp. Satu unit lorry memiliki kapasitas ± 10 ton FFB. 2. Pintu loading ramp yang telah penuh dengan FFB dibuka satu persatu dan FFB masuk ke dalam lorry. 3. Lorry yang sudah penuh dibawa ke stasiun perebusan (sterilization). B. Perebusan (Sterilizer Station) Lorry-lorry yang telah berisi FFB dimasukkan ke ketel perebusan (sterilizer) dengan bantuan bollard dan tali capstand. Setiap satu sterilizer mampu memuat 5 lorry dengan masing-masing lorry berkapasitas 10 ton FFB. 1. Tujuan Perebusan. Tujuan dilakukannya perebusan pada FFB adalah untuk :

6 a. Penyempurnaan dalam Pengolahan Minyak, karena zat globulin yang dapat menimbulkan emulsi pada daging buah terkoagulasi sehingga tidak terikut pada minyak kasar dari hasil pengempaan. Zat-zat yang terkoagulasi ini tinggal dalam ampas kempa. b. Memudahkan pelepasan brondolan (loose fruit), karena suhu yang tinggi selama perebusan mengakibatkan pektin (zat perekat/pengikat buah dengan tandan) terhidrolisa menjadi asam-asam pektin sehingga brondolan mudah lepas. c. Perebusan juga mengurangi kadar air pada buah dan melelehkan lapisan lilin pada daging buah sehingga melunakkan daging buah, Hal ini memudahkan proses pengadukan dan memudahkan lepasnya minyak dari sel daging buah. d. Mematikan enzim lipase maupun enzim lainnya seperti lipoxidase yang menyebab hidrolisa pada minyak. e. Penyempurnaan pengolahan inti sawit, karena berfungsi untuk memudahkan pelepasan inti dari cangkang. Dengan perebusan, kadar air dalam cangkang dikurangi sehingga daya lekat akan berkurang. f. Sistem Perebusan. 2. Sistem perebusan dan lamanya perebusan dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Sistem Perebusan Tiga Puncak Step Status Waktu Total Waktu Valve Position Step (Menit) (Menit) Inlet Exhause Condensate 1 Deaeration 2 - o s o 2 First Peak o s s 3 Condensate Open 2 22 s s o 4 Blow Off 2 24 s o o

7 Tabel 2.1. Sistem Perebusan Tiga Puncak (lanjutan) Step Status Waktu Total Waktu Valve Position Step (Menit) (Menit) Inlet Exhause Condensate 5 Second Peak o s s 6 Condensate Open 3 44 s s o 7 Blow Off 2 46 s o o 8 Third Peak o s s 9 Deaeration 0,5 63,5 o s o 10 Third Peak 15 78,5 o s s 11 Deaeration 0,5 79 o s o 12 Deaeration o s s 13 Condensate Open 3 98 s s o 14 Blow Off s o o Sumber : PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM Jadi total keseluruhan ini sebesar 105 menit lamanya pada proses sterilizer. Status Valve Position : O = Open (Buka) S = Shut (Tutup) Sistem perebusan dan lamanya perebusan dapat dilihat pada gambar 2.1. Bar 3,5 2,5 1, Time Gambar 2.1. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak

8 3. Hal-hal yang Mempengaruhi Perebusan. a. Tekanan dan waktu perebusan yang terlalu tinggi atau lama akan menimbulkan : - Warna minyak terlalu tua (coklat). - Tingkat losses minyak pada empty bunch akan naik. b. Tekanan dan waktu perebusan yang kurang atau cepat akan menimbulkan : - Buah kurang masak sehingga sebagian berondolan tidak lepas dari tandan. - Pelumatan didalam digester tidak sempurna. - Oil Losses pada saat pengepresan tinggi (fibre basah). - Serabut (fibre) basah akan menyebabkan pembakaran pada boiler tidak sempurna. 4. Perhitungan. Perhitungan kapasitas perebusan dilakukan dengan rumus berikut : Perebusan = 60xNxLxS T = 60x2x5x10 = 50 Ton 120 Keterangan : N = Sterilizer L = Lorry Dalam 1 Sterilizer S = Lorry (10 Ton) T = Waktu Siklus (120 Menit)

9 C. Pembantingan (Treshing Station) Pembantingan (treshing station) adalah proses pemisahan brondolan dari janjang buah kelapa sawit setelah dari Sterilizer dengan menggunakan mesin tresher. Treshing station pada Begerpang POM terdiri dari : 1. Tippler. Tippler berfungsi mengeluarkan tandan buah sawit yang telah direbus dari lorry dengan cara memutar lorry di dalam tippler gate. Lorry kemudian diputar dengan menggunakan tippler sehingga buah yang ada didalamnya akan ditumpahkan ke bunch scraper conveyor. Penuangan FFB pada bunch conveyor ini harus benar-benar dijaga agar tidak terjadi kelebihan kapasitas dan mengurangi efektifitas tresher yang membuat losses minyak pada empty bunch menjadi tinggi. 2. Fruit Bunch Scraper Conveyor. Fruit bunch yang telah ditumpahkan oleh tippler selanjutnya dibawa oleh fruit bunch scraper conveyor ke tresher 1 dengan bantuan top distributing bunch conveyor. 3. Tresher. Setelah melalui top distributing bunch conveyor, FFB masuk kedalam tresher, maka FFB tersebut akan diputar dibanting berulang-ulang dengan tujuan untuk melepaskan semua loose fruit dari bunch. Tresher ini dilengkapi dengan batang-batang besi yang memanjang sepanjang Tresher yang berfungsi untuk memudahkan FFB terangkat dan jatuh terbanting sehingga loose fruit akan terlepas dari bunch. Putaran tresher ± 20 rpm, bila terlalu cepat buah tidak terbanting secara sempurna. Sedangkan bila putaran terlalu lambat maka akan

10 menyebabkan buah tertumpuk sehingga tidak akan terjadi pembantingan karena beban melebihi kapasitas drum tresher. 4. Hard Bunch Recycling Conveyor. Hard bunch recycling conveyor berfungsi untuk membawa empty bunch yang keluar dari tresher 1 menuju ke empty bunch crusher. 5. Empty Bunch Crusher. Empty bunch yang dibawa oleh hard bunch recycling conveyor dimasukkan ke empty bunch crusher untuk dihancurkan sebelum masuk ke thresher 2 sehingga memudahkan pemisahan lebih lanjut loose fruit yang masih melekat pada bunches. 6. Fruit Conveyor. Loose fruit yang berasal dari tresher 1 dan 2 kemudian diangkut oleh fruit conveyor menuju fruit elevator. Fruit conveyor Begerpang POM terdiri dari thresher 1 bottom fruit conveyor, tresher 2 bottom fruit conveyor, bottom cross fruit conveyor, dan main bottom fruit conveyor. 7. Empty Bunch Scraper Conveyor. Empty bunch dari tresher 2 dibawa oleh empty bunch scraper conveyor 1st ke mesin empty bunch press. Choping (hasil dari empty bunch press) dibawa oleh empty bunch scraper conveyor 2nd ke empty bunch hopper. 8. Empty Bunch Hopper. Empty bunch hopper berfungsi untuk penampungan sementara empty bunch yang dibawa oleh empty bunch conveyor sebelum dibawa ke enriched mulch location/composting area.

11 D. Stasiun Pengepresan (Pressing Station) Stasiun pengepresan melakukan pengambilan minyak dari pericarp yang dilakukan dengan cara pelumatan dan pengempaan. Pelumatan dilakukan dengan digester dan pengempaan dilakukan dengan Screw Press. Proses Press station terdiri dari : 1. Loose Fruit Elevator. Loose fruit yang berasal dari fruit conveyor pada threshing station kemudian diangkut dengan loose fruit elevator ke bagian atas untuk didistribusikan ke setiap digester dengan distribution conveyor. 2. Top Distributing Fruit Conveyor. Loose fruit (brondolan) yang berasal dari loose fruit elevator selanjutnya didistribusikan oleh top distributing fruit conveyor ke bagian digester. 3. Digester. Digester merupakan sebuah tabung silinder berlapis dan mempunyai as putar yang dilengkapi dengan pisau pengaduk. Pisau-pisau ini dibuat bersilang antara satu dengan yang lainnya agar daya aduk pisau ini cukup besar dan letak pisau dibuat miring, sehingga buah yang diaduk turun naik agar proses pelumatan menjadi lebih sempurna serta membuat pericarp pecah dan terlepas dari bijinya. Alat ini berfungsi untuk melumatkan Loose Fruit sebelum diproses didalam mesin screw press. Tujuan pelumatan ini adalah membuka daging buah (mesocarp), sehingga mempermudah dalam proses pengempaan (pressing). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pengadukan ini :

12 a. Minyak yang terbentuk dalam proses pengadukan harus dikeluarkan karena jika minyak dan air tersebut tidak dikeluarkan maka akan bertindak sebagai bahan pelumas sehingga gaya gesekan akan berkurang dimesin press. b. Digester harus selalu penuh atau sedikitnya ¾ dari kapasitas Digester. Hal ini dilakukan agar terjadi penekanan buah didalam Digester untuk masuk kedalam screw press sehingga akan terjadi pengepresan yang sempurna. c. Temperatur dijaga ± 95 C untuk mempermudah proses pada Digester. 4. Screw Press. Screw press merupakan mesin yang memiliki fungsi untuk mengekstraksi minyak dari daging buah. Prinsip dari pengepresan adalah melakukan penekanan terhadap loose fruit yang telah diaduk sehingga terperas dan mengeluarkan minyak yang dikeluarkan melalui oil gutter dan dialirkan ke sand trap tank, sedangkan nut dan fibre dari screw press dikirim ke cake breaker conveyor pada Kernel Recovery Station. Ekstrak crude oil dari mesin screw press kemudian ditambahkan dengan kondensat sebagai dilution water. Campuran crude oil dan dilution water ini dinamakan diluted crude oil (DCO). Dilution water yang ditambahkan berfungsi untuk mempermudah proses pemisahan antara crude oil dengan sludge pada Clarification Station. 5. Sand Trap Tank Minyak yang berasal dari screw press selanjutnya diproses di sand trap tank untuk memisahkan pasir dari minyak sebelum dibawa ke DCO tank diproses di Clarification Station.

13 E. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station) Pada proses Pressing diperoleh Crude Oil dan Nut. Crude Oil diproses di Clarification Station sedangkan Nut dan Fibre diolah distasiun ini hingga diperoleh produk berupa inti sawit (Palm Kernel). Pada stasiun ini dapat dibagi menjadi 3 proses yaitu Depericarper, Nut Cracking System, dan Kernel Drying. 1. Depericarper. a. Cake Breaker Conveyor. Nut dan fibre dari screw press yang masih menyatu masuk ke cake breaker conveyor (CBC). CBC adalah suatu conveyor yang terdiri dari screw yang berputar pada poros. Pada alat ini cake dipecahkan serta dibawa menuju depericarper untuk memudahkan proses pemisahan nut dan fibre pada separating column. b. Depericarper dan Fibre Cyclone. Pada depericarper dilakukan pemisahan fibre dari nut. Fibre yang merupakan partikel ringan akan terhisap menuju fibre cyclone. Setelah dari fibre cyclone, fibre dibawa ke boiler dengan menggunakan fuel conveyor untuk dijadikan bahan bakar boiler. Nut yang merupakan partikel berat akan dikirim ke nut polishing drum. c. Nut Polishing Drum. Nut polishing drum berfungsi untuk memoles dan membersihkan nut yang berasal dari depericarper agar nut terbebas dari fibre. d. Destoner. Biji-biji dari nut polishing drum melalui nut auger conveyor diteruskan ke destoner nut separating column yang berfungsi untuk memisahkan

14 kotoran-kotoran seperti batu dan besi yang terdapat pada biji-biji. Batu dan besi harus dipisahkan dari biji untuk mencegah kerusakan mesin pemecah biji (Ripple Mill). 2. Nut Cracking. a. Nut Grading Drum. Nut separating column berfungsi memisahkan fibre halus dan dihisap oleh nut cyclone fan, sedangkan biji-biji masuk ke nut grading drum. Nut grading drum berfungsi sebagai alat pembagi berdasarkan besar kecilnya diameter biji. Dengan menggunakan nut grading drum, nut dipisahkan menjadi tiga fraksi, yaitu fraksi besar, sedang, dan kecil. Ketiga fraksi tersebut berfungsi juga untuk mempermudah proses pemecahan biji. b. Nut Hopper. Biji-biji dari nut grading drum ditampung secara sementara di nut hopper sebelum diproses di ripple mill. c. Ripple Mill. Nut akan masuk ke dalam ripple mill diantara rotor tube yang berputar dan ripple plate yang bergerigi. Nut akan bergesekan dan terbentur berkali-kali oleh rotor dan gerigi ripple plate yang akhirnya memecahkan shell sehingga kernel dapat keluar. Nut yang diproses oleh ripple mill disebut cracked mixture selanjutnya melalui cracked mixture conveyor diangkut ke Winnowing System. d. Cracked Mixture Elevator. Selanjutnya nut tersebut diangkut ke Winnowing System I dengan menggunakan cracked mixture elevator.

15 e. Winnowing System I. Shell yang merupakan partikel ringan akan ditarik dengan menggunakan winnowing cyclone fan ke Winnowing System I untuk memisahkan shell dari kernel. Dari Winnowing System I, shell tersebut ditransfer oleh fuel conveyor menuju boiler dan digunakan sebagai bahan bakar. Kernel yang merupakan partikel berat akan masuk ke claybath. Sedangkan cracked mixture yang merupakan partikel menuju ke Winnowing System II. f. Winnowing System II. Shell dari kernel yang tidak bisa dipisahkan oleh Winnowing System I, dikirimkan ke Winnowing System II untuk dipisahkan lagi. Pada Winnowing System II, shell akan ditarik ke winnowing cyclone dengan menggunakan winnowing fan. Setelah dari shell cyclone, shell tersebut kemudian ditransfer dengan fuel conveyor ke boiler sebagai bahan bakar, sedangkan kernel menuju ke kernel conveyor. Cracked mixture yang tidak dapat dipisahkan oleh Winnowing System II ditransfer ke claybath. g. Claybath. Claybath berfungsi untuk memisahkan shell dari kernel yang masih tidak dapat dipisahkan oleh Winnowing System I dan Winnowing System II. Shell dipisahkan berdasarkan sensitifitas gaya berat antara Shell dan kernel. Dengan menggunakan larutan CaCO 3 (specific grafity 1,140-1,160) sebagai media, kernel yang memiliki berat jenis yang lebih kecil dari pada shell akan mengapung diatas dan mengalir ke kernel side pada claybath screen. Berat jenis larutan semakin lama makin turun karena terbawa atau lengket pada inti sawit ataupun cangkang, sehingga secara berkala

16 dilakukan penambahan CaCO 3. Cangkang ditransfer ke shell cyclone dan diangkut ke boiler untuk digunakan sebagai bahan bakar. h. Wet Kernel Conveyor. Kernel yang jatuh dari Winnowing System I dan Claybath kemudian diangkut oleh wet kernel conveyor. i. Wet Kernel Elevator. Dari kernel conveyor, kernel diangkut dengan wet kernel elevator menuju kernel dryer silo. 3. Kernel Drying. a. Kernel Dryer Silo. Dengan wet kernel elevator, kernel tersebut didistribusikan ke kernel dryer silo. Pada kernel dryer silo dilakukan pengeringan kernel dengan demikian dihasilkan kernel dengan kualitas baik sesuai yang telah ditargetkan. Proses pengeringan di kernel silo memakai panas steam dari BPV (Back Pressure Vessel) dengan menggunakan sistem air heater. Kernel dari kernel dryer silo ditransfer ke kernel bulking silo dengan menggunakan kernel transporter yang memakai fan system. Kualitas dari kernel kering (produksi kernel) adalah sebagi berikut : - Dirt : < 6,00 % - VM (Volatile Matter) : < 7,00 % - FFA (Free Fatty Acid) : < 1 % b. Kernel Bulking Silo. Kernel yang berasal dari kernel dryer silo selanjutnya dikirim ke kernel bulking silo sebagai tempat penyimpanan produksi kernel sebelum

17 diangkut oleh truk dan dikirim ke pembeli serta sebelum diproses pada kernel crushing plant menjadi palm kernel oil (PKO). F. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station) Crude oil yang berasal dari condensate tank masih mengandung kotoran dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Keadaan ini menyebabkan penurunan mutu CPO, maka untuk mendapatkan CPO yang memenuhi standar diperlukan pemurnian CPO tersebut. Proses clarification station terdiri dari : a. Sand Trap Tank. Minyak yang berasal dari screw press selanjutnya di-press di sand trap tank untuk menahan pasir ke DCO sebelum di-press pada clarifier station. b. Vibrating Screen. dari vibrating screen adalah untuk menyaring minyak (crude oil) dari serabut, ampas dan pasir yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Vibrating screen yang digunakan bertipe double deck (dua kali penyaringan) dengan saringan pertama 20 mesh dan saringan terakhir 40 mesh yang selanjutnnya dialirkan ke DCO tank. c. DCO Tank. DCO tank merupakan tangki penyimpanan sementara crude oil setelah dari vibrating screen sebelum didistribusikan ke clarification tank. DCO tank dilengkapi dengan steam injection agar minyak tetap encer. d. Distribution Tank. Distribution tank berfungsi untuk menerima crude oil dari DCO tank dan mendistribusikannya ke 2 unit clarifier tank.

18 e. Clarifier Tank. Clarifier tank berfungsi untuk memisahkan antara crude oil dengan sludge dengan cara pengendapan. Clarifier tank dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk mempercepat proses pemisahan minyak, temperatur dijaga tetap pada suhu 95º C. Minyak pada lapisan atas meluap melalui skimmer ke bagian clean oil sedangkan sludge turun melalui under flow menuju vibrating screen sludge. f. Clean Oil Tank. Clean oil yang berasal dari clarifier tank ditampung di clean oil tank. Minyak yang ditampung ini masih mengandung air dan kotoran sehingga dilakukan pengendapan dengan melakukan drain down clean oil tank setiap 1 jam sekali. Kandungan air bersih (VM) pada clean oil tank sebesar 0,79 % dan kotoran 0,061 %. g. Float Tank. Float tank berfungsi untuk menstabilkan air untuk feeding pada vacuum drier, agar vacuum drier tidak hanya akan menghisap udara. h. Vacuum Drier. Pada vacuum drier dilakukan pemisahan air dari crude oil yang masih mengandung kadar air setelah dari float tank yang dihisap dengan bantuan vacuum pump sehingga air terhisap dan keluar menuju hot water tank. Sedangkan minyak murni keluar dari bottom vacuum drier yang kemudian dipompakan ke storage tank melalui extraction pump.

19 i. Storage Tank. Minyak yang dipompakan dengan transfer pump ditampung didalam storage tank yang berupa CPO produksi dari pabrik sebelum dikirimkan kepada customer. Pada tangki ini, CPO dijaga pada suhu ± 55º C dengan tujuan agar tidak cepat beku. j. Vibrating Screen Sludge. dari vibrating screen sludge hampir sama vibrating screen, tetapi digunakan untuk menyaring sludge yang masih mengandung kotoran-kotoran padat. Vibrating screen sludge yang digunakan bertipe single deck (satu kali penyaringan) dengan saringan 30 mesh. Selanjutnya dipompakan ke sludge tank. k. Sludge Tank. Sludge yang telah tersaring dari vibrating screen sludge dan masih mengandung minyak ditampung dalam sludge tank untuk sementara sebelum dipompakan ke sand cyclone. Sludge dipanaskan pada suhu 95º C dengan menggunakan steam coil. l. Sand Cyclone. Pada sand cyclone, pasir yang terikut pada sludge dari sludge tank dipisahkan dengan rutin setiap 15 menit. Pasir yang terpisahkan jatuh ke bawah dan ditampung dengan sand collecting tank. Sludge yang bersih keluar dari bagian atas dan dialirkan ke balance tank untuk didistribusikan ke sludge centrifuge. m. Balance Tank. Sludge yang keluar dari sand cyclone ditampung sementara kedalam balance tank sebelum didistribusikan ke 6 unit sludge centrifuge. Balance tank

20 ditempatkan pada posisi tinggi agar memudahkan pengaliran sludge, sehingga sludge pada centrifuge selalu dalam keadaan penuh. n. Sludge Centrifuge. Sludge centrifuge berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih terdapat pada sludge. Dengan adanya gaya gerak vertikal sentrifugal maka minyak akan terkumpul ditengah dan akan mengalir ke reclaimed oil tank yang kemudian dipompakan ke DCO tank untuk didaur ulang, sedangkan sludge akan keluar melewati nozzle dan keluar dari sludge centrifuge menuju sludge pit. o. Sludge Pit. Sludge yang keluar dari centrifuge dialirkan ke sludge pit untuk ditampung sementara dan sebelum dialirkan kembali ke kolam limbah. Minyak pada lapisan atas meluap melalui skimmer dan dialirkan ke DCO tank untuk didaur ulang, sedangkan sludge turun melalui under flow menuju bak sludge pit kedua sebelum dialirkan menuju sediment pond Standard Mutu Bahan/Produk Jenis FFB (Fresh Fruit Bunch) digolongkan berdasarkan pada jumlah buah yang telah brondol. Jenis FFB ini nantinya akan menjadi standar mutu bahan/produk. Jenis-jenis FFB dikelompokkan ke dalam 10 kategori FFB, yaitu : 1. Buah Immature (0%). Keadaan buah yang masih hitam dan keras, tidak ada brondolan yang lepas dari janjang.

21 2. Buah Unripe (0%). Keadaan buah yang mentah dan brondolan yang lepas dari janjang kurang dari 10 brondolan. 3. Buah Under Ripe (20%). Keadaan buah yang mengkal dengan kurang dari brondolan yang lepas dari janjang. 4. Buah Normal Ripe (75%). Keadaan buah yang telah matang dengan lebih dari 25 brondolan yang lepas dari janjang. 5. Buah Over Ripe (2%). Yaitu buah dengan brondolan yang lepas 75% atau masih tertinggal 25%. 6. Buah Rotten (2%). Buah yang seluruhnya atau sebagian dari janjangan telah lembek, dengan warna yang hitam dan berbau. Buah ini mengandung FFA (Free Fat Acidity) tinggi. Keadaan brondolan tinggal 10%. 7. Buah Abnormal (0%). Keadaan buah janjang pecah. 8. Buah Bruissed (0%). Keadaan buah yang memar dan teroksidasi, buah ini juga mengandung asam lemak bebas (FFA) yang tinggi. 9. Empty Bunch (0%). Keadaan buah yang telah 90% lebih brondolan yang lepas. 10. Long Stalk (1%).

22 Keadaan tangkai janjang yang panjangnya lebih dari 2,5 cm, hal ini mempengaruhi penambahan berat pada saat penimbangan dan menimbulkan looses pada saat perebusan Bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang digunakan pada PKS Begerpang POM adalah sebagai berikut : 1. Bahan Baku. Bahan baku merupakan semua bahan yang ikut dalam proses produksi dan ikut menyatu dalam produk akhir, karena sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun kimiawi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainnya. Bahan baku di Bergepang POM adalah jenis kelapa sawit Tenera. Tenera adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai bentuk buah agak lonjong, dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Tebal daging buah (Pericarp) : 4 10 mm b. Tebal cangkang : mm c. Pericarp terhadap buah (%) : ± 100 % d. Inti terhadap buah (%) : 8 10 % 2. Bahan Penolong. Bahan penolong adalah bahan-bahan yang berfungsi dalam membantu proses produksi berlangsung, karena dalam produk akhir bahan ini tidak dijumpai atau memiliki persentase yang sangat kecil pada produk akhir. Pada Begerpang POM digunakan 2 macam bahan penolong, yaitu :

23 a. Air. Air yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah untuk proses pengolahan sebagai sumber uap. Kadar akhir dari air yang diharapkan pada minyak yang dihasilkan sebesar < 0,3 %. b. Uap. uap memegang peranan sangat penting dalam pabrik kelapa sawit, karena beberapa proses produksi menggunakan uap. Uap di suplai dari boiler yang digunakan untuk memutar turbin uap dengan tekanan ± 30 kg/cm 2 dan sisanya digunakan untuk keperuluan proses produksi Mesin dan Peralatan Mesin yang dimaksud dalam hal ini adalah semua yang mendukung proses produksi yang membutuhkan penggerak (motor). Sedangkan peralatan adalah semua pendukung proses yang tidak membutuhkan penggerak Mesin Produksi Berikut adalah spesifikasi mesin-mesin produksi yang berada pada Begerpang POM untuk setiap stasiun : 1. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station). a. Sterilizer. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya buah dari tandannya, melunakkan daging buah dan mengurangi kadar air. : 5 lorry atau 50 ton FFB

24 : 2 unit 2. Stasiun Pembantingan (Thresing Station). a. Thresing. : memisahkan loose fruit dari bunch dengan cara pembantingan. : 50 ton FFB/jam : 2 unit b. Empty Bunch Crusher. : menghancurkan empty bunch sehingga memudahkan pemisahan lebih lanjut loose fruit yang masih melekat pada bunches. : ton FFB/jam 3. Stasiun Pengepresan (Press Station). a. Digester. : melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji. : 15 ton/jam : 3 unit b. Screw Press. : memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah. : 20 ton/jam

25 : 3 unit 4. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station). a. Ripple Mill. : memecahkan shell untuk mengeluarkan kernel. : 6 ton/jam : 3 unit b. Depericarper. : memisahkan fibre dari nut. : 50 ton FFB/jam c. Fibre Cyclone. Merk / Tipe : menghisap fibre. : Novenco, CBS-900/70/R d. Polishing Drum. : membersihkan fibre yang masih melekat pada nut. : 45 ton FFB/jam e. Destoner Nut Separating Column. : memisahkan kotoran-kotoran yang terdapat pada Nut. : 45 ton FFB/jam

26 f. Nut Grading Drum. : memisahkan nut menurut besarnya diameter nut. : 45 ton FFB/jam g. Winnowing System. : memisahkan kernel dari shell. : 45 ton FFB/jam : 2 unit h. Claybath. : memisahkan broken kernel. : 45 ton FFB/jam 5. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station). a. Vibrating Screen. : menyaring minyak dari sebut, ampas, dan pasir. : 45 ton FFB/jam : 3 unit b. Vacuum Drier. : memisahkan air dari crude oil yang masih mengandung kadar air. : 12 m 3 /jam

27 c. Vibrating Screen Sludge. : menyaring minyak dari sludge yang masih mengandung kotoran-kotoran padat. : 45 ton FFB/jam d. Sand Cyclone. : memisahkan pasir halus dari sludge. : 30 ton/jam : 2 unit e. Sludge Centrifudge. : memisahkan minyak yang masih terdapat pada sludge. : 60 ton/jam : 5 unit Peralatan Peralatan yang mendukung kelancaran proses produksi pada Begerpang POM untuk setiap stasiun adalah sebagai berikut : 1. Stasiun Penerimaan Buah (Reception Station). a. Jembatan Timbang. Dimensi : untuk mengukur berat bersih (netto) FFB. : 5000 mm x 3000 mm x 1000 mm : 40 ton : 2 unit

28 b. Loading Ramp. : untuk menerima dan menampung FFB sementara sebelum dimasukkan ke dalam lorry untuk direbus. Dimensi : 5300 mm x 3000 mm x 3250 mm Kemiringan : : 15 ton FFB/pintu. : 20 pintu c. Lorry. : mengangkut FFB dari loading ramp ke tempat perebusan FFB. Dimensi : 5400 mm x 1800 mm x 1220 mm : 10 ton/unit : 33 unit d. Transfer Cariage. : untuk memindahkan lorry dari jalur rel satu ke rel yang lain. : 2 unit : 10 ton/unit

29 2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station). a. Capstand. Dimensi : menarik lorry keluar dan masuk ke sterilizer : 2600 mm x 1200 mm : 6 unit 3. Stasiun Pembantingan (Treshing Station). a. Tippler. : mengeluarkan tandan buah sawit yang telah direbus dengan cara memutar lorry 360 ke bak hopper. : 10 ton b. Bunch Conveyor. : membawa fruit bunch ke tresher 1. : 50 ton FFB/jam c. Top Distributing Bunch Conveyor. : membawa fruit bunch ke tresher 1. : 50 ton FFB/jam d. Hard Bunch Recyling Conveyor. : membawa empty bunch dari tresher 1 ke empty bunch crusher. Panjang : 6000 mm

30 e. Fruit Conveyor. : sebagai alat pengangkut fruit. : 2 unit f. Empty Bunch Scrapper Conveyor. : mengangkut empty bunch menuju ke empty bunch press. g. Empty Bunch Hopper. : penyimpanan sementara empty bunch. : 100 ton empty bunch 4. Stasiun Pengepressan (Press Station). a. Loose Fruit Elevator. : sebagai alat pengangkut fruit. : 50 ton FFB/jam : 2 unit b. Top Distributing Fruit Conveyor. : sebagai alat pendistribusian loose fruit. c. Sand Trap Tank : memisahkan pasir dari minyak kasar (crude oil) : 5,4 m 3 pasir

31 5. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station). a. Cake Breaker Conveyor. : mengaduk-aduk ampas dari screw press dengan cara berputar sambil mendorong ampas ke ujung talang untuk memisahkan biji dan serabut dipemisah biji. : 45 ton FFB/jam b. Nut Hopper. : tempat penyimpanan sementara sebelum nut diolah. : 27 m 3 Nut c. Cracked Mixture Elevator. : mengangkut nut dari riplle mill ke Winnowing System I. : 8 ton/jam d. Wet Kernel Elevator. : mengangkut kernel menuju kernel dryer silo. : 8 ton/jam

32 e. Kernel Dryer Silo. : mengeringkan kernel. : 88 m 3 : 2 unit f. Kernel Bulking Silo. : tempat penyimpanan kernel sebelum dikirim kepada konsumen. : 300 ton 6. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station). a. Sand Trap Tank. : memisahkan pasir dengan minyak. : 5,4 m 3 b. DCO Tank. : penyimpanan sementara crude oil. : 9 m 3 c. Distribution Tank. : menerima crude oil dari DCO tank dan mendistribusikannya ke clarifier tank. : 1,5 m 3

33 d. Clarifier Tank. : memisahkan crude oil dengan sludge. : 170 m 3 : 2 unit e. Clean Oil Tank. : mengendapkan kotoran dan air yang masih : 28 m 3 terkandung didalam minyak. f. Float Tank. : menstabilkan air untuk feeding pada vacuum dryer. : 6 m 3 f. Oil Extraction (Transfer) Pump. : memompa minyak kedalam storage tank. g. Storage Tank. : penyimpanan CPO sebelum dikirim kepada konsumen. : 1000 ton : 4 unit

34 h. Sludge Tank. : menampung sludge dari hasil pemisahan ditangki : 28 m 3 vibrating screen sludge. : 2 unit i. Balance Tank. : penampungan sludge sementara sebelum didistribusikan ke sludge centrifudge. : 6 m 3 j. Sludge Pit. : penampungan sementara sludge sebelum dialirkan : 289 m 3 ke waste treatment Utilitas Utilitas merupakan unit pendukung yang digunakan dalam proses produksi. Adapun unit pendukung yang digunakan pada PKS Begerpang POM antara lain :

35 1. Boiler. : sebagai tempat penghasil uap (steam) untuk menggerakkan turbin uap dan memenuhi kebutuhan steam dari alat-alat yang dipakai seperti untuk sterilizer. Merk Temperatur steam Konsumsi bahan bakar : VICKERS : 2 unit : 29,42 kg/cm 2 / C : 7,65 kg/jam Jenis bahan bakar : fiber 76 % dan cangkang 24 %. 2. Turbin Uap. Power Putaran Inlet Temp (stand) Inlet Temp (max) : mengubah tenaga uap menjadi tenaga listrik. : 1800 Kwh : 1500 rpm : 210 o C : 213 o C Inlet Press (stand) : 18,5 kg/cm 2 Inlet Press (max) : 19,5 kg/cm 2 Merk Buatan Type Excitation Frekuensi : NADROWSKI : TUTHILL GmbH : C50 S 11 6 Vs : 51,1 V : 50 Hz Fasa : 3

36 Aux Excitation Frekuensi Aux Coolant : 166 V : 200 Hz : 45 C : 2 unit 3. Genset. a. Model No. 512 DFGB Serial No. HS /3 b. Model No. 128 DGFA Serial No. IS /1 Rated Power KWH : - Prime : 128 Kwh - Standby : 145 Kwh Rated Power KVA : - Prime : 160 KVA - Standby : 181 KVA Voltage Frequency Rotating Speed Merk : 220/380 V : 50 Hz : 1500 rpm : Cummins Power Generation c. Model No. HT 855G4 Serial No. P2072/1 Voltage Frequency : 225 V : 50 Hz

37 Rotating Speed : 1500 rpm Merk Rated Power KWH Rated Power KVA : Cummins Power Generation : 311 Kw : 342 KVA 4. Water Treatment Station. Air merupakan salah satu bagian penting untuk mendukung proses pengolahan produksi maupun keperluan lainnya. Selain untuk proses, air ini juga digunakan untuk keperluan : - Air domestik, yaitu air yang digunakan diluar kegiatan pabrik (untuk kantor dan perumahan). - Air proses, yaitu air yang digunakan didalam boiler untuk menghasilkan steam dan untuk pengenceran minyak sawit pada saat proses. Adapun proses pengolahan air yang dilakukan di Begerpang POM adalah sebagai berikut : a. Water Intake. Pada water intake dilakukan pemompaan air dari sungai Kalitawang dengan raw water intake pump dan kemudian dipompakan ke sediment tank melalui raw water pump. b. Sediment Tank. Sediment tank atau bak pengendapan awal bertujuan untuk mengendapkan zat padatan yang terikut aliran air. Pengendapan awal ini dilakukan tanpa menambahkan bahan-bahan kimia. Bila endapan yang terakumulasi telah banyak maka endapan dibuang dengan membuka kran untuk blow down yang terletak disamping kolam. Volum sediment tank 288 m 3.

38 c. Clarifier Tank. Air yang keluar dari sediment tank akan dipompakan menuju clarifier tank dengan water reservoir pump sambil diinjeksikan bahan kimia yang telah ditentukan dosisnya oleh laboratorium. Titik injeksi bahan kimia : 1. Titik injeksi Aluminium Sulfat (Al 2 SO 4 ), sebagai koagulasi. Koagulasi berguna untuk proses pembentukan flok. 2. Titik injeksi Soda Ash, berguna untuk menyesuaikan tingkat ph. 3. Titik injeksi Nalco 8173, berguna untuk menyatukan partikel-partikel yang sudah saling berdekatan (flok). Air umpan akan masuk ke clarifier tank dengan aliran berputar melalui bagian bawah untuk membantu pengendapan flok-flok yang telah terbentuk dan dibuang melalui keran pembuangan lumpur. Air kemudian akan dialirkan ke reservoir tank. d. Reservoir Tank. Pada reservoir tank dilakukan penampungan air secara sementara dari clarifier sebelum air dialirkan ke sand filter dan juga dilakukan pengendapan flok yang masih terikut didalam air. Volume reservoir tank 288 m 3. e. Sand Filter. Pada sand filter, air yang masuk masih mengandung padatan tersuspensi sehingga disaring dengan pasir-pasir halus/kwarsa. Partikel-partikel padatan akan tertahan dipermukaan pasir. Back wash dilakukan dengan cara mengalirkan air dari bawah ke atas untuk memecah kepadatan pasir serta membuang padatan yang menempel dipasir. sand filter sebesar 60 m 3 /jam dan berjumlah 2 tangki.

39 f. Water Tower Tank. Berfungsi untuk menampung air dari sand filter. Water tower tank berjumlah 2 tangki dan berkapasitas 56 m 3, yaitu tangki pertama berfungsi menyediakan air untuk keperluan domestik. Sedangkan tangki kedua untuk penyediaan air untuk keperluan proses pabrik. g. Kation Tank. Kation tank berfungsi untuk menghilangkan hardness dan natrium dari air. h. Anion Tank. Anion tank berfungsi untuk menghilangkan silica, sulfat, klorida dan kabonat. i. Demint Water Tank. Air yang selesai diproses di anion tank masuk ke demint water tank (140 m 3 ) dengan ph 7-8. Demint water tank berfungsi untuk penyimpanan sementara sebelum dipompakan ke termal deaerator tank. j. Termal Deaerator Tank. Merupakan tangki pemanas air dari demint water tank, maka air yang berasal dari tangki demint dipanaskan hingga 90º C dengan injeksi steam dari BPV (Back Pressure Vessel) untuk menyeimbangkan ph serta menghilangkan kadar O 2 yang dapat menimbulan korosi (karatan) pada boiler. Air yang telah dipanaskan digunakan sebagai air umpan pemanas pada boiler. k. Feed Water Tank. Feed water tank merupakan tangki penampungan sementara sebelum digunakan sebagai air umpan boiler, dengan fungsi untuk mempertahankan kondisi suhu pada air 90ºC.

40 5. Bengkel (Workshop). Bengkel (Workshop) pada PKS Begerpang POM adalah untuk melakukan perbaikan serta maintenance pada mesin-mesin dan peralatan pada lantai produksi yang mengalami kerusakan ringan maupun berat. Kegiatan maintenance dilakukan setiap pagi hari dan sebelum jam kerja kedua. Bengkel ini dilengkapi dengan beberapa mesin antara lain : a. Mesin bubut yang berukuran besar dan kecil, b. Mesin las, c. Mesin frais, d. Mesin gerinda, e. mesin potong, dan lain sebagainya. 6. Laboratorium. Laboratorium pada PKS Begerpang POM digunakan untuk melakukan kegiatan penganalisaan yang antara lain : a. Analisa Mutu CPO. b. Analisa Mutu Kernel. c. Analisa Losses Oil. d. Analisa Kernel Losses. e. Analisa Mutu Air Boiler. f. Analisa Mutu Limbah Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi pada intinya menggambarkan batasan-batasan, wewenang, dan tanggung jawab dan memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen dalam organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan

41 kerja baik secara horisontal maupun vertikal serta menunjukkan hubungan suatu kerja sama. Maka Organisasi adalah merupakan sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Dengan adanya organisasi, setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Sedangkan manajemen adalah suatu proses yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari sumber daya yang ada untuk mendapatkan suatu tujuan yang diinginkan. Struktur organisasi merupakan bagian yang penting dalam pendirian suatu perusahaan untuk memperlancar jalannya perusahaan, sehingga pendistribusian tugas, dan tanggung jawab serta hubungan antara satu orang dengan yang lain menjadi jelas. Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM, struktur organisasi yang digunakan adalah lini fungsional yang merupakan suatu bentuk struktur organisasi, karena kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahannya berdasarkan tugas masing-masing. Begerpang POM merupakan salah satu cabang dari PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, yang berpusat di Medan. Kendali operasi dilaksanakan dari pusat dan dewan direksi yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara. Berikut ini gambar struktur organisasi PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM pada Gambar 2.2.

42 Shift Engineer Shift Foreman Shift Coordinator Security Adminitrasi Daily Mill Manager Assistant Compost Shift Engineer Shift Foreman Head Laboratory Compost Foreman Ket : Hubungan lini Maintenance Engineer Maintenance Foreman Go down Master onal Gambar 2.2. Struktur Organisasi Begerpang Palm Oil Mill Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM memiliki pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yaitu :

43 1. Mill Manager. a. Mengadakan pertemuan mingguan dengan staf mengenai pelaksanaan hasil kerja. b. Menyetujui dan menandatangani permintaan material sesuai program kerja yang ditetapkan. c. Menyetujui dan menandatangani dokumen keuangan. d. Menyetujui dan menandatangani permintaan komponen sesuai kebutuhan. e. Menyelenggarakan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan maupun tertib administrasi guna penunjang proses pendapatan yang akurat dan handal. f. Mempunyai garis komando langsung (line function). g. Mengkoordinir penyusunan rancangan anggaran belanja (RAB) tahunan. 2. Maintenance Engineer. a. Bertanggung jawab kepada Mill Manager. b. Bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan mesin-mesin pengolahan dipabrik. c. Mengawasi, mengamati dan meneliti pengoperasian peralatan instalasi atau mesin yang dioperasikan untuk mencapai kapasitas pabrik. d. Membuat daftar permintaan barang-barang atau spare part dipabrik. e. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan bila ada masalah yang berhubungan dengan teknik. 3. Shift Coordinator. a. Bertanggung jawab kepada Mill Manager. b. Membantu Mill Manager melaksanakan tugasnya.

44 c. Mengkoordinasi bagian office, laboratorium, dan sekuritas serta daily. 4. Shift Engineer. a. Bertanggung jawab kepada Mill Manager. b. Bertanggung jawab dan mengawasi secara langsung kelancaran produksi. c. Memberikan instruksi baik kepada mandor ataupun karyawan. d. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet, penerimaan buah, kualitas, Kuantitas loose atau kehilangan dalam proses pengolahan. e. Bertanggung jawab atas bagian-bagian : f. Proses produksi. g. Power plant. h. Ketel uap (Boiler). 5. Assistant Compost. a. Bertanggung jawab kepada Mill Manager. b. Bertanggung jawab atas pengolahan kompos. c. Membimbing bawahan Tenaga Kerja dan Jam Kerja Tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan seluruh aktifitas kerja pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM dibagi atas 3 jenis tenaga kerja sebagai berikut : 1. Tenaga kerja tetap, yaitu tenaga kerja yang diangkat dan diberhentikan berdasarkan keputusan direksi. 2. Tenaga kerja honorer, yaitu tenaga kerja yang diangkat dan diberhentikan berdasarkan keputusan kepala cabang.

45 3. Tenaga kerja borongan, yaitu tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan bila adanya borongan dan waktu kerjanya tidak ditentukan. Keseluruhan dari jumlah tenaga kerja Begerpang POM mencapai 140, sedangkan tenaga kerja borongan berfluktuasi berdasarkan kebutuhan dari perusahaan akan tenaga kerja. Adapun jumlah keseluruhan tenaga kerja PKS Begerpang POM saat ini dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Tenaga Kerja di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM No. Keterangan 1. Mill Manager 1 2. Assistant Maintenance 1 3. Assistant Compost 1 4. Shift Coordinator 1 5. Shift Engineer 2 6. Administrasi 7 7. Security 9 8. Maintenance and Godown 21 9 Pengolahan Kompos Laboratorium 8 11 Daily Shift Foreman 36 Total 140 Sumber : PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM

46 Adapun jam kerja pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM adalah sebagai berikut : a. Jam kerja bagi karyawan kantor. Senin-Jumat Sabtu : WIB : WIB b. Jam kerja bagi karyawan produksi. Shift I Shift II : WIB : WIB Sistem Pengupahan dan Fasilitas Sistem pengupahan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM adalah sistem pengupahan yang dibayar setiap satu bulan sekali bagi karyawan. 1. Upah bulanan. Upah ini diberikan kepada tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung, yang diberikan pada hari pertama setiap bulan sesuai dengan jabatan dan jenis pekerjaannya masing-masing. 2. Upah lembur. Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang melebihi jam kerja biasa. Pembayaran upah lembur akan dibayar apabila kerja dilakukan atas izin perusahaan dan dibuktikan dengan catatan kehadiran. Besarnya upah lembur sebesar dua kali lipat dari upah bulanan.

47 Kesejahteraan umum bagi karyawan merupakan hal yang sangat penting karena mempengaruhi produktivitas karyawan. Adapun fasilitas-fasilitas yang disediakan perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Perumahan bagi staf, karyawan dan keluarganya, yang berada dilokasi perkebunan sekitar. 2. Sarana kesehatan. 3. Sarana Pendidikan. 4. Sarana Olahraga. 5. Sarana rumah ibadah yaitu mesjid yang dibangun dilokasi lingkungan pabrik.

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air. LAMPIRAN 1. Mesin, Peralatan, dan Utilitas Mesin Produksi Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill untuk setiap stasiun adalah sebagai berikut : 1. Stasiun Perebusan (Sterilizer

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk berdiri sejak tahun 1906 dengan nama awal Harrisons and Crossfield Plc (H&C). Perusahaan ini merupakan bekas

Lebih terperinci

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu

Lebih terperinci

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN 39 ANALISIS LOSSES PADA NUT AND KERNEL STATION MELALUI PROSES PENDEKATAN DISETIAP PERALATAN Andryas Meiriska Syam 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Nuraeni Dwi Dharmawati 2)

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI 3.1 Uraian Proses Tandan buah segar (TBS yang akan diolah menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil/ CPO) dan kernel (kernel palm Oil/ KPO) pada PT. perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk, diawali dari perusahaan asing yang bergerak di bidang perkebunan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN 2.1. Identitas Pemrakarsa Nama Perusahaan Penanggung Jawab Jenis Kegiatan : PT Arus Putra Maju : Sdr. Dudik Iskandar : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Lokasi Kegiatan : Desa

Lebih terperinci

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011 PENELUSURAN MODEL RANCANGAN PERCOBAAN TERSARANG UNTUK MENETAPKAN EKSISTENSI DARI DUA SCREW PRESS YANG TERPASANG DI PT. PP. LONDON SUMATERA INDONESIA, TBK TURANGEI PALM OIL MILL TANJUNG LANGKAT T U G A

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit. (3)(6) Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia, Tbk adalah salah satu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) oleh Horrison Crosfield Ltd. England

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Pengolahan Inti Sawit (Kernel) dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia, Tbk adalah salah satu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) oleh Horrison Crosfield Ltd. England

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT Perkebunan Sumatera Utara pada awalnya bernama Perusahaan

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia.

Lebih terperinci

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Integrated Palm Oil Process Chain Management UP-STREAM MID-STREAM

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses II.TINJAUAN PUSTAKA A. Perebusan Proses pertama yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit adalah proses perebusan. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses perebusan

Lebih terperinci

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PENDAHULUAN Pabrik kelapa sawit adalah pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi produk utama berupa Crude Palm Oil

Lebih terperinci

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT Oleh : Tim Kajian LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Nagan Raya memiliki

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara I adalah suatu perkebunan Negara yang berorientasi di bidang perkebunan dan pengolahan. Perkebunan kelapa sawit di PT. Perkebunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk dalam family Palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Socfin Indonesia telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan SA (Societe Financiere Des Caulthous Medan Societe Anoyme) didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari negeria, Afrika barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari amerika

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkerbunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM i LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN, BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: SUSI SUGIARTI NIM.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpartikel

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam Wilmar Group. PT. Multimas Nabati

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014 PERSETUJUAN Judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Minyak Kelapa Sawit (CPO) Pada Tangki Timbun Di PT. Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung Kategori : Karya Ilmiah Nama : Marina Batubara

Lebih terperinci

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Agus Suandi, Nurul Iman Supardi, Angky Puspawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

Lebih terperinci

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan Lampiran 1: Mesin dan Peralatan 1. Mesin Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah Pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit dengan proses standar menjadi produk minyak sawit

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015 i LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: RUSLINDA PRATIWI NIM. 120500103 PROGRAM

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Oleh : JUMARDI NIM. 060 500 100 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stasiun Kempa Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian Thresher kemudian terjadi pemisahan antara buah dengan tandan. Buah yang keluar dari Thresher

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit I. PENDAHULUAN I.I Latar belakang Pengalaman Praktek Kerja Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan yang bergerak dalam bidang pendidikan pada Program Akademik Di Politeknik Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kelapa Sawit Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara varietas tersebut

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PKS RAMBUTAN, PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 badan usaha milik negara (BUMN) yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara L A M P I R A N Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Pimpinan/Staff PTPN III PKS Rambutan T.Tinggi A. Manajer 1. Memimpin dan mengkoordinir masinis kepala yang ditetapkan direksi 2. Memimpin dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARHR PT. PERKEBNAN NSANTARA III NTK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODKSI Krismas Aditya Harjanto Sinaga 1, Baju Bawono 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh SYAIBUL KHAIR NIM.130500136 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. 100500134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

KARYA AKHIR SISTEM KERJA RIPPLE MILL TYPE RM 4000 PADA PROSES PEMECAHAN BIJI KELAPA SAWIT DI PTP. NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU OLEH:

KARYA AKHIR SISTEM KERJA RIPPLE MILL TYPE RM 4000 PADA PROSES PEMECAHAN BIJI KELAPA SAWIT DI PTP. NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU OLEH: KARYA AKHIR SISTEM KERJA RIPPLE MILL TYPE RM 4000 PADA PROSES PEMECAHAN BIJI KELAPA SAWIT DI PTP. NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU OLEH: SENDI ASRI GUNAWAN Nim. 06 5203 004 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mopoli Raya adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 1980 atas usaha dari tiga pendiri utama yaitu: 1. H.A. Basyah Ibrahim (almarhum) 2. H.M.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Digester Digester sering disebut ketel adukan yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa di screw

Lebih terperinci

ANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM

ANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM ANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM Mahyunis ST, MT 1, Arnold PG Lbn Gaol, ST 2, Rayi Hidayah Lestari 3 Program Studi Teknologi Pengolahan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT Istianto Budhi Rahardja Muhammad Sopyan Abstrak Pabrik pengolahan kelapa sawit dalam memperoleh

Lebih terperinci

Bab III CUT Pilot Plant

Bab III CUT Pilot Plant Bab III CUT Pilot Plant 3.1 Sistem CUT Pilot Plant Skema proses CUT Pilot Plant secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa sistem CUT dibagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) termasuk salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada awalnya perusahaan ini dikuasai oleh satu

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 6 penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi. Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak digunakan oleh para petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN Joto Wahyudi 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Hermantoro 2) Jurusan Teknik Pertanian, Progam Khusus Sarjana Teknik

Lebih terperinci

PENETAPAN KADAR AIR DALAM CRUDE PALM OIL (CPO) SECARA GRAVIMETRIS TUGAS AKHIR

PENETAPAN KADAR AIR DALAM CRUDE PALM OIL (CPO) SECARA GRAVIMETRIS TUGAS AKHIR PENETAPAN KADAR AIR DALAM CRUDE PALM OIL (CPO) SECARA GRAVIMETRIS TUGAS AKHIR Oleh : HENNI CHAERANI SIREGAR 052410036 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG KAB. KUTAI KARTANEGARA Oleh : RISKA DEWI NIM. 130500132

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR Oleh: ASRI SANTALINA NAIBAHO NIM. 130500120 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER

PENGGUNAAN DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER EFEKTIFITAS PENGGUNAAN DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER UNTUK MEMINIMALKAN PERSENTASE FRUIT LOSSES IN EMPTY BUNCH (Studi Kasus di PMKS Agribaras, PT Unggul Widya Teknologi Lestari, Sulawesi Barat Azhar Basyir

Lebih terperinci

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO)

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO) Vokasi Volume 9, Nomor 1, Februari 2013 ISSN 1693 9085 hal 11-20 Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO) DENNY WIYONO Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III pabrik kelapa sawit Aek Nabara Selatan dibangun pada tahun 1978 dengan kapasitas pengolahan 60 ton/jam terletak di kecamatan

Lebih terperinci

MODUL PRESENTASI PROCESS KNOWLEDGE

MODUL PRESENTASI PROCESS KNOWLEDGE MODUL PRESENTASI PROCESS KNOWLEDGE 1. PENERIMAAN TBS 2. PROSES PEGOLAHAN TBS 3. PROCESS, QUALITY CONTROL 4. SOUNDING CPO 5. DESPATCH CPO DAN KERNEL 6. PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil Perusahaan 2.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Kebun unit Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926 dengan nama NV Cultuur Maatschappy Onderneming

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi

I.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan yang sangat luas dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi kurangnya tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik kelapa sawit merupakan pabrik yang mengolah tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan juga menghasilkan Kernel (inti). Pada dasarnya

Lebih terperinci

Penerimaan Buah / Bunch Reception

Penerimaan Buah / Bunch Reception Penerimaan Buah / Bunch Reception Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre Latar Belakang Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre I. MASTER PLAN STATION Mass balance untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Eleis Guinensis) berasal dari Guinea dipesisir Afrika Barat, kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ANALISA TINGKAT KEANDALAN SUKU CADANG MESIN PEREBUSAN (STERILIZER) PADA PABRIK KELAPA SAWIT TANJUNG SEUMANTOH DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

!  # $ % % & # ' #  # ( % $ i ! " $ & ' " ( $ i !" ) " " * ' " ' ' ' ' ' ' + ' ", -, - 1 ) ". * $ /0,1234/004- " 356, " /004 "/7 ",8+- 1/3 /0041/4 /009) /010 400 /6 $:, -,) /007- ' ' ",-* " ' '$ " " ;" " " 2 " < ' == ":,'- ',""" "-

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: INDRA DAYANTI NIM. 130 500 126 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit Crude Palm Oil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Indonesia sekarang ini merupakan tanaman asli Afrika Barat (Geunia) yaitu jenis Elais Geunensis Jacq. Ada jenis tanaman kelapa sawit yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/PKS-PRS/08 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen /Pengendali

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Produk minyak sawit di Indonesia meningkat dengan pesat pada tahuntahun terakhir ini, sejalan dengan peningkatan luasnya areal perkebunan kelapa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nyalah laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya. Penyusunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH DALAM PEROLEHAN PERSENTASE RENDEMEN CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE ANALISA VARIANS (ANAVA) PADA STASIUN REBUSAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG Oleh : MARIA ULFA NIM.110 500 106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Oleh MARDIYYAH NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Oleh MARDIYYAH NIM. 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR Oleh MARDIYYAH NIM. 0805000211 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak nabati Minyak nabati adalah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Sawit Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prospek agroindustri perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat bagus, hal ini bisa dilihat dari semakin luasnya lahan tanam yang ada. Luas lahan yang sudah ditanami

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Bah Jambi yang pada mulanya milik swasta asing NV. H. V. A. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lampiran 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Manager Bunut Rubber Factory Manager Factory merupakan pimpinan tertinggi di pabrik yang mengelola kebijakan di pabrik, penanggung jawab utama atas jalannya

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/PKS-PRS/03 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 5 FRM/JKO-WKM/15-00 07 Mei 2012 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan pengolahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan tujuan memproduksi

Lebih terperinci