BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III pabrik kelapa sawit Aek Nabara Selatan dibangun pada tahun 1978 dengan kapasitas pengolahan 60 ton/jam terletak di kecamatan Bila Hulu, Kabupaten Labuhan Batu dengan ketinggian 37 meter diatas permukaan laut dan berjarak 307 km dari kota Medan, dengan luas areal 7 Ha terdiri dari luas areal pabrik 4 Ha dan luas areal 3 Ha. Menghunjuk surat direksi No : III.10/SKPTS/550/2003 tanggal 10 November 2003 terhitung mulai tanggal 1 Desember 2003, ditetapkan bahwa pengawasan pengelolaannya oleh Manajer PKS Aek Nabara Selatan dibawah struktur organisasi Distrik Labuhan Batu-III. Berdasarkan peraturan pemerintah RI No 8 tahun 1996, maka tanggal 14 Pebruari 1996, pengelolaan PKS Aek Nabara Selatan dialihkan kepada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dibawah pengawasan kebun Aek Nabara Selatan yang selanjutnya oleh manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sesuai surat keputusan direksi No : III.10/SKPTS/R/47/1999 tanggan 26 maret 1999 ditetapkan bahwa pengawasan pengelolaannya dialihkan dari kebun Aek Nabara Selatan kepada Manajer PKS Rayon-B (PRB). Kemudian pada tahun 2003, berdasarkan SK Direksi No.III.10/SKPTS/SR/550/2003 tanggal 10 November 2003, terhitung mulai tanggal 1 Desember 2003 ditetapkan bahwa

2 pengawasan pengelolaannya diserahkan kepada manajer PKS Aek Nabara Selatan Ruang Lingkup Bidang Usaha PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Aek Nabara Selatan adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan pengolahan sawit. Adapun ruang lingkup bidang usaha pada perusahaan ini adalah : 1. Tandan Buah Segar menjadi Crude Palm Oil/CPO (Minyak Sawit) 2. Tandan Buah Segar menjadi Kernel (Inti Sawit) 2.3. Lokasi Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik kelapa sawit Aek Nabara Selatan berada di jalan lintas barat sumatera diantara Rantau parapat Kota Pinang yang terletak di kecamatan Bila Hulu, Kabupaten Labuhan Batu Selatan dengan ketinggian 37 meter diatas permukaan laut dan berjarak 307 km dari kota Medan. Areal atau lokasi PKS ini merupakan salah satu faktor yang menentukan kelangsungan usaha dapat berjalan dengan baik Daerah Pemasaran Pemasaran produk hasil pengolahan kelapa sawit dilakukan oleh pihak direksi PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan menerima pesanan CPO dan Kernel sesuai dengan kontrak yang telah disepakati oleh Direksi dengan pelanggan.

3 PKS Aek Nabara Selatan mempunyai beberapa daerah pemasaran produk yang dihasilkan mereka diantaranya diekspor keluar negeri seperti ke Jerman, Belanda, Jepang, Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan dan Malaysia, melalui pelabuhan Belawan dan sebagian produk dipasarkan didalam negeri antara lain dipasarkan ke Medan, Surabaya dan Jakarta Proses Produksi Dalam pengolahan tandan buah sawit ini menghasilkan dua jenis produk, yaitu : Minyak Sawit (Crude Palm Oil) dari hasil olahan daging buah dan Inti Sawit (Palm Kernel) yaitu inti yang dihasilkan dari pengolahan biji (Nut). PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan merupakan unit pengolahan TBS menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil) dan Inti sawit. Bahan baku yang digunakan berasal dari kebun seinduk maupun dari pihak III, salah satu faktor untuk menghasilkan produk CPO maupun inti yang memiliki kualitas dan kuantitas baik, bahan baku yang digunakan harus memenuhi kriteria matang buah. Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pengolahannya adalah efisiensi, lossis dan manajemen pengolahan. Pada prinsipnya pengolahan kelapa sawit ditujukan untuk menghasilkan minyak yang terkandung dalam buah semaksimal mungkin dengan menekan lossis. Proses produksi diartikan sebagai kegiatan yang mengubah masukan berupa bahan baku (input) menjadi keluaran (output) yang berupa produk/hasil. Teknologi, mesin, dan peralatan serta berbagai cara kerja direncanakan dan digunakan untuk proses produksi.

4 Standard Mutu Bahan/ Produk Standar mutu dari produk yang dihasilkan PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan disesuaikan dengan spesifikasi standar mutu internasional. Hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan pihak pabrik dapat diterima di pasar nasional maupun internasional. Jadi untuk meningkatkan daya saing, minyak sawit dan inti sawit yang dihasilkan harus memenuhi spesifikasi mutu. Mutu FFB (Fresh Fruit Bunch) adalah suatu ukuran mutu yang sangat penting karena mempengaruhi dari proses ekstraksi minyak (ektraksi minyak dan kehilangan) dan mutu dari hasil minyak. Minyak yang maksimum dapat dihasilkan dengan kematangan FFB yang optimum. Ada tiga komponen kualitas yang dipakai sebagai standar dalam pengendalian mutu minyak sawit di PTPN III Aek Nabara Selatan yaitu: 1. Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) 2. Kadar Air 3. Kadar Kotoran Analisa mutu produksi dilakukan tiap hari untuk mengetahui kualitas bahan, kualitas produk yang dihasilkan dan dikirim sudah sesuai dengan norma (mutu yang diharapkan), sehingga dapat diterima pasar diketahui seberapa kehandalan pabrik dalam mendapatkan minyak dan inti sesuai ISO Mutu Minyak Pengambilan sampel dilakukan setiap 1 jam, dimulai setelah 1 jam pabrik beroperasi/mengolah.

5 Pengambilan sampel dilakukan pada : a. Minyak masuk ke Oil Tank b. Minyak masuk ke Oil Purifier c. Minyak masuk ke Vacum Dryer d. Minyak masuk ke Storage Tank e. Minyak masuk ke truk tangki saat pengiriman Standar mutu produk yang ditetapkan PTPN III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan adalah sebagai berikut: Tabel 2.1. Standar Mutu Minyak Sawit No. Parameter Produksi (%) Eksport(%) Asam lemak bebas Kadar air Kadar kotoran Nilai peroksida (peroxide value) Nilai anisidin (anisidine value) Kandungan besi (iron content) Kandungan tembaga (copper content) DOBI Bilangan Iod Titik cair 3,50 0,15 0, ,15 0,02 5,00 6,00 3,50 0,05 2,5 5, Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III Aek Nabara Selatan 2. Mutu inti Sawit Pengambilan sampel dilakukan setiap 1 jam, dimulai setelah 1 jam pabrik beroperasi/mengolah. Pengambilan sampel dilakukan pada : a. Dry Kernel Produksi LTDS b. Wet kernel produksi hydrocyclone c. Kernel masuk ke kernel bulk d. Kernel pengiriman

6 Standar mutu inti sawit yang ditetapkan PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan adalah sebagai berikut : Tabel 2.2. Standar Mutu Inti Sawit No. Parameter Produksi (%) Eksport (%) Asam lemak bebas Kadar air Kadar kotoran Inti pecah Kadar Minyak Berubah warna Max. 1,00 Max 7,00 Max. 6,00 Max. 15,0 Max. 49,0 Max. 40 Max 1,00 Max. 7,00 Max. 6,00 Max.15,0 Max. 49,0 Max. 40 Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III Aek Nabara Selatan Kriteria kemasakan TBS kelapa sawit : 1. Fraksi 0 : Tidak boleh ada 2. Fraksi 00 : Tidak boleh ada 3. Fraksi 1 : 20 % 4. Fraksi 2 dan Fraksi 3 : 68 % 5. Fraksi 4 dan Fraksi 5 : 12,0 % 6. Jumlah berondolan : Min. 8 % 7. Buah busuk/ sakit, janjangan kosong/ sampah : Tidak boleh ada 8. Panjang tangkai : Max. 2,5 % 9. Tangkai panjang (> 2,5 cm) : Tidak boleh ada Persyaratan mutu TBS kelapa sawit yang ditentukan pabrik : 1. Fraksi 00 : Buah luar belum ada membrondol (0 %) 2. Fraksi 0 : Buah luar telah membrondol sampai dengan 12,5 % 3. Fraksi 1 : Buah luar telah membrondol diatas 12,5 % sampai dengan 25 % 4. Fraksi 2 & 3 : Buah luar telah membrondol diatas 26 % sampai dengan 75 % 5. Fraksi 4 & 5 : Buah luar telah membrondol diatas 75 % sampai dengan 100 %

7 Bahan yang Digunakan Ada 3 jenis bahan yang digunakan dalam pengelolahan proses produksi pada PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan ada 3 yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan Bahan Baku Mutu hasil olahan dipengaruhi oleh mutu bahan baku, sedangkan mutu bahan baku dipengaruhi oleh sistem panen. Bahan baku yang telah matang sebaiknya langsung diolah agar kandungan minyaknya tidak berkurang dan kualitas minyak yang dihasilkan tidak menurun. Oleh karena itu bahan baku yang digunakan adalah Tandan Buah Segar (TBS) yang harus memenuhi standar mutu yang telah ditentukan oleh PTPN-III PKS Aek Nabara Selatan Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam proses produksi dan bercampur dengan bahan baku yang membentuk produk akhir dan diharapkan dapat meningkatkan mutu produk. Dalam hal ini tidak ada bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi pada PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan.

8 Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi tetapi tidak terdapat dalam produk akhir yaitu bahan-bahan yang diperlukan dalam memperlancar penyelesaian suatu produk dimana keberadaan bahan penolong ini tidak mengurangi nilai tambah produk yang dihasilkan tersebut, dan bahan penolong ini tidak terdapat pada produk akhir. Adapun bahan penolong yang digunakan pada PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan adalah air delusi yang berguna untuk mengurangi kekentalan minyak untuk mempermudah proses selanjutnya Uraian Proses Produksi Ada beberapa tahapan uraian produksi pada PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan. Adapun tahapan uraian proses produksi tersebut dapat dilihat pada block diagram dibawah ini:

9 Stasiun Penerimaan TBS Stasiun Loading Ramp Stasiun Rebusan (Sterilizer) Stasiun Penebahan (Thressing) Stasiun Pengempaan (Pressing) Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification) Gambar 2.1. Blok Diagram Uraian Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Stasiun Penerimaan TBS (Tandan Buah Segar) Stasiun penerimaan TBS (Tandan Buah Segar) terdiri atas 2 yakni : a. Jembatan Timbang (Weighting Bridge) Tujuan dari dilakukannya penimbangan adalah untuk mengetahui produktivitas kebun sehingga memerlukan data berat, asal kebun, bagian, dan blok. Selain TBS, pada jembatan timbangan juga dilakukan penimbangan CPO

10 dan inti sawit, janjangan kosong, fiber yang akan dijadikan pupuk untuk Afdeling kebun. Setiap truk pengangkut TBS yang tiba di pabrik ditimbang terlebih dahulu di timbang di Jembatan Timbang untuk memperoleh berat sewaktu berisi (bruto) dan sesudah dibongkar (tarra ). Selisih antara bruto dengan tarra adalah netto, yaitu jumlah TBS yang diterima di PKS. Selain tandan buah segar, pada jembatan timbangan juga dilakukan penimbangan CPO dan inti sawit, janjangan kosong, fiber yang akan dijadikan pupuk untuk Afdeling kebun. b. Sortasi TBS dan Pemeriksaan Kualitas Sortasi dilakukan untuk menjamin bahan baku (TBS) yang diterima di pabrik sesuai kriteria yang sudah ditentukan. Sebelum TBS diterima dan diolah pabrik, kualitas buah harus diperiksa tingkat kematangannya secara visual. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah di stasiun penerimaan TBS. Perlatan dan bahan yang digunakan untuk melakukan sortasi adalah gancu, skop, blong, timbangan, buku sortasi dan Surat Pengantar Buah (PB.25) Sortasi tandan buah segar dilakukan di lantai peron loading ramp,sebagai alat untuk menilai mutu panen yang dilaksanakan terhadap setiap kebun dengan sistem sampling satu truk mewakili setiap afdeling, sedangkan untuk pihak TBS di sortir seluruhnya. Buah disortasi untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah yang didasarkan pada jumlah buah yang membrondol sampai di loading ramp yang

11 dinyatakan sebagai fraksi. Dimana, fraksi merupakan derajat kematangan FFB yang diterima di pabrik. Adapun derajat kematangan dari FFB sebagai berikut : a. Buah Immature Buah ini digolongkan sebagai buah yang masih hitam dan karas, tidak ada brondolan yang lepas dari tandan. b. Buah Unripe Buah ini digolongkan sebagai buah mentah dan brondolan yang lepas dari tandan kurang dari 10 brondolan. c. Buah Under Ripe Buah ini digolongkan sebagai buah mengkal dengan kurang dari brondolan yang lepas dari tandan. d. Buah Normal Ripe Buah ini digolongkan sebagai buah yang telah matang dengan lebih dari 25 brondolan yang lepas dari tandan. e. Buah Over Ripe Buah dengan brondolan yang lepas dari 75% atau masih tertinggal 25%. f. Buah Rotten Buah yang seluruhnya atau sebagian dari janjangan telah lembek, warnanya hitam dan bau. Buah ini mengandung asam lemak bebas tinggi. Brondolan tinggal 10%. g. Buah Abnormal Buah yang tidak mau lepas dari tandan walaupun sudah direbus.

12 h. Buah Bruissed Buah yang memar dan teroksidasi, ini juga mengandung asam lemak bebas (FFA) yang tinggi. i. Empty Bunch Buah yang sudah 90% lebih brondolan yang lepas. j. Long Stalk Tangkai janjangan yang panjangnya lebih dari 2,5 cm, hal ini akan menambah berat saat penimbangan dan menimbulkan looses saat perebusan. Tabel 2.3. Kriteria Kematangan TBS, Persyaratan Mutu dan Komposisi Panen yang Ideal Fraksi Derajat kematangan Buah Luar membrondol Komposisi panen ideal 00 Sangat mentah Tidak Ada Tidak boleh ada 0 Mentah 0 12,5% Tidak boleh ada 1 Kurang matang 12,5% 25% Max. 20 % 2 & 3 Matang 25% 75% Min. 68% 4 & 5 Lewat matang 75% - 100% dan buah dalam ikut membrondol Sumber : PT.Perkebunan Nusantara III Aek Nabara Selatan Max. 12% Buah sakit yang tidak bisa membrondol (bangkong/batu/gila) dikenakan finalti sebesar 100%, untuk buah sakit yang dapat membrondol dikenakan finalti sebesar 50% terhadap berat tandan. Fraksi 00, Fraksi 0, sampah, tandan kosong, buah busuk dan buah sakit dipisahkan dan dimusnahkan (dibakar) dengan membuat berita acara disaksikan oleh asisten afdeling pengirim atau yang mewakili dan diterbitkan LK (laporan Ketidaksesuaian). Hasil sortasi panen digunakan untuk menghitung rendemen distribusi tiap-tiap afdeling pemasok dan

13 membuat material balance untuk setiap fraksi, tahun tanam dan setiap afdeling kebun Stasiun Loading Ramp Buah yang telah selesai ditimbang, dibawa ke loading ramp dan dituang ke tiap-tiap bays dari loading ramp, kemudian diisikan ke dalam lori-lori dengan cara membuka pintu bays yang diatur dengan sistem pintu hydraulic menggunakan elekromotor yang berfungsi untuk membagi ke dalam lori (tempat buah). Fungsi loading ramp antara lain adalah: 1. Tempat menampung TBS dari kebun sebelum diproses 2. Mempermudah pemasukan TBS ke lori 3. Mengurangi kadar kotoran Lori merupakan tempat untuk merebus TBS yang berkapasitas ± 2,5 ton TBS. Jumlah lori yang mencukupi merupakan persyaratan awal yang harus dipenuhi agar kapasitas perebusan tercapai. Sistem transfer lori digunakan untuk memfasilitasi gerakan lori mulai didaerah loading ramp sampai ke stasiun rebusan. Peralatan yang digunakan adalah capstand, wesel dan Jhondree. Kemudian lori buah tersebut ditarik menggunakan tali profelin dengan menggunakan capstand, setelah itu lori didorog masuk ke dalam rebusan menggunakan jhondera.

14 Stasiun Rebusan (Sterilizer) Setelah lori penuh berisi TBS, kemudian ditarik dengan menggunakan capstand dan selanjutnya dimasukkan ke dalam sterilizer, yaitu bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah. Rebusan adalah bejana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus TBS dengan uap (Steam). Steam yang digunakan adalah saturated steam dengan tekanan 2,8 3,0 kg/cm 2 pada suhu yang berasal dari Back Presseure Vessel. PKS Aek Nabara Selatan memiliki 4 unit rebusan. Lori buah dimasukkan ke dalam stasiun perebusan untuk direbus dengan tujuan : 1. Menurunkan kadar air dalam daging buah Air yang ada di dalam buah akan menguap akibat pengaruh panas yang tinggi pada proses sterilisasi. Penurunan kadar air sangat penting dalam pengolahan pendahuluan dalam bejana pengaduk (digester) karena mempermudah serat buah terurai antara satu dengan yang lainnya. 2. Menghentikan aktifitas enzim Sebelum dinonaktifkan buah kelapa sawit mengandung lipase dan oksidase yang terus bekerja dalam buah. Dalam hal ini enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentuk peroksida yang kemudian berubah menjadi gugus aldehid dan keton. Senyawa terakhir ini jika dioksidasi lagi akan membentuk asam lemak bebas. Untuk menghentikan aktifitas enzim tersebut maka harus dilakukan perebusan minimal pada temperatur 50ºC. 3. Mempermudah pelepasan buah dari tandannya

15 Di dalam buah terdapat zat-zat polisakarida yang bersifat sebagai zat perekat yang akan terhidrolisa dan pecah menjadi monosakarida yang lain. Hidrolisa tersebut berlangsung pada waktu buah menjadi matang dan dipercepat dengan proses sterilisasi. 4. Melunakkan daging buah (Pericarp) Pericarp yang telah direbus menjadi lunak dan hal ini mempermudah proses pengempaan. Pericarp ini mudah terlepas dari biji karena ketahan mekanis dari ikatan antara pericarp dengan biji akan menurun sehingga bagian mesocrap dan biji dapat dilepas satu sama lain di bagian digester dan akan terpisah sempurna di bagian depericarper. 5. Mempersiapkan biji untuk memperoleh inti biji Kadar air dalam cangkang akan berkurang dengan adanya proses pemanasan dan mengakibatkan elastisitas terhadap benturan saat pada pemecahan biji berkurang. Siklus perebusan adalah waktu yang diperlukan untuk merebus TBS, ditambah dengan waktu untuk memasukan lori ke rebusan dan mengeluarkannya (Loading and Unloading). Proses perebusan dilakukan dengan sistem 3 puncak, dimana puncak pertama dan kedua bertujuan untuk memberikan tekanan kejut sehingga buah lepas dari tandan serta membuat udara di rebusan agar pemanasan pada masa tahan optimum (temperatur tercapai). Puncak ketiga bertujuan untuk mematang buah dan melunakan daging buah. Waktu yang digunakan untuk perebusan adalah 90 menit, sedangkan waktu untuk satu siklus perebusan menit.

16 Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perebusan tripel peak : 1. Persiapan perebusan Setelah lori-lori dimasukkan kedalam rebusan, pintu ditutup, kran-kran inlet steam, exhaust, dan kondensat ditutup. 2. Deaerasi Inlet steam dibuka dan kran kondensat dibuka untuk membuang udara-udara yang ada didalam rebusan selama 3 5 menit. 3. Puncak 1 Kran kondensat ditutup, inlet steam dibuka sampai mencapai tekanan 1,5 kg/cm 2. Setelah tekanan tercapai, kran inlet steam ditutup dank ran kondensat dibuka hingga tekanan mencapai 0 kg/cm Puncak 2 Kran kondensat ditutup dank ran inlet steam dibuka hingga mencapai tekanan 2,0 kg/cm 2. Setelah mencapai tekanan 2,0 kg/cm 2 kran inlet steam ditutup dan kran kondensat dibuka hingga mencapai tekanan 0,5 kg/cm Puncak 3 Kran kondensat ditutup dan kran inlet steam dibuka hingga mencapai tekanan 2,8 3,0 kg/cm 2. setelah mencapai tekanan tersebut, semua kran ditutup dan ditahan selama 45 menit, kemudian kran exhaust dibuka dan setelah mencapai tekanan 1,0 kg/cm 2, kran kondensat dibuka hingga mencapai tekanan 0 kg/cm Pengeluaran lori

17 Pintu rebusan dibuka dan lori-lori dikeluarkan dengan menggunakan bantuan capstand. Faktor faktor yang mempengaruhi proses perebusan : 1. Tekanan uap dan lama perebusan Tekanan dan lamanya waktu perebusan sangat penting karena mempengaruhi hasil perebusan dan efisiensi pabrik sendiri. Apabila tekanan dan waktu perebusan tidak cukup dapat menyebabkan beberapa kerugian, yaitu: a. Buah kurang masak, sebagian brondolan tidak lepas dari tandan (unstriped bunch) yang menyebabkan kerugian minyak dalam janjangan kosong bertambah. b. Pelumatan pada digaster tidak sempurna, yaitu sebagian daging buah tidak lepas dari biji sehingga mengakibatkan proses pengempaan tidak sempurna dan mengakibatkan kerugian minyak pada fibre. c. Ampas (fibre) basah yang meyebabkan pembakaran dalam ketel uap tidak sempurna. Sedangkan apabila perebusan terlalu lama dapat menyebabkan: a. Buah menjadi memar, kerugian minyak dalam air rebusan (kondensat), dan janjangan kosong bertambah. b. Merusak mutu minyak dan inti. Losses akibat stasiun rebusan meliputi : 1. USB (Unstrip Bunch) 2. Losses minyak pada air kondensat 3. Inti lengket pada cangkang

18 Stasiun Penebah (Therressing) Pada stasiun ini proses yang berlangsung adalah berondolan dipisahkan dari janjangan/tandannya. Stasiun Theressing ini terdiri dari : a. Alat pengangkut lori (Hoisting Crane) Hoisting Crane berfungsi untuk mengangkat dan menuangkan isi lori yang berisi TBS yang telah direbus ke Bunch Auto Feeder dan menurunkan lori pada rel semula. Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan memiliki 3 unit Hoisting Crane Mono rel masing-masing memiliki kapasitas angkut 5 ton x 28 meter. Hoisting Crane tersebut memiliki 3 unit Gear Box yakni : 1. Gear Box main Creep hoist (naik turun) 2. Gear Box travel Drive (maju-mundur) 3. Gear Box tilting Drive s (putar basket/lori) Ketebalan lapisan buah pada bunch feeder sebaiknya cm (yaitu sekitar 2-3 lori). Penumpukan atau ketebalan buah yang terlalu besar pada bunch feeder mengakibatkan lossis pada tandan kosong meningkat dan kesulitan pengontrolan pengumpanan buah ke thresser. Bunch feeder yang digunakan pada PKS Aek Nabara Selatan adalah manual feeder, karena pengoperasiannya tergantung pada level volume digester. Kecepatan Auto feeder adalah 8 rpm. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengumpanan adalah : 1. Kecepatan bunch feeder

19 2. Ketinggian tumpukan di Auto feeder 3. Pengoperasian Hoisting Crane 4. Ukuran buah b. Mesin Theressing Untuk memisahkan buah (berondolan) dari janjangan dengan sistem drum berputar sehingga buah akan terangkat dan terbanting digunakan Mesin Theresser. Selanjutnya berondolan akan terlepas dan masuk ke kisi-kisi drum yang lebarnya 4-6 cm. faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja thereser adalah: 1. Feeding, yaitu kualitas (ukuran buah) dan kuantitas (volume umpan ke thresser) 2. Kecepatan drum 3. Kebersihan kisi-kisi tempat keluarnya berondolan 4. Sudut pengarah, berfungsi mengarahkan janjangan agar tidak ada beban load didalam drum. 5. Spike, yang berfungsi untuk mengurangi terjadinya USF (unstrip fruit). Efektifitas thersser dapat dilihat dari : 1. USF, yaitu berondolan yang sudah lepas dari spike left tapi tidak mau keluar dari tandan. 2. Oil loses c. Below Conveyor Thressing Alat ini berfungsi untuk mendorong berondolan yang keluar dari threser ke Under Transfer Fruit Conveyor.

20 d. Under Transfer Fruit Conveyor Alat ini berfungsi untuk menghantarkan berondolan yang ke luar dari Below Conveyor Thressing menuju ke Fruit Elevator. e. Fruit Elevator Alat ini berfungsi untuk menghantarkan berondolan dari Under Transfer Fruit Conveyor menuju ke Fruit Top Transfer Conveyor f. Fruit Top Transfer Conveyor Alat ini berfungsi untuk menghantarkan berondolan dari Fruit Elevator menuju Fruit Distributing Conveyor. g. Empty Bunch Conveyor Alat ini berfungsi untuk menghantarkan janjangan kosong dari threser menuju Elevator Empty Bunch Crusher dan Elevator Empty Bunch Shredder. f. Empty Bunch Shredder Melalui Elevator Empty Bunch Crusher janjangan masuk ke Empty Bunch Crusher untuk pengepressan janjangan dan persiapan feeding ke Empty Bunch Shredder. g. Under Transfer Fruit Conveyor Berondolan akan masuk ke Under Transfer Fruit Conveyor untuk diproses kembali dan janjangan yang masih terdapat berondolan (USB dan USF) akan kembali masuk ke Empty Bunch Conveyor untuk diproses kembali. Janjangan yang sudah bersih dari berondolan akan masuk ke Elevator Empty Bunch Shredder, lalu masuk ke Distribution Shredder Conveyor untuk dibawa ke

21 Shredder agar dicacah. Hasil cacahan masuk ke Inclined Empty Bunch Conveyor I, II dan Horizontal Hopper Conveyor untuk dibawa ke Hopper Stasiun Pengempaan (Pressing) Untuk mengeluarkan minyak dari daging buah dengan cara diperas digunakan mesin Press. Proses pemisahan daging buah dengan biji (nut) dan proses pengambilan minyak kasar dari daging buah terjadi pada stasiun ini. Pada stasiun ini minyak diperoleh dengan cara melumat dan mengempa berondolan. Adapun proses pada stasiun ini adalah : a. Fruit Distributing Conveyor Menghantarkan berondolan dari Fruit Top Transfer Conveyor sekaligus membagi berondolan ke dalam digester yang dioperasikan. b. Recycling Conveyor Mengembalikan berondolan yang tidak tertampung oleh digester didorong ke Under Transfer Fruit Conveyor. c. Digester (Pengaduk) Ketel tegak yang mempunyai dinding rangkap, as pemutar yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk disebut dengan digester. Jumlah pisau pengaduk dalam satu buah digester terdiri dari 5 pasang pisau pengaduk yang betingkat dan satu psang pisau pelempar. Letak pisau ini dibuat bersilangan antara pasangan yang satu dengan yang lain dan dipasang miring agar daya adukan cukup besar dan sempurna. Untuk start up awal digester diisi penuh 80 %, kemudian diputar selama 15 menit dan

22 line press dibuka. Dalam ketel adukan buah sawit direncah dengan dengan pisaupisau pengaduk yang berputar pada as sehingga daging buah pecah dan terlepas dari biji. Air delusi ditambahkan pada chute dengan komposisi minyak : air : NOS = 40 : 40 : 20. Alat ini berfungsi untuk :. 1. Melepaskan biji dari daging buah yang membungkus. 2. Melumat daging buah. 3. Meremas struktur jaringan dan pembukaan sel dimana minyak terkandung di dalamnya. Digester minimal berisi ¾ dari kapasitas nya dan waktu yang dibutuhkan untuk pelumatan menit, temperatur digester harus tetap dijaga antara Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja digester antara lain: 1. Kebersihan bottom plate 2. Kematangan buah yang sudah direbus 3. Kecepatan pengadukan yaitu sebesar 25 rpm 4. Kondisi plat siku penahan pada dinding digester 5. Waktu pengadukan menit. d. Pengempaan (Screw Press) Pengempa digunakan untuk mengepres buah yang sudah diaduk dari digester dengan menggunakan sistem hidrolik sehingga minyak kasar keluar dari daging buah sekaligus memisahkan minyak kasar dari serat biji sawit. Prinsip dari pengepresan adalah suatu penekanan terhadap buah yang telah diaduk sehingga

23 terperas dan mengeluarkan minyak yang selanjutnya dialirkan ke sand trap. Screw Press berfungsi untuk memeras daging buah dari digester sehingga didapat hasil minyak kasar dan serabut /fiber. Alat ini biasanya 10 ton TBS/ jam, dengan tekanan hidrolik cone maksimum 50 kg/cm 2. Konstruksi berupa uliran ganda yang berputar berlawanan arah dengan tekanan tertentu serta di bantu dengan aliran air panas (air delusi). Press yang digunakan di PKS Aek Nabara Selatan berjumlah 4 buah untuk masing-masing line yang terbagi menjadi 3 jenis yaitu: 1. LAJU, dengan kapasitas ton/ jam sebanyak 4 unit 2. STORK, dengan kapasitas ton/jam sebanyak 1 unit 3. MJS, dengan kapasitas ton/ jam sebanyak 3 unit Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja press: 1. Kondisi Worm atau main Screw Press 2. Tekanan cone 3. Kematangan buah yang direbus 4. Kebersihan pada press 5. Air delusi, yang berfungsi untuk mempermudah proses pemisahan minyak dan air jika air delusi terlalu sedikit, minyak yang dihasilkan lebih murni tapi loses minyak tinggi. Temperatur air delusi harus dijaga C. Penambahan air delusi dilakukan dengan perbandingan antara minyak, air dan NOS = 40 : 40 : 20

24 Stasiun Klarifikasi (Clarification) Stasiun pemurnian/klarifikasi minyak berfungsi untuk memisahkan minyak dengan kotoran serta unsur unsur yang mengurangi kualitas minyak dan mengupayakan agar kehilangan minyak seminimal mungkin. Stasiun klarifikasi adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak. Stasiun ini merupakan stasiun pemurnian minyak yang masih banyak mengandung kotoran seperti air, lumpur dan sebagainya. Minyak yang berasal dari Pressing Station yaitu Diluted crude oil merupakan minyak yang masih kotor. Untuk mendapatkan CPO yang memenuhi standar jual, baik lokal maupun ekspor maka diperlukan pemurnian CPO tersebut. Dilution water merupakan air condensate yang berasal dari proses perebusan yang ditambahkan ke dalam crude oil pada oil gutter yang berfungsi untuk membantu proses pemisahan crude oil (minyak). Dilution water yang akan ditambahkan sebanyak 18% dari kapasitas pabrik. Minyak kasar (crude oil) hasil proses pemerasan di stasiun pressing diproses dengan berbagai macam perlakuan sehingga diharapkan minyak (CPO) terpisah dari air dan NOS (Non Oil Solid) pada`stasiun klarifikasi. a. Sand Trap Tank Untuk menangkap pasir minyak yang akan mengalir melalui baffle baffle yang berfungsi untuk menangkap pasir digunakan mesin Sand trap. Jumlah sand Trap Tank pada PKS Aek Nabara Selatan adalah berjumlah 2 unit dengan masing masing kapasitas 12 m³/jam. Dalam melakukan blow down harus dengan suhu 95 C sehingga yang terbuang adalah benar benar NOS ( Non Oil Solid ).

25 Faktor faktor yang mempengaruhi efektifites Sand Trap Tank : 1. Temperatur C 2. Kondisi umpan b. Vibro Seperator Untuk menyaring crude oil dari serabut-serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak digunakan Vibro separator. Vibro Seperator mempunyai 3 jenis yang terdiri dari 2 lapisan yaitu single deck, double deck. Yang digunakan di PKS Aek Nabara Selatan adalah jenis double Deck dengan ukuran meash 20/40 yang berjumlah 3 unit, getaran vibro separator dikontrol melalui penyetelan bandul uang diikat pada electromotor. Kontrol kebersihan vibro separator harus dilakukan secara rutin, agar padatan yang terbuang dari hasil penyaringan vibro tidak menumpuk. c. Crude Oil Tank (COT) Crude Oil Tank merupakan tangki penampung minyak kasar hasil saringan dari vibro separator sebelum dikirim kebagian tangki ditribusi dengan menggunakan pompa. Crude oil tank dilengkapi dengan steam coil untuk memanaskan campuran minyak yaitu dengan suhu 95 C. Faktor yang mempengaruhi kerja dari C.O.T adalah temperatur dan kondisi baffle jumlah C.O.T yang ada di PKS Aek Nabara Selatan Adalah 2 unit dengan dasar tangki berbentuk segi empat. Untuk menjaga kebersihan dalam tangki harus dilakukan blowdown setiap 4 jam sekali. Fungsi Crude Oil Tank adalah untuk : 1. Transit tank.

26 2. Menambah panas 3. Menurunkan NOS (Non Oil Solid) d. Vertical Clarifier Tank (VCT) Untuk memisahkan minyak, air dan NOS secara grafitasi digunakan mesin Vertical clarifier tank. Untuk efektifitas kerja dari VCT adalah dengan ketebalan minyak ± 60 cm dan baru dilakukan pengutipan melalui skimmer. Pemisahan antara minyak dan air adalah dengan perbedaan berat jenis dan suhu yang baik untuk terjadinya pemisahan antara air dan minyak adalah C, dimana minyak akan selalu berada diatas karena berat jenis minyak < 1, sedangkan berat jenis air adalah 1. V.C.T yang digunakan di PKS Aek Nabara Selatan adalah 2 unit 1 unit digunakan untuk proses pemurnian minyak dan 1 unit untuk proses pengutipan minyak dari Rudock/fat fit. Faktor yang mempengaruhi kinerja VCT adalah : 1. Temperatur yaitu Air Dilution 3. Stirer 4. Kualitas Feeding 5. Blow Down, dilakukan secara rutin. e. Oil Tank Oil Tank berfungsi sebagai tempat transit minyak sebelum diolah di oil purifier. Untuk membuang kotoran yang terdapat pada bagian bawah oil tank harus dilakukan blow down setiap 1 jam sekali. Pada oil tank suhu harus dijaga

27 pada suhu 95 C untuk mengurangi kadar air sehingga kerja oil purifier tidak terlalu berat. Minyak dari vertical clarifier tank masuk ke oil tank pertama sampai ketinggian minyak di dalam tangki sekitar 60%. Bila melebihi dari 60 %, akan terjadi overflow ke oil tank yang berikutnya. Oil tank yang digunakan 3 buah, dimana 1 tangki sebagai cadangan. Dengan demikian, akan memungkinkan terjadinya pengendapan kotoran di oil tank. Faktor yang mempengaruhi kinerja oil tank : 1. Temperatur harus berkisar C 2. Kebersihan tangki 3. Kondisi steam coil 4. Blow down f. Oil purifier Oil purifier berfungsi untuk mengurangi NOS dan kadar air dengan cara centrifugal. Pembukaan seal water dilakukan diawal proses dan saat beroperasinya kran seal water harus di tutup, karena apabila kran terbuka akan mengakibatkan kadar air dalam minyak meningkat. Efektifitas pemisahan dalam oil purifier dikendalikan oleh seal water dan gravity disk ( Alva Laval ) dan regulating ring ( West Falia ). Grvity disk harus disesuakan dengan mutu minyak yang akan dihasilkan. Pemilihan gravity disk terlalu besar mengakibatkan minyak banyak terikut ke drain.

28 Oil Purifier yang digunakan PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan sebanyak 5 unit, beroperasi 4 unit dan 1 uint persediaan. Faktor yang mempengaruhi kinerja oil purifier adalah : 1. Kontrol valve feeding 2. Kondisi gear pump 3. Stainer 4. Rpm g. Vacum Dryer Fungsi vacuum dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Vacuum dryer yang digunakan berjumlah 2 buah, yang masing-masing dilengkapi dengan stean ejector. Ujung pipa yang masuk ke dalam vacuum cryer dibuat sempit berbentuk nozzle-nozzel sehingga akibat kevakuman tangki minyak terisap dan mengabut di vacuum dryer. Temperatur minyak dibuat C supaya kadar air cepat menguap dan uap air tersebut akan terisap oleh injection steam, selanjutnya terdorong keluar. Steam yang digunakan pada stean ejector adalah superheated steam dari boiler dengan tekana 15 kg/cm 2. Steam dan air dari steam ejector kemudian dialirkan ke hot well tank. Minyak yang telah bersih keluar dari bottom vacuum dryer dan selanjutnya dipompakan ke storage stank melalui oil cooler untuk didinginkan sampai suhu 50 0 C. Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja vacum dryer adalah : a. Tekanan steam b. Kebocoran kebocoran

29 c. Kuantitas dan kualitas feeding d. Kekurangan air pendingin e. Tekanan vacum yang kering, 760 mmhg h. Storage Tank Fungsi sorage tank adalah sebagai tempat untuk menyimpan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim ke pihak/tempat lain. Pabrik kelapa sawit Aek Nabara Selatan menggunakan 3 storage tank Mesin Pada PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara mesin-mesin yang digunakan pada saat proses dapat dilihat pada Tabel 2.4. dibawah ini: Tabel 2.4. Mesin di PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan NO. Mesin Spesifikasi 1. Loading Ramp Merk : Vickers, Type : 10 bays, Daya : 4 kw/300 volt, Jumlah : 2 unit 2. Capstand Merk : Teco Induction, Type : wire rope, Daya : 15 hp, Tipe tali : 5/8 ARW C6x29, jumlah : 6 unit 3. Sterilizer Merk : Kesco, Diameter : mm, Panjang : mm, Kapasitas : 25 ton, Tekanan uap : 0 3,5 kg/cm 2, Temperatur uap : 115 C 130 o C, Jumlah : 4 unit 4. Hoisting Crane Merk : Demag Indonesia, Kapasitas : 5 ton,, Cos Ø : 0,8, putaran : 40 rpm, Jumlah : 3 unit 5. Automatic feeder Merk : Renold Chain, Panjang : 5860 mm, Lebar : 3300 mm, Kapasitas : 30 ton/jam, Putaran : 0,3-0,7 rpm, Cos Ø : 0,8 6. Thresser Merk : Asian Motor Swed, Diameter : 2057 mm, Panjang : 5029 mm, Putaran : 22,5 rpm, Kapasitas : 30 ton/jam, Cos Ø : 0,8, Daya : 20 hp 7. Fruits Elevator Merk : Ronald Chain, Panjang : 3000 mm, Daya : 10 hp, Cos Ø : 0,8, kapasitas : 30ton/jam

30 Tabel 2.4. Mesin di PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan (Lanjutan) NO. Mesin Spesifikasi 8. Digester Merk : Stock Amsterdam, Internal diameter : 1200 mm, Tinggi Conteiner : 3000 mm, Isi : 3200 ltr, Kapasitas : ton/jam, Putaran : 23 rpm, Daya : 22 Kw, Cos Ø : 0,8, Type : LD 3200, Jumlah : 8 unit 9. Twin Screw Press Merk : MJI, Panjang : 4910 mm, Lebar : 1478 mm, Tinggi : 1035 mm, Kapasitas : ton/jam, Putaran : 10,5 rpm, Cos Ø : 0,8, Daya : 40 hp, Type : LP 10 12, Jumlah : 8 unit 10. Vibro Separator Merek : Amkco, Diameter : ± 1524 mm (60 ), Jumlah : 2 unit, Kapasitas : 9-12 ton, Daya : 2,5 hp, Putaran : 1450 rpm, Cos Ø : 0,8 11. Crude Oil Tank Merk : Sweeo, Kapasitas : 30 ton, Putaran : 1450 rpm, Jumlah : 3 unit 12. Continuous Kapasitas : 90 M 3, Jumlah : 1 unit, Diameter : 500m Settling Tank 13. Sludge Tank Kapasitas : 6 ton, Diameter : 2.32 m, Tinggi : 2,7 m, Jumlah : 2 unit 14. Oil Tank Kapasitas : 6 ton, Diameter : 2,32 m, Tinggi : 2,7 m, Jumlah : 3 unit 15. Sludge Drain Kapasitas : 15 M 3, Panjang : 5000 m, Lebar : 2000m, Tank Tinggi : 1500 m 16. Vacuum Dryer Merk : Papemmeler, Type : 500/ , Cos Ø : 0,8, Kapasitas : 9 ton, jumlah : 2 unit 17. Depericarper Merk : GNM, Kapasitas : 30 ton TBS/jam, Jumlah : 2 unit, Daya : 75 hp, Putaran : 1800 rpm 18. Nut Cyclone Merk : GNM, Diameter : 2500 mm, Daya : 5,5 hp, Putaran : 59,54 rpm, kapasitas : 35 ton/jam, jumlah : 2 unit 19. Nut Silo Merk : Warman-Australia, Panjang : 2580 m, Tebal: 3050 m, Kapasitas : 74 ton, jumlah : 6 unit 20. Ripple Mill Merk : GNM, Diameter : 380 mm, Daya : 3 hp, Cos Ø : 0,8, Putaran : 34,8 rpm. Jumlah : 2 unit 2.6. Organisasi dan Manajemen Struktur Organisasi Perusahaan Organisasi adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu dan dikalukan pembagian tugas untuk pencapaian suatu tujuan. Struktur organisasi

31 perusahaan memperlihatkan susunan hubungan-hubungan antara bagian dan posisi dalam suatu perusahaan.struktur organisasi merincikan pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan berbagai tingkatan aktivitas yang satu dengan yang lainnya. Pada PTPN III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi yang berbentuk fungsional dimana berdasarkan fungsi yaitu pembagian atas unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas yang dilakukan dan juga wewenang dari pimpinan dilimpahkan pada unit-unit organisasi di bawahnya pada bidang tertentu secara langsung. Struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggun Jawab Pada PTPN III PKS Aek Nabara Selatan ada tugas dan tanggung jawab dari berbagai jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi yang terdapat dalam perusahaan yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Manajer Tugas : 1. Melakukan koordinasi dengan Manager Kebun untuk perencanaan pengolahan harian dan mingguan (Management PAO). 2. Melaksanakan pembelian Tandan Buah Segar (TBS) Pihak Ketiga melalui Yayasan/Koperasi untuk memenuhi kebutuhan bahan baku olah pabrik. 3. Mengawasi dan mengevaluasi pengendalian limbah Pabrik dengan mengacu pada Instruksi Kerja untuk meminimalisasi limbah/waste

32 4. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi bahan kimia dan pelengkap lainnya sesuai dengan Instruksi Kerja sehingga dicapai efisiensi dan efektifitas penggunaan bahan kimia. 5. Mengawasi dan mengevaluasi proses pemeliharaan pabrik dan asset lainnya dengan jadwal pemeliharaan sehingga ketersediaan peralatan dapat terpenuhi. 6. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa melalui penunjukan langsung dan pemilihan langsung sesuai dengan Instruksi Kerja untuk mendukung operasional pabrik. 7. Mengkaji, mengevaluasi serta mengembangkan proses pengolahan dan pengiriman kompos. Tanggung Jawab : 1. Perencanaan operasional pabrik untuk mencapai kinerja yang optimal. 2. Pengelolaan pengolahan produksi (mutu minyak sawit dan inti sawit) sesuai dengan norma yang ditetapkan. 3. Pengelolaan dan pengawasan pengiriman hasil produksi. 4. Pengelolaan air limbah sesuai dengan persyaratan baku mutu dan persyaratan lingkungan. 5. Pengembangan dan kajian terhadap kegiatan pemeliharaan teknik berupa preventive maintenance, breakdown maintenance, predictive maintenance dan proactive maintenance 6. Pengendalian dan evaluasi tata kelola administrasi dan keuangan unit. 7. Pengendalian serta evaluasi pengolahan limbah tandan kosong menjadi kompos sesuai dengan norma yang ditetapkan

33 2. Masinis Kepala (Maskep) Tugas : 1. Melakukan koordinasi dengan Askep Kebun untuk perencanaan pengolahan harian dan mingguan (Management PAO). 2. Melaksanakan pembelian Tandan Buah Segar (TBS) Pihak Ketiga melalui Yayasan/Koperasi untuk memenuhi kebutuhan bahan baku olah pabrik. 3. Mengawasi dan mengevaluasi pengendalian limbah Pabrik dengan mengacu pada Instruksi Kerja untuk meminimalisasi limbah/waste 4. Melakukan koordinasi dengan pihak Kebun dalam kaitanya dengan jumlah kompos yang di butuhkan di lapangan/afdeling. Tanggung Jawab : 1. Perencanaan operasional pabrik untuk mencapai kinerja yang optimal 2. Pengelolaan pengolahan produksi (mutu minyak sawit dan inti sawit) sesuai dengan norma yang ditetapkan 3. Pengendalian losis minyak sawit dan inti sawit sesuai dengan norma yang ditetapkan. 4. Pengendalian dan pengawasan pengiriman hasil produksi 5. Pengelolaan air limbah sesuai dengan persyaratan baku mutu dan persyaratan lingkungan 3. Asisten Pengolahan Tugas : 1. Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan di proses pengolahan

34 2. Memeriksa kondisi peralatan sebelum proses pengolahan 3. Mengidentifikasi serta menganalisa setiap permasalahan yang terjadi di setiap kegiatan proses pengolahan sehingga efektifitas bisa terjaga 4. Melakukan adjustment sesuai dengan data-data yang diberikan dari bagian laboratorium 5. Mengawasi dan mengevaluasi penerimaan dan pemeriksaan mutu bahan baku olah 6. Melakukan koordinasi dengan Assisten Laboratorium dalam hal pengelolaan air limbah sesuai dengan persyaratan baku mutu dan persyaratan lingkungan Tanggung Jawab : 1. Perencanaan operasional pabrik untuk mencapai kinerja yang optimal 2. Pengelolaan pengolahan produksi (mutu minyak sawit dan inti sawit) sesuai dengan norma yang ditetapkan 3. Pencapaian efisiensi pengutipan minyak dan efisiensi pengutipan inti sesuai dengan norma yang ditetapkan 4. Pengendalian losis minyak sawit dan inti sawit sesuai dengan norma yang ditetapkan 4. Asisten Laboratorium Tugas : 1. Merencanakan, memonitor dan mengevaluasi proses sortasi bahan baku, pengambilan sample serta hasil analisa lossis dan mutu produk sehingga lossis bisa diminimalisasi dan mutu produksi bisa dijaga.

35 2. Melakukan pengawasan terhadap jumlah dan kualitas bahan baku yang diterima serta menjaga mutu produksi yang dikirim. 3. Mengawasi dan mengevaluasi penerimaan dan pemeriksaan mutu bahan baku olah. 4. Mengawasi dan mengevaluasi pengendalian limbah Pabrik. 5. Monitoring pembelian Tandan Buah Segar (TBS) Pihak Ketiga. Tanggung Jawab : 1. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan operasional laboratorium dan sortasi agar proses pengendalian mutu produksi dan lossis bisa dilaksanakan dengan baik sehingga produktivitas dan kinerja bisa meningkat. 2. Pelaksanaan analisa dan evaluasi proses pengolahan sehingga kegiatan proses produksi dapat terkendali dengan baik, serta kualitas dan kwantitas produk bisa terjaga. 3. Kajian terhadap hasil produksi (mutu minyak sawit dan inti sawit) sesuai dengan norma yang ditetapkan. 4. Pengawasan dan evaluasi losis minyak sawit dan inti sawit sesuai dengan norma yang ditetapkan. 5. Mandor Pengolahan Tugas : 1. Mengawasi pekerjaan karyawan dalam proses pengolahan sesuai dengan kriteria yang ditentukan. 2. Mengawasi dan mengevaluasi stok produksi yang ada di storage tank.

36 3. Melakukan pengawasan terhadap jumlah TBS yang diterima serta produksi yang dikirim. Tanggung Jawab : 1. Memerintah dan mengatur seluruh personil yang dibawahinya. 6. Mandor Laboratorium Tugas : 1. Menjamin kebijakan mutu, lingkungan dan SMK3 dimengerti, diterapkan dan dipelihara oleh semua personil yang berada pada bagian laboratorium 2. Menjamin bahwa semua aktifitas yang dikerjakan oleh personil yang dibawah pengawasan mandor laboratorium sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja yang telah terdokumentasi 3. Mengidentifikasi bahan-bahan kimia dan alat-alat yang diterima untuk bagian laboratorium 4. Memberi masukan kepada asisten laboratorium tentang status sesuatu atau tidak sesuai dari hasil pemeriksaan dan pengujian dalam proses maupun produk akhir dan juga identifikasi bahan-bahan kimia dan alat-alat laboratorium terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan Tanggung Jawab : 1. Membuat tegoran kepada kelapa kerja analis bila terjadi penyimpangan prosedur yang harus dilaksanakan.

37 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Jumlah Tenaga Kerja PTPT III PKS Aek Nabara Selatan memiliki tenaga kerja sebanyak 227 karyawan dan pimpinan. Susunan dan jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5. Susunan dan Jumlah Tenaga Kerja PTPN III PKS Aek Nabara Selatan No KETERANGAN JUMLAH (Orang) 1 Karyawan Pimpinan 8 2 Karyawan Administrasi / Umum 21 3 Karyawan Laboratorium 17 4 Karyawan Sortasi 18 5 Karyawan teknik/bengkel Umum 48 6 Karyawan Dinas Sipil 16 7 Karyawan Pengolahan 86 8 Karyawan Keamanan 13 Jumlah 227 Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan Jam Kerja Jam kerja di PTPN III PKS Aek Nabara Selatan adalah enam hari kerja untuk bagian kantor dan produksi, sedangkan untuk bagian pengolahan 7 hari kerja. Penjadwalan jam kerja untuk tenaga kerja adalah sebagai berikut : 1. Karyawan Kantor yang terdiri dari karyawan ATU (Asisten Tata Usaha), APK (Asisten Personalia Kebun), Kantor Teknik dan Kantor Produksi serta Karyawan Produksi yang terdiri dari karyawan Kantor Pengolahan,

38 Timbangan dan Bengkel/CD/Traksi, mulai bekerja pukul WIB dengan waktu istirahat pukul WIB. 2. Karyawan Bagian Pengolahan Karyawan pada bagian pengolahan dibagi atas dua shift kerja, yaitu : a. Shift I, mulai bekerja pukul WIB dengan masa istirahat disesuaikan oleh karyawan sendiri secara bergantian selama 2 jam. b. Shift II, mulai bekerja pukul WIB dengan masa istirahat disesuaikan oleh karyawan sendiri secara bergantian selama 2 jam Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya Sistem pengupahan pada pabrik PTPN III PKS Aek Nabara Selatan adalah berbentuk : Untuk Karyawan Pengolahan, Maintenance, Laboratorium, tata usaha adalah : 1. Gaji pokok bulanan 2. Premi pengolahan, dihitung berdasarkan Sawit yang di olah. 3. Catu beras Selain pemberian gaji diatas, perusahaan juga memberikan beberapa tunjangan seperti : a. Tunjangan Kesehatan (Jamsostek) b. Tunjangan Keluarga c. Tunjangan pemakaman d. Tunjangan Hari raya e. Bonus Tahunan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mopoli Raya adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 1980 atas usaha dari tiga pendiri utama yaitu: 1. H.A. Basyah Ibrahim (almarhum) 2. H.M.

Lebih terperinci

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpartikel

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI 3.1 Uraian Proses Tandan buah segar (TBS yang akan diolah menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil/ CPO) dan kernel (kernel palm Oil/ KPO) pada PT. perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk dalam family Palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit. (3)(6) Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari negeria, Afrika barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari amerika

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Socfin Indonesia telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan SA (Societe Financiere Des Caulthous Medan Societe Anoyme) didirikan

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses II.TINJAUAN PUSTAKA A. Perebusan Proses pertama yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit adalah proses perebusan. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses perebusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah Pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit dengan proses standar menjadi produk minyak sawit

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara L A M P I R A N Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Pimpinan/Staff PTPN III PKS Rambutan T.Tinggi A. Manajer 1. Memimpin dan mengkoordinir masinis kepala yang ditetapkan direksi 2. Memimpin dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit I. PENDAHULUAN I.I Latar belakang Pengalaman Praktek Kerja Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan yang bergerak dalam bidang pendidikan pada Program Akademik Di Politeknik Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT Perkebunan Sumatera Utara pada awalnya bernama Perusahaan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT Istianto Budhi Rahardja Muhammad Sopyan Abstrak Pabrik pengolahan kelapa sawit dalam memperoleh

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN 2.1. Identitas Pemrakarsa Nama Perusahaan Penanggung Jawab Jenis Kegiatan : PT Arus Putra Maju : Sdr. Dudik Iskandar : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Lokasi Kegiatan : Desa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkerbunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi

Lebih terperinci

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT Oleh : Tim Kajian LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Nagan Raya memiliki

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARHR PT. PERKEBNAN NSANTARA III NTK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODKSI Krismas Aditya Harjanto Sinaga 1, Baju Bawono 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

!  # $ % % & # ' #  # ( % $ i ! " $ & ' " ( $ i !" ) " " * ' " ' ' ' ' ' ' + ' ", -, - 1 ) ". * $ /0,1234/004- " 356, " /004 "/7 ",8+- 1/3 /0041/4 /009) /010 400 /6 $:, -,) /007- ' ' ",-* " ' '$ " " ;" " " 2 " < ' == ":,'- ',""" "-

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Oleh : JUMARDI NIM. 060 500 100 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stasiun Kempa Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian Thresher kemudian terjadi pemisahan antara buah dengan tandan. Buah yang keluar dari Thresher

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH DALAM PEROLEHAN PERSENTASE RENDEMEN CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE ANALISA VARIANS (ANAVA) PADA STASIUN REBUSAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara I adalah suatu perkebunan Negara yang berorientasi di bidang perkebunan dan pengolahan. Perkebunan kelapa sawit di PT. Perkebunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit Crude Palm Oil

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN 39 ANALISIS LOSSES PADA NUT AND KERNEL STATION MELALUI PROSES PENDEKATAN DISETIAP PERALATAN Andryas Meiriska Syam 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Nuraeni Dwi Dharmawati 2)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Bah Jambi yang pada mulanya milik swasta asing NV. H. V. A. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengolahan Hasil Panen Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik.pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Digester Digester sering disebut ketel adukan yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa di screw

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) termasuk salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada awalnya perusahaan ini dikuasai oleh satu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG Oleh : MARIA ULFA NIM.110 500 106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM i LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN, BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: SUSI SUGIARTI NIM.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER

PENGGUNAAN DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER EFEKTIFITAS PENGGUNAAN DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER UNTUK MEMINIMALKAN PERSENTASE FRUIT LOSSES IN EMPTY BUNCH (Studi Kasus di PMKS Agribaras, PT Unggul Widya Teknologi Lestari, Sulawesi Barat Azhar Basyir

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 6 penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi. Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak digunakan oleh para petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan pengolahan

Lebih terperinci

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir Seminar Tugas Akhir STUDI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI PABRIK KELAPA SAWIT AEK NABARA SELATAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III STUDY OF WASTE INDUSTRIAL MANAGEMENT

Lebih terperinci

Norma Pemeliharaan + (B)

Norma Pemeliharaan + (B) Norma Pemeliharaan No. Nama Mesin/ Peralatan Harian (A) + (B) MIngguan (A) + (B) Bulanan (B) Tahunan (B) STANDAR PEMELIHARAAN (General & Preventive Maintenance) INSTALASI PABRIK 1. STASIUN PENERIMAAN BUAH

Lebih terperinci

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Integrated Palm Oil Process Chain Management UP-STREAM MID-STREAM

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Unit Usaha Sawit Langkat (disingkat SAL) mulai berdiri pada tanggal 01 Agustus 1974 sebagai salah satu Unit Usaha dari PTP.VIII yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Total Quality Management (TQM) merupakan filosofi dan praktik manajemen terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan agar efektivitas

Lebih terperinci

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan Lampiran 1: Mesin dan Peralatan 1. Mesin Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PKS RAMBUTAN, PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 badan usaha milik negara (BUMN) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. 100500134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik kelapa sawit merupakan pabrik yang mengolah tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan juga menghasilkan Kernel (inti). Pada dasarnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071

Lebih terperinci

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011 PENELUSURAN MODEL RANCANGAN PERCOBAAN TERSARANG UNTUK MENETAPKAN EKSISTENSI DARI DUA SCREW PRESS YANG TERPASANG DI PT. PP. LONDON SUMATERA INDONESIA, TBK TURANGEI PALM OIL MILL TANJUNG LANGKAT T U G A

Lebih terperinci

BAB III. Gambaran Umum Perusahaan. Singingi Hilir, kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari

BAB III. Gambaran Umum Perusahaan. Singingi Hilir, kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari 1 A. Sejarah singkat perusahaan BAB III Gambaran Umum Perusahaan PT. Surya Agrolika Reksa suatu perusahaan swasta yang didirikan oleh Adimulya Group pada tahun 1999, berlokasi di Desa Beringin Jaya, Kecamatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Pengolahan Inti Sawit (Kernel) dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU

IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU digilib.uns.ac.id 38 IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU A. Sejarah Singkat Perusahaan PTP Nusantara II. merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelumnya Perusahaan ini dikuasai oleh Verenigde

Lebih terperinci

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air. LAMPIRAN 1. Mesin, Peralatan, dan Utilitas Mesin Produksi Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill untuk setiap stasiun adalah sebagai berikut : 1. Stasiun Perebusan (Sterilizer

Lebih terperinci

Indonesia Kebun Matapao adalah sebagai berikut: tertinggi di PT. Socfindo Kebun Mata Pao. Manager/ADM mempunyai

Indonesia Kebun Matapao adalah sebagai berikut: tertinggi di PT. Socfindo Kebun Mata Pao. Manager/ADM mempunyai Uraian tugas dan tanggung jawab struktur organisasi Pada PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao adalah sebagai berikut: 1. Manager/ ADM Manager/ADM diangkat langsung oleh Direksi dan merupakan pimpinan tertinggi

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh SYAIBUL KHAIR NIM.130500136 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR Oleh: ASRI SANTALINA NAIBAHO NIM. 130500120 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kelapa Sawit Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara varietas

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014 PERSETUJUAN Judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Minyak Kelapa Sawit (CPO) Pada Tangki Timbun Di PT. Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung Kategori : Karya Ilmiah Nama : Marina Batubara

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015 i LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: RUSLINDA PRATIWI NIM. 120500103 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prospek agroindustri perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat bagus, hal ini bisa dilihat dari semakin luasnya lahan tanam yang ada. Luas lahan yang sudah ditanami

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh ASPIANI NIM. 060500088 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil Perusahaan 2.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Kebun unit Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926 dengan nama NV Cultuur Maatschappy Onderneming

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Sawit Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG KAB. KUTAI KARTANEGARA Oleh : RISKA DEWI NIM. 130500132

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH (FFB) SCRAPPER PADA LOADING RAMP UNTUK MEMINIMALISASI OIL LOSSES IN EMPTY BUNCH (Studi Kasus di Pabrik Kelapa Sawit PT. Cisadane Sawit Raya Sumatera Utara) Ari

Lebih terperinci

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PENDAHULUAN Pabrik kelapa sawit adalah pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi produk utama berupa Crude Palm Oil

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/PKS-PRS/03 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 5 FRM/JKO-WKM/15-00 07 Mei 2012 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Karya Tama Bakti Mulia merupakan salah satu perusahaan dengan kompetensi pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang sedang melakukan pengembangan bisnis dengan perencanaan pembangunan pabrik kelapa

Lebih terperinci

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN Joto Wahyudi 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Hermantoro 2) Jurusan Teknik Pertanian, Progam Khusus Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada awalnya Kebun Dolok Ilir dibuka oleh Maskapai bangsa Belanda yang diberi nama Hendle Vereninging Amsterdam (HVA) pada tahun 1915 dengan ditanami

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : HEBTARIA SIDABALOK NIM. 110 500 103 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari

Lebih terperinci

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Agus Suandi, Nurul Iman Supardi, Angky Puspawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk merupakan sebuah perusahaan yang mengolah berbagai hasil perkebunan seperti cokelat, teh, karet,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan baku yang berkualitas akan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat bervariasi dari satu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Profil Perusahaan PTPN V (Persero) PT Perkebunan Nusantara V (Persero ) merupakan BUMN Perkebunan yang didirikan tanggal 11 Maret 1996

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam kegunaan minyak kelapa sawit. Minyak

Lebih terperinci

BAB II. milik swasta HINDIA BELANDA dengan nama NV.RCMA (RUBBER. COLIORE MATSCAPY AMSTERDAM) yang bergerak di bidang usaha

BAB II. milik swasta HINDIA BELANDA dengan nama NV.RCMA (RUBBER. COLIORE MATSCAPY AMSTERDAM) yang bergerak di bidang usaha BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada awalnya PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah perusahaan milik swasta HINDIA BELANDA dengan nama NV.RCMA (RUBBER COLIORE MATSCAPY AMSTERDAM)

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... DAFTAR ISI Judul... i Pengajuan... ii Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xii Abstrak... xiii Abstract... xiv Bab I. Pendahuluan

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh: LIBER SIBARANI NIM:

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh: LIBER SIBARANI NIM: EVALUASI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY (Sudi Kasus Pada Stasiun Produksi PT.Perkebunan Nusantara III Unit PKS Rambutan) TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR Oleh : DARMIN NIM 060500089 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. SARI LEMBAH SUBUR. dibidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, dengan komoditi utamanya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. SARI LEMBAH SUBUR. dibidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, dengan komoditi utamanya 15 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. SARI LEMBAH SUBUR A. Sejarah Singkat PT. Sari Lembah Subur PT Sari lembah subur adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kelapa Sawit Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara varietas tersebut

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu dari 14 Badan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu dari 14 Badan BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perkembangan Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu dari 14 Badan UsahaMilik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan komoditas

Lebih terperinci