BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam Wilmar Group. PT. Multimas Nabati Asahan terdiri dari unit pengolahan minyak sawit kasar (Dept. Refinery), unit pengolahan inti sawit (Dept. Palm kernel Plant), dan unit pengolahan kelapa sawit (Dept. PKS) yang dikelola secara terpisah. PT. Multimas Nabati Asahan terletak di Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Asahan. Sebelah barat berbatasan dengan PT. Inalum, sebelah timur berbatasan dengan PT. Bakrie Plantation, sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Alay. PT. Multimas Nabati Asahan awalnya hanya mendirikan satu Plant Refinery dengan kapasitas 1500 ton perhari dan mulai berproduksi pada 9 September Untuk mengantisipasi permintaan pasar yang terus meningkat maka pada tahun 1999, PT. Multimas Nabati Asahan mendirikan plant kedua dengan kapasitas 1000 ton perhari. Plant Refinery ini terdiri dari beberapa stasiun, yaitu, refined deodorized palm oil, refined bleached deodorized stearin, refined bleached deodorized olein, dan palm fatty acid destilat. Bahan baku yang berupa Crude Palm Oil (CPO) yang dipasok dari berbagai supplier untuk bahan baku produksi ternyata belum dapat memenuhi kapasitas produksi perusahaan. Maka untuk memenuhi kapasitas produksi, PT.

2 Multimas Nabati Asahan mendirikan pabrik kelapa sawit (PKS) yang berlokasi di areal perusahaan itu sendiri. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Multimas Nabati Asahan didirikan tahun Pembangunan pabrik dimulai tahun 2004 dengan kapasitas 60 mt. ffb/hr dan selesai pembangunan tahun Oktober 2005 pabrik mulai beroperasi sebagai langkah awal, dilakukan trial run, pemanasan perlahan-lahan, individual tes, dan pembersihan Ruang Lingkup Bidang Usaha PKS PT. Multimas Nabati Asahan bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm Kernel). Kelapa sawit yang diolah termasuk dalam varietas dura dan tenera berasal dari perkebunan rakyat. Hasil sampingan proses pengolahan kelapa sawit seperti serat, cangkang dan serat tandan kosong digunakan untuk bahan bakar boiler. PKS PT. Multimas Nabati Asahan memiliki kapasitas olah 1200 mt. ffb/days. Konsep pengolahan kelapa sawit yang diterapkan masih tetap pada tahapan proses seperti perebusan, pembantingan, pengepresan, pemurnian minyak dan pemisahaan inti sawit. Pemasaran hasil produksi PKS PT. Multimas Nabati Asahan dikelola oleh Kantor Pusat (Main Office) yang berada di kawasan PT. Multimas Nabati Asahan. Hasil produksi dikirimkan langsung ke unit pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan unit pengolahan inti sawit (palm kernel). Jadi CPO dan inti sawit yang

3 dihasilkan, diolah kembali oleh perusahaan itu sendiri menjadi minyak goreng dan minyak inti pada unit pengolahan yang berbeda Organisasi dan Manajemen Struktur Organisasi Struktur organisasi PKS PT. Multimas Nabati Asahan akan ditunjukkan pada Gambar 2.1. Jenis struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi campuran antara struktur organisasi lini dan fungsional. Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi di mana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah struktur organisasi di mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi, pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi yang terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih tinggi lagi. Disebut juga fungsional karena suatu bagian dapat berhubungan dengan anggota maupun kepala bagian secara langsung. Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa struktur organisasi perusahaan ini mengharuskan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Selain itu, dilakukan juga pengelompokan secara terpisah yang didasarkan pada fungsi yang berbeda dari masing-masing aktivitas. Sebagai contoh, bagian maintenance dibuat terpisah dengan bagian laboratorium. Atau bagian proses tidak disatukan dengan bagian

4 logistik. Hal ini menunjukkan bahwa tiap-tiap bagian dibuat terpisah berdasarkan fungsinya masing-masing, karena urusan proses berbeda dengan urusan logistik dan ruang lingkup maintenance berbeda dengan ruang lingkup yang ada pada laboratorium. Factory Coordinator Mill Head Mills Head (Dept. PKS) Mill Head Keterangan : Hubungan lini Hubungan onal Ass. Mills Spv. Sortasi Spv. Maintenace Spv. Proses Spv. Logistik Ass Spv Ass Spv Ass Spv. Mekanik Ass Spv. Teknis Ass Spv. Shift I Ass Spv. Shift II Ass Spv Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman QC Foreman Effluent Operator Operator Operator Operator Operator Operator - Sample boy - Analis - Sample boy - Analis Gambar 2.1. Struktur Organisasi PKS PT. Multimas Nabati Asahan Dari sisi kebijakan, kebijakan yang berasal pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Sebagai contoh, supervisi Maintenance akan bertanggung jawab dalam melaksanakan segala kebijakan yang berasal dari asisten milling. Atau asisten supervisi mekanik dan asisten supervisi teknis yang melaksanakan tugas yang diberikan oleh supervisi maintenance. Begitu pula, supervisi proses yang berhak untuk melimpahkan kebijakan-kebijakan yang ditetapkannya untuk dilaksanakan oleh asisten supervisi proses.

5 Tenaga Kerja dan Jam Kerja Tenaga kerja yang berkerja di PKS PT. Multimas Nabati Asahan berjumlah 113 orang yang terdiri dari staff, non staff (karyawan SKU B, Karyawan SKU H) ditambahkan dengan karyawan kontraktor yang berasal dari pusat jasa tenaga kerja swasta yang ada di sekitar lokasi perusahaan. Adapun rincian jumlah keseluruhan tenaga kerja di PKS PT. Multimas Nabati Asahan pada saat ini dapat dilihat pada Tabel 2.1. Jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan adalah dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift selama 7 hari kerja dalam seminggu kecuali hari minggu yaitu sebagai berikut: 1. Shift I : Pukul WIB WIB 2. Shift II : Pukul WIB WIB 3. Minggu : Pukul WIB WIB Karyawan di bagian kantor masa kerja selama 6 hari kerja dalam seminggu kecuali hari minggu dengan jam kerja kantor adalah sebagai berikut : 1. Senin - Kamis Pukul WIB WIB Pukul WIB WIB Pukul WIB WIB : Jam Kerja : Jam Istirahat : Jam Kerja setelah Istirahat 2. Sabtu Pukul WIB WIB : Jam Kerja

6 Tabel 2.1. Tenaga Kerja PKS PT. Multimas Nabati Asahan No Jabatan Orang 1 Mills Head 1 2 Asisten Mills 1 3 Supervisor 4 4 Asisten Supervisor 6 5 Foreman 8 6 Operator 47 7 Teknisi 14 8 Analis 4 9 Sampel Boy 5 10 Kontraktor 23 Total 113 Sumber : PKS PT. Multimas Nabati Asahan Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya Upah yang diberikan oleh PT. Multimas Nabati Asahan kepada karyawan adalah di atas Upah Minimum Regional (UMR) sesuai dengan peraturan pemerintah. Tenaga kerja yang berkerja di PT. Multimas Nabati Asahan terdiri dari 90 orang karyawan yang berasal dari rekrutmen perusahaan dan 23 orang yang berasal dari kontraktor. Pemberian upah pada setiap pekerja kontrak dilakukan oleh pihak perusahaan kontraktor sendiri. Sistem pengupahan yang berlaku untuk karyawan PT. Multimas Nabati Asahan, yaitu: 1. Pekerja dapat menerima langsung seluruh upah selama satu bulan bekerja secara langsung (dalam sekali pembayaran).

7 2. Pekerja dapat manerima seluruh upah selama satu bulan kerja dalam dua tahap pembayaran, yaitu pada minggu ke dua dalam setiap bulannya, pekerja dapat menerima setengah dari upah pokok ditambah dengan overtime dan dikurangi dengan pajak penghasilan. PT. Multimas Nabati Asahan menyediakan beberapa fasilitas yang dibutuhkan guna meningkatkan kesejahteraan dari karyawan. Fasilitas-fasilitas yang diberikan berupa: 1. Pemberian tunjangan hari raya, bonus tahunan. 2. Pendaftaran asuransi seperti Jamsostek dan asuransi lainnya. 3. Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang telah ditunjuk oleh perusahaaan. 4. Tersedianya sarana transportasi untuk para karyawan Standar Mutu Produk dan Bahan Baku Standar mutu produk yang dihasilkan PKS PT. Multimas Nabati Asahan, yaitu: FFA CPO : < 3,00 % Kadar air CPO : < 0,18 % Kadar kotoran CPO : < 0,015 % FFA Kernel : < 1,00 % Kadar air Kernel : < 7,00 % Kadar kotoran Kernel : < 7,00 % Broken Kernel : 14,00 %

8 Bahan baku yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah kelapa sawit yang berasal dari perkebunan rakyat. Kelapa sawit milik perkebunan rakyat termasuk dalam varietas dura dan tenera. Tenera merupakan hasil persilangan antara dura dengan pesifera. Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah varietas dura dan tenera dapat dibedakan. Dura memiliki tebal cangkang 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar cangkang, daging buah realtif tipis % terhadap buah, inti besar dan rendemen minyak %. Sedangkan tenera memiliki tebal cangkang sangat tipis 0,5-4 mm, daging buah sangat tebal %, terdapat lingkaran serabut disekeliling cangkang, dan rendemen minyak %. Bahan penolong yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah air dan Kalsium Karbonat (CaCO 3 ). Penggunaan air yang tinggi menyebabkan pemilihan lokasi pembangunan pabrik selalu dicari yang potensi airnya cukup memadai. Air sangat diperlukan untuk proses pengolahan sebagai sumber uap dan air panas. utama uap yang dihasilkan di boiler digunakan sebagai pembangkit listrik, proses perebusan, dan proses pelumatan. utama air panas adalah memudahkan proses pemurnian minyak sawit. Sedangkan Kalsium Karbonat digunakan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis di claybath Proses Produksi Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar dan inti sawit di PKS PT. Multimas Nabati Asahan secara garis besar dibagi atas 6

9 tahapan produksi, yaitu: penerimaan buah, perebusan, pembantingan, pelumatan dan pengepresan, pengolahan biji dan pemurnian minyak sawit Penerimaan Buah Hasil pemanenan tandan buah sawit (TBS) dari perkebunan rakyat diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Lalu dilakukan penimbangan untuk mengetahui jumlah TBS yang diterima. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang diterima didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya dengan berat truk dalam keadaan kosong. Kemudian TBS dibawa ke stasiun sortasi. TBS disortir untuk mengetahui kematangan buah. Hal ini dilakukan karena buah milik perkebunan rakyat memiliki varietas dan tingkat kematangan yang berbeda-beda. Tingkat kematangan TBS yang diterima di pabrik seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2. Selesai disortir, TBS kemudian dimasukkan ke dalam loading ramp dengan menggunakan loader untuk memudahkan pengisian ke dalam lori. Lantai loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 27 0 dan mempunyai 52 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik. Adapun cara kerja pengisian lori adalah: 1. Pintu loading ramp dibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam lori. Satu unit lori berkapasitas sekitar 10,5 mt TBS. 2. Lori yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan capstan, sling belt, transfer carriage, canti lever dan loader ke dalam sterilizer.

10 Tabel 2.2. Derajat Kematangan Tandan Buah Sawit Fraksi Derajat Kematangan Brondolan 00 Sangat Mentah Tidak ada brondolan lepas 0 Mentah 12,5 % dari permukaan luar 1 Kurang Matang 12,5%-25% dari permukaan luar 2 Matang I 25%-50% dari permukaan luar 3 Matang II 50%-75% dari permukaan luar 4 Lewat Matang 75%-100% dari permukaan luar 5 Sangat Matang Buah dalam ikut membrondol Sumber: PKS PT. Multimas Nabati Asahan Perebusan (Sterilizing) Perebusan dilakukan dengan menggunakan Sterilizer. Sterilizer adalah bejana uap tekan untuk merebus TBS dengan menggunakan uap dari BPV (Back Pressure Vessel). tiap Sterilizer adalah 6 lori dengan tekanan kerja 3,5 kg/cm 2 dan temperatur C. Proses perebusan berlangsung 76 menit. Sistem perebusan yang digunakan sistem perebusan tiga puncak. Grafik perebusan dengan menggunakan sistem tiga puncak adalah seperti pada Gambar 2.2.

11 3 7 2, , Tekanan (bar 0, (Menit) Gambar 2.2. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak Keterangan gambar: 1. Buang udara : 5 menit 2. Menaikkan tekanan sampai 1,5 bar : 11 menit 3. Buang steam : 2 menit 4. Menaikkan tekanan sampai 2,2 bar : 14 menit 5. Buang steam : 2 menit 6. Menaikkan tekanan sampai 2,8 bar : 11 menit 7. Merebus pada tekanan 2,8 bar : 25 menit 8. Buang steam : 6 menit Tujuan dari proses perebusan adalah: 1. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan FFA. 2. Menguraikan kadar air dalam buah. 3. Mengkoagulasikan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak.

12 4. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat keluar. 5. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pelumatan (digesting). 6. Mempermudah proses pembantingan (threshing) Pembantingan (Threshing) Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari tandan (bunch). Pembantingan dilakukan dengan menggunakan 3 unit thresher. Jenis thresher yang digunakan adalah thresher with shaft yang memiliki striper. Cara kerja thresher adalah berputar dengan kecepatan rpm, kemudian TBS ikut berputar dan terangkat hingga jatuh terbanting. Dengan proses ini terjadi berulang-ulang maka buah lepas dari tandan. Pembantingan pertama dilakukan di thresher pertama dan kedua. Buah yang terlepas jatuh ke under thresser conveyor melalui kisi-kisi thresher untuk diangkut ke proses pelumatan (digesting). Sedangkan tandan terdorong keluar dan jatuh ke empty bunch scrapper untuk diangkut ke crusher. Crusher berfungsi mencabik janjangan untuk memperkecil losses buah sawit. Tandan yang telah tercabik kemudian masuk ke thresher ketiga untuk dibanting kembali. Tandan kosong yang terdorong keluar jatuh empty bunch scrapper untuk diangkut ke empty bunch press.

13 Pelumatan (Digesting) dan Pengepresan (Pressing) Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak. Pelumatan dilakukan dengan menggunakan digester. Jenis digester yang digunakan vertical digester. Digester adalah bejana silinder yang di dalamnya terdapat pisau-pisau pengaduk (stirring arms) sebanyak enam tingkat yang terikat pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Cara kerja digester adalah buah yang masuk ke dalam digester akan dilumatkan oleh pisau-pisau (long arm dan short arm) yang berputar. Setelah dilumatkan kemudian didorong keluar oleh pisau pendorong (expeller arm) menuju proses pengepresan. Untuk memudahkan proses pelumatan digester dialirkan uap dan air panas agar temperatur buah tetap C. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam digesting adalah : 1. Pengisian digester harus penuh atau ¾. 2. Kebocoran minyak dihindari. 3. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak banyak tergenang. 4. Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digester. Proses pengepresan bertujuan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Pengepresan dilakukan secara kontinu dengan menggunakan twin screw press. Proses pemisahan terjadi akibat putaran dari worm screw yang memiliki perbedaan ruang antar screw untuk mendesak daging buah hancur ke arah adjusting cone. Dan akibat tekanan dari sisi lain yang diberikan pada cone guide

14 maka aliran itu akan tertahan di adjusting cone. Worm screw berada di dalam press cage yang memiliki lubang ( = 4 mm) di seluruh dinding agar minyak dapat keluar dan melalui oil outlet akan dialirkan ke oil gutter. Dan celah yang terbentuk antara adjusting cone dan press cage adalah 6 mm. Ukuran ini didapat pada saat mesin tidak sedang beroperasi Pengolahan Biji (Kernel Plant) Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses sebagai berikut: 1. Penguraian cake Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serat. Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor. Cara kerja cake breaker conveyor adalah mengurai cake dengan cara berputar sambil mendorong cake untuk dipisahkan antara biji dan serabut di depericarper. Cake breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi pedal-pedal yang melekat pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan injeksi uap sehingga cake akan menjadi kering dan mudah terurai. 2. Pemisahan biji dari serat dan kotoran Pemisahan biji dari serat dilakukan dengan menggunakan depericarper. depericarper berfungsi untuk memisahkan biji dari serat. Depericarper terdiri kolom pemisah (separating coloumn) dan nut polishing drum. Cake yang telah terurai masuk kedalam separating coloumn. Pemisahan yang terjadi di separating

15 coloumn dikarenakan oleh daya hisapan blower. Biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh ke dalam nut polishing drum, sedangkan serat kering terhisap ke dalam fibre cyclone kemudian jatuh ke fuel conveyor melalui air lock. Pemisahan biji dari gumpalan serat dan kotoran dilakukan menggunakan nut polishing drum. Biji akan terpisah karena putaran polishing drum dengan kecepatan 32 rpm yang memliki striper dan lubang diseluruh dinding. Sehingga selama biji melewati polishing drum, gumpalan serat dan kotoran akan terpisah dan biji akan jatuh ke nut botom cross conveyor. Pemisahan biji kosong dari gumpalan serat dan kotoran seperti batu atau kayu dilakukan dengan menggunakan destoner system. Destoner system terdiri dari kolom pemisah (separating coloumn) dan shell cyclone. Pemisahan yang terjadi di separating coloumn dikarenakan perbedaan berat jenis dan daya hisapan blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan, gumpalan serat akan jatuh ke cake breaker conveyor dan biji kosong akan masuk ke shell hopper melalui air lock. 3. Pengeraman biji Biji dari nut botom cross conveyor diangkut ke top wet nut conveyor dengan menggunakan nut elevator. Proses penyebaran biji-biji yang masuk ke nut silo dilakukan menggunakan top wet nut conveyor. Lalu dilakukan proese pengeraman biji di nut silo. Pengeraman bertujuan untuk mengurangi kadar air agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip kerja nut silo adalah menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen panas untuk mengurangi kadar air. Pengeraman dilakukan hingga kadar air dalam biji ± 9%. nut silo

16 dilengkapi dengan fibrating feeders, kegunaannya adalah untuk mengatur biji yang akan masuk ke pemecah biji (ripple mill). 4. Pemecahan biji Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari rotaring rotor dan stationary plate (ripple pad). Rotating rotor berfungsi sebagai alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan biji. Rotating rotor terdiri dari 30 batang rotor (riplle bar) yang terbuat dari high carbon steel. Dimana, 15 batang dipasang di bagian dalam dan 15 batang lagi di bagian luar. Stationary plate (ripple pad) merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari high carbon steel. 5. Pemisahan inti sawit dari biji pecah, cangkang pecah dan kotoran Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan Light Tenera Dust Separating (LTDS). Inti sawit dan cangkang dari ripple mill diangkut dengan cracked mixture elevator ke LTDS. Di LTDS inti sawit, cangkang ringan dan kotoran seperti debu dipisahkan berdasarkan berat jenis dengan menggunakan daya hembusan LTDS fan. Di mana pecahan cangkang ringan dan kotoran ringan akan terdorong masuk ke dalam shell hopper dan inti sawit akan jatuh ke vibrating grade melalui air lock. Di vibrating grade dilakukan pemisahan inti sawit dari biji pecah berdasarkan besar partikel dengan menggunakan getaran. Dimana biji pecah akan tertahan dan jatuh ke nut botom cross conveyor. Sedangkan inti sawit dan cangkang pecah lolos dan jatuh ke claybath melalui talang.

17 6. Pemisahan inti sawit dari cangkang pecah Pemisahan inti sawit dari pecahan cangkang dilakukan dengan menggunakan claybath. Prinsip kerja Claybath adalah menggunakan kalsium karbonat (CaCO 3 ) dan pelarut air untuk memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang berdasarkan perbedaan berat jenis. Campuran kalsium karbonat memiliki berat jenis 1,13-1,15. Karena berat jenis inti sawit lebih kecil dibandingkan campuran kalsium karbonat dan berat jenis cangkang pecah lebih besar dari campuran kalsium karbonat, maka inti sawit akan terapung dan masuk ke vibrating screen kernel. Sedangkan cangkang pecah akan tenggelam dan masuk ke vibrating screen shell. Inti sawit akan dibawa ke kernel silo melalui wet kernel conveyor lalu wet kernel elevator dan top wet kernel conveyor. menuju kernel silo. Sedangkan cangkang pecah akan dibawa ke shell hopper menggunakan wet shell conveyor. 7. Pengeringan Kernel Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo adalah menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan. Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo berbeda-beda. Untuk masing-masing bagian secara berurutan yaitu: C, C, dan C. Pengeringan selama ±7 jam dengan pemberian panas yang kontinu diharapkan akan mengurangi kadar air hingga 6-7%. Kemudian inti sawit dihembuskan ke kernel bunker dengan menggunakan pneumatic transport untuk disimpan sebelum dilakukan pengiriman ke PK Plant.

18 Pemurnian Minyak (Clarification) Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit kasar yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pemurnian minyak terdiri dari beberapa proses sebagai berikut: 1. Pemisahan minyak dari sludge dan pasir Pemisahan minyak dari sludge dan pasir dilakukan dengan menggunakan modifikasi sandtrap tank. Prinsip kerja sandtrap tank adalah tangki berbentuk silinder yang pada bagian dasarnya berbentuk kerucut. nya untuk mengendapkan pasir dan sludge yang terkandung di dalam minyak kasar. Sandtrap tank yang telah dimodifikasi ini terdiri dari tiga ruang yaitu: - Ruang pertama : untuk penampungan minyak kasar dari oil gutter. - Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil dari sludge dan pasir akan berada dibagian paling atas akan dialirkan ke vibrating screen, sedangkan sludge dan pasir yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak akan masuk ke ruang ketiga melalui lubang bawah pemisah. - Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke reclaimed tank 2 lalu dialirkan ke oil tank untuk diendapkan dipanaskan kembali. Sludge memiliki berat jenis lebih kecil dari pasir berada dibagian atas. Sedangkan pasir berada pada dasar tangki yang akan keluar melalui lubang kecil didasar tangki dan dialirkan ke sludge pit melalui parit.

19 2. Penyaringan minyak Penyaringan minyak dilakukan dengan menggunakan vibrating screen. nya adalah untuk menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak. Vibrating screen terdiri dari dua buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh. Bendabenda padat berupa cake yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke fruit elevator untuk diproses kembali. Sedangkan minyak dari vibrating screen ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank). 3. Pemanasan minyak Pemanasan minyak bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di sand cyclone dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak dilakukan dengan menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). Cara kerja Crude Oil Tank adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap. Temperatur yang diharapkan C. 4. Pemisahan minyak dari partikel padat Minyak dari partikel padat dilakukan dengan menggunakan sand cyclone dan decanter. Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran, dan bentuk. Aliran fluida akan diinjeksikan melalui pipa input. Karena bentuk kerucut cyclone akan menginduksikan aliran fluida untuk berputar menciptakan vortex. Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih besar akan didorong ke arah luar vortex. Gaya gravitasi menyebabkan partikel padat jatuh ke sisi kerucut menuju tempat

20 pengeluaran menuju sludge pit. Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih kecil keluar melalui bagian atas cyclone melalui pusat yang bertekanan rendah menuju sludge distribution 1. Input bagi decanter adalah minyak yang ada di sludge distribustion 1 dengan tujuan untuk memisahkan minyak dari slurry. Cara kerja decanter adalah memisahkan slurry menjadi tiga fasa seperti dua diantaranya cairan tak dapat tercampur dan berbeda massa jenisnya serta fasa padat. Dua cairan yang tak dapat dicampur akan dialirkan ke sludge drain tank lalu ke reclaimed tank 1 untuk diendapkan kembali. Sedangkan fasa padat dialirkan ke sludge pit. 5. Pemurnian minyak Input dari pemurnian minyak ini adalah minyak yang dialirkan ke oil tank yang merupakan hasil pengendapan di reclaimed tank 1 dan 2. Pemurnian minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier dengan tujuan untuk mengurangi kadar air hingga 0,3 0,4 %, kadar kotoran hingga 0,01 0,15 % dan temperatur C. 6. Pengeringan minyak Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer. Vacum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 0,15 % dan kadar kotoran hingga 0,013-0,015 %. Prinsip kerja vacum dryer adalah minyak dari oil purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank), dalam tangki umpan ini terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper spindle) yang berfungsi sebagai katup/kran otomatis menjaga kestabilan hampa didalam tabung pengering secara terus menerus.

21 Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat enam buah spray nozzle yang menyemprotkan minyak pada permukaan pelat deflektor yang berbentuk pilem tipis. Minyak yang keluar dari spray nozzle berbentuk pancaran halus (spray) dan kabut, kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat deflektor sehingga terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi minyak berbentuk kabut kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa udara. Minyak yang telah dikeringkan selanjutnya jatuh ke dasar tabung pengering dan langsung dihisap dengan pompa ke bulk storage tank (BST). Vacum dryer juga dilengkapi dengan sebuah level kontrol yang dihubungkan ke dalam tabung hampa udara. Berfungsi untuk mengontrol ketinggian level minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara jika kurang dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka katupnya sehingga minyak re-sirkulasi kembali ke tabung melalui pipa by-pass. 7. Penampungan minyak sawit kasar (CPO) Penampungan minyak sawit kasar (CPO) sebelum pengiriman ke Dept. Refinery dilakukan di storage tank (ST). CPO harus selalu dipanaskan dengan cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalamnya diatur C agar minyak tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar FFA. 8. Penampungan sludge Penampungan sludge hasil pemisahan dan endapan di stasiun klarifikasi ditampung di sludge pit. Sludge ini akan dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. Air kondesat dari condensat pit juga dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. Sludge hasil endapan dialirkan ke collect tank dan endapan dialirkan ke colling pond.

22 9. Pengambilan minyak kembali Penampungan ini bertujuan untuk mengambil minyak kembali karena kadar minyak yang masih terkandung 0,1-0,3 % didalam sludge. Minyak yang berada dibagian atas akan dipompakan ke sludge distribution 2 lalu dipompakan kembali ke sludge separator untuk memperoleh minyak dan memperkecil oil losses. Minyak akan dipompakan ke reclaimed tank 1 sedangkan buangan dari hasil pemisahan akan dialirkan ke colling pond Mesin dan Peralatan Mesin Produksi Mesin produksi adalah semua peralatan yang memerlukan penggerak, yang digunakan dalam proses produksi. Adapun mesin produksi yang ada di PKS PT. Multimas Nabati Asahan untuk tiap stasiunnya adalah sebagai berikut. a. Stasiun Penerimaan 1. Loading Ramp c.w Hydrolic System : Tempat penimbunan sementara dan pemindahan TBS ke lori : 3 unit (24 pintu, 14 pintu, 14 pintu) Ukuran : p = mm, l = 5300 mm, kemiringan = 27 0 : 146 ton TBS Elektromotor : Daya (55 kw ) b. Stasiun Perebusan 1. Capstan : Menarik lori dengan tali sling yang dililitkan di bollard

23 Model : 4 unit : Flender Ukuran Head : d = 610 mm Line Pull : 20 lbs Bollard rate : lbs Elektromotor : Daya (5,5 hp ; 20 rpm) 2. Transfer Carriage : Memindahkan lori dari satu rail track ke rail track lainnya : 2 unit : 2 lori/angkut Elektromotor : Daya (11kw; 23 A; 1450 rpm; 380 v) 3. Condesate Pump Model Flow : Memompakan air kondensat dari sterilizer ke fat fit : 2 unit : 3 N6 : 22 m 3 /jam Elektromotor : Daya(11 kw ; 2950 rpm) 4. Sterilizer : Merebus buah untuk menonaktifkan enzim lipase yang menyebabkan naiknya asam lemak bebas, memudahkan lepasnya buah dari tandannya, melunakkan daging buah dan mengurangi kadar air Tipe : 2100 OXP

24 Ukuran : 2 unit : p = 3300 mm, d = 1200 mm, tebal = 16mm Tekanan Kerja: 3,0 kg/cm 2 Tekanan Uji : 6,5 kg/cm 2 : 6 lori/siklus c. Stasiun Pembantingan 1. Cage Tippler : Menuangkan TBS masak dari lori ke hopper : 2 unit : 1 lori/siklus Elektromotor : Daya (3 hp ; 5 A ; 940 rpm ; 380 v) 2. Fruit Bunch Scrapper : Mengangkut TBS masak dari hopper ke auto feeder : 2 line : 60 ton/ jam Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 3. Thresher Jenis Ukuran Kecepatan : Melepaskan atau memisahkan buah dari janjangan : Tresher with shaft : 3 unit : p = 4000 mm, d = 2000 mm : rpm : 60 ton TBS/jam

25 Elektromotor : Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v) 4. Under Thresher Conveyor Type Ukuran : Mengangkut buah dari thresher ke bottom cross conveyor : screw : 3 unit : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 5. Empty Bunch Conveyor To Crusher Type : Mengangkut janjangan dari thresher ke crusher. : screpper : 1 line : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 6. Bunch Crusher : Mencabik-cabik janjangan : 1 unit Ukuran Roda : 310 mm Dimensi : 2050 mm; 1000 mm; 1380 mm : 6 ton/jam Elektromotor : Daya (30 kw ; 35 rpm) 7. Horizontal Empty Bunch Scrapper : Mengangkut janjangan dari thresher ke F.B. Hopper.

26 Type : screpper : 1 line : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 8. Bottom Cross Conveyor : Mengangkut buah dari under thresher conveyor ke fruit elevator Type Ukuran : screw : 1 line : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) d. Stasiun Pengepresan 1. Fruit Bunch Elevator : Mengangkut buah dari bottom cross conveyor ke top cross conveyor : 2 line : 30 ton/ jam Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 2. Top Cross Conveyor Type : Mendistribusikan buah dari fruit elevator ke digester : screw : 2 line

27 Ukuran : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 3. Digester : Untuk melumatkan buah hingga hancur Model : LD 3500 Ukuran Berat Kecepatan Volume : 5 unit : t = 3200 mm, d = 1200 mm : 5500 kg : rpm : 3500 l Tekanan uap : 3,5 kg/cm 2 Elektromotor : Daya (30 pk) Buatan/ Tahun: Malaysia/ Twin Screw Press Ukuran : Untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) : 5 unit : p = 5150 mm, l = 1560 mm : ton/jam Elektromotor : Daya (30 kw; 45 A; 1460 rpm; 380 v) Buatan/ Tahun: Malaysia/ 2005

28 e. Stasiun Pengolahan Biji 1. Cake Breaker Conveyor Type Ukuran : Untuk mengeringkan dan mengurai cake : screw : 1 unit : p = mm, d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw; 29 rpm) 2. Depericarper - Separating Coloumn Ukuran : Ruang pemisah antara serat dan biji : 1 unit : t = mm, d = 1270 mm Electro blower: Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v) Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ Nut Polyshing Drum Ukuran Kecepatan : Untuk membersihkan serat yang melekat pada biji : 1 unit : p = 7480 mm, d = 1270 mm : 32 rpm : 6 ton/jam Elektromotor : Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v) Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000

29 3. Wet Nut Conveyor : Mendistribusikan biji dari nut polyshing drum ke destoner system Type Ukuran : screw : 1 unit : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 4. Destoner System Ukuran : Untuk memisahkan biji dari batu, dan biji kosong : 1 unit : t = mm, d = 700 mm Electro blower: Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v) 5. Nut Grading Drum Ukuran Kecepatan : Untuk memisahkan biji menurut besar diameternya : 1 unit : p = 1570 mm, d = 700 mm : 1420 rpm : 16 ton/jam Elektromotor : Daya (4 kw; 9,4 A; 940 rpm; 380 v) Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ Ripple Mill : Untuk memecahkan biji

30 Kecepatan : 2 unit : 1440 rpm : 3 ton/jam Elektromotor : Daya ( 15 hp; 22,6 A; 2935 rpm; 380 v) Merk : Teco Elec dan Mech 7. Craked Mixture Conveyor : Mendistribusikan craked mixture dari ripple mill ke craked mixture elevator Type Ukuran : screw : 1 line : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 8. Craked Mixture Elevator : Mengangkut biji dari craked mixture Conveyor ke LTDS 1 : 1 line : 6 ton/ jam Elektromotor : Daya (5,5 kw; 29 rpm) 9. Light Tenera Dust Separating (LTDS) Ukuran : Memisahkan inti sawit utuh dari pecahan cangkang : 1 unit : p = mm, d = 700 mm : m 3 /jam

31 Electro fan : Daya (11 kw; 23A; 1450 rpm; 380 v) 10.Claybath : Memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang : 2 unit Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ Pump Elektromotor: Daya ( 10 kw; 15,33 A; 1440 rpm; 380 v) - Screening Ukuran : p = 1070 mm, d = 700 mm 11.Wet Kernel Conveyor : Mendistribusikan inti sawit dari hydrocyclone ke wet kernel elevator Type Ukuran : screw : 1 line : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 12.Wet Kernel Elevator : Mengangkut inti sawit dari wet kernel conveyor ke kernel distribution conveyor : 1 line : 6 ton/ jam Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm)

32 13.Top Wet Kernel Conveyor Type Ukuran : Mendistribusikan inti sawit dari ke kernel silo : screw : 1 line : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 14.Dry Wet Kernel Conveyor : Mendistribusikan inti sawit dari dry kernel ke kernel transport fan Type Ukuran : screw : 1 line : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 15.Kernel Transport Fan : Mendistribusikan inti sawit dari kernel silo ke kernel bunker : 1 unit : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 16.Fibre Shell Conveyor Type : Mendistribusikan fibre, shell dari hopper ke boiler. : screw

33 Ukuran : 1 unit : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) f. Stasiun Pemurnian Minyak 1. Vibrating Screen Model Ukuran Penggerak : Menyaring serat dan kotoran dari minyak kasar : VS70 : 2 unit : d = 1800 mm : 1500 rpm(2 seperasi) Elektromotor : Daya (5,5 pk; 3 fasa; 50 Hz; 380 v) Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ Sentrifusi Minyak (Oil Purifier) Ukuran Kecepatan : Memurnikan minyak yang berasal dari oil tank : 2 unit : t = 700 mm, d = 400 mm : 1450 rpm : 6 ton /jam Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ Purifier Feed Pump : Memompakan minyak dari oil purifier ke vacum drier : 2 unit

34 Model Flow : 3 N6 : 22 m 3 /jam Elektromotor : Daya(11 kw ; 2950 rpm) 4. Pengeringan Minyak (Vacum Drier) : Mengurangi kadar air dalam minyak : 1 unit : 9 ton /jam Elektromotor : Daya (15 kw; 22,5 A; 1440 rpm; 380 v) 5. Dried Oil Pump Model Speed Flow : Memompakan minyak dari vacum drier ke storage tank. : 1 unit : SK : 2825 rpm : 27 m 3 /jam Elektromotor : Daya(1,1 kw) 6. Sand Cyclone : Memisahkan partikel padat : 3 unit : 30 ton /jam Elektromotor : Daya (15 kw; 22,5 A; 1440 rpm; 380 v) 7. Precleaner Pump : Memompakan minyak dari COT ke sand cyclone : 2 unit

35 Model Speed Flow : SK : 2825 rpm : 27 m 3 /jam Elektromotor : Daya(11 KW) 8. Decanter : Memisahkan fasa cair dan padat : 2 unit : ton TBS /jam Kecepatan bowl Max. : 3500 rpm Elektromotor : Daya (60 kw) Berat kotor : 6400 kg Buatan/ Tahun: Malaysia/ Sludge Centrifuge Separator : Memisahkan minyak dari sludge : 2 unit : 10 ton /jam Elektromotor : Daya (15 kw; 22,5 A; 1400 rpm; 380 v) Buatan/ Tahun: Malaysia/ Reclaimed Oil Pump : Memompakan minyak dari collect tank ke centrifugal separator : 2 unit

36 Model Speed Flow : SK : 2825 rpm : 27 m 3 /jam Elektromotor : Daya(11 kw) Peralatan (Equipment) Peralatan produksi adalah semua peralatan yang tidak memerlukan penggerak yang digunakan dalam proses produksi. Adapun penjelasan mengenai peralatan produksi yang ada di PKS PT. Multimas Nabati Asahan untuk tiap stasiun adalah sebagai berikut. a. Stasiun Penerimaan 1. Jembatan Timbang : Menimbang berat TBS yang diangkut dengan truk. : 50 ton 2. Lori : Pengangkut TBS dari Loading Ramp ke sterilizer dan cage tippler : 10,5 ton TBS 3. Rail Track : Landasan jalur lori dan canti lever

37 b. Stasiun Perebusan 1. Trolley/canti lever : Landasan jalur lori yang menghubungkan mesin sterilizer dengan rail track 2. Back Pressure Vessel (BPV) : Menampung steam yang akan didistribusikan ke seluruh proses c. Stasiun Pengepresan 1. Oil Gutter : Talang minyak yang akan di proses di sand trap tank 2. Sand Trap Tank : Memisahakan minyak dengan pasir e. Stasiun Pengolahan Biji 1. Nut Silo : Tempat pengeraman biji yang akan di pecah 2. Kernel Silo : Memanaskan kernel untuk mengurangi kadar airnya 3. Kernel Bunker : Tempat penyimpanan sementara kernel yang akan dikirim 4. Shell Hopper : Tempat penyimpanan cangkang 5. Fibre Hopper : Tempat penyimpanan serabut

38 f. Stasiun Pemurnian Minyak 1. Crude Oil Tank : Menampung minyak yang akan dialirkan ke CS tank 2. Sludge Distribution 1 dan 2 : Memanaskan, mengencerkan dan mengendapkan sludge 3. Oil Tank : Menampung minyak dari reclaimed tank 1 dan 2 4. Sludge Drain Tank : Menampung sludge yang akan diolah kembali di purifier 5. Hot Water Tank : Menampung air panas dari dearator tank 2.7. Utilitas Yang dimaksud utilitas disini adalah merupakan unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PKS PT. Multimas Nabati Asahan antara lain sebagai berikut: 1. Unit Pemeliharaan Agar tercapai keadaan produksi yang maksimal sesuai dengan yang direncanakan maka perlu dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga peralatan pabrik dengan mengadakan perbaikan atau pergantian yang diperlukan.

39 PKS PT. Multimas Nabati Asahan menetapkan program pemeliharaan seperti General Maintenance dan Preventif Maintenance secara harian, mingguan, bulanan dan tahunan agar pabrik dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Pemeliharaan yang dilakukan unit ini mencakup pemeliharaan mesin dan peralatan pabrik, instalasi listrik, pemeliharaan unit pengolahan limbah, serta penyediaan dan perawatan suku cadang pabrik. 2. Laboratorium Laboratorium berfungsi untuk menetapkan mutu produk akhir maupun hasil dari setiap stasiun kerja. Selain hasil proses tersebut juga dianalisa kadar rendemen CPO dan inti sawit sebagai informasi untuk mengevaluasi kinerja pemasok. Analisa-analisa yang dilakukan di laboratorium PKS PT. Multimas Nabati Asahan antara lain meliputi : a. Analisa terhadap kualitas produk Analisa ini meliputi pemeriksaan terhadap persentasi FFA, air, kotoran, Dobi, Qarotene yang terkandung dalam CPO dan pemeriksaan terhadap persentasi air, kotoran, inti pecah, FFA, dan kandungan minyak dalam inti sawit. b. Analisa terhadap oil losses dan kernel losses Analisa ini meliputi pemeriksaan persentasi minyak yang masih terkandung dalam air kondensat sterilizer, tandan kosong, ampas proses pengepresan, biji, sludge centrifuge. Dan pemeriksaan persentasi kernel yang ada di cyclone fibre, shell hopper.

40 c. Analisa terhadap Ekstraksi Analisa ini meliputi perhitungan terhadap persentasi dari rata-rata ekstraksi minyak, rata-rata ekstraksi minyak, efisiensi ektraksi minyak, efisiensi ekstraksi kernel. 3. Unit Penanganan Limbah Sistem penanganan limbah cair (waste) yang dihasilkan dari proses produksi PKS PT. Multimas Nabati Asahan dapat dilihat pada Gambar Safety and Fire Protection Safety and Fire Protection yang ada di PKS PT. Multimas Nabati Asahan didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan. Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain: 1. Keamanan Petugas keamanan bekerja secara bergantian yang dibagi atas 3 shift dalam waktu 24 jam. Kegiatan keamanannya dilaksanakan oleh Satuan Pengaman (Satpam). 2. Keselamatan Kegiatan keselamatan kerja dilengkapi peralatan kerja pendukung yang minimal seperti sarung tangan, kaca mata pelindung, baju pelindung kimia, sepatu boot karet, sepatu safety, penutup telinga dan helm. Untuk kegiatan penanggulangan bahaya kebakaran perusahaan juga melengkapinya dengan peralatan kerja pendukung seperti; racun api, mesin pompa dan penyemprot air.

41 3. Kondisi Lingkungan Kerja Potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja berhubungan dengan gangguan terhadap kebisingan (noise) terdapat area kerja. PKS PT. Multimas Nabati Asahan sebenarnya telah memiliki kebijakan dalam hal safety terhadap bahaya. Namun, pelaksanaannya belum maksimal karena para pekerja belum seluruhnya yang mematuhi kebijakan yang telah dibuat. Kemungkinan terjadinya potensi kebisingan adalah di stasiun boiler dan sebagian besar pada departemen produksi. Kesadaran para pekerja akan pentingnya kebijakan yang dibuat masih sangat rendah. Sama halnya dengan sistem manajemen yang belum maksimal dalam mensosialisasikan pentingnya kebijakan yang telah dibuat.

42 Jalur gas KETERANGAN GAMBAR 1. COOLING POND 960 M 3 2. MIXING/ACIDIVICATION POND I 1200 M 3 3. MIXING/ACIDIVICATION POND II 1200 M 3 4. NETRALIZATION / RETENTION POND 3280 M 3 5. ANAEROBIC DIGESTER I 1300 M 3 6. ANAEROBIC DIGESTER II 1300 M 3 7. ANAEROBIC DIGESTER III 1300 M 3 8. PREMARY CLARIFIER 250 M 3 9. ANAEROBIC DIGESTER IV 800 M ANAEROBIC DIGESTER V 800 M ANAEROBIC DIGESTER VI 800 M SECONDARY CLARIFIER 250 M TERTIARY CLARIFIER 250 M MINI POND 15. FISH POND 1250 M BLOWER MECHINE 17. FAT PIT TANK 18. SLURRY POND 1650 M 3 19.POLISHING POND 2650 M 3 17 Gambar 2.3. Sistem Penanganan Limbah PKS PT. Multimas Nabati Asahan

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu

Lebih terperinci

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN 39 ANALISIS LOSSES PADA NUT AND KERNEL STATION MELALUI PROSES PENDEKATAN DISETIAP PERALATAN Andryas Meiriska Syam 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Nuraeni Dwi Dharmawati 2)

Lebih terperinci

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN 2.1. Identitas Pemrakarsa Nama Perusahaan Penanggung Jawab Jenis Kegiatan : PT Arus Putra Maju : Sdr. Dudik Iskandar : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Lokasi Kegiatan : Desa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit. (3)(6) Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Pengolahan Inti Sawit (Kernel) dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014 PERSETUJUAN Judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Minyak Kelapa Sawit (CPO) Pada Tangki Timbun Di PT. Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung Kategori : Karya Ilmiah Nama : Marina Batubara

Lebih terperinci

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air. LAMPIRAN 1. Mesin, Peralatan, dan Utilitas Mesin Produksi Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill untuk setiap stasiun adalah sebagai berikut : 1. Stasiun Perebusan (Sterilizer

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI 3.1 Uraian Proses Tandan buah segar (TBS yang akan diolah menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil/ CPO) dan kernel (kernel palm Oil/ KPO) pada PT. perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkerbunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel).

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia.

Lebih terperinci

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan Lampiran 1: Mesin dan Peralatan 1. Mesin Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk dalam family Palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Socfin Indonesia telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan SA (Societe Financiere Des Caulthous Medan Societe Anoyme) didirikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kelapa Sawit Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara varietas tersebut

Lebih terperinci

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Agus Suandi, Nurul Iman Supardi, Angky Puspawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara I adalah suatu perkebunan Negara yang berorientasi di bidang perkebunan dan pengolahan. Perkebunan kelapa sawit di PT. Perkebunan

Lebih terperinci

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT Oleh : Tim Kajian LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Nagan Raya memiliki

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Integrated Palm Oil Process Chain Management UP-STREAM MID-STREAM

Lebih terperinci

Norma Pemeliharaan + (B)

Norma Pemeliharaan + (B) Norma Pemeliharaan No. Nama Mesin/ Peralatan Harian (A) + (B) MIngguan (A) + (B) Bulanan (B) Tahunan (B) STANDAR PEMELIHARAAN (General & Preventive Maintenance) INSTALASI PABRIK 1. STASIUN PENERIMAAN BUAH

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Eleis Guinensis) berasal dari Guinea dipesisir Afrika Barat, kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARHR PT. PERKEBNAN NSANTARA III NTK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODKSI Krismas Aditya Harjanto Sinaga 1, Baju Bawono 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM i LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN, BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: SUSI SUGIARTI NIM.

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015 i LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: RUSLINDA PRATIWI NIM. 120500103 PROGRAM

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 6 penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi. Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak digunakan oleh para petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari negeria, Afrika barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari amerika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah Pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit dengan proses standar menjadi produk minyak sawit

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpartikel

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara L A M P I R A N Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Pimpinan/Staff PTPN III PKS Rambutan T.Tinggi A. Manajer 1. Memimpin dan mengkoordinir masinis kepala yang ditetapkan direksi 2. Memimpin dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada

Lebih terperinci

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PENDAHULUAN Pabrik kelapa sawit adalah pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi produk utama berupa Crude Palm Oil

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk berdiri sejak tahun 1906 dengan nama awal Harrisons and Crossfield Plc (H&C). Perusahaan ini merupakan bekas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT Perkebunan Sumatera Utara pada awalnya bernama Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk merupakan sebuah perusahaan yang mengolah berbagai hasil perkebunan seperti cokelat, teh, karet,

Lebih terperinci

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011 PENELUSURAN MODEL RANCANGAN PERCOBAAN TERSARANG UNTUK MENETAPKAN EKSISTENSI DARI DUA SCREW PRESS YANG TERPASANG DI PT. PP. LONDON SUMATERA INDONESIA, TBK TURANGEI PALM OIL MILL TANJUNG LANGKAT T U G A

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) termasuk salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada awalnya perusahaan ini dikuasai oleh satu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta yang termasuk dalam Wilmar Group. PT. Multimas Nabati Asahan terdiri dari unit pengolahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan pengolahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Digester Digester sering disebut ketel adukan yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa di screw

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PKS RAMBUTAN, PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 badan usaha milik negara (BUMN) yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. 100500134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit I. PENDAHULUAN I.I Latar belakang Pengalaman Praktek Kerja Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan yang bergerak dalam bidang pendidikan pada Program Akademik Di Politeknik Pertanian Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stasiun Kempa Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian Thresher kemudian terjadi pemisahan antara buah dengan tandan. Buah yang keluar dari Thresher

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi

I.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan yang sangat luas dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi kurangnya tenaga kerja

Lebih terperinci

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

!  # $ % % & # ' #  # ( % $ i ! " $ & ' " ( $ i !" ) " " * ' " ' ' ' ' ' ' + ' ", -, - 1 ) ". * $ /0,1234/004- " 356, " /004 "/7 ",8+- 1/3 /0041/4 /009) /010 400 /6 $:, -,) /007- ' ' ",-* " ' '$ " " ;" " " 2 " < ' == ":,'- ',""" "-

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari

Lebih terperinci

ANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM

ANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM ANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM Mahyunis ST, MT 1, Arnold PG Lbn Gaol, ST 2, Rayi Hidayah Lestari 3 Program Studi Teknologi Pengolahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Bah Jambi yang pada mulanya milik swasta asing NV. H. V. A. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Oleh : JUMARDI NIM. 060 500 100 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer

Lebih terperinci

KARYA AKHIR SISTEM KERJA RIPPLE MILL TYPE RM 4000 PADA PROSES PEMECAHAN BIJI KELAPA SAWIT DI PTP. NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU OLEH:

KARYA AKHIR SISTEM KERJA RIPPLE MILL TYPE RM 4000 PADA PROSES PEMECAHAN BIJI KELAPA SAWIT DI PTP. NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU OLEH: KARYA AKHIR SISTEM KERJA RIPPLE MILL TYPE RM 4000 PADA PROSES PEMECAHAN BIJI KELAPA SAWIT DI PTP. NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU OLEH: SENDI ASRI GUNAWAN Nim. 06 5203 004 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO)

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO) Vokasi Volume 9, Nomor 1, Februari 2013 ISSN 1693 9085 hal 11-20 Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO) DENNY WIYONO Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak,

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH PEMBUKAAN BLOWER DAMPER PADA DRY SEPARATION SYSTEM. Ahmad Mahfud ABSTRAK

KAJIAN PENGARUH PEMBUKAAN BLOWER DAMPER PADA DRY SEPARATION SYSTEM. Ahmad Mahfud ABSTRAK KAJIAN PENGARUH PEMBUKAAN BLOWER DAMPER PADA DRY SEPARATION SYSTEM Ahmad Mahfud ABSTRAK Permasalahan terkait dengan tingginya losses dan kadar kotoran kernel produksi di Pabrik Kelapa Sawit merupakan permasalahan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 74 3.1. Size Reduction 1. Crusher 01 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES Kode : SR-01 : Mengecilkan ukuran partikel 50 mm menjadi 6,25 mm : Cone Crusher Nordberg HP 500 : 2 alat (m) : 2,73 Tinggi (m)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh SYAIBUL KHAIR NIM.130500136 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG KAB. KUTAI KARTANEGARA Oleh : RISKA DEWI NIM. 130500132

Lebih terperinci

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN Joto Wahyudi 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Hermantoro 2) Jurusan Teknik Pertanian, Progam Khusus Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Produk minyak sawit di Indonesia meningkat dengan pesat pada tahuntahun terakhir ini, sejalan dengan peningkatan luasnya areal perkebunan kelapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari

Lebih terperinci

Bab III CUT Pilot Plant

Bab III CUT Pilot Plant Bab III CUT Pilot Plant 3.1 Sistem CUT Pilot Plant Skema proses CUT Pilot Plant secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa sistem CUT dibagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Unit Usaha Sawit Langkat (disingkat SAL) mulai berdiri pada tanggal 01 Agustus 1974 sebagai salah satu Unit Usaha dari PTP.VIII yang bergerak

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses II.TINJAUAN PUSTAKA A. Perebusan Proses pertama yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit adalah proses perebusan. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses perebusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit Crude Palm Oil

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mopoli Raya adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 1980 atas usaha dari tiga pendiri utama yaitu: 1. H.A. Basyah Ibrahim (almarhum) 2. H.M.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemisahan Inti dan Cangkang Cake Breaker Conveyor terdiri dari satu talang yang mempunyai dinding rangkap. Di tengah talang terdapat as screw yang mempunyai pisau pisau pemecah

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH DALAM PEROLEHAN PERSENTASE RENDEMEN CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE ANALISA VARIANS (ANAVA) PADA STASIUN REBUSAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT Istianto Budhi Rahardja Muhammad Sopyan Abstrak Pabrik pengolahan kelapa sawit dalam memperoleh

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR Oleh: ASRI SANTALINA NAIBAHO NIM. 130500120 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada awalnya Kebun Dolok Ilir dibuka oleh Maskapai bangsa Belanda yang diberi nama Hendle Vereninging Amsterdam (HVA) pada tahun 1915 dengan ditanami

Lebih terperinci

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir Seminar Tugas Akhir STUDI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI PABRIK KELAPA SAWIT AEK NABARA SELATAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III STUDY OF WASTE INDUSTRIAL MANAGEMENT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Indonesia sekarang ini merupakan tanaman asli Afrika Barat (Geunia) yaitu jenis Elais Geunensis Jacq. Ada jenis tanaman kelapa sawit yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Karya Tama Bakti Mulia merupakan salah satu perusahaan dengan kompetensi pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang sedang melakukan pengembangan bisnis dengan perencanaan pembangunan pabrik kelapa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG Oleh : MARIA ULFA NIM.110 500 106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU

IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU digilib.uns.ac.id 38 IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU A. Sejarah Singkat Perusahaan PTP Nusantara II. merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelumnya Perusahaan ini dikuasai oleh Verenigde

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak nabati Minyak nabati adalah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia, Tbk adalah salah satu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) oleh Horrison Crosfield Ltd. England

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH (FFB) SCRAPPER PADA LOADING RAMP UNTUK MEMINIMALISASI OIL LOSSES IN EMPTY BUNCH (Studi Kasus di Pabrik Kelapa Sawit PT. Cisadane Sawit Raya Sumatera Utara) Ari

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk, diawali dari perusahaan asing yang bergerak di bidang perkebunan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik kelapa sawit merupakan pabrik yang mengolah tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan juga menghasilkan Kernel (inti). Pada dasarnya

Lebih terperinci

Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur. Organisasi. Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.

Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur. Organisasi. Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. L-1 Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur Organisasi Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. Multimas Nabati Asahaan, pembagian tugas dan wewenang berdasarkan jabatan

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Kelapa sawit yang berasal dari spesies Arecaceae atau famili Palma termasuk tumbuhan pohon dan ketinggiannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan tujuan memproduksi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil Perusahaan 2.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Kebun unit Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926 dengan nama NV Cultuur Maatschappy Onderneming

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: INDRA DAYANTI NIM. 130 500 126 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci