BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik ibu dan neonatus Pengambilan samel dilakukan ada bulan Maret 2009 samai Aril 2010, didaatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 48 bayi, 6 orang tua/wali bayi menolak mengikuti enelitian dan 6 bayi dro out karena tidak melakukan emeriksaan OAE dan BERA kedua. Neonatus aterm dengan bilirubin total > 5 mg/dl Maret Aril neonatus 6 orang tua/wali bayi menolak mengikuti enelitian 6 bayi dro out Kelomok Kontrol (Bilirubin indirek < 12 mg/dl) 18 neonatus Kelomok Kasus (Bilirubin indirek > 12 mg/dl) 18 neonatus Gambar 4: Jumlah subyek ada kelomok enelitian Total subyek enelitian adalah 36 neonatus yang memenuhi kriteria sebagai subyek enelitian dengan kadar bilirubin total > 5 mg/dl, terdiri atas 18 neonatus dengan kadar bilirubin indirek < 12 mg/dl sebagai kelomok kontrol 55

2 dan 18 neonatus dengan kadar bilirubin indirek > 12 mg/dl ada eriode yang sama sebagai kelomok kasus. Karakteristik neonatus ditamilkan ada tabel 3. Tabel 3. Karakteristik neonatus ada kelomok kasus dan kontrol Kelomok kadar bilirubin indirek Karakteristik neonatus Kelomok kasus Kelomok kontrol (> 12 mg/dl) (< 12 mg/dl) n = 18 n = 18 Berat lahir (gram) 3080,6 ± 509, , ,44 0,6* Jenis kelamin bayi Laki-laki 14 (77,7%) 5 (27,7%) Peremuan 4 (22,3%) 13 (72,3%) 0,003 Usia saat emeriksaan ertama (hari) 7,6 ± 5,96 4,1 + 1,21 0,09* Usia saat emeriksaan kedua (hari) 103,6 ± 13,33 101,9 + 11,32 0,7 Cara lahir Sontan 7 (38,8%) 4 (22,2%) Sectio caesaria 9 (50%) 12 (66,5%) Ekstraksi vakum 2 (11,2%) 2 (11,2%) 0,9 * Uji Mann-Whitney Uji Chi-Square Uji t-tidak berasangan Uji Kolmogorov- Smirnov Tabel 3 menunjukkan rerata berat badan lahir ada kelomok kasus adalah lebih berat dibanding ada kelomok kontrol, akan tetai secara statistik erbedaan tersebut tidak bermakna (=0,6) antara kelomok kasus dan kelomok kontrol. Berdasarkan jenis kelamin bayi, ada kelomok kasus lebih banyak bayi berjenis kelamin laki-laki, sebaliknya ada kelomok kontrol lebih banyak berjenis kelamin eremuan. Hasil uji statistik menunjukkan erbedaan tersebut adalah bermakna (=0,003). Umur subyek enelitian ada saat emeriksaan endengaran ertama kelomok kasus adalah lebih tua dibanding kelomok kontrol, akan tetai secara statistik erbedaan tersebut adalah tidak bermakna (=0,09). Hal yang sama juga tamak ada umur subyek enelitian ada saat emeriksan endengaran kedua. 56

3 Hasil uji statistik menunjukkan erbedaan tersebut adalah tidak bermakna (=0,7). Cara lahir sebagian besar subyek enelitian ada kelomok kasus dan kontrol lahir secara sectio secaria, selanjutnya adalah lahir sontan dan aling sedikit adalah lahir dengan ekstraksi vakum. Namun hasil uji statistik menunjukkan erbedaan distribusi cara lahir antara kedua kelomok enelitian adalah tidak bermakna (=0,9). Rerata bilirubin indirek ada kelomok kasus adalah 14,97 ± 3,81 mg/dl dengan kadar bilirubin indirek terendah 12,15 mg/dl dan nilai tertinggi 27,87 mg/dl sedangkan ada kelomok kontrol adalah 9,06 ±1,62 mg/dl dengan kadar bilirubin indirek terendah 4,89 mg/dl dan nilai tertinggi 11,41 mg/dl.. tabel 4. Karakteristik ibu ada kelomok kasus dan kontrol ditamilkan ada Tabel 4. Karakteristik ibu ada kelomok kasus dan kontrol Kelomok kadar bilirubin indirek Karakteristik ibu Kelomok kasus Kelomok kontrol (> 12 mg/dl) (< 12 mg/dl) P n = 18 n = 18 Umur ibu (tahun) 30,9 ± 6,34 28,22 + 5,64 0,2* Pendidikan ibu; n (%) Tamat SD 3 (16,7%) 1 (5,6%) Tamat SMP 4 (22,2%) 4 (22,2%) Tamat SMU 6 (33,4%) 9 (50%) Tamat PT 5 (27,7%) 4 (22,2%) 1,0 Pekerjaan ibu; n (%) Tidak bekerja 12 (66,5%) 14 (77,7%) Guru 2 (11,2%) 0 (0%) Buruh tani 1 (5,6%) 0 (0%) Pedagang 0 (0%) 1 (5,6%) Swasta 3 (16,7%) 3 (16,7%) 1,0 SB= simang baku * Uji Mann-Whitney Uji Kolmogorov-Smirnov 57

4 Tabel 4 menunjukkan usia ibu ada kelomok kasus adalah lebih tua dibanding ibu ada kelomok kontrol, akan tetai secara statistik erbedaan tersebut adalah tidak bermakna (=0,2). Pendidikan ibu ada kedua kelomok enelitian sebagian besar adalah tamat SMU, sedangkan yang aling sedikit adalah tamat SD, namun hasil uji statistik menunjukkan tidak ada erbedaan yang bermakna ada distribusi tingkat endidikan ibu ada kedua kelomok enelitian. Jenis ekerjaan ibu ada kedua kelomok enelitian menunjukkan sebagian besar ibu adalah tidak bekerja, sedangkan jenis ekerjaan yang terbanyak adalah sebagai swasta. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada erbedaan yang bermakna antara jenis ekerjaan ibu ada kedua kelomok enelitian (=1,0) Hasil emeriksaan endengaran Hasil emeriksaan OAE awal dan OAE kedua serta BERA awal dan BERA kedua tidak menunjukkan erbedaan yang bermakna secara statistik ada kedua kelomok enelitian. (tabel 5) 58

5 Tabel 5 Hasil emeriksaan gangguan endengaran Hasil emeriksaan gangguan endengaran Kelomok kadar bilirubin indirek Kelomok kasus Kelomok kontrol (> 12 mg/dl) (< 12 mg/dl) n = 18 n = 18 Hasil emeriksaan OAE awal 1,0 Refer 1 (5,6%) 1 (5,6%) Pass 17 (94,4%) 17 (94,4%) Hasil emeriksaan OAE kedua 0,5 Refer 0 (0%) 2 (11,2%) Pass 18 (100%) 16 (88,8%) Hasil emeriksaan BERA awal 0,4 Gangguan endengaran (+) 6 (33,3%) 3 (16,7%) Gangguan endengaran (-) 12 (66,7%) 15 (83,3%) Hasil emeriksaan BERA kedua 1,0 Gangguan endengaran (+) 1 (5,6%) 2 (11,1%) Gangguan endengaran (-) 17 (94,4%) 16 (88,9%) Uji Fisher-exact Tabel 5 menunjukkan berdasarkan emeriksaan OAE awal ada kelomok kasus dan kontrol dijumai masing-masing 1 neonatus dengan hasil OAE refer (ada kelainan), sedangkan hasil ass (tidak ada kelainan) ada kelomok kasus dan kontrol masing-masing 17 neonatus. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada erbedaan bermakna ada distribusi hasil emeriksaan OAE antara kedua kelomok (=1,0). Hasil emeriksaan OAE kedua menunjukkan ada kelomok kasus tidak dijumai hasil refer dan seluruhnya (18 neonatus) adalah ass, sedangkan ada kelomok kontrol dijumai 2 neonatus dengan hasil refer dan 16 neonatus dengan hasil ass. Hasil uji statistik menunjukkan erbedaan tersebut adalah tidak bermakna (=0,5). Pemeriksaan BERA ada saat awal ada kelomok kasus lebih banyak yang didiagnosis menderita gangguan endengaran dibanding ada kelomok kontrol. Namun hasil uji statistik menunjukkan erbedaan tersebut adalah tidak bermakna (=0,4). Pada emeriksaan BERA kedua jumlah neonatus yang 59

6 menderita gangguan endengaran justru lebih banyak ada kelomok kontrol dibanding kelomok kasus, namun hasil uji statistik menunjukkan erbedaan tersebut adalah tidak bermakna (=1,0). Kejadian gangguan endengaran berdasarkan emeriksaan BERA saat awal dan kedua ada kelomok kasus dan kontrol ditamilkan ada tabel 6. Tabel 6. kejadian gangguan endengaran berdasarkan emeriksaan BERA saat awal dan kedua Hasil emeriksaan BERA awal Kelomok Kasus Hasil emeriksaan BERA kedua Gangguan Gangguan Pendengaran Pendengaran (+) (-) Gangguan endengaran (+) 0 (0,0%) 6 (100%) 0,1 Gangguan endengaran (-) 1 (8,3%) 11 (91,7%) Kelomok kontrol Uji Mc Nemar Gangguan endengaran (+) 0 (0,0%) 3 (100%) Gangguan endengaran (-) 2 (13,3%) 13 (86,7%) 5.3.Hubungan antara kadar hierbilirubinemia indirek dengan kejadian gangguan endengaran Kejadian gangguan endengaran ada emeriksaan BERA awal sebanyak 9 kasus (25%) dan kejadian gangguan endengaran ada emeriksaan BERA kedua sebanyak 3 kasus (8,3%). Kadar bilirubin indirek subyek enelitian berdasarkan hasil emeriksaan BERA awal dan kedua ditamilkan ada tabel 7. 60

7 Tabel 7. Kadar bilirubin indirek (mg/dl) berdasarkan hasil emeriksaan BERA awal dan kedua Hasil emeriksaan Rerata (mg/dl) Pemeriksaan BERA awal Gangguan endengaran (+) 14,18 + 6,289 Gangguan endengaran (-) 11,29 + 2,995 0,2 Pemeriksaan BERA kedua Gangguan endengaran (+) 12,33 + 5,506 Gangguan endengaran (-) 11,99 + 4,127 0,9 Uji Mann- Whitney Tabel 7 menunjukkan kadar bilirubin indirek ada subyek enelitian dengan gangguan endengaran berdasarkan hasil emeriksaan BERA awal mauun BERA kedua adalah lebih tinggi dibanding subyek enelitian tana gangguan endengaran. Hasil uji statistik menunjukkan erbedaan tersebut adalah tidak bermakna. Hubungan antara adanya aaran bilirubin indirek dengan kejadian gangguan endengaran berdasarkan emeriksaan BERA awal ditamilkan ada tabel 8. Tabel 8. Hubungan antara adanya aaran hierbilirubin indirek dengan kejadian gangguan endengaran berdasarkan emeriksaan BERA awal Hasil emeriksaan BERA awal RR (95% Interval Kelomok Gangguan Gangguan keercayaan) endengaran (+) endengaran (-) Kasus 6 (33,3%) 12 (66,7%) 2 (0,6 s/d 6,8) 0,4 Kontrol 3 (16,7%) 15 (83,3%) Uji Fisher-Exact Tabel 8 menunjukkan ada saat emeriksaan BERA awal kejadian gangguan endengaran lebih banyak dijumai ada kelomok kasus, sedangkan 61

8 kejadian tidak ada gangguan endengaran lebih banyak ada kelomok kontrol, namun hasil uji statistik menunjukkan erbedaan tersebut adalah tidak bermakna (=0,4). Nilai risiko relatif (RR) adalah 2 namun menimbang rentang interval keercayaan yang masih melingkui angka 1 dan nilai yang tidak bermakna maka adanya aaran hierbilirubinemia indirek tidak disimulkan sebagai faktor risiko adanya gangguan endengaran. Hubungan antara aaran bilirubin indirek dengan kejadian gangguan endengaran berdasarkan emeriksaan BERA kedua ditamilkan ada tabel 9. Tabel 9. Hubungan antara adanya aaran hierbilirubin indirek dengan kejadian gangguan endengaran berdasarkan emeriksaan BERA kedua Hasil emeriksaan BERA kedua RR (95% Interval Kelomok Gangguan Gangguan keercayaan) endengaran (+) endengaran (-) Kasus 1 (5,6%) 17 (94,4%) 0,5(0,05 s/d 5,03) 1,0 Kontrol 2 (11,1%) 16 (88,9%) Uji Fisher-Exact Tabel 9 menunjukkan ada saat emeriksaan BERA kedua kejadian gangguan endengaran lebih banyak dijumai ada kelomok kontrol, sebaliknya kejadian tidak ada gangguan endengaran lebih banyak ada kelomok kasus. Hasil uji statistik menunjukkan erbedaan tersebut adalah tidak bermakna (=1,0). Nilai risiko relatif (RR) adalah 0,5. Namun menimbang rentang interval keercayaan yang masih melingkui angka 1 dan nilai yang tidak bermakna maka adanya aaran hierbilirubinemia indirek tidak disimulkan sebagai faktor rotektif adanya gangguan endengaran. 62

9 5.4. Faktor-faktor yang turut berengaruh terhada kejadian gangguan endengaran Distribusi faktor-faktor yang turut berengaruh terhada kejadian endengaran ada kelomok kasus dan kontrol ditamilkan ada tabel 10. Tabel 10. Distribusi faktor-faktor yang turut berengaruh terhada kejadian gangguan endengaran ada kelomok kasus dan kontrol Kelomok kadar bilirubin indirek Kasus (n=18) Kontrol (n=18) Mendaat obat yang bersifat ototoksik Ya 5 (27,7%) 4 (22,3%) Tidak 13 (72,3%) 14 (77,7%) 1,0 Terai fototerai Tidak 1 (5,6%) 15 (83,3%) Ya 17 (94,4%) 3 (16,7%) <0,001 Terai tranfusi tukar Tidak 17 (94,4%) 18 (100%) Ya 1 (5,6%) 0 (0,0%) 1,0 Uji Fisher-Exact Tabel 10 menunjukkan jumlah subyek enelitian yang tidak mendaat obat ototoksik adalah lebih banyak dibandingkan dengan yang mendaat obat ototoksik. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada erbedaan yang bermakna ada distribusi enggunaan obat ototoksik ada kedua kelomok (=1,0). Kelomok kasus sebagian besar enderita mendaat fototerai hanya 1 subyek enelitian yang tidak mendaat fototerai. Pada kelomok kontrol sebagian besar tidak mendaat fototerai, hanya 3 neonatus yang mendaat fototerai. Hasil uji statistik menunjukkan erbedaan tersebut adalah bermakna (<0,001). Selanjutnya ada tabel 10 tamak sebagian besar subyek enelitian ada kelomok kasus dan kontrol tidak mendaat transfusi tukar. Hanya 1 subyek 63

10 enelitian ada kelomok kasus yang mendaat transfusi tukar. Hasil uji statistik menunjukkan erbedaan tersebut adalah tidak bermakna (=1,0). Hubungan antara faktor-faktor yang turut berengaruh terhada kejadian endengaran dengan kejadian gangguan endengaran berdasarkan emeriksaan BERA awal ditamilkan ada tabel 11. Tabel 11. Faktor erancu terhada hasil emeriksaan BERA awal. Variabel Obat ototoksik Hasil emeriksaan BERA awal Gangguan Gangguan endengaran endengaran (+) (-) RR (95% Interval keercayaan) Ya 3 (33,3%) 6 (66,7%) 1,5 Tidak 6 (22,2%) 21 (77,8%) (0,5 s/d 4,8) Fototerai Tidak 2 (12,5%) 14 (87,5%) 0,4 Ya 7 (35,0%) 13 (65,0%) (0,09 s/d 1,5) Tranfusi tukar Tidak 8 (22,9%) 27 (77,1%) 0,3 Ya 1 (100%) 0 (0,0%) (0,1 s/d 0,4 ) Uji Fisher-exact Persentase dihitung berdasarkan lajur 0,7 0,3 0,3 Data ada tabel 11 menunjukkan bahwa hubungan antara terai obat ototoksik, fototerai dan transfusi tukar dengan kejadian gangguan endengaran berdasarkan emeriksaan BERA awal adalah tidak bermakna. Nilai RR untuk faktor mendaatkan obat ototoksik adalah 1,5. Namun melihat nilai 95% interval keercayaan yang melingkui angka 1 dan nilai yang tidak bermakna maka obat ototoksik tidak daat disimulkan sebagai faktor risiko terjadinya gangguan endengaran ada neonatus. 64

11 Faktor mendaatkan fototerai memunyai nilai RR 0,4 dan faktor transfusi tukar memunyai nilai RR 0,3. Namun menimbang rentang nilai 95% interval keercayaan faktor mendaatkan fototerai dan transfusi tukar yang masih melingkui angka 1 maka faktor mendaatkan fototerai dan transfusi tukar tidak daat disimulkan sebagai faktor rotektif terhada terjadinya gangguan endengaran ada neonatus dengan hierbilirubinemi indirek. Hubungan antara faktor-faktor yang turut berengaruh terhada kejadian endengaran dengan kejadian gangguan endengaran berdasarkan emeriksaan BERA kedua ditamilkan ada tabel 12. Tabel 12. Faktor erancu terhada hasil emeriksaan BERA kedua Variabel Obat ototoksik Hasil emeriksaan BERA Kedua Gangguan Gangguan endengaran endengaran (+) (-) RR (95% Interval keercayaan) Ya 0 (0,0%) 9 (100%) 1,1 (0,9 s.d 1,2) 0,6 Tidak 3 (11,1%) 24 (88,9%) Terai fototerai Tidak 1 (6,3%) 15 (93,8%) 0,6 (0,06 s.d 6,3) 1,0 Ya 2 (10,0%) 18 (90,0%) Tranfusi tukar Tidak 3 (8,6%) 32 (91,4%) 0,9 (0,8 s.d 1,0) 1,0 Ya 0 (0,0%) 1(100%) Uji Fisher-exact Persentase dihitung berdasarkan lajur Data ada tabel 12 menunjukkan bahwa hubungan antara terai obat ototoksik, fototerai dan transfusi tukar dengan kejadian gangguan endengaran berdasarkan emeriksaan BERA kedua adalah tidak bermakna. Faktor fototerai memunyai nilai RR 0,6, namun menimbang rentang nilai 95% interval 65

12 keercayaan faktor mendaatkan fototerai yang masih melingkui angka 1 maka faktor mendaatkan fototerai tidak daat disimulkan sebagai faktor rotektif terhada terjadinya gangguan endengaran ada neonatus dengan hierbilirubinemia. 66

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan BAB V HASIL ENELITIAN 5.1 Karakteristik neonatus dan ibu engambilan sampel dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Karakteristik sampel, faktor risiko tumbuh kejar. dijadikan sebagai sampel, terdiri atas 13 bayi KMK dan 13 bayi SMK.

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Karakteristik sampel, faktor risiko tumbuh kejar. dijadikan sebagai sampel, terdiri atas 13 bayi KMK dan 13 bayi SMK. BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik samel, faktor risiko tumbuh kejar 5.1.1 Karakteristik samel Subyek enelitian sebanyak 26 BBLR yang memenuhi kriteria enelitan dijadikan sebagai samel, terdiri atas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 53 pasien dengan polineuropati diabetika DM

BAB IV HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 53 pasien dengan polineuropati diabetika DM BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Subyek Penelitian Telah dilakukan enelitian ada 53 asien dengan olineuroati diabetika DM tie 2 yang berobat di oli Penyakit Saraf dan Poli Dalam RSUP Dr.Kariadi

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN. variabel faktor demografis, faktor risiko vaskuler, dan karakteristik infark Karakteristik Faktor Demografis Subyek

HASIL PENELITIAN. variabel faktor demografis, faktor risiko vaskuler, dan karakteristik infark Karakteristik Faktor Demografis Subyek 69 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini mendaatkan 31 subyek enderita asca stroke iskemik yang memenuhi kriteria. Karakteristik subyek enelitian dikelomokkan menurut

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94

BAB VI PEMBAHASAN. pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94 BAB VI PEMBAHASAN Pembahasan Hasil Karakteristik neonatus pada penelitian ini: berat lahir, usia saat pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94 gram) lebih berat daripada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya subbagian Perinatologi. Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP/ RS

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya subbagian Perinatologi. Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP/ RS BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu kesehatan Anak, khususnya subbagian Perinatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Subyek penelitian adalah 48 neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis kelamin

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Subyek penelitian adalah 48 neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis kelamin BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Karakteristik subyek penelitian Subyek penelitian adalah 48 neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis kelamin subyek terdiri atas 26 bayi (54,2%) laki-laki dan 22 bayi (45,8%)

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam

BAB 4 HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April 2009 sampai Januari 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

BAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak subbagian Perinatologi dan Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga menderita sindroma metabolik. Seluruh subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup tempat : RSIA. Hermina Pandanaran Semarang. Indonesia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup tempat : RSIA. Hermina Pandanaran Semarang. Indonesia. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Anak. Disiplin ilmu yang digunakan dalam ini adalah Ilmu Kesehatan 4.2 Tempat dan waktu Ruang lingkup tempat : RSIA. Hermina Pandanaran Semarang Indonesia. Ruang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Prosedur Pengumulan Data 3.. Sumber Data Data yang digunakan dalam enelitian ini meruakan data sekunder yang diambil dari Deartemen Keuangan, BAPEPAM, dan IAPI. Data-data

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Umiati a, Badar Kirwono b, Dwi Astuti a a Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan anak khususnya sub bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan anak khususnya sub bagian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan anak khususnya sub bagian Gastroenterologi, nutrisi metabolik dan perinatologi. 4.2. Tempat dan waktu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan 79 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan September 2010 sampai dengan bulan Februari 2011 di Poli Rawat

Lebih terperinci

Berdasarkan Data Survei Kesehatan Indera

Berdasarkan Data Survei Kesehatan Indera Artikel Asli Risiko Gangguan Pendengaran pada Neonatus Hiperbilirubinemia Gatot Irawan Sarosa, Alifiani Hikmah Putranti, JC Susanto Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr Kariadi, Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP). 47 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini mendapatkan 34 subyek penderita pasca stroke iskemik yang memenuhi kriteria. Karakteristik subyek penelitian dikelompokkan

Lebih terperinci

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Desember 2011 di instalasi rawat jalan Ilmu Penyakit Saraf RSUP Dr.Kariadi Semarang. Pengambilan subyek penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 ANALISIS FAKT RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 Rahmawati STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat koresondensi: Rahmaq320@gmail.com/085395118181 ABSTRAK BBLR adalah bayi dengan berat

Lebih terperinci

Dalam dua dekade terakhir teknik monitor

Dalam dua dekade terakhir teknik monitor Artikel Asli Hubungan Derajat Asidosis dengan Kadar Ureum dan Kreatinin Bayi Asfiksia Heru Muryawan, Adhie Nur Radityo Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Dionegoro/RSUP Dr.Kariadi,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota BAB V HASIL PENELITIAN Jumlah sampel pada penelitian ini setelah melewati kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 70 subyek yang terdiri dari kelompok suplementasi dan kelompok tanpa suplementasi.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian usia (geriatri). Penelitian ini mencakup disiplin ilmu penyakit dalam sub bagian lanjut 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Telinga

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Telinga BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher, Ilmu Kesehatan Anak, serta Ilmu Kebidanan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan 62 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi yang kontrol ke Instalasi Rawat Jalan Ilmu Penyakit Saraf

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut 44 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut nondiabetik yang menjalani rawat inap di bangsal Penyakit Saraf RS Dr.Kariadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Faktor Risiko Refrakter Trombosit pada Anak

Faktor Risiko Refrakter Trombosit pada Anak Artikel Asli Faktor Risiko Trombosit ada Anak Jonliberti Purba,* Sri Mulatsih,* Neti Nurani,* Teguh Triyono** * Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM/RSUO Dr Sardjito Yogyakarta ** Bagian Patologi Klinik /UPTD

Lebih terperinci

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK PENGARUH KELAS IBU BALITA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN IBU BALITA DALAM MERAWAT BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARASA KOTA BANDUNG ABSTRAK Sri Lestari Kartikawati, Endang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 oktober- 12 november 2012. Data merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis

Lebih terperinci

ABSTRACT. : Ice chocolate, hygiene handler, Coliform, Escherichia coli

ABSTRACT. : Ice chocolate, hygiene handler, Coliform, Escherichia coli HUBUNGAN HIGIENE PENJAMAH DENGAN KUALITAS MIKROBIOLOGIS PADA MINUMAN ES COKLAT DI KOTA SEMARANG (Studi di Kecamatan Tembalang Dan Kecamatan Pedurungan) Dwi Rahayuningsih, Martini,Susiana Purwantisari,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Semua data yang terdaat ada kuesioner ini akan dirahasiakan

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Perinatologi dan Neurologi. 4.. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan.

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di  dan tidak untuk di komersialkan. 2 Standar Nasional Indonesia Tata caraa enghitungan hujan maksimumm boleh jadi dengan metode Hersfield ICS 93.010; 19.040 Badan Standardis sasi Nasional BSN 2012 Hak cita dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan No. Resonden : Tanggal wawancara Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhada Penderita Pasca Stroke Dalam Uaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan Keterangan / Petunjuk engisian 1. Setia

Lebih terperinci

Pendengaran. Artikel Asli

Pendengaran. Artikel Asli Artikel Asli Pendengaran Gatot Irawan Sarosa, Alifiani Hikmah Putranti, Tri Kartika Setyarini Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr Kariadi- Fakultas Kedokteran Universitas Dionegoro, Semarang Latar belakang.

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SAESAR DI RSUD DR.M.HAULUSSY AMBON Mintje M.Nendissa (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Kematian ibu daat disebabkan karena kehamilan dan ersalinan ibu

Lebih terperinci

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 Ariyanto Pakaya NIM 811409138 Program study Kesehatan

Lebih terperinci

PENJELASAN MENGIKUTI PENELITIAN

PENJELASAN MENGIKUTI PENELITIAN Lampiran 1 PENJELASAN MENGIKUTI PENELITIAN Yth. Bapak / Ibu. Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri, saya dokter..., bertugas di Divisi Perinatologi Departemen Iimu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H. ADAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak 3.. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian akan dilaksanakan di Bangsal Anak RS. Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik observasional yaitu penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang

Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang Analisis Faktor di RSUP Dr Kariadi Semarang Diana Zahrawardani 1, Kuntio Sri Herlambang 2, Hema Dewi Anggraheny 3 1 Mahasiswa Program endidikan S-1, Fakultas kedokteran, Universitas Muhammadiyah, Semarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit Dalam. 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 5. HASIL PENELITIAN. diperoleh 52 subjek yang menderita LLA yang terbagi menjadi 2 kelompok,

BAB 5. HASIL PENELITIAN. diperoleh 52 subjek yang menderita LLA yang terbagi menjadi 2 kelompok, BAB 5. HASIL PENELITIAN 5.1.Karakeristik subyek penelitian Penelitian ini dilakukan bulan April 2010 sampai dengan Juni 2011, diperoleh 52 subjek yang menderita LLA yang terbagi menjadi 2 kelompok, masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik serta perinatologi. 4.2 Tempat dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Karakteristik dasar subyek penelitian Penelitian dilakukan sejak 22 Juni 2016 sampai 1 Agustus 2016 di Puskesmas Pandak I Bantul. Sampel penelitian

Lebih terperinci

Diabetes melitus tipe 1 (DM tipe 1) Gambaran Tekanan Darah Anak dengan Diabetes Mellitus Tipe 1 di Indonesia

Diabetes melitus tipe 1 (DM tipe 1) Gambaran Tekanan Darah Anak dengan Diabetes Mellitus Tipe 1 di Indonesia Artikel Asli Gambaran Tekanan Darah Anak dengan Diabetes Mellitus Tie 1 di Indonesia Indra W Himawan,* Aman B Pulungan,** Bambang Tridjaja,** Jose RL Batubara** *Bagian /SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas

Lebih terperinci

PERBEDAAN MASALAH MENTAL DAN EMOSIONAL BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA

PERBEDAAN MASALAH MENTAL DAN EMOSIONAL BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA PERBEDAAN MASALAH MENTAL DAN EMOSIONAL BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA Studi Kasus SMP Negeri 21 dan Azhar 14 THE DIFFERENCE OF MENTAL AND EMOTIONAL HEALTH PROBLEMS BASED ON RELIGIOUS EDUCATION

Lebih terperinci

Hubungan Preeklampsia Berat Pada Ibu Hamil terhadap BBLR di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2005

Hubungan Preeklampsia Berat Pada Ibu Hamil terhadap BBLR di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2005 Alfaina Wahyuni, Firma Nur Rachmawati, Hubungan Preeklamsia Berat... Hubungan Preeklamsia Berat Pada Ibu Hamil terhada BBLR di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 25 The Relation Between Severe Preeclamsia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan suatu observasional

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi, BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi, penyakit metabolik dan perinatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1

Lebih terperinci

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo ARTIKEL PENELITIAN Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Siatana Kota Gorontalo Factors Of Associated With The Visit Antenatal Care (ANC) K4 In Community

Lebih terperinci

Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2)

Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2) BIAStatistika (2) Vol. 4, No., hal. 35 45 Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan Netti Herawati ) Alfian Futuhul Hadi 2) ) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lamung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian dengan data mengenai variabel independen (pertambahan

Lebih terperinci

Perbandingan kadar asam folat pada kehamilan dengan preeklampsia dan kehamilan normal

Perbandingan kadar asam folat pada kehamilan dengan preeklampsia dan kehamilan normal Vol 31, No 2 Aril 2007 Asam folat ada kehamilan reeklamsia dan normal 61 Perbandingan kadar asam folat ada kehamilan dengan reeklamsia dan kehamilan normal A.A.N. JAYAKUSUMA* M.K. KARKATA* K. DARMAYASA*

Lebih terperinci

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA PENUNGKULAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 Sulikhah, Djoko Nugroho, Yudhy Dharmawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1) Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan,

Lebih terperinci

Perbandingan Tatalaksana Konstipasi Kronis antara Disimpaksi per Oral dengan per Rektal di Instalasi Kesehatan Anak RS DR Sardjito Yogyakarta

Perbandingan Tatalaksana Konstipasi Kronis antara Disimpaksi per Oral dengan per Rektal di Instalasi Kesehatan Anak RS DR Sardjito Yogyakarta Artikel Asli Perbandingan Tatalaksana Konstiasi Kronis antara Disimaksi er Oral dengan er Rektal di Instalasi Kesehatan Anak RS DR Sardjito Yogyakarta Wahyu Damayanti, Pradini, Zamrina, M. Juffrie Bagian

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di ruang Perawatan Bayi Sehat (R. X) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

Materi KBK sem 7 Prinsip data Prinsip statistik dalam penelitian Statistik deskriptif Statistik inferensial

Materi KBK sem 7 Prinsip data Prinsip statistik dalam penelitian Statistik deskriptif Statistik inferensial Dr. Arlinda Sari Wahyuni, MKes Materi KBK sem 7 Prinsip data Prinsip statistik dalam penelitian Statistik deskriptif Statistik inferensial Apa statistik??? Statistik Disiplin ilmu yang mempelajari metode

Lebih terperinci

ISSN : Muchsin, Haryono, Rosyidah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

ISSN : Muchsin, Haryono, Rosyidah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta ISSN : 1978-0575 154 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WANITA TERPAPAR BISING SHIFT PAGI DI BAGIAN WEAVING (TENUN) AGUNG SAPUTRA TEX PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA Muchsin, Haryono,

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA NEONATUS

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA NEONATUS AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 75 80 Available online at htt://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.h/eja FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA NEONATUS Siti Rohani¹, Rini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada embahasan dalam metode enelitian ini akan menguraikan mengenai (a) Identifikasi variabel enelitian, (b) Defenisi oerasional variabel enelitian, (c)metode engumulan data,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian Penelitian mengenai hubungan aktivitas fisik dengan kejadian insomnia pada wanita menopause dilakukan selama Bulan Desember 2014 di Posyandu Lansia yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti termasuk dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti termasuk dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti termasuk dalam penelitian deskriptif non eksperimental dengan metode survey. Penelitian survey adalah pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. Diikuti prospektif. Perawatan terbuka (Kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. Diikuti prospektif. Perawatan terbuka (Kontrol) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. B. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini yaitu cohort. Penelitian mulai dari sini Subyek tanpa faktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan VariabelTerikat Status Perkawinan Kejadian Malnutrisi Riwayat Penyakit Aktifitas Fisik Perilaku Merokok

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO Nelis N. Mantolongi ), Sunarto Kadir 2), Lia Amalia 3). Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Pelayanan Perpustakaan ITS

Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Pelayanan Perpustakaan ITS D7 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (6) 75 (-98X Print) Analisis Keuasan Pengunjung Terhada Pelayanan Perustakaan ITS Sandra Yuni Wulandari dan Wahyu Wibowo Jurusan, Fakultas MIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN AKTIVITAS PENERBANGAN DI BANDARA ADI SUCIPTO DENGAN NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA ANAK

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN AKTIVITAS PENERBANGAN DI BANDARA ADI SUCIPTO DENGAN NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA ANAK HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN AKTIVITAS PENERBANGAN DI BANDARA ADI SUCIPTO DENGAN NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA ANAK Mieng Nova Sutoo 1, B.U. Djoko Rianto 2, Nawi Ng 3 1 Kantor Kesehatan Pelabuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang. 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 8 (1) (2012) 1-10 Jurnal Kesehatan Masyarakat htt://journal.unnes.ac.id/nju/index.h/kemas PENENTU KEBERHASILAN BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini melibatkan 88 orang pegawai swasta yang tersebar di beberapa wilayah Jakarta. Penelitian mengenai karakteristik subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah episode demam neutropenia berjumlah 20.

BAB V HASIL PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah episode demam neutropenia berjumlah 20. BAB V HASIL PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah episode demam neutropenia berjumlah 20. Ada satu anak yang dihitung 2 subjek karena mengalami dua episode demam neutropenia dalam waktu berbeda.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012

HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 Nata Lisa Erviana Sari 1, Lenie Marlinae, 2 Frieda Anie Noor 3

Lebih terperinci

ANALISIS NON-PARAMETRIK UJI KOEFESIEN KONTINGENSI. Oleh: M. Rondhi, SP, MP, Ph.D

ANALISIS NON-PARAMETRIK UJI KOEFESIEN KONTINGENSI. Oleh: M. Rondhi, SP, MP, Ph.D ANALISIS NON-PARAMETRIK UJI KOEFESIEN KONTINGENSI Oleh: M. Rondhi, SP, MP, Ph.D Analisis non-parametrik merupakan alat analisis yang digunakan jika data yang digunakan memiliki distribusi nominal atau

Lebih terperinci

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Sarah Patumona Manalu 1, Indra Chahaya 2 dan Irnawati

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terminal yang menjalani hemodialisa rutin di unit hemodialisa RS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terminal yang menjalani hemodialisa rutin di unit hemodialisa RS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian ini melibatkan 138 pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisa rutin di unit

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran Olahraga. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di

Lebih terperinci

Fetal Outcome pada Kehamilan Aterm Anemia dan Tidak Anemia di RS Achmad Mochtar Bukittinggi

Fetal Outcome pada Kehamilan Aterm Anemia dan Tidak Anemia di RS Achmad Mochtar Bukittinggi 158 rm Artikel Penelitian Fetal Outcome ada Kehamilan Aterm Anemia dan Tidak Anemia di RS Achmad Mochtar Bukittinggi Daulat Azhari 1, Yusrawati 2, Zelly Dia Rofinda 3 Abstrak Anemia ada kehamilan meruakan

Lebih terperinci

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4) PEMODELAN KADAR GULA DARAH DAN EKANAN DARAH PADA REMAJA PENDERIA DIABEES MELIUS IPE II DENGAN PENDEKAAN REGRESI NONPARAMERIK BIRESPON BERDASARKAN ESIMAOR SPLINE Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 36 pasien yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan kelompok

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden :

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden : LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN No. Responden : A. Data umum : 1. Nama : 2. Tempat, tanggal lahir: 3. Umur : Tahun 4. Jenis kelamin : 5. Alamat : 6. Nomor Hp : 7. Pendidikan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Medan.Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Medan.Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam Lamiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Nama Peneliti Judul Penelitian : Weny Zulaiha Nasution : Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhada Perkembangan Sosial Remaja di

Lebih terperinci

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR Sri Syatriani 1, Muliati 2 1 Dosen STIK MAKASSAR 2 Peminatan Gizi STIK Makassar Abstract Background: Growth

Lebih terperinci

KUISIONER HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PETUGAS TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT YADIKA PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR TAHUN 2014

KUISIONER HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PETUGAS TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT YADIKA PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 KUISIONER HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PETUGAS TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT YADIKA PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR TAHUN 204 Pendahuluan Tujuan Kajian ini adalah untuk meninjau Pandangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. 35 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. III.2. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah htt://jurnal.fk.unand.ac.id 233 Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah Fitrah Umi Mutasya 1, Edison 2, Hasnar Hasyim 3 Abstrak Menarche (menars) adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case 27 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case control, yaitu dimana efek diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional. 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional. Menurut Notoadmojo (2010) dalam penelitian cross sectional variabel sebab

Lebih terperinci

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag PENDAHULUAN PENGARUH KONSELING MENGGUNAKAN LEMBAR BALIK DAN LEAFLET TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI Niken Purbowati (Poltekkes Kemenkes Jakarta III) ABSTRAK Prevalensi anemia tertinggi

Lebih terperinci