HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS DENGAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR BERBERAT BADAN LAHIR RENDAH DITINJAU DARI ASPEK DESTRUKSI PERIODONTAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS DENGAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR BERBERAT BADAN LAHIR RENDAH DITINJAU DARI ASPEK DESTRUKSI PERIODONTAL"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS DENGAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR BERBERAT BADAN LAHIR RENDAH DITINJAU DARI ASPEK DESTRUKSI PERIODONTAL Khairiyah Ulfah *, Irma Ervina ** * Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala ** Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara ABSTRAK bayi rematur berberat badan lahir rendah meruakan masalah kesehatan masyarakat baik di negara maju mauun negara berkembang. Kejadian bayi berat badan lahir rendah di Indonesia tahun 2003 sebesar 90 er 1000 kelahiran. rematur ini meningkatkan risiko angka kematian dan kesakitan bayi, yang mencaku ketidakmamuan erkembangan saraf, kelemahan kognitif, masalah ernafasan, anomali kongenital dan gangguan tingkah laku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara eriodontitis dengan kelahiran bayi rematur BBLR khususnya ditinjau dari asek destruksi eriodontal dan erbedaan tingkat destruksi eriodontal antara ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Penelitian dilakukan secara observasional dengan endekatan Cross Sectional. Samel dalam enelitian ini diambil dari Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik, Rumah Sakit Umum dr.pirngadi, Rumah Sakit Umum Haji, Klinik Bersalin Tri Putri, dan Klinik Bersalin Yakin Sehat dengan total samel 45 orang, terdiri dari ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR sebanyak 17 orang dan ibu yang melahirkan bayi normal sebanyak 28 orang. Pemeriksaan gigi meliuti kedalaman saku dan kehilangan erlekatan klinis dengan menggunakan rob dan kaca mulut dengan encahayaan senter. Tidak ada hubungan antara eriodontitis dengan kelahiran bayi rematur BBLR dan terdaat erbedaan tingkat destruksi eriodontal antara ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR dan ibu yang melahirkan bayi normal. Rata-rata kedalaman saku ibu yang melahirkan bayi rematur melahirkan bayi normal, namun erbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik. Sedangkan ratarata kehilangan erlekatan klinis ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR lebih tinggi dariada ibu yang melahirkan bayi normal dan erbedaan tersebut bermakna secara statistik. Periodontitis ada ibu hamil meruakan salah satu faktor risiko kelahiran bayi rematur BBLR. Kata kunci: Periodontitis, rematur, berat badan lahir rendah ABSTRACT Preterm low birth weight (PLBW) infants is a ublic health roblem both in advanced and develoed countries. The occurence of low birth weight infants in Indonesia in 2003 is 90 er 1000 births. Preterm birth increases the risk of mortalitiy and morbidity of infants, including neurodevelomental disabilities, cognitive weakness, resiratory roblems, congenital anomalies and behavioral changes. This study aims to review the relationshi between eriodontitis and PLBW articularly considered by eriodontal destruction asect and eriodontal destruction level differences among mothers who gave birth to a PLBW infants and mothers who gave birth to normal birthweight infants. This study is using observational cross sectional design. The samles taken from Haji Adam Malik General Hosital, Pirngadi General Hosital, Haji General Hosital, Tri Putri Maternity Clinic, and Yakin Sehat Maternity Clinic with 45 samles, consist of 17 mothers of PLBW infants and 28 mothers who gave birth to normal weight infants. Dental examination included ocket deth and clinical loss attachment using rob and mouth glass with a flashlight lighting. There is no association between eriodontitis to PLBW infants, but there is differences in eriodontal destruction level among them. Most mothers who gave birth to PLBW infants have higher ocket deths, however this discreancy does not give significant statistical meaning. Whereas the loss of clinical attachment is higher mostly in mothers of PLBW infants comared to those who gave birth to normal birthweight infants and this difference has statisctical meaning. Periodontitis in regnant women is one of the risk factors of reterm birth of low birthweight infants. Key words: Periodontitis, reterm, low birthweight 17

2 PENDAHULUAN bayi rematur berberat badan lahir rendah atau rematur BBLR meruakan masalah kesehatan masyarakat utama baik di negara maju mauun negara berkembang. 1 Kejadian bayi BBLR di Indonesia tahun 2003 sebesar 90 er 1000 kelahiran. 2 rematur ini meningkatkan risiko angka kematian dan angka kesakitan bayi, yang mencaku ketidakmamuan erkembangan saraf, kelemahan kognitif, masalah ernafasan, anomali kongenital dan gangguan tingkah laku. 1,3 Di Indonesia tahun 2001 kematian neonatal 47% dari angka kematian bayi dan 29% dari kematian neonatal disebabkan oleh bayi berat lahir rendah. 4 Angka kematian dan kesakitan ini juga telah meningkat di seluruh dunia, mencaai 12% Amerika Serikat dan 5 10% di negara-negara Eroa. 5 Menurut World Health Organization (WHO), kelahiran rematur diartikan sebagai kelahiran sebelum 37 minggu usia kehamilan dihitung dari hari ertama siklus menstruasi terakhir. Sedangkan bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari atau sama dengan 2500 gram. 6 Beberaa faktor risiko yang dihubungkan dengan bayi rematur BBLR mencaku usia ibu hamil yang kurang dari 17 tahun atau lebih dari 34 tahun, camuran Afrika-Amerika (etnis), status sosial ekonomi yang rendah, erawatan renatal tidak adekuat, emakai obat-obatan, emakai alkohol dan tembakau, hiertensi, diabetes, kehamilan anak kembar, status nutrisi, stress dan infeksi. 1,7 Selain itu, adanya eningkatan bukti yang menyatakan bahwa roses infeksi yang terjadi dimanaun dalam tubuh daat menyebabkan kelahiran rematur. Penyakit eriodontal meruakan salah satu contoh infeksi. 3 bayi rematur BBLR terjadi sebagai akibat dari infeksi dan dimediasi secara tidak langsung, terutama oleh erindahan roduk bakteri seerti endotoksin (lioolisakarida atau LPS) dan aktivasi dari mediator inflamasi ada kehamilan. 9 Molekul aktif biologis seerti rostaglandin E2 (PGE2) dan tumor necrosis factor (TNF) terlibat dalam roses kelahiran normal. Dengan adanya roses infeksi, level sitokin dan PGE2 menjadi meningkat yang daat menstimulasi terjadinya kelahiran rematur. 16 Produk bakteri seerti endotoksin yang dihasilkan bakteri gram negatif, menstimulasi roduksi sitokin dan rostaglandin. 14 Sitokin tertentu seerti interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), tumor necrosis factor alha (TNF-α) menstimulasi sintesa PGE2 dari lasenta dan chorioamnion. 15 Sitokin ini daat mencaai eredaran darah, melewati membran lasenta, masuk ke cairan amnion. Pada kehamilan normal, mediator ada intra amnion meningkat secara fisiologis samai batas ambang tercaai ada titik kelahiran, menyebabkan dilatasi servikal dan kelahiran. Produksi abnormal dari mediator ada infeksi meningkat ada saat yang tidak teat sewaktu kehamilan menyebabkan kontraksi uterin dan rutur rematur dari membran memicu terjadinya kelahiran bayi rematur BBLR. 11 Penelitian yang dilakukan oleh Loez dkk menunjukkan enyakit eriodontal berhubungan dengan kelahiran rematur BBLR. 8 Penelitian Dwi Retnoningrum yang dilakukan di RS. DR. Kariadi Semarang dieroleh bahwa ibu dengan eriodontitis memunyai risiko 8,75 kali mengalami kelahiran bayi rematur BBLR dariada ibu dengan rongga mulut yang sehat. 2 Sebaliknya, enelitian Davenort dkk melaorkan tidak adanya hubungan antara eriodontitis dengan kelahiran bayi rematur berberat badan lahir rendah. 7 Atas dasar tersebut enulis merasa erlu untuk meninjau lebih lanjut hubungan enyakit eriodontal ada ibu dengan kelahiran bayi rematur BBLR, khususnya ditinjau dari asek destruksi eriodontal. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan secara observasional dengan endekatan Cross Sectional. Penelitian bertemat di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik, Rumah Sakit Umum dr.pirngadi, Rumah Sakit Haji, Klinik Bersalin Tri Putri dan Klinik Bersalin Yakin Sehat ada bulan November 2010 samai dengan Januari Poulasi enelitian adalah ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR dan ibu yang melahirkan bayi normal. Samel yang diambil adalah ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR sebanyak 17 orang dan ibu yang melahirkan bayi normal sebanyak 28 orang yang memenuhi kriteria inklusi: ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR; ibu yang melahirkan bayi normal; usia ibu tahun; dan usia bayi kurang dari 1 bulan. Kriteria eksklusi: erokok dan engguna obat-obatan; enderita enyakit sistemik; ibu dengan bayi kembar; jumlah gigi 18

3 geligi yang ada kurang dari gigi Ramfjord; dan enyakit infeksi ada organ lain. Penelitian menggunakan alat rob eriodontal UNC-15 (Kohler, German); kaca mulut merk Crown-G 3; inset merk Franzy; sonde merk Smic dan senter. Bahan yang digunakan: handscoon disosable, masker, kaas, alkohol 70% dan ovidon iodine. Bayi rematur berberat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram dan lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan. Periodontitis adalah keadaan dimana terdaat saku eriodontal dan adanya kehilangan level erlekatan klinis. Kedalaman Saku Untuk mengukur kedalaman saku digunakan rob eriodontal. Cara robing untuk emeriksaan saku adalah: selikan rob ke dalam saku sedaat mungkin sejajar dengan oros anjang gigi dengan teta menjaga rob berkontak dengan ermukaan gigi samai dirasakan ada tahanan. Bila terasa ada tahanan, kedalaman saku yang terukur dibaca ada kalibrasi rob seberaa milimeter yang masuk ke dalam saku. Probing dilakukan ada enam gigi Ramfjord yaitu gigi 21, 24, 36, 41, 44, dan 16. Probing dilakukan mulai dari interroksimal distal dan mesial gigi ada ermukaan vestibular dicatat sebagai saku mesial, kemudian dilanjutkan ada sebelah interroksimal distal dan mesial ermukaan oral dicatat sebagai saku distal, setelah itu dilakukan ada bagian tengah gigi ada ermukaan vestibular dan oral dicatat sebagai saku bukal. Kedalaman saku yang diambil adalah saku yang aling dalam. Kriteria kedalaman saku: Ringan 1 3 mm; Sedang 4 5 mm; dan Berat 5 mm. Kehilangan Perlekatan Klinis Level erlekatan adalah jarak yang diukur dari dasar saku ke batas sementum enamel. Cara engukuran level erlekatan adalah tergantung ada level krista gingiva bebas (KGB): aabila KGB setentang dengan batas sementum enamel (BSE), maka level erlekatan adalah sama dengan kedalaman saku; aabila BSE tersingka karena KGB migrasi ke aikal, maka erlekatan didaat dengan mengukur jarak dari dasar saku ke BSE; aabila KGB berada koronal dari BSE, maka ertama-tama diukur adalah kedalaman saku. Besarnya level erlekatan adalah kedalaman saku dikurang dengan jarak dari KGB ke BSE. Kriteria kehilangan erlekatan klinis: ringan 1 2 mm; sedang 3 4 mm; dan arah 5 mm. HASIL PENELITIAN Samel enelitian berjumlah 45 orang dan dengan rentang usia tahun. Samel terbanyak ada ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR mauun normal adalah ada rentang usia tahun yaitu masing-masing sebanyak 7 orang (41%) dan 15 orang (53%). Rerata usia ibu yang melahirkan bayi normal lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang Tabel 1. Data Demografis Samel Penelitian (N) Rentang Usia Jumlah (%) Rerata Standar Deviasi (6) (24) BBLR (17) (29) (41) (0) Normal (28) (18) (29) (53) Tabel 2. Data Demografis Berat Badan Lahir Bayi BBLR dan Bayi Normal (N) Berat Lahir Bayi (gr) Jumlah (%) Rerata Standar Deviasi < (12) (6) BBLR (17) (53) (29) (47) Normal (28) (39) (14) 19

4 melahirkan bayi rematur BBLR, namun erbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik (>0,05) seerti yang tertera ada Tabel 1 di atas. Ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR aling banyak samel melahirkan bayi dengan berat lahir gram yaitu sebanyak 9 orang (53%). Pada ibu yang melahirkan bayi normal aling banyak samel melahirkan bayi dengan berat lahir gram yaitu sebanyak 13 orang (47%) (Tabel 2). Ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR mauun normal menderita eriodontitis yaitu 16 orang (94%) dan 25 orang (89%). Perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik (>0,05) (Tabel 3). Tabel 3. Kondisi Periodonsium Ibu yang Melahirkan Bayi BBLR dan Ibu yang Melahirkan Bayi Normal Kondisi Periodonsium BBLR (%) Normal (%) Tidak Periodontitis 1 (6) 3 (11) Periodontitis 16 (94) 25 (89) Rerata kedalaman saku ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal, namun erbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik (>0,05) (Tabel 4). Tabel 4. Rerata Kedalaman Saku ada Ibu yang Melahirkan Bayi BBLR dan Ibu yang Melahirkan Bayi Normal Kedalaman Saku Standar (N) Rerata Deviasi BBLR (17) Normal (28) Distribusi kehilangan erlekatan klinis ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR samel terbanyak memiliki kehilangan erlekatan klinis ringan dan sedang yaitu sebanyak 8 orang (47%). Pada ibu yang melahirkan bayi normal samel terbanyak memiliki kehilangan erlekatan klinis ringan yaitu sebanyak 23 orang (82%). Perbedaan kehilangan erlekatan ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR dan normal tersebut bermakna secara statistik (<0,05) (Tabel 5). Tabel 5. Distribusi Kehilangan Perlekatan Klinis Ibu yang Melahirkan Bayi BBLR dan Ibu yang Melahirkan Bayi Normal Kehilangan Normal Perlekatan BBLR (%) (%) Tidak Ada 1 (6) 3 (11) Ringan 8 (47) 23 (82) Sedang 8 (47) 2 (7) Parah 0 (0) 0 (0) Rerata kehilangan erlekatan klinis ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan tersebut bermakna secara statistik (<0,05) (Tabel 6). Tabel 6. Rerata Kehilangan Perlekatan Klinis Ibu yang Melahirkan Bayi BBLR dan Ibu yang Melahirkan Bayi Normal Kehilangan Perlekatan Standar (N) Rerata Deviasi BBLR (17) Normal (28) PEMBAHASAN Hasil dari enelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas samel ada ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR mauun ibu yang melahirkan bayi normal menderita eriodontitis. Hasil enelitian ini tidak bermakna secara statistik. Rata-rata kedalaman saku ibu yang melahirkan bayi rematur melahirkan bayi normal namun erbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik. Sedangkan rata-rata kehilangan erlekatan klinis ibu yang melahirkan bayi rematur melahirkan bayi normal dan erbedaan tersebut bermakna secara statistik. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara eriodontitis dengan kelahiran bayi rematur BBLR ini kemungkinan disebabkan oleh jumlah samel yang terlalu sedikit serta jumlah samel antara ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR dan ibu yang melahirkan bayi normal yang tidak seimbang. Hasil ini sesuai dengan enelitian yang dilakukan oleh Davenort dkk yang menemukan tidak ada hubungan antara enyakit eriodontal dengan kelahiran bayi rematur BBLR. 7 Penelitian 20

5 Lohsoonthorn dkk juga menemukan tidak adanya hubungan antara enyakit eriodontal dengan kelahiran bayi rematur BBLR. 3 Selain itu, enelitian Nabet dkk juga menemukan tidak adanya hubungan antara eriodontitis dengan kelahiran bayi rematur, sebaliknya enelitian Nabet dkk ini menemukan bahwa eriodontitis meningkatkan risiko kelahiran rematur bersama-sama dengan reeklamsia. 5 Tidak adanya hubungan yang bermakna ada kedalaman saku kemungkinan menunjukkan bahwa kedalaman saku hanya dilihat sebagai indikator dari banyaknya inflamasi. 18 Hasil ini sesuai dengan enelitian yang dilakukan oleh Lunardelli dan Peres yang menemukan bahwa saku eriodontal tidak berhubungan dengan kelahiran bayi rematur BBLR. 19 Hasil enelitian ini menunjukkan adanya erbedaan bermakna antara kehilangan erlekatan klinis ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR dan ibu yang melahirkan bayi normal. Kehilangan erlekatan klinis meruakan jarak yang diukur dari batas semento enamel ke dasar saku. Jarak tersebut menunjukkan seberaa banyak jaringan endukung yang hilang dan meruakan enentu enting untuk melihat terjadi tidaknya suatu enyakit eriodontal. 20 bayi rematur BBLR terjadi sebagai akibat dari infeksi dan dimediasi secara tidak langsung, terutama oleh erindahan roduk bakteri seerti endotoksin (lioolisakarida atau LPS) dan aktivasi dari mediator inflamasi ada kehamilan. Molekul aktif biologis seerti rostaglandin E2 (PGE2) dan tumor necrosis factor (TNF) terlibat dalam roses kelahiran normal. Dengan adanya roses infeksi, level sitokin dan PGE2 menjadi meningkat yang daat menstimulasi terjadinya kelahiran bayi rematur BBLR. 16 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan enelitian yang dilakukan daat disimulkan bahwa tidak ada hubungan antara eriodontitis dengan kelahiran bayi rematur BBLR dan terdaat erbedaan tingkat destruksi eriodontal antara ibu yang melahirkan bayi rematur BBLR dan ibu yang melahirkan bayi normal. Rata-rata kedalaman saku ibu yang melahirkan bayi rematur melahirkan bayi normal, namun erbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik. Sedangkan rata-rata kehilangan erlekatan klinis ibu yang melahirkan bayi rematur melahirkan bayi normal dan erbedaan tersebut bermakna secara statistik. Untuk menjaga dan meningkatkan tingkat kebersihan rongga mulut ada ibu hamil daat dilakukan melalui rogram kebersihan rongga mulut selama kehamilan. Program kebersihan rongga mulut ada ibu hamil daat membantu menjaga kesehatan rongga mulut selama kehamilan dan mencegah timbul serta berkembangnya enyakit eriodontal sehingga menurunkan risiko terjadinya kelahiran bayi rematur BBLR. Sebagai bahan ertimbangan untuk eneliti selanjutnya, sebaiknya sebelum melakukan enelitian, terlebih dahulu dilakukan enyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dan hubungannya dengan bayi yang dilahirkan. Dokter gigi juga daat melakukan kerjasama dengan dokter ahli kandungan, sehingga dokter ahli kandungan daat memberikan nasehat serta motivasi keada ibu hamil untuk menjaga kesehatan rongga mulutnya. Dengan ini, ibu hamil lebih termotivasi untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya sehingga bayi yang akan dilahirkan daat terhindar dari risiko kelahiran bayi rematur BBLR. DAFTAR PUSTAKA 1. Marakoglu I, Gursoy UK, Marakoglu K, Cakmak H, Ataoglu T. Periodontitis as a risk factor for reterm low birth weight. Yonsen Med J 2008; 49(2): Retnoningrum D. Gingivitis ada ibu hamil sebagai faktor risiko terjadinya bayi berat badan lahir rendah kurang bulan di RS dr. Kariadi Semarang. Available at: htt://erints.undi.ac.id/ 20545/1/Dwiretno.df. Accessed on October 23 rd, Lohsoonthorn V, Kungsadaliob K, Chanchareonsuk P, Limongsanurak S, Vanichjakvong O, Sutdhibhisai S, et al. Is maternal eriodontal disease a risk factor for reterm delivery?. Am J Eidemiol 2009; 169(6): Paska HD. Kelainan eriodontal maternal sebagai faktor risiko terjadinya bayi berat lahir rendah kurang bulan. Available at: htt://erints.undi.ac.id/ 20556/1/PAska.df. Accessed on October 23 rd,

6 5. Nabet C, Lelong N, Colombier ML, Sixou M, Musset AM, Goffinet F, Kaminski. Maternal eriodontitis and causes of reterm birth: the case control eia study. J Clin Periodontol 2010; 37: Green TP, Franklin WH, Tanz RR, eds. Pediatrics just the facts. Singaore: Mc Graw Hill. 2005: Davenort ES, Williams CECS, Sterne JAC, Murad S, Sivaaathasundram V, Curtis MA. Maternal eriodontal disease and reterm lowbirth weight: case-control study. J Dent Res 2002; 81(5): Loez NJ, Smith PC, Gutierrezz J. Higher risk of reterm birth and low bitrh weight in women with eriodontal disease. J Den Res 2002; 81(1): Jeffcoat MK, Geurs NC, Reddy MS, Cliver SP, Goldenberg RL, Hauth JC. Periodontal infection and reterm birth. American Dental Association 2001; 132: McGaw T. Periodontal disease and reterm delivery of low birth weight infants. J Can Dent Assoc 2002; 68(3); Lee HTT. Maternal eriodontal disease and reterm birth. Thailand: Mahidol University. Thesis 2007: Johansson S. Very reterm birth - etiological asects and short and long term outcomes. Stockholm: Karolinska Institutet. Thesis 2008: Zubardiah L, Dewi MD. rematur dan berat bayi lahir rendah ada eremuan hamil dengan enyakit eriodontal. J Dentika 2003; 8: Mokeem SA, Molla GN, Al-Jewair TS. The revalence and relationshi between eriodontal disease and reterm low birth weight infants at king khalid university hosital in riyadh, saudi arabia. JCDP 2004; 5(2): Yeo BK, Lim LP, Paquette DW, Williams RC. Periodontal disease-the emergence of a risk for systemic conditions: re-term low birth weight. Ann Acad Med Singaore 2005; 34: Rose LF, Genco RJ, Cohen DW, Mealey BL. Periodontal medicine. London: B.C Decker Inc. 2000: Armitage GC. Develoment of a classification system for eriodontal disease and conditions. Ann Periodontol 1999; 4(1): Watts TLP. Periodontics in ractice. United Kingdom: Martin Dunitz Ltd. 2000: Lundardelli AN, Peres MA. Is there an association between eriodontal disease, rematurity and low birth weight?: a oulation based study. J Clin Periodontol 2005; 32(9): Scheid RC. Woelfel s dental anatomy: it s relevant to dentistry. 7 th edition. USA: Liincott Williams & Wilkins. 2002:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. periodontal dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya kelahiran bayi prematur

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. periodontal dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya kelahiran bayi prematur BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kelahiran bayi prematur BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan utama dalam masyarakat dan merupakan penyebab utama kematian neonatal serta gangguan perkembangan saraf dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai plak, kalkulus dan peradangan gingiva. Penyakit periodontal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai plak, kalkulus dan peradangan gingiva. Penyakit periodontal BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Periodontitis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob gram negatif pada rongga mulut yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan pendukung gigi. 4,7,18 Penyakit periodontal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, anaerob dan mikroaerofilik yang berkolonisasi di area subgingiva. Jaringan periodontal yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS DENGAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR BERBERAT BADAN LAHIR RENDAH DITINJAU DARI ASPEK KEBERSIHAN RONGGA MULUT

HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS DENGAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR BERBERAT BADAN LAHIR RENDAH DITINJAU DARI ASPEK KEBERSIHAN RONGGA MULUT 1 HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS DENGAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR BERBERAT BADAN LAHIR RENDAH DITINJAU DARI ASPEK KEBERSIHAN RONGGA MULUT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

GINGIVITIS PADA IBU HAMIL SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH KURANG BULAN DI RS. DR. KARIADI SEMARANG

GINGIVITIS PADA IBU HAMIL SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH KURANG BULAN DI RS. DR. KARIADI SEMARANG GINGIVITIS PADA IBU HAMIL SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH KURANG BULAN DI RS. DR. KARIADI SEMARANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep DIABETES MELITUS TIPE 2 KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL Indeks CPITN Kadar Gula Darah Oral Higiene Lama menderita diabetes melitus tipe 2 3.2 Hipotesis

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS DENGAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR BERBERAT BADAN LAHIR RENDAH DITINJAU DARI ASPEK KEPARAHAN INFLAMASI GINGIVA

HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS DENGAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR BERBERAT BADAN LAHIR RENDAH DITINJAU DARI ASPEK KEPARAHAN INFLAMASI GINGIVA HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS DENGAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR BERBERAT BADAN LAHIR RENDAH DITINJAU DARI ASPEK KEPARAHAN INFLAMASI GINGIVA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Diabetes Melitus Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan kedua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan kedua yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan kedua yaitu mencapai 96,58% (Tampubolon, 2005). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) masalah gigi

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Liza Salawati Abstrak. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal adalah peradangan yang terjadi pada jaringan pendukung gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis penyakit

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 ANALISIS FAKT RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 Rahmawati STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat koresondensi: Rahmaq320@gmail.com/085395118181 ABSTRAK BBLR adalah bayi dengan berat

Lebih terperinci

Hubungan Preeklampsia Berat Pada Ibu Hamil terhadap BBLR di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2005

Hubungan Preeklampsia Berat Pada Ibu Hamil terhadap BBLR di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2005 Alfaina Wahyuni, Firma Nur Rachmawati, Hubungan Preeklamsia Berat... Hubungan Preeklamsia Berat Pada Ibu Hamil terhada BBLR di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 25 The Relation Between Severe Preeclamsia

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Karakteristik Ibu Hamil yang Melahirkan Bayi Prematur Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Pada Tahun 2012.

KARYA TULIS ILMIAH. Karakteristik Ibu Hamil yang Melahirkan Bayi Prematur Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Pada Tahun 2012. 1 KARYA TULIS ILMIAH Karakteristik Ibu Hamil yang Melahirkan Bayi Prematur Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Pada Tahun 2012 Oleh: GUNAWATHI SUPRAMANIAM 100100384 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 53 pasien dengan polineuropati diabetika DM

BAB IV HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 53 pasien dengan polineuropati diabetika DM BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Subyek Penelitian Telah dilakukan enelitian ada 53 asien dengan olineuroati diabetika DM tie 2 yang berobat di oli Penyakit Saraf dan Poli Dalam RSUP Dr.Kariadi

Lebih terperinci

Kesehatan Gigi Mulut dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut pada Ibu Hamil (Studi Pendahuluan di Wilayah Puskesmas Serpong, Tangerang Selatan)

Kesehatan Gigi Mulut dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut pada Ibu Hamil (Studi Pendahuluan di Wilayah Puskesmas Serpong, Tangerang Selatan) ARTIKEL PENELITIAN Anggraini dan Andreas: Kesehatan Gigi Mulut. Kesehatan Gigi Mulut dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut ada Ibu Hamil (Studi Pendahuluan di Wilayah Puskesmas Serong, Tangerang

Lebih terperinci

PERBEDAAN KONDISI PERIODONTAL PADA PENDERITA HIPERTENSI DAN NON PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PERBEDAAN KONDISI PERIODONTAL PADA PENDERITA HIPERTENSI DAN NON PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERBEDAAN KONDISI PERIODONTAL PADA PENDERITA HIPERTENSI DAN NON PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH KEBERSIHAN MULUT IBU TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH KURANG BULAN

PENGARUH KEBERSIHAN MULUT IBU TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH KURANG BULAN PENGARUH KEBERSIHAN MULUT IBU TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH KURANG BULAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 10-15% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan satu dari dua penyakit rongga mulut terbesar di dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 10-15% populasi di dunia menderita

Lebih terperinci

77 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 77-84

77 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 77-84 77 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 77-84 RIWAYAT RADANG GUSI PADA IBU HAMIL DENGAN RISIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT WILAYAH KOTA BANDA ACEH GINGIVITIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan merupakan sebuah peristiwa alamiah yang dialami setiap wanita yang telah berumah tangga atau telah melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis. Kehamilan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Umiati a, Badar Kirwono b, Dwi Astuti a a Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Lebih terperinci

Penyakit periodontitis merupakan salah satu masalah yang banyak. dijumpai baik di negara berkembang, sedang berkembang, dan bahkan di negara

Penyakit periodontitis merupakan salah satu masalah yang banyak. dijumpai baik di negara berkembang, sedang berkembang, dan bahkan di negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit periodontitis merupakan salah satu masalah yang banyak dijumpai baik di negara berkembang, sedang berkembang, dan bahkan di negara maju, yang jumlahnya mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) ditingkat dunia AKB berkisar sekitar 37 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) ditingkat dunia AKB berkisar sekitar 37 per 1000 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka angka kematian bayi (AKB) pada saat ini masih menjadi persoalan di Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO) ditingkat dunia AKB berkisar sekitar 37

Lebih terperinci

RIWAYAT RADANG GUSI PADA IBU HAMIL DENGAN RISIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT WILAYAH KOTA BANDA ACEH

RIWAYAT RADANG GUSI PADA IBU HAMIL DENGAN RISIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT WILAYAH KOTA BANDA ACEH 88 RIWAYAT RADANG GUSI PADA IBU HAMIL DENGAN RISIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT WILAYAH KOTA BANDA ACEH GINGIVITIS HISTORY OF PREGNANT WOMEN WITH RISK OCCURRENCE OF LOW BIRTH

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi

BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik ibu dan neonatus Pengambilan samel dilakukan ada bulan Maret 2009 samai Aril 2010, didaatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi dental merupakan salah satu bagian terpenting dari diagnosis oral moderen. Dalam menentukan diagnosis yang tepat, setiap dokter harus mengetahui nilai dan

Lebih terperinci

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN HAK-HAK REPRODUKSI DALAM BER-KELUARGA BERENCANA PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT UMUM MATERNA MEDAN TAHUN 2013 Julia Alistawaty Purba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada dua yaitu teknik intraoral dan ekstraoral.

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada dua yaitu teknik intraoral dan ekstraoral. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi dental dikenal memiliki peranan yang penting dalam bidang kedokteran gigi yakni membantu dalam menegakkan diagnosa, menentukan rencana perawatan dan mengevaluasi

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SAESAR DI RSUD DR.M.HAULUSSY AMBON Mintje M.Nendissa (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Kematian ibu daat disebabkan karena kehamilan dan ersalinan ibu

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO

PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO 1 Emi Fadilla 2 Maya Mewengkang 2 John Wantania 1 Kandidat Skrisi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar 2013, perokok aktif mulai dari usia 15 tahun ke

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau berkurangnya respon terhadap reseptor insulin pada organ target. Penyakit ini dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau berkurangnya respon terhadap reseptor insulin pada organ target. Penyakit ini dapat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis berupa gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi karena terganggunya aktivitas insulin. Pada kondisi ini akan terjadi

Lebih terperinci

LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008

LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008 LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008 ABSTRAK Damayanti AR, Pramono BA, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi dental biasa digunakan untuk membantu menemukan masalah pada rongga mulut pasien. Radiografi melibatkan penggunaan energi sinar untuk menembus gigi dan merekam

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian observasional cross sectional. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di klinik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. 1 Berdasarkan data dari WHO dan United

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar) JUDUL MATA KULIAH : Periodonsia I NOMOR KODE/ SKS : PE 142/ 2 SKS GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar) A. DESKRIPSI SINGKAT : Mata Kuliah ini membahas mengenai pengenalan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA Hubungan Status Gizi Ibu Saat Hamil, Berat Badan Lahir dan Status Gizi Balita dengan Erupsi Gigi Sulung Balita usia 6-24 bulan di UPT. Puskesmas Petang II DEWI SULANDARI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi neonatal merupakan penyebab penting morbiditas, lamanya tinggal di rumah sakit, dan kematian pada bayi. 1 Pola penyakit penyebab kematian menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN. variabel faktor demografis, faktor risiko vaskuler, dan karakteristik infark Karakteristik Faktor Demografis Subyek

HASIL PENELITIAN. variabel faktor demografis, faktor risiko vaskuler, dan karakteristik infark Karakteristik Faktor Demografis Subyek 69 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini mendaatkan 31 subyek enderita asca stroke iskemik yang memenuhi kriteria. Karakteristik subyek enelitian dikelomokkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi (AKB) pada lebih dari satu dasawarsa mengalami penurunan sangat lambat dan cenderung stagnan di beberapa negara sedang berkembang, oleh karena jumlah

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA Susi Hartati,2*, Nani Nurhaeni 3, Dewi Gayatri 3. Akademi Keerawatan Mitra Keluarga Jakarta, Jakarta 3350, Indonesia 2. Program Studi Magister Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 21 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif analatik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional study). Penelitian potong lintang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Insidensi di negara berkembang sekitar 5-9 % (Goldenberg, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Insidensi di negara berkembang sekitar 5-9 % (Goldenberg, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan preterm adalah kelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu. Angka kejadian persalinan preterm secara global sekitar 9,6%. Insidensi di negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian secara umum dan merupakan penyebab tersering kematian pada kehamilan di negara berkembang. 1 Angka kejadian penyakit

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : gingivitis kehamilan, indeks gingiva modifikasi, usia kehamilan, sosio- ekonomi, pola makan, oral hygiene

ABSTRAK. Kata kunci : gingivitis kehamilan, indeks gingiva modifikasi, usia kehamilan, sosio- ekonomi, pola makan, oral hygiene ABSTRAK Selama kehamilan terjadi perubahan hormon yang mengubah respon imun dan mediator respon inflamasi. Hal ini kemudian menyebabkan masalah dalam rongga mulut terutama gingivitis dan infeksi periodontal.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan bagian dari siklus kehidupan alami yang akan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan bagian dari siklus kehidupan alami yang akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan bagian dari siklus kehidupan alami yang akan dilalui oleh seorang wanita. Menopause merupakan fase terakhir pendarahan haid seorang wanita. Fase ini

Lebih terperinci

THE CORRELATION OF PERIODONTAL DISEASE IN 3 RD TRIMESTER PREGNANT WOMEN WITH LOW BIRTH WEIGHT (LBW)

THE CORRELATION OF PERIODONTAL DISEASE IN 3 RD TRIMESTER PREGNANT WOMEN WITH LOW BIRTH WEIGHT (LBW) THE CORRELATION OF PERIODONTAL DISEASE IN 3 RD TRIMESTER PREGNANT WOMEN WITH LOW BIRTH WEIGHT (LBW) HUBUNGAN PENYAKIT PERIODONTAL PADA IBU HAMIL TRIMESTER KE-3 DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH Silva Syanora

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk fungsi bicara, pengunyahan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG Hillary Meita Audrey 1, Aryu Candra 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik, usia harapan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (BBLR) adalah salah satu dari penyebab utama kematian pada neonates

BAB I PENDAHULUAN. (BBLR) adalah salah satu dari penyebab utama kematian pada neonates BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berat badan (BB) adalah salah satu indikator kesehatan pada bayi baru lahir. BB lahir menjadi begitu penting dikarenakan bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT DR. OEN SURAKARTA PERIODE HALAMAN JUDUL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT DR. OEN SURAKARTA PERIODE HALAMAN JUDUL SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT DR. OEN SURAKARTA PERIODE 2014-2015 HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan Oleh : Angga Nuralam Saputra J 50013 0004 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017 177 HUBUNGAN KONSUMSI KALSIUM DAN ORAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN GINGIVITIS PADA IBU HAMIL DI DESA CURUNGREJO KECAMATAN KEPANJEN Titin Sutriyani D4 Kebidanan Universitas Tribhuwana Tunggadewi e-mail: titinsutriyani@gmail.com

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TATELU KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA Wulan K. Nangley*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H. Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok sudah meluas pada hampir semua kelompok masyarakat di dunia. Semakin banyaknya orang yang mengonsumsi rokok telah menjadi masalah yang cukup serius.

Lebih terperinci

Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang

Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang Analisis Faktor di RSUP Dr Kariadi Semarang Diana Zahrawardani 1, Kuntio Sri Herlambang 2, Hema Dewi Anggraheny 3 1 Mahasiswa Program endidikan S-1, Fakultas kedokteran, Universitas Muhammadiyah, Semarang

Lebih terperinci

KEHILANGAN TULANG DAN POLA PERUSAKAN TULANG Kehilangan tulang dan cacat tulang yang diakibatkan penyakit periodontal membahayakan bagi gigi, bahkan

KEHILANGAN TULANG DAN POLA PERUSAKAN TULANG Kehilangan tulang dan cacat tulang yang diakibatkan penyakit periodontal membahayakan bagi gigi, bahkan KEHILANGAN TULANG DAN POLA PERUSAKAN TULANG Kehilangan tulang dan cacat tulang yang diakibatkan penyakit periodontal membahayakan bagi gigi, bahkan bisa menyebabkan hilangnya gigi. Faktor-faktor yang memelihara

Lebih terperinci

Perbandingan Kadar Inhibin A Serum dan Plasenta serta Ekspresi Inhibin A Plasenta antara Kehamilan Preeklamsi Berat/Eklamsi dan Kehamilan Normal

Perbandingan Kadar Inhibin A Serum dan Plasenta serta Ekspresi Inhibin A Plasenta antara Kehamilan Preeklamsi Berat/Eklamsi dan Kehamilan Normal Arisanti dan Angsar: Perbandingan Kadar Inhibin A Serum dan Plasenta serta Eksresi Inhibin A Plasenta Perbandingan Kadar Inhibin A Serum dan Plasenta serta Eksresi Inhibin A Plasenta antara Preeklamsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT Hormonal imbalance can cause changes in oral mucosa. The changes in hormone levels and a decrease in the immune system during the menstrual cycle cause oral mucosa to become sensitive. The changes

Lebih terperinci

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN 34-36 MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

Hubungan Stresor Psikososial pada Kehamilan dengan Partus Prematurus

Hubungan Stresor Psikososial pada Kehamilan dengan Partus Prematurus 129 Artikel Penelitian Hubungan Stresor Psikososial ada Kehamilan dengan Partus Prematurus Yuli Nenti Herlina 1, Desmiwarti 2, Edison 3 Abstrak Partus rematurus meruakan suatu keadaan atologis dengan beragam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memikirkannya sehingga dapat memahaminya. Hal ini tersirat dalam Q.S.An-

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memikirkannya sehingga dapat memahaminya. Hal ini tersirat dalam Q.S.An- I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengajari manusia apa yang sebelumnya tidak diketahui. Allah SWT mengkaruniakan akal untuk memahami dan membedakan antara yang baik dan buruk, serta hati untuk

Lebih terperinci

TUGAS PERIODONSIA 1. Nama : Rahayu Sukma Dewi NIM :

TUGAS PERIODONSIA 1. Nama : Rahayu Sukma Dewi NIM : TUGAS PERIODONSIA 1 Nama : Rahayu Sukma Dewi NIM : 021311133072 1. Derajat Kegoyangan Gigi (Indeks kegoyangan gigi) Kegoyangan gigi merupakan salah satu gejala penyakit periodontal yang ditandai dengan

Lebih terperinci

PERBEDAAN STATUS ORAL HIGIENE DAN PERIODONTAL PASIEN KOMPROMIS DAN NON KOMPROMIS MEDIS RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PERBEDAAN STATUS ORAL HIGIENE DAN PERIODONTAL PASIEN KOMPROMIS DAN NON KOMPROMIS MEDIS RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN 165 PERBEDAAN STATUS ORAL HIGIENE DAN PERIODONTAL PASIEN KOMPROMIS DAN NON KOMPROMIS MEDIS RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN (COMPARATIVE OF ORAL HYGIENE AND PERIODONTAL STATUS OF HOSPITALIZED MEDICALLY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan kurang bulan merupakan masalah di bidang obstetrik dan perinatologi karena berhubungan dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas bayi. Tujuh puluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diawali dari proses konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan calon bayi

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA NEONATUS

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA NEONATUS AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 75 80 Available online at htt://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.h/eja FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA NEONATUS Siti Rohani¹, Rini

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana starata-1 kedokteran umum

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana starata-1 kedokteran umum FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA IBU HAMIL DI USIA TUA Studi Kasus di RS. Adhyatma Semarang selama Tahun 2012 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo ARTIKEL PENELITIAN Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Siatana Kota Gorontalo Factors Of Associated With The Visit Antenatal Care (ANC) K4 In Community

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator angka kematian yang berhubungan dengan bayi baru lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator yang memiliki

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA

HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA Eryka I. Siswianti, Hilmi Yumni Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga menyebabkan sistem pertahanan tubuh manusia tersebut menjadi

Lebih terperinci

ABSTRACT. : Ice chocolate, hygiene handler, Coliform, Escherichia coli

ABSTRACT. : Ice chocolate, hygiene handler, Coliform, Escherichia coli HUBUNGAN HIGIENE PENJAMAH DENGAN KUALITAS MIKROBIOLOGIS PADA MINUMAN ES COKLAT DI KOTA SEMARANG (Studi di Kecamatan Tembalang Dan Kecamatan Pedurungan) Dwi Rahayuningsih, Martini,Susiana Purwantisari,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERSALINAN KEMBAR DI RSUP Dr.KARIADI TAHUN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

KARAKTERISTIK PERSALINAN KEMBAR DI RSUP Dr.KARIADI TAHUN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA 1 KARAKTERISTIK PERSALINAN KEMBAR DI RSUP Dr.KARIADI TAHUN 2007-2011 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian karya tulis ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Hidayati 1, Kuswardani 2, Gustria Rahayu 3

ARTIKEL PENELITIAN. Hidayati 1, Kuswardani 2, Gustria Rahayu 3 PENGARUH KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS GINGIVITIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG TAHUN 2012 Hidayati 1, Kuswardani 2, Gustria Rahayu 3 ARTIKEL

Lebih terperinci

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : RIZKA ARIANI

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : RIZKA ARIANI HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2009 Oleh : RIZKA ARIANI 070100049 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 HUBUNGAN PREEKLAMPSIA

Lebih terperinci

Hubungan Usia Ibu dan Paritas dengan Tingkat Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Plered, Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

Hubungan Usia Ibu dan Paritas dengan Tingkat Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Plered, Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Usia Ibu dan Paritas dengan Tingkat Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Plered, Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 1 Rangga S Pamungkas,

Lebih terperinci

PROPORSI BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI KEMBAR YANG LAHIR DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ANDRIO GULTOM

PROPORSI BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI KEMBAR YANG LAHIR DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ANDRIO GULTOM PROPORSI BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI KEMBAR YANG LAHIR DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2008-2012 Oleh: ANDRIO GULTOM 100100337 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 LEMBAR

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:

Lebih terperinci

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado FAKTOR-FAKTOR YAG BERHUBUGA DEGA KEPUTUSA PEMILIHA TEMPAT BERSALI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATA KECAMATA IBU KABUPATE HALMAHERA BARAT PROPISI MALUKU UTARA Siska ova Sibua*, D. V. Rombot* * Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001) dan menempati peringkat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERIODONTITIS APIKALIS TERHADAP TERJADINYA KELAHIRAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH KURANG BULAN ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERIODONTITIS APIKALIS TERHADAP TERJADINYA KELAHIRAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH KURANG BULAN ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PERIODONTITIS APIKALIS TERHADAP TERJADINYA KELAHIRAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH KURANG BULAN ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kesakitan dan angka kematian yang tinggi. 1. mematikan namun dapat dihindari. Berdasarkan laporan World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kesakitan dan angka kematian yang tinggi. 1. mematikan namun dapat dihindari. Berdasarkan laporan World Health 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan problem kesehatan yang serius yang menyebabkan angka kesakitan dan angka kematian yang tinggi. 1 Merokok adalah penyebab kematian satu dari sepuluh

Lebih terperinci

PERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik

PERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik 11/18/2010 1 PERAWATAN INISIAL Perawatan Fase I Perawatan fase higienik Tahap Pertama serangkaian perawatan periodontal untuk : Penyingkiran semua iritan lokal penyebab inflamasi Motivasi dan instruksi

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011 ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011 Alvin Ferbian S. 2012. Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp. OG Pembimbing II : Winny

Lebih terperinci

ISSN : Muchsin, Haryono, Rosyidah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

ISSN : Muchsin, Haryono, Rosyidah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta ISSN : 1978-0575 154 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WANITA TERPAPAR BISING SHIFT PAGI DI BAGIAN WEAVING (TENUN) AGUNG SAPUTRA TEX PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA Muchsin, Haryono,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat bahwa angka kematian ibu (AKI) di dunia sangat tinggi, terdapat 830 wanita yang meninggal setiap harinya.

Lebih terperinci

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 Ariyanto Pakaya NIM 811409138 Program study Kesehatan

Lebih terperinci

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb.

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb. Abstrak PREVALENSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH PADA IBU ANEMIA DEFISIENSI BESI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang sering terjadi dan 50% dari wanita hamil di negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular dan kanker merupakan salah satu penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok dan dapat berujung pada kematian. Sebanyak satu miliar perokok

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PERIODONSIUM DAN JARINGAN SEKITARNYA OLEH: DRG. SYAIFUL AHYAR, MS

PEMERIKSAAN PERIODONSIUM DAN JARINGAN SEKITARNYA OLEH: DRG. SYAIFUL AHYAR, MS PEMERIKSAAN PERIODONSIUM DAN JARINGAN SEKITARNYA OLEH: DRG. SYAIFUL AHYAR, MS TUJUAN : Tentukan penyakit Gingiva & periodontal ada. Identifikasi tipe, perluasan, distribusi, dan keparahan penyakit bila

Lebih terperinci

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla *

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ABSTRAK Bauran emasaran adalah seerangkat alat

Lebih terperinci

Sukmawati 1), Sri Dara Ayu1 ) 1) Dosen Jurusan Gizi Poltekes Makassar ABSTRACT

Sukmawati 1), Sri Dara Ayu1 ) 1) Dosen Jurusan Gizi Poltekes Makassar ABSTRACT HUBUNGAN STATUS GIZI, BERAT BADAN LAHIR (BBL), IMUNISASI DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUNIKAMASEANG KABUPATEN MAROS Sukmawati 1), Sri Dara

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciamis Tahun 2013)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciamis Tahun 2013) ANALISIS BEBERAPA FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciamis Tahun 2013) Susan Ristiyanti Nurlina dan Siti Novianti Mahasiswa Fakulatas

Lebih terperinci

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag PENDAHULUAN PENGARUH KONSELING MENGGUNAKAN LEMBAR BALIK DAN LEAFLET TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI Niken Purbowati (Poltekkes Kemenkes Jakarta III) ABSTRAK Prevalensi anemia tertinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain perubahan kadar hormon seksual yang terjadi pada saat pubertas, kehamilan, menstruasi dan

Lebih terperinci