Hubungan Stresor Psikososial pada Kehamilan dengan Partus Prematurus

Transkripsi

1 129 Artikel Penelitian Hubungan Stresor Psikososial ada Kehamilan dengan Partus Prematurus Yuli Nenti Herlina 1, Desmiwarti 2, Edison 3 Abstrak Partus rematurus meruakan suatu keadaan atologis dengan beragam enyebab, lebih kurang 50% disebabkan rematur sontan yang meruakan akselerasi sumbu HPA ibu-janin yang disebabkan stres fisik dan sikologis dalam kehamilan. Stres sikologis daat disebabkan eristiwa kehiduan sehari-hari (stres sikososial) yang disebabkan stresor sikososial. Tujuan enelitian ini adalah menentukan hubungan beberaa stresor sikososial dengan artus rematurus. Penelitian ini meruakan studi analitik observasional dengan rancangan case control. adalah ibu bersalin dengan usia gestasi < 37 minggu sedangkan kontrol 37 minggu di rumah sakit, klinik bersalin dan raktik bidan di Kota ada tahun Samel terdiri 36 kasus dan 36 kontol yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis menggunakan uji chi-square dengan derajat keercayaan 95% (α=0,05). Stresor masalah internal keluarga (=0,009; =0,245; 95%CI=0,091 0,659) dan erubahan hidu lingkungan temat tinggal (=0,032; =0,253; 95%CI=0,080 0,807) ada hubungan dengan artus rematurus. Stresor kesulitan ekonomi, kehamilan sekarang serta beban ekerjaan tidak terbukti ada hubungan dengan artus rematurus. Stresor masalah internal keluarga dan erubahan hidu lingkungan temat tinggal adalah beberaa stresor sikososial yang terbukti berhubungan dengan artus rematurus Kata kunci: artus rematurus, stres, stresor sikososial Abstract Preterm labor is a athologic state with various cases, less than 50% caused by sontaneous reterm labor which is an accelaration rocess of fetal maternal hyothalamic ituitary adrenal axis that caused by hysical and sychological stress during regnancy. Psychological stresses caused by daily events (sychosocial stress) as a result from sychological stressor. The objective of this study was to determine the relationshi between sychological stressor and reterm labor.this was an observational analytic study with case control design. Case grou of samles were women who delivered in < 37 weeks of gestation, and control grou of samles were women who delivered in > 37 weeks of gestation in hosital, maternity clinic, and rivate ractice of midwives in Sawahlunto, Payakumbuh and Pariaman in Samles consist of 36 eole for controls which met inclusion criteria. Data were analyzed by using chi-square test with 95% confidence interval (α=0.05). Internal family roblems stressor (=0.009; =0.245; 95%CI= ), and changes in life of environment (=0.032; =0.253; 95% CI= ), that means there is relationshi with reterm labor. Difficulty economic stressor, current regnancy roblem and workload were not roven relationshi with reterm labor.internal family roblem and changes in life of environment are some of sychosogical stressor that had been roven has relationshi with reterm labor. Keywords: reterm labor, stress, sychosocial stressor Affiliasi enulis: 1. Program Studi S2 Magister Kebidanan FK UNAND (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Obstetri Ginekologi FK UNAND/RSUP dr. M. Djamil Padang. 3. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UNAND. Koresondensi: Yuli Nenti Herlina, Yulinenti_herlina@yahoo.com, Tel:

2 130 PENDAHULUAN Kematian bayi meruakan salah satu indikator derajat kesehatan. Tiga enyebab utama kematian bayi adalah malformasi kongenital, berat badan lahir rendah dan sindrom kematian mendadak. Bayi yang lahir ada usia kehamilan aling muda dan berat lahir sangat rendah memunyai engaruh yang besar terhada kematian bayi. 1 Kelahiran kurang bulan meruakan masalah kesehatan utama serta enyebab yang signifikan terjadinya morbiditas dan mortalitas erinatal. Sekitar dua ertiga kematian bayi disebabkan kelahiran kurang bulan atau artus rematurus. 1 India meruakan negara dengan angka kejadian artus rematurus tertinggi di dunia. Di Indonesia ada tahun 2012 angka kelahiran kurang bulan atau kelahiran rematur 19% dari seluruh ersalinan yaitu Indonesia meruakan negara ke-5 terbesar kasus kelahiran rematur di dunia. 2 Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, ada tahun 2013 angka kelahiran rematur ada beberaa daerah tingkat II di Sumatera Barat masih cuku tinggi. Kejadian kelahiran rematur tertinggi di Kota Sawahlunto 10.44% disusul Kota Payakumbuh 4.76% dan Kota Pariaman 4.32%. 3 Kelahiran kurang bulan atau kelahiran rematur adalah ersalinan yang terjadi ada usia kehamilan ibu kurang 37 minggu, meruakan suatu keadaan atologis dengan beragam enyebab yang dikenal dengan kurang bulan arturition syndrome. 1 Sekitar 50 ersen ersalinan kurang bulan disebabkan ersalinan kurang bulan sontan. Persalinan kurang bulan sontan meruakan suatu akselarasi roses yang normal yang diakibatkan aktivasi rematur sumbu hiotalamik-ituitari-adrenal (HPA) ibu janin. 1 Aktivasi sumbu hiotalamik-ituitari-adrenal (HPA) ibu janin daat disebabkan stres fisik dan skiologis ibu yang berdamak terhada janin. 4 Aktivasi endokrin janin yang terlalu ceat menyebabkan eningkatan corticotroic releasing hormone (CRH) lasenta sehingga merangsang sekresi rostaglandin yang menyebabkan kontraksi uterus, ecah ketuban sehingga terjadi ersalinan rematur. 1 Ada 9 dari 11 studi menemukan efek stres yang signifikan dalam kehamilan (renatal stress) terhada masa gestasi atau risiko kelahiran kurang bulan. 5 Penelitian Aditya et al menyatakan hubungan derajat stres terhada kelahiran rematur. 6 Stres sikologis yang dialami ibu selama kehamilan adalah stres yang diakibatkan eristiwa kehiduan sehari-hari yang dialami ibu dikenal sebagai stres sikososial. Stres sikososial disebabkan oleh berbagai macam stresor sikososial seerti masalah internal keluarga, erubahan hidu dan lingkungan temat tinggal, kekhawatiran kesulitan ekonomi, kehamilan sekarang dan beban ekerjaan. 7 Damak sikologis akibat tekanan emosional ibu selama kehamilan ada sistem keseimbangan endokrin dan enyesuaian diri setelah ersalinan. Kesehatan sikososial wanita hamil sangat menentukan terhada kesehatan ibu saat ersalinan, bayi baru lahir dan masa nifas. 8 Masih tingginya angka kelahiran rematur yang diakibatkan berbagai eyebab dan besarnya damak yang ditimbulkan, oleh sebab itu tujuan enelitian ini untuk mengetahui hubungan stresor masalah internal keluarga, stresor erubahan hidu dan lingkungan temat tinggal, stresor kesulitan ekonomi, stresor kehamilan sekarang, stresor beban ekerjaan dengan kelahiran kurang bulan (artus rematurus). METODE Penelitian ini meruakan enelitian analitik observasional dengan rancangan studi case control, yaitu sekelomok kasus (ibu bersalin dengan usia kehamilan < 37 minggu/rematur) dibanding dengan sekelomok kontrol (ibu bersalin dengan usia kehamilan 37 minggu). Dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner ada resonden untuk mengetahui stresor sikososial dengan jumlah resonden 36 kelomok kasus dan 36 kelomok kontrol. Analisis data dengan univariat dan bivariat serta menggunakan uji statistik chi-square. HASIL dan PEMBAHASAN Hasil wawancara terhada 72 resonden yang memenuhi kriteria inklusi yang terdiri dari 36 kasus dan 36 kontrol, terdaat hubungan stresor masalah internal keluarga, stresor erubahan hidu dan

3 131 lingkungan temat tinggal terhada kelahiran rematur. Stresor kesulitan ekonomi, stresor kehamilan sekarang dan stresor beban ekerjaan tidak berhubungan dengan ersalinan rematur. Tabel 1. Karakteristik resonden Karakteristik resonden Umur < ,7 1 2, , ,33 > , ,89 Paritas Primiara 19 52, ,89 Multiara 17 47, ,11 Pendidikan Tidak sekolah 1 2,78 1 2,78 Tidak tamat SD 6 16,67 1 2,78 Tamat SD 3 8,33 1 2,78 Tamat SMP 9 25, ,67 Tamat SLTA 14 38, ,44 Akademi/PT 3 8,33 2 5,56 Pekerjaan Ibu Rumah 26 72, ,00 tangga IRT+ egawai/ 4 11, ,44 karyawati IRT+ buruh+ jualan/dagang 6 16,67 2 5,56 Temat bersalin Rumah sakit 23 63, ,33 Klinik/rumah 2 5, bersalin Bidan 11 30, ,67 Kondisi BBL Hidu 33 91, Meninggal 3 8, Dirawat 29 80, Jam Kes 33 91, ,78 Lokasi Kota 13 36, ,89 Payakumbuh Kota 11 30, ,56 Sawahlunto Kota Pariaman 12 33, ,56 Pada enelitian ini daat dilihat ada Tabel 1 mayoritas resonden ada kasus mauun kontrol (97,3%) berumur lebih dari 18 tahun. Aabila dilihat dari tingkat endidikan mayoritas resonden berendidikan tinggi (72,2%), hanya (27,8%) resonden yang berendidikan rendah (tidak sekolah, tamat/tidak tamat SD, tidak tamat SMP). Tingkat endidikan yang rendah telah terbukti sebagai rediksi berbagai masalah kesehatan baik fisik dan mental. 5 Tabel 2. menunjukkan bahwa resonden yang memiliki masalah internal keluarga lebih banyak terdaat ada kelomok kasus (61,1%) dibandingkan kelomok kontrol (27,8%). Hasil uji statistik dieroleh nilai =0,245 (95%CI=0,091 0,659) dan nilai < 0,05 (0,009), artinya terdaat hubungan yang bermakna antara masalah internal keluarga dengan ersalinan rematur ada resonden di rumah sakit umum/daerah, rumah bersalin dan bidan raktik yang ada di Kota Sawahlunto, Kota Payakumbuh dan Kota Pariaman tahun Tabel 2. Hubungan stresor masalah internal keluarga dengan ersalinan rematur ada kasus dan kontrol Masalah Internal Keluarga Ada 22 61, ,8 32 Tidak Ada 14 38, , ,245 (0,091-0,659) 0,009 Hal ini sama dengan enelitian yang dilakukan oleh Woods et al ada tahun 2010 yang berjudul Psychosocial Stress during Pregnancy. Penelitiannya bertujuan mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan stres sikososial selama kehamilan terhada ibu hamil yang mendaat ANC dengan 3,1 (1,8-5,5). Tingkatan stres sikososial digunakan skala Prenatal Psychososial Profile Scale. Sebagian besar ibu hamil mengalami stres sikososial selama kehamilan 78 ersen low-moderate stress, 6 ersen high stress. 7 Masalah internal keluarga meruakan salah satu indikator dari stresor sikososial. Masalah internal keluarga meruakan salah satu eristiwa kehiduan yang negatif (negative life event) yang bereran sebagai stresor negatif bagi individu yang belum matang dari segi fisik dan sikologik. Akibatnya akan bereran mencetuskan sinyal stres ada locus sereleus dan sumbu HPA. 9

4 132 Tabel 3. Hubungan antara stresor erubahan hidu dan lingkungan temat tinggal dengan ersalinan rematur ada kasus dan kontrol Perubahan Hidu dan Lingkungan Temat Tinggal Ada 31 86, ,1 53 Tidak Ada 5 13, , ,253 (0,080-0,807) 0,032 Tabel 3. menunjukkan resonden yang mengalami erubahan hidu dan temat tinggal lebih banyak terdaat ada kelomok kasus (86,1%) dibandingkan kelomok kontrol (61,1%). Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,253 ( 95%CI = 0,080-0,807) dan nilai < 0,05 (0,032), artinya terdaat hubungan yang bermakna antara erubahan hidu dan lingkungan temat tinggal dengan ersalinan rematur ada resonden di rumah sakit umum/daerah, rumah bersalin dan bidan raktik yang ada di Kota Sawahlunto, Kota Payakumbuh dan Kota Pariaman tahun Penelitian ini sesuai dengan Scetter dan Glynn ada tahun 2008 dalam stress in regnancy emirical evidence and theorithical issues guides interdisilinary research bahwa faktor lingkungan meruakan salah satu stresor yang menyebabkan stres sikososial ada kehamilan yang meruakan faktor risiko terjadinya ersalinan rematur. 10 Tabel 4. Hubungan antara kesulitan ekonomi dengan ersalinan rematur ada kasus dan kontrol Kesulitan Ekonomi Ada 23 63, ,7 38 Tidak Ada 13 36, , ,404 (0,156-1,043) 0,098 Tabel 4. menunjukkan bahwa resonden yang mengalami kesulitan ekonomi lebih banyak terdaat ada kelomok kasus (63,9%) dibandingkan kelomok kontrol (41,7%). Hasil uji statistik dieroleh nilai =0,404 (95%CI=0,156 1,043) dan nilai > 0,05 artinya tidak terdaat hubungan yang bermakna stresor kesulitan ekonomi dengan kelahiran rematur ada resonden di rumah sakit umum/daerah, rumah tahun Tabel 5. Hubungan antara stresor kehamilan sekarang dan ersalinan rematur ada kasus dan kontrol Kehamilan Sekarang Ada 25 69, ,1 47 Tidak Ada 11 30, , ,691 (0,261-1,834) 0,621 Tabel 5 menunjukkan bahwa stresor kehamilan sekarang lebih banyak terdaat ada kelomok kasus (69,4%) dibandingkan kelomok kontrol (61,1%). Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,691 (95% CI = 0,361 1,834) dan nilai > 0,05 (0,621), artinya tidak terdaat hubungan yang bermakna antara kehamilan sekarang dengan ersalinan rematur ada resonden di rumah sakit umum/daerah, rumah Sawahlunto, Kota Pariaman dan Kota Payakumbuh. Hasil enelitian yang telah dilakukan ada resonden di rumah sakit umum/daerah, rumah secara statistik tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara stresor kehamilan sekarang dengan kelahiran rematur. Usia 18 tahun telah matang baik fisik mauun sikologis. 8

5 133 Tabel 6. Hubungan antara stresor beban ekerjaan dan ersalinan rematur ada kasus dan kontrol Beban Pekerjaan Ada Tidak Ada 6 2, , ,385 (0,144-1,024) 0,091 Tabel 6 menunjukkan bahwa resonden yang memiliki beban ekerjaan lebih banyak terdaat ada kelomok kasus (72,2%) dibandingkan kelomok kontrol (50%). Hasil uji statistik dieroleh nilai = 0,385 (95%CI=0,144 1,024) dan nilai > 0,05 (0,091), artinya tidak terdaat hubungan yang bermakna antara stresor beban ekerjaan dengan ersalinan rematur ada resonden di rumah sakit umum/daerah, rumah tahun Penelitian ini tidak mendukung Schetter dan Glynn ada tahun 2008, bahwa ibu hamil yang bekerja lebih 42 jam seminggu dan ekerjaan yang berdiri secara monoton lebih dari 6 jam sehari berisiko untuk melahirkan bayi rematur. 10 Berbagai karakteristik ekerjaan bisa menjadi stresor, diantaranya: ekerjaan mengurus rumah tangga, kereotan sehari - hari kelebihan beban ekerjaan yang berakibat sebagai tekanan fisik dan sikologis. Ibu yang bekerja terlalu lelah, kurang kontrol, ibu yang bekerja seanjang waktu meruakan faktor risiko kelahiran rematur. 5 Hasil enelitian yang telah dilakukan ada resonden di rumah sakit umum/daerah, rumah secara statistik tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara stresor beban ekerjaan dengan kelahiran rematur. Hal ini diengaruhi oleh faktor ekerjaan resonden. Pada karakteristik resonden daat dilihat mayoritas resonden berrofesi ibu rumahtangga saja (72,2%), hanya (27,8%) resonden yang memunyai ekerjaan tumang tindih selain mengurus rumah tangga mereka memunyai beban ekerjaan lain seerti: egawai, karyawan, buruh, jualan, dan lain-lain. Akibat berbagai stresor yang dialami ibu ada masa kehamilan akan mengaktivasi sumbu HPA ibujanin. Janin daat mengalami stres konsentrasi CRH dalam lasma janin, cairan amnion dan lasma ibu mengalami eningkatan dibanding dengan kadar ada kehamilan normal. Plasenta kemungkinan besar sumber eningkatan CRH. Peningkatan roduksi CRH lasenta bereran meningkatkan roduksi kortisol janin untuk menghasilkan uman balik ositif sehingga lasenta lebih banyak menghasilkan CRH. 1 CRH merangsang adrenal janin membentuk steroid. CRH secara langsung atau tidak langsung akan meningkatkan engeluaran androgen yaitu, dehydroeiandrosterone sulfat (DHEAS) melalui eleasan ituitary adrenocorticotroin (ACTH). Androgen dikonversi di lasenta menjadi estrogen. Meningkatnya roduksi estrogen akan menggeser rasio estrogen terhada rogesteron dan mendorong eksresi serangkaian kontraktil di miometrium menyebabkan berakhirnya masa tenang uterus. 1 Tingginya kadar CRH akan memodulasi kontraksi miometrium melalui interaksi dengan isoform restor CRH sehingga meningkatkan reson kontraksi miometrium. Kortisol juga memengaruhi miometrium secara tidak langsung dengan merangsang membran janin meningkatkan sintesis rostaglandin yang juga menstimulasi eleasan CRH di lasenta, selaut ketuban dan desidua akibat jalur balik (feedback loo). Oleh sebab itu dimulainya ersalinan, adanya kontraksi uterus dan ecah ketuban. 11 Penelitian ini berbeda dengan enelitian sebelumnya yang mana ada enelitian sebelumnya melihat hubungan antara derajat stres sikososial ibu terhada kejadian kelahiran kurang bulan. 6 Penelitian ini membuktikan hubungan beberaa stresor sikososial (masalah internal keluarga, erubahan hidu dan lingkungan temat tinggal, kesulitan ekonomi, stresor kehamilan sekarang dan stresor beban ekerjaan) dengan kelahiran rematur.

6 134 KESIMPULAN Terdaat hubungan stresor masalah internal keluarga dengan kelahiran kurang bulan (artus rematurus) dengan nilai < 0,05 (0,009) dan stresor erubahan hidu dan lingkungan temat tinggal dengan kelahiran kurang bulan (artus rematurus) dengan nilai < 0,05 (0,032) namun tidak terdaat hubungan stresor kesulitan ekonomi, stresor kehamilan sekarang dan stresor beban ekerjaan dengan kelahiran kurang bulan (artus rematurus) ada resonden di rumah sakit umum/daerah, rumah tahun UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucakan terima kasih keada RSUD Sawahlunto, RSUD Adnaan WD Payakumbuh dan RSU Pariaman serta bidan raktik dan rumah bersalin di Kota Sawahlunto, Kota Pariaman dan Kota Payakumbuh sebagai temat enelitian atas fasilitas yang telah diberikan. DAFTAR PUSTAKA 1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Song CY. Kelahiran kurang bulan (terjemahan). William Obstetric. Edisi ke-23. United States of America: McGraw-Hill; 2014:153-73, Wahyuningsih M. Indonesia Urutan ke-5 Terbanyak Lahirkan Bayi Prematur, India no. 1 (diunduh 16 Januari 2014). Tersedia dari: URL: HYPERLINK htt:// com/health 3. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Laoran LB 3. Padang; Taylor ES. Health sychology. Edisi ke Contrada JR. The handbook of stress science. biology, sychology, and health. United States of America: Bang Printing; Aditya R, Effendi JS, Hidayat T, Madjid TH. Hubungan derajat stres sikososial ibu terhada kejadian ersalinan kurang bulan. Deartemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjadran RS Dr Hasan Sadikin. Indones J. 2012;36(2): Woods SM, Melville JL, Guo Y, Fan MY, Gavin A. Psychosocial stress during regnancy. Am J Obstet Gynecol; 2010; 202(1): Pieter ZH, Lubis LN. Pengantar sikologi untuk kebidanan, Jakarta: Kencana Perdana Media Grou; Adnil EN. Tumbuh kembang erilaku manusia. Jakarta: EGC; Scetter CD, Glynn LM. Stress in regnancy emirical evidence and theorithical issues guides interdisilinary research (diunduh 23 Juli 2014). Tersedia dari: URL: HYPERLINK htt:// 11. Winda. Faktor-Faktor yang memengaruhi terjadinya ersalinan reterm ada fetal fibronektin secret vaginal negative (tesis). Padang: PPDS Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas; 2009.