Universitas Sumatera Utara
|
|
- Ridwan Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3 6 penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi. Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak digunakan oleh para petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. 1. Varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, beberapa varietas kelapa sawit di antaranya Dura, Pisifera, dan Tenera. Tabel 2.1. Varietas Kelapa Sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah Varietas Dura Deskripsi 1. Tempurung tebal (2-5 mm) 2. Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung 3. Daging buah relatif tipis, yaitu 35-50% terhadap buah 4. Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah 5. Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina Pisifera 1. Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada 2. Daging buah tebal, lebih tebal dari daging buah dura 3. Daging biji sangat tipis 4. Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan Tenera 1. Hasil dari persilangan Dura dengan Pisifera 2. Tempurung tipis (1-2,5 mm) 3. Terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung 4. Daging buah sangat tebal (60-96 % dari buah) 5. Tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relatif lebih kecil
4 Varietas Warna buah muda Warna buah masak Nigrescens Ungu kehitam hitaman Jingga kehitam hitaman Virescens Hijau Jingga kemerahan, tetapi ujung buah tetap hijau Abescens Keputih putihan Kekuning kuningan dan ujungnya ungu kehitaman
5 8 dengan mengikuti prosedur seleksi Reciprocal Recurrent Selection (RSS). Tetua yang digunakan dalam proses persilangan adalah Dura dan Pisifera. Varietas Dura sebagai induk betina dan Pisifera sebagai induk jantan. Hasil persilangan tersebut telah terbukti memiliki kualitas dan kuantitas yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain (Fauzi, 2008) Cara Panen Cara pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan. Penen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak yang paling maksimal. Pemanenan pada keadaan buah lewat matang akan meningkatkan Asam Lemak Bebas atau Free Fatty Acid (ALB atau FFA). Hal itu tentu akan banyak merugikan sebab pada buah yang terlalu masak sebagian kandungan minyaknya berubah menjadi ALB sehingga akan menurunkan mutu minyak. Buah yang terlalu masak lebih mudah terserang hama dan penyakit. Sebaliknya pemanenan pada buah yang mentah akan menurunkan kandungan minyak, walaupun ALB nya rendah (Tim Penulis PS, 1997) Fraksi TBS dan Mutu Panen Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan dipabrik sangat dipengaruhi perlakuan sejak awal panen dilapangan. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah yang cepat dipanen dan cepat tidaknya pengangkutan buah ke pabrik. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat
6 9 kematangan buah mempunyai arti yang penting sebab jumlah dan mutu minyak yang diperoleh nantinya sangat ditentukan oleh faktor ini. Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas (ALB) minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam presentase tinggi (lebih dari 5%). Sebaliknya, jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, maka selain kadar ALB nya rendah, rendemen minyak yang diperolehnya juga rendah. Disinilah, pengetahuan mengenai kriteria matang panen berdasarkan jumlah brondolan yang jatuh berperan cukup penting dalam menentukan derajat kematangan buah. Berdasarkan hal tersebut di atas, dikenal ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS yang dipanen. Fraksi fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk juga kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Dikenal ada lima fraksi TBS yang dapat kita lihat pada tabel berikut (Tim Penulis PS, 1997). Tabel 2.3. Beberapa tingkatan Fraksi TBS No Kematangan Fraksi Jumlah Brondolan Keterangan 1. Mentah Matang Tidak ada, buah berwarna hitam 1 12,5% buah luar membrondol 12,5 25% buah luar membrondol 12,5 50% buah luar membrondol 50 75% buah luar membrondol Sangat Mentah Mentah Kurang matang Matang I Matang II 3. Lewat % buah luar membrondol Lewat matang I matang 5 Buah dalam juga membrondol, ada Lewat matang II buah yang busuk
7 10 Derajat kematangan yang baik yaitu jika tandan tandan yang dipanen berada pada fraksi 1, 2, dan 3. Secara ideal, dengan mengikuti ketentuan dan kriteria matang panen dan terkumpulnya brondolan, serta pengangkutan yang lancar, maka dalam suatu pemanenan akan diperoleh komposisi fraksi tandan sebagai berikut: a. Jumlah brondolan dipabrik kurang lebih 25% dari berat tandan seluruhnya, b. Tandan yang terdiri dari fraksi 2 dan 3 minimal 65% dari jumlah tandan, c. Tandan yang terdiri dari fraksi 1 maksimal 20% dari jumlah tandan, dan d. Tandan yang terdiri dari fraksi 4 dan 5 maksimal 15 % dari jumlah tandan (Tim Penulis PS, 1997) Pengolahan Kelapa Sawit Pengolahan TBS kelapa sawit untuk memperoleh minyak kelapa sawit (CPO) dan inti kelapa sawit dari biji (Nut). Pada prinsipnya pengolahan TBS menjadi CPO diperlukan proses pengolahan yang panjang. Proses pengolahan buah kelapa sawit yang ada di PKS PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Dolok Sinumbah dibagi dalam beberapa stasiun, yaitu: Stasiun Penerimaan Buah 1. Jembatan Timbang Sebagai tempat/alat penimbang TBS yang dibawa ke pabrik dan hasil produksi pabrik (minyak/inti sawit) serta penimbangan barang lain yang terkait
8 11 dengan aktivitas kebun. Data hasil penimbangan TBS dapat juga dimanfaatkan sebagai alat kontrol untuk evaluasi capaian rendemen dan Kapasitas oleh pabrik. 2. Loading Ramp Sebagai tempat untuk melakukan sortasi dan penampungan TBS sementara menunggu proses pengolahan. Untuk merontokkan/menurunkan sampah dan pasir yang terikut tandan. Pada kondisi tertentu, sebagai tempat untuk memisahkan buah segar dan restan/tbs pembelian dengan tujuan untuk penyesuaian waktu rebus, kemudahan kontrol mutu TBS pembelian, penurunan losis dan mendapatkan mutu produksi CPO yang baik. Mengatur keseragaman isian lori dalam satu rebusan berdasarkan kondisi buah (segar, restan dan buah kecil), sehingga operator rebusan dapat menentukan holding time yang lebih akurat. Waktu rebusan yang lebih akurat akan mengurangi losis minyak dalam air kondensat dan memperkecil jumlah kattekopen. Pengisian lori harus penuh agar diperoleh kapasitas olah yang maksimal karena dapat mempengaruhi kapasitas pabrik dan jumlah bahan bakar untuk Boiler. Tetapi pengisian lori tidak boleh berlebihan karena dapat merusak steam distributor. Proses penerimaan dan penampungan buah di Loading Ramp ini harus dilakukan secepat mungkin untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya proses degradasi mutu minyak. 3. Lori Lori adalah alat yang digunakan untuk menampung/membawa buah dari Loading ramp ke rebusan untuk direbus. Berat rata-rata isian setiap lori adalah 2,5 ton TBS. Jumlah kebutuhan lori disetiap pabrik kelapa sawit (PKS) tergantung
9 12 pada besarnya kapasitas olah per-jam. Pada PKS berkapasitas olah 30 ton TBS/jam diperlukan 66 unit lori dengan perhitungan: unit didalam ketel rebusan unit dibelakang ketel rebusan menunggu pergantian jika perebusan telah selesai unit di depan ketel rebusan (berisi buah masak) yang akan dituang ke Auto Feeder unit dibawah Loading ramp untuk pengisian TBS % dari total diatas untuk pemeliharaan. 4. Sling dan Bollards Sling adalah staal drad kabel untuk menarik lori yang sudah berisi buah. Sling biasanya dipindah-pindah sesuai dengan keberadaan lori sehingga antara sling dan rel atau rangkaian lori yang ditarik berada dalam satu garis lurus (searah). Bollards adalah berupa silinder besi yang bisa berputar pada as-nya untuk mengarahkan sling ke jalur rel lori yang akan ditarik. 5. Capstand Capstand adalah penarik lori keluar masuk sterilizer (rebusan) yang menggunakan elektromotor. Sebelum Capstand dijalankan, bollard harus dalam keadaan bersih dan kering untuk menghindarkan terjadinya slip sling saat digunakan. 6. Rail Track Rail track atau jaringan rel adalah jalur untuk memindahkkan lori rebusan.
10 13 7. Transfer Carriage Transfer Carriage adalah alat pemindah lori yang telah berisi TBS dari jalur rel Loading ramp ke jalur rel rebusan yang posisinya berada dibelakang rebusan Stasiun Perebusan (Sterilizer) Perebusan merupakan awal proses pengolahan buah yang hasilnya sangat menentukan terhadap keberhasilan proses pengutipan atau kehilangan (losis) minyak/inti pada proses selanjutnya. Proses perebusan yang sempurna akan memaksimalkan efektivitas pengutipan minyak, sedangkan perebusan yang kurang sempurna akan menyebabkan peningkatan losis. Oleh karena itu proses perebusan yang sempurna mutlak harus dilakukan sehingga capaian rendemen dapat meningkat dan losis dapat ditekan. Tujuan perebusan antara lain adalah: 1. Menghentikan proses peningkatan Asam Lemak Bebas (ALB) karena pemanasan saat perebusan dapat mematikan aktivitas enzim-enzim yang dapat menghentikan kadar ALB. Menurut penelitian, enzim sudah tidak beraktivitas pada temperatur 50 0 C. 2. Memudahkan brondolan terlepas dari tandan pada waktu proses penebahan. 3. Mengurangi kadar air brondolan, memudahkan proses pada Digester/ kempa dan proses pengutipan minyak di stasiun klarifikasi karena adanya perubahan komposisi kimia mesocarp (daging buah) 4. Mencegah timbulnya biji berekor di Digester yang dapat meningkatkan losis minyak
11 14 5. Menurangi kadar air pada biji sehingga memudahkan inti lekang dari cangkang serta meningkatkan efisiensi pada saat proses pemecahan biji di cracker atau ripple mill. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perebusan adalah tekanan uap dan lama perebusan, temperatur, pembuangan udara dan air kondensat. 1. Tekanan Uap dan Lama Perebusan Tekanan uap dan lama perebusan sangat menentukan hasil perebusan dan efisiensi pabrik. Tekanan uap dan lama perebusan berbanding terbalik. Semakin kecil tekanan uap semakin lama perebusan. Sebaliknya, semakin tinggi tekanan uap maka semakin pendek waktu perebusan. Perebusan menggunakan steam bertekanan 2,8 s/d 3,0 kg/cm 2 dan temperatur 135 s/d C serta siklus perebusan selama 90 s/d 100 menit. Selain tekanan uap, lama perebusan buah sangat berpengaruh pada faktor kematangan buah dan kondisi buah (segar/restan/buah kecil/buah besar). Sebaliknya bila perebusan dilakukan terlalu lama maka buah menjadi terlalu matang sehingga kantong minyak di mesocarp dengan sendirinya terlepas ke air kondensat losis minyak dalam air rebusan (kondensat) dan janjangan kosong menjadi naik dan merusak mutu minyak/inti. 2. Temperatur, Pembuangan Udara dan Air Kondensat Temperatur di dalam rebusan sangat dipengaruhi oleh tekanan uap, udara dan air kondensat. Semakin rendah tekanan dan semakin banyak udara/air kondensat di dalam rebusan, maka semakin rendah temperatur yang dicapai.
12 Stasiun Penebah Untuk memisahkan brondolan dari tandan dengan cara memutar dan membanting di dalam tromol Thresher. 1. Hoisting Crane Hoisting Carane berfungsi untuk mengangkat lori yang berisi buah masak dan menuangkan ke dalam auto feeder serta menurunkan lori kosong ke posisi di atas rel menuju Loading ramp. 2. Auto feeder Auto feeder adalah tempat penampungan buah masak hasil tuangan Hoisting crane yang dapat mengatur pemasukan buah ke dalam alat penebah (Thresher) secara otomatis. 3. Thresher Threser (Penebah atau Bantingan) adalah alat berupa tromol berdiameter 1,9-2,0 meter dan panjang 3-5 meter yang dindingnya berupa kisi-kisi dengan jarak 50 mm untuk memisahkan brondolan dan tandan. 4. Fruit Elevator (Timba buah) Timba buah adalah alat untuk mengangkat buah/brondolan dari conveyor silang bawah ke conveyer silang atas, untuk kemudian dibawa ke conveyor pembagi yang akan membagi brondolan ke setiap digester. 5. Empty Bunch Scrapper (Conveyor Tandan Kosong) Janjangan kosong akan terdorong keluar dari threser dan masuk ke horizontal empty bunch conveyor, kemudian inclined empty bunch conveyor untuk selanjutnya dibawa ke bunch hopper sebelum dibawa ke lapangan. Janjangan kosong dapat digunakan sebagai pupuk.
13 16 6. Bottom Thressing Conveyor Bottom thressing conveyor berfungsi mendistribusikan brondolan menuju fruit elevator Stasiun Kempa Stasiun pressan (kempa) merupakan stasiun yang berfungsi untuk pemisahan minyak dari buah dengan cara mengepress massa brondolan yang keluar dari digester. Baik buruknya pengoperasian peralatan mempengaruhi efisiensi pemisahan minyak. 1. Digester Digester atau ketel adukan adalah alat untuk melumatkan brondolan, sehinggadaging buah terlepas dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di dalamnya dipasang pisau- pisau pengaduk (stirring arms) sebanyak 6 tingkat yang diikatkan pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. 5 tingkat pisau (stirring arms) bagian atas digunakan untuk mengaduk/melumat, dan 1 pisau bagian bawah (expeler blade) di samping pengaduk juga dipakai untuk mendorong atau melempar massa keluar dari digester. 2. Screw Press Pengempa di pakai untuk memisahkan minyak kasar (Crude Oil) dari daging buah (mesocarp). 3. Talang Minyak Mentah (Oil Gutter) Talang minyak mentah adalah alat penampung minyak hasil Screw Press untuk dialirkan ke Tangki penangkap pasir (Sand trap).
14 Stasiun Pemurniaan Minyak (Clarification) Stasiun pemurnian minyak terdiri dari beberapa alat yang berfungsi untuk mengutip dan memurnikan minyak dengan bantuan panas dan secara centrifuge. 1. Sand Trap Tank Sand trap tank berfungsi untuk mengendapkan pasir dari minyak kasar yang berasal dari Oil gutter (talang minyak mentah). 2. Vibrating screen Vibrating screen atau saringan bergetar berfungsi untuk memisahkan massa padatan berupa ampas, yang terikut minyak kasar. Vibrating screen yang digunakan terdiri dari dua tingkat, dimana tingkat atas memakai kawat saringan 30 mesh dan tingkat bawah memakai 40 mesh. Padatan (kotoran) yang tertahan pada ayakan akan dikembalikan ke digester melalui conveyor, sedangkan minyak dipompakan ke crude oil tank. 3. Crude Oil Tank Crude oil tank atau bak RO berfungsi untuk tempat penampungan sementara dari minyak kasar yang dilengkapi dengan pipa pemanas steam coil (temperatur 95 0 C). Pemanasan di Bak RO menggunakan steam coil untuk membantu pengendapan kotoran dalam minyak kasar. 4. Continuous Settling Tank Continouos settling tank (CST) berfungsi untuk mengendapkan lumpur berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Minyak yang naik keatas mengalir melalui oil skimmer yang dapat diatur ketebalan minyak yang diinginkan. Minyak dari CST dialirkan ke Oil tank. Sedangkan sludge dari CST dialirkan ke Sludge tank untuk diproses lebih lanjut di Sludge separator.
15 18 5. Oil Tank Oil tank berfungsi sebagai tempat untuk menampung minyak sementara yang berasal dari CST, sebelum diproses di Oil purifier dan Vacum drier 6. Oil Purifier Oil purifier berfungsi untuk memurnikan atau memisahkan air dan kotoran yang masih ada dalam minyak. Minyak diproses dengan sistem sentrifuge dengan kecepatan ±7500 rpm. Temperatur minyak pada oil purifier harus mencapai 90ºC 95ºC. Oil purifier baru dioperasikan jika oil tank telah terisi minimal ½ dari volume tangki. 7. Vacum Drier Vacum drier adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan air yang masih terkandung dalam minyak dengan cara penguapan. 8. Sludge Tank Sludge tank berfungsi untuk menampung sementara sludge (kotoran) dari hasil pemisahan di CST sebelum diolah ke sludge separator. 9. Sludge separator Sludge separator adalah alat untuk memisahkan minyak dari sludge dengan gaya sentrifugal yang ditimbulkan dari putaran 5000 rpm. Minyak yang memiliki berat jenis lebih kecil akan bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar. Sedangkan cairan yang mempunyai berat jenis lebih berat dibandingkan minyak terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle.
16 Brush Strainer Brush strainer berfungsi untuk mengurangi NOS dalam sludge. Dalam pengoperasiannya setiap 2 jam sekali serabut/kotoran dari bagian bawah strainer harus dibuang (dibersihkan). 11. Sludge Sparator Sludge separator adalah alat yang berfungsi untuk mengutip minyak yang ada didalam sludge. Temperatur sludge dan air panas harus 95ºC. 12. Fat Pit Bak ini dipergunakan untuk menampung cairan cairan yang mengandung minyak dari paret klarifikasi dan air kondensat rebusan untuk kemudian dipompakan ke tangki pengutipan minyak. 13. Tangki Timbun Tangki timbun berfungsi untuk menampung minyak produksi hasil olahan pabrik dan mempertahankan mutunya sebelum dikirim ke pembeli. Kriteria mutu minyak yang terdapat di storange tank, yaitu : a. Kadar ALB : < 5 % b. Kadar Air : 0,15 % c. Kadar Kotoran : 0,02 % Stasiun Pabrik Biji Pabrik biji berfungsi memisahkan cangkang dan inti (kernel) dalam biji (nut) untuk menghasilkan inti sawit dengan mutu (kadar air dan kadar kotoran) sesuai spesifikasi.
17 20 1. Cake Breaker Conveyor (CBC) Cake Breaker Conveyor (CBC) adalah alat yang menampung ampas kempa (press cake) hasil pressan. Alat ini berfungsi untuk memecah dan mengeringkan ampas kempa yang kondisinya relatif masih basah karena minyak yang tidak dapat dikutip di pressan. 2. Depericarper Despericarper adalah alat yang terdiri dari Separating coloumn (kolom pemisah), drum pemolis (Pemolishing drum) dan Fibre cyclone yang dilengkapi blower. Separating coloumn adalah alat untuk mengatur kecepatan udara dan tekanan statis yang dibutuhkan dengan sistem isapan blower untuk memisahkan ampas dan biji berdasarkan perbedaan berat jenis. Ampas dan biji yang lebih ringan terhisap ke dalam Fiber Cyclone sedangkan biji yang lebih berat jatuh ke bawah dan masuk ke dalam Polishing drum. Fiber cyclone adalah alat yang berbentuk cyclone tempat mengisap/ menampung ampas yang terpisah dari biji akibat hisapan blower di Separating coloumn. Polishing drum adalah tromol berputar yang berfungsi untuk memolish/membersihkan sisa-sisa serabut yang masih lengket pada permukaan biji dan sebagai tempat mengontrol agar benda-benda keras seperti batu,besi serta benda keras lainnya tidak terikut masuk ke Nut silo (silo biji). Polishing drum berputar dengan kecepatan rpm.
18 21 3. Destoner Destoner adalah alat yang digunakan untuk menaikkan/mengangkut biji dengan sistem isap blower masuk ke dalam Nut Hopper (silo biji), pemisahan batuan, besi dan biji dura yang dilengkapi dengan air lock (pengunci udara). 4. Nut Grading screen Nut Grading adalah alat yang berbentuk tromol untuk memisahkan dan membagi biji yang berasal dari Destoner sesuai dengan ukuran fraksinya. Berputar dengan kecepatan rpm. 5. Nut Silo (Silo biji) Nut Silo (Silo biji) adalah tempat penampungan biji sebelum dipecah di Ripple mill/ Cracker. 6. Ripple Mill Ripple mill adalah alat yang digunakan untuk memecah biji (nut) dengan cara digiling dalam putran rotor bar, sehingga biji akan bergesek dengan ripple plate. Magnit berfungsi sebagai alat untuk menangkap benda-benda logam dan vibrator berfungsi mengatur biji masuk ripple mill agar merata dan tidak menumpuk. 7. Light Tenera Dust Separator (LTDS) LTDS adalah alat pemisah inti dan cangkang sistem kering. Untuk meningkatkan efisiensi pengutipan inti, pemisahan dilakukan 2 tahap yaitu LTDS I dan LTDS II. Pada LTDS I terjadi pemisahan antara serabut, cangkang halus dan debu yang dikirim ke silo cangkang sebagai bahan bakar boiler. Fraksi medium (inti utuh/pecah dan cangkang kasar) masuk ke LTDS II. Fraksi berat (inti utuh, biji
19 22 pecah dan biji utuh) jatuh ke conveyor masuk ke silo inti. Pada LTDS II terjadi lagi pemisahan inti dan cangkang. Inti utuh jatuh ke bawah dan diteruskan ke silo inti. Sedangkan inti kecil, inti pecah dan cangkang (yang belum terpisah di LTDS I) masuk melalui corong dari air lock ke hydrocyclone. 8. Hydrocyclone Hydrocyclone adalah alat yang dipakai untuk memisahkan inti dan cangkang dalam kraksel dari LTDS II dengan media air. Pemisahan inti dan cangkang dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis akibat gaya centrifugal dari tekanan pompa. Inti yang berat jenisnya lebih kecil naik ke bagian atas cyclone dan cangkang yang beratnya lebih besar, turun ke bagian bawah cyclone serta keluar melalui bottom cone. 9. Kernel Drier Kernel Drier merupakan alat yang digunakan untuk penampung dan pengeringan inti yang berasal dari LTDS maupun Hydrocyclone dengan tujuan menurunkan kadar air sesuai norma yaitu 7,0%. Pengeringan di tempat ini melalui heater yang dihembus oleh blower sehingga udara panas akan masuk kedalam kernel dryer untuk memanaskan inti dengan mengatur suhu pada bagian bawah 60ºC, bagian tengah 70ºC dan pada bagian atas 80ºC. 10. Kernel Bunker Kernel bunker atau storage inti adalah tempat penimbunan sementara inti sawit sebelum dikirim ke PPIS. Pada umumnya storage inti sawit dibuat dalam bentuk tangki dari besi plat (hopper) dengan kapasitas tertentu dan diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga truk dapat menerima curahan inti pada saat pengiriman.
20 Minyak Kelapa Sawit Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ) dikenal terdiri dari empat macam tipe atau varietas, yaitu tipe Macrocarya, Dura, Tenera, dan Pisifera. Masing masing tipe dibedakan berdasarkan tebal tempurung. Tabel 2.4. Beda Tebal Tempurung dari Berbgai Tipe Kelapa Sawit Tipe Macrocarya Dura Tenera Pisifera Tebal tempurung (mm) Tebal sekali : 5 Tebal : 3 5 Sedang : 2 3 Tipis (Ketaren, 2005) Minyak kelapa sawit dibagi menjadi dua jenis yaitu Crude palm oil (CPO) dan Palm kernel oil (PKO) Crude Palm Oil (CPO) Minyak sawit kasar (CPO) adalah minyak yang dihasilkan dari daging buah melalui proses pengolahan minyak sawit. Minyak sawit kasar itu memiliki bau yang enak dan sangat tahan terhadap proses oksidasi. Sifat ini disebabkan karena adanya zat tocoferol yang terkandung dalam minyak yang berfungsi sebagai anti oksidan Palm Kernal Oil (PKO) Inti kelapa sawit dapat menghasilkan minyak inti sawit (palm kernel meal atau pellet). Minyak inti sawit (PKO) adalah minyak yang dihasilkan dari inti
21 24 sawit yang telah mengalami proses pengolahan. Minyak inti sawit dapat digunakan sebagai bahan pembuatan minyak putih yang sering kita pergunakan dalam penggorengan. Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Sedangkan pellet adalah bubuk yang telah dicetak kecil kecil berbentuk bulat panjang dengan diameter ukuran lebih 8 mm. Selain itu bungkil kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan ternak (Ponten, 1996). Tabel 2.5. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak inti Kelapa Sawit Asam lemak Minyak kelapa sawit (%) Minyak inti sawit (%) Asam kaprilat Asam kaproat Asam laurat Asam miristat Asam palmitat Asam stearat Asam oleat Asam linoleat ,1 2, ,6 4, , , ,5 2 Minyak inti sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan. Bungkil inti sawit diinginkan berwarna relative terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah.
22 25 Tabel 2.6. Komposisi Biji Inti Sawit Komponen Jumlah (%) Minyak Air Protein Extractable non nitrogen Selulosa Abu ,5 9, Terdapat variasi komposisi inti sawit dalam hal padatan non minyak dan non protein. Bagian yang disebut extractable non protein yang mengandung sejumlah sukrosa, gula pereeduksi dan pati (Ketaren, 2005) Standar Mutu Standar mutu adalah hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu yaitu: kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna, dan bilangan peroksida. Faktor lain yang mempengaruhi standart mutu adalah titik cair dan kandungan gliserida, plastisitas dan spreadability, kejernihan kandungan logam berat dan bilangan penyabunan (Ketaren, 2005) Kadar kotoran jika terlalu tinggi akan mempercepat keausan mesin pemecah inti sawit dan menyulitkan pembentukan pellet dari bungkilnya. Selain itu kadar protein dalam bungkil menjadi lebih rendah. Untuk itu bungkil inti sawit
23 26 dipersyaratkan kandungan profat, yaitu jumlah kadar protein dan minyak dalam bungkil harus lebih dari 15%. Kadar air pada lembap nisbi kesetimbangan (equilibrium relative humidity, ERH) 0,7 kadar air inti sawit adalah 7 %. Sebaliknya jika kadar air lebih tinggi, udara sekitar penimbunan akan menjadi lembap (ERH di atas 0,7), mikroba lipolitik (jamur) akan berkembang biak dengan cepat. Untuk mencegah ini inti sawit disemprot dengan uap (sterilisasi) sebelum pengeringan dalam silo inti. Perubahan warna dapat terjadi karena perebusan terlalu lama atau suhu perebusan terlalu tinggi. Juga dapat terjadi karena pemerasan selema penimbunan dalam keadaan lembap. Minyak dari inti sawit yang berwarna akan sulit dipucatkan. Kadar ALB, reaksi pembentukan ALB juga dihidrolisis otokatalitik dan lipolisis oleh enzim lipolitik dalam inti maupun oleh jamur yang lipolitik. Untuk yang terakhir ini suhu optimum pembentukannya adalah C. Ini dapat terjadi pada tumpukan inti yang lembap. Lipolisa dapat ditekan dengan sterilisasi dan mengurangi kadar inti pecah. Untuk memperoleh inti sawit yang memberikan minyak dengan kadar ALB rendah diperlukan kadar inti pecah yang rendah dan kadar air yang rendah. Pada pabrik yang terkendali baik kadar ALB inti sawit adalah 0,5 1,5 %. Pada penimbunan akan meningkat lagi (Mangoensoekarjo, 2003) Asam Lemak Asam lemak merupakan asam organik yang terdiri atas rantai hidrokarbon lurus yang pada satu ujung mempunyai gugus karboksil (COOH) dan pada ujung
24 27 lain gugus metil (CH 3 ). Asam lemak alami biasanya mempunyai rantai dengan jumlah atom karbon genap, yang berkisar antara empat hingga dua puluh dua karbon. Asam lemak dibedakan menurut jumlah karbon yang dikandungnya yaitu asam lemak rantai pendek (6 atom C atau kurang), rantai sedang (8 hingga 12 C), rantai panjang (14-18 C), dan rantai sangat panjang (20 atom C atau lebih) (Sunita, A. 1998). Tabel 2.7. Beberapa Asam Lemak yang Umum Nama Rumus Titik Lebur ( 0 C) Asam lemak jenuh Asam butirat Asam kaproat Asam palmitat Asam stearat Asam lemak tidak jenuh Asam oleat Asam linoleat Asam linolenat C 3 H 7 COOH C 5 H 11 COOH C 15 H 31 COOH C 17 H 35 COOH C 17 H 33 COOH C 17 H 31 COOH C 17 H 29 COOH -7,9-1,5 sampai -2, , Cair pada suhu sangat rendah Asam lemak tidak jenuh dapat mengandung satu ikatan rangkap atau lebih. Dari tabel di atas tampak bahwa asam lemak jenuh yang mempunyai rantai karbon pendek, yaitu asam butirat dan kaproat yang mempunyai titik lebur yang rendah. Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik leburnya. Asam palmitat dan stearat berupa zat padat pada suhu kamar. Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh mempunyai titik lebur rendah. Disamping
25 28 itu makin banyak jumlah ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya. Kelarutan asam lemak dalam air berkurang dengan bertambahnya panjangnya rantai karbon. Asam lemak adalah asam lemah. Apabila dapat larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H +. Dalam hal ini ph larutan tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing masing asam lemak (Poedjiadi, 1994) Pengemasan dan Penimbunan Minyak dan inti sawit hasil pemurnian tidak selamanya dapat langsung dikirim untuk dipasarkan. Untuk sementara waktu masih perlu ditimbun dipabrik. Biasanya ruang timbun yang diperlukan cukup untuk produksi satu bulan saja Penimbunan Minyak Sawit Sebagai cairan minyak sawit harus disimpan dalam tangki tangki timbun berukuran antara ton. Selama penimbunan ini dapat terjadi perusakan mutu, baik peningkatan kadar ALB maupun peningkatan oksidasi. Persyaratan penimbunan yang baik adalah: 1. kebersihan tangki dijaga, khususnya terhadap kotoran dan air 2. jangan mencampur minyak berkadar ALB tinggi atau minyak kotor dengan minyak berkadar ALB rendah atau bersih atau kering. 3. membersihkan tangki dan memeriksa pipa pipa uap pemanas, tutup tangki, alat alat pengukur dan lain lain setiap ada kesempatan. 4. memelihara suhu sekitar 40 0 C 5. pipa pemasukan minyak harus terbenam ujungnya dibawah permukaan minyak
26 29 6. melapisi dinding tangki dengan damar epoksi (hanya untuk minyak sawit bermutu khusus (tinggi) Penimbunan Inti Sawit Inti sawit dapat disimpan dalam karung goni berisi 50 atau 80 kg atau disimpan secara curah dalam bin atau silo. Disini juga dapat terjadi perusakan mutu selama penimbunan, yaitu peningkatan kadar ALB, perkembangan jamur dan kutu kutu. Persyaratan penimbunan yang baik adalah: 1. kadar air inti 7% (kadar air seimbang dengan kelembaban udara luar) 2. kadar inti pecah diusahakan sedikit mungkin 3. memakai goni bersih dan kuat (menghindarkan kutu pada goni bekas beras) 4. ventilasi gudang harus baik dan udara kering 5. tinggi lapisan goni berisi inti tidak lebih dari 4 lapis 6. penimbunan tidak langsung di atas lantai semen (memakai lantai papan yang kosong) (Mangoensoekarjo, 2003).
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).
Lebih terperinciProses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit
Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk dalam family Palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sawit dan Inti Sawit 2.1.1 Sawit Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Varietas Kelapa Sawit 1. Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Tempurung dan Daging Buah Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietasvarietas itu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Sawit Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel).
Lebih terperinciBAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN
BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN 2.1. Identitas Pemrakarsa Nama Perusahaan Penanggung Jawab Jenis Kegiatan : PT Arus Putra Maju : Sdr. Dudik Iskandar : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Lokasi Kegiatan : Desa
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Pengolahan Inti Sawit (Kernel) dengan sebaik-baiknya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah Pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit dengan proses standar menjadi produk minyak sawit
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit. (3)(6) Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengolahan Hasil Panen Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik.pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI
BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI 3.1 Uraian Proses Tandan buah segar (TBS yang akan diolah menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil/ CPO) dan kernel (kernel palm Oil/ KPO) pada PT. perkebunan Nusantara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sawit dan Inti Sawit 2.1.1. Sawit Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari negeria, Afrika barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari amerika
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa sawit Salah satu dari tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Asal-usul Kelapa Sawit Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun adapula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kelapa Sawit Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara varietas tersebut
Lebih terperinciVII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU
VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Sawit Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis
Lebih terperinciMAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN
MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN 39 ANALISIS LOSSES PADA NUT AND KERNEL STATION MELALUI PROSES PENDEKATAN DISETIAP PERALATAN Andryas Meiriska Syam 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Nuraeni Dwi Dharmawati 2)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Indonesia sekarang ini merupakan tanaman asli Afrika Barat (Geunia) yaitu jenis Elais Geunensis Jacq. Ada jenis tanaman kelapa sawit yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan
Lebih terperinciLaporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan di hutan belantara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan di hutan
Lebih terperinciPERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014
PERSETUJUAN Judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Minyak Kelapa Sawit (CPO) Pada Tangki Timbun Di PT. Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung Kategori : Karya Ilmiah Nama : Marina Batubara
Lebih terperinciANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT
ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpartikel
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara I adalah suatu perkebunan Negara yang berorientasi di bidang perkebunan dan pengolahan. Perkebunan kelapa sawit di PT. Perkebunan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak nabati Minyak nabati adalah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak
Lebih terperinciANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN
ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN Joto Wahyudi 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Hermantoro 2) Jurusan Teknik Pertanian, Progam Khusus Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kelapa Sawit Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara varietas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Sejarah perkebunan kelapa sawit Kelapa sawit (Elacis guineensis jascg) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan baker (biodisel).
Lebih terperinciAnalisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi
Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Agus Suandi, Nurul Iman Supardi, Angky Puspawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bengkulu
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Socfin Indonesia telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan SA (Societe Financiere Des Caulthous Medan Societe Anoyme) didirikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) adalah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) adalah tanaman berkeping
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Eleis Guinensis) berasal dari Guinea dipesisir Afrika Barat, kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkerbunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada
Lebih terperinci! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i
! " $ & ' " ( $ i !" ) " " * ' " ' ' ' ' ' ' + ' ", -, - 1 ) ". * $ /0,1234/004- " 356, " /004 "/7 ",8+- 1/3 /0041/4 /009) /010 400 /6 $:, -,) /007- ' ' ",-* " ' '$ " " ;" " " 2 " < ' == ":,'- ',""" "-
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi
Lebih terperinciOleh: SUSI SUGIARTI NIM
i LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN, BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: SUSI SUGIARTI NIM.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. 100500134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit 2.1.1 Sejarah Perkelapa Sawitan Mengenai daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa kalapa sawit berasal dari
Lebih terperinciLampiran 1: Mesin dan Peralatan
Lampiran 1: Mesin dan Peralatan 1. Mesin Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Oleh : JUMARDI NIM. 060 500 100 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun raya Bogor. Tanaman kelapa sawit
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015
i LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: RUSLINDA PRATIWI NIM. 120500103 PROGRAM
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stasiun Kempa Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian Thresher kemudian terjadi pemisahan antara buah dengan tandan. Buah yang keluar dari Thresher
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Digester Digester sering disebut ketel adukan yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa di screw
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG Oleh : MARIA ULFA NIM.110 500 106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN
Lebih terperinciDETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT
DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT Oleh : Tim Kajian LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Nagan Raya memiliki
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN
i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciNorma Pemeliharaan + (B)
Norma Pemeliharaan No. Nama Mesin/ Peralatan Harian (A) + (B) MIngguan (A) + (B) Bulanan (B) Tahunan (B) STANDAR PEMELIHARAAN (General & Preventive Maintenance) INSTALASI PABRIK 1. STASIUN PENERIMAAN BUAH
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG KAB. KUTAI KARTANEGARA Oleh : RISKA DEWI NIM. 130500132
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit Semula tanaman kelapa sawit (Elaeis giuneensis Jacg) hanya diusahakan oleh perkebunan besar di Indonesia. Sejak tahun 1977 1978 pemerintahan Indonesia bertekad
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PKS RAMBUTAN, PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 badan usaha milik negara (BUMN) yang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Bah Jambi yang pada mulanya milik swasta asing NV. H. V. A. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kelapa Sawit 2.1.1 Sejarah Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam Wilmar Group. PT. Multimas Nabati
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil Perusahaan 2.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Kebun unit Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926 dengan nama NV Cultuur Maatschappy Onderneming
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) termasuk salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada awalnya perusahaan ini dikuasai oleh satu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan tumbuhan tropis yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan di hutan
Lebih terperinciBab I Pengantar. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Bab I Pengantar Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit (Elaeis guineensis) terbesar di dunia. Produksinya pada tahun 2010 mencapai 21.534 juta ton dan dengan nilai pemasukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit
I. PENDAHULUAN I.I Latar belakang Pengalaman Praktek Kerja Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan yang bergerak dalam bidang pendidikan pada Program Akademik Di Politeknik Pertanian Universitas
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi
I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan yang sangat luas dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi kurangnya tenaga kerja
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.
LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh ASPIANI NIM. 060500088 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL
Lebih terperinciPERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARHR PT. PERKEBNAN NSANTARA III NTK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODKSI Krismas Aditya Harjanto Sinaga 1, Baju Bawono 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh SYAIBUL KHAIR NIM.130500136 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan pengolahan
Lebih terperinciAUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA
AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciTUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN
PENGARUH PROSES PENGOLAHAN TERHADAP MUTU CRUDE PALM OIL (CPO) YANG DIHASILKAN DI PTPN IV PKS ADOLINA PERBAUNGAN-MEDAN TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN 052409076 PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius
TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit dimasukkan pertama kali ke Indonesia oleh bangsa Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius sebanyak dua batang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak
Lebih terperinciANALISA ASAM LEMAK BEBAS (ALB) KERNEL SELAMA PENYIMPANAN PADA PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KECAMATAN
ANALISA ASAM LEMAK BEBAS (ALB) KERNEL SELAMA PENYIMPANAN PADA PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KECAMATAN. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA Oleh RISKA DEWI NIM. 130500132 PROGRAM
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari nigeria, Afrika
II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit ( E. guineensis Jacq) diusahakan secara komersil di Afrika, Amerika
xvii BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Penyebaran Kelapa Sawit Kelapa sawit ( E. guineensis Jacq) diusahakan secara komersil di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan serta beberapa
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Produk minyak sawit di Indonesia meningkat dengan pesat pada tahuntahun terakhir ini, sejalan dengan peningkatan luasnya areal perkebunan kelapa
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: INDRA DAYANTI NIM. 130 500 126 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR
LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : HEBTARIA SIDABALOK NIM. 110 500 103 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM
ANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM Mahyunis ST, MT 1, Arnold PG Lbn Gaol, ST 2, Rayi Hidayah Lestari 3 Program Studi Teknologi Pengolahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hutan Brazil dibanding dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack.) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa
Lebih terperinciOleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc
Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Integrated Palm Oil Process Chain Management UP-STREAM MID-STREAM
Lebih terperinciAdapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.
LAMPIRAN 1. Mesin, Peralatan, dan Utilitas Mesin Produksi Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill untuk setiap stasiun adalah sebagai berikut : 1. Stasiun Perebusan (Sterilizer
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kelapa Sawit Sebagai Tanaman Penghasil Minyak Sawit. pangan maupun non-pangan dalam negeri.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Sebagai Tanaman Penghasil Minyak Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang dapat menghasilkan minyak. Selain kelapa, kacang kacangan dan jagung. Dimana dalam perkembangannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam kegunaan minyak kelapa sawit. Minyak
Lebih terperinci