HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Wilayah Kerja KSU Tandangsari. Tanjungsari No. 50, Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Wilayah Kerja KSU Tandangsari. Tanjungsari No. 50, Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang."

Transkripsi

1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Wilayah Kerja KSU Tandangsari Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari berlokasi di Komplek Pasar Tanjungsari No. 50, Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Selain itu wilayah kerja KSU Tandangsari mencakup pabrik makanan ternak yang berlokasi di Jalan Pamegarsari No. 57, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Secara geografis, wilayah Tanjungsari rata-rata berada di atas ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Suhu udara di wilayah Tanjungsari rata-rata 20 derajat Celcius dengan kelembaban udara dapat mencapai 80% serta kelembaban udara sekitar persen. Secara rata-rata tanah di Kecamatan Tanjungsari berada di jenis tanah Latosol, sisanya di jenis tanah Grumosol, Andosol dan Regosol. Wilayah dengan kondisi daerah seperti ini cocok untuk mengembangkan usaha peternakan sapi perah. KSU Tandangsari terdiri dari 28 kelompok yang tersebar di daerah Kabupaten Sumedang. Kelompok peternak sapi perah yang ada di Kabupaten Sumedang hampir sebagian besar terkonsentrasi di Kecamatan Tanjungsari, sedangkan sebagian lagi terletak pada Kecamatan Sukasari, Pamulihan, Cimanggung, Rancakalong dan Situraja. Setiap kelompok memiliki Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) yang menjadi tempat penyetoran susu setiap harinya. Kelompok Putra Saluyu terletak di Dusun Lebak Bitung dan Kelompok Putra Sari terletak di Dusun Cipelah. Kedua kelompok ini terletak di Desa Mekar Bakti, Kecamatan Pamulihan.

2 2 4.2 Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini adalah peternak anggota KSU di Kelompok Putra Sari dan Putra Saluyu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal tingkat pendidikan dan umur. Menurut Kotler (1997) faktor yang mempengaruhi preferensi diantaranya pendidikan, umur, penghasilan, dan budaya pembeli. Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal No. Pendidikan Formal Frekuensi (orang) Presentase (%) 1. SD SMP SMA 4 10 Total Pada Tabel 4 dapat dilihat tingkat pendidikan formal yang dimiliki responden bervariasi mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas. Pendidikan formal responden sebagaian besar adalah SD dengan 32 orang (80%), sedangkan SMP 4 orang (10%), SMA 4 orang (10%). Umur juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen. Umur responden dapat dilihat dari pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Frekuensi Responden berdasarkan Kelompok Umur No. Umur Frekuensi (Orang) Persentase (%) , > ,5 Total Usia cukup menentukan keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaan, baik sifatnya fisik maupun non-fisik. Menurut Amron (2009) dalam Sasmita dan

3 3 Ketut (2017) pada umumnya, tenaga kerja yang berumur tua mempunyai kemampuan fisik yang lemah dan terbatas, sebaliknya tenaga kerja yang berumur muda mempunyai kemampuan fisik yang kuat. Berdasarkan Tabel 5 diketahui 33 responden termasuk dalam umur produktif bekerja yaitu 15 sampai dengan 59 tahun (Zainal dan Chris, 1999). Karakteristik usaha ternak responden menunjukkan bahwa rata rata produksi susu per ekor berjumlah 11,82 per liter per hari, angka ini lebih tinggi dibandingkan rata - rata produksi susu nasional per ekor per hari. Menurut Sudono, dkk (2003) produksi susu sapi FH di Indonesia rata rata adalah 10 liter per ekor per hari. 4.3 Atribut yang Dipertimbangkan Pada penelitian ini atribut yang dipertimbangkan oleh peternak anggota KSU Tandangsari sebanyak 8 atribut. Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara kepada 40 responden, diperoleh proporsi jawaban responden pada setiap atribut konsentrat KSU Tandangsari. Tingkat Kesukaan Responden terhadap Konsentrat Mako Super dapat dilihat di Tabel 6 dan dengan terperinci pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

4 4 Tabel 6. Tingkat Kesukaan Responden terhadap Konsentrat Mako Super Proporsi Jawaban Preferensi Jawaban Jawaban No. Atribut Konsentrat Total Ya Tidak Kategori Skor Orang % Orang % 1 Harga 39 97,5 1 2,5 114 Cukup suka 2 Tekstur pakan 37 92,5 3 7,5 134 Suka 3 Kemasan pakan 39 97, Cukup suka 4 Ketersediaan pakan Suka 5 Palatabilitas ternak Suka 6 Pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu 7 Pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu Suka Suka 8 Daya Tahan Suka Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui proporsi jawaban Ya dan Tidak terhadap atribut konsentrat yang dipertimbangkan dalam membeli konsentrat tidak terlalu bervariasi karena seluruh atribut tersebut dianggap penting oleh peternak. Proporsi jawaban Ya responden yang paling tinggi adalah pada atribut ketersediaan pakan dan daya tahan pakan, dan atribut yang paling rendah adalah tekstur pakan. Proporsi jawaban Ya kemudian digunakan untuk validasi atribut dengan menggunakan Cochran Q test. Proses perhitungan validasi atribut dengan menggunakan Cochran Q test dapat dilihat pada Lampiran 2. Atribut yang valid kemudian digunakan dalam analisis preferensi dan analisis tingkat kepuasan dan kepentingan tiap atribut dengan menggunakan Importance Perfomance Analysis (IPA). Berdasarkan Lampiran 3 dapat dilihat bahwa total skor didapatkan dari hasil penjumlahan skor kesukaan responden terhadap masing-masing atribut yang dipertimbangkan. Total ini digunakan untuk pengukuran preferensi peternak

5 5 anggota KSU Tandangsari pada penggunaan konsentrat Mako Super. Total skor atribut paling tinggi adalah total skor ketersediaan pakan yaitu 159. Total skor ketersediaan pakan tinggi karena peternak merasa suka pada atribut ketersediaan pakan. Total skor yang paling rendah adalah harga dengan skor 114, hal ini dikarenakan peternak cenderung cukup suka dengan harga konsentrat KSU Tandangsari Harga Pakan Harga merupakan salah satu atribut yang dipertimbangkan oleh peternak KSU dalam membeli konsentrat KSU Tandangsari. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 97,5% responden atau 39 orang mempertimbangkan harga. Frekuensi tingkat kesukaan responden pada atribut harga pakan dapat dilihat pada Tabel 7 dan dengan terperinci pada Lampiran 3. Tabel 7. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Harga Tingkat Kesukaan Frekuensi (orang) Presentase (%) Sangat tidak suka 2 5,0 Tidak suka 17 42,5 Cukup suka 6 15,0 Suka 15 37,5 Sangat suka 0 0 Total ,0 Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa sebanyak 15 orang (37,5%) responden yang suka dengan harga konsentrat tersebut karena mereka menilai harga tersebut relatif murah. Sebanyak 6 orang (15%) menyatakan cukup suka dengan harga tersebut. Sebanyak 17 orang (42,5%) dan sebanyak 2 orang (5%) menyatakan tidak suka dan sangat tidak suka terhadap harga tersebut, karena penerimaan dari

6 6 hasil penjualan susu yang didapatkan peternak relatif lebih rendah, dan biaya pakan yang dikeluarkan relatif tinggi. Menurut Marius (1999) harga merupakan jumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk mendapatkan suatu produk. Harga pakan konsentrat Mako Super relatif mahal sehingga peternak menilai tingkat kinerja pakan rendah. Harga pakan konsentrat Mako Super ialah Rp 2.550,00 per kilogram. Sebelumnya, peternak menggunakan pakan konsentrat Mako biasa yang dijual oleh KSU Tandangsari. Peternak menyadari bahwa kualitas pakan konsentrat Mako Super memang lebih baik. Namun pada saat pergantian pakan dan harganya naik, harga susu masih tetap stabil. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan peternak walaupun pakan konsentrat Mako Super dapat meningkatkan produksi dan kualitas susu. Hal ini sesuai dengan Hasil penelitian Setiawati (2011) pada peternak anggota Koperasi Aneka Usaha Mitra terhadap penggunaan pakan Cargill, peternak merasakan tidak adanya keseimbangan antara kualitas pakan Cargill dengan harga susu, hal ini membuat membuat peternak kurang puas dan merasa dirugikan dengan harga yang ditetapkan oleh Koperasi Aneka Usaha Mitra Tekstur Pakan Konsentrat yang memiliki karakteristik fisik yang baik ialah dengan tekstur yang tidak menggumpal (halus) (Julendra, dkk, 2007). Jumlah peternak yang mempertimbangkan tekstur pakan 37 orang (92,5%). Frekuensi tingkat kesukaan responden pada atribut tekstur pakan dapat dilihat pada Tabel 8 dan terperinci pada Lampiran 3.

7 7 Tabel 8. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Tekstur Pakan Tingkat kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%) Sangat tidak suka 0 0 Tidak suka 11 27,5 Cukup suka 7 17,5 Suka 19 47,5 Sangat suka 3 7,5 Total ,0 Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa 3 orang (7,5%) menyatakan sangat suka terhadap atribut tekstur pakan ini karena tektur pakan konsentrat sangat halus dan tidak terasa kasar pada saat digenggam. Sebanyak 19 orang (47,5%) menyatakan suka terhadap atribut ini karena tekstur halus (tidak menggumpal). Sebanyak 7 orang (17,5%) menyatakan cukup suka terhadap atribut tekstur pakan ini karena pakan konsentrat cukup halus. Sebanyak 11 orang (27,5%) menyatakan tidak suka terhadap atribut tekstur pakan. Hal ini karena peternak berpendapat bahwa tekstur pakan tidak menentu, yakni kadang teksturnya halus dan terkadang kasar karena terdapat gabah padi yang tidak halus. Menurut Ishler, et al. (2009), tahapan persiapan dan pengolahan biji-bijian atau campuran konsentrat yang tepat merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Metode pengolahan bahan mempengaruhi tingkat pencernaan dalam rumen. Kerusakan pakan merupakan masalah yang sering dihadapi pada kegiatan produksi maupun distribusi. Menurut Julendra, dkk. (2007) kerusakan pakan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti kontaminasi, serangan serangga dan faktor lingkungan. Selain itu, pakan yang terasa kasar maupun menggumpal juga dapat disebabkan oleh proses penyampuran pakan yang kurang optimal.

8 Kemasan Pakan Kemasan pakan menggunakan bahan yang kedap air, tidak toksik dan tidak mempengaruhi mutu dan daya simpan pakan konsentrat (Standar Nasional Indonesia, 2009: 5). Jumlah peternak yang mempertimbangkan kemasan pakan 39 orang (97,5%). Frekuensi tingkat kesukaan reponden pada atribut kemasan pakan dapat dilihat pada Tabel 9 dan dengan terperinci pada Lampiran 3. Tabel 9. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Kemasan Pakan Tingkat kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%) Sangat tidak suka 0 0 Tidak suka 19 47,5 Cukup suka 6 15,0 Suka 12 30,0 Sangat suka 3 7,5 Total ,0 Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa 3 orang (7,5%) sangat suka terhadap atribut kemasan pakan karena kemasan pakan yang digunakan tidak mudah rusak pada saat sampai ke tangan peternak. Sebanyak 12 orang (30%) menyatakan suka terhadap atribut kemasan pakan karena kemasan pakan tidak mudah rusak dan 6 orang (15%) menyatakan cukup suka terhadap atribut kemasan pakan karena kemasan pakan tidak mudah dirusak dengan benda tajam. Sebanyak 19 orang (47,5%) menyatakan tidak suka terhadap terhadap atribut kemasan pakan ini karena kemasan pakan yang digunakan mudah rusak sebelum sampai ke tangan peternak, hal ini membuat peternak menjadi rugi. Kemasan pakan yang biasanya digunakan oleh peternak berbentuk karung pollard, sehingga pakan tidak mudah robek dan peternak tidak merasa dirugikan. Pakan yang digunakan sebelumnya ialah pakan Mako biasa. Menurut Standar Nasional Indonesia (2009) dan Keputusan Kementrian Pertanian No. 240/2003

9 9 mengenai Pedoman Cara Pembuatan Pakan yang Baik, kemasan pakan yang baik ialah menggunakan bahan yang kedap air, tidak toksik dan tidak mempengaruhi mutu dan daya simpan pakan konsentrat, wadah atau pembungkus terbuat dari karung plastik dan harus disimpan secara rapi di tempat yang bersih dan terlindung dari pencemaran. Namun, KSU Tandangsari belum mampu membuat kemasan pakan yang sesuai dengan standar SNI. Hal ini membuat peternak merasa dirugikan karena kemasan pakan yang digunakan selama ini mudah robek dan mudah menyerap air. Kemasan pakan yang digunakan oleh KSU Tandangsari ialah karung plastik yang mudah robek sehingga menyulitkan peternak pada saat proses penerimaan pakan karena rentan robek saat dipindahkan Ketersediaan Pakan Waktu ketersediaan konsentrat menjadi salah satu prioritas peternak mengingat ketergantungan kualitas dan kuantitas susu yang tinggi terhadap pakan konsentrat. Ketersediaan pakan ialah pakan yang didistribusikan melalui koperasi selalu tersedia atau tidak di koperasi (Setiawati, 2011). Jumlah ketersediaan pakan yang dibutuhkan oleh peternak dikoordinasikan oleh koperasi ke bagian produksi pakan sehingga pakan dapat selalu ada di koperasi dan dijaga, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Jumlah peternak yang mempertimbangkan ketersediaan pakan 40 orang (100%). Frekuensi tingkat kesukaan responden pada atribut ketersediaan pakan dapat dilihat pada Tabel 10 dan dirinci pada Lampiran 3.

10 Tabel 10. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Ketersediaan Pakan Tingkat kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%) Sangat tidak suka 0 0 Tidak suka 4 10,0 Cukup suka 1 2,5 Suka 27 67,5 Sangat suka 8 20,0 Total ,0 10 Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa 8 orang (20%) menyatakan sangat suka terhadap atribut ketersediaan pakan karena pada saat pembelian pakan, pakan yang diproduksi oleh KSU selalu ada dan dapat memenuhi kebutuhan peternak. Sebanyak 27 orang (67,5%) menyatakansuka karena pada saat pembelian pakan, pakan selalu ada dan melebihi kebutuhan peternak dan 1 orang (2,5%) menyatakan cukup suka terhadap atribut ketersediaan pakan karena pada saat pembelian pakan pakan selalu ada dan mencukupi kebutuhan peternak. Sebanyak 4 orang (10%) menyatakan tidak suka terhadap atribut ketersediaan pakan. Hal ini dikarenakan beberapa peternak pernah merasa kesulitan dalam memperolehnya. Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Amrul, 2009) peternak sapi perah merasakan kinerja yang baik pada atribut ketersediaan pakan, karena peternak merasa konsentrat selalu tersedia pada saat diperlukan. Hal tersebut juga dirasakan oleh peternak anggota KSU Tandangsari. Ketersediaan pakan selalu ada karena KSU Tandangsari memproduksi konsentrat sendiri sehingga selalu disesuaikan dengan kebutuhan peternak anggota Palatabilitas Ternak Palatibilitas (kesukaan) ternak merupakan keinginan dan kesukaan hewan terhadap suatu pakan (Ridwan, dkk, 2001). Jumlah peternak yang

11 11 mempertimbangkan palatabilitas ternak 38 orang (95%). Frekuensi tingkat kesukaan responden pada atribut palatabilitas ternak dalam Tabel 11 dan terperinci pada Lampiran 3. Tabel 11. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Palatabilitas Ternak Tingkat Kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%) Sangat tidak suka 1 2,5 Tidak suka 7 17,5 Cukup suka 6 15,0 Suka 21 52,5 Sangat suka 5 12,5 Total ,0 Pada Tabel 11 dilihat bahwa 5 orang (12,5%) menyatakan sangat suka terhadap atribut palatabilitas ternak dan sebanyak 21 orang (52,5%) menyatakan suka karena menurut pengamatan peternak, ternak menyukai pakan konsentrat Mako Super. Hal tersebut dapat dilihat dari pakan yang selalu habis. Sebanyak 6 orang (15%) menyatakan cukup suka terhadap atribut palatabilitas ternak karena ternak cukup menyukai pakan konsentrat tersebut. Sebanyak 7 orang (17,5%) dan 1 orang (2,5%) menyatakan tidak suka dan sangat tidak suka terhadap atribut palatabilitas ternak. Hal ini dikarenakan pakan konsentrat yang diberikan pada ternak terkadang tidak habis dan diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah pakan konsentrat yang cepat mengeras dan menggumpal. Menurut Siregar (2007) menyatakan jika konsentrat yang diberikan itu berkualitas terlalu rendah ataupun bahan-bahannya terdiri dari bahan-bahan yang kurang palatable (kurang disukai), maka akan terjadi sisa dan kalau hal ini terjadi produksi akan menurun. Namun peternak KSU Tandangsari biasanya menambahkan ampas tahu dan kulit

12 12 singkong karena peternak beranggapan bahwa penambahan ampas tahu dan kulit singkong dapat menambahkan nafsu makan sapi perah Pengaruh Konsentrat terhadap Kualitas Susu Kualitas susu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha budidaya sapi perah. Peningkatan kualitas susu dapat dilihat atau diperhatikan melalui warna, rasa, aroma dan berat jenis susu yang dihasilkan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas susu ialah konsentrat. Jumlah peternak yang mempertimbangkan pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu 38 orang (95%). Frekuensi tingkat kesukaan responden terhadap atribut pengaruh konsentrat pada kualitas susu dapat dilihat pada Tabel 12 dan dengan terperinci pada Lampiran 3. Tabel 12. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Pengaruh Konsentrat terhadap Kualitas Susu Tingkat kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%) Sangat tidak suka 0 0 Tidak suka 4 10,0 Cukup suka 6 15,0 Suka 25 62,5 Sangat suka 5 12,5 Total ,0 Pada Tabel 12 diketahui bahwa sebanyak 5 orang (12,5) menyatakan bahwa sangat suka terhadap atribut pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu karena warna, rasa, aroma dan berat jenis susu telah sesuai dengan SNI. Sebanyak 25 orang (62,5%) menyatakan suka terhadap atribut pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu karena warna, rasa, aroma, dan berat jenis susu normal; dan sebanyak 6 orang (15%) menyatakan cukup suka terhadap atribut pengaruh

13 13 konsentrat terhadap kualitas susu karena warna, rasa, aroma dan berat jenis susu adalah cukup normal. Sebanyak 4 orang (10%) menyatakan tidak suka terhadap atribut pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu. Hal ini tejadi karena kualitas susu yang diterima peternak tidak ada perubahan baik warna, rasa, aroma, dan berat jenis susu dibandingkan dengan pakan yang sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amrul (2009) pada peternak KUD Giri Tani di Kabupaten Bogor, peternak sapi perah juga merasakan kinerja yang kurang baik pada atribut pengaruh konsentrat terhadap kualitas pakan. Hal tersebut karena peternak KUD Giri Tani juga tidak merasakan adanya pengaruh kualitas pada susu. Penggunaan konsentrat terhadap kualitas susu mendorong peternak unutk meningkatkan kualitas secara langsung. Koperasi harus membuat diferensiasi harga untuk memotivasi peternak agar dapat meningkatkan kualitas susu Pengaruh Konsentrat terhadap Kuantitas Susu Kuantitas susu merupakan pernyataan mengenai ada tidaknya peningkatan volume air susu sapi perah setelah menggunakan pakan konsentrat. Menurut Toharmat (2008) dalam Fajri (2017) kuantitas dan kualitas air susu dapat diperbaiki dan dipertahankan melalui memaksimalkan konsumsi pakan, pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan ternak, pemberian energi pakan (karbohidrat dan lemak, protein,serat, mineral dan vitamin) dan memonitor komposisi pakan melalui analisis hijauan dan konsentrat secara rutin. Jumlah peternak yang mempertimbangkan pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu 38 orang (95%). Frekuensi tingkat kesukaan responden terhadap atribut pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu dapat dilihat pada Tabel 13 dan dengan terperinci pada Lampiran 3.

14 Tabel 13. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Pengaruh Konsentrat terhadap Kuantitas Susu Tingkat kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%) Sangat tidak suka 0 0 Tidak suka 9 22,5 Cukup suka 9 22,5 Suka 19 47,5 Sangat suka 3 7,5 Total ,0 14 Pada Tabel 13 diketahui bahwa sebanyak 3 orang (7,5%) menyatakan bahwa sangat suka terhadap atribut pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu karena penggunaan konsentrat sangat berpengaruh positif terhadap kuantitas susu atau jumlah susu yang dihasilkan oleh ternak. Sebanyak 19 orang (47,5%) menyatakan suka terhadap atribut pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu karena penggunaan konsentrat berpengaruh positif terhadap kuantitas susu atau jumlah susu yang dihasilkan oleh ternak. Sebanyak 9 orang (22,5%) dan sebanyak 9 orang (22,5%) menyatakan cukup suka dan tidak suka terhadap atribut pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu. Hal ini dikarenakan penggunaan konsentrat KSU Tandangsari cenderung berpengaruh sedikit terhadap kuantitas susu atau jumlah susu yang dihasilkan ternak. Jumlah susu yang dihasilkan terkadang tidak mencapai hasil yang maksimal karena peternak merasa kandungan yang terdapat pada pakan Mako Super tidak sesuai dengan harapan peternak. Kandungan nutrisi yang terdapat pada pakan Mako Super KSU Tandangsari dan menurut Balai Penelitian Ternak (2009) adalah sebagai berikut:

15 Tabel 14. Kandungan Nutrisi Pakan Mako Super dan Konsentrat menurut Balai Penelitian Ternak (2009) Kandungan Nutrisi Mako Super Balai Penelitian Ternak Bahan Kering 83 86% - Protein Kasar 15 16% <18% Abu 10 14% 10% Serat Kasar 15 18% 11% Lemak Kasar 6 8% 6% TDN 66 70% 75% Kadar air - 12% Ca - 0,9 1,2% P - 0,6 0,8% 15 Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa kandungan nutrisi Konsentrat Mako Super yang belum memenuhi kandungan nutrisi yang di tetapkan oleh Balitnak. Beberapa kandungan nutrisi tersebut kemudian berpengaruh terhadap kuantitas susu yang dihasilkan Daya Tahan Pakan Daya tahan pakan merupakan ketahanan mutu dan kualitas konsentrat selama disimpan. Konsentrat merupakan produk yang tidak tahan lama, sehingga daya tahan pakan merupakan aspek penting dalam usaha budidaya sapi perah. Jumlah peternak yang mempertimbangkan atribut daya tahan sebanyak 40 orang (100%). Frekuensi Tingkat Kesukaan responden pada atribut daya tahan dapat dilihat pada Tabel 15 dan terperinci pada Lampiran 3. Tabel 15. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Daya Tahan Tingkat kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%) Sangat tidak suka 0 0 Tidak suka 8 20,0 Cukup suka 4 10,0 Suka 23 57,5 Sangat suka 5 12,5 Total ,0

16 16 Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa 5 orang (12,5%) menyatakan sangat suka terhadap atribut daya tahan karena daya tahan pakan lebih dari 7 hari. Sebanyak 23 orang (57,5%) menyatakan suka terhadap atribut daya tahan karena daya tahan pakan sampai dengan 7 hari dan sebanyak 4 orang (10%) menyatakan cukup suka terhadap atribut daya tahan karena daya tahan tidak sampai dengan 7 hari. Sebanyak 8 orang (20%) menyatakan tidak suka terhadap atribut daya tahan. Hal ini karena beberapa peternak pernah memperoleh pakan yang lembab sebelum 10 hari, sehingga banyak ternak yang tidak menghabiskan pakan konsentratnya dan banyak pakan konsentrat yang terbuang. Menurut penelitian terdahulu Setiawati (2011) yang dilakukan pada peternak anggota di Koperasi Mitra Usaha terhadap penggunaan pakan Cargill, atribut daya tahan pakan dianggap penting karena menurut peternak dengan daya tahan pakan yang baik, kualitas pakan dapat terjaga. Terbukti daya tahan pakan Cargill selama 15 hari kualitas pakan masih baik, tidak menggumpal dan tidak busuk. 4.4 Analisis Tingkat Kepuasan dan Kepentingan Atribut Konsentrat Mako Super Analisis tingkat kepuasan dan kepentingan atribut dan kepentingan atribut konsentrat KSU Tandangsari diukur dengan menggunakan Importance Performance Analysis (IPA). Atribut yang diukur sebanyak 8 atribut diantaranya, harga, tekstur pakan, kemasan pakan, ketersediaan pakan, palatabilitas ternak, pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu, pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu dan daya tahan. Hasil perhitungan dengan menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dapat dilihat pada Tabel 16 berikut dan terperinci pada Lampiran 3 dan Lampiran 6.

17 Tabel 16. Hasil Perhitungan Penilaian Kepuasan dan Penilaian Kepentingan pada Atribut Konsentrat Mako Super No. Atribut Penilaian Penilaian Kepuasan Kepentingan 1 Harga ,85 4,40 2 Tekstur pakan ,35 4,25 3 Kemasan pakan ,98 4,33 4 Ketersediaan pakan ,98 4,38 5 Palatabilitas ternak ,55 4,45 6 Pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu ,78 4,30 7 Pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu ,40 4,35 8 Daya tahan ,63 4,45 Atribut ( ) 3,44 4,36 17

18 18 Data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam diagram kartesius. y y Kuadran I Kuadran II Kuadran III Kuadran IV x x Ilustrasi 3. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pakan Mako Super Keterangan: 1. Harga 2. Tekstur pakan 3. Kemasan pakan 4. Ketersediaan pakan 5. Palatabilitas ternak 6. Pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu 7. Pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu 8. Daya tahan Atribut pada kuadran I yang terdapat dalam diagram kartesius dianggap penting oleh peternak karena atribut berada pada tingkat tinggi namun tingkat kinerja masih rendah. Atribut yang terdapat pada kuadran I ialah harga. Atribut harga dinilai sangat penting oleh peternak anggota KSU Tandangsari karena biaya produksi yang dikeluarkan cukup tinggi sehingga keuntungan yang didapat peternak tergantung pada biaya pakan yang dikeluarkan. Biaya produksi paling tinggi yang dikeluarkan oleh peternak ialah biaya pakan konsentrat. Hal tersebut karena menurut pendapat peternak, apabila ternak sapi perah tidak diberikan pakan konsentrat maka produksi susu akan sangat turun. Peternak merasa tidak puas dengan atribut harga konsentrat karena harga terlalu

19 50 tinggi, sebaiknya KSU Tandangsari menyesuaikan harga dengan kualitas pakan agar peternak tidak merasa dirugikan dengan harga pakan yang tinggi namun kualitas rendah. Kuadran II menunjukkan atribut yang dirasakan penting oleh peternak dan telah sesuai dengan harapan peternak dan harus dipertahankan. Atribut yang berada pada kuadran ini adalah palatabilitas ternak, daya tahan dan ketersediaan pakan. Atribut palatabilitas ternak dianggap penting oleh peternak karena palatabilitas ternak sangat berkaitan dalam memenuhi kebutuhan nutrien ternak dan berproduksi. Peternak merasa puas dengan palatabilitas ternak karena ternak selalu menghabiskan pakan konsentrat sehingga penggunaan konsentrat dapat sesuai dengan kebutuhan ternak. Untuk atribut ini harus tetap dipertahankan karena apabila ternak menyukai pakan yang diberikan, tidak akan ada pakan yang terbuang dan tidak menimbulkan kerugian bagi peternak sapi perah. Atribut daya tahan konsentrat dianggap penting oleh peternak, karena berpengaruh pada kualitas konsentrat. Peternak merasa puas karena pakan konsentrat tidak mudah rusak selama masa penyimpanan. Peternak membeli pakan konsentrat satu karung (70 kilogram) per ekor untuk jangka waktu 10 hari. Menurut peternak, dalam jangka waktu 10 hari tersebut tidak pernah mengalami kerusakan apabila tidak ada kelalaian dari peternak, seperti pakan terkena air sehingga membuat pakan cepat busuk. Atribut ini harus dipertahankan karena peternak telah merasa puas dengan daya tahan konsentrat. Atribut ketersediaan pakan dianggap penting oleh peternak, karena ketersediaan pakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ternak. Menurut peternak, apabila ternak sapi perah tidak diberikan konsentrat

20 51 akan berdampak pada kuantitas susu yang langsung menurun. Pentingnya konsentrat dalam kebutuhan pokok sapi perah membuat peternak merasa cukup puas karena setiap kali peternak ingin membeli pakan konsentrat Mako Super, pakan konsentrat selalu tersedia di koperasi.hal ini harus tetap dipertahankan untuk menjaga kepuasan sehingga peternak tidak beralih menggunakan pakan yang lain. Atribut pada kuadran III diagram kartesius dianggap kinerjanya kurang penting dan kurang memuaskan sehingga belum perlu dilakukan perbaikan. Atribut yang ada pada kuadran III adalah tekstur pakan, kemasan pakan dan pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu. Peternak merasa kurang puas terhadap atribut tekstur pakan karena terkadang terdapat pakan yang menggumpal namun dianggap kurang penting bagi peternak, sehingga tidak diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan. Secara umum, tekstur pakan ialah halus. Jika ingin dilakukan perbaikan terhadap tekstur pakan, sebaiknya KSU memperhatikan proses pencampuran pakan dan apabila pakan yang dihasilkan masih terasa kasar perlu dilakukan penggilingan agar pakan lebih halus. Atribut kemasan pakan dianggap kurang memuaskan karena peternak merasa karung yang digunakan oleh KSU Tandangsari termasuk ke dalam karung yang mudah robek. Namun peternak tidak terlalu mempertimbangkan kemasan pakan dalam membeli pakan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan, namun hal tersebut tidak terlalu diprioritaskan. Jika ingin dilakukan perbaikan, sebaiknya KSU lebih memperhatikan bahan pembuatan karung pakan agar karung pakan yang dihasilkan tidak mudah rusak sampai ke tangan peternak.

21 52 Atribut pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu dianggap kurang penting dan kurang puas bagi peternak. Peternak merasa tidak ada perubahan yang signifikan terhadap kuantitas susu pada saat menggunakan pakan konsentrat Mako Super. Oleh karena itu perbaikan untuk kuantitas susu tidak terlalu diprioritaskan. Jika ingin dilakukan perbaikan, sebaiknya KSU menambahkan kandungan protein dalam pakan. Atribut pada kuadran IV diagram kartesius dianggap kurang penting dan kinerjanya dianggap berlebihan. Peternak tidak mengharapkan lebih pada atribut ini, namun kinerjanya memuaskan. Atribut yang ada pada kuadran ini ialah pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu. Atribut ini dinilai baik oleh peternak karena rata-rata peternak merasa puas terhadap peningkatan kualitas susu namun dianggap kurang penting karena peternak merasa bahwa susu yang dihasilkan dari usahanya diterima dengan baik oleh koperasi sebagai penggunaan konsentrat dianggap cukup. Bila penggunaan konsentrat ditambah maka akan meningkatkan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh peternak. Atribut ini memerlukan penyuluhan, sosialisasi, atau edukasi untuk menumbuhkan pengetahuan peternak mengenai pentingnya kualitas susu sapi perah. Hal tersebut ditujukan agar peternak lebih memperhatikan kualitas susu yang dihasilkan.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah preferensi dan tingkat kepuasan peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah preferensi dan tingkat kepuasan peternak III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah preferensi dan tingkat kepuasan peternak anggota KSU Tandangsari Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap gizi dari susu menyebabkan

PENDAHULUAN. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap gizi dari susu menyebabkan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein berupa susu yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting bagi kesehatan masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pakan sapi yang diberikan harus mengandung nilai gizi yang lengkap, disukai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pakan sapi yang diberikan harus mengandung nilai gizi yang lengkap, disukai II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Pakan Ternak Sapi Perah Pakan adalah salah satu faktor yang penting dalam produktivitas ternak. Pakan sapi yang diberikan harus mengandung nilai gizi yang lengkap, disukai ternak,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi sapi perah yang sedikit, produktivitas dan kualitas susu sapi yang rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat Jenderal Peternakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu sebanyak-banyaknya, disamping hasil lainnya. Macam - macam sapi perah yang ada di dunia adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia, dikarenakan kebutuhan akan susu domestik dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah Friesian Holstein (FH) dan Peranakan Friesian Holstein (PFH) (Siregar, 1993). Sapi FH memiliki ciri-ciri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan

Lebih terperinci

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46 Pakan mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan ternak. Kita ketahui bahwa biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai 70-80 %. Kelemahan sistem produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi kambing di Indonesia berjumlah 18 juta ekor. Jumlah ini sangat besar dibandingkan dengan jenis ternak

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak puyuh mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan baik sebagai penghasil telur maupun penghasil daging. Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012)

Lebih terperinci

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah: Wafer Pakan (Feed Wafer) Roti/Wafer pakan merupakan salah satu teknologi pengolahan pakan yang efektif dan diharapkan dapat menjaga kontinuitas ketersediaan pakan ternak, terutama pada musim kemarau. Stevent

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak disamping manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan adalah faktor manajemen lingkungan. Suhu dan kelembaban yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi Kandungan nutrien biomineral tanpa proteksi dan yang diproteksi serta mineral mix dapat dilihat pada Tabel 7. Kandungan nutrien biomineral

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang tergabung dalam Koperasi Peternak Sapi Perah Bandung Utara (KPSBU)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Perah Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan yang dikonsumsi menjadi susu sebagai produk utamanya baik untuk diberikan kepada anaknya maupun

Lebih terperinci

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR Oleh: Iis Soriah Ace dan Wahyuningsih Dosen Jurusan Penyuluhan Peternakan, STPP Bogor ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Salah satu jenis pakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah FH merupakan sapi yang memiliki ciri warna putih belang hitam atau hitam belang putih dengan ekor berwarna putih, sapi betina FH memiliki ambing yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga membutuhkan ketersediaan pakan yang cukup untuk ternak. Pakan merupakan hal utama dalam tata laksana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Imbangan Hijauan Daun Singkong (Manihot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dede Upit, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dede Upit, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu komoditi utama subsektor peternakan. Dengan adanya komoditi di subsektor peternakan dapat membantu memenuhi pemenuhan kebutuhan protein

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Penambahan daun Som Jawa pada ransum menurunkan kandungan serat kasar dan bahan kering ransum, namun meningkatkan protein kasar ransum. Peningkatan protein disebabkan

Lebih terperinci

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu Oleh: Ibnu Sahidhir Kementerian Kelautan dan Perikanan Ditjen Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee 2011 Biologi Benih Kerapu Pemakan daging Pendiam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Salah satu bangsa sapi bangsa sapi perah yang dikenal oleh masyarakat adalah sapi perah Fries Holland (FH), di Amerika disebut juga Holstein Friesian disingkat Holstein, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung, 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakan Konsentrat Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA 7.1. Analisis Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Penelitian ini menggunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA) dan Costumer

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Pertumbuhan Kelinci

TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Pertumbuhan Kelinci TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Kelinci merupakan ternak mamalia yang mempunyai banyak kegunaan. Kelinci dipelihara sebagai penghasil daging, wool, fur, hewan penelitian, hewan tontonan, dan hewan kesenangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Lokal Domba pada umumnya dipelihara sebagai penghasil daging (Edey, 1983). Domba Lokal yang terdapat di Indonesia adalah Domba Ekor Tipis, Priangan dan Domba Ekor Gemuk.

Lebih terperinci

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I.

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I. 1 Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik kelinci keturunan flemish giant jantan Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H0504075 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 2011 sebanyak ekor yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 2011 sebanyak ekor yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produksi Susu di Jawa Tengah, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menjadi pusat pengembangan sapi perah di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu daerah di provinsi Lampung yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan jagung, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia karena memiliki potensi keuntungan yang menjanjikan. Seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN AgroinovasI FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN Usaha penggemukan sapi potong semakin menarik perhatian masyarakat karena begitu besarnya pasar tersedia untuk komoditas ini. Namun demikian,

Lebih terperinci

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA AgroinovasI SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA Ternak ruminansia seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan rusa dan lain-lain mempunyai keistimewaan dibanding ternak non ruminansia yaitu

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI I. Pendahuluan Ternak ruminansia diklasifikasikan sebagai hewan herbivora karena

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien dan Asam Fitat Pakan Pakan yang diberikan kepada ternak tidak hanya mengandung komponen nutrien yang dibutuhkan ternak, tetapi juga mengandung senyawa antinutrisi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran terbesar di Provinsi Lampung. Terdapat 4 kecamatan yang merupakan penghasil sayuran

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitan dengan judul Tampilan Protein Darah Laktosa dan Urea Susu akibat Pemberian Asam Lemak Tidak Jenuh Terproteksi dan Suplementasi Urea pada Ransum Sapi FH dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing, menyebabkan ketersediaan produk hewani yang harus ditingkatkan baik dari segi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden (Keppres)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam peningkatan produktivitas ternak ruminansia adalah ketersediaan pakan yang berkualitas, kuantitas, serta kontinuitasnya terjamin, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik yang disertai dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian Suhu dan Kelembaban HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 o C. Pagi 26,9 o C, siang 30,2 o C, dan sore 29,5 o C. Kelembaban

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang tinggi, serta memiliki wilayah kepulauan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan 14 METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi dua percobaan yaitu 1) Percobaan mengenai evaluasi kualitas nutrisi ransum komplit yang mengandung limbah taoge kacang hijau pada ternak domba dan 2)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Pakan Bahan pakan sapi perah terdiri atas hijauan dan konsentrat. Hijauan adalah bahan pakan yang sangat disukai oleh sapi. Hijauan merupakan pakan yang memiliki serat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan subsektor peternakan provinsi Lampung memiliki peranan yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan ini sejalan

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung) ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung) Evan Adiyoga, Sondi Kuswaryan, Linda Herlina (evagelion_el90@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POUCOWPANTS TEMAN SETIA PENELITI ILMU NUTRISI DALAM PENGUMPULAN FESES BIDANG KEGIATAN : PKM-KARSA CIPTA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POUCOWPANTS TEMAN SETIA PENELITI ILMU NUTRISI DALAM PENGUMPULAN FESES BIDANG KEGIATAN : PKM-KARSA CIPTA LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POUCOWPANTS TEMAN SETIA PENELITI ILMU NUTRISI DALAM PENGUMPULAN FESES BIDANG KEGIATAN : PKM-KARSA CIPTA Diusulkan oleh: Lukman Maulana D24110082 2011 Chressya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Sapi Madura adalah salah satu plasma nutfah yang berasal dari Indonesia, tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan sebagai ternak

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KambingKacang Kambing Kacang merupakan salah satu kambing lokal di Indonesia dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh yang relatif kecil,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi PT. Purwakarta Agrotechnopreneur Centre (PAC), terletak di desa Pasir Jambu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Berdasarkan data statistik desa setempat, daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketergantungan konsumen pada makanan jajanan di Indonesia telah semakin meningkat dan memegang peranan penting, karena makanan jajanan juga dikonsumsi oleh golongan

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternakan di Indonesia saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kandang B, Laboratorium Biologi Hewan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ransum merupakan campuran bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting dalam pemeliharaan ternak,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE WP (WEIGHTED PRODUCT) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RANSUM SAPI PADA KUD SIDOLUHUR

IMPLEMENTASI METODE WP (WEIGHTED PRODUCT) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RANSUM SAPI PADA KUD SIDOLUHUR IMPLEMENTASI METODE WP (WEIGHTED PRODUCT) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RANSUM SAPI PADA KUD SIDOLUHUR SKRIPSI Telah disetujui untuk diajukan Kepada Panitia Ujian / Sidang Skripsi Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein hewani merupakan zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin meningkat seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakan Pakan merupakan bahan baku yang telah dicampur menjadi satu dengan nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang penting untuk perawatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%) TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein (FH) Bangsa sapi perah Fries Holland berasal dari North Holland dan West Friesland yaitu dua propinsi yang ada di Belanda. Kedua propinsi tersebut merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Berdasarkan hasil analisa proksimat, kandungan zat makanan ransum perlakuan disajikan pada Tabel 10. Terdapat adanya keragaman kandungan nutrien protein, abu

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga 9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga tahap, yaitu : tahap pendahuluan dan tahap perlakuan dilaksanakan di Desa Cepokokuning, Kecamatan Batang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani, terutama daging kambing, menyebabkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat 36 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai 8 Maret sampai 21 Agustus 2007 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga banyak orang menjadikan sebagai usaha komersial yang terus dikembangkan untuk mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan SILASE TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PENGEMBANGAN SUMBER PAKAN TERNAK BAMBANG KUSHARTONO DAN NANI IRIANI Balai Penelitian Ternak Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Pengembangan silase tanaman jagung sebagai alternatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR 6.1. Karakteristik Konsumen Minute Maid Pulpy Orange Karakteristik konsumen pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan konsumsi masyarakat yang terus berkembang membuat diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan alternatif yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Salah satu jenis ternak pengahasil daging dan susu yang dapat dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Undang-undang No.18 Tahun 2012 tentang Pangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Undang-undang No.18 Tahun 2012 tentang Pangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan komitmen tinggi terhadap pembangunan ketahanan pangan sebagai komponen strategis dalam pembangunan nasional. Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk masyarakat Indonesia karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan kuantitas serta kualitasnya untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH SKRIPSI Oleh ZULFARY ARIF FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan dengan rata-rata bobot badan sebesar 21,09 kg dan koevisien

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Pelet Daun Indigofera sp. Pelet daun Indigofera sp. yang dihasilkan pada penelitian tahap pertama memiliki ukuran pelet 3, 5 dan 8 mm. Berdasarkan hasil pengamatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Sukajaya mempunyai luas 3.090,68 Ha dan jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelinci New Zealand White Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk. (2015) kelinci dapat mengubah dan memanfaatkan bahan pakan kualitas rendah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis keputusan dan kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jeruk medan dilakukan di Pasar Baru Bogor. Penentuan lokasi ini dilakukan

Lebih terperinci

ILMU BETERNAK Suatu Tinjauan dari Sisi Pakan Ternak Oleh : Ir. H. Anggodo Marnomo Praktisi & Pengamat Pakan Ternak

ILMU BETERNAK Suatu Tinjauan dari Sisi Pakan Ternak Oleh : Ir. H. Anggodo Marnomo Praktisi & Pengamat Pakan Ternak ILMU BETERNAK Suatu Tinjauan dari Sisi Pakan Ternak Oleh : Ir. H. Anggodo Marnomo Praktisi & Pengamat Pakan Ternak Ransum diartikan sebagai satu atau beberapa jenis pakan yang diberikan untuk seekor ternak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking dikategorikan sebagai tipe pedaging yang paling disukai baik di Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat dibudidayakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Hasil analisa proksimat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kualitas nutrien bahan pakan dan dalam menghitung komponen nutrien karena kualitas nutrien bahan

Lebih terperinci

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan

Lebih terperinci

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA Animal Agriculture Journal 5(1): 195-199, Juli 2015 On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng, 35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng merupakan salah satu pasar hewan yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa

Lebih terperinci

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di Indonesia, dihadapkan pada kendala pemberian pakan yang belum memenuhi kebutuhan ternak. Ketersediaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging Ternak kambing merupakan komponen peternakan rakyat yang cukup potensial sebagai penyedia daging. Ternak kambing mampu beradaptasi

Lebih terperinci