Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang"

Transkripsi

1 Analisis Faktor di RSUP Dr Kariadi Semarang Diana Zahrawardani 1, Kuntio Sri Herlambang 2, Hema Dewi Anggraheny 3 1 Mahasiswa Program endidikan S-1, Fakultas kedokteran, Universitas Muhammadiyah, Semarang 2 Staf Pengajar Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah, Semarang 3 Staf Pengajar Fakultas, kedokteran Universitas Muhammadiyah, Semarang. ABSTRAK Latar belakang : Penyakit Jantung Koroner telah menjadi enyebab kematian utama di Indonesia. Di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan laoran dari Rumah Sakit dan Puskesmas tahun 2006, kasus Penyakit jantung Koroner sebesar 26,38 er 1000 enduduk. Penyakit Jantung Koroner memunyai faktor risiko yang bisa diubah, yaitu disliidemia, hiertensi, merokok, diabetes melitus, obesitas, stres sikososial, inaktivitas fisik. Sedangkan faktor risiko yang bisa diubah, yaitu usia, jenis kelamin, riwayat enyakit jantung dalam keluarga. Tujuan : Untuk menganalisis faktor risiko dengan kejadian enyakit jantung koroner di RSUP DR Kariadi Semarang. Metode : Jenis enelitian ini adalah enelitian survey analitik, dengan desain enelitian cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr Kariadi Semarang. Teknik engambilan samel dengan simle random samling, dimana didaatkan sebanyak 128 samel. Seluruh roses engolahan dan analisis data menggunakan rogram SPSS Hasil : Berdasarkan 128 samel yang di teliti, yang memiliki usia risiko tinggi ( 45 tahun) sebanyak 107 (83,60%) asien, berjenis kelamin laki-laki 88 (68,80%) asien, kolesterol total 200 mg/dl 59 (46,10%) asien, kadar trigliserida 150 mg/dl 37 (28,90%) asien, hiertensi 89 (69,5%) asien, diabetes melitus 82 (64,10%) asien, enderita Penyakit Jantung Koroner 103 (80,50%) asien. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square dengan α = 0,05 diketahui yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian enyakit jantung antara lain usia (=0,019), kolesterol total (=0,004), kadar trigliserida (=0,019), hiertensi (=0,002), dan diabetes melitus (=0,020). Hasil multivariat menggunakan regresi logistik diketahui yang aling berengaruh terhada kejadian Penyakit jantung Koroner yaitu kolesterol total dengan nilai (=0,002,OR=5,127). Kesimulan : Usia, kolesterol total, kadar trigliserida, hiertensi, dan diabetes melitus meruakan faktor risiko kejadian enyakit jantung koroner. Faktor risiko yang aling berengaruh terhada kejadian enyakit jantung koroner yaitu kolesterol total. Kata kunci : Penyakit Jantung Koroner, faktor risiko. TheAnalysis of Risk Factors of The Case of Coronary Heart Disease at RSUP Dr Kariadi Semarang Abstract Background : Coronary heart disease has been the major cause of death in Indonesia. Based on the hosital and ublic health care s reort in 2006, the case of this disease was 26,38 of 1000 oulation in Central Java. Coronary heart disease is caused by varying risk factor such as disliidemia, hyertension, smoking, diabetes melitus, obesity, sychosocial stress, and hisical inactivity. The non varying risk factors are age, sex, and the history of heart disease in a family. Objective :To analyze the risk factors of the case of coronary heart disease at RSUP Dr Kariadi Semarang. Methods : This study is an analitical survey research with a cross sectional aroach. The study was carried out in the cardiology room at RSUP Dr Kariadi Semarang. The samling was taken by simle random samling which involved 128 samles. All data is rocessed and analysed by SPSS 17.0 rogram. Results : 107 (83,60%) out of 128 atients were in high risk age ( 45 years), 88 (68,80%) were men, 59 (46,10%) had total cholesterol 200 mg/dl, 37 (28,90%) had amount of triglyceride 150 mg/dl, the atients with hyertension were 89 (69,50%), those with diabetes melitus were 82 (64,10%) and 103 (80,50%) were atients with coronary heart disease. The statistical test using the chi square test with α = 0,05 resulted in the significant correlation between the risk factors and the case of coronary heart disease. Those factors are age (=0,019), total cholesterol, (=0,004), triglyceride level (=0,019), hyertension (=0,002), and diabetes mellitus (=0,020). By using the logistic regression, the multivariat result shows that the total cholesterol (=0,002,OR=5,127) is the most influential on the case of coronary heart disease. Conclusion : Age, total cholesterol, triglyceridelevel, hyertension, diabetes mellitus are the risk factors of the case of coronary heart disease. The total cholesterol has the most effect on the case of coronary heart disease. Keywords : Coronary heart disease, Risk factors. Koresondensi : Diana, Zahrawardani, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, Jl. Wonodri No. 2A. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, teleon/faks (024) dizasweety@gmail.com 13

2 PENDAHULUAN Penyakit jantung koroner telah menjadi enyebab kematian utama di Indonesia. Banyak orang terkena serangan jantung tana ada gejala aaun sebelumnya. Selama 50 tahun terakhir, semakin banyak orang terkena enyakit jantung koroner, dan beberaa faktor enyebab utamanya telah diketahui. 1,2 Penyakit jantung koroner dierkirakan 30% menjadi enyebab kematian di seluruh dunia. Menurut WHO tahun 2005, jumlah kematian enyakit kardiovaskular (terutama enyakit jantung koroner, stroke, dan enyakit jantung rematik) meningkat secara global menjadi 17,5 juta dari 14,4 juta ada tahun Berdasarkan jumlah tersebut, 7,6 juta dikaitkan dengan enyakit jantung koroner. American Heart Association (AHA) ada tahun 2004 memerkirakan revalensi enyakit jantung koroner di Amerika Serikat sekitar ,4 Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan PJK menemati eringkat ke-3 enyebab kematian setelah stroke dan hiertensi. Angka kejadian enyakit jantung koroner berdasarkan data Riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2007, ada sebanyak 7,2%. Di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan laoran dari rumah sakit dan uskesmas tahun 2006, kasus Penyakit Jantung Koroner sebesar 26,38 er enduduk. Meski menjadi embunuh utama, tetai masih sedikit sekali orang yang tahu tentang PJK dan faktor risikonya. Dalam ilmu eidemiologi, jika faktor risiko suatu enyakit telah diketahui maka akan lebih mudah untuk melakukan tindakan encegahan. Karena bagaimanaun mencegah lebih baik dari ada mengobati. 5,6,7 Penderita PJK banyak didaatkan adanya faktor faktor risiko. Faktor risiko utama atau fundamental yaitu faktor risiko liida yang meliuti kadar kolesterol dan trigliserida, karena entingnya sifat sifat substansi ini dalam mendorong timbulnya lak di arteri koroner.negara Amerika ada saat ini 50% orang dewasa didaatkan kadar kolesterolnya > 200 mg/dl dan ± 25% dari orang dewasa umur > 20 tahun dengan kadar kolesterol > 240 mg/dl, sehingga risiko terhada enyakit jantung koroner akan meningkat. Penderita enyakit jantung koroner akan mengalami hiertensi 2,25 kali dibanding dengan yang bukan enderita enyakit jantung koroner.berbagai enelitian eidemiologi menunjukkan adanya keadaan-keadaan sifat dan kelainan yang daat memerceat terjadinya enyakit jantung koroner. Memiliki faktor risiko lebih dari satu seerti hiertensi, diabetes melitus, dan obesitas, maka akan memunyai 2 atau 3 kali bereluang terkena enyakit jantung koroner dibandingkan 70 orang yang tidak. 1,8,9,10 Berdasarkan uraian diatas enyakit jantung koroner masih menjadi enyebab utama kematian. Faktor risiko tersebut bereran enting untuk terjadinya enyakit jantung koroner, Aabila faktor risiko daat diketahui maka akan lebih mudah untuk dilakukannya tindakan encegahan. Jumlah enderita enyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum Pusat DR Kariadi didaatkan 129 asien ada bulan Aril-Juni tahun 2011 dan memiliki faktor risiko yang berbeda-beda. Berdasarkan hal diatas maka dierlukan enelitian untuk mengetahui faktor risiko aa sajakah yang menyebabkan kejadian enyakit jantung koroner masih memiliki revalensi yang cuku tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrisikan dan menganalisisfaktor risiko usia, jenis kelamin, kolesterol total, kadar trigliserida, hiertensi, dan diabetes melitus dengankejadian enyakit jantung koroner, serta untuk mengetahui faktor risiko yang aling berhubungan dengan kejadian enyakit jantung koroner. Manfaat dari enelitian ini adalah diharakan daat memberikan informasi dan menambah wawasan ilmu engetahuan, untuk masyarakat atau eneliti selanjutnya tentang faktor risiko kejadian Penyakit Jantung Koroner, serta daat dijadikan sebagai acuan dilakukannya tindakan encegahan terjadinya Penyakit Jantung Koroner. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan RSUP DR Kariadi Semarang mulai bulan Oktober Desember tahun Jenis enelitian ini adalah enelitian survey analitik. Dengan desain enelitian cross sectional. 11 Poulasi enelitian ini adalah seluruh asien rawat ina bagian kardiologi di RSUP Dr Kariadi Semarang eriode Aril - Juni tahun 2011 sebanyak 182 asien. Besar samel dalam enelitian ini adalah 128 orang. Teknik engambilan samel dengan teknik simle random samling dengan menggunakan tabel random number. 12 Kriteria inklusi dari enelitian adalah Seluruh asien rawat ina bagian kardiologi di RSUP Dr Kariadi Semarang eriode Aril - Juni tahun 2011 dan data rekam medik lengka; meliuti nomor register asien, usia, jenis kelamin, kolesterol total, kadar trigliserida, hiertensi (tekanan darah sistole dan diastole), diabetes melitus (kadar gula darah uasa), diagnosis PJK dan tidak PJK.Kriteria eksklusinya adalah data rekam medik tidak jelas. Variabel bebas enelitian ini, meliuti : usia, jenis kelamin, kolesterol total, kadar trigliserida, hiertensi, dan diabetes melitus. Variabel terikatnya adalah Kejadian Penyakit Data yang dikumulkan meliuti data sekunder yang diambil dari data rekam medik. Analisis yang digunakan adalah Analisis univariat, analisis bivariat dengan uji statistik Chi Square dananalisis multivariat dengan menggunakanregresi logistik. Seluruh roses 14

3 engolahan dan analisis data menggunakan rogram SPSS Alur enelitian ini dimulai dari erizinan ke dekan FK Unimus, kemudian melakukan engisian formulir ke bagian diklat dan menyerahkan roosal enelitian yang sudah di setujui oleh embimbing dan enguji serta surat ersetujuan enelitian dari FK unimus. Setelah mendaat ersetujuan dari ihak rumah sakit, melakukan encatatan nomor rekam medik dan diserahkan keada staf bagian rekam medik. Pengumulan data sesuai oulasi yang akan diteliti, seluruh data yang memenuhi kriteria inklusi di random samai samel terenuhi. Data diolah dan di analisis menggunakan komuter dengan rogram SPSS 17.0, kemudian setelah selesai dilakukan laoran hasil enelitian keada embimbing dan enguji. Kelemahan dan keterbatasan dalam enelitian ini adalah faktor risiko lain seerti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, stres sikososial, dan riwayat enyakit jantung keluarga tidak daat diteliti mauun dilakukan analisis karena adanya keterbatasan data. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bagian rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang mulai bulan Oktober samai Desember Berdasarkan data rekam medik secara retrosektif dieroleh sebanyak 182 asien, meliuti 129 enderita enyakit jantung koroner dan 53 enderita enyakit jantung lainnya. Data yang tidak memenuhi kriteria inklusi ada 16 asien, sehingga di dro out dari enelitian. Data yang digunakan sebanyak 166 asien dan dirandom samai samel terenuhi yaitu sebanyak 128 asien. yang berusia < 45 tahun (16,40%). Gambaran Jenis Kelamin 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 31.30% Peremuan % Laki-laki Gambar2. Distribusi Samel Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Gambar 2 daat diketahui bahwa dari 128 samel enelitian, ada 40 asien berjenis kelamin eremuan (31,30%) dan 88 asien berjenis kelamin laki-laki (68,80%). Gambaran Kadar Kolesterol Total 56.00% 54.00% 52.00% 50.00% 48.00% 46.00% 44.00% 42.00% 53.90% < 200 mg/dl 200 mg/dl sebanyak 21 asien 46.10% Peremuan Laki-laki < 200 mg/dl 200 mg/dl Hasil Penelitian Analisis Univariat Gambaran Usia 83.60% 16.40% < 45 tahun 45 tahun Gambar3. Distribusi Samel Berdasarkan Kadar Kolesterol Total Berdasarkan gambar 3 daat diketahui bahwa dari 128 samel enelitian, ada 59 asien memiliki kadar kolesterol total 200 mg/dl (46,10%) dan 69 asien memiliki kadar kolesterol total< 200 mg/dl (53,90%). Gambaran Kadar Trigliserida 80.00% 60.00% Gambar1. Distribusi Samel Berdasarkan Usia Berdasarkan Gambar 1 daat diketahui dari 128 samel enelitian, asien yang berusia 45 tahun sebanyak 107 asien (83,60%) dan asien 40.00% 20.00% 0.00% 71.10% 28.90% < 150 mg/dl 150 mg/dl < 150 mg/dl 150 mg/dl 15

4 Gambar 4. Distribusi Samel Berdasarkan Kadar Trigliserida Berdasarkan gambar 4 daat diketahui bahwa dari 128 samel enelitian, ada 37 asien memiliki kadar trigliserida 150 mg/dl (28,90%) dan 91 asien memiliki kadar trigliserida < 150 mg/dl (71,10%). Gambaran Penyakit Jantung Koroner 19.50% 80.50% Tidak PJK PJK Gambaran 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 30.50% Tidak 69.50% Gambar 5. Distribusi Samel. Berdasarkan gambar 5 daat diketahui bahwa dari 128 samel enelitian, ada 89 asien menderita hiertensi (69,50%) dan 39 asien tidak menderita hiertensi (30,50%). Gambaran Diabetes Melitus 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 35.90% Tidak Diabetes Melitus 64.10% Diabetes Melitus Tidak Berdasarkan Tidak Diabetes Melitus Diabetes Melitus Gambar 6. Distribusi Samel Berdasarkan Diabetes Melitus Berdasarkan gambar 6 daat diketahui bahwa dari 128 samel enelitian, ada 82 asien menderita diabetes melitus (64,10%) dan 46 asien tidak menderita diabetes melitus (35,90%). Gambar 7. Distribusi Samel Berdasarkan Kejadian Berdasarkan gambar 7 daat diketahui bahwa dari 128 samel enelitian, ada 103 asien yang menderita Penyakit Jantung Koroner (80,50%) dan 25 orang yang tidak menderita Penyakit Jantung Koroner (19,50%). Analisis Bivariat Hubungan Usia dengan Kejadian Penyakit Berdasarkan tabel 8 daat dilihat bahwa dari 21 asien yang berusia < 45 tahun ada 8 asien (38,1%) tidak menderita PJK dan 13 asien (61,9%) menderita PJK, kemudian dari 107 asien yang berusia 45 tahun ada 17 asien (15,9%) tidak menderita PJK dan 90 asien (84,1%) menderita PJK. Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,019 ( < 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian PJK. Tabel 8. Hubungan Usia dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner P Usia Rendah (< 45 tahun) Tinggi ( 45 tahun) Tidak PJK PJK N % N 8 38, ,9 90 Jumlah 25 19,5 103 Total % N % 61, ,019 84, , Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Berdasarkan tabel 9 daat dilihat bahwa dari 40 asien yang berjenis kelamin eremuan ada 10 (25,0%) tidak menderita PJK dan 30 (75,0%) menderita PJK. Dari 88 asien yang berjenis kelamin laki-laki ada 15 (17,0%) tidak menderita PJK dan 73 (83,0%) menderita PJK. 16

5 Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,293 (> 0,05) artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian PJK Tabel 9. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Jenis kelamin Tidak PJK PJK Total Peremuan 10 25, , ,293 Laki-laki 15 17, , Tabel 11 Hubungan Kadar Trigliserida dengan Kadar Trigliserida Rendah (<150 mg/dl) Tinggi ( 150 mg/dl) Tidak PJK PJK Total 13 14, , , , , Hubungan Kolesterol Total dengan Kejadian Berdasarkan tabel 10 daat dilihat bahwa dari 69 asien yang memiliki kadar kolesterol total < 200 mg/dl ada 7 asien (10,1%) tidak menderita PJK dan 62 asien (89,9%) menderita PJK, kemudian dari 59 asien yang memiliki kadar kolesterol total 200 mg/dl ada 18 asien (30, 5%) tidak menderita PJK dan 41 asien (69,5%) menderita PJK.\ Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,004 (< 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara kadar kolesterol total dengan kejadian PJK. Tabel 10. Hubungan Kolesterol Total dengan Kejadian Kadar kolesterol total Rendah (< 200 mg/dl) Tinggi ( 200 mg/dl) Tidak PJK PJK Total 7 10, , , , , Hubungan Kadar Trigliserida dengan Kejadian Berdasarkan tabel 11 daat dilihat bahwa dari 91 asien yang memiliki kadar trigliserida < 150 mg/dl ada 13 asien (14,3%) tidak menderita PJK dan 78 asien (85,7%) menderita PJK, kemudian dari 37 asien yang memiliki kadar trigliserida 150 mg/dl ada 12asien (32,4%) tidak menderita PJK dan 25 asien (67,6%) menderita PJK. Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,019 ( < 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara kadar trigliserida dengan kejadian Penyakit Hubungan dengan Kejadian Penyakit Berdasarkan tabel 12 daat dilihat bahwa dari 39 asien yang tidak ada 14 asien (35,9%) tidak menderita PJK dan 25 asien (64,1%) menderita PJK, kemudian dari 89 asien yang ada 11 asien (12,4%) tidak menderita PJK dan 78 asien (87,6%) menderita PJK. Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,002 (< 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner. Tabel 12. Hubungan dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Tidak Tidak PJK PJK Total 14 35, , , , , Hubungan Diabetes Melitus dengan Kejadian Berdasarkan tabel 13 daat dilihat bahwa dari 46 asien yang tidak Diabetes Melitus ada 14 asien (30,4%) tidak menderita PJK dan 32 asien (69,6%) menderita PJK, kemudian dari 82 asien yang Diabetes Melitus ada 11 asien (13,4%) tidak menderita PJK dan 71 asien (86,6%) menderita PJK. Hasil uji statistik dieroleh nilai= 0,020 (< 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara Diabetes Melitus dengan kejadian Penyakit 17

6 Tabel 13. Hubungan Diabetes Melitus Kejadian dengan Diabetes Melitus Tidak PJK PJK Total Tidak DM 14 30, , ,020 DM 11 13, , Analisis Multivariat Seleksi Variabel Indeenden Tabel 14. Hasil Seleksi Variabel Indeenden yang daat masuk kedalam Model Multivariat Variabel Indeenden P value Usia 0,019 Kolesterol total 0,004 Kadar trigliserida 0,019 Diabetes Melitus 0,002 0,020 Berdasarkan tabel 14 hasil seleksi variabel indeenden dari enam variabel ada satu variabel yang > 0,25 yaitu variabel jenis kelamin ( = 0,293), secara statistik tidak daat masuk dalam model multivariat. Pemodelan Multivariat Taha Pertama Tabel 15. Hasil Pemodelan Pertama Semua Variabel dimasukkan ke dalam Model Variabel P value OR Indeenden Usia 0,076 0,338 Kolesterol total 0,009 5,424 Kadar trigliserida 0,605 1,359 0,021 0,277 Diabetes Melitus 0,079 0,401 Berdasarkan tabel 15. di atas, menunjukkan bahwa variabel yang aling tidak signifikan adalah variabel Kadar Trigliserida. Maka variabel tersebut dikeluarkan dari model multivariat. Taha Kedua Tabel 16. Hasil Analisis Multivariat Taha Kedua Setelah Variabel Kadar Trigliserida dikeluarkan dari Analisis. Variabel P value OR Indeenden Usia 0,081 0,348 Kolesterol total 0,001 6,329 Diabetes melitus 0,012 0,259 0,075 0,398 Berdasarkan tabel 16 di atas, menunjukkan bahwa variabel yang aling tidak signifikan adalah variabel usia. Maka variabel tersebut dikeluarkan dari model multivariat. Taha Ketiga Tabel 17. Hasil Analisis Multivariat Taha Ketiga Setelah Variabel Usia dikeluarkan dari Analisis. Variabel P value OR Indeenden Kolesterol total 0,002 5,346 0,004 0,224 Diabetes Melitus 0,059 0,384 Berdasarkan tabel 17. di atas, menunjukkan bahwa variabel yang tidak signifikan adalah variabel Diabetes Melitus. Maka variabel tersebut dikeluarkan dari model multivariat. Taha Akhir Tabel 18. Hasil Analisis Multivariat Taha Akhir Setelah Variabel Diabetes Melitus dikeluarkan dari Analisis. Variabel Indeenden P value OR Kolesterol total 0,002 5,127 0,001 0,190 Berdasarkan tabel 18 di atas, didaatkan hasil bahwa variabel indeenden yang aling dominan memengaruhi kejadian Penyakit Jantung Koroner adalah variabel kolesterol total, karena memunyai nilai OR aling tinggi (OR = 5,127). PEMBAHASAN Hubungan Usia terhada Kejadian Penyakit Hasil observasi terhada 128 samel enelitian, sebagian besar berusia 45 tahun yaitu sebanyak 107 asien (83,60%). Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,019 ( < 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian PJK di RSUP Dr Kariadi Semarang. Umur meruakan faktor risiko PJK dimana enambahan usia akan meningkatkan risiko terjadinya PJK. Semakin tua umur maka semakin besar kemungkinan timbulnya karat yang menemel di dinding dan menyebabkan mengganggu aliran air yang melewatinya. Berdasarkan enelitian Donald Nababan di RSU Dr. Pirngadi Medan enderita PJK didaatkan lebih banyak ada kelomok usia 40 tahun. Hasil uji statistik enelitian ini sesuai dengan enelitian yang dilakukan Wulandari Dyah (2009) yang menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan kejadian PJK ( = 0,003) di oli jantung RS Muhammadiyah Palembang.Berbeda dengan anelitian yang dilakukan Fazidah A. Siregar et al 18

7 (2005) di RS Dr Pirngadi Medan, sebagian besar berusia 55 tahun (69%) dan usia tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kejadian PJK ( = 0,1864). Hal ini kemungkinan karena roorsi enderita PJK dan non PJK lebih banyak ada usia 55 tahun.8,9 Hubungan Jenis Kelamin terhada Kejadian Berdasarkan hasil analisis dari 128 samel enelitian,mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 88 asien (68,80%).Studi observasi di Framingham dilihat dari segi jenis kelamin, kebanyakan PJK terjadi ada laki-laki (60%) dibandingkan wanita (40%).Penyakit jantung koroner meruakan enyebab 40% kematian lakilaki ada usia tahun. Berbeda dengan enelitian Donald Nababan di RSU Dr. Pirngadi Medan (2008), dari 70 orang ada 47 (67,1%) eremuan dan 23 (32,9%) laki -laki, dimana eremuan lebih banyak dariada laki-laki.8,9 Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,293 ( > 0,05) artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian PJK di RSUP Dr Kariadi Semarang. Hasil enelitian ini sesuai dengan eneliti Tommy Wowor (2009) di Klinik Kardiovaskuler Hosi tal Cinere dengan nilai = 0,820. Berbeda dengan eneliti Wulandari Dyah (2009), yang menyebutkan terdaat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian PJK ( = 0,008). Hal ini mungkin terjadi karena sekitar 50 tahun keatas, wanita dan ria memiliki tingkat risiko yang samadan ada enelitian ini mayoritas asien berusia 45 tahun. Secara medis juga daat menyerang siaa saja baik laki-laki mauun eremuan. Hubungan Kolesterol Total terhada Kejadian Berdasarkan hasil analisis dari 128 samel enelitian, ada 59 asien memiliki kadar kolesterol total 200 mg/dl (46,10%) dan 69 asien memiliki kadar kolesterol total < 200 mg/dl (53,90%). Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,004 ( < 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara kadar kolesterol total dengan kejadian PJK di RSUP Dr Kariadi Semarang. Penelitian ini sesuai dengan enelitimamat Suriyono (2008) didaatkan nilai = 0,029 dan Fajri Azizah Raudlatul Jannah (2011) dengan nilai = 0,027. Penelitian dari Mamat Suriyono membuktikan bahwa kenaikan kolesterol lasma meruakan faktor risiko enting untuk berkembangnya PJK. Kadar kolesterol total daat meningkatkan risiko emat kali liat. Kadar kolesterol yang tinggi daat mengenda di dalam embuluh arteri yang menyebabkan enyemitan dan engerasan yang dikenal sebagai atherosklerosis atau lak. Akibat meningginya beban kerja jantung dan hiertrofi, maka kebutuhan jantung akan darah (oksigen) meningkat dan menyebabkan terjadinya PJK 13,14. Hubungan Kadar Trigliserida terhada Kejadian Berdasarkan hasil analisis dari 128 samel enelitian, ada 37 asien memiliki kadar trigliserida 150 mg/dl (28,90%) dan 91 asien memiliki kadar trigliserida < 150 mg/dl (71,10%).Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,019 ( < 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara kadar trigliserida dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner. Menurut Penelitian oleh Mamat Suriyono (2008), ada analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara Trigliserida dengan kejadian PJK, nilai = 0,003 dan OR = 2,8 (95%CI=1,5-5,4). Peneliti Yanti (2008) juga sesuai dengan enelitian ini, bahwa uji statistiknya menunjukkan ada hubungan bermakna dengan nilai = 0,001. Trigliserida daat memengaruhi kadar kolesterol dalam darah. Jika kolesterol dalam darah tinggi daat menyebabkan terjadinya atherosklerosis. Penelitian ara ahli menegaskan bahwa eningkatan kadar trigliserida dalam darah meruakan salah satu faktor risiko dari PJK.8,9 Hubungan terhada Kejadian Berdasarkan hasil enelitian dari 128 samel, Sebagian besar asien menderita hiertensi yaitu sebanyak 89 asien (69,50%). Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,002 ( < 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang. Penelitian ini sesuai dengan eneliti sebelumnya Donald Nababan (2008) menghasilkan = 0,045 dan OR = 2,25. Penelitian yang di jalankan oleh Fazidah A. Siregar et al, (2005) melalui analisis regresi logistik juga didaatkan ada hubungan antara enderita hiertensi dengan kejadian PJK dengan tingkat kemaknaan = 0,0005. Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus menyebabkan kerusakan sistem embuluh darah arteri dengan erlahan-lahan. Arteri tersebut mengalami engerasan yang disebabkan oleh endaan lemak ada dinding, sehingga menyemitkan lumen yang terdaat di dalam embuluh darah yang akan membuat aliran darah menjadi terhalang. Jika embuluh arteri koroner terkena maka menyebabkan terjadinya enyakit jantung koroner.13,15 Hubungan Diabetes Melitus terhada Kejadian Hasil enelitian dari 128 samel, Sebagian besar asien menderita diabetes melitus yaitu sebanyak 82 asien (64,10%). Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,020 ( < 0,05) artinya ada 19

8 hubungan yang bermakna antara Diabetes Melitus dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang. Hasil enelitian ini sesuai dengan eneliti Mamat Suriyono (2008) dengan nilai = 0,026 dan Harris Hasan (2011) dengan nilai = 0,01. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi di dalam darah cenderung menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida. Peningkatan risiko diabetes disebabkan kelainan liid. Mekanisme belum jelas, akan tetai terjadi eningkatan tie IV hierliidemi dan hiertrigliserid, embentukan latelet yang abnormal dan DM yang disertai obesitas dan hiertensi. Mungkin juga banyak faktor-faktor lain yang memengaruhinya.13,15 Bagi eneliti selanjutnya diharakan daat meneliti faktor risiko kejadian enyakit jantung koroner yang belum diteliti dengan teknik dan temat enelitian yang berbeda. SIMPULAN Daat disimulkan bahwa, mayoritas usia asien 45 tahun yaitu sebanyak 107 asien.mayoritas jenis kelamin asien laki-laki sebanyak 88 asien.pasien yang memiliki kadar kolesterol total 200 mg/dl sebanyak 59 asien.pasien yang memiliki kadar trigliserida 150 mg/dl sebanyak 37 asien.pasien yang menderita hiertensi sebanyak 89 asien.pasien yang menderita diabetes melitus sebanyak 82 asien.pasien yang menderita Penyakit Jantung Koroner sebanyak 103 asien. Usia, kolesterol total,kadar trigliserida, hiertensi, dan diabetes melitus meruakan faktor risiko kejadian enyakit jantung koroner. Faktor yang aling berengaruh terhada kejadian enyakit jantung koroner adalah kolesterol total, dimana dieroleh nilai = 0,002 dan OR = 5,127. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan mengucakan uji syukur keada Tuhan Yang Maha Kuasa, terima kasih keada Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang yang telah memberikan ijin enelitian dan ara staf egawai data rekam medik yang telah membantu dalam enelitian ini. 4. Gray, H.H., Dawkins, K.D., Morgan, J.M., dan Simson, I.A., Kardiologi : Lecture Notes edisi 4. Penerbit Erlangga, Jakarta. 5. Dodiet A.S Eidemiologi enyakit tidak menular dan faktor risiko. Diakses 25 juli 2011 dari htt:// nsi-pjk. 6. Adib, M Cara Mudah Memahami dan Menghindari Jantung dan Stroke. Dianloka Pustaka Pouler, Yogyakarta. 7. Tanuwidjojo, S., dan Rifqi S Atherosklerosis From Theory to Clinical Practice : Naskah Lengka Cardiology. Badan Penerbit Universitas Dionegoro, Semarang. 8. Anwar, T.B Faktor risiko enyakit jantung koroner. Diakses 29 Juli 2011 dari htt://reository.usu.ac.id/bitstream/ /3472/1/gizi-bahri4.df. 9. Maulana, M Penyakit Jantung : Pengertian, Penanganan,dan Pengobatan. Penerbit KataHati, Yogyakarta. 10. Soeharto, I Kolesterol dan Lemak Jahat Kolesterol, Lemak baik dan Proses Terjadinya Serangan Jantung dan Stroke Cetakan kedua. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 11. Riyanto, A Alikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika, Yogyakarta. 12. Sastroasmoro, S Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi 3. Sagung Seto, Jakarta. 13. Soeharto, I Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung edisi kedua. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 14. Davey, P At a Glance Medicine. Penerbit Erlangga, Jakarta. 15. Sitorus, R.H Jenis Penyakit Pembunuh Utama Manusia. Penerbit Yrama Widya, Bandung. DAFTAR PUSTAKA 1. Soeharto, I Pencegahan dan Penyembuhan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2. Davidson, C PT Dian Rakyat, Jakarta. 3. World Health Organization Deaths from coronary heart disease. Diakses 25 juli 2011 dari _deathhd.df 20

BAB IV HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 53 pasien dengan polineuropati diabetika DM

BAB IV HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 53 pasien dengan polineuropati diabetika DM BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Subyek Penelitian Telah dilakukan enelitian ada 53 asien dengan olineuroati diabetika DM tie 2 yang berobat di oli Penyakit Saraf dan Poli Dalam RSUP Dr.Kariadi

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Michelle Angel Winata, 2016. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk., MPd. Ked

Lebih terperinci

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang Analisis Faktor Risiko Kejadian di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang Leny Sukmawati 1 M. Naharuddin Jenie 2 Hema Dewi Anggraheny 3 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Umiati a, Badar Kirwono b, Dwi Astuti a a Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja

Lebih terperinci

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 Ariyanto Pakaya NIM 811409138 Program study Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 ANALISIS FAKT RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 Rahmawati STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat koresondensi: Rahmaq320@gmail.com/085395118181 ABSTRAK BBLR adalah bayi dengan berat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN Fazidah A. Siregar, Achsan Harahap, dan Rasmaliah Departemen Epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik tingkat ekonomi, sosial maupun teknologi. Perubahan penyakit menular ke penyakit tidak menular menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif.

Lebih terperinci

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo ARTIKEL PENELITIAN Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Siatana Kota Gorontalo Factors Of Associated With The Visit Antenatal Care (ANC) K4 In Community

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA

FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA Vivin Febi Saputri 1, Tri Mulia Herawati 2 1,2 Program Studi S1 Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat i ii KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir karya tulis ilmiah yang berjudul Hubungan Faktor Risiko Stroke Non Hemoragik Dengan Fungsi

Lebih terperinci

TIDAK DAPAT DIUBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ACUTE CORONARY SYNDROME

TIDAK DAPAT DIUBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ACUTE CORONARY SYNDROME FAKTOR RESIKO YANG TIDAK DAPAT DIUBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ACUTE CORONARY SYNDROME (ACS) DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Maria Yunita Indriarini.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.M.B.

Lebih terperinci

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang 13 Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang Filandita Nur Septianggi 1, Tatik Mulyati, Hapsari Sulistya

Lebih terperinci

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Hubungan Obesitas Sentral Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Pada Usia 40-60 Tahun Di RSUP H.Adam Malik, Medan. Oleh: HEMAKANEN NAIR A/L VASU 110100413 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 Siska Wijayanti, 2010 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S.

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN. variabel faktor demografis, faktor risiko vaskuler, dan karakteristik infark Karakteristik Faktor Demografis Subyek

HASIL PENELITIAN. variabel faktor demografis, faktor risiko vaskuler, dan karakteristik infark Karakteristik Faktor Demografis Subyek 69 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini mendaatkan 31 subyek enderita asca stroke iskemik yang memenuhi kriteria. Karakteristik subyek enelitian dikelomokkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung saat ini telah menjadi masalah serius di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan pembuluh darah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) sudah menjadi masalah global tidak hanya di negara maju saja tetapi juga di negara berkembang. Renu Garg, penasihat regional WHO (South-East

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang lingkup penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu penyakit dalam. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 38 juta orang setiap tahun. (1) Negara Amerika menyatakan 7 dari 10 kematian berasal dari PTM dengan perbandingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan keluarga yang kurang akan mempengaruhi pola hidup anggota keluarga yang lain yang menyebabkan penyakit jantung koroner seperting mani kebiasaan merokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Stroke membunuh lebih dari 137.000 orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan perekonomian adalah suatu dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Indra Pramana Widya., 2011 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S

Lebih terperinci

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR Sri Syatriani 1, Muliati 2 1 Dosen STIK MAKASSAR 2 Peminatan Gizi STIK Makassar Abstract Background: Growth

Lebih terperinci

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan No. Resonden : Tanggal wawancara Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhada Penderita Pasca Stroke Dalam Uaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan Keterangan / Petunjuk engisian 1. Setia

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Diperkirakan 17,5 juta orang meninggal dunia karena penyakit ini. Dan 7,4 juta

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA

HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA Eryka I. Siswianti, Hilmi Yumni Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang sangat serius, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Data dari WHO tahun 2004 menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit, yang mana penyakit menular dan penyakit tidak menular keduanya menjadi masalah kesehatan.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN YANG DIRAWAT DIRUANG ICCU RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA Manuscript Oleh : DEWI PUSPITASARI NIM : G2A213026 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang teknologi dan industri. Seiring dengan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TATELU KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA Wulan K. Nangley*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H. Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 - DESEMBER 2014 Fitriana Andiani, 2015 : Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Lebih terperinci

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016 HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016 Iis Sri Nurasyifa 1) Siti Novianti dan Nur lina 2) Mahasiswi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah htt://jurnal.fk.unand.ac.id 233 Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah Fitrah Umi Mutasya 1, Edison 2, Hasnar Hasyim 3 Abstrak Menarche (menars) adalah

Lebih terperinci

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) menjadi peringkat pertama penyebab kematian di beberapa Negara (Agustini, 2014). Di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur 60 tahun

Lebih terperinci

Hubungan Preeklampsia Berat Pada Ibu Hamil terhadap BBLR di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2005

Hubungan Preeklampsia Berat Pada Ibu Hamil terhadap BBLR di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2005 Alfaina Wahyuni, Firma Nur Rachmawati, Hubungan Preeklamsia Berat... Hubungan Preeklamsia Berat Pada Ibu Hamil terhada BBLR di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 25 The Relation Between Severe Preeclamsia

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Outatient Installation of Surgery General Hosital

Lebih terperinci

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA PENUNGKULAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 Sulikhah, Djoko Nugroho, Yudhy Dharmawan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 4.2

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Ina A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Inatient

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah istilah untuk penyakit yang muncul ketika dinding arteri koronaria menyempit oleh pembentukan material lemak secara gradual yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai saat ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia seperti Penyakit

Lebih terperinci

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). BAB IV MEDOTE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). 4.2 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMF Neurologi RSUP

Lebih terperinci

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi

BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik ibu dan neonatus Pengambilan samel dilakukan ada bulan Maret 2009 samai Aril 2010, didaatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak

Lebih terperinci

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Arya Widyatama 1, Imam Rusdi 2, Abdul Gofir 2 1 Student of Medical Doctor, Faculty of Medicine,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum 74 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dalam penelitian faktorfaktor risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum semarang didapati distribusi

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA Susi Hartati,2*, Nani Nurhaeni 3, Dewi Gayatri 3. Akademi Keerawatan Mitra Keluarga Jakarta, Jakarta 3350, Indonesia 2. Program Studi Magister Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan gangguan pada pembuluh darah koroner berupa penyempitan atau penyumbatan yang dapat mengganggu proses transportasi bahan-bahan

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Oleh : YULI MARLINA 080100034 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 GAMBARAN FAKTOR RISIKO

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Manado Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Hosital Inatient F General Hosital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner atau PJK adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh adanya penyempitan dan hambatan arteri koroner yang mengalirkan darah ke otot jantung.

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The inatient Installation Anggrek of General Hosital

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)

Lebih terperinci

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sehat secara jasmani dan rohani adalah keinginan setiap manusia moderen, di era pembangunan di segala bidang yang kini sedang digalakkan pemerintah dituntut sosok manusia

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Thereatdy Sandi Susyanto, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima,M.Kes.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola hidup menyebabkan berubahnya pola penyakit infeksi dan penyakit rawan gizi ke penyakit degeneratif kronik seperti penyakit jantung yang prevalensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

ABSTRACT. : Ice chocolate, hygiene handler, Coliform, Escherichia coli

ABSTRACT. : Ice chocolate, hygiene handler, Coliform, Escherichia coli HUBUNGAN HIGIENE PENJAMAH DENGAN KUALITAS MIKROBIOLOGIS PADA MINUMAN ES COKLAT DI KOTA SEMARANG (Studi di Kecamatan Tembalang Dan Kecamatan Pedurungan) Dwi Rahayuningsih, Martini,Susiana Purwantisari,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ASTRI ATTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,

Lebih terperinci

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang Faktor Risiko Penyakit di RSI SITI Khadijah Palembang Lily Marleni 1, Aria Alhabib 2 1 Program Studi DIII Keperawatan, STIK Siti Khadijah Palembang 2 Program Studi Ners, STIK Siti Khadijah Palembang Email:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian... DAFTAR ISI Sampul Dalam... i Lembar Persetujuan... ii Penetapan Panitia Penguji... iii Kata Pengantar... iv Pernyataan Keaslian Penelitian... v Abstrak... vi Abstract...... vii Ringkasan.... viii Summary...

Lebih terperinci