ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN: Metode Kajian Aspek-Aspek Kesmas dalam Studi Amdal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN: Metode Kajian Aspek-Aspek Kesmas dalam Studi Amdal"

Transkripsi

1 ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN: Metode Kajian Aspek-Aspek Kesmas dalam Studi Amdal Abdur Rahman Departemen Kesehatan Lingkungan FKMUI, 2015 FAI 20, PPSML UI, 18 Desember 2015

2 Dagian Pertama DASAR HUKUM

3 Peraturan Per-UU-an Amdal UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup: Potensi dampak lingkungan yang merugikan dan upaya-upaya pengendaliannya tercakup dalam ketentuan pasal-pasal analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal); Amdal merupakan salah satu instrumen pengendalian dampak lingkungan.

4 UU No. 32/2009 Bab V Pengendalian, Pasal 14: Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas: a. KLHS; b. tata ruang; c. baku mutu lingkungan hidup; d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup; e. amdal; f. UKL-UPL; g. perizinan; h. instrumen ekonomi lingkungan hidup; i. peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup; j. anggaran berbasis lingkungan hidup; k. analisis risiko lingkungan hidup; l. audit lingkungan hidup; dan m. instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.

5 UU No. 32/2009 Bab V Pasal 22 Ayat (1): Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Ayat (2): Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria: a. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan; b. luas wilayah penyebaran dampak; c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung; d. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak; e. sifat kumulatif dampak; f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak dan/atau g. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6 Aspek Kesmas dalam Amdal PP No. 27/1999 ttg Amdal (menggantikan PP No. 51/1993); Peraturan Men LH No. 08/2006 tttg Pedoman Penyusunan Amdal (menggantikan Kpts Meneg LH No. KEP- 14/MENLH/3/1994 & mencabut Kpts Kepala Bapedal No. 09/2000); Kpts Kepala Bapedal No Kep-124/ 12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesmas dalam Penyusunan Amdal;

7 Kepmenkes No. 875/Menkes/SK/ VIII/2001 ttg Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Kepmenkes No 876/Menkes/SK/VIII/2001 ttg Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL).

8 ADKL Menurut Kepmenkes 876/2001 Model kajian dampak lingkungan terhadap kesehatan dalam Amdal dengan pendekatan ARKL; Bertujuan untuk mengenal, memahami & meramalkan kondisi & karakteristik lingkungan yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan; Dasar penyusunan atau pengembangan pengelolaan & pemantauan risiko.

9 Beberapa Keterbatasan Pedoman Teknis ADKL 1. Belum betul-betul teknis & tidak disertai Petunjuk Teknis yang lebih operasional; 2. Tidak ada rujukan (referensi) & contoh: Menyusun proposal, termasuk protokol, instrumen pengumpul data & informasi Melaksanakan kajian Mengolah, menganalisis, menampilkan & menginterpretasi data & informasi hasil kajian

10 3. Risiko hanya mencakup angka kesakitan dan angka kematian (Lamp I bag III angka 3); sehingga: 4. Karakteristik risiko (menurut metode ARKL) bukan wilayah kajian ADKL; 5. Risiko kesehatan akibat pajanan bahaya lingkungan tidak disebutkan sebagai bagian kesmas dalam UKL dan UPL (Lamp III Bab III angka 4);

11 Langkah-langkah Operasional ADKL (Lamp II bagian III) hanya memprakirakan dampak kesehatan masyarakat (Langkah 5) dan pengelolaan risiko (Langkah 7); tetapi Langkah-langkah analisis risikonya tidak disebutkan dan diuraikan; sedangkan

12 Perkiraan Dampak (bag XVII) adalah evaluasi toksikologi, evaluasi data outcome kesehatan, dan evaluasi kepedulian kesmas, yang rinciannya: Data outcome kesehatan yang ada baik yang logis (secara profesional diketahui berhubungan dengan pemajanan di lokasi) dan outcome yang menjadi kepedulian masyarakat hendaknya dinilai dengan setepat-tepatnya. Pertama hendaknya diidentifikasi outcome kesehatan yang logis menggunakan informasi toksikologi dan lingkungan yang ada serta penerapan kriteria-kriteria tertentu.

13 Maka, dampak disamakan dengan risiko; Terjadi kesalahfahaman: Risiko pasti terjadi & dapat dihilangkan 100%; Baku Mutu & pedoman merupakan batas mutlak pajanan aman & tidak aman; Baku Mutu & pedoman dari negara maju/ badan dunia dianggap paling baik; Kuantitas toksisitas = besaran fisis; Biomarker pemajanan = Biomarker efek; Biomarker pemajanan digunakan untuk konfirmasi EFEK kesehatan oleh lingkungan.

14 Perbaikan Teknis ADKL Pedoman Teknis Kepmenkes 876/2001 kemudian dilengkapi dengan Pedoman Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ; Naskah Pedoman Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan, khususnya Bab III tentang Metode, selesai Mei 2005 tetapi baru dicetak 2012.

15 Beberapa Pertanyaan Kritis Tentang Bahaya Lingkungan & Risiko (Ruang Lingkup ARKL) 1. Berapa besar risiko kesehatan terjadi akibat pajanan bahaya lingkungan? 2. Apakah risiko kesehatan dapat dihilangkan atau dikendalikan? 3. Apakah perangkat hukum & teknologi dapat melindungi penyandang risiko dari efek-efek yang merugikan kesehatan?

16 Bagian Kedua PRINSIP DASAR, KONSEP & DEFINISI ARKL

17 Risiko (Risk) The probability of an adverse effect in an organism, system, or (sub)population caused under specified circumstances by exposure to an agent (IPCS 2004). Kebolehjadian dampak yang merugikan kesehatan pada suatu organisme, sistem, atau (sub)populasi yang disebabkan oleh pajanan suatu agen dalam jumlah dan dengan jalur pajanan tertentu.

18 Bahaya Lingkungan (Environmental Hazard) Segala zat, organisme atau energi yang mempunyai kapasitas atau potensi menimbulkan cedera, sakit atau mati Cedera, sakit atau mati tidak akan terjadi akibat bahaya lingkungan, kecuali kondisi-kondisi tertentu yang spesifik terpenuhi Bahaya adalah sumber risiko tetapi bukan risiko itu sendiri

19 Bahaya Lingkungan (physical & social environmental factors) Zat kimia toksik Energi radiasi dan gelombang elektromagnetik Organisme patogen Perilaku hidup tidak sehat dan tidak bersih Faktor-faktor non fisik lingkungan (sosial)

20 Dua Model Kajian Dampak Kesehatan (Akibat) Lingkungan Studi Epidemiologi: Bersifat kilas balik Berdasarkan kasus Dari & untuk populasi ybs Tidak mencakup manajemen risiko Analisis Risiko: Bersifat prediktif (kilas depan) Berdasarkan dosis-respon Dapat diekstrapolasi ke populasi lain Basis ilmiah untuk manajemen & komunikasi risiko

21 Karakteristik Epid KL dan ARKL ARKL Pajanan risk agent kuantitatif, dinyatakan sebagai asupan (intake) Membutuhkan konsentrasi risk agent, antropometri & pola aktivitas Risiko karsinogenik & nonkarsinogenik dibedakan Tidak menguji hubungan/pengaruh lingkungan terhadap kesehatan Risiko dinyatakan sebagai added risk (RQ & ECR: absolute/additive, excess) Kuantitas risiko digunakan untuk manajemen & komunikasi risiko Epid KL Pajanan risk agent kategori kualitatif, tidak harus sebagai asupan (intake) Membutuhkan konsentrasi risk agent, tapi antropometri & pola aktivitas bukan keharusan Risiko karsinogenik & nonkarsinogenik tidak dibedakan Menguji hubungan/pengaruh lingkungan terhadap kesehatan Risiko dinyatakan sebagai perbandingan relatif: RR, OR, SMR Manajemen & komunikasi risiko bukan bagian integral Epid KL

22 Kontribusi Studi Epidemiologi Sumber data penting untuk analisis dosisrespon, dengan 3 kemungkinan: Dapat digunakan untuk mengekstrapolasi dosis-respon secara langsung ; Tidak cukup kuat untuk mengekstrapolasi dosis-respon secara langsung, tetapi berguna untuk mengevaluasi kemasukakalan (plausibility) estimasi risiko dari hewan uji; Hanya berguna untuk identifikasi bahaya, bukan untuk analisis dosis-respon.

23 Studi epidemiologi merupakan salah satu sumber data untuk analisis pemajanan; Ukuran-ukuran epidemiologi dapat menjadi dasar untuk memantau estimasi risiko di dalam suatu populasi.

24 Gabungan Epidemiologi & ARKL: PUBLIC HEALTH ASSESSMENT Evaluation of data & information on the release of hazardous substances into the environment in order to assess any [past], current, or future impact on public health, develop health advisories and other recommendations, and identify studies or actions needed to evaluate and mitigate or prevent human health effects (ATSDR 2005).

25 Pengembangan PHA 2005 PHA dikembangkan menjadi Public Health Risk Assessment (PHRA) atau Analisis Risiko Kesehatan Masyarakat (ARKM); ARKM menggabungkan PHA (ATSDR 2005), Type-1 Health Study (ATSDR 1996), Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) menurut Risk Analysis Paradigm (NRC 1983), WHO Regional Eropa (2000)

26 Decision Logic Epidemiologi vs ARKL (ATSDR 2005) Tipe, media, konsentrasi risk agents (polutan) Jalur pajanan Populasi berisiko Kategori 1: Pajanan manusia pada tingkat yang harus dipedulikan terdokumentasi Kategori 2: Pajanan manusia pada tingkat yang harus dipedulikan belum cukup terdokumentasi Kategori 1a: Dosis-respon risk agents telah tersedia Kategori 1b : Dosis-respons risk agents belum tersedia ARKL Epid KL Penyelidikan efek biologis kesehatan yang masuk akal Penyelidikan pajanan (sumber yang lalu & sekarang, produksi & pelepasan)

27 Alur Epidemiologi ke ARKL STUDI EPIDEMIOLOGI ANALISIS RISIKO Penyakit Berbasis Lingkungan Risk Agent, Media Lingkungan & PHBS Pajanan (inhalasi, ingesi, absorbsi) Karakterisasi Risiko (RQ, ECR) Manajemen Risiko (CDI, LADD, C, t, f, D, ECR) Dosis- Respons (RfD, SF) Komunikasi Risiko (PHBS)

28 Pengertian ARKL (EHRA) Karakterisasi efek-efek pajanan bahaya lingkungan yang berpotensi merugikan kesehatan manusia (NRC, 1983); Proses penilaian bersama ilmuwan dan birokrat untuk memprakirakan peningkatan risiko gangguan kesehatan pada manusia yang terpajan oleh zat-zat toksik (EPA, 1991);

29 Evaluasi ilmiah dampak kesehatan potensial yang dapat terjadi karena pajanan zat tertentu atau campurannya pada kondisi spesifik (US-EPA 1998); Kerangka ilmiah untuk memecahkan permasalahan lingkungan & kesehatan (Louvar & Louvar 1998); Salah satu alat pengelolaan risiko yang digunakan Risk Manager untuk melindungi kesehatan masyarakat;

30 The process of estimating the probability of occurrence of an undesirable event and the magnitude of its consequences over a specified time period ;

31 Proses prakiraan risiko pada suatu organisme, sistem atau (sub)populasi sasaran, dengan segala ketidakpastian yang menyertainya, setelah terpajan oleh agen tertentu, dengan memperhatikan karakteristik agen dan sasaran yang spesifik (WHO 2009).

32 Research RISK ANALYSIS PARADIGM (NRC, 1983) Risk Assessment Risk Management Laboratory Field Clinical Occupational Epidemiological Hazard Identification What agent (chemical, physical, biological) are potentially harmful? Regulatory options development Toxicity mechanism Methods development & validation Species & dose extrapolations Dose-Response Assessment How does is related to adverse effects? Risk Characterization What effects are likely on exposed populations? Economics, socials, political & technical considerations Exposure Field measurement & observation Environmental fate & transport modeling Assessment Who is, or will be, exposed to what, when, where, & for how long? Goalss, Decisions, and Actions

33 EHRA Outcomes (Luaran ARKL) 1. Quantitative risk estimates as Risk Quotient (RQ) and Excess Cancer Risk (ECR); 2. Safe and unsafe dose or concentration of risk agents and activity patterns of population at risk; 3. Safe & unsafe zones or sites of impacted areas by risk agents, RQ or ECR, & population at risk;

34 EHRA Outcomes (cont) 4. Management options formula based on best-worst exposure factor scenarios; 5. Environmental health surveillance and monitoring & evaluation models;

35 Bagian Ketiga METODE, TEKNIK & PROSEDUR ARKL dalam ARKM

36 Langkah Formal ARKL Melibatkan proses banyak langkah (multi-step) yang sangat terperinci; Studi-studi analitik yang melibatkan banyak data statistik; Mengumpulkan informasi tentang aktivitas di suatu lokasi tentang keberadaan agen risiko (yang bersumber) lingkungan); Melengkapi environmental health risk inventory (data tentang risiko kesehatan lingkungan).

37 Metode ARKM Dua komponen komplementer ARKM: EVALUASI PAJANAN EVALUASI EFEK KESEHATAN Evaluasi Pajanan dilakukan dengan metode ARKL; Evaluasi Efek Kesehatan dilakukan dengan studi epidemiologi

38 Evaluasi Pajanan Menelaah data lingkungan untuk mengetahui: Berapa besar kontaminasi terjadi pada suatu area Di mana (dalam media lingkungan apa) kontaminan itu berada; dan Bagaimana penduduk kontak dengan kontaminan tersebut.

39 Data lingkungan mungkin: telah tersedia dalam laporan-laporan monitoring dan evaluasi berkala belum ada sehingga harus dikumpulkan langsung dari lapangan Jika hasil evaluasi pemajanan menunjukkan bahwa penduduk telah atau mungkin akan kontak dengan kontaminan, apakah kontak tersebut berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan?

40 Tingkat Kontaminasi: Screening Tool Konsentrasi & tingkat kontaminasi (TK) mineral air geotermal Baturaden, Purwokerto, 7 Desember 2015 Titik sampling Pancuran 7 (AB) Air terjun (AB) Air parit (AB) Mn, mg/l TK Mn Fe, mg/l TK Fe Cr, mg/l TK Cr S 2-, mg/l 0,4 4 1,58 15,8 0-0, \,3 3 0,09 0,9 0,01 0,2 0,005 2,5 0,4 4 0,07 0,7 0,09 1,8 0,007 3,5 TK S 2- Mesjid (AB) 0,3 3 0,04 0,4 Tdu - 0,002 1 Rumah RW (AB) Rumah RW (AB) 0, Tdu - 0, ,1 0,25 0,01 0,03 tdu - 0,003 Tda

41 Potensi gangguan kesehatan dihitung dengan Estimasi Risiko; Estimasi Risiko dihitung dari besar asupan harian kronik dan toksisitas kontaminan; Besar asupan harian kronik dibedakan atas: Chronic Daily Intake (CDI, nonkarsinogen) Lifetime Average Daily Dose (LADD, karsinogen)

42 Perhitungan Asupan (CDI & LADD): C CDI atau LADD R t W B t E f E avg D E CDI atau LADD = intake (asupan), jumlah risk agent yang diterima individu per berat badan per hari (mg/kg/hari) C = R = t E = f E = D t = W b = t avg = konsentrasi risk agent, mg/m 3 (udara), mg/l (air minum), mg/kg (makanan) laju (rate) asupan, 20 M 3 /hari (udara), 2 L/hari (air minum?) waktu pajanan harian, jam/hari frekuensi pajanan tahunan, hari/tahun durasi pajanan, real time atau 30 tahun proyeksi berat badan, kg perioda waktu rata-rata, 30 tahun 365 hari/tahun (non karsinogen) atau 70 tahun 365 hari/tahun (karsinogen)

43 US-EPA Default Exposure Factors Land Use Exposure Pathway Daily Intake Exposure Frequency Exposure Duration Body Weight Residensial Air Minum 2 L (dewasa) 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa) 1 L (anak) Tanah & debu Inhalasi kontaminan 200 mg (anak) 100 mg (dewasa) 20 M 3 (dewasa) 12 M 3 (anak) 350 hari/tahun 350 hari/tahun 6 tahun 24 tahun 30 tahun 15 kg (anak) 70 kg (dewasa) 70 kg (dewasa) Industri & Komersial Air minum Tanah & debu 1 L 50 mg 250 hari/tahun 25 tahun 70 kg (dewasa) Inhalasi 20 M 3 (hari kerja) Pertanian Konsumsi tanaman 42 g (bebuahan) 80 g (sayuran) 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa) Rekreasi Konsumsi ikan lokal 54 g 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa)

44 Variabel Perhitungan Asupan Jalur Pajanan Inhalasi (udara) Inggesi (air minuman/ makanan) Absorbsi (kontak kulit/ permukaan tubuh) Variabel C (mg/m 3 ), R (M 3 /jam), t E (jam/hari), f E (hari/tahun), D t (tahun), W b (kg) C (mg/l), f E (hari/tahun), D t (tahun), W b (kg) C (mg/l), t E (jam/hari), f E (hari/tahun), D t (tahun), W b (kg)

45 Karakterisasi/Estimasi Risiko Risiko nonkarsinogenik dinyatakan sebagai Risk Qoutient (RQ), dihitung membagi asupan (CDI) dengan dosis referensi (RfD atau RfC): RQ CDI RfD atau RfC Risiko karsinogenik dinyatakan sebagai Excess Cancer Risk (ECR), dihitung dengan mengalikan asupan (LADD) dengan CSF: ECR = I k (mg/kg/hari) x CSF (mg/kg/hari) 1

46 Analisis Dosis-Respon Menetapkan kuantitas toksisitas risk agent untuk setiap spesi kimianya Toksisitas dinyatakan sebagai: Dosis referensi (RfD atau RfC) untuk efek-efek nonkarsinogenik RfD atau RfC NOAEL atau LOAEL ( UF1 UF2 UF3 UF4 MF ) Cancer Slope Factor (CSF) untuk efek-efek karsinogenik

47 Respon Kurva Teoretis Dosis-Respon Efek Nonkarsinogenik LOAEL NOAEL Dosis

48 NOAEL & LOAEL No Observed Adverse Effect Level: dosis tertinggi toksisitas kronik yang secara statistik atau biologik tidak memperlihatkan efek merugikan; Lowest Observed Adverse Effect Level: dosis terendah toksisitas kronik yang secara statistik atau biologik memperlihatkan efek merugikan;

49 RfD atau RfC RfD atau RfC = human dose, NOAEL atau LOAEL = experimental dose; RfD atau RfC: Estimasi dosis pajanan harian yang diperkirakan tidak menimbulkan efek merugikan kesehatan meskipun pajanan berlanjut itu terjadi sepanjang hayat.

50 Uncertainty Factor (UF) Faktor-faktor kelipatan 10 untuk menurunkan RfD dari data eksperimen hewan uji atau studi epidemiologi Digunakan untuk menampung ketidakpastian: UF 1 = 1-10 untuk variasi sensitivitas manusia; UF 2 = 1-10 untuk ekstrapolasi hewan ke manusia UF 3 = 1-10 untuk NOAEL uji subkronik (bukan kronik) UF 4 = 1-10 bila digunakan LOAEL (bukan NOAEL)

51 Modifying Factor (MF) Faktor yang digunakan untuk menurunkan RfD dari data eksperimen hewan uji atau studi epidemiologi, dengan nilai numerik 0<MF<10 Menggambarkan ketidakpastian ilmiah yang tidak tertampung dalam UF (misal, ketidaklengkapan data dasar dan spesies hewan uji) Nilainya ditetapkan dengan professional judgment Nilai default MF = 1

52 Contoh Pernyataan Dosis-Respon Risk Agent RfD a RfC (mg/kg/hari) CSF (mg/kg/hari) -1 Efek Kritis & Sumber Data As 3E-4 1,5E+0 Cd 5E-4 Cr 6+ 3E-3 MeHg 1E-4 CHBr 3 2E-2 7,9E-3 Hiperpigmentasi, keratosis, & kemungkinan komplikasi vaskular pajanan oral manusia (Tseng 1977; Tseng et al 1968) Proteinurea pajanan kronik pada manusia (US-EPA 1985) Bioassay air minum 1 tahun pada tikus (McKenzie at al 1958) dan air minum penduduk Jinzhou (Zhang & Li 1987) Epidemiologi kelainan neuro psikologis perkembangan (Granjean et al 1997; Budz- Jergensen et al 1999) Lesi hepatik gavage bioassay pada tikus (NTP 1989)

53 Respon SLOPE FACTOR r d Kurva Teoretis Dosis-Respon Karsinogenik a b c r d Dosis Ekstrapolasi linier (linearized model) SLOPE FACTOR r d

54 Evaluasi Efek Kesehatan Menggunakan efek-efek kritis NOAEL, LOAEL, atau BMD agen risiko yang digunakan untuk menurunkan/ menetapkan RfD atau RfC; Krireria penilaian (assessment criteria): efek dengan nilai UF x MF < 3000; Diamati dengan survei epidemiologi pada populasi yang terpajan secara kronikl (>1 tahun atau 10% lifetime);

55 Contoh Efek Kritis

56 Kemungkinan indikasi efek kesehatan pada populasi dapat diperkirakan menurut waktu pajanan dan tingkat kontaminasi, spasial atau temporal; Konsentrasi yang sama agen risko dalam media lingkungan belum tentu menghasilkan risiko yang sama karena faktor-faktor pemajanan antropometri yang berbeda

57 Bagian Keempat CONTOH APLIKASI

58 Contoh 1: Analisis & Manajemen Risiko Arsen di Desa Buyat, Sulawesi Utara Konsentrasi As dalam air sumur 0,04-0,1 mg/l (BTKL Manado 2005) Estimasi risiko dengan konsentrasi As maksimum (0,1 mg/l) (1) Perhitungan asupan: CDI 0,1 mg/l 2 L/hari 350 hari/tahun 30 tahun 55 kg 365 hari/tahun 30 tahun 3,49E 3 mg/kg/hari LADD 0,1 mg/l 2 L/hari 350 hari/tahun 30 tahun 55 kg 365 hari/tahun 70 tahun 1,49E - 3 mg/kg/hari

59 (2) Estimasi risiko: RQ 0,00349 mg/kg/hari 0,0003 mg/kg/hari 11,63 ECR = 1, mg/kg/hari 1,5 (mg/kg/hari) = 2,23E-3 Interpretasi: Air sumur yang mengandung As 0,1 mg/l sangat tidak aman (nonkarsinogenik & Karsinogenik) bila diminum 2 L/hari selama 350 hari/tahun dalam jangka waktu 30 tahun oleh orang dengan berat badan 55 kg atau kurang.

60 Cara Mengamankan Risiko As? 1. Turunkan konsentrasi As, bila pola dan waktu konsumsi tidak berubah; 2. Kurangi waktu kontak, bila konsentrasi As dan pola konsumsi tidak berubah; 3. Kurangi pola konsumsi, bila konsentrasi As dan waktu konsumsi tidak berubah

61 Menurunkan [As] Bila RCS <100% (Health Advisories) Memakai RfD sebagai dosis harian aman; Air minum bukan satu-satu sumber, RCS paling banyak 80% (EPA 1990); Perhitungan: DWEL 0,0003 mg/kg/hari 2 L/hari 55 kg 0,00715 mg/l MCLG = 0,8 0,00715 mg/l = 0,0057 mg/l 0,006 mg/l

62 RfD W C R f E B t D avg t Menurunkan [As] Bila RCS 100% Prinsip: CDI = RfD, sehingga: Maka:

63 Mengurangi Laju Konsumsi Persamaan untuk konsentrasi As dan waktu konsumsi tidak tetap: Perhitungan:

64 Strategi Survey Epidemiologi Batas aman menurut durasi pajanan dapat menentukan kapan gejala gangguan As (maksimum) bisa ditemukan; Durasi dihitung dengan mengganti CDI dengan RfD: Interpretasi: Efek toksik As diramalkan dapat ditemukan pada orang dewasa 55 kg yang telah mengonsumsi air minum mengandung As 0,1 mg/l selama >3 tahun dengan laju konsumsi 2 L/hari selama 350 hari/tahun secara terus menerus.

65 I SO2 Contoh 2: Perhitungan Intake NO 2 dan RQ (data dari Tabel 1) NO 2 = 49,7 g/m 3 (arithmetic mean); RfC-NO 2 = 0,02 mg/kg/hari (US-EPA, 1990) CDI RQ 3 mg M jam hari 0,0497 0, M jam hari tahun hari 45 kg 30 tahun 365 tahun 0,0057 0,02 0, tahun 0,0057 mg/kg/hari Karena RQ<1, pajanan 49,7 g NO 2 /M 3 udara selama 14 tahun untuk orang dengan berat badan 45 kg diprediksi aman bagi kesehatan, jika pola pajanannya 14 jam per hari selama 350 hari per tahun.

66 Contoh Tabel Faktor Pemajanan Antropometri & Pola Aktivitas Tabel 1. Antropometri Pedagang Kaki Lima (R = 0,83 M 3 /jam) di Terminal Terboyo, Semarang, 2003, untuk menghitung intake inhalasi SO 2 (35,6 g/m 3 ), NO 2 (49,7 g/m 3 ), TSP (322,6 g/m 3 ) dan Pb (0,04 g/m 3 ). No. Resp Lama Pajanan (t E ) jam/hari Frek. Pajanan (f E ) hari/tahun Lama Mukim (D t ) tahun Berat Badan (W b ) kg dst

67 Problematika Lingkungan Berisiko Kesehatan, Penyakit Berbasis Lingkungan, Epid KL, Toksikologi Lingkungan Kompetensi Asesor ARKL (Pendidikan & Pelatihan) Pemahaman Metodologis & Keterampilan Teknis Aspek-Aspek Statistik dalam Rancangan & Analisis Studi ARKL Pemahaman Teoretis Prinsip-Prinsip Dasar ARKL Pemahaman Teoretis Metoda Dasar ARKL Keterampilan Teknis Aplikasi Prosedur ARKL Keterampilan Metodologis Rancangan Studi ARKL Seminar Laporan Hasil Studi ARKL dan Sinopsis Manajemen dan Komunikasi Risiko Penulisan Laporan dan Penyiapan Seminar Hasil Studi ARKL Analisis Dosis- Respon, Jalur Pemajanan dan Karakterisasi Risiko, Manajemen dan Komunikasi Risiko Pengolahan dan Analisis Data hasil Survey dan Pengukuran Antropometri, Pola Aktivitas dan Analisis Kualitas Lingkungan Aplikasi Lapangan Rancangan Studi ARKL (Survey dan Pengukuran Antropometri, Pola Aktivitas dan Analisis Kualitas Lingkungan

68 Survai atau default Uji hayati, epidemiologi (manusia & molekuler), structure-reactivity relationship Penilaian Toksisitas Antropometri (R i, W b ) NOAEL, LOAEL, BMD Analisis Kualitas Lingkungan Konsentrasi Lingkungan (C) Asupan (CDI) RQ = CDI/RfD CDI RQ RfD RfD UF, MF CDI RQ RfD Aktivitas (t E, f E, D t ) RQ>1? Tidak Defisiensi? Tidak Survai/ default Ya Ya Efek Kritis Efek Kritis NOAEL, LOAEL, BMD; UF x MF<3000 RDA, ESSADI, AI, EAR <NOAEL, LOAEL, BMD

69

PRINSIP-PRINSIP DASAR ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN

PRINSIP-PRINSIP DASAR ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PRINSIP-PRINSIP DASAR ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN Abdur Rahman PKKL FKM UI, 2007 SALAHPAHAM TENTANG RISIKO Risiko pasti terjadi Risiko dapat dihilangkan Baku Mutu & pedoman dianggap sebagai batas

Lebih terperinci

Bagian Epidemiologi & Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Padang

Bagian Epidemiologi & Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Padang Studi Literatur PRINSIP DAN METODE ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN Diterima Januari 2013 Disetujui Februari 2014 Dipublikasikan 1 April 2014 Defriman Djafri 1 1 Bagian Epidemiologi & Biostatistik

Lebih terperinci

Bagian Epidemiologi & Biosta s k Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Padang

Bagian Epidemiologi & Biosta s k Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Padang Studi Literatur PRINSIP DAN METODE ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas diterbitkan oleh: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

Environmental Health Risk Assessment

Environmental Health Risk Assessment Environmental Health Risk Assessment Aria Gusti Study Programme of Public Health Sciences, Medical Faculty, Andalas University Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) Aria Gusti Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN Syahrul Basri dkk. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan... ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN (MODEL PENGUKURAN RISIKO PENCEMARAN UDARA TERHADAP KESEHATAN) Syahrul Basri*, Emmi Bujawati**, Munawir Amansyah***,

Lebih terperinci

(Program Intensif Tingkat Dasar)

(Program Intensif Tingkat Dasar) BBTKL PPM Jakarta Bahan Ajar Pelatihan (Program Intensif Tingkat Dasar) Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Studi Amdal dan Kasus Kasus Pencemaran Lingkungan Disusun Oleh Abdur Rahman Pusat Kajian

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003)

STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003) STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003) Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program S-1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan Lingkungan menurut Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2014 adalah upaya pencegahan penyakit dan/ atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk

Lebih terperinci

PUBLIC HEALTH ASSESSMENT: Model Kajian Prediktif Dampak Lingkungan dan Aplikasinya untuk Manajemen Risiko Kesehatan. Abdur Rahman

PUBLIC HEALTH ASSESSMENT: Model Kajian Prediktif Dampak Lingkungan dan Aplikasinya untuk Manajemen Risiko Kesehatan. Abdur Rahman Model Kajian Prediktif Dampak Lingkungan dan Aplikasinya untuk Manajemen Risiko Kesehatan Abdur Rahman Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan ndustri FKM-U, Ruang G-314, FKM-U, Kampus U Depok, Depok 16424;

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH CLUSTER I CHEMICALS RISK ASSESSMENT

TUGAS MAKALAH CLUSTER I CHEMICALS RISK ASSESSMENT TUGAS MAKALAH CLUSTER I CHEMICALS RISK ASSESSMENT Nama : SHIFA DWI KOESUMAHELMI NPM : 1206259764 KELAS: NON-REG / 2012 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMTKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 876/Menkes/SK/VIII/2001 TENTANG PEDOMAN TEKNIS ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 876/Menkes/SK/VIII/2001 TENTANG PEDOMAN TEKNIS ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 876/Menkes/SK/VIII/2001 TENTANG PEDOMAN TEKNIS ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

dan TSP) Akibat Transportasi Kendaraan Bermotor di Kota Surabaya

dan TSP) Akibat Transportasi Kendaraan Bermotor di Kota Surabaya Artikel Penelitian Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ( dan TSP) Akibat Transportasi Kendaraan Bermotor di Kota Surabaya Isa Ma'rufi Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas

Lebih terperinci

Ahmad., et al, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan dengan risk agent total suspended particulate...

Ahmad., et al, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan dengan risk agent total suspended particulate... Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Dengan Risk Agent Total Suspended Particulate di Kawasan Industri Kota Probolinggo (Environmental Health Risk Assessment With Risk Agent Total Suspended Particulate

Lebih terperinci

Analisis Risiko Kesehatan Pajanan PM 10 dan SO 2 di Kelapa Gading Jakarta Utara Tahun 2014

Analisis Risiko Kesehatan Pajanan PM 10 dan SO 2 di Kelapa Gading Jakarta Utara Tahun 2014 Analisis Risiko Kesehatan Pajanan PM 10 dan SO 2 di Kelapa Gading Jakarta Utara Tahun 2014 Sukadi, Abdur Rahman Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia E-mail:

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2012 Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2012 Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama NIP DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Determinasi kualitas lingkungan terhadap status kesehatan masyarakat sangat dominan selain faktor lain seperti perilaku, pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di Indonesia pertumbuhan penduduk meningkat terus menerus setiap tahunnya begitu pula dengan jumlah transportasi. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia dan jumlah

Lebih terperinci

RISIKO PAJANAN LOGAM BERAT PADA AIR SUNGAI

RISIKO PAJANAN LOGAM BERAT PADA AIR SUNGAI RISIKO PAJANAN LOGAM BERAT PADA AIR SUNGAI Muhammad Pahruddin Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Jl. H. Mistar Cokrokusumo No.1A Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714 E-mail: pahruddin.as@gmail.com

Lebih terperinci

Jenny Rotua Batubara dan Abdur Rahman. Abstrak

Jenny Rotua Batubara dan Abdur Rahman.   Abstrak TINGKAT RISIKO KESEHATAN PAJANAN NO 2, SO 2, TSP DAN Pb SERTA OPSI-OPSI PENGELOLAANNYA PADA POPULASI BERISIKO DI KAWASAN PERKANTORAN KUNINGAN PROVINSI DKI JAKARTA Jenny Rotua Batubara dan Abdur Rahman.

Lebih terperinci

Analisis Risiko Asupan Oral Pajanan Mangan dalam Air terhadap Kesehatan Masyarakat

Analisis Risiko Asupan Oral Pajanan Mangan dalam Air terhadap Kesehatan Masyarakat KESEHATAN LINGKUNGAN Analisis Risiko Asupan Oral Pajanan Mangan dalam Air terhadap Kesehatan Masyarakat Taufik Ashar* Abstrak Mangan yang secara alami dapat ditemukan di air, tanah, dan udara adalah zat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Konsentrasi Partikulat yang Diukur Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan di lokasi pertambangan Kapur Gunung Masigit, didapatkan bahwa total

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN TIMBAL (Pb) PADA PEKERJA KAROSERI BUS X di KOTA SEMARANG

ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN TIMBAL (Pb) PADA PEKERJA KAROSERI BUS X di KOTA SEMARANG ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN TIMBAL (Pb) PADA PEKERJA KAROSERI BUS X di KOTA SEMARANG Raisha Selviastuti, Yusniar Hanani D, Onny Setiani Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Tingkat Risiko Kesehatan Akibat Pajanan PM 10 pada Populasi Berisiko di Terminal Bus Pulogadung Jakarta Timur Tahun 2014

Tingkat Risiko Kesehatan Akibat Pajanan PM 10 pada Populasi Berisiko di Terminal Bus Pulogadung Jakarta Timur Tahun 2014 Tingkat Risiko Kesehatan Akibat Pajanan PM 10 pada Populasi Berisiko di Terminal Bus Pulogadung Jakarta Timur Tahun 2014 Nurilma Fauzia, Agustin Kusumayati Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO LOGAM BERAT Fe, Cr DAN Cu PADA ALIRAN SUNGAI GARANG

ANALISIS RISIKO LOGAM BERAT Fe, Cr DAN Cu PADA ALIRAN SUNGAI GARANG ANALISIS RISIKO LOGAM BERAT Fe, Cr DAN Cu PADA ALIRAN SUNGAI GARANG Safitri Maynicha Harliyanti * ), Anik Sarminingsih** ), Winardi Dwi Nugraha** ) Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 5, No. 4 (2016)

Tersedia online di:  Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 5, No. 4 (2016) ESTIMASI SEBARAN DAN ANALISIS RISIKO TSP DAN PB DI TERMINAL BIS TERHADAP KESEHATAN PENGGUNA TERMINAL (STUDI KASUS: TERMINAL MANGKANG DAN PENGGARON, SEMARANG) Gina Fita Prilila *), Irawan Wisnu Wardhana

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #3 Genap 2015/2016. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #3 Genap 2015/2016. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #3 Definisi 2 Risiko: Ukuran dari probabilitas/kemungkinan. Penilaian Kuantitatif Risiko (Penilaian Risiko): Perkiraan risiko untuk berbagai fenomena lingkungan. Contoh: risiko dari badai, banjir,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan di berbagai bidang yang semakin meningkat apabila tidak disertai oleh upaya pengelolaan lingkungan yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN GAS HIDROGEN SULFIDA (H 2 S) PADA PEMULUNG AKIBAT TIMBULAN SAMPAH DI TPA JATIBARANG KOTA SEMARANG

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN GAS HIDROGEN SULFIDA (H 2 S) PADA PEMULUNG AKIBAT TIMBULAN SAMPAH DI TPA JATIBARANG KOTA SEMARANG ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN GAS HIDROGEN SULFIDA (H 2 S) PADA PEMULUNG AKIBAT TIMBULAN SAMPAH DI TPA JATIBARANG KOTA SEMARANG Bariyadi Rifa i* ), Tri joko ** ), Yusniar Hanani D *** )

Lebih terperinci

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi Sebelum UTS Overview konsep hazard, risk dan control

Lebih terperinci

Food Intake Analysis and Estimated to Health Risk of People Living in Artisanal Gold Mining Gunung Pongkor, Bogor Regency, West Java Province

Food Intake Analysis and Estimated to Health Risk of People Living in Artisanal Gold Mining Gunung Pongkor, Bogor Regency, West Java Province ANALISIS ASUPAN MAKANAN DAN ESTIMASI RISIKO KESEHATAN PENDUDUK DI KAWASAN PERTAMBANGAN EMAS TRADISIONAL - GUNUNG PONGKOR, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT Food Intake Analysis and Estimated to Health

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN BENZENE PADA PEKERJA DI BAGIAN LABORATORIUM INDUSTRI PENGOLAHAN MINYAK BUMI

ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN BENZENE PADA PEKERJA DI BAGIAN LABORATORIUM INDUSTRI PENGOLAHAN MINYAK BUMI ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN BENZENE PADA PEKERJA DI BAGIAN LABORATORIUM INDUSTRI PENGOLAHAN MINYAK BUMI Dewi Kartikasari, Nurjazuli, Mursid Rahardjo Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN MERKURI PADA MASYARAKAT KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN MERKURI PADA MASYARAKAT KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO JURNAL MKMI, Maret 2013, hal 21-28 ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN MERKURI PADA MASYARAKAT KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO Health Risk Assessment of Mercury Exposurein the

Lebih terperinci

Analisis Risiko Kandungan Timah Hitam (Pb) pada Ikan Belanak di Sungai Tapak Kota Semarang

Analisis Risiko Kandungan Timah Hitam (Pb) pada Ikan Belanak di Sungai Tapak Kota Semarang Analisis Risiko Kandungan Timah Hitam (Pb) pada Ikan Belanak di Sungai Tapak Kota Semarang Pradipta Dhimasrasta Santya Putra, Sulistiyani, Budiyono Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN GAS AMONIA (NH 3 ) PADA PEMULUNG DI TPA JATIBARANG, SEMARANG

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN GAS AMONIA (NH 3 ) PADA PEMULUNG DI TPA JATIBARANG, SEMARANG ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN GAS AMONIA (NH 3 ) PADA PEMULUNG DI TPA JATIBARANG, SEMARANG Wahyu Sekar Harjanti, Yusniar Hanani D., Nikie Astorina Y. D. Bagian Kesehatan Lingkungan,FakultasKesehatanMasyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beracun, dengan bau khas" telur busuk". (IPCS,1985). Struktur Kimia dari hidrogen

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beracun, dengan bau khas telur busuk. (IPCS,1985). Struktur Kimia dari hidrogen 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Hidrogen Sulfida 2.1.1. Karakteristik Hidrogen Sulfida Hidrogen sulfida atau H 2 S adalah senyawa kimia gas yang tidak berwarna, lebih berat daripada udara,

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DALAM IKAN BANDENG DI KAWASAN TAMBAK LOROK SEMARANG

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DALAM IKAN BANDENG DI KAWASAN TAMBAK LOROK SEMARANG ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DALAM IKAN BANDENG DI KAWASAN TAMBAK LOROK SEMARANG Maria Sylvia Angelina Vianne*, Yusniar Hanani D.**, Hanan Lanang D.** *) Mahasiswa Peminatan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAJANAN TIMBAL

ANALISIS RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAJANAN TIMBAL ANALISIS RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAJANAN TIMBAL (Pb) MELALUI JALUR INHALASI PADA OPERATOR DI STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) DI KOTA KENDARI TAHUN 2016 (STUDI DI SPBU TIPULU, WUA-WUA, ANDUONOHU

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KANDUNGAN ZINC (Zn) DALAM KEPITING BAKAU DI SUNGAI TAPAK KOTA SEMARANG

ANALISIS RISIKO KANDUNGAN ZINC (Zn) DALAM KEPITING BAKAU DI SUNGAI TAPAK KOTA SEMARANG ANALISIS RISIKO KANDUNGAN ZINC (Zn) DALAM KEPITING BAKAU DI SUNGAI TAPAK KOTA SEMARANG Norma Arinda Kesuma, Sulistiyani, Budiyono Bagian Kesehatan Lingkungan,Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO LOGAM BERAT Cd, Cr, dan Cu PADA DAS GELIS (STUDI KASUS: SUNGAI GELIS, KABUPATEN KUDUS)

ANALISIS RISIKO LOGAM BERAT Cd, Cr, dan Cu PADA DAS GELIS (STUDI KASUS: SUNGAI GELIS, KABUPATEN KUDUS) ANALISIS RISIKO LOGAM BERAT Cd, Cr, dan Cu PADA DAS GELIS (STUDI KASUS: SUNGAI GELIS, KABUPATEN KUDUS) Debby Valentina *), Winardi Dwi Nugraha **), Anik Sarminingsih **) Departemen Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

: benzene, level of health risk, gas station

: benzene, level of health risk, gas station ANALISIS RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAPARAN BENZENE MELALUI INHALASI PADA PETUGAS STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) DI SEKITAR KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Dimas Triyadi, Nurjazuli, Hanan

Lebih terperinci

Bab IV Metodologi Penelitian

Bab IV Metodologi Penelitian Bab IV Metodologi Penelitian 4.1 Alur Penelitian Secara umum alur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1: PENDAHULUAN Survei Tempat Penelitian Proses Kerja Jumlah Pekerja Kondisi Ruang Kerja PENGUMPULAN

Lebih terperinci

TOKSIKOMETRIK. Studi yang mempelajari dosis dan respon yang dihasilkan. Efek toksik. lethal dosis 50

TOKSIKOMETRIK. Studi yang mempelajari dosis dan respon yang dihasilkan. Efek toksik. lethal dosis 50 TOKSIKOMETRIK TOKSIKOMETRIK Toksikologi erat hubungannya dengan penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek toksik sehubungan dengan terpaparnya mahluk hidup. Sifat spesifik dan efek suatu paparan

Lebih terperinci

ANALISIS RISISKO KESEHATAN PAJANAN BENZENA DI INDUSTRI PERCETAKAN X KOTA SEMARANG

ANALISIS RISISKO KESEHATAN PAJANAN BENZENA DI INDUSTRI PERCETAKAN X KOTA SEMARANG ANALISIS RISISKO KESEHATAN PAJANAN BENZENA DI INDUSTRI PERCETAKAN X KOTA SEMARANG Dayu Febriantika, Sulistiyani, Budiyono Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PAPARAN KADMIUM (Cd) PADA AIR DAN KERANG PUTIH (ANADONTA WOODIANA) DI SUNGAI PANGKAJENE TAHUN 2012

ANALISIS RISIKO PAPARAN KADMIUM (Cd) PADA AIR DAN KERANG PUTIH (ANADONTA WOODIANA) DI SUNGAI PANGKAJENE TAHUN 2012 ANALISIS RISIKO PAPARAN KADMIUM (Cd) PADA AIR DAN KERANG PUTIH (ANADONTA WOODIANA) DI SUNGAI PANGKAJENE TAHUN 2012 RISK ASSESSEMENT OF CADMIUM (CD) EXPOSURE ON WATER AND WHITE MUSSELS (ANADONTA WOODIANA)

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAPARAN KARBON MONOKSIDA PADA HARI KERJA DAN CAR FREE DAY

ANALISIS RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAPARAN KARBON MONOKSIDA PADA HARI KERJA DAN CAR FREE DAY UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAPARAN KARBON MONOKSIDA PADA HARI KERJA DAN CAR FREE DAY DI KAWASAN JALAN RAYA PUPUTAN NITI MANDALA RENON DENPASAR TAHUN 2016 FRANSISCA HELEN YUNIAR

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya.

Lebih terperinci

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

Tersedia online di:  Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015) ANALISIS RISIKO CEMARAN TSP (TOTAL SUSPENDED PARTICULATE) PADA TAHAP PEMBANGUNAN GEDUNG TERHADAP KESEHATAN PEKERJA (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PALTROW CITY SEMARANG, JAWA TENGAH) Putri Kharisma

Lebih terperinci

PENGANTAR TOKSIKOLOGI INDUSTRI Pengertian Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari pengaruh merugikan suatu zat/bahan kimia pada organisme hidup atau ilmu tentang racun. Bahan toksik atau racun adalah

Lebih terperinci

Penentuan Status Gizi

Penentuan Status Gizi Pengantar Penentuan Status Gizi Edited by: Suyatno,, Ir. MKes E-mail : suyatno@undip.ac.id Hp : 08122815730 Blog : suyatno.blog.undip.ac.id Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang

Lebih terperinci

Keywords: Carbon monoxide, Traders, Environmental Health Risk Analysis, Ambarawa. Literature: 9,

Keywords: Carbon monoxide, Traders, Environmental Health Risk Analysis, Ambarawa. Literature: 9, ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN (ARKL) AKIBAT PAPARAN KARBON MONOKSIDA (CO) MELALUI INHALASI PADA PEDAGANG DI SEPANJANG JALAN DEPAN PASAR PROJO AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG Rionaldo Elen Pamungkas,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Disusun Oleh. Hari Agus Pranata

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Disusun Oleh. Hari Agus Pranata PRAKIRAAN RISIKO KESEHATAN SEBAGAI DAMPAK FLOURIDE (F - ) PADA SUMBER AIR MINUM YANG DIKONSUMSI SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN SETU TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAPARAN NITROGEN DIOKSIDA (NO 2 ) PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PULOGADUNG JAKARTA TIMUR

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAPARAN NITROGEN DIOKSIDA (NO 2 ) PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PULOGADUNG JAKARTA TIMUR ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAPARAN NITROGEN DIOKSIDA (NO 2 ) PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PULOGADUNG JAKARTA TIMUR Annisa Amaliana, Yusniar Hanani Darundiati, Nikie Astorina Yunita Dewanti

Lebih terperinci

Penyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y)

Penyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y) Penyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y) Oleh: Komala Sari (Dibawah bimbingan Prof. Dr. Hamzar Suyani, M.S dan Dr. Tesri Maideliza, MS) RINGKASAN Limbah percetakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan industri saat ini menjadi sektor yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri

Lebih terperinci

Dampak Cadmium dalam Ikan terhadap Kesehatan Masyarakat

Dampak Cadmium dalam Ikan terhadap Kesehatan Masyarakat KESEHATAN LINGKUNGAN Dampak Cadmium dalam Ikan terhadap Kesehatan Masyarakat Agus Purnomo* Rachmadi Purwana** Abstrak Kandungan Chemicals Oxygen Demand (COD) dan logam Cadmium pada air laut di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Proses metabolisme dalam tubuh tidak akan dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Proses metabolisme dalam tubuh tidak akan dapat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan komponen lingkungan yang memiliki peranan sangat penting bagi kehidupan manusia. Proses metabolisme dalam tubuh tidak akan dapat berlangsung tanpa

Lebih terperinci

P E N E L I T I A N. Suci Kurniawati 1, Nurjazuli 2 *, Mursid Raharjo 3. ISSN (Print) : ISSN (Online) :

P E N E L I T I A N. Suci Kurniawati 1, Nurjazuli 2 *, Mursid Raharjo 3. ISSN (Print) : ISSN (Online) : ISSN (Print) : 24431141 ISSN (Online) : 25415301 P E N E L I T I A N Risiko Kesehatan Lingkungan Pencemaran Logam Berat Kromium Heksavalen (Cr VI) pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Aliran Sungai

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA Eko Budi Cahyono 1) Emma Yuliani 2) Very Dermawan 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2) Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products

Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products Dedi Fardiaz Department of Food Science and Technology, and SEAFAST Center INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dedi Fardiaz Nano Technology, Jakarta, 9 May 2014

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SKRIPSI ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN (ARKL) KUALITAS UDARA AMBIEN DAN KELUHAN KESEHATAN PEDAGANG KAKI LIMA DI SEKITAR KELURAHAN KEBONSARI SURABAYA (Berdasarkan Parameter Indeks Standar Pencemar

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Cross sectional (penelitian survey), Sifat data adalah kuantitatif dan kualitatif. Sifat data kuantitatif deskriptif

Lebih terperinci

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

Tersedia online di:  Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015) ANALISIS RISIKO TOTAL SUSPENDED PARTICULATE (TSP) PADA TAHAP PEMBANGUNAN JALAN TERHADAP KESEHATAN PEKERJA (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN JALAN KENDAL BATAS KOTA SEMARANG, JAWA TENGAH) 1 Rafini Rahmadini *),

Lebih terperinci

Thanq. Toksisitas TUJUAN PEMBELAJARAN ACUTE VS CHRONIC EXPOSURE:

Thanq. Toksisitas TUJUAN PEMBELAJARAN ACUTE VS CHRONIC EXPOSURE: ACUTE VS CHRONIC EXPOSURE: TUJUAN PEMBELAJARAN Acute exposure occurs when a dose is delivered as a single event. Chronic exposure is likely to be small quantities of a substance over a long period of time

Lebih terperinci

Analisis Risiko Pajanan PM2,5 di Udara Ambien Siang Hari terhadap Masyarakat di Kawasan Industri Semen

Analisis Risiko Pajanan PM2,5 di Udara Ambien Siang Hari terhadap Masyarakat di Kawasan Industri Semen Artikel Penelitian Analisis Risiko Pajanan PM2,5 di Udara Ambien Siang Hari terhadap Masyarakat di Kawasan Industri Semen Risk Analysis of PM2,5 Exposure in Ambien Air at Noon towards Community in Cement

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN (ARKL) AKIBAT TRANSPORTASI KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SURABAYA

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN (ARKL) AKIBAT TRANSPORTASI KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SURABAYA ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN (ARKL) AKIBAT TRANSPORTASI KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SURABAYA Isa Ma rufi Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

Keywords : PM 10, health risk, EHRA, Kaligawe, Semarang City Bibliography : 68,

Keywords : PM 10, health risk, EHRA, Kaligawe, Semarang City Bibliography : 68, ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN PARTICULATE MATTER (PM 10 ) PADA PEDAGANG KAKI LIMA AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI (Studi Kasus : Jalan Kaligawe Kota Semarang) Astri Wulandari, Yusniar Hanani

Lebih terperinci

3. Sebagai bahan kepustakaan dalam pengembangan keilmuan dalam bidang

3. Sebagai bahan kepustakaan dalam pengembangan keilmuan dalam bidang 3. Sebagai bahan kepustakaan dalam pengembangan keilmuan dalam bidang kesehatan lingkungan dan sebagai informasi awal dalam melakukan penelitian. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Udara 2.1.1. Definisi

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAN LAJU KONSUMSI AMAN PADA KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI SUNGAI DONAN CILACAP

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAN LAJU KONSUMSI AMAN PADA KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI SUNGAI DONAN CILACAP 157 ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAN LAJU KONSUMSI AMAN PADA KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI SUNGAI DONAN CILACAP ANALYSIS OF LEAD CONTENT (Pb) AND SAFE CONSUMPTION RATE OF MANGROVE CRAB (Scylla

Lebih terperinci

Keywords: Mercury, Analysis on Environmental Health Risk, PETI

Keywords: Mercury, Analysis on Environmental Health Risk, PETI ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN MERKURI PADA MASYARAKAT DI AREA PENAMBANGAN EMAS TANPA IJIN (PETI) DESA KAYELI KABUPATEN BURU PROVINSI MALUKU Bacrudin Lain* ), Yusniar Hanani D** ), Tri joko***

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi dan daya saing industri. Pembangunan industri juga untuk mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi dan daya saing industri. Pembangunan industri juga untuk mendorong BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan, khususnya pembangunan di bidang industri sangat erat hubungannya dengan pembangunan bidang transportasi. Pembangunan industri diarahkan pada penguatan

Lebih terperinci

PENILAIAN DAN MANAJEMEN RISIKO TIMBAL DI UDARA PADA ANAK SEKOLAH DASAR PESISIR KOTA MAKASSAR

PENILAIAN DAN MANAJEMEN RISIKO TIMBAL DI UDARA PADA ANAK SEKOLAH DASAR PESISIR KOTA MAKASSAR PENILAIAN DAN MANAJEMEN RISIKO TIMBAL DI UDARA PADA ANAK SEKOLAH DASAR PESISIR KOTA MAKASSAR Assessment and Risk Management of Lead in the Air for Coastal Primary School Student Makassar City Agus Bintara

Lebih terperinci

PRINSIP ANALISIS RISIKO

PRINSIP ANALISIS RISIKO PRINSIP ANALISIS RISIKO BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Roy A. Sparringa dan WIniati P. Rahayu Agenda presentasi Pengantar

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO MERKURI (Hg) DALAM IKAN KEMBUNG DAN KERANG DARAH PADA MASYARAKAT DI WILAYAH PESISIR KOTA MAKASSAR

ANALISIS RISIKO MERKURI (Hg) DALAM IKAN KEMBUNG DAN KERANG DARAH PADA MASYARAKAT DI WILAYAH PESISIR KOTA MAKASSAR ANALISIS RISIKO MERKURI (Hg) DALAM IKAN KEMBUNG DAN KERANG DARAH PADA MASYARAKAT DI WILAYAH PESISIR KOTA MAKASSAR Risk Analysis of Mercury (Hg) in Mackerel and Blood Cockle on Society Coastal Region Makassr

Lebih terperinci

Perkembangan pengujian toksisitas akut oral

Perkembangan pengujian toksisitas akut oral Perkembangan pengujian toksisitas akut oral Oleh : Katharina Oginawati 1) dan Toro Adriantoro 2) 1) Institut Teknologi Bandung 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Laboratorium Kualitas Lingkungan PP 101

Lebih terperinci

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbaha

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 287, 2016 KEMEN-LHK. Limbah. Bahan Berbahaya dan Beracun. Uji Karateristik. Tata Cara. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/Menlhk-Setjen/2015

Lebih terperinci

Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian

Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian Tekn. Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Risiko Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan kemungkinan terjadinya hasil yang

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PAJANAN DEBU (TOTAL SUSPENDED PARTICULATE) DI UNIT PACKER PT. X

ANALISIS RISIKO PAJANAN DEBU (TOTAL SUSPENDED PARTICULATE) DI UNIT PACKER PT. X ANALISIS RISIKO PAJANAN DEBU (TOTAL SUSPENDED PARTICULATE) DI UNIT PACKER PT. X Dust (Total Suspended Particulate) Exposure Risk Assessment in Unit Packer PT. X Siswati dan Khuliyah Candraning Diyanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah adalah tempat mengkarantinakan sampah atau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah sehingga tidak mengganggu lingkungan.

Lebih terperinci

Taufik Ashar. Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Jl.Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155

Taufik Ashar. Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Jl.Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155 HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN ANALISIS RISIKO PAJANAN MANGAN DALAM AIR MELALUI INTAKE ORAL TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT DI SEKITAR TPA RAWAKUCING KECAMATAN NEGLASARI KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN TAHUN

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan Bab V Hasil dan Pembahasan Studi lapangan mengenai analisis risiko kesehatan terhadap pajanan debu telah dilakukan mulai Januari sampai dengan Februari 2008 di PT. X. Penelitian ini dilakukan di PT. X,

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KANDUNGAN LOGAM KROMIUM HEKSAVALEN (CR 6+ ) DAN ARSEN (AS) DALAM AIR MINUM

ANALISIS RISIKO KANDUNGAN LOGAM KROMIUM HEKSAVALEN (CR 6+ ) DAN ARSEN (AS) DALAM AIR MINUM 1 ANALISIS RISIKO KANDUNGAN LOGAM KROMIUM HEKSAVALEN (CR 6+ ) DAN ARSEN (AS) DALAM AIR MINUM Ahmad Mursidi Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, Jl. Bhayangkara No. 3 Pandeglang E-mail: Diepermasandi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO TIMBAL (Pb) DALAM BIOTA LAUT PADA MASYARAKAT PESISIR KOTA MAKASSAR

ANALISIS RISIKO TIMBAL (Pb) DALAM BIOTA LAUT PADA MASYARAKAT PESISIR KOTA MAKASSAR ANALISIS RISIKO TIMBAL (Pb) DALAM BIOTA LAUT PADA MASYARAKAT PESISIR KOTA MAKASSAR Risk Analysis of Lead (Pb) in Marine Biota on Society Coastal of Makassar City Marmi Wati Nurlete, Anwar Daud, Anwar Bagian

Lebih terperinci

RISIKO MENDERITA KANKER DAN NON KANKER PADA PEKERJA TERPAPAR BENZENA DI HOME INDUSTRY SEPATU KELURAHAN TAMBAK OSO WILANGUN SURABAYA

RISIKO MENDERITA KANKER DAN NON KANKER PADA PEKERJA TERPAPAR BENZENA DI HOME INDUSTRY SEPATU KELURAHAN TAMBAK OSO WILANGUN SURABAYA RISIKO MENDERITA KANKER DAN NON KANKER PADA PEKERJA TERPAPAR BENZENA DI HOME INDUSTRY SEPATU KELURAHAN TAMBAK OSO WILANGUN SURABAYA Heru Fahrudhi PT.Roda Konstruksi Utama Jl. Raya Legok 3 RT 003/02, Legok,

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN 2016 Selomita Lamato*, Odi Pinontoan*, Woodford Baren Solaiman Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KONSENTRASI DEBU (TSP) DAN TIMBAL (Pb) DI PINGGIR JALAN TERHADAP KESEHATAN MANUSIA STUDI KASUS KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS RESIKO KONSENTRASI DEBU (TSP) DAN TIMBAL (Pb) DI PINGGIR JALAN TERHADAP KESEHATAN MANUSIA STUDI KASUS KOTA YOGYAKARTA ANALISIS RESIKO KONSENTRASI DEBU (TSP) DAN TIMBAL (Pb) DI PINGGIR JALAN TERHADAP KESEHATAN MANUSIA STUDI KASUS KOTA YOGYAKARTA Haryono Setyo Huboyo, Syafrudin *) Abstract Motor vehicle emission generate

Lebih terperinci

Sandy N sakati*, Odi. R. Pinontoan**, J. M. L Umboh**

Sandy N sakati*, Odi. R. Pinontoan**, J. M. L Umboh** ANALISIS RISIKO KESEHATA PARTIKEL DEBU TOTAL TERHADAP RISIKO PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI KOTA SALAKAN KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Sandy N sakati*, Odi. R. Pinontoan**, J. M. L Umboh**

Lebih terperinci

Bab IV Metodologi Penelitian

Bab IV Metodologi Penelitian Bab IV Metodologi Penelitian Alur penelitian yang dilakukan terdiri atas survei lapangan, pengumpulan data primer dan sekunder, analisis partikulat, serta analisis paparan unsur-unsur kimia. Metodologi

Lebih terperinci

MANAJEMEN (RISK MANAGEMENT)

MANAJEMEN (RISK MANAGEMENT) MANAJEMEN RESIKO (RISK MANAGEMENT) D E F I N I S I Resiko: Ukuran probability dan konsekwensi tidak tercapainya tujuan proyek yang telah ditentukan: could be anything Tidak mudah untuk diketahui mengingat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam periode waktu yang pendek tanpa air. Syarat kuantitas dan kualitas merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam periode waktu yang pendek tanpa air. Syarat kuantitas dan kualitas merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan molekul yang sangat esensial bagi kehidupan semua makhluk hidup, termasuk manusia. Hampir semua organisme hidup hanya dapat bertahan dalam periode waktu

Lebih terperinci

Minggu II BIOINDIKATOR

Minggu II BIOINDIKATOR Minggu II BIOINDIKATOR Setelah mengikuti tatap muka ini, mahasiswa dapat menjelaskan 1. Batasan, tipe, dan karakteristik bioindikator dan biomarker 2. Efek pencemar pada organisme 3. Kriteria dan potensi

Lebih terperinci

Mengidentifikasi tingkat akurasi dan satuan ukuran sumber daya yang akan diestimasi / diperkirakan

Mengidentifikasi tingkat akurasi dan satuan ukuran sumber daya yang akan diestimasi / diperkirakan Tidak jarang ditemui proyek teknologi informasi yang gagal dalam menyatukan rencana mengenai ruang lingkup, waktu dan biaya. Para manajer menyebutkan bahwa menyelesaikan proyek tepat waktu merupakan tantangan

Lebih terperinci

Perbandingan Tigkat Risiko Pajanan PM 10 pada Jalan Raya Bervegetasi dan Tidak Bervegetasi terhadap Kesehatan Penduduk

Perbandingan Tigkat Risiko Pajanan PM 10 pada Jalan Raya Bervegetasi dan Tidak Bervegetasi terhadap Kesehatan Penduduk 1 Perbandingan Tigkat Risiko Pajanan PM 10 pada Jalan Raya Bervegetasi dan Tidak Bervegetasi terhadap Kesehatan Penduduk Zani Suhananto Departemen Kesehatan lingkungan FKM-UI zani.suhananto@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Analisis Risiko Karsinogenik Benzo(a)pyrene Udara Ambien Terhadap Sopir Bus. di Terminal Depok Tahun Depok Indonesia, Abstrak

Analisis Risiko Karsinogenik Benzo(a)pyrene Udara Ambien Terhadap Sopir Bus. di Terminal Depok Tahun Depok Indonesia, Abstrak 1 Analisis Karsinogenik Benzo(a)pyrene Udara Ambien Terhadap Sopir Bus di Terminal Depok Tahun 2014 Dina Watanabe 1*), Bambang Wispriyono 2 1 Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,,

Lebih terperinci

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan K3 KONSTRUKSI BANGUNAN Latar Belakang Permasalahan -Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan -Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang

Lebih terperinci

Conceptual Site Model Dasar pengukuran

Conceptual Site Model Dasar pengukuran Paparan PENGUKURAN PAPARAN Kontak antara organisme dengan agent kimia, fisika atau agent hidup Pengalaman yang didapat organisme akibat terkena/kontak dengan suatu agent potensial yang berasal dari lingkungan

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 1994 Tentang : Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang :

Lebih terperinci

Sesi 2A : Aturan dan Hukum Menuntun ke Pengembangan Program Pemantauan Kualitas Udara

Sesi 2A : Aturan dan Hukum Menuntun ke Pengembangan Program Pemantauan Kualitas Udara Sesi 2A : Aturan dan Hukum Menuntun ke Pengembangan Program Pemantauan Kualitas Udara Tujuan: 1. Mengulas faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan untuk pemantauan dan pengendalian udara 2. Aturan dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hidup di bumi ini, terutama fungsinya yang sangat vital adalah untuk diminum. Air di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hidup di bumi ini, terutama fungsinya yang sangat vital adalah untuk diminum. Air di BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air 2.1.1. Pengertian Air Air merupakan molekul kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini, terutama fungsinya yang sangat vital adalah untuk diminum.

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR TOKSIKOLOGI INDUSTRI

BAB 1 PENGANTAR TOKSIKOLOGI INDUSTRI Pengantar Toksikologi 1 BAB 1 PENGANTAR TOKSIKOLOGI INDUSTRI Kompetensi Dasar: 1. Menjelaskan definisi toksikologi industri dan istilah-istilah yang berkaitan dengan toksikologi 2. Menjelaskan tujuan toksikologi

Lebih terperinci

TANGGAP DARURAT BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) Direktorat Pengelolaan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

TANGGAP DARURAT BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) Direktorat Pengelolaan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan TANGGAP DARURAT BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) Direktorat Pengelolaan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2017 1 Lepasnya 40 metrik ton methyl isocyanate ke udara dari pabrik Union Carbide

Lebih terperinci