V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak Geografis dan Pembagian Administratif Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor merupakan satu diantara 11 desa yang terdapat di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini terletak kurang lebih 7 Km dari pusat Kecamatan Megamendung, 30 Km dari Ibukota Kabupaten/Kota Bogor, 118 Km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat dan 73 Km dari pusat pemerintahan negara. Desa Cipayung memiliki batas wilayah sebagai berikut (Desa Cipayung 2011) : Sebelah Utara : Desa Gunung Geulis, Kecamatan Sukaraja Sebelah Selatan : Desa Gadog, Kecamatan Megamendung dan Desa Kopo, Kecamatan Cisarua Sebelah Barat : Desa Pandansari dan Desa Cibanon, Kecamatan Sukaraja Sebelah Timur : Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Secara topografi Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor termasuk daerah yang berbukit-bukit dengan ketinggian 550 sampai 600 meter diatas permukaan laut dan tingkat kemiringan tanah 30 derajat. Suhu udara di daerah ini berkisar antara 23 0 sampai 27 o C dengan curah hujan sebesar mm/tahun, dan jumlah bulan hujan selama enam bulan dengan jumlah curah hujan yang tinggi menjadikan Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor menjadi daerah pertanian. Hasil sampingan dari usaha pertanian tersebut dimanfatkan oleh peternak sebagai pakan hijau untuk ternak dengan kemudahan tersebutlah menjadikan penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani tertarik untuk berternak. Hal tersebut juga didukung dengan kondisi lingkungan Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor sangat cocok untuk usaha peternakan sapi perah, bahkan sangat ideal sebagai sentra peternakan sapi perah di Kabupaten Bogor karena selain ditunjang dengan ketersediaan lahan pakan yang melimpah juga didukung dengan adanya koperasi yang mewadahi para peternak sapi perah serta adanya industri pengolahan susu yang terdapat di sekitar wilayah tersebut. 43

2 Luas wilayah Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor yaitu 775 hektar, yang terdiri atas pemukiman, persawahan, kuburan, pekarangan, perkantoran, dan prasarana umum lainnya. Secara rinci luas wilayah Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor yang dilihat menurut penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Luas Wilayah Menurut Penggunaannya Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Tahun 2010 No Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%) 1 Pemukiman 271,04 34,97 2 Persawahan 116,0 14,97 4 Tegal/Ladang 234,0 30,20 5 Rawa/Lahan Basah 116,03 14,97 7 Kuburan 8,0 1,03 8 Prasarana umum lainnya 29,93 3,86 Jumlah Total ,00 Sumber: BPS Kabupaten Bogor (2010) Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar luas wilayah Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor digunakan untuk pemukiman penduduk, yaitu sebesar 271,04 hektar atau mencapai 34,97 persen dari total luas wilayah Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Penggunaan lahan terbesar setelah untuk pemukiman adalah untuk tegal/ladang baik untuk ladang tanaman maupun peternakan yaitu sekitar 234 hektar. Hal tersebut menunjukkan bahwa lahan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor tidak diprioritaskan sebagai lahan untuk menanam padi. Besarnya penggunaan lahan untuk ladang/tegal ini digunakan sebagai areal pertanian yang lebih variatif seperti untuk menanam tanaman palawija dan lahan hijauan yang biasanya digunakan sebagai pakan ternak Kependudukan dan Keadaan Sosial Ekonomi Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor terdiri dari 44 RT dan 7 RW dimana terdapat kepala keluarga (KK) dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar jiwa/km 2. Penduduk Desa Cipayung, 44

3 Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor berjumlah jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Mayoritas penduduk Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor menganut agama Islam dan merupakan penduduk asli daerah dengan suku sunda. Keadaan tingkat pendidikan formal di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor mencerminkan kemajuan pendidikan baik dari kualitas maupun kuantitas pada suatu wilayah tersebut. Pendidikan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor terus berkembang untuk memperoleh kualitas sumberdaya manusia yang baik. Gambaran mengenai tingkat pendidikan tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Tingkat Pendidikan Warga Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor Tahun 2010 No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Belum Sekolah ,42 2 Tidak Tamat SD ,71 4 Tamat SD ,37 5 Tamat SMP/Sederajat ,65 6 Tamat SMA/Sederajat ,91 7 Tamat Akademi 171 0,75 8 S1/S2/S3 45 0,20 Jumlah Total ,00 Sumber: Kantor Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor (2010) Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor relatif rendah, dimana sebanyak 36,37 persen warganya memiliki latar belakang pendidikan hanya tamat sampai tingkat SD. Rendahnya tingkat pendidikan warga Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor disebabkan karena mahalnya biaya pendidikan sehingga sebagian besar anak-anak hanya mampu bersekolah hingga tingkat SD dan SMP saja. Namun, bila dilihat secara keseluruhan semakin berkembangannya tingkat pemikiran masyarakat terdapat kesadaran akan pentingnya pendidikan yang memadai hal tersebut dapat dilihat 45

4 dari adanya masyarakat yang melanjutkan pendidikannya hingga ke tingkat perguruan tinggi baik itu tingkat akademi, sarjana bahkan hingga pascasarjana. Apabila dilihat dari aspek ekonomi, mata pencaharian pokok yang dilakukan oleh penduduk Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor beraneka ragam, namun sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor adalah sebagai pedagang dan buruh bangunan. Bidang pertanian juga menjadi mata pencaharian yang banyak dilakoni oleh masyarakat Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor termasuk didalamnya adalah peternakan. Komposisi mata pencaharian masyarakat Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Mata Pencaharian Pokok Warga Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor Tahun 2010 No Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Petani ,67 2 Peternak 74 2,83 3 Pengusaha Kecil 17 0,65 4 Wiraswasta 35 1,34 5 Buruh Industri 129 4,93 6 Buruh Bangunan ,92 7 Pedagang ,18 8 Pengemudi ,78 9 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 165 6,31 10 TNI/POLRI 13 0,50 11 Pensiunan PNS 128 4,89 Jumlah Total ,00 Sumber: Kantor Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor (2010) Presentase jumlah tenaga kerja yang berada pada sektor perdagangan adalah sekitar 22,18 persen dan angka presentase tersebut merupakan nilai paling besar diantara sektor lain dalam hal mata pencaharian penduduk Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Mata pencaharian penduduk pada 46

5 sektor pertanian dikategorikan cukup banyak termasuk didalamnya sebagai petani dan peternak yaitu dengan presentase adalah 17,67 persen sebagi petani dan 2,83 persen sebagai peternak. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian cukup menjanjikan untuk dijadikan sebagai sumber penghasilan utama masyarakat Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Keberadaan peternak khususnya peternak sapi perah didukung dengan adanya industri pengolahan susu yang terdapat di sekitar wilayah Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor sehingga mata pencaharian sebagai peternak sapi perah akan memiliki harapan untuk terus tumbuh dan berkembang mengingat jumlah permintaan susu segar terus mengalami peningkatan setiap tahunnya Sarana dan Prasarana Seiring dengan adanya perkembangan pembangunan menyebabkan terjadinya perubahan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor yang didukung dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi. Perubahan fisik yang terjadi di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor merupakan sesuatu yang wajar sebagaimana yang terjadi di desa desa lainnya terutama di Pulau Jawa. Sarana yang ada di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, diantaranya berupa sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana keagamaan, sarana pemerintahan, sarana dan prasarana transportasi serta air bersih. Untuk sarana pendidikan baik formal maupun informal, terdiri dari sekolah Play Group/TK/PAUD sebanyak 14 unit dan SD/sederajat sebanyak 14 unit baik negeri maupun swasta. Sarana pendidikan formal tingkat SMP/sederajat terdapat enam buah sekolah serta untuk tingkat SMA/sederajat terdapat dua buah sekolah. Sarana kesehatan terdiri dari satu unit puskesmas pembantu, 25 unit posyandu, satu poliklinik, empat unit rumah bersalin dan tersedia dua dokter praktik. Kemudian untuk sarana dan prasarana transportasi terdapat beberapa pangkalan ojek. Selain itu terdapat sarana jalan dan telekomunikasi, sebagian besar masyarakat di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor telah memiliki alat komunikasi berupa telepon seluler sehingga memudahkan akses 47

6 komunikasi antar penduduk desa maupun dengan penduduk diluar Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Kondisi jalan menuju Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor masih kurang bagus, kondisi jalan banyak yang berlubang dan akan tergenang air bila sedang musim penghujan hal tersebut dikarenakan kondisi jalan belum di aspal. Selain itu, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor juga menyediakan prasarana keagamaan seperti masjid/mushola umum, gereja dan prasarana pemerintahan seperti gedung kantor desa dan inventaris-inventaris kantor (Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor 2011) Gambaran Umum Kelompok Ternak Mekar Jaya Kelompok Ternak Mekar Jaya merupakan kelompok ternak yang bergerak dibidang usaha peternakan sapi perah. Awal mula terbentuknya kelompok ternak ini adalah munculnya gagasan dan pemikiran dari beberapa peternak sapi perah untuk membentuk suatu kelompok yang memiliki tujuan yang sama dalam bidang peternakan, yaitu agar dapat berbagi informasi dan mengembangkan usaha bersama. Kelompok ternak ini terbentuk sejak tahun 2000 dimana sekretariatnya beralamat di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor Girang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor sementara anggotanya tersebar di wilayah Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pada tahun yang sama kelompok ini menjalin kerjasama dengan menjadi anggota Koperasi Unit Desa Giri Tani yang beralamat di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. KUD Giri Tani merupakan koperasi bagi para peternak sapi perah di kawasan Kecamatan Cisarua dan sekitarnya termasuk Kecamatan Megamendung. Sistem kerjasama ini tercantum dalam hak dan kewajiban masing-masing pihak yaitu antara peternak dengan KUD Giri Tani yang telah dsepakati oleh kedua pihak tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari ketua kelompok ternak, dapat diketahui bahwa yang termasuk dalam hak peternak antara lain mendapatkan pelayanan dari pengurus koperasi mulai dari subsistem penyediaan input, produksi, pemasaran hasil, dan sebagai lembaga penunjang serta pelayanan kesehatan hewan. Sedangkan kewajiban yang harus dijalankan oleh peternak 48

7 antara lain adalah membayar iuran rutin serta aktif dalam menyetorkan susu yang dihasilkannya. Sampai saat ini Kelompok Ternak Mekar Jaya merupakan salah satu kelompok ternak anggota KUD Giri Tani yang mempunyai jumlah anggota peternak terbanyak yaitu berjumlah 74 peternak dengan jumlah peternak yang aktif sebagai anggota koperasi sebanyak 47 peternak. Sebelum tahun 2006 produksi susu yang dihasilkan Kelompok Ternak Mekar Jaya disalurkan melalui KUD Giri Tani, dimana susu yang berasal dari para peternak dikumpulkan melalui Kelompok Ternak Mekar Jaya kemudian disalurkan ke KUD Giri Tani yang nantinya akan disalurkan ke Perusahaan Pengolahan Susu yaitu PT Indomilk dan PT Diamond Cold Storage. Namun, pada tahun 2006 berdiri perusahaan pengolah susu yang berada di daerah Cisarua yaitu PT Cimory sehingga mneyebabkan KUD Giri Tani menghentikan pengiriman susunya ke PT Indomilk dan PT Diamond Cold Storage dan berpindah dengan menyalurkan susu hasil pengumpulan dari beberapa Kelompok Ternak yang tergabung didalamnya kepada PT Cimory. Hal tersebut dikarenakan adanya kemudahan dalam akses pengangkutan susu yang dilakukan terutama yang berkaitan dengan jarak dimana PT Cimory yang relatif lebih dekat dengan daerah peternakan sapi perah di sekitar Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung. 5.2 Karakteristik Peternak Responden Penelitian ini dilakukan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pemilihan tempat ini dilakukan didasarkan bahwa desa tersebut merupakan daerah penghasil susu di Kecamatan Megamendung. Responden penelitian ini merupakan peternak sapi perah yang tergabung dalam Kelompok Mekar Jaya Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Beberapa karakteristik responden yang dianggap penting meliputi umur responden, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, jumlah kepemilikan sapi laktasi serta orientasi usahaternak. Karakteristik tersebut dianggap penting didalam penelitian ini karena akan berpengaruh terhadap pelaksanaan usahaternak sapi perah. 49

8 5.2.1 Umur Responden Umur peternak yang dijadikan responden dalam penelitian ini berkisar antara umur 25 sampai 60 tahun. Presentase umur tertinggi yaitu sebesar 37,14 persen berada pada kelompok umur antara 30 sampai 40 tahun dengan jumlah peternak sebanyak 13 orang. Selain itu terdapat juga presentase umur terendah yaitu dengan nilai 5,71 persen, yang berada pada kelompok umur > 60 tahun dengan jumlah peternak responden sebanyak 2 orang. Komposisi dari sebaran umum peternak responden berdasarkan umur responden dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Karakteristik Peternak Responden Berdasarkan Usia di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor Tahun 2012 No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah responden Presentase (Orang) (%) 1 < , , , ,29 5 > ,71 Total Berdasarkan hasil pada Tabel 11 mengenai karakteristik peternak responden berdasarkan umur, maka dapat diketahui bahwa presentase terbesar peternak yang mengusahakan ternak sapi perah berada pada usia produktif dengan kisaran umur 30 sampai 50 tahun. Umur merupakan variabel yang cukup penting dalam melakukan sebuah kegiatan usaha karena akan mempengaruhi kemampuan peternak dalam menjalankan aktivitasnya. Umur berkaitan erat dengan kemampuan fisik serta kemampuan daya pikir peternak. Semakin tua usia seseorang maka akan semakin menurun kemampuan fisik serta daya pikirnya. Namun, terdapat beberapa peternak yang sudah memasuki usia lanjut yaitu > 60 tahun yang masih menjalankan usahaternak sapi perahnya meskipun tidak secara aktif memantau keseluruhan kegiatan usahanya. Hal tersebut menunjukkan kurangnya generasi penerus yang akan terus melanjutkan usaha beternak sapi perah di kawasan ini, kondisi ini dapat menyebabkan semakin berkurangnya sumber daya manusia di bidang peternakan di masa yang akan datang. 50

9 5.2.2 Jenis Kelamin Responden Kegiatan usahaternak yang menghasilkan susu segar di Desa Cisarua, ternyata tidak hanya dijalankan oleh kaum laki-laki saja, namun juga dijalankan oleh kaum perempuan. Adanya latar belakang yang berbeda serta didukung dengan adanya keterampilan yang beragam pula ternyata perempuan juga mampu menjalankan usaha ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahaternak sapi perah di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor ini didominasi oleh kaum laki-laki dengan nilai presentase mencapai 85,71 persen dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Sedangkan usahaternak yang dijalankan perempuan mempunyai jumlah peternak responden sebanyak 5 orang dengan nilai presentase sebesar 14,29 persen. Adapun komposisi sebaran umum peternak responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Karakteristik Peternak Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor Tahun 2012 No Jenis Kelamin Jumlah Responden (Orang) Presentase (%) 1 Laki Laki Perempuan Total Terdapatnya kaum perempuan yang menjalankan usahaternak sapi perah ini didasari oleh berbagai faktor, diantaranya adalah karena beternak sapi perah merupakan usaha keluarga yang dijalankan secara turun-temurun, selain itu juga karena faktor dimana perempuan meneruskan usahaternak ini karena suaminya sudah tidak mampu secara fisik dalam menjalankan usahanya ataupun karena sebab suaminya sudah meninggal dunia Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan responden mencerminkan kualitas sumber daya manusia, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin 51

10 tinggi pula kualitas sumber daya manusia tersebut. Kondisi tersebut dapat terlihat dari tingkat pengetahuan mengenai usaha yang dijalankan, masalaha yang dihadapi serta bagaimana mengatasi permasalahan yang dihadapi tersebut. Tingkat pendidikan yang pernah diperoleh oleh peternak responden akan berpengaruh terhadap tingkat penyerapan teknologi dan ilmu pengetahuan. Tingkat pendidikan peternak beragam dan sebagian besar responden hanya mampu menyelesaikan pendidikan hingga tingkat Sekolah Dasar (SD)/sederajat yaitu sebesar 68,57 persen yaitu sebanyak 24 responden. Presentase ini lebih besar bila dibanding dengan tingkat pendidikan lain seperti SMP/sederajat hanya 22,86 persen, SMA/sederajat sebanyak 5,71 persen serta yang mencapai pendidikan hingga perguruan tinggi hanya satu orang. Berdasarkan nilai-nilai tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar besar pernah mendapatkan pendidikan formal yang berarti peternak dapat membaca dan menulis sehingga dalam menjalankan usahanya tidak mengandalkan orang lain. Komposisi kelompok peternak responden berdasarkan tingkat pendidikan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Karakteristik Peternak Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor Tahun 2012 No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Presentase (Orang) (%) 1 SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat Perguruan Tinggi Total Selain pendidikan formal yang diperoleh peternak responden, perlu adanya tambahan pendidikan untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan beternak para peternak. Oleh karena itu Kelompok Ternak Mekarjaya selalu mengadakan acara pertemuan yang rutin dilakukan setiap satu bulan sekali dirumah anggota secara bergantian. Acara pertemuan rutin tersebut diisi dengan berbagai kegiatan seperti penyuluhan peternakan baik dari pihak KUD Giri Tani maupun dari instansi lain, konsultasi, pelatihan serta silaturahmi antar anggota yang tujuan 52

11 utamanya adalah untuk meningkatkan pengetahuan peternak dalam mengelola usahaternaknya Pengalaman Beternak Responden Pengalaman beternak berkaitan erat dengan lama peternak dalam menjalankan usahanya. Pengalaman beternak peternak responden akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan serta keterampilan peternak dalam mengelola usahaternaknya. Menurut Heriyatno (2009) semakin lama pengalaman beternak, cenderung semakin memudahkan peternak dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan ushaternak yang dilakukannya. Pengalaman yang diperoleh akan mempengaruhi perilaku seseorang seperti pengetahuan, keterampilan, pemahaman serta sikap. Lamanya suatu usaha merupakan pengalaman yang dapat diambil manfaatnya, karena semakin lama pengalaman seseorang dalam menjalankan suatu usaha maka semakin banyak pengalaman yang akan diperoleh. Komposisi lengkap dari peternak responden berdasarkan pengalaman beternak di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Karakteristik Peternak Responden Berdasarkan Pengalaman Beternak di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor Tahun 2012 No Pengalaman Beternak Jumlah Responden (orang) Presentase (%) 1 < 1 Tahun tahun tahun > 10 tahun Total Tabel 14 menggambarkan karakteristik responden berdasarkan pengalaman beternak sapi perah. Sebagian besar peternak yang dijadikan responden memiliki pengalaman bertenak sapi perah selama 5-10 tahun dengan persentase 45,71 persen sebanyak 16 responden. Pengalaman berternak yang dimiliki oleh responden menunjukan lamanya responden berperan aktif dalam usahaternak sapi perah. Semakin lama pengalaman berternak sapi perah maka 53

12 dapat disimpulkan bahwa responden sudah memahami teknik budidaya dalam kegiatan usahaternak yang dijalankan Kepemilikan Ternak Responden Sapi perah yang dipelihara oleh peternak responden di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung merupakan sapi jenis Fries Holland (FH). Dalam penelitian ini sapi perah yang diteliti merupakan sapi laktasi yaitu sapi yang sedang berada masa masa produktif menghasilkan susu. Total populasi ternak responden di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor adalah sebesar 179 ekor sapi laktasi. Jumlah kepemilikan ternak responden dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Karakteristik Peternak Responden Berdasarkan Kepemilikan Ternak di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor Tahun 2012 Jumlah Responden Presentase No Kepemilikan Ternak (Orang) (%) ekor ekor >30 ekor Total Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa jumlah kepemilikan ternak sapi perah pada penelitian ini berada pada tiga kelompok besar yaitu 1 10 ekor, ekor, dan > 30 ekor. Dari 35 peternak responden dapat dilihat bahwa jumlah terbesar terdapat pada pada responden dengan kepemilikan ternak berada pada kelompok 1 10 ekor dengan presentase sebesar 88,57 persen sebanyak 31 responden. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar peternak responden mempunyai populasi ternak 10 ekor. Rendahnya tingkat kepemilikan ternak disebabkan oleh minimnya modal yang dimiliki peternak sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan peternak itu sendiri. Menurut Soedono (1999) peternakan sapi perah akan menguntungkan jika jumlah minimal sapi perah adalah 10 ekor dengan persentase sapi laktasinya 60 %. Persentase sapi 54

13 laktasi merupakan faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam tata laksana suatu peternakan sapi perah untuk menjamin pendapatan. 5.3 Tatalaksana Usahaternak sapi Perah Pengadaan dan Pemilihan Bakalan sapi Bangsa atau jenis sapi yang banyak dipelihara oleh para responden yang terdapat di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor merupakan bangsa sapi Fries Holland (FH) atau sapi peranakan hasil persilangan sapi Fries Holland dengan sapi lokal. Bakalan sapi perah ini diperoleh dari pembibitan dengan cara inseminasi buatan (IB). Pada umumnya sapi yang memiliki karakter ekonomis yang menguntungkan berpenampilan bentuk tubuh dan genetis bagus serta sifat-sifat dan kesehatannya bagus. Atas dasar hal tersebut, maka banyak peternak dalam melakukan seleksi selalu bertitik tolak dari faktorfaktor genetis, penampilan tubuh, sifat-sifatnya serta kesehatan sapi. Kondisi tersebut membuat beberapa peternak di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor memberikan nama ataupun nomor pada setiap sapi agar lebih mudah dalam mengetahui setiap perkembangan sapi mana yang mempunyai cirri-ciri yang tepat untuk dijadikan sebagai bakalan. Pada umumnya proses seleksi selalu diawali dengan bangsa sapi yang disukai. Peternak sapi perah di Indonesia umumnya menyukai bangsa sapi Fries Holland (FH) dan peranakannya seperti hal nya bagi peternak di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, hampir 98 persen sapi milik peternak merupakan sapi peranakan bangsa Fries Holland (FH). Secara umum bentuk tubuh sapi yang sesuai sebagai bakalan adalah bentuk tubuh menyudut atau berbentuk seperti pasak, tubuh kurus sehingga nampak tonjolan-tonjolan tulang, terutama pada kepala, leher, dan bahu. Namun, walaupun sapi nampak kurus sapi dalam kondisi sehat. Sapi yang sehat selalu aktif, nafsu makan kuat, keadaan kulit halus dan mengkilat serta matanya bersinar. Kapasitas tubuh besar sehingga memungkinkan sapi dapat menampung sejumlah makanan sari berbagai jenis makanan dengan volume tinggi yang diperlukan sebagai bahan baku dalam pembentukkan energi. 55

14 Genetik sapi berpengaruh terhadap kemampuan sapi dalam memproduksi susu, kualitas air susu serta keteraturan beranak. Kualitas dan jumlah produksi susu yang mempunyai sifat menurun biasanya dapat diperbaiki melalui proses seleksi. Maka dari itu perlu kecermatan dalam menentukan sapi untuk dijadikan bakalan atau induk dengan mengetahui asal usul keturunannya. Sifat-sifat sapi sangat berpengaruh terhadap produksi susu. Calon induk yang mempunyai sifat jinak dan tenang, penurut, nafsu makan tinggi akan sangat mudah dipelihara dan dikuasai. Berbeda dengan sapi yang mempunyai sifat yang gugup dan tidak dapat beradaptasi dengan cara-cara yang dipergunakan dalam pengelolaan dapat mengakibatkan kurangnya ketenangan dalam kelompok sehingga produksi susu secara keseluruhan menurun. Selain berdasar bentuk tubuh, genetik dan sifat-sifat sapi perlu diperhatikan pula kondisi kesehatan sapi karena sapi yang tidak sehat akan mudah terserang infeksi suatu penyakit seperti Brucellosis, kemandulan, TBC, radang ambing dan lain-lain Pemeliharaan Sapi Perah Kegiatan usahaternak sapi perah dilakukan mulai dari kegiatan pemeliharaan hingga pada proses penanganan susu. Jadwal kegiatan pemeliharaan sapi serta penanganan susu murni yang dilaksanakan oleh peternak sapi perah di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel

15 Tabel 16. Jadwal Kegiatan Pemeliharaan Sapi Perah di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor Tahun 2012 Waktu Kegiatan Jam Jenis Kegiatan Membersihkan Kandang sapi 2. membersihkan ambing sapi sebelum diperah 3. memberi pakan hijauan Pagi Pemerahan susu 2. penyetoran susu ke TPS 3. Membersihkan Peralatan 4. memandikan sapi 5. memberi pakan konsentrat dan air minum mencari rumput Istirahat Sore Membersihkan Kandang sapi 2. Memberi pakan hijauan 3. memandikan sapi 4. membersihkan ambing sebelum diperah Pemerahan susu 2. mengirim susu ke TPS 3. memberi makan konsentrat dan air minum Pada umumnya responden melakukan kegiatan pemeliharaan sapi seperti pada jadwal kegiatan pemeliharaan sapi Tabel 16. Kegiatan tersebut merupakan standar operasional prosedur yang telah diberikan oleh penyuluh peternakan dari koperasi. Jadwal kegiatan tersebut disusun dan dilakukan secara rutin agar tujuan dan mutu yang diharapkan oleh peternak menjadi lebih baik. Selain itu dengan adanya jadwal kegiatan yang tersusun jelas akan mengurangi tingkat stress pada sapi karena sapi pada akhirnya mempunyai kebiasaan kapan harus dimandikan, kapan harus makan dan kapan pula harus di perah. a) Pembersihan Kandang, Tempat Pakan dan Tempat Minum Ternak Kandang ternak harus selalu dalam keadaan bersih dan kering agar tidak menjadi sarang kuman dan penyakit. Responden biasanya membersihkan kandang dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari sebelum sapi akan diperah. Kandang harus dibersihkan dari kotoran, urin serta sisa-sisa makanan yang tidak temakan sapi. Kegiatan pembersihan kandang biasanya dilakukan bersamaan pada saat sapi dimandikan. Kotoran sapi yang menumpuk dibuang dengan menggunakan sekop 57

16 dan ditampung ditempat penampungan kotorang sapi. Selanjutnya, lantai dibersihkan dengan menyemprotkan air dan air kotor dialirkan keparit yang nantinya mengalir ketempat pembuangan. Peralatan yang digunakan juga harus dibersihkan setiap hari, hal ini agar mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Sesudah digunakan peralatan dicuci bersih dengan menggunakan sabun lalu dikeringkan. Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit akibat sanitasi yang kurang baik. b) Memandikan Sapi Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan dalam pemeliharaan sapi perah adalah memandikan sapi. Responden di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor pada umumnya memandikan ternaknya sebanyak dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari setelah sapi di perah. Sapi biasanya di mandikan bersamaan pada waktu membersihkan kandang. Sapi menghabiskan hari-hari berada dikandang sehingga menyebabkan kandang menjadi mudah kotor yang diakibatkan oleh kotoran dari sapi itu sendiri yang menempel pada kulit/bulu pada saat sapi berbaring. Ktoran yang melekat pada bagian tubuh sapi tersebut banyak mengandung kuman penyakit dan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit salah satunya adalah gatal-gatal sehingga membuat sapi gelisah dan tidak tenang. Maka dari itu, sapi harus dimandikan minimal dua kali sehari dengan cara menggosok kulit sapi terutama pada bagian-bagian lipatan kulit dan sekitar ambing lalu menyemprotnya dengan air hingga bersih. Pengalaman para peternak apabila sapi tidak dimandikan, maka produksi susu akan menurun 10 persen (Sudono, 1999). Semua sapi usia dewasa dimandikan kecuali untuk pedet, hal ini karena daya tahan tubuh pedet masih lemah dan rentan. Kegiatan memandikan ternak dapat dilihat pada Lampiran Kandang Kandang merupakan tempat tinggal bagi sapi dan juga sebagai tempat bekerja bagi peternak yang mengurus ternaknya setiap hari. Sapi perah harus selalu diawasi dan dilindungi dari aspek-aspek lingkungan yang dapat merugikan ternak seperti angin kencang, terik matahari, air hujan, suhu udara di malam hari 58

17 yang dingin, gangguan binatang buas serta pencuri. Oleh karena itu peternak harus menyediakan bangunan kandang yang dapat mengamankan ternak dari lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga akan berpengaruh pada produksi ternak. Kandang dapat memberikan jaminan kesehatan ternak serta menunjang tatalaksana usahaternak yang dijalankan. Mengingat bahwa kandang sangat menunjang kenyamanan, keamanan dan kesehatan ternak serta menunjang tatalaksana usahaternak, maka pembangunan kandang harus dipersiapkan secara benar sehingga dari segi teknis memenuhi persyaratan. Kandang milik peternak responden di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor sebagian besar sudah semi permanen dan terletak di samping atau dibelakang rumah. Dinding kandang terbuat dari kayu dan ada pula yang terbuat dari semen setinggi leher orang dewasa (1,5 meter) hal ini bertujuan agar pergantian sirkulasi udara di dalam kandang lancar serta memungkinkan masuknya sinar matahari khususnya pada pagi hari. Lantai kandang sudah terbuat dari semen dan dibuat dengan tekstur miring selain itu juga dibuat parit atau selokan hal ini bertujuan agar pada saat pembersihan kandang lebih mudah serta kotoran dan urin ternak dapat mengalir keselokan sehingga lantai kandang akan cepat kering dan tidak licin. Selain itu, pada setiap ekor sapi dialasi dengan matras yang terbuat dari karet yang berguna sebagai tempat berpijak agar sapi tidak slip dan juga berfungsi sebagai alas untuk tidur. Tempat makan dan minum merupakan perlengkapan yang penting dalam kandang ternak. Sebagian besar temapt makan dan minum ternak responden sudah dibuat secara permanen dari semen secara individual. Selain itu ukuran kandang menentukan seberapa besar populasi dapat di tamping, karena apabila populasi ternak dalam kandang yang berukuran kecil terlalu banyak akan berpengaruh pada tingkat stress dan kenyamanan sapi itu sendiri sehingga akan berpengaruh terhadap penurunan produksi susu. Pada umumnya ukuran kandang yang digunakan responden berukuran antara 1,2 x 1,5 sampai 1,5 x 2.0 meter untuk satu ekor sapi dewasa, sedangkan untuk pedet biasanya kandang akan terpisah dengan sapi dewasa namun masih dalam satu lokasi dengan ukuran sekitar 1.0 x 1,5 meter dilengkapi ember sebagai tempat makan dan minum. Responden membersihkan kandangnya dua kali sehari yaitu 59

18 pagi dan sore hari sebelum pemerahan. Hal itu dilakukan untuk menjaga kenyamanan sapi perah dan kebersihan susu yang dihasilkan Peralatan Peralatan merupakan perlengkapan yang harus dimiliki oleh peternak dalam membantu menjalankan usahaternaknya. Peralatan ini menunjang responden dalam melakukan usaha budidaya sapi perah. Peralatan yang dimiliki oleh responden akan berpengaruh terhadap biaya tetap yang dikeluarkan oleh responden berupa biaya penyusutan alat. Penghitungan nilai penyusutan ini digunakan metode garis lurus antara nilai beli dengan umur ekonomis peralatan tersebut. Peralatan yang digunakan oleh peternak di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor antara lain: 1. Milk Can, yaitu kaleng penampung susu yang terbuat dari alumunium khusus tanpa sambungan. Terdiri dari berbagai ukuran namun yang biasanya dimiliki oleh peternak responden antara lain berkapasitas 10 liter, 15 liter dan 20 liter. 2. Ember, digunakan untuk menampung air minum sapi, memandikan sapi, menampung pakan ransum sapi serta untuk membersihkan kandang. Ukuran ember yang digunakan bervariasi mulai dari 10 liter, 15 liter dan 20 liter. 3. Sabit/arit/golok, digunakan untuk memotong rumput pakan ternak dan untuk membersikan semak yang tumbuh disekitar kandang. 4. Cangkul/sekop, digunakan untuk membersihkan kotoran sapi. 5. Literan, digunakan untuk mengukur jumlah susu yang diproduksi. 6. Drum/bak penampung air, digunakan untuk menampung air yang akan digunakan untuk membersihkan kandang atau memandikan sapi. Biasanya hanya dimiliki oleh peternak yang mempunyai populasi sapi cukup banyak. 7. Selang plastik, digunakan untuk menyalurkan air dari sumber air ke kandang ternak untuk membersihkan kandang dan memandikan ternak dengan menyemprotkan air melalui selang. 8. Sepatu boot, digunakan sebagai pelindung kaki peternak. Sebagian besar peralatan untuk peternakan diperoleh peternak dari KUD Giri tani, dengan sistem pembayaran tunai ataupun kredit, namun terdapat pula 60

19 peternak yang membeli diluar KUD Giri Tani. Pembelian alat-alat secara kredit pembayarannya dilakukan dengan memotong dari hasil penjualan susu Tenaga Kerja Menurut Alpian (2011), tenaga kerja merupakan kelompok penduduk dalam usia kerja. Penggunaan tenaga kerja biasanya dinyatakan dengan besarnya curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai merupakan besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Besar kecilnya curahan tenaga kerja akan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Tenaga kerja dapat diperoleh dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga. Pada umumnya penggunaan tenaga kerja responden di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor menggunakan perhitungan Hari Kerja Pria (HKP), dimana setiap harinya tenaga kerja dihitung dengan jumlah jam kerja sebanyak delapan jam per hari dihitung mulai dari pukul pagi hingga pukul pagi, lalu pukul hingga lalu akan dilanjutkan kembali mulai pukul sore hingga pukul sore. Sebagian besar tenaga kerja yang dipakai oleh responden di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor merupakan tenaga kerja dari keluarga dengan presentase sebanyak 77,14 persen, sedangkan responden yang menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga sebanyak 22,86 persen. Kegiatan tenaga kerja yang dilakukan dalam memelihara ternak di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor meliputi membersihkan kandang, memberi makan dan minum sapi, memandikan ternak, mencari rumput dan pemerahan. Upah tenaga kerja per hari rata-rata sebesar Rp Penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga memaksa responden untuk mengeluarkan biaya secara langsung sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah mereka lakukan, sementara penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga, responden tidak perlu mengeluarkan biaya secara langsung sehingga dapat mengurangi pengeluaran yang harus dikeluarkan responden untuk pembayaran tenaga kerja disetiap bulannya. 61

20 5.3.6 Pakan Menurut Girisonta (1995) semua makhluk hidup membutuhkan makanan, termasuk sapi perah. Makanan bagi sapi perah berfungsi untuk perawatan tubuh dan kegiatan biologis yang lain seperti bernapas, proses pencernaan, gerakan jantung, dan menggantikan bagian-bagian tubuh yang rusak. Selain itu, juga untuk memproduksi susu, daging, dan pertumbuhan janin dalam kandungan. Dalam usaha pemeliharaan sapi perah terdapat tiga faktor yang harus diperhatikan agar usahaternak yang dijalankan dapat berhasil. Faktor pertama adalah feeding (pakan) yang menempati posisi terbesar dalam usaha pemeliharaan sapi perah yaitu sebesar 55 persen, sementara breeding dan management menampati posisi kedua dan ketiga masing-masing 25 persen dan 20 persen (Girisonta, 1995). Fakta tersebut membuktikan bahwa faktor pemberian pakan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan sapi perah, karena pemberian pakan yang salah akan berpengaruh pada menurunnya produksi ternak. Responden sangat menyadari bahwa pakan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi produksi ternak, maka dari itu responden akan berusaha memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak dari pakan yang diberikan. Sebagian besar responden di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor memberikan pakan ternak terdiri dari tiga kelompok yaitu makanan hijau (hijauan), konsentrat serta pakan tambahan berupa ampas tahu. Makanan hijau (hijauan) merupakan makanan pokok yang dibutuhkan sapi karena mengandung karbohidrat dan serat kasar yang tinggi. Biasanya responden akan mendapatkan hijauan di daerah sekitar tempat tinggal seperti tegalan/ladang yang memang ditanami rumput-rumputan untuk pakan ternak, namun terkadang juga responden mendapatkannya dari limbah pertanian seperti daun jagung. Selain dari hasil mencari sendiri, responden juga membeli rumput segar sebagai pakan ternaknya dari pihak tertentu yang memang menyediakan dengan harga rata-rata Rp 150,- per kilogram. Pemberian pakan pada sapi perah sangat mempengaruhi produksi susu, karena pemberian pakan yang kurang baik akan dapat menurunkan produksi susu yang dihasilkan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan 62

21 diketahui bahwa jenis hijauan yang diberikan responden untuk ternak berupa rumput gajah, rumput lapang, limbah pertanian seperti daun jagung, daun singkong dll. Sebagian responden dalam memberikan hijauan dilakukan secara perkiraan tanpa ukuran yang pasti, dan diberikan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Pada pagi hari, pakan hijauan diberika pada pukul pada saat sapi akan diperah sedangkan pada sore hari pakan hijauan diberikan pada pukul pada saat sapi akan dan setelah diperah. Pemenuhan kebutuhan gizi pada sapi perah dilakukan dengan pemberian pakan yang mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap dan seimbang. Pemberian makan sapi berupa hijauan saja tidak akan mencukupi kebutuhan nutrisi pada ternak maka dari itu diperlukan makanan tambahan berupa konsentrat yang merupakan makanan dengan kandungan energi dan protein yang tinggi serta serat kasarnya rendah. Bahan makanan konsentrat ini terdiri dari biji-bijian seperti jagung, menir, dan bulgur, hasil ikutan pertanian dari pabrik seperti dedak, katul, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah dan molases. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan protein pada ternak, responden juga memberikan makanan tambahan berupa ampas tahu yang biasanya pemberiannya dicampur dengan konsentrat. Konsentrat diperoleh responden dari KUD Giri Tani dengan harga Rp 2000 per kilogram sedangkan ampas tahu ini diperoleh responden dari produsen tahu yang berada di daerah Ciawi dengan harga rata-rata Rp 300,- per kilogram. Kegiatan pemberian pakan pada sapi perah dapat dilihat pada Lampiran Air Minum Air merupakan salah satu komponen bahan makanan yang sangat diperlukan oleh sapi perah dalam jumlah besar disamping energy dari makanan pokok. Kebutuhan air tidak dapat di abaikan karena 70 persen dari tubuh sapi terdiri dari air. Dalam tubuh sapi air berfungsi untuk mengatur suhu dalam tubuh, membantu proses pencernaan, metabolism, membantu pelepasan kotoran dan sebagainya. Kebutuhan air dapat dipenuhi dalam bentuk air minum dan air yang terdapat dalam makanan. Sapi perah membutuhkan 2 2,5 kg air minum untuk memproduksi air susu sebanyak 0,5 kg, oleh karena itu air harus disediakan dalam jumlah cukup banyak atau ad libitum (tanpa batasan) agar dapat memproduksi 63

22 susu lebih tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan responden memberikan air untuk ternak dengan menggunakan ember besar. Air yang diberikan merupakan air bersih yang berasal dari mata air disekitar wilayah Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Kegiatan pemberian pakan pada sapi perah dapat dilihat pada Lampiran Kesehatan Hewan dan Reproduksi Sapi perah yang terserang penyakit akan dapat menimbulkan kerugian besar bagi peternak terutama untuk penyakit yang bersifat menular. Maka dari itu, diperlukan penanganan langsung apabila ternak terserang penyakit. Responden biasanya akan menghubungi bagian kesehatan hewan (keswan) yang sudah disediakan ole pihak KUD Giri Tani, namun untuk responden anggota Kelompok Ternak Mekar Jaya sudah mempunyai petugas kesehatan sendiri untuk mengatasi permasalahan dan penyakit pada ternak. Responden hanya perlu melaporkan ke bagian kesehatan hewan (keswan) untuk mendapatkan pelayanan berupa obatobatan dan vitamin sesuai dengan penyakit yang menyerang ternak. Jenis penyakit yang sering menyerang pada ternak milik responden di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor antara lain adalah Anorexia, Indigesti, diare, Mastitis, pilek, kembung perut, dan Brucellosis (keguguran menular). Sementara untuk jenis penyakit Anthrax dan ngorok belum pernah ditemukan pada ternak milik peternak sapi perah di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pada umumnya sistem reproduksi sapi perah responden di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor dilakukan dengan cara Inseminasi Buatan (IB). Inseminasi Buatan (IB) adalah suatu metode memasukkan semen/mani pejantan unggul kedalam rahim sapi betina dengan menggunakan alat bantuan manusia. Inseminasi Buatan (IB) merupakan suatu cara beternak modern dalam usaha meningkatkan mutu ternak seefisien mungkin. Selain itu, bagi responden Inseminasi Buatan (IB) dirasa lebih banyak memberikan keuntungan hal ini karena lebih praktis, hemat waktu, hemat tenaga, hemat biaya, serta mengurangi tingkat penyebaran penyakit oleh sapi jantan dan anak sapi (pedet) hasil inseminasi buatan keturunannya lebih bagus. 64

23 Menurut hasil wawancara dengan petugas kesehatan hewan Kelompok Ternak Mekar Jaya, tidak semua sapi mengalami kebuntingan pada saat pertama kali dilakukan Inseminasi Buatan (IB), sehingga menyebabkan sapi kehilangan masa suburnya dan harus menunggu lagi selama 21 hari hingga masa sapi birahi kemudian dilakukan Inseminasi Buatan (IB) lagi. Sebelum melakukan Inseminasi Buatan (IB) perlu diketahui saat yang tepat untuk melakukannya, untuk itu perlu diketahui berapa lama saat birahi pada sapi betina. Birahi pada sapi betina akan berlangsung selama 6 sampai 36 jam dengan rataan 18 jam pada sapi betina betina dewasa dan 15 jam pada sapi betina dara (Syarif dan Sumoprastowo, 1984). Waktu yang tepat dilakukan adalah sekitar 10,5 jam setelah tanda birahi mulai muncul seperti sapi tampak gelisah dan selalu ingin keluar kandang, mengibasngibaskan ekor, nafsu makan berkurang, produksi susu menurun dll. Pedoman mengenai saat yang tepat untuk mengawinkan sapi dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Pedoman Waktu Mengawinkan Sapi yang Tepat Saat Permulaan Tanda Waktu Terbaik untuk Birahi Mengawinkan 1. Pagi hari (sebelum pukul 09.00) 2. Siang hari (pukul ) 3. Sore hari Sumber : Girisonta (1995) Terlambat - Hari itu Juga - Siang esok harinya - Sore pada hari yang sama - 1/4 pagi esok harinya sebelum pukul Pada esok harinya - Siang esok hari sebelum pukul Pagi esok harinya setelah pukul Besok siangnya setelah pukul Sapi yang baru saja beranak, bisa dikawinkan kembali setelah hari karena apabila dilakukan penundaan yang terlalu lama akan menyebabkan jarak kelahiran (calving internal) berikutnya terlalu panjang. Namun, pengaturan jarak kelahiran (calving interval) pada responden di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor melebihi 365 hari. Inseminasi Buatan (IB) dan pelayanan kesehatan untuk ternak milik responden di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor dilakukan dengan menggunakan petugas kesehatan yang memang sudah disediakan oleh Kelompok Ternak Mekar Jaya. Biaya pelayanan Inseminasi Buatan (IB) sebesar Rp , dimana untuk biaya 65

24 suntik obat-obatan dan vitamin berkisar antara Rp sampai Rp tergantung jenis suntikan yang diberikan Pemerahan Produksi susu pada sapi perah dilakukan dengan cara memerah. Kegiatan pemerahan yang dilakukan oleh pekerja bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana melainkan suatu pekerjaan yang menuntut keterampilan. Kualitas produksi susu selain dipengaruh oleh proses pemeliharaan seperti pemberian pakan yang baik, pencegahan dan pemberantasan penyakit, juga dipengaruhi oleh teknik pemerahan yang benar. Responden di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor biasanya melakukan kegiatan pemerahan sebanyak dua kali sehari yaitu pukul pada pagi hari dan pukul pada sore hari. Teknis pemerahannya masih sederhana atau tradisonal yaitu dengan menggunakan tangan pekerja. Sebelum melakukan proses pemerahan, biasanya dilakukan beberapa persiapan antara lain terlebih dahulu sapi di beri makan hal ini bertujuan agar sapi tenang pada saat akan diperah. Setelah itu sapi dimandikan dan lantai kandang juga dibersihkan dengan cara disemprot dengan air hal ini berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan susu yang di produksi. Ambing dan puting di bersihkan dengan menggunakan air hangat, digosok secara perlahan dengan menggunakan kain/spons kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan air susu dan mengurangi pencemaran. Agar merangsang keluarnya air susu biasanya dilakukan dengan memijit (massage) secara perlahan pada ambing sapi yang diperah. Puting sapi yang akan diperah perlu diolesi minyak kelapa atau vaselin agar menjadi licin sehingga memudahkan proses pemerahan dan sapi tidak merasa kesakitan, kebutuhan vaselin responden rata-rata dalam satu bulan sebesar gram dan diperoleh responden dari KUD Giri Tani. Proses pemerahan harus dilakukan dengan hati-hati, lembut dan diawali dengan pemerahan pelan lalu dilanjutkan dengan lebih cepat. Pemerahan harus dilakukan secepat mungkin karena pemerahan yang terlalu lama akan menimbulkan efek yang kurang baik pada sapi yang diperah salah satunya adalah sapi akan menjadi stres. Pemerahan dilakukan terus-menerus hingga air susu yang 66

25 didalam ambing tidak keluar dan habis, setelah itu puting di bersihkan dengan menggunakan lap dan air hangat untuk mencegah terjadinya mastitis pada sapi. Kegiatan pemerahan susu dapat dilihat pada Lampiran Pemasaran Susu Produksi susu dari para peternak sebagian besar dijual melalui KUD Giri Tani yang nantinya akan disalurkan ke PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory). Pada awalnya peternak responden yang tergabung dalam Kelompok Ternak Mekar Jaya mengumpulkan susu di sekretariat kelompok ternak kemudian susu yang sudah terkumpul akan dijemput dan diangkut oleh mobil KUD Giri Tani untuk selanjutnya akan dikirim ke PT Cimory. Namun, seiring berjalannya waktu dengan keunggulan yang dimiliki oleh Kelompok Ternak Mekar Jaya yaitu dalam hal pengadaan alat transportasi mandiri sehingga susu yang berasal dari peternak setelah dikumpulkan dari dua pos pengumpulan susu maka susu tersebut langsung dikirim ke PT Cimory. Dengan demikian susu segar tersebut tidak akan terlalu lama dalam perjalanan yang beresiko menyebabkan kerusakan dan menurunkan kualitas susu. Adanya alat pengangkutan sendiri dirasa menguntungkan bagi peternak itu sendiri karena harga susu yang diterima lebih tinggi dibanding sebelumnya karena kualitas susu lebih baik. Kegiatan penyetoran susu dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 18 menjelaskan mengenai rincian jumlah input yang digunakan responden dalam usahaternak sapi perah serta hasil produksinya Tabel 18. Rata-Rata Penggunaan Input Serta Output yang dihasilkan Dalam Usahaternak Sapi Perah di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor Pada Bulan Januari Tahun Uraian Jumlah Satuan 1. Input Usaha - Konsentrat Kilogram - Hijauan 5, Kilogram - Ampas Tahu 1, Kilogram - Mineral 2.63 Kilogram - Air Liter - Vaseline 0.69 Kilogram - Tenaga Kerja 24,08 HKP 2. Output (Susu) Liter 67

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografi Wilayah Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, yang terdiri dari Kampung Nyalindung, Babakan dan Cibedug, merupakan bagian dari wilayah Desa Cikole.

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM USAHA

V GAMBARAN UMUM USAHA V GAMBARAN UMUM USAHA 5.1. Gambaran Umum KUD Giri Tani 5.1.1. Sejarah dan Perkembangan KUD Giri Tani KUD Giri Tani didirikan pada tanggal 26 maret 1973 oleh Alm. H. Dulbari, yang menjabat sebagai Kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH Dalam suatu kegiatan usaha ekonomi mempunyai tujuan utama untuk memperoleh keuntungan. Dalam usahaternak sapi perah salah satu usaha untuk memperoleh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kriteria aspek higiene dan sanitasi terdiri dari 7 pernyataan. Total nilai aspek ini berjumlah 7. Penilaian mengenai aspek higiene dan sanitasi yaitu: Aspek dinilai buruk jika nilai < 3 Aspek dinilai cukup

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Wilayah Penelitian Kabupaten Sumedang adalah sebuah Kabupaten di Jawa Barat dengan ibu kotanya yaitu Sumedang. Kabupaten Sumedang berada di sebelah Timur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangannya dan kebijakan pemerintah sejak zaman Hindia Belanda. Usaha

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Wilayah Kerja KSU Tandangsari. Tanjungsari No. 50, Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Wilayah Kerja KSU Tandangsari. Tanjungsari No. 50, Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Wilayah Kerja KSU Tandangsari Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari berlokasi di Komplek Pasar Tanjungsari No. 50, Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten

Lebih terperinci

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi 24 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki aksesibilitas baik, mudah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel susu, air dan peralatan berasal dari tujuh peternak dari Kawasan Usaha Peternakan Rakyat (Kunak), yang berlokasi di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Total sampel susu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung Tilu, dengan ketinggian antara 1000-

HASIL DAN PEMBAHASAN. Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung Tilu, dengan ketinggian antara 1000- IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Wilayah Kerja KPBS Pangalengan Wilayah kerja KPBS dikelilingi oleh tiga buah gunung, yaitu Gunung Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Populasi Kambing Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, 35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi perah Sapi perah (Bos sp.) merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH)

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Usaha peternakan sapi perah di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan skala usahanya yaitu perusahaan peternakan sapi perah dan peternakan sapi perah rakyat (Sudono,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :...... LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Sukajaya mempunyai luas 3.090,68 Ha dan jumlah penduduk

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada

Lebih terperinci

VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Dalam rangka memudahkan analisis maka peternak sapi perah (responden) di Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan satuan ternak (ST)

Lebih terperinci

BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan

BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan LAPORAN PENYULUHAN DALAM RANGKA MERESPON SERANGAN WABAH PENYAKIT NGOROK (Septicae epizootica/se) PADA TERNAK KERBAU DI KABUPATEN SAMOSIR BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Cibeureum Desa Cibeureum merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Luas wilayah Desa Cibeureum

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Salah satu bangsa sapi bangsa sapi perah yang dikenal oleh masyarakat adalah sapi perah Fries Holland (FH), di Amerika disebut juga Holstein Friesian disingkat Holstein, sedangkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian 4.1.1 Kabupaten Subang Kabupaten Subang adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat terletak di antara 107 o 31 107 0 54 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil 9 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Peternakan Sapi Perah Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil susu. Susu didefinisikan sebagai sekresi fisiologis dari kelenjar ambing. di antara

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar LAMPIRAN 47 Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar KUISIONER PETERNAK SAPI PERAH Wilayah Kabupaten : Kecamatan : Tanggal Wawancara : Nama Enumerator : I.Identitas Peternak 1. Nama Pemilik : 2.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Pusat Pembibitan dan Penggemukan Ternak Wonggahu pada tahun 2002 dikelola oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah merupakan sapi yang dapat menghasilkan susu yang dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas susu sapi perah dipengaruhi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero

KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero Peternakan kambing perah Cordero merupakan peternakan kambing perah yang dimiliki oleh 3 orang yaitu Bapak Sauqi Marsyal, Bapak Akhmad Firmansyah, dan

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan 19 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan objek adalah peternak sapi perah yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 24 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Desa Parakan adalah desa yang terletak di kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor, provinsi Provinsi Jawa Barat merupakan daerah padat penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Perkandangan Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam

Lebih terperinci

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pembagian Skala Usahaternak Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Pembagian Skala Usahaternak Sapi Perah II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usahaternak Sapi Perah 2.1.1 Pembagian Skala Usahaternak Sapi Perah Usahaternak di Indonesia diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan berdasarkan pola pemeliharaannya,

Lebih terperinci

Alat Pemerahan Peralatan dalam pemerahan maupun alat penampungan susu harus terbuat dari bahan yang anti karat, tahan lama, dan mudah dibersihkan. Bah

Alat Pemerahan Peralatan dalam pemerahan maupun alat penampungan susu harus terbuat dari bahan yang anti karat, tahan lama, dan mudah dibersihkan. Bah TEKNIK PEMERAHAN DAN PENANGANAN SUSU SAPIPERAH G. Suheri Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor PENDAHULUAN Perkembangan dalam pemeliharaan sapi perah pada akhir-akhir ini cukup pesat dibandingkan tahun-tahun

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

IV. ANALISIS DAN SINTESIS IV. ANALISIS DAN SINTESIS 4.1. Analisis Masalah 4.1.1. Industri Pengolahan Susu (IPS) Industri Pengolahan Susu (IPS) merupakan asosiasi produsen susu besar di Indonesia, terdiri atas PT Nestle Indonesia,

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016 JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 Volume 14, Nomor 1, Juni 2016 FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SAPI PERAH DI DESA GEGER KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Sapi perah Fries Holland (FH) merupakan bangsa sapi perah yang banyak dipelihara di Indonesia. Bangsa sapi ini bisa berwarna putih dan hitam ataupun merah

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. menghasilkan susu. Terdapat beberapa bangsa sapi perah yaitu Ayrshire,

KAJIAN KEPUSTAKAAN. menghasilkan susu. Terdapat beberapa bangsa sapi perah yaitu Ayrshire, 8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Sapi Perah Sapi perah adalah suatu jenis sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan susu. Terdapat beberapa bangsa sapi perah yaitu Ayrshire, Guernsey, Jersey dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada peningkatan pendapatan, taraf hidup, dan tingkat pendidikan masyarakat yang pada akhirnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Friesian Holstein (FH) merupakan bangsa sapi yang paling banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Friesian Holstein (FH) merupakan bangsa sapi yang paling banyak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) merupakan bangsa sapi yang paling banyak terdapat di Amerika Serikat, sekitar 80--90 % dari seluruh sapi perah yang berada di sana. Sapi ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Sejarah UPTD BPPTD Margawati Garut Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba atau disingkat UPTD BPPTD yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Friesian Holstien Sapi FH telah banyak tersebar luas di seluruh dunia. Sapi FH sebagian besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Kecamatan Cisarua

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Kecamatan Cisarua IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Kecamatan Cisarua Kecamatan Cisarua, terletak di bagian selatan wilayah Kabupaten Bogor pada 06 0 42 LS dan 106 0 56 BB serta ketinggian antara 650m 1400m dpl (diatas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Administratif Daerah

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Administratif Daerah IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Administratif Daerah Desa Cilembu merupakan desa yang terletak di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang yang memiliki luas wilayah sebesar

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor 19 No. Kuesioner : Enumerator : Tanggal : Waktu : PERNYATAAN PERSETUJUAN Nama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Geografis Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah dataran yang sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian wilayahnya dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dimulai dengan pengimporan sapi-sapi bangsa Ayrshire, Jersey, Milking

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dimulai dengan pengimporan sapi-sapi bangsa Ayrshire, Jersey, Milking 10 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Usahaternak Sapi Perah Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi prinsip sebagai penghasil susu. Susu merupakan sekresi fisiologis dari kelenjar susu yang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

menghasilkan keturunan (melahirkan) yang sehat dan dapat tumbuh secara normal. Ternak yang mempunyai kesanggupan menghasilkan keturunan atau dapat

menghasilkan keturunan (melahirkan) yang sehat dan dapat tumbuh secara normal. Ternak yang mempunyai kesanggupan menghasilkan keturunan atau dapat UKURAN KRITERIA REPRODUKSI TERNAK Sekelompok ternak akan dapat berkembang biak apalagi pada setiap ternak (sapi) dalam kelompoknya mempunyai kesanggupan untuk berkembang biak menghasilkan keturunan (melahirkan)

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Potong Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat pedesaan pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani, selain usaha pertaniannya, usaha peternakan pun banyak dikelola oleh masyarakat pedesaan salah satunya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Kondisi Geografis Kecamatan Cigugur merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Kuningan. Kecamatan Cigugur memiliki potensi curah hujan antara 1.000-3.500

Lebih terperinci

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS OLEH: DWI LESTARI NINGRUM, S.Pt Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Keadaan Umum Kecamatan Pati

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Keadaan Umum Kecamatan Pati HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah, terletak diantara 110 50` - 111 15` Bujur Timur dan 6 25` - 7 00` Lintang

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis jenis hewan ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia lainnya.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau. Budidaya dan Pakan Ayam Buras Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau. PENDAHULUAN Ayam kampung atau ayam bukan ras (BURAS) sudah banyak dipelihara masyarakat khususnya masyarakat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tipologi usaha peternakan dibagi berdasarkan skala usaha dan kontribusinya terhadap pendapatan peternak, sehingga bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein hewani merupakan zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin meningkat seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan bagian penting dari sektor pertanian dalam sistem pangan nasional. Industri peternakan memiliki peran sebagai penyedia komoditas pangan hewani. Sapi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci